-
CASE REPORTG2P0A1 34 TAHUN HAMIL 38 MINGGU JTH IU PRESKEP
PUKABELUM INPARTU DENGAN HIPERTENSI KRONIK, FETAL HIPOKSIA E.C
KOMPRESI TALI PUSAT E.C LILITAN TALI PUSAT 2 KALI DI LEHERPreceptor
:dr. H. Wahdi SDJ, Sp. OG Dr. dr. Anto Sawarno, Sp.OG (K)dr.
Trestiawaty, Sp.OG
Disusun oleh :Herperian (1018011063)Resti Lhutvia Andani
(1018011126)KEPANITERAAN ILMU OBSTETRIK & GINEKOLOGIFAKULTAS
KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNGRSUD AHMAD YANI METRO2014
-
IDENTITASNo Reg/MR:11607/247511Pukul: 17.55 WIBMRS: 21 Oktober
2014Nama: Ny. CSNama Suami: Tn. TMAUmur: 34 tahunUmur: 60
tahunPendidikan: SMPPendidikan: SMPPekerjaan: Ibu rumah
tanggaPekerjaan: PensiunanAgama: IslamAgama: IslamSuku: Lampung
Suku: AcehAlamat: Sukaraja tigaAlamat: Sukaraja tiga
-
ANAMNESISDiambil dari: PasienTanggal/Pukul : 22 Oktober 2014 /
17.55 WIB
-
KU dan TambahanKELUHAN UTAMApasien merasa gerakan janin
berkurangKELUHAN TAMBAHAN hamil cukup bulan dengan darah tinggi
-
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan gerakan
janin berkurang, hal ini dirasakan sejak 2 hari SMRS. Menurut bidan
os hamil 38 minggu dengan darah tinggi. Riwayat tekanan darah
tinggi sebelum hamil (+) sejak 3 tahun yang lalu. Kepala pusing (+)
Pandangan kabur (-), mual (-), muntah (-), mules (-), perut kencang
(-), keluar lendir darah (-), keluar air-air (-).
-
Riwayat Penyakit DahuluHipertensi (+)DM (-)Penyakit jantung
(-)Penyakit ginjalOperasi dan riwayat dirawat di RS (-)
-
Riwayat Penyakit KeluargaOs. Ibunya memiliki penyakit
hipertensi
-
Riwayat MenstruasiMenarche: 12 tahunSiklus: 28 hariLamanya: 7
hariBanyaknya: 2 kali ganti pembalutHPHT: 27 Januari 2014Taksiran
persalinan: 5 November 2014
-
Riwayat Perkawinan dan Ginekologi
-
Riwayat Kehamilan SekarangHPHT : 27 Januari 2014TTP : 5 November
2014ANC : Teratur, frekuensi 2 kali perbulan di bidanKeluhan: Pada
saat kontrol kehamilan didapatkan tekanan darah tinggi
-
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Hamil keTanggal lahir anakJenis kelaminJenis
PersalinanPenyulit/komplikasiPenolongBB. LahirKeadan anak1
2014Hamil ini
-
Riwayat Keluarga BerencanaPasien menggunakan kontrasepsi Pil
sebelumnya
-
PEMERIKSAAN FISIK
-
Status PresentKeadaan umum: baik Kesadaran: Compos mentisTekanan
darah: 160/110 mmHgNadi: 92 x/menitRespiratory Rate: 20
x/menitSuhu: 36,40CKeadaan gizi: baikTinggi badan: 160 cmBerat
badan: 80 kg
-
Status GeneralisKepala Tidak ada edema pada muka, konjungtiva
tidak anemis, sklera mata tidak ikterik.Pinggang Tak ada
kelainanExtremitasOedema tangan dan jari: Tidak ada
Oedema Tibia dan kaki: Tidak adaVarises Tungkai: Tidak ada
-
Status ObstetriPemeriksaan umumInspeksi: perut
cembungPalpasiLeopold I: tinggi fundus uteri 32 cm, pada bagian
fundus teraba bagian bulat, besar dan tidak melenting (kesan
bokong) Leopold II: pada bagian kanan teraba bagian memanjang.
Kesan punggung kanan, letak janin memanjangLeopold III: pada bagian
segmen bawah rahim teraba bagian bulat melenting (kesan kepala)
Leopold IV: konvergen, belum masuk PAP (penurunan 5/5)HIS:
-Perkusi: -Auskultasi: DJJ 5 detik pertama : 12 x
DJJ 5 detik kedua : 10x DJJ 5 detik ketiga : 14x DJJ =
144x/menit (irregular)
TBJ: 2700 gram
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Hematologi
-
Diagnosa KerjaG2P0A1 42 tahun hamil 38 minggu janin tunggal
hidup intrauterine presentasi kepala letak memanjang punggung kanan
belum inpartu dengan hipertensi kronik, fetal hipoksia e.c lilitan
tali pusat 2 kali di leher.
-
PrognosisDubia ad bonam
-
PenatalaksanaanObservasi TVI, DJJ, dan HisIVFD RL gtt
xx/menitCefotaxime 2 x 1 grNifedipine 2 x 10 mg p.oParacetamol tab
2x 500 mg p.oDexamethasone 2 x 2 ampKonsul Sp. OG
-
ANALISIS KASUS
-
A. PermasalahanApakah diagnosis sudah tepat?Apakah penyebab dari
fetal hipoksia/fetal distress? Apakah penatalaksanaan sudah
tepat?
-
1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
Pasien ini didiagnosis G2P0A1 34 tahun hamil 38 minggu janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala letak memanjang
punggung kanan belum inpartu dengan hipertensi kronik, fetal
hipoksia e.c lilitan tali pusat 2 kali di leher
-
Pada anamnesis diketahui pasien datang dengan keluhan gerakan
janin berkurang, hal ini dirasakan sejak 2 hari SMRS. Os mengaku
hamil 38 minggu dengan darah tinggi. Riwayat tekanan darah tinggi
sebelum hamil diakui oleh pasien sejak 3 tahun yang lalu. Kepala
pusing (+) Pandangan kabur (-), mual (-), muntah (-), mules (-),
perut kencang (-), keluar lendir darah (-), keluar air-air (-).
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg.
-
Pemeriksaan obstetri, tinggi fundus = 32 cm, teraba bokong di
bagian fundus uteri, punggung berada di kanan ibu, kepala berada di
bagian terbawah, belum masuk PAP. DJJ = 145x/menit, irreguler.
Pemeriksaan USG didapatkan janin tunggal hidup, aterm, intra
uterin, fetal hipoksia, lilitan tali pusat 2 kali di leher
-
2. Apakah Penyebab fetal hipoksia/fetal distress?Ada beberapa
kemungkinan penyebab gawat janin, namun biasanya gawat janin
terjadi karena beberapa mekanisme yang berkesinambungan. Penurunan
aliran darah plasenta akibat kontraksi dapat menyebabkan kompresi
terhadap tali pusat.
-
Kondisi klinik yang berkaitan dengan hipoksia ialah: 1. Kelainan
pasokan plasenta : solutio plasenta, plasenta previa, postterm,
prolapsus tali pusat, lilitan tali pusat, pertumbuhan janin
terhambat, isufisiensi plasenta 2. Kelainan arus darah plasenta :
hipotensi ibu, hipertensi, kontraksi hipertonik, 3. Saturasi
oksigen ibu berkurang: hipoventilasi, hipoksia, penyakit
jantung.
-
3. Apakah penatalaksanaan dari kasus ini sudah tepat?
Penanganan pada kasus ini sudah tepat yaitu dengan melakukan
pemberian obat antihipertensi pada pasien, yaitu dengan melakukan
pemberian nifedipine. Pada pasien dilakukan juga tindakan operatif
yaitu sectio caesaria.
-
Pertimbangan untuk dilakukan sectio caesaria antara lain :
Menurut Mochtar [1998]1. Plasenta previa sentralis dan lateralis
[posterior].2. Panggul sempit.3. Disporposi sefalo- pelvik yaitu
ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul.4. Ruptura uteri
mengancam5. Partus lama [prolonged labor].6. Partus tak maju
[obstructed labor].7. Distosia serviks.8. Pre- eklampsi dan
hipertensi.9. Malpresentasi janin.
-
Pada pasien sendiri didapatkan keadaan hipertensi kronik dan
telah terjadi hipoksia janin pada pemeriksaan USG, serta gerakan
janin yang semakin jarang dirasakan oleh ibu. Pada pasien dilakukan
SC untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat hipertensi kronik
pada ibu dan mencegah terjadinya gawat janin.
-
TINJAUAN PUSTAKAKlasifikasi :Hipertensi kronik
PreeklampsiaEklampsiaHipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsiaHipertensi gestationalFaktor ResikoPrimigravida,
primipaternitasHiperplansentosis, misalnya: mola hidatidosa,
kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi
besar.Umur yang ekstrimRiwayat keluarga pernah preeklampsi dan
eklampsiPenyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil.Obesitas.
-
Patofisiologi Teori kelainan vaskulari plasentaTeori iskemik
plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotelIskemia plasenta dan
pembentukan oksidan/radikal bebasPeroksida lemak sebagai oksidan
pada hipertensi dalam kehamilanDisfungsi endotelTeori intoleransi
imunologik antara ibu dan janinTeori adaptasi kardiovaskularori
genetikTeori defisiensi giziTeori inflamasi.
-
Aspek KlinisHipertensi kronikDefinisi Hipertensi kronik dalam
kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya
kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya hipertensi sebelum
kehamilan, maka hipertensi kronik di definisikan bila didapatkan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90
mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu.
-
Etiologi hipertensi kronikHipertensi kronik dapat disebabkan
primer: karena idiopatik 90% dan sekunder : 10%, berhubungan dengan
penyakit yang mendasari seperti penyakit ginjal, penyakit vaskular,
endokrin dan pembuluh darah otak.
-
Diagnosis hipertensi kronik pada kehamilanDiagnosis hipetensi
kronik adalah bila didapatkan hipertensi yang timbul sebelum
kehamilan, atau timbul hipertensi < 20 minggu umur
kehamilan.
-
Ciri-ciri hipertensi kronik:Umur ibu relatif tua diatas 35
tahunTekanan darah sangat tinggiUmumnya multiparaUmumnya ditemukan
kelaianan jantung dan ginjalObesitasPenggunaan obat-obat
antihipertensi sebelum kehamilanHipertensi yang menetap
pascapersalinan
-
Dampak hipertensi kronik dalam kehamilanDampak ibu Bila wanita
hamil mendapatkan monoterapi maka hipertensi dapat terkendalikan,
namun dapat menimbulkan suatu solusio plasenta dan superimposed
preeklampsia. Hipertensi kronik yang diperberat oleh kehamilan
memiliki tanda: a) kenaikan mendadak tekanan darah yang yang
akhirnya disusul dengan proteinuria dan b) tekanan darah sistolik
> 200 mmHg distolik > 130 mmHg, dengan akibat segera terjadi
oligouria dan gagal ginjal.Penyulit hipertensi kronik pada
kehamilan ialah a) solusio plasenta: risiko terjadinya 2-3kali pada
hipertensi kronik dan b) superimposed preeklampsia.Dampak
janinDampak hipertensi kronik pada janin adalah : IUGR. Dampak lain
adalah peningkatan persalinan preterm.
-
FETAL DISTRESS/FETAL HIPOKSIAGawat janin juga umum digunakan
untuk menjelaskan kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan
penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau
kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya
dilahirkan. Hipoksia ialah keadaan jaringan yang kurang oksigen,
sedangkan hipoksemia ialah kadar oksigen darah yang kurang.
-
Faktor RisikoPemantauan DJJ dapat dilakukan secara intermiten
atau kontinu. Beberapa keadaan yang membutuhkan pemantauan DJJ
secara kontinu adalah:Kehamilan Risiko Tinggi (antepartum
risk)Diagnosis atau aspek IUGR (Intra Uterine Growth
Restriction)Gambaran kardiotografi abnormal saat kehamilanGambaran
USG Doppler abnormalOligohidramnion atau
polihidramnionPreeklamsiPerdarahan
antepartumKorioamnionitisKehamilan serotinus ( 42 minggu)Ketuban
pecah diniKehamilan multifetusKehamilan sungsang atau
malpresentasiKehamilan dengan diabetesKehamilan dengan
hipertensiKehamilan dengan bekas seksio sesarea.
-
Persalinan Risiko Tinggi (intrapartum risk)Induksi/augmentasi
dengan oksitosin/prostaglandinAuskultasi yang abnormal (takikardia,
bradikardia atau deselerasi pada pemantauan intermiten)Anestesi
epiduralPerdarahan intrapartum yang tidak diketahui penyebabnyaIbu
demamCairan ketuban mekonealSetelah amniotomiPersalinan
pretermVaginal birth after cesarean section (VBAC)
-
Hendaknya kita dapat menganalisa kondisi janin dan ibu,untuk
kemudian membuat pemeriksan khusus dalam membuktikan kebenaran
analisa tersebut. Kondisi klinik yang berkaitan dengan hipoksia
ialah: 1. Kelainan pasokan plasenta : solutio plasenta, plasenta
previa, postterm, prolapsus tali pusat, lilitan tali pusat,
pertumbuhan janin terhambat, isufisiensi plasenta 2. Kelainan arus
darah plasenta : hipotensi ibu, hipertensi, kontraksi hipertonik,
3. Saturasi oksigen ibu berkurang: hipoventilasi, hipoksia,
penyakit jantung.
-
Indikasi-indikasi kemungkinan gawat janin:Denyut jantung
janinBradikardi.Takikardi.Variabilitas denyut jantung dasar yang
menurun.Pola deselerasi.Air ketuban hijau dan kental
(mekonium)Pemeriksaan pH darah janin
-
PenatalaksanaanPenatalaksanaan klinis perubahan pola frekuensi
denyut jantung janin yang signifikan adalah, apabila mungkin,
memperbaiki gangguan pada janin. Tindakan yang dianjurkan oleh
American College of Obstetricians and Gynecologists (1998):Reposisi
pasienPruang operasi sebelum persiapan abdomenMeminta petugan
enghentian stimulant uterus dan koreksi hiperstimulasi
uterusPemeriksaan dalam (vaginal touche)Koreksi hipotensi ibu yang
akibat analgesia regionalPemberitahuan kepada staf anesthesia dan
keperawatan akan perlunya persalinan daruratPemantauan frekuensi
denyut jantung janin - dengan monitor janin elektronik atau
auskultasi di terlatih untuk bersiap melakukan resusitasi dan
perawatan neonatesPemberian oksigen kepada ibuMengubah posisi ibu
menjadi lateral, memperbaiki hipotensi ibu akibat analgesia
regional dan menghentikan oksitosin, berfungsi untuk memperbaiki
perfusi uteroplasenta.
-
KESIMPULANPasien ini didiagnosis G2P0A1 34 tahun hamil 38 minggu
janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala letak memanjang
punggung kanan belum inpartu dengan hipertensi kronik, fetal
hipoksia e.c lilitan tali pusat 2 kali di leher sudah benar, karena
dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
mengarahkan pasien ke dalam diagnosa hipertensi kronik, fetal
hipoksia e.c lilitan tali pusat 2 kali.
Ada beberapa kemungkinan penyebab gawat janin, namun biasanya
gawat janin terjadi karena beberapa mekanisme yang
berkesinambungan. Penurunan aliran darah plasenta akibat kontraksi
dapat menyebabkan kompresi terhadap tali pusat.
Penanganan pada kasus ini sudah tepat yaitu dengan melakukan
pemberian obat antihipertensi pada pasien, yaitu dengan melakukan
pemberian nifedipine. Pada pasien dilakukan juga tindakan operatif
yaitu sectio caesaria.
-
Terimakasih...