sorak MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI ANTAR WARGA suara orang kampung Nomor 42 / T ahun VI Februari 2016 Terbit 12 Halaman Nomor 42, Februari 2016 Halaman 12 SORAKPace, ko mau kemana kah? Sa mau ikut rapat di balai kampung sana. Wah. Ko jalan tra ajak-ajak say a lagi. Kitorang kelompok mama-mama ada mau usul beberapa program pemberdayaan perempuan. Untuk apa ko ikut? Ko jaga rumah saja. Jaga anak sama masak untuk sa makan Makanan sa su siap pace, ko tenang saja. Tapi, saya juga punya hak to untuk ikut dalam pertemuan di balai kampung. Kalau ko batasi sa pu hak ini ko bisa kena pasal pidana pace. Ada hukumnya. Ko bisa dapat penjara. Ko mau kah? Oh, begitukah mace. Iyo sudah, sa minta maaf. Ayo kita dua pergi ikut pertemuan supaya ko juga terlibat dalam pembangunan kampung. MACE MINA & PACE TOB I KABAR DARI KAMPUNG Dari tanggal 23-25 Februari 2016, Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dipl.Apling, MA berkunjung ke Merauke. Selama di Mera uke, beliau menyempatkan diri da tang ke Rapat Kerja Sinode GKI di Tanah Papua. Selain itu beliau juga bertatap muka dengan mama-mama pe mbuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang, bertemu dengan 3 lembaga pendidikan di bawah Yayasan Lentera Kasih Merauke dan berkunjung ke Lapas Klas IIB Merauke. Kunjungan Ibu Yohana Yembise tersebut dalam rangka mempromosikan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan pe rlindungan anak. Hal ini sesuai dengan visi dan misi lembaga yang dipimpinnya tersebut, yakni terwujudnya kesetaraan gender dan terpenuhinya hak anak, serta misinya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak. Persoalan perempuan di Papua selama ini antara lain kasus kekerasan terhadap perempuan yang tinggi, kurangnya perempuan yang duduk dalam lembaga publik mulai dari tingkat provinsi sampai ke kampung-kampung, masih tingginya angka kematian ibu dan anak, dan masih banyak yang lain. Sedangkan persoalan anak umumnya banyaknya angka putus sekolah , banyak anak yang terkena pengaruh lem aibon, tidak punya akte kelahiran, dan masih banyak yang lain. Situasi ini merupakan hasil akumulasi dari nilai sosial kultural dari suatu masyarakat. Semua persoalan di atas harus segera di atasi. Jika tidak diatasi, maka negara telah lalai. Jika lalai apalagi malas tahu, berarti negara telah melanggar Hak Asasi Manusia. Semoga kedatangan Ibu Menteri Yohana Yembise, yang juga merupakan salah satu puteri dari Tanah Papua ini membawa angin segar bagi perlindungan dan pemberdaya an perempuan dan anak di Tanah Papua. Redaksi Pasangan calon nomor urut 1, Frederikus Gebze dan Sularso (Fress) ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Merauke, pada hari Selasa, 2/2/2016. Penetapan tersebut melalui Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Merauke di Swiss Bell Hotel Merauke. Ketua KPU Merauke, Antonius Kaize mengatakan bahwa, tahap akhir dalam pelaksanaan pilkada Merauke di ti ngkat KPU yaitu menetapkan pasangan dengan suara terbanyak sebagai pasangan terpilih. Penetapan ini dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan sengketa Pilkada Merauke pada tanggal 26 Januari lalu. Selamat atas penetapan Bapak Frederikus Gebze dan Bapak Sularso. Semoga dapat membawa Merauke menuju perubahan yang lebih baik. (Diolah dari berbagai sumber) Ilustrasi palu sidang g o o g l e s e a r c h nPENETAPAN FRESS SEBAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI TERPILIH SEGERA ATASI PERSOALAN PEREMPUAN DAN ANAK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Wah. Ko jalan tra ajak-ajak saya lagi. Kitorang kelompokmama-mama ada mau usul beberapa program pemberdayaan
perempuan.
Untuk apa ko ikut?Ko jaga rumah saja. Jaga anak sama
masak untuk sa makan
Makanan sa su siap pace, ko tenang saja. Tapi, saya juga punyahak to untuk ikut dalam pertemuan di balai kampung. Kalauko batasi sa pu hak ini ko bisa kena pasal pidana pace. Ada
hukumnya. Ko bisa dapat penjara. Ko mau kah?
Oh, begitukah mace. Iyo sudah, sa minta maaf. Ayo kitadua pergi ikut pertemuan supaya ko juga terlibat dalampembangunan kampung.
MACE MINA & PACE TOBI
KABAR DARI KAMPUNG
Dari tanggal 23-25 Februari 2016, Prof. DR.
Yohana Susana Yembise, Dipl.Apling, MA
berkunjung ke Merauke. Selama di Merauke,
beliau menyempatkan diri datang ke Rapat Kerja
Sinode GKI di Tanah Papua. Selain itu beliau
juga bertatap muka dengan mama-mama pembuat
kerajinan tangan dari bahan daur ulang, bertemu
dengan 3 lembaga pendidikan di bawah Yayasan
Lentera Kasih Merauke dan berkunjung ke Lapas
Klas IIB Merauke.
Kunjungan Ibu Yohana Yembise tersebut dalam
rangka mempromosikan kesetaraan gender,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak. Hal ini sesuai dengan visi dan misi lembagayang dipimpinnya tersebut, yakni terwujudnya
kesetaraan gender dan terpenuhinya hak anak,
serta misinya meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup perempuan dan anak.
Persoalan perempuan di Papua selama ini antara
lain kasus kekerasan terhadap perempuan yang
tinggi, kurangnya perempuan yang duduk dalam
lembaga publik mulai dari tingkat provinsi
sampai ke kampung-kampung, masih tingginya
angka kematian ibu dan anak, dan masih banyak
yang lain. Sedangkan persoalan anak umumnya
banyaknya angka putus sekolah, banyak anak
yang terkena pengaruh lem aibon, tidak punya
akte kelahiran, dan masih banyak yang lain.
Situasi ini merupakan hasil akumulasi dari nilai
sosial kultural dari suatu masyarakat.
Semua persoalan di atas harus segera di atasi.
Jika tidak diatasi, maka negara telah lalai.
Jika lalai apalagi malas tahu, berarti negara
telah melanggar Hak Asasi Manusia. Semoga
kedatangan Ibu Menteri Yohana Yembise,
yang juga merupakan salah satu puteri dari
Tanah Papua ini membawa angin segar bagi
perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan
anak di Tanah Papua. Redaksi
Pasangan calon nomor urut 1, FrederikusGebze dan Sularso (Fress) ditetapkansebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilihKabupaten Merauke, pada hari Selasa,2/2/2016. Penetapan tersebut melaluiRapat Pleno Komisi Pemilihan Umum(KPU) Kabupaten Merauke di Swiss BellHotel Merauke.
Ketua KPU Merauke, Antonius Kaizemengatakan bahwa, tahap akhir dalam pelaksanaan pilkada Merauke di tingkatKPU yaitu menetapkan pasangan dengan
suara terbanyak sebagai pasanganterpilih.
Penetapan ini dilakukan setelahMahkamah Konstitusi menolak gugatansengketa Pilkada Merauke pada tanggal26 Januari lalu.
Selamat atas penetapan Bapak FrederikusGebze dan Bapak Sularso. Semoga dapatmembawa Merauke menuju perubahanyang lebih baik. (Diolah dari berbagai sumber)
Ilustrasi palu sidang g o o g l e
s e a r c h
n PENETAPAN FRESS SEBAGI BUPATIDAN WAKIL BUPATI TERPILIH
Berikan kesempatan kepada kamiperempuan Papua untuk terlibat dalampembangunan. Kitorang juga punya hak
yang sama to.
Bagi pembaca SORAK yangingin menyumbang, dapatmendonasikannya di Bank BRI Cab.Merauke, Atas Nama: SKP-KAM,No. Rek: 0352-01-029798-50-2; danmenginformasikan kepada kamimelalui No. Hp. 0823 9966 2418 (P.Amo MSC)
Ibu Yohana Yembise mengatakan akan
mengirim orang dari Jombang, Jawa Timur
untuk melatih mama-mama membuat kerajinan
tangan, atau kalau tidak mama-mama yang
pergi ke Jombang. Untuk tempat, ibu mente rimengatakan agar mama-mama membuat
konsep tempat dan diajukan ke PU atau
ke pihak
Kementrian
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak jika nanti
mereka datang
lagi.
Setelah
berkunjung
ke kompleks
belakang
rumah sakit, esoknya Menteri PPA menuju
kampus AKBID Yaleka Maro.
Dr.Titus Tambaip, Ketua Yayasan Lentera
Kasih Maro Merauke menyampaikan bahwa
pihak yayasan saat ini mengelola tiga (3)
lembaga pendidikan (STISIPOL, AKBID, dan
SMK Kesehatan). Ketiga lembaga pendidikan
ini hadir dalam rangka mencerdaskan generasi
Papua khususnya yang ada di Kabupaten
Merauke. Untuk diketahui, mahasiswa
STISIPOL saja tercatat 80% adalah puta-putri
asli Papua yang berasal Kabupaten Merauke,
Asmat, Mappi, Boven Digoel dan kabupaten-
kabupaten lain yang ada di Tanah Papua.
Kehadiran ibu menteri sangat mengispirasi
putra-putri Papua, khusus nya yang sedang
mengenyam pendidikan di lembaga yang
dikelola oleh Yayasan Lentera Kasih Maro
Merauke.
Tanggal 23 Februari 2016 Prof. DR.
Yohana Yembise, Dip.Apling, MA. Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (PPA) berkunjung ke Merauke. Beliau
menyempatkan diri untuk bertemu mama-mama pengrajin rumah tangga da ri bahan daur ulang
di Belakang RSUD Merauke. Sehari kemudian,
Rabu, 24
Februari
2016 ibu
menteri
berdialog
dengan
Civitas
Akademika
STISIPOL
Yaleka Maro
Merauke,Akademi
Kebidanan (AKBID) Yaleka Maro Merauke &
SMK Kesehatan Yaleka Maro Merauke.
Saat mengunjungi mama-mama pengrajin
bahan rumah tangga, Mente ri PPA sangat
mengapresiasi kreativitas mama-mama dalam
mengumpulkan bahan-bahan daur ulang seperti
botol air mineral dan minuman da lam kemasan
untuk dibuat jadi tas, piring, tempat perkakas
rumah tangga dan lain-lain.
Pada kesempatan itu, Ketua Kelompok
pengrajin bahan daur u lang, Ibu Kristina Bivakmenyampaikan terima kasih atas kedatangan
Nomor 42, Februari 2016 Halaman 8SORAK SORAK Halaman 5
KABAR DARI KAMPUNG
Nomor 42, Fe bruari 2016
Kamorang Tahu Ka?
Ensiklik ‘Laudato Si’ dari Paus
Fransiskus, diterbitkan pada 18 Juni
2015. Serentak diterjemahkan dalam
delapan bahasa: Italia, Jerman, Inggris,
Spanyol, Prancis, Polandia, Portugal,
dan Arab. Ensiklik ini berbicara tentang
perawatan alam sebagai rumah kita
bersama. Kami akan menuru nkan pesan ensiklik ini dengan bahasa yang sederhana dalam edisi
bulanan buletin SORAK, yang dimulai da ri bulan Januari 2016 dan se terusnya. Isi Ensiklik bulan ini
adalah sebagai berikut (sambungan dari bulan Januari...):
4. Tahun 1971, delapan tahun setelah Pacem in Terris (Damai di Bumi), Paus Paulus VI berbicara
tentang ekologi sebagai ‘akibat tragis’ dari aktitas manusia yang tak terkendali. Karenaeksploitasi alam sembarangan, manusia mengambil resiko merusak alam dan pada gilirannya
menjadi korban. Paus juga telah berbicara kepada organisasi pangan dan pertanian se-dunia,
yaitu FAO ( Food Agriculture Organization) di PBB tentang kemungkinan bencana ekologis bila
orang membangun peradaban industri. Di mana peradaban industri lebih cenderung menekankan
kebutuhan mendesak hari ini (kurang berpikir tentang hari esok) dan memaksa manusia berubah
dalam waktu singkat (padahal untuk mengubah manusia tidak seperti telapak tangan). Benar
bahwa sekarang kemajuan ilmiah dan kemampuan tehn ik berkembang luar biasa , tetapi kalau
tidak disertai perkembangan sosial dan moral yang benar, maka semuanya akan berbalik melawan
kehidupan manusia.
5. Paus Santo Yohanes Paulus II sangat khawatir dengan masalah ini. Maka dalam Ensikliknya
“Redemptor Hominis” (Penebus Manusia – 4 Maret 1979) ia memperingatkan bahwa
rupanya manusia tidak melihat arti lain dari alam, selain hanya mencari apa yang berguna
dan bisa dinikmati hari ini. Sehingga ia menyerukan “pertobatan ekologi” (bertobat dari
kebiasaan merusak alam). Karena Paus melihat bahwa hampir tak ada usaha mengamankan
dan meningkatkan moral manusia. Sehingga moral hancur dan ini perkara besar, bukan hanya
karena Allah mempercayakan dunia kepada manusia, tetapi karena hidup manusia merupakan
hadiah yang harus dilindungi. Kalau mau melindungi dan memperbaiki dunia, maka kita perlu
mengubah gaya hidup, cara produksi, dan konsumsi, termasuk sistem pemerintahan yang
mengatur masyarakat. Pembangunan masyarakat bisa diandalkan apabila menggunakan sifat-sifat
moral, dan hanya bisa terjadi kalau serius memperhatikan sifat hubungan antar manusia. Untuk
mengubah kenyataan, maka harus berdasarkan apa yang telah diberikan Allah sejak semula.
(Bersambung ke bulan Maret 2016).
Dicatat oleh: P. Felix Amias MSC - Biara MSC Merauke
ENSIKLIK
‘LAUDATO SI’
Alam Sebagai
Rumah Kita
(Bagian Kedua)
Saudara-saudari, Umat sekalian,
Para pastor, bruder, suster, dan anak-anak terkasih
Tak lama lagi kita akan memasuki
masa Pra Paskah atau masa persiapan batin untuk menyambut pesta paskah,yang dimulai pada hari Rabu Abu.Kiranya baik, bahwa kita mengawalimasa pertobatan ini dengan mengambil
hikmah dari bacaan-bacaan kitab suci hari ini.
Yesus ketika mendengar suara pujian para Malaikat: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhansemesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya”, maka manusia langsung mengakuikedosaannya. Ia yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang mulutnya seringmengucapkan kata-kata kasar, bersaksi dusta, suka memtnah, menyumpahi sesamanya,merasa amat tidak pantas memandang kemuliaan Allah. Kekudusan Allah itu akanmenghanguskan/ membakar habis semua orang berdosa. Namun, apa yang dipikirkandan diyakini, sungguh berbeda dengan apa yang dilakukan Allah. Dengan bara api,Allah mengutus malaikat-Nya untuk menguduskan mulut Yesaya dan mengampuni dosa-
dosanya.
Demikian pula Petrus, yang telah terlanjur kesal dan mengeluarkan kata-kata yang kerasterhadap Yesus, yang tidak mau mendengarkannya. Bisa jadi ia mengatakan Yesus itusok tahu, merasa lebih pintar dan berpengalaman, padahal Ia berasal dari kampung yang jauh dari pantai. Ternyata, apa yang dilakukan Yesus itu benar, ka rena mereka menangkapikan dalam jumlah yang besar. Petrus betul-betul menyesal dan merasa tidak pantas berada di hadapan Utusan Allah yang begitu agun g dan kudus. Pe trus sungguh mengakuikedosaannya, dan mohon kepada Yesus untuk meninggalkan dia.
Di dalam kedua bacaan Kitab Suci yang baru saja kita dengarkan itu, kita menemukankerahiman Allah yang luar biasa. Kerahiman-Nya mengatasi kerapuhan, kekecewaan,kekesalan, ketidakmengertian, dan kedosaan manusia. Kalau di Perjanjian Lama,kerahiman Allah itu disampaikan oleh para malaikat; pada jaman Perjanjian Baru,dihadirkan oleh Yesus; dan pada jaman kita dihadirkan oleh kita sekalian sebagai utusan-utusan-Nya.
Paus Fransiskus dalam Bulla Indiksi Yubileum Luar Biasa tentang Kerahiman, memintakepada umat beriman agar “masa Prapaskah dalam Tahun Yubileum ini dihayati secaralebih mendalam sebagai saat istimewa untuk merayakan dan mengalami kerahiman Allah”(MV 17). Melalui ajakan untuk mendengarkan Sabda Allah dengan penuh perhatian danmendorong umat Allah untuk menyedikan waktu “24 jam bagi Tuhan”. Beliau berusahamenekankan keutamaan mendengarkan Sabda Allah, terutama sabda kenabiannya yangdipenuhi doa dan ucapan syukur. Kerahiman Allah adalah sebuah warta keselamatan bagidunia.