Top Banner
PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK TUMBUHAN SISWA KELAS VIII SMP N 1 PEMANGKAT SKRIPSI Oleh : ATIKA TRI PUTRI NPM : 121630332 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2018
157

repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

Sep 26, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK TUMBUHAN

SISWA KELAS VIII SMP N 1 PEMANGKAT

SKRIPSI

Oleh :

ATIKA TRI PUTRI

NPM : 121630332

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2018

Page 2: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP

KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK

TUMBUHAN SISWAKELAS VIII

SMP N 1 PEMANGKAT

SKRIPSI

Oleh:

ATIKA TRI PUTRI

NPM: 121630332

Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

2018

Page 3: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Page 4: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Page 5: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Page 6: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

iv

MOTTO

“Sesunggunya Allah Tidak Akan Mengubah Nasib Suatu Kaum, Kecuali Kaum Itu

Sendiri yang Mengubah Apa Yang Ada Pada Diri Mereka”

(Ar-Rad : 11)

“Barang Siapa Yang Keluar Untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada Di Jalan

Allah Hingga Dia Pulang”

(HR. Tarmidzi)

“Jangan Menjadi Orang Yang Sukses, Tapi Jadi Lah Orang Yang Berguna”

(Albert Einstein)

“Tujuan Pendidikan Itu Untuk Mempertajam Kecerdasan, Memperkukuh

Kemauan Serta Memperhalus Perasaan”

(Tan Malaka)

Akal Manusia Telah Menemukan Banyak Hal-Hal Menakjubkan Di AAlam Dan

Akan Menemukan Lebih Banyak Lagi, Dan Dengan Demikian Akan

Meningkatkan Kekuasaan-Nya Atas Alam.

(Vladimir Lenin)

Page 7: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil’alamin.

Di atas segala asa, kupanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

Dialah puncak segala ketaatan. Akhirnya, teriring penghargaan, terima kasih,

cinta dan ketulusan kupersembahkan sebuah karya sedehana untuk mereka yang

menantikan saat-saat ini:

Orang Tua Tercinta

Mamak (Jarmiah) dan Bapak (Farid Mahfuz) tercinta sebagai tanda bakti,

hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil

ini kepada Mamak dan Bapak yang telah memberikan kasih sayang, nasihat,

segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat

kubalas. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mamak dan Bapak

bahagia karena selama ini aku belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Mamak dan

Bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu mendoakanku,

Terima Kasih Mamaak... Terima Kasih Bapak...

Teruntuk Keluarga Tercinta

Teruntuk keluarga besar saya, Saudara saya, Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan

Sepupu saya rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kupersembahkan karya

kecil ini kepada kalian semua yang telah memberiku dukungan yang tak henti-

hentinya. Semoga langkah ku ini dapat menjadi awal dari perjelanan besar yang

telah menantiku, dukungan dan do’a kalian tidak dapatku ganti, melainkan aku

ganti denga karya kecil ini, terima kasih kalian semua.

Teruntuk Teman-Temanku

Terimakasih untuk teman-temanku, (Biologi Angkatan 2012 dan 2013) yang telah

memberiku semangat kembali dalam menyusuri langkah besar ini, maaf nama

kalian tidak dapat aku sebut satu persatu. Berkat dorongan kalian aku akhirnya

dapat mempersembahkan karya yang kecil ini, terima kasih teman-teman.

Page 8: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

vi

ABSTRAK

ATIKA TRI PUTRI (121630332) Penerapan CTL (Contexual Teaching Learning)

terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Dengan Hasil Belajar Pada Materi

Gerak Pada Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMP 1 Pemangkat. Dibimbing oleh

ARIF DIDIK KURNIAWAN M.PD dan ARI SUNANDAR M.SI

Hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pemangkat pada mata

pelajaran IPA masih dibawah KKM (<65) khususnya pada materi gerak pada

tumbuhan. Sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dalam

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dan hasil belajar. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis dan

hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Pemangkat menggunakan penerapan

CTL (Contextual Teaching Learning). Bentuk penelitian menggunakan Quasi

Experimental Research dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Kelas VIII A

sebagai kelas CTL (Contextual Teaching Learning) dan kelas VIII C sebagai kelas

Konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan

pengukuran dengan pemberian tes soal. Alat pengumpul data dalam penelitian ini

berupa lembar observasi, tes hasil belajar dan tes berfikir kritis. Hasil dari

penelitian ini berdasarkan hasil uji Effect Size diperoleh nilai Kemampuan berfikir

kritis 2,0 dikategorikan besar dan hasil belajar siswa 1,2 dikategorikan besar.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kemampuan berfikir kritis

dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan penerapan CTL

(Contextual Teaching Learning).

Kata Kunci: CTL, Kemampuan Berfikir Kritis, Hasil Belajar

Page 9: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan

proposal skipsi yang berjudul Penerapan CTL (Contextual Teaching Learning)

Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Dengan Hasil belajar Siswa Pada Sub

Materi Gerak Pada Tumbuhan Siswa kelas VIII Smp N 1 Pemangkat

Peneliti pada penyusunan skripsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak, Pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan

kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu terutama pada :

1. Arif Didik Kurniawan M.Pd, selaku Dekan Fkip Universitas Muhammadiyah

serta dosen pembimbing 1 yang telah sabra memberikan bimbingan,

masukan, keritik dan saran kepada peneliti.

2. Ari Sunandar,M.Si, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan biologi

Universitas Muhammadiyah Pontianak, serta dosen pembimbing 2 yang

telah sabar memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran kepada peneliti.

3. Hanum Mukti Rahayu, M.Sc., selaku Dosen Penguji I yang sudah

memberikan masukkan dan saran kepada peneliti.

4. Nuri Dewi Maulida M.Pd., selaku Dosen Penguji II yang sudah memberikan

masukkan dan saran kepada peneliti

5. Iswandi A.md selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Pemangkat yang telah

bersedia memberikan ijin penelitian

6. Eis Purwati, S.Pd selaku Guru Biologi SMP N 1 Pemangkat dan Validator

ahli materi

7. Dosen dan staf administrasi Universitas Muhammadiyah Pontianak yang

selalu membantu dan memberikan dukungan.

Page 10: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Page 11: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

ix

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI.................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

MOTTO.......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................ 4

D. Manfaat .......................................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 4

2. Manfaat Praktis .......................................................................... 4

E. Defenisi operasional....................................................................... 5

1. Model Pembelajaran CTL ......................................................... 5

2. Model Pembelajaran Konvensional .......................................... 7

3. Hasil Belajar Biologi materi Gerak Pada Tumbuhan ............... 9

4. Berfikir kritis ............................................................................. 9

5. Materi gerak Pada Tumbuhan ................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11

A. Deskripsi Teori .............................................................................. 11

B. Pembelajaran Biologi .................................................................... 11

C. Pembelajaran dengan Pendekatan CTL ......................................... 12

1. Kontruktivisme ......................................................................... 14

2. Bertanya .................................................................................... 15

3. Inquiry ....................................................................................... 16

4. Learning Community ................................................................ 16

5. Modeling ................................................................................... 16

6. Reflection .................................................................................. 17

7. Authentic Asessment ................................................................ 17

8. Materi Gerak Pada Tumbuhan .................................................. 18

D. Berfikir Kritis ................................................................................ 21

E. Kerangka Berfikir .......................................................................... 26

F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 28

A. Metode dan Bentuk Penelitian ....................................................... 28

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 29

Page 12: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

x

C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 29

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 30

E. Prosedur Penelitian ........................................................................ 31

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ............................................................................................... 44

B. Pembahasan ................................................................................... 47

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 52

A. Kesimpulan.................................................................................... 52

B. Saran .............................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 53

DESKRIPSI DIRI .............................................................................. 56

LAMPIRAN A ................................................................................... 57

LAMPIRAN B ................................................................................... 113

LAMPIRAN C ................................................................................... 137

LAMPIRAN D ................................................................................... 139

Page 13: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Ulangan Harian Siswa ................................................................. 1

Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan

Konvensional ..................................................................................... 13

Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 28

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Korelasi ................................................................. 36

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Soal ............................................................. 37

Tabel 3.4 Hubungan Antar Koefisien Reliabilitas dengan ................................. 38

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal .................................................................. 38

Tabel 3.6 Hasil Daya Beda Soal ........................................................................ 40

Tabel 3.7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Item Soal .............................................. 41

Tabel 3.8 Kreteria Interpretasi Effect Size dari Cohen (1988) ........................... 43

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas CTL ................ 44

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Indikator Berpikir Ktitis Kelas CTL ......................... 45

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas CTL ........................................ 45

Page 14: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A- 1 Hasil Wawancara Guru .................................................................................. 57

A- 2 Hasil Wawancara dengan Siswa .................................................................... 59

A- 3 Lembar Observasi PraPenelitian .................................................................... 61

A- 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen ............................... 62

A- 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol ...................................... 68

A- 6 Soal Berfikir Kritis ......................................................................................... 74

A- 7 Kisi-kisi Berfikir Kritis ................................................................................. 75

A- 8 Kunci Jawaban Berfikir Kritis ....................................................................... 78

A- 9 Soal Pretest..................................................................................................... 80

A- 10 Kisi-kisi soal Pretest .................................................................................... 86

A- 11 Kunci Jawaban dan Penskoran Pretest ......................................................... 89

A- 12 Soal Postest...................................................................................................90

A- 13 Kisi-kisi Soal Postest ................................................................................... 95

A-14 Kunci Jawaban dan Penskoran Postest ......................................................... 98

A-15 Nilai Persentase Ketuntasan .......................................................................... 99

A-16 Perhitungan Uji Bartlet ............................................................................... 105

Lampiran B

B- 1 Tabel Hasil Validasi Soal Pretest ................................................................. 113

B- 2 Tabel Hasil Validasi Soal Postest ................................................................ 114 B- 3 Tabel Perhitungan Derajat Kesukaran ......................................................... 115

B- 4 Tabel Perhitungan Reliabilitas Soal ............................................................. 117

B- 5 Tabel Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal ............................ 121

B- 6 Tabel BA, BB, PA, PB, dan D Soal ................................................................. 127

B- 7 Tabel Tingkat Kesukaran Soal ..................................................................... 129

B- 8 Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen ........................ 131

B-9 Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Kontrol ............................... 132

B-10 Hasil Nilai Berfikir Kritis Kelas kontrol ..................................................... 133

B-11 Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 134

B-12 Perhitungan Uji Effect Size.......................................................................... 135

Lampiran C

C-1 Surat Balasan Izin Penelitian ........................................................................ 137

C-2 Surat Keterangan Validasi............................................................................. 138

Lampiran D

D-1 Dokumentasi Pembelajaran CTL .................................................................. 141

D-2 Dokumentasi Pembelajaran Konvensional ................................................... 142

Page 15: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah pelaku utama dalam pembelajaran, sehingga guru dijadikan

tumpuan dalam mengubah dan meningkatkan kualitas siswa (Juhji, 2016:52-

53). Proses belajar-mengajar bagi guru tidak hanya tampil sebagai pengajar

melainkan beralih sebagai pelatih, pembimbing dan manager belajar. Salah

satu fungsi tenaga pengajar atau guru harus melaksanakan proses pembelajaran

sebaik mungkin dan dapat membangkitkan minat belajar siswa.

Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan hendaknya harus mencapai

sebuah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran ini biasa dilihat dari perubahan

dari siswa setelah proses pembelajaran. Perubahan ini seperti mencakup aspek.

Apabila hal ini sudah tampak pada siswa, maka tujuan pengajaran tercapai.

Untuk menilai tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran, guru harus

mengadakan evaluasi.

Proses evaluasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pemangkat mengacu

pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan, yaitu 65.

Namun, hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat menunjukkan

masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Persentase ketidaktuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Ulangan Harian Siswa Kelas VIII Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2016 /2017

Materi Pelajaran

Persentase (%)

Tuntas Tidak

Tuntas

Gerak pada makhluk hidup dan benda 33,15 66,85

Rangka,Otot dan Pesawat sederhana 55,24 44,76

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta

pemanfaatnya dalam Teknologi

56,35 43,65

Sistem Pencernaan Makanan 66,30 33,70

Sumber :Dokumentasi guru matapelajaran biologi

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar

siswa pada materi gerak pada tumbuhan merupakan yang terendah jika

Page 16: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

2

dibanding materi lainnya. Persentase keseluruhan kelas pada tahun 2016/2017

materi gerak pada tumuhan yaitu, 33,15% atau 75 dari 181 siswa yang tuntas

belajar. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa lebih kecil dari

nilai standar kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 65.

Materi yang dianggap sulit dipelajari oleh siswa yaitu salah satunya

Gerak pada tumbuhan. Berdasarkan dari hasil wawancara siswa pada tanggal

16 oktober 2017 bahwa kesulitan terbesar dalam belajar biologi khususnya

materi gerak pada tumbuhan suasana kelas ribut sehingga materi yang

disampaikan guru kurang jelas dan terkadang tidak kedengaran, kesulitan

dalam mengamati pergerakkan pada tumbuhan karena pergerakan pada

tumbuhan tidak secara spontan. Dan berdasarkan hasil wawancara guru pada

tanggal 16 oktober 2017 bahwa kesulitan yang dialami pada saat proses

pembelajaran adalah keadaan kelas yang beragam terkadang kondusif dan

menyenangkan, terkadang tidak kondusif, sehingga sulit untuk dikendalikan.

Selain materi dianggap sulit, kenyataan yang terjadi dilapangan menunjukkan

bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan metode

pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dengan metode konvensional

kurang memberikan wadah bagi siswa dalam mengingat dan memahami

konsep yang sedang dipelajari. Hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa.

Selain hasil belajar, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga

mempengaruhi pola berpikir kritis siswa dalam mempelajari suatu materi

pelajaran. Rosana (2014:37) mendefinisikan bahwa berpikir kritis adalah

kemampuan berpendapat dengan cara terorganisasi dan mengevaluasi secara

sistematis bobot pendapat pribadi dari pendapat orang lain. Berdasarkan

observasi dilapangan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran yang diberikan oleh guru masih belum mempengaruhi pola

berpikir kritis siswa. Selain itu menunjukkan bahwa siswa belum terbiasa

dilatih untuk berfikir kritis. Salah satu alternative untuk mengatasi

permasalahan tersebut yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang akan disampaikan, yaitu materi Gerak pada tumbuhan.

Page 17: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

3

Salah satu model yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir

kritis siswa adalah melalui penerapan CTL (Contextual teaching learning).

Menurut Setyorini (2014:64) pendekatan CTL (Contextual teaching

learning) merupakan alternatif strategi belajar yang melibatkan siswa secara

aktif dan mengurangi kebiasaan menghapal siswa dalam proses pembelajaran.

Hal ini merupakan hal yang sangat penting, mengingat pengalaman belajar

yang diperoleh siswa bukan hanya sekedar diingat lalu dilupakan, melainkan

bermakna karena pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang didapat

kanakan tertanam dalam otak, untuk kemudian dijadikan sebagai bekal untuk

menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari analisis data hasil

belajar yang menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen yang

menggunakan penerapan CTL lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang diajar

menggunakan model konvensional. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

yaitu 31,39, sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 20,71.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh berfikir kritis siswa melalui penerapan

CTL(contextual teaching learning). TerhadapHasil Belajar dan Kemampuan

berpikir kritis siswa pada Materi gerak pada tumbuhan Kelas VIII Di SMP

Negeri 1 Pemangkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model CTL (Contextual Teaching

Learning) terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan model CTL (Contextual Teaching

Learning) terhadap cara berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Pemangkat ?

Page 18: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

4

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan CTL (Contextual Teaching

Learning) terhadap hasil belajar siswa kelasVIII SMP Negeri 1 Pemangkat.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan CTL (Contextual Teaching

Learning) terhadap cara berfikikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Pemangkat.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bacaan bagi

guru dan dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan teori dalam

pembelajaran khususnya Pendidikan Biologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa khususnya pada mata pelajaran biologi dan dapat

meningkatkan kerja sama siswa.

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran yang

dapat digunakan untuk pembelajaran biologi, khususnya pada materi

Gerak pada tumbuhan

c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk

meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sekolah.

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam

merancang model pembelajaran khususnya melalui penerapan

CTL(contextual teaching learning).

Page 19: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

5

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama

antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran CTL(contextual teaching learning)

Pembelajaran melalui penerapan CTL adalah konsep belajar yang

membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan

situasi dunia nyata peserta didik. Kegiatan membaca menggunakan LKS

dalam pokok bahasan materi gerak pada tumbuhan. LKS yang digunakan

adalah LKS yang tersedia disekolah. Langkah-langkah pendektan CTL

dalam RPP meliputi (Trianto, 2014:179):

a. Pendahuluan.

1) Guru memberikan salam

2) Guru mengecek kehadiran siswa

a) Apersepsi

3) menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk

mengetahui sejauh mana siswa mengingat dan memahami materi

yang telah disampaikan.

b) Motivasi

4) Guru membangkitkan minat belajar dan menggali pengetahuan

yang dimiliki siswa melalui beberapa pertayaan sebelum memulai

pembelajaran.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

1) Mengamati

a) Kontruvisme

(1) Guru menjelaskan materi secara garis besar.

(2) Guru menginstruksi peserta didik ke lingkungan sekolah

untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.

b) Learning community

Page 20: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

6

(1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta

siswa duduk berkelompok untuk memecahkan masalah

dan berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki

2) Menalar

a) inquiry

Guru menyampaikan pembagian tugas masing masing

kelompok untuk mengamati LKS yang tersedia di sekolah.

3) Menanya (Questions)

a) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami

mengenai objek yang diamati

b) Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang

permasalahan yang ditemukan saat mengamati.\

4) Mencoba (Pemodelan)

a) Guru memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa

b) Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya

kelompok masing-masing didepan kelas.

5) Menganalisis dan menyimpulkan (Refleksi)

a) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk

menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan

menguatkan hasil yang diperoleh.

b) Setelah menganalisis,kemudian menyimpulkan data hasil

pengelompokan gerak pada tumbuhan.

6) Mengomunikasikan

a) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan

hasil diskusinya didepan kelas

b) Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap

jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa.

c) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu

untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik

dilingkungan.

Page 21: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

7

7) Penilaian

1) Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada

siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba

mempresentasikan hasil diskusi dalam setiap kelompok.

2) Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan

materi yang dipelajari siswa.

c. Kegiatan penutup

1) Guru mereview hasil kegiatan pembelajaran ,

2) Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan hasil kegiatan yang

telah dilakukan.Guru memberikan klarifikasi jika terdapat

miskonsepsi dalam kegiatan yang dilakukan siswa, sembari

merecall materi yang telah disampaikan.

3) Guru memberikan evaluasi berupa post test secara tertulis kepada

siswa

4) Guru memberi informasi rencana pembelajaran berikutnya yaitu

mengenai gerak pada hewan.

5) Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat makalah

mengenai gerak pada hewan air, darat dan udara.

6) guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap salam.

2. Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Purwadaminta (2007:614), mengatakan bahwa

konvensional adalah menurut apa yang menjadi kebiasaaan. Pembelajaran

konvensional yang dimaksud dalam pnelitian ini adalah metode

pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,

yaitu metode ceramah. Adapun adalah langkah - langkah yang perlu

dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Kegiatan awal

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru mengabsensi kehadiran siswa

3) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 22: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

8

b. Kegiatan inti

1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta siswa

untuk duduk berkelompok.

2) Guru menyampaikan pembagian tugas masing masing kelompok

3) Guru menginformasikan ada 2 kegiatan yang akan dikerjakan

pada pembelajaran hari ini yaitu mengamati gerak yang terjadi

pada berbagai macam tumbuhan.

a) mengamati

(1) Guru meminta siswa untuk mengamati video tanaman

putri malu yang dikenai berbagai rangsang, tumbuhan

yang diletakkan di kardus yang berlubang dan kecambah

dalam gelas sebelum dan sesudah dimiringkan yang akan

ditampilkan didepan kelas

b) Menanya

(1) Guru memancing siswa untuk membuat pertanyaan

mengenai gerak tumbuhan yang telah mereka amati

c) menalar

(1) Guru membagikan LKS “Bagaimanakah Tumbuhan

Bergerak?” kepada masing-masing kelompok. Guru

memberikan waktu bagi siswa untuk mencermati LKS

“Bagaimanakah Tumbuhan Bergerak?” kemudian

menanyakan hal yang belum jelas kepada guru.

d) menganalisis

(1) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan studi

literatur bersama kelompoknya berdasarkan tugas-tugas

lembar diskusi yang ada pada LKS

e) mengomunikasikan

(1) Guru meminta perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas

f) menyimpulkan

(1) Peserta didik menyimpulkan hasil diskusinya yaitu

Page 23: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

9

(2) Guru menguatkan jawaban siswa

c. Kegiatan Penutup

1) Guru bersama – sama siswa membuat rangkuman

2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya

3) Guru menyampaikan salam penutup dan meninggalkan kelas

3. Hasil Belajar Biologi Materi Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan kognitif,

afektif dan psikomotor sesuai dengan pencapaian instruksional yang

diperlihatkan setelah siswa menempuh pengalaman belajar (proses belajar-

mengajar). Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah kognitif

yaitu keberhasilan siswa menguasai materi gerak pada makhluk hidup dan

benda yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes hasil

belajar yang berupa pretest dan posttest dengan criteria ketuntasan

minimal (KKM) 65.

4. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan suatu kemampuan kognitif dan strategi

yang meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan, berpikir yang

bertujuan, beralasan, dan berorientasi pada sasaran. Kemampuan berpikir

kritis pada penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai skor tes

kemampuan berpikir pada materi gerak pada makhluk hidup dan benda.

Indikator kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini yaitu (Hoiriyah,

2016:64): (1) keterampilan menganalisis; (2) keterampilan eksplanasi atau

menjelaskan; (3) keterampilan inferensi atau menyimpulkan; serta (4)

keterampilan mengevaluasi atau menilai.

5. Materi Sistem Gerak Pada Tumbuhan

Pokok bahasan materi gerak pada tumbuhan khususnya yang diambil

dalam penelitian ini berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13). Gerak pada

makhluk hidup manusia dan hewan memiliki perilaku gerak yang tidak

jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama menunjukkan gerakan-

gerakan yang mudah diamati. Namun,’’bagaimana dengan gerak pada

Page 24: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

10

tumbuhan?’’ Tumbuhan melakukan gerakan sesuai dengan rangsang yang

diperoleh. Rangsangan tersebut dapat berupa bahan kimia, suhu, gravitasi

bumi, atau intensitas cahaya yang diterima. Gerak pada tumbuhan

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerak endonom, gerak higroskopis,

dan gerak esionom.

Page 25: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Menurut Trinova (2012:209), hakikat pembelajaran adalah suatu proses

transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa

sebagai penerima informasi pada suatu lingkungan. Sunhaji (2014:32-33)

mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu usaha untuk membuat siswa

belajar, sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar yaitu usaha untuk

terjadinya perubahan tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku dapat

terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya.

Hal senada dikemukakan oleh Darmadi (2017:41), pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau

memberikan pelayanan agar siswa belajar dengan menggunakan startegi yang

tepat bagi siswanya sehingga terjadi proses belajar yang optimal.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan belajar

sehingga siswa dapat belajar secara optimal.

B. Pembelajaran Biologi

Biologi merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam, dan

sebagai dasar untuk mempelajari materi-materi biologi pada jenjang yang lebih

tinggi. Ilmu biologi merupakan ilmu dasar yang mempelajari gejala, fenomena

makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun manusia yang peranannya dapat

menyejahterakan kehidupan manusia (Lubis, 2010:186).

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata

pelajaran biologi (DEPDIKNAS, 2006) telah disebutkan bahwa mata pelajaran

biologi perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar, dengan

tujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama.

11

Page 26: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

12

Pembelajaran biologi merupakan suatu proses menjadikan peserta didik

belajar makhluk hidup sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan (Setianingrum, 2012:2). Pembelajaran biologi hendaknya

diterapkan sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains (Solikhatun, 2015:50).

Mulyani (2014: 84) berpendapat bahwa pembelajaran biologi akanlebih

efektif dan efisien jika materi biologi disampaikan dengan menggunakan alat

bantu sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Siswa dapat membentuk pengethauna baru dengan

mengasimilasikan pengetahuan awal dengan pengetahuan yang sedang

dipelajarinya.

Berdasarkan kajian teori di atas, pembelajaran biologi dalam penelitian

ini adalah rangkaian proses mempelajari biologi yang bertujuan untuk

membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan

kritis, logis, dan tepat.

C. Pembelajaran dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning)

Pendefinisian pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang

dikemukakan oleh ahli sangatlah beragam, namun pada dasarnya memuat

faktor-faktor yang sama. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsep pembelajaran yang

mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks

dimana materi tersebut digunakan dengan menggunakan pengalaman dan

pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan membangun pengetahuannya

sendiri (Maulana, 2015:21). Menurut Alwi (2011:52), pendekatan

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau sering

disingkat dengan CTL adalah suatu konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dunia

siswa.

Johnson (2009:57) menyebutkan bahwa CTL merupakan sebuah sistem

yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.

CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang

Page 27: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

13

menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan

konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Johnson (2009: 182) juga

mengungkapkan bahwa untuk membantu mengembangkan potensi siswa, CTL

memberikan kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir pada tingkatan

yang lebih tinggi dalam dunia nyata. Dengan begitu siswa sedikit demi sedikit

akan membangkitkan kebiasaan berpikir dengan baik, berpikiran terbuka,

mendengarkan orang lain dengan tulus, berpikir sebelum bertindak, mendasari

kesimpulan dengan bukti kuat, dan melatih imajinasi. Pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual memiliki perbedaan yang nyata dari pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Perbedaan tersebut meliputi

berbagai macam aspek, baik aspek siswa, aspek guru, maupun strategi yang

dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Beberapa perbedaan antara pendekatan kontekstual dan pendekatan

konvensional dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan antara Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan

Konvensional Versi Depdiknas (2002: 7-9)

NO Pendekatan CTL Pendekatan Konvensional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif.

2 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata dan atau

masalah yang disimulasikan.

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis.

3 Keterampilan dikembangkan

atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan.

4 Pemahaman rumus

dikembangkan atas dasar skema

yang sudah ada dalam diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa,

yang harus diterangkan, diterima,

dihafalkan, dan dilatihkan.

5 Pemahaman rumus itu relatif

berbeda antara siswa yang satu

dengan lainnya, sesuai dengan

skema siswa.

Rumus adalah kebenaran absolut

(sama untuk semua orang). Hanya

ada dua kemungkinan, yaitu

pemahaman rumus yang salah atau

pemahaman rumus yang benar.

6 Siswa menggunakan

kemampuan berpikir kritis,

terlibat penuh dalam

mengupayakan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif, ikut

bertanggungjawab atas

terjadinya proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima rumus

atau kaidah (membaca,

mendengarkan, mencatat,

menghafal), tanpa memberikan

kontribusi ide dalam proses

pembelajaran.

Page 28: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

14

yang efektif, dan membawa

skema masingmasing ke dalam

pembelajaran.

7 Penghargaan terhadap

pengalaman siswa sangat

diutamaka

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa.

Dari perbedaan antara pendekatan CTL dengan pendekatan konvensional

di atas, diketahui bahwa pendekatan CTL menekankan pada peran siswa

sebagai subjek yang aktif belajar, belajar sebagai suatu proses, pengetahuan,

dan keterampilan dibangun dari hasil pengalaman belajar secara langsung,

mengaitkan pengetahuan hasil proses pembelajaran dengan dunia nyata siswa

sehari-hari, serta membangun masyarakat belajar.Pembelajaran dengan

pendekatan CTL dalam pelaksanaannya mengacu kepada pembelajaran efektif.

Menurut Nurhadi (2002: 10) pembelajaran dengan pendekatan CTL melibatkan

tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat

belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan

penilaian sebenarnya (authentic assessment). Berikut ini penjelasan mengenai

tujuh komponen utama pembelajaran efektif dalam hubungannya dengan

pembelajaran CTL.

1. Constructivism (Konstruktivisme)

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Menurut pengembang filsafat konstruktivisme Mark Baldawin dan

diperdalam oleh Jean Piaget menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk

bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu

sebagai subjek untuk menangkap setiap objek yang diamatinya. Asumsi itu

yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya

mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses

pengamatan dan pengalaman. Sebab, pengetahuan hanya akan fungsional

manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak

akan menjadi pengetahuan yang bermakna (Sanjaya, 2006: 262-263).

Page 29: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

15

Pada saat siswa dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik

seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah dengan

pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna

memberi mereka alasan untuk belajar (Johnson, Elaine B, 2009: 90). Ketika

pengalaman siswa memungkinkan mereka menemukan makna dalam

pelajaran akademik, pelajaran tersebut membentuk jalur saraf di otak siswa.

Otak menyimpan pelajaran tersebut. Saat pengalaman siswa menginspirasi

mereka untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi,

memimpin, berbicara di depan umum, dan bekerja dalam tim, saraf mereka

membangun hubungan yang mengukir keterampilan-keterampilan tersebut

dalam otak (Johnson, Elaine B, 2009: 138).

2. Questioning (Bertanya)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.

Muslich (2007:45) menyampaikan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

dalam pembelajaran berkaitan dengan komponen bertanya, antara lain:

a. Penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya.

b. Konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui

bertanya.

c. Dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif

dilakukan lewat diskusi baik dalam kelompok maupun kelas.

d. Bertanya kepada siswa dapat mendorong guru untuk membimbing dan

menilai kemampuan berpikir para siswa.

e. Dalam kegiatan pembelajaran bertanya berguna untuk menggali

informasi, mengetahui pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada

siswa, mengetahui sejauh mana banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan

mengorganisasikan kembali pengetahuan siswa.

Dalam pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu

saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena

itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan

guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap

materi yang dipelajarinya (Sanjaya, 2006: 264).

Page 30: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

16

3. Inquiry (Menyelidiki, Menemukan)

Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dengan

demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan

sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran

yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus

dipahaminya (Sanjaya, 2006: 263).

Siklus menemukan (inquiry) yang terdiri atas: observasi, bertanya,

mengajukan dugaan (hipotesis), mengumpulkan data, dan menyimpulkan,

merupakan sebuah proses terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan

mental. Menurut Johnson (2009:183), proses terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah

dinamakan berpikir kritis.

4. Learning Community (Masyarakat Belajar)

Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi

membutuhkan bantuan orang lain. Sehingga konsep learning community

(masyarakat belajar) menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar

teman, antar kelompok, dan antara orang yang tahu dan belum tahu baik di

dalam kelas maupun di luar kelas. Masyarakat belajar dapat terjadi apabila

terjalin komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam

komunikasi pembelajaran saling belajar (Wina Sanjaya, 2006: 265).

5. Modeling (Pemodelan)

Komponen ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu menggunakan model yang bisa ditiru oleh siswa.

Dalam pembelajaran CTL, pemodelan dapat berupa penggunaan contoh,

misalnya cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya, atau

mempertontonkan suatu penampilan. Seorang guru bisa berperan sebagai

Page 31: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

17

model misalnya pada saat mendemonstrasikan sesuatu kepada para

siswanya, akan tetapi guru bukan satu-satunya model yang bisa diperankan

di dalam kelas CTL. Model bisa diperoleh dengan cara menghadirkan orang

lain untuk mendemonstrasikan sesuatu, bahkan model dapat dirancang

dengan melibatkan siswa. Seorang siswa dapat ditunjuk untuk

mendemonstrasikan atau melakukan sesuatu, sementara para siswa yang lain

memperhatikan (Nurhadi, 2002).

6. Reflection (Umpan Balik)

Refleksi merupakan komponen terpenting dari setiap pembelajaran,

yaitu dengan perenungan kembali tentang pengetahuan apa yang baru

dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di

masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajari sebagai struktur

pengetahuan yang baru, yang merupakan revisi dari pengetahuan

sebelumnya (Riyanto, 2009: 174).

Dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL, setiap akhir

pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

“merenung” atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Guru

membiarkan secara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri,

sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya (Sanjaya,

2006: 266).

7. Authentic Assessment (Penilaian Sebenarnya)

Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan

guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang

dilakukan siswa (Sanjaya, 2006:267). Menurut Muslich (2007:47), penilaian

autentik dalam pembelajaran CTL diarahkan pada proses mengamati,

menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam

proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata hasil

pembelajaran. Data penilaian yang dikumpulkan harus diperoleh dari

kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses

pembelajaran sehingga data penilaian yang diperoleh disebut data autentik.

Page 32: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

18

Pada penilaian autentik, guru menilai pengetahuan dan ketrampilan yang

diperoleh siswa.

Penilaian dapat dilakukan tidak hanya oleh guru, akan tetapi dapat

dilakukan oleh teman lain atau orang lain. Authentic assessment memiliki

enam karakteristik sebagai berikut.

a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

b. Dapat digunakan untuk penilaian formatif maupun sumatif.

c. Penilaian dilakukan terhadap keterampilan dan performansi bukan

mengingat fakta.

d. Penilaian dilakukan berkesinambungan.

e. Penilaian dilakukan secara terintegrasi.

f. Penilaian dapat digunakan sebagai umpan balik (Riyanto, 2009:175).

8. Materi Gerak Pada Tumbuhan

Berdasarkan asal datangnya rangsangan, gerak pada tumbuhan

dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak endenom, gerak higroskopis, dan gerak

esionom.

a. Gerak Endenom

Gerak ini terjadi secara spontan dan berasal dari dalam sel

tumbuhan tersebut, contohnya pada tumbuhan Hydrilla verticillata.

Didalamdaun tersebut terdapat cairan yang disebut sitoplasma. Dalam

sitoplasma terdapat butiran bulat bewarna hijau yang disebut dengan

kloroplas. Gerak yang terjadi akibat rangsangan yang berasal dari dalam

sel atau tubuh tumbuhan disebut dengan gerak endenom.

b. Gerak Higroskopis

Contoh dari gerak higroskopis buah polong-polongan, seperti

kacang kedelai (Glicine max), buah cangkring (Erythrina variegata), dan

buah biduri (Asclepias gigantea) yang masih muda dan yang sudah tua.

Bagaimana polong-polongan dapat membuka, ketika polongan sudah tua,

terjadi perubahan kadar air di dalam sel secara tidak merata. Selain

membukanya buah polongan, contoh gerak higroskopis yaitu

membukanya dinding sporangium (kotak spora) tumbuhan paku.

Page 33: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

19

c. Gerak Esionom

Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh

adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan (lingkungan sekitar).

Berdasarkan respon gerak yang dilakukan tumbuhan, gerak esionom

dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak taksis, dan gerak nasti.

d. Gerak Tropisme

Gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah

datangnya rangsang dari luar disebut gerak tropisme. Arah gerak

tumbuhan yang mendekati arah datangnya rangsang disebut gerak

tropisme positif, tetapi jika arah gerak tumbuhan menjauhi rangsang

disebut gerak tropisme negatif.

e. Gerak fototrisme

Jenis gerak tropisme yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya

disebut dengan gerak fototrisme atau heliotrisme. Tumbuhan yang arah

tumbuhannya mendekati sumber cahaya disebut fototrisme positif

sedangkan yang menjauhi cahaya disebut fototrisme negatif, contohnya

seperti tanaman kecambah.

f. Gerak Geotropisme

Contohnya seperti akar jagung, setelah jagung diletakkan pada

posisi miring, akar menjadi bengkok dan tumbuh kembali menuju pusat

bumi. Arah gerak akar dan batang jagung tersebut terjadi pengaruh

gravitasi bumi. Gerak akar dan batang yang demikian disebut

geotropisme atau gravitropisme. Gerak akar menuju kepusat bumi

disebut geotropisme positif, sedangkan gerak batang menjauhi pusat

bumi disebut geotropisme negatif.

g. Gerak Hidrotropisme

Gerak pertumbuhan akar juga dipengaruhi oleh sumber air.

Pertumbuhan akar menuju sumber air disebut juga gerak hidrotropisme.

h. Gerak Tigmotropisme

Page 34: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

20

Contoh gerak ini seperti tanaman sulur yang melilit pada tempat

tumbuh. Gerak melilitnya sulur tumbuhan pada tempat rambatannya

merupakan contoh gerak tigmotropisme.

i. Gerak kemotropisme

Reproduksi tumbuhan melibatkan proses penyerbukan, yaitu

peristiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik. Dikepala putik, serbuk sari

akan berkecambah dan membentuk buluh serbuk yang akan membawa

gamet jantan (spermatozoid) menuju gamet betina (sel telur).gerak

tropisme yang dipengaruhi oleh zat kimia disebut kemotropisme.

j. Gerak Taksis

Gerak taksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan

yang arahnya dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis

biasanya dilakukan oleh organisme bersel satu, misalnya pada Euglena

viridis. Euglena viridis merupakan organisme yang dapat dikelompokkan

kedalam algae (protista mirip tumbuhan) karena memilik klorofil dan

mampu melakukan fotosintesis. Kemampuan berpindahnya Euglena

viridis disebabkan organisme tersebut memiliki alat gerak berupa flgela

dan reseptor cahaya. Pergerakan Euglena viridis ini disebut dengan gerak

fototaksis.

Contoh gerak taksis lainnya adalah gerakan spermatozoa tumbuhan

lumut dan paku. Tumbuhan lumut dan paku bereproduksi secara seksual,

akan menghasilakn sel kelamin jantan yang disebut spermatozoid.

Pergerakan spermatozoid merupakan contoh gerak kemotaksis. Gerak

kemotaksis adalah gerak taksis tumbuhan yang dipengaruhi oleh

rangsangan berupa zat kelamin.

k. Gerak Nasti

Arah gerakan yang dilakukan daun putri malu selalu tetap, yaitu

menutup dengan arah yang sama. Artinya gerakan yang dilakukan oleh

tumbuhan tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Gerak

tumbuhan yang demikian disebut dengan gerak nasti. Berdasarkan jenis

rangsangan gerak nasti dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Page 35: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

21

l. Gerak Seismonasti

Gerak pada daun putri malu akibat diberi getaran atau sentuhan

disebut dengan seismonasti. Seismonasti adalah gerak nasti tumbuhan

yang dipengaruhi oleh getaran atau sentuhan.

m. Gerak Niktinasti

Daun tumbuhan bunga merak dan daun tumbuhan lamtoro akan

menutup atau tidur dan akan membuka saat siang hari. Pergerakan daun

tumbuhan tersebut akibat adanya rangsangan berupa kondisi siang hari

dan malam hari. Gerak yang demikian disebut denag gerak niktinasti.

n. Gerak Fotonasti

Mekarnya bunga pukul empat disebabkan oleh adanya rangsangan

cahaya sore hari. Gerak membukanya bunga pukul empat tersebut

disebut gerak fotonasti. Fotonasti adalah gerak nasti pada tumbuhan yang

disebabkan adanya rangsangan berupa cahaya.

o. Gerak Termonasti

Bunga yang hidup di daerah yang memiliki empat musim, seperti

bunga tulip yang banyak ditanam di benua eropa, hanya dapat mekar di

musim semi. Gerak mekarnya bunga tulip pada musim semi disebut

gerak termonasti. Termonasti adalah gerak nasti tumbuhan dipengaruhi

oleh rangsangan yang berupa suhu.

D. Berpikir Kritis

Menurut Peter Reason (Sanjaya, 2006: 228) berpikir (thinking) adalah

proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan

memahami (comprehending). Menurut Reason, mengingat dan memahami

lebih bersifat pasif daripada berpikir (thinking).

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila

mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.

Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat dibedakan menjadi

beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk

Page 36: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

22

menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan

bahwa kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan

sebelumnya yang sudah diketahui. Berpikir analitis adalah kemampuan

berpikir siswa untuk menguraikan, merinci, dan menganalisis informasi-

informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan

menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau

tebakan. Berpikir sistematis adalah 18 kemampuan berpikir siswa untuk

mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan urutan, tahapan,

langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Ketiga jenis

berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir

sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis agar memahami informasi

yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir analitis diperlukan

kemampuan berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi

(Eko, 2005).

Berpikir kritis (critical thinking) sering disamakan artinya dengan

berpikir konvergen, berpikir logis (logical thinking), dan reasoning. Menurut

Steven D. Schafersman (Murwani, 2006: 62), berpikir kritis bukan sekedar

berpikir logis sebab berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai,

dasar pemikiran, dan percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari

padanya. R. Swartz dan D.N. Perkins dalam Izhab Zaleha Hassoubah (2004:

86) menyatakan bahwa berpikir kritis berarti:

1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan

diterima atau apa yang akan dilakukan dengan alasan yang logis.

2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam

membuatkeputusan.

3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan

untukmenentukan serta menerapkan standar tersebut.

4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai

sebagaibukti yang mendukung suatu penilaian.

Berpikir kritis berarti berpikir tepat dalam pencarian relevansi dan andal

tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai tentang dunia. Berpikir kritis adalah

Page 37: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

23

19 berpikir yang beralasan, reflektif, bertanggung jawab, dan terampil berpikir

yang fokus dalam pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Seseorang

yang berpikir kritis dapat mengajukan pertanyaan dengan tepat, memperoleh

informasi yang relevan, efektif, dan kreatif dalam memilah-milah informasi,

alasan logis dari informasi, sampai pada kesimpulan yang dapat dipercaya dan

meyakinkan tentang dunia yang memungkinkan untuk hidup dan beraktifitas

dengan sukses di dalamnya (Elika Dwi Murwani, 2006: 62).

Menurut Johnson (2009: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses

terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan

melakukan penelitian ilmiah. Sedangkan Robert H. Ennis memberikan sebuah

definisi sebagai berikut, “Critical thinking is reasonable, reflective thinking

that is focused on deciding what to believe and do” yang artinya berpikir kritis

adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan

keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa berpikir kritis

merupakan proses berpikir secara tepat, terarah, beralasan, dan reflektif dalam

pengambilan keputusan yang dapat dipercaya. Dalam rangka mengetahui

bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Robert H.

Ennis (2000) menyebutkan bahwa pemikir kritis idealnya mempunyai 12

kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan

berpikir kritis, antara lain:

1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yang meliputi:

a. Fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan/masalah,

dapat mengidentifikasi jawaban yang mungkin, dan apa yang dipikirkan

tidak keluar dari masalah itu).

b. Menganalisis pendapat (dapat mengidentifikasi kesimpulan dari masalah

itu, dapat mengidentifikasi alasan, dapat menangani hal-hal yang tidak

relevan dengan masalah itu).

c. Berusaha mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab.

Page 38: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

24

2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan) yang

meliputi:

a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:

a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.

b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

c. Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.

4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:

a. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut.

b. Mengidentifikasi asumsi.

5. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang

meliputi:

a. Mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan tanpa

menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita.

b. Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan

keputusan.

Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 aspek dari 5 aspek

kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan Robert H. Ennis (2000), yaitu:

1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yag meliputi:

a. fokus tentang apa masalahnya, apa yang diketahui dan apa yang

merupakan inti persoalan sebelum ia memutuskan untuk memilih strategi

atau prosedur yang tepat.

b. Menganalisis pendapat (dapat mengidentifikasi kesimpulan dari masalah

itu, dapat mengidentifikasi alasan, dapat menangani hal-hal yang tidak

relevan dengan masalah itu).

c. Berusaha mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya-jawab.

2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan) yang

meliputi:

a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi

Page 39: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

25

3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:

a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.

b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

c. Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.

4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:

a. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut.

b. Mengidentifikasi asumsi.

5. Supposition and integration (memperkirakan dan menggabungkan) yang

meliputi:

a. Mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan tanpa

menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita.

b. Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam penentuan

keputusan. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 3 aspek dari 5

aspek kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan Robert H. Ennis

(2000), yaitu: 1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar).

Dalam menyelesaikan soal ipa siswa harus fokus tentang apa

masalahnya, apa yang diketahui dan apa yang merupakan inti persoalan

sebelum ia memutuskan untuk memilih strategi atau prosedur yang tepat.

2. The basis for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan).

Dalam menentukan suatu keputusan, siswa harus menyertakan alasan

(reason) yang tepat sebagai dasar sebelum suatu langkah ditempuh.

Alasan itu dapat berasal dari informasi yang diketahui, teorema ataupun

sifat. Alasan ini digunakan siswa untuk bersikap kritis terhadap suatu

situasi, misalnya situasi yang disediakan dalam bentuk suatu soal,

ataupun situasi yang muncul karena pikiran sendiri yang perlu dikritisi

berdasarkan alasan-alasan yang tepat agar kebenaran pemikiran itu

mendapat penguatan. 3. Inference (menarik kesimpulan). Penarikan

kesimpulan yang benar harus didasarkan pada langkah-langkah dari

alasan-alasan ke kesimpulan yang masuk akal atau logis. Kesimpulan

dapat melahirkan sesuatu yang baru yang dapat berperan sebagai fokus

Page 40: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

26

untuk dipikirkan, sedangkan alasan merupakan dasar bagi suatu proses

penarikan kesimpulan.

E. Kerangka Berfikir

Materi sistem gerak pada makhluk hidup dan benda merupakan materi

yang sulit dipahami siswa. Cara mengajar guru yang belum menerapkan

model-model pembelajaran yang melibatkan siswaberdampak kepada hasil

belajar pada mata pelajaran IPA khususnya materi sistem gerak pada makhluk

hidup dan benda di kelas VIII dengan persentse ketidaktuntasan sebesar

66,85% dan akan mempengaruhi hasil belajar da berfikir kritis siswa terhadap

materi tersebut. Kurangnya penerapan model pembelajaran serta minimnya

tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA terutama biologi

mengakibatkan hasil belajar dan berfikir kritis siswa rendah. Maka dari itu

diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat berperan

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga membuat motivasi dan hasil belajar

siswa memenuhi kriteria KKM yang 65. Metode pembelajaran yang

menekankan kepada akan lebih mengembangkan pemikirannya berdasarkan

objek yang diamati secara langsung. Diantaranya yaitu dengan penerapan CTL

(Contextual teaching learning), karena materi sistem gerak pada makhluk

hidup dan benda merupakan materi pembelajaran yang tepat diajarkan dengan

pembelajaran yang dapat dilihat dilingkungan sekitar sekolah karena berkaitan

erat dengan alam dan lingkungan sekitar siswa.

Dalam penerapan CTL dimana siswa akan membentuk suatu kelompok

antar 4-5 orang yang melatih siswa dalam menjalin kerjasama dalam satu

kelompok kecil dan saling membantu dalam memecahkan masalah, sehingga

dalam penguasaan materi pelajaran memperoleh pemahaman yang sama.CTL

menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan dunia nyata,

sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh

peserta didik, Pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari

bebagai konsep dengan cara mengaitkan dengan dunia nyata sehingga hasil

Page 41: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

27

belajarnya lebih daya guna. Oleh karena itu penerapan CTL sebagai solusi

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. penggunaan penerapan CTL (Contextual teaching learning) dan model

pembelajaran konvensional berpengaruh besar terhadaphasil belajar siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat pada materi sistem gerak pada

makhluk hidup dan benda khususnya pada sub materi gerak pada tumbuhan.

2. Penggunaan penerapan CTL (Contextual teaching learning) dan model

pembelajaran konvensional berpengaruh besar terhadap Berfikir kritis

siswakelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat pada materi sistem gerak pada

makhluk hidup dan benda khususnya pada sub materi gerak pada tumbuhan.

Page 42: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh tertentu dalam kondisi yang dapat

dikendalikan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari seberapa besar

pengaruh penerapan CTL dan model konvensional pada kemampuan

berfikir kritis dan hasil belajar siswa.

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimen dengan model quasi experiment design. Bentuk quasi

eksperiment design merupakan ekperimen yang tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.

Rancangan yang peneliti ambil dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group design, dengan pola sebagai berikut. Desain

ini dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Postest Test Berpikir Kritis

T0 X1 T1 T2

T0 X2 T3 T4

Keterangan:

T0 : Pretest (Sebelum Perlakuan)

X1 : Kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan penerapan CTL

X2 : Kelas kontrol yang akan diajarkan dengan model Konvensional

T1 : Postest (sesudah perlakuan) untuk X1

T2 : Test berpikir kritis (setelah perlakuan) untuk X1

T3 : Postest (sesudah perlakuan) untuk X2

T4 : Test berpikir kritis (sesudah perlakuan) untuk X2

Kelas dengan penerapan CTL ( Contextual teaching learning )dan

model konvensional masing-masing dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali

28

Page 43: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

29

yaitu sebelum perlakuan sekali dan setelah perlakuan 2 kali. Pengukuran

yang dilakukan sebelum perlakuan: T0 disebut pretest. Pengukuran setelah

perlakuan: T1 dan T3 disebut postest. Pretest dan postest digunakan untuk

mengukur hasil belajar. T2 dan T4 disebut test berpikir kritis, untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Pengaruh pencapaian hasil

belajar antara kelas dengan penerapan CTL (T1 – T0) dengan pencapaian

hasil belajar kelas dengn model konvensional (T3 – T0) diasumsikan sebagai

efek dari perlakuan. Pengaruh kemampuan berpikir kritis antara kelas

eksperimen (T2) dan kelas kontrol (T4) diasumsikan juga sebagai efek

perlakuan.

B. Variabel

Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan

CTL ( Contextual teaching learning ) dan model pembelajaran

konvensional.

2. Variabel terikat

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar

dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah peneliti, lembar kerja

siswa (LKS) dan materi sistem gerak pada tumbuhan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di semester genap 2017/2018 yang

dilakukan di kelas VIII SMP Negeri1 Pemangkat.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September 2018/2019

Page 44: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

30

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Pemangkat, tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari 5 kelas yaitu VIIIA

dengan jumlah 37 orang, VIIIB dengan jumlah 35 orang, VIIIC dengan

jumlah 36 orang, VIIID dengan jumlah 35 orang, dan VIIIE dengan jumlah

35 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini digunakan dua kelas dari populasi yang

terpilih berdasarkan pertimbangan dua kelas tersebut memiliki kemampuan

berimbang, untuk mendapatkan sampel yang memiliki kemampuan

berimbang maka terlebih dahulu dilakukan uji Bartleth. Uji Bartleth

merupakan cara untuk mengadakan pengujian homogenitas sampel,

sehingga dengan adanya didapatkan asumsi bahwa varians yang dimiliki

oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda (sampel-sampel

cukup homogen). Setelah dilakukan uji Bartleth maka didapat hasil yaitu

X2= 521,5388 >9,488 Sehingga hipotesis Ho: 1 2 =2

2 = 32ditolak dalam

taraf nyata 0,05. menunjukkan bahwa kelas VIII SMP Negeri 1 Pemangkat

tahun ajaran 2016/2017 tidak homogen sehingga dapat diasumsikan varians

yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan berbeda.

Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling dan digunakan 5 kelas yang ada. Pengambilan

sampel pada penelitian ini didasarkan pada nilai rata-rata ulangan harian

semester ganjil saling mendekati,yaitu kelas VIIIA 60,41 dan VIIIC 61,62.

Kemudian ditentukan kelas eksperimen yang menggunakan penerapan CTL

( Contextual teaching learning ) pada kelas VIIIA dengan jumlah 36 siswa

dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional pada kelas VIIIC

Page 45: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

31

dengan jumlah 36 siswa. Alasannya karena kelas tersebut adalah nilai yang

paling rendah dan saran dari guru menggunakan kelas tersebut.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap awal

a. Wawancara dengan guru bidang studi biologi untuk mengetahui

penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan mengetahui gambaran proses

pembelajaran biologi di kelas VIII serta metode pembelajaran yang biasa

digunakan dan kurangnya minat belajar Siswa.

b. Wawancara siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam proses

belajar biologi dan mengetahui materi apa yang dianggap sulit untuk

dipahami

c. Menentukan materi yang akan dipilih/disampaikan pada saat penelitian

dilaksanakan.

2. Tahap Persiapan

a. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP

b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal tes hasil belajar (pretest

dan postest) dan dan test berpikir kritis serta pedoman peskoran.

c. Melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

d. Merivisi perangkat pembelajaran dan instrument penelitian berdasarkan

hasil validasi.

e. Melakukan uji coba soal tes hasil belajar dan tes berpikir kritis yang

sudah divalidasi.

f. Menentukan reabilitas tes hasil belajar dan tes berpikir kritis berdasarkan

data hasil uji coba.

g. Melakukan analisis daya beda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian

h. Menentukan kelas eksperimen dengan penerapan CTL dan kelas control

dengan model konvensional.

3. Tahap pelaksanaan Hasil Belajar dan Berpikir Kritis

a. Memberikan pretest materi sistem gerak makhluk hidup dan benda pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol, untuk hasil belajar.

Page 46: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

32

b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan penerapan

CTL ( Contextual teaching learning )

c. Memberikan postest materi sistem gerak pada tumbuhanpada kelas

eksperimen, untuk hasil belajar.

d. Memberikan tes berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

untuk kemampuan berpikir kritis.

4. Tahap akhir

a. Menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan uji

coba statistik yang sesuai.

b. Membahas dan membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah

penelitian.

c. Menyusun laporan penelitian

Page 47: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

33

Gambar 3.1.Bagan Prosedur Penelitian

Tahap Awal: Pra Riset

Tahap Persiapan Penelitian

Membuat Instrumen Penelitian Membuat perangkat Pembelajaran

Validasi Validasi

Valid Tidak

Valid

Penyusunan laporan

Analisis data

Memberikan postest Memberikan soal berpikir kritis

MelaksanakanPerlakuan

Memberikan pretest

Revisi

Tidak

Reliabel

Reliabel

Pelaksanaan Penelitian Reliabilitas

Penentuan kelas CTL dan kelas konvensional

Menentukan Daya Beda,

Taraf Kesukaran

Uji

Coba

Revisi Revisi

Tidak

Valid

Valid

Page 48: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

34

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data

1) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan

dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Observasi Langsung

Teknik observasi langsung dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara peneliti meminta bantuan kepada observer untuk mengisi lembar

pengamatan pembelajaran yang berisi tahapan pelaksanaan pembelajaran

dan catatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti ataupun

siswa. Teknik ini biasanya disebut dengan observasi tertutup.

b. Pengukuran

Kegiatan pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemberian tes soal, setelah melaksanakan perlakuan kemudian memberi

skor dari hasil belajar siswa dari kelas eksperimen. Perhitungan hasil tes

siswa dilakukan dengan memberi skor setiap butir soal yang dijawab

benar sesuai dengan kunci jawaban dan kriteria pada rubrik penskoran.

Pengukuran data dilakukan sebanyak 3 kali. Test pertama yaitu tes

yang diberikan sebelum pembelajaran (pretest), tes kedua yaitu tes

sesudah pelaksanaan pembelajaran (postest) dan tes ketiga yaitu tes

kemampuan berpikir kritis siswa.

2) Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa lembar observasi

dan tes hasil belajar.

a. Lembar Observasi

Observasi langsung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembar observasi tertutup. Lembar observasi tertutup digunakan untuk

melihat keterlaksanaan RPP yang telah dirancang. Lembar observasi

disusun dalam bentuk daftar checklist berdasarkan komponen yang

terdapat dalam RPP. Lembar observasi di isi oleh observer yang terdiri

dari 2 orang.

Page 49: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

35

b. Tes Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis

Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari pretes

(tes kemampuan awal), postest (tes hasil belajar) dengan jumlah 20 soal

dan tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian yang terdiri dari 5

soal. Pembuatan soal hasil belajar berdasarkan indikator pembelajaran

dan untuk pembuatan soal kemampuan berpikir kritis berdasarkan pada

indikator kemampuan berpikir kritis.

Adapun langkah-langkah pembuatan butir-butir soal yaitu:

1) Mengidentifikasi KD (kompetensi dasar) dan cakupan materi

2) Merumuskan indikator pembelajaran

3) Membuat kisi-kisi soal

4) Merancang dan membuat butir soal

5) Validitas dan reabilitas

6) Tingkat kesukaran dan Daya pembeda

Tes yang digunakan adalah tes yang dibuat oleh peneliti sendiri

sehingga perlu divalidasi, dilihat reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembedanya. Soal divalidasi terlebih dahulu setelah soal dinyatakan valid

oleh validator, kemudian divalidasi dengan validasi item soal, dilanjutkan

dengan reliabilitas untuk melihat kemampuan soal test tersebut konsisten

atau tidak. Jika soal sudah dinyatakan valid, reliabel, tingkat kesukaran

sedang dan mudah serta daya pembeda soal yang baik sekali, baik dan

cukup, maka soal dapat digunakan sebagai instrumen.

1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu tes dikatakan valid

apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki

validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti

memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. Validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan penilaian

menggunakan pedoman telaah butir soal.

Page 50: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

36

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat

validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah

terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan.

Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir soal. Pengukuran

pada analisis butir soal yaitu dengan cara skor-skor yang ada

kemudian dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut (Sugiyono, 2014:184) :

1)

rxy=𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√[𝑁∑𝑋2 – (∑𝑋) 2 ][𝑁∑𝑌2 −(∑𝑌2) 2 ]

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N : banyaknya subjek atau peserta tes

X : Skor tiap butir soal

Y : Skor total

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel

harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar

atau sama dengan regresi tabel, maka butir instrumen

tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka

butir instrumen tersebut tidak valid.Selanjutnya koefisien

korelasi yang diperoleh selanjutnya diinterprestasikan ke dalam

klasifikasi koefisien validitas beikut (Sugiono, 2010: 257):

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0,799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat kuat

Page 51: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

37

Hasil analisis validasi item soal yang di uji cobakan di SMP

Negeri 1 Pemangkat kelas IX dengan masing-masing jumlah item 25

butir soal. Adapun hasil validitas item soal dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Soal

Soal Valid Tidak Valid

Preetest 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,

14,16,17,18,22,23,24,25

9,15,19,20,21

Posstest 1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,14,

15,18,19,20,21,13,24,25

9,13,16,17,22

2). Reliabilitas

Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka, biasanya

sebagai suatu koefisien, koefisien yang tinggi menunjukan

reliabilitas yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes,

maka tes diuji coba terhadap siswa yang telah mempelajari

ekosistem. Karena tes berbentuk pilihan berganda maka

reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan K.R 20. Adapun

rumus reabilitas sebagai berikut (Arikunto, 2013: 100):

𝑟11= (𝑛

𝑛 − 1) (

𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞

𝑆2)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ∑ 𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyak item

S2 = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar

varians)

Page 52: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

38

Untuk mengetahui hubungan antar koefisien reabilitas (r11)

dengan mutu instrumen dapat menggunakan tabel 3.5.

Tabel 3.4 Hubungan Antar Koefisien Reliabilitas dengan

Mutu Instrumen

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Tinggi

0,600– 0,799 Cukup

0,400 – 0,599 Agak rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat rendah

Sumber : (Arikunto, 2013:319)

Berdasarkan hasil uji coba kepada siswa SMP N 1

Pemangkat kelas IX diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal

pretest dan posstes diperoleh reliabilitas dengan kriteria soal

tinggi, nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal

Soal Nilai Koefisien Reliabilitas Kriteria soal

Prettest 0,7814 Tinggi

Posttest 0,8583 Tinggi

3) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda mengkaji butir-

butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam

membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya)

dengan siswa yang tegolong kurang atau lemah prestasinya. Artinya,

Page 53: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

39

bila soal tersebut diberikan kapada anak yang mampu, hasilnya

menunjukkan prestasi yang tinggi dan bila diberikan kepada siswa

yang lemah hasilnya rendah.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵

Keterangan :

J = jumlah peserta didik

𝐽𝐴= banyaknya peserta kelompok atas

𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah

𝐵𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

𝐵𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

𝑃𝐴 = 𝑩𝑨

𝑱𝑨 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

𝑃𝐵 = 𝑩𝑩

𝑱𝑩 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

𝐽𝐴 dan 𝐽𝐵 diperoleh dari median hasil nilai uji coba soal. Nilai

siswa diatas median termasuk 𝐽𝐴 (kelompok atas) dan nilai siswa

dibawah median termasuk 𝐽𝐵 (kelompok bawah).

median = ½ (n+1)

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut (Suharsimi,

2013:232):

D = 0,00 – 0,20 : Jelek (poor)

D = 0,21 – 0,40 : Cukup (satistyfactory)

D = 0,41 – 0,70 : Baik (good)

D = 0,71 – 1,00 : Baik Sekali (excellent)

D = Negatif, semuanya tidak baik.

Berdasarkan uji coba soal kepada siswa SMP N 1 Pemangkat

kelas IX diperoleh hasil daya beda dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Page 54: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

40

Tabel. 3.6. Hasil Daya Beda Soal

Interprestasi Daya Beda

Soal Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Pretest 15,19,20,21,22 9 2,3,4,5,6,8,10,

11,12,13,14,

16,18,23

1,7,17,24,25

Postest 9,17,22 13,16,

20,23,

1,4,5,7,12,

19,24,25

2,3,6,8,10,11,

14,15,18,21

4) Derajat Kesukaran

Derajat kesukaran soal (difficulty index) adalah peluang untuk

menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang

biasanya dinyatakan dengan indeks. Indeks ini dinyatakan dengan

proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin

besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah.

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan

siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai

pembuat soal.

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-

butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu

sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran

item adalah sedang atau cukup.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Suharsimi,

2013:225):

𝑃 =𝐵

𝐽𝑆

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu denagn benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :

0 – 0,30 = soal kategori sukar

Page 55: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

41

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

Tabel 3.7 Hasil Uji Derajat Kesukaran Item Soal

Soal Sedang Mudah

Preetest 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15,16,19,20,21,22,23,24,25

17,18

Posstest 8,10,12,13,14,19 1,2,3,4,5,6,7,9,

11,15,16,17,18,20

21,22,23,24,25

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan data hasil belajar

a) Memberikan skor pada pretest dan posttest siswa kelas eksperimen

dengan penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional

diberi kriteria penskoran dengan skor 1 jika menjawab benar dan 0

jika menjawab salah.

b) Skor dikonversikan ke nilai dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100

c) Selanjutnya data dianalisis menggunakan nilai gain dengan rumus:

Nilai gain = posttest – pretest

2. Pengelolaan data berfikir kritis siswa

a) Memberikan skor pada posttest siswa kelas eksperimen dengan

penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional diberi

kriteria penskoran dengan skor 5 jika menjawab benar, 3 jika

menjawab tidak sempurna dan 0 jika menjawab salah.

b) Skor dikonversikan ke nilai dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100

3. Menghitung besar pengaruh hasil belajar dan berfikir kritis siswa

Page 56: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

42

Analisis data pengaruh hasil belajar dan berfikir kritis siswa yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Merata-ratakan nilai gain hasil belajar dan nilai posttest berpikir kritis

b) Menghitung pengaruh belajar siswa kelas eksperimen dengan

penerapan CTL dan kelas kontrol dengan model konvensional

menggunakan rumus Effect Size sebagai berikut (Sutrisno, 2008: 6):

ES =X̅𝑒 − X̅c

S𝑐

Keterangan :

ES : Effect Size

X̅𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen

X̅c : Rata-rata hitung tes kelas control

S𝑐 : Standar deviasi kelas control

Untuk mengetahui nilai standar deviasi emnggunakan rumus

sebagai berikut (siregar,2014:141):

Rumus: 𝑥 = √∑(Xi−X̅)²

n−1

Keterangan;

Xi = Nilai yg diperoleh

X̅ = Rata rata nilai

𝑛 = Jumlah siswa

Untuk mengetahui berapa besar persentasi dari hasil perhitungan

Effect Size (ES) dapat menggunakan table kreteria interpretasi Effect

Size Cohen (1988:3):

Page 57: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

43

Tabel 3.8 Kreteria Interpretasi Effect Size dari Cohen (1988)

Cohen’s

Standar Effect Size

Percentile

Standing

Percent of

Nonoverlap

Besar

2.0 97.1 81.1 %

1.9 97.1 79.4 %

1.8 96.4 77.4 %

1.7 95.5 75.4 %

1.6 94.5 73.4 %

1.5 93.3 70.7 %

1.4 91.1 68.1 %

1.3 90 65.3 %

1.2 88 62.2 %

1.1 86 58.9 %

1.0 84 55.4 %

0.9 82 51.6 %

0.8 79 47.4 %

Sedang

0.7 76 43.0 %

0.6 73 38.2 %

0.5 69 33.0 %

Kecil

0.4 66 27.4 %

0.3 62 21.3 %

0.2 58 14.7 %

0.1 54 7.7 %

0.0 50 0 %

Page 58: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Nilai Hasil Belajar dan berfikir kritis siswa

a. Hasil Belajar

Hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan CTL (Contextual

Teaching Leraning) terhadap hasil belajar siswa pada materi gerak pada

tumbuhan yang dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 Pemangkat

Tahun Ajaran 2018/2019. Adapun rata-rata nilai pretest, postest dan nilai

gain hasil belajar kedua kelas adalah sebagai berikut :

TABEL 4.1 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas

CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional

Kelas Pretest Postest Gain

CTL 44,16 75,55 31,39

Konvenisonal 46,57 67,28 20,71

Keterangan :

Nilai maks = 100

KKM = 65

Gain = Nilai postest – nilai pretest

Berdasarkan tabel 4.1 memberi gambaran bahwa terdapat pengaruh hasil

belajar siswa antara kelas CTL (Contextual Teaching Leraning) dan

konvensional yang dilihat dari nilai gain yaitu sebesar 20,71 pada kelas

Konvensional dan 31,39 pada kelas CTL (Contextual Teaching Learning ).

Berdasarkan hasil tersebut bahwa kelas eksperimen dan kontrol terdapat

pengaruh.

44

Page 59: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

45

b. Nilai Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah aktivitas berpikir dalam keterampilan bernalar

yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan solusi

pemecahan masalah, yang diberikan setelah perlakuan kepada siswa baik

dikelas CTL dan kelas Konvensional.

TABEL 4.2 Nilai Rata-rata Indikator Berpikir Ktitis Kelas CTL (

Contextual Teaching Learning )

Indikator Berfikir Kritis Nilai

Mensintesis 37,37

Menyimpulkan 25,25

Menganalisis 13,13

Mengavaluasi 19,19

Memecahkan 33,33

Hasil penelitian mengenai perbandingan antara model CTL dan

Konvensional terhadap berpikir kritis siswa pada materi gerak pada

makhluk hidup yang dilaksanakan di SMP N 1 Pemangkat Tahun Ajaran

2018/2019.

TABEL 4.3 Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas

CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional

Kelas Nilai berfikir kritis

CTL 67,77

Konvenisonal 50,74

Berdasarkan tabel 4.2 memberi gambaran bahwa terdapat pengaruh

berfikir kritis siswa antara kelas CTL (Contextual Teaching Leraning) dan

konvensional yang dilihat dari nilai posttest yaitu sebesar 50,74 pada

Page 60: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

46

kelas Konvensional dan 67,77 pada kelas CTL (Contextual Teaching

Learning ). Berdasarkan hasil tersebut bahwa kelas eksperimen dan

kontrol terdapat pengaruh.

2. Pengaruh (Effect Size) CTL Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis

a. Pengaruh Hasil Belajar Siswa

Dengan demikian penggunaan penerapan CTL (Countextual

teaching learning) dengan metode Konvensional memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa pada sub materi Gerak pada tumbuhan

dikelas VIII SMP N 1 Pemangkat. Hasil uji Effect Size diperoleh dari

nilai rata-rata hitung kelas eksperimen yaitu 75,55 dikurang rata-rata

hitung kelas kontrol yaitu 67,28 dibagi standar deviasi sehingga

diperoleh nilai Nonoverlap 62,2%, Percenctile Standing 88 dari kelas

kontrol dengan nilai 1,2 di kategorikan besar (lampiran B-12).

b. Pengaruh CTL Terhadap Berpikir Kritis Siswa

Dengan demikian pengaruh penggunaan penerapan CTL

(Countextual teaching learning) dengan metode Konvensional

memberikan pengaruh terhadap berfikir kritis siswa pada sub materi

Gerak pada tumbuhan dikelas VIII SMP N 1 Pemangkat memberikan

pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis. Hasil perhitungan uji

Effect Size diperoleh dari nilai rata-rata hitung kelas eksperimen yaitu

67,77 dikurang rata-rata hitung kelas kontrol yaitu 50,74 dibagi standar

deviasi. Sehingga diperoleh nilai Nonoverlap 81,1% ,percenctile

standing 97,1 dari kelas kontrol dengan menunjukan nilai Effect Size

berfikir kritis 2,0 dikategorikan besar.

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh CTLTerhadap Hasil Belajar dan Berfikir Kritis Siswa

a. Pengaruh CTL Terhadap Hasil Belajar

Page 61: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

47

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat

adanya usaha yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk

penguasaan dan pengetahuan. Hasil belajar kognitif diukur

menggunaakan pre-test dan post-test, hasil penelitian menunjukan hasil

belajar kognitif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dari pada siswa kelas kontrol (Setyorini,2014:1).

Berdasarkan uji Effect Size yang terdapat pengaruh hasil belajar

antara kelas siswa yang diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual

Teaching Learning) dan kelas siswa yang diajarkan dengan metode

konvensional dikategorikan besar. Nilai gain hasil belajar kelas yang

diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning) yaitu

31,39 dan kelas yang diajarkan dengan model konvensional yaitu 20,71.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan

bahwa intergrasi karakter dengan pendekatan CTL (Contextual

Teaching Learning) layak digunakan sebagai panduan belajar dan dapat

mengembangkan karakter serta meningkatkan hasil belajar siswa

(Setyorini,2014:1 ).

Semua aktivitas yang terjadi didalam proses pembelajaran sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai objek pembelajaran sehingga

siswa dituntut selalu aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Rusdiana, (2006:1), Belajar aktif menghendaki keterlibatan

siswa secara optimal,siswa perlu mencari, melakukan sendiri dan

mengalami sendiri. Pengetahuan yang diperoleh sendiri akan berkesan

lebih dalam dan tahan lama dari pada sekedar menerima dari guru.

Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang diajarkan dengan

menggunakan penerapan CTL (Contxtual Teaching Learning ), dimana

guru menbantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situsai

dunia nyata siswa ( Trianto, 2014:179 ).

Tahap Kontrukvisme pada tahap ini guru membangun pengetahuan

siswa dengan menyuruh mengamati dan membaca LKS yang telah

tersedia di sekolah. Sehingga siswa dapat menangkap setiap materi

Page 62: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

48

yang diamatinya. Hal ini sesuai yang dikatakkan oleh Amaludin,

(2014), bahwa dengan pembelajaran melalui CTL pada dasarnya akan

mendorong siswa untuk mengkrontruvisme pengetahuannya melalui

pengamatan dan pengalaman.

Tahap learning community pada tahap ini guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok, dan membagi tugas untuk dikerjakan

secara berkelompok. Agar siswa dapat bekerja sama dalam

memecahkan masalah, bertukar pendapat, dan saling berbagi ilmu

pengetahuan yang mereka miliki. Menurut Wina Sanjaya, (2006: 265)

Masyarakat belajar (learning community) dapat terjadi apabila terjalin

komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam

komunikasi pembelajaran saling belajar karena Suatu masalah tidak

dapat dipecahkan sendiri tetapi membutuhkan bantuan orang lain dalam

memecahkan masalah, berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki dan

saling bertukar pendapat.

Tahap inquiry ( Menalar ). Pada tahap ini guru membagi tugas setiap

kelompok dan mengintruksi untuk siswa mengamati gerak tumbuhan

yang terdapat dilingkungan sekolah. Sehingga siswa akan lebih

mendapatkan informasi yang lebih banyak. Ine,(2015:13) mengatakan

kegiatan menalar dapat membangun kemampuan berfikir dan bersikap

ilmiah dengan cara mengkaitkan hasil yang diperoleh siswa dengan

referensi lainnya.

Tahap Questions, pada tahap ini guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat

hasil yang diperoleh peserta didik di lingkungan. Dalam pembelajaran

CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja akan tetapi

memancing agar siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri serta

menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih terhapat objek yang diamati

siswa. Menurut Sanjaya, (2006:264) peran bertanya sangat penting,

dengan pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa

untuk menemukan materi yang dipelajarinya

Page 63: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

49

Tahap pemodelan ( mencoba ), pada tahap ini Siswa diwajibkan

untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing

didepan kelas. Dengan adanya presentasi menunjukan bahwa tidak

hanya guru sebagai sumber informasi,tetapi siswa juga memberikan

informasi yang diperoleh saat diskusi. Sehingga suasana belajar lebih

aktif, serta guru dapat mengetahui tingkat kepahaman siswa terhadap

materi. Menurut Nurani, (2013:40) mengatakan bahwa pembelajaran

yang efektif di tandai dengan adanya upaya untuk melibatkan siswa

secara aktif dan membangun komunikasi antara guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa.

Tahap menganalisis dan menyimpulkan (refleksi) guru meminta

Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil

pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang

diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil

pengelompokan gerak pada tumbuhan. Tahap refleksi harus selalu

dilakukan sebelum guru mengakhiri proses pembelajaran, untuk melihat

sejauh mana pengetahuan yang didapat siswa. Menurut Idrus Hasibuan,

(2014:2) Realisasi praktik di kelas dirancang pada setiap akhir

pembelajaran, yaitu dengan cara guru menyisakan waktu untuk

memberikan kesempatan bagi para siswa melakukan refleksi berupa :

pernyataan langsung siswa tentang apa-apa

yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di

buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,

diskusi, dan hasil karya.

Tahap Authentic Assesment pada tahap ini guru memberikan posttest

untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhahap materi yang

telah disampaikan dan memberikan penilaian. Tahap ini ,dilakukan

secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa benar benar belajar atau

tidak, mengetahui hasil belajar dan perkembangan siswa. Mustofa, (

Page 64: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

50

2016:7) upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa

b. Pengaruh CTL (Contextual Teaching Learning) Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas

Berdasarkan hasil penelitian nilai kemampuan berpikir kritis siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 pemangkat antara yang diajarkan

menggunakan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning) dengan

metode konvensional terlihat dari tes kemampuan berpikir kritis kedua

kelas dilihat dari nilai hasil uji Effect Size adalah 2,0 dikategorikan

besar. Berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis yang

dikemukakan Dewi, dkk (2012:4) menunjukan bahwa siswa yang

diajarkan dengan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning)

termasuk kedalam kriteria kritis. Sedangkan siswa yang diajarkan

dengan metode Konvensional termasuk dalam kriteria kurang kritis.

Pengukuran kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan hasil tes.

Tes yang digunakan berupa tes tertulis berbentuk essay, tipe essay

dipilih agar dapat dilihat bagaimana kemampuan siswa sesunggahnya

melalui uraian jawaban yang diberikan. Menurut Syabahan,( 2012) soal

yang diteskan merupakan soal uraian yang diasumsikan dapat

mengukur tingkat penguasaan dan memiliki kriteria yang mencakup

dalam indikator berfikir kritis.

Melalui kegiatan pembelajaran yang dilalui oleh siswa ketika belajar

menggunakan penerapan CTL (Contextual Teaching Learning), siswa

aktif melatih kemampuan berpikirnya untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang diberikan. Adanya pengaruh yang menunjukkan

bahwa penerapan CTL Contextual Teaching Learning ) berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa sangatlah baik dan

berpengaruh positif. Pengaruh positif ini dapat dilihat dari

meningkatnya interaksi siswa dengan siswa lain maupun dengan guru

sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Page 65: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

51

Pembelajaran dengan penerapan CTL (Contextual Teaching

Learning) lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis siswa.

Siswa diarahkan untuk mampu menggunakan kemampuannya dalam

memecahkan permasalahan yang diberikan. Hal ini disebabkan karena

proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui

proses berfikir, pengetahuan dan keterampilan yang diperolah siswa

bukan diharapkan pada hasil apa yang telah disampaikan guru tetapi,

fakta fakta hasil yang telah mereka temukan sendiri. Peran guru pada

proses pembelajaran CTL bukan hanya mempersiapkan sejumlah materi

yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang

memungkinkan siswa dapat menemukan materi sendiri materi yang

harus dipahaminya. Kegiatan inquiry dalam penelitian ini yaitu guru

membagi tugas setiap kelompok dan mengintruksi untuk siswa

mengamati gerak tumbuhan yang terdapat dilingkungan sekolah.

Sehingga siswa akan lebih mendapatkan informasi yang lebih banyak.

Ine,(2015:13) mengatakan kegiatan menalar dapat membangun

kemampuan berfikir dan bersikap ilmiah dengan cara mengkaitkan hasil

yang diperoleh siswa dengan referensi lainnya. Menurut

Hasibuan,(2014:2) proses pembelajaran yang didasarkan pada proses

pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, yaitu

proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga

siswa belajar mengunakan keterampilan berfikir kritis.

Page 66: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

52

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji Effect Size terdapat pengaruh hasil belajar

penerapan CTL dengan nilai 1,2 dikategorikan besar.

2. Berdasarkan hasil uji Effect Size terdapar pengaruh kemampuan

berfikir kritis siswa dengan penerapan CTL dengan nilai 2,0

dikategorikan besar.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 1

Pemangkat. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti

menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Bagi guru proses pembelajan dengan penerapan CTL (Contextual

Teaching Learning) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, maka

guru diharapkan dapat menerapkannya untuk dapat meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa.

2. Adapun untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik apabila pengukuran

tidak terbatas hanya untuk hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis

siswa

Page 67: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

53

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, R. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan

Contextual Teaching and Learning. Jurnal Ilmiah Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4(2): 76-86.

Alwi, M. (2011). Belajar Menjadi Bahagia dan Sukses Sejati. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Ali Sabahan. (2012). Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis Siswa

SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Jurnal

Edumatica. II(1).

Arviansyah, R., Indrawati., & Harijanto, A. (2016). Pengaruh Model

Pembelajaran Guided Inquiry Disertai LKS Audiovisual terhadap Aktivitas

dan Hasil Belajar IPA Siswa di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. 4(4):

308-315.

Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2016). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Dua. Jakarta: Bumi

Aksara.

Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning,

CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar Menengah. Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Tentang

Standar Isi.

Elika Dwi Murwani. (2006). Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis

Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur (No.06/Th.V/Juni 2006). SMAK BPK

PENABUR Jakarta.

Haeruman, L.D., Rahayu, W., & Ambarwati, L. (2017). Pengaruh Model

Discovery Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis dan Self-Confidence Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis

Siswa SMA di Bogor Timur. JPPM. 10(2): 157-168.

Hamruni. (2015). Konsep Dasar dan Implementasi Pembelajaran Kontekstual.

Jurnal Pendidikan Agama Islam. XII(2): 177-188.

Herdyen, D.P., & Noer, S.H. (2015). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

dalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika. Lampung: Universitas Lampung.

Page 68: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

54

Hoiriyah, D. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Mahasiswa IAIN Padangsidimpuan Melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah. Jurnal Logaritma. IV(01):63-76.

Idrus Hasibuan. (2014). Model Pembelajatan CTL (Contextual Teaching

Learning). Jurnal Logaritma II(01)

Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: what it is and why

it’s here to stay (Ibnu Setiawan. Terjemahan). Bandung: MLC. Buku asli

diterbitkan tahun 2002.

Juhji. (2016). Peran Urgent Guru dalam Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan.

10(1):52-62.

Kusnani., Muldayanti, N.D., & Rahayu, H.M. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan

Akhir Semester Ganjil pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X MIA SMA

Negeri 1 Sungai Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Biologi Education.

3(2): 42-52.

Lubis, A.R. & Manurung, B. (2010). Pengaruh Model dan Media Pembelajaran

terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP

Swasta Muhammadiyah Serbelawan. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(3):186-

206.

Maulana. (2017). Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan

Berpikir Kritis-Kreatif. Bandung: UPI Sumedang Press.

Maulana., dkk. (2015). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Sumedang Press.

Mulyani, A. (2014). Graphic Organizers dalam Belajar dan Pembelajaran

Biologi. Scientiae Educatia. 3(2):83-93.

Naputri, R.F., Syarifuddin., & Djulia, E. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Manusia

di MAS Amaliyah Sunggal. Jurnal Pendidikan Biologi. 5(2): 119-130.

Novita, A., Sujadi, I., & Aryuna, D.R. (2017). Penerapan Pendekatan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas

VIII F SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Matematika Solusi. 1(6): 92-109.

Oktanin, W.S., & Sukirno. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran

Ekonomi Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 13(1): 35-44.

Page 69: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

55

Rosana, L.N. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir

Kritis terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah.

3(1):34-44.

Setianingrum, M., Hariyadi, S., & Prihatin, J. (2012). Pengaruh Model

Pembelajaran Aktif Card Sort dengan Teknik Mind Mapping terhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X MAN 2 Jember Tahun

Ajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian Mahasiswa. 2.

Setyorini, W. & Dwijananti, P. (2014). Pengembangan LKS Fisika Terintegrasi

Karakter Berbasis Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar.

UPEJ. 3(3):64-71.

Siswono, T.Y.E. (2016). Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif sebagai Fokus

Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Solikhatun, I., Santosa, S., & Maridi. (2015). Pengaruh Penerapan Reality Based

Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5

Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Biologi. 7(3):49-

60.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistiawan, C.H. (2016). Kualitas Soal Ujian Sekolah Matematika Program IPA

dan Kontribusinya terhadap Hasil Ujian Nasional. Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan. 20(1): 1-10.

Sunhaji. (2014). Konsep Manajemen Kelas dan Implikasinya dalam

Pembelajaran. Jurnal Kependidikan. 11(2):30-46.

Tatag Yuli Eko S. (2005). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.

Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya. UNDP. (2010). HDI value.

Trinova, Z. (2012). Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan bagi Peserta

Didik. Jurnal Al-Ta’lim. 1(3):209-215.

Page 70: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

56

DESKRIPSI DIRI

Nama saya Atika Tri Putri, saya lahir pada 22 Desember 1993 di Pemangkat,

salah satu nama kecamatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Saya anak

ketiga dari 6 bersaudara.

Tahun 2000 sampai 2006, saya mulai bersekolah di SD Negeri 1 Pemangkat.

Tahun 2006 hingga 2009, saya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Pemangkat. Tahun 2009 hingga 2012, saya melanjutkan pendidikan di SMK

Yayasan Pembangunan Nasional Pemangkat. Selama 3 tahun saya banyak

mengalami kendala, namun semua itu dapat saya hadapi dengan baik. Pada tahun

2012 saya lulus dari bangku SMK dan langsung masuk bangku kuliah sampai

menyelesaikan studi di kampus Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Page 71: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

57

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIOLOGI

Hari/Tanggal : Senin /16, Oktober 2017

Waktu : 10.00-Selesai

Peneliti : Atika Tri Putri

Nim : 121630332

Subjek Pewawancara : Eis Purwati S.pd

1. Metode apa yang ibu gunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada saat

menyampaikan materi?

jawab : Metode yang saya gunakan yaitu metode ceramah dan diselingi juga metode

diskusi, dan terkadang menggunakan metode TGT pada saat untuk mereviuw per 3 bab

yang telah dipelajari.

2. Bagaimana keadaan kelas tempat ibu mengajar ?

jawab : Terkadang kondusif dan menyenangkan terkadang tidak kondusif dsn tidak

menyenangkan, yang disebabkan siswa yang mengantuk,bergurau dan sulit untuk

dikendalikan.

3. Pada saat ibu menjelaskan materi pembelajaran, apakah semua siswa aktif dalam bertanya

atau yang kurang dimengerti?

jawab : Hanya sebagian kecil yang aktif dan bertanya pada saat proses pembelajaran.

4. Apakah ibu menganggap pelajaran biologi sulit dipahami oleh siswa?

jawab : menurut saya materi biologi itu sulit karena adanya bahasa latin, serta materi pada

semester genap ini luas yang memiliki karakteristik yang memahami konsep sehingga itu

yang membuat siswa sulit untuk memahami materi sepenuhnya, tapi perlahan siswa

mampu memahaminya dan dibutuhkan metode yang tepat untuk setiap materi.

5. Kendala apa yang ibu temui pada saat proses pembelajaran?

jawab : Pada saat dalam proses pembelajaran ada siswa yang bergurau,tidur,didalam kelas

sehingga apa yang saya jelaskan di depan menjadi tidak efisien dikarenakan jumlah siswa

yang terlalu banyak.

6. Menurut ibu materi apa yang sulit dipahami siswa?

Jawab : Materi gerak pada makhluk hidup khususnya sub materi gerak pada tumbuhan

karena gerak pada tumbuhan tidak terlihat secara spontan dan kasat mata sehingga siswa

sulit untuk memahami.

Lampiran A-1

Page 72: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

58

7. Bagaimana tindakan ibu bila tidak mencapai KKM?

Jawab : dengan memberi remedial dan tugas terstruktur.

Guru Mata Pelajara

Eis Purwati S.pd

Page 73: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

59

Lampiran A-2

HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA

Hari/Tanggal : Senin/ 16 oktober 2016 Waktu : 10.00-10.30 Peneliti : ATIKA TRI PUTRI Subyek Wawancara : Siswa

1. Pada saat mengajar didalam kelas yang kalian terima dalam penyampaian materi ibu menggunakan metode apa? Jawab: Siswa A : Ibu hanya menggunakan metode ceramah Siswa B : Saat menjelaskan ibu hanya menngunakan ceramah Siswa C : Ibu hanya mengunakan metode ceramah pada saat pembelajaran

berlangsung 2. Apa ibu menggunakan media pada saat mengajar ?

Jawab: Siswa A : Tidak bu Siswa B : Tidak bu, ibu terkadang jarang masuk Siswa C : Tidak

3. Kendala apa yang kalian temui pada saat menjalani proses pembelajaran ? Jawab: Siswa A : saya sulit untuk memahami materi karena ibu hanya menjelaskan materi

tanpa memberikan penjelasan yang nyata. Jadi kami hanya mengetahui dasar melalui teori saja.

Siswa B : saya tidak mengerti jika pelajaran biologi hanya dijelaskan dengan penjelasan didepan kelas

Siswa C : saya kurang memahami materi yang disampaikan karena pada saat guru menjelaskan suasana kelas ribut sehingga materi yang disampaikan guru kurang jelas

4. Bagaimana menurut kalian pelajaran biologi ? Jawab: Siswa A : saya tidak menyukai pelajaran biologi karena terlalu banyak bahasa-bahasa

ilmiah dan konsep-konsep yang sulit untuk kami fahami. Siswa B : saya kurang menyukai biologi karena banyak bahasa-bahasa ilmiah Siswa C : saya tidak menyuki pelajaran biologi karena banyak konsep

pengklasifikasiannya 5. Apakah anda berperan aktif dalam pembelajaran ipa terutama materi sistem gerak

pada makhluk hidup?

Siswa A : Ya

Siswa B : tidak

Siswa C : Kadang

Page 74: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

60

6. Apakah materi sistem gerak pada makhluk hidup merupakan materi yang sulit untuk

dipahami?

Siswa A : sulit

Siswa B : sangat sulit

Siswa C : sulit

7. Kesulitan apa yang kamu alami pada saat materi sistem gerak pada makhluk hidup?

Siswa A : sulit, karena pada saat guru menjelaskan saya berbicara dan bergurau

Siswa B : sulit, karena materi yang di sampaikan guru kurang jelas

Siswa C : kesulitan dalam menghafal

8. Bagaimana dengan nilai kalian pada materi sistem gerak pada makhluk hidup?

Siswa A : Tidak tuntas

Siswa B : Tuntas

Siswa C : Tidak untas

Page 75: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN SEBELUM PENELITIAN

DI SMP NEGERI 1 PEMANGKAT

Aspek yang diamati Pelaksanaan Deskriptif Kegiatan Ya Tidak Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

1. Memberikan salam dan doa

√ Guru memberikan salam dan doa Siswa menjawab salam dan berdoa

2. Mengkondisikan kelas √ Guru mengkondisikan kelas dan mengecek kehadiran

Siswa menjawab hadir

3. Apersepsi √ Guru memberikan apersepsi Siswa memperhatikan menjelaskan guru

4. Memotivasi √ Guru memberikan motivasi Siswa menerima motivasi

5. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

√ Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi

pelajaran

√ Menjelaskan materi pelajaran Memperhatikan penjelasan guru

2. Guru menggunakan model

pembelajaran

√ Guru menggunakan model ceramah

3. Guru menggunakan media √ Guru menggunakan papan tulis Siswa sebagian ada yang mencatat

Lampiran A-3 61

Page 76: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
Page 77: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

62

Lampiran A-4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS CTL

Sekolah : SMP N 1 Pemangkat

Mata pelajaran : IPA TERPADU

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata

Page 78: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

63

C. Indikator

3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya

3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis

rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya

2. Siswa dapat menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan

jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.

E. Materi Pembelajaran

Terlampir

F. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model pembelajaran : CTL (Contextual Teaching Learning)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Murid

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengecek kehadiran

siswa. 3. Guru memberikan

apersepsi sebagai langkah untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi, dengan cara memberikan pertanyaan: a. Manusia dan hewan

memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama bisa berjalan dan menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Apakah tumbuhan juga melakukan gerak ?

1. Menjawab salam 2. Menjawab hadir

3. Memperhatikan

Penjelasan Guru a. Tumbuhan juga

melakukan gerak

3 menit 5 menit 7 menit 5 menit 5 menit

Page 79: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

64

b. Bagian apa saja dari tumbuhan yang dapat bergerak ?

4. Memotivasi dengan bertanya bagaimana gerak pada tumbuhan.

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Batang dan akar

4. Menjelaskan tentang gerak pada tumbuhan

5. Memperhatikan guru

Inti

1. Guru menjelaskan materi gerak pada tumbuhan secara singkat secara singkat

2. Guru membagikan LKS kepada siswa

3. Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran a. Mengamati

(Kontruvisme) Guru menjelaskan materi secara garis besar. Guru menginstruksi peserta didik kelingkungan sekolah untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.

b. Menanya (Questions) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami mengenai objek yang diamati. Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang permasalahan yang ditemukan saat mengamati.

c. Mengumpulkan data (inquiry) Guru menyampaikan pembagian tugas masing-masing kelompok untuk mengamati LKS

1. Memperhatikan guru 2. Setiap siswa menyimak

LKS dari sekolah 3. Mengikuti arahan guru

a. Mengamati (Kontruvisme) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru Siswa mengamati gerak pada tumbuhn yang terdapat dilingkungan sekolah.

b. Menanya (Questions) Siswa diminta membuat pertanyaan, kemudian menuliskan pada buku dengan kalimat pertanyaan misalnya apa, mengapa dan bagaimana dan menjawab pertanyaan dari guru.

c. Mengumpulkan data (inquiry) Siswa mendengar pembagian tugas yang terdapat di LKS yang tersedia. Siswa mencari informasi sebagai bahan unuk analisis dan disimpulkan.

d. Mengasosiasi (Learning community and Refleksi) Siswa membentuk

7 menit 3 menit 5 menit 10 menit 5 menit 10 menit

Page 80: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

65

yang tersedia di sekolah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari atau mengumpulkan data tentang gerak pada tumbuhan.

d. Mengasosiasi (Learning community) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok dan meminta siswa duduk berkelompok untuk memecahkan masalah dan berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil pengelompokan gerak pada tumbuhan

e. Mengomunikasikan (Pemodelan) Guru memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya kelompok masing-masing didepan kelas Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap

kelompok sesuai arahan guru dan mengamati LKS Siswa berdiskusi berdasarkan kelompok untuk menganalisis dan penyimpulkan permasalahan yang di berikan guru.

e. Mengomunikasikan (Pemodelan) Siswa memperhatikan contoh gerak pada tumbuhan. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing didepan kelas. Siswa menjawab kuis secara individu yang diberikan oleh guru.

f. Penilaian Siswa mendapatkan penghargaan berupa nilai.

4. Guru memberikan

konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif.

5 menit 5 menit 5 menit

Page 81: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

66

jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa. Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik dilingkungan.

f. Penilaian Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba mempresentasikan hasil diskusi dalam setiap kelompok. Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan materi yang dipelajari siswa.

4. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif

Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran secara komunikatif

2. Memberikan soal postest 3. Memberikan soal berpikir

kritis 4. Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

1. Siswa membuat kesimpulan bersama tentang gerak pada tumbuhan

2. Mengerjakan soal postest

3. Mengerjakan soal berpikir kritis

4. Siswa Menjawab Salam Guru

10 menit 15 menit 30 menit

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media: LKS

2. Sumber Belajar :

a. Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.

b. Modul Biologi

c. Ningsih. D.C, dkk. 2014. Biologi. Klaten. Intan Pariwara.

Page 82: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

67

d. Pratiwi. D.A. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga

I. Penilaian

1. Jenis teknik penilaian

a. Observasi sikap

b. Tes tertulis

2. Instrumen penilaian

a. Instrumen penilaian sikap

Pemangkat, Juli 2018

Guru Mata Pelajaran Peneliti

EIS PURWATI S.Pd ATIKA TRI PUTRI NIP. NIM. 121630332

Page 83: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

68

Lampiran A-5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONVENSIONAL

Sekolah : SMP N 1 Pemangkat

Mata pelajaran : IPA TERPADU

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata

Page 84: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

69

C. Indikator

3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya

3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis

rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya

2. Siswa dapat menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan

jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang.

E. Materi Pembelajaran

Terlampir

F. Model Pembelajaran

1. Pendekatan : konvensional

2. Model pembelajaran : Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Murid

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam. 2. Guru mengecek kehadiran

siswa. 3. Guru memberikan

apersepsi sebagai langkah untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi, dengan cara memberikan pertanyaan: a. Manusia dan hewan

memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan sama-sama bisa berjalan dan menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Namun bagaimana dengan gerakpada tumbuhan?

1. Menjawab salam 2. Menjawab hadir

3. Memperhatikan

Penjelasan Guru

a. Tumbuhan juga melakukan gerak

3 menit 5 menit 7 menit 5 menit 5 menit

Page 85: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

70

b. Bagian apa saja dari tumbuhan yang dapat bergerak ?

4. Memotivasi dengan bertanya bagaimana gerak pada tumbuhan.

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Batang dan akar

4. Menjelaskan tentang gerak pada tumbuhan

5. Memperhatikan guru

Inti

1. Guru menjelaskan materi gerak pada tumbuhan secara singkat

2. Guru membagikan LKS kepada siswa

3. Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran a. Mengamati

Guru menjelaskan materi secara garis besar. Guru menginstruksi peserta didik kelingkungan sekolah untuk mengamati sistem gerak pada tumbuhan.

b. Menalar Guru menyampaikan pembagian tugas masing-masing kelompok untuk mengamati LKS yang tersedia di sekolah.

c. Menanya Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terhadap apa yang belum dipahami mengenai objek yang diamati. Peserta didik diwajibkan bertanya kepada guru tentang permasalahan yang ditemukan saat mengamati.

d. Mencoba Guru memperagakan

1. Memperhatikan guru

2. Setiap siswa menyimak LKS dari sekolah

3. Mengikuti arahan guru a. Mengamati

Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru Siswa mengamati gerak pada tumbuhn yang terdapat dilingkungan sekolah

b. Menalar Siswa mendengar pembagian tugas yang terdapat di LKS yang tersedia

c. Menanya Siswa diminta membuat pertanyaan, kemudian menuliskan pada buku dengan kalimat pertanyaan misalnya apa, mengapa dan bagaimana dan menjawab pertanyaan dari guru

e. Mencoba Siswa memperhatikan

7 menit 3 menit 5 menit 10 menit 5 menit 10 menit

Page 86: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

71

suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa Siswa diwajibkan untuk mendemontrasikan sesuatu hasil karya kelompok masing-masing didepan kelas.

e. Menganalisis dan menyimpulkan Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis hasil pengelompokkan gerak pada tumbuhan dan menguatkan hasil yang diperoleh. Setelah menganalisis, kemudian menyimpulkan data hasil pengelompokan gerak pada tumbuhan.

f. Mengomunikasikan Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru memberikan konfirmasi dan penguatan terhadap jawaban atau hasil yang dipersentasikan oleh siswa. Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individu untuk memperkuat hasil yang diperoleh peserta didik dilingkungan.

g. Penilaian Guru memberikan penghargaan berupa nilai tambah kepada siswa yang menjawab benar dan siswa yang mau mencoba mempresentasikan hasil

contoh gerak pada tumbuhan.

f. Menganalisis dan menyimpulkan (Refleksi) Siswa berdiskusi berdasarkan kelompok untuk menganalisis dan penyimpulkan permasalahan yang di berikan guru.

g. Mengomunikasi Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing di depan kelas.

h. Penilain Siswa mendapatkan penghargaan berupa nilai.

5 menit 5 menit 5 menit

Page 87: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

72

diskusi dalam setiap kelompok. Guru memberikan penjelasan kembali atau memantapkan materi yang dipelajari siswa.

4. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil pekerjaan dan presentasi siswa secara komunikatif

Penutup 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pelajaran secara komunikatif

2. Memberikan soal postest 3. Memberikan soal berpikir

kritis 4. Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam.

1. Siswa membuat kesimpulan bersama tentang gerak pada tumbuhan

2. Mengerjakan soal postest

3. Mengerjakan soal berpikir kritis

4. Siswa Menjawab Salam Guru

10 menit 15 menit 30 menit

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media: LKS

2. Sumber Belajar :

a. Diah Aryulina, dkk. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.

b. Modul Biologi

c. Ningsih. D.C, dkk. 2014. Biologi. Klaten. Intan Pariwara.

d. Pratiwi. D.A. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga

I. Penilaian

1. Jenis teknik penilaian

a. Observasi sikap

b. Tes tertulis

2. Instrumen penilaian

a. Instrumen penilaian sikap

Page 88: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

73

Pemangkat, Juli 2018

Guru Mata Pelajaran Peneliti

EIS PURWATI S.Pd ATIKA TRI PUTRI NIP. NIM. 121630332

Page 89: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

74

SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Kelas / Semester : VIII (Ganjil)

Mata Pelajaran : IPA

Jumlah / Bentuk Soal : 5 / Uraian

Jawablah setiap pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!

1. Jika manusia dan hewan dapat bergerak secara spontan dengan bermacam alat gerak yang di miliki, contoh manusia bergerak dengan berjalan hewan bergerak dengan berenang,terbang,dan berjalan. Utarakan pendapat anda apakah tumbuhan dapat bergerak dan bagaimana gerak tersebut dapat terjadi !

2. Gerak apa saja yang kalian temukan setelah mengamati tumbuhan putri malu,bunga pukul 9, dan tanaman kecambah tersebut? Jelaskan faktor penyebab tumbuhan tersebut dapat bergerak!

3. Setelah kalian melakukan pengamatan dilingkungan,sebutkan 2 jenis gerak pada tumbuhan yang kalian temukan! apa perbedaan kedua jenis gerak tersebut?

4. Berdasarkan pengamatan dilingkungan jelaskan masing masing gerak yang kalian temukan,beserta nama tumbuhan tersebut!

5. Perhatikan gambar dibawah ini! Pot A Pot B

Tempat gelap Tempat terang Mengapa tumbuhan dalam pot A tegak lurus, sedangkan pot B miring mengarah matahari? jelaskan pendapatmu!

Lampiran A-6

Page 90: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

75

KISI-KISI SOAL BERPIKIR KRITIS Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 PEMANGKAT

Kelas/Semester : X/ Ganjil (1)

Materi : Gerak pada tumbuhan

Standar Kompetensi

Kompetensi dasar

Indikator Pencapaian hasil belajar

Indikator kemampuan

berpikir kritis

No. Soal

Soal-soal

Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

Mendeskripsikan ciri-ciri

Siswa dapat mengidentifikasi bagaimana tumbuhan dapat bergerak

Keterampilan mensintesis

1 Jika manusia dan hewan dapat bergerak secara spontan dengan bermacam alat gerak yang di miliki, contoh manusia bergerak dengan berjalan hewan bergerak dengan berenang,terbang,dan berjalan. Utarakan pendapat anda bagaimana tumbuhan dapat bergerak !

Siswa dapat menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan

2 Perhatikan gambar di bawah ! Dari gambar tersebut kearah mana pertumbuhan ujung batang? Jelaskan menurut pendapatmu gerak apakah yang terjadi pada tumbuhan tersebut !

Siswa dapat menjelaskan cara

Keterampilan menganalisis

3 Andi melakukan percobaan menggunakan tanaman jagung. Dia menanam jagung dan mengamati pertumbuhan yang terjadi. Dari pengamatan andi melihat akar jagung tumbuh menuju arah bawah. Setelah

Lampiran A-7

Page 91: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

76

jagung diletakkan pada posisi miring, akar menjadi bengkok dan tumbuh kembali menuju pusat bumi. Bagaimana menurut pendapatmu apa yang mempengaruhigerak akar jagung dan sebutkan gerak yang terjadi ?

Siswa dapat mengevaluasi / menilai

Keterampilan mengevaluasi/menilai

4 Reproduksi tumbuhan melibatkan proses penyerbukan, yaitu perisiwa jatuhnya serbuk sari dikepala putik. Dikepala putik serbuk sari akan berkecambah dan membentuk buluh serbuk yang akan membawa gamet jantan menuju gamet betina. Bagaimana serbuk sari dapat bergerak menuju sel telur dan gerak apa yang gerjadi ?

Siswa dapat Menjelaskan

Keterampilan memecahkan masalah

5 Pada tumbuhan hydrilla dan tumbuan eceng gondok. Jika kalian mengamati tumbuhan hydrilla dan eceng gondok berbeda, karena hidrila terdapat cairan yang disebut sitoplasma. Dalam sitoplasma terdapat butiran bulat karena berwarna hijau yang disebut kloroflas, jika kamu mengamati kloroflas secara cermat kamu akan melihat kloroflas tersebut bergerak berkeliling. Gerak ini terjadi secara spontan dan berasal dari sel tumbuhan. Utarakan pendapat anda

Page 92: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

77

termasuk gerak apakah tanaman hiydrilla tersebut?

Page 93: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

78

Lampiran A-8 KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

SOAL BERPIKIR KRITIS

NO Jawaban Skor

1 Tumbuhan dapat bergerak karena tumbuhan adalah makhluk hidup,dan syarat makhluk hidup adalah dapat bergerak. Gerak tumbuhan dapat terjadi karena adanya rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa sentuhan, cahaya, suhu, air dan zat-zat kimia. Gerak tumbuhan sangat lambat sehingga sulit diamati.

Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna

Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab

2 a. Putri malu - Gerak Seismonasti

Faktor penyebab gerak seismonasti yang dipengaruhi oleh rangsang berupa sentuhan.

b. Bunga pukul 9 - Gerak Fotonasti

faktor penyebab gerak fotonasti yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa cahaya matahari.

c. Kecambah - Gerak fototropisme

Faktor penyebabnya adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya

Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna

Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab

3 Tumbuhan Putri malu dan Bunga Pukul 9

Perbedaan kedua jenis gerak tumbuhan tersebut

Faktor penyebab gerak pada tumbuhan putri malu disebabkan oleh sentuhan sedangkan bunga pukul 9 desebabkan oleh rangsangan berupa cahaya.

Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna

Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab

4 a. Gerak Seismonasti ( Putri Malu) b. Gerak Fotonasto ( Bunga Pukul 9)

Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna

Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab

Page 94: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

79

5 Kacang hijau yang berada pada gelas A tegak lurus karena tidak ada cahaya mataharidiletakkan ditempat gelap sedangkan gelas B berada di tempat terang arah batang menuju cahaya matahari karena menunjukan adanya peristiwa fototropisme, foto tropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan rangsangan oleh cahaya matahari.

Skor: 5 Skor 3: menjawab tidak sempurna

Skor 0: menjawab salah, dan tidak menjawab

Jumlah skor

Page 95: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

80

Kelas/Semester : Nama :

Mata Pelajaran : tanggal :

Bentuk Soal :

Berilah tanda silang pada jawaban yang menurut anda benar!!

Soal Pilihan Ganda Sistem Gerak Tumbuhan

1. Pengertian gerak higroskopis yaitu….

A. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

B. Gerak tumbuhan yang terjadi karena pengaruh perubahan kadar air

C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

D. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat

2. Pengertian gerak nasti yaitu ….

A. Gerak terbatas anggota tubuh tumbuhan tertentu karena adanya rangsangan

B. Gerak menyeluruh dari suatu bagian tumbuhan

C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

D. Gerak bebas tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

3. Gerak pada tumbuhan yaitu ….

A. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan

B. Gerak berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan dari lingkungan

C. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan biotik dan abiotik

D. Gerak tubuh sesuai respon terhadap rangsangan dari lingkungan

4. Gerak tropisme pada tumbuhan adalah….

A. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat

Lampiran A-9

Page 96: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

81

B. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

C. Kepekaan tumbuhan terhadap rangsangan lingkungan

D. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

5. Berikut ini yang merupakan contoh gerak taksis yaitu ….

A. Gerak klorolas pada daun hidrila

B. Gerak akar tanaman yang mendekati air

C. Gerak melipatnya daun tanaman putri malu pada saat disentuh

D. Gerak serbuk sari yang menempel pada putik

6. Gerak dari alga spirulina yang menuju ke arah datangnya cahaya termasuk dalam gerak …

A. Gerak fototropisme

B. Gerak fototaksis

C. Gerak kemotropisme

D. Gerak kemotropisme

7. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat yaitu …

A. Akar menunjukkan fototropisme negatif

B. Batang menunjukkan geotropisme positif

C. Batang menunjukkan fototropisme positif

D. Akar menunjukkan geotropisme positif

8. Di bawah ini yang merupakan contoh dari gerak higroskopis yaitu...

A. Gerakkan dari alga monoseluler untuk mendekati datangnya cahaya

B. Gerak melilitnya batang tanaman kacang ke batang tanaman penyangga

C. Menggulungnya gigi peristom yang menyebabkan sporangium lumut terbuka

D. Berputarnya kloroplas pada sel daun tanaman hidrilla

Page 97: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

82

9. Di bawah yang merupakan contoh dari seismonasti adalah …

A. Membuka dan menutupnya lenti sel

B. Menutupnya daun petai cina karena rangsang cahaya

C. Menutupnya daun putri malu karena rangsang sentuhan

D. Membuka dan menutupnya stomata

10. Perhatikan data di bawah ini !

1) Gerak akar masuk ke tanah

2) Daun bunga kupu-kupu menutup diwaktu malam

3) Daun sikejut (putrid malu) menutup karena disentuh

4) Daun insektivora menutup karena ada sentuhan

Pernyataan di atas yang merupakan gerak nasti ditunjukkan oleh nomor….

A. 1 dan 4

B. 2 dan 3

C. 3 dan 4

D. 2 dan 4

11. Penelitian memperlihatkan bahwa akar akan tumbuh lebih panjang dan lebih banyak ke arah sumber air jika dibandingkan dengan akar yang tumbuh ke arah yang tidak ada airnya. Gerak akar ke sumber air dinamakan….

A. Geonasti

B. Hidronasti

C. Hidrotropisme

D. Geotropisme

12. Pada peristiwa fototropisme, membengkoknya ujung batang terjadi karena….

A. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar lebih pendek dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok

Page 98: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

83

B. Sel-sel yang tidak terkena sinar tumbuh lebih lambat dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok

C. Sel-sel yang tidak terkena sinar tumbuh lebih cepat dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok

D. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar lebih panjang dari sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok

13. Persamaan antara gerak taksis dan gerak tropisme adalah….

A. Arah gerakan ditentukan oleh rangsangan

B. Sama-sama disebabkan oleh rangsangan sentuhan

C. Hanya terjadi pada organ tertentu

D. Arah gerakan tidak ditentukan oleh rangsangan

14. Dalam percobaan pada gerak nasti tumbuhan putri malu menunjukkan bahwa….

A. Tangkai daun yang lebih jauh dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu, lalu disusul daun

B. Daun dan tangkai daun yang lebih jauh dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu

C. Daun dan tangkai daun yang lebih dekat dengan titik sentuhan akan bergerak lebih dulu

D. Daun yang lebih dekat dari titik sentuhan akan bergerak lebih dulu, lalu disusul tangkai daun

15. Di bawah ini yang merupakan contoh gerak niktinasti adalah….

A. Daun tumbuhan putri malu akan mengatup layu jika disentuh

B. Berbagai jenis bunga tumbuhan tertentu membuka saat udara hangat

C. Daun tumbuhan tertentu mengatup pada malam hari

D. Daun tumbuhan jebakan venus akan mengatup jika ada serangga yana masuk ke dalam daun

Page 99: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

84

16. Berikut ini yang termasuk contoh gerak tigmotropisme yaitu ….

A. Gerak bunga pukul empat saat sore hari

B. Gerak akar mentimun tumbuh ke bawah

C. Gerak sulur tanaman markisa membelit pagar

D. Gerak daun putri malu ketika terkena panas

17. Gerak kloroplas pada hydrilla sp apabila terkena sinar matahari memeprlihatkan gerak…

A. Bebas

B. Nasti

C. Tropisme

D. Taksis

18. Gerak tumbuhan Mirabilis jalapa yang mekar dia sore hari merupakan contoh gerak...

A. Fototaksis

B. Fototropisme

C. Fotonasti

D. Fotoskopis

19. Gerak tanaman sirih yang selalu membelit tongkat/ atau benda yang didekatkan padanya memperlihatkan gerak ...

A. Bebas

B. Nasti

C. Tropisme

D. Taksis

Page 100: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

85

20. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gerak apakah yang terjadi pada tumbuhan putri malu ketika disentuh?

A. Bebas

B. Nasti

C. Tropisme

D. Taksis

Page 101: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

86

Lampiran A-10

KISI – KISI SOAL PRETEST

Satuan Pendidikan : SMP Negeri Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Mata Pelajaran : IPA Jumlah Soal : 25 Kurikulum Acuan : 2013 Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kelas/ Semester : VIII/ I

Kompetensi Dasar Indikator Subindikator Aspek Penilaian Nomor

Soal

Kunci C1 C2 C3 C4

3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya.

Menjelaskan pengertian gerak higroskopis

√ 1 D

Menjelaskan pengertian gerak nasti

√ 2 D

Menjelaskan pengertian gerak tropisme

√ 3 B

Menjelaskan perbedaan gerak taksis dan gerak tropisme

√ 4 C

Menjelaskan peristiwa gerak fototropisme

√ 13 D

Menyebutkan persamaan gerak taksis dan gerak tropisme

√ 14 B

Menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu

√ 16 C

3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis

Menyebutkan salah satu contoh gerak taksis

√ 5 A

Menyebutkan salah satu contoh gerak pada tanaman alga

√ 6 B

Page 102: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

87

rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang

Menyebutkan contoh gerak batang dan akar

√ 7 B

Menyebutkan contoh gerakhigroskopis

√ 8 C

Menyebutkan contoh gerak pada tanaman bakau

√ 9 B

Menunjukan contoh gerak seismonasti

√ 10 C

Menunjukkan contoh gerak nasti

√ 11 B

Menyebutkan contoh gerak pada salah satu tanaman

√ 12 C

Menyebutkan contoh gerak pada salah satu bagian tanaman

√ 15 D

Menyebutkan contoh gerak nistinasti

√ 17 C

Menunjukkan contoh gerak tigmotropisme

√ 18 C

Menyebutkan contoh gerak pada stomata

√ 19 B

Menyebutkan gerak tumbuhan pada peristiwa lingkungan sekitar

√ 20 D

Menyebutkan contoh gerak pada kantung semar

√ 21 C

Menunjukkan gerak pada tanaman hydrilla sp

√ 22 D

Page 103: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

88

Menyebutkan contoh gerak daun mengatup pada tanaman Mirabilis jelapa

√ 23 B

Menyebutkan contoh gerak yang terjadi pada tanaman sirih

√ 24 C

Menyebutkan contoh gerak pada tumbuhan putri malu

√ 25 C

Page 104: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

89

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

SOAL PRETEST

No Kunci jawaban No Kunci jawaban 1 D 11 B 2 D 12 C 3 B 13 D 4 C 14 B 5 A 15 D 6 B 16 C 7 B 17 C 8 C 18 C 9 B 19 B 10 C 20 D

Total Skor

30

Nilai 𝑁 = SPTS

x100 SP = Skor yang diperoleh

T.S = Skor maksimal

Lampiran A-11

Page 105: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

90

Kelas/Semester : Nama :

Mata Pelajaran : tanggal :

Bentuk Soal :

Berilah tanda silang pada jawaban yang menurut anda benar!!

1. Pengertian gerak higroskopis yaitu….

A. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

B. Gerak tumbuhan yang terjadi karena pengaruh perubahan kadar air

C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

D. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat

2. Pengertian gerak nasti yaitu ….

A. Gerak terbatas anggota tubuh tumbuhan tertentu karena adanya

rangsangan

B. Gerak menyeluruh dari suatu bagian tumbuhan

C. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

D. Gerak bebas tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya

rangsangan

3. Gerak pada tumbuhan yaitu ….

A. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan

B. Gerak berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan dari

lingkungan

C. Gerak tubuh dan berpindah tempat sebagai respon terhadap rangsangan

biotik dan abiotik

D. Gerak tubuh sesuai respon terhadap rangsangan dari lingkungan

4. Gerak tropisme pada tumbuhan adalah….

A. Gerak tumbuhan yang berupa gerak berpindah tempat

B. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

C. Kepekaan tumbuhan terhadap rangsangan lingkungan

D. Gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan

5. Berikut ini yang merupakan contoh gerak taksis yaitu ….

Lampiran A-12

Page 106: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

91

A. Gerak klorolas pada daun hidrila

B. Gerak akar tanaman yang mendekati air

C. Gerak melipatnya daun tanaman putri malu pada saat disentuh

D. Gerak serbuk sari yang menempel pada putik

6. Gerak dari alga spirulina yang menuju ke arah datangnya cahaya termasuk

dalam gerak …

A. Gerak fototropisme

B. Gerak fototaksis

C. Gerak kemotropisme

D. Gerak kemotropisme

7. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat yaitu …

A. Akar menunjukkan fototropisme negatif

B. Batang menunjukkan geotropisme positif

C. Batang menunjukkan fototropisme positif

D. Akar menunjukkan geotropisme positif

8. DI bawah ini yang merupakan contoh dari gerak higroskopis yaitu...

A. Gerakkan dari alga monoseluler untuk mendekati datangnya cahaya

B. Gerak melilitnya batang tanaman kacang ke batang tanaman penyangga

C. Menggulungnya gigi peristom yang menyebabkan sporangium lumut

terbuka

D. Berputarnya kloroplas pada sel daun tanaman hibrilla

9. Di bawah yang merupakan contoh dari seismonasti adalah …

A. Membuka dan menutupnya lenti sel

B. Menutupnya daun petai cina karena rangsang cahaya

C. Menutupnya daun putri malu karena rangsang sentuhan

D. Membuka dan menutupnya stomata

10. Perhatikan data di bawah ini !

1) Gerak akar masuk ke tanah

2) Daun bunga kupu-kupu menutup diwaktu malam

3) Daun sikejut (putri malu) menutup karena disentuh

4) Daun insektivora menutup karena ada sentuhan

Page 107: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

92

Pernyataan di atas yang merupakan gerak nasti ditunjukkan oleh nomor….

A. 1 dan 4

B. 2 dan 3

C. 3 dan 4

D. 2 dan 4

11. Penelitian memperlihatkan bahwa akar akan tumbuh lebih panjang dan lebih

banyak ke arah sumber air jika dibandingkan dengan akar yang tumbuh ke

arah yang tidak ada airnya. Gerak akar ke sumber air dinamakan….

A. Geonasti

B. Hidronasti

C. Hidrotropisme

D. Geotropisme

12. Persamaan antara gerak taksis dan gerak tropisme adalah….

A. Arah gerakan ditentukan oleh rangsangan

B. Sama-sama disebabkan oleh rangsangan sentuhan

C. Hanya terjadi pada organ tertentu

D. Arah gerakan tidak ditentukan oleh rangsangan

13. Ujung batang tanaman putri malu yang tumbuh menjauh dari tanah termasuk

contoh gerak….

A. Seismonasti

B. Geotropisme positif

C. Kemotropisme

D. Geotropisme negatif

14. Berikut ini yang termasuk contoh gerak tigmotropisme yaitu ….

A. Gerak bunga pukul empat saat sore hari

B. Gerak akar mentimun tumbuh ke bawah

C. Gerak sulur tanaman markisa membelit pagar

D. Gerak daun putri malu ketika terkena panas

15. Stomata tumbuhan akan tertutup saat matahari bersinar terik dan terbuka

ketika matahari kurang terik. Gerak stomata tersebut termasuk contoh

gerak….

Page 108: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

93

A. Fotonasti

B. Termonasti

C. Termotropisme

D. Fototropisme

16. Ibu Suryani menanam pohon mangga di sebelah dinding rumahnya. Setelah 5

tahun, pohon mangga tersebut berdaun lebat dan tumbuh besar. Daun dan

ranting dari pohon tersebut sebagian besar tumbuh menjauh dari arah dinding

rumah. Peristiwa tersebut adalah contoh gerak….

A. Niktinasti

B. Seismonasti

C. Tigmotropisme

D. Fototropisme

17. Gerak kantung semar menutup pada saat ada serangga yang masuk adalah

gerak...

A. Taksis

B. Haptotropisme

C. Haptonasti

D. Higroskopis

18. Gerak tumbuhan Mirabilis jalapa yang mekar dia sore hari merupakan contoh

gerak...

A. Fototaksis

B. Fototropisme

C. Fotonasti

D. Fotoskopis

19. Gerak tanaman sirih yang selalu membelit tongkat/ atau benda yang

didekatkan padanya memperlihatkan gerak ...

A. Bebas

B. Nasti

C. Tropisme

D. Taksis

20. Perhatikan gambar dibawah ini!

Page 109: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

94

Gerak tanaman putri malu yang mengatupkan daunnya jika disentuh termasuk

gerak ...

A. Bebas

B. Nasti

C. Tropisme

D. Taksis

Page 110: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

95

Lampiran A-13

KISI – KISI SOAL POSTEST

Satuan Pendidikan : SMP Negara Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Mata Pelajaran : IPA Jumlah Soal : 25 Kurikulum Acuan : 2013 Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kelas/ Semester : VIII/ I

Kompetensi Dasar Indikator Subindikator Aspek

Penilaian Nomor Soal

Kunci C1 C2 C3 C4

3.1 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1.1 Menjelaskan jenis gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya.

Menjelaskan pengertian gerak higroskopis

√ 3 B

Menjelaskan pengertian gerak nasti

√ 7 D

Menjelaskan pengertian gerak pada tumbuhan

√ 1 D

Menjelaskan gerak nasti pada tumbuhan putri malu Menjelaskan pengertian gerak tropisme

√ 2 C

Menjelaskan peristiwa gerak fototropisme

√ 4 D

Menjelaskan perbedaan gerak taksis dan gerak tropisme

√ 5 C

Menjelaskan pengertian gerak

√ 8 B

Page 111: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

96

tropisme

3.1.2 Menganalisis contoh gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnya dan jenis rangsang yang diterima atau bagian tumbuhan yang menanggapi rangsang

Menyebutkan salah satu contoh gerak taksis

√ 6 A

Menyebutkan contoh gerak batang dan akar

√ 9 B

Menunjukkan contoh gerak nasti

√ 10 B

Menunjukan contoh gerak seismonasti

√ 11 C

Menyebutkan contoh gerakhigroskopis

√ 12 C

Menyebutkan contoh gerak pada tanaman bakau

√ 20 B

Menyebutkan Salah satu contoh gerak pada tanaman alga

√ 21 B

Menyebutkan contoh gerak pada salah satu tanaman

√ 13 C

Menyebutkan contoh gerak pada salah satu bagian tanaman

√ 14 D

Menyebutkan contoh gerak nistinasti

√ 15 C

Menunjukkan contoh gerak tigmotropisme

√ 25 C

Menyebutkan contoh gerak pada stomata

√ 24 B

Menyebutkan gerak tumbuhan pada

√ 16 D

Page 112: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

97

peristiwa lingkungan sekitar

Menyebutkan contoh gerak pada kantung semar

√ 17 C

Menunjukkan gerak pada tanaman hydrilla sp

√ 19 D

Menyebutkan contoh gerak pada tumbuhan mirabilis jalapa

√ 18 C

Menyebutkan contoh gerak yang terjadi pada tanaman sirih

√ 22 C

Menyebutkan contoh gerak daun mengatup pada tanaman mirabilis jelata

√ 23 B

Page 113: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

98

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

SOAL POSTEST

No Kunci

jawaban No Kunci jawaban

1 B 11 B 2 B 12 C 3 D 13 D 4 D 14 C 5 C 15 D 6 A 16 B 7 C 17 D 8 B 18 C 9 B 19 C 10 C 20 C

Total Skor

30

Nilai 𝑁 = SPTS

x100 SP = Skor yang diperoleh

T.S = Skor maksimal

LAMPIRAN A-14

Page 114: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

99

No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana

Struktur dan Fungsi

Jaringan pada

Tumbuhan

Gerak Makhluk

Hidup pada Benda

Sistem Pencernaan Makanan

1 A 78 80 68 80 2 B 78 80 80 70 3 C 78 80 60 78 4 D 72 80 65 77 5 E 72 80 80 79 6 F 72 80 65 60 7 G 78 70 80 65 8 H 70 70 80 79 9 I 72 80 80 77 10 J 80 80 70 76 11 K 72 80 67 70 12 L 78 80 60 73 13 M 78 70 60 76 14 N 80 80 80 80 15 O 75 80 67 71 16 P 78 75 80 82 17 Q 79 78 65 81 18 R 80 80 80 65 19 S 78 70 80 80 20 T 78 78 67 55 21 U 70 75 80 79 22 V 78 72 68 70 23 W 78 78 87 77 24 X 78 80 65 75 25 Y 70 78 80 65 26 Z 78 80 68 77 27 Aa 73 70 80 76 28 Bb 78 80 65 66 29 Cc 78 78 70 80 30 Dd 78 78 68 55 31 Ee 78 80 80 45 32 Ff 78 72 65 83 33 Gg 72 78 73 50 34 Sc 75 73 65 64 35 Tt 74 74 60 77 36 Kk 75 75 65 75 37 Jj 72 80 50 80

T 21 24 14 19 TT 12 9 19 14

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 SMP Negeri 1 Pemangkat

Lampiran A-15

Kelas VIII A

Page 115: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

100

Kelas VIII B

No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana

Struktur dan Fungsi

Jaringan pada Tumbuhan

Gerak Makhluk

Hidup pada Benda

Sistem Pencernaan Makanan

1 Hh 72 80 68 81 2 Ii 72 80 65 70 3 Jj 75 75 69 79 4 Kk 80 80 70 77 5 Ll 80 80 70 79 6 Mm 80 75 85 70 7 Nn 78 80 85 70 8 Oo 78 80 70 79 9 Pq 80 75 80 77 10 Rr 78 78 80 76 11 Ss 80 80 75 71 12 Tt 78 78 80 72 13 Uu 75 78 75 76 14 Vv 72 80 70 80 15 Ww 72 80 75 60 16 Xx 75 78 80 82 17 Yy 78 78 80 81 18 Zz 80 80 80 65 19 Ab 72 65 80 80 20 Bc 75 78 70 55 21 Cd 80 65 75 79 22 De 78 70 75 50 23 Ef 80 80 80 77 24 Fg 78 80 80 75 25 Gh 78 80 80 55 26 Hi 78 78 75 77 27 Ij 80 80 68 76 28 Jk 78 78 80 60 29 Kl 70 80 70 80 30 Lm 78 75 86 65 31 Mn 78 78 80 45 32 No 78 80 69 83 33 Op 78 80 60 60 34 Pq 78 78 75 65 35 Qr 78 80 75 55

T 26 28 15 19 TT 9 7 20 16

Page 116: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

101

Kelas VIII C

No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana

Keanekaragaman Hayati

Gerak Makhluk pada

Benda

Sistem Pencernaan Makanan

1 Rs 80 85 75 80 2 St 80 80 80 71 3 Tu 80 80 80 71 4 Uv 80 80 70 76 5 Vw 80 80 75 80 6 Wx 80 70 73 55 7 Xy 65 75 70 60 8 Yz 78 80 67 80 9 Aaa 78 80 54 77 10 Bbb 80 80 80 75 11 Ccc 80 75 80 65 12 Ddd 80 78 80 68 13 Eee 80 78 75 68 14 Fff 80 80 80 79 15 Ggg 75 80 85 68 16 Hhh 80 80 80 80 17 Iii 80 80 80 80 18 Jjj 75 80 68 50 19 Kkk 78 78 78 80 20 Lll 78 80 73 55 21 Mmm 80 80 78 76 22 Nnn 80 78 68 50 23 Ooo 78 78 78 77 24 Ppp 80 72 78 77 25 Qqq 75 72 54 40 26 Rrr 80 72 30 78 27 Sss 70 80 48 79 28 Ttt 70 72 78 35 29 Uuu 70 70 75 79 30 Vvv 80 78 78 50 31 www 75 72 78 55 32 Xxx 78 72 66 82 33 Yyy 70 70 80 55 34 Zzz 78 80 78 50 35 Aab 70 75 74 55 36 Aac 75 78 75 78

T 25 25 24 18 TT 11 11 12 18

Page 117: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

102

Kelas VIII D

No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan

Gerak Makhluk

Hidup pada Benda

Sistem Pencernaan makanan

1 Aa 87 56 81 80 2 Bb 80 74 78 75 3 Cc 83 84 75 65 4 Dd 58 58 73 72 5 Ee 67 72 81 80 6 Ff 86 88 75 73 7 Gg 87 78 71 72 8 Hh 77 52 78 65 9 Ii 80, 76 80 74 10 Jj 83 54 81 72 11 Kk 77 82 80 65 12 Ll 50 70 81 55 13 Mm 76 80 81 65 14 Nn 83 50 83 50 15 Oo 73 84 81 77 16 Pp 87 60 77 81 17 Qq 83 82 75 80 18 Rr 87 78 77 60 19 Ss 83 78 67 70 20 Tt 78 82 60 74 21 Uu 78 50 73 73 22 Vv 60 84 50 75 23 Ww 83 77 82 76 24 Xx 86 60 81 77 25 Yy 77 84 80 80 26 Zz 67 74 60 60 27 Ab 80 82 78 65 28 Dg 77 76 80 50 29 Cf 79 67 80 80 30 Hj 79 74 80 83 31 Jk 70 60 75 70 32 Lm 75 70 50 80 33 Ki 80 75 82 65 34 Hj 82 70 65 70 35 Rt 75 80 70 77 T 24 22 20 23

TT 11 13 15 12

Page 118: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

103

Kelas VIII E

No Nama Rangka Otot dan Pesawat Sederhana

Struktur dan Fungsi

Jaringan pada Tumbuhan

Gerak Makhluk

Hidup pada Benda

Sistem Pencernaan makanan

1 Aa 87 56 81 80 2 Bb 80 74 78 75 3 Cc 83 84 75 65 4 Dd 58 58 73 72 5 Ee 67 72 81 80 6 Ff 86 88 75 73 7 Gg 87 78 71 72 8 Hh 77 52 78 65 9 Ii 80, 76 80 74 10 Jj 83 54 81 72 11 Kk 77 82 80 65 12 Ll 50 70 81 55 13 Mm 76 80 81 65 14 Nn 83 50 83 50 15 Oo 73 84 81 77 16 Pp 87 60 77 81 17 Qq 83 82 75 80 18 Rr 87 78 77 60 19 Ss 83 78 67 70 20 Tt 78 82 60 74 21 Uu 78 50 73 73 22 Vv 60 84 50 75 23 Ww 83 77 82 76 24 Xx 86 60 81 77 25 Yy 77 84 80 80 26 Zz 67 74 60 60 27 Ab 80 82 78 65 28 Dg 77 76 80 50 29 Cf 79 67 80 80 30 Hj 79 74 80 83 31 Jk 70 60 75 70 32 Lm 75 70 50 80 33 Ki 80 75 82 65 34 Hj 82 70 65 70 35 Rt 75 80 70 77 36 Dg 80 65 50 72 37 Gj 75 60 65 75 T 25 23 22 24

TT 12 14 15 13

Page 119: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

104

1. Rangka Otot dan Pesawat Sederhana Tuntas = 72

104𝑥 100 % = 69,23%

Tidak Tuntas = 32104

𝑥 100 % = 30,77% 2. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan Tuntas = 77

104𝑥 100 % = 74,04 %

Tidak Tuntas = 27104

𝑥 100 % = 25,96 % 3. Gerak Makhluk Hidup pada Benda Tuntas = 53

104𝑥 100 % = 50,96 %

Tidak Tuntas = 51104

𝑥 100 % = 49,04 % 4. Sistem Pencernaan Makanan Tuntas = 56

104𝑥 100 % = 53,85 %

Tidak Tuntas = 48104

𝑥 100 % = 46,15 %

Page 120: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

105

Lampiran A-16

PERHITUNGAN UJI BARTLETT

Langkah-langkah menentukan Uji Bartlett :

1. Menentukan Varians

S2 =⅀(𝑥𝑖−𝑥)2

𝑛−1

2. Menentukan harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett

Tabel : Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett

SampelKe Dk 1 / dk S2i log S2i (dk) log S2i

1

2

K

n1-1

n2-1

nk-1

1 / n1-1

1 / n2-1

1 / nk-1

S21

S22

S2k

log S21

log S22

log S2k

(n1-1)log S21

(n2-1)log S22

(nk-1)log S2k

Jumlah ⅀(n-1) ⅀(1 / n-1) ⅀S2 ⅀log S2 ⅀(n-1)log S2

3. Menentukan gabungan dari semua sampel

S2=(⅀(ni-1) S2i) / ⅀(ni-1))

4. Menentukan harga satuan B dengan rumus :

B = (log S2) (ni-1)

5. Untuk uji barlet digunakan statistik Chi-Kuadrat

X2 = (In 10) {B-(ni-1)log S2i}

Dengan In 10 = 2,3026. Dengan taraf nyata α, tolak hipotesis H jika X2 ≥ X2 (1-α)K-1) di

dapat dari daftar distribusi Chi-Kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk (k-1)

6. Jikaharga X2 yang dihitung lebih besar dari daftar maka digunakan faktor

K = 1 + 13(𝑘−1)

{ ∑ ( 1(𝑛𝑖−1)

)𝑘1=𝑖 – ( 1

⅀(𝑛𝑖−1))}

X2k = ( 1 / k) X2

Ho ditolak jika X2 ≥ X2 (1-α)K-1)

1. MenentukanVarians

Tabel Data Hasil Ulangan Harian kelas VIII

Page 121: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

106

KELAS VIIIA

NO Xi Xi -

(Xi -

)2

1 65 4.59 21.11 2 60 -0.41 0.16 3 60 -0.41 0.16 4 50 -10.41 108.27 5 60 -0.41 0.16 6 50 -10.41 108.27 7 70 9.59 92.06 8 70 9.59 92.06 9 70 9.59 92.06 10 50 -10.41 108.27 11 60 -0.41 0.16 12 70 9.59 92.06 13 50 -10.41 108.27 14 50 -10.41 108.27 1 45 -15.41 237.33 16 65 4.59 21.11 17 70 9.59 92.06 18 55 -5.41 29.22 19 60 -0.41 0.16 20 60 -0.41 0.16 21 60 -0.41 0.16 22 75 14.59 213.00 23 70 9.59 92.06 24 55 -5.41 29.22 25 50 -10.41 108.27 26 70 9.59 92.06 27 60 -0.41 0.16 28 60 -0.41 0.16 29 60 -0.41 0.16 30 60 -0.41 0.16 31 65 4.59 21.11 32 50 -10.41 108.27 33 55 -5.41 29.22 34 75 14.59 213.00 35 60 -0.41 0.16

Page 122: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

107

�̅� ∑Xi𝑛

= 223537

= 60,41

𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2

𝑛−1= 2418,92

36= 67,19

36 50 -10.41 108.27 37 70 9.59 92.06

Jumlah 2235 2418.92 Rt 2 60.41 67.19

Page 123: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

108

KELAS VIIIB

NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -7,70 59,3316 2 65 -2,70 7,3046 3 70 2,30 5,2776 4 75 7,30 53,2505 5 70 2,30 5,2776 6 70 2,30 5,2776 7 75 7,30 53,2505 8 65 -2,70 7,3046 9 70 2,30 5,2776 10 80 12,30 151,2235 11 85 17,30 299,1965 12 90 22,30 497,1695 13 75 7,30 53,2505 14 75 7,30 53,2505 15 80 12.30 151,2235 16 70 2,30 5,2776 17 70 2,30 5,2776 18 65 -2,70 7,3046 19 60 -7,70 59,3316 20 65 -2,70 7,3046 21 70 2,30 5,2776 22 75 7,30 53,2505 23 80 12,30 151,2235 24 80 12,30 151,2235 25 75 7,30 54,2505 26 70 2,30 5,2776 27 75 7,30 53,2505 28 70 2,30 5,2776 29 65 -2,70 7,3046 30 70 2,30 5,2776 31 70 2,30 5,2776 32 80 12,30 151,2235 33 65 -2,70 7,3046 34 65 -2,70 7,3046 35 60 -7,70 59,3316 36 37

Jumlah 2505 2212,4178 Rt 2 67,70 65,07111245

�̅� ∑Xi𝑛

= 250535

= 67,70

𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2

𝑛−1= 2212,4178

34= 65,07111245

Page 124: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

109

KELAS VIIIC

NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -1,62 2,62966 2 55 -6,62 43,85587 3 65 3,38 11,41344 4 70 8,38 70,19722 5 70 8,38 70,19722 6 50 -11,62 135,06209 7 60 -1,62 2,62966 8 70 8,38 70,19722 9 60 -1,62 2,62966 10 65 8,38 70,19722 11 50 -11,62 135,06209 12 80 18,38 337,76479 13 65 3,38 11,41344 14 70 8,38 70,19722 15 50 -11,62 135,06209 16 75 13,38 178,98101 17 60 -1,62 2,62966 18 85 23,38 546,54858 19 80 18,38 337,76479 20 65 3,38 11,41344 21 50 -11,62 135,06209 22 65 3,38 11,41344 23 75 13,38 178,98101 24 70 8,38 70,19722 25 65 3,38 11,41344 26 65 3,38 11,41344 27 50 -11,62 135,06209 28 60 -1,62 2,62966 29 65 3,38 11,41344 30 60 -1,62 2,62966 31 60 -1,62 2,62966 32 50 -11,62 135,06209 33 60 -1,62 2,62966 34 60 -1,62 2,62966 35 70 8,38 70,19722 36 50 -11,62 135,06209 37

Jumlah 2280 15429,80 Rt 2 61,62 440.8515079

�̅� ∑Xi𝑛

= 228036

= 61,62

𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2

𝑛−1= 15429,80

35= 4480,8515079

Page 125: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

110

KELAS VIIID

NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 60 -4 16 2 70 6 36 3 75 11 121 4 55 -9 81 5 65 1 1 6 60 -4 16 7 70 6 36 8 65 1 1 9 70 6 36 10 65 1 1 11 80 16 256 12 50 -14 196 13 60 -4 16 14 65 1 1 15 75 11 196 16 60 -4 16 17 80 16 256 18 85 21 441 19 60 -4 16 20 60 -4 16 21 50 -14 196 22 55 -9 81 23 60 -4 16 24 60 -4 16 25 60 -4 16 26 50 -14 196 27 75 11 121 28 70 6 36 29 60 -4 16 30 60 -4 16 31 55 -9 81 32 60 -4 16 33 50 -14 196 34 65 1 1 35 60 -4 16 36 60 -4 16 37 60 -4 16

Jumlah 2.280 2.714 Rt 2 64 77,54285714

�̅� ∑Xi𝑛

= 228036

= 64

𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2

𝑛−1= 2174

35= 77, 54285714

Page 126: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

111

KELAS VIIIE

NO Xi Xi - 𝒙� (Xi -𝒙�)2 1 65 -4 16 2 60 -9 81 3 65 -4 16 4 70 1 1 5 70 1 1 6 70 1 1 7 75 6 36 8 60 -9 81 9 65 -4 16 10 70 1 1 11 60 -9 81 12 70 1 1 13 60 -9 81 14 70 1 1 15 65 -4 16 16 65 -4 16 17 70 1 1 18 80 11 121 19 75 6 36 20 75 6 36 21 70 1 1 22 80 11 121 23 75 6 36 24 70 1 1 25 90 21 441 26 65 -4 14 27 70 1 1 28 60 -9 81 29 80 11 121 30 65 -4 16 31 70 1 1 32 70 1 1 33 60 -9 81 34 80 11 121 35 65 -4 16 36 75 6 36 37 70 1 1

Jumlah 2,575 1.732 Rt 2 69 48.11111111

�̅� ∑Xi𝑛

= 257537

= 69

𝑆12 = ∑(𝑋𝑖−𝑋�)2

𝑛−1= 1732

36= 48,111111

Page 127: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

112

SAMPEL DK 1/DK S²i log S²i (DK) LOG S²i

1 36 0,027 67,1922 1,8273188609 65,772

2 34 0,029 65,07111245 1,81338823 61,642

3 35 0,028 44,08515079 1,64429233 57,54

4 35 0,028 77,5428714 1,88954187 66,115

5 36 0,027 48,11111111 1,68224538 60,552

JUMLAH 176 0,139 1,715965 8,855 311,621

1. Menentukan gabungan dari semua sampel:

S2 = �∑(𝑛𝑖−1)𝑠𝑖2�

∑(𝑛𝑖−1) = 65,772+61,642+65,754+66,115+60,552

176= 1,715965

𝐿𝑜𝑔S2 = log 1,715965 = 1,2345084254

2. Harga satuan B

𝐵 = (𝐿𝑜𝑔S2)�(𝑛𝑖 − 1) = (1,2345084254)(176) = 217,27348

3. Uji Bartlett dengan statistic Chi-Kuadrat (Daftar H )

𝑥2 = (𝑙𝑛10) �𝐵 −�(𝑛𝑖 − 1)𝐿𝑜𝑔𝑆𝑖2�

𝑥2 = (2,302585)(217,27348 − 311,621) = 521,5388 Jika α = 0,05 dari daftar distribusi Chi Kuadrat dengan dk = k - 1 = 3 – 1 = 2

didapat 𝑋² 0,95(2) = 9,488. Ternyata bahwa X2= 521,5388 ˃ 9,488 Sehingga hipotesis

Ho: σ1 2 = σ22 = σ32 diterima dalam taraf nyata 0,05. Artinya populasi memiliki varians

yang homogen sehingga setiap sampel dalam populasi memiliki peluang yang sama.

Page 128: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

113

TABEL HASIL VALIDASI SOAL PRETEST

Nomor Butir

Validitas Kategori

1 0,579 Valid 2 0,446 Valid 3 0,601 Valid 4 0,393 Valid 5 0,414 Valid 6 0,397 Valid 7 0,533 Valid 8 0,463 Valid 9 0,168 Tidak valid 10 0,419 Valid 11 0,424 Valid 12 0,410 Valid 13 0,404 Valid 14 0,409 Valid 15 0,068 Tidak valid 16 0,450 Valid 17 0,626 Valid 18 0,437 Valid 19 0,152 Tidak valid 20 0,141 Tidak valid 21 0,109 Tidak valid 22 0,587 Valid 23 0,463 Valid 24 0,546 Valid 25 0,544 Valid

LAMPIRAN B-1

Page 129: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

114

TABEL HASIL VALIDASI SOAL POSTEST

Nomor Butir

Validitas Kategori

1 0,722 Valid 2 0,736 Valid 3 0,700 Valid 4 0,470 Valid 5 0,542 Valid 6 0,606 Valid 7 0,516 Valid 8 0,810 Valid 9 0,010 Tidak valid 10 0,800 Valid 11 0,382 Valid 12 0,581 Valid 13 0,154 Tidak valid 14 0,470 Valid 15 0,394 Valid 16 0,119 Tidak valid 17 0,015 Tidak valid 18 0,474 Valid 19 0,535 Valid 20 0,376 Valid 21 0,546 Valid 22 0,037 Tidak valid 23 0,439 Valid 24 0,520 Valid 25 0,529 Valid

LAMPIRAN B-2

Page 130: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

115

PERHITUNGAN DERAJAT KESUKARAN SOAL P0sTEST

1. P = BJS

= 1825

= 0,72

2. P = BJS

= 2025

= 0,80

3. P = BJS

= 1825

= 0,72

4. P = BJS

= 1925

= 0,76

5. P = BJS

= 2025

= 0,80

6. P = BJS

= 1925

= 0,76

7. P = BJS

= 2025

= 0,80

8. P = BJS

= 1825

= 0,72

9. P = BJS

= 2025

= 0,80

10. P = BJS

= 2025

= 0,80

11. P = BJS

= 2025

= 0,80

12. P = BJS

= 2125

= 0,84

13. P = BJS

= 2625

= 1.04

14. P = BJS

= 1825

= 0,72

15. P = BJS

= 1725

= 0,66

16. P = BJS

= 1125

= 0,44

17. P = BJS

= 1925

= 0,75

18. P = BJS

= 1525

= 0,60

19. P = BJS

= 1525

= 0,60

20. P = BJS

= 1525

= 0,60

21. P = BJS

= 1525

= 0,60

22. P = BJS

= 2125

= 0,84

23. P = BJS

= 1925

= 0,76

24. P = BJS

= 1525

= 0,60

25. P = BJS

= 2125

= 0,84

LAMPIRAN B-3

Page 131: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

116

PERHITUNGAN DERAJAT KESUKARAN SOAL Pretest

1. P = BJS

= 1925

= 0,76

2. P = BJS

= 1225

= 0,48

3. P = BJS

= 1725

= 0,68

4. P = BJS

= 2325

= 0,92

5. P = BJS

= 1925

= 0,76

6. P = BJS

= 1925

= 0,76

7. P = BJS

= 1525

= 0,60

8. P = BJS

= 1725

= 0,68

9. P = BJS

= 1525

= 0,60

10. P = BJS

= 1725

= 0,68

11. P = BJS

= 1525

= 0,60

12. P = BJS

= 1525

= 0,60

13. P = BJS

= 1425

= 0,58

14. P = BJS

= 1725

= 0,72

15. P = BJS

= 1925

= 0,76

16. P = BJS

= 1625

= 0,68

17. P = BJS

= 1525

= 0,60

18. P = BJS

= 1625

= 0,64

19. P = BJS

= 1725

= 0,72

20. P = BJS

= 1625

= 0,70

21. P = BJS

= 1725

= 0,68

22. P = BJS

= 1925

= 0,76

23. P = BJS

= 1725

= 0,68

24. P = BJS

= 1525

= 0,60

25. P = BJS

= 1525

= 0,60

Page 132: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

117

Tabel Perhitungan Reliabilitas Pretest

No. Soal

Np

P (Np/30

Nq Q(Nq/30) p.q

1 19 0,63 11 0,37 0,23 2 12 0,40 18 0,60 0,24 3 18 0,60 11 0,37 0,22 4 22 0,73 13 0,43 0.32 5 19 0,63 12 0,40 0,25 6 18 0,60 9 0,30 0,18 7 15 0,50 10 0,33 0,17 8 17 0,57 12 0,40 0,23 9 17 0,57 16 0,53 0,30

10 20 0,67 13 0,43 0,29 11 18 0,60 14 0,47 0,28 12 16 0,53 11 0,37 0,20 13 14 0,47 12 0,40 0,19 14 11 0,57 14 0,47 0,26 15 12 0,63 12 0,40 0,25 16 14 0,57 14 0,47 0,26 17 11 0,50 11 0,37 0,18 18 18 0,53 8 0,27 0,14 19 15 0,60 15 0,50 0,30 20 11 0,57 11 0,37 0,21 21 12 0,60 12 0,40 0,24 22 18 0,60 20 0,67 0,40 23 17 0,57 13 0,43 0,25 24 15 0,50 16 0,53 0,27 25 16 0,53 14 0,47 0,25

Skor Total X) 428

Kuadrat Skor Total (X2) 6.858

LAMPIRAN B-4

Page 133: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

118

𝑟11 = �𝑛

𝑛 − 1� �𝑆2 −∑𝑝𝑞

𝑆2 �

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

S = �∑X2

N− �

∑XN �

2

S = �685830

− �42830 �

2

S = �14,27

S = 4,9969

𝑟11 = �30

30 − 1� �4,99692 − 6,1067

4,99702 �

𝑟11 = �3029� �

24,9700 − 6,106724,9700 �

𝑟11 = �3029� �

18,863324,9700�

𝑟11 = (1,0345)(0,7554)

𝑟11 = 0,7814

Page 134: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

119

Tabel Perhitungan Reliabilitas Postest

No. Soal

Np P (Np/30) Nq

Q(Nq/30) p.q

1 19 0,63 11 0,37 0,23 2 20 0,67 10 0,33 0,22 3 18 0,60 12 0,40 0,24 4 19 0,63 12 0,40 0,25 5 20 0,67 10 0,33 0,22 6 20 0,67 10 0,33 0,22 7 20 0,67 11 0,37 0,24 8 19 0,63 3 0,10 0,06 9 28 0,93 11 0,37 0,34

10 20 0.67 2 0,07 0,04 11 21 0,70 10 0,33 0,23 12 20 0,67 8 0,27 0,18 13 12 0,40 11 0,37 0,15 14 19 0,63 19 0,63 0,40 15 17 0,57 15 0,50 0,28 16 17 0,57 5 0,17 0,09 17 16 0,53 11 0,37 0,20 18 16 0,53 13 0,43 0,23 19 21 0,70 14 0,47 0,33 20 20 0,67 16 0,53 0,36 21 19 0,63 13 0,43 0,27 22 20 0,67 9 0,30 0,20 23 24 4,98 25

Skor Total (X) 486

Kuadrat Skor Total (X2) 8774

Page 135: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

120

Perhitungan Reliabilitas Posttest

𝑟11 = �𝑛

𝑛 − 1� �𝑆2 −∑𝑝𝑞

𝑆2 �

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

S = �∑X2

N− �

∑XN �

2

S = �877430

− �48630 �

2

S = √33.03

S = 5,7471

𝑟11 = �30

30 − 1��

5,74712 − 5,6233

5,74712 �

𝑟11 = �3029� �

33,0291 − 5,623333,0291 �

𝑟11 = �3029� �

27,405833,0291�

𝑟11 = (1,0345)(0,8297)

𝑟11 = 0,8583

Page 136: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

121

Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal Pretest

Perhitungan D dengan rumus di bawah ini:

𝑫 =𝑩𝑨

𝑱𝑨−𝑩𝑩

𝑱𝑩= 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩

1. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.25 = 0,75

2. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.12 = 0.5

3. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62

4. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 58

= 0,62

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.62 = 0.38

5. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0,87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.5

6. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0,87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0,25 = 0.62

7. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0.75

8. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62

9. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.37 = 0.25

10. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0,25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0.25 = 0.62

11. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63

12. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0,37 = 0,50

13. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,75 − 0.25 = −0,50

14. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0.75

LAMPIRAN B- 5

Page 137: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

122

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0,38

15. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 58

= 0.62

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.62 = 0

16. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0,87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.50

17. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0 = 0.87

18. 1 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,62 − 0,12 = 0.50

19. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 68

= 0.75

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.75 = −0.1

20. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

=0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 48

= 0.50

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.50 = 0.12

21. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 58

= 0.62

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.62 = 0

22. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0, =

23. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0,

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.−0. = 0.

24. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩

𝑱𝑩= 1

8= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0.75

25. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0,75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0 = 0.75

Page 138: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

123

Perhitungan Analisis Derajat Daya Pembeda Soal Postest

Perhitungan D dengan rumus di bawah ini:

𝑫 =𝑩𝑨

𝑱𝑨−𝑩𝑩

𝑱𝑩= 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩

1. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0,63

2. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88

3. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88

4. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0,37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63

5. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 48

= 0.50

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.50 = 0.50

6. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0,12 = 0.88

Page 139: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

13

7. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.37 = 0.63

8. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0 = 1

9. = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 88

= 1

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 1 = −0.13

10. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0,12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.12 = 0.88

11. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.25 = 0.62

12. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0,37 = 0,63

13. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 68

= 0.75

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.75 = −0,25

14. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

124

Page 140: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

13

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.12 = 0,75

15. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 88

= 1

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 28

= 0.25

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 1 − 0.25 = 075

16. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0,62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.37 = 0.25

17. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 8

= 0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 68

= 0.75

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.75 = 0.75

18. 1 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0,87 − 0 = 0.87

19. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 18

= 0.12

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0.12 = −0.50

20. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

=0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0.38

21. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0 = 0.75

125

Page 141: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

13

22. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 58

= 0.62

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 08

= 0

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0 = 0.62

23. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 68

= 0.75

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.62 − 0 = 0.62

24. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 68

= 0.75

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.75 − 0.37 = 0.38

25. 𝑃𝐴 = 𝑩𝑨𝑱𝑨

= 78

= 0.87

𝑃𝐵= 𝑩𝑩𝑱𝑩

= 38

= 0.37

𝐷 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 = 0.87 − 0.37 = 0.50

126

Page 142: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

127

TABEL B A, B B, P A, P B dan D SOAL PRETEST

Nomor Butir item

B A B B J A J B

B A P A = J A

B B P B = J B

D = P A –P B

Klasifikasi Daya

Pembeda

1 8 2 8 8 1 0.25 0.75 Baik Sekali 2 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 3 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 4 8 5 8 8 1 0.62 0.38 Baik 5 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 6 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 7 7 1 8 8 0.87 0.12 0.75 Baik Sekali 8 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 9 5 3 8 8 0.62 0.37 0.35 Cukup 10 7 2 8 8 0.87 0.25 0.62 Baik 11 8 3 8 8 1 0.37 0,63 Baik 12 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 13 6 2 8 8 0.75 0,25 0,5 Baik 14 6 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 15 5 5 8 8 0.62 0.62 0 Jelek 16 7 3 8 8 0,87 0.37 0.5 Baik 17 7 0 8 8 0.87 0 0.87 Baik Sekali 18 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 19 5 6 8 8 0,62 0,75 -0,12 Jelek 20 5 4 8 8 0,62 0.50 0.12 Jelek 21 5 5 8 8 0.62 0.62 0 Jelek 22 8 2 8 8 1 0.25 -0.13 Jelek 23 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik 24 7 1 8 8 0.87 0.12 0,75 Baik Sekali 25 6 0 8 8 0.75 0 0.75 Baik Sekali

LAMPIRAN B-6

Page 143: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

128

TABEL B A, B B, P A, P B dan D SOAL POSTtEST

Nomor Butir item

B A B B J A J B

B A P A = J A

B B P B = J B

D = P A – P B

Klasifikasi Daya

Pembeda

1 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 2 8 2 8 8 1 0.12 0.88 Baik Sekali 3 8 2 8 8 1 0.12 0.88 Baik sekali 4 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 5 8 4 8 8 1 0.50 0.50 Baik 6 8 1 8 8 1 0.12 0.88 Baik Sekali 7 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 8 8 0 8 8 1 0 1 Baik sekali 9 7 8 8 8 0,87 1 -,0,13 Jelek 10 8 1 8 8 1 0.12 0.88 Baik sekali 11 7 2 8 8 0,87 0.12 0.75 Baik sekali 12 8 3 8 8 1 0.37 0.63 Baik 13 8 6 8 8 1 0.75 0.25 Cukup 14 7 1 8 8 0,87 0.12 0.75 Baik Sekali 15 8 2 8 8 1 0.25 0.75 Baik Sekali 16 5 3 8 8 0.62 0.37 0.25 Cukup 17 6 6 8 8 075 0.75 0 Jelek 18 7 0 8 8 0.87 0 0.87 Baik Sekali 19 5 1 8 8 0.62 0.12 0.5 Baik 20 6 3 8 8 0.62 0.37 0,25 Cukup 21 6 0 8 8 0.75 0 0.75 Baik Sekali 22 6 6 8 8 0.62 0,62 0 Jelek 23 6 3 8 8 0.75 0.37 0.40 Cukup 24 7 1 8 8 0.75 0.12 0.65 Baik 25 7 3 8 8 0.87 0.37 0.5 Baik

Page 144: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

129

Tabel Tingkat Kesukaran Soal Pretest

Nomor Butir

Jumlah Benar

Tingkat Kesukaran Kriteria

1 19 0,76 Sedang 2 12 0,48 Sedang 3 17 0,68 Sedang 4 23 0,92 Sedang 5 19 0,76 Sedang 6 19 0,76 Sedang 7 15 0,60 Sedang 8 17 0,68 Sedang 9 15 0,60 Sedang 10 17 0,68 Sedang 11 15 0,60 Sedang 12 15 0,60 Sedang 13 14 0,58 Sedang 14 17 0,68 Sedang 15 19 0,76 Sedang 16 16 0,68 Sedang 17 15 0,60 Mudah 18 16 0,64 Mudah 19 17 0,72 Sedang 20 16 0,70 Sedang 21 17 0,68 Sedang 22 19 0,76 Sedang 23 17 0,68 Sedang 24 15 0,60 Sedang 25 15 0,60 Sedang

LAMPIRAN B-7

Page 145: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

130

Tabel Tingkat Kesukaran Soal Postest

Nomor Butir

Jumlah Betul

Tingkat Kesukaran Kriteria

1 18 0,72 Sedang 2 20 0,80 Sedang 3 18 0,72 Sedang 4 19 0,76 Sedang 5 20 0,80 Sedang 6 19 0,80 Sedang 7 20 0,80 Sedang 8 18 0,72 Mudah 9 20 0,80 Sedang 10 20 0,80 Mudah 11 20 0,80 Sedang 12 21 0,84 Mudah 13 26 1,04 Mudah 14 18 0,72 Mudah 15 17 0,68 Sedang 16 11 0,44 Sedang 17 19 0,76 Sedang 18 15 0,60 Sedang 19 15 0,60 Mudah 20 15 0,60 Sedang 21 15 0,60 Sedang 22 21 0,84 Sedang 23 19 0,76 Sedang 24 15 0,60 Sedang 25 21 0,84 Sedang

Page 146: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

131

Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Eksperimen

No Kode Siswa

Nilai Pretest Keterangan Nilai

Posttest Keterangan Gain

1 E1 5 Tidak Tuntas 70 Tuntas 65 2 E 2 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 3 E 3 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas 35 4 E 4 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 30 5 E 5 65 Tuntas 80 Tuntas 20 6 E 6 35 Tidak Tuntas 70 Tuntas 40 7 E 7 45 Tidak Tuntas 95 Tuntas 50 8 E 8 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 9 E 9 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 10 E 10 35 Tidak Tuntas 85 Tuntas 40 11 E 11 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 10 12 E 12 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas 30 13 E 13 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 14 E 14 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 15 E 15 35 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 16 E 16 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas 50 17 E 17 35 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 18 E 18 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 19 E 19 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 35 20 E 20 40 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 21 E 21 70 Tuntas 90 Tuntas 20 22 E 22 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 23 E 23 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 24 E 24 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas 40 25 E 25 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 35 26 E 26 30 Tidak Tuntas 70 Tuntas 40 27 E 27 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 15 28 E 28 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 20 29 E 29 45 Tidak Tuntas 80 Tuntas 40 30 E 30 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 31 E 31 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 32 E 32 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 33 E33 30 Tidak Tuntas 75 Tuntas 40 34 E35 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas 50 35 E35 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 Total 1545 2645 755

Rata-rata 44,14 75,57 20,71

LAMPIRAN B-8

Page 147: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

132

Tabel Hasil Nilai Prestest dan Posttest Kelas Kontrol VIIIb

No Kode Siswa

Nilai Pretest Keterangan Nilai

Posttest Keterangan Gain

1 B1 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 2 B2 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 3 B3 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 4 B4 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 5 B5 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 20 6 B6 50 Tidak Tuntas 65 Tuntas 15 7 B7 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 8 B8 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 9 B9 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 10 B10 40 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 11 B11 65 Tidak Tuntas 70 Tuntas 5 12 B12 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15 13 B13 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 35 14 B14 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 15 B15 45 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 10 16 B16 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 17 B17 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 18 B18 55 Tidak Tuntas 65 Tuntas 10 19 B19 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 5 20 B20 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 25 21 B21 35 Tidak Tuntas 65 Tuntas 30 22 B22 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 23 B23 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 20 24 B24 45 Tidak Tuntas 70 Tuntas 25 25 B25 65 Tuntas 80 Tuntas 15 26 B26 30 Tidak Tuntas 65 Tuntas 35 27 B27 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas 30 28 B28 45 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 15 29 B29 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas 10 30 B30 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 10 31 B31 55 Tidak Tuntas 70 Tuntas 15 32 B32 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 5 33 B33 45 Tidak Tuntas 75 Tuntas 30 34 B34 60 Tidak Tuntas 85 Tuntas 25 35 B35 45 Tidak Tuntas 65 Tuntas 20 Total 1630 2355 575 Rata-rata 46,57 67,28 15,97

LAMPIRAN B-9

Page 148: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

133

Tabel Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen

LAMPIRAN B-10

Nama Siswa

No Soal Skor Nilai

1 2 3 4 5 1 3 0 3 3 3 12 48 2 3 3 3 0 3 12 48 3 3 0 0 3 3 9 36 4 5 3 0 0 0 8 32 5 3 3 3 0 3 12 48 6 5 3 3 3 3 17 68 7 5 0 3 3 3 14 56 8 3 3 3 3 0 12 48 9 5 3 0 0 3 11 44

10 3 0 3 3 3 12 48 11 3 3 0 3 3 12 48 12 3 3 0 3 3 12 48 13 3 3 0 3 5 14 56 14 3 3 3 3 5 17 68 15 3 3 0 3 5 14 56 16 3 3 0 3 3 12 48 17 5 0 3 0 3 11 44 18 3 3 0 3 3 12 48 19 3 5 0 3 3 14 56 20 3 3 0 0 5 11 44 21 5 3 3 0 5 16 64 22 5 0 3 0 3 11 44 23 3 3 0 3 3 12 48 24 3 3 3 0 3 12 48 25 5 3 0 3 3 14 56 26 3 3 0 0 5 11 44 27 5 3 0 3 3 14 56 28 3 3 0 3 3 12 48 29 5 3 0 0 3 11 44 30 5 3 3 0 3 14 56 31 5 3 0 3 3 14 56 32 3 3 0 3 3 12 48 33 3 3 3 3 5 17 68 34 3 3 0 3 5 14 56 35 3 3 3 0 3 12 48

Jumlah 1776

Rata-rata 50,74286

Page 149: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

134

Tabel Hasil Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen

Kode Siswa No Soal Skor Nilai 1 2 3 4 5

1 3 3 5 3 3 17 68 2 3 3 3 3 3 15 60 3 3 3 3 0 5 14 56 4 5 0 3 3 3 14 56 5 5 3 0 3 0 11 44 6 3 3 3 3 3 15 60 7 3 3 3 5 3 17 68 8 3 5 3 3 3 17 68 9 3 3 3 0 3 12 48

10 3 0 3 5 3 14 56 11 5 3 3 3 5 19 76 12 3 3 3 0 3 12 48 13 5 3 5 3 5 21 84 14 5 3 3 3 3 17 68 15 3 3 5 5 3 19 76 16 3 3 3 5 5 19 76 17 3 3 5 3 3 17 68 18 5 3 3 3 5 19 76 19 5 3 0 5 5 18 72 20 3 3 5 5 3 19 76 21 5 3 3 5 3 19 76 22 5 5 0 5 3 18 72 23 3 3 5 5 3 19 76 24 5 5 3 3 5 21 84 25 5 3 0 5 3 16 64 26 5 3 0 3 5 16 64 27 3 3 3 3 3 15 60 28 5 3 3 3 3 17 68 29 3 3 3 3 3 15 60 30 5 5 3 3 3 19 76 31 5 0 3 3 5 16 64 32 5 3 3 3 5 19 76 33 5 3 3 3 5 19 76 34 5 3 3 3 5 19 76 35 5 3 3 3 5 19 76

Jumlah 2372 Rata-rata 67,77

LAMPIRAN B-11

Page 150: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

135

LAMPIRAN B-12

Perhitungan Effect Size

A. Hasil Belajar Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan Nilai Gain Kelas

CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional

Kelas Pretest Postest Gain

CTL 44,16 75,55 31,39

Konvenisonal 46,57 67,28 20,71

ES =X�𝑒 − X�c

S𝑐

Keterangan :

ES : Effect Size

X�𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen

X�c : Rata-rata hitung tes kelas control

S𝑐 : Standar deviasi kelas control

S𝑐 = √2847,14 √35-1 = √83,73 = 9,15 ES= 31,39 – 20,71 9,15 = 10,68 9,15 = 1,2

Page 151: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

136

B. Kemampuan Berfikir Kritis

Nilai Rata-rata Berpikir Ktitis Kelas

CTL ( Contextual Teaching Learning ) dan Konvensional

Kelas Nilai berfikir kritis

CTL 67,77

Konvenisonal 50,74

ES =X�𝑒 − X�c

S𝑐

Keterangan :

ES : Effect Size

X�𝑒 : Rata-rata hitung tes kelas eksperimen

X�c : Rata-rata hitung tes kelas control

S𝑐 : Standar deviasi kelas control

ES = 67,77 – 50,74 81,16 = 17,03 8,16 = 2,1

Page 152: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

137

Surat Balasan Penelitian

LAMPIRAN C-1

Page 153: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

138

Surat Keterangan Validasi

LAMPIRAN C-2

Page 154: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

139

Page 155: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

140

Page 156: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

141

Kelas Pembelajaran CTL

LAMPIRAN D-1

Page 157: repository.unmuhpnk.ac.idrepository.unmuhpnk.ac.id/690/1/PDF SKRIPSI.pdf · PENERAPAN CTL (Contextual Teaching Learning) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

142

Kelas Pembelajaran Konvensional

LAMPIRAN D-2