1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya dunia pendidikan yang mengalami peningkatan mutu pendidikan diperhadapkan oleh perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat, hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat serta globalisasiyang melanda dunia termasuk Indonesia yang mengikuti zaman. Peningkatan mutu pendidikan adalah cara dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Ahli – ahli pendidikan telah menyadari bahwa pendidikan tergantung terhadap kualitas guru dalam praktek pembelajaran dan merupakan isi mendasar dalam peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Hal ini sependapat dengan Yamin (2009;72) yang menyatakan bahwa peran guru disekolah memiliki peran ganda dan dipundak merekalah terletak mutu pendidikan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya dunia pendidikan yang mengalami
peningkatan mutu pendidikan diperhadapkan oleh
perubahan-perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di
masyarakat, hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat serta
globalisasiyang melanda dunia termasuk Indonesia yang
mengikuti zaman. Peningkatan mutu pendidikan adalah
cara dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Ahli – ahli pendidikan telah menyadari bahwa
pendidikan tergantung terhadap kualitas guru dalam
praktek pembelajaran dan merupakan isi mendasar dalam
peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
sependapat dengan Yamin (2009;72) yang menyatakan
bahwa peran guru disekolah memiliki peran ganda dan
dipundak merekalah terletak mutu pendidikan.
2
Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha
manusia dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing
anak didik menuju kedewasaan. Proses pendidikan yang
diselenggarakan secara formal disekolah dimulai dari
pendidikan formal yang paling dasar (SD) sampai
perguruan tinggi (PT) dan tidak lepas dari kegiatan
belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Kegiatan
belajar diarahkan kepada siswa agar mampu menerima
dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru
dalam proses belajar mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru
untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar peserta didik. Proses
pembelajaran tidak selalu efektif dan efisien dan
hasil proses belajar – mengajar tidak selalu optimal,
karena ada sejumlah hambatan. Dalam mengajar guru
tidak hanya menerangkan dan menyampaikan materi
pelajaran, namun juga merangsang peserta didik dan
mendorongnya supaya terjadi proses belajar. Oleh
3
sebab itu, setiap guru perlu menguasai berbagai
metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik
sehingga mampu menciptakan iklim yang kondusif.
Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya
meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan sebelum
pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, dan
kegiatan sesudah pembelajaran. Agar kegiatan mengajar
dapat berjalan efektif, maka guru harus mampu memilih
metode mengajar yang paling sesuai. Proses
pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam
situasi dan kondisi yang kondusif, hangat, menarik,
menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru perlu
memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang
tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi
yang diharapkan.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran IPA
yang penting dan ditekankan dibandingkan mata
4
pelajaran yang lainnya. Tetapi masih banyak siswa
yang kurang mampu dalam mempelajari Biologi.
Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama
ini adalah pembelajaran biologi berlangsung secara
tradisional yang meletakkan guru sebagai pusat
belajar bagi siswa. Karena siswa memiliki kebutuhan
belajar, teknik-teknik belajar, dan berperilaku
belajar, guru harus menguasai metode dan teknik
pembelajaran, memahami materi atau bahan ajar yang
cocok dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku
membelajarkan siswa. Guru dituntut untuk dapat
memilih kegiatan mengajarnya sehingga siswa terhindar
dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang
interaktif, efektif dan efisien. Guru berperan
memotivasi, menunjukkan dan membimbing siswa supaya
siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan siswa
berperan untuk mempelajari kembali, memecahkan
masalah guna meningkatkan taraf hidup dengan berfikir
dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian,
5
perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini
adalah pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta memberikan iklim yang
kondusif dalam perkembangan daya nalar siswa.
Melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran, guru harus membangun hubungan baik
yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling
pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan
menuju kesuksesan puncak siswa dalam berbicara dengan
bahasa hati siswa. Membina hubungan baik bisa
memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan
pengelolaan kelas dan memperpanjang waktu fokus.
Namun semua hal tersebut masih belum dapat terlaksana
dan memiliki banyak hambatan ataupun kendala –
kendala dalam pembelajaran biologi.
Salah satu hambatan dalam pembelajaran biologi
adalah bahwa siswa kurang tertarik pada biologi,
karena banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran
biologi adalah pelajaran yang menghapal dan
6
membosankan sehingga dapat mengakibatkan prestasi
belajar biologi rendah bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lain. Beberapa sekolah baik di sekolah
negeri kabupaten, masih terdapat fasilitas
laboratorium yang minim, waktu belajar yang terbatas,
keterlambatan informasi pendidikan yang diterima dari
pusat dan kurikulum dan strategi belajar yang
digunakan tidak sesuai dengan jenis materi ajarnya
serta lebih dominan mengajar dengan menggunakan model
ceramah. Sumber utama dalam metode ini adalah
penjelasan guru, siswa hanya pasif mendengarkan
materi, menerima dan menelaah begitu saja ilmu atau
info dari guru.
Telah dikemukakan di atas bahwa biologi
merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa.
Maka guru harus berusaha menumbuhkan minat atau ”rasa
cinta” siswa pada biologi. Pikiran siswa sebaiknya
diarahkan untuk dapat terjun dalam biologi dengan
cara melibatkannya secara langsung dalam
pembelajaran. Sebagai salah satu pemecahan dalam
7
masalah ini dipilih pendekatan pembelajaran dengan
metode inkuiri.
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Guru tidak
lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa
sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat
diperlukan. Disini guru berperan sebagai motivator,
fasilitator, penanya, administrator, pengarah,
manajer, dan rewarder. Supaya guru dapat melakukan
peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan
siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya,
cara mereka menanggapi, dan sebagainya.
Melalui metode tersebut diharapkan dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Seperti yang
8
diungkapkan oleh Dimyati & Mudjiono (2006 : 25) bahwa
dari kegiatan interaksi mengajar-belajar,guru
membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa
belajar. Selain itu dapat menambahkan rasa percaya
diri siswa bahwa belajar biologi itu menyenangkan dan
siswa akan menyukai biologi sehingga prestasi
belajarnya dapat meningkat.
Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Dan Tanpa
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Mata
Pelajaran Biologi di Kelas VIII SMP Negeri-1
Sidamanik Tahun Anggaran 2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan diatas maka dapat
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
1. Peranan guru yang sangat dominan menyebabkan
siswa kurang aktif dalam proses belajar.
9
2. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih dan
menggunakan metode mengajar dalam menyampaikan
pokok bahasan tertentu, memungkinkan akan
mempengaruhi proses belajar mengajar.
3. Ada kemungkinan perbandingan hasil belajar
antara siswa yang mendapat pengajaranan biologi
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
dengan siswa yang mendapatkan pengajaran biologi
dengan pembelajaran inkuiri.
4. Ada kemungkinan pengajaran biologi dengan model
pembelajaran inkuiri merupakan salah satu upaya
peningkatan kualitas belajar.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang dianalisa dapat terarah, maka
permasalahan tersebut dibatasi sebagai berikut :
1. Sesuai dengan judul yang diajukan, penelitian ini
hanya berkaitan dengan perbandingan hasil belajar
siswa dengan tanpa model pembelajaran inkuiri
pada bidang studi biologi kelas VIII SMP
10
2. Pengamatan dan penelitian terbatas pada guru
bidang studi biologi kelas VIII SMP
D. Perumusan Masalah
Dalam suatu penelitian untuk menentukan ataupun
menemukan suatu kebenaran, akan dihadapkan pada suatu
permasalahan yang di dalamnya mengandung masalah-
masalah yang harus dipecahkan oleh penulis. Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah :
”Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan dan
tanpa model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran
biologi di kelas VIII SMP?”
E. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu
alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk supaya
penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa
11
dengan dan tanpa menggunakan model pembelajaran inkuiri
pada mata pelajaran biologi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih
mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan
masalah yang diteliti.
b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut bagi peneliti lain.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan
prestasi belajar bagi para siswa.
b. Sebagai bahan masukan bagi para guru kepala
sekolah tentang penerapan model pembelajaran
ekspositori dan model pembelajaran inkuiri.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis
tentang hasil penelitian dari peneliti terdahulu dan
hubungannya dengan peneliti sekarang.
13
Menurut hasil penelitian Hidayati (2008)
pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dan
ceramah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Siswa yang diberi pembelajaran dengan metode
inkuiri memperoleh prestasi lebih baik dibandingkan
diberikan pembelajaran dengan metode ceramah dalam
mata pelajaran akuntasi. Artinya pembelajaran dengan
metode inkuiri lebih baik (lebih efektif) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berbeda dengan Mudalara (2012) menurut hasil
penelitiannya, bahwa hasil model pembelajaran inkuiri
bebas berpengaruh terhadap hasil belajar kimia ditinjau
dari sikap ilmiah.
B. Kerangka Teoritis
1. Pengertian belajar
Dalam dunia pendidikan kita telah sering dengar
istilah a long life for education, dimana belajar tidak
lepas dari kehidupan dan tidak memandang umur.
Belajar dilakukan semenjak mulai dari bayi hingga
14
tua sekalipun. Belajar dapat merubah suatu individu.
Perubahan itu dapat berupa pola pikir, sikap
kecakapan dan lain – lain. Seseorang yang telah
mengalami proses pembelajaran tidak akan sama dengan
yang belum belajar. Seseorang akan lebih mampu
menyesuaikan diri ataupun memecahkan suatu masalah
terhadap situasi dan kondisi yang ada disekitarnya.
ada beberapa para ahli yang menyatakan pendapatnya,
untuk itu mari kita simak untuk dapat mengerti arti
dari belajar sebelum kita membahas penelitian ini
lebih jauh kedalam.
Menurut Hutchins ( 2004 : 116) setiap manusia
mampu belajar. Tindakan belajar tidak berhenti
selama manusia masih hidup, kecuali kemampuan
belajarnya layu karena tidak ia gunakan. Belajar
seumur hidup adalah kunci kewaspadaan mental
(Arterburn &. Rinck, 2004 :50), dan bila siswa
belajar maka akan terjadi perubahan mental dan
jasmani (Dimyati & Mudjiono, 2006 : 5).
15
Piaget (dalam Budiningsih, 2004:35) belajar
merupakan perubahan dalam memperoleh kecakapan
intelektual. dimanifestasikan sebagai proses mencari
keseimbangan antara apa yang mereka rasakan dan
mereka ketahui pada satu sisi dengan apa yang mereka
lihat suatu fenomena baru sebagai pengalaman ataupun
persoalan.
Gage dan Berliner ( dalam Dimyati & Mudjiono,
2006 :116) secara sederhana mengungkapkan bahwa
belajar dapat didefenisikan suatu proses yang
membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya.
Syah (2003: 51) mengungkapkan bahwa belajar
adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 165)
belajar adalah poses melibatkan manusia secara
16
orang per orang sebagai satu kesatuan organism
sehingga terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.
Sedangkan menurut Dilaga ( 2007 :18) mengatakan
bahwa metode mengajar adalah cara – cara atau teknik
yang dianggap jitu untuk menyampaikan materi ajar.
Shaffat (2009 : V- VI) juga mengatakan bahwa
belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia.
Apabila belajar tanpa rencana, tujuan, dan metode
yang jelas, maka perubahan yang terjadi dalam diri
sesorang hanyalah perubahan yang sifatnya untung –
untungan.
Menurut Riyanto (2009 : 6) mengungkapkan bahwa
belajar adalah suatu proses untuk mengubah
performansi yang tidak terbatas pada keterampilan,
tetapi juga meliputi fungsi – fungsi, seperti skill,
persepsi, emosi, proses berpikir sehingga dapat
menghasilkan perbaikan performansi.
17
Menurut Syah (2008 : 184 ) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal
1) Faktor internal siswa meliputi gangguan atau
kekuarangmampuan psiko-fisik siswa, yakni :
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta ),
antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/inteligensi siswa;
b. Yang bersifat afektif ( ranah rasa), antara
lain seperti labilnya emosi dan sikap;
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa),
antara lain seperti terganggunya alat –
alat indera penglihat dan pendengar
( mata dan telinga )
2) Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi
dan kondisi linkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Factor
lingkungan ini meliputi :
18
a. Lingkungan keluarga, contohnya :
ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dan bu, dan rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat,
contohnya wilayah perkampungan kumuh
(slum area), dan teman sepermainan (peer
group) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi
dan letak gedung sekolah yang buruk
seperti dekat pasar, kondisi guru dan
alat – alat belajar yang berkualitas
rendah.
Menurut Reber ( Syah, 2008 :186) ) selain
factor- factor yang bersifat umum diatas ada pula
factor – factor lain yang menimbulkan kesulitan
belajar siswa. Diantara factor – faktor yang
dipandang sebagai factor khusus ini ialah sindrom
psikologis berupa Learning
disability( ketidakmampuan belajar). Sindrom
19
(syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indicator adanya keabnormalan psikis yang
menimbulkan kesulitan belajar itu sendir yaitu :
Disleksia (dyslexia), yakni
ketidakmampuan belajar membaca
Disgrafia (dysgraphia), yakni
ketidakmampuan belajar menulis
Diskalkulia (dyscalculia), yakni
ketidakmampuan belajar matematika.
Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar yaitu proses perubahan suatu individu
yang mengarah pada sikap, pola pikir, kecakapan,
diterima serta dilaksanakan secara terencana,
bertujuan dan sistematis sehingga menjadi individu
yang kritis, adaptif dan progresif.
2. Prestasi ( hasil belajar )
20
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa,
prestasi diartikan sebagai hasil yang dicapai
( dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).
Menurut Ardiansyah ( 2007) Prestasi belajar
merupakan ukuran untuk memahami tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil ataupun
realisasi yang dicapai dari suatu kegiatan belajar
dan pengajaran pada siswa dalam waktu tertentu.
3. Model Pembelajaran/ Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran (Mengajar )
Sagala (2009 : 9) berpendapat bahwa
pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan.
Sedangkan Sardiman ( 2008 : 48) mengatakan
bahwa mengajar merupakan sebagai suatu
aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
21
lingkungan sebaik – baiknya dan nghubungkannya
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Menurut Sanjaya (2006 : 102) mengajar
adalah proses mengatur lingkungan agar siswa
belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi
yang dimilikinya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 157)
mengajar merupakan proses yang diselenggarakan
oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam
belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
Hamalik ( 2004 :27 ) mengungkapkan bahwa
mengajar adalah proses membimbing kegiatan
belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna
apabila terjadi kegiatan belajar murid.
Purwanto (2003 : 150 ) mengungkapkan bahwa
mengajar merupakan memberikan pengetahuan atau
melatih kecakapan – kecakapan atau keterampilan
– keterampilan kepada anak- anak dan berusaha
membentuk kesusilaan pada anak.
22
Menurut Nasution ( dalam Nurdin, 2002 :86)
mengatakan bahwa mengajar merupakan tugas yang
perlu tugas mengorganisasi dan mengatur
jalannya proses belajar - mengajar. Dalam hal
ini setiap guru perlu membuat persiapan
pengajaran atau satuan pelajaran, sehingga
denga demikian ia dapat menggunakan dan
mengatur alokasi waktu yang tersedia secara
efektif dan efisien.
Pembelajaran menurut Dilaga ( 2007 : 19)
mengatakan bahwa pembelajaran adalah sebagai
kegiatan belajar mengajar konvensional dimana
guru dan peserta didik langsung berinteraksi.
Jadi berdasarkan uraian diatas penulis
menyimpulkan mengajar ataupun pembelajaran
merupakan suatu proses membelajarkan siswa
untuk mendapatkan keterampilan, kecakapan, dan
sikap melalui pengaturan dan pengorganisasian
keadaan, situasi lingkungan sekitar siswa
belajar dengan catatan didalam penyampaian
23
tidak terdapat unsur paksaan (mengalir dan
tidak menggunakan kekerasan). Seperti yang
diungkapkan Emerson (2004 : 106) bila seorang
guru terus – menerus campur tangan dan
memaksakan dan terlalu mengatur, mungkin ia
(murid) akan menyimpang dari tujuan dan lari
dari dirinya sendiri.
b. Pengertian Metode Mengajar dan Strategi
Pembelajaran
Menurut Yamin (2009 : 153 ) mengungkapkan
bahwa metode mengajar merupakan cara melakukan
atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh,
dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu.
Soetomo (2003 : 97 ) mengungkapkan metode
mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga
semakin baik penggunaan metode mengajar semakin
berhasillah pencapaian tujuan, artinya apabila
24
guru dapat memilih metode yang tepat yang
disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi kondisi, media pengajaran maka semakin
berhasillah tujuan pengajaran yang ingin
dicapai.
Metode Mengajar menurut Sagala (2009 :
169) adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam
menyajikan pelajaran pada khususnya.
Jadi metode mengajar adalah suatu alat, cara
yang digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan pelajaran terhadap siswanya dengan
penguasaan kelas untuk mencapai suatu tujuan.
Metode merupakan salah satu bagian dari strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan
suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan menggunakan metode, pendekatan untuk
membelajarkan siswa dengan memanfaatkan segala
sesuatu untuk memudahkan belajar siswa.
25
Berbeda dengan strategi pembelajaran,
menurut Kemp ( dalam Sanjaya, 2006 : 126 )
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
Dilaga ( 2007 : 19 ) mengatakan bahwa
Strategi pembelajaran adalah upaya yang
dilakukan oleh perancang dalam menentukan
teknik penyampaian pesan, penentuan mode, dan
media, alur isi pelajaran, serta interaksi
antara pengajar dan peserta didik.
Menurut Trianto (2010 : 180) strategi
pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran ( kompetensi
dasar) yang telah ditentukan. Ataupun dapat
pula disebut sebagia cara yang sistematis dalam
26
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai kompetensi dasar tertentu. Jadi
strategi pembelajaran menurut Trianto berkenaan
dengan bagaimana ( the How ) menyampaikan isi
pelajaran atau memberikan pengalaman belajar
kepada siswa.
Menurut direktorat tenaga kependidikan PMPTK
(2008) Strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pe-manfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran
yang di-susun untuk mencapai tujuan tertenu.
Dalam hal ini adalah tujuan pembela-jaran.
Djamarah ( 2010 : 325 ) mengatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah strategi untuk
membelajarkan anak didik dan guru yang
membelajarkannya dengan memanfaatkan segala
sesuatunya untuk memudahkan proses belajar anak
didik.
27
Menurut Hamalik (2001 : 201) mengungkapkan
bahwa strategi pengajaran adalah keseluruhan
metode dan prosedur yang menitikberatkan pada
kegiatan siswa dalam proses belajar - mengajar
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Riyanto (2009 :132) mengungkapkan
bahwa strategi pembelajaran adalah siasat guru
dalam mengefektifkan, mengefesienkan, serta
mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara
siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu
kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu
tujuan pengajaran.
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang model
pembelajaran inkuiri, perbedaan paedagogik
antara model inkuiri dengan ceramah dibawah ini
dilihat dalam tabel 2.1 berikut .
28
Tabel 2.1. Perbedaan Paedagogik antara
Inkuiri dengan metode ceramah
No Inkuiri Metode ceramah 1 Guru sebagai fasilitator
dan motivator
Guru aktif memberikan
penjelasan/informasi
kepada siswa, metode
yang dilakukan guru
yaitu ceramah,Tanya
jawab dan penugasan.2 Siswa sebagai pusat
pembelajaran
Guru sebagai pusat
pembelajaran.3 Siswa didorong untuk
berpikir individual,
mempraktekkan metode dan
teknik melakukan
penelitian sehingga
terlatih dalam
keterampilan khusus yang
sesuai dengan cabang ilmu
tertentu dan latihan
menemukan sesuatu seperti
Siswa menerima
informasi, media,
memecahkan masalah dari
guru.
29
belajar bagaimana belajar
sesuatu. Dengan kata lain
yaitu menekankan kepada
pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan
psikomotor secara
seimbang, sehingga
pembelajaran melalui
strategi ini dianggap
lebih bermakna.4. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
belajar dengan gaya
belajarnya
Monoton
4 Komunikasi multi arah Komunikasi satu arah5 Siswa aktif dalam belajar
melakukan penelitian
Kurang aktif
4. Strategi Pembelajaran In- kuiri
mengajar, sebagaimana kegiatan lain, dalam
mengerjakannya harus dibuat menyenangkan dan
dikerjakan dengan berlandaskan secara sepenuh hati.
Ini diperlukan tidak saja untuk kepentingan para
30
peserta didik sebagai penerima pelajaran, tapi juga
untuk kepentingan para pengajar.
Menurut Kourilsky (dalam Hamalik, 2001 : 220)
pembelajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu
strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok
siswa inquiry ke dalam suatu isu atau mencari
jawaban – jawaban terhadap isi pertanyaan melalui
suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan
structural kelompok.
Sedangkan menurut Riyanto (2009 : 138 )
menyatakan bahwa inkuiri tergabung dalam penemuan
(discovery) sehingga disebut Enquiry-Discovery Learning yang
artinya belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam
pembelajaran ini anak diberi peluang untuk mencari,
memecahkan, hingga menemukan cara – cara
penyelesaiannyadan jawaban – jawabannya sendiri
dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah ( problem solving approach ).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 :173 ) model
inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa
31
mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai – nilai. Dalam model inkuiri
ini siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan
inkuiri. Model pengajaran inkuiri merupakan
pengajaran yang terpusat pada siswa. Tujuan utama
model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan
masalah secara ilmiah. Strategi pembelajaran ini
sering juga dinamakan strategi heuristic, yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
Sanjaya (2008: 202) menyatakan bahwa
pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Orientasi
32
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk
membina suasana atau iklim pembelajaran yang
kondusif. Hal yang dilakukan guru dalam tahap
orientasi ini adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai
dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar.
2. Merumuskan masalah
Pada tahap merumuskan masalah merupakan langkah
membawa
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-
teki, yang akan dicari
jawabannya.
33
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang dikaji .Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untukmenguji hipotesis
yang diajukan.
5. Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis.
Peranan guru yang penting adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana bebas berpikir
sehingga siswa berani bereksplorasi
dalam penemuan dan pemecahan masalah.
34
2. Fasilitator dalam penelitian
3. Rekan diskusi dalam klasifikasi dan
pencarian alternative pemecahan masalah.
4. Pembimbing penelitian, pendorong
keberanian berpikir alternative dalam
pemecahan masalah.
Sedangkan peranan siswa yang penting adalah :
1. Mengambil prakarsa dalam pencarian
masalah dan pemecahan masalah
2. Pelaku aktif dalam belajar melakukan
penelitian
3. Penjelajah tenteng masalah dan metode
pemecahan
4. Penemu pemecahan masalah
Tekanan utama pembelajaran dengan strategi
pembelajaran inkuiri adalah;
Pengembangan kemampuan berpikir
individual lewat penelitian
Peningkatan kemampuan mempraktekkan
metode dan teknik penelitian
35
Latihan ketrampilan intelektual
khusus, yang sesuai dengan cabang
ilmu tertentu
Latihan menemukan sesuatu, seperti
belajar bagaimana belajar sesuatu.
Secara garis besar prosedurnya adalah (Riyanto,
2009 :138 – 139):
Simulation
Guru mulai bertanya dengan mengajukan
permasalahan, atau menyuruh siswa
membaca atau mendengarkan uraian yang
memuat permasalahn.
Problem statement
Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan, kemudian
memilihnya. Permasalahan yang dipilih
biasanya yang paling menarik dan
fleksibel untuk dipecahkan. Selanjutnya
dirumuskan dalam bentuk pertanyaanatau
36
hipotesis, yakni pertanyaan yang
diajukan.
Data collection
Untuk menjawab benar tidaknya hipotesisi
itu, siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca
literature, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba
sendiri, dan sebagainya.
Data processing
Semua data dan informasi diolah, diacak,
diklafikasi, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentuserta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
Verification ( pembuktian )
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafiran
data, pernyataan atau hipotesis yang
37
telah dirumuskan dicek apakah terjawab
atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization
Berdasarkan hasil verifikasi tersebut,
siswa belajar menarik kesimpulan atau
generalisasi tertentu.
Dalam pelaksanaan strategi inkuiri terdapat
kelebihan yaitu :
a) Menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pemebelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar dengan gaya belajarnya.
c) Sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku
lewat pengalaman.
d) Mampu melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata – rata,
38
sehingga siswa yang memilki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki beberapa keunggulan, strategi
pembelajaran secara inkuiri juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain :
a) Sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
b) Tidak mudah mendesainnya, karena
terbentur pada kebiasaan siswa.
c) Terkadang dalam implementasinya
memerlukan waktu yang panjang, sehingga
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
C. Kerangka Konseptual
Pada umumnya pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran secara
konvensional ataupun secara tradisional ataupun yang
kita ketahui dalam dunia pendidikan secara khusus dalam
39
proses belajar mengajar adalah menggunakan model
pembelajaran kuliah/ ceramah. Pembelajaran yang
disampikan kepada siswa dengan cara mentransfer ilmu
kepada siswa dan diharapkan siswa tersebut menerima
dengan menghapal materi pelajaran yang disampaikan.
Dalam proses belajar mengajar seharusnya seorang guru
seharusnya menjadi fasilitator, pembimbing dalam proses
dalam mengajar, melibatkan siswa dalam proses belajar
mengajar ataupun membiarkan siswa yang aktif dalam
proses belajar mengajar seperti proses belajar mengajar
secara inkuiri. Namun kenyataan terjadi sekarang, pada
umumnya dibanyak sekolah terdapat guru- guru masih
menggunakan model pembelajaran secara konvensional.
Dalam pembelajaran ini siswa sebagai penerima pesan dan
guru sebagai pengirim pesan. Guru yang berperan aktif
dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran secara inkuiri memberikan manfaat yang
sangat dominan terhadap siswa. Dengan pembelajaran
secara inkuiri diduga siswa terangsang untuk belajar
aktif dan kreatif, terciptanya lingkungan yang kondusif
40
sehingga membuat siswa bersemangat, penuh percaya diri,
aktif dalam kelompok maupun individu dan mampu
memecahkan masalah dengan pemikirannya sendiri, kondisi
ini akan menggairahkan semngat belajar dan meningkatkan
belajar siswa.
E. Hipotesa
Menurut Sukardi (2009 ; 42), ”Hipotesis
penelitian memiliki fungsi memberikan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah atau research questions. Oleh
karena itu rumusan masalah disusun dalam bentuk
pertanyaan. Pada penelitian ini dikemukakan hipotesis
sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol ( Ho) : Tidak ada Perbedaan
Hasil Belajar Siswa Dengan
Dan Tanpa Model Pembelajaran
Inkuiri Pada Pertumbuhan dan
perkembangan di Kelas VIII TP
2014/2015.
41
2. Hipotesis Alternatif (Ha): Ada perbedaan
hasil belajar siswa dengan
dan tanpa menggunakan model
pembelajaran inkuiri pada
pertumbuhan di kelasVii
Tp.2014/2015.
3. Hipotesis Statistik : Ho : µ1 = μ2
Ha :
μ1 ≠ μ2
Keterangan :
Ho : Hipotesis nihil
Ha : Hipotesis Alternatif
μ1 : hasil belajar siswa dengan pemberian model
inkuiri
μ1 : hasil belajar siswa tanpa menggunakan model
inkuiri
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian, Jenis Penelitian, Desain Penelitian dan
instrument penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Pembahasan metode penelitian lebih cenderung
dapat dilakukan sebagai pertanggungjawaban mengenai
metode-metode yang dipergunakan selama penelitian
berlangsung dari awal sampai akhir. Tentu saja
43
ketetapan dan kejelasan mengenai metode yang
digunakan dalam penelitian merupakan salah satu
bagian yang ikut menentukan tingkat kesahihan atau
kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu,
penjelasan mengenai metode penelitian sebagai
pertanggungjawaban metode yang dipergunakan sangat
diperlukan dimana cara mencari kebenaran yang
dianggap atau dipandang ilmiah adalah melalui metode
penelitian.
Menurut Sukardi (2003 : 19 ) mengungkapkan
bahwa metodologi penelitian adalah usaha sesorang
yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan –
aturan guna menjawab permasalahan yang hendak
diteliti.
Menurut Sugiyono (2010 : 2 ) mengatakan bahwa
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara
ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti
44
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional
berarti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan cara-cara
yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah,
mencari uang yang hilang, atau provokator atau
tahanan yang melarikan diri dari paranormal).
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan langkah- langkah tertentu
yang bersifat logis. Dan data yang di peroleh
melalui penelitian ini adalah data empiris
(teramati) yang mempunyai criteria tertentu yaitu
valid.
Menurut Ary (1982 :50) metode penelitian ialah
strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan
analisis data yang diperlukan, guna menjawab
45
persoalan yang dihadapi. Ini adalah rencana
pemecahan bagi persoalan yang sedang diselidiki.
2. Jenis Penelitian
Menurut Suryabrata (2010 :71) dalam melakukan
penelitian, orang dapatmenggunakan berbagai macam
metode, dan sejalan dengannya rancangan penelitian
yang digunakan juga dapat bermacam- macam.
Menurut Ary (1982 :50 ) ada empat kategori yang
biasanya dipakai untuk mengelompokkan penelitian
pendidikan ialah :
a) Eksperimental
Eksperimental merupakan suatu
penyelidikan ilmiah yang menuntut
peneliti memanipulasi dan mengendalikan
satu atau lebih variable bebas serta
mengamati variable terikat, untuk
melihat perbedaan yang sesuai dengan
manipulasi variable – variable bebas
tersebut. Tujuan utama eksperimen adalah
46
untuk menetapkan apa yang mungkin
terjadi.
b) Ex post facto
Serupa dengan penelitian eksperimental,
hanya disini peneliti tidak dapat
langsung manipulasi variable bebas.
c) Deskriptif
Deskriptif merupakan melukiskan dan
menafsirkan keadaan yang sekarang.
Penelitian ini berkenan dengan kondisi
atau hubungan yang ada: praktek- praktek
yang sedang berlaku; keyakinan, sudut
pandang atau sikap yang dimiliki; proses
– proses yang sedang berlangsung;
pengaruh- pengaruh yang sedang
dirasakan; atau kecenderungan-
kecenderungan yang sedang berkembang.
d) Historis
Penelitian historis menyangkut suatu
prosedur guna melengkapi penagamatan,
47
suatu proses yang dipakai oleh para ahli
sejarah dalam usahnya dalam menguji
kebenaran pengamatan- pengamatan yang
dilakukan orang lain. Tujuan utama
penelitian historis adalah untuk
menceritakan masa lalu.
Jadi berdasarkan metode penelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode
eksperimen, karena penelitian ini dilaksanakan
dengan melakukan eksperimen sesuai dengan dan tanpa
menggunakan model pembelajaran inkuiri yang mana
sampelnya terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan yang
seimbang.
3. Rancangan/ Desain Penelitian
Sampel yang diambil dalam penelitian ini
dikelompokkan atas dua kelas yaitu kelas ( kelas
eksperimen) adalah kelas dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri dan yang tidak menggunakan
pembelajaran inkuiri (kelas kontrol) dilihat dalam
48
tabel, yang menjadi acuan selama penelitian ini
berlangsung adalah sebagai berikut :
RPP
Lama penyampaian materi : lama penyampaian
materi harus sama yaitu 45 menit.
Buku : buku yang digunakan oleh kedua kelas sama
Guru : Guru yang menyampaikan materi adalah guru
yang sama
Waktu : waktu yang digunakan tidak berbeda
antara kedua kelas.
Prosedur Penelitian
Pada proses penelitian dilakukan dengan langkah-
langkah sesuai dengan gambar skema/alir gambar
dan tabel rancangan penelitian dibawah ini:
Skema alir/prosedur dalam penelitian
Merancang Perangkat Pembelajaran ( RPP serta tes hasil belajar dan kuisioner sikap ilmiah )
Implementasi rancanganmodel pembelajarankonvensional pada kelas
Implementasi rancanganmodel pembelajaran
49
Tabel 3.1. Rancangan (Desain) Penelitian
No Kelompok Perlakua
n
Prestasi
1 Kelas
eksperimen
T-1 X1 T-2
2 Kelas Kontrol T-1 - T-2
Mengambil data sikap ilmiah menggunakankuisioner pada kelompok kelas
Analisis Data
Mengadakan postes hasil belajar siswa pada kelompokkelas eksperimen dan kelas
50
Keterangan :
T-1 : Hasil test awal pokok bahasan materi
di kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
T-2 : Hasil test pada akhir materi di kelas
eksperimen dan kelas
kontrol.
X1 : Penggunaan model pembelajaran inkuiri
yang diberikan
pada kelas eksperimen selama
penelitian berlangsung.
4. Instrumen Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data dari hasil test tertulis yang merupakan hasil
belajar siswa pada penerapan pembelajaran model
pembelajaran inkuiri pada materi pertumbuhan dan
perkembangan terhadap prestasi belajar biologi
siswa di kelas VIII SMPN-1 Sidamanik Tahun
Pelajaran 2013/2014. Untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan siswa dalam menerima penerapan
51
pembelajaran model pembelajaran inkuiri, maka
peneliti menggunakan pre test dan post test
sebagai alat ukur pembelajaran.
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data
tersebut adalah:
Alat ukur berupa butir soal dalam bentuk
pilihan ganda dengan 4 macam pilihan (a, b,
c, dan d) dengan jumlah 20 soal.
Waktu dalam mengerjakan soal 40 menit.
Setiap jawaban yang benar x 10 bagi 2, yang
salah skor 0.
Tabel 3.2. kisi- kisi test belajar pada materi pokok
perkembangan dan pertumbuhan
K1 Materi Pokok Indikator Nomor
Item
Jumlah
1.1.Menganalisis
pentingnya pertumbuhan
dan perkembangan pada
makhluk hidup
Pertumbuhan dan
perkembangan
1.1.membanding
kan
pertumbuhan
dan
perkembangan
2,3,12, 3
52
pada tumbuhan
dan hewan
1.2.menjelaska
n factor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
17,18,19 3
1.5.
mengetahui
tahap-tahap
perkembangan
dan
pertumbuhan
pada tumbuhan
dan hewan
1,4,13,14
,15,16,20
7
1.2. mendeskripsikan
tahapan perkembangan
pada manusia
Menjelaskan
tahapan
perkembangan
pada manusia.
5,,6,7,8,
10,
11, 20
7
Jumlah soal 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian yang akan
dilaksanakan berada di SMP Negeri 1 Sidamanik Tahun
digunakan One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test, sesuai
dengan ketentuannya kriteria normalitas menurut
Kolmogorov-Sminorv Test adalah nilai tertinggi dari
Sig. (2-tailed) < Z, maka data berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas terhadap semua data
dari masing-masing variable pada taraf signifikansi
0.005 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 8.0.
berikut :
Tabel 8.0 Distribution Frequencies is NormalOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001N 32
Normal Parametersa,b
Mean 53.1250Std. Deviation
19.58233
Most Extreme Differences
Absolute .131Positive .131Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z .742
75
Asymp. Sig. (2-tailed) .641a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 8.0 diatas, Asymp.Sig. (2-tailed)
= 0.030< Z = 1.448 berdistribusi normal, sehingga
memenuhi persyaratan pengujian. Sedangkan pada tabel
7.0 terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit
terdapat pada interval kelas pertama yaitu : 20 (6.3
%) dan skor paling tinggi terdapat pada interval kelas
kelas yang terakhir yaitu : 90 (3.1 %).
Distribusi frekuensi data dapat digambarkan
berdasarkan kelas interval yang telah ditentukan dari
frekuensi observasinya yang diperoleh dari penelitian
yang ditampilkan pada histogram (SPSS) berikut :
76
Berdasarkan histogram yang terdapat pada gambar
4 diperoleh nilai rata- rata (mean ) = 53.12 dan
simpangan baku (S) = 19.58. Dari variasi data dapat
diketahui sebanyak 10 orang yang siswa (31%) yang
mencapai KKM dan sebanyak 22 orang siswa (69%) yang
dibawah nilai KKM.
4. Uji Hipotesis
Pengujian ini menggunakan SPSS Paired Samples Test.
Dengan ketentuan t < t , maka data yang diperoleh
pada penelitian ini adalah tidak ada perbedaan
hasil belajar. Hasil perhitungan uji Paired Samples
Test terhadap semua data dari masing – masing
77
variable pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh
hasil seperti tersaji pada tabel 9.0
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan Penelitian
78
2. Hasil Belajar Siswa Pretest Kelas Kontrol (VIII-E)
Nilai Rata-Rata dan Standart Deviasi Kelas Kontrol (VII-E)
Untuk Mengolah data di atas peneliti menggunakan aplikasi SPSS. Dimana, hasil distribusi frekuensi dan descriptive yang di dapat adalah sebagai berikut.
Tabel distribusi frekuensi hasil pre-test kelas kontrol
Xi Fi fiXi X2 (fiXi2) ∑ fiXiX= fi∑
n fiX∑ ∑ i2-( fiXi∑ ¿2
S2 = n-(n-1)40.00
12480 1600 19200
50.15 10.35
50.00
12600 2500 30000
60.00
2120 3600 7200
65.00
4260 4225 16900
70.00
170 4900 4900
75.00
1 75 5625 5625
79
Total
321605 22450 83825
Tabel Descriptive Statistics
N Mean Std.Deviation
Minimum Maximum
VAR00002 32 50.1563 10.35533 40.00 75.00One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00019 VAR00020
N 32 32
Normal Parametersa,b
Mean 50.1563 2619.5313
Std. Deviation
10.35533 1123.22861
Most Extreme Differences
Absolute .256 .292
Positive .256 .292
Negative -.163 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z 1.448 1.654
Asymp. Sig. (2-tailed) .030 .008
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Frequencies Statistics
NValid 32Missing 0
Mean 50.1563Std. Error of Mean 1.83058Median 48.3333a
Mode 40.00b
80
Std. Deviation 10.35533Variance 107.233Skewness .792Std. Error of Skewness
a. Calculated from grouped data.b. Multiple modes exist. The smallest value is shownc. The lower bound of the firstinterval or the upper bound of the last interval is not known.Some percentiles are undefined.d. Percentiles are calculated from grouped data.
Dari tabel di atas kita dapat melihat langsung
bagaimana deskriptive data dan distribusi frekuensi di
atas. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
(Mean) dari data pretest pada kelas kontrol adalah
81
50.15 dengan N (Jumlah data) adalah 32, nilai
terendah yang terdapat di dalam data pretest adalah
nilai 40, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh pada
data pretest adalah 75, jumlah semua nilai (SUM) adalah
1605 dengan standart deviasi adalah 10.35 dan varian
107.233. perhitungan dapat dilihat di lampiran 5
(halaman 102)
Berdasarkan gambar grafik histogram dibawah ini,
yang mencapai KKM untuk kelas kontrol adalah 6 orang
siswa (18%) dan siswa yang belum mencapai KKM adalah 26
orang siswa (82%).
C:\Users\Personal\Histogram\nilai viii E.sav
82
3. Hasil Belajar Siswa Post-test Kelas Kontrol (VIII-E)
Nilai Rata-Rata dan Standart Deviasi Kelas Kontrol (VII-E)
Untuk Mengolah data di atas peneliti menggunakan aplikasi SPSS. Dimana, hasil deskriptive yang di dapat adalah sebagai berikut.
Tabel 9
Descriptive Statistics
83
N Mean Std.Deviation
Minimum Maximum
VAR00001 32 53.1250 19.58233 20.00 90.00
Xi Fi fiXi X2 (fiXi2) ∑ fiXiX= fi∑
n fiX∑ ∑ i2-( fiXi∑ ¿2
S2 = n-(n-1)20.00
240 400 800
53.12 19.58
30.00
6180 900 5400
40.00
3120 1600 4800
50.00
6300 2500 15000
60.00
5300 3600 18000
70.00
5350 4900 24500
80.00
4320 6400 25600
90.00
190 8100 8100
Total
321700 28400 102200
84
Tabel distribusi frekuensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestVAR00001
N 32
Normal Parametersa,b
Mean 53.1250Std. Deviation
19.58233
Most Extreme Differences
Absolute .131Positive .131Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z .742Asymp. Sig. (2-tailed) .641a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
Statistics
NValid 32Missing 0
Mean 53.1250Std. Error of Mean 3.46170Median 53.6364a
Mode 30.00b
Std. Deviation 19.58233Variance 383.468Skewness -.002Std. Error of Skewness
a. Calculated from grouped data.b. Multiple modes exist. The smallest value is shownc. Percentiles are calculated from grouped data.
Dari tabel di atas kita dapat melihat langsung bagaimana deskriptive data. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata (Mean) dari data post-test pada kelas kontrol adalah 53.12 dengan N (Jumlah data) adalah 32, nilai terendah yang terdapat di dalam data post-test adalah nilai 20, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh pada data post-test adalah 90, jumlah semua nilai (SUM) adalah 1700 dengan standart deviasi
86
adalah 19.58 dan varian 383.46. perhitungannya dapat dilihat di lampiran 5 (halaman 103)
Berdasarkan gambar grafik histogram dibawah ini,
yang mencapai KKM untuk kelas kontrol adalah 10 orang
siswa (31%) dan siswa yang belum mencapai KKM adalah 22
orang siswa (69%).
Gambar grafik histogram 3
. 4. Hasil Belajar Siswa Post-test Kelas Eksperimen (VIII-B)
87
Nilai Rata-Rata dan Standart Deviasi Kelas Eksperimen (VII-B)
Untuk Mengolah data di atas peneliti menggunakan aplikasi SPSS. Dimana, hasil descriptive yang di dapat adalah sebagai berikut.
Tabel 10Descriptive Statistics
N Mean Std.Deviation
Minimum Maximum
VAR00001 32 73.1250 8.77588 50.00 90.00
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestVAR00001
N 32
Normal Parametersa,b
Mean 73.1250Std. Deviation
8.77588
Most Extreme Differences
Absolute .178Positive .166Negative -.178
Kolmogorov-Smirnov Z 1.009Asymp. Sig. (2-tailed) .261a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
Xi Fi fiXi X2 (fiXi2) ∑ fiXiX= fi∑
n fiX∑ ∑ i2-( fiXi∑ ¿2
S2 = n-(n-1)50.00
150 2500 2500
65.0 10 650 4225 42250
88
0
73.12 8.77
70.00
2140 4900 9800
75.00
10750 5625 56250
80.00
6480 6400 38400
90.00
3270 8100 24300
Total
322340 31750 173500
89
Statistics
NValid 32Missing 0
Mean 73.1250Std. Error of Mean 1.55137Median 73.3333a
Mode 65.00b
Std. Deviation 8.77588Variance 77.016Skewness -.069Std. Error of Skewness
a. Calculated from grouped data.b. Multiple modes exist. The smallest value is shownc. Percentiles are calculated from grouped data.
90
Dari tabel di atas kita dapat melihat langsungbagaimana deskriptive data. Tabel tersebutmenunjukkan bahwa nilai rata-rata (Mean) dari datapost-test pada kelas Eksperimen adalah 73.12dengan N (Jumlah data) adalah 32, nilai terendahyang terdapat di dalam data post-test adalah nilai50, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh padadata post-test adalah 90, jumlah semua nilai (SUM)adalah 2340 dengan standart deviasi adalah 8.77dan varian 77.01. perhitungan dapat dilihat dilampiran 5 (halaman 103)
Berdasarkan gambar grafik histogram dibawah ini,
yang mencapai KKM untuk kelas eksperimen adalah 31
orang siswa (96%) dan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 1 orang siswa (4%).
Gambar grafik histogram 4
91
Berdasarkan dari tabel 1,2,3, dan 4 (lampiran diperolehhasil pre test dan post test, seperti table dibawah ini:
Tabel 11. Perbandingan Hasil Belajar Pre-Test dan PostTest Kedua Kelas Sampel
B.Pengujian Hipotesis Penelitian1. Uji Hipotesis data Pre-test
Dari data Pre-test dan Post- test sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan untuk kedua kelas yaitu kelas kontrol ( VIII-E) dan kelas Eksperimen (VIII-B) diperoleh :S1 = 8.51 n1 = 32S2 = 10.35 n2 = 32
178
X1 - X2
t =S√1 + 1 n1 n2
Dimana :
(n1 - 1) S12 + (n2 -1) S2
2
S2 = n1+n2-2
(32 - 1) ¿ + (32-1) (10.35)❑2S2 =
32 +32 -2
(31)(72.4201) +(31) (107.1225)
S2 = 62
2245.0231 + 3320.7975S2 =
62
S2 = 89.77
S= √89.77
S = 9.47
Maka, uji hipotesis data pre-test yaitu :X1 = 47.81 n1 = 32
179
X2 = 50.15 n2 = 32 S = 9.47
X1 - X2
t =S√1 + 1 n1 n2
47.81 – 50.15 t =
9.47√1 + 1 32 32
-2.34 t =
9.47.0.25
- 2.34t = 2.3675
t = - 0.98
tabel 12. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Pre-test
No Kelas n X S thitung ttabel
1 Kontrol 32 50.15 9.47 -0.98 2.002 Eksperimen 32 47.81
Dari perhitungan tabel 12 dapat dilihat bahwa t-
hitung < t- tabel (-0.98 < 2.00 ). Maka dalam hal ini
Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan
hasil belajar siswa dengan dan tanpa menggunakan model
180
pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi di
kelas VIII SMP Negeri-1 Sidamanik Tahun Pelajaran
20113/2014, atau dengan kata lain kedua kelas sama atau
homogen.
2. Uji Hipotesis data Post- test
Nilai standar deviasi gabungan data post – test
Keterangan :
S1 = 8.77 n1 = 32
S2 = 19.58 n2 = 32
(n1 - 1) S12 + (n2 -1) S2
2
S2 = n1+n2-2
(31) (8.77)❑2 + (31) (19.58¿¿❑2
S2 = 62
2384.2999 + 11884.6684S2 =
62
14268.9683S2 =
62
S2 = 230.144465
S = 15.17
181
Maka, uji hipotesis data post – test yaitu :
X1 = 73.12 n1 = 32
X2 = 53.12 n2 = 32 S = 15.17
X1 - X2t =
S√1 + 1 n1 n2
73.12 – 53.12t =
15.17√1 + 1 32 32
20t =
15.17.0.26
20t =
3.7925
t = 5.27
tabel 13. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis data Post-test
No Kelas n X S thitung ttabel
1 Eksperimen
32 73.12 15.17 5.27 2.00
2 Kontrol 32 53.12
182
Dari perhitungan tabel 13. Dapat dilihat bahwa t-
hitung > t-tabel (5.27 > 2.00). Maka dalam hal ini Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan hasil
belajar siswa dengan dan tanpa menggunakan model
pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran Biologi di