Top Banner
i SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE DENGAN FOOD RECALL 24 JAM PADA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO REMAJA DI SMA ISLAM ATHIRAH MAKASSAR NURMALA FITRI K21111608 Skripsi ini Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Gizi PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
117

SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Dec 28, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

i

SKRIPSI

STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY

QUESTIONNAIRE DENGAN FOOD RECALL 24 JAM

PADA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO REMAJA

DI SMA ISLAM ATHIRAH MAKASSAR

NURMALA FITRI

K21111608

Skripsi ini Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Gizi

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

ii

SKRIPSI

STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY

QUESTIONNAIRE DENGAN FOOD RECALL 24 JAM

PADA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO REMAJA

DI SMA ISLAM ATHIRAH MAKASSAR

NURMALA FITRI

K21111608

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

iii

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Ilmu Gizi

Nurmala Fitri

“Studi Validasi Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire Dengan

Foood Recall 24 Jam Pada Asupan Zat Gizi Mikro Remaja Di SMA Islam

Athirah Makassar”

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa, ditandai dengan datangnya masa pubertas, adanya perkembangan fisik

yang maksimal.Remaja membutuhkan vitamin dan mineral untuk pendukung

pertumbuhan fisik, perkembangan serta menjaga agar sel serta jaringan baru tidak

cepat rusak.

Studi yang membandingkan dua pegukuran yaitu antara pengukuran yang

baru dengan pengukuran yang sudah diterima karena terpecaya dalam akurasi

( gold standard) disebut studi validasi. Dalam hal ini recall 24 jam sebagai gold

standar yang akan menvalidasikan metode SQ-FFQ Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui rata-rata asupan zat gizi mikro dengan metode SQ-FFQ dan metode

Recall 24 jam pada remaja serta mengetahui perbedaan dan korelasi dari kedua

metode tersebut.

Metode penelitian adalah Survey Analitik, dengan uji validasi, dilakukan

pada bulan April 2013, di SMA Islam Athirah Makassar sebanyak 93 sampel

dengan metode purposive sampling, setiap sampel dilakukan pengukuran

sebanyak tiga kali, dua kali recall 24 jam, dan satu kali metode SQ-FFQ.Asupan

zat gizi mikro dianalisis menggunakan nutri survey, kemudian perbedaan kedua

metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan uji

Formula Pearson atau Spearman’s rho.

Hasil penelitian, memperlihatkan rata-rata asupan zat gizi mikro

menggunakan metode SQ-FFQ lebih tinggi dari pada food recall 24 jam,pada

Asupan vitmin A, E, B12, Fosfor, dan Fe, sedangkan vitamin D, AF, C, Ca, dan Zn

rata-rata asupan menggunakan metode food recall 24 jam lebih tinggi dari pada

SQ-FFQ. Tidak ada perbedaan antara kedua metode dalam mengukur asupan

vitamin D, E, AF, Ca, dan Fe atau H0 diterima dan Ha ditolak. dan terdapat

perbedaan dalam mengukur asupan vitamin A, B12, C, Zn, dan Fosfor atau H0

ditolak dan Ha diterima. ada korelasi antara kedua metode diamana p= 0,000

(p<0,05). Metode SQ-FFQ valid dalam mengukur asupan zat gizi mikro pada

remaja, khususnya untuk vitamin D,E,AF,kalsium,Fe, dan Zn.

Penelitian ini merekomendasikan bahwa penggunaan metode SQ-FFQ

sebaiknya dilakukan minimal dua kali, dan recall 24 jam lebih dari dua kali agar

hasilnya lebih baik jika akan divalidasi antara kedua metode tersebut.

Daftar Pustaka : 38 ( 1989 – 2011)

Kata Kunci : Validasi, Semi-quantitatif FFQ, Recall 24 jam, zat gizi Mikro

Page 4: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi yang

berjudul ”Studi Validasi Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnare Dengan

Food Recall 24 Jam Pada Asupan Zat Gizi Mikro Remaja di SMA Islam Athirah

Makassar ” dapat terselesaikan

Penyusunan skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan pada kesempatan

ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.dra. Nurhaedar Jafar Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi ilmu

Gizi FKM-UH, Pembimbing Akademik, Dan sekaligus Pembimbing I Dan

Ibu Rahayu Indriasari, SKM, MPHCN,Ph.D Selaku Pembimbing II yang

dengan sabar dan tulus memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan

Skripsi ini.

2. Ibu Dr.dr. Citrakesumasari, M.Kes, Ulfah Nadjamuddin, S.Si,M.Kes,

Bpk Dian Sidiq Arsyad, SKM, MKM. Selaku Tim pengujin yang telah

meluangkan waktu dan menberikan saran selama penyusunan hasil ini.

3. Prof.Dr.dr Alimin Maidin, MPH, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Page 5: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

v

4. Kepala Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla

Makassar, Kepala SMA Islam Athirah Makassar berserta Staf yang telah

memberikan izin dan membantu penulis selama Penelitian ini berlangsung.

5. Seluruh responden siswa-siswi SMA Islam Athirah Makassar, yang telah

dengan ikhlas membantu menjadi responden dan memberikan informasi yang

penulis sangat butuhkan.

6. Tim validasi remaja Fatmah Makuituin atas kebersamaan dan motivasi yang

diberikan dari awal hingga penelitian berakhir.

7. Seluruh dosen-dosen pengajar beserta staf di Program Studi Gizi Fakultas

Kesehatan Massyarakat.

8. Teman-teman Tubel 2011, adik-adik angkatan 2009 dan 2010 Program Studi

Gizi Fakultas Kesehatan Massyarakat Universitas Hasanuddin Makassar atas

semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

9. Terkhusus ucapan terima kasih tak terhingga untuk Ayah dan Ibu sumber

motivasi dan sumber semangat. Karya kecil ini kupersembahkan untuk

kalian.

10. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu hingga penulisan skripsi ini selesai sesuai dengan yang

diharapkan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya.

Page 6: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

vi

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya sebagai bahan lanjutan serta

perkembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, Agustus 2013

Penulis

Page 7: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

RINGKASAN ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................

A. Tinjauan Umum Tentang Asupan Zat Gizi Mikro ........................... 10

B. Tinjauan Umum Tentang Survey Konsumsi Makanan .................... 14

C. Tinjauan Umum Tentang Validasi Konsumsi Makanan .................. 22

D. Tinjauan Umum tentang Remaja ...................................................... 25

E. Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 35

F. Kerangka Fikir ................................................................................. 37

G. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ...................................... 37

H. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 39

Page 8: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

viii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 40

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 40

D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 42

E. Pengumpulan Data ............................................................................ 43

F. Pengolahan dan Penyajian Data........................................................ 44

G. Analisis Data ..................................................................................... 44

H. Diagram Alur Penelitian ................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................

A. Hasil Penelitian................................................................................. 47

B. Pembahasan ...................................................................................... 55

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................... 65

B. Saran ................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Angka Kecukupan Zat Gizi Mikro usia remaja ......................................... 32

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Islam Athirah

Makassar .................................................................................................... 49

4.3 Distribusi Rerata Metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnaire dan Food Recall 24 Jam Pada Asupan Vitamin Remaja

di SMA Islam Athirah Makassar ................................................................ 50

4.4 Distribusi Rerata Metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnaire dan Food Recall 24 Jam Pada Asupan Mineral Remaja

di SMA Islam Athirah Makassar ................................................................ 51

4.5 Distribusi Normalitas Data Pada Asupan Vitamin pada metode

Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire dan Food

Recall 24 Jam ............................................................................................. 52

4.6 Distribusi Normalitas Data Pada Asupan Mineral pada metode

Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire dan Food

Recall 24 Jam ............................................................................................. 53

4.7 Distribusi Rerata Uji Perbedaan dan Uji Korelasi pada metode

Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire dan Food

Recall 24 Jam ............................................................................................ 54

Page 10: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori........................................................................................... 36

2.2 Kerangka Fikir ........................................................................................... 37

2.3 Gambar Alur Penelitian.............................................................................. 46

Page 11: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

xi

DAFTAR SINGKATAN

SQ-FFQ : Semi-Quantitatif Food Frequency Questionare

FR 24 Jam : Food Recall 24 Jam

Page 12: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Tabel Sintesa Penelitian Terkait

2. Diagram Proses Pengumpulan dan Analisis Data

3. Persetujuan Responden

4. Identitas Responden

5. Form Food Recall 24 Jam

6. Kuesioner Food Frequensi semi- quantitatif

7. Master Tabel

8. Hasil Analisis

9. Surat Izin Penelitian

10. Surat keterangan telah menyelesaikan penelitian

11. Foto Kegiatan Penelitian

12. Daftar Riwayat Hidup

Page 13: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Salah satu modal dasar pembangunan di Indonesia adalah Sumber Daya

Manusia (SDM) yang potensial dan produktif. Untuk itu diperlukan derajat

kesehatan yang tinggi, dimana salah satu faktor yang berperan dalam

meningkatkan derajat kesehatan adalah status gizi yang baik. Remaja kelak akan

menjadi SDM yang melanjutkan tongkat estafet pembangunan, sehingga perlu

dipersiapkan untuk dapat menjadi tenaga yang berdaya kerja tinggi dan produktif

(Sayogyo. S dkk, 2001 dalam Lydya Fanny, 2010).

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa. Meskipun sampai saat ini belum ada kesepakatan ahli tentang batasan

remaja baik melalui usia dan kapan mulai serta berakhirnya, akan tetapi masa

remaja ini ditandai dengan datangnya masa pubertas, adanya perkembangan fisik

yang maksimal dan sudah mampu bereproduksi. Bersamaan dengan pertumbuhan

fisik tersebut berkembang pula aspek psikologis dan aspek sosialnya

(Tarmudji, 2001).

Menurut Soetardjo (2011) transisi masa remaja merupakan masa

perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang

relative terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat

memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan

Page 14: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

2

perubahan – perubahan hormonal, kognitif, dan emosional. Semua perubahan ini

membutuhkan zat gizi secara khusus.

Remaja membutuhkan mineral seperti kalsium, besi, dan seng untuk

pendukung pertumbuhan fisik juga vitamin A dan C untuk menjaga agar sel serta

jaringan baru tidak cepat rusak (Khomsan, 2004). Defisiensi mineral seperti zat

besi, zinc, dan kalsium merupakan masalah gizi kurang yang banyak diderita oleh

remaja (Ruel, 2001). Menurut Soekatri (2004), zat gizi yang diperlukan bagi

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak remaja yaitu zat besi, kalsium,

zinc, vitamin A, dan vitamin C. Namun masalah gizi kurang dalam bentuk

defisiensi vitamin dan mineral seperti vitamin A, kalsium, yodium, zat besi, dan

zinc masih menimpa dua milyar manusia termasuk remaja (Arisman, 2004).

Konsumsi zat besi pada sebagian remaja Indonesia masih berada di bawah

standar konsumsi seharusnya. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2001, ditemukan ada sebanyak 26,5% remaja Indonesia yang

berusia 15-19 tahun mengalami anemia atau kekurangan zat besi (Subeno, 2007).

Penelitian yang dilakukan pada 106 mahasiswa Universitas Andalas Padang

berusia 17-22 tahun menunjukkan rata-rata asupan zat besi remaja tersebut adalah

6.56mg/hari (Purnakarya dkk, 2009), sedangkan berdasarkan ALG (Acuan Label

Gizi) remaja seharusnya mendapat asupan zat besi sebanyak 26 mg/hari

(BPOM, 2007).

Kalsium merupakan salah satu zat gizi yang kurang diperhatikan remaja

Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan hariannya. Asupan kalsium untuk

masyarakat Indonesia masih rendah. Departemen Kesehatan RI tahun 2002

Page 15: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

3

menunjukkan bahwa asupan rata-rata kalsium orang Indonesia hanya 254 mg/hari

(Sulaiman, 2009 dan Syamsir, 2008) sedangkan berdasarkan ALG (Acuan Label

Gizi), asupan harian kalsium untuk kelompok konsumen umum termasuk remaja

seharusnya adalah 800 mg/hari (BPOM, 2007).

Berikutnya, zat gizi lainnya yang belum diperhatikan sebagai asupan

harian yang penting bagi remaja di Indonesia adalah zinc, vitamin A, C, E dan

asam folat, asupan harian zinc, vitamin A, C, E dan asam folat pada remaja di

Indonesia masih kurang karena menu konsumsi remaja yang mengandung zat

tersebut masih di bawah konsumsi seharusnya (BPOM, 2007). Berdasarkan

penelitian Aryani, dkk (2010) pada 21 anak usia sekolah di Bandung dapat

dilihat bahwa asupan harian zinc cukup rendah. Sebesar 85,71% data berada di

bawah nilai Estimated Average Recommended (EAR) dan menunjukkan bahwa

setengah dari populasi ini yaitu 42,85% mengalami gejala defisiensi. Penelitian

yang dilakukan oleh Riyadi (1995) di pedesaan Bogor menunjukkan bahwa

prevalensi defisiensi zinc pada remaja sebesar 44,3%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnakarya pada mahasiswa

Andalas di Padang menunjukkan bahwa terdapat 94,3% remaja yang belum

memenuhi kebutuhan asupan vitamin A hariannya. Penelitian yang dilakukan oleh

Elnovriza, dkk (2008) menunjukkan bahwa asupan rata-rata vitamin A pada 107

mahasiswa asrama dengan rata-rata umur 19 tahun di Andalas padang adalah

513.50 IU, sedangkan kebutuhan vitamin A konsumen umum termasuk remaja

tercantum pada Acuan Label Gizi sebesar 600 RE atau 2000 IU (BPOM, 2007),

serta untuk vitamin C penelitian yang dilakukan oleh Purnakarya pada mahasiswa

Page 16: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

4

di Padang ini juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan vitamin C adalah 25.58

mg perhari (Purnakarya, dkk, 2009), sedangkan asupan vitamin C yang memenuhi

kebutuhan remaja berdasarkan Acuan Label Gizi adalah 90 mg/hari (BPOM,

2007).

Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja karena

pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung

vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E umumnya

mengandung lemak tinggi. Hasil penelitian Seahaan (2007) pada remaja yang

mengkonsumsi suplemen antioksidan vitamin E yaitu sebanyak 8,3%. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Emma Bennila Bangun, dkk (2012) di SMK 1 jorlang

Hataran Kab. Simalungun menujukan asupan asam folat < 125µg bahwa asupan

asam folat tidak sesuai dengan angka kecukupan asam folat yaitu 125 µg.

Kekurangan asupan harian beberapa zat gizi mikro pada remaja Indonesia

perlu diatasi dengan memperkaya zat gizi pada makanan yang dikonsumsi. Hal ini

penting karena remaja Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang dan

penurunan tingkat kecerdasan (Untoro, 2004). Beberapa remaja cenderung

menabukan jenis makanan tertentu. Sikap ini terbentuk karena sifat remaja

memang sering mencoba hal baru dan dapat melekatkan ciri khusus pada diri

mereka. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan

psikososial. Dalam masa pencarian identitas diri ini, remaja cepat sekali

terpengaruhi oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk

menjadi vegetarian dan konsumsi fast food merupakan sebagian contoh

keterpengaruhan ini (Arisman, 2004).

Page 17: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

5

Menurut Melbyet al (2008) bahwa peran gizi tidak hanya berhubungan

dengan penanggulangan penyakit dan defesiensi karena makanan itu sendiri,

tetapi juga pada pencegahan sehingga fokus saat ini adalah meninjau kembali

makanan yang dikonsumsi setiap hari utama nya bagi para remaja. Sehingga

menurut Wijono (2011) remaja sebaiknya tahu atau mengerti makanan yang ia

makan.

Kebiasaan makan yang diperoleh pada masa remaja akan berdampak pada

kesehatan dalam kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Salah

satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan

olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi secara berlebihan. Makanan

ini meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu

banyak mengandung gula dan lemak, dan juga additive. Konsumsi makanan ini

secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain (Arisman, 2004).

Berdasarakan data Litbangkes dalam Suhendro (2003) terdapat Sepuluh

faktor resiko utama penyebab kesakitan/kematian pada usia remaja adalah:

Konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, perilaku makan/jajan,

hygiene individu dan sanitasi, kesehatan mental, aktifitas fisik, faktor protektif,

aspek demografi, kesehatan reproduksi, merokok, kekerasan dan cedera.

Sementara menurut Poltekkes Depkes Jakarta (2010) banyak persoalan yang

dihadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi. Masalah-masalah gizi

dan kesehatan yang dihadapi remaja tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Menurut Supariasa (2001) menyatakan bahwa penilaian konsumsi

makanan bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat

Page 18: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

6

kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan

perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan

tersebut. Sedangkan secara lebih khusus bertujuan antara lain untuk menentukan

tingkat kecukupan konsumsi makanan nasional dan kelompok masyarakat,

menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu, menentukan

pedoman kecukupan makanan dan program pengembangan gizi, sebagai sarana

pendidikan gizi yang berkenan dengan makanan, kesehatan gizi masyarakat.

Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi

makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu data yang bersifat kualitatif

dan kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui

frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali

informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh

bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat

kualitatif antara lain metode food frequency, dietary history, telephone,dan food

list. Sedangkan metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah

makanan dengan menggunakan Daftar Komposisi BahanMakanan (DKBM) atau

daftar lainnya. Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif

antara lain metode food recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food

records), penimbangan makanan (food weighing), food account, inventory

method, dan pencatatan (household food records) (Gibson, 2005).

Berdasarkan penelitian Betzabeth Slater, dkk (2010) tentang variasi

konsumsi zat gizi (konsumsi karotenoid, buah dan sayur-sayuran) dengan metode

FR 24 jam dan SQ-FFQ pada remaja menujukan koefisien validitas di hitung

Page 19: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

7

dengan metode triad menujukan SQ-FFQ lebih besar dari pada FR 24 jam.

Sementara hasil penelitian Moh razif, dkk, (2008) di Malaysia pada 79 orang

wanita menujukan untuk metode SQ-FFQ dan FR 24 jam tidak ada perbedaan

yang signifikan pada asupan energi, lemak, vitamin A, C dan E yang dikonsumsi

pada wanita melayu dan india.

Sementara hasil penelitian Driekie Rankin, dkk (2009) di Afrika Selatan

pada remaja, menunjukan bahwa hasil validitas SQ-FFQ di kalangan remaja

adalah moderate dengan koefesien korelasi lebih dari 0,3 sedangkan untuk metode

FR 24 jam menunjukan korelasi yang rendah jika dibandingkan dengan SQ-FFQ.

Hasil penelitian Faldon Magkos, dkk (2004) di yunani pada masyarakat umum

tentang asupan kalsium menujukan bahwa asupan rata-rata kalsium yang

dibandingkan dengan metode SQ-FFQ dan FR 24 jam diperoleh hasil SQ-FFQ

dapat memberikan perkiraan asupan kalsium dari 533 mg/hr diatas sedangkan

untuk FR 24 jam 799 mg/hr dibawah.

Di Indonesia dan khususnya di Kota Makassar belum ada penelitian yang

menunjukkan penilaian konsumsi yang membandingkan metode SQ-FFQ dengan

FR 24 jam terhadap asupan gizi Mikro pada remaja selain itu juga belum ada

metode Semi-Quantitatif Food frequency Questionnaire yang di kembangkan

untuk remaja sehingga penulis tertarik untuk mengembangkan kedua metode

tersebut terhadap Remaja di SMA Islam Athirah Makassar.

Page 20: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan asupan zat gizi mikro dengan metode Semi-

Quantitatif Frequency Questionnaire dengan Food Recall 24

jam pada remaja di SMA Islam Athirah Makassar?

2. Bagaimana korelasi dari metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnaire Terhadap Food Recall 24 jam dalam mengestimasi

asupan zat gizi Mikro pada remaja di SMA Islam Athirah

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengembangkan Metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnaire Khususnya untuk menilai asupan Zat gizi Mikro Remaja

yang mana untuk memvalidasi digunakan metode Food Recall 24 Jam

sebagai Standar Acuan di SMA Islam Athirah Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui asupan zat gizi Mikro dengan menggunakan

metode Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire pada

remaja di SMA Islam Athirah Makassar

b. Untuk mengetahui asupan zat gizi Mikro dengan menggunakan

metode Food Recall 24 jam pada remaja di SMA Islam Athirah

Makassar

Page 21: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

9

c. Untuk mengetahui perbedaan metode Semi-Quantitatif Food

Frequency Questionnaire dengan Food Recall 24 jam pada remaja

Siswa di SMA Islam Athirah Makassar.

d. Untuk mengetahui korelasi dari metode Semi-Quantitatif Food

Frequency Questionnaire Terhadap Food Recall 24 jam dalam

mengestimasi asupan zat gizi mikro pada remaja siswa di SMA

Islam Athirah Makassar.

D. ManfaatPenelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang

metode penelitian penilaian konsumsi dalam memilih metode yang tepat

dalam mengukur konsumsi dan asupan zat gizi.

2. Manfaat institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

pengembangan metode penilaian konsumsi pada anak remaja.

3. Manfaat bagi peneliti

Merupakan pengalaman berguna bagi peneliti dalam memperluas

wawasan dan pengalaman dan menjadi salah satu syarat di dalam

penyelesaian studi di program studi ilmu gizi, fakultas kesehatan

massyarakat UNHAS.

Page 22: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Asupan Zat Gizi Mikro

Asupan Zat Gizi adalah jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang untuk

memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari

(Suharjo, 1999). Asupan makanan perlu diperhatikan sepenuhnya, Asupan

makanan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar ataupun memenuhi selera,

tetapi juga harus mencukupi kebutuhan gizi.

Produksi energi serta pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh guna

mempertahankan kehidupan dan kesehatan membutuhkan berbagai kegiatan

fisiologis dan metabolisme yang saling berkaitan. Hal ini membutuhkan

pengaturan dan pengontrolan oleh berbagai unsur berupa hormon-hormon dan

enzim-enzim. Zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral terutama berperan

sebagai faktor koenzim untuk membantu enzim tertentu dalam menjalankan

tugasnya. Dalam hal ini vitamin dan mineral berperan sebagai zat pengatur.

1. Vitamin

Vitamin adalah ikatan organik yang terdapat dalam pangan, Jumlah

vitamin yang dibutuhkan oleh manusia relatif sangat kecil, namun

kekurangan dari salah satu vitamin dapat menyebabkan gangguan

metabolisme pada tubuh. Pada umumnya kebutuhan vitamin diperoleh

dari makanan, meskipun ada bebrapa jenis vitamin yang dapat diproduksi

oleh tubuh namun kebutuhan belum dapat terpenuhi tanpa suplementasi

Page 23: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

11

11

dari bahan makanan yang dikonsumsi. Setiap vitamin berbeda-beda di

dalam hal susunannya, sifat - sifatnya maupun pengaruhnya. Oleh sebab

itu vitamin yang digolongkan atas dua kelompok yaitu vitamin yang larut

dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam

air adalah Vitamin B kompleks, dan Vitamin C. Sedangkan yang larut

dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan Vitamin K (Almatsier, 2011) .

a. Vitamin Larut Lemak

1) Vitamin A (Retinol)

Vitamin A terdapat dalam makanan dalam dua

bentuk pertama vitamin A dalam bentuk jadi, yang

terdapat di dalam makanan hewani, biasanya bersama

lemak dan yang kedua dalam bentuk prekursor, yang pada

tubuh diubah menjadi vitamin A, prekursor vitamin A

terutama dalam bentuk β-karoten, yaitu pigmen dalam

makanan nabati, yang menyumbang kurang lebih dua

pertiga kebutuhan vitamin A sehari. Fungsi utama A

adalah untuk penglihatan, pembentukan dan pemeliharaan

jaringan epitel, yang merupakan penghalang utama

terjadinya infeksi.

2) Vitamin D (Kalsitrol)

Vitamin D berupa hormon yang di bentuk dalam

tubuh, pertama melalui radiasi cahaya matahari terhadap

prekursor ikatan kolesterol di bawah kulit, produk antara

Page 24: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

12

yang disentesis di dalam hati, kemudian pembentuk aktif

dalam ginjal. Fungsi utama vitamin D adalah pengaturan

metabolisme tulang dan mineral, mengatur proses dasar

sel yang berkaitan dengan perkembangbiakan dan

diferensiasi sel.

3) Vitamin E (Tokoferol)

Vitamin E atau Tokoferol mempunyai fungsi vital

sebagai antioksidan yaitu mencegah pemecahan jaringan

tubuh oleh oksigen atau proses oksidasi. Sebagai

antioksidan larut lemak, vitamin E melindungi asam

lemak membran sel dari kerusakan.

b. Vitamin Larut Air

1) Vitamin B

Vitamin golongan ini disebut vitamin urat syaraf

oleh karena mempunyai pengaruh terhadap urat syaraf.

Vitamin ini terdiri beberapa derivat/turunan antara lain

Vitamin B1(thiamin), Vitamin B2 (riboflavin), Vitamin B3

(niasin), Vitamin B6 (piridoksin), Asam pantotenat, Biotin,

Vitamin B11 (asam folat), dan Vitamin B12 (kobalamin).

2) Vitamin C

Dari semua jenis vitamin yang ada, Vitamin C

paling mudah rusak oleh panas dan cahaya, oleh sebab itu

vitamin ini merupakan suatu zat reaktor yang kuat. Fungsi

Page 25: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

13

utama dari Vitamin C adalah membantu proses

pembentukan kalogen yakni sejenis protein yang

merupakan komponen utama dalam jaringan ikat, tulang

rawan, matriks tulang, gigi dan lapisan enddothelium

pembuluh darah. Kekurangan vitamin ini dapat

menyebabkan gusi berdarah, luka sukar sembuh, bentuk

tulang tidak normal, kekurangan darah dan penyakit

skorbut.

2. Mineral

Mineral merupakan unsur-unsur anorganik tunggal yang luas

terdapat di alam. Tubuh manusia memerlukan elemen tertentu yang

disebut mineral. Mineral berperan aktif dalam pengontrolan proses

metabolisme secara keseluruhan yang disebut juga sebagai zat pengatur,

disamping itu mineral juga berperan sebagai zat pembangun. Hampir 4%

dari berat tubuh manusia terdiri dari mineral. Setiap hari 10-30 gram

mineral dibuang oleh tubuh dan harus diganti secara teratur. Mineral

dibutuhkan dalam tubuh dalam jumlah yang sangat bervariasi, sehingga

mineral dibedakan dalam mineral makro dan mineral mikro.

a. Mineral makro

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh

sebanyak lebih dari 100 mg/hr. Mineral ini merupakan 60%-80%

dari bahan organik didalam tubuh. Ada tujuh jenis mineral makro

Page 26: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

14

yaitu Kalsium (Ca), Fosfor (P), Natrium (Na), Kalium (K),

Magnesium (Mg), Klor (Cl), dan Sulfur (S).

b. Mineral mikro

Mineral mikro terdapat dalam jumlah lebih kecil dalam

tubuh, yang merupakan 20%-40% dari bagian anorganik didalam

tubuh. Mineral mikro diperlukan untuk membantu proses

metabolisme spesifik dalam tubuh, dibutuhkan oleh tubuh kurang

dari 100 mg/hari. Terdapat 10 jenis mineral mikro yaitu: Besi

(Fe), Yodium (I), Zinc (Zn), Tembaga (Cu), Mangan (Mn),

Kromium (Cr), Kobal (Co), Selenium (Se), Molibdenum (Mo)

dan Fluor (F).

B. Tinjauan Umum Tentang Survey Konsumsi

Untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian

konsumsi pangan individu. Penilaian konsumsi pangan dilakukan untuk

mengetahui kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam

jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam survey konsumsi pangan terdapat

tiga metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif, serta

gabungan dari metode keduanya. Metode kualitatif digunakan untuk mengetahui

frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan pangan, dan menggali

informasi tentang kebiasaan makan. Metode kuantitatif digunakan untuk

mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi

zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau

Page 27: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

15

daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar

Konversi Mentah Masak (DKMM), dan Daftar Penyerapan Minyak (DPM)

(Supariasa, 2002).

Metode Penilaian konsumsi makanan merupakan salah satu metode yang

digunakan dalam menilai asupan zat gizi. Metode dan pengukuran jumlah dan

jenis konsumsi makanan untuk individu dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Food Recall 24 jam

Dari berbagai metode survey konsumsi gizi tingkat individu, maka

metode FR 24 jam konsumsi gizi merupakan suatu metode yang paling

banyak digunakan dalam survey konsumsi gizi. Hal ini dikarenakan

metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah dan tidak

memerlukan peralatan yang mahal atau rumit. Meskipun demikian

diperlukan orang yang ahli untuk dapat melakukannya, karena metode FR

24 jam konsumsi gizi sangat mengandalkan ingatan responden. Di

samping itu diperlukan ketepatan menyampaikan ukuran rumah tangga

(URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh responden, saat ketepatan

pewawancara untuk menggali semua makanan dan minuman yang

dikonsumsi responden beserta ukuran rumah tangga (Widajanti, 2009).

Prinsip dari metode FR 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan

jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang la1u.

Dalam metode FR 24 jam, responden, disuruh menceritakan semua yang

dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu termasuk cara memasak

dan merek makanan bila dibeli dalam bentuk kemasan. Biasanya dimulai

Page 28: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

16

sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya,

atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke

belakang sampai 24 jam penuh (Supariasa, 2002).

Recall satu kali 24 jam cukup untuk mengetahui rata-rata asupan zat

gizi untuk kelompok besar. Kelamahan Metode ini kurang cocok untuk

mengetahui asupan makan perorangan. Sehingga hendaknya metode FR 24

jam dilakukan bersamaan dengan metode lain seperti metode kuesioner

dan Frekuensi makanan (Moesijanti, 2011).

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dengan FR 24 jam data

yang diperoleh lebih bersifat kualitatif. Oleh karna itu untuk mendapatkan

data yang kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan

secara teliti dengan menggunakan alat ukur rumah tangga (sendok, gelas,

piring dan lain-lain) (Supariasa, 2002).

Keberhasilan FR 24 jam tergantung pada daya ingat responden,

kemampuan responden memperkirakan porsi atau berat makanan dan

minuman yang di konsumsi, tingkat motivasi responden dan kegigihan

pewawancara (Moesijanti, 2011).

Untuk membantu responden mengingat makanan yang

dikonsumsinya, maka metode ini sering membutuhkan alat bantu yang

disebut food model, akan tetapi kadangkala responden memperkirakan

secara berlebihan (overestimate) terhadap asupan rendah atau menduga

kerendahan (underestimate) terhadap asupan yang tinggi.

Page 29: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

17

Pengukuran jika hanya dilakukan sebanyak satu kali (1x24 jam)

maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan

kebiasaan makan individu. Pengukuran FR 24 jam sebaiknya dilakukan

berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Pengukuran sebaiknya

dilakukan minimal dua kali (2x24 jam) tanpa berturut-turut sehingga dapat

menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan

variasi yang lebih besar tentang asupan harian indvidu (Gibson, 2005).

Menurut Achadi (2007) Food Recall 24 jam memiliki berbagai

kelebihan, yaitu:

a. Mendapatkan informasi yang detail tentang jenis dan jumlah

makanan dan minuman yang di konsumsi.

b. Beban responden rendah

c. Dapat memperkirakan asupan zat gizi suatu kelompok.

d. Recall secara beberapa kali dapat digunakan untuk

memperkirakan asupan zat gizi tingkat individu. Biasanya 2

atau kali dan dipilih weekend dan weekday.

Selain memiliki berbagai kelebihan, food recall juga memiliki

berbagai keterbatasan, yaitu :

a. Sering terjadi under/over reporting

b. Bergantung pada memori.

c. Bila dilakukan hanya satu hari, tidak dapat menggambarkan

kebiasaan makan.

2. Food record (pencatatan makanan)

Page 30: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

18

Metode ini disebut juga diary records, yang digunakan untuk

mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi. Food record biasanya lebih

akurat jika makanan yang dimakanan dicatat pada hari yang sama. Asupan

zat gizi individu dikalkulasikan dan dirata-ratakan pada akhir waktu, lalu

dibandingkan dengan anjuran asupan makanan (Krause, 2000).

Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang dimakan

dan diminum setiap kali sebelum makan dalam ukuran rumah tangga, atau

menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari

berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut

(Supariasa, 2002). Lamanya hari pencatatan disesuaikan dengan keadaan,

dapat saja tiga, lima atau tujuh hari bila variasi makanannya beragam

(Moesijanti, 2011).

3. Penimbangan makanan ( food weight )

Metode penimbangan adalah metode paling akurat untuk

memperkirakan konsumsi makanan dan asupan zat gizi. Pada metode ini

petugas atau responden menimbang dan mencatat seluruh makanan yang

dikonsumsi responden selama satu hari bila terdapat sisa makanan setelah

makan, maka sisa tersebut perlu ditimbang untuk mengetahui jumlah

sesungguhnya makanan yang dikonsumsi (Supariasa, 2002). Metode ini

menuntut responden tidak buta huruf, memahami cara menghitung dan

mencatat, metode ini lebih banyak membebani responden dari pada FR 24

jam, sehingga tingkat menjawabnya rendah dan jumlah sampel menjadi

kecil dan tidak representatif (Moesijanti, 2011).

Page 31: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

19

4. Metode riwayat makan (dietary history)

Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran tentang

asupan makanan berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama.

Seperti selama satu bulan atau satu tahun yang lalu. Metode ini

dikembangkan oleh Burke pada tahun 1940, kelebihan metode ini adalah

dapat memperoleh keterangan tentang asupan zat gizi responden pada

umumnya. Metode ini merupakan salah satu cara terbaik untuk

memperoleh perkiraan asupan zat gizi yang biasanya diperoleh responden.

Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan wawancara antara 1-2 jam, dibutuhkan pewawancara terlatih,

mahal dan asupan zat gizi cenderung dilaporkan secara berlebihan, metode

ini tidak cocok untuk digunakan dalam survey besar (Moesijanti, 2011).

5. Metode frekuensi makanan ( food frekuensi)

Tujuan dari Metode ini adalah untuk memperoleh data tentang

frekuensi konsumsi bahan makanan atau makanan jadi pada waktu lalu.

Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makanan. Cara

ini merekam tentang berapa kali konsumsi bahan makanan sehari,

seminggu, sebulan atau waktu tertentu (Supariasa, 2002). Pada metode

food frekuensi tidak dilakukan standar ukuran porsi yang digunakan hanya

frekuensi berapa sering responden memakan makanan tersebut dan tidak

dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinya sedangkan metode

Semi- Quantitatif suatu penelitian menerangkan hubungan antara nutrisi

dan asupan makan. Semi- Quantitatif memberikan gambaran ukuran porsi

Page 32: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

20

yang dimakan seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan,

mingggu dan hari makanan yang dimakan oleh responden serta

memberikan gambaran ukuran yang dimakan oleh responden dalam

bentuk, besar, sedang dan kecil.

Prinsip dan penggunaan metode frekuensi makanan (FFQ), (Khonson,

2002 dalam Rahmawati 2010):

1. Kuesioner Frekuensi makanan (FFQ) menilai energy dan atau

intake gizi dengan menentukan seberapa sering seseorang

mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi

utama atau dari komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per

hari, minggu atau bulan selama periode waktu tertentu (biasa nya 6

bulan sampai 1 tahun).

2. Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih,

makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan.

3. Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai predictor

untuk asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen

asupan makanan terkonsentrasi dalam jumlah yang relative kecil

makanan atau kelompok makanan tertentu, misalnya konsumsi

vitamin C diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.

4. FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-

aspek tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin

tertentu atau mineral dan aspek lain nya mungkin kurang baik

dicirikan.

Page 33: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

21

5. Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit

makanan individu atau kelompok makanan yang contributor

penting untuk intake energy penduduk atau nutrisi khusus menarik

lainnya.

6. FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah

untuk diselesaikan oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh

pewawancara atau mengisi kuesioner computer atau melalui

telepon).

FFQ terbagi dalam beberapa jenis antara lain (Gibson, 2005):

1) Simple or nonquantitatif FFQ

Jenis FFQ seperti ini biasanya tidak memberikan pilihan tentang

porsi yang biasa dikonsumsi, sehingga menggunakan standar porsi.

2) Semi- Quantitatif FFQ

Metode ini tidak hanya melihat bahan makanan yang dikonsumsi

oleh sampel, melainkan juga melihat besar porsi atau banyaknya

bahan makanan yang dikonsumsi oleh sampel. Metode SQ-FFQ

(Semi-Quantitatif Food Frequency) adalah metode yang digunakan

untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah

bahan makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu seperti

setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Selain itu dengan metode

frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi

bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode

pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu

Page 34: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

22

berdasarkan asupan zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan

dalam penelitian epidemiologi gizi (Supariasa dkk, 2002). Bahan

makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah bahan

makanan yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh

responden.

3. Quantitatif FFQ

Jenis FFQ yang memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi

responden, seperti kecil, sedang dan besar.

Metode ini relatif murah dan sederhana, dan dapat dilakukan

sendiri oleh responden, kelemahannya tidak bersifat kuantitatif,

dibutuhkan kejujuran responden, serta memerlukan percobaan

pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan di

masukkan ke dalam kuesioner (Moesijanti, 2011).

C. Tinjauan Umum Tentang Validitas konsumsi Makanan

Validitas menentukan adekuasi pengukuran. Valid artinya apabila apa

yang dihasilkan adalah refleksi atau interprestasi dari situasi sebenarnya.

Pengukuran dianggap valid bila metode atau alat yang digunakan mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Gibson, 2005). Studi yang

membandingkan dua pegukuran yaitu antara pengukuran yang baru dengan

pengukuran yang sudah diterima karena terpecaya dalam akurasi ( gold standard)

disebut studi validasi.

Page 35: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

23

Validitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan dari metode

"pengujian" dengan metode lain, yang diistilahkan sebagai metode "referensi",

yang memiliki tingkat yang lebih besar dari validitas (Gibson, 2005).

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi

dari suatu instrumen dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang

digunakan dalam suatu penelitian. Validitas didasarkan pada nilai koefisien

korelasi, koefisien korelasi merupakan ketetapan peneliti, nilai koefisien korelasi

minimal yang dianggap valid tentunya berbeda-beda bergantung pada keputusan

peneliti. Walaupun demikian terdapat nilai korelasi yang cukup populer

digunakan yaitu sebesar 0,3.

Menurut Willet (1990) ada beberapa cara untuk menguji validitas suatu

metode survey konsumsi, yaitu :

- melakukan observasi langsung terhadap makanan yang

dikonsumsi responden.

- menimbang semua bahan makanan yang sudah dipilih sebelum

mulai makan

- membandingkan dua metode yang digunakan dalam survey

konsumsi

- melakukan analisis kimia dari sebagian contoh makanan yang

diambil dari responden pada waktu makan.

- melakukan pemeriksaan biokimia terhadap variabel yang

berhubungan secara fisiologis dengan zat gizi yang dimaksud.

Page 36: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

24

Validitas pengukuran dipengaruhi oleh bias pengukuran, makin besar bias,

makin kurang valid pengukuran (Sastroasmoro, 2002). Validitas yang rendah

dipengaruhi dari sistematik error (bias) pada pelaporan asupan makanan (Barbara,

2003).

Presisi dan akurasi metode pembanding harus lebih tinggi dari metode

yang diuji, dan pengujian harus menguji parameter yang sama dan kerangka

waktu yang sama pula (Supariasa, 2002).

Presisi adalah kemampuan suatu metode dapat memberikan hasil yang

relatif sama bila digunakan pada waktu yang berbeda. Presisi ditentukan oleh

kesalahan dalam pengukuran dan perbedaan konsumsi dari individu di antara

kedua pengukuran. Tingkat presisi suatu metode dalam survey konsumsi

ditentukan oleh beberapa hal, antara lain :

a. Lama waktu pengamatan yang digunakan

b. Macam populasi yang diteliti

c. Zat gizi yang ingin diketahui

d. Alat yang dipakai untuk mengukur harus sesuai tingkat ketelitiannya

e. Varians antara dan intra responden.

f. Besar sampel memiliki nilai yang baik untuk memperkirakan nilai

mean serta menguji hipotesisi (Sastroasmoro, 2002).

Presisi dapat dilihat dari beberapa cara seperti : beda mean absolut, beda

mean sebagai persentase mean asupan, koefisien korelasi, koefisien variasi yang

berbeda pada tiap individu (Barbara, 2003).

Page 37: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

25

D. Tinjauan Umum Tentang Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh

atau menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas

lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik

(Hurlock, 1992). Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004), masa

remaja adalah peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang

mengalam perkembangan semua aspek/fungsi untuk mamasuki masa

dewasa. Masa remaja dan berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21

tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Sedangkan

menurut zakaria derajat dalam masa remaja, anak akan mengalami masa

pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan

psikisnya. Hal senada diungkapkan oleh Santrock bahwa remaja

(adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara anak-

anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, konginitif, dan

sosial emosional (Anonim,2010).

Batasan usia remaja yang umumnya digunakan oleh para ahli

adalah antara 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya

dibedakan atas tiga, yaitu 12 sampai 15 tahun masa remaja awal, 15-18

tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Tetapi

Maonks, Knores dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat

bagian yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun,

Page 38: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

26

masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun

(Anonim, 2010).

2. Kebutuhan zat gizi mikro pada remaja

Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramastis dalam

diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan

kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia

remaja (Soetardjo, 2011). Periode remaja merupakan salah satu tahapan

kehidupan seseorang dimana pertumbuhan berat badan dan tinggi badan

mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan yang cepat

ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup.

Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi

tubuh yang lebih sehat dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari dengan

baik (Kuniasih, 2010).

Remaja membutuhkan energi dan nutrient untuk melakukan

deposit jaringan. Jika asupan nutrisi berlangsung optimal maka

pertumbuhan potensialnya akan terpenuhi/berlangsung optimal pula. Total

nutrien yang dibutuhkan jauh lebih tinggi pada masa remaja dari pada

ketika menjalani siklus kehidupan yang lain. Kegagalan mengkonsumsi

diet yag adekuat pada waktu ini dapat menyebabkan kematangan seksual

terlambat dan pertumbuhan mengalami perlambatan atau terhenti.

Kebutuhan nutrien tertinggi terjadi pada puncak percepatan pertumbuhan.

Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya, dan

selanjutnya mempengaruhi kebutuhan nutriennya.

Page 39: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

27

a. Kebutuhan Mineral Pada Masa Remaja

Kebutuhan semua mineral selama masa remaja menigkat.

Remaja yang berada dalam masa puncak pertumbuhan zat gizi

dalam jumlah besar. Pada tahun-tahun masa pertumbuhann cepat,

remaja membutuhkan mineral kalsium, besi, zinc, magnesium dan

nitrogen dua kali lebih besar dibandingkan tahun yang lain.

1) Kebutuhan Kalsium

Kebutuhan kalsium pada usia remaja lebih banyak

dibandingkan dengan usia anak dan usia dewasa karena

peningkatan perkembangan otot, kerangka tubuh dan

kelenjar endokrin. Pada puncak pertumbuhan cepat,

penyimpanan kalsium harian dapat mencapai dua kali

lipat dari rata-rata penyimpanan selama periode usia

10-20 tahun.

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat

menyebabkan pengurasan massa dan kekerasan tulang

yang sedang dibentuk. Sedangkan kelebihan kalsium

dapat berpengaruh negatif terhadap penyerapan zinc,

besi, dan mangan. Kebutuhan kalsium di pengaruhi

oleh ketersediaan biologis, aktivitas fisik dan

keberadaan zat gizi lain. Angka kecukupan kalsium

pada remaja adalah 1000 mg/hari, baik untuk laki-laki

maupun perempuan. Hasil survey makanan yang

Page 40: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

28

dilakukan oleh National institute of health

( worthington dan williams, 2000) menunjukkan bahwa

remaja perempuan mempunyai resiko lebih besar

kekurangan asupan kalsium. Banyaknya konsumsi

minuman ringan bikarbonat merupakan salah satu

faktor menurunnya asupan kalsium, selain itu minuman

bikarbonat umumnya mengandung kafein yang dapat

meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin.

2) Kebutuhan Besi

Kebutuhan besi selama masa remaja meningkat.

Peningkatan tajam terjadi terutama pada anak laki-laki,

karena diperlukan untuk penambahan volume darah dan

kenaikan konsentrasi hemoglobin, sehubungan dengan

terjadinya kematangan seksual. Laju pertumbuhan pada

remaja perempuan tidak secepat laki-laki, tetapi haid

biasanya dimulai satu tahun setelah puncak

pertumbuhan. Tambahan besi diperlukan untuk

mengganti besi yang hilang selama haid.

3) Kebutuhan Zinc

Zinc berperan dalam sintesis DNA dan RNA. Selain

itu Zinc juga berperan dalam pertumbuhan dan

kematngan seksual. Asupan makanan yang

mengandung seng yang terbatas dapat mempengaruhi

Page 41: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

29

pertumbuhan fisik dan perkembangan karakteristik

seksual sekunder.

Angka kecukupan Zinc pada remaja laki-laki usia

10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun secara

berturut-turut adalah 14,0 mg, 17,4 mg, dan 17,0

mg/hari, sedangkan untuk remaja putri dengan usia

yang sama secara berturut-turut adalah 12,6 mg, 15,4

mg dan 14,0 mg/hari.

4) Kebutuhan Fosfor

Kebutuhan Fosfor pada remaja dibutuhkan untuk

pembentukan tulang dan gigi, Fosfor diabsorbsi

bersama kalsium dan dibantu Vitamin D, sehingga

kekurangan fosfor pada remaja dapat mengakibatkan

gangguan pertumbuhan dan kehilangan pada massa

tulang.

b. Kebutuhan Vitamin

Kebutuhan vitamin selama remaja meningkat. Karena

kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan tiamin, riboflafin,

meningkat untuk melepas energi yang berasal dari metabolisme

karbohidrat. Kebutuhan vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12

meningkat karena peningkatan sintesis jaringan. Peningkatan

kebutuhan vitamin D terjadi untuk pertumbuhan cepat kerangka

Page 42: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

30

tubuh. Vitamin A,vitamin C, dan vitamin E dibutuhkan untuk

pertumbuhan sel-sel baru.

Kebutuhan vitamin berhubungan dengan tingkat

kematangan remaja dibandingkan dengan usia kronologis, karena

tuntutan pertumbuhannya. Pada umumnya kebutuhan vitamin

dapat terpenuhi dengan cara memilih makanan yang baik. Tanpa

suplemen, kecuali pada remaja yang memerlukan diet khusus,

mempunyai gangguan makan atau penyakit kronis, atau kebiasaan

memilih makanan yang kurang baik yang sukar diperbaiki.

1) Kebutuhan Vitamin A

Kebutuhan Vitamin A bagi remaja untuk Mencegah

masalah kesehatan mata, meningkatkan sistem imun,

juga berperan penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan sel-sel termasuk sel-sel tulang, vitamin

A juga berperan dalam pembentukan sel darah merah,

kemungkinan melalui interaksi sel darah merah

sehingga dapat mencegah anemia, serta menjaga

kesehatan kulit.

2) Kebutuhan Vitamin D

Vitamin D Diperlukan untuk memperkuat dan

pemeliharaan tulang bersama dengan Vitamin A dan

Vitamin C serta kalsium dan fosfor, fungsi khusus

vitamin D membantu penyerapan kalsium dan fosfor

Page 43: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

31

oleh tubuh sehingga dapat membantu pengerasan

tulang.

3) Kebutuhan Vitamin E

Vitamin E merupakan antioksidan yang dapat

melindungi sel dari kerusakan. Vitamin E juga penting

untuk kesehatan sel darah merah dan mencegah

terjadinya Anemia pada remaja putri.

4) Kebutuhan Asam Folat

Asam folat adalah salah satu vitamin B yang

merupakan komponen kunci dalam pembuatan DNA

dan RNA, Folat yang memainkan peran sangat penting

dalam perkembangan otak dan fungsi otak, penelitian

menunjukkan bahwa asupan folat memiliki hubungan

positif dengan prestasi akademis siswa di sekolah,

selain itu Asam Folat juga berperan dalam Membantu

proses pembentukan sel darah merah, sehingga dapat

mencegah terjadinya anemia megaloblastik pada

remaja.

5) Kebutuhan Vitamin B12

Selain berfungsi untuk merubah karbohidrat

menjadi energi. Vitamin B12 juga bermanfaat dalam

proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat

mencegah terjadinya Anemia perininosa pada remaja.

Page 44: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

32

6) Kebutuhan Vitamin C

Vitamin C pada remaja Dibutuhkan untuk

pembentukan kolagen, yaitu jaringan tissue yang

menahan sel. Juga penting untuk pertumbuhan tulang,

gigi & gusi, serta pembuluh darah. Vitamin C juga

membantu penyerapan zat besi & kalsium, membantu

dalam proses penyembuhan luka dan meningkatkan

fungsi otak.

Angka kecukupan gizi pada Usia remaja dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.1. Angka kecukupan Zat gizi Mikro usia remaja

Zat gizi Laki-laki Perempuan

Kelompok Usia (Tahun) Kelompok Usia (tahun)

10-12 13-15 16-18 10-12 13-15 16-18

Vitamin A (RE)

Vitamin D(µg)

Vitamin E (mg)

Vitamin K (µg)

Tiamin (mg)

Riboflavin (mg)

Niasin (mg)

Asam Folat (µg)

Piridoksin (mg)

Vitamin B12 (µg)

Vitamin C (mg)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Magnesium (mg)

Besi (mg)

Yodium (µg)

Seng (mg)

Selenium (µg)

Mangan (mg)

Fluor (mg)

600

5

11

35

1,0

1,0

12

300

1,3

1,8

50

1000

1000

170

13

120

14,0

20

1,9

1,7

600

5

15

55

1,2

1,2

14

400

1,3

2,4

75

1000

1000

220

19

150

17,4

30

2,2

2,3

600

5

15

55

1,3

1,3

16

400

1,3

2,4

90

1000

1000

270

15

150

17,0

30

2,3

2,7

600

5

11

35

1,0

1,0

12

300

1,2

1,8

50

1000

1000

180

20

120

12,6

20

1,6

1,8

600

5

15

55

1,1

1,0

13

400

1,2

2,4

65

1000

1000

230

26

150

15,4

30

1,6

2,4

600

5

15

55

1,1

1,0

14

400

1,2

2,4

75

1000

1000

240

26

150

14,0

30

1,6

2,4

Sumber: Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi,2004.

Page 45: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

33

3. Masalah gizi pada remaja

Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab.

Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan

pertumbuhan fisik dan perkembangan yang dramastis. Kedua, perubahan

gaya hidup dan kebiasaan makan remaja yang mempengaruhi baik asupan

maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja mempunyai kebuthan gizi

khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olah raga, menderita

penyakit kronis, sedang hamil, melakukan diet yang berlebihan, pencandu

alkohol atau obat terlarang (Soetardjo, 2011).

Masalah yang sering timbul pada masa remaja yaitu makan tidak

teratur. Pada masa remaja aktivitas tinggi, baik kegiatan di sekolah

maupun diluar sekolah. Mereka sering makan dengan cepat lalu keluar

rumah. Tidak jarang mereka makan diluar rumah, dengan risiko mereka

makan dengan komposisi gizi yang tidak seimbang. Banyak iklan

makanan dengan sasaran remaja, antara lain restoran fast food. Oleh

karena itu sebaiknya di rumah di sediakan sayur dan buah segar, untuk

menjaga agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Pola makan remaja sering

kacau, tidak jarang mereka makan pagi dan siang dijadikan satu, remaja

perempuan cenderung sering melakukan diet dibanding remaja laki-laki.

Padahal untuk memenuhi kebutuhan pada puncak pacu tumbuh, mereka

memerlukan makan lebih sering atau dalam Jumlah yang banyak, agar

pertumbuhannya optimal (Soetjiningsih, 2002).

Page 46: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

34

Banyak persoalan yang dihadapi para remaja yang berkaitan

dengan masalah gizi. Masalah-masalah gizi dan kesehatan yang dihadapi

remaja tersebut saling berkaitan satu sama lain, adapun masalah gizi yang

biasa dialami pada fase remaja akibat defisensi zat gizi mikro adalah

anemia (Khomsan, 2003).

Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin

dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada umumnya anemia

lebih sering terjadi pada wanita dan remaja putri dibandingkan

dengan pria. Penyebab aneima gizi besi adalah kurangnya asupan

zat besi, berkurangnya zat besi dalam makanan, meningkatnya

kebutuhan zat besi, kehilangan darah yang kronis, penyakit

malaria, cacing tambang, infeksi-infeksi lain, serta pengetahuan

yang kurang tentang anemia.

Remaja putri lebih rentan terkena anemia karena remaja

berada pada masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang

lebih tinggi termasuk zat besi. Adanya siklus menstruasi setiap

bulan merupakan salah satu faktor penyebab remaja putri mudah

terkena anemia defisiensi besi. Selain itu, remaja putri biasanya

sangat memperhatikan bentuk badan, sehingga banyak yang

membatasi konsumsi makan dan banyak pantangan terhadap

makanan seperti pada diet vegetarian (Sediaoetama, 2006).

Page 47: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

35

Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada

remaja puteri adalah apabila remaja puteri nantinya hamil, maka ia

tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga

janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia

ini dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian

maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian pranatal

(Hayati, 2010).

E. Kerangka Teori

Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramastis dalam diri

seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan

yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. (Soetardjo,

2011).

Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperoleh

untuk pertumbuhan dan perkembangannya, jumlah makanan yang cukup sesuai

dengan kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup untuk remaja, guna

menjalankan kegiatan fisik yang akan dilakukanya, apabila asupan tersebut

kurang maka akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembanganya serta

prestasinya. Konsumsi makanan remaja yang salah akan mengakibatkan

munculnya masalah gizi karena ketidak seimbangan konsumsi makanan secara

fisik.

Page 48: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

36

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber : WHO (2005) modifikasi oleh peneliti.

Status Gizi

Remaja

Asupan Zat

Gizi Mikro

FR 24 jam

SQ- FFQ

Faktor

psikologi

(pola makan)

- Gaya hidup

- Praktek dan

pola budaya

- Gangguan

makan

Faktor sosial

ekonomi

- Penyediaan

makanan

- Kurangnya

ketersediaan

pangan

- Kurangnya

akses terhadap

makanan

bergizi dan

keamanan

makanan

Page 49: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

37

F. Kerangka Fikir

Gambar 2.2. Pola Fikir Variabel Yang Diteliti.

Validasi

Keterangan:

: Variabel Yang diteliti

: Perbandingan

G. Defenisi Operasional

1. Asupan Zat Gizi Mikro

Defenisi operasional :

Asupan zat gizi Mikro (Vitamin A,Vitamin D, Vitamin E, Asam Folat,

Vitamin B12, Vitamin C, Kalsium, Fosfor, Besi, Zinc) adalah semua zat

gizi mikro yang berasal dari makanan, minuman dan suplemen yang di

konsumsi remaja.

Asupan Zat Gizi Mikro :

Vitamin A

Vitamin D

Vitamin E

Asam Folat

Vitamin B12

Vitamin C

Kalsium

Fosfor

Besi

Zinc

Metode

Food Recall 24 jam

Metode

Semi-Quantitatif FFQ

Page 50: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

38

2. Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire

Defenisi Operasional:

Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire adalah kuesioner

makanan yang berisi sejumlah bahan makanan maupun makanan jadi yang

mangandung vitamin dan mineral dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Dengan menambahkan perkiraan jumlah porsi yang dikonsumsi remaja

melalui metode wawancara yang dilakukan sebanyak 1 kali.

3. Food Recall 24 jam

Defenisi Operasional :

Food Recall 24 jam adalah metode yang dilakukan melalui wawancara

dengan mencatat semua jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, yang

dilakukan selama 2 kali 24 jam pada hari yang berbeda, yakni Satu hari

mewakili hari kerja dan satu hari untuk mewakili hari libur.

4. Validasi

Definisi Operasional:

Validasi adalah membandingkan asupan zat gizi mikro sebagai hasil dari

metode Semi-Quantitatif FFQ dalam memperkirakan atau mengukur

asupan gizi, dengan rata-rata asupan metode Food Recall 24 jam sebagai

standar acuan, yang dilakukan 2 x 24 jam.

Page 51: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

39

H. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Null (H0)

a. Tidak ada perbedaan jumlah rata-rata asupan zat gizi mikro

(Vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, dan Mineral Kalsium,

Fosfor, Besi, Zinc) menggunakan metode Semi-Quantitatif FFQ

dengan metode Food Recall 24 jam.

b. Tidak ada korelasi asupan zat gizi mikro (Vitamin A, D, E, B12,

Asam Folat, C, dan Mineral Kalsium, Fosfor, Besi, Zinc)

menggunakan metode Semi-Quantitatif FFQ dengan metode Food

Recall 24 jam.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada perbedaan jumlah rata-rata asupan zat gizi mikro (Vitamin A,

D, E, B12, Asam Folat, C, dan Mineral Kalsium, Fosfor, Besi, Zinc)

menggunakan metode Semi-Quantitatif FFQ dengan metode Food

Recall 24 jam.

b. Ada korelasi asupan zat gizi mikro (Vitamin A, D, E, B12, Asam

Folat, C, dan Mineral Kalsium, Fosfor, Besi, Zinc) menggunakan

metode Semi-Quantitatif FFQ dengan metode Food Recall 24 jam

Page 52: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey analitik dengan

uji validasi untuk melihat perbedaan dan korelasi jumlah asupan zat gizi mikro

dengan metode Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire dengan Food

Recall 24 jam pada remaja.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Athirah

Makassar. Waktu dilaksanakannya penelitian pada Tanggal 8 sampai 22 April

2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu.

Kumpulan yang diukur atau diamati ciri-ciri disebut populasi studi

(Budiarto, Eko. 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

dan XI yang berada di SMA Islam Athirah Makassar. Jumlah populasi

dalam penelitian adalah 247 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian subjek atau invidu dalam populasi yang diteliti.

Sampel di ambil dengan metode purposive sampling. Jumlah Sampel

adalah siswa kelas X dan XI yang dipilih dengan kriteria khusus di SMA

Page 53: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

41

Islam Athirah makassar sebanyak 93 siswa. Dimana pemilihan besar

sampel dalam uji validasi sebagai berikut ( Dahlan MS,2010 ) :

n = {( )

[( ) ( )⁄ ]}

+ 3

n = {( )

[( ) ( )⁄ ]}

n = 93 orang (sampel minimum)

Dimana:r = Kofisien Korelasi (0,3)

= Kesalahan tipe 1 (5% : 1,64)

= Kesalahan tipe 2 (10% : 1,282)

Dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum yang dipenuhi oleh

responden sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian, yang

termaksud krteria inklusi adalah :

1) Siswa kelas X dan XI

2) Bersedia menjadi responden

3) Berada ditempat saat penelitian berlangsung

b. Kriteria Eksklusi adalah hal-hal yang menyebabkan responden yang

memenuhi kriteria tidak diikutsertakan dalam penelitian, yang

termaksud kriteria eksklusi adalah siswa yang sakit pada waktu

penelitian berlangsung.

Page 54: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

42

D. Instrumen penelitian

Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Kuesioner Formulir SQ-FFQ

Proses uji coba kuesioner dilakukan pada siswa SMA Islam Athirah

Makassar yang berjumlah 20 siswa dan bukan termaksud siswa yang

menjadi responden dalam penelitian ini. Siswa tersebut mewakili 20%

dari total responden dalam penelitian. Hasil uji coba kuesioner semi-

Quantitatif food frequency questionnaire dari 189 bahan makanan dan

minuman yaitu 163 item. Apabila ada bahan makanan dan minuman

yang tidak dikonsumsi atau hanya satu dari dua puluh remaja yang

mengkonsumsi bahan makanan tersebut maka kami eksklusi dari

kuesioner SQ-FFQ.

b. Food Recall 24 jam.

c. Food picture

Langkah- langkah dalam proses pembuatan dari Food picture yaitu

1. Dengan mengumpulkan semua bahan makanan mentah, makan jadi,

cemilan dan minuman yang umum dikonsumsi oleh remaja dan

khususnya makanan dan minuman yang berada di SMA Islam

Athirah Makassar.

2. Semua bahan makanan dan minuman disesuaikan dengan porsi yang

biasanya dikonsumsi (porsi sedang) yang merujuk pada standar

ukuran rumah tangga

Page 55: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

43

3. Kemudian bahan makanan dan minuman di timbang menggunakan

timbangan digital.

4. Untuk pemotretan menggunakan kamera standar dengan sudut

pandang dan jarak lensa ke objek 50 cm sama pada semua sampel

makanan dan minuman. Pada saat pemotretan built-in flash

dimatikan agar hasil dari foto akan lebih bagus karena flash dari

kamera bisa menyebabkan pantulan cahaya dari benda- benda yang

permukaannya mengkilap seperti sendok, piring dan semacamnya.

5. Selanjutnya food picture inilah yang digunakan sebagai alat bantu

dalam melakukan wawancara FR 24 jam dan SQ -FFQ.

d. Program komputer (Program SPSS, dan NutriSurvey Indonesia).

e. Alat tulis menulis.

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer.

Untuk pengambilan data primer dilakukan wawancara dengan metode

SQ-FFQ dan FR 24 jam, Dimana proses wawancara dilakukan di SMA

Islam Athirah. Sebelumnya siswa diminta kesediaanya untuk menjadi

responden dengan menandatangani surat persetujuan menjadi

responden, Wawancara dilakukan terlebih dahulu untuk metode FR 24

jam selama 2 hari yakni satu hari untuk mewakili hari kerja, dan satu

hari untuk mewakili hari libur melalui prosedur mencatat semua jenis

makanan, minuman dan suplemen yang dikonsumsi responden selama

24 jam sebelumnya. Wawancara pertama untuk FR 24 jam hari libur di

Page 56: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

44

lakukan pada hari senin. Dan wawancara kedua FR 24 jam hari kerja

dilakukan pada rentan hari rabu-jumat. Sedangkan untuk metode SQ-

FFQ dilakukan satu minggu sesudah FR 24 jam, dimana responden

ditayakan konsumsi bahan makanan untuk periode satu bulan terakhir.

Dipilih untuk melakukan FR 24 jam terlebih dahulu karena dalam

penelitian ini FR 24 jam menjadi standar acuan untuk memvalidasi

SQ- FFQ serta makanan yang masuk ke dalam daftar SQ-FFQ adalah

bagian dari FR 24 jam sehingga akan mengurangi bias dari kuesioner

tersebut.

2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah Data yang diperoleh dari pihak sekolah berupa

data demografi dan data jumlah siswa, serta data lain yang mendukung

dalam penelitian.

F. Pengolahan dan Penyajian data

Data yang telah dikumpulkan dalam kuesioner identitas responden diberi

nomor ID, kemudian dilakukan entry data. Pengolahan data untuk masing-masing

metode dilakukan dengan mengolah data asupan dengan menggunakan software

NutriSurvei Versi Indonesia, untuk kedua metode diambil data rata-rata asupan

perhari. Kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan disertai penjelasan.

G. Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Page 57: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

45

Analisis asupan zat gizi mikro dalam bahan makan dari metode SQ-

FFQ dan FR 24 jam diolah dengan menggunakan perangkat lunak

(software) program komputer nutrisurvey versi indonesia. Untuk

mengetahui rata-rata asupan dari metode SQ-FFQ dengan FR 24 jam

menggunakan analisis univariat dengan software program komputer.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata

asupan zat gizi mikro dianalisis dengan uji paired t-test untuk sebaran

data normal dan wilcoxon untuk sebaran data tidak normal di gunakan

dari program komputer, dan uji korelasi dianalisis dengan uji pearson

bila sebaran data normal. Bila sebaran data tidak normal digunakan uji

sperman. Dimana Interpretasi hipotesis null (H0) ditolak bila p<0,05

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dalam penelitian digunakan uji

paired t-test dan wilcoxon untuk uji perbedaan sedangkan untuk

korelasi menggunakan uji pearson dan sperman rho. Untuk

mengetahui kekuatan korelasi digunakan koefisien korelasi.

Interpretasi nilai koefisien korelasi antara 0 – 1 adalah sebagai berikut

(Sopiyudin ,2011).

0,01 – 0,25 : Hubungan Lemah

0,26 – 0,50 : Hubungan Sedang

0,51 – 0,75 : Hubungan Kuat

0,76 – 1 : Hubungan Sangat Kuat

Page 58: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

46

Gambar 3.3 Alur penelitian

Tahap I

Tahap II

Tahap pemilihan sampel

Tahap III

Pengumpulan data

primer melalui

wawancara

Tahap IV

Analisis data

Populasi

Siswa SMA Islam Athira

Uji Kelayakan Kuesioner

SQ-FFQ

Sampel siswa SMA

berjumlah 93 orang

Kriteria Inklusi

1) Siswa kelas X

dan XI

2) Bersedia

menjadi sampel

3) Berada ditempat

saat penelitian

berlangsung

Kriteria Inklusi

Siswa yang sakit pada

waktu penelitian

berlangsung.

Food recall 24 jam

1) Hari kerja

2) Hari libur

SQ- FFQ

SQ-FFQ

Food Recall 24 jam

Analisis Univariat

dengan nutrisurvey versi

indonesia

Analisis Bivariat

1) Uji normalitas data:

Uji Klomograov-

Smirnov

2) Uji perbedaan:Uji

pared t

test/willcoxon

3) Uji korelasi:

Formula

pearson/sperman

rho

Page 59: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Tanggal 8 April sampai 22 April 2013

tentang study validasi FR 24 jam dan SQ-FFQ pada remaja di SMA Islam

Athirah Makassar dengan jumlah sampel 93 orang. Adapun hasil dari pengolahan

data dapat disajikan sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada tahun 1984 dengan resmi didirikan Yayasan Pendidikan Hadji

Kalla, yayasan ini membangun fasilitas pendidikan di tingkatan Taman

Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mulai

beroperasi pada tahun pelajaran 1984/1985.

Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat pada

akhirnya turut mengubah nama ditiap jenjang pendidikan yang diretas

Yayasan Hadji Kalla dari Perguruan Islam Athirah menjadi Sekolah Islam

Athirah pada tahun ajaran 2006-2007.

Pihak yayasan ingin berupaya memenuhi tuntutan masyarakat akan

sekolah berkualitas dan beridealisme islam. Awal berdiri, sekolah-sekolah

tersebut hadir diatas bekas Gedung Makodau di Jl. Kajaolalido, namun

saat ini sekolah Islam Athirah telah melebarkan sayap hingga ke Bukit

Baruga karena peminat yang bertambah tiap tahunnya.

Page 60: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

48

Adapun susunan pengurus Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan

Islam Hadji Kalla berdasarkan struktur organisasi adalah:

1. Pembina

Ketua : Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla

Anggota : Ir. H. Achmad Kalla

Drs. H. Suhaely Kalla

Ir. H. Halim Kalla

H. Muh. Aksa Mahmud

2. Pengurus

Ketua Umum : Dra. Hj. Fatimah Kalla

Ketua I : Muchlisa Jusuf Kalla, SE

Sekretaris Umum : Solichin Jusuf Kalla

Sekretaris I : Muhammad Zuhair, ST

Bendahara : H. Imelda Jusuf Kalla, SE

Bendahara I : Erwin Aksa Mahmud

3. Pengawas

Hj. Nuraini Kalla

Hj. Mufidah Jusuf Kalla

Dra. Hj. Farida Kalla

SMA Islam Athirah 1 Kajaolalido Makassar dibawah naungan Yayasan

Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla. Perguruan Islam Athirah

terletak di jalan Kajaolalido No. 22 Kelurahan Barru Kecamatan Ujung Pandang

kota Makassar. SMA Islam Athirah 1 Kajaolalido Makassar didirikan pada

Page 61: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

49

tanggal 24 April 1984 dengan status sebagai sekolah swasta yang berakreditasi

‘A’. System pembelajaran yang diterapkan dalam SMA Islam Athirah 1

Kajaolalido Makassar adalah system moving class, dimana kelas disesuaikan

dengan mata pelajaran yang ada.

2. Deskripsi Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden yang meliputi kelas, umur dan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Islam

Athirah Makassar Tahun 2013

Karakteristik N %

Kelas

X

XI

53

40

57

43

Umur (tahun)

14

15

16

17

4

35

38

16

4.3

37.6

40.9

17.2

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

42

51

45.2

54.8

Total 93 100

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa kelas yang dijadikan sampel

penelitian terbagi menjadi 2 tingkatan kelas, yaitu kelas X dan XI. Kelas X

dan XI masing-masing terdiri dari 2 kelas dengan jumlah secara keseluruhan

adalah 93 orang (57%) dan 40 orang (43%). Responden lebih banyak

tergolong dalam kelompok umur 16 tahun yaitu sebanyak 38 orang (40.9%)

Page 62: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

50

dan kelompok umur 15 tahun yaitu 35 orang (37.6%) dibandingkan

kelompok umur 17 tahun yaitu 16 orang (17.2%) dan kelompok umur 14

tahun yaitu 4 orang (4.3%). Jenis kelamin responden yaitu responden laki-

laki sebanyak 42 orang (45.2%) dan responden perempuan sebanyak 51

orang (54.8%).

3. Hasil Pengukuran Asupan Zat Gizi Mikro

a. Rata-rata nilai asupan zat gizi mikro

Data asupan zat gizi mikro diperoleh dengan menggunakan

metode FR 24 Jam dan SQ-FFQ. Dimana asupan zat gizi mikro

meliputi vitamin dan mineral yaitu vitamin A, D, E, B12, C dan

Asam folat sedangkan mineral yaitu kalsium, Fosfor, Besi dan Zn.

Adapun distribusi rerata asupan zat gizi mikro pada kedua metode

tersebut antara lain seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi Rerata Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-Quantitatif

Food Frequency Questionnare Pada Asupan Vitamin Remaja di SMA

Islam Athirah Makassar Tahun 2013

Sumber: Data Primer,2013

METODE

VITAMIN A (RE) D (µg) E (mg) B12 (mg) Asam Folat

(mg)

C (mg)

FR 24jam(1)

min-max

X±SD/median

8.9-3357.1

3.503±2.219

0,3-100.6

4.9±1.1

0,3-8.2

3.1±3.0

0,1-8.4

1.6±1.4

9-256.3

79.1±193.0

0.1-1072

53.2±24.76.

FR 24jam(2)

min-max

X±SD/median

19.2-6681

4.059±2.863

0.3-101.0

5.2±1.3

1.0-9.0

3.27±2.9

0.3-5.4

1.65±1,5

2.0-233.2

88.9±79.3

0.2-329.0

30.6±19.21

FR24jam(1+2) min-max

X±SD/median

18.9-3412

3.781±266.7

0.4-100.3

5.0±1.9

0.6-7.3

3.2±2.9

0.4-6.9

1.6±1.6

24.6-199.7

84.0±74.8

3.35-571.8

41.9±26.3

SQ-FFQ min-max

X±SD/median

31.6-2051.6

4.12±2.99

0.2-102.3

4.5±1.9

1.3-8.8

3.2±2.9

0.4-113.8

3.0±1.6

2.0-213.0

81.7±77.1

6.5-519.0

39.0±29.4

Page 63: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

51

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mean/median±SD

asupan vitamin A, D, E, B12, C dan Asam folat perhari antara metode

FR 24 jam dan SQ-FFQ berbeda. Metode SQ-FFQ memiliki rata-rata

asupan lebih tinggi dari FR 24 jam pada asupan Vitamin A, E, dan B12

sedangkan untuk vitamin D, C dan Asam Folat metode SQ-FFQ

memiliki rata-rata asupan lebih rendah dari FR 24 jam.

Tabel 4.4

Distribusi Rerata Metode Food Recall 24 Jamdan Semi-Quantitatif

Food Frequency Questionnare Pada Asupan Mineral Remaja

di SMA Islam Athirah Makassar Tahun 2013

METODE

MINERAL Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Zn (mg)

FR 24jam(1)

min-max

X±SD/median

31.8-762.1

134.4±152.3

60.1-896.2

4.38±154.3

1.5-17.6

5.19±3.91

1.1-9.7

3.3±3.2

FR 24jam(2)

min-max

X±SD/median

34.4-830.8

3.455±325.2

198.4-1031.0

5.190±149.8

1.5-16.1

5.3±4.0

1.2-12.3

3.8±3.6

FR24jam(1+2) min-max

X±SD/median

58.1-752.8

2.727±263.8

8.15-796.1

3.010±251.5

2.1-16.8

5.2±4.5

1.3-10.4

3.5±3.4

SQ-FFQ min-max

X±SD/median

55.6-618.3

2.544±234.0

223.8-851.0

4.903±125.7

2.2-18.5

5.3±5.0

2.1-8.8

3.9±3.7

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mean/median±SD asupan mineral

Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn perhari antara metode FR 24 jam dan SQ-

FFQ berbeda. Dimana metode SQ-FFQ memiliki rata-rata asupan lebih

tinggi dari FR 24 jam pada asupan Fosfor, Besi dan Zn. Sedangkan

untuk kalsium metode SQ-FFQ memiliki rata-rata asupan mineral lebih

rendah dari FR 24 jam.

Page 64: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

52

b. Uji normalitas distribusi data

Dalam melakukan suatu analisis dengan menggunakan analisis

perbedaan dan korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap

data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini

meliputi uji normalitas sebaran.

Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah

dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hal ini

berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab pertanyaan

apakah syarat sampel yang representatif terpenuhi atau tidak,

sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi (Hadi,

2000). Uji normalitas sebaran ini menggunakan teknik one sample

Kolmogorov-Smirnov test yang dikatakan normal jika p> 0,05.

Tabel 4.5

Distribusi Data Normal pada Asupan Vitamin

dengan Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-

Quantitatif Food Frequency Questionnare

Vitamin FR24 Jam SQ-FFQ

Distribusi Data P*) P

*)

A (RE) 0,000 0,000 Tidak Normal

D (µg) 0,000 0,000 Tidak Normal

E (mg) 0,025 0,003 Tidak Normal

B12 (mg) 0,000 0,000 Tidak Normal

Asam Folat(mg) 0,009 0,000 Tidak Normal

C (mg) 0,000 0,000 Tidak Normal

*) Uji Kolmogorov-Smirnov, distribusi normal P>0,05.

Pada Tabel 4.5 Terlihat hasil uji normalitas sebaran terhadap

asupan vitamin A, D, E, B12, Asam Folat dan vitamin C untuk kedua

metode memiliki distribusi data yang tidak normal dimana masing-

masing golongan vitamin memiliki nilai p <0,05.

Page 65: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

53

Tabel 4.6

Distribusi Data Normal pada Asupan Mineral

dengan Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-

Quantitatif Food Frequency Questionnare

Mineral FR24 Jam SQ-FFQ

Distribusi Data P*) P

*)

Kalsium (mg) 0,024 0,013 Tidak Normal

Fosfor (mg) 0,000 0,080 Normal

Besi (mg) 0,006 0,002 Tidak Normal

Zn (mg) 0,000 0,005 Tidak Normal

*) Uji Kolmogorov-Smirnov, distribusi normal P>0,05.

Pada Tabel 4.6 Terlihat hasil uji normalitas sebaran terhadap

asupan mineral Kalsium, Besi dan Zn dari kedua metode memiliki

nilai p<0,05 sehingga termasuk kategori tidak normal, sedangkan

untuk Fosfor pada metode FR 24 jam memiliki nilai p=0,00 (p<0,05)

dan metode SQ-FFQ memiliki nilai p=0,080 (p>0,05) sehingga

termasuk kategori normal.

c. Hasil uji perbedaan dan uji korelasi asupan zat gizi mikro

Asupan zat gizi mikro meliputi vitamin A, D, E, B12, Asam

Folat dan vitamin C sedangkan mineral Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn

dengan menggunakan metode FR 24 Jam dan SQ-FFQ dilakukan

analisis perbedaan dan analisis korelasi untuk melihat validasi antara

kedua metode tersebut. Adapun hasil analisis yang dapat dilihat pada

Tabel.

Page 66: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

54

Tabel 4.7

Distribusi Rerata, Uji Perbedaan dan Uji Korelasi dengan Metode

Food Recall 24 Jam dan Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnare

Pada Remaja di SMA Islam Athirah Makassar Tahun 2013

Sumber : Data Primer,2013

a.. Ujipairedt-testatau Wilcoxon, Signifikanp<0,05

b. Perbedaan rerata (Mean SQ-FFQ - Mean FR 24 Jam) c. Persen Perbedaan Rerata, (pr/mean FR 24 Jam)x100%

d. Uji Formula Pearsonatau Spearman’s rho,signifikan p< 0,05

e. Koefisien korelasi

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata asupan zat

gizi mikro perhari antara metode FR 24 jam dan SQ-FFQ berbeda.

Dimana metode SQ-FFQ memiliki rata-rata asupan zat gizi mikro lebih

tinggi dari FR 24 jam pada asupan A, E, B12, Fosfor, Besi dan Zn

Sedangkan untuk vitamin D, Asam Folat, C dan Kalsium perhari antara

metode SQ-FFQ memiliki rata-rata asupan mineral lebih rendah dari FR

24 jam

Hasil statistik dengan menggunakan uji perbedaan paired t-test

atau uji Wilcoxon menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara

metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam mengukur asupan zat gizi mikro

Zat Gizi

Mikro

FR24 jam (1+2)

SQ-FFQ p

a pr

b %pr

c P

d r

e

X/MEDIAN±SD X/MEDIAN ±SD

Vitamin A 3.78±266.7 4.12±2.99 0,001 0.3 8.1 0,000 0,786

Vitamin D 5.0±1.9 4.59±1.90 0,413 -0.5 10 0,000 0,692

Vitamin E 3.2±2.9 3.2±2.90 0,335 0 0 0,000 0,603

Vitamin

B12

1.6±1.6 3.08±1.60 0,004 1.4 87.5 0,000 0,575

Asam

Folat

84.0±74.8 81.7±77.1 0,628 -2.3 2.7 0,000 0,425

Vitamin C 41.9±26.3 39.0±29.4 0,018 -2.9 6.9 0,000 0,704

Kalsium 2.727±263.8 2.544±234.0 0,211 -0.2 7.4 0,000 0,636

Fosfor 3.010±251.5 4.903±125.7 0,000 1.9 63.3 0,002 0,314

Besi 5.2±4.5 5.3±5.0 0,278 0.1 1.9 0,000 0,489

Zeng 3.5±3.4 3.9±3.7 0,000 0.4 11.4 0,000 0,547

Page 67: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

55

meliputi vitamin A, B12, C, Fosfor dan Zn yang ditunjukkan dengan nilai p

= 0,000-0,018 (p<0,05) dapat dikatakan hasil uji signifikan secara statistik

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima atau ada perbedaan antara kedua

metode tersebut. Sedangkan asupan vitamin D, E, Asam Folat, Kalsium

dan Besi ditunjukan dengan nilai p= 0,211-0,628 (p>0,05) dapat dikatakan

hasil uji tidak signifikan sehingga H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak

ada perbedaan antara kedua metode tersebut.

Hasil penelitian untuk mengetahui korelasi antara metode FR 24

jam dan SQ-FFQ digunakan uji Formula Pearson atau uji Spearman’s

rho. Pada hasil uji statistik menunjukkan nilai p <0,05 dapat dikatakan

hasil uji signifikan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan

antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam mengestimasi jumlah

asupan zat gizi mikro meliputi vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C,

Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn yang dikonsumsi pada remaja.

B. Pembahasan

1. Distribusi hasil pengukuran asupan zat gizi mikro

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran asupan zat gizi mikro

khususnya vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Fosfor, Besi dan

Zn pada remaja dengan menggunakan metode FR 24 jam dan SQ-FFQ.

Dimana pada penelitian ini metode FR 24 Jam merupakan gold standar dan

metode SQ-FFQ akan divalidasikan dengan gold standar. Metode FR 24

Jam merupakan suatu metode yamg paling banyak digunakan dalam survey

konsumsi gizi. Hendaknya metode FR 24 jam dilakukan bersamaan dengan

Page 68: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

56

metode lain seperti kuesioner dan frekuensi makanan. keberhasilan FR 24

jam tergantung pada daya ingat responden, kemampuan responden

memperkirakan porsi atau berat makanan dan minuman yang di konsumsi

(Moesijanti, 2011). Metode FR 24 jam dilakukan sebanyak satu kali (1x24

jam) maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan

kebiasaan makan individu. Pengukuran FR 24 jam sebaiknya dilakukan

berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Pengukuran sebaiknya

dilakukan minimal dua kali (2x24 jam) tanpa berturut-turut sehingga dapat

menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan

variasi yang lebih besar tentang asupan harian indvidu (Gibson, 2005).

Pada penelitian ini, kuesioner yang akan diuji validitasnya yaitu SQ-

FFQ dimana metode ini bertujuan untuk menilai frekuensi pangan yang

dikonsumsi pada kurun waktu sebulan terakhir dengan menambahkan

perkiraan jumlah porsi yang dikonsumsi pada remaja melalui metode

wawancara yang dilakukan sebanyak 1 kali. Sebelum dilakukan wawancara

menggunakan formulir SQ-FFQ, terlebih dahulu dilakukan uji coba

koesioner pada 20 siswa SMA Islam Athirah yang bukan termasuk dalam

sampel penelitian. Pada metode SQ-FFQ terdapat 156 item makanan dan

minuman yang dikonsumsi remaja di SMA Islam Athirah Makassar.

Menurut Marjolein (2010) perkiraan konsumsi pangan antara kedua metode

dari kelimpok makanan dan minuman yang dikonsumsi pada umumnya SQ-

FFQ tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari perkiraan FR 24 jam. Oleh

karena itu untuk melihat sejauh mana kemampuan suatu kuesioner untuk

Page 69: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

57

dapat secara langsung dievaluasi dengan membandingkan perkiraan asupan

zat gizi individu dari hasil kuesioner dengan perkiraan asupan zat gizi yang

menggunakan metode yang akurat.

Validitas merupakan perbandingan dari metode pengujian dengan

metode lain yang diistilahkan sebagai metode refrensi yang memiliki tingkat

yang lebih besar dari validitas. Pengukuran dianggap valid bila metode atau

alat yang diunakan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Gibson,

2005). Study yang membandingkan dua pengukuran yaitu antara

pengukuran yang baru dengan pengukuran yang sudah diterima karena

terpercaya dalam akurasi (gold standard) di sebut validasi. Hal ini sejalan

dengan tujuan dilaksanakannya penelitian ini, dimana SQ-FFQ divalidasi

dengan FR 24 jam sebagai gold standar.

2. Distribusi hasil Uji Beda

Analisis stastitik yang dilakukuan untuk mengetahui perbedaan

antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam pengukuran asupan zat gizi

mikro meliputi vitamin dan mineral dengan menggunakan uji perbedaan

paired t-test atau uji Wilcoxon dari program SPSS versi 16, menunjukan ada

perbedaan yang signifikan antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam

mengukur asupan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 (p<0,05).

Sebelum dilakukan uji perbedaan, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas. Apabila data yang didapatkan normal, makan uji perbedaan

yang digunakan adalah uji Paired t-test, sedangkan apabila data yang

Page 70: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

58

didapatkan tidak normal maka uji perbedaan yang digunakan adalah uji

Wilcoxon. Pada uji normalitas, diperoleh distribusi yang tidak normal pada

zat gizi mikro vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Besi dan Zn

hal ini ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk data yang normal

terdapat pada Fosfor dengan nilai p>0,05. Menurut hasil analisis statistik

pada tabel 4.4 dan 4.5 didapatkan bahwa untuk semua zat gizi mikro nilai p

> 0,05 yang secara statistik nilai ini signifikan atau dengan kata lain ada

perbedaan antara kedua metode tersebut dalam mengukur asupan zat gizi

mikro atau dalam hal ini H0 ditolak dan Ha diterima.

Pada penelitian ini, didapatkan kedua metode ada berbeda dan ada

yang tidak berbeda dalam mengukur asupan zat gizi mikro meliputi vitamin

A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn. Hal ini

dikarenakan pada metode SQ-FFQ, sampel mengutarakan semua jenis

makanan yang dikonsumsi selama sebulan terakhir yang pada saat

penginputannya asupan sebulan tersebut dikonversikan menjadi rata-rata

berat asupan perhari agar hasil metode ini setara dengan hasil rata-rata

asupan perhari dengan menggunakan metode FR 24 Jam. Makanan dan

minuman yang dikonsumsi merupakan pola konsumsi dari sampel penelitian

yang memiliki kandungan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral.

namun tidak semua sumber zat gizi dikonsumsi perhari melainkan

perminggu atau perbulan. pada saat dilakukan wawancara, sampel belum

tentu menyebutkan semua jenis makanan yang ada pada SQ-FFQ.

Page 71: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

59

Hal inilah yang menyebabkan hasil uji perbedaan antara kedua

metode terhadap asupan zat gizi mikro pada penelitian ini berbeda secara

signifikan. Hasil analisis asupan vitamin A, B12, C, Fosfor dan Zn. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Betzabeth Slater, dkk pada

tahun 2010 di kalangan remaja di Brazil menujukan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam terhadap konsumsi

buah dan sayuran. Dimana SQ-FFQ lebih besar dari FR 24 jam. Sedangkan

menurut Faidon magkos, dkk pada tahun 2004 di Yunani dalam menilai

asupan kalsium menujukan metode SQ-FFQ lebih tinggi dari FR 24 jam.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Neneng Dewi Sulistiani, pada

tahun 2013 terhadap asupan mineral pada ibu hamil, di Puskesmas Kassi-

kassi Kota Makassar dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan FR 24 jam

menujukan bahwa asupan mineral Fe dan Zn berbeda dengan nilai p < 0,05.

Sementara penelitian yang dilakukuan oleh Starti Takwin, pada tahun 2013

terhadap asupan vitamin pada ibu hamil menujukan bahwa asupan vitamin

A, B12 dan C berbeda dengan nilai p<0,05 antara metode SQ-FFQ dan FR

24 jam. Demikian penelitian yang dilakukan oleh Boeing, dkk pada tahun

1997 menyatakan bahwa pengambilan data FR 24 jam dilakukan setiap

bulan selama setahun agar tidak ada perbedaan yang signifikan antara hari

kerja dan hari libur.

Hasil penelitian asupan vitamin D, E, Asam Folat, Kalsium dan Besi

menujukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode SQ-FFQ

dibandingkan dengan metode FR 24 jam. Hal ini sejalan dengan hasil

Page 72: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

60

penelitian Shahril dkk (2008) pada 51 wanita Melayu dan 28 wanita India

di Malaysia dimana rata-rata asupan yang di analisis menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan ketika asupan diperkirakan

menggunakan SQ-FFQ dengan FR 24 jam untuk asupan energi, protein,

karbohidrat, lemak total, asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal

dan polyunsaturated, asam lemak dan vitamin A (retinol dan beta karoten),

C dan E. Perbedaan rata-rata persen antara kedua metode itu lebih rendah

dari 10% di semua nutrisi dipelajari termasuk asupan energi. Perbedaan

persentase tertinggi rata-rata adalah vitamin C (6%) dan terendah adalah

asam lemak tak jenuh tunggal (2%) dimana hasil uji signifikan secara

statistik tidak ada perbedaan bermakna antara kedua metode.

Penelitian yang dilakukan oleh Neneng Dewi sulistiani, pada tahun

2013 terhadap asupan mineral pada ibu hamil, di Puskesmas Kassi-kassi

Kota Makassar dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan FR 24 jam

menujukan bahwa asupan mineral Zn tidak ada perbedaan yang signifikan

dengan nilai p >0,05 sedangkan penelitian yang dilakukuan oleh Starti

Takwin, pada tahun 2013 terhadap asupan vitamin pada ibu hamil

menujukan bahwa asupan vitamin E dan Asam Folat tidak ada berbeda yang

signifikan dengan nilai p > 0,05 antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam.

3. Distribusi Hasil Uji Korelasi

Uji korelasi dalam penelitian ini yaitu analisis statistik dengan

menggunakan Formula Pearson atau uji Spearman’s rho. Hasil uji statistik

dapat dikatakan ada hubungan antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam

Page 73: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

61

dalam mengestimasi jumlah asupan zat gizi mikro meliputi vitamin A, D, E,

B12, Asam Folat, C, Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn yang dikonsumsi pada

remaja.

Pada uji normalitas, diperoleh distribusi yang tidak normal pada zat

gizi mikro vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Besi dan Zn.

Menurut hasil analisis statistik pada tabel 4.4 dan 4.5 didapatkan bahwa

untuk semua zat gizi mikro secara statistik nilai ini signifikan atau dengan

kata lain ada hubungan antara kedua metode tersebut dalam mengukur

asupan zat gizi mikro atau dalam hal ini H0 ditolak dan Ha diterima.

Dalam analisis uji korelasi dengan sperman rank dan formula

pearson yang ditunjukkan pada tabel 4.6 yaitu untuk asupan vitamin A

memiliki korelasi sangat kuat dan vitamin D, E, B12, C dan kalsium dan Zn

antara kedua metode tersebut memiliki korelasi yang kuat. Untuk beberapa

vitamin dan mineral seperti Asam folat dan Besi menujukan korelasi sedang

antara kedua metode tersebut, ini menujukan metode SQ-FFQ adalah sama

baiknya dengan metode FR 24 jam.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng Dewi

sulistiani, pada tahun 2013 terhadap asupan mineral Fe, Zn dan kalsium

pada ibu hamil, di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar dengan

menggunakan metode SQ-FFQ dan FR 24 jam memiliki korelasi yang

sedang berkisar antara 0,461 -0,503. Sedangkan penelitian yang dilakukuan

oleh Starti Takwin, pada tahun 2013 terhadap asupan vitamin pada ibu

hamil menujukan bahwa asupan dengan menggunakan metode SQ-FFQ dan

Page 74: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

62

FR 24 jam memiliki korelasi sedang 0,45 untuk vitamin B12 dan Asam Folat

memiliki korelasi lemah yaitu 0,13.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Leena dkk (2004) yang

dilakukan pada 100 wanita yang berumur 34-75 tahun hasil menunjukkan

koefisien korelasi uji Spearman antara tingkat asupan dengan dua metode

yakni SQ-FFQ dengan FR 24 jam memiliki hubungan yang kuat dengan

nilai korelasi r= 0,51 untuk vitamin B12. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Syahril di Malaysia pada tahun 2008, yang mendapatkan

bahwa dalam menilai asupan Energy, Lemak, Protein, Karbohidrat, Vit. A,

Vit C, dan Vit E, metode SQ-FFQ dan metode FR 24 Jam memiliki korelasi

yang kuat. Demikian juga pada penelitian yang dilakukan Faidon Magkos,

dkk pada tahun 2004 di yunani menujukan bahwa metode SQ-FFQ dan FR

24 jam memiliki hubungan yang sangat kuat dengan korelasi 0,639 untuk

kalsium.

Ini menunjukkan bahwa SQ-FFQ dapat menghasilkan hasil yang

sebanding dengan FR 24 jam. Ini sekaligus membuktikan bahwa SQ-FFQ

dapat sama baiknya digunakan untuk menilai asupan zat gizi mikro. FR 24

jam yang digunakan sebagai gold standar yang memiliki kelebihan tidak

membebani responden dengan respon yang cukup tinggi, selain itu

memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu

sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari sehingga validitas dari metode

Page 75: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

63

ini juga tinggi untuk menggambarkan actual intake zat gizi dibandingkan

dengan metode lain karena metode ini hanya mencakup konsumsi makan

dalam waktu yang singkat.

Hal inilah yang menyebabkan hasil pengukuran yang berbeda antara

kedua metode. Selain itu FR 24 jam memiliki keterbatasan dimana

keberhasilan metode ingatan 24 jam ini tergantung pada daya ingat subjek,

kemampuan responden memberikan perkiraan ukuran/porsi yang akurat,

tingkat motivasi responden, dan keuletan dan kesabaran pewawancara dan

metode ini tidak cocok untuk menilai kebiasaan asupan pangan/ gizi

individu (Siagian, 2010). Sehingga sangat besar kemungkinan terjadi bias

pada metode ini. Gold standar merupakan alat ukur pembanding untuk

suatu uji validasi, dimana gold standar ini harus lebih baik dari lebih valid

dari metode yang akan dibandingkan, selain itu gold standar juga sebaiknya

memiliki bias yang sedikit agar hasil dari uji validasi kuesioner dapat lebih

valid.

C. Keterbatasan Peneliti

Adapun beberapa keterbatasan yang dapat dikemukakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, masih kurangnya

referensi yang digunakan terutama untuk penelitian di Indonesia,

sehingga pembahasan yang ditampilkan belum beragam

Page 76: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

64

2. Waktu penelitian yang kurang memadai karena wawancara dilakukan

sebanyak 3 kali pada 93 sampel. Dimana peneliti tidak diberikan

waktu terbatas sesuai dengan 1 jam belajar untuk kelas di jadikan

sampel.

Page 77: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, terdapat beberapa

hal yang dapat disimpulkan sesuai tujuan penelitian antara lain :

1. Rata-rata asupan zat gizi Mikro dengan metode Semi-Quantitatif Food

Frequenscy Questionnare Lebih tinggi di bandingkan recall 24 jam

pada asupan Vitamin A, E, B12, fosfor , Besi dan Zn.

2. Rata-rata asupan zat gizi mikro dengan metode Recall 24 jam lebih

tinggi di bandingkan dengan metode Semi-Quantitatif Food

Frequenscy Questionnare pada asupan vitamin D, Asam Folat, C dan

Kalsium.

3. Ada perbedaan antara metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnare dan Food Recall 24 Jam dalam mengestimasi asupan

zat gizi mikro meliputi vitamin, A, B12, C, Fosfor dan Zn. dan tidak

ada perbedaan antara kedua metode dalam mengestimasi asupan zat

gizi mikro meliputi vitamin D, E, Asam Folat, Kalsium dan Besi. pada

remaja SMA Islam Athirah Makassar.

4. Ada korelasi antara metode Semi-Quantitatif Food Frequency

Questionnare dan Food Recall 24 Jam dalam mengestimasi asupan zat

gizi mikro meliputi vitamin dan mineral pada remaja SMA Islam

Athirah Makassar. Dengan uji formula person/sperman rank yang

Page 78: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

66

ditujukan nilai p < 0,05 untuk Vitamin A memiliki korelasi sangat

kuat dan vitamin D, E, B12, C, Kalsium dan Zn memiliki korelasi kuat

sedangkan asam folat dan Besi memiliki korelasi sedang sehingga

dapat dikatakan metode semi-Quatitatif FFQ valid dalam

mengestimasi asupan zat gizi mikro pada remaja.

5. Validitas Semi-Quantitatif Food Frequency Questionare sama

baiknya dengan Food Recall 24 jam dalam Mengestimasi Asupan Zat

Gizi Mikro pada remaja SMA Islam Athira Makassar Khususnya

Vitamin D, E, Asam folat, Kalsium, Besi dan Zn .

B. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini demi

penyempurnaan penelitian antara lain :

1. Perlu adanya penelitian-penelitian selanjutnya tentang studi validasi

asupan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral dengan

menggunakan metode semi-Quantitatif food frequency questionnaire

dan food recall 24 jam pada remaja sehingga dapat melengkapi yang

kurang dari penelitian sebelumnya.

2. Metode semi-Quantitatif food frequency questionnaire valid di

gunakan dalam menilai asupan zat gizi mikro pada remaja khususnya

Vitamin D, E, Asam Folat, Kalsium dan Besi.

Page 79: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Almatsier Sunita,2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arisman, MB. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC : Jakarta

Aryani, WD, Oginawati, K, dan Santoso, M. 2010. Penentuan Total Asupan

Harian Unsur Gizi Mikro dalam Makanan Anak-anak Sekolah

Dasar di Bandung dengan Menggunakan Metode

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

Barbara, M. and Black, A. 2003, Markers of Validity of Reported Energy Intake,

The American Society for Nutritional Sciences, J. Nutr, 133:

895S-920S.

Betzabeth slater.,2010.validation of a food frequency quetionare to assess the

consumption of carotenoids,fruits and vegetables among

adolescents the method of triads.cad saude publica,Rio de

janeiro,26(11):2090-2100.

BPOM. 2007. Acuan Label Gizi Produk Pangan. HK.00.05.52.6291. Bahan

Internet.http://pom.go.id/public/hukumperundangan/pdf/Acuan

LabelGizi.

Budiarto,eko,2001.Biostatiska untuk kedokteran dan kesehatan massyarakat.

penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Driekie Rankin,2009.Dietary assessment methodologi for adolescents : a review

of reproducibility and validation studies. S Afr J Clin-nutr,23

(2), P.65-74.

Elnovriza, D, Yenrina, R, dan Bachtiar, H. 2008. Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat Asupan Zat Gizi Mahasiswa

Universitas Andalas Yang Berdomisili di Asrama Mahasiswa.

Faidon Magkos,2004. Development and validation of a food frequency

questionare forassessing dietary calcium intake in the general

population.osteoporosis in,17,P. 304-312

Page 80: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Gibson, R.S. 2005, Principle of Nutritional Assesment, Oxford University Press:

New York

Hurlock, dkk .remaja rumah belajar psikologi. 2010.

http;//rumahbelajarpsikologi. compowered by joomla.

Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Lydia Fanny,Salmiah,Asmaruddin.2010.Jurnal Tingkat Asupan zat Gizi Dan

Status Gizi Siswa SMU PGRI Kabupaten maros Propinsi

Sulawesi Selatan.Media Gizi Pangan Vol.IX edisi 1,Januari-

Juni.Bagian Gizi Politeknik Kesehatan:Makassar.

Melby MK, Utsugi M, Miyoshi M, and Watanabe S. 2008. Overview of Nutrition

and Dietary Recommendation in Japan. Apliction to Nutrition

Policy in Asian Countries

Moh Razif. 2011, semi-quantitatif food frequency questionare for Assesment of

Energy,total fat,fatty acids, and Vitamin A,C and E intake among

malaysia women.Mal J Nutr, 17 (1), P.1-18

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Poltekkes Depkes Jakarta. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan

solusinya.Salemba Medika: Jakarta.

Purnakarya, I, Elnovriza, D, dan Zulliadi, F. 2009. Studi Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Status Gizi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas..

Riyadi, H. 1995. Studi Identifikasi Kandungan Seng Makanan, Bioavailabilitas,

Prevalensi, dan Faktor Penyebab, serta Upaya Mengatasi

Defisiensi Seng. Laporan Penelitian. PAU Pangan dan Gizi IPB,

Bogor.

Ruel MT. 2001. Can Food-Based Strategies Help Reduce Vitamin A and Iron

Deficiencies? A Review of Recent Evidence. Washington DC

:International Food Policy Research Institute

Sastroasmoro, P, Sarwono. 2002. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian

Penelitian Klinis, edisi 2 (ed-2). Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sediaoetama, A. D. 2004, Ilmu Gizi, Jilid 1, Cetakan kelima, Dian Rakyat,

Jakarta

Page 81: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Soetardjo Susirah, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama, Buku

AJAR I, Sagung Seto, Jakarta

Soekatri M, Kartono D. 2004. Angka kecukupan Mineral. Angka kecukupan

Vitamin Larut Lemak. Di dalam : Soekirman et al, editor.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta.

Sri Rumini,; Sri Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka

Cipta.2004

Subeno BT. 2007. Anemia defisiensi besi pada anak sekolah. http://www.

suaramerdeka.com/harian/0706/25/ragam01.htm

Suhendro, 2003, Jurnal Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas

Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang, Banten.

Suhardjo dan Kusnanto, C.M. 1992.Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi .

Kanisius.Yogyakarta

Sulaiman, M. 2009. Double Vitamin D and Calcium for Dislocated. Bahan

internet.http://mardalinasulaiman.blogspot.com/2009_08_01_arc

hive.htm.

Supariasa dkk.2002,Penilaian Status Gizi, EGC : Jakarta.

Tarmudji, 2001, Jurnal Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Agresivitas

Remaja, http://www.dep diknas. go.id/ journal/ htm.

Todd, K., Mark, H., Doris, H. 1983, Food Intake Measurement : problems and

approaches , Am.J.Clin.Nutr, no :37

Page 82: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Tabel Sintesa Hasil Penelitian Tentang Perbedaan SQ-FFQ dan Recall 24 Jam

No Nama

Peneliti /

tahun

Judul

Penelitian

Masalah Metode Penelitian Hasil Keterangan

1

Driekie Rankin,

Susanna

Magrietha

Hanekom,

Hattie Wright

and Una

Macintyre /2009

Dietary assessment

methodologi for

adolescents : a

review of

reproducibility and

validation studies.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan dan menguji

validitas dan Reproduksibilitas

FFQ semi kuantitatif dengan

recall 24 jam terhadap pola

makan remaja.

Lokasi :afrika selatan

Desain: : Cross-

Sectional

Hasil penelitian menujukan validitas

relatif FFQs di kalangan remaja

adalah moderate dengan koefesien

korelasi lebih dari 0,3 metode recall

24 jam menunjukkan rendah jika di

nadingkan dengan FFQs.

S Afr J Clin

Nutr

2010,23(2):65-

74.

2 Marjolein

Haftenberger,Th

orsten Heuar,

Christin

Heidemann,Frie

derike Kube,

Carolin Krems

and Gert BM

Mensink /2010

Relative validation

of a food frequency

questionnaire for

national health and

nutrition

monitoring

Penelitian ini dilakukan untuk

memvalidasi FFQ terhadap

asupan nutrisi yang berhubungan

dengan pemantauan gizi dan

kesehatan nasional pada

masyarakat Jerman yang berusia

10 sampai 80 tahun.

Lokasi: Jerman

n: 161 orang (berusia

18-80 thn)

Desain: Cross-

Sectional

Hasil penelitian menujukan korelasi

rank sperman antara FFQ dan recall

24 jam berkisar dari 0,15-0,80 untuk

pizza, untuk teh dengan 2 1/3 dari

koefesien korelasi melebihi 0,30.

semua koefesien korelasi secara

statistik signifikan kecuali untuk

pizza dan sayuran yang dimasak.

proporsi peserta di klasifikasikan ke

dalam kuartil yang sama atau

berdekatan asupan dinilai oleh kedua

Nutrition

journal

2010,9(1) :36

Page 83: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

metode berfariasi antara 68% untuk

sayuran yang dimasak dan 94% untuk

kopi tidak ada perbedaan yang

signifikan secara statistik pada

perkiraan konsumsi pangan antara

kedua metode dari kelompok

makanan. untuk kelompok makanan

lainnya, perkiraan konsumsi pangan

dengan FFQ itu umumnya tidak lebih

tinggi atau lebih rendah dari recall 24

jam.

3 Betzabeth

Slater, Carla

Cristina Enes,

Rossana

Voronica

Mendoza Lopez,

Nagila Raquel

Teixeira

Damasceno and

Silvia Maria

Voci /2010

Validation of a food

frequency

quetionnaire to

assess the

consumption of

carotenoids, fruits

and vegetables

among adolescents

the method of triads

Tujuan dari penelitian untuk

memvalidasi FFQ terhdap

komsumsi karoten pada buah dan

sayuran dibandingkan dengan

recall 24 jam di kalangan remaja

Lokasi:brazil,

n: 80 sekolah

Desain : Studi Kohor

Hasil penelitian menujukan koefesien

validitas di hitung menggunakan

metode triad dengan pengecualian

karetonoid persial dari FFQ lebih

besar dari recall 24 jam. Buah dan

sayur menunjukkan parsial tertinggi

( r= 0,235) dan 24 jam ( r=0,137).

Yang tertinggi koefesien validitas

diperoleh untuk sayuran sebagaimana

dinilai FFQ lebih besar dari recall 24

jam.

Cad Saude

Publica, Rio de

Janeiro,26(11):2

090-2100,

nov,2010

Page 84: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

4 Mohd Razif

Shahril, Suhaina

Sulaiman,

Soraya Hanie

Shaharudin,

Nurismah Md

Isa & Sharifah

Noor Akmal

Syed Hussain /

200

Semi-Quantitative

Food Frequency

Questionnaire for

Assessment of

Energy, Total Fat,

Fatty Acids, and

Vitamin A, C and E

Intake among

Malaysian Women:

Comparison with

Three Days 24-

Hour Diet Recalls

Penelitian ini dilakukan untuk

membandingkan semi-

quantitative FFQ dengan Recall

24 jam selama 3 hari untuk

melihat asupan energi, total

lemak, asam lemak, vit. A, vit. C

dan vit. E di kalangan wanita

Malaysia

Lokasi :Malaysia

N : 88 orang

n : 51 wanita melayu

dan 28 wanita india

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas subyek penelitian berada

dalam rasio EI/BMR normal apabila

asupan energi mereka dinilai dengan

semi-kuantitatif FFQ(70%) dan

Recall 24-jam (74%).Namun, 10%

dari subyek penelitian terlalu

melebihkan (over reporting) asupan

mereka dinilai menggunakan FFQ

semi-kuantitatif. Analisist-test

menunjukkan tidak ada yang

perbedaan yang signifikan (p>0,05)

pada rata-rata konsumsi energi,

lemak total, asam lemak jenuh, asam

lemak tak jenuh tunggal dan asam

lemak tak jenuh gandadanvitamin A,

C dan E antara semi-kuantitatif FFQ

dan recall 24-jam. Persen perbedaan

rata-rata adalah juga kurang dari10%

untuk semua nutrisi termasuk dalam

penelitian ini. Ini menunjukkan

bahwa dengan FFQ semi-kuantitatif

Mal J Nutr 17

(1): 1 – 18, 2011

Page 85: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

dapat menghasilkan hasil yang

sebanding dengan recall 24-jam.

Klasifikasi silang untuk kedua

metode dalam kuartil asupan

mengakibatkan klasifikasi yang

benar ke dalam kuartil yang sama

atau berdekatan dari 82% menjadi

96% dari subyek penelitian.

Hanya3% dari subjek terjadi

kesalahan klasifikasi.

5 Faidon Magkos,

et al / 2004

Development and

Validation of a food

frequency

Questionnaire

forassessing dietary

calcium intake in

the general

population

Penelitian ini untuk

mengembangkan dan

memvalidasi FFQ untuk menilai

asupan kalsium pada

Massyarakat Dibandingkan recall

24 jam

N: 1001 populasi

umum

Lokasi: yunani

Metode FFQ dalam menilai asupan

kalsium rata-rata dibandingkan

dengan recall 24-jam diperoleh (mean

± SD) -133 ± 333 mg / hari atau - 5,4

± 47,6% (P <0,001). Kedua metode

yang kuat berkorelasi (r = 0,639, P

<0,001), tetapi batas 95% dari

kesepakatan untuk penilaian individu

yang agak lebar, seperti FFQ dapat

memberikan perkiraan asupan

kalsium dari533 mg / hari di atas

untuk 799 mg / hari di bawah recall

Osteoporosis int

(2006) 17 : 304

– 312

Page 86: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

6 Tinna

Eysteinsdottir,

Inga

Thorsdottir,Ingi

bjorg

Gunnarsdottir

and Laufey

Steingrimsdottir

/2011

Menilai validitas

asupan makanan

dengan

menggunakan

metode FFQ pada

lansia

untuk menguji validasi FFQ

terhadap asupan nutrisi pada

lansia di islandia

Lokasi :islandia,

N: 5764,

n: 128 lansia

Desain : Cross-

Sectional

Hasil penelitian menujukan

perbandingan FFQ dan metode

referensi usila mempunyai korelasi

≥0,4. untuk golongan buah,produk

susu,permen, minyak ikan, kopi, teh

(0,40-0,71).sedangkan untuk korelasi

sayuran mentah yaitu 0,33 untuk pria

dan wanita ≥0,4.korelasi untuk roti

gandum lebih rendah tetapi masih

signifikan(r=0.28,p=0,017).

pertanyaan untuk konsumsi daging

dan ikan serta sayuran yang dimasak

dan minuman ringan tidak ditemukan

hubungan yang signifikan.

Nutrition

Journal

2012,11:12

7 Cyntia A.

Thomson et

al/2002

Measuring dietary

change in a diet

intervention trial:

comparing food

freguency

questionnaire and

dietary recalls

Penelitian ini dilakukan untuk

mengukur validitas asupan

makanan pada penderita kanker

payudara dengan membandingkan

metode FFQ dengan recall 24 jam

.

Lokasi : Amerika

n : 397

Desain : Cross

Sectional

Hasil dari penelitian menujukan

Asupan makanan untuk 397 penderita

kanker payudara termaksud 200 dari

kelompok pembanding dan 197 dari

kelompok intervensi . perbandingan

FFQ dan recall 24 jam menujukan

perubahan signifikan dalam asupan

yaitu dengan korelasi 0,63 dan 0,43.

Am. J.

Epidemiol.

(2003) 157

(8):754-762

Page 87: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

8 Putu moda

arsana,et

al/2011

Perbedaan rta-rata

intake

energi,protein,lema

k,karbohidrat

menngunakan

metode recall 24

jam dengan food

record sebagai gold

standard pada

pasien DM di RSU

DR saiful anwar

malang

Untuk mengvalidasi asupan

makanan terhadap penderita DM

dengan menggunakan metode

recall 24 jam dan record

Lokasi : RSU

DR.Saiful Anwar

malang.

Varibel :intake asupan

Energi,Protein,lemak

dengan metode recall

24 jam dan food

record.

Hasil paired T-test menunjukkan

tidak ada perbedaan hasil pengukuran

intake Energi,Protein,lemak dan KH

menggunakan metode recall 24 jam

dan food record.hasil pengukuran

menggunakan metode recall dan food

record tidak jauh berbeda. Tetapi

underreporting dari intake zat gizi di

tunjukkan dari hasil penelitian ini di

bandingkan dengan food record,hasil

recall 24 jam lebih rendah untuk zat

gizi berkisar antara 0,1%-0,8%

Jurnal

universitas

brawijaya

9 Nilsen,Katherin

e/2009

Comparison of

Children’s 24 –hour

recalls and food

records using two

methods of

analysis.

(Analisis

perbandingan

asupan zat gizi

menggunakan

Penelitian ini dilakukan untuk

membandingkan Recall 24

dengan record trhadap asupan zat

gizi pada anak –anak.

Lokasi: Nevada

n : 40 siswa

Desain: cross-sectional

Analisis konvensional recall 24 jam

di temukan perbedaan yang

signifikan dimana protein berarti

(p=0,04), karbohidrat (p=0,05), tetapi

tidak untuk energi (p=0,09) dan

lemak (p=0,33). hasil nya berkisar

antara 124%-131%, hal ini

menunjukkan over-report.

Sedangkan untuk metode record

tidak memiliki perbedaan yang

Proquest Thesis

(PQDT) AS,

2009

Page 88: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

metode recall 24

jam dan metode

record pada anak)

signifikan antara rata-rata hasil

yang dilaporkan untuk energi dan

makronutrien lainnya berkisar antara

195%-112%.

10 Willem de

keyzer,et al

Repeated 24-hours

recalls versus

dietary records for

estimating nutrien

intakes in a national

food consumption

survey.

Penelitian ini dilakukan untuk

membandingkan dan

menganalisis asupan zat gizi

dengan metode recall 24 jam dan

record pada komsumsi pangan.

Lokasi: Belgia

n : 127 orang

Desain :Cross sectional

Hasil penelitian menujukan

sebanyak 127 orang sampel dapat

menyelesaikan recall 24 jam selama

5 hari. kedua metode memiliki rasio

intake sebesar 35% berada di

bawah kepercayaan 95% sehingga

misreporting. Perbedaan yang

signifikan antara dua metode asupan

makanan yang ditemukan untuk

energi, lemak, kolesterol, vitamin c,

tiamin, dan zat besi.secara umum

asupan recall 24 jam lebih tinggi di

bandingkan dengan metode record

.koefesien korelasi untuk semua

nutrisi berkisar antara 0,60-0,70

untuk tiamin dan air.

Jurnal Food and

Nutrion,vol 55,

2011

Page 89: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Proses Pengumpulan dan Analisis Data

MULAI

PENJELASAN RENCANA

PENELITIAN KEPADA SISWA

SEBAGAI RESPONDEN

Persiapan: 1. Kuesioner FFQ dan Recall

24 Jam 2. Photo model URT

makanan 3. Alat tulis

KESEDIAA

N STOP

TIDAK

WAWANCARA

DILAKSANAKAN

YA

IDENTITAS RESPONDEN

(KARAKTERSTIK) WAKTU : 3 MENIT

KUESIONER

FFQ

Cara Mengisi: 1. Peneliti menanyakan frekuensi konsumsi bahan makanan

yang tersedia di kuesioner (Harian, Mingguan, Bulanan, dll)

2. Pada saat menanyakan jenis porsi yang dikonsumsi (K, S, B) maka peneliti menunjukkan foto model makanan yang peneliti buat sebelumnya (dgn ukuran porsi sedang yang disertai ukuran berat (gr))

3. Setelah mengetahui frekuensi konsumsi dan jenis porsi yang dikonsumsi maka dapat dihitung rata-rata konsumsi perhari, misalnya Nasi putih dikonsumsi 2x perhari dengan porsi sedang (200 gr), maka rata-rata konsumsi perhari adalah 2 dikali 200 gr = 400 gr

WAKTU : 40 MENIT

Kelompok Makanan

Makanan pokok = 12

Lauk hewani = 30, Lauk nabati = 6, Sayuran = 18,

Buah = 20, Minyak = 6

Susu dna hasil olahannya = 6

Minuman = 9, Makanan jajanan = 37

DAY 1: FOOD RECALL 24 JAM

DAY 2: FOOD RECALL 24 JAM

Cara mengisi: 1. Menanyakan aktifitas yang pertama kali dilakukan pada

saat bangun (untuk memudahkan mengingat) 2. Kemudian menanyakan makanan yang dikonsumsi tiap

aktifitas yang dilakukan 3. Mencatat menu masakan yang dikonsumsi, dan bahan

makanan dalam menu tersebut. 4. Untuk URT bahan makanan, diperlihatkan kembali photo

model makanan sesuai dengan bahan makanan yang dikonsumsi untuk mengetahui beratnya

5. Mencatat berat bahan makanan yang dikonsumsi

WAKTU : 10 -15 MENIT

ANALISIS DATA (FFQ & FOOD

RECALL)

FFQ RECALL 24

NILAI GIZI: ENERGI, ZAT GIZI MAKRO &

MIKRO

NILAI GIZI: ENERGI, ZAT GIZI MAKRO &

MIKRO

Diolah menggunakan prpgram Nutrisurvey

Dgn memasukkan berat bahan makanan yang dikonsumsi ke dalam

program

Paired Test, untuk membandingkan nilai gizi yang diperoleh dari FFQ dan Recall 24 jam

Pearson correlation coefficient untuk mengetahui hubungan nilai gizi yang diperoleh dari FFQ & Recall 24 jam SELESAI

Page 90: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASSYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian Berjudul :

No. Responden : ………….

Yang bertanda tangan di Bawah ini :

Nama :

Nis :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat Rumah :

Kelas :

Alamat Sekolah :

Tgl wawancara :

Pewawancara :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang akan

dilakukan oleh mahasiswa dari Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas

Kesehatan Makassar, Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar, 2013

Penelitian Responden

STUDY VALIDASI SEMI-QUANTITATIF

FOOD FREQUENCY QUESTIONARE DENGAN FOOD RECALLS 24

JAM PADA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO PADA REMAJA

DI SMA ISLAM ATHIRAH MAKASSAR

Page 91: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

IDENTITAS SAMPEL

No. Kode Sampel :...............

Penelitian Berjudul :

STUDY VALIDASI SEMI-QUANTITATIF

FOOD FREQUENCY QUESTIONARE DENGAN FOOD RECALL 24

JAM PADA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO REMAJA

Nama :………………………………………………………

Tempat/ tgl lahir :………………………………………………………

Jenis Kelamin :1 ( ) laki-laki

2 ( ) perempuan

Berat badan : ................... (dalam kg)

Tinggi badan : ................... (dalam cm)

Kelas : 1. ( ) X

2. ( ) XI

Asal sekolah :.............................................................................

Alamat sekolah :.............................................................................

............................................................................

Alamat rumah :................................................................................

...............................................................

Page 92: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

FORM FOOD RECALL 24 JAM

No ID

Nama Sampel :

Kelas :

Hari Ke :

Tanggal :

NO Waktu (jam) Menu

Masakan

Bahan

Makanan

URT Berat

(gram)

1 Makan Pagi

2 Snack

3 Makan Siang

4 Snack

5 Makan Malam

6 Snack

Page 93: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

FORMULIR METODE FREKUENSI MAKANAN

Semi Quantitatif

Nama Responden : Tgl wawancara :

Umur : Kelas :

Jenis Kelamin : No ID :

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Jenis Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

1-3

x/H

1-4

x/M

1-3

x/B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

per

nah

K S B

x/H

g/H

Makanan Pokok

Nasi putih 200 1 prg sdg

Nasi kuning 200 1 prg sdg

Nasi goreng

200

1 prg sdg

Buras

95

1 bh

Ketupat 110 1 bh

Roti Tawar Putih 30 2 iris

Laksa 20 1 prg sdg

Mi instan 80 1 bks

Singkong 120 1 ptg

Kentang 40 1 bh sdg

Page 94: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

1-3

x/H

1-4

x/M

1-3

x/B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

per

nah

K S B

x/H

g/H

Lauk hewani

Daging sapi 35 1 ptg sdg

Hati sapi 35 1 ptg sdg

Ayam dengan kulit 45 1 ptg sdg

Ayam tanpa kulit 40 1 ptg sdg

Hati ayam 35 1 bh sdg

Ikan baronang 45 1/3 ekor

Ikan layang 45 1/3 ekor

Ikan kakap 45 1/3 ekor

Ikan cakalang 45 1/3 ekor

Ikan bandeng 45 1/3 ekor

Ikan bete-bete 45 1 ekor kcl

Ikan mairo 50 1 ptg

Ikan bolu 45 10 ekr kcl

Cumi-cumi 45 1/2 ekor

Udang segar 35 4 ekor sdg

Kepiting 30 1 ekor

Kerang 10 1 bh

Sosis 24 1 bj

Bakso 20 1 biji

Nagget 20 1 bj

Kornet 120 1 sdm

Ikan sarden 150 1 klg

Page 95: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Abon sapi 5 1 sdm

Ikan teri 15 2 sdm

Telur ayam kampung 40 1 btr

Telur ayam ras 55 1 btr

Telur bebek 60 1btr

Telur puyu 10 2 btr

Lauk nabati

Tahu 110 1 ptg sdg

Tempe 50 2 ptg sdg

Kacang merah 10 1 sdm

Kacang mente 10 1 sdm

Kacang hijau 10 1 sdm

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

1-3

x/H

1-4

x/M

1-3

X /

B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

p

ern

ah

K S B

x/H

g/H

Sayuran

Buncis 50 7 bh

Kacang panjang 50 3 bh

Brokoli 100 1 gls

Bayam 50 1 prg

Kangkung 50 1 prg

Sawi hijau 50 1 prg

Sawi putih 50 1 prg

Page 96: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Daun singkong 50 1prg

Taoge 50 1 prg

Ketimun 50 3 iris

Wortel 50 1/2 bh

Labu siam 50 1 ptg sdg

Kol 50 1/8 ptg

Jagung 50 1/3 ptg

Terong 50 ½ ptg

Daun kemangi 3 1 btg sdg

Daun bawang 2 1 jmp

Tomat 25 1 bj

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Jenis Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

x/H

-x /

M

X /

B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

per

nah

K S B

x/H

g/H

Buah

Alpukat 50 ½ bh bsr

Apel 75 ½ bh bsr

Jeruk manis sunkist 150 1 bh sdg

Jeruk manis 107 1 bh sdg

Mangga 90 ½ bh sdg

Nangka 60 3 biji

Papaya 110 1 ptg sdg

Rambutan 75 5 bh

Page 97: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Manggis 80 2 bh

Semangka 180 2 ptg sdg

Lengkeng 75 10 bh

Anggur 125 11 bh

Pir 85 1/2 bh

Pisang ambon 60 1 bh

Kedondong 100 1 bh sdg

Srikaya 100 1 bh sdg

Salak 80 1 bh

Sirsak 60 1 ptg sdg

Durian 35 3 bj

Langsat 75 5 bh

Melon 190 1 ptg

strawberi 50 4 bh sdg

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

1-3

x/H

1-4

x/M

1-3

x/B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

per

nah

K S B x/

H

g/H

Minyak

Minyak kelapa 10 1 sdm

Margarine 10 1 sdm

Mentega 10 1 sdm

Santan 50 ¼ gls

Susu dan hasil olahannya

Susu bubuk 10 1 sdm

Page 98: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Keju 10 1 sdm

Gula pasir 10 1 sdm

Yoghurt 200 1 gls

Es cream 125 1 cup

Feast 65 1 bks

Pedell pop stik 60 1 bks

Susu UHT 200 1 gls

Milo kaleng 240 1 klg

Milo sacet 14 1 bks

Hilo kotak 200 1 ktk

Boneto 200 1 ktk

Frisian flag 190 1 ktk

Energen 30 1 bks

Minuman

Teh 2 1 ktg

Kopi moca 5 1 sdm

Coca cola 200 1 gls

Sirup 200 1 gls

Jus alpukat 150 1 gls

Es jeruk 200 1 gls

Fanta 350 1 klg

Spirte 350 1 klg

Pepsi 350 1 klg

AW 330 1 klg

Buavita 250 1 ktk

Frestea 250 1 ktk

Teh kotak 250 1 ktk

Teh pucuk 350 1 btl

Teh botol 250 1 ktk

Teh gelas 190 1 gls

Page 99: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Pulpy 350 1 btl

Grentea 500 1 btl

Fruit tea 200 1 ktk

Maizone 500 1 btl

Pocari 500 1 btl

You c 140 1 btl kcl

Nama Makanan

Ber

at (

g)

Po

rsi

Frekuensi komsumsi Jenis Porsi

Rat

a-ra

ta

Ber

at

1-3

x/H

1-4

x/M

1-3

x/B

Tid

ak P

ern

ah

T Idak

per

nah

K S B

x/H

g/H

Makanan Jajanan

Wafer Tango 19 4 bh sdg

Malkist crackers 3 1 bh

Donat 65 1 bh

Risoles 50 1 bh

Pudding 65 1 bh

Brownis 30 1 bh

Ubi jalar goreng 60 1 bh

Sukun goreng 13 1 bh

Pisang goreng 60 1 bh

Bakwan 40 1 bh

Perkedel jagung 40 1 bh

Terang bulan 50 1 ptg sdg

Martabak 40 1 ptg sdg

Pisang ijo 60 1 bh

Pallu butung 220 1 mgk

Tella-tella 120 1 prg

Page 100: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Jalangkote 65 1 bh

Tahu isi 20 1 bh

Soto ayam 225 1 mgk

Coto 400 1 mgk

Kentang goreng 100 1 porsi

Tahu bakso 40 1 bj

Mie bakso 370 1 mgk

Pangsit 390 1 mgk

Gado-gado 430 1 prg

Batagor 220 1 prg

Siomay 160 1 mgk

sMie titi 400 1 prg

Sate ayam 80 5 tsk

Spageti 200 1 prg

Ayam krispi 80 1 ptg

Pizza 60 1 ptg

Kapurung 580 1 mgk

Kondro 340 1 mgk

Hamburger 105 1 bh

Pisang kriuk 78 8 ptg kcl

Krepes 47 1 bh

Roti bakar 35 1 ptg

Pop mie 56 1 cup

Pop mie goreng 60 1 cup

Mie gelas 28 1 bks

Buryam 53 1 bks

Chitato 40 1bks sdg

M patato 75 1 bks bsr

Lays 70 1 bks

Qtela sengkong 60 1 bks sdg

Page 101: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Chetos 40 1 bks sdg

Ring keju 28 1 bks sdg

Chiki balls 12 1 bks kcl

Taro 12 1 bks kcl

Choco mania 90 1 pak sdg

Good time 84 1 pak sdg

Tim tam 120 1 pak sdg

Oreo 29,4 1 bks sdg

Gengi raisan pie 85 1 bks sdg

Butter cookies

Biskuit roma kelapa

150

22

1 pak sdg

4 biji

Take it 17 1 bks

Beng -beng 20 1 bks

Silver quin 33 1 bks

Chaky silver 39 1 bks

Top leron 33 1 bks

Kit ket 17 1 bks

Delf 75 1 bks

Cha cha 45 1 bks

Momogi 10 1 bks

Wafer selamat 20 1 bks

Selai olei 12 1 bks

Bolu apollo 18 1 bks

Astor 40 1 dos

Biskuat 17,5 1 bks kcl

Better 16 1 bks

Hello panda 45 1 bks sdg

Suplemen

Stimuno 1 tablet

Herbalife (shake mix) 22 2 sdm

Page 102: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Analsisis Bivariat

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

R1Kalsium 93 31.80 762.10 1.9990E2 152.31658

R1Fosfor 93 60.10 896.20 4.3817E2 153.32853

R1Besi 93 1.50 17.60 5.1903 3.34474

R1Zn 93 1.10 9.70 3.3959 1.39374

R1VitA 93 8.90 3357.10 3.5033E2 508.82115

R1VitD 93 .30 100.60 4.9172 14.56460

R1VitE 93 .30 8.20 3.1925 1.67755

R1VitB12 93 .10 8.40 1.6225 1.13621

R1VitC 93 .10 1072.00 53.2581 151.67834

R1VitAsamFolat 93 6.90 256.30 79.1118 44.79547

R2Kalsium 93 34.40 830.80 3.4554E2 203.57202

R2Fosfor 93 198.40 1031.00 5.1902E2 149.85824

R2Besi 93 1.50 16.10 5.3705 3.16556

R2Zn 93 1.20 12.30 3.8120 1.70752

R2VitA 93 19.20 6681.00 4.0596E2 757.86255

R2VitD 93 .30 101.00 5.2151 16.30862

R2VitE 93 1.00 9.00 3.2720 1.74427

R2VitB12 93 .30 5.40 1.6503 .98314

R2VitC 93 .20 329.00 30.6516 39.25743

R2VitAsamFolat 93 12.00 233.20 88.9538 47.13402

RTotalKaslium 93 58.15 752.80 2.7272E2 138.97818

RTotalFosfor 93 8.15 796.10 3.0105E2 251.57890

RTotalBesi 93 2.10 16.85 5.2806 2.60729

RTotalZn 93 1.30 10.40 3.5852 1.30341

RTotalVitA 93 18.95 3412.00 3.7815E2 468.41445

RTotalVitD 93 .45 100.30 5.0632 14.80788

RTotalVitE 93 .65 7.35 3.2323 1.34634

RTotalVitB12 93 .45 6.90 1.6357 .81716

RTotalVitC 93 3.35 571.80 41.9565 82.39836

RTotalVitAsamFolat 93 24.60 199.75 84.0328 35.33786

FFQKalsium 93 55.60 618.30 2.5447E2 119.39987

FFQFosfor 93 223.80 851.00 4.9036E2 125.72416

FFQBesi 93 2.20 18.50 5.3645 2.38189

FFQZn 93 2.10 8.80 3.9011 1.16614

FFQVitA 93 31.60 2051.60 4.1286E2 418.29760

FFQVitD 93 .20 102.30 4.5957 14.57111

FFQVitE 93 1.30 8.80 3.2586 1.35960

FFQVitB12 93 .40 113.80 3.0814 11.65603

FFQVitC 93 6.50 519.00 39.0290 55.02881

FFQVitAsamFolat 93 2.00 213.00 81.7237 39.12789

Valid N (listwise) 93

Page 103: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Uji Normalitas Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

R1Kalsium .189 93 .000 .855 93 .000

R1Fosfor .096 93 .033 .978 93 .125

R1Besi .196 93 .000 .855 93 .000

R1Zn .117 93 .003 .869 93 .000

R1VitA .343 93 .000 .412 93 .000

R1VitD .376 93 .000 .274 93 .000

R1VitE .079 93 .189 .959 93 .005

R1VitB12 .123 93 .002 .809 93 .000

R1VitC .366 93 .000 .262 93 .000

R1VitAsamFolat .121 93 .002 .909 93 .000

R2Kalsium .088 93 .071 .957 93 .004

R2Fosfor .088 93 .075 .959 93 .005

R2Besi .189 93 .000 .867 93 .000

R2Zn .131 93 .000 .849 93 .000

R2VitA .384 93 .000 .307 93 .000

R2VitD .382 93 .000 .273 93 .000

R2VitE .131 93 .000 .883 93 .000

R2VitB12 .110 93 .007 .884 93 .000

R2VitC .219 93 .000 .582 93 .000

R2VitAsamFolat .124 93 .001 .940 93 .000

RTotalKaslium .099 93 .024 .952 93 .002

RTotalFosfor .273 93 .000 .823 93 .000

RTotalBesi .112 93 .006 .889 93 .000

RTotalZn .147 93 .000 .811 93 .000

RTotalVitA .340 93 .000 .465 93 .000

RTotalVitD .389 93 .000 .261 93 .000

RTotalVitE .099 93 .025 .942 93 .000

RTotalVitB12 .151 93 .000 .774 93 .000

RTotalVitC .335 93 .000 .330 93 .000

RTotalVitAsamFolat .108 93 .009 .955 93 .003

FFQKalsium .105 93 .013 .948 93 .001

FFQFosfor .087 93 .080 .977 93 .104

FFQBesi .121 93 .002 .843 93 .000

FFQZn .113 93 .005 .926 93 .000

FFQVitA .285 93 .000 .596 93 .000

FFQVitD .381 93 .000 .226 93 .000

FFQVitE .116 93 .003 .909 93 .000

FFQVitB12 .439 93 .000 .125 93 .000

FFQVitC .277 93 .000 .354 93 .000

FFQVitAsamFolat .145 93 .000 .915 93 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 104: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Uji Perbedaan dan Korelasi

Npar Tests

Vitamin A

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitA - RTotalVitA Negative Ranks 27a 47.63 1286.00

Positive Ranks 66b 46.74 3085.00

Ties 0c

Total 93

a. FFQVitA < RTotalVitA

b. FFQVitA > RTotalVitA

c. FFQVitA = RTotalVitA

Test Statisticsb

FFQVitA -

RTotalVitA

Z -3.447a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitA FFQVitA

Spearman's rho RTotalVitA Correlation Coefficient 1.000 .786**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitA Correlation Coefficient .786** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 105: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Npar Tests

Vitamin D

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitD - RTotalVitD Negative Ranks 49a 45.94 2251.00

Positive Ranks 41b 44.98 1844.00

Ties 3c

Total 93

a. FFQVitD < RTotalVitD

b. FFQVitD > RTotalVitD

c. FFQVitD = RTotalVitD

Test Statisticsb

FFQVitD -

RTotalVitD

Z -.819a

Asymp. Sig. (2-tailed) .413

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitD FFQVitD

Spearman's rho RTotalVitD Correlation Coefficient 1.000 .692**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitD Correlation Coefficient .692** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 106: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Npar Tests

Vitamin E

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitE - RTotalVitE Negative Ranks 35a 52.84 1849.50

Positive Ranks 56b 41.72 2336.50

Ties 2c

Total 93

a. FFQVitE < RTotalVitE

b. FFQVitE > RTotalVitE

c. FFQVitE = RTotalVitE

Test Statistics

b

FFQVitE - RTotalVitE

Z -.964a

Asymp. Sig. (2-tailed) .335

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitE FFQVitE

Spearman's rho RTotalVitE Correlation Coefficient 1.000 .603**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitE Correlation Coefficient .603** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 107: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Npar Tests Vitamin B12

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitB12 - RTotalVitB12 Negative Ranks 33a 40.58 1339.00

Positive Ranks 57b 48.35 2756.00

Ties 3c

Total 93

a. FFQVitB12 < RTotalVitB12

b. FFQVitB12 > RTotalVitB12

c. FFQVitB12 = RTotalVitB12

Test Statisticsb

FFQVitB12 -

RTotalVitB12

Z -2.851a

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitB12 FFQVitB12

Spearman's rho RTotalVitB12 Correlation Coefficient 1.000 .575**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitB12 Correlation Coefficient .575** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 108: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Npar Tests Vitamin C

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitC - RTotalVitC Negative Ranks 32

a 49.08 1570.50

Positive Ranks 61b 45.91 2800.50

Ties 0c

Total 93

a. FFQVitC < RTotalVitC

b. FFQVitC > RTotalVitC

c. FFQVitC = RTotalVitC

Test Statisticsb

FFQVitC - RTotalVitC

Z -2.356a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitC FFQVitC

Spearman's rho RTotalVitC Correlation Coefficient 1.000 .704**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitC Correlation Coefficient .704** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 109: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Npar Tests Asam Folat

Wilcoxon Signed Ranks Tes

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQVitAsamFolat - RTotalVitAsamFolat

Negative Ranks 47a 49.19 2312.00

Positive Ranks 46b 44.76 2059.00

Ties 0c

Total 93

a. FFQVitAsamFolat < RTotalVitAsamFolat

b. FFQVitAsamFolat > RTotalVitAsamFolat

c. FFQVitAsamFolat = RTotalVitAsamFolat

Test Statisticsb

FFQVitAsamFolat -

RTotalVitAsamFolat

Z -.485a

Asymp. Sig. (2-tailed) .628

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalVitAsam

Folat

FFQVitAsam

Folat

Spearman'

s rho

RTotalVitAsamFolat Correlation Coefficient 1.000 .425**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitAsamFolat Correlation Coefficient .425** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

Page 110: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Correlations

RTotalVitAsam

Folat

FFQVitAsam

Folat

Spearman'

s rho

RTotalVitAsamFolat Correlation Coefficient 1.000 .425**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQVitAsamFolat Correlation Coefficient .425** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Npar Tests Kalsium

Wilcoxon Signed Ranks Tes

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQKalsium - RTotalKaslium Negative Ranks 50

a 50.24 2512.00

Positive Ranks 43b 43.23 1859.00

Ties 0c

Total 93

a. FFQKalsium < RTotalKaslium

b. FFQKalsium > RTotalKaslium

c. FFQKalsium = RTotalKaslium

Test Statistics

b

FFQKalsium - RTotalKaslium

Z -1.251a

Asymp. Sig. (2-tailed) .211

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 111: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalKaslium FFQKalsium

Spearman's

rho

RTotalKaslium Correlation Coefficient 1.000 .636**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQKalsium Correlation Coefficient .636** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Npar Tests

Besi

Wilcoxon Signed Ranks Tes

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQBesi - RTotalBesi Negative Ranks 39a 48.78 1902.50

Positive Ranks 54b 45.71 2468.50

Ties 0c

Total 93

a. FFQBesi < RTotalBesi

b. FFQBesi > RTotalBesi

c. FFQBesi = RTotalBesi

Test Statisticsb

FFQBesi - RTotalBesi

Z -1.084a

Asymp. Sig. (2-tailed) .278

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 112: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalBesi FFQBesi

Spearman's rho RTotalBesi Correlation Coefficient 1.000 .489**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQBesi Correlation Coefficient .489** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Npar Tests

Zn

Wilcoxon Signed Ranks Tes

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

FFQZn - RTotalZn Negative Ranks 25a 36.48 912.00

Positive Ranks 59b 45.05 2658.00

Ties 9c

Total 93

a. FFQZn < RTotalZn

b. FFQZn > RTotalZn

c. FFQZn = RTotalZn

Test Statisticsb

FFQZn - RTotalZn

Z -3.894a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 113: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalZn FFQZn

Spearman's rho RTotalZn Correlation Coefficient 1.000 .547**

Sig. (2-tailed) . .000

N 93 93

FFQZn Correlation Coefficient .547** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Fosfor

Paired T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RTotalFosfor 3.0105 93 251.57890 26.08752

FFQFosfor 4.9036 93 125.72416 13.03699

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RTotalFosfor & FFQFosfor 93 .314 .002

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RTotalFosfor - FFQFosfor

-1.89312E2 243.43515 25.24305 -239.44670 -139.17695 -7.500 92 .000

Page 114: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

Nonparametric Correlations

Correlations

RTotalFosfor FFQFosfor

RTotalFosfor Pearson Correlation 1 .314**

Sig. (2-tailed) .002

N 93 93

FFQFosfor Pearson Correlation .314** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 93 93

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 115: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Page 116: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan
Page 117: SKRIPSI STUDI VALIDASI SEMI-QUANTITATIF FOOD FREQUENCY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/... · metode menggunakan uji pairedt-test atau wilcoxon dan korelasi menggunakan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurmala Fitri

Tempat/Tanggal Lahir : Tual / 02Juni1986

Suku : Bugis

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kancil Utara No. 35 Makassar

E-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SD Naskat Mathias 1 Tual, Tamat Tahun 1998

2. SMP YP PGRI Makassar, Tamat Tahun 2001

3. SMA YP PGRI 1 Makassar, Tamat Tahun 2004

4. D3 Gizi Poltekes Ambon,Tamatan Tahun 2007