IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA PENELITIAN QUASY-EXPERIMENTAL Oleh : HENY SULISTYARINI 131611123040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018
135
Embed
SKRIPSI STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ...repository.unair.ac.id/77607/2/full text.pdfPendahuluan : Pada proses hospitalisasi yang cukup lama akibat kanker pada anak, orang tua
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
SKRIPSI
PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA
DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA
PENELITIAN QUASY-EXPERIMENTAL
Oleh :
HENY SULISTYARINI
131611123040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
i
PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI INSTALASI
RAWAT INAP ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA
PENELITIAN QUASY-EXPERIMENTAL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Oleh :
HENY SULISTYARINI 131611123040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2018
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
ii
NIM. 131611123040
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
iii
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
iv
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
v
UCAPAN TERIMAKASIH
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
vi
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRESS
HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA DI IRNA ANAK
RSUD DR SOETOMO SURABAYA”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof Dr Nursalam, M.Nurs,(Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Dr Kusnanto, SKp., M. Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan
kepada penulis untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan.
3. Ilya Krisnana, S.Kep Ns., M.Kep., selaku pembimbing ketua yang telah
memberi dorongan semangat, saran dan perhatian kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Praba Diyan Rachmawati, S.Kep.,Ns.Mkep, selaku pembimbing yang telah
membantu penulis dengan arahan, masukan dan kesabaran sehingga skripsi ini
selesai.
5. Iqlima Dwi Kurnia S.Kep. Ns, M.Kep, selaku ketua penguji yang telah
memberi bimbingan dan masukan dalam skripsi ini.
6. Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberi ijin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian di Instansi terkait.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
vii
7. Seluruh staff dosen Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah membantu kelancaran dalam penelitian.
8. Seluruh responden yang secara sukarela ikut serta dalam penelitian,
menyempatkan waktunya semoga Alloh memberikan balasan dan kekuatan
dalam merawat anaknya.
9. Seluruh Staf pendidikan, perpustakaan dan tata usaha Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh staf pegawai di IRNA Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya yang telah
memberikan kesempatan dan bantuannya dalam pengambilan data penelitian
11. Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu mendo’akanku dan memberikan
dukungan baik moral maupun materiil dan selalu menyemangatiku dalam
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Program B19 yang telah
membantu selama penyusunan skripsi.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Surabaya, Januari 2018
Penulis
ABSTRAK
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
viii
PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN ORANG TUA TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA IBU DENGAN ANAK LEUKEMIA
DI INSTALASI RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Penelitian Quasy Eksperimental
Heny Sulistyarini
Pendahuluan : Pada proses hospitalisasi yang cukup lama akibat kanker pada anak, orang tua biasanya mengalami stres, cemas, marah dan depresi. Upaya untuk mengatasi stres hospitalisasi adalah intervensi pendidikan yang diberikan kepada ibu dengan pemberian modul. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya. Metode: Desain penelitian adalah quasy-eksperimental yang melibatkan populasi 60 orang terdiri dari 30 orang kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling. Variabel independen adalah modul pemberdayaan orang tua, variabel dependen adalah stres hospitalisasi pada ibu pasien. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner selanjutnya dianalisis dengan Wilcoxon signed rank test dan Mann Whitney. Hasil: Pada kelompok perlakuan setelah pemberian modul sebagian besar responden mengalami penurunan tingkat stres dibandingkan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh modul pemberdayaan terhadap penurunan tingkat stres ibu, hasil uji statistik Mann Whitney didapatkan p=0,002 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Diskusi : Pemberian modul pemberdayaan cukup efektif memberikan dampak positif bagi orang tua penderita Leukemia, yaitu berisi informasi, edukasi, bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menggali potensi diri dalam memberikan perawatan pada anak sehingga ibu memiliki rasa percaya diri, dapat mengambil keputusan dan melakukan perawatan kepada anak Leukemia. Hal ini terbukti pada penelitian bahwa pemberian modul pemberdayaan dapat menurunkan tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia.
Kata kunci : modul pemberdayaan orang tua, stres hospitalisasi, Leukemia pada
anak.
ABSTRACT
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
ix
EFFECT OF EMPOWERMENT MODULES TOWARD MOTHER OF LEUKIMIAN CHILDREN’S HOSPITALIZATION STRESS IN
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Quasy Experimental Study
By: Heny Sulistyarini
Introduction: Prolonged hospitalization on children with cancer might evoke stress, anxious, anger and depression to the parents. Efforts to resolve hospitalization stress was education provided by the healthcare provider to mother with modules. This research aimed to explain the influence of empowerment modules toward hospitalization stress on mother of Leukimian Children in RSUD Dr Soetomo. Method : Quasy- experimental design was used and involved 60 people and divided by treatment and control group. probability sampling technique with simple random sampling was used with module empowerment of parent as independent variable, and hospitalization stress on mother as dependent variable. Data collected using questionaire and then analyzed with Wilcoxon Signed ranked test and Mann Whitney. Result: Most respondents experienced low level of hospitalization stress after being given module. The result showed the effect of empowerment module statistically reducing stress level of Leukimian children’s mother with p = 0.002, meaned there was significant difference between treatment and control group. Discusion: empowermrnt module quite effectively gave positive impact for Leukimian children’s mother by giving information, education, guidance and training to improve the ability and resources during providing care to Leukimian child. Mother had sense of trust, could take decision and did a wholeheartedly care. It was proven on studies that empowerment module could lowered level of hospitalization stress on mother with Leukemian child.
Keywords : empowerment module, hospitalization stress, mother, Leukemia on children .
DAFTAR ISI
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
x
Surat Pernyataan ...................................................................................................... i Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................ ii Halaman Persetujuan Sidang ................................................................................. iii Halaman Penetapan Panitia Penguji Skripsi .......................................................... iv Ucapan Terima Kasih ..............................................................................................v Abstrak .................................................................................................................. vii Abstract ................................................................................................................ viii Daftar Isi ................................................................................................................ ix Daftar Gambar ...................................................................................................... xii Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv Daftar Singkatan ....................................................................................................xv BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1
12.1 Latar Belakang ...............................................................................1 12.2 Rumusan Masalah ..........................................................................6 12.3 Tujuan Penelitian ............................................................................6
12.3.1 Tujuan Umum ......................................................................6 12.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................8 2.1 Konsep Perawatan Anak.................................................................8
2.1.1 Pengertian Anak ...................................................................9 2.1.2 Konsep Sehat Sakit ............................................................10 2.1.3 Lingkungan ........................................................................10 2.1.4 Prinsip Keperawatan Anak ................................................10 2.1.5 Peran Perawat Anak ...........................................................12
2.2 Konsep Family Centered Care .....................................................15 2.2.1 Pengertian Family Centered Care .....................................15 2.2.2 Manfaat Penerapan Family Centered Care ........................16 2.2.3 Elemen-elemen Family Centered Care .............................16 2.2.4 Prinsip-prinsip Family Centered Care ...............................18
2.3 Konsep Caregiver Empowerment Model .....................................20 2.3.1 Pengertian Pemberdayaan ..................................................20 2.3.2 Pemberdayaan Kognitif Orang Tua (Ibu) Untuk ............
Meningkatkan Kemampuan Merawat Anaknya ................22 2.4 Konsep Orang Tua ........................................................................24
2.4.1 Peran Orang Tua ................................................................25 2.5 Konsep Stres Hospitalisasi ...........................................................25
2.5.1 Pengertian Stres .................................................................25 2.5.2 Pengertian Hospitalisasi .....................................................26 2.5.3 Stressor dan Reaksi Keluarga Sehubungan
Dengan Hospitalisasi Anak ................................................28
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xi
2.6 Konsep Pendidikan Kesehatan ................................................... 30 2.6.1 Definisi Pendidikan Kesehatan ........................................ 30 2.6.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan.......................................... 31 2.6.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan ........................................ 31 2.6.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ............................ 32 2.6.5 Langkah-langkah Dalam Penyuluhan Kesehatan ............ 33 2.6.6 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Penyuluhan............... 34 2.6.7 Metode Pendidikan Kesehatan......................................... 35 2.6.8 Media Pendidikan Kesehatan........................................... 38
2.7 Konsep Modul ............................................................................ 40 2.8 Konsep Leukemia Limfoblastik Akut ........................................ 44
2.9 Keaslian Penelitian ..................................................................... 47 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 50
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 50 3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................. 52 BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................... 53
4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 53 4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling ................................................ 53 4.2.1 Populasi............................................................................ 53 4.2.2 Sampel.............................................................................. 53 4.2.3 Sampling .......................................................................... 54 4.3 Identifikasi Variabel ................................................................... 54 4.3.1 Variabel Independen ........................................................ 55 4.3.2 Variabel Dependen........................................................... 55 4.4 Definisi Operasional................................................................... 55 4.5 Instrumen Penelitian................................................................... 57 4.5.1 Modul Pemberdayaan ...................................................... 57 4.5.2 Kuisioner Stress Hospitalisasi Pada Ibu Dengan Anak Leukemia.......................................................................... 58 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... 58 4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data.......................... 59 4.8 Analisis Data .............................................................................. 60 4.9 Kerangka Kerja........................................................................... 62 4.10 Etika Penelitian........................................................................... 63 4.10.1 Lembar Persetujuan Penelitian ..................................... 63 4.10.2 Tanpa Nama .................................................................. 63 4.10.3 Kerahasiaan................................................................... 63 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 64
5.1 Hasil Penelitian........................................................................... 64 5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 64 5.1.2 Data Umum Responden ................................................... 65 5.1.3 Data Khusus Responden .................................................. 67 5.2 Pembahasan ................................................................................ 70
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xii
5.2.1 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Ibu Kelompok Perlakuan Pada Fase Pre-Test ............................................70
5.2.2 Identifikasi Tingkat Stres Pada Kelompok Perlakuan (Sesudah Diberikan Intervensi) ..........................................70
5.2.3 Identifikasi Tingkat Stres Responden Kelompok Kontrol Fase Pre-Test .....................................................................72
5.2.4 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Responden Kelompok Kontrol Fase Post-Test .....................................72
5.2.5 Analisis Tingkat Stres Setelah Responden Mendapatkan Modul Pemberdayaan Orang Tua ......................................73
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................77 6.1 Kesimpulan ...................................................................................77 6.2 Saran .............................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................79 LAMPIRAN ...........................................................................................................81
DAFTAR GAMBAR
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xii xii xiii
Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian modul pemberdayaan terhadap penurunan stres hospitalisasi ibu dengan anak leukemia berdasarkan teori S. Calista Roy .....................................................50
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stress hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo 2017 ............................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xiv
Tabel 2.1 Daftar Keaslian Penelitian ..................................................................48 Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................56 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik data umum responden pengaruh modul
pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 4-17 Desember 2017 ..........................................65
Tabel 5.2 Kondisi tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia pre –test dan post-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ................................................................................................68
DAFTAR LAMPIRAN
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xv
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................81 Lampiran 2 Surat Permohonan Data Awal Penelitian .......................................82 Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................83 Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian .........................................................84 Lampiran 5 Surat Permohonan Uji Etik Penelitian ...........................................85 Lampiran 6 Sertifikat Etik Penelitian ................................................................86 Lampiran 7 Permohonan Menjadi Responden Penelitian .................................87 Lampiran 8 Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ...................................88 Lampiran 9 Format Pengumpulan Data ............................................................89 Lampiran 10 Kuisioner Stres Orang Tua .............................................................91 Lampiran 11 Satuan Acara Kegiatan ...................................................................93 Lampiran 12 Tabulasi Data Penelitian ................................................................95 Lampiran 13 Hasil Uji Statistik .........................................................................108 Lampiran 14 Modul Pemberdayaan Orang Tua ................................................118
DAFTAR SINGKATAN
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
xvi
ACTH : adrenocorticotropin hormone AML : Acute Mieloblastik Leukemia BB : Berat Badan COPE : Creating Of Parent Empowerment DASS : Depresion Anxiety Stress Scale DVD : Digital Video Disc FAB : French-American-British FCC : Family Centered Care HPA : Hipotalamus-Pituitari-Adrenal IRNA : Instalasi Rawat Inap LLA : Leukemia Limfoblastik Akut LLK : Leukemia Limfositik Kronis LMA : Leukemia Mieloid Akut mm3 : millimeter kubik MSG : Mono Sodium Glutamat RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah SPSS : Statistical Package for the Social Sciences TV : Televisi UMR : Upah Minimum Regional WHO : World Health Organization
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit jangka panjang, kronis yang tidak
hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga menyerang anak-anak. Pengertian
kanker menurut WHO adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang
tumbuh melampaui batas dan menyebar ke organ lain, sehingga meskipun tingkat
ketahanan hidup untuk kanker masa kanak-kanak telah meningkat secara
substansial namun ancaman kesakitan dan kematin sangat nyata bagi anak-anak
dan keluarga mereka (Shiryazdi, 2014). Seorang anak yang terdiagnosis kanker
akan menjalani perawatan di rumah sakit dengan beberapa prosedur tindakan
invasife. Selama proses hospitalisasi yang cukup lama akibat kanker anak dan
orang tua seringkali mengalami permasalahan psikologis (Supartini, 2004 dalam
Krisnana, 2014). Kondisi itu dapat berupa stres, cemas, marah dan depresi. Reaksi
stres hospitalisasi pada orang tua biasanya timbul akibat tingkat keseriusan
penyakit pada anaknya, pengalaman hospitalisasi sebelumnya, prosedur medis
yang sesuai dengan diagnosa dan pengobatannya serta latar belakang kondisi
keluarganya (Wong, 2009). Adanya pengobatan dan perawatan yang dilakukan di
rumah sakit dalam jangka waktu lama menyebabkan stres hospitalisasi pada
orang tua terutama ibunya, hal ini terjadi karena selama proses perawatan di
rumah sakit anak dan orang tua akan mengalami berbagai kejadian yang menurut
berbagai penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan
penuh dengan stres ( Supartini, 2004 dalam Krisnana, 2014).
1
2
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Berdasarkan data dari National Conference Pediatric Health Care 2017
terdapat 10.480 anak dibawah 14 tahun terdiagnosis kanker setiap tahunnya di
AS (Belongia, 2017). Di antara macam penyakit kanker pada anak Akut
Lympoblastik Leukemia merupakan jenis kanker yang tertinggi jumlahnya. Di
Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak tiap tahunnya selama kurun
waktu 2008-2015, dan Leukemia merupakan penyakit dengan kasus baru dan
jumlah kematian terbanyak (Pusdatin Kemenkes, 2015).
Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi dengan jumlah penderita kanker
terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah 61.200 yang di dalamnya termasuk
juga kasus kanker pada anak. Hampir setengah dari jumlah penderita kanker
tersebut adalah kasus kanker darah, dan jenis yang paling banyak diderita adalah
Akut Limpoblastik Leukemia (Pusdatin Kemenkes, 2015). Berdasarkan data dari
divisi Hematologi onkologi anak RSUD Dr Soetomo jumlah kasus baru Leukemia
di tahun 2015 berjumlah 106 anak, tahun 2016 terdapat 108 anak, di tahun 2017
periode Januari-Oktober sebanyak 101 anak.. Meskipun jumlah kasusnya terus
meningkat tetapi penyebab penyakit ini belum bisa diketahui. Menurut para ahli
penyakit leukemia pada anak kemungkinan disebabkan zat-zat kimiawi yang
terdapat pada makanan yang mengandung pengawet yang sering dikonsumsi oleh
anak-anak (Ugrasena, 2017).
Anak adalah harapan orang tua yang akan meneruskan cita-cita dan masa
depan keluarganya, sehingga ketika anak menderita sakit akan mempengaruhi
kondisi fisik dan psikis orang tuanya. Pada anak yang menderita penyakit kronis
seperti Leukemia akan mempengaruhi fungsi sehari-hari selama lebih dari 3
bulan dan dampak hospitalisasi lebih dari 1 bulan dalam setahun pada penderita
3
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
dan orang tuanya (Wong dalam Asyanti, 2013). Seorang ibu secara tradisional
merupakan perawat utama ketika anaknya sakit sehingga ibu memiliki
kemungkinan lebih besar mengalami permasalahan psikologis jika dibandingkan
dengan ayah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada ibu dengan
anak penderita Leukemia mengalami peningkatan skor stres, cemas dan depresi.
Sebuah penelitian melaporkan bahwa pada ibu yang anaknya dirawat karena
penyakit kronik 46% mengalami kecemasan, 27% mengalami gejala depresi dan
27% terjadi peningkatan stres. Hasil penelitian di ruang Hematologi anak RSUD
Dr. Soetomo menunjukkan tingkat stres hospitalisasi orang tua bervariasi mulai
dari normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Kondisi normal atau tidak
stres menduduki persentase yang paling besar yaitu 43,3%, stres ringan 26,7%,
stres sedang 16,6% namun terdapat responden yang mengalami tingkat stres berat
(6,7%) dan sangat berat (6,7%) (Krisnana, 2012).
Studi pendahuluan kurun waktu Januari sampai Mei 2017 didapatkan 300
penderita Leukemia yang menjalani rawat inap di instalasi rawat inap anak
RSUD Dr Soetomo serta sampel dari 10 ibu yang anaknya dirawat antara
September-Oktober 2017 berdasarkan observasi 1 orang ibu mengalami stres
berat ditandai tidak kooperatifnya ibu dalam tindakan perawatan dan penolakan
perawatan selanjutnya, 6 orang stres ringan yaitu pada saat wawancara ibu merasa
sedih tetapi bisa menerima kondisi penyakit anaknya dan 3 orang tidak
mengalami stres yaitu ibu tidak marah-marah dan tetap menikmati aktifitasnya di
rumah sakit.
Fungsi keluarga menurut Friedman diantaranya adalah mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan merawat keluarga yang sakit sehingga pada
4
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
kondisi penyakit kronis yang titik tekannya pada perawatan, kadang-kadang orang
tua merasa berjuang sendirian menghadapi stresor yang sedang terjadi (Asyanti,
2013). Keluarga mungkin harus beradaptasi terhadap stresor, dimana keluarga
harus mempertahankan keseimbangan sehingga dapat memenuhi tujuan dan
tugasnya, mengatasi stres serta melaksanakan peran dan fungsinya (Friedman, et.
al. dalam Asyanti, 2013). Meskipun stresor ini bervariasi sepanjang waktu, namun
bisa dikategorisasikan dalam 4 macam situasi yaitu saat diagnosa, selama waktu
transisi perkembangan penyakit, hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan
perawatan kesehatan anak, dan ketika anak mengalami kekambuhan penyakit dan
rawat inap.
Family center care merupakan suatu program dimana seorang perawat
memampukan dan melibatkan keluarga dalam setiap asuhan keperawatan yang
dilakukan terhadap anaknya, sehingga dengan memberdayakan seorang ibu dalam
perawatan anaknya diharapkan dapat menurunkan stres hospitalisasi pada ibu
tersebut (Soetjiningsih 2005). Dua konsep dasar dalam asuhan pada keluarga
adalah memberdayakan (empowerment) dan memampukan (enabling) (Wong,
D.L., et. al., 2010).
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan intervensi yang sering
dilakukan untuk menurunkan level stres pada orang tua saat menghadapi anak
sakit adalah intervensi pendidikan mengenai penyakit spesifik anak, intervensi
yang menekankan pada stres, pelatihan ketrampilan pemecahan masalah,
intervensi untuk meningkatkan koping dan adanya dukungan sosial (Melnyk,
2001 dalam Asyanti, 2013). Orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit
dengan penyakit kronis seperti Leukemia membutuhkan peningkatan pengetahuan
5
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
tentang Leukemia dan koping strategi untuk beradaptasi terhadap stresor yang
dialami (Geetha C, 2015). Konsep teori Stres Adaptasi Calista Roy menjadi
alternatif pemecahan masalah pada ibu yang mengalami stres hospitalisasi,
dengan menggunakan sarana modul pemberdayaan diharapkan dapat merubah
persepsi ibu dan meningkatkan koping adaptasi sehingga stres hospitalisasi dapat
diminimalkan.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di bagian anak RSUD Dr
Soetomo memaparkan tentang pengembangan model perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan asih, asah, asuh pada anak Leukemia sehingga akan
berpengaruh pada kompetensi dan percaya diri ibu untuk merawat anaknya yang
sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup anak Leukemia (Rachmawati,
2016). Penelitian yang lain menyebutkan bahwa empowerment orang tua dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat anaknya sehingga meminimalkan
stres hospitalisasi (Krisnana, 2012). Berdasarkan studi penelitian di atas sangat
relevan jika intervensi pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap
orang tua tetap diberikan. Salah satu intervensi pendidikan yang dapat dilakukan
adalah pemberian modul. Modul pemberdayaan orang tua merupakan salah satu
modul yang dapat diberikan kepada ibu yang melakukan perawatan pada anak di
rumah sakit dengan penyakit kronis seperti Leukemia karena media ini dirancang
dengan sistematik dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Selain itu belum ada penelitian sebelumnya untuk menurunkan stres hospitalisasi
dengan pemberian modul pemberdayaan, dan belum ada edukasi tentang stres
hospitalisasi kepada orang tua yang anaknya dirawat di instalasi rawat inap anak
RSUD Dr Soetomo Surabaya. Namun pengaruh pemberian modul pemberdayaan
6
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia belum dapat
dijelaskan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua
terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat
Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua
terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat
Inap Anak RSUD Dr Soetomo Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengukur tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia pada
kelompok kontrol dan perlakuan sebelum diberikan modul pemberdayaan.
2. Mengukur tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia pada
kelompok control dan perlakuan setelah pemberian modul pemberdayaan
3. Menganalisis pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap
stres hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan adanya pengaruh modul
pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak
7
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Leukemia dan dapat sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dan
pengembangan ilmu keperawatan anak.
1.4.2 Praktis
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi rumah sakit dalam peningkatan
pelayanan kepada pasien dan keluarganya.
2. Bagi perawat
Memberikan masukan bagi perawat yang bekerja di ruang anak dalam
memberikan ilmu pengetahuan pada keluarga pasien sehingga meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
3. Bagi responden
Meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan hospitalisasi, terutama ibu
pasien dengan anak Leukemia sehingga dapat meningkatkan koping adaptasi
dan menurunkan tingkat stres selama rawat inap di rumah sakit.
4. Bagi penelitian
Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi tentang pengaruh modul
pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi ibu dengan anak
Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak. Landasan berpikir tersebut terdiri dari empat
komponen, diantaranya manusia dalam hal ini anak, keperawatan, sehat-sakit dan
lingkungan.
2.1.1 Pengertian Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun
dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu
rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan
perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya
sama, demikian pula pada perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat.
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk
sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia anak.
Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat
lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk mulai
bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons emosi terhadap
penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan
anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka responsnya akan
menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi yaitu diam.
8
9
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan,
mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses
kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan
dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik.
Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi
tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan
berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang
sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula dalam hal
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada
dampak psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan berdampak pada
tumbuh kembang anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai
mekanisme koping yang baik dan matang.
2.1.2 Konsep Sehat Sakit
Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan
pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status
kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan
meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti apabila anak dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik,
sosial maupun spiritual. Demikian sebaliknya apabila anak dalam kondisi kritis
atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada
keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang
10
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.
2.1.3 Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status
kesehatan anak. Lingkungan internal seperti anak lahir dengan kelainan bawaan
maka di kemudian hari akan terjadi perubahan status kesehatan yang cenderung
sakit, sedang lingkungan eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara,
teman sebaya dan masyarakat akan mempengaruhi status kesehatan anak.
2.1.4 Prinsip Keperawatan Anak
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
dengan melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan
langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga mempunyai
peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai peran memenuhi
kebutuhan anak. Peran lainnya adalah mempertahankan kelangsungan hidup bagi
anak dan keluarga, menjaga keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk
mencapai masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam
terwujud kesejahteraan anak (Wong, 2009).
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda
dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta pertumbuhan dan
11
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
perkembangan karena perawatan yang tidak optimal akan berdampak tidak baik
secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat harus
memperhatikan beberapa prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat harus
memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan keperawatan anak, dimana prinsip tersebut terdiri dari:
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya
bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai
individu yang unik dan mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan
menuju proses kematangan.
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang.
Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan
lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan
terlihat sesuai tumbuh kembangnya.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit
dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi
bangsa.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak
maka keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan upayanya
tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.
12
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup,
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral
(etik) dan aspek hukum (legal).
6. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya
kematangan anak adalah dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik
secara internal maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh
lingkungan yang baik.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan
anak.
2.1.5 Peran Perawat Anak
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak
dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan bekerjasama dengan anggota tim lain,
dengan keluarga terutama dalam membantu memecahkan masalah yang berkaitan
dengan perawatan anak. Mari kita bahas secara jelas tentang peran perawat anak.
Perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak
dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi:
1. Sebagai pendidik.
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua maupun secara tidak
13
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan
perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan
dapat mencakup pengertian dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama
dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke
rumah. Tiga domain yang dapat dirubah oleh perawat melalui pendidikan
kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta sikap keluarga dalam hal
kesehatan khususnya perawatan anak sakit.
2. Sebagai konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan
konseling keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah
yang membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan
cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik
maka perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua
tentang masalah anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif
pemecahannya.
3. Melakukan koordinasi atau kolaborasi.
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya
asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci
untuk menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di
samping pasien. Keluarga adalah mitra perawat, oleh karena itu kerjasama
dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat perawat
14
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian
proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.
4. Sebagai pembuat keputusan etik.
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan
berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak
pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien
dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan
pasien. Perawat juga harus terlibat dalam perumusan rencana pelayanan
kesehatan di tingkat kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk
didengar oleh para pemegang kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Perawat yang paling
mengerti tentang pelayanan keperawatan anak. Oleh karena itu perawat harus
dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan
pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
5. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,
melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian
kesehatan/keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas
praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada peran ini diperlukan kemampuan
berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan
keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan
serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang
15
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat
melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik
keperawatan anak.
2.2 Konsep Family Centered Care
2.2.1 Pengertian Family Centered Care
Perlukah orang tua terlibat dalam merawat anak saat anaknya sedang
dirawat? Tentu harus terlibat. Mengapa harus melibatkan orang tua? Karena anak
tidak bisa jauh dari orang tua dan orang tua mempunyai sumberdaya yang bisa
membantu penyembuhan anak sehingga keluarga sangat penting dilibatkan dalam
perawatan, dimana istilahnya adalah family centered care. Family Centered Care
(FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan sebagai filosofi
perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta dalam
kehidupan anak. Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu,
menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.
Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family centered care
menekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program perawatan,
perancangan fasilitas kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara klien dengan
tenaga kesehatan harus melibatkan keluarga. Keluarga diberikan kewenangan
untuk terlibat dalam perawatan klien, yang berarti keluarga dengan latar belakang
pengalaman, keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat positif
dalam perawatan anak. Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti
membuka jalan bagi keluarga untuk mengetahui kekuatan, kemampuan keluarga
dalam merawat anak.
16
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
2.2.2 Manfaat Penerapan Family Centered Care
1. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang
lebih baik dan proses kolaborasi.
3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
4. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan.
5. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga
profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan
di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika
tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).
6. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
Volunter, Hospitalisasi Involunter, dan Hospitalisasi Gawat Darurat.
Rentang Respon Hospitalisasi Menurut Supartini (2004, hal : 189),
berbagai macam perilaku yang dapat ditunjukkan klien dan keluarga sebagai
respon terhadap perawatannya di rumah sakit, sebagai berikut :
1. Reaksi anak terhadap hospitalisasi.
2. Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi.
Manfaat Hospitalisasi Menurut Supartini (2004, hal: 198) antara lain :
1. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi
kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stresor yang
dihadapi selama perawatan di Rumah sakit.
2. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Untuk itu perawatan dapat
memberi kesempatan pada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur,
penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.
3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat. akan kemampuan kontrol
diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan pada pasien mengambil
keputusan, tidak terlalu bergantung pada orang lain dan percaya diri.
4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang
ada, teman sebaya atau teman sekolah. Berikan kesempatan padanya untuk
28
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
saling kenal dan membagi pengalamannya. Demikian juga interaksi dengan
petugas kesehatan dan keluarga harus difasilitasi oleh perawat karena selama
dirumah sakit klien dan keluarga mempunyai kelompok yang baru.
Dampak hospitalisasi menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum
hospitaisasi menimbulkan dampak pada lima aspek, yaitu privasi, gaya hidup,
otonomi diri, peran,dan ekonomi.
2.5.3 Stressor dan Reaksi Keluarga Sehubungan Dengan Hospitalisasi Anak
Bagian integral dari keluarga anak jika anak harus menjalani hospitalisasi
akan memberikan pengaruh terhadap angggota keluarga dan fungsi keluarga
(Wong & Whaley, 1999)
Reaksi orang tua dipengaruhi oleh :
1. Tingkat keseriusan penyakit anak.
2. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi
3. Prosedur pengobatan
4. Kekuatan ego individu
5. Kemampuan koping
6. Kebudayaan dan kepercayaan
7. Komunikasi dalam keluarga Pada umumnya reaksi orang tua: denial /
disbelief, marah / merasa bersalah, ketakutan, cemas dan frustasi, depresi.
Reaksi sibling :
1. Pada umumnya reaksi sibling : merasa kesepian, ketakutan, khawatir, marah,
cemburu, rasa benci, rasa bersalah.
2. Pengaruh pada fungsi keluarga : pola komunikasi, komunikasi antar anggota
keluarga terganggu, respon emosional tidak dapat terkontrol dengan baik.
29
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
3. Penurunan peran anggota keluarga pola komunikasi. Kehilangan peran orang
tua. Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan dirawat. Kadang
orang tua menyalahkan sibling sebagai perilaku antisosial.
4. Cara mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan
hospitalisasi anak:
1) Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2) Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.
Kurangi batasan-batasan yang diberikan pada anak.
3) Beri dukungan pada anak dan keluarga.
4) Beri informasi yang adekuat.
Reaksi orang tua yang anaknya dirawat di Rumah Sakit (hospitalisasi) :
1. Perasaan cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat orang tua
melihat anak mendapat prosedur menyakitkan (Perawat harus bijaksana dan
bersikap pada anak dan orang tua). Cemas yang paling tinggi dirasakan orang
tua pada saat menunggu informasi tentang diagnosis penyakit anaknya. Rasa
takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan anak pada
kondisi sakit terminal. Perilaku yang sering ditunjukkan orang tua: sering
bertanya tentang hal yang sama secara berulang pada org berbeda, gelisah,
ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah.
2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan orang tua
mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh.
3. Perasaan frustasi : Muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama
dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan
30
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
psikologis. Stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang disebabkan
oleh tuntutan fisik, lingkungan dan situasi sosial yang merusak dan tidak
terkontrol. Stress sangat bersifat individu yang bersifat merusak bila tidak ada
keseimbangan antara daya tahan mental individu orang ituterhadap beban
yang dirasakannya. Faktor kunci dari stress adalah persepsi seseorang dan
penilaian terhadap situasi dan kemampuan untuk menghadapi atau mengambil
manfaat dari situasi yang dianggap membebaninya. Faktor penyebab stress
adalah faktor internal dan faktor internal. Hospitalisasi merupakan suatu
proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan
klien untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua
dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian
ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan
stress. (Supartini, 2004)
2.6 Konsep Pendidikan Kesehatan
2.6.1 Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran. Menurut
Notoatmodjo (2010) pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau
pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-
tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk kegiatan dengan
31
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku
sasaran.
2.6.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan utama pendidikan kesehatan (Mubarak dan Chayati, 2009) yaitu :
1. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan
sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar.
3. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat
2.6.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2003) sasaran pendidikan kesehatan dibagi dalam 3
(tiga) kelompok, yaitu :
1. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,
maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk
masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan juga
sebagainya.
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk
32
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
nantinya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat di sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun
daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok ini akan mempunyai dampak langsung terhadap perilaku tokoh
masyarakat dan kepada masyarakat umum.
2.6.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi menurut
Fitriani (2011) yaitu;
1. Dimensi sasaran
1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah individu.
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah kelompok
masyarakat tertentu.
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah masyarakat
luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
1) Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien dan
keluarga
2) Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah pelajar.
3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasarannya
adalah masyarakat atau pekerja.
33
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
1) Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health Promotion), misal:
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan
sebagainya.
2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection)
misal : imunisasi
3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early
diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan
sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.
4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan
memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.
2.6.5 Langkah-langkah Dalam Penyuluhan Kesehatan
Menurut Effendy (1998) ada beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan masyarakat, yaitu :
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu untuk ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluhan, seperti :
1) Menetapkan tujuan.
2) Penentuan sasaran.
3) Menyusun materi atau isi penyuluhan.
4) Memilih metoda yang tepat.
5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan.
34
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
5. Pelaksanaan penyuluhan.
6. Penilaian hasil penyuluhan.
7. Tindak lanjut dari penyuluhan
2.6.6 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Penyuluhan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan menurut Notoatmojo (2007) yaitu :
1. Faktor penyuluh yang meliputi kurangnya persiapan, kurangnya penguasaan
materi yang akan dijelaskan oleh pemberi materi, penampilam yang kurang
meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh
sasaran, suara pemberi materi yang terlalu kecil, dan penampilan materi yang
monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran yang meliputi tingkat pendidikan sasaran yang terlalu rendah,
tingkat sosial ekonomi sasaran yang terlalu rendah, kepercayaan dan adat
istiadat yang telah lama tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, dan
kondisi tempat tinggal sasaran yang tidak memungkinkan terjadinya
perubahan perilaku.
3. Faktor proses penyuluhan yang meliputi waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan yang dilakukan di
tempat yang dekat keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan, jumlah
sasaran yang terlalu banyak, alat peraga dalam penyuluhan kesehatan kurang,
metode yang digunakan kurang tepat, dan bahasa yang digunakan sulit
dimengerti oleh sasaran.
35
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
2.6.7 Metode Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2003) agar mencapai suatu hasil yang optimal,
materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Ada 3 macam metode pendidikan
kesehatan, yaitu :
1. Metode Pendidikan Individual (perorangan)
Metode ini digunakan untuk membina perubahan perilaku baru, atau membina
seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku. Dasar
digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan perilaku tersebut.
Bentuk pendekatan ini, antara lain :
1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih jadi lebih efekti
2) Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan.
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Ada beberapa
macam metode kelompok tersebut, yaitu:
36
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
1) Kelompok besar
Apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang, antara lain ceramah
dan seminar.
(1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
berpendidikan rendah.
(2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu bentuk penyajian
dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap
penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya disebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini
antara lain :
(1) Diskusi Kelompok
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan
pancingan-pancingan yang berupa pertanyaan sehubungan dengan
topik yang dibahas. Sehingga terciptalah diskusi kelompok.
(2) Curah Pendapat (brain stroming)
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan
satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan.
Tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak
37
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
boleh ada komentar dari siapa pun. Setelah semuanya mengemukaan
pendapat, baru tiap anggota boleh berkomentar dan akhirnya
terbentuklah diskusi.
(3) Bola Salju (snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan
kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah kurang
lebih 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya
sehingga akhimya akan terjadi diskusi dari seluruh anggota kelompok.
(4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang
kemudian akan diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
(5) Memainkan Peran (role play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu. Setelah mendapatkan peran mereka masing-masing, mereka
kemudian memainkan peran tersebut.
(6) Permainan Simulasi (simulation game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam bentuk permainan.
38
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
3. Metode Pendidikan Massa
Metode ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat. Berikut ini ada beberapa contoh metode untuk
pendekatan massa, yaitu :
1) Ceramah Umum (public speaking).
2) Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan dapat dilakukan melalui media
elektronik, baik televisi maupun radio.
3) Simulasi contohnya seperti dialog antara pasien dengan perawat.
4) Billboard biasanya dipasang di tempat-tempat umum dan diisi dengan
pesan-pesan atau informasi–informasi kesehatan.
2.6.8 Media Pendidikan Kesehatan
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya. Tujuan penggunaan media adalah untuk
mempermudah sasaran memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Kehadiran
media mempunyai arti yang sangat penting, sebab ketidakjelasan bahan yang akan
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (ubarak
dkk, 2006). Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan
(media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu media cetak, media elektronik,
dan media papan (bill board).
1. Media Cetak
1) Booklet : digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik
tulisan maupun gambar.
39
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
2) Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan ataupun
keduanya.
3) Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
4) Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk
lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman)
berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai
pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Rubrik/tulisan-tulisan : pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster : merupakan suatu bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi
kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat
umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto : digunakan untuk mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
2. Media Elektronik
1) Televisi : dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya
jawab, pidato/ceramah, TV, quiz, atau cerdas cermat.
2) Radio : bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, ceramah.
3) Video Compact Disc (VCD) atau DVD.
4) Slide : digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.
5) Film strip : digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.
3. Media Papan (Bill Board)
Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi
dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan.
40
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
2.7 Konsep Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar
secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapaan lainnya yang terdapat
dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau
bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka
dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak
secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-
muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini. Modul
merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat
karakteristik sebagai berikut :
1. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus :
1) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
2) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik
sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran;
41
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan
pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya;
5) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
8) Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan
penggunaan diklat melakukan “self assessment’;
9) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau
mengevaluasi tingkat penguasaan materi;
10) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui
tingkat penguasaan materi; dan
11) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung
materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak
42
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan
atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan
bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media
tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel
digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan
teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”.
Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan
sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum
digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly. Penggunaan modul
sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction).
Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas, maka konsekuensi lain yang
harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya kelengkapan isi; artinya isi atau
materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-
sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup memahami bidang
kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca
menginginkan pengembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan
43
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka
(bibliografi) yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi
suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi
isinya. Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar
mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri.
Karena konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu
sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam
di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar
seperti ini. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar
maupun guru/ instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berin-
teraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang
memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan
minatnya.
4. Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya.
5. Dengan memperhatikan tujuan-tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar akan
sama efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada
proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang
44
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan.
Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran,
dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat
dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara tertulis. (Sumber : Direktorat
Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, Depdiknas, 2008)
2.8 Konsep Leukemia Limfoblastik Akut
Leukemia adalah kanker anak yang paling sering, mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Leukemia limfoblastik akut (LLA) berjumlah kira-
kira 75% dari semua kasus. Leukemia mieloid akut (LMA) berjumlah kira-kira
20% dari leukemia. Leukemia sisanya adalah berbentuk kronis (LLK) (William et
al., 2000; Smith et al., 1999).
2.8.1 Klasifikasi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai
“darah putih”, adalah penyakit yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi
sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi, yang
menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal.
Klasifikasi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi dari FAB
(French-American-British). Klasifikasi ini klasifikasi morfologi dan didasarkan
pada diferensiasi dan maturasi sel leukemia yang dominan dalam sumsum tulang,
serta pada penelitian sitokimia (Baldy, 2006).
45
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
1. Leukemia Akut
Leukemia akut merupakan proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya
berlebihan,serta dapat menyebabkan anemia, trombositopenia dan diakhiri
dengan kematian (Handayani & Haribowo, 2008)
2. Leukemia Kronis
Leukemia dibagi menjadi Leukemia Myeloid-Leukemia Granulositik kronis
dan leukemia Limfositik Kronis.
2.8.2 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang muncul pada anak dengan leukemia yaitu pucat,
letih, demam, ptekie, nyeri pada tulang dan persendian, nyeri abdomen,
hepatomegaly, splenomegaly, limfadenopati, mual muntah dan anoreksia (Wong
dalam Putri, 2015 ).
2.8.3 Faktor Risiko Leukemia
Etiologi leukemia belum dapat diketahui secara pasti,tetapi ada beberapa
faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia :
1. Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak dengan down sindrom dua puluh kali lebih
banyak pada anak normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan
leukemia akut.Insiden Leukemia akut juga meningkat pada penderita kelainan
kongenital dengan aneuloidi, misalnya agranulositosis congenital, sindrom
Ellis van Greveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom
Klinifelter dan sindrom trisomy (Handayani dalam Putri, 2015).
46
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
2. Sinar radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada maupun manusia.Angka kejadian leukemia
mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik kronis (LGK) jelas sekali
meningkat sesudah terpapar sinar radioaktif akan menderita leukemia setelah
5 tahun.
3. Virus
Beberapa virus tertentu terbukti menyebabkan leukemia pada binatang.Sampai
sekarang belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia pada manusia
adalah virus. Meskipun demikian ada beberapa hasil penelitian yang
membuktikan bahwa virus dapat menyebabkan leukemia pada manusia, yaitu
enzim reverse trascriptase ditemukan dalam darah manusia.Dimana enzim ini
ditemukan dalam virus oncogenic seperti retrovirus tipe C yaitu jenis virus
RNA yng menyebabkan leukemia pada binatang.
2.8.4 Penatalaksanaan Terapeutik
1. Terapi induksi
Terapi ini dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan dan berlangsung
selama 4 hingga 6 minggu serta menghasilkan remisi total atau remisi dengan
kurang dari 5% sel-sel leukemia dalam sumsum tulang. Pada fase ini diberikan
terapi kortikosteroid /prednisone, vincristine, dan L asparaginase (Wong 2009
dalam Putri, 2015).
2. Terapi profilaksis SSP
Terapi ini untuk mencegah agar sel-sel leukemia tidak menginvasi SSP.
Penanganan SSP terdiri atas terapi profilaksis melalui kemoterapi intratekal
dengan metrotreksat, citarabin dan hidrokortison. Namun hal ini memberikan
47
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
efek samping iradiasi kranial sehingga terapi ini hanya dilakukan pada pasien
yang berisiko tinggi dan memiliki penyakit SSP.
3. Terapi konsolidasi
Setelah remisi total tercapai, dilaksanakan suatu periode terapi yang
menghilangkan sel-sel leukemia yang masih tersisa,diikuti dengan terapi
intensifikasi lambat yang mencegah timbulnya klon leukemik yang resisten.
4. Terapi rumatan.
Terapi rumatan dimulai sesudah terapi induksi dan konsolidasi selesai dan
berhasil. Terapi ini berfungsi untuk mempertahankan fase remisi.
Selain kemoterapi, transplantasi sumsum tulang juga dapat digunakan
sebagai terapi leukemia. Transplantasi sumsum tulang sudah dilakukan untuk
penanganan anak-anak yang menderita ALL dan AML dengan hasil cukup baik.
Transplantasi ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang menderita ALL
selama remisi yang pertama karena kemoterapi masih mungkin memberikan hasil
yang baik. Namun transplantasi sumsum tulang alogenik dapat dilakukan pada
anak yang menderita AML selama remisi pertama karena prognosisnya yang lebih
buruk.
2.9 Keaslian Penelitian
Langkah-langkah menentukan keaslian penelitian dengan cara mencari
jurnal melalui Google Scholar dengan kata kunci : empowerment program,
parent/ family, stress, childrent with chronic illness. Dari 13 jurnal didapatkan 8
judul yang memenuhi kriteria sebagai daftar keaslian penelitian.
48
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Tabel 2.1 Daftar Keaslian Penelitian
No Judul Karya Ilmiah dan Penulis
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil
1. Patient Empowerment and Stress Reduction. Valdes et. al., Departement micro elektronik Institut of Barcelona, 2014. Keywords :empowerment patient,stress measurement, heart rate variability,psychometric tests
D : Pre test post test. S : 41 orang V : Pemberdayaan pasien
dan nadi. A : Pair T test I : -
Perbedaan tingkat stress sebelum dan sesudah sesi edukasi (P<0.0005)
2. Pengembangan model asuhan keperawatan pendekatan COPE (Creating Opportunity For Parent Empowerment) dalam penurunan stress hospitalisasi orangtua anak terdiagnosa kanker. Ilya Krisnana, Jurnal Ners vol 8 No.1, April 2013.Keywords :empowerment, stress hospitalisasi,difusi inovasi,kanker pada anak.
D : Explanative studyng dengan cross sectional
V : Askep metode COPE dan stress hospitalisasi.
A : Mann whitney S ; 30 orang I : -
Partisipasi orang tua dalam perawatan fisik dan emosional anak meningkatkan kepercayaan orang tua sehingga menurunkan stress hospitalisasi.
3. Pemberdayaan keluarga (family empowerment meningkatkan koping keluarga dengan diabetes mellitus tipe II. Key words :pemberdayaan keluarga,koping keluarga, DM tipe 2. Ardian, Jurnal Keperawatan vol 1 no 2, Nopember 2013, Semarang.
D : Non equivalent control group
S : 15 kontrol 15 perlakuan
I : Intervensi pemberdayaan keluarga dan tingkat coping keluarga.
V : - A : -
Pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaanS tingkat coping sebelum dan sesudah diberikan intervensi pemberdayaan keluarga (p:0,000).
4. The effect of creating opportunities for parent empowerment program on maternal stress, anxiety and participation in NICU. Mianaei et all, Iranian Journal Nurs Midwifery, 2014. Key words :anxiety, COPE,Iran,participation,prem atur infant stress
D : Pre post test control group desain.
S : 90 orang V : program COPE dan
stress pada orang tua. I : program COPE A : Mann Whitney U test
Kelompok control secara signifikan menurun tingkat stress dan cemasnya setelah pemberian program COPE (p<0,001).
5 Pemberdayaan keluarga pada anak balita pneumonia di rumah sakit : persepsi perawat anak dan keluarga. Nurhaeni, FIK,VI, 2011.Makara Kesehatan vol 5 no 2 Desember 2011. Keywords : FCC, pemberdayaan keluarga, efek pemberdayaan keluagga
D : Kualitatif dengan wawancara mendalam.
S : 6 orang keluarga pasien 6 orang perawat
V : pemahaman, proses, dan dampak pemberdayaan.
I : Model pemberdayaan keluarga
A : Metode Collaizi
Keluarga dan perawat sangat mendukung dilakukannya pendekatan pemberdayaan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga.
49
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
No Judul Karya Ilmiah dan
Penulis
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil
6 The process of empowerment in mothers of chronically ill children. Gibson CH, Blacwell scence Ltd, Journal of Advance Nursing, Canada, 1995.Key words : process of empowerment, mother, cronic illness,children.
D : kualitatif dengan wawancara mendalam
S : 12 orang. V : - I : - A : -
Peningkatan kompetensi ibu dalam merawat anak dengan penyakit kronik
7 Empowerment of the rural patients/caregivers of children with heart diseases in Namibia to fascilitation coping with the demans of caring at home. Amakali, et. al. Canadian, 2013. Globe J. Health Sci., 17. Keywords : caregiver empowerment parent,copyng care children,heart disease,home base care.
D : Studi kualitatif S : -
V : Pengalaman yang negatif
pada pengasuh
A : program kesehatan dasar I : -
Kebutuhan pemberdayaan pada pengasuh untuk meningkatkan kemampuan dalam merawat anak dengan penyakit jantung.
8 The effect of an empowerment program on the competence of caregivers in caught for preschool children with acute leukemia under going chemotherapy. J. Nurs Sci, 2009. Wansa, Bangkok Thailand.Keywodrs : empowerment program, caregiver competence, preschool children,acute leukemia,Gibson teory.
D : Pre post test quasy experiment.
S : 15 perlakuan 15 kontrol
V : Program pemberdayaan peningkatan kompetensi pengasuh.
I : - A : -
Prorgram pemberdayaan meningkatkan kemampuan pengasuh dalam merawat anak dengan leukemia.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tidak Diukur
Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian modul pemberdayaan terhadap penurunan stres hospitalisasi ibu dengan anak leukemia berdasarkan Teori S. Calista Roy
50
Stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia
Modul Pemberdayaan
Proses belajar
Kognisi ↓↑
Emosi Persepsi
Koping Individu
Medula Katekolamin
Modulasi Respon Imun
Keterangan :
Diukur Penurunan
Stress
Korteks adrenal (Kortisol )
Hipotalamus (CRF )
Pituitari (ACTH)
HPA Axis
51
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Dari gambar di atas dapat dijelaskan mekanisme pengaruh pemberian
modul pemberdayaan terhadap penurunan stress hospitalisasi pada ibu yang
anaknya dirawat di rumah sakit dengan penyakit leukemia. Stress didefinisikan
sebagai setiap perubahan fisik atau psikis yang mengubah keseimbangan atau
homeostasis organisme. Stress merupakan suatu ancaman terhadap homeostasis
organisme yang membangkitkan berbagai macam respons adaptasi agar
organisme tetap hidup. Respon yang timbul akibat stress dapat berasal dari
susunan saraf otonom maupun saraf somatik, sistem hormon maupun sistem imun
tubuh. HPA adalah singkatan dari Hipotalamus-Pituitari-Adrenal. Ketiganya ada
di dalam tubuh manusia dan memiliki kerja yang saling timbal balik satu sama
lain. Hipotalamus dapat mengaktifkan kerja kelenjar pituitari dan kemudian akan
mempengaruhi korteks adrenal di ginjal dan membentuk kortisol.
Berkaitan dengan stres, sebetulnya respon akivitas HPA ini harus ditelusuri lebih
tinggi lagi, diatas hipotalamus yaitu sistem limbik oleh karena berhubungan
dengan emosi dan tingkah laku organisme ketika menghadapi stres. Bagian sistem
limbik yang terlibat dalam respon aksis HPA ini adalah hipotalamus.
Paraventriculer nucleus (PVN) ini memproduksi hormon corticotropin releasing
factor (CRF) yang dikeluarkan ke pembuluh darah dan portahipotalamus pituitari.
Selanjutnya CRF mempengaruhi kelenjar pituitari anterior untuk merangsang
pelepasan hormon adrenocorticotropin (ACTH) ke alam peredaran darah. Bila
mencapai kelenjar kortek adrenal ACTH akan merangsang pelepasan hormon
korteks adrenal. Selagi ada stres akan menjadi peningkatan kegiatan aksis HPA
dalam bentuk peningkatan CRF, ACTH kortisol. Akan tetapi, bila stres berlalu
maka aktivitas aksis HPA akan menurun kembali seperti sebelum ada stres. Hal
52
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
ini terjadi berkat adanya umpan balik negatif lewat kortisol yang mencapai
hipotalamus dan atau hipokampus dimana di dapatkan reseptor spesifik untuk
hormon korteks adrenalis. Dengan pemberian modul pemberdayaan diharapkan
proses pembelajaran terjadi sehingga mengaktifkan kognisi dan menstabilkan
emosi serta memperbaiki persepsi yang tujuannya membangun coping yang
positif. Koping yang positif mengakibatkan terjadinya mekanisme penurunan
CRF pada hipotalamus, penurunan ACTH pada pituitary dan juga penurunan
kortisol pada korteks adrenal. Sehingga dengan perubahan perilaku dan koping
yang positif serta status emosi yang baik akan mempengaruhi modulasi respon
imun dan menurunkan tingkat stress.
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 : Ada pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap
penurunan tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia di
Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain atau rancangan penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman peneliti
pada keseluruhan proses penelitian. Penelitian ini adalah penelitian quasi-
eksperimental yaitu satu kelompok dilakukan intervensi sesuai metode yang
dikehendaki, kelompok lainnya dilakukan seperti biasa (Nursalam, 2016).
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah subyek (manusia, ibu klien) yang memenuhi
kriteria yang ditetapkan. Selama kurun waktu Januari –Mei 2017 terdapat 300
penderita yang dirawat inap di instalasi rawat inap anak RSUD Dr Soetomo.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak dengan
diagnosa leukemia yang dirawat di IRNA anak RSUD Dr Soetomo Surabaya yaitu
sebanyak 60 orang dalam satu bulan.
4.2.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan
sebagai obyek penelitian melalui sampling. Sampel dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dari
penelitian ini adalah :
1. Ibu dengan anak leukemia yang menjalani. rawat inap baik pasien baru
ataupun pasien lama di instalasi rawat inap anak RSUD Dr Soetomo Surabaya
yang masuk obat kemoterapi ataupun tidak.
53
54
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Adapun perhitungan jumlah sampel menurut Darmawan D. (2009), bahwa
penentuan sampel untuk populasi < 1000 dapat diambil 20-50 %.
S = 50% x N
50% x 60
= 30
S = Sampel
N= Populasi
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang perlakuan dan
30 orang kontrol .
4.2.3 Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan
simple random sampling. Teknik ini menetapkan sampel dengan cara memilih
sampel secara acak pada populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,
2016). Kelompok kontrol dan perlakuan seimbang tidak dibedakan antara pasien
baru atau lama dan yang sedang kemoterapi atau tidak sedang kemoterapi.
XA I XA1
Subyek
XB - XB1
XA : kelompok perlakuan, XB : kelompok control, I : intervensi, - : standart
perawatan rumah sakit, XAˡ : kondisi setelah dilakukan intervensi, XBˡ :
kondisi post test.
4.3 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel adalah bagian dari penelitian yaitu menentukan
variabel-variabel yang ada dalam penelitian, seperti variabel independen dan
dependen.
55
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lainnya (Nursalam, 2016). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah pemberian modul pemberdayaan kepada ibu penderita
dengan anak leukemia yang dirawat di instalasi rawat inap anak RSUD Dr
Soetomo.
4.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah tingkat stress hospitalisasi pada ibu dengan anak yang terdiagnosa
leukemia di instalasi rawat inap anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
4.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pemberian arti atau makna pada masing-masing
variabel berdasarkan karakteristik masing-masing variabel untuk kepentingan
akurasi, komunikasi dan replikasi agar memberikan pemahaman yang sama
kepada setiap orang mengenai variabel-variabel yang dirumuskan dalam suatu
penelitian.
56
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Data
Kategori
Variabel Independen : Modul pemberdayaan orang tua
Alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode dan cara evaluasi yang dirancang secara sistematis untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, dilakukan dua kali pertemuan selama satu minggu dengan durasi waktu 30-45 menit tiap kali pertemuan secara berkelompok. Evaluasi dilakukan setelah 2 minggu.
Modul pemberdayaan orang tua yang meliputi informasi untuk meningkatkan kognitif dari ibu yang sedang merawat anaknya dengan leukemia diantaranya adalah : 1. memenuhi kebutuhan nutrisi 10 menit 2. pencegahan infeksi 10 menit 3. pencegahan perdarahan 10 menit.
SAP Modul
Pemberdayaan
Variabel dependen
Tingkat stress hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia.
Tahapan penurunan tingkat stress hospitalisasi yang diukur pada fase pre test pada dua kelompok, Pada kelompok perlakuan diberikan intervensi dan kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi,kemu dian dievaluasi ( post test ) pada seluruh responden.
Tingkat stress hospitalisasi diukur berdasarkan skala stress DASS 21(Depression Anxiety Stre ss Scale/DASS) dimana responden dalam kondisi : 1. responden marah karena anak sakit. 2. kesulitan menelan. 3. berperasaan negatif. 4.bernafas terengah engah. 5.tidak kuat dalam melakukan aktifitas 6.bereaksi lebih
terhadap situasi
Kuesioner Ordinal Setiap jawaban menggunakan skala likers dengan skor : 0 : tidak pernah 1 : kadang- kadang. 2 : lumayan sering. 3 : sering sekali masing-masing dilakukan scoring nilai tertinggi dari kondisi stress hospitalisasi. Selanjutnya dilakukan penghitungan skala : Normal: 0-14 Ringan : 15-18 Sedang :19-25 Berat : 26-33 Sangat berat: > 34.
57
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
yang biasa 7. merasa goyah jika memikirkan sakit anaknya. 8. sulit bersantai sejak anak sakit 9.merasa cemas. merasa kehilangan harapan. 10. merasa kesal, hilang energi,sedih, tertekan, tidak sabar. 11. lemas,hilang minat,tidak berharga,mudah tersinggung. 12.berkeringat dingin, ketakutan,hidup terasa hampa.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan pada waktu penelitian. Penelitian
ini menggunakan metode observasi dan kuesioner.
4.5.1 Modul Pemberdayaan
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh eserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya. Modul pemberdayaan orang tua pada penelitian ini berisi
tentang informasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada ibu yang sedang
merawat anaknya dengan leukemia. Modul yang digunakan merupakan modifikasi
dari FACE Modul / Family Centered Empowerment Modul (Arief 2017).
58
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Pemberdayaan kognitif tersebut meliputi kemampuan merawat anaknya dalam:
memenuhi kebutuhan nutrisi, pencegahan infeksi dan pencegahan perdarahan.
Penyampaian modul dilakukan dua kali pertemuan dalam seminggu selama satu
minggu pada kelompok perlakuan dan dilanjutkan observasi dua pekan
berikutnya pada dua kelompok tersebut.
4.5.2 Kuesioner Stress Hospitalisasi Pada Ibu Dengan Anak Leukemia
Kuesioner digunakan untuk menilai penurunan tingkat stress pada diri ibu,
yang diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian modul
pemberdayaan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kuesioner yang digunakan adalah skala stress DASS 21 (Depresion
Anxiety Stress Scale/DASS) yang digunakan dalam penelitian Lovibond SH dan
Lovibond PF yang diterjemahkan oleh Damanik yang berisi reaksi secara fisik
atau psikis seseorang ketika anaknya sakit keras. Hasil uji validitas didapatkan 21
item valid dengan nilai reliabilitas r= 0.9483. Poin-poin dalam kuesioner tersebut
berisi tentang Kuesioner berupa pernyataan tentang kondisi ibu : 0 : tidak pernah
1 :kadang-kadang, 2 : sering, 3 : sering sekali
Sedangkan tingkat stress digolongkan dalam skor :
Normal : 0-14, Ringan : 15-18 ,Sedang : 19-25, Berat : 26-23
Sangat berat : > 34 .
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo
Surabaya ,waktu penelitian pada bulan Nopember – Desember 2017.
59
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
1. Langkah pertama dalam penelitian ini merupakan tahapan administratif
berupa permohonan rekomendasi penelitian dari Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga untuk selanjutnya ditujukan kepada direktur RSUD
Dr Soetomo untuk proses administrasi permohonan ijin tempat penelitian.
2. Direktur RSUD dr Soetomo meneruskan surat ijin penelitian kepada tim
Diklat RSUD Dr Soetomo. Selanjutnya tim Diklat membentuk tim Etik untuk
mengkaji kelayakan etik penelitian. Peneliti mengikuti prosedur uji kelayakan
etik berupa pembimbingan penelitian oleh pembimbing klinik (clinical
instructure) yang ditunjuk oleh Diklat untuk membimbing proses penelitian.
3. Setelah mendapatkan persetujuan etik, peneliti melanjutkan tahapan
perijinan kepada kepala Instalasi Rawat Inap Anak dengan tembusan kepada
kepala ruangan Bona 1, Bona 2 dan ruang Bobo RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
4. Pada proses awal pengumpulan data dilakukan dengan menyeleksi calon
responden sesuai dengan kriteria inklusi.Jumlah keseluruhan pasien leukemia
selama bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017 adalah 300 anak ,
sehingga rata-rata jumlah pasien leukemia per bulan sebanyak 60 anak.
5. Sebelum melakukan intervensi, peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian sekaligus meminta persetujuan dari calon responden penelitian
dengan mengisi form persetujuan serta membubuhkan tanda tangan bukti
persetujuan. Pembagian kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipilih
secara acak pada ibu yang anaknya menjalani rawat inap di IRNA anak.
60
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
6. Proses selanjutnya adalah pembagian kuesioner pada responden sebelum
dilakukan intervensi pemberian modul pemberdayaan, hasil kuesioner
tersebut digunakan sebagai data pre-test. Tahap selanjutnya adalah
menjelaskan isi modul tentang aspek kognitif keluarga dalam merawat anak
Leukemia dan penggunaan modul secara berkelompok dua kali dalam
sepekan tentang materi yang sama kemudian modul diberikan kepada
responden. Sedangkan kelompok kontrol tetap diberikan intervensi
penyuluhan dari petugas kesehatan sesuai standar rumah sakit.
7. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas diri responden dan meyakinkan
bahwa tidak ada pihak lain selain peneliti yang mengetahui hal-hal yang
seharusnya dirahasiakan responden.
8. Seluruh responden memenuhi kriteria penelitian yang berarti bahwa
keseluruhan hasil pre-test ditemukan responden yang telah memiliki
kompetensi partisipatif .
9. Tahapan intervensi dilakukan dengan diawali pembagian modul dan
pelatihan dilakukan dua kali selama sepekan di ruang Bona 1, Bona 2, Bobo,
intervensi diberikan secara langsung oleh peneliti dan dilakukan secara
berkelompok agar pelatihan lebih efektif dan responden partisipatif serta
mencegah terjadinya drop out. Selanjutnya menjelaskan isi modul tentang
aspek kognitif keluarga dalam merawat anak Leukemia selama 30 menit, dan
pertemuan kedua disampaikan materi yang sama., sedangkan kelompok
kontrol tetap diberikan intervensi penyuluhan dari petugas kesehatan sesuai
standar rumah sakit.
61
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
10. Tahap akhir dari pengumpulan data adalah pemberian kuesioner tahap kedua
setelah peneliti melakukan intervensi kepada responden. Hasil kuesioner dari
pengambilan data yang kedua setelah masa internalisasi atau pengendapan
disebut sebagai data post-test.
4.8 Analisis Data
Analisa data adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis terhadap
data yang telah dikumpulkan oleh peneliti yang tujuannya agar trends dan
relationship dapat terdeteksi (Nursalam, 2016). Setelah data terkumpul tahapan
selanjutnya adalah pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing, yaitu koreksi data yang dilakukan untuk mengetahui kebenaran
pengisian, kelengkapan jawaban dan konsistensi serta relevansi terhadap
kuesioner.
2. Coding, yaitu pemberian kode pada data yang berupa angka yang digunakan
untuk mempermudah pengelompokan data.
3. Tabulating, yaitu menggolongkan kategori jawaban berdasarkan fase-fasenya
sesuai dengan variabel yang akan diukur dalam tabel-tabel, baik frekuensi
ataupun skor nilai yang sesuai dengan keperluan.
Setelah itu data dianalisis secara deskriptif maupun statistik untuk
mengetahui gambaran distribusi dan variasi setiap variabel. Untuk mengetahui
hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
dilakukan dengan perangkat aplikasi statistik SPSS. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon signed rank test ( ≤ 0,05) dan Mann
Whitney (α=0,05). Sedangkan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
aplikasi SPSS versi 23.
62
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
4.9 Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah salah satu tahap dalam penelitian yang di dalamnya
terdapat penyajian alur penelitian, terutama variabel yang akan digunakan dalam
penelitian (Nursalam, 2016). Kerangka kerja dalam penelitian ini disajikan dalam
bentuk bagan :
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stress hospitalisasi pada ibu dengan anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr Soetomo 2017.
Populasi sejumlah 60 ibu yang memiliki anak dengan diagnosa leukemia di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya ( N: 60)
Simpel Random sampling
Sampel penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 60 orang
Pengambilan data pre-test dengan kuesioner DASS 21
Kelompok Perlakuan n = 30 orang
Kelompok Kontrol n = 30 orang
Intervensi Modul
Intervensi standar rumah sakit
Post-test Post-test
Pengelolaan data penelitian editing, koding, tabulating
Analisa statistik Wilcoxon dan Mann Whitney (α = 0,05)
Hasil dan pembahasan
63
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
4.10 Etika Penelitian
Peneliti melakukan permohonan ijin kepada pihak terkait sebelum
penelitian dilaksanakan. Penelitian dilakukan dengan dasar etik sebagai berikut :
4.10.1 Lembar Persetujuan Penelitian
Lembar persetujuan diberikan kepada responden dengn tujuan agar subyek
mengetahui tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpuladata.
Jika responden bersedia diteliti maka diharuskan menandatangani lembar
penelitian ,tetapi jika responden menolak maka peneliti tidak boleh memaksakan
4.10.2 Tanpa Nama
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak boleh
mencantumkan nama responden pada lembar observasi dan kuesioner, melainkan
hanya diperbolehkan mencantumkan inisial atau kode tertentu.
4.10.3 Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi dari responden harus dijamin oleh peneliti, dan
terbatas informasi hasil riset yang berkaitan dengan penelitian saja yang
diperbolehkan dicantumkan pada lembar penelitian.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Dr Soetomo Surabaya adalah salah satu rumah sakit pendidikan
dengan kategori tipe A yang merupakan rujukan dari berbagai daerah di Jawa
Timur dan Indonesia bagian timur yang berlokasi di jalan Prof. Dr. Moestopo no 6-
8 Surabaya. IRNA Anak terdiri dari Ruang Bayi, Ruang Bobo, Ruang Nakula
Sadewa, One Day Care Hematology, Ruang Bona 1, Ruang Bona 2, Ruang PICU
dan Isolasi. Kapasitas tempat tidur di IRNA Anak terdapat 150 buah bed dengan
distribusi ; Bona 1 kapasitas 40 bed, Bona 2, PICU dan Isolasi ada 45 tempat tidur,
Bobo dan Nakula Sadewa 24, Ruang Bayi kapasitas 41. Penelitian dilakukan di
Ruang Bona 1, Bona 2, Bobo dan Nakula Sadewa dimana ketiga ruang tersebut
jumlah BOR penderita di atas 100% dan terdistribusi pasien Leukemia. Selain
ketiga ruangan tersebut penderita Leukemia juga dirawat di One Day Care
hematology anak untuk pemberian obat kemoterapi tanpa opname.
Jumlah tenaga keperawatan di IRNA Anak sebanyak 117 orang yang
terdiri 1 orang pendidikan S2, 33 orang berpendidikan S1, 1 orang D4, 81 orang D3
dan 1 orang SPK. Jumlah tenaga pekarya kesehatan sebanyak 23 orang, pekarya
rumah tangga 11 orang dan tenaga administrasi 10 orang. Selain itu terdapat juga
tenaga penunjang 1 orang ahli gizi dan 4 orang pekarya gizi, 2 orang tenaga
farmasi serta 5 orang tenaga analis medis.
64
65
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
5.1.2 Data Umum Responden
Data umum responden berisi tentang data demografi masing-masing pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang meliputi umur, pendidikan,
pekerjaan, pola bekerja ibu, penghasilan keluarga, jenis pembiayaan dan lama
perawatan responden yakni ibu yang memiliki anak dengan leukemia yang
menjalani rawat inap di IRNA Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 4-
17 Desember 2017. Kelompok perlakuan adalah kelompok responden ibu yang
dilakukan intervensi pemberian modul pemberdayaan orang tua, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok responden ibu yang tidak dilakukan intervensi
pemberian modul pemberdayaan orang tua. Data umum responden selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik data umum responden pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 4-17 Desember 2017
Sangat Berat 2 6,67 0 0,00 2 6,67 2 6,67 Total 30 100,00 30 100,00 30 100,00 30 100,00
Wilcoxon Signed Ranks Test : p = 0,000 Wilcoxon Signed Ranks Test : p = 0,306 Hasil Uji Mann Whitney : p = 0,002
Pada kelompok perlakuan dapat dilihat bahwa hasil pre-test didapatkan
sejumlah 10 responden (33,33%) mengalami tingkat stres yang normal, 9
responden (30%) mengalami tingkat stres yang ringan, 5 responden (16,67%)
mengalami tingkat stres berat, 4 responden (13,33%) mengalami tingkat stres
sedang dan 2 responden (6,67%) mengalami tingkat stres sangat berat. Kemudian
hasil post-test menunjukkan 19 responden (63,33%) mengalami tingkat stres
normal, 4 responden (13,33%) mengalami tingkat stres sedang, 4 responden
(13,33%) mengalami tingkat stres berat, 3 responden (10%) mengalami tingkat
stres ringan dan tidak ada responden yang mengalami tingkat stres sangat berat.
Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan
nilai p = 0,000 berarti nilai p < 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
tingkat stres yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan.
Berdasarkan tabel pada kelompok kontrol dapat dijelaskan bahwa hasil pre-
test didapatkan sejumlah 12 responden (40%) mengalami tingkat stres yang
normal, 10 responden (33,33%) mengalami tingkat stres yang sedang, 4 responden
69
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
(13,33%) mengalami tingkat stres berat, 2 responden (6,67%) mengalami tingkat
stres ringan dan 2 responden (6,67%) mengalami tingkat stres sangat berat.
Kemudian hasil post-test menunjukkan 11 responden (36,67%) mengalami tingkat
stres normal, 9 responden (30%) mengalami tingkat stres sedang, 4 responden
(13,33%) mengalami tingkat stres berat, 4 responden (13,33%) mengalami tingkat
stres ringan dan 2 responden (6,67%) mengalami tingkat stres sangat berat.
Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan
nilai p = 0,306 berarti nilai p > 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan tingkat stres yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok
kontrol. Tingkat stres pada responden ibu kelompok kontrol saat pre-test tidak
berbeda secara signifikan dengan tingkat stres responden ibu kelompok kontrol saat
post-test.
Untuk mengetahui pengaruh modul pemberdayaan orang tua terhadap stres
hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia, maka akan dibandingkan hasil post-
test pada kelompok perlakuan dengan hasil post-test pada kelompok kontrol.
Sampel pada kelompok perlakuan berbeda dengan sampel pada kelompok control.
Untuk itulah digunakan uji Mann Whitney guna membandingkan dua kelompok
sampel yang berbeda tersebut.
Pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi pemberian modul
pemberdayaan orang tua, sedangkan pada kelompok perlakuan dilakukan intervensi
pemberian modul pemberdayaan orang tua. Pada uji Mann Whitney dapat dilihat
bahwa nilai p = 0,002, nilai ini lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor tingkat stres post-test kelompok kontrol dengan skor
tingkat stres post-test kelompok perlakuan. Dengan demikian hipotesis diterima
70
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
atau dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang
tua terhadap penurunan tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia
di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Ibu dengan anak Leukemia
Pada Fase Pre-Test
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada
pada tingkat stress normal, ringan dan sedang, hal tersebut karena berkaitan dengan
lama perawatan anak yang sering masuk rumah sakit dan pekerjaan ibu yang
sebagian besar sebagai ibu rumah tangga. Mereka mengatakan sulit bersantai sejak
anaknya sakit Leukemia karena harus merawat anaknya di rumah sakit, dimana ibu
harus mengalami perubahan fungsi peran yang sebagian besar sebagai ibu rumah
tangga, pegawai swasta dan berwiraswasta, selain itu ibu juga merasa cemas, sedih
dengan kondisi kesehatan anaknya, bahkan ibu-ibu tersebut mengeluh kehilangan
minat dan makan tidak teratur sejak anaknya sakit dan dirawat di rumah sakit Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian (Krisnana, 2013) bahwa ibu penderita harus fokus
menunggu anaknya di rumah sakit sehingga kesempatan bersantai akan berkurang
serta pola bekerja dan mengurus rumah tangga terganggu. Menurut Jones, 2012
ketika anak terdiagnosa kanker, orang tua akan memasuki realitas baru terkait
dengan pengobatan dan perawatan anaknya. Hal tersebut akan menyebabkan
permasalahan psikologis yaitu reaksi emosi yang berupa cemas, stress, tidak
percaya, marah serta shock. Selain itu orang tua juga mengalami gangguan fungsi
peran karena harus merawat anaknya di rumah sakit.
71
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Peneliti berpendapat kondisi tersebut berkaitan dengan lamanya penderita
terdiagnosa Leukemia, karena sebagian besar penderita termasuk kasus baru
kurang dari satu tahun sehingga sebagian ibu belum mendapatkan informasi,
edukasi dan pengalaman tentang merawat anak Leukemia.,Ibu juga belum
beradaptasi secara penuh terhadap kondisi yang dihadapi saat ini.
Keluhan lain yang diungkapkan sebagian besar responden adalah perasaan
cemas terhadap kondisi anaknya yang sakit Leukemia, hal ini disebabkan karena
pasien harus menjalani perawatan dalam jangka waktu lama dan tindakan infasive
baik saat diagnostik seperti bone marrow serta pengobatan dengan pemberian
sitotastika. Pernyataan serupa diungkapkan responden dalam sebuah penelitian
bahwa orang tua menjadi cemas karena keluhan dari anak yang sakit Leukemia
diantaranya nyeri persendian, kesakitan saat prosedur medis, efek samping dari
pengobatan kemoterapi dan berkurangnya asupan nutrisi (Clin J., 2011).
Sebagian besar pesponden juga merasa sedih dan tertekan sejak anaknya
terdiagnosa Leukemia, karena pada tahap awal penegakan diagnosa orang tua
biasanya tidak langsung menerima dan beradaptasi terhadap kondisi yang sedang
terjadi. Menurut (Purweni, 2016) terdapat keterkaitan antara kondisi ibu dengan
pendidikan yang sebagian besar ibu berpendidikan SD sampai SLTA dimana
tingkat pengetahuannya relatif sedang sehingga pada saat anaknya didiagnosis
Leukemia, ibu cenderung mengalami penolakan. Stres merupakan respon orang tua
ketika anaknya terdiagnosa Leukemia. Menurut (Erkan, 2009), orang tua merasa
shock menghadapi kenyataan anaknya mendapatkan pengobatan intensif dan
kemungkinan terjadi relaps. Stres juga disebabkan karena diagnostik dari fase
maintenance menjadi fase kronis (Neu, 2014). Peneliti berpendapat hal tersebut
72
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
dipengaruhi tingkat pendidikan ibu dan lama dirawat di rumah sakit. Tingkat
pendidikan yang relatif sedang berpengaruh terhadap minimnya akses informasi
dan keilmuan terhadap pengetahuan tentang penyakit Leukemia, sedangkan
lamanya perawatan berpengaruh terhadap proses ibu mencari informasi dan
pengalaman dalam memberikan perawatan terhadap anaknya. Keluarga biasanya
berusaha mencari informasi tentang penyakit dan penanganan serta dampak
pengobatan terhadap anaknya. Mereka cemas dan khawatir bila ketidaktahuan
mereka akan berdampak buruk pada kondisi kesehatan anaknya.
Di antara sebagian responden juga merasa tidak sabar terhadap kondisi di
rumah sakit ketika terjadi penundaan pelayanan seperti menunggu antrian
pemeriksaan radiologi, menunggu hasil laboratorium dan obat kemoterapi. Pada
penelitian sebelumnya.dalam (Krisnana, 2012) menyatakan bahwa ibu
menyampaikan keluhan yang dirasakan anaknya namun keluhan tidak segera
direspon oleh petugas kesehatan.. Peneliti berpendapat bahwa hal itu terjadi karena
penderita yang jumlahnya banyak dan terus meningkat kasusnya setiap tahun
tetapi petugas dan sarana prasarana tidak sebanding dengan jumlah penderita
sehingga bagi keluarga penderita waktu perawatan akan bertambah dan kebutuhan
konsumsi juga bertambah. Walaupun seluruh penderita ditanggung perawatannya
oleh BPJS tetapi untuk biaya hidup sehari-hari bagi penunggu akan terasa
memberatkan karena sebagian keluarga dalam kategori penghasilan menengah ke
bawah.
73
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
5.2.2 Identifikasi Tingkat Stres Hospitalisasi Pada Ibu dengan anak
Leukemia pada fase post test
Pada kelompok perlakuan sebagian ibu berada pada tingkat stress normal
karena terjadi peningkatan respon terhadap intervensi modul pemberdayaan. Hasil
interaksi dengan modul mnyebabkan terjadinya peningkatan pengetahuan sehingga
dapat meningkatkan koping adaptasi terhadap kondisi anaknya yang mengharuskan
rawat inap di rumah sakit dan menyesuaikan prosedur perawatan, hal ini sesuai
dengan pendapat (Geetha, 2015) bahwa variabel sosio demografi, status
pendidikan, pekerjaan dan tipe keluarga berpengaruh terhadap koping strategi
adaptasi, seseorang dengan pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang
signifikan terhadap koping adaptasi.
Sebagian ibu juga menurun tingkat stres dan cemasnya karena anaknya
telah mendapat perawatan di rumah sakit, pemberian edukasi dan program
pemberdayaan dalam upaya meningkatkan kemampuan orang tua dalam
memberikan perawatan kepada anak mereka. Mianaei et. al., (2014) dalam
penelitiannya membuktikan ibu-ibu dilaporkan terjadi penurunan yang signifikan
tingkat stres dan cemas mereka setelah masing-masing mendapatkan program
pemberdayaan COPE (Creating Of Parent Empowerment). Peneliti berpendapat
bahwa penurunan tingkat stress dan kecemasan ibu merupakan pengaruh dari
intervensi pemberian modul pemberdayaan kepada ibu penderita.
Sedangkan pada ibu kelompok kontrol berdasarkan kuesioner yang dibagikan pada
tahap kedua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan tingkat
stres ibu dibandingkan tahap pertama. Menurut pendapat peneliti hal ini disebabkan
ibu belum mendapatkan modul pemberdayaan, ibu mendapatkan informasi, edukasi
74
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
tentang penyakit Leukemia dan perawatannya dari petugas kesehatan sesuai
standart rumah sakit.
5.2.3 Analisis Tingkat Stres Setelah Responden Mendapatkan Modul
Pemberdayaan Orang Tua
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar responden
mengalami penurunan tingkat stres setelah mendapat informasi, edukasi dan
perilaku hidup sehat. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian modul
pemberdayaan terhadap penurunan tingkat stres hospitalisasi pada ibu dengan anak
Leukemia. Peneliti berpendapat bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi
keaktifan dalam mencari informasi tentang Leukemia sehingga pengetahuan ibu
meningkat dan koping adaptasi ibu juga mengalami peningkatan.
Modul pemberdayaan orang tua yang digunakan merupakan modifikasi dari
FACE modul (Family Centered Empowerment) (Arief, 2017), dimana modul ini
merupakan panduan bagi keluarga dalam merawat anak Leukemia. Tujuan
pemberian modul ini agar orang tua memiliki pengetahuan tentang konsep hidup
sehat, konsep penyakit Leukemia dan perawatannya sehingga orang tua memiliki
rasa percaya diri dan kemampuan dalam merawat anaknya. Bentuk aktifitas yang
diberikan berupa bimbingan dan pelatihan peningkatan kemampuan keluarga
dalam menggali potensi diri untuk memberikan perawatan pada anaknya.
Materi pelatihan diberikan kepada ibu penderita secara berkelompok di
ruang Bona 1, Bona 2, Bobo dengan menggunakan modul supaya peserta mengerti
isi modul, berinteraksi dengan peneliti dan diskusi bersama sesama responden
sehingga informasi tentang perawatan anak dengan Leukemia dapat diterima
dengan baik. Pada pertemuan berikutnya peneliti mengulas kembali materi
75
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
pelatihan dan mengadakan diskusi tanya jawab dengan responden sehingga
pemahaman tentang perawatan Leukemia lebih baik lagi. Penerimaan dan timbal
balik responden cukup baik ditandai dengan antusias ibu-ibu mengajukan
pertanyaan dan saling memberikan informasi tentang kondisi penyakit anaknya.
Peneliti berpendapat bahwa dalam intervensi pemberian modul terjadi proses
interaksi secara biologi yaitu kontak mata, pemahaman, penalaran, internalisasi
sehingga meningkatkan koping adaptasi pada ibu dan terjadi penurunan tingkat
stress hospitalisasi.
Kegiatan tersebut juga pernah dilakukan Melnyk (2008) yaitu pelatihan
program pemberdayaan orang tua (COPE) yang anaknya sedang dirawat di ruang
NICU. Kegiatan dilakukan beberapa tahap dengan menggunakan media video
tentang perawatan pada bayi baru lahir setelah keluar dari rumah sakit. Program
tersebut terbukti dapat menurunkan stres dan cemas ibu dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di bagian anak RSUD Dr.
Soetomo Surabaya memaparkan tentang pengembangan model perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan asih, asah, asuh pada anak leukemia sehingga akan
berpengaruh pada kompetensi dan percaya diri ibu untuk merawat anaknya yang
sakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup anak Leukemia (Rachmawati,
2016). Penelitian yang lain menyebutkan bahwa empowerment orang tua dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat anaknya sehingga meminimalkan
stres hospitalisasi.
Apabila dibandingkan antara dua kelompok, maka kelompok perlakuan
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test yaitu terjadi
76
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
peningkatan jumlah responden yang mengalami tingkat stres normal dan terjadi
penurunan jumlah responden yang mengalami tingkat stres ringan, berat dan sangat
berat. Sedangkan pada kelompok kontrol perbedaannya tidak signifikan. Hal ini
terjadi karena pada kelompok perlakuan telah dilakukan intervensi dengan
pemberian modul pemberdayaan orang tua, sedangkan pada kelompok kontrol
dilakukan intervensi standart rumah sakit yaitu penyuluhan tentang penyakit dan
kondisi terkini yang terjadi pada anaknya. Intervensi pemberian modul
pemberdayaan orang tua ternyata memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
tingkat stres yang terjadi setelah diadakan post-test pada kelompok perlakuan.
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
post-test kelompok kontrol dengan post-test kelompok perlakuan. Dengan
demikian pemberian modul pemberdayaan orang tua berpengaruh terhadap
penurunan tingkat stres responden ibu pada kelompok perlakuan.
5.2.4 Hambatan Selama Penelitian
Hambatan selama penelitian secara teknis adalah sebaran pasien yang tidak
merata di Bona 1, Bona 2 dan ruang Bobo yang tempatnya terpisah, selain itu ada
beberapa ibu penderita yang kurang kooperatif, tidak segera mengisi formulir
kuesioner disebabkan karena anaknya dalam kondisi lemah. Hal itu dapat diatasi
dengan pendekatan secara personal kepada ibu tersebut dengan memberi
kelonggaran waktu untuk mengisinya.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pemberian modul pemberdayaan berpengaruh terhadap penurunan tingkat
stress hospitalisasi pada ibu penderita Leukemia yaitu memberikan dampak
positif bagi orang tua karena berisikan informasi, edukasi, bimbingan dan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menggali potensi diri dalam
memberikan perawatan pada anak sehingga ibu memiliki rasa percaya diri,
dapat mengambil keputusan dan melakukan perawatan kepada anak
Leukemia. Hal ini terbukti pada penelitian bahwa pemberian modul
pemberdayaan dapat menurunkan tingkat stress hospitalisasi pada ibu dengan
anak Leukemia.
6.2 Saran
1. Bagi institusi RSUD Dr. Soetomo Surabaya disarankan hendaknya
memberikan modul pemberdayaan orang tua kepada ibu yang melakukan
perawatan anaknya di rumah sakit dengan penyakit kronis seperti leukemia, hal
ini sebagai salah satu tindakan untuk menurunkan stres hospitalisasi.
2. Bagi responden penelitian disarankan untuk meningkatkan pengetahuan dalam
merawat anaknya yang menderita leukemia, hal ini dilakukan dengan
membaca, memahami serta mempraktikkan uraian telah yang dijelaskan dalam
modul pemberdayaan orang tua. Jika ada informasi yang kurang jelas, dapat
segera ditanyakan pada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
77
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
78
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan modul
pemberdayaan orang tua dengan anak yang menderita penyakit kronis lainnya,
sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat stres hospitalisasi yang terjadi.
4. Bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya
menyampaikan isi modul sebagai sarana edukasi kepada keluarga sehingga
peran perawat dalam pemberdayaan orang tua yaitu meningkatkan potensi,
memampukan dan memberikan dorongan kepada orang tua penderita dapat
dilaksanakan dengan baik.
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
DAFTAR PUSTAKA
Aburn and Got. Education Given To Parents of Children Newly Diagnosed With Acute Lymphobrastic Leukimia : A Narrative Review Journal of Pediatric Oncology Nursing. New Zealand. SAGE. 2011
Ardian Iwan, (2013). Pemberdayaan Keluarga (Family Empowerment)
Meningkatkan Coping Keluarga Dengan Diabetes Tipe II. Jurnal Keperawatan vol 1 no 2, Semarang.
Asyanti Setia, (2013). Dinamika Permasalahan Pada Orangtua Yang Memiliki
Anak Dengan Penyakit Kronis Dan Tantangannya. Prosiding Seminar Nasional 2013.
Belongia, (2017). National Conference Pediatric Health Care. Pediatric Nursing
Practioners.
Deni. Corellates of Depressive and Anxiety Symptoms Among The Caregivers of Leukimia Children, J Clin Psycol Med Setting. Springer Turkey. 2011
Ebookfkunsyiah wordpress.com. Perawatan Lanjutan Di Rumah Pada Penderita
Leukemia. 14 September 2008.
E Journal Litbang depkes.go.id. Jakarta, 1996.
Friedman MM, (1998). Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktek. Jakarta. EGC
Gibson CH. The Process of Empowerment in Mother of Chronically Ill Children. Journal of Advanced Nursing. Canada. 1995
Krisnana Ilya. Pengembangan model asuhan keperawatan pendekatan COPE
(Creating Opportunity For Parent Empowerment) Dalam Penurunan Stres Hospitalisasi Orang Tua Anak Terdiagnosis Kanker (Nursing Care Model Development by COPE Approach for Reducing Parent’s HospitalizationStress with Cancer Children). Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 27–40.
Lovibond SH and Lovibond PF ( 1995). Manual for The Depresion, Anxiety, And
Stress Scale 21. Sydney. Psychology Foundation.
Maria, Avanty et al. Pengalaman Ibu Dalam Merawat Anak Dengan Leukemia, Jurnal Keperawatan Universitas Indonesia. 2009
Mirghafourvand. The Effect of Cope Program on Parent’s Mental Health : A
System Review Iran J. Pediater. 2017
79
80
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Nursalam (2016). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta. Salemba Medika.
Neu M. Anxiety Deppresion, Stress and Cortisol Level in Mothers of Children Undergoing Maitenance Therapy For Chilhood Acute Lymphoblastic Leukimia. Journal of Pediatric Oncology Nursing. SAGE. USA. 2014
Notoatmojo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Asdi Mahasatya.
Olin. S.S. The Application of Behaviour Change Theory to Family – Based Service : Improving Patent Empowerment in Children’s Mental Health J Child Famsturd. USA. 2010
Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah, (2008). Penulisan Modul.
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional 2008.
Ugrasena, I Dewa Gede. 31-5-2017. Penyakit Leukemia Akut Banyak Jangkiti
Anak-Anak. Unair News.
Rachmawati Praba et al. Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Asah Asih Asuh Anak Dengan Leukemia (Mother’s Behaviour In Meeting The Needs Of Stimulation Emotion And Physical Children With Leukemia). Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 63-72
Wong D. L., 2009. Buku Keperawatan Pediatrik. Vol 2. Jakarta. EGC.
W. Saevi. The Effect an Empowerment Program on the Competence of Care
Givers in Caring For Preschool Children With Acuteleukimia Undergoing Chemotherapy. J. Nurse Sci. Vol. 27 No. 2. 2009. Bangkok. 2009
Wray Jo. Parental Anxiety and Stress During Children Hospitalisation. The Stay
Study Journal of Child Healthcare. SAGE. 2011
80
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Lampiran 1. Surat ijin penelitian
80
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
87
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
88
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Lampiran 7
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya bermaksud mengadakan penelitian tentang
“Pengaruh Pemberian Modul Pemberdayaan Orang Tua Terhadap Penurunan Stres
Hospitalisasi pada Ibu dan Anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD
Dr. Soetomo Surabaya”
Saya sangat mengharapkan partisipasi dan kesediaan Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan dan identitas semua
data yang dikumpulkan. Informasi yang Ibu berikan akan digunakan sebagaimana
mestinya sesuai tujuan penelitian ini.
Apabila Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon
untuk menandatangani lembar permohonan ini dan lembar persetujuan di halaman
berikutnya. Atas partisipasi Ibu saya sampaikan terima kasih.
Surabaya, 2017
Peneliti
Heny Sulistyarini NIM. 131611123040
87
89
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Lampiran 8
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi sebagai responden penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian
Modul Pemberdayaan Orang Tua Terhadap Penurunan Stres Hospitalisasi pada Ibu
dan Anak Leukemia di Instalasi Rawat Inap Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya”
Tanda tangan di bawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberikan
informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sadar, sukarela tanpa ada paksaan dari siapapun.
Tanda Tangan Responden,
(Tidak perlu mengisi nama)
Surabaya, 2017
Peneliti
Heny Sulistyarini
NIM. 131611123040
90
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Lampiran 9
FORMAT PENGUMPULAN DATA
Tanggal Pengkajian :
Kode Responden * :
DATA DEMOGRAFI
1. Umur : ……… tahun
2. Pendidikan Terakhir Ibu :
a. SD
b. SMP / MTs
c. SMA / SMK
d. Diploma / Sarjana
3. Pekerjaan Ibu :
a. IRT
b. Petani
c. Swasta
d. Wiraswasta
e. PNS
f. TNI/Polri
4. Pola bekerja ibu
a. Normal sesuai jam kerja 7-8 jam
b. Lebih dari 8jam
c. Paruh waktu
d. Shift
5. Penghasilan Keluarga :
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.500.000
c. Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000
d. > Rp 2.500.000
e. Sesuai UMR Jawa Timur
91
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
6. Jenis Pembiayaan :
a. Umum
b. BPJS
7. Lama Perawatan : …………. Bulan
8. Frekuensi Rawat Inap :
9. Lama Terdiagnosa :
Keterangan :
*) diisi oleh peneliti
92
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Lampiran 10
KUISIONER STRES ORANG TUA
(Depression Anxiety Stress Scale- 21/ DASS-21)
Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan anda pada 7 hari terakhir. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Pertanyaan ini untuk mengetahui perasaan yang dirasa atau dirasakan anda. 0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah. 1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang. 2 : Lumayan sering. 3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1. Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele setelah anak saya sakit.
2. Saya mengalami kesulitan menelan akibat memikirkan sakit anak saya
3. Saya tidak dapat merasakan perasaan positif akibat anak saya sakit.
4.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya) sejak anak saya sakit.
5. Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan setelah anak saya sakit.
6. Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi yang biasa.
7. Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’) jika memikirkan sakit anak.
8. Saya merasa sulit untuk bersantai sejak anak saya sakit.
9.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
10. Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan bagi anak saya.
11. Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal sejak anak saya sakit.
12. Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas saat anak saya sakit.
13. Saya merasa sedih dan tertekan sejak anak saya sakit.
93
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
14.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: pelayanan RS yang lama, menunggu sesuatu).
15. Saya merasa lemas seperti mau pingsan dan tidak bertenaga.
16. Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal (makan tidak teratur).
17. Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai orangtua karena anak sakit.
18. Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung setelah anak saya sakit.
19.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20. Saya merasa takut tanpa ada alasan yang jelas sejak anak saya sakit.
21. Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat karena melihat anak saya terserang penyakit.
94
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
SATUAN ACARA KEGIATAN
A. Analisa Situasional
1. Materi : Modul Pemberdayaan Orang Tua
2. Pelaksana : Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
yang sedang melakukan penelitian yaitu Heny Sulistyarini.
3. Peserta : Ibu yang memiliki anak dengan leukemia.
4. Waktu : 30 s/d 60 menit
5. Tempat : Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya
B. Tujuan
Terjadi penurunan stress hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
C. Metode
Diskusi dan konseling
D. Sarana
Modul Pemberdayaan Orang Tua
E. Kegiatan
Fase Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu Fase
Persiapan 1. Menyiapkan SAK. 2. Mempersiapkan modul
pemberdayaan orang tua.
1 Menit
Fase Kerja
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
Menjawab salam dan perkenalan.
10 Menit
2. Menjelaskan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian modul pemberdayaan orang tua terhadap penurunan stres hospitalisasi pada ibu dengan anak leukemia.
Mendengarkan.
3. Memberikan lembar informed consent jika ibu menyetujui untuk menjadi responden.
Mengisi dan menandatangani lembar informed consent.
95
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Fase Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu 4. Menjelaskan kepada
responden bahwa modul pemberdayaan orang tua ini meliputi informasi untuk meningkatkan kognitif dari ibu yang sedang merawat anaknya dengan leukemia, diantaranya adalah :
Mendengarkan Maksimal 45 menit
Memenuhi kebutuhan nutrisi.
Pencegahan infeksi. Pencegahan
perdarahan.
5. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika ada informasi yang kurang jelas.
Bertanya
Fase Terminasi
1. Menanyakan umpan balik positif atas kerjasama sebagai responden penelitian.
Menjawab 4 Menit
2. Mengucapkan terima kasih atas partisipasi.
Mendengarkan
3. Mengucapkan salam penutup.
Menjawab salam
F. Evaluasi
Evaluasi keaktifan responden dalam mendukung intervensi pemberian
modul pemberdayaan orang tua, terutama dalam fase kerja, aktif dalam
bertanya dan menanggapi jika ada informasi yang belum jelas.
95
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
95
TABULASI DATA DEMOGRAFI
KELOMPOK KONTROL
No.
Umur
(thn)
Kode Pendi
-
Peker-
jaan
Pola Pengha- Jenis Lama Kode Frekuensi Lama ter-
Resp. Umu
r dikan Bekerja silan Pembia- Pera- Lama Rawat diagnosa
Ibu Keluarga yaan watan Prwtn Inap
1 28 1 4 4 1 2 2 1 bulan 2 4 kali 5 bulan
2 32 2 3 1 2 4 2 10 hari 1 5 kali 5 bulan
3 30 1 3 1 2 2 2 6 bulan 5 8 kali 6 bulan
4 33 2 3 1 2 3 2 7 bulan 5 10 kali 7 bulan
5 25 1 3 1 2 1 2 4 bulan 4 10 kali 2,5 tahun
6 43 3 3 1 2 3 2 3 bulan 4 20 kali 2 tahun
7 37 2 4 1 2 4 2 1,5 bulan 2 3 kali 1,5 bulan
8 50 3 1 1 2 5 2 1 bulan 2 10 kali 4 tahun
9 42 3 3 1 2 2 2 1 bulan 2 8 kali 6 bulan
10 36 2 3 4 2 4 2 4 bulan 4 > 20 kali 4,5 tahun
11 26 1 3 1 2 4 2 1 bulan 2 4 kali 5 bulan
12 35 2 4 5 1 4 2 2 bulan 3 4 kali 8 bulan
13 31 2 3 1 2 3 2 1 bulan 2 3 kali 5 bulan
14 42 3 4 1 2 3 2 3 bulan 4 10 kali 3,5 tahun
96
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
15 39 2 2 3 1 3 2 3 minggu 1 12 kali 4 tahun
16 32 2 4 1 2 5 2 2 bulan 3 10 kali 3 tahun
17 28 1 4 1 2 5 2 2 minggu 1 4 kali 2 tahun
18 29 1 3 3 1 5 2 15 hari 1 4 kali 5 bulan
19 34 2 2 1 2 4 2 4 bulan 4 4 kali 4 bulan
20 31 2 3 4 1 3 2 2 bulan 3 5 kali 4 bulan
21 31 2 2 1 2 2 2 15 hari 1 4 kali 4 bulan
22 25 1 2 1 2 3 2 3 minggu 1 5 kali 6 bulan
23 29 1 1 1 2 3 2 2 minggu 1 10 kali 4 tahun
24 34 2 1 1 2 2 2 2 minggu 1 4 kali 7 bulan
25 36 2 3 1 2 2 2 1 minggu 1 2 kali 6 bulan
26 33 2 2 1 2 2 2 2 minggu 1 7 kali 1 tahun
27 34 2 4 1 2 2 2 10 hari 1 5 kali 16 bulan
28 34 2 4 1 1 4 2 10 hari 1 5 kali 16 bulan
29 46 3 3 4 3 5 2 8 bulan 5 6 kali 3 tahun
30 47 3 4 1 2 3 2 1 bulan 2 2 kali 3 bulan
97
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Keterangan :
Umur : Pendidikan :
Pekerjaan Ibu :
1 = <= 30 tahun 1 = SD/Sederajat 1 = IRT 2 = 31-40 tahun 2 = SMP/Sederajat 2 = Petani 3 = 41-50 tahun 3 = SMA/SMK/Sederajat 3 = Swasta 4 = > 50 tahun 4 = Diploma/Sarjana 4 = Wiraswasta
5 = PNS 6 = TNI/Polri
Pola Bekerja Ibu :
Penghasilan Keluarga :
1 = Normal sesuai jam kerja 7-8 jam. 1 = < Rp 500.000 per bulan 2 = Lebih dari 8 jam 2 = Rp 500.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan 3 = Paruh waktu 3 = Rp 1.500.000 s/d Rp 2.500.000 per bulan 4 = Shift 4 = > Rp 2.500.000 per bulan
5 = Sesuai UMR Jawa Timur
Jenis Pembiayaan :
Lama Perawatan :
1 = Umum 1 = < 1 bulan 2 = BPJS 2 = 1 s/d < 2 bulan
3 = 2 s/d < 3 bulan 4 = 3 s/d 4 bulan 5 = > 4 bulan
98
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
TABULASI DATA DEMOGRAFI
KELOMPOK PERLAKUAN
No. Umur
(thn)
Kode Pendi-
Peker-
jaan
Pola Pengha- Jenis Lama Kode Frekuensi Lama
ter-
Resp. Umur dikan Bekerja silan Pembia- Pera- Lama Rawat diagnosa Ibu Keluarga yaan watan Prwtn Inap
1 26 1 2 1 2 4 2 1 bulan 2 3 kali 4 bulan 2 30 1 3 3 1 5 2 1,5 bulan 2 7 kali 2 tahun 3 36 2 1 1 3 1 2 1 bulan 2 12 kali 2 tahun
4 42 3 1 1 3 2 2 3 bulan 4 2 minggu sekali
1,5 tahun
5 33 2 4 1 3 2 2 2 bulan 3 8 kali 11 bulan
6 37 2 4 1 3 3 2 1 bulan 2 2 minggu sekali
3 tahun
7 35 2 2 3 3 3 2 2 bulan 3 7 kali 2 tahun 8 36 2 2 4 3 4 2 2 bulan 3 10 kali 7 tahun 9 42 3 3 3 1 4 2 15 hari 1 5 kali 6 bulan
10 46 3 3 1 1 4 2 1 bulan 2 1 kali 3 bulan 11 38 2 3 4 1 1 2 2 bulan 3 9 kali 4 tahun
12 32 2 4 3 1 2 2 3 minggu 1 1 kali
3 minggu
13 45 3 3 1 1 4 2 1 bulan 2 1 kali 2 bulan
99
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
14 35 2 4 4 3 5 2 4 bulan 4 4 kali 5 bulan 15 51 4 1 1 2 4 2 2 bulan 3 8 kali 3 tahun 16 46 3 3 1 2 4 2 2 bulan 3 10 kali 2 tahun 17 34 2 2 1 2 3 2 1 bulan 2 18 kali 4 tahun 18 35 2 2 1 1 3 2 1 bulan 2 3 kali 3 bulan
19 32 2 3 3 1 5 2 1 bulan 2 1 kali
2,5 bulan
20 29 1 3 4 1 4 2 1 bulan 2 1 minggu sekali
5 bulan
21 36 2 2 2 2 4 2 1 bulan 2 2 minggu sekali
4 bulan
22 33 2 4 3 4 2 2 2 bulan 3 16 kali 4 tahun 23 34 2 4 3 4 5 2 1 bulan 2 2 minggu 4 bulan 24 30 1 1 4 1 3 2 1 bulan 2 1 kali 1 bulan 25 35 2 1 1 3 1 2 2 bulan 3 8 kali 1 tahun 26 36 2 3 4 1 2 2 1 bulan 2 12 kali 2 tahun 27 42 3 4 1 2 4 2 2 bulan 3 8 kali 4 bulan 28 35 2 3 3 2 4 2 2 bulan 3 10 kali 2 tahun 29 34 2 4 3 1 5 2 1 bulan 2 2 kali 4 bulan 30 24 1 3 4 4 5 2 1 bulan 2 8 kali 8 bulan
100
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Keterangan :
Umur : Pendidikan : Pekerjaan Ibu :
1 = <= 30 tahun 1 = SD/Sederajat 1 = IRT 2 = 31-40 tahun 2 = SMP/Sederajat 2 = Petani 3 = 41-50 tahun 3 = SMA/SMK/Sederajat 3 = Swasta 4 = > 50 tahun 4 = Diploma/Sarjana 4 = Wiraswasta
5 = PNS 6 = TNI/Polri
Pola Bekerja Ibu :
Penghasilan Keluarga :
1 = Normal sesuai jam kerja 7-8 jam. 1 = < Rp 500.000 per bulan 2 = Lebih dari 8 jam 2 = Rp 500.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan 3 = Paruh waktu 3 = Rp 1.500.000 s/d Rp 2.500.000 per bulan 4 = Shift 4 = > Rp 2.500.000 per bulan
5 = Sesuai UMR Jawa Timur
Jenis Pembiayaan :
Lama Perawatan :
1 = Umum 1 = < 1 bulan 2 = BPJS 2 = 1 s/d < 2 bulan
3 = 2 s/d < 3 bulan 4 = 3 s/d 4 bulan 5 = > 4 bulan
101
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
101
HASIL PRE-TEST KELOMPOK KONTROL KUISIONER STRES ORANG TUA (DASS-21)
Pre-Test
No. Jawaban Soal Kuisioner Nomor : Total Tingkat Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor Stres
1 = Normal = Total skor 0-14 2 = Ringan = Total skor 15-18 3 = Sedang = Total skor 19-25 4 = Berat = Total skor 26-33 5 = Sangat Berat = Total skor >33
102
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
HASIL PRE-TEST KELOMPOK KONTROL KUISIONER STRES ORANG TUA (DASS-21)
Post-Test
No. Jawaban Soal Kuisioner Nomor : Total Tingkat Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor Stres
1 = Normal = Total skor 0-14 2 = Ringan = Total skor 15-18 3 = Sedang = Total skor 19-25 4 = Berat = Total skor 26-33 5 = Sangat Berat = Total skor >33
103
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
HASIL PRE-TEST KELOMPOK PERLAKUAN KUISIONER STRES ORANG TUA (DASS-21)
Pre-Test
No. Jawaban Soal Kuisioner Nomor : Total Tingkat Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor Stres
1 = Normal = Total skor 0-14 2 = Ringan = Total skor 15-18 3 = Sedang = Total skor 19-25 4 = Berat = Total skor 26-33 5 = Sangat Berat = Total skor >33
104
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
HASIL POST-TEST KELOMPOK PERLAKUAN KUISIONER STRES ORANG TUA (DASS-21)
Post-Test
No. Jawaban Soal Kuisioner Nomor : Total Tingkat Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor Stres
1 = Normal = Total skor 0-14 2 = Ringan = Total skor 15-18 3 = Sedang = Total skor 19-25 4 = Berat = Total skor 26-33 5 = Sangat Berat = Total skor >33
105
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
TABULASI DATA PERUBAHAN TINGKAT STRES
PADA KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK PERLAKUAN
No. Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Resp. Tingkat Stres Perubahan
Tingkat Stres Perubahan Pre-
Test
Post-
Test
Pre-
Test
Post-
Test
1 4 4 Tetap 1 1 Tetap 2 1 1 Tetap 4 4 Tetap 3 1 1 Tetap 3 2 Sedang ke Ringan 4 4 4 Tetap 4 3 Berat ke Sedang 5 5 5 Tetap 1 1 Tetap 6 3 3 Tetap 1 1 Tetap 7 2 2 Tetap 3 3 Tetap 8 1 1 Tetap 4 3 Berat ke Sedang 9 5 5 Tetap 1 1 Tetap
10 3 3 Tetap 1 1 Tetap 11 2 2 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 12 3 3 Tetap 5 4 Sangat Berat ke Berat 13 4 4 Tetap 5 4 Sangat Berat ke Berat 14 4 4 Tetap 3 1 Sedang ke Normal 15 1 1 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 16 1 1 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 17 1 1 Tetap 1 1 Tetap 18 3 3 Tetap 4 3 Berat ke Sedang 19 1 1 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 20 3 3 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 21 3 2 Sedang ke Ringan 2 1 Ringan ke Normal 22 3 3 Tetap 4 4 Tetap 23 1 1 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 24 3 3 Tetap 2 2 Tetap 25 1 1 Tetap 2 1 Ringan ke Normal 26 1 1 Tetap 3 2 Sedang ke Ringan 27 1 2 Normal ke Ringan 1 1 Tetap 28 1 1 Tetap 1 1 Tetap 29 3 3 Tetap 1 1 Tetap 30 3 3 Tetap 1 1 Tetap
Keterangan Tingkat Stres :
1 = Normal 2 = Ringan 3 = Sedang 4 = Berat 5 = Sangat Berat
106
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
TABULASI DATA UNTUK UJI MANN WHITNEY
(Skor Post Test Kelompok Kontrol dan
Skor Post Test Kelompok Perlakuan)
No. Skor Tingkat Stres
Kelompok Kode
Orang Tua Kelompok
1 28 Kontrol 1 2 10 Kontrol 1 3 11 Kontrol 1 4 32 Kontrol 1 5 44 Kontrol 1 6 22 Kontrol 1 7 15 Kontrol 1 8 6 Kontrol 1 9 50 Kontrol 1
10 21 Kontrol 1 11 15 Kontrol 1 12 23 Kontrol 1 13 30 Kontrol 1 14 33 Kontrol 1 15 13 Kontrol 1 16 11 Kontrol 1 17 11 Kontrol 1 18 23 Kontrol 1 19 9 Kontrol 1 20 21 Kontrol 1 21 18 Kontrol 1 22 19 Kontrol 1 23 13 Kontrol 1 24 24 Kontrol 1 25 11 Kontrol 1 26 12 Kontrol 1 27 15 Kontrol 1 28 5 Kontrol 1 29 20 Kontrol 1 30 21 Kontrol 1 31 4 Perlakuan 2 32 29 Perlakuan 2 33 16 Perlakuan 2 34 20 Perlakuan 2 35 10 Perlakuan 2 36 5 Perlakuan 2 37 19 Perlakuan 2
107
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Valid Ibu Rumah Tangga 13 43.33 43.33 43.33 Petani 1 3.33 3.33 46.67 Swasta 9 30.00 30.00 76.67 Wiraswasta 7 23.33 23.33 100.00 Total 30 100.00 100.00
Pola Bekerja Ibu
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal sesuai jam kerja 7-8 jam 12 40.00 40.00 40.00
Lebih dari 8 jam 7 23.33 23.33 63.33 Paruh Waktu 8 26.67 26.67 90.00 Shift 3 10.00 10.00 100.00 Total 30 100.00 100.00
111
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Penghasilan Keluarga
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < Rp 500.000 per bulan 3
5
5
11 6
30
10.00
16.67
16.67
36.67 20.00
100.00
10.00
16.67
16.67
36.67 20.00
100.00
10.00
26.67
43.33
80.00 100.00
Rp 500.000 s/d 1.500.000 per bulan Rp 1.500.000 s/d 2.500.000 per bulan > Rp 2.500.000 per bulan Sesuai UMR Jawa Timur Total
Jenis Pembiayaan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid BPJS 30 100.0 100.0 100.0
Lama Perawatan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 bulan 2 6.67 6.67 6.67 1 s/d < 2 bulan 16 53.33 53.33 60.00 2 s/d < 3 bulan 10 33.33 33.33 93.33 3 s/d 4 bulan 2 6.67 6.67 100.00 Total 30 100.00 100.00
112
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Orang Tua
Kelompok Kontrol
Frequencies
Statistics
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok
Kontrol) - Pre
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok
Kontrol) - Post N Valid
Missing 30 0
30 0
Frequency Table
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Pre
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal 12 40.00 40.00 40.00 Ringan 2 6.67 6.67 46.67 Sedang 10 33.33 33.33 80.00 Berat 4 13.33 13.33 93.33 Sangat Berat 2 6.67 6.67 100.00 Total 30 100.00 100.00
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Post
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal 11 36.67 36.67 36.67 Ringan 4 13.33 13.33 50.00 Sedang 9 30.00 30.00 80.00 Berat 4 13.33 13.33 93.33 Sangat Berat 2 6.67 6.67 100.00 Total 30 100.00 100.00
113
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Tingkat Stres Orang Tua Negative Ranks (Kelompok Kontrol) - Post Positive Ranks - Tingkat Stres Orang Tua Ties (Kelompok Kontrol) - Pre
Total
12a
7b
11c
30
10.00 10.00
120.00 70.00
a. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Post < Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Pre
b. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Post > Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Pre
c. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Pre = Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Kontrol) - Post
Test Statisticsb
Tingkat Stres
Orang Tua (Kelompok
Kontrol) - Post - Tingkat Stres
Orang Tua (Kelompok
Kontrol) - Pre Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.023a
.306
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
114
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Orang Tua
Kelompok Perlakuan
Frequencies
Statistics
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok
Perlakuan) - Pre
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok
Perlakuan) - Post
N Valid Missing
30 0
30 0
Frequency Table
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Pre
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal 10 33.33 33.33 33.33 Ringan 9 30.00 30.00 63.33 Sedang 4 13.33 13.33 76.67 Berat 5 16.67 16.67 93.33 Sangat Berat 2 6.67 6.67 100.00 Total 30 100.00 100.00
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Post
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal 19 63.33 63.33 63.33 Ringan 3 10.00 10.00 73.33 Sedang 4 13.33 13.33 86.67 Berat 4 13.33 13.33 100.00 Total 30 100.00 100.00
115
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Post - Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Pre
Negative Ranks
Positive Ranks
Ties
Total
30a 15.50 465.00
0b .00 .00
0c
30
a. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Post < Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Pre
b. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Post > Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Pre
c. Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Pre = Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok Perlakuan) - Post
Test Statisticsb
Tingkat Stres Orang Tua (Kelompok
Perlakuan) - Post - Tingkat Stres Orang
Tua (Kelompok
Perlakuan) - Pre
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-4.788a
.000
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
116
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Rekapitulasi
Perubahan Tingkat Stres Responden
Frequency Table
Kelompok Kontrol
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Normal ke Ringan 1 3.33 3.33 3.33 Sedang ke Ringan 1 3.33 3.33 6.67 Tetap 28 93.33 93.33 100.00 Total 30 100.00 100.00
Kelompok Perlakuan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Berat ke Sedang 3 10.00 10.00 10.00 Ringan ke Normal 8 26.67 26.67 36.67 Sangat Berat ke Berat 2 6.67 6.67 43.33 Sedang ke Normal 1 3.33 3.33 46.67 Sedang ke Ringan 2 6.67 6.67 53.33 Tetap 14 46.67 46.67 100.00 Total 30 100.00 100.00
117
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
Hasil Uji Mann Whitney
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Skor Tingkat Kontrol Stres Orang Tua Perlakuan
Total
30 30 60
37.43 23.57
1123.00 707.00
Test Statisticsa
Skor Tingkat Stres Orang
Tua Mann-Whitney U 242.000 Wilcoxon W 707.000 Z -3.078 Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Grouping Variable: Kelompok
118
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
ASUHAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANAK LEUKEMIA
1.1 Diskripsi Singkat
Pengasuhan anak dengan kondisi kronis atau keterbatasan membutuhkan pemeliharaan yang lebih. Orang tua harus memperhatikan aspek rutin pengasuhan dan mempunyai peran dan tanggung jawab tambahan untuk melakukan perawatan dan mengelola gejala penyakit pada anak. Kemampuan orang tua untuk memberikan perawatan pada anak Leukemia sangatlah penting untuk diketahui. Petugas kesehatan dapat membantu orang tua dalam meningkatkan pengetahuan orang tua dalam perawatan anak Leukemia.
1.2 Tujuan Pembelajaran
1.2.1 Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pelatihan perawatan anak dengan Leukemia keluarga dapat merawat anak dengan Leukemia.
1.2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan keluarga dapat menjelaskan tentang :
1. Penyakit Leukemia : definisi, etiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaan medis.
2. Perawatan anak Leukemia : memenuhi kebutuhan nutrisi anak Leukemia 3. Perawatan anak Leukemia : pencegahan kejadian infeksi sekunder pada anak
Leukemia. 4. Perawatan anak Leukemia : mencegah terjadinya perdarahan pada anak Leukemia.
1.3 Pokok Bahasan
1. Penyakit Leukemia : Definisi, etiologi, manifestasi klinik, dan penatalaksanaan medis.
2. Perawatan anak Leukemia : memenuhi kebutuhan nutrisi anak Leukemia. 3. Perawatan anak Leukemia : pencegahan kejadian infeksi sekunder pada anak
Leukemia. 4. Perawatan anak Leukemia : mencegah terjadinya perdarahan pada anak Leukemia.
1.4 Bahan belajar
Modul FACE (Family Centered Empowerment).
1.5 Uraian Materi
1.5.1 Definisi, gejala dan penetalaksanaan Leukemia
Leukemia adalah penyakit kanker jaringan yang menghasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan menyusup ke dalam berbagai organ tubuh. Sel-sel Leukemik menyusup ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel.yang normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi. Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi.
119
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
1) Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam keperawatan penanganan yang dapat dilakukan meliputi: meminimalkan prosedur invasive untuk mengurangi risiko terjadi infeksi, menganjurkan pada ibu untuk memberikan makanan yang disukai dan tidak bertentangan dengan indikasi,menjaga kebersihan mulut dengan menggosok gigi, menjelaskan secara singkat pentingnya nutrisi untuk membantu proses penyembuhan penyakit, menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan nutrisi tinggi protein dan kalori.
2) Dukungan nutrisi merupakan bagian dari terapi suportif pada anak dengan penyakit keganasan. (Sutandyo, 2007). Status nutrisi anak yang cukup dan terpenuhi sangat berhubungan dengan prognosis penyakit yang diderita anak. Bila status nutrisi anak baik, maka prognosis penyakit akan menjadi baik pula. Evaluasi nutrisi secara dini sangat penting dilakukan karena untuk menentukan penanganan selanjutnya.
1.5.2 Tujuan Terapi Nutrisi
Tujuan diit penyakit kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status nutrisi optimal dengan cara :
1. Memberikan makanan yng seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien.
2. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan. 3. Mengurangi rasa mual, mutah dan diare. 4. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh
pasien dan keluarganya. 5. Mempertahankan atau memperbaiki status gizi. 6. Mengurangi gejala sindrom Kaheksia 7. Mencegah komplikasi lebih lanjut yaitu deplesi sistem imun, infeksi atau
sepsis akibat malnutrisi. 8. Memenuhi kecukupan micronutrient (Reksodiputro, 2009).
1.5.3 Syarat Diit
Syarat diit penyakit kanker adalah:
1. Energi tinggi yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk ,perempuan. Apabila pasien dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan energy menjadi 40 kkal/ kg BB untuk laki-laki dan 36 kkal/kg BB untuk perempuan.
2. Protein tinggi yaitu 1-1,5 g/kg BB 3. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energy total. 4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total. 5. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B Komplek,C dan E. Bila perlu
ditambah dalam bentuk suplemen. 6. Rendah Imodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal. 7. Bila imunitas menurun (leukosit < 10 ml) atau pasien akan menjalani kemoterapi
agresif, pasien harus mendapat makanan yang steril. 8. Porsi makan kecil dan sering diberikan
120
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
1.5.4 Jenis Diit dan Indikasi Pemberian
Jenis diit untuk pasien penyakit kanker sangat tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya (Almatsier, 2004). Oleh sebab itu, diit hendaknya disusun secara individual. Jenis makanan atau diit yang diberikan hendaknya memperhatikan nafsu makan, perubahan indra kecap rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan, dan akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral. Makanan daoat diberikan dalam bentuk padat, makanan cair, ataupun makanan kombinasi. Untuk makanan padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak atau makanan lumat.
1.5.5 Pedoman untuk Mengatasi Masalah Makan
Bila pasien menderita anorexia :
1. Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tudak lapar.
2. Hindari minum sebelum makan. 3. Tekankan bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan 4. Olahraga sesuai dengan kemampuan penderita
Bila ada perubahan pengecapan :
1. Makanan atau minuman diberikan dengan susuh kamar atau dingin 2. Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa 3. Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah atau jus
Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan :
1. Minum dengan menggunakan sedotan 2. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu 3. Bentuk makanan disaring atau cair 4. Hindari makanan terlalu asam atau asin
Bila mulut kering :
1. Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin 2. Bentuk makanan cair 3. Kunyah permen karet atau Hard Candy (permen keras)
Bila mual dan muntah
1. Beri makanan kering 2. Hindari makanan yang berbau merangsang 3. Hindari makanan lemak tinggi 4. Makan dan minum perlahan-lahan 5. Hindari makanan atau minuman terlalu manis 6. Batasi cairan pada saat makan 7. Tidak tiduran setelah makan
1.5.6 Pencegahan Terjadinya Infeksi
Pengobatan kanker dengan kemoterapi secara umum dapat menyebabkan efek samping diantaranya adalah terjadinya infeksi, perdarahan, anemia, mual dan muntah, gangguan nutrisi, dan ulserasi mukosa. Penangan pencegahan terjadinya infeksi akibat
121
IR- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH MODUL PEMBERDAYAAN… HENY SUISTYANI
menurunnya sistem pertahanan tubuh harus dilakukan agar anak dapat terhindarkan dari terjadinya infeksi sekunder. Penatalaksanaan pencegahan terjadinya infeksi diantaranya adalah:
1. Memantau suhu tubuh anak secara periodik untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya infeksi
2. Melakukan evaluasi terhadap keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
3. Melakukan pembersihan mulut dengan baik, karena rongga mulut merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan organisme
4. Memberikan periode istirahat tanpa gangguan untuk menambah energi dalam penyembuhan dan regenerasi seluler
5. Memberikan diet lengkap nutrisi sesuai usia anak, untuk mendukung pertahanan alami tubuh
6. Melakukan cuci tangan setiap melakukan aktivitas apapun untuk meminimalkan terpaparnya dengan mikroorganisme
1.5.7 Pencegahan Terjadinya Perdarahan
1. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis, karena perdarahan memerberat kondisi anak dengan adanya anemia
2. Melakukan pengawasan agar tidak terjadi luka pada mulut dan anus karena kulit yang luka akan cenderung untuk berdarah
3. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut untuk mencegah terjadinya perdarahan
4. Menghindari penggunaan obat-obat yang mengandung aspirin dapat memengaruhi fungsi trombosit
5. Mengontrol terjadinya perdarahan hidung pada anak
1.5.8 Environment Management
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk klien 2. Indentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai kondisi fisik 3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya 4. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih 5. Memberikan penerangan yang cukup 6. Menganjurkan keluarga untuk menemani klien