SKRIPSI TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEGIATAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh: LULUK MASYRUKAH NPM. 14118604 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan : Ekonomi Syariah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1440 H/2018 M
112
Embed
SKRIPSI TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP … LULUK MASYRUKAH.pdfterhadap kegiatan usaha budidaya ikan lele desa sukadamai kecamatan natar kabupaten lampung selatan oleh: luluk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM
TERHADAP KEGIATAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE
DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Oleh:
LULUK MASYRUKAH
NPM. 14118604
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/2018 M
TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM
TERHADAP KEGIATAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE
DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
LULUK MASYRUKAH
NPM. 14118604
Pembimbing I : Liberty, SE, MA
Pembimbing II : Elfa Murdiana, M. Hum
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1440 H/ 2018 M
TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEGIATAN USAHA
BUDIDAYA IKAN LELE DESA SUKADAMAI KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
ABSTRAK
Oleh:
LULUK MASYRUKAH
Perkembangan perekonomian di Indonesia telah berkembang dengan
baik, seperti ditunjukan dengan menjamurnya kegiatan usaha yang dapat
dilakukan oleh setiap lapisan masyarakat, salah satunya adalah budidaya ikan lele.
Usaha budidaya ikan lele yang dilakukan harus sesuai dengan syariat Islam.
Bangkai ayam potong yang digunakan sebagai pakan ikan lele merupakan salah
satu cara untuk meminimalisir kebutuhan pakan yang semakin mahal. Bangkai
ayam potong menjadi salah satu kebutuhan penting dalam budidaya ikan lele,
karena dapat menggemukan ikan lele dengan cepat tanpa biaya apapun. Dengan
etika bisnis Islam, suatu usaha dapat dilihat apakah usaha tersebut memberikan
dampak yang baik terhadap masyarakat sekitar, baik kepada sesama manusia
maupun terhadap alam.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field reseach). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode wawancara dilakukan
guna mendapatkan informasi mengenai bagaimana penerapan etika bisnis Islam
terhadap kegiatan usaha budidaya ikan lele Desa Sukadamai Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha budidaya ikan
lele di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan belum
menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid, keseimbangan,
kehendak bebas, dan tanggung jawab yaitu berupa bau kurang sedap dari bangkai
ayam potong serta limbah air kolam yang di buang ke aliran irigasi warga
sehingga berdampak terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Usaha budidaya
ikan lele ini juga tidaklah sesuai dengan Fatwa MUI tentang Hukum Hewan
Ternak yang Diberi Pakan dari Barang Najis, yaitu bangkai ayam potong sebagai
3 Muhammad, Paradigma, Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2008), h. 109 4 Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 22-23 5 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta:
Robbani Press, 1417 H), h. 169
Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.6
Ayat di atas menjelaskan bahwa zat pada benda yang ditransaksikan
harus halal dan cara memperoleh benda tersebut harus dengan cara yang
halal pula. Dengan demikian Islam tidak membenarkan pelaku usaha
melakukan usahanya terhadap benda yang haram secara zatnya, seperti
halnya bangkai yang diharamkan oleh Islam. Seperti halnya firman Allah
Swt Ayat di atas Allah melarang setiap muslim untuk memakan setiap
bangkai, darah, dan daging babi kecuali dalam keadaan terpaksa sebagai
berikut:
ما ااإن اعليكم م ماوااٱلميتةاحر ااٱلد ابهااٱلنزيراولم هلاأ لغيااۦوما
babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tersekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih…46
Sedangkan Majelis Ulama Indonesia menfatwakan segala
makanan dan minuman yang bercampur dengan najis sebagai
berikut:
1. Setiap makanan dan minuman yang jelas bercampur dengan
barang haram/ najis hukumnya adalah haram.
2. Setiap makanan dan minuman yang diragukan bercampur dengan
barang haram/ njis hendaknya ditinggalkan.
3. Adanya makanan dan minuman yang diragukan bercampur
dengan barang haram/ najis hendaklah Majelis Ulama
45 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta:
Robbani Press, 2001), h. 26 46 QS. Al-Maidah (5): 3
Indonesiakepada instansi bersangkutan memeriksa di
laboratorium untuk dapat ditemuan hukumnya. 47
Berdasarkan Al-Quran dan Fatwa MUI menjelaskan bahwa
sebagai seorang Muslim kita tidak boleh memakan atau
memanfaatkan hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam Islam
dengan ketentuan halal dan haram.
Sebagai seorang Muslim, tidak diperbolehkan memproduksi
sesuatu yang tidak halal dimakan. Haram menanamnya dan
membuat segala sesuatu yang memudharatkan manusia, baik dalam
bentuk makanan, minuman, dan lain sebagainya. Haram
memproduksi barang yang tidak dipergunakan kecuali untuk hal-hal
haram.48
B. KEGIATAN USAHA
1. Definisi Kegiatan Usaha
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Usaha adalah kegiatan
degan mengarahkan tenaga, pikiran, dan baan untuk mencapai suatu
maksud, ataupun pekerjaan yang meliputi perbuatan, prakarsa, ikhtiar,
daya upaya guna mencapai sesuatu.49
Dalam ekonomi, Kegiatan usaha ini atau dikenal dengan istilah
bisnis telah menjadi kegiatan usaha sebagai individu dan masyarakat
47 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 1980 Tentang Hukum Makanan Dan
Minuman yang Bercampur Dengan Najis. 48 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan., h. 170 49 Yandianto, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi HVS, (Bandung: M2S Bandung,
2003), h. 666
untuk mancari keuntungan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan
dalam hidupnya.50
Kata bisnis diambil dari bahasa Inggris Bussines yang berarti
kegiatan usaha. Secara luas, kata bisnis sring diartikan sebagai
keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara
teratur da terus-menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-
barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbeikan,
dipertukarkan, atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. 51
Usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.52
Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa usaha atau bisnis dalam
kegiatan ekonomi merupakan suatu kegiatan dengan menggerakkan
tenaga dan pemikiran untuk menghasilkan suatu barang atau jasa untuk
mencapai suatu keuntungan.
2. Jenis-jenis Kegiatan Usaha
Usaha atau bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi
50 Buchari Alma, et.el, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2014), h. 111 51 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), h. 1 52 Buchari Alma, et.el, Manajemen Bisnis., h. 111
usaha jasa dan pemerintah yang bergerak dalam bidang membuat dan
memasarkan barang dan jasa konsumen.53
a. Bidang usaha pertanian (Agriculture), yaitu meliputi usaha
pertanian, kehutanan perikanan, dan perkebunan.
b. Bidang usaha pertambangan (Mining), yaitu meliputi usaha galian
pasir, galian tanah, batu dan bata.
c. Bidang usaha pabrikasi (Manufacturing), yaitu meliputi usaha
industri, assemblasi, dan sintesis.
d. Bidang usaha konstruksi (Contuction), yaitu meliputi usaha
konstruksi bangnan, jembatan, pengairan, dan jalan raya.
e. Bidang usaha perdagangan (Trade), yaitu meliputi usaha
perdagangan kecil, grosir, agen, dan ekspor impor.
f. Bidang usaha jasa keuangan (Financial Service), yaitu meliputi
usaha perbankan, asuransi, dan koperasi.
g. Bidang usaha jasa perorangan (Personal service), yaitu meliputi
usaha potong rambut, salon, loundry,dan catering.
h. Bidang jasa-jasa umum (Pablic service), meliputi usaha
pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi.54
Berdasarkan tujuannya bisnis dapat dikelompokkann menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented)
53 Buchari Alma, et.el, Manajemen Bisnis., h. 111-112 54Mudjiarto, et.el, Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 99
Bisnis yang berorientasi keuntungan adalah bisnis yang
didirikan semata-mata bertujuan memperoleh keuntungan untuk
meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawannya serta
untuk mengembangkan usahanya lebih lanjut, seperti perusahaan
rokok, perusahaan pembuat rokok dan perusahaan penggiling
padi.55
b. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non-profit oriented)
Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan adalah bisnis yang
didirikan dengan tujuan utama untuk kepentingan sosial, seperti
yayasan sosial yatim piatu, yayasan panti jompo dan yayasan
sosial penyandang cacat.56
Berdasarkan bergerak dalam bidang berbagai kegiatan, namun
berdasarkan jenis kegiatan secara umum bisnis dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a. Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang, seperti perusahaan petambangan minyak,
perusahaan pertambangan emas, dan pertambangan batu kapur.
b. Bisnis Agraris adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pertanian, termasuk di dalamnya perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan, seperti perkebunan karet, peternakan
sapi dan tambak udang.
55 Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), h. 1 56Ibid., h. 2
c. Bisnis Industri adalah bisnis yang bergerak dalam bidang
pengolahan (manufaktur), yaitu bisnis dengan tujuan untuk
mengubah barang yang kurang berdaya guna menjadi lebih
berdaya guna, seperti pabrik sepeda motor, pabrik pakaian dan
pabrik kerajinan rumah tangga.
d. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk
yang tidak berwujud seperti jasa dalam bidang kesehatan, dan
pendidikan, seperti rumah sakit, biro perjalanan dan lembaga
pendidikan.57
57Ibid
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field reseach).
Menurut Abdurrahman Fathoni penelitian lapangan adalah penelitian
yang dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian suatu tempat yang
dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif yang terjadi di
lokasi tersebut.58 Terkait dengan jenis penelitian yang dilakukan maka
tempat yang peneliti gunakan adalah usaha budidaya ikan lele milik
Bapak Poniman di Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan.
Penelitian lapangan dalam penulisan proposal skripsi ini bahwa
peneliti melakukan penelitian mengenai tinjauan etika bisnis Islam
terhadap kegiatan usaha budidaya ikan lele Desa Sukadamai
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam penulisan proposal skripsi yang peneliti
gunakan adalah dengan menggunakan sifat deskriptif. Istilah
deskriptif berasal dari bahasa Inggris yaitu to describe yang berarti
memaparkan atau menggambarkan sesuatu.
58 Abdurrahman Fathoni, Metedologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 96
Menurut Suharsimi Arikunto deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain
yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian.59
Maksud dalam penelitian ini peneliti akan memaparkan data dari
hasil penelitian di lapangan yaitu mengenai tinjauan etika bisnis Islam
terhadap kegiatan usaha budidaya ikan lele Desa Sukadamai
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung memberikan data kepada pengumpul data.60 Jadi sumber
dalam penelitian ini adalah Bapak Poniman pemilik usaha budidaya
ikan lele, karyawan budidaya ikan lele, bendahara desa, dan empat
warga masyarakat sekitar budidaya ikan lele Desa Sukadamai
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen.61 Adapun
sumber data sekunder yang peneliti gunakan berasal dari buku-buku
59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 3 60Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 137 61Ibid., h. 137
yang berkaitan dengan etika bisnis Islam dan kewirausahaan, yaitu
buku Mustaq Ahmad yang berjudul “Etika Bisnis dalam Islam” dan
Hendro yang berjudul “Dasar-dasar Kewirausahaan”, dan buku
Buchari Alma dan Donni Juni Prinasa yang berjudul “Manajemen
Bisnis Syariah”.
C. Teknik Pengumpulan data
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara untuk
mendapatkan informasi secara langsung dari sumber data primer.62
Peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur merupakan wawancara yang
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Adapun tujuan wawancara semi terstruktur adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang
diwawancarai dimintai pendapatnya.63
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Bapak
Poniman pemilik usaha budidaya ikan lele yaitu Bapak Poniman,
karyawan budidaya ikan lele, Bapak Sugito selaku bendahara desa dan
empat masyarakat sekitar budidaya ikan lele yaitu Ibu Sri Anah, Ibu
Wasikem, Ibu Siami, dan Ibu Nuryati.
62Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 186 63Sugiyono, MetodePenelitian., h. 140
Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan
menggali informasi tentang tinjauan etika bisnis Islam terhadap
kegiatan usaha budidaya ikan lele di Desa Sukadamai Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berup acatatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulenrapat, lengger, agenda, dan sebagainya.64
Penelitian ini pengumumpulan data dengan cara dokumentasi.
Artinya, tata cara atau strategi penelitian dapat menggali informasi dan
data.
D. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data secara sistematis
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkan, menyusun ke dalam
pola, dan membuat kesimpulan agar dapat di pahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.65
Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode kualitatif.
Analisi data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satu
kesatuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
64Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 274 65Sugiyono, Metode Penelitian., h. 244
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.66
Analisis data kualitatif bersifat induktif, metode berpikir yang menarik
kesimpulan dari prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu yang
bersifat khusus.67 Dengan cara berpikir induktif, peneliti ingin melihat
tinjauan etika bisnis Islam terhadap kegiatan usaha budidaya ikan lele
Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
66Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., h. 248 67Sugiyono, Metode Penelitian., h. h. 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan
1. Sejarah Desa Sukadamai
Desa sukadamai sekitar 50-an masih berupa hutan belantara
hingga datang penduduk dari jawa yang membuka hutan menjadi
kawasan pemukiman seperti sekarang ini. Secara administrasinya
wilayah desa pada saat itu masih sangat luas, Sukadamai masih
menjadi wilayah Desa Margototo Kabupaten Lampung Timur di
bawah kepemimpinan Kepala Desa Mbah Prawiro (Surokasmin).
Sekitar tahun 60-an Desa Sukadamai membentuk wilayah teritorial
seperti sekarang ini dengan kepala desa yang pertama Sutris. Berikut
ini nama-nama kepala desa yang pernah memimpin Desa Sukadamai,
yaitu:
Tabel 1.1
Data kepemimpinan Desa Sukadamai
No Nama Tahun
1 Sutris 1961 s.d 1965
2 Surokasmin 1966 s.d 1969
3 Sukeni 1970 s.d 1972
4 Suwarjo 1973 s.d 1975
5 Sulardi 1976 s.d 1987
6 Taswan 1988 s.d 2007
7 Muwanto 2008 s.d 2013
8 Hi. Suwardi 2014 s.d sekarang68
2. Data Demografi
a. Jumlah penduduk : 6524 Jiwa
b. Jumlah KK : 2066 Kepala Keluarga
c. Jumlah Penduduk : Penduduk (laki-laki 3210 orang dan
perempuan 3314 orang)
d. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Sukadamai
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Sukadamai
adalah buruh dan petani. Hal tersebut membuat mereka bertahan
hidup dengan mengandalkan hasil panen dan bekerja.
Tabel 1.2
Data Penduduk Desa Sukadamai Berdasarkan Mata
Pencaharian
Petani Pedagang PNS Buruh TNI/Polri
900 K 150 KK 16 KK 1.005 KK 60 K
e. Agama dan Kepercayaan
Mayoritas penduduk Desa Sukadamai beragama Islam sebesar
99 % orang.
f. Data Geografi
1) Lokasi
68 Dokumentasi Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
diperoleh pada tanggal 18 Juli 2018
Propinsi : Lampung
Kabupaten : Lampung Selatan
Kecamatan : Natar
Desa : Sukadamai
2) Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Sukadamai sebesar 2187,5 Ha yang
terbagi ke dalam 9 dusun. Desa Sukadamai adalah salah satu
desa yang terbagi menjadi 9 dusun di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan.
3) Batas Daerah Wilayah Dusun
Utara : Berbatasan dengan Mtero Kibang
Selatan : Berbatasan dengan Karang Anyar
Barat : Berbatasan dengan Desa Banjarejo
Timur : Berbatasan dengan Tanjung Bintang.69
B. Sejarah Berdirinya Budidaya Ikan Lele Desa Sukadamai Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan
Usaha budidaya ikan lele ini berdiri sejak tahun 2010. Beliau memilih
usaha ini dengan alasan tidak mempunyai ladang untuk memenuhi
kebutuhan, sedangkan masyarakat di desanya banyak yang berprofesi
sebagai petani sebagai mata pencahariannya. Karena rezeki setiap orang
itu berbeda, sebagai manusia beliau mencoba usaha yang belum di lakukan
69 Dokumentasi Desa Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
diperoleh pada tanggal 18 Juli 2018
oleh masyarakat sekitar. Mengingat di desanya peluang usaha budidaya
ikan lele masih cukup banyak dengan persaingan usaha yang belum ada,
kemudian beliau berinisiatif memanfaatkan lokasi sekitar rumah untuk
dibuat kolam. Selain itu usaha ini juga dapat dikelola sembari
mengerjakan usaha yang lain. Selain usaha ini, beliau juga membuka
usaha pijat saraf yang saya tekuni sejak tahun 2007. Jadi beliau bisa
menjalankan dua usaha sekaligus dengan bantuan anak laki-lakinya. Usaha
ini membutuhkan dua karyawan pada saat panen saja.70
Adapun beberapa alasan beliau membuka usaha budidaya ikan lele,
yaitu:
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi.
2. Peluang usaha masih banyak.
3. Ikan lele termasuk ikan yang mudah untuk dibudidaya.
4. Tidak memerlukan lahan yang besar, cukup memanfaatkan lingkungan
sekitar rumah.
Awal mula membuka usaha ini, beliau hanya mempunyai 1 kolam,
dengan kolam berukuran 15 x 15 meter yang dapat menampung sekitar
5.000 ikan dengan harga bibit satu ekor ikan lele anakan dihargai Rp. 90
dengan harga jual perkilo Rp. 9.000 sampai Rp. 10.000 (harga petani).
Usaha ini juga dekat dengan irigasi yang biasa untuk mengairi sawah
masyarakat, jadi memudahkan untuk mengisi air kolam.71
70 Dokumentasi Usaha Budidaya Ikan Lele Tahun 2010 71 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
Pada awal tahun 2014 beliau mulai menggunakan bangkai ayam
potong sebagai pakan ikan lele. Beliau mendapatkan informasi ini dari
Jawa tempat beliau dilahirkan. Kemudian beliau mencoba memberi
beberapa bangkai ayam potong untuk satu kolam ikan. Dan setelah
dilakukan perbandingan, berat antara pakan bangkai ayam potong dan
pelet sangatlah jauh berbeda. Pakan bangkai ayam potong menjadikan ikan
lele lebih cepat pertumbuhannya dan berat lele juga bertambah. beliau juga
tidak harus membeli pelet untuk seluruh umur lele karena bangkai ayam
potong gratis beliau dapatkan dari para peternak ayam potong di sekitar
desanya. Beliau hanya perlu mengambil bangkai ayam potong ke kandang
peternakan setiap harinya dengan mobil bak terbuka. 72
C. Pengelolaan Usaha Budidaya Ikan Lele di Desa Sukadamai
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
Ikan lele adalah salah satu komuditas perikanan budidaya unggulan
yang dikembangkan secara optimal di darat, disamping memiliki prospek
pasar, ikan lele dumbo juga memiliki kelebihan lebih tahan hidup dan kuat
terhadap serangan hama penyakit.73 Habitat atau lingkungan hidup lele
adalah air tawar, meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele adalah
air sungai, air saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur,
tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran
kehidupan ikan dinilai kurang baik.
72 Dokumentasi Usaha Budidaya Ikan Lele Tahun 2014
73 Tikah Hanani, Panduan Lengkap Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang, (Jawa
Barat, Air Publishing, 2016), h. 9
Pemilik usaha menjelaskan bahwa proses pengelolaan usaha budidaya
ikan lele di lakukan selama 75 hari sampai dianggap bisa dipanen, dimulai
dari penebaran bibit atau anakan ikan lele di dalam kolam khusus untuk
pembibitan selama 30 hari dengan ukuran kolam 15 x 15 Meter sebanyak
dua buah sebanyak 40.000 sampai 50.000 bibit ikan lele.
Pemberian pakan bibit dengan pelet tiga kali sehari, pada pagi hari,
siang hari, dan malam hari (paling banyak pemberian pakan). Setelah
sebulan penuh masa pembibitan, ikan akan di sortir memakai alat dengan
lubang masing-masing memiliki dua ukuran yaitu sedang dan paling besar
yang selanjutnya akan dibudidaya pada kolam ukuran 25 x 30 Meter
sebanyak lima kolam. Dari masa pembibitan inilah ikan lele akan dibagi
menjadi tiga ukuran yaitu kecil, sedang dan besar. Masing-masing ukuran
akan membedakan kolam budidaya selanjutnya.74
Pakan untuk ikan lele yang sudah berumur 30 hari adalah bangkai
ayam potong yang di lakukan pada pagi hari, sore hari dan malam hari
(pemberian pakan yang paling banyak). Sebelum dijadikan sebagai pakan
lele, bangkai ayam potong yang sudah mati ini akan direbus bersama
bulunya di sebuah panci besar selama 20 Menit, kemudian didiamkan
sebentar agar tidak panas lalu akan langsung di lemparkan ke kolam
sebagai pakan. Tidak sampai satu jam bangkai ayam potong tersebut akan
habis hanya menyisakan bulu dan tulang. Umumnya bangkai ayam potong
yang digunakan sebagai pakan adalah berukuran 3 ons sampai 2 kilogram
74 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
yang didapatkan dari 10 peternakan yang ada di beberapa desa yaitu Metro
Kibang, Bandarejo, dan Sukadamai. Masing-masing perternakan di miliki
oleh beberapa pemilik yang sama.75
Pemilihan bangkai ayam potong ini dianggap cara yang tepat untuk
mengurangi pengeluaran pakan pelet yang sangat mahal. Beliau
membutuhkan satu Kwintal pelet atau setara dengan Rp. 400.000
perharinya. Terdapat beberapa pakan alternatif lain yang bisa digunakan
sebagai pakan pengganti pelet, yaitu onggok dan dedek. Namun, pakan
alternatif ini lebih mahal dibangdingkan dengan pakan bangkai ayam
potong. Hal ini dikarenakan jika onggok atau dedek tidak didapatkan
secara geratis, namun jika bangkai ayam potong didapatkan secara geratis
dari beberapa peternakan.76
Terdapat budidaya ikan lele lain di Desa Sukadamai yaitu P2MKP
Citra Mitra Lestari dalam bentuk pemberdayaan masyarakat yang dibantu
oleh pemerintah. Budiaya ikan lele ini menggunakan alternatif lain sebagai
pakan yaitu tumbuh-tumbuhan. Selain membudidaya ikan lele, budidaya
ini juga membudidayakan cacing dan ulat sutra.
Menurut Kordi bahwa ikan lele termasuk ikan pemakan segala bahan
makanan (omnivor), baik bahan hewani maupun nabati. Pakan ikan lele
alami adalah adalah binatang-binatang renik, seperti kutu air. Sementara
itu, ikan lele juga memkan larva jentik nyamuk, serangga dan siput-siput
keci. Meskipun demikian, jika telah dibudidayakan misalnya dikolam ikan
75 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018 76 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
lele dapat memkaan pakan buatan seperti pellet dari udang, cacing maupun
ikan.77
Terlihat teori mengenai bagaimana sebaiknya pemberian pakan lele
adalah berupa pelet dari udang, cacing maupun ikan. Bangkai ayam
potong tidak dianjurkan digunakan sebagai pakan lele. Walaupun maksud
dari pemilik usaha ini adalah untuk meminimalisir pengeluaran untuk
pembelian pelet.
Menurut Ibu Siami, bahwasanya beliau mengaku mengetahui usaha
budidaya ikan lele yang dijalankan di sekitar rumahnya. Beliau juga
mengetahui bahwa pakan ikan lele yang dipergunakan adalah bangkai
ayam potong. Menurutnya tidak masalah jika pakan yang digunakan
adalah bangkai ayam potong selama aman untuk dikonsumsi. Beliau
mengakui bahwa ada perbedaan rasa dan bau pada ikan lele saat
dibersihkan. Saat membersihkan ikan lele timbul aroma yang tidak enak
dan sangat pekat. Meski begitu beliau masih mentolerir selama tidak
membahayakan jika dikonsumsi.78
Ibu Nuryati salah satu warga sekitar yang pernah mengkonsumsi ikan
lele tersebut, menyatakan bahwa terdapat perbedaan rasa yang dominan
terhadap ikan lele tersebut. Beliau menjelaskan terdapat bau apek dan
tidak sedap seperti ikan yang tidak segar bila dikonsumsi. Beliau juga
77 Tikah Hanani, Panduan Lengkap Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang, (Jawa
Barat, Air Publishing, 2016), h. 20 78 Wawancara kepada Ibu Siami pada tanggal 16 Juli 2018
meyakini bahwa rasa pada ikan tersebut ditimbulkan dari pakan bangkai
ayam potong.79
Ibu Wasikem dan Ibu Sri Anah mengaku bahwa beliau juga
mengetahui tentang pakan bangkai ayam potong. Beliau tidak menyetujui
bahwa bangkai ayam potong di jadikan sebagai pakan ikan lele, dengan
alasan bahwa itu adalah bangkai dan tidak seharusnya dipergunakan untuk
pakan ikan lele yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Beliau meragukan
akan keamanan mengkonsumsi ikan lele tersebut.
Ibu Sri Anah mengatakan bahwasanya beliau merasa terganggu
dengan dampak dari adanya usaha budidaya ikan lele dengan pakan
bangkai ayam potong ini. Terkadang beliau mengeluhkan bau busuk yang
timbul dari bangkai ayam potong yang ditumpuk dan juga saat angkutan
mobil berisi bangkai ayam potong muncul melewati rumahnya. Selain itu
bau pembakaran tulang dan bulu ikan juga sangat mengganggu karena bau
yang ditimbulkan sangatlah tajam meskipun bau yang ditimbulkan
tidaklah lama.80
Perilaku pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya harus sesuai
dengan perilaku etika bisnis Islam yang didalamnya terdapat kaidah-
kaidah Al-Quran dan hadist agar sukses dunia maupun akhirat, salah
satunya adalah mendahulukan sesuatu yang secara moral bersih daripada
sesuatu yang secara moral kotor, walaupun misalnya yang disebut terakhir
79 Wawancara kepada Ibu Nuryati pada tanggal 16 Juli 2018 80 Wawancara kepada Ibu Wasikem dan Ibu Sri Anah pada tanggal 16 Juli 2018
mendatangkan keuntungan yang lebih besar. Mendahulukan pekerjaan
yang halal daripada yang haram.81
Pemilik usaha menggunakan bangkai ayam potong sebagai alternatif
untuk meminimalisir pengeluaran biaya pakan selama 45 hari, sedangkan
bangkai ayam potong yang dipakai untuk pakan merupakan ayam yang
mati karena virus atau terinjak-injak oleh ayam yang lain dan sudah
menjadi bangkai lebih dari 24 jam. Sedangkan di dalam perilaku etika
bisnis Islam pelaku usaha dituntut untuk mendahulukan sesuatu yang
bersih daripada yang kotor meskipun nantinya kentungan yang didapatkan
lebih besar.
Untuk proses panen antara kolam satu dengan yang lain adalah 10
hari. Kolam ikan yang bisa dipanen adalah kolam ikan yang sudah cukup
besar dan sudah berumur 75 hari atau yang memiliki ukuran yang sudah
dianggap layak jual. Proses pembuangan air kolam membutuhkan waktu
48 jam yang dilakukan oleh dua orang karyawan untuk membantu proses
panen ikan lele. Air kolam akan dibuang ke saluran irigasi yang berada di
samping kolam ikan.82
Menurut keterangan warga sekitar usaha budidaya ikan lele, air yang
dibuang ke saluran irigasi menimbulkan bau busuk pada air untuk
mengairi sawah. Dampak air kolam yang dibuang ke aliran irigasi warga
mengandung unsur pencemar yang akhirnya dapat mencemari air irigasi.
Apabila air irigasi terjadi pencemaran maka dapat menyebabkan turunnya
81 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 188 82 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
kualitas air. Meskipun tidak ada dampak secara langsung bagi
pertumbuhan padi, namun dampak bau yang ditimbulkan dikeluhkan oleh
warga. 83
Hal ini dibenarkan oleh keterangan karyawan pada proses panen
berlangsung saat pengeringan air kolam, muncul bau tidak sedap dari air
kolam. Hal ini ditimbulkan dari bau bangkai ayam yang dijadikan pakan
ikan lele.84
Setiap panen ada beberapa agen yang akan mengambil ikan-ikannya
yang selanjutnya akan didistribusikan masing-masing, seperti di rumah
makan, pasar, sampai pada pemancingan kolam ikan. Ikan lele ini memang
tidak dipasaran di desa Sukadamai, pemilik usaha beralasan jika agen di
desanya sudah penuh. Beliau mengungkapkan jika setiap kali panen ikan
lelenya pasti selalu habis terjual dalam satu hari. Dalam sekali panen,
beliau bisa mendapatkan satu Ton ikan lele atau sekurang-kurangnya 9
Kwintal dengan bibit sebanyak 40.000 sampai 50.000 ikan lele dengan
keuntungan sampai Rp.10.000.000.85
Peneliti dapat mengatakan bahwa terdapat beberapa dampak yang
ditimbulkan dari usaha budidaya ikan lele ini yaitu adanya bau busuk yang
ditimbulkan dari penumpukan bangkai ayam potong yang dibiarkan begitu
saja. Hal ini mengganggu udara sekitar usaha budidaya ikan lele serta pada
saat mobil angkutan bangkai ayam potong melintas di jalan. Selain itu,
limbah air kolam yang dibuang melalui irigasi untuk mengairi sawah
83 Wawancara kepada Ibu Wasikemdan Ibu Sri Anah pada tanggal 16 Juli 2018 84 Wawancara kepada karyawan pada tanggal 16 Juli 2018 85 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
warga juga mengeluhkan bau busuk pada air, meskipun tidak memiliki
dampak signifikan terhadap pertumbuhan padi.
D. Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Kegiatan Usaha
Budidaya Ikan Lele Desa Sukadamai Kecamatan Lampung Selatan
Setelah peneliti melakukan beberapa wawancara kepada pemilik
usaha, karyawan dan masyarakat Desa Sukadamai Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan, maka peneliti akan menganalisis hasil
wawancara tersebut, yaitu tentang kegiatan usaha budidaya ikan lele Desa
Sukadamai Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Etika bisnis Islam telah memberikan ketentuan bahwa para pelaku
bisnis harus mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis dalam berbisnis agar
bisnis yang dilakukan mendapatkan keberkahan dan keridhaan dari Allah
Swt. yaitu prinsip tauhid, prinsip kebebasan, prinsip kehendak bebas, dan
prinsip tanggung jawab.
1. Prinsip Tauhid
Konsep tauhid berarti Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa
menetapkan batasan-batasan tertentu atas perilaku manusia sebagai
khalifah, untuk memberikan manfaat pada individu tanpa
mengorbankan hak-hak individu lainnya. Dengan konsep tauhid Allah
menunjukkan jalan terbaik dalam menjalankan kebebasan. Dengan
demikian, manusia bebas untuk memiliki, tetapi cara terbaik dalam
kepemilikan itu dengan memandangnya sebagai pemegang amanat atas
apa yang sebenarnya milik Tuhan. Karena itu segala aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan alam (sumber daya) dan manusia
(muamalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah.86
Dalam pemahaman hasil wawancara dilapangan mengenai teori
ketauhidan bahwasanya peneliti melakukan wawancara kepada pemilik
usaha budidaya ikan lele. Beliau mengatakan bahwa penggunaaan
bangkai ayam potong sebagai pakan ikan lele yang berumur 30 hari
merupakan langkah untuk mengurangi biaya pembelian pakan pelet
yang mahal. Langkah ini sangatlah efektif untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Hal ini dikarenakan bangkai ayam
potong yang didapatkan secara gratis dari beberapa peternakan,
sedangkan jika harus memberikan pakan dengan pelet beliau harus
membelinya dengan jumlah per harinya satu kwintal pelet. 87
Usaha budidaya ikan lele yang dijalankan oleh Bapak Poniman
tidaklah sesuai dengan prinsip tauhid. Seperti hadist Rasulullah yang
mengharamkan memanfaatkan hewan yang bercampur dengan najis,
yaitu:
Artinya: “Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW telah melarang
Jallalah (hewan yang makanan utamanya dari benda yang najis)
dari kalangan unta, yaitu (tidak boleh) menunggangnya atau
86 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 39 87 Wawancara kepada Bapak Poniman pada tanggal 16 Juli 2018
meminum susunya” (HSR Abu Dawud).88
Jahallah adalah segala jenis hewan yang tercampur dengan
berbagai bentuk najis. Lele dengan pakan bangkai ayam potong dapat
disebut sebagai hewan jahallah. Dan berdasarkan hadist di atas
Rasulullah mengharamkan hewan yang bercampur dengan najis
maupun memanfaatkannya.
Beberapa Ulama berbeda pendapat mengenai hewan jahallah, atau
hewan ternak yang bercampur dengan najis. Mazhab Syafi’i dan
Mazhab Hambali melarang untuk memakan daging atau
meminumnya, bahkan mengendarai hewan yang demikian halnya,
sebagaian dari mereka dengan tegas menyatakan bahwa larangan ini
bermakna haram, dan Mazhab Maliki memakruhkan hewan yang
bercampur dengan najis.89
Peneliti sependapat dengan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali
yang melarang segala macam najis yang bercampur dengan hewan
ternak untuk dikonsumsi. Karena dalam penelitian budidaya ikan lele
ini sudah menyebabkan perubahan rasa dan bau pada ikan. Selain itu
pakan bangkai ayam potong yang diberikan merupakan pakan utama,
artinya bangkai ayam potong lebih banyak diberikan, daripada pakan
pelet yang hanya diberikan pada saat masa pembibitan saja.
88 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Taun 2012 Nomor 52 tentang Hukum Hewan Ternak
yang Diberi Pakan dari Barang Najis 89 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Taun 2012 Nomor 52 tentang Hukum Hewan Ternak
yang Diberi Pakan dari Barang Najis
Terdapat solusi agar ikan lele tersebut dapat dikonsumsi dengan
aman, yaitu dengan mengkarantinanya selama tiga hari, atau sampai
bau najis pada ikan sudah hilang. Hal ini berasal dari riwayat Ibnu
Abi Syaibah dari Ibnu ‘Umar “Ibnu ‘Umar mengkarantina (memberi
makan yang bersih-bersih) pada ayam jalalah selama tiga hari.” 90
Pemilik usaha menggunakan ayam potong tanpa memperhatikan
unsur halal atau haram. Hal ini berarti pemilik usaha tidak
mementingkan hubungannya terhadap Allah, dan melupakan aturan-
aturan yang dilarang. Beliau hanya mementingkan bagaimana
usahanya dapat menghasilkan keuntungan yang besar dengan
pengeluaran biaya yang hanya sedikit. Beliau juga menjual lele nya
tanpa mengkarantinanya terlebih dahulu agar lele tersebut aman
dikonsmsi.
2. Prinsip Keseimbangan
Prinsip Islam menyatakan bahwa keadilan menjamin tidak ada
satu pihak pun yang akan dirugikan oleh orang lain, serta tidak
seorang pun yang dapat memiliki harta melalui cara-cara yang tidak
diperbolehkan alam Islam, seperti tidak jujur, tidak adil, ilegal, dan
curang hanya pemeluk Islam yang diizinkan untuk mendapatkan
kekayaan melalui cara yang adil dan jujur.91
90 http://syameela.com/lele-yang-diberi-makan-bangkai-halalkah/ diunduh pada tanggal 3
Oktober 2018 91 Muhammad Sharif Chaundry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, (Jakarta: Kencana