cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
SPESIFIKASI TEKNIS
I.
SYARAT-SYARAT UMUM Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang
uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan, pemasangan, dan
pengetesan seluruh peralatan (material) dan instalasi yang
ditunjukkan pada gambar perencanaan untuk pelaksanaan pekerjaan
pada Proyek DED SPAM IKK KECAMATAN LONG APARI Spesifikasi teknis
ini meliputi uraian untuk pelaksanaan antara lain : A. PEKERJAAN
PENDAHULUAN Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank Papan Nama Proyek
Pembuatan Gudang Semen & Alat-Alat (Sekaligus Sbg Direksi Keet)
Penyediaan Air Kerja dan Listrik Dokumentasi dan Administrasi
Proyek Mobilisasi Barang, Alat dan Unit dan Bahan B. PEKERJAAN
PRASEDIMENTASI Pekerjaan tanah Pekerjaan struktur bangunan
prasedimentasi Pekerjaan perpipaan Pekerjaan lai - lain C.
PEKERJAAN BANGUNAN RESERVOAR Pekerjaan tanah Pekerjaan struktur
bangunan prasedimentasi Pekerjaan perpipaan Pekerjaan lai - lain D.
PEKERJAAN BANGUNAN KANTOR / POS JAGA Pekerjaan tanah Pekerjaan
struktur bangunan E. PEKERJAAN POWER HOUSE Pekerjaan tanah
Pekerjaan struktur bangunan F. PEKERJAAN INSTALASI PIPA Pengadaan
dan pemasangan pipa Pengadaan dan pemasangan assesories pipa
Pengetesan dan flushing G. PEKERJAAN PENGADAAN POMPA DAN GENSET
Pengadaan dan pemasangan pompa air Pengadaan dan pemasangan genset
dan instalasi Pengadaan dan pemasangan dossing pump H. PEKERJAAN
INTAKE Spesifikasi Teknis, Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity
ini merupakan dokumen penawaran yang tidak dapat dipisah-pisahkan
atau satu kesatuan, dan apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau
bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi teknis atau bill of quantity saja,
maka Pemborong harus tetap melaksanakannya sesuai Dengan standard
dan peraturanyang berlaku. I.A Gambar Gambar Gambar-gambar
perencanan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories
dan fixture secara terperinci. Semua bagian tersebut walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara detail harus disediakan dan
dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik,
benar dan sesuai standar yang berlaku. Gambar-gambar instalasi
menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi yang
pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
lapangan. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai
sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari
proyek. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan
gambar-gambar kerja dan detail (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) set
yang harus diajukan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
pemborong dan telah disetujui
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Direksi Pengawas Lapangan dianggap bahwa Pemborong telah
memahami situasi serta telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya. Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan 3
(tiga) set lengkap gambar blue print sebagai gambar - gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan
kepada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner) setelah
selesai pekerjaan. Dalam hal ada keraguan yang ditimbulkan karena
kemungkinan kesalahan penggambaran atau ketidak sesuaian lainnya,
pemborong harus segera mengajukan pertanyaan tertulis kepada
Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas, dan Perencana untuk
mendapatkan penjelasan masalah tersebut dalam pelaksanaan baik
berupa jenis barang, pemasangan maupun pengujian atau pengetesan.
I.B Koordinasi Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan
pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Pemborong bidang atau
disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Koordinasi
yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu
tidak menghalangi atau menghambat pekerjaan lainnya. Perlindungan
Pemilik Atas penggunaan bahan dan material, sistem dan lain - lain
oleh Pemborong, Pemberi Tugas (Pemilik) dijamin dan dibebaskan dari
segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya. Hal ini Harus
menjadi Perhatian dan tanggung jawab Pemborong. Pengetesan dan
Persetujuan Pemborong harus melakukan semua pengetesan yang
dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap
sistem, disaksikan oleh Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong. Semua peralatan -
peralatan yang sudah dikirim dan dipasang, harus memenuhi standar
dan ketentuan pengetesan dengan benar, selanjutnya pemborong harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan -
peralatan yang terpasang, disaksikan oleh team Pemberi Tugas,
Direksi Pengawas Lapangan dan Perencana. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini
seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh
Pemborong. Dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi
fungsinya sesuai dengan standar yang berlaku dan ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat
diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk disetujui. Masa
Garansi dan Serah Terima Pekerjaan Peralatan utama harus
digaransikan selama 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun terhitung dari
penyerahan kedua. Selama masa garansi, Pemborong diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada peralatan utama yang
dipasangnya tanpa ada biaya tambahan. Selama masa garansi tersebut,
Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan tenaga
ahli yang dapat dihubungi setiap saat. Penyerahan pekerjaan pertama
baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti dari hasil
pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan benar dan baik yang
ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan
tersebut, Direksi Pengawas Lapangan dan melampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong tidak melaksanakan atau
tidak memenuhi teguran - teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi, maka Direksi Pengawas Lapangan
berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan atau kekurangan tersebut
pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan
pekerjaan instalasi tersebut. Sebelum penyerahan kedua (final
acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam pendidikan dan
latihan selama periode tersebut kepada Tenaga calon-calon operator
untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (Owner).
Training tentang pengoperasian dan perawatan tersebut harus lengkap
dengan 3 (tiga) set operating maintenance and repair manual books,
sehingga para petugas atau operator dapat mengoperasikan dan
melaksanakan pemeliharaan. Penanggung Jawab Pelaksana
I.C
I.D
I.E
I.F
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus
menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman serta harus selalu berada di lapangan / site, yang
bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis, bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi - instruksi dari Direksi Pengawas Lapangan.
Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama
jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada
saat yang dikehendaki oleh Direksi Pengawas Lapangan di dalam
pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborng
melalui penanggung jawab Pemborong. I.G Perubahan, Penambahan dan
Pengurangan Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari
gambar - gambar rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas
Lapangan. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus
menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Direksi Pengawas
Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Pengajuan
perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Pemborong kepada Direksi Pengawas Lapangan secara
tertulis. Perubahan - perubahan material dan gambar rencana yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara
tertulis oleh Direksi Pengawas Lapangan. I.H Pembobokan, Pengelasan
dan Pengeboran Pemborong tembok, lantai, dinding dan sebagainya
yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk pekerjaan
Pemborong instalasi ini. Pembobokan, pembongkaran, pengeboran dan
sebagainya hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis
dari Direksi Pengawas Lapangan. Masa Pemeliharaan Selama masa
pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan berjangka
dan pemeriksaan routine. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan
routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu
sekali. Penjagaan Dan Kebakaran Pemborong wajib mengadakan
penjagaan dengan baik serta terus menerus selama berlangsungnya
pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan). Kehilangan yang
diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong. Pemborong wajib
menyediakan peralatan pemadam kebakaran (pemadam api ringan) yang
diletakkan dalam kantor lapangan dan gudang. Kebersihan dan
Ketertiban Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor,
gudang, los kerja dan tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan,
harus selalu dalam keadaan bersih. Penimbunan / penyimpanan barang,
bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun diluar (halaman),
harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain. Peraturan -
peraturan yang lain tentang ketertiban akan di keluarkan oleh
Direksi Pengawas Lapangan pada waktu pelaksanaan. Kecelakaan dan
Peti PPPK Terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini, maka Pemborong diwajibkan segera mengambil segala
tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan / berwenang (dalam hal ini polisi dan Departemen
Tenaga Kerja) dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna
keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan harus selalu ada di
tempat pekerjaan.
I.I
I.J
I.K
I.L
I.M Bagan Penyelenggara dari Pemborong Pimpinan harian pada
pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara dengan kwualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam - jam
kerja dan setiap saat yang diperlukan Pemberi Tugas dan Direksi
Pengawas Lapangan. Site Manager mewakili Pemborong ditempat pekerja
dapat bertindak penuh kepada Direksi Pengawas Lapangan. Petunjuk
dan perintah Direksi Pengawas Lapangan didalam pelaksanaan,
disampaikan langsung kepada Site Manager wakil Pemborong, sebagai
penanggung jawab di lapangan. Pemborong diwajibkan untuk
menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh) dan
pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar,
melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan,
harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah
pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan
sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda. I.N Pengawasan
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Direksi Pengawas Lapangan dan Staff-nya. Pada setiap
saat Direksi Pengawas Lapangan atau petugas petugas / staff harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan,
bahan dan peralatan serta Pemborong harus mengadakan fasilitas -
fasilitas yang diperlukan. Bagian - bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan Direksi Pengawas
Lapangan dan staf-nya adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Di
tempat pekerjaan, Direksi Pengawas Lapangan menempatkan petugas -
petugas pengawasan yang bertugas setiap saat untuk mengawasi
pekerjaan.
II.
LINGKUP PEKERJAAN Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang
uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan, pemasangan dan
pengujian seluruh lingkup pekerjaan: II.A BAHAN 1. BETON Semua
ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan
jugapelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan
dalam SK-SNI T-15-1991 03, terkecuali bila dinyatakan atau
diinstruksikan lain oleh Engineer.Bila terdapat hal hal yang tidak
tercakup dalam Peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuan berikut ini
dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan memintakan
ijin dari Engineer. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai
berikut : ASTM C 150 Portland Cement ASTM C 33 Concrete Agregates
ASTM C 494 Chemical Admixtures for Concrete ASTM C 615 Deformad and
Plain Reinforcing Bars for Concrete Reinforcement ASTM C 185 Welded
Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement 2. SEMEN Kecuali
ditentukan lain oleh Engineer, semen yang digunakan adalah semen
Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus mengikuti
ketentuan SK-SNI T-15- 1991- 03. Semen yang digunakan harus
merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan
Engineer terlebih dahulu. Kontraktor harus menunjukkan sertifikat
dari produsen untuk setiap pengiriman semen, yang menunjukkan bahwa
produk tadi telah memenuhi sesuatu test standart yang lazim
digunakan untuk material itu. Engineer berhak untuk memeriksa semen
yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan
dan dapat menyatakan untuk menerima atau tidak semensemen tersebut.
Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada
tempattempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak,
terutama sekali lantai tempat penyimpangan tadi harus kuat dan
berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah. Semen dalam
kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga dapat dibedakan dengan pemerimaan-penerimaan sebelumnya.
Pengeluaran semen harus diatur secara
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
3.
4.
5.
6.
kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-kantung semen yang
kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan. Kontraktor harus
mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi gudanggudang
semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari pemerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatan harus
disediakan untuk Engineer bila dikehendaki, yaitu jumlah semen yang
digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja. AIR UNTUK ADUKAN Air
yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pemasangan dan
grouting, bahan pencuci agregat, dan untuk curing beton, harus air
tawar yang bersih dari bahanbahan yang berbahaya bagi penggunaannya
seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam, silt (
lanau), Kadar Silt ( lanau ) yang terkandung dalam air tidak boleh
lebih dari 2 % dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfut maximum
yang diperkenankan adalah 0.5 % atau 5 gr / lt, sedangkan kadar
chloor maximum 1,5 % atau 15 gr / lt. Kontraktor tidak
diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur,
tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya
material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada
jarak vertical 0.5 meter dari permukaan atas air kesisi tempat
pengambilan tadi. Apabila diadakan perbandingan test beton antara
yang diaduk dengan aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk
menggunakan air dari suatu sumber,dan hasilnya menunjukkan indikasi
ketidakpastian dalam mutu beton walaupaun telah digunakan semen
yang sama telah disetujui, maka air dari sumber tadi tidak dapat
dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga harga
yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat
dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu pengerasannya.
Dalam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan mencari sumber lain
yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui Engineer. BESI
BETON Pemasangan besi tulangan beton harus mengikuti ketentuan
ketentuan dalam SK-SNI T- 151991-03.Besi beton harus dipasang
sebagaimana pada gambar rencana atau seperti yang diinstruksikan
Engineer.Terkecil sebagaimana yang dinyatakan pada gambar atau
diinstruksikan Engineer, pengukuran pada pemasangan besi tulangan
harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan. Besi tulangan yang
terpasang harus sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi, dan
banyaknya, dan akan diperiksa setelah kondisi terpasang. Pembuatan
tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
SK-SNI- T151991-03 Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan
gambar konstruksi. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk
menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
harus bebas dari papan acuan dengan memasang beton decking sesuai
dengan ketentuan dalam SK-SNI-T15-1991-03. Besi beton yang tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.
BAHAN PENCAMPUR (ADMIXTURES) Penggunaan bahan admixture harus
dengan harus dengan ijin tertulis dari Engineer, dan admixtures ini
harus merupakan bagian yang interal dari adukan beton yang dibuat.
AGREGAT KASAR (BATU PECAH/CHIPPING) Agregat kasar untuk beton dapat
berupa koral dari alam, batu pecah, atau campuran dari keduanya.
Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan
stabil. Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak
porous, dan tidak terselaput material lain. Dalam penggunaannya
koral harus dicuci terlebih dahulu dan diayak agar didapat gradasi
sesuai yang dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan butir antara 6
sampai 7.5 atau bila diselidiki dengan saringan standart harus
sesuai dengan SK - SNI T-151991-03 dan material yang halus yaitu
yang lebih yang dari 5 mm harus disingkirkan. Koral yang sudah
tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan dari Engineer baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi
material untuk adukan, baik dengan menimbang ataupun volume, agar
dapat dicapai mutu beton yang direncanakan, memberikan kepadatan
maximum, baik workability-nya, dan memberikan kondisi watercement
ratio yang minimum. 7. AGREGAT HALUS Didalam spesifikasi ini
dipakai bermacam macam jenis untuk pekerjaan bangunan yang
ditetapkan sebagai berikut : Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan
dari mesin pemecah batu. Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh
kontraktor dari sungai atau pasir alam yang didapat dari
persetujuan Engineer. Pasir paduan : Paduan pasir buatan dan pasir
alam dengan perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi (
susunan butiran ) yang dikehendaki. Semua pasir alam yang
dibutuhkan untuk pekerjaan penbangunan harus disediakan oleh
Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain sumber
alam yang disetujui. Jika pasir alam di dapat dari sumbersumber
yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai Kontraktor, Kontraktor
hurus mengadakan persetujuan yang perlu dengan pemiliknya dan harus
membayar semua sewa atau lainlain biaya yang bersangkutan dengan
hal tersebut. Persetujuan untuk sumbersumber pasir alam tidak
dimaksudkan sebagai persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang
diambil dari alam tersebut, dan Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk kualitas satu demi satu dari bahan jenis yang dipakai dalam
pekerjaan. Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus merupakan
pasir alam, pasir hasil pemecahan batu dapat pula digunakan untuk
mencampur agar didapat gradasi pasir yang baik. Pasir yang dipakai
harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, dan harus terdiri
dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material
lain. Pasir yang ditolak oleh Engineer, harus segera disingkirkan
dari lapangan kerja. Dalam membuat adukan baik untuk beton,
plesteran ataupun grouting, pasir tidak dapat digunakan sebelum
mendapat persetujuan Engineer mengenai mutu dan jumlahnya. Pasir
harus bersih dan bebas dari gumpalangumpalan tanah liat, alkali,
bahanbahan organic dan kotorankotoran lainnya yang merusak. Berat
subtansi yang merusak tidak boleh lebih dari 5 %. Pasir beton harus
mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada
SK- SNI T 15 199 03. 8. BEKISTING ( ACUAN BETON ) Kontraktor harus
menyerahkan kepada Engineer semua perhitungan dan gambar rencana
bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana dimanta Engineer,
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai.Dalam hal bekisting ini,
walaupun Engineer telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bikisting dari kontraktor, segera sesuatunya yang diakibatkan oleh
bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Material untuk bekisting dapat dibuat dari tripleks 9 mm, kayu,
besi, atau material lain yang disetujui oleh Engineer. Semua type
material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi kebutuhan untuk
bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan, sehingga didapat hasil beton
yang halus, rata, dan sesuai dimensi yang direncanakan. Bekisting
yang digunakan untuk beton exposed, harus benar benar mempunyai
permukaan yang halus. Jika digunakan bekisting multipleks,
sambungan antara tepi tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil
hingga didapat permukaan dalam bekisting yang benar benar rata
sesuai yang direncanakan. II.B PELAKSANAAN A. PEKERJAAN
PENDAHULUAN
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan peralatan
dan alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan yang dilaksanakan
dalam hal ini meliputi : 1. Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank 2.
Papan Nama Kegiatan 3. Pembuatan Gudang Semen & Alat-Alat
(Sekaligus Sbg Direksi Keet) 4. Penyediaan Air Kerja dan Listrik 5.
Dokumentasi dan Administrasi Proyek 6. Mobilisasi Barang, Alat dan
Unit dan Bahan A.1. PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Pengukuran Dan
Pemasangan Bowplank Rekanan wajib melakukan pengukuran ulang yang
didampingi olek konsultan pengawas dan memberikan hasil laporan
tersebut kepada pihak pemilik proyek (owners). Pemasangan Bowplank
harus segera dilaksanakan paling lambat 3 hari setelah
peninjauanlokasi kegiatan. Bahan dari bowplank yakni balok kayu
Meranti (5/7 cm) dan Papan meranti (2/20) atau sejenisnya yang
pemasangannya harus sepengetahuan dari pemilik proyek dan direksi
pengawas. 2. Papan Nama Kegiatan Papan Nama Kegiatan harus dipasang
di awal kegiatan fisik dan harus sudah terpasang sebelum kegiatan
dimulai. 3. Pembuatan Gudang Semen & Alat-Alat (Sekaligus Sbg
Direksi Keet) Pemborong diperbolehkan membuat ruang kantor, gudang
dan los kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan
pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan barang / bahan
serta peralatan kerja dan sebagai area / tempat kerja (peralatan
pekerjaan kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung,
dapat dilaksanakan bila terlebih dahulu mendapatkan izin dari
Pemberi Tugas dan Direksi Pengawas Lapangan Kontraktor harus
menyiapkan sarana dan prasarana yang akan dipergunakan untuk
menunjang kelancaran dari kegiatan tersebut. Direksi Keet dibuat
sesuai dengan ukuran yang disyaratkan oleh direksi teknik dengan
menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan petunjuk dari direksi
pengawas. 4. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Persyaratan air kerja
yang digunakan adalah air tawar yang tidak bercampur dengan cairan
minyak. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat - tempat
pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan
yang cukup. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun
untuk sumber tenaga / daya kerja harus disediakan oleh Pemborong 5.
Dokumentasi Dan Administrasi Pemborong wajib membuat "Laporan
Harian, Mingguan Dan Bulanan" yang memberikan gambaran dari
kegiatan - kegiatan yang dilakukan di lapangan secar jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi : Kegiatan Fisik.
Catatan dan perintah Direksi Pengawas Lapangan yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis. Hal-hal yang menyangkut masalah
: Material (masuk atau ditolak) Jumlah tenaga kerja Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah / kurang. Berdasarkan laporan harian, dibuat
laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan
catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu sehingga menjadi
laporan
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
selama 1 (satu) bulan dan rencana pekerjaan minggu depan dan
satu bulan ke depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager
Proyek dan diserahkan pada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi
Tugas untuk diketahui / disetujui. Pemborong harus menyerahkan
Laporan Pengetesan kepada Direksi dalam rangkap 5 (lima) mengenai
hal-hal sebagi berikut : Hasil pengetesan tahanan isolasi kabel dan
pemberian tegangan. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain. Semua pengetesan dan
atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi Pengawas
Lapangan pekerjaan ini. B. PEKERJAAN PRA SEDIMENTASI B.1 LINGKUP
PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan
peralatan dan alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Semua bahan dan
konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus memenuhi
standard yang umum dipakai di Indonesia SKSNI 1991 atau
PBI-NI-2-1971. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
1. PEKERJAAN TANAH a. Pek. Membersihkan Lapangan & Perataan
Seluruh areal yang akan dijadikan tempat kerja harus dibersihkan
dari pohon, tanggul kayu, semak, bekasbekas bangunan, dan
bendabenda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan b. Pek.
Galian Pondasi Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Sebelum
pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian
harus disetujui oleh Pihak Pengawas. Kontraktor akan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah mendapat persetujuan dari
Pihak Pengawas, termasuk perlindungan permukaan galian itu secara
efektif dari kerusakan oleh sebab apapun. c. Pek. Urugan Kembali
Tanah Bekas Galian Pondasi Seluruh pengurugan dan pemadatan harus
dibawah pengawasan Engineer, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Engineer juga akan
mempersiapkan macammacam test yang dipergunakan sesuai standart
ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau laboratorium Mekanika
Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pengurugan tanpa seijin dari Engineer. Kecuali ditentukan lain oleh
Engineer, urugan kembali dari galian pondasi baru dapat dimulai
paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting beton pondasi
selesai dilakukan. Material untuk urugan kembali bekas galian
pondasi harus bermutu baik untuk bahan urugan, yang didapat dari
bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat lain yang
kesemuanya harus mandapat persetujuan terlebih dahulu dari
Engineer. Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang
dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum 30 cm. Pemadatan
harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis yang disetujui
Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90 % standart
proctor. Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana
urugan sesuai dengan gambar rencana. d. Pek. Pemadatan Tanah Untuk
mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka
perlu disediakan alat alat percobaan : Speedy moisture test Cone
penetromeret
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Pengambilan sample pada setiap jarak 10 ( sepuluh ) meter dengan
jumlah minimal 2 ( dua ) buah. 2. PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN
PRASEDIMENTASI a. Pek. Urugan pasir Urugan Pasir Bawah Pondasi Poer
dengan ketebalan 10 cm dengan lebar 100 cm Urugan Pasir Bawah
Bangunan Lantai Pra sedimentasi 10 cm b. Pek. Rabat beton Semua
pekerjaan Rabat beton di unit bangunan pra sedimentasi dibuat
dengan Beton Mutu fc= 7,4 MPa (K 100), Slump (3-6) cm, w/c = 0,87
Rabat beton di bawah Pondasi Poer mempunyai ketebalan 5 cm Rabat
beton di bawah lantai bangunan mempunyai ketebalan 5 cm c. Pek.
Besi c.1. Syarat Umum Pembersihan Sebelum besi dipasang, besi beton
harus dalam keadaan bersih, beban dari karat, kotoran lemak,atau
material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi beton tadi
dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan
besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai proses
pengecoran beton. Pembengkokan Besi beton harus dibentuk dengan
teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai gambar rencana
atau bending schedules yang disiapkan oleh Kontraktor dan disetujui
Engineer. Semua proses pembengkokan harus dilakukan dengan cara
lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung ujung pembesian harus
mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat dibenarkan apabila
telah mendapat ijin dari Engineer. Pelurusan Besi tulangan tidak
boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan kerusakan pada
besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau
dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.
Pemasangan Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai
dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan menggunakan kawat
pengikat dan didudukan pada support dari beton atau besi ataupun
dengan hanger agar posisinya tidak berubah selama proses pemasangan
dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi tadi tidak boleh
menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang dicor adalah beton
exposed. Bila besi tulangan didudukan pada blok kecil, blok tadi
harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan
bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik.
Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak
berubah bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau memanjat
pembesian tadi.Ujung ujung dari kawat pengikat harus ditekuk kearah
dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama proses
pengecoran beton, Kontraktor harus menyediakan pembesian dari
kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena hal hal yang
mungkin timbul; dan hal hal tadi harus cepat diperbaiki sebelum
pengecoran mencapai daerah tersebut.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Pemasangan besi beton harus mengingat syarat jarak bersih antar
tulangan, atau antar tulangan dan angkur, atau antara benda benda
metal tertanam sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI T 15- 1991
03. Selimut Beton Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut
beton ( concrete cover ) sebagaimana gambar rencana atau
sebagaimana ditentukan Engineer.Dalam segala hal tebal selimut
beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm. Sambungan Lewatan
(Spilicing) Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana
instruksi Engineer, atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI
T-15-1991-03. Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sanbungan
lewatan pada posisi lain dari posisi pada gambar rencana, posisi
tersebut harus ditentukan oleh Engineer. Sambungan ini tidak
diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang maximum, dan
penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar
dilaksanakan dengan bergeser posisinya ( staggered ). Bilamana
dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang
tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan
dalam SK-SNI T 15-1991-03 terkecuali ditentukan lain. Garansi
Pelaksanaan Penyimpangan dari ketentuan dalam spesifikasi ini tidak
diperkenankan, sedang segala akibat dari penyimpangan yang timbul
akibatnya akan menjadi tanggung jawab dari kontraktor termasuk
biaya -baiya perbaikan yang diperlukan atas keputusan Konsultan.
c.2. Pelaksanaan Pekerjaan Besi Kolom Tulangan Utama memakai besi
beton SNI 14 mm Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 10 mm
dengan jarak 15 cm Besi Dinding Bangunan Tulangan Transfersal :
besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing tulangan 150 mm
Tulangan Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing
masing tulangan 150 mm Besi Lantai Bangunan Tulangan Transfersal :
besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing tulangan 150 mm
Tulangan Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing
masing tulangan 150 mm Besi Balok Bangunan Tulangan Utama memakai
besi beton SNI 14 mm Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI
10 mm dengan jarak 15 cm Besi Sloof Bangunan Tulangan Utama memakai
besi beton SNI 14 mm Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI
10 mm dengan jarak 15 cm Besi Pondasi Poer Tulangan Transfersal :
besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing tulangan 150 mm
(atas dan bawah)
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
d.
Tulangan Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing
masing tulangan 150 mm (atas dan bawah) Besi Siku Untuk Dinding Dan
Lantai Tulangan Longitudinal memakai besi beton SNI 12 mm dengan
jarak 15 cm Tulangan Sisi miring memakai besi beton SNI 12 mm
dengan jarak 15 cm Pek. Bakesting Bekisting harus benar benar
menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton tidak hilang
atau berkurang. Kontraktor bekisting harus cukup kaku, dengan
pengaku pengaku ( bracing ) dan pengikat ( ties ) untuk mencegah
terjadinya pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan
gaya gaya yang mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubungan
hubungan antara bagian bekisting harus menggunakan alat alat yang
memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan
bagian bekisting harus dilakukan yang baik. Pengikatan bagian
bekisting harus dilakukan horizontal dan vertical. Semua bekisting
harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau
merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus mengunakan batang
besi dan murnya. Semua material yang selesai digunakan sebagai
bekisting harus dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan
kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan
kondisinya sudah tidak dapat diterima Engineer, Harus segera
disingkirkan untuk tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana
mungkin diperbaiki agar kembali sempurna kondisinya. Semua
pekerjaan sudut sudut beton, bilamana tidak dinyatakan lain dalam
gambar harus ditakik 25 mm. PembasahanDan Meminyaki Bidang
Bekisting Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles
dengan non staining mineral oil dengan sepengetahuan Engineer.
Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati hati agar cairan tadi
tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian. Bekisting
kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus
dibasahi hingga benar benar basah sebelum pengecoran beton.
Pembongkaran Bekisting Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh
Engineer, semua bekisting harus disingkirkan dari permukaan beton.
Untuk memungkinkan tidak terganggunya kemajuan pekerjaan dan dapat
dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila perlu bekisting
harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai kekerasan
dan kekuatan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas dari bidang
beton yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai
kekekuatan untuk mencegah berubahnya bentuk permukaan beton.
Bilamana diperlukan perbaikan pada bidang atas beton yang miring,
maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan
langkah langkah perjagaan pada proses pengerasan beton ( curing ).
Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton
mencapai umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan
sebelum beton mengeras untuk menahan gaya gaya yang akan
ditahannya. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati hati
untuk mencegah timbulnya kerusakan pada beton. Bilamana timbul
kerusakan pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
e.
pada saat pembongkaraan bekisting, maka langkah perbaikannya
harus sesegera mungkin dilakukan. Daftar ketentuan diperkenankannya
dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai pengecoran o
Sisi-sisi balok , dinding &kolom yang tidak di beban 2 hari o
Plat beton (Penyangga tidak dibuka ) 3 hari o Tiang- Tiang
penyangga plat bila tidak mendapat beban 14 hari o Tiang- tiang
penyangga balok yang tidak dibebani 21 hari o Tiang tiang penyangga
cantilever 28 hari Untuk kondisi kondisi dimana plat dan balok yang
masih ada sistim lantai diatasnya, maka permukaan bekisting dan
penyangganya harus dengan persetujuan Engieer, dimana dalam hal ini
segera kemunginan beban yang akan bekerja serta umum beton yang
terbebani harus ditinjau dengan teliti. Pek. Cor beton e.1. Syarat
Pelaksanaan Sebelum adukan beton dituangkan pada acuannya, kondisi
permukaan dalam dari bekisting atau tempat beton di corkan harus
benar-benar bersih dadi segala macam kotoran . semua bekas- bekas
beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting
harus dengan segera dibersihkan . Air tergenang pada acuan beton
atau pada tempat beton akan dicor kan harus segera di hilangkan .
aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, haeus dicegah
dengan mengadakan drannage yang baik atau dengan metode lain yang
disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru
dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
Pengecoran tidak bolehdimulai sebelum kondisi bekisting, tempat
beton di cor kondisi permukaan beton yang berbtasan dengan daerah
yang akan di cor dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan
disetujui Engineer,mka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah
pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai selesai nya
pengecoran beton pada daerah yangdisetujui .terkecuali dengan
seijin Engineer. Pada tiap pengecoran , kontraktor diwajibkan
menempatkan seorang tenaga pelaksananya yang berpengalaman baik
dalam pekerjaan beton dan pelaksana ini harus hadir , mengawasi dan
bertanggung jawab atas perkerjaan pengecoran sedang semua pekerjaan
pengecoran harus dilakukan oleh tenega-tenaga pekerja yang
terlatih, yang junlah nya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan
pengecoran yang dilakukan. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran
untuk suatu bagian dari pekerjaan beton yang bersifat permanen
tanpa dihadiri Engineer atau wakil dari Engineer ( inspector ).
Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan
beton agar dapat suatau rangkaian kecepatan baik mengangkut
,meratakan dan memedatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang
suatukecepatan yang sama dan menerus. Mengecerkan adukan beton yang
sudah diangkut sama sekali tidak diperlkenan . adukan beton yang
sudah terlanjur agak mengeras tapi belumdicorkan , harus segera
dibuang. Seluruhpekerjaan pengeecoran beton harus di selesaikan
segera sebelum adukan betonnya mulai mengeras dan segala
langkah
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
perlindungan harus segera di lakukan terhadap beton yang baru
dicor, di mulai saat-saat beton belum mengeras. Dalam hal terjadi
kerusakan alat pada saat pengecoran ,atau dalam hal pelaksanaan
suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan suatu pengecoran tidak
dapat di laksanakan dengan menerus, kontraktor harus segera
memadatkan adukankan yang sudah dicorkan sampai suatubatas tertentu
dengan kemiringan yang merata dan stabil ,saat beton masih dalam
keadaan plastis. Bidang pengakiran ini harus dalam keadaan lembab
sebgagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum
nanti nya di tuangkan adukan yang masih baru bila terjadi
penyetopan yang lebiha dari satu jam, pekerjaan harus di tangguhkan
sampai sutau keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras
yang ditentukan oleh pihak Engineer. Beton yang baru selesai dicor,
harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat sinar
matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang
sudah ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui
Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun
diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang
tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya
perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik
dalam keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan hujan.
Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal hal ini harus
mendapat persetujuan Engineer. e.2. Struktur Beton Beton Kolom
Ukuran Kolom 30 x 30 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc=
26,4 MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Lantai Bangunan Tebal
Plat Lantai : 20 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4
MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Dinding Bangunan Tebal
Plat Dinding Bangunan : 20 cm Tinggi Plat Dinding : 200 cm Mutu
beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump (12
2) cm, w/c = 0,53 Balok Bangunan Ukuran Balok Beton : 30 x 30 cm
Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump
(12 2) cm, w/c = 0,53 Pondasi Poer Ukuran Pondasi : 100 x 100 cm
dengan tebal 40 Cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4
MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Sloof Ukuran Sloof Beton :
30 x 35 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K
275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Pengikat Lantai Dan Dinding
Ukuran Seperti pada gambar kerja (bentuk Segitiga) dengan sisi alas
45 cm dan sisi tegak membentuk sudut 900
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
f.
Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275),
Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Pek. Plesteran, acian dan finishing
f.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan,
peralatan, tenaga dan Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan adukan
pada dinding-dinding. Dan bagian-bagian lain bangunan serta
pekerjaan, seperti yang Tertera pada gambar
3.
4.
f.2. Pengendalian Pekerjaan Seluruh pekerjaan plesteran dan
adukan harus disesuaikan dengan persyaratanpersyaratan yang tertera
pada standard-standar berikut : NI 2 1971 NI 3 1970 NI 8 1972 ASTM
C90 70 ASTM A615 72 f.3. Pelaksanaan Campuran Plester Plester
dengan campuran 1pc : 3 Ps digunakan pada balok plat/dinding beton
seperti ditunjukan dalam gambar. Plester boleh dicampur dengan
bahan additive untuk mencegah keretakan yang tidak diingikan. Untuk
dapat menggunakan bahan tersebut, pemborong harus terlebih dahulu
mengajukan kepada pengawas agar mendapat persetujuan. Pasang
lapisan plester setebal yang diisyaratkan(20 mm) ratakan dengan
blabas aluminium atau rokam kayu, basahkan terus selama 3 hari.
Acian Bersihkan permukaan beton dari sisa bekisting, debu,
minyakminyak, cat dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat
plesteran. Permukaan beton diisyaratkan sudah halus setelah
Bekesting dibuka untuk area yang ditentukan pada gambar. Pada
permukaan beton yang perlu diaci harus dibasahi dengan calbond
sampai menunggu setengah kering, pasangkan acian tebal 2-3 mm yang
kasar selanjutnya sesuaikan dengan syarat acian. Pekerjaan
perpipaan Pipa Inlet dipakai pipa DIP dengan diameter 4" Pipa Oulet
dipakai pipa DIP dengan diameter 4 " Pipa Over Flow dipakai pipa
DIP dengan diameter 4 " Bend 900 Steel Epoxy Coating Dia 100 mm
(withoutflange) Pipa PVC Dia. 3 " yang dipasang pada pipa pra
sedimentasi untuk menghindari turbulensi yang ada dalam bak pra
sedimentasi dengan jarak masing masing pipa 30 cm Pekerjaan lai
lain Dalam merencanakan pipa prasedimentasi, untuk membuang endapan
sedimentasi, dibuatkan saluran pembuang dengan dimensi lebar
saluran 20 cm, tinggi saluran 20 cm yang terbuat dari pasang batu
yang diplester dan difinishing dengan acian semen
C.
PEKERJAAN BANGUNAN RESERVOAR Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga, bahan-bahan peralatan dan alat Bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus
harus memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia SKSNI 1991
atau PBI-NI-2-1971. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini
meliputi : 1. PEKERJAAN TANAH a. Pek. Membersihkan Lapangan &
Perataan Seluruh areal yang akan dijadikan tempat kerja harus
dibersihkan dari pohon, tanggul kayu, semak, bekasbekas bangunan,
dan bendabenda yang tidak diperlukan sebelum memulai pekerjaan b.
Pek. Galian Pondasi Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Sebelum
pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian
harus disetujui oleh Pihak Pengawas. Kontraktor akan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah mendapat persetujuan dari
Pihak Pengawas, termasuk perlindungan permukaan galian itu secara
efektif dari kerusakan oleh sebab apapun. c. Pek. Urugan Kembali
Tanah Bekas Galian Pondasi Seluruh pengurugan dan pemadatan harus
dibawah pengawasan Engineer, yang harus menyetujui seluruh bahan
pengisi lebih dahulu sebelum digunakan. Engineer juga akan
mempersiapkan macammacam test yang dipergunakan sesuai standart
ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau laboratorium Mekanika
Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pengurugan tanpa seijin dari Engineer. Kecuali ditentukan lain oleh
Engineer, urugan kembali dari galian pondasi baru dapat dimulai
paling cepat 48 jam setelah pembongkaran bekisting beton pondasi
selesai dilakukan. Material untuk urugan kembali bekas galian
pondasi harus bermutu baik untuk bahan urugan, yang didapat dari
bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan dari tempat lain yang
kesemuanya harus mandapat persetujuan terlebih dahulu dari
Engineer. Urugan harus dilakukan dengan lapis demi lapis yang
dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum 30 cm. Pemadatan
harus dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis yang disetujui
Engineer, dengan pemadatan minimumnya mencapai nilai 90 % standart
proctor. Kontraktor harus memperhatikan secara benar peil rencana
urugan sesuai dengan gambar rencana. d. Pek. Pemadatan Tanah Untuk
mendapatkan hasil pemadatan sebesar 90 % Standart Proctor maka
perlu disediakan alat alat percobaan : Speedy moisture test Cone
penetromeret Pengambilan sample pada setiap jarak 10 ( sepuluh )
meter dengan jumlah minimal 2 ( dua ) buah. PEKERJAAN STRUKTUR
BANGUNAN PRASEDIMENTASI a. Pek. Urugan pasir Urugan Pasir Bawah
Pondasi Poer dengan ketebalan 10 cm dengan lebar 100 cm Urugan
Pasir Bawah Bangunan Lantai Pra sedimentasi 10 cm b. Pek. Rabat
beton Semua pekerjaan Rabat beton di unit bangunan pra sedimentasi
dibuat dengan Beton Mutu fc= 7,4 MPa (K 100), Slump (3-6) cm, w/c =
0,87 Rabat beton di bawah Pondasi Poer mempunyai ketebalan 5 cm
Rabat beton di bawah lantai bangunan mempunyai ketebalan 5 cm
2.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
c.
Pek. Besi 1) Syarat Umum Pembersihan Sebelum besi dipasang, besi
beton harus dalam keadaan bersih, beban dari karat, kotoran
lemak,atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi
beton tadi dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara
beton dan besi beton. Dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai
proses pengecoran beton. Pembengkokan Besi beton harus dibentuk
dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai gambar
rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh Kontraktor dan
disetujui Engineer. Semua proses pembengkokan harus dilakukan
dengan cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua ujung ujung
pembesian harus mempunyai kait sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI
T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara dipanasi hanya dapat
dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Engineer. Pelurusan
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat
menyebabkan kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi
yang tidak lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar tidak
diperkenankan dipakai. Pemasangan Besi beton harus dipasang dengan
teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan
menggunakan kawat pengikat dan didudukan pada support dari beton
atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak berubah selama
proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi
tadi tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal beton yang
dicor adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukan pada blok
kecil, blok tadi harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan
beton rencana dan bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan
beton yang baik. Kekakuan pada pemasangan besi beton harus menjamin
agar tidak berubah bentuk dan tempat bila pekerja berjalan atau
memanjat pembesian tadi.Ujung ujung dari kawat pengikat harus
ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar.
Selama proses pengecoran beton, Kontraktor harus menyediakan
pembesian dari kemungkinan tergeser atau berubah bentuk karena hal
hal yang mungkin timbul; dan hal hal tadi harus cepat diperbaiki
sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. Pemasangan besi beton
harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau antar
tulangan dan angkur, atau antara benda - benda metal tertanam
sebagaimana yang ditentukan dalam SK-SNI T 15- 1991 03. Selimut
Beton Besi beton harus dipasang dengan minimum selimut beton (
concrete cover ) sebagaimana gambar rencana atau sebagaimana
ditentukan Engineer.Dalam segala hal tebal selimut beton tidak
boleh diambil kurang dari 20 mm. Sambungan Lewatan (Spilicing)
Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana instruksi
Engineer, atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI
T-15-1991-03. Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sanbungan
lewatan pada posisi lain dari posisi pada gambar rencana, posisi
tersebut harus ditentukan oleh Engineer. Sambungan ini tidak
diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang maximum, dan
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar
dilaksanakan dengan bergeser posisinya ( staggered ). Bilamana
dikehendaki suatu panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang
tadi harus dibuat sepanjang yang bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan panjang sambungan lewatan sebagaimana ditentukan
dalam SK-SNI T 15-1991-03 terkecuali ditentukan lain. Garansi
Pelaksanaan Penyimpangan dari ketentuan dalam spesifikasi ini tidak
diperkenankan, sedang segala akibat dari penyimpangan yang timbul
akibatnya akan menjadi tanggung jawab dari kontraktor termasuk
biaya -baiya perbaikan yang diperlukan atas keputusan Konsultan. 2)
Pelaksanaan Pekerjaan Besi Kolom Tulangan Utama memakai besi beton
SNI 14 mm Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 10 mm
dengan jarak 15 cm Besi Dinding Bangunan Tulangan Transfersal :
besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing tulangan 150 mm
Tulangan Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing
masing tulangan 150 mm Besi Lantai Bangunan Tulangan Transfersal :
besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing tulangan 150 mm
Tulangan Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing
masing tulangan 150 mm Besi Balok Bangunan Balok Ukuran 30 x 30 cm
Tulangan Utama memakai besi beton SNI 14 mm Tulangan Geser/Pembagi
memakai besi beton SNI 10 mm dengan jarak 15 cm Balok Longitudinal
/ Memanjang Tulangan Utama memakai besi beton SNI 14 mm Tulangan
Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 10 mm dengan jarak 15 cm Besi
Sloof Bangunan Tulangan Utama memakai besi beton SNI 14 mm Tulangan
Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 10 mm dengan jarak 15 cm Besi
Pondasi Poer Tulangan Transfersal : besi beton SNI 12 mm dengan
jarak masing masing tulangan 150 mm (atas dan bawah) Tulangan
Longitudinal : besi beton SNI 12 mm dengan jarak masing masing
tulangan 150 mm (atas dan bawah) Besi Siku Untuk Dinding Dan Lantai
Tulangan Longitudinal memakai besi beton SNI 12 mm dengan jarak 15
cm Tulangan Sisi miring memakai besi beton SNI 12 mm dengan jarak
15 cm Pek. Bakesting Bekisting harus benar benar menjamin agar air
yang terkandung dalam adukan beton tidak hilang atau berkurang.
Kontraktor bekisting harus cukup kaku, dengan pengaku pengaku (
bracing ) dan pengikat ( ties ) untuk mencegah terjadinya
pergeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan gaya gaya yang
mungkin bekerja pada bekisting tadi. Hubungan hubungan antara
bagian bekisting harus menggunakan alat alat yang memadai agar
didapat bentuk dan kekakuan yang baik. Pengikatan bagian bekisting
harus
d.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
e.
dilakukan yang baik. Pengikatan bagian bekisting harus dilakukan
horizontal dan vertical. Semua bekisting harus direncanakan agar
dalam proses pembukaan tanpa memukul atau merusak beton. Untuk
pengikatan dalam beton harus mengunakan batang besi dan murnya.
Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus
dibersihkan dengan teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting
yang telah digunakan berulang kali dan kondisinya sudah tidak dapat
diterima Engineer, Harus segera disingkirkan untuk tidak dapat
dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali
sempurna kondisinya. Semua pekerjaan sudut sudut beton, bilamana
tidak dinyatakan lain dalam gambar harus ditakik 25 mm. Pembasahan
Dan Meminyaki Bidang Bekisting: Bagian dalam dari bekisting besi
dan kayu boleh dipoles dengan non staining mineral oil dengan
sepengetahuan Engineer. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati
hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga
pembesian. Bekisting kayu bilamana tidak dipoles minyak seperti
tersebut diatas, harus dibasahi hingga benar benar basah sebelum
pengecoran beton. Pembongkaran Bekisting Secara umum, kecuali
dinyatakan lain oleh Engineer, semua bekisting harus disingkirkan
dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya
kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah
perbaikan, bila perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera
setelah beton mempunyai kekerasan dan kekuatan seperlunya.
Bekisting untuk bagian atas dari bidang beton yang miring, harus
segera dibongkar setelah beton mempunyai kekekuatan untuk mencegah
berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana diperlukan perbaikan
pada bidang atas beton yang miring, maka perbaikan tadi harus
sesegera mungkin, dan dilanjutkan dengan langkah langkah perjagaan
pada proses pengerasan beton ( curing ). Pembukaan bekisting tidak
diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai umur sesuai daftar
dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton mengeras untuk
menahan gaya gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran bekisting
harus dilakukan dengan hati hati untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton. Bilamana timbul
kerusakan pada beton pada saat pembongkaraan bekisting, maka
langkah perbaikannya harus sesegera mungkin dilakukan. Daftar
ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung
sejak selesai pengecoran o Sisi-sisi balok , dinding &kolom
yang tidak di beban 2 hari o Plat beton (Penyangga tidak dibuka ) 3
hari o Tiang- Tiang penyangga plat bila tidak mendapat beban 14
hari o Tiang- tiang penyangga balok yang tidak dibebani 21 hari o
Tiang tiang penyangga cantilever 28 hari Untuk kondisi kondisi
dimana plat dan balok yang masih ada sistim lantai diatasnya, maka
permukaan bekisting dan penyangganya harus dengan persetujuan
Engieer, dimana dalam hal ini segera kemunginan beban yang akan
bekerja serta umum beton yang terbebani harus ditinjau dengan
teliti. Pek. Cor beton 1) Syarat Pelaksanaan Sebelum adukan beton
dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari bekisting
atau tempat beton di corkan harus benar-benar bersih dadi segala
macam kotoran . semua bekas- bekas beton yang tercecer
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
-
-
-
-
-
-
-
-
-
pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dengan
segera dibersihkan . Air tergenang pada acuan beton atau pada
tempat beton akan dicor kan harus segera di hilangkan . aliran air
yang dapat mengalir ketempat beton dicor, haeus dicegah dengan
mengadakan drannage yang baik atau dengan metode lain yang
disetujui Engineer, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru
dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
Pengecoran tidak bolehdimulai sebelum kondisi bekisting, tempat
beton di cor kondisi permukaan beton yang berbtasan dengan daerah
yang akan di cor dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan
disetujui Engineer,mka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah
pekerjaan dalam atau terhadap bekisting sampai selesai nya
pengecoran beton pada daerah yangdisetujui .terkecuali dengan
seijin Engineer. Pada tiap pengecoran , kontraktor diwajibkan
menempatkan seorang tenaga pelaksananya yang berpengalaman baik
dalam pekerjaan beton dan pelaksana ini harus hadir , mengawasi dan
bertanggung jawab atas perkerjaan pengecoran sedang semua pekerjaan
pengecoran harus dilakukan oleh tenega-tenaga pekerja yang
terlatih, yang junlah nya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan
pengecoran yang dilakukan. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran
untuk suatu bagian dari pekerjaan beton yang bersifat permanen
tanpa dihadiri Engineer atau wakil dari Engineer ( inspector ).
Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan
beton agar dapat suatau rangkaian kecepatan baik mengangkut
,meratakan dan memedatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang
suatukecepatan yang sama dan menerus. Mengecerkan adukan beton yang
sudah diangkut sama sekali tidak diperlkenan . adukan beton yang
sudah terlanjur agak mengeras tapi belumdicorkan , harus segera
dibuang. Seluruhpekerjaan pengeecoran beton harus di selesaikan
segera sebelum adukan betonnya mulai mengeras dan segala langkah
perlindungan harus segera di lakukan terhadap beton yang baru
dicor, di mulai saat-saat beton belum mengeras. Dalam hal terjadi
kerusakan alat pada saat pengecoran ,atau dalam hal pelaksanaan
suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan suatu pengecoran tidak
dapat di laksanakan dengan menerus, kontraktor harus segera
memadatkan adukankan yang sudah dicorkan sampai suatubatas tertentu
dengan kemiringan yang merata dan stabil ,saat beton masih dalam
keadaan plastis. Bidang pengakiran ini harus dalam keadaan lembab
sebgagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum
nanti nya di tuangkan adukan yang masih baru bila terjadi
penyetopan yang lebiha dari satu jam, pekerjaan harus di tangguhkan
sampai sutau keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras
yang ditentukan oleh pihak Engineer. Beton yang baru selesai dicor,
harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat sinar
matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang
sudah ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui
Engineer terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun
diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang
tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya
perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi baik
dalam keadaan cuaca yang panas sekali, atau dalam keadaan
hujan.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
f.
Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal hal ini harus
mendapat persetujuan Engineer. 2) Spesifikasi Struktur Beton Beton
Kolom Ukuran Kolom 30 x 30 cm Mutu beton yang digunakan : Beton
Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Lantai
Bangunan Tebal Plat Lantai : 20 cm Mutu beton yang digunakan :
Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53
Dinding Bangunan Tebal Plat Dinding Bangunan : 20 cm Tinggi Plat
Dinding : 200 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4
MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Balok Bangunan Balok
Ukuran 30 x 30 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4
MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Balok Ukuran 25 x 30 cm
Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump
(12 2) cm, w/c = 0,53 Pondasi Poer Ukuran Pondasi : 100 x 100 cm
dengan tebal 40 Cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4
MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Sloof Ukuran Sloof Beton :
30 x 35 cm Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K
275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Pengikat Lantai Dan Dinding
Ukuran Seperti pada gambar kerja (bentuk Segitiga) dengan sisi alas
45 cm dan sisi tegak membentuk sudut 900 Mutu beton yang digunakan
: Beton Mutu fc= 26,4 MPa (K 275), Slump (12 2) cm, w/c = 0,53 Pek.
Plesteran, acian dan finishing 1) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini
meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan Pelaksanaan
pekerjaan plesteran dan adukan pada dinding-dinding. Dan
bagian-bagian lain bangunan serta pekerjaan, seperti yang Tertera
pada gambar 2) Pengendalian Pekerjaan Seluruh pekerjaan plesteran
dan adukan harus disesuaikan dengan persyaratanpersyaratan yang
tertera pada standard-standar berikut : NI 2 1971 NI 3 1970 NI 8
1972 ASTM C90 70 ASTM A615 72 3) Pelaksanaan Campuran Plester
Plester dengan campuran 1pc : 3 Ps digunakan pada balok
plat/dinding beton seperti ditunjukan dalam gambar.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
3.
4.
Plester boleh dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diingikan. Untuk dapat menggunakan bahan
tersebut, pemborong harus terlebih dahulu mengajukan kepada
pengawas agar mendapat persetujuan. Pasang lapisan plester setebal
yang diisyaratkan(20 mm) ratakan dengan blabas aluminium atau rokam
kayu, basahkan terus selama 3 hari. Acian Bersihkan permukaan beton
dari sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan lain yang
dapat mengurangi daya ikat plesteran. Permukaan beton diisyaratkan
sudah halus setelah Bekesting dibuka untuk area yang ditentukan
pada gambar. Pada permukaan beton yang perlu diaci harus dibasahi
dengan cal-bond sampai menunggu setengah kering, pasangkan acian
tebal 2-3 mm yang kasar selanjutnya sesuaikan dengan syarat acian.
Pekerjaan perpipaan a. Pipa Inlet dipakai pipa DIP dengan diameter
4" b. Pipa Oulet dipakai pipa DIP dengan diameter 4 " c. Pipa Over
Flow dipakai pipa DIP dengan diameter 4 " d. Bend 900 Steel Epoxy
Coating Dia 100 mm (withoutflange) e. Pipa PVC Dia. 3 " yang
dipasang pada pipa pra sedimentasi untuk menghindari turbulensi
yang ada dalam bak pra sedimentasi dengan jarak masing masing pipa
30 cm f. Tee DIP Dia. 4" Pekerjaan lai lain a. Dalam merencanakan
pipa prasedimentasi, untuk membuang endapan sedimentasi, dibuatkan
saluran pembuang dengan dimensi lebar saluran 20 cm, tinggi saluran
40 cm yang terbuat dari pasang batu yang diplester dan difinishing
dengan acian semen b. Tutup Manhole Terbuat Dari Plat Besi dengan
ketebalan 3 mm Pengaku menggunakan Baja Profil L 50.50.4 Sistem
penyambungan antara plat dengan baja profil : Pengelasan Ukuran Man
Hole 75 x 75 Cm c. Pipa Ventilasi DIP 4" Terbuat dari Pipa DIP 75
mm
D.
PEKERJAAN BANGUNAN KANTOR / POS JAGA 1. PEKERJAAN TANAH a.
Membersihkan Lapangan & Perataan Seluruh areal yang akan
dijadikan tempat kerja harus dibersihkan dari pohon, tanggul kayu,
semak, bekasbekas bangunan, dan bendabenda yang tidak diperlukan
sebelum memulai pekerjaan b. Galian Pondasi Penggalian harus
dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana ditentukan dalam
gambar-gambar. Sebelum pekerjaan selanjutnya dilanjutkan, maka
semua pekerjaan penggalian harus disetujui oleh Pihak Pengawas.
Kontraktor akan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah
mendapat persetujuan dari Pihak Pengawas, termasuk perlindungan
permukaan galian itu secara efektif dari kerusakan oleh sebab
apapun. c. Urugan Kembali Tanah Bekas Galian Pondasi Seluruh
pengurugan dan pemadatan harus dibawah pengawasan Engineer, yang
harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum
digunakan. Engineer juga akan mempersiapkan macammacam test yang
dipergunakan
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
d.
sesuai standart ASTM dibawah pengawasan seorang ahli atau
laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pengurugan tanpa seijin dari Engineer.
Kecuali ditentukan lain oleh Engineer, urugan kembali dari galian
pondasi baru dapat dimulai paling cepat 48 jam setelah pembongkaran
bekisting beton pondasi selesai dilakukan. Material untuk urugan
kembali bekas galian pondasi harus bermutu baik untuk bahan urugan,
yang didapat dari bekas galian itu sendiri ataupun mendatangkan
dari tempat lain yang kesemuanya harus mandapat persetujuan
terlebih dahulu dari Engineer. Urugan harus dilakukan dengan lapis
demi lapis yang dipadatkan dengan baik, dan tebal lapisan maximum
30 cm. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan
mekanis yang disetujui Engineer, dengan pemadatan minimumnya
mencapai nilai 90 % standart proctor. Kontraktor harus
memperhatikan secara benar peil rencana urugan sesuai dengan gambar
rencana. Pemadatan Tanah Untuk mendapatkan hasil pemadatan sebesar
90 % Standart Proctor maka perlu disediakan alat alat percobaan :
Speedy moisture test Cone penetromeret Pengambilan sample pada
setiap jarak 10 ( sepuluh ) meter dengan jumlah minimal 2 ( dua )
buah.
2.
PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN a. Urugan pasir 1) Pek. Urugan Pasir
Bawah Pondasi Urugan Pasir Bawah Pondasi dengan ketebalan 5 cm
dengan lebar 100 cm Pasir Dipadatkan dengan cata penyiraman dengan
air 2) Urugan Pasir Bawah Bangunan Urugan Pasir Bawah Bangunan
Lantai 5 cm b. Pondasi 1) Pasangan Batu Kosong Tebal Aanstamping
Batu Kali : 10 cm Lebar : 100 cm 2) Pondasi Pasangan Batu Lebar
Atas Pondasi : 30 cm Lebar Bawah Pasangan Batu : 80 cm Tinggi
Pondasi : 80 cm Pasangan Pondasi Batu memakai campuran 1 Pc : 4 Ps
c. Beton 1) Lantai Kerja Semua pekerjaan Rabat beton di unit
bangunan pra sedimentasi dibuat dengan Beton Mutu fc= 7,4 MPa (K
100), Slump (3-6) cm, w/c = 0,87 Rabat beton di bawah lantai
bangunan mempunyai ketebalan 5 cm 2) Sloof Beton Bertulang (200 Kg
Besi + Bekisting) Ukuran Sloof Beton : 15 x 20 cm Mutu beton yang
digunakan : Beton Mutu fc = 14,5 MPa (K 175), slump (12 2) cm, w/c
= 0,66 Tulangan Utama memakai besi beton SNI 12 mm Tulangan
Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 8 mm dengan jarak 20 cm 3)
Kolom Praktis Ukuran Kolom Praktis : 11 x 11 cm
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
d.
e.
Mutu beton yang digunakan : Beton Mutu fc = 14,5 MPa (K 175),
slump (12 2) cm, w/c = 0,66 Tulangan Utama memakai besi beton SNI
10 mm Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 8 mm dengan
jarak 20 cm 4) Kolom Utama Beton Bertulang (150 Kg Besi +
Bekisting) Ukuran Kolom Praktis : 20 x 20 cm Mutu beton yang
digunakan : Beton Mutu fc = 14,5 MPa (K 175), slump (12 2) cm, w/c
= 0,66 Tulangan Utama memakai besi beton SNI 10 mm Tulangan
Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 8 mm dengan jarak 20 cm 5)
Ring Balok Beton Bertulang Ukuran Kolom Praktis : 10 x 15 cm Mutu
beton yang digunakan : Beton Mutu fc = 14,5 MPa (K 175), slump (12
2) cm, w/c = 0,66 Tulangan Utama memakai besi beton SNI 10 mm
Tulangan Geser/Pembagi memakai besi beton SNI 8 mm dengan jarak 20
cm Lantai, dinding dan keramik 1) Pasangan Dinding Dinding Terbuat
dari pasangan Batu Batako Campuran yang dipakai dengan komposisi 1
Pc : 4 Ps 2) Plesteran Dinding Pasangan Batako diplester dengan
ketebalan 1,5 2,0 cm Campuran yang dipakai dengan komposisi 1 Pc :
4 Ps 3) Acian Bangunan Seua dinding pasangan Bangunan harus Diaci
dengan semen 4) Pasangan Lantai a) Keramik Lantai Keramik Lantai
Ruang Kerja, Gudang, Kamar dan Teras Menggunakan Keramik Ukuran 40
x 40 Keramik Lantai Kamar Mandi menggunakan Keramik Ukuran 20 x 20
cm Ukuran sesuai seperti yang tertera pada gambar, kwalitas seperti
yang diproduksi Essenza, Roman, Asia Tile, atau yang setara dan
dipasang pada daerah-daerah seperti yang tertera digambar. Warna
dan polapola akan ditentukan kemudian dan dengan persetujuan
pengawas. Bahan Aditif campuran pelekat dapat digunakan untuk
pemasangan pada dinding dan lantai. Bahan aditif yang biasa dipakai
adalah : Keracolor produksi Mapei atau AM 50 colored grout. Pada
prinsipnya jenis bahan perekat dan pengisi nat, harus digunakan
satu merk saja. Pemborong harus mengadakan dan menyerahkan
contoh-contoh ubin/keramik yang akan dipakai kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Pemborong menyediakan tambahan sekitar 3 %
untuk tiap jenis keramik guna pemeliharaan pemilik bangunan. b)
Keramik Dinding Keramik Dinding Kamar Mandi menggunakan Keramik
Ukuran 20 x 25 cm Plafon 1) Rangka Plafond a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat Bantu lainnya yang diperlukan dalam -
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
2)
3)
pelaksanaan, hingga diperleh hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna. Pekerjaan langit-langit Gypsum Board ini dillakukan
pada ruang serta seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas. b) Persyaratan Bahan
Rangka kayu meranti yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran
5x7 cm dan sebagai penggantung utama dengan kayu 6x12 cm. Pola
pemasangan rangka pembagi maksimal dibuat 100x100 cm serta klos
kayu ukuran 3x4 cm yang dipasang pada setiap sambungan rangka
pembagi. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik,
kering, tua, lurus dan tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17% dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam NI-5. Bagian bawah dari
seluruh rangka diratakan/diserut sampai rata dan lurus. Seluruh
permukaan rangka kayu diapis bahan cat meni kayu yang bermutu baik
sampai rata. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuia dengan
persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38,memenuhi SII 0404-81 dan NI-5..
c) Transportasi Pengangkutan dilakukan melalui agen pengangkutan
laut yang terdaftar, yang berpengalaman dengan cara secepat
mungkin. Perlindungan terhadap barang ataupun asuransi komponen
yang dikirim akan dilakukan dengan sebaik mungkin sampai barang
tiba di tempat. d) Syarat Pemasangan Bahan-bahan yang dipakai,
sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. Meterial lain
yang tidak terdapat daftar diats, tetapi diperlukan untuk
penyeesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujuian dari Direksi
Pengawas. Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya
pekerjaan lain yang dalam Pelaksanaannya sangat erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna. Harus
diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan
elektrikal dan pelengkapan instalasi yang diperlukan. Bila
pekerjaanpekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana
langitlangit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar
instalasi yanglain ( El,PL,AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas. Pola
pemasangan langit-langit Gypsum Board sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar. Bidang pemasangan langit-langit Gypsum
Board harus rata/waterpas, jarak pemasangan satu sama lain tanpa
lebar naad sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus, pada
pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.
Hasil pemasangan harus betul bersih. Pada bagian tepi langit-langit
dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar, dari bahan katu kamper yang di finishcat sesuai yang
disyaratkan Plafond Gypsum Bahan : Gypsum Board produk dalam
bermutu baik, dan disetujui oleh Direksi Pengawas Pasang List
Plafond
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
f.
g.
Bahan : List Gypsum produk dalam bermutu baik, dan disetujui
oleh Direksi Pengawas Rangka kap / atap 1) Konstruksi Kuda-Kuda
Kayu Bengkirai + Ikatan Angin a) Lingkup Pekerjaan Bagian ini
meliputi pekerjaan pada atap, langit-langit serta pekerjaan kayu
pada umumnya, seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan NI-5 b)
Bahan-Bahan Kayu yang dipakai adalah kayu Bengkirai mutu baik
sesuai NI-5 Rangka atap memakai kayu Bengkirai atau setara yang
disetujui direksi atau sesuai dengan gambar rencana Semua
konstruksi kayu harus disusun dan dilaksanakan menurut ukuranukuran
pada gambar rencana c) Ukuran-Ukuran dan Pola Kayu harus mempunyai
ukuran sesuai dengan gambar dan diteliti pengikat berupa paku,
baut, beugel dll, harus sesuai dengan gambar rencana d) Pengerjaan
dan Syarat-Syarat Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan standar
terbaik yang biasa ada, walaupun ada bagian-bagian yang tidak
tertera, tetapi pemborong harus melengkapi sesuai dengan standart
terbaik diatas, dan sesuai petunjuk ahli. Pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat tersebut diatas harus diganti menurut petunjuk
ahli, semua sambungan-=sambungan harus dilengkapi dengan pla-plat
dan alat pelengkap lain hingga terjamin kekuatannya. 2) Gording
Kayu Yang digunakan jenis Bengkirai atau yang sejenis Ukuran Balok
Kayu yang digunakan : 5 x 10 cm 3) Pasang Kaso + Reng a) Kaso Jenis
Kayu : Balok Bengkirai Jarak Antara Kaso : 50 cm Ukuran Balok : 5 x
7 cm Balok Kayu Harus Lurus dan Kering b) Reng Jenis Kayu :
Bengkirai Jarak Antara Reng : 385 mm Ukuran Balok : 3 x 4 cm Kayu
Harus Lurus dan Kering 4) Pasang Atap Sinkalum 2 Susun a) Atap yang
digunakan adalah atap jenis Multiroof dua susun b) Tebal Plat Atap
: 3 mm (Zincalume : 55 % Alumunium) 5) Pasang Nok Sinkalum
Pemasangan Nok Sinkalum sesuai dengan gambar 6) Pasang Lisplank
Bahan yang digunakan : Papan Bengkirai yang sudah diketam dan
diluruskan Tebal papan digunakan : 2,5 mm Papan disusun 2 7) Talang
/ Jurai Dalam Pemasangan Talang sesuai dengan gambar Kusen, pintu,
jendela dan ventilasi 1) Kusen Pintu, Jendela, Ventilasi,
Bovenlight, Kayu Bengkirai a) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini
meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
b)
c)
pemasangan pekerjaan pintu rangka kayu seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana. Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh
pekerjaan pintu-pintu rangka kayu seperti yang tertera dalam
gambar-gambar dan petunjuk pengawas Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan standard
dalam : NI 3 1970 NI 5 1961 SII 0404 80 Bahan-bahan Rangka
menggunakan kayu kamper Samarinda yang sudah dikeringkan kwalitas
kayu kelas kuat II dan awet IV. Bahan Plywood/Teak Plywood ex
Saniharto atau ex Fatma tebal tidak kurang dari 4 mm digunakan
untuk panel pada kedua belah sisi permukaan. Bahan haig-pressure
laminate setaraf produk Formica (USA) Duropal, Resopal sebagai
bahan pelapis kedap air pada permukaan sesuai gambar. Panel tidak
cacat dengan warna,pola yang karakter sama. Perekat dari bahan
tahan air setara dengan Herferin dan yang disetujui pengawas.
2)
Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai dengan N15. Bagian hollow core diisi sebagian
(sesuai gambar) untuk perkuatan dan mengurangi suara. d)
Pelaksanaan Sebelum mulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan
gambar rencana pelaksanaan (shop drawing) kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan Pemborong harus melakukan pengukuran
seteliti mungkin ditempat pemasangan dan melaporkan
kelainan-kelainan yang terjadi kepada pengawas agar mendapat
persetujuan sebelum pemasangan. Semua sambungan siku untuk rangka
pintu harus terjamin kekuatannya, kerapihan dan tidak ada bekas
cacat. Pemasangan bahan perekat dilakukan pada kedua belah
permukaan rangka dan teak plywood sehingga daya lekatnya menjadi
kuat,rapat dan tidak cacat. Bila daun pintu diperlukan bahan
plastic laminating sebagai bahan pelapis kedap air pada satu sisi
permukaanya maka bahan perekat harus dilakukan dua permukaan, rapat
dan tidak cacat. Bila daun pintu diperlukan finishing dengan cat,
maka pengecatan daun pintu harus dilakukan dengan cat semprot
seperti yang diuraikan dalam persyaratan teknis pengecatan. Daun
pintu setelah dipasang harus rata tidak bergelombang dan semua
peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna Daun pintu panel
a) Bahan-bahan Bahan panel : Papan Bengkirai Tebal 3 cm, mutu kuat.
Bahan rangka : Kayu Bengkirai yang sudah dikeringkan. Perekat dari
bahan khusus untuk kayu. Pengikat berupa paku,mur,baut sekrup dan
lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan NI 5 Bab VI Pasal 14,15
& 17. b) Pelaksanaan
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
3)
4)
Sebelum mulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar
rencana pelaksanaan (shop drawing) kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Pemborong harus melakukan pengukuran
seteliti mungkin ditempat pemasangan dan melaporkan
kelainan-kelainan yang terjadi kepada pengawas agar mendapat
persetujuan sebelum pemasangan. Semua sambungan siku untuk rangka
pintu harus terjamin kekuatannya, kerapihan dan tidak ada bekas
cacat. Bila ditetapkan lain, daun pintu panel ini harus dicat
semprot sesuai dengan uraian pekerjaan cat dalam spesifikasi ini.
Daun pintu setelah dipasang harus dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna Jendela Kaca Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan
pemasangan kaca seperti dalam gambar. Standard spesifikasi dari
pebrik dan persyaratan teknis Toleransi ketebalan maksimum kaca
yang diizinkan adalah 3 %, kaca yang diusulkan produksi PT.
ASAHIMAS,Jakarta atau yang setara Pelaksanaan o Pemborong harus
memberikan contoh kaca kepada pengawas untuk persetujuaan pemilik.
Kecuali ditentukan lain oleh pengawas, kacakaca yang didatangkan
kelapangan sudah siap dipasang. o Sebelum pemasangan pemborong
harus mengambil ukuran Yang tepat dari lubang-lubang/bukan-bukaan
kuzen yang bersangkutan, sehingga perubahan ukuran kaca dilapangan
yang harus dibuat, karena tidak dilakukanyan pengukuran terlebih
dahulu, menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya. o Smbungan
kaca dengan kaca dan aluminium harus diberi Sealent kwalitas baik,
setara dengan General Electric dan disetujui oleh pengawas untuk
menutupi rongga-rongga yang terjadi, pemasangan harus bersih,rapid
an tidak terjadi kebocoran. o Pekerjaan pemasangan kaca hartus
dilaksanakan oleh tenagatenaga yang memunyai pengalaman dan
keahliaan dalam pekerjaan ini. o Bahan kaca yang telah terpasang
harus dilindungi dari kerusakan dan benturan yang mungkin terjadi
serta diberi tanda agar mudah diketahui. Pekerjaanperlengkapan
Pintu Dan Jendela a) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi
pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat penggantung dan
kunci-kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini. b) Pengendalian
Pekerjaan Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan
Dipakai harus sesuai dengan persyaratan NI-3 1970 pasal 48, PUBI
1982 pasal 88 serta instruksi pabrik/produsen. Kontraktor harus
menyerahkan daftar penggunaan kunci Door, stopper dan lain-lain,
merk dan brosur untuk persetujaun pengawas. Kwalitas Pekerjaan : o
Seluruh penggantung/kunci dari tiap type harus berasa dari satu
merk/pabrik sama warna dan kwalitas finishingnya. o Kontraktor
harus memeriksa kembali seluruh denah/tata letak dan daftar pintu
dan jendela, dan menggunakan bagian ini sebagai acuan penyusunan
acuan kebutuhan kunci/pengantung.
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
h.
Kunci dan penggantung disediakan lengkap dengan plat,baut,sekrup
dan segala perlengkapannya dan sedapat mungkin sekrup tidak
terlihat dari bagian luar. o Pemasangan rangka kebeton, pasangan
batu bata, harus menggunakan bor mesin c) Bahan Bahan dan Produk
(1). Engsel o Engsel kupu-kupu dan engsel lantai o Bahan anti
karat, stainless stell atau kuningan, terutama untuk yang terkena
udarah luar. o Ball Bearing pintu dengan door closer & pintu
dengan lebar lebih dari 1000 mm tanpa door closer. (2). Kunci
Produk CISA, YALE Import/ setara (3). Handle Produk CISA, YALE
Import / setara d) Pelaksanaan Engsel atas dipasang tidak lebih
dari 28 cm (as) dari atas pintu Engsel bawah dipasang tidak lebih
dari 35 cm dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang ditengah
kedua engsel atas dan bawah. Kunci dan handle pintudipasang
setinggi 90 cm (as) dari atas pemukaan lantai, kecuali pintu-pintu
utama Pengunci/Deadlock : 135 cm diatas permukaan lantai Bar Handle
: 950 mm dari permukaan lantai Seluruh peralatan harus dipasang
lurus dan sesuai dengan Petunjuk pabrik Sekrup, baut diusahakan
tidak terlihat Peralatan dipasang setelah pintu selesai finishing
Pengecatan 1) Pekerjaan Pengecetan Tembok Baru a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna. Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam
serta seluruh detail yang di sebutkan ditunjukkan dalam gambar. b)
Persyratan Bahan Bahan cat buatan dalam negeri produk Dana-aint,
ICI atau merk lain yang setara dan disetujui Direksi Pengawas.
Jenis cat finishing/akhir o Jenis vinyl Acrylic emulsion digunakan
sebagai cat finishing dinding/beton bagian dalam (interior). o
Jenis Wearthershield digunakan seagai cat finishing dinding/beton
bagian luar (exterior). o Pengecatan untuk diding/beton bagian
dalam/luar minimal dilakukan minimal dilakukan dua lapis 2 lapis.
Warna akan dilakukan kemudian Cat dasar o Digunakan jenis alkali
pimer (untuk dinding/beton bagian dalam ) o Digunakan jenis Sealer
(untuk dinding/beton bagian luar ) o Lapisan cat dasar dilakukan
minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya. Kapasitas/daya sebar
maksimal 12 m2/lliter untuk pengecatan 1 lapis. o
Rencana Kerja Dan Syarat (RKS)
cKegiatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bidang Cipta Karya Kabupaten
Kutai Barat Pengadaan dan Penanaman Tanaman Hias Jalur Hijau dari
Sp. Pemkab-Lingk. Stadion-Sp. Ombau-Sekretariat
PDIP-Kejaksaan-Pengadilan-Bisnis Center
2)
Pengecer air bersih maksimum 20% Pengeringan minimum setelah dua
jam lapis berikutnya dapat dilakukan. Pengendalian seluruh
pekerjaan ini pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982
pasal 54 NI-4 , BS no.3900-1970.AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis
dari pabrik yang bersangkutan. c) Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan sebelum digunakan
terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pengawas. Kontraktor harus menyerahkan 2
copy ketentuan dan persyaratan teknik operatip dari pabrik dan
contoh percobaan warna cat kepada Direksi Penawas. Sebelum
pengecatan dimualai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering
dan bersih dari debu. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh
permukaan telah diratakan/ dihaluskan dengan amplas. Plesteran
harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui
Direksi Pengawas. Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor
diwajibkan membuat contoh-contoh warna, untuk disetujui Direksi
Pengawas. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk
Permukaan di mana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas
yang baik. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan
memenuhi persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang
ada didalamnya. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus
dihindarkan terjadinya sentuhan bendabenda dan pengaruh pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam. Pengecatan Kayu a) Lingkup Pekerjaan
Y