-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI EKOSISTEM
MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)
PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II
SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan S.Pd
Oleh :
IFTACH LAILA ROHMATUL IZZATI
NIM : 23060150034
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI EKOSISTEM
MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)
PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II
SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan S.Pd
Oleh :
IFTACH LAILA ROHMATUL IZZATI
NIM : 23060150034
PROGAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
-
iv
LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
Dosen IAIN Salatiga
Pesetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudari : Iftach Laila Rohmatul Izzati
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Iftach Laila Rohmatul Izzati
Nim : 23060150034
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI
EKOSISTEM MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM
SEKITAR (JAS)PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP
NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2018/2019.
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut diatas supaya
segera
dimunaqosahkan
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 21 Maret 2019
Dosen Pembimbing
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
NIP.197406302009121001
-
v
-
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan
bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang
lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun
pikiran–pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau
pikiran-pikiran orang
lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti
sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan
sidang munaqosah
skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat
dimaklumi.
Salatiga, 19 Maret 2019
Penulis
Iftach Laila Rohmatul Izzati
23060150034
-
vii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Iftach Laila Rohmatul Izzati
NIM : 23060150034
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ( FTIK)
Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
EKSOSISTEM MELALUIPENDEKATAN JELAJAH ALAM
SEKITAR (JAS) PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP
NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2018/2019.
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
pendapat atastemuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik
ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh
e-repository IAIN salatiga
tanpa menutut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya
buat.
Salatiga, 19 Maret 2019
Penulis
Iftach Laila Rohmatul Izzati
23060150034
-
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Muhammad Harkim dan Ibuku tercinta
Sundari)
sebagai madrasah pertama yang selalu mendukung saya dalam
belajar baik
lahir maupun batin, selalu memberikan yang terbaik, mengorbankan
segala-
galanya, tak pernah berhenti mendoakan dan selalu memberi
motivasi,
menyayangi serta mencurahkan perhatiannya kepada saya sehingga
saya se-
semangat ini dalam menyelesaikan studi S1. Semoga Allah
selalu
menyayangi kalian, dan semoga kalian selalu dalam keadaan
bahagia meski
di tempat yang berbeda;
2. Kakak tercinta Tuchlatul Chayati Mafaida dan Adik tersayang
Safira Himatul
Mahmudah yang selalu memberi warna dalam kehidupan saya, membuat
saya
selalu semangat dalam menggapai cita-cita.
3. Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan
menyemangatiku.
4. Sahabat-sahabat terbaikku (Dewi Nams, Nurul
Maghfiroh,Rizka
Isnaini,Arina Ayu,Rina Royani,Hammy,dan Latif) yang selalu
memberi
semangat dalam hal apapun. Semoga Allah SWT membalas dengan
kebaikan
serta kemuliaan.
-
ix
5. Dosen pembimbingku dan kepala jurusan T.IPA Bapak Dr.
Budiyono
Saputro, M.Pd yang selalu sabar membimbingku, memberikan arahan
dan
masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang
ikhlas mendidik
dan membimbingku.
-
x
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrohmanirrohim”
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah
memberikan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “peningkatan hasil belajar
IPA materi ekosistem
melalui pendekatan jelajah alam sekitar (jas) pada siswa kelas
VII semeter II SMP
Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”
sebagai hasil
akhir perkuliahan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari
akhir nanti.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan dan
jauh dari kata sempurna.Hal ini disebabkan karena keterbatasan
dan kemampuan
yang peneliti miliki.Penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas
dari bimbingan,
bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak, maka dari itu pada
kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN
Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris
Ilmu
Pengetahuan Alam (T.IPA) IAIN Salatiga;
4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah
memberi motivasi dan dukungannya.
-
xi
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga
yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
6. Ibu Cicilia Nuning Tiasti, M.Pd. selaku guru kelas VII SMP
Negeri 2
Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan bekerjasama
dengan
penulis sehingga penelitian dapat berlangsung dengan baik;
7. Kepala sekolah, guru dan siswa kelas VIISMP Negeri 2 Tuntang
Kabupaten
Semarang yang telah memberikan ijin dan menjadisubjek dalam
penelitian.
8. Kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang sangat
kusayangi.
9. Sahabat dan teman-teman T.IPA angkatan 2015 yang
senantiasamenginspirasi, saling memberikan dukungan dan telah
berjuang
bersamasama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah
SWT.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna,
masih banyak
kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta
saran yang
membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa
yang akan
datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para
pembaca yang budiman.Amin.
Salatiga, 18 Maret 2019
-
xii
ABSTRAK
Izzati, Iftach Laila Rohmatul 2019. Peningkatan Hasil Belajar
IPA Materi Ekosistem
Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas) Pada Siswa Kelas
VII
Semeter II SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran
2018/2019. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program
Studi
Tadris Ilmu apaengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS), Ekosistem
Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa
materi ekosistem dengan menggunakan pendekatan pembelajaran JAS
pada siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
dari 2 siklus
yang masing-masing siklus melalui tahapan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VII D
yang berjumlah 32 siswa dengan rincian 16 siswa putra dan 16
siswa putri.
Berdasarkan hasil penelitian, Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi ekosistem pada siswa kelas
VII SMP Negeri 2
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini
dibuktikan dari
hasil pra siklus yang mencapai KKM hanya 50% (16 siswa yang
tuntas) sedangkan
50% tidak tuntas. Kemudian pada siklus I siswa telah mencapai
KKM yaitu 63% (20
siswa yang tuntas) dengan nilai rata-rata 63,375 sedangkan pada
siklus II telah
mencapai KKM sebesar 87% (28 siswa yang tuntas) dengan nilai
rata-rata 73.3125.
Persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 87%
menunjukkan bahwa
penelitian tindakan kelas ini berhasil.
-
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL
................................................................................................................
i
GAMBAR BERLOGO
..........................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL
............................................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
...................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN
............................................................................v
DEKLARASI
......................................................................................................
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
........................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
.....................................................................
viii
KATA PENGANTAR
............................................................................................x
ABSTRAK
.........................................................................................................
xii
DAFTAR ISI
......................................................................................................
xiii
DAFTAR
GAMBAR.........................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL
............................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
......................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.............................................................................1
B. Rumusan Masalah
......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian
........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian
......................................................................................8
1. Manfaat Teoritis
.....................................................................................8
-
xiv
2. Manfaat Praktis
......................................................................................9
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian
...........................................10
1. Hipotesis Tindakan
..............................................................................10
2. Indikator Keberhasilan
.........................................................................10
F. Definisi Oprasional
...................................................................................11
1. Hasil
Belajar.........................................................................................11
2. Ilmu Pengetahuan Alam
.......................................................................11
3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
.........................................................12
4. Materi Ekositem
...................................................................................12
G. Metode Penelitian
.....................................................................................13
1. Rancangan Penelitian
..........................................................................13
2. Subjek Penelitian
.................................................................................13
3. Langkah–langkah Penelitian
................................................................14
4. Instrumen Penelitian
............................................................................17
5. Teknik Pengumpulan Data
...................................................................19
6. Analisis Data
........................................................................................21
H. Sistematika Penulisan
...............................................................................21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
..............................................................................................23
1. Hasil
Belajar.........................................................................................23
a. Pengertian Belajar
.........................................................................23
b. Ciri – ciri Belajar dan Prinsip Belajar
...........................................25
-
xv
c. Pengertian Hasil Belajar
...............................................................27
d. Aspek Hasil Belajar
......................................................................28
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
.........................28
f. Ciri-ciri Hasil Belajar
....................................................................32
2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Materi Ekosistem
...................................34
a. Hakikat IPA
..................................................................................34
b. Materi Ekosistem
..........................................................................37
3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
..............................................47
a. Pengertian Jelajah Alam Sekitar
...................................................48
b. Komponen-komponen Jelajah Alam Sekitar
................................50
c. Langkah – langkah Jelajah Alam Sekitar
.....................................53
d. Kelebihan dan Kekurangan Jelajah Alam Sekitar
........................54
B. Kajian Pustaka
..........................................................................................55
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Tindakan
..............................................................................58
1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan I
.......................................................58
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan II
......................................................64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
..........................................................................70
1. Deskripsi
Prasiklus...............................................................................70
2. Deskripsi Data Siklus
...........................................................................73
-
xvi
a. Hasil Tes
.......................................................................................74
b. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
...............................................76
c. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
..............................................79
3. Deskripsi Data Siklus II
.......................................................................82
a. Hasil Tes
.......................................................................................82
b. Lembar Pengamatan Guru Siklus II
..............................................85
c. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
............................................88
B. Pembahasan
..............................................................................................90
1. Prasiklus
..............................................................................................90
2. Siklus I
.................................................................................................91
3. Siklus II
................................................................................................92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
...............................................................................................97
B. Saran
.........................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................99
LAMPIRAN
.......................................................................................................102
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Siklus Penelitian Tinsakan Kelas
.............................................................15
2.1 Tingkat Organisasi Makhluk Hidup
.........................................................40
2.2 Ekosistem Alami
......................................................................................40
2.3 Ekosistem Buatan
.....................................................................................41
2.4 Rantai Makanan
........................................................................................43
2.5 Jaring-jaring Makanan
..............................................................................44
2.6 Piramida Makanan
....................................................................................44
2.7 Simbiosis Mutualisme
..............................................................................45
2.8 Simbiosis
Komensalisme..........................................................................46
2.9 Simbiosis Parasitisme
...............................................................................47
4.1 Diagram Ketuntasan Prasiklus
.................................................................91
4.2 Diagram Ketuntasan Siklus I
....................................................................92
4.3 Diagram Ketuntasan Siklus II
..................................................................93
-
xviii
DAFTAR TABEL
4.1 Nilai Ulangan Harian (Prasiklus)
.............................................................71
4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
.................................................74
4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus
I...............................................................77
4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
.............................................................80
4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
..........................................................82
4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
.............................................................85
4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
............................................................88
4.8 Sebaran Nilai Siswa
..................................................................................94
4.9 Hasil Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Persiklus
..........................96
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus I
..............................................103
Lampiran 2 Foto Pelaksanaan Penelitian Siklus II
.............................................104
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
..................................105
Lampiran 4 Soal Tes dan Jawaban Siklus I
........................................................112
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus I
..........................................................118
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
.................................................119
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
................................................122
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
II.................................124
Lampiran 9 Soal Tes Siklus II dan Jawaban Siklus II
........................................130
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Siklus II
.......................................................134
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
..............................................136
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
............................................139
Lampiran 13 Hasil Lembar Kerja Siswa
............................................................141
Lampiran 14 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I
...................................................142
Lampiran 15 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus
II..................................................146
Lampiran 16 SK Dosen Pembimbing
.................................................................150
Lampiran 17 Surat Ijin
Penelitian.......................................................................151
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian
..........................................................152
Lampiran 19 Lembar Konsultasi
........................................................................153
Lampiran 20 Satuan Kredit Kegiatan
.................................................................158
Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup
...................................................................163
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu proses penting yang harus
dilaksanakan
setiap umat manusia. Pentingnya pendidikan untuk manusia
tertuang dalam
Undang–undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa, pendidikan merupakan
usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses
pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Pendidikan
akan mengajarkan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya
sehingga
mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mampu mengatasi masalah dalam kehidupan
sehari–hari
(Rachmawati dkk., 2015: 142).
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting
untuk
kesejahteraan hidupnya. Pendidikan mampu menjadikan manusia
yang
berkualitas baik dihadapan Allah ataupun sesamanya. Manusia yang
memiliki
ilmu pengetahuan akan memiliki derajat yang lebih tinggi
dihadapan Allah
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu
pengetahuan.
Proses pendidikan yang berjalan menciptakan proses
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu
belajar dan
mengajar. Belajar menurut Winkel (dalam Rahmawati, 2015: 88)
adalah
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam
pengetahuan,
-
2
pemahaman, ketrampilan, dan bersikap. Sedangkan, Nana Sudjana
(dalam
Rahmawati, 2015: 140) menyatakan bahwa mengajar adalah
membimbing
kegiatan peseta didik belajar, mengatur dan mengorganisasi
lingkunganyang
ada disekitar peserta didik sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan
peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.
Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) membahas
pelajaran yang beragam, salah satunya adalah mata pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Jasa (2012: 52), mendefinisikan Ilmu
Pengetahuan
Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam
semesta,
mulai dari hukum fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi
makhuk hidup
sampai dengan perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di
dalamnya.
Ilmu pengetahuan alam juga diartikan sebagai rumpun ilmu yang
memiliki
karakteristik khusus yaitu kenyataan atau kejadian dan hubungan
sebab
akibatnya (Wisudawati dkk., 2014: 22). Pembelajaran IPA
merupakan
pembelajaran yang penting untuk siswa SMP, hal ini karena
kehidupan
makhluk hidup sangat tergantung dari alam, zat yang terkandung
di dalam,
dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.
Gerakan pendidikan yang mendekatkan peserta didik dengan
alam
sekitarnya merupakan gerakan pengajaran dengan pendekatan alam
sekitar.
Alam sekitar sebagai fundamental pendidikan dan pengajaran
memberikan
dasar emosional, sehingga anak menaruh perhatian yang spontan
terhadap
segala sesuatu yang diberikan kepadanya asal itu didasarkan pada
alam
-
3
sekitar. Hal itu sesuai dengan Ayat Al–Qur‟an QS. Ali - Imron :
190 – 191,
sebagai berikut :
ِة ﴿ە ُ۟ونِى ٱْْلَْنثََٰ ث ٍۢ ْلأ ٍِْم َوٱنىَّهَاِر َلَءاٌََٰ ِف
ٱنَّ ِت َوٱْْلَْرِض َوٱْخحِهََٰ َىَٰ َمَٰ ﴾۹۱إِنَّ فِى َخْهِق
ٱنسَّ
ِت َىَٰ َمَٰ ا َوَعهَىَٰ ُجىُىتِِهْم َوٌَحَفَكَُّزوَن فِى َخْهِق
ٱنسَّ ا َوقُُعىد ًۭ م ًۭ َ قٍََِٰ ٱنَِّذٌَه ٌَْذُكُزوَن ٱَّللَّ
ىََك فَقِىَا َعَذاَب ٱنىَّاِر ﴿َوٱْْلَْرِض َرتَّىَ ِطًل ًۭ
ُسثَْحَٰ َذا تََٰ ﴾۹۱۹ا َما َخهَْقَث هََٰ
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi,
dan
pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi
orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil
berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan
kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci
Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-„Imran:
190191).
Dari ayat tersebut disebutkan bahwa dalam belajar dianjurkan
untuk
tetap mengaitkan segala sesuatu yang terjadi dialam sekitar,
karena sangat
berhubungan dengan Yang Maha Pencipta, sehingga ketika
mengetahui
bahwa segala sesuatu yang ada dialam sekitar tak lepas dari
peran Yang
Maha Pencipta.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang
sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sampai sekolah menengah ke atas.
Anggapan
sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini
sulit benar
terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang
dilaporkan
-
4
oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standart yang
diharapkan.
Kenyataannya justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
perolehan rata-
rata Ujian Akhir Semester (UAS) pendidikan IPA menjadi semakin
rendah.
Kondisi pembelajaran IPA di SMP saat ini masih banyak yang
dilaksanakan
secara konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran
secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum
menggunakan
berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi
berdasarkan
karakter materi pelajaran (Susanto, 2013: 165166).
Berdasarkan Survei yang dilakukan peneliti pada tanggal 18
Desember 2018 di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
melalui
wawancara dengan guru kelas VII-D yaitu Ibu Cicilia Nuning
Tiastiti, S.Pd
ditemukan masalah dalam pembelajaran IPA. Proses pembelajaran
pada
materi ekosistem masih di ajarkan dengan cara yang sama seperti
materi yang
lainnya, yaitu hanya dilaksanakan dalam ruang kelas dengan
terfokus pada
apa yang terdapat atau tertuang di dalam buku saja, disamping
itu siswa
belum begitu paham mengenai materi–materi IPA, hal ini
dikarenakan siswa
kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Selain itu, proses
pembelajaran di
kelas pada siswa kelas VII D di SMP Negeri 2 Tuntang diketahui
bahwa ada
beberapa siswa mengantuk, dan sebagian dari mereka cenderung
bersikap
pasif dan tidak menunjukan suatu keaktifan dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran fungsi dan peran guru menjadi sangat dominan,
sedangkan disisi lain siswa hanya menyimak dan mendengarkan
informasi
serta pengetahuan yang diberikan oleh guru, sehingga
mengakibatkan hasil
-
5
belajar rendah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang di
terapkan
pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Tuntang adalah 64. Siswa
sendiri
mengalami kesulitan untuk mencapai nilai KKM tesebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tentunya diperlukan suatu
inovasi
pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan guna meningkatkan
hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Pendekatan pembelajaran
dapat
diartikan sebagai tolok ukur atau sudut pandang kita terhadap
proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya memawadai,
menginspirasi
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis
tertentu (Suyadi, 2013: 15). Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dapat
didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang
memanfaatkan
lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik lingkungan
fisik, sosial,
teknologi, dan budaya sebagai objek belajar biologi yang
fenomenanya
dipelajari melalui kerja ilmiah (Alimah dkk., 2016: 19).
Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi
pendekatan
pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang
bercirikan
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber
belajar
melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang
berpusat pada
peserta didik (Adinugroho, 2018). Belajar adalah kegiatan aktif
peserta didik
dalam membangun pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan
bahwa
pendekatan pembelajaran JAS memberi keleluasaan kepada peserta
didik
-
6
untuk membangun gagasan yang muncul dan berkembang setelah
pembelajaran berakhir. Pendekatan pembelajaran JAS tampak secara
eksplisit
bahwa tanggung jawab belajar berada pada peserta didik dan
guru
mempunyai tanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa,
motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang
hayat.
Upaya meningkatkan pemahaman siswa salah satunya adalah
dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran
tertentu.
Mulyani (2008) menyatakan bahwa: “pendekatan pembelajaran JAS
dalam
implementasinya menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan.
Ini
merupakan salah satu komponen dari “pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan
menyenangkan” (PAIKEM). Namun dalam pendekatan pembelajaran
JAS,
karakter menyenangkan, terekspresi secara eksklusif dalam
istilah
bioedutainment (asal kata bio = biology; edu = education, dan
tainment =
intertainment), yakni merupakan strategi pembelajaran IPA
khusunya materi
biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu
atau sain,
proses penemuan ilmu (inkuari), ketrampilan berkarya,
kerjasama,
permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan
sportivitas”.
Pembelajaran dengan model JAS akan membuat siswa senang dan
merasa lebih segar. Belajar di alam sekitar dapat membuat
suasana hati siswa
seperti rekreasi, misalnya siswa mempelajari hubungan makhluk
hidup
dengan lingkungan yang ada disekitar sekolah. Alternatif cara
pembelajaran
mata pelajaran IPA di luar ruangan atau alam sekitar dapat
membangun
makna atau dapat melibatkan lebih banyak indera yaitu indera
penglihatan,
-
7
indera pendengaran, indera perabaan, dan indera penciuman pada
siswa dan
memberikan pengalaman yang lebih berkesan. Dengan pembelajaran
seperti
ini siswa mengalami sendiri tentang apa yang sedang dipelajari.
Pembelajaran
ini juga akan merangsang siswa untuk ingin tahu serta dapat
menambah
wawasan siswa. Atas dasar tersebut, kajian lebih mendalam
terhadap masalah
ini sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan
yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung.
Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki
atau
meningkatkan kualitas pembelajaran. Berdasarkan latar belakang
tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan PTK dengan judul “Peningkatan
Hasil
Belajar IPA Materi Ekosistem Melalui Pendekatan Jelajah Alam
Sekitar
(Jas) Pada Siswa Kelas VII Smester II SMP Negeri 2 Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”.
-
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dapat meningkatkan
hasil
belajar IPA materi ekosistem pada siswa kelas VII D Semester II
SMP Negeri
2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk
mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi ekosistem melalui
pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) pada siswa kelas VII D Semester II SMP Negeri
2
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa
pada
mata pelajaran IPA melalui pedekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
dalam
pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun
pelaksanaan
penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan kontribusi dan menambah wawasan ilmu di bidang
pendidikan, khususnya pendidikan IPA.
b. Sebagai salah satu pertimbangan dan rujukan bagi
penelitian-
penelitian sejenis di masa yang akan datang.
-
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa dapat meningkatkan semangat dan kreativitas
dalam
mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dikemas secara
menarik
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yaitu Jelajah Alam
Sekitar (JAS). Penggunaan pendekatan pembelajaran yang baik
dan
tepat diharapkan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
dan
tidak membuat siswa jenuh. Selain itu, kesulitan yang dialami
oleh
siswa dalam memahami materi–materi yang terdapat pada mata
pelajaran IPA yaitu Ekosistem ;
b. Bagi guru menambah wawasan, referensi, inovasi dan
keterampilan
guru dan calon guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang hendak diajarkan;
c. Bagi sekolah memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah
sebagai
dasar pengambilan kebijakan sekolah yang pada akhirnya
bermanfaat
pada peningkatan mutu sekolah;
d. Bagi peneliti lain dapat dijadikan bahan penelitian lebih
lanjut dengan
menambah permasalahan lain.
-
10
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan
pendekatan
Jelajah Alam Sekitar dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi
ekosistem pada siswa kelas VII-D SMP Negeri 2 Tuntang
Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian
dari
tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan
pendekatan JAS
ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan
tercapai. Indikator
ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Nilai yang diperoleh setiap siswa dapat ≥ 64 (KKM yang telah
ditentukan di sekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA).
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu
kelas
mendapat nilai ≥ 64.
-
11
F. Definisi Oprasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap
hasil
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa,
serta
digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar,
dan
memperbaiki proses pembelajaran (Rusman, 2012: 13).
Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru
menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil
dalam
pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera
Ketuntasan
Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPA di
SMP
Negeri 2 Tuntang adalah 64.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar
adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran
dengan
mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari
tentang
kenyataan alam semesta, mulai dari hukum fisika dasar, sistem
dan
mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan
perubahan-perbahan
reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus
yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan
atau
kejadian dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang
termasuk
-
12
anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA,
Astronomi/
Astrofisika, dan Geologi (Sari, 2016). Pembahasan IPA yang
akan
dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang Ekosistem
3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan
pendekatan
Pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan
alam
di sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial,
maupun budaya
sebagai obyek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari
melalui kerja
ilmiah (Alimah dkk., 2016: 19). Pendekatan JAS memiliki
karakter
menyenangkan, terekspresi secara eksklusif, yaitu suatu
strategi
pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan
melibatkan
unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu (inkuiri),
ketrampilan
berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi,
tantangan dan
sportivitas.
4. Materi ekosistem merupakan materi yang diajarkan
Pada kelas VII SMP semester dua, dengan Kompetensi Dasar
(3.7)
yaitu mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan
lingkungannya.
Materi ekosistem mempelajari bagaimana hubungan timbal balik
antara
komponen makhluk hidup dengan lingkungan, yang antara
komponen
satu dengan lainya saling berinteraksi membentuk suatu
sistem.
-
13
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
(CAR).
berdasarkan namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
dalam kelas
(Suyadi, 2010: 17). Penelitian Tindakan Kelas merupakan
suatu
pengamatan yang menerapkan tindakan di dalam kelas dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang
dilakukan
dalam beberapa periode atau siklus (Arifah, 2017: 24).
Alasan peneliti menggunakan PTK adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
dalam
kelas dengan cara menerapkan pendekatan (JAS) sehingga hasil
belajar
siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran IPA
materi
ekosistem. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah
jenis
kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2019. Jumlah siswa
kelas
VII-D ada 32 siswa meliputi 16 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan dengan kolaboratornya guru kelas VII yaitu Ibu
Cicilia
Nuning Tiasti. Alasan mengambil subjek kelas VII-D
dikarenakan
-
14
pendekatan pembelajaran ini tepat digunakan pada materi
ekosistem
mata pelajaran IPA serta merupakan saran bagi peneliti, yang
perlu
diadakan inovasi pembelajaran. Peneliti mengambil penelitian di
SMP
Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang karena menurut peneliti
sistem pembelajaran yang terdapat di sekolah tersebut masih
kurang
inovatif dan masih bersifat konvensional dengan hasil belajar
yang
masih rendah.
b. Lokasi
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri
2
Tuntang Kabupaten Semarang.
c. Waktu
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2018 sampai
Maret 2019 dari tahap pra survei hingga dilaksanakannya
tindakan.
3. Langkah – Langkah Penelitian
Arikunto dalam (Suyadi, 2010: 49), berpendapat tahap-tahap
dalam
PTK terdiri dari empat tahapan penting yaitu: perencanaaan,
pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Model dan penjelasan untuk
masing-masing
tahap seperti/yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
-
15
Gambar 1.1 Siklus Pelaksanaan PTK
a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan
antara
pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati
proses
jalannya tindakan. Penelitian kolaborasi ini dikatakan ideal
karena
adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat
serta
mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, 2014: 17).
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari:
1) Peneliti menyiapkan materi ajar tentang ekosistem
berdasarkan
komponen biotik dan abiotik ;
2) Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
materi ekosistem berdasarkan komponen biotik dan abiotik
dengan menggunakan pendekatan JAS;
-
16
3) Peneliti menyiapkan lembar soal materi ekosistem
berdasarkan
komponen-komponen biotik dan abiotik untuk mengetahui hasil
belajar siswa;
4) Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran;
5) Peneliti menyiapkan instrumen pembelajaran lembar
observasi
kegiatan siswa tentang proses pembelajaran menggunakan
pendekatan JAS;
6) Peneliti menyiapakan instrumen pembelajaran lembar
observasi
kegiatan guru tentang penggunakan pendekatan pembelajaran
JAS.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tidakan merupakan tahap implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Yang
perlu diingat adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan
berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi
harus
pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Suyadi, 2010: 62).
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan
melalui pendekatan pembelajaran JAS sebagai alat bantu dalam
menyampaikan materi. Pelaksanaan tindakan terdapat tiga
kegiatan,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
-
17
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Pengamatan yaitu mengamati semua peristiwa selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah
disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif
(hasil
tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif
yang
menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam
pembelajaran, dan lain-lain.
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan dengan menganalisis data
mengenai proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan
dilanjutkan
dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang
dilaksanakan. Apabila indikator belum tercapai, maka PTK
akan
dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan materi yang
berbeda
melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi berbagai
hal,
yaitu:
a. Lembar pengamatan
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pedoman
pengamatan untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMP
Negeri
2 Tuntang dan untuk mengamati guru dan siswa pada saat
proses
pembelajaran berlangsung menggunakan JAS pada mata pelajaran
-
18
IPA materi ekosistem. Lembar pengamatan yang dipersiapkan
peneliti
yaitu:
1) Lembar pengamatan guru
Dalam hal ini, aspek yang diamati pada guru oleh
peneliti saat pelaksanaan penelitian yaitu persiapan guru
dalam
mengajar, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan
bahan belajar (materi pelajaran), kemampuan guru dalam
proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan guru
dalam menutup pembelajaran, dan tindak lanjut.
2) Lembar pengamatan siswa
Dalam hal ini, aspek yang diamati pada siswa oleh
peneliti saat pelaksanaan penelitian yaitu antusias,
keaktifan,
dan kerjasama peserta didik.
b. Soal evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu tes tertulis untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan JAS materi ekosistem. Soal tes berisi pertanyaan
tertulis yang berhubungan dengan materi ekosistem terdiri dari
soal
pilihan ganda sesuai dengan masing-masing siklus.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
instrumen yang digunakan peneliti dalam merencanakan
pembelajaran
di kelas dan digunakan oleh kolaborator atau guru yang untuk
-
19
melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan JAS materi
ekosistem .
5. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam PTK ini adalah menggunakan
metode observasi, wawancara, tes formatif, dokumentasi:
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian,
yaitu dengan melakukan pengamatan di SMP Negeri 2 Tuntang
dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar siswa
kelas
VII-D SMP Negeri 2 Tuntang yang sudah berlangsung. Observasi
juga dilakukan pada saat peneliti mengamati kolaborator atau
guru
yang mengajar menggunakan pendekatan JAS materi ekosistem
dan
juga untuk mengamati siswa pada saat pelaksanaan penelitian
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang materi
pokok khususnya pada mata pelajaran IPA yang kurang memenuhi
KKM dan untuk mendapatkan informasi mengenai metode yang
sering digunakan guru dalam pembelajaran sebelum menerapkan
pendekatan pembelajaran JAS.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini berisi peristiwa yang menggambarkan
aktivitas yang dilakukan siswa bersama guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil pada saat proses
-
20
pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat
memperjelas data yang lain. Aspek-aspek yang
didokumentasikan
adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
dengan
menggunakan JAS.
d. Tes Formatif
Muchtar Bukhori (dalam Arikunto, 2016: 46) mengatakan tes
ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada
atau
tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau
kelompok
murid. Tujuan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar yang
diperoleh
siswa setelah menerapkan pelajaran IPA materi ekosistem
dengan
menggunakan pendekatan (JAS) dengan melakukan evaluasi
setelah
pembelajaran selesai di setiap siklus (Siklus I, II) supaya
dapat
mengukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam pelajaran.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara
memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis setiap siklus
untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa.
Untuk
membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian
dianalisis
menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal.
Hasil
belajar siswa secara klasikal X mencapai ≥ 85% maka siklus
dihentikan.
-
21
Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah
sebagai
berikut:
P =
Keterangan:
P = Persentase
= Jumlah siswa yang tuntas
= Jumlah seluruh siswa (Daryanto, 2018: 195)
H. Sistematika Penulisan
Penelitian Tindakan Kelas secara umum menjadi tiga bagian utama,
yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Masing-masing bagian dalam sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Cakupan bagian awal meliputi: Halaman Sampul; Halaman Judul;
Lembar Berlogo IAIN; Halaman Persetujuan Pembimbing; Halaman
Pernyataan Keaslian Penelitian; Halaman Pengesahan
Kelulusan;
Halaman Motto dan Persembahan; Kata Pengantar; Abstrak; Daftar
Isi;
Daftar Tabel; Daftar Gambar; dan Daftar Lampira.
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN memuat tentang: Latar Belakang; Rumusan
Masalah; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian (Manfaaat
Teoritis dan
Manfaat Praktis); Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan;
Definisi Operasional; Metode Penelitian (Rancangan Penelitian,
Subjek
-
22
Penelitian, langkah-langkah Penelitian, Metode Pengumpulan
Data,
Instrumen Penilaian, Pengumoulan Data, dan Analisis Data)
dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI memuat tentang: Kajian Teori (Kajian
Teori, Kajian Materi Penelitian), dan Kajian Pustaka.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN memuat tentang: Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan,
dan
Refleksi); Deskripsi Pelaksanaan Siklus II; dan Deskripsi
Pelaksanaan
Siklus III dan seterusnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN memuat tentang
Deskripsi Per Siklus (data hasil penelitian, refleksi); dan
Pembahasan.
BAB V PENUTUP memuat tentang: Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka dan Lampiran.
-
23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam Alqur‟an terdapat berbagai ayat yang menjelaskan
tentang belajar. Hal ini salah satunya seperti yang dijelaskan
pada
surat Al-Kahfi ayat 66 yang berbunyi:
ا ذ ْش ُز َ ح ْم أ ه ا عُ مَّ ِم ِ ى َم هأ عَ ُ ْن ج َ َىَٰ أ ه
َك عَ عُ ِ ث َّ ج َ ْم أ هَ ىَٰ ىسَ ُ مُ اَّلَلَ َ ق
Artinya: “Musa berkata kepadanya (Khidhr): Bolehkah aku
mengikutimu dengan maksud agar kamu mengajarkan kepadaku
ilmu
yang benar yang telah Allah ajarkan kepadamu” (QS. Al-Kahfi :
66).
Maksud yang terkandung dari ayat tersebut ialah: Nabi Musa
menggaris bawahi bahwa kegunaan suatu pengajaran itu untuk
dirinya
secara pribadi, yaitu untuk menjadi petunjuk baginya. Beliau
mengisyaratkan keluasan ilmu hamba yang saleh itu sehingga
Nabi
Musa hanya mengharap kiranya dia mengajarkan sebagian dari
apa
yang telah diajarkan kepadanya. Dalam hal ini, Nabi Musa
tidak
menyatakan apa yang engkau ketahui wahai hamba Allah, karena
beliau sepenuhnya sadar bahwa ilmu pastilah bersumber dari
satu
sumber, yakni dari Allah Yang Maha Mengetahui.
-
24
Gambaran yang jelas dalam pokok bahasan di atas, maka perlu
diadakan pembatasan mengenai arti belajar, dalam hal ini
terdapat
beberapa definisi tentang belajar.
Arti kata belajar di dalam buku Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Perwujudan dari berusaha adalah berupa kegiatan sehingga
belajar
merupakan suatu kegiatan. Dalam Kamus Bahasa Inggris, belajar
atau
to learn (verb) mempunyai arti : (1) to gain knowledge,
comprehension, or mastery of through experince or study; (2) to
fix in
the mind or memory; memorize; (3) to acquire through
experience;
(4) to become in forme of to find out. Jadi, empat macam arti
belajar
menurut kmus bahasa Inggris, yaitu memperoleh pengetahuan
atau
menguasai pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai, melalui pengalaman, dan
mendapat informasi atau menemukan (Prawira, 2013: 224 ).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan
jenjang pendidikan. Artinya, keberhasilan atau kegagalan
pencapaian
tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang
dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun
dilingkungan
rumah atau keluargannya sendiri (Syah, 2010: 63).
Dalam buku The Conditions of learning 1997, Gagne
mendefinisikan belajar merupakan sejenis perubahan yang
-
25
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar
dan
sesudah melakukan tindakan belajar (Rachmawati dkk., 2015:
86).
Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah aktivitas manusia yang dilakukan dengan
sengaja dalam keadaan sadar dengan adanya perubahan yang
diperoleh dari suatu pengalaman untuk mencapai tujuan yang
baik.
b. Ciri-ciri Belajar dan Prinsip Belajar
Dalam Baharuddin dan Wahyuni (2008: 1516), disebutkan
ciri-ciri belajar sebagai berikut:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
2) Perubahan perilaku relatif permanen.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada
saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Jadi,
seseorang dapat dikatakan belajar apabila ada perubahan pada
tingkah laku yang bersifat relativ permanen yang merupakan
hasil dari pengalaman.
Prinsip belajar adalah konsep–konsep yang harus diterapkan di
dalam
proses belajar mengajar. Menurut Soekanto dan Winatapura
dalam
-
26
tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru
peru
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut (Fathurrohman
dkk.,
2012: 17) :
1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,
bukan
orang lain. Untuk itu, siswa yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selam proses
belajar.
4) Penguatan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia
diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Jadi, prinsip belajar pada dasarnya semua terfokus pada
siswa.
Siswa harus aktif dalam belajar, siswa juga belajar sesuai
dengan
kemampuannya, dan siswa juga membutuhkan penguatan dan
motvasi
agar belajar menjadi lebih berarti.
-
27
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemajuan yang diperoleh seseorang dalam
segala hal akibat dari belajar. Seseorang yang mempelajari
sesuatu
melalui proses pembelajaran telah memperoleh hasil dariapa
yang
telah dipelajarinya, hasil maksimal yang diperoleh inilah
yang
dikatakan hasil belajar (Amirin dan Irawan, 2000: 43).
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001) menyatakah bahwa,
hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah di capai oleh setiap anak
dalam
periode tertentu (Fatkhurohman, 2012: 119). Secara sederhana,
yang
dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
siswa
setelah melalui kegiatan belajar. Guru menetapkan tujuan
pembelajaran siswa sebagai pencapaiaan hasil belajar. Anak
yang
berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai
tujuan
pembelajaran.
Penulis berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu
keberhasilan yang diperoleh dari proses-proses belajar.
Keberhasilan
ini bisa berupa tingkah laku yang lebih baik atau prestasi
belajar.
-
28
d. Aspek Hasil Belajar
Benyamin S.Bloom membagi kawasan belajar yang mereka
sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu
ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Sudijono, 2006:
50).
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Dalam ranah ini terdapat enam jenjang proses
berfikir yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi
dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.
e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses
belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar
(Fathurrohman
dan Sulistyorini, 2012: 119).
1) Faktor internal
-
29
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis
dan psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor
yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani pada umumnya
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Kedua, keadaan
fungsi jasmani/fisiologis yang sangat memengaruhi
hasil belajar, terutama panca indera.
b) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan
psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
-
30
2) Faktor eksternal
Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a) Lingkungan sosial terdiri dari:
(1) Lingkungan sosial sekolah, seperti: Guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis anatara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar
lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik
dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
administrasi dapat menjadi pendorong bagi
siswa untuk belajar.
(2) Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan memengaruhi balajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya.
-
31
(3) Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang
tua atau saudara, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan non-sosial terdiri dari:
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang
tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
Lingkungan alami tersebut merupakan faktor-
faktor yang dapat memengaruhia aktivitas belajar
siswa. Sebaliknya, kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan menajdi dua. pertama,
hardware, seperti: gedung sekolah, alat-alat
belajar, fasilitas belajar, dan lain sebagainya.
-
32
Kedua, software seperti: kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, dan
lain sebagainya.
(3) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,
begitu juga dengan metode mengajar guru
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar
siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Jadi, disimpulkan bahwa ada faktor yang mempengaruhi belajar
yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu
sendiri meliputi
faktor fisiologis dan psikologi. Sedangkan, faktor eksternal
meliputi
faktor sosial dan non sosial.
f. Ciri-ciri Hasil Belajar
Ciri–ciri hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami
proses
belajar itu akan berubah tingkah lakunya. Tetapi tidak semua
perubahan tingkah laku adalah hasil belahar. Perubahan tingkah
laku
sebagai hasil belajar mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:
-
33
1) Perubahan yang disadari, artinya siswa yang melakukan
proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan dan
ketrampilannya bertambah, sehingga siswa lebih percaya diri.
2) Perubahan yang bersifat berkesinambungan, artinya suatu
perubahan yang telah terjadi menyebabkan tingkah laku yang
lain, misalnya seorang anak yang telah belajar membaca
menjadi dapat membaca.
3) Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan
yang
telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan
manfaat bagi siswa yang bersangkutan.
4) Perubahan bersifat positif, artinya terjadi adanya
pertambahan
perubahan dalam siswa.
5) Perubahan bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak
terjadi
dengan sendirinya akan tetapi melalui aktivitas siswa.
6) Perubahan bersifat permanen, artinya perubahan yang
terjadi
sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam
diri
siswa.
7) Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan
itu
terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai (Rachmawati
dkk., 2015: 37).
-
34
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Materi Ekosistem
a. Hakikat IPA
IPA merupakan rumpunan ilmu, memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa
kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. Cabang
ilmu
yang termasuk anggota rumpunan IPA saat ini antara lain
Biologi,
Fisika, IPA, Astronomi/Astrifisika, dan Geologi.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif). Dua hal
berkaitan
yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu sebagai produk,
pengetahuan berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan
metagonitif, dan IPA sebagai proses, yatu kerja ilmiah. Saat ini
objek
kajian kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,
proses,
nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan
sehari-hari, dan
kreativitas (Kemendiknas, 2011). Belajar IPA berarti belajar
kelima
objek atau bidang kajian tersebut.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai
“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,
berlaku
umum dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen”.
-
35
Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA
memiliki
empat unsur utama yaitu:
1) Sikap: memunculkan rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubunga sebab akibat. Persoalan
IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang
bersifat open ended.
2) Proses: prosedur yang runtut dan sistematis melalui
metode
ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3) Produk: produk IPA berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum.
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Berupa Kebersihan lingkungan,
penyakit, gaya hidup, ekonomi.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan
dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses
pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya
untuk
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah
yang
menerapkan langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu,
IPA
sering kali disamakan dengan the way of thingking
(Wisudawati,
2014: 24).
Jadi, IPA merupakan suatu ilmu teoritis yang didasarkan atas
pengamatan percobaan terhadap gejala-gejala alam melalui
-
36
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur,
dan menjelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan dengan unsur utama yang diharapkan dapat muncul
pada
siswa saat proses pembelajaran.
Adapun cara berpikir IPA, meliputi tertulis sebagai berikut:
1) Percaya
Kecenderungan para ilmuan melakukan penelitian
terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercyaan
bahwa hukum alam dapat kontruksi dari observasi dan
diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
2) Rasa ingin tahu
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didoronng
oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.
3) Imajinasi
Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.
4) Penalaran
Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan
mengandalkan penalaran dalam mmecahkan masalah gejala
alam.
-
37
5) Koreksi diri
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi
daripada sekedar suau usaha untuk mengerti tentang alam.
Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami
dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli sampai pada
kesimpulan tentang alam (Wuryastuti, 2008: 9)
b. Ekosistem
Ekosistem merupakan komunitas makhluk hidup dan
lingkungan fisiknya yang berinteraksi sebagai kesatuan
ekologi.
Ekosistem terbentuk karena terjadinya interaksi antarorganisme
atau
individu dalam suatu wilayah dan interaksinya dengan lingkungan
tak
hidup (abiotik) disekitarnya (Widodo,dkk., 2017: 28)
Di dalam Al-Qur‟an terdapat beberapa penjelasan tentang
ekosistem, salah satunya terdapat dalam surat Al-Baqoroh ayat
164
yang berbunyi :
ارِ هَ َّ انى ِم َو ٍْ َّ ِف انه ًَل حِ اْخ ْرضِ َوَ اْْل اتِ َو
اَو مَ قِ انسَّ هْ نَّ فًِ َخ ِ إ
اِء مَ َه انسَّ ُ ِم َل َّللاَّ َز وْ َ ا أ مَ اَس َو َّ عُ انى
فَ ىْ َ ا ٌ مَ زِ تِ ثَْح ي فًِ انْ زِ َْج حًِ ج َّ ِك ان هْ ُ ف
انْ َو
هْ ٍهَا ِم تَثَّ فِ هَا َو جِ ْى ذَ مَ ْع َ َض ت َْر هِ اْْل ِ
َا ت ٍ َْح أ َ اء ف ْه مَ ٌِف ِم زِ َْص ج ة َو َّ ات مأ دَ كُ
ُىنَ ه ِ ق ْع َ ٍ م ْى َ ق ِ ه َاج ٌ ََ ْرضِ َ اْْل اِء َو مَ َه
انسَّ ٍْ َ ت زِ خَّ سَ مُ ابِ انْ َح انسَّ َاحِ َو ٌ انزأ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut
dengan
(muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan
Allah
dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi
setelah
-
38
mati (kering) dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam
binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara
langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti” (QS.
Al-Baqoroh
: 164).
Maksud yang terkandung dari ayat tersebut ialah Allah SWT
telah menjadikan air sebagai sumber kehidupan. Dengan air
maka
tumbuh – tumbuhan dapat hidup, yang kemudian tumbuhan
tersebut
dapat dimanfaatkan oleh manusia maupun hewan sebagai sumber
kehidupannya. Merupakan salah satu dari pengertian ekosistem,
yaitu
terdapat adanya hubungan timbal balik antar makhluk hidup
dengan
lingkungan sekitar.
Materi pokok ekosistem atau hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya yang dipelajari pada
tingkat
SMP dapat diuraikan menjadi beberapa sub materi, antara
lain:
1) Tingkat Organisme Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
Tingkat Organisme makhluk hidup dalam ekosistem adalah
sebagai berikut:
a) Individu merupakan makhluk hidup tunggal, contoh:
seekor burung.
b) Populasi merupakan sekumpulan makhluk hidup yang
sejenis mendiami tempat tertentu. Contoh dari populasi
-
39
seperti: populasi rumput, populasi semut yang hidup
bersama–sama di suatu tempat.
c) Komunitas merupakan kumpulan populasi–populasi yang
berbeda dan hidup bersama pada tempat tertentu.
d) Kesatuan antara komunitas dengan lingkungannya dimana
di dalamnya ada hubungan timbal balik disebut dengan
ekosistem.
e) Jika ekosistem yang satu selalu berhubungan dengan
ekosistem yang lain sehingga seluruh ekosistem di bumi
membentuk satu kesatuan, hal itu disebut dengan biosfer,
contoh dari biosfer seperti bumi. Ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan disebut ekologi.
Tempat hidup makhluk hidup sendiri disebut dengan
habitat (Widodo dkk,. 2017: 29). Makhluk hidup bertempat
tinggal dalam suatu habitat akan tergantung pada
lingkungannya. Lingkungan ini merupakan segala sesuatu
yang ada di sekitar makhluk hidup. Tingkatan organisasi
makhluk hidup dalam ekosistem dapat dilihat pada Gambar
2.1.
-
40
Gambar 2.1 Tingkatan Organisasi Makhluk Hidup
(Sumber : Ansori, Martono, 2009: 207)
2) Macam-macam Komponen Dalam Ekosistem
Berdasarkan proses terjadinya, suatu ekosistem dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Ekosistem alami merupakan ekosistem yang belum
pernah ada campur tangan manusia, seperti hutan,
sungai, laut dan sebagainya (Muryanto dkk., 2016).
Beberapa contoh ekosistem alami dapat kita lihat pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Ekosistem Alami
Sumber: (Ansori, Martono, 2009: 207)
-
41
b) Ekosistem buatan merupakan ekositem yang sudah
banyakdipengaruhi oleh manusia, seperti sawah, kebun,
kolam dansebagainya. Ekosistem buatan dapat kita lihat
pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Ekosistem buatan
Sumber: (Ansori, Martono, 2009: 209)
3) Komponen Penyusun Ekosistem
Komponen penyusun ekosistem secara umum dapat
dibedakan sebagai berikut:
a) Komponen abiotik, yaitu komponen tak hidup, seperti
tanah, air, udara dan cahaya matahari.
b) Komponen biotik, yaitu yang terdiri dari makhluk
hidup. Dalam komponen biotik terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Ansori, 2009:
205).
-
42
Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dapat
dikelompokan menjadi tiga macam, antara lain:
a) Produsen, organisme yang dapat memproduksi
makanan,baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
organisme yang lain (autotrof).
b) Konsumen, organisme yang memakan organisme lain
karena tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof). Berdasarkan tingkat memakannya,
konsumen dalam ekosistem dapat dibedakan sebagai
berikut:
(1) Konsumen tingkat I (konsumen primer), yaitu
konsumen yang memakan langsung produsen.
(2) Konsumen tingkat II (konsumen sekunder),
yaitu konsumen yang memakan konsumen I.
(3) Konsumen tingkat III (konsumen tersier).
c) Dekomposer (pengurai), organisme yang dapat
menguraikan bahan organik menjadi bahan anorganik
dari sisa-sisa organisme yang telah mati.
-
43
4) Aliran Energi Dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem terjadi melaui berbagai
proses, antara lain:
a) Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan suatu peristiwa
makan dan dimakan dengan urutan tertentu dalam
suatu ekosistem. Contoh rantai makanan dapat dilihat
pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Rantai Makanan
(Sumber : Ansori, Martono, 2009: 209)
b) Jaring-jaring Makanan
Jaring-jaring makanan sekumpulan rantai
makanan yang saling berhubungan dalam suatu
ekosistem. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat
pada Gambar 2.5.
-
44
Gambar 2.5 Jaring-jaring Makanan
(Sumber : Ansori, Martono, 2009: 209)
c) Piramida Makanan
Piramida makanan suatu gambaran
perbandingan antara produsen, konsumen I, konsumen
II dan seterusnya dalamsuatu ekosistem. Contoh
piramida makanan dapat dilihat pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Piramida Makanan
(Sumber : Ansori, Martono, 2009: 211)
-
45
5) Pola-pola Interaksi dalam Ekosistem
Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, setiap
organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme
lain. Beberapa bentuk interaksi itu antara lain:
a) Simbiosis, adalah pola hidup bersama antara dua atau
lebih makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Ada
beberapa bentuk simbiosis yaitu:
(1) Simbiosis mutualisme, adalah hubungan yang
saling menguntungkan antara dua makhluk
hidup atau lebih yang berbeda jenis. Contohnya:
hubungan antara lebah dengan bunga, seperti
Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Simbiosis Mutualisme
(Sumber : widodo dkk., 2017: 35)
-
46
(2) Simbiosis komensalisme, adalah hubungan
organisme yang berbeda jenis, yang satu
memperoleh keuntungan dan yang lain tidak
dirugikan. Contoh: ikan badut dengan anemon,
seperti Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Simbiosis Komensialisme
(Sumber : Widodo dkk., 2017: 35)
(3) Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara
dua makhluk hidup berbeda spesies, yang satu
mendapatkan untung dan yang lain dirugikan.
Contoh: hubungan antara benalu yang terdapat
pada batang pohon mangga, ulat yang memakan
daun dari suatu tumbuhan, seperti Gambar 2.9.
-
47
Gambar 2.9 Simbiosis Parasitisme
(Sumber : Widodo dkk., 2017: 36)
b) Kompetisi, adalah persaingan diantara makluk hidup
yang berada dalam suatu ekosistem karena adanya
persaingan kebutuhan hidup. Contoh: persaingan antara
zebra, kuda, dan rusa untuk mendapatkan rumput.
c) Netralisme, adalah dua populasi dalam suatu komunitas
tetapi tidak berinteraksi.
d) Predasi, adalah hubungan hewan pemakan dengan
organisme yang dimakan. Contoh: kucing memangsa
tikus. (Utomo dkk., 2015: 21)
3. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Kreatifitas guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
sangat
diperlukan, karena tidak ada pendekatan pembelajaran yang paling
baik.
Penggabungan beberapa model pembelajaran dapat dilakukan
dengan
memperhatikan kelebihan-kelebihan model pembelajaran yang
ada.
pendekatan pembelajaran JAS salah satu model yang dapat dirujuk
dalam
pembelajaran khususnya IPA (Ismartoyo dkk., 2016).
-
48
Ciri kegiatan pembelajaran dengan berbasis penjelajahan alam
sekitar
adalah: (1) dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak
langsung
maupun menggunakan media, (2) ada kegiatan peramalan,
pengamatan,
dan penjelasan, (3) ada laporan untuk dikomunikasikan baik
secara lisan,
tulisan, gambar, foto atau audiovisual (Ridlo, 2005).
Berikut ini adalah penjelasan tentang kegiatan JAS:
a. Pengertian Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
JAS (Jelajah Alam Sekitar) memiliki karakter menyenangkan,
terekspresi secara eksklusif dalam istilah bioedutainment,
yakni
merupakan strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan
menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses
penemuan
ilmu (inkuiri), ketrampilan berkarya, kerjasama, permainan
yang
mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas (Mulyani, 2015:
19).
Pendekatan JAS sebagai pendekatan pembelajaran yang
dianggap mampu menciptakan siswa yang produktif dan inovatif
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1) Selama ini pembelajaran IPA masih didominasi oleh suatu
kondisi kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan. Ceramah masih menjadi pilihan utama guru
dalam mengajar, proses sains belum biasa dikembangkan
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih menekankan
pada hasil belajar dan bukan pada kegiatan atau proses untuk
menguasai konsep. Dipilihnya suatu pendekatan yang lebih
-
49
memberdayakan siswa, yang tidak mengharuskan siswa
menghafalkan fakta-fakta tetapi dapat mendorong siswa untuk
mengkonstruksikan fakta-fakta pengetahuan yang dia peroleh
berdasarkan konsep atau prinsip biologi melalui proses
eksplorasi dan investigasi.
2) Pendekatan pembelajaran JAS mengutamakan siswa belajar
dari mengalami dan menemukan sendiri dengan memanfaatkan
lingkungan fisik, sosial, budaya yang ada di sekitarnya.
3) Tuntutan kurikulum bahwa hasil belajar peserta didik
berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
menuntut suatu pembelajaran yang menekankan pada keaktifan
peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan
emosional.
Pembelajaran berbasis jelajah alam sekitar menekankan pada
kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia
nyata,
sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam
dari
seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta
didik
dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya
dengan
dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna
(Savitri
dkk., 2016).
-
50
b. Komponen–komponen JAS
Menurut (Alimah, 2010) Pendekatan JAS terdiri atas beberapa
komponen. Adapun komponen komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya,
seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di
lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu
yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan adanya
masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk
mencari pemecahan masalah. Memecahkan masalah tidak
berdasar pada perasaan tetapi lebih ke penalaran ilmiah.
Lingkungan yang dimaksud disini tidak hanya lingkungan
fisik saja, akan tetapi juga meliputi lingkungan sosial,
budaya
dan teknologi.
2) Konstruktivisme
Dalam pembentukan pengetahuan menurut Piaget
terdapat dua aspek berpikir yaitu aspek figurative dan aspek
operatif. Berpikir operatif membuat sesorang untuk
mengembangkan pengetahuannya dari suatu level tertentu ke
level yang lebih tinggi.
-
51
3) Proses sains
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang
melakukan pengamatan yang menimbulkan pertanyaan atau
permasalahan. Permasalahan ini akan mendapatkan
pemecahan dengan melakukan metode ilmiah, atau
membandingkannya dengan teori yang telah diperoleh
sebelumnya.
4) Masyarakat belajar
Konsep learning community menyerankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain
(Sari
dkk., 2017). Hasil diperoleh dari sharing antar teman atau
kelompok. Praktek pembelajaran di kelas dapat diterapkan
dalam masyarakat belajar terwujud seperti tertulis di bawah
ini:
a) Pembentukan kelompok kecil
b) Pembentukan kelompok besar
c) Mendatangkan ahli ke dalam kelas
d) Bekerja dengan kelas sederajat
e) Bekerja dengan masyarakat.
5) Bioedutainment
Bioedutainment dalam pendekatannya melibatkan
unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, ketrampilan berkarya,
kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan
-
52
dan sportivitas dapat menjadi salah satu solusi dalam
menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan
datang. Bioedutainment semua aspek dapat teramati.
6) Penilaian Autentik
Pengumpulan data yang bisa menggambarkan
perkembangan belajar siswa dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa sehingga dapat
digunakan untuk mengambil tindakan segera dan tepat.
Karakter penilaian autentik antaralain tertulis di bawah
ini:
a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran.
b) Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif.
c) Mengukur ketrampilan dan performasi.
d) Berkesinambungan.
e) Terintegrasi.
f) Dapat digunakan sebagai umpan balik.
Proses pembelajaran melalui pendekatan JAS memungkinkan
siswa dalam mengembangkan potensinya. Pendekatan JAS
menekankan pada proses pembelajaran yang dikaitkan dengan
lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dengan dunia nyata,
sehingga selain dapat membuka wawasan berfikir yang beragam,
siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengaitkannya dengan masalah-masalah kehidupan nyata. Dengan
demikian, idealnya dalam proses pembelajaran, siswa tidak
hanya
-
53
memperoleh ilmu pengetahuan secara instan dari guru ataupun
buku,
melainkan melalui kegiatan-kegiatan nyata dari lingkungan
sekitar
atau kehidupan siswa (Halimah dkk., 2016).
Dari hasil kajian teori ditatas maka peneliti berpendapat
sangatlah tepat jika pendekatan JAS diterapkan pada materi
ekosistem
yang menuntut eksplorasi terhadap alam sekitar dimana siswa
akan
banyak memperoleh penanaman konsep serta penerapannya secara
langsung di lapangan.
c. Langkah–langkah JAS
Dalam proses pembelajaran dengan penerapan JAS dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Persiapan dan perencanaan
a) Menentukan tujuan dan sasaran yang akan dituju.
b) Menentukan aspek-aspek atau permasalahan yang akan
diselidiki.
c) Membentuk kelompok-kelompok, yang masing-masing
kelompok maksimal terdiri dari lima orang.
d) Menetapkan waktu ketika pelaksanaan jelajah alam
sekitar.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan jelajah dilakukan secara tertib.
b) Setiap kelompok melakukan tugasnya, baik
mengumpulkan bahan dan mencatat hasil pengamatan.
-
54
c) Setiap kelompok mengecek kembali tugas yang telah
disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan semua.
d) Tindak lanjut Setelah kegiatan jelajah selesai
dilaksanakan, maka perlu adanya tindak lanjut yaitu
setiap kelompok mempresentasikan hasil yang di
dapatkan yang diikuti dengan diskusi.
d. Kelebihan dan Kekurangan JAS
Belajar dengan mengajak siswa menjelajah lingkungan dapat
memberikan banyak kelebihan serta beberapa kekurangan.
Kelebihan
atau keuntungan yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan
siswa, sehingga akan membuat siswa lebih termotivasi.
2) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya dan faktual, selain
itu
juga kebenarannya lebih akurat.
3) Membuat siswa akan lebih aktif, karena dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengamati atau
mendemonstrasikan.
4) Menjadikan banyak sumber belajar, hal ini karena
lingkungan
yang dapat dipelajari sangat beraneka ragam.
5) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek
kehidupan secara langsung yang ada di lingkungannya,
sehingga dapat membangkitkan minat ingin tah