PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN CANDI, AMPEL, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: ENI SUGIARTI NIM : 11513084 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
138
Embed
SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1892/1/SEKRIPSI.pdf · 2017. 11. 6. · i i peningkatan hasil belajar ipa materi energi dan penggunaanya dengan menggunakan strategi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN
CANDI, AMPEL, BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
ENI SUGIARTI
NIM : 11513084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
i
i
i
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN,
CANDI, AMPEL, BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
ENI SUGIARTI
NIM : 11513084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada,
karena kesempatan tidak datang dua kali,,,
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku Bapak Sunardi dan Ibu Kami
2. Kakak-kakakku (Suryanto, Sugiarto dan Tri Sudarmi)
3. Kedua keponakanku (Febrian Wahyu A dan Muhammad Alfarizy)
4. Temanku Anik Rahmawati, Aini Wahyuningsih dan Khumairoh yang
selalu memberi semangat dan berjuang bersama dari awal perkuliahan
sampai akhir perkuliahan
5. Teman-teman PGMI C angkatan 2013
6. Anita Retno, Desy Kurniawati dan Era Istikhomah yang selalu memotivasi
agar dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya
7. Teman-teman KKN Posko 70
8. Guru dan siswa MI Salafiyah Tukangan yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-
Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Sholawat serta salam
selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri
tauladan bagi seluruh umat Islam.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini, khusunya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sejak awal hingga selesai.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
vii
vii
viii
viii
ABSTRAK
Sugiarti, Eni. 11513084. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan
Penggunaanya dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning
Tournament pada Siswa Kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Candi,
Ampel, Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono
Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA dan Strategi Learning Tournament
Banyak permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPA. Salah
satunya adalah rendahnya interaksi antara guru dengan murid, rendahnya hasil
belajar siswa serta kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Penyampaian pelajaran hanya melalui metode ceramah sehingga tidak
ada kelompok kerja siswa. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan berujung
banyak nilai yang kurang dari KKM. Peneliti memberikan alternatif permasalahan
tersebut dengan meningkatkan hasil belajar menggunakan strategi pembelajaran
learning tournament.Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran
learning tournament.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus terdiri
dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan dengan jumlah
14 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan. Data yang diperoleh
berupa hasil tes dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran learning tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Candi,
Ampel, Boyolali tahun pelajaran 2016/2017. Bukti adanya peningkatan hasil
belajar dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata dan presentase ketuntasan
dari setiap siklusnya. Pada pra siklus nilai rata-rata yang didapat sebesar 52,14
meningkat 11,43 menjadi 63,57 pada siklus I.Selanjutnya pada siklus II
meningkat sebesar 15,72 menjadi 79,29. Presentase ketuntasan pada pra siklus
sebesar 21,42% meningkat 35,72% menjadi 57,14% pada siklus I selanjutnya
pada siklus II presentase ketuntasan meningkat sebesar 35,72% menjadi 92,86%,
dikarenakan presentase ketuntasan sebesar 92,86% ≥ 85% maka PTK yang
dilakukan dinyatakan berhasil.
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi
ABSTRAK……………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan…………… 6
E. Manfaat penelitian…………………………………………… 7
F. Definisi Operasional………………………………………….. 8
G. Metodologi Penelitian………………………………………... 11
1. Rancangan Penelitian……………………………………. 11
2. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian…………………... 12
3. Prosedur Penelitian……………………………………….. 13
x
x
4. Instrumen Penelitian……………………………………. 15
5. Teknik Pengumpulan Data……………………………… 16
6. Analisis Data……………………….…………………… 17
H. Sistematika Penulisan ………………………………………. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar……………………………………………….. 19
B. Mata Pelajaran IPA………………………………………... 26
C. Materi Energi dan Penggunaanya…………………………. 28
D. Strategi Pembelajaran……………………………………… 35
E. Strategi Pembelajaran Learning Tournament…………….. 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Salafiyah Tukangn……………….. 42
B. Pelaksanaan Penelitian…………………………………….. 45
1. Deskripsi Pra Siklus……………………………………... 45
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I…………………………. 45
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………………………… 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………… 59
1. Deskripsi Pra Siklus……………………………………… 59
2. Deskripsi Siklus I………………………………………… 60
3. Deskripsi Siklus II……………………………………….. 65
B. Pembahasan………………………………………………… 69
xi
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 73
B. Saran………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 75
LAMPIRAN
Riwayat Hidup Penulis
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Indikator pencapaian Visi dan Misi ……………………........ 42
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pendidik MI Salafiyah Tukangan …………... 43
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Salafiyah Tukangan ……………… 43
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa MI Salafiyah Tukangan ……………….. 44
Tabel 3.5 Daftar Ruang MI Salafiyah Tukangan ……………………… 44
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra-Siklus) …………………………. 59
Tabel 4.2 Hasil belajar Siswa Siklus I ………………………………… 60
Tabel 4.3 Hasil pengamatan guru dan siswa siklus I ………………….. 61
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II ……………………………….. 64
Tabel 4.5 Hasil pengamatan guru dan siswa siklus II ………………… 66
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Ketuntasan Siswa ………………………. 68
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Tahapan Penelitian ………………………………………… 13
Gambar 4.1 Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa……………….. 69
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar yang Tuntas KKM ……………. 70
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus 1
Lampiran 2. Hasil pengamatan guru dan siswa siklus I
Lampiran 3. Soal dan jawaban siklus 1
Lampiran 4. Hasil belajar siswa siklus 1
Lampiran5. RPP Siklus 2
Lampiran 6.Hasil pengamatan guru dan siswa siklus 2
Lampiran 7. Soal dan jawaban siklus 2
Lampiran 8. Hasil belajar siswa siklus 2
Lampiran 9. Dokumentasi
Lampiran 10. Lembar konsultasi
Lampiran 11. Surat keterangan penelitian
Lampiran 12. Satuan Kredit Kegiatan
Lampiran13. Daftar riwayat hidup
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengapa manusia harus belajar? Karena belajar sebagai karakteristik
yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Belajar
mempunyai keuntungan baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Belajar
merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu.
Belajar akan terjadi saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun
proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi dibangku sekolah,
tidak hanya ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika
seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bisa terjadi
dalam semua aspek kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak lahir bahkan
sebelum lahir atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus
berlanjut hingga ajal tiba (Sriyanti, 2011: 16). Belajar merupakan tindakan
dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami
oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidaknya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar (Dimyani dan Mudjiono, 2002: 7).
Belajar dan pembelajaran pada dasarnya merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Menurut Darsono dalam Hamdani (2011: 23) menjelaskan
bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif
mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan
2
2
kepada siswa untuk berfikir mengenal dan memahami suatu yang sedang
dipelajari.
Ketika proses pembelajaran sedang berlangsung hendaknya guru harus
selalu memperhatikan setiap kondisi siswa serta tidak memaksakan siswa
untuk mengikuti pembelajaran seperti yang diinginkan oleh guru, tetapi guru
lah yang harus bisa menyesuaikan pembelajaran seperti apa yang diinginkan
oleh siswa. Sebab setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Sehingga seorang guru harus mampu menciptakan proses belajar yang dapat
merangsang siswa untuk aktif dan mengembangkan potensi yang dimilkinya
melalui berbagai sumber dan media yang ada. Oleh karena itu, setiap guru
diharapkan dapat mempunyai cara strategi tersendiri dalam melaksanakan
pembelajaran supaya kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Sebab ditangan gurulah letak keberhasilan pembelajaran
tersebut.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peran guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam mencapai hasil belajar
tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor
intern meliputi faktor fisiologis yaitu yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu dan faktor psikologis meliputi kecerdasan, motivasi, sikap, bakat,
minat dll. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sosial yaitu
lingkungan sekolah, masyarakat, dan keluarga sedangkan lingkungan
nonsosial meliputi lingkungan alamiah, faktor instrumental serta materi
pelajaran (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28).
3
3
Keberhasilan guru dalam menyampaikan pelajaran tidak terlepas dari
strategi dan media yang digunakan untuk menunjang pembelajaran. Maka
sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran hendaknya seorang guru
harus menentukan strategi dan media apa yang sesuai dengan materi
tersebut, supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Dengan
pemilihan strategi dan media yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Belajar IPA merupakan belajar tentang fenomena-fenomena alam.
Seorang peserta didik yang belajar IPA diharap mampu memahami alam dan
mampu memecahkan masalah yang mereka jumpai di alam sekitar (Asih dan
Sulistyowati, 2004: 31). Melihat pentingnya IPA dalam kehidupan siswa,
maka seorang guru mempunyai tugas untuk menyampaikan materi IPA
dengan sejelas mungkin. Salah satu cara penyampaian materi IPA supaya
siswa antusias dan memahami apa yang disampaiakan dapat dilakukan
dengan menggunakan media dan strategi pembelajaran agar siswa tidak
bosan dalam menerima materi tersebut. Dalam pembelajaran IPA
seharusnya siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah, sebab materi
IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar pada kelas IV MI
Salafiyah Tukangan, kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan berdasarkan
kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Proses belajar menunjukkan bahwa interaksi antara guru dan murid
masih rendah. Dari segi perencanaan kurang menyiapkan media atau strategi
4
pembelajaran yang tepat. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat
mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan pada saat mengajar dan
hanya mengandalkan metode ceramah.
Ketika guru tersebut menjelaskan hanya dengan menggunakan ceramah
banyak sekali siswa yang mengantuk bahkan ketika diadakan evaluasi
banyak siswa yang kurang bisa memahami maksud soal, sehingga hasil yang
didapat pun masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Saat pembelajaran
berlangsung tidak ada kelompok kerja siswa, siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru. Guru dalam menilai hanya mengandalkan penilaian
akhir tanpa memperhatikan penilaian proses yang seharusnya menuntun
siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Karakteristik yang dimiliki peserta didik di sekolahan tersebut juga
berbeda-beda, begitu juga dengan kemampuan yang dimilikinya ada siswa
yang mudah menerima pembelajaran dan ada siswa yang sulit menerima
pembelajaran. Oleh sebab itu diperlukan strategi pembelajaran baru untuk
mengatasi hal tersebut. Bila dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan hasil
belajar siswa semakin menurun. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA
di MI Salafiyah, supaya hasil yang didapat bisa mencapai KKM di MI
tersebut yaitu 65.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
akan mencoba meneliti hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi
pembelajaran learning tournament khususnya pada mata pelajaran IPA
5
materi bentuk energi dan penggunaannya pada siswa kelas IV di MI
Salafiyah Tukangan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN
PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI
PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT PADA SISWA
KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN DESA CANDI
KECAMATAN AMPEL BOYOLALI PADA TAHUN PELAJARAN
2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah apakah strategi learning tournament dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa
kelas IV MI Salafiyah Tukangan pada tahun 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan siswa serta
membantu siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan dalam memahami mata
pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya. Secara lebih rinci tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar dengan menggunakan strategi learning tournament dalam
pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI
Salafiyah Tukangan pada tahun 2016/2017.
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Strategi pembelajaran learning tournament dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI
Salafiyah Tukangan Desa Candi, Kecamatan Ampel, Boyolali tahun
pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran learning tournament ini dikatakan
berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator pencapaian
hasil belajar dibuat untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan
dalam melakukan penelitian. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut:
a. Secara individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan dari pihak sekolah pada materi energi dan penggunaanya.
b. Secara klasikal
Menurut Depdikbud dalam Daryanto (2010: 191-192) Kriteria
Ketuntasan Klasikal/kelas dikatakan tuntas apabila dalam kelas
tersebut terdapat ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
7
E. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diambil manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
pengembangan pendidikan pada umumnya serta menambah wawasan
pengetahuan bagi guru mengenai penggunaan berbagai strategi
pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan masukan bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan
strategi learning tournament
2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai wujud
inovasi dalam dunia pendidikan.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam
kegiatan pembelajaran.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran
IPA.
8
3) Sebagai masukan pengambilan kebijakan pembinaan guru IPA
dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Pengembangan Ilmu
Mengembangkan hasanah keilmuan terutama dalam penggunaan
stategi pembelajaran pada mata pelajaran IPA.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
Peningkatkan dapat diartikan sebagai menaikkan (derajat, taraf, dan
sebagainya); mempertinggi ; memperhebat (produksi dan sebagainya)
(Tim Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 1385).
2. Hasil belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang tejadi pada diri siswa , baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:5) hasil
belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara
sederhana hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari
hasil belajar. Karena belajar itu merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam
9
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
(Susanto, 2013: 5).
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan rumpun ilmu, yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual
(factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (events) dan
hubungan sebab akibatnya (Asih dan Sulistyowati, 2014: 22). IPA atau
Sains juga diartikan sebagai usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan
(Susanto, 2013: 167).
4. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu aktivitas atau
kegiatan (Melati, 2014: 138). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
macam-macam bentuk energi yang sering dijumpai diantaranya: energi
panas, energi bunyi, dan energi alternatif.
Energi panas adalah energi dalam bentuk panas. Sumber energi panas
adalah sesuatu yang dapat menghasilkan panas yang diperoleh dari
matahari, listrik, api juga gesekan. Panas dapat berpindah. Akibatnya,
benda yang semula panas dapat menjadi dingin. Perpindahan panas terdiri
dari tiga macam yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi.
Energi bunyi adalah energi yang ditimbulkan dari benda yang bergetar.
Getaran tersebut menghasilkan bunyi bernada dan tidak bernada. Bunyi
10
bernada yaitu bunyi yang frekuensinya teratur sedangkan yang tidak
bernada yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Frekuensi yaitu
getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan frekuensi disebut hertz (Hz).
Energi alternatif yang ada dibumi dapat diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain matahari, angin, air dan panas bumi. Dalam penggunaan
energi alternatif terdapat keuntungan dan kerugian, tetapi keuntungan
yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan kesulitan
pemanfaatannya (Haryanto, 2012: 175)
5. Strategi pembelajaran learning tournament
Menurut Silberman (2009: 159) Strategi pembelajaran learning
tournament merupakan bentuk yang disederhanakan dari “Teams Games
Tournaments” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya.
Turnamen belajar ini menggabungkan satu kelompok belajar dan
kompetisi tim dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas
macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas.
Implementasi dari strategi ini yaitu peserta didik dalam satu tim yang
terdiri dari 2-8 orang anggota. Masing-masing tim mempunyai jumlah
yang sama. Setiap tim diberi materi untuk dibahas bersama. Berikan
serangkaian pertanyaan kepada peserta didik dan setiap peserta didik
harus menjawab pertanyaan secara pribadi. Setelah pertanyaan-
pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah peserta didik
menghitung pertanyaan yang mereka jawab secara benar. Kemudian
11
peserta didik diminta untuk menyatakan jumlah skor yang mereka dapat
kepada kelompok lain.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Dalam hal ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
menggunakan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih
professional.
Menurut Ebbut (1985), menjelaskan bahwa PTK merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik
dalam pendidikan dengan menggunakan tindakan praktis serta refleksi
dari tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kemmis dan Mc Taggart
Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses dinamis
dimana keempat aspek yaitu perencaan, tindakan, observasi, dan refleksi
harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan
dengan sendirinya, tapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk
spiral yang menyangkut perencanaan , tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dari pengertian tersebut, dapat dirumuskan bahwa PTK merupakan
penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam Basrowi (2008: 26-28).
12
Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut:
Pertama, PTK dilaksanakan untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktik pembelajaran disekolah. Peningkatan atau perbaikan praktik
pembelajaran ini perlu dilakukan secara terus menerus mengingat
pemahaman masyarakat tentang pendidikan berkembang dengan cepat.
Kedua, karena PTK dapat digunakan meningkatkan relevansi pendidikan.
Hal ini dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.
Dinyatakan demikian karena suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan
meningkatkan kualitas antara lain, apabila unsur-unsur yang terdapat
didalamnya menjadi sesuai dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan
masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Basrowi . 2008: 52-54).
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
a. Subjek Penelitian
Peneliti memfokuskan subjek penelitiannya pada siswa kelas IV MI
Salafiyah Tukangan. Subjek penelitian berjumlah 14 siswa. Pada
umumnya mereka merupakan siswa-siswa yang ceria dan
bersemangat ketika berlajar.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Salafiyah
Tukangan, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Mata
pelajaran yang menjadi subjek penelitian yaitu mata pelajaran Ilmu
13
Pengetahuan Alam dengan materi pokok energi dan penggunaanya,
dengan menggunakan strategi learning tournament .
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 20 Maret sampai 12 Juni 2017.
Penelitian dilaksanakan dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1
pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian secara garis
besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dan dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang diikuti
dengan perencanaan ulang.
14
Berikut skema dari prosedur penelitian
Gambar 1.1 Tahapan Penelitian (Suyadi, 2010: 50)
Langkah-langkah penelitian:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat 3 kegiatan dasar, indentifikasi masalah,
merumuskan masalah dan pemecahan masalah dengan tindakan yang
berlandaskan teori.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah menerapkan sesuatu yang telah
direncanakan pada tahap pertama yaitu, bertindak dikelas. Tindakan
harus sesuai rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak
direkayasa.
Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
?
15
c. Pengamatan
Tahap pengamatan ini merupakan tahapan yang digunakan untuk
mempotret tinggi atau besarnya efek tindakan dalam mencapai
sasaran. Pada langkah ini akan diuraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkannya, dan alat atau instrument
pengumpulan data.
d. Refleksi
Tahap terakhir ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
data ataupun informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya.
Hasil refleksi inilah yang menjadi landasan untuk menentukan
perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Dengan
demikian pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I, dan pelaksanaan siklus III merupakan perbaikan siklus II
(Suyadi, 2011: 54-56)
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi energi dan
penggunaanya.
b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk memperoleh gambaran
umum sekolah dan keadaan proses pembelajaran.
c. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda dan esai yang diadakan setelah
diadakan tindakan siklus 1, siklus 2 dst.
16
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh
guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik
observasi, dokumentasi dan tes. Lebih jelas akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Nawawi, 1990:
100). Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan
merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi didalam
kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
pelaksanaan tindakan sesuai dengan dengan rencana yang telah
disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju
sasaran yang diharapkan. dengan observasi diharapkan, gejala
ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat
diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modivikasi
rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008: 127).
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi.
b. Tes
Teknik ini bertujuan untuk mengukur efektivitas strategi learning
tournament yang dikembangkan. Tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes yang dimaksud
17
yaitu tes pilihan lisan dan tertulis (Dimyati dan Mudjiono, 2002:
258).
c. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk
tulisan. Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh
daftar guru dan siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Desa Candi,
Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.
6. Analisis Data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data
dilakukan sesuai pembahasan sebelumnya yaitu dengan membandingkan
antara nilai pada setiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh
MI Sa;afiyah Tukangan yaitu 65 oleh karena itu setiap siswa kelas IV
dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA jika nilainya mencapai
atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa dikatakan tidak tuntas apabila
nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang ditentukan.
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
Keterangan:
P : Jumlah nilai dalam presentase
F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar
N : Jumlah seluruh siswa
18
Adapun untuk mencari nilai rata-rata dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
M = ∑𝑥
𝑁
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
∑𝑥 : nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu
N : Banyaknya individu (Djamarah, 2005: 264).
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian
penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, dalam bab II ini peneliti mengemukakan
landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitia.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini berisi tentang gambaran
umum MI Salafiyah Tukangan dan pelaksanaan penelitian.
Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil
penelitian meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan.
Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut W.S. Wingkel yang dimaksud belajar adalah suatu
aktivitas mental yang belangsung dalam interaksi aktif antara seseorang
dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat
konstan dan berbekas (Susanto, 2013: 4). Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman dan kemampuan pada individu yang
belajar (Trianto, 2009: 9).
Sedangkan menurut Mogan dan kawan-kawannya menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatife tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan atau pengalaman (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:
14).
Seorang anak dapat dikatakan telah belajar apabila ia memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil.
20
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetap atau tidak berubah-rubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan
terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat
potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 14).
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Tetapi, perlu diingat bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi
tingkah laku (Djamarah, 2011: 14).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
aktivitas yang dilakukan seseorang dalam interaksi dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, tingkah laku, cara berfikir dan perubahan sikap sebagai hasil
dari latihan dan pengalaman selama proses belajar berlangsung.
21
2. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:
5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Singkatnya yang dimaksud dengan hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan suatu
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut sudah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan Sunal dalam Susanto (2013: 5) bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain
itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian dapat dijadikan feedback
atau tindak lanjut.
22
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
terperinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal
meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
a) Keadaan jasmani
Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan individu. Sebaliknya
keadaan fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Cara menjaga
kesehatan jasmani:
(1) Menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan
nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena apabila
kekurangan nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah,
23
lesu dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk
belajar.
(2) Rajin berolahraga agar tubuh sehat selalu bugar dan sehat.
(3) Istirahat yang cukup (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19).
b) Keadaan fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah yang berkaitan
dengan fungsi pancaindra yang ada didalam diri individu.
Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi
segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar (Sriyanti, 2011:
24).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu.
Faktor-faktor psikis tersebut antara lain:
a) Kecerdasan / inteligensi siswa
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat (Baharuddin dan Wahyuni,
2008: 20).
b) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar (Dimyani dan Mudjiono, 2002: 239).
24
c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 24)
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar individu.
Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.
1) Faktor nonsosial yaitu faktor-faktor diluar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada dalam lingkungan belajar. Faktor –faktor
yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat,
suasana yang sejuk dan tenang.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang digolongkan
menjadi 2 macam. Pertama hardware seperti gedung sekolah,
25
alat-alat belajar, fasilitas belajar. Kedua software seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan, buku panduan, silabi
dll.
c) Faktor materi pelajaran.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa
manusia, yang termasuk faktor sosial yaitu:
a) Lingkungan sosial sekolah
b) Lingkungan sosial masyarakat.
c) Lingkungan sosial keluarga (Baharuddin dan Wahyuni: 2008:
26)
Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
sangat penting untuk diketahui. Semua faktor-faktor tersebut sangat
berkaitan satu dengan lainnya, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, seperti ada siswa yang mendapat hasil belajar tinggi bahkan
ada yang mendapat hasil belajar rendah. Dalam hal ini seorang guru
diharapkan dapat mengantisipasi hal-hal yang yang tidak diinginkan dalam
mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya dengan berusaha mengetahui
faktor yang menghambat proses belajar serta dapat mencari solusi yang
terbaik untuk mengatasi hal tersebut.
26
B. Mata pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual),
baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab
akibatnya. Belajar IPA merupakan belajar tentang fenomena-fenomena alam
(Asih dan Sulistyowati, 2004: 21). IPA atau Sains juga diartikan sebagai usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167)
Dalam hal ini IPA dapat dipahami bahwa pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena
itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan-
penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA.
1. Tujuan pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional
Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha ESa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
27
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2. Fungsi pembelajaran IPA
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan keadaan lingkungan
dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna bagi
28
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
3. Ruang lingkup mata pelajaran IPA
a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi udara, air, tanah dan
batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Rudi, 2002: 254).
C. Materi Energi dan penggunaanya
Energi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu aktivitas atau
kegiatan (Melati, 2014: 138). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
macam-macam bentuk energi yang sering dijumpai diantaranya: energi
panas, energi bunyi, dan energi alternatif.
1. Energi panas
a. Sumber energi panas
Sumber energi panas adalah sesuatu yang dapat menghasilkan
panas. Sumber energi panas dapat diperoleh dari matahari, api,
listrik, juga dari gesekan. Banyak pekerjaan sehari-hari yang
memanfaatkan energi panas dari matahari, api, dan listrik.
29
1) Matahari sebagai sumber energi panas
2) Api sebagai sumber energi listrik
3) Gesekan sebagai sumber energi panas (Poppy dan Anggraeni,
2008: 130)
b. Perpindahan panas
1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang tidak diikuti dengan
perpindahan bagian-bagian zat yang dilaluinya. Contoh : Ketika
ujung sendok yang dipanaskan, maka seluruh sendok tersebut
akan turut panas. Tidak ada bagian-bagian logam yang
berpindah atau bergerak dari bagian yang dipanaskan kebagian
yang dingin (tidak dipanaskan).
2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti oleh
perpindahan bagian zat yang dilaluinya (Haryanto, 2012: 179).
Contoh: saat masak air di panci menggunakan kompor. Suhu air
dalam panci yang dipanaskan akan bertambah panas. Akibatnya
air pun menjadi panas. Perpindahan panas dari panci menuju air
disertai aliran zat
3) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara.
Misalnya, panas matahari dan panas dari tungku pembakaran
yang merambat ke tubuh. Panas sinar matahari merambat tanpa
30
melalui zat perantara. Panas tungku api dapat menghangatkan
tubuh. Panas tersebut merambat tanpa melalui zat perantara
(Sularmi dan Wijayanti, 2009: 119).
2. Energi bunyi
a. Sumber energi bunyi
Semua benda yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi.
Sumber bunyi ada yang mengasilkan bunyi bernada dan bunyi tidak
bernada. Bunyi yang bernada yaitu bunyi yang frekuensinya teratur
atau sering disebut nada, sedangkan bunyi tidak bernada yaitu bunyi
yang frekuensinya tidak teratur atau sering disebut desah. Frekuensi
yaitu banyak getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan untuk
frekuensi disebut hertz (Hz) (Sularmi dan Wijayanti, 2009: 120).
Dibawah ini macam-macam frekuensi getaran bunyi :
1) Frekuensi getaran kurang dari 20 Hz disebut infrasonik. Frekuensi
bunyi ini bisa didengar oleh jangkrik.
2) Frekuensi getaran antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik.
Bunyi audiosonik ini yang bisa didengar oleh manusia.
3) Frekuensi getaran lebih dari 20.000 Hz disebut ultrasonik. Hanya
bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu, misalnya kelelawar dan
lumba-lumba.
Dalam kejadian sehari-hari kita sering mendengar bunyi
yang kuat dan bunyi yang lemah. Bunyi yang kuat disebut juga
sebagai bunyi yang keras. Bunyi yang kuat ditimbulkan oleh
31
getaran yang kuat, sedangkan bunyi yang lemah ditimbulkan oleh
getaran yang lemah. Seperti halnya ketika kita memetik dawai atau
senar gitar secara perlahan-lahan, bunyi yang dihasilkan terdengar
lemah. Sebaliknya, jika dawai dipetik dengan kuat, maka
menghasilkan bunyi yang kuat pula. Dalam hal ini ketika dawai
dipetik akan menghasilkan simpangan. Simpangan ini disebut
dengan amplitudo. Amplitudo yaitu simpangan terjauh dari
kedudukan kesetimbangan. Makin besar amplitudo maka suara
yang dihasilkan semakin keras. Jadi kuat lemahnya bunyi sangat
tergantung pada amplitudo getarnya, sedangkan tinggi rendahnya
nada sangat ditentukan oleh frekuensi (Haryanto, 2012:182).
b. Perambatan bunyi
1) Bunyi merambat melalui benda gas.
2) Bunyi merambat melalui benda cair.
3) Bunyi merambat melalui benda padat.
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidaklah
sama. Bunyi yang merambat melalui benda padat lebih cepat
terdengar dari pada melalui benda gas dan cair. Kecepatan perambatan
bunyi disebut dengan cepat rambat bunyi.
c. Pemantulan bunyi
Pemantulan bunyi dapat terjadi apabila bunyi tersebut dalam
perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras, seperti
contoh batu, kayu, besi, seng, kaca dan lain-lain.
32
Macam-macam pemantulan bunyi:
1) Bunyi pantul yang memperkeras bunyi asli
Bunyi ini dapat terjadi apabila jarak antara sumber bunyi dan
dinding pemantul dekat, maka bunyi pantul terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi asli sehingga akan memperkeras bunyi
asli. Seperti contoh: ketika kita berbicara didalam kamar kosong
yang tertutup, maka bunyi yang kita keluarkan akan mengenai
dinding kamar. Bunyi itu dipantulkan sehingga suara kita terdengar
menjadi lebih kuat (Haryanto, 2012: 184).
2) Gaung atau kerdam
Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai
dikirim.
3) Gema
Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai
dikirim.
d. Penyerapan bunyi
Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau
berongga. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam
bunyi. Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain dan
karet (Rositawati dan Muharam, 2008: 135).
e. Perubahan bunyi melalui alat musik
Alat musik suaranya berbeda-beda bergantung pada bentuknya dan
cara memainkannya. Perubahan keras pelannya alat musik dipengaruhi
33
oleh getaran benda yang menghasilkan suara.
1) Alat musik tiup
Alat musik tiup umumnya berbentuk panjang seperti pipa. Bunyi
yang dihasilkan oleh alat musik tiup dapat terjadi ketika udara
dalam pipa bergetar karena tiupan pemainnya. Nada suara diatur
dengan membuka dan menutup lubang pada sisi alat musik.
Perubahan keras pelannya suara disebabkan oleh kekuatan tiupan
yang menyebabkan getaran udara.
2) Alat musik pukul
Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul disebut juga
perkusi. Akibat pukulan, alat musik akan bergetar dan
menghasilkan suara. Makin kuat pukulan, getarannya makin
banyak dan suara alat musik makin keras.
3) Alat musik gesek
Biola termasuk alat musik gesek. Gesekan terhadap rentangan
senar yang semakin kuat, dapat menyebabkan perubahan energi
bunyi dari biola.
3. Energi alternatif
a. Sumber energi alternatif
1) Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Energi
yang diberikan berupa energi panas dan energi cahaya. Energi
matahari tidak hanya digunakan untuk mengeringkan baju, tetapi
34
juga dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar bensin.
Mobil yang memanfaatkan energi matahari sebagai energi
penggeraknya dinamakan mobil bertenaga surya. Selain itu energi
matahari juga dapat digunakan untuk menjalankan berbagai
peralatan elektronik. Caranya dengan diubah terlebih dahulu
menjadi energi listrik. Panas matahari dikumpulkan dalam suatu
alat yang disebut panel surya.
2) Angin
Tenaga angin dapat digunakan untuk menjalankan mesin
penggiling jagung, pompa air dan menghasilkan energi listrik
dengan menggunakan alat yang dinamakan aerogenerator.
3) Air
Aliran air yang sangat deras dapat digunakan sebagai energi gerak
yang selanjutnya dapat menghasilkan energi listrik.
4) Panas bumi
Pusat bumi terbentuk dari lapisan yang sangat panas. Hal ini
menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang
sangat besar. Air yang mengalir kedalam tanah akan kembali
kepermukaan sebaga uap air yang memancar. Air panas ini disebut
geyser. Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik
dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga uap.
35
b. Keuntungan dan kerugian menggunakan energi alternatif
1) Keuntungan
a) Sumber energi alternatif dapat terus-menerus digunakan karena
tidak akan habis.
b) Energi yang dihasilkan oleh sumber energi alternatif sangat
besar.
c) Tidak mencemari lingkungan, karena tidak menghasilkan zat-
zat buangan ke lingkungan.
2) Kerugian
a) Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat memanfaatkan
energi alternatif.
b) Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif
menjadi bentuk energi yang dapat digunakan.
c) Tersedianya energi alternatif sangat dipengaruhi oleh musim
(Haryanto, 2012: 192).
D. Pengertian strategi pembelajaran
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada suatu tujuan (Hamdani,
2011: 18). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Depdiknas,
2008: 1377). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular education goal. Jadi,
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
36
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Hamruni,
2012: 2). Dengan kata lain, strategi dapat diartikan sebagai susunan,
pendekatan, atau kadah-kaidah untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Menurut Gerlach dan Ely
dalam Hamdani (2011: 19) Apabila dihubungkan dengan proses belajar
mengajar, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup
dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada
siswa.
Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran
dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Strategi pengajaran ini lebih luas adari pada metode atau
teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik pengajaran
merupakan bagian dari strategi pengajaran. Adapun beberapa pengertian
strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Kemp
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
2. Dick dan Carey
Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran
dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan guru dalam
rangka membantu peserta didik mencapa tujuan pembelajaran tertentu.
37
3. Kozma
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamruni, 2011: 2).
Pembelajaran merupakan proses penambahan informasi dan kemapuan
baru. Ketika kita berfikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki
oleh siswa, semestinya pada saat itu juga seorang guru memikirkan srategi
yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Hal tersebut penting dipahami, sebab tujuan akan menentukan cara
pencapiaanya. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran,
ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan (kompetensi) yang ingin
dicapai.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut pandang siswa (Hamruni, 2011: 26).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan, guru
juga perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Berorientasi pada tujuan (kompetensi)
Segala aktivitas guru dan peserta didik mestinya diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal tersebut sangat penting, sebab
mengajar adalah proses yang bertujuan. Keberhasilan suatu strategi
38
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat dan memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas peserta didik.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik.
Walaupun guru mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada
hakikatnya yang ingin dicapai oleh guru adalah perubahan perilaku setiap
peserta didik.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh peserta
didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitifnya
saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik (Hamruni, 2011: 23).
Strategi mengajar pada dasarnya merupakan tindakan nyata dari guru
melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain,
strategi belajar adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, sumber
belajar, kebutuhan dan karakteristik paserta didik yang dihadapi dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
39
E. Strategi pembelajaran Learning Tournament
Strategi learning tournament merupakan cara penyajian bahan melalui
turnamen belajar atau dengan kata lain belajar melalui pertandingan sehingga
diharapkan siswa aktif dalam pembelajaran (Silberman, 2006 : 171).
Menurut Silberman (2009: 159) Strategi pembelajaran Learning
Tournament merupakan bentuk yang disederhanakan dari “Teams Games
Tournaments” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya.
Turnamen belajar ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi
tim dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam