Top Banner
SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG KOTA MATARAM PERIODE 1 JANUARI 2013 – 31 JULI 2014
52

Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Gizi

Oct 02, 2015

Download

Documents

karya tulis ilmiah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Periode 1 Januari 2013 31 Juli 2014

Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Periode 1 Januari 2013 31 Juli 2014

Latar BelakangGizi buruk masih merupakan masalah kesehatan utama di banyak negara di dunia, terutama di negara-negara yang sedang berkembang Berdasarkan laporan provinsi selama tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk Untuk wilayah NTB, Data hasil PSG dalam 2 tahun terakhir menunjukkan adanya perbaikan, dimana tahun 2009 prevalensi gizi buruk di NTB sebesar 5,49% dan tahun 2010 turun menjadi 4,77%.

Rumusan MasalahBagaimanakah Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Periode 1 Januari 2013 31 Juli 2014

TujuanUntuk mengetahui faktor resiko Untuk mengetahui distribusi Untuk mengetahui penatalaksanaan Untuk mengetahui tindakan pencegahan Untuk mengetahui program asuhan gizi

Tinjauan pustakaMarasmusKwashiorkorMarasmik-kwashiorkor

Faktor resikoUNICEF dalam Soekirman (2002)Penyebab langsungPenyebab tidak langsungPokok maalah di masyarakatAkar masalah

diagnosisDiagnosis untuk marasmus-kwashiorkor dapat ditegakkan berdasarkan (Gulden, 2004)Manifestasi klinisPemeriksaan penunjangAntropometrik

Penatalaksanaan

komplikasiMasalah pada mataAnemia beratLesi kulit pada kwashiorkor Diare persisten (giardiasis dan kerusakan mukosa usus, intoleransi laktosa, diare osmotik)

Kerangka konsep

Metode penelitianDeskriptif Observasional

deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Dimana penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk (Sastroasmoro, 2005).

Pengumpulan dataSumber data:Indepth interviewPenelusuran dokumendokumentasi

Data primerData sekunder

Hasil penelitianUpaya kesehatan wajib:Upaya promosi kesehatanUpaya kesehatan lingkunganUpaya KIA/KBUpaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menularUpaya perbaikan gizi

Upaya kesehatan pengembanganUpaya kesehatan gigi dan mulutUpaya kesehatan sekolahUpaya kesehatan olahragaUpaya kesehatan lanjut usiaUpaya kesehatan penyakit tidak menularUpaya perawatan kesehatan masyarakat

Kebijakan Program Perbaikan Gizi Upaya perbaikan gizi diarahkan terutama untuk menanggulangi empat masalah gizi kurang, yaitu : Kurang Energi Protein (KEP)Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)Kurang Vitamin AAnemia Gizi Besi.

Kegiatan dalam gedungPenyuluhan / Konseling Gizi di PuskesmasPenanganan Balita Gizi Buruk Rawat InapPenyelenggaraan Makanan Untuk Pasien Rawat Inap

Kegiatan luar gedungPenimbangan balita di posyanduPenyuluhan giziPemberian tablet besi untuk ibu hamilPemberian kapsul vitamin Auntuk balita dan ibu nifasASI eksklusifPemberian makanan tambahanPendistribusian MP-ASIPemantauan garam beryodiumPemantauan KADARZIPekan penimbanganKelas giziKegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)

Identifikasi masalahNoProgramTarget Pencapaian Besar masalahKIAKunjungan balita 190 %75 %15 %b. Kunjungan balita 490 %75 %15 %2. GiziN/S90 %46,97%43,03 %b. N/DOB90 %53,48 %36,52 %c. K/S90 %78,45 %11,55 %d. N/D90 %58,03 %31,97 %e. DO0,87 %f. BGM/D< 5 %1,24 %g. ASI ekslusif80 %45,33 %34,67 %g. Garam beryodium90 %68,25 %21,75 %h. KADARZI 62,50 %

i. Pekan penimbanganBB/U :Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih PB/U atau TB/U:Sangat pendek Pendek Normal BB/PB atau BB/TB:Sangat kurus Kurus Normal 1,48 %12,21 %85,09 %1,22 %14,84 %59,57 %25,52 %0 %65,56 %34,04 %Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan75 %51,35 %23,65 %b. Cakupan pengawasan tempat umum75 %68,55 %6,45 %P2Ma. ISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun100 %96 %4 %

Interval = 43,03 4 / 4,67 39,03/4,67 8,36

K = 1 + 3,3 log n 1 + 3,3 log 13 4,67 5 kelasKelas (ada 5)I = 4 12,36II = 12,37 20,73III = 20,74 29,1IV = 29,11 37,47V = 37,48 45,84

Besarnya masalah

Masalah KesehatanBesarnya masalah terhadap presentase pencapaianNilaiIntervalIIntervalIIIntervalIIIIntervalIVInterval VKIAKunjungan balita 12b) Kunjungan balita 422. GiziN/S5b) N/DOB4c) K/S1d) N/D4e) Asi ekslusif4f) Garam beryodium3g) Gizi buruk + gizi kurang23.Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan3b) Cakupan pengelolaan tempat umum14. P2MISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun1

Kegawatan masalah

Masalah KesehatanKegawatan Tingkat urgensi Biaya yang dikeluarkan NilaiKIAKunjungan balita 144412b) Kunjungan balita 4444122. GiziN/S54110b) N/DOB3238c) K/S3339d) N/D3227e) Asi ekslusif54413f) Garam beryodium3339g) Gizi buruk + gizi kurang554143.Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan3238b) Cakupan pengelolaan tempat umum32384. P2MISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun3339

Kemudahan dalam penanggulangan

Masalah KesehatanNilai 1.KIAKunjungan balita 13b) Kunjungan balita 432.GiziN/S4b) N/DOB4c) K/S3d) N/D3e) Asi ekslusif3f) Garam beryodium3g) Gizi buruk + gizi kurang43.Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan2b) Cakupan pengelolaan tempat umum24.P2MISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun3

Pearl factor

Masalah KesehatanPEARLHasil Kali1. KIAKunjungan balita 1111111b) Kunjungan balita 41111112. GiziN/S111111b) N/DOBc) K/S111111d) N/D111111e) Asi ekslusiff) Garam beryodium111111g) Gizi buruk + gizi kurang1111113.Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan111111b) Cakupan pengelolaan tempat umum1011104.P2MISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun101110

Masalah KesehatanABCDNPDNTPUrutan Prioritas1. KIAKunjungan balita 12123142425ab) Kunjungan balita 42123142425bGiziN/S5104160602b) N/DOB484148484c) K/S193130308d) N/D473133337e) Asi ekslusif4133151513f) Garam beryodium393136366g) Gizi buruk + gizi kurang21441646413. Kesehatan lingkunganCakupan pengawasan tempat pengelolaan makanan382122229b) Cakupan pengelolaan tempat umum182020010 a4. P2MISPA-Pnemonia umur 0 -5 tahun193030010b

NoNama KelurahanJumlah gizi buruk yg dirawat tahun 2013 - 20141Kekalik Jaya1 orang2Tj. Kr Permai1 orang3Tj. Karang6 orang4Banjar 1 orang5Ampenan Selatan5 orang6Taman Sari0JUMLAH 14 orang

JUMLAH ANAK RAWAT INAP GIZI BURUK

Analisis Penyebab Masalah

INPUTKELEBIHANKEKURANGANManTersedianya petugas giziAdanya kader di masing-masing posyanduAda beberapa kader yang tidak bisa hadir pada saat posyanduKurang pengetahuan ibuAda beberapa kader yang tidak aktifMoneyAda dana BOKPenghasilan keluarga yang masih kurangMethodeMengajak peran aktif masyarakatPenyuluhanTidak menarik perhatian masyarakatKurang efektifKurang kooperatifMaterialTersedia posterKurang informasiMachineAda timbangan/dacinAda alat ukur panjang badanKurang banyak alat Kalibrasi alat kurang diperhatikanLINGKUNGANAdanya posyandu di masing masing lingkunganKebiasaan masyarakat yang masih burukPola pikir masyarakat yang susah di ubahKurangnya kesadaran dan perhatian akan pentingnya posyandu masyarakatKurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan rumah sendiriSanitasi lingkungan kurang dan sarana air bersih kurang

prosesPROSESKELEBIHANKEKURANGANP1 (Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP))Ada basic programKurang intensive petugas di beberapa tempatKurang edukasi dan evaluasi terhadap pemberian makanan untuk gizi burukP2 (Langkah Penggerakan Dan Pelaksanaan)Ada motivasi untuk pelaksanaannyaOrganisasi sudah jelasP3 (Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian)Tetap mengadakan pengawasanKurang survelance gizi buruk

Alternatif Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

MasalahAlternatif pemecahan masalah1. Ada beberapa kader yang tidak aktifMengganti kader yang tidak aktif2.Kurang pengetahuan ibuMemberikan penyuluhan yang lebih intensif 3. Penghasilan keluarga yang masih kurangMemberikan makanan pendamping ASI gratis 4. Kurang banyak alat Memperbanyak alat5.Kalibrasi alat kurang diperhatikanMenyediakan teknisi kalibrasi alat atau bekerjasama dengan instansi tersertifikasi dalam kalibrasi alat 6.Pola pikir masyarakat yang susah di ubahMelibatkan pemuka adat atau kepala lingkungan untuk memberikan penyuluhan7.Kurangnya kesadaran dan perhatian akan pentingnya posyandu dalam masyarakatMelakukan penyuluhan intensif ( door to door)8.Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan rumah sendiriPenyuluhan intensif9.Sanitasi lingkungan kurang dan sarana air bersih kurangMengembangkan program lintas sektor 10.Petugas kurang intensif di beberapa tempatEvaluasi petugas lebih ditingkatkan11.Kurang edukasi dan evaluasi terhadap pemberian makanan untuk gizi burukPelatihan ibu ibu anak gizi buruk agar lebih paham terhadap pemberian makanan untuk gizi buruk12.Kurang surveilance gizi burukMelakukan skrining yang lebih intensif dari awal

poa

NOKEGIATANTUJUANSASARANTEMPATWAKTU BIAYAPELAKSANAMETODETOLAK UKUR1.Penyuluhan tentang Gizi BurukUntuk memperbaiki status gizi anak agar meningkatdari gizi buruk ke gizi kurang dan akhirnya dari gizi kurang ke gizi cukupOrang tua / orang dewasaRumah Warga/ posyanduSesegera mungkinDana puskesmas untuk gizi burukPetugas gizi puskesmas bekerja sama dengan kader posyanduPenyuluhan/ DiskusiOrang tua paham akan bahaya gizi buruk dan rajin2.Penyuluhan tentang makanan bergiziUntuk memperbaiki status gizi anak dari pola makan yang baik dan teratur Orang tua/ orang dewasaRumah Warga/ posyandu1 mingguDana puskesmas Petugas gizi puskesmas bekerja sama dengan kader posyandu Diskusi/penyluhanStatus Gizi anak meningkat

3.Reward anak sehatMeningkatkan motivasi keluarga untuk memperbaiki gizi anakAnak penderita gizi buruk dan gizi kurangPuskesmas dan Balai Desa4 bulan sekaliDana puskesmas Petugas kesehatan puskesmasPengukuran BB, TB dan adakan Games, lomba anak sehat, pemberian reward bagi anak yang bergizi baikPenduduk mengerti mengenai gizi yang baik untuk anak 4. Konseling keluargaFaktor yang mnghambat peningkatan status giziMasalah lain dalam keluargaUntuk meningkatkan pengetahuan mengenai kebutuhan anak selain asupan makanan serta membantu keluarga tersebut saling bantu menyelesaikan masalahnyaSeluruh komponen keluargaRumah warga1 minggu sekaliBiaya puskesmasPetugas konseling puskesmasdiskusiPaham akan pentingnya peran orang tua terhadap perkembangan gizi untuk anak

5Penyuluhan tentang cara perawatan dan mengasuh anak Meningkatkan pengetahuan kelurga dalam merawat anakAnggota keluargaRumah warga 6 bulanpuskesmaspuskesmasCeramah, diskusi, Tanya jawabKelurga lebih mengerti tentang metode cara perawatan dan mengasuh anak 6Makanan tambahan bantuan pemerintahMeningkatkan status gizi bayi/balitaBayi/ balita dalam wilayah PKM tanjung karangPuskesmas tanjung karangTiap 6 bulan sekali, januari dan juliBantuan pemerintah kotaStaf puskesmasPemberian makan bergizi100 bayi atau balita mendapat bantuan pemerintah dan 80% di antaranya mengalami peningkatan gizi7Pengukuran status gizi secara berkalaMengetahui sekaligus follow up perkembangan status gizi bayi/balitaBayi/ balita dan anak lain dalam keluargaRumah Warga1 bulan sekali-staf puskesmasPengukuran BB dan PB bayi/balitaTerdapat data status gizi pasien dan anak dalam keluarga setiap bulannya.

simpulanBanyak faktor yang dapat menyebabkan gizi buruk diantaranya pendidikan orang tua, penghasilan kekuarga, pengetahuan ibu, sumber informasi, sikap ibu dan tradisi setempat.Pendidikan ayah penderita gizi buruk paling banyak SD dan SMA sebesar 42,90 % dan pendidikan ibu penderita gizi buruk paling banyak SD sebesar 64,30 %.Penghasilan orang tua penderita gizi buruk banyak dibawah UMP sebanyak 64,30 %.Berat badan lahir penderita gizi buruk di atas BBLR sebanyak 78,40 %.Sumber informasi mengenai gizi buruk masih sangat kurang sebesar 100%.Pengetahuan ibu mengenai gizi buruk masih kurang sebesar 57,10 %.Sikap responden dan tradisi setempat masih cukup baik sebesar 78,60 % dan 57,10 %.Fasilitas kesehatan dan tindakan orang tua dalam menanggulangi kasus gizi buruk sangat baik sebesar 100 %.Petugas kesehatan dalam menyikapi kasus gizi buruk juga sangat baik sebesar 92,90 %.

saranMasih ditemukan anak balita dengan status gizi buruk, oleh karena itu dalam mempertahankan dan peningkatan status gizi, disarankan kepada ibu untuk tetap memperhatikan asupan gizi anak, baik asupan energi maupun protein, selain itu perlu juga peningkatan kesadaran ibu dengan diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan agar dapat memperbaiki status gizi anak yang buruk. Dalam hal ini menyangkut tentang praktek pemberian makan dan praktek kesehatan. Kepada ibu yang sudah menerapkan pola pengasuhan anak seperti praktek pemberian makan dan praktek kesehatan yang sudah baik diharapkan agar tetap mempertahankannya.

terimakasih