Top Banner
PUSKESMAS PATTALLASSANG PELAKSANAAN TIM EMERGENCY NO. DOKUMEN NO. REVISI : 002 HALAMAN 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TANGGAL TERBIT 24 Agustus 2015 Ditetapkan : di Pattallassang Kepala Puskesmas H. BADOLLAHI, SKM.,M.Kes NIP. 19600805 198403 1 015 PENGERTIAN Sekumpulan petugas medis yang menangani emergency maternal dan neonatal TUJUAN 1. Menurunkan angka kematian ibu dan neonatus 2. Melakukan penatalaksaan secara cepat, tepat untuk kasus emergency maternaldan neonatal KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat PROSEDUR 1. Persiapan alat : - ATK dan dokumentasi kegiatan. 2. Persiapan petugas : - Melakukan setiap sekali sebulan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan . PELAKSANAAN Tim Emergenci terdiri dari : - Dokter umum - Bidan - Perawat Tim Emergenci terdiri dari : - Merah (koordinator) - Kuning (bidan pelaksana) - Hijau Dalam melaksanakan tugas, masing-masing mempunyai tugas, yaitu : Tugas Koordinator (merah) Mengatasi Menenangkan Pasien Dan Keluarga Anamnesa terarah Pemeriksaan Awal Cepat
42

SOP PERSALINAN

May 13, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PELAKSANAAN TIM EMERGENCY

NO. DOKUMEN NO. REVISI : 002HALAMAN1 dari 2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Sekumpulan petugas medis yang menangani emergency maternal dan neonatal

TUJUAN 1.Menurunkan angka kematian ibu dan neonatus2.Melakukan penatalaksaan secara cepat, tepat untuk

kasus emergency maternaldan neonatal

KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDUR 1. Persiapan alat : - ATK dan dokumentasi kegiatan.

2. Persiapan petugas : - Melakukan setiap sekali sebulan sesuai dengan

jadwalyang telah ditetapkan .

PELAKSANAAN Tim Emergenci terdiri dari :- Dokter umum- Bidan- PerawatTim Emergenci terdiri dari : - Merah (koordinator)- Kuning (bidan pelaksana)- HijauDalam melaksanakan tugas, masing-masing mempunyai tugas, yaitu :

Tugas Koordinator (merah) Mengatasi Menenangkan Pasien Dan Keluarga Anamnesa terarah Pemeriksaan Awal Cepat

Page 2: SOP PERSALINAN

Membuat Keputusan Klinik Koordinasi penatalaksanaan Awal Pasang Infus Ambil Contoh Darah Ikuti Instruksi Dokter Tetap Bersama Pasien

PUSKESMASPATTALLASSANG

PELAKSANAAN TIM EMERGENCY

NO. DOKUMEN NO. REVISI : 002HALAMAN2 dari 2

PELAKSANAAN Tugas bidan pelaksana (kuning)

A Mempersiapkan persediaan Meja Troley emergency Setiap Ganti Dinas setiap selesai tindakan

B Saat emergency Membawa meja dorong emergency ketempat

kejadian melakukan observasi Bersama dengan koordinator tetap bersama

pasien Dokumentasi semua tindakan dan hasil

observasi,serta obat-obatan dan cairan

Tugas bidan/perawat pelaksana ( hijau ) Membawa alat-alat seperti Tiang infus dan Suctionunit

Memberi informasi dan memanggil dokter Menghubungi dan bila perlu mengantar serta mengambil hasil laboratorium

Memobilisasi alat dan bila perlu membawa pasien ke kamar tindakan bila diperlukan

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 3: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENILAIAN KETRAMPILAN TIM EMERGENCY

NO. DOKUMEN NO. REVISI : 003HALAMAN1 dari 1

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGALTERBIT

24 Agustus2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Evaluasi ketrampilan sekumpulan petugas medis yang menangani emergenci maternal dan neonatal

TUJUAN - Menurunkan angka kematian ibu dan neonates- Berkesinambungannya penatalaksaan secara cepat, tepat untuk kasus emergency maternal dan neonatal

KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDUR 1. Persiapan alat : - ATK dan dokumentasi

Page 4: SOP PERSALINAN

kegiatan.2. Persiapan petugas : a. Tim emergenci terdiri dari

- Dokter umum, Bidan dan Perawat b. Tim emergenci terdiri dari :

- Merah (koordinator), Kuning (bidan pelaksana)dan Hijau

PELAKSANAAN 1.Dibuat jadwal penilaian perminggu dengan masing-masing topik emergenci yang berbeda setiap minggunya

2.Penilaian meliputi tema emergency maternal dan neonatal

3.Penilaian dilakukan oleh Kepala ruanganTema maternalMinggu ke 1 : Asuhan Persalinan Normal/ManagemenAktif Kala IIIMinggu ke 2 : KBE/KBIMinggu ke 3 : Penatalaksaan PEB/EklampsiMinggu ke 4 : Penatalaksaan SyokTema neonatalMinggu ke 2 : Resusitasi neonatusMinggu ke 4 : Kejang

4.Setiap penilaian terdiri dari 3 bidan/perawat5.Penilaian dapat dilakukan pula saat pertolongan

pada klien/model6.Hasil penilaian diisi sesuai check lst yang ada7.Hasil penilaian dilaporkan ke Kepala Puskesmas

dan Bidan KoordinatorUNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

PUSKESMASPATTALLASSANG

STABILISASI SEBELUM MERUJUK

NO. DOKUMEN NO. REVISI :004

HALAMAN1 dari 2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

Page 5: SOP PERSALINAN

PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan stabilisasi pada kegawatdaruratan obstetri dan neonatalyang dilakukan sebelum merujuk ibu/bayi ke sarana kesehatan yang lebih tinggi (Rumah Sakit)

TUJUAN Melakukan stabilisasi secara cepat, tepat untuk kasus kegawatdaruratanobstetridan neonatal

KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetridan Neonatal Emergency

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDUR 1. Persiapan Persetujuan Tindakan Medik

2. Persiapan Tindakan : Persiapan Pasien dan Persiapan penolong dan asisten

3. Persiapan Bayi

PELAKSANAAN 1. Data dasar yang harus diinformasikan : Identitas bayi dan tanggal lahir . Identitas ayah dan ibu bayi Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, Obat yang dikonsumsi ibu Catatan resusitasi neonatus yang dilakukan Skor APGAR Usia Kehamilan dan berat badan saat lahir Tanda Vital (suhu,frekuensi jantung,pernafasan,warna kulit dan aktif/tidaknya bayi)

Tindakan/prosedur klinik dan terapi yang sudah diberikan.

Bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada (glukosa,elektrolit dan lain-lain).

2. Persetujuan Tindakan Medik Beritahukan Pada Ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

Berikan dukungan emosional dan Jaminan Pelayanan

Pelajari keadaan umum(kesadaran,tensi,nadi dan nafas) untuk memastikan bahwa ditemukan keadaanyang merupakan indikasi dan syarat tindakan obstetrik; atasi renjatan.

Page 6: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

STABILISASI SEBELUM MERUJUK

NO. DOKUMEN NO. REVISI : 004 HALAMAN2 dari 2

PELAKSANAAN Memberitahukan suami/keluarga terdekat akan kondisi ibu dan tindakan yang akan dilakukan.

3. Persiapan tindakana. Persiapan Ibub. Persiapan Bayi

Merujuk Bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi dengan metode kangguru dan ruangan dalam kendaraan hangat yang digunakan merujuk, dan menjaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberikan ASI.

Harus disertai dengan tenaga yang terampil melakukan resusitasi.

4. Tersedia peralatan dan obat-obatan emergency yang dibutuhkan

5. Pemantauan Selama Rujukan : Sering periksa tanda-tanda vital dan suhu Pantau saturasi oksigen dengan oksimeter nadi Observasi klinis bayi selama transportasi.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 7: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PEMBERIAN MGSO4 PADA PRE-EKLAMPSIA BERAT/EKLAMPSIASEBELUM MERUJUK

NO. DOKUMEN NO. REVISI :005

HALAMAN1 dari 2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Pemberian MgSO4 sebagai antikonvulsan merupakan suatu tindakan untuk mengatasi kejang kasus PEB / Eklampsia

TUJUAN 1. Menjelaskan tata cara pemberian MgSO4 pada PEB / Eklampsia

2. Berkesinambungannya penatalaksaan secara cepat, tepat untuk kasus emergency maternal dan neonatal

KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetri dan Neonatal EmergencyMengacu PadaPelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDUR 1. Persiapan petugas, 2. Persiapan Pasien,

Page 8: SOP PERSALINAN

3. Persiapan peralatan : a. Mgso4 40%f. Infus setb. aquades

g. abocath uk.16 a/18c. Pig Baggy 100ml h.

tourniquetd. Calcium glukonas i.

cairan RL 500mLe. spoit 20 cc

j. Kateter dan kantung urin4. Lembar catatan medik termasuk lembar control

istimewa dan persetujuan tindakan5. Buku bantu catatan ibu (buku KIA)

PELAKSANAAN 1. Pastikan PEB / Eklampsia dari tanda dan gejala yang ada

2. Berikan konseling kepada keluarga tentang kondisi yang dialami ibu.

3. Persiapan untuk rujukan dan stabilisasi sebelummerujuk dengan pemberian MgSO4.

4. Sebelum pemberian MgSO4 periksa: Reflek patella(+), urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir , pernafasan 16x/menit

5. Lakukan pemberian oksigen 6-8 ltr/mnt (sungkup)6. Lakukan pemasangan infus dengan larutan RL atau

normal saline7. Untuk Pemberian Mgso4 40% Initial dose 4 gram

(10ml), alternatif pemberian : a. diencerkan dalam aquadest atau NaCl 0,9%menjadi 20 ml (dalam spoit 20ml) atau setara dengan konsetrasi 20% untuk pemberian intravenous secara perlahan-lahan selama minimal 5-10 menit, atau

PUSKESMASPATTALLASSANG

PEMBERIAN MGSO4 PADA PRE-EKLAMPSIA BERAT/EKLAMPSIASEBELUM MERUJUK

NO. DOKUMEN NO. REVISI :005

HALAMAN2 dari2

PELAKSANAAN b. diencerkan dalam Aquadest atau NaCl 0,9 % menjadi 2 kali 10 ml dengan cara ambil 5 ml (2 gram MgSO4 40%) diencerkan menjadi 10 ml yang diberikan 2 kali pemberian (total 20 ml) secara perlahan-lahan, minimal 5-10 menit. Atau

c. dimasukkan dalam 10 ml (4gram Mgso4 40%) diencerkan dalam 100 ml “piggy bag” NaCl 0,9% diberikan secara drips dengan tetesan 40tetes/ selama 30 menit.

Page 9: SOP PERSALINAN

8. Lanjutkan dengan MgSO4 6gram IV (15 ml MgSO4 40%) diberikan dalam Larutan RL 500ml dengan kecepatan 28 tetes/menit.

9. Pasang kateter menetap10. Pada PasienEklampsia : Pastikan jalan nafas

bebas, diberikan oksigen 6-8L/menit(sungkup). Pastikan pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi selanjutnya bisa langsung diberikan MgSO4 2 gram Iv perlahan (15-20 menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan, masih terdapatkejang, dapat dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit tanpa harus memeriksa Jumlah Urine terlebih dahulu.

11. Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitaskesehatan yang memadai

12. Hentikan pemberian MgSO4 apabila reflek patella (-), urin 30/jam dalam 4 jam terakhir, pernafasan 16x/menit. Berikan Ca Glukonas 1 gram IV (10mg larutan 10%) bolus dalam 10 menit, bila terjadi depresi pernafasan

13. Selama ibu dengan PEB dan Eklamsia dirujuk, pantau dan nilai adanya perburukan Preeklamsia.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 10: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PEMBERIAN STEROID ANTENATAL PADA IBU DENGANPERSALINAN PRE MA TUR

NO. DOKUMEN NO. REVISI :006

HALAMAN1 dari2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadisebelum usai kehamilan 37 minggu.

TUJUAN Usaha untuk mempertahankan kehamilan sampai usia kehamilan aterm dan akselerasi pematangan paru janin.

KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetri dan Neonatal EmergencyMengacu Pada Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDUR Persiapan Alat :1. Obat Kortikosteroid : Dexamethasone 6 mg dan Bethametasone 12 mg

2. Obat golongan tokolitik : Nifedipin 10 mg, terbutalin Sulfat, salbutamol.

3. Antibiotik Profilaksis : Ampisilin, penisilin, dan klindamisin

4. Antibiotik dengan persalinan preterm disertaidengan ketuban pecah dini : eritromisin 4x400 mgperoral.

PELAKSANAAN 1. Tentukan apakah pada ibu hamil itu terdapat kondisi yang mengarah pada persalinan premature (usia kehamilan 24-34 miggu, dilatasi serviks kurang dari 3 cm, tidak ada koriomnionitis(infeksi intrauterin),preeklampsiaatau perdarahan aktif dan tidak ada gawat janin).

Page 11: SOP PERSALINAN

2. Jika ya, segera berikan kortikosterid untuk pematangan paru janin yang akan menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan diparu janin.. Obat pilihannya adalah - Dexametason 6 mg IM dan ulangi setiap 12 jam sebanyak 4 kali pemberian dalam 2 hari atau

- Betametasone 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2kali.

3. Walaupun waktu tidak cukup untuk memberikan dosis lengkap dexamethasone sebelum bersalin, berikan dosis pertama sesegera mungkin. Berikan sebanyak mungkin dosis yang memungkinkan untuk diberikan. Walaupun pemberian antenatal kortikosteroid kurang dari 4 kali, tetap akan bermanfaat bagi bayi.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PEMBERIAN STEROID ANTENATAL PADA IBU DENGANPERSALINAN PREMATUR

NO. DOKUMEN NO. REVISI :006

HALAMAN2 dari2

PELAKSANAAN 4. Jika terjadi kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan frekuensi lebih dari 3-4kali perjam. Diberikan terapi tokolitik, Nifedipin 10 mg diberikan 3x10 mg peroral atau terbutalin sulfat 1000 (2 ampul) dalam 500 ml larutan NaCl 0,9% dengan dosis awal pemberian 10tetes/meint lalu dinaikkan 5 tetes/menit tiap 15menit hingga kontraksi hilang, ATAU Salbutamol dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus 10 tetes/menit. Jika kontraksi masih ada, naikkan kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menitkemudian dosis dipertahankan hingga 12 jam setelah kontraksi hilang. kemudian dilanjutkan dengan obat oral bila pasien dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian tokolisis dapat dihentikan.

5. Jika ketuban pecah mendahului persalinan preterm, perlu diberikan antibiotik eritromisin 4x400mg peroral.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 12: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

INFEKSI/SEPSIS PADA NEONATUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI :007

HALAMAN1 dari 3

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Infeksi neonatus merupakan sindrom klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulanpertama kehidupan.

Page 13: SOP PERSALINAN

TUJUAN - Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah untuk sepsis (pemberian antibiotik)

- Melakukan identifikasi dan tatalaksana sepsis secara adekuat

KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetri dan Neonatal EmergencyMengacu Pada Pelayanan Kesehatan Neonatus di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

Kategori Kelompok temuan yang berhubungan dengan infeksi neonatorum

Kategori A Kategori B1. Kesulitan bernafas (mis.apne,napas kurang 40 kali per menit, retraksi dinding dada, grunting pada waktKesulitan bernafas (mis.apne,napas kurang 40 kali per menit, retraksi dinding dada, grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral)

2. Kejang3. Tidak sadar4. Suhu tubuh tidak normal (tidak normal sejak lahir. Tidak memberi respon terhadap terapi atau suhu tidak stabil sesudah pengukuran suhu normal selama tiga kali atau lebih, menyokong ke arahsepsis.)

5. Persalinan di lingkunag tidak hygienis(menyokong ke arah sepsis)

6. Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis menyokong ke arah sepsis).

1. Tremor2. Letargi atau lunglai

3. Mengantuk atau aktivitas berkurang

4. Iritabel atau rewel

5. Muntah (menyokong ke arah sepsis)

6. Perut kembung ( menyokong ke arah sepsis)

7. Tanda-tanda mulaimuncul sesuda hari ke empat (menyokong ke arah sepsis).

8. Air ketuban bercampur mekonium.

9. Malas minum, sebelumnya minum dengan baik (menyokong ke arah sepsis)

Page 14: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

INFEKSI/SEPSIS PADA NEONATUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI :007

HALAMAN2 dari 3

PELAKSANAAN 1.Manejemen U mum

Dugaan Sepsis

Riwayat infeksi intrauterin, ditemukan satu

kategori A dan 1 atau 2 kategori B maka kelola

untuk tanda khususnya (misalnya kejang).

Lakukan pemantauan

Jika ditemukan tambahan tanda sepsis maka di

kelola sebagai kecurigaan besar sepsis

Kecurigaan Besar Sepsis

Pada bayi umur sampai dengan 3 hari

Bila ada riwayat ibu dengan infeksi rahim,

demam dengan kecurigaan infeksi berat atau

(KPD) atau bayi mempunyai dua atau lebih

kategori A, atau 3 atau lebih kategori B

Pada bayi umur lebih 3 hari

Bila bayi mempunyai dua atau lebih temuan

kategori A atau tiga atau lebih temuan

kategori B

Pemberian Antibiotik

Antibiotik awal diberikan Ampisilin dan

gentamisin, bila organisme tidak dapat

ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda

infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin dengan

cefataksim disamping tetap beri gentamisin

Jika ditemukan organisme penyebab infeksi,

digunakan antibiotik sesuai uji kepekaan

kuman. Antibiotik diberikan sampai tujuh hari

sampai ada perbaikan (lihat dosis obat).

Page 15: SOP PERSALINAN

2. Pada sepsis dengan meningitis, pemberian antibiotik sesuai pengobatan meningitis

Gentamisin 5 Mg / Kg BB BB Usia ≤ 7

hariUsia > 7 hari

< 1200 gr Tiap 48 jam

Tiap 36 jam

> 1200 gr Tiap 36 jam

Tiap 48 jam

PUSKESMASPATTALLASSANG

INFEKSI/SEPSIS PADA NEONATUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI :007

HALAMAN3 dari 3

PELAKSANAAN Ampisilin 50 mg / kg BB / IV atau IMUsia ≤ 7 hari

Usia ≤ 7 hari

Usia > 7 hari

<1,2 kg Tiap 12 jam Tiap 12 jam1,2 kg – 2,0 kg

Tiap 12 jam Tiap 8 jam

>2 kg Tiap 8 jam Tiap 6 jam

1. Baringkan bayi suntik IM dan dipaha bagian lateral, jangan suntikkan di bokong bayi

2. Berikan konseling pada Ibu mengenai kondisi bayi

3. Rujuk segera bayi

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 16: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN1 dari 6

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIANBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan

berat lahir kurang dari 2500 g (berat lahir adalah

Page 17: SOP PERSALINAN

berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah

lahir).

TUJUAN 1. sebagai acuan dalam penanganan BBLR sehingga

menurunkan angka kematian perinatal.

2. Mengidentifikasi BBLR menurut masa gestasi

3. Melakukan manajemen BBLR

4. Mengidentifikasi tanda, gejala dan diagnosis

serta manajemen masalah pemberian minum.

KEBIJAKAN 1. Menetapkan tata laksana perawatan BBLR

2. Tersedianya infant warmer, incubator, dan

peralatan lain yang berhubungan dengan

perawatan BBLR

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

Tata Laksana

Medikamentosa

- Pemberian Hb0 untuk Berat Badan Lahir > 2000

gram.

- Pemberian vitamin K1, injeksi 1 mg IM sekali

pemberian

Mempertahankan suhu tubuh normal

- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan

mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak

kulit kekulit, kangaroo mother care, pemancar

panas, incubator, atau ruangan hangat.

- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan

tangan dingin Ukur suhu tubuh bayi sesuai

jadwal.

Page 18: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN2 dari 6

PROSEDURPELAKSANAAN

Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR, lakukan manajemen umum

sebagai berikut :

Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat (KMC)

Jaga jalan napas tetap bersih dan terbuka

Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital :

pernapasan, denyut jantung, warna kulit dan

aktifitas.

Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola

gangguan napas.

Bila bayi kejang, hentikan kejang dengan anti

konvulsan.

Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena,

berikan cairan rehidrasi IV.

Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau

komplikasinya.

Pemberian Minum

ASI merupakan pilihan utama

Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi

menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,

perhatikan cara pemberian ASI dan nilai

kemampuan bayi mengisap paling kurang sehari

sekali.

Pemberian minum minimal 8 kali/hari. Apabila

bayi masih menginginkan dapat diberikan lagi.

Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV

dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari

berturut – turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Suportif

Jaga dan pantau kehangatan

Page 19: SOP PERSALINAN

Jaga dan pantau patensi jalan napas

Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

Jika terjadi penyulit, segera kelola sesuai

penyulit yang timbul.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN3 dari 6

PELAKSANAAN Cara Pemberian Nutrisi

Berat Lahir 1,750-2500 gram

Bayi Sehat

Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi. Ingatkan

bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan

malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering

(misalnya setiap 2 jam) bila perlu.

pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan

untuk menilai efektivitas menyusui. apabila bayi

kurang dapat mengisap, tambahkan asi perah

dengan menggunakan salah satu alternatif cara

pemberian minum.

Bayi Sakit

Bayi dengan 1,750-2,000 gram atau lebih dengan

Page 20: SOP PERSALINAN

gangguan napas, kejang dan gangguan minum segera

lakukan rujukan.

Apabila bayi dapat minum peroral dan tidak

memerlukan cairan iv, berikan minum seperti bayi

sehat.

Apabila bayi memerlukan cairan iv :

Hanya berikan cairan iv selama 24 jam pertama

mulai berikan minum peroral pada hari ke 2

atau segera setelah bayi stabil. anjurkan

pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi

menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu;

Apabila masalah sakitnya menghalangi proses

menyusui (misalnya gangguan napas, kejang),

berikan asi melalui pipa lambung;

berikan cairan IV dan asi menurut umur, lihat

tabel ;

Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misalnya 3

jam sekali). apabila bayi telah mendapat minum

160 ml/kg berat badan perhari tetapi masih

tampak lapar berikan tambahan asi setiap kali

minum.

Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi

sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan

untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk

atau tersedak.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN4 dari 6

Page 21: SOP PERSALINAN

PELAKSANAAN Lampiran :

Tabel 1. Suhu incubator menurut berat dan umur

bayi

Beratbayi

350 340 330 320

< 1500g

1 –10hari

11 hari– 3

minggu

3 – 5 minggu >5 minggu

1500 –2000 g

1 – 10hari

11 hari – 4minggu

>4 minggu

2100 –2500 g

1 – 2hari

3 hari – 3minggu

>3 minggu

>2500 g 1 - 2 hari >2 minggu

Tabel 2. Cara menghangatkan bayi

Cara PenggunaanKontak

kulit

Untuk semua bayi

Untuk menghangatkan bayi dalam waktu

singkat, atau menghangatkan bayi

hipotermi (32 – 36,40 C ) apabaila

cara lain tidak memungkinkan.

Kangaroo

Maother

Care

(KMC)

Untuk menstabilkan bayi dengan BB

<2500 g, terutama untuk perawatan

berkelanjutan bayi dengan BB < 1800

g dan usia gestasi <34 minggu

Tidak untuk bayi yang sakit berat

(sepsis,gangguan napas berat)

Tidak untuk ibu yang menderita

penyakit berat yang tidak dapat

merawat bayinya.

Pada Ibu yang sedang sakit, dapat

dilakukan oleh keluarga. (pengganti

ibu)

Page 22: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN5 dari 6

PELAKSANAAN Cara PenggunaanPemanca

r panas

Untuk bayi sakit atau bayi dengan BB ≥

1500 g

Untuk pemeriksaan awal bayi, selama

dilakukan tindakan, atau menghangatkan

kembali bayi hipotermiLampu

penghan

gat

Bila tidak tersedia pemancar panas,

dapat digunakan lampu pijar maksimal 60

watt dengan jarak 60 cmInkubat

or

Penghangatan berkelanjutan bayi dengan

BB<1500 g yang tidak dapat dilakukan

KMC

Untuk bayi sakit berat (sepsis,

gangguan napas berat)Ruangan

hangat

Untuk merawat bayi dengan BB <2500 g

yang tidak memerlukan tindakan

diagnostic atau prosedur pengobatan

tidak untuk bayi sakit berat (sepsis,

gangguan napas berat)Tabel 3. Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi

(ml/kg)

Berat Hari Hari Hari Hari Hari

Page 23: SOP PERSALINAN

ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5>1500

g60 80 100 120 150

<1500

g80 100 120 140 150

Tabel4. Pengukuran suhu tubuh

Keadaan Bayi Frekuensi PengukuranBayi sakit Tiap JamBayi sehat Tiap 12 jamKeadaan Bayi membaik Sekali sehari

Tabel 5. Suhu Kamar untuk Bayi dengan Pakaian

Berat Badan Suhu Ruangan1500-2000 g 28- 30 C>2000 g 26- 28 C

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :008

HALAMAN6 dari 6

PELAKSANAAN PEMANTAUAN

Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam. rawat bayi kecil diruang yang hangat (tidak kurang 25 c dan bebas dari aliran angin)

Jangan meletakkan bayi langsung dipermukaan yangdingin.

pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan bidan/perawat.

Page 24: SOP PERSALINAN

bayi tetap harus berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan melakukan tindakan.

Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukantindakan (mis. menggunakan pemancar panas)

ganti popok tiap kali basah Jangan menyentuh bayi dengan tangan yang dingin. Ukur suhu sesuai jadwal pada tabel.Tanda Kecukupan Pemberian ASI

Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama

20 gram setiap hari. periksa pada saat ibu meneteki, apabila satu

payudara dihisap, ASI akan menetes dari payudarayang lain.

Pemulangan Penderita :

Suhu bayi stabil Toleransi minum peroral baik, diutamakan

pemberian ASI. Bila tidak dapat diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternatif cara pemberian minum yang lain.

ibu sanggup merawat BBLR dirumah.*Rujuk Bayi Apabila ditemukan penyulit/masalah. Menasehati ibu atau keluarga cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ketempat rujukan dengan metode kangguru jika memungkinkan.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 25: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :009

HALAMAN1 dari 3

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIANAdalah bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas

secara spontan, teratur, dan adekuat pada saat

lahir atau beberapa saat setelah lahir.

TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah penanganan bayi baru

lahir yang tidak bernafas spontan dengan

resusitasi secara cepat dan tepat dan mencegah

terjadinya kerusakan otak..

KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetri dan Neonatal EmergencyMengacu Pada Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensialdi Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

1.Persiapan alat: sarung tangan steril untuk dokter, bidan, dan

perawat. Alat penghisap lender (syringe bulb atau suction). Radiant warmer. Alat observasi, berupa : stetoskop khusus

neonates, jam tangan dengan detik, dan thermometer.

Alat resusitasi : balon dan sungkup untuk bayi cukup bulan dan kurang bulan, laringoskop, pipa endotrakeal sesuai taksiranberat janin, stilet, selang oksigen.

Set umbilical yang bersih : 1 gunting pemotong tali pusat, 1 buah kom kecil berisi betadin 10%, 3 helai kasa steril, klem / tali

Page 26: SOP PERSALINAN

umbilical dan kateter umbilical. Pipa nasogastric No. 3.5 dan 5. Tanda pengenal untuk bayi. Suntikan Vit K1.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :009

HALAMAN2 dari 3

PROSEDURPELAKSANAAN

2.Prosedur kerja :A. Tanpa Asfiksia :

Bidan menilai, APGAR 8 – 10.

Bayi lahir tidak menangis spontan.

B. Bidan mengeringkan badan bayi, melakukan

rangsangan taktil, timbul respon upaya

bernafas yang baik ( bayi menangis ) dengan

detak jantung > 100 X / menit. Asfiksia

Sedang.

Bidan menilai APGAR 4 – 7

Bidan mengeringkan badan bayi

Bidan melakukan pengisapan lendir.

Bidan melakukan rangsangan taktil.

Bila respon usaha, nafas yang timbul lemah,

maka bidan perlu melakukan bantuan ventilasi

dengan ventilasi tekanan positif.

C. Asfiksia berat :

1. Bidan menilai APGAR < 3

2. Bidan memberikan tindakan ventilasi positif

dan intubasi.

Page 27: SOP PERSALINAN

3. Bidan melakukan tindakan pemijatan dada.

4. Bidan memberikan medikasi.

5. Apabila nilai APGAR menit ke 5 sudah baik ( 7

– 10 ), maka bidan melakukan perawatan

selanjutnya yaitu :

Membersihkan badan bayi.

Melakukan perawatan tali pusat.

Memberikan ASI sedini mungkin.

Memakaikan baju.

Memasang paneng untuk identifikasi.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BBL DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NO. DOKUMEN NO. REVISI :009

HALAMAN3 dari 3

PELAKSANAAN 6. Bidan mengajarkan Ibu dan keluarga cara –

cara :

Menyusui yang baik

Merawat tali pusat.

Memandikan bayi

Mengobservasi keadaan nafas bayi.

7. Bidan memberi penjelasan kepada keluarga

tentang pentingnya :

Pemberian ASI sejak dini sampai anak

Page 28: SOP PERSALINAN

berusia 2 tahun.

Makanan bergizi bagi Ibu menyusui.

Makanan tambahan setelah bayi berusia 6

bulan.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

PUSKESMASPATTALLASSANG

KEJANG PADA NEONATUS

Page 29: SOP PERSALINAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI :011

HALAMAN1 dari 2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIANKejang pada neonates yaitu perubahan paroksimal

dari fungsi neurologic misalnya perilaku,

sensorik, motorik dan fungsi autonom sistm syaraf

TUJUAN Mampu melakukan tata laksana kejang pada neonates.

KEBIJAKAN Menetapkan pedoman tata laksana kejang pada neonates

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

Mempertahankan ventilasi, oksigenasi, dan sirkulasi yang adekuat.

Mencari etiologi kejang. Mengatasi / menghentikan kejang (fase akut) dan pengendalian kejang.

Penatalaksanaan sesuai etiologi. Fase akut kejang :

Berikan Oksigenasi dengan kecepatan maksimal 2-2,5 liter/menit.

Pemasangan jalur IV dan pemberian cairan dengan dosis rumatan.

Fenobarbital 20 mg/kgBB IV dalam waktu 10-15 menit, jika kejang tidak berhenti dapat diulangi dengan dosis 10 mg/kgBB sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit.

Bila jalur IV tidak tersedia atau sediaan IV tidak tersedia, dapat diberikan fenobarbital IM dengan dosis ditingkatkan 10-15% dari dosisIV.

Cari etiologi sesegera mungkin. Bila kejang belum teratasi berikan :Fenitoin 20 mg/kgBB IV dalam larutan garam

fisiologis dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit.

Bila kejang telah teratasi berikan pengobatan

Page 30: SOP PERSALINAN

rumatan : Fenobarbital 1,5 – 2,5 mg/kgBB/kali, tiap 12 jam per oral atau IV sampai 7 hari bebas kejang.

BBLSR ( <1500 g, <32 minggu ) : 2 mg/kg/kali, tiap 12 jam.

BCB : 4 – 5 mg/kg/kali, tiap 12 jam.Usia kronologis > 2 minggu : 4 – 5 mg/kg/kali,

tiap 6 jam.

PUSKESMASPATTALLASSANG

KEJANG PADA NEONATUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI :011

HALAMAN2 dari 2

PROSEDURPELAKSANAAN

Bila memerlukan ventilator mekanik, maka harus

dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas perawatan

perinatologi.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Page 31: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

NO. DOKUMEN NO. REVISI :012

HALAMAN1 dari 3

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan sebagai teknik pencegahan mikroorganismepatogen dari seseorang ke orang lain yang disebut “carrier”. Barrier yang umum digunakan masker, kacamata pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki.

TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga

Page 32: SOP PERSALINAN

pengunjung dan lingkungan dari kemungkinan

transmisi material infeksius.

KEBIJAKAN 1. Setiap petugas Puskesmas Kesehatan yang melaksanakan tugas di tempat yang beresiko dan membahayakan dirinya selama bekerja harus menggunakan alat pelindung diri secara benar, dan di saat melepaskan alat pelindung diri juga harus benar karena sudah terkontaminasi sehingga tidak menyebarkan mikroorganisme ke tempat lain.

2. Setiap ruangan harus menyediakan : Masker, Kacamata pelindung, Gaun/apron, Sarung tangan, Penutup kepala, dan Pelindung kaki.

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

A. Masker N95Langkah – langkah :1. Genggam respirator dengan satu tangan,

posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung jari – jari, biarkan tali pengikat menjuntai bebas di bawah tangan anda.

2. Posisikanrespirator di bawah dagu dan sisi untuk hidung berada di atas.

3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di belakang kepala di atas telinga.Tarik tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.

4. Letakkan jari – jari kedua tangan anda di atasbagian hidung yang terbuat dari logam.Tekan sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing – masing tangan) mengikuti bentuk hidung. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.

5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati – hati agar posisi respirator tidak berubah.

Page 33: SOP PERSALINAN

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

NO. DOKUMEN NO. REVISI :012

HALAMAN2 dari 3

PROSEDURPELAKSANAAN

B. Masker BiasaLangkah – langkah pemasangan :1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher.

2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung.

3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu.

4. sehingga melekat dengan baik.5. Periksa ulang pengepasan masker.Langkah – langkah melepaskan1. Jangan di sentuh bagian depan masker karena

telah terkontaminasi.2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali

atau karet bagian atas.3. Buang ke tempat limbah infeksius.

C. Pemakaian Kaca Mata Pelindung.Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas. Langkah – langkah melepaskan :1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah

telah terkontaminasi.2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang

kacamata.3. Letakkan di wadah yang telah di sediakan

untuk dip roses ulang atau dalam tempat limbah infeksius.

D. Pemakaian Gaun / ApronLangkah – langkah Pemasangan:1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga

lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung.

2. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.Langkah – langkah melepaskan :1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung

telah terkontaminasi.2. Lepas tali.3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang

bagian dalam gaun pelindung saja.4. Balik gaun pelindung.5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan

letakkan di wadah yang telah di sediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.

E. Pemakaian Sarung Tangan

Page 34: SOP PERSALINAN

Langkah – langkah Pemasangan :1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati –

hati, pilih yang sesuai ukuran.2. Jika harus mempertahankan prinsip – prinsip

steril hindarkan sarung tangan terkontaminasiobyek tidak steril.

3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan sarung tangan bagian atas danmasukkan tangan non dominan dengan posisi telentang, masukkan jari secara pelan – pelan.

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

NO. DOKUMEN NO. REVISI :012

HALAMAN3 dari 3

PROSEDURPELAKSANAAN

4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakaisarung tangan di bawah sarung tangan yang belum di lepas di pergelangan tangan.

5. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.

6. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.

7. Cuci tangan sesuai prosedur.F. Pemakaian penutup kepala

Langkah – langkah :1. Pakailah pelindung kepala sesuai ukuran

sehingga menutup semua rambut.2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung di

buang ke tempat sampah.G. Pemakaian pelindung kaki Langkah – langkah :

1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan kulit.

2. Sepatu harus selalu bersih.Harus selalu di gunakan di dalam kamar operasi dan tidak boleh di pakai keluar, tidak di anjurkan memkai sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki.

Page 35: SOP PERSALINAN

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN BENDA TAJAM

NO. DOKUMEN NO. REVISI : 013 HALAMAN1 dari 1

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Benda tajam adalah jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel, gunting, benang kawat, pecahan kaca dan benda lain yang dapat menusuk

Page 36: SOP PERSALINAN

atau melukai.

TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga

pengunjung dari perlukaan.

KEBIJAKAN Acuan Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN 1.Wadah pembuangan benda tajam berupa kotak karton

tebal tertutup dengan lubang yang cukup untuk

memasukkan jarum suntik dan spuit serta benda

tajam bekas pakai lainnya

2.Wadah pembuangan benda tajam diletakkan di dekat

tempat benda tajam digunakan

3.Jarum dan spuit bekas pakai segera

dibuangkedalam wadah pembuangan benda tajam

4.Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat dan

dibuang jika sudah tiga perempat penuh

5.Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya

digunakan untuk satu kali dan kemudian dibuang

sesuai standar prosedural operasional pembuangan

limbah benda tajam

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja

PUSKESMASPATTALLASSANG PENANGANAN BENDA TAJAM

Page 37: SOP PERSALINAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI :014

HALAMAN1 dari 1

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administratif maupun operasional (termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan, mengkondisikan, penimbunan, dan pembuangan limbah.

TUJUAN 1. melindungi petugas pembuangan limbah dari

perlukaan.

2. melindungi penyebaran infeksi terhadap para

petugas kesehatan.

3. mencegah penularan infeksi pada masyarakat

sekitarnya

4. membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan

radioaktif) dengan aman.

KEBIJAKAN Acuan Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN 1. Petugas melakukan Identifikasi limbah misalnya

Padat,cair,tajam,infeksius, dan non infeksius.2. Kemudian petugas melakukan pemisahan limbah

seperti ;-Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah- pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah- tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.- limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek.

3. Petugas memberi label, seperti ;a. Limbah padat infeksius :- Plastik kantong kuning- kantong warna lain tapi diikat tali warna

Page 38: SOP PERSALINAN

kuningb. Limbah padat non infeksius- Plastik kantong warna hitam

c. Limbah benda tajam :- wadah tahan tusuk dan air

PUSKESMASPATTALLASSANG

KEBERSIHAN VENTILASI RUANGAN DAN LINGKUNGAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI :015

HALAMAN1 dari 1

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN Kebersihan ruangan merupakan kebutuhan vital di

rumah sakit karena ruangan merupakan fasilitas

penyebaran mikroba yang menyebabkan terjadinya

infeksi terutama infeksi Nosokomial

Ventilasi ruangan adalah proses memasukkan dan menyebarkan udara luar, dan/atau udara daur ulang yang telah diolah dengan tepat dimasukkan kedalam gedung atau ruangan

TUJUAN Agar dapat mencegah terjadinya infeksi

Nosokomial

Bila ruangan kerja bersih maka petugas dapat

bekerja dengan gembira dan sehat

Dapat mewujudkan citra puskesmas yang bersih

Page 39: SOP PERSALINAN

KEBIJAKAN Buku pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas lainnya

Buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksidi rumah sakit dan fasilitas lainnya

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

Untuk tatalaksana Ventilasi Ruangan : 1 Pertukaran udara di ruangan tanpa AC* lebih dari

12 ACH**. Jika menggunakan AC terdapat catatan pembersihan AC setiap bulan

1. Bongkar bersih ruangan bersalin setiap bulan2. Ruangan Bersalin dan tindakan dibersihkan setiap

kali setelah tindakan selesai3. Tersedia cukup air di puskesmas untuk keperluan

kebersihan pencucian4. Sampah ruangan dibuang sesuai aturanpembuangan

sampah5. Pencahayaan ruangan sesuai kebutuhan

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN DEHIDRASI BERAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI :001

HALAMAN1 dari 2

STANDARPROSEDUR

OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT

24 Agustus 2015

Ditetapkan : di PattallassangKepala Puskesmas

H. BADOLLAHI, SKM.,M.KesNIP. 19600805 198403 1 015

PENGERTIAN

Dehidrasi berat adalah dehidrasi yang terjadi

apabila terdapat dua atau lebih tanda dan gejala

Page 40: SOP PERSALINAN

klinis berupa letargi atau penurunan

kesadaran,mata cekung, turgor menurun ( < 2 detik)

dan tidak bisa minum atau malas minumTUJUAN Untuk mengatasi dehirasi berat pada bayi/anak

KEBIJAKAN Mengacu pada panduan pelayanan kesehatan neonatal Esensial

PETUGAS Dokter Umum, Bidan,dan Perawat

PROSEDURPELAKSANAAN

Klasifikasi

Tanda-Tanda atau Gejala

Pengobatan

DehidrasiBerat

Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini :- Letargis/

tidak sadar- tidak bisa

minum atau malas

- Cubitan kulit perutkembali sangat lambat ( ≥ 2 detik )

Tangani sesuai Rencana Terapi C.Jika bayi juga mempunyai klasifikasi lain yang menbutuhkan rujukan segera:- RUJUK SEGERA setelah memenuhi syaratrujukan dan oralit sedikit demi sedikit.- Nasehati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan.- Cegah agar gula darah tidak turun.\- Nasehati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan.

Dehidrasiringan sedang

Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini :- Rewel,

gelisah- Mata cekung- Minum

dengan lahap, haus

- Cubitan kembali lambat

Jika bayi tidak mempunyai klasifikasi berat lain, tangani sesuai Rencana Terapi BJika bayi mempunyai klasifikasi berat yang lain :- RUJUK SEGERA dan

selama perjalanan berikan larutan oralit.

- nasihati agar ASI tetap diberikan jika memungkinkan.

- Cegah agar gula darahtidak turun.

- nasehati cara menjagabayi tetap hangat selama perjalanan.

Lakukan asuhan dasar bayi muda

Page 41: SOP PERSALINAN

Nasehati kapan harus kembaliKunjungan ulang 2 hari

Tanpa dehidrasi

Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau berat

- Beri cairan dan makanan untuk menanganidiare dirumah.- nasehati ibu kapan kembali- Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jikatidak membaik

PUSKESMASPATTALLASSANG

PENANGANAN DEHIDRASI BERAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI :001

HALAMAN2 dari 2

PROSEDURPELAKSANAAN

PENANGANAN DIARE DEHIDRASI BERAT sesuai RENCANA TERAPI C

(modifikasi untuk bayi muda )

Jika bayi masuk klasifikasi dehidrasi berat, ada fasilitas dan kemampuan untuk pemberian cairan IV, maka :- pasangjalur IV- Berikancairan IV Ringer laktat

(jikatidaktersedia, berikanNaCl 0,9%) sebanyak 30 ml/kgBBselama 1 jam (10 tetes/makro/KgBB/menitatau 30 tetesmikro/KgBB/Menit.

- Evaluasisetiap 1 jam : bilamembaik,RUJUK SEGERAdenganmeneruskancairan IV 70 ml/KgBBselama 5 jam( 5 tetesmakro/KgBB/menitatau 14 tetesmikro/KgBB/menit)

- Bilabelummembaik, nadimasihlemah, ulangilagi 30 menit ml/KgBB/jam( 10tetesmakro/KgBB/Menitatau 30 tetesmakro/KgBB/menit).

- Lakukanevaluasi 1 jam :

MULAI DISINI

Page 42: SOP PERSALINAN

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin dan Kamar Nifas

Dapatkan andasegera

memberikan

Apakah adafasilitaspemberiancairan

intravena yang

TIDAK

- RUJUK SEGERAkeRumahsakituntukpengobatanintarvena.

- Jikabayidapatminum, bekaliibularutanoralitdantunjukkancarameminumkanpadabayisedikit demi

TIDAK

Apakah andatelah dilatihmenggunakan

pipa orogastik

TIDAK

YA

- Mulailahmelakukanrehidrasidenganoralitmelaluipipaorogastrik, beri 20 ml/KgBB/Jam selama 6 Jam (total 120ml/Kg)

- Periksakembalibayisetiap 1 jam: JikamembaikRUJUK SEGERA Jikabayimuntahterusmenerusataupe

rutmakinkembung, RUJUK SEGERA

Apakah anakmasih bisaminum ?

TIDAK

RUJUK SEGERAuntuk

pengobatanIV/NGT/OGT

YA

YA

Catatan :Pada tingkat dehidrasi apapun, sebaiknya ASI tetap diberikan.