A. Judul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang). B. Latar Belakang Istilah desa sering kali identik dengan masyarakatnya yang miskin, tradisionalis, dan kolot. Namun sebenarnya desa mempunyai keluhuran dan kearifan lokal yang luar biasa. Menurut kacamata politik, desa dipahami sebagai organisasi kekuasaan yang memiliki kewenangan tertentu dalam struktur pemerintahan negara. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh. Dalam persepktif sosiologis, desa adalah komunitas yang menempati wilayah tertentu yang warganya saling mengenal satu 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Judul
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis
Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa
Terhadap Kinerja Perangkat Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan,
Kabupaten Rembang).
B. Latar Belakang
Istilah desa sering kali identik dengan masyarakatnya yang miskin,
tradisionalis, dan kolot. Namun sebenarnya desa mempunyai keluhuran dan
kearifan lokal yang luar biasa. Menurut kacamata politik, desa dipahami sebagai
organisasi kekuasaan yang memiliki kewenangan tertentu dalam struktur
pemerintahan negara. Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan
berdaulat penuh. Dalam persepktif sosiologis, desa adalah komunitas yang
menempati wilayah tertentu yang warganya saling mengenal satu sama lain
dengan baik, bercorak homogen, dan banyak tergantung pada alam. Sejak lama,
desa telah memiliki sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial
masing-masing. Sampai saat ini pembangunan desa masih dianggap seperempat
mata oleh pemerintah. Peraturan memberikan landasan bagi semakin otonomnya
desa secara praktek, bukan hanya sekedar normatif. Dengan adanya pemberian
kewenangan pengelolaan keuangan dan adanya alokasi dana desa, seharusnya
desa semakin terbuka dan responsibel terhadap proses pengelolaan keuangan.
Akan tetapi pada kenyataannya banyak desa yang belum dapat memanfaatkan
1
keistimewaannya tersebut, ketergantungan dana dari pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sangat kuat. Penyusunan dan pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDes) yang seharusnya diisi dengan kegiatan atau
program-program yang dibutuhkan oleh masyarakat belum dapat diwujudkan.
Penyusunan APBDes pada tahun 2014 telah menyesuaikan secara
keseluruhan dengan anggaran berbasis kinerja, baik kode dan nama rekening
maupun rincian setiap program, kegiatan dan objek kegiatan. Kemampuan
penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa
didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Bantuan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD. APBDes
terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Tetapi
penyesuaian struktur APBD tersebut tidak menjadi jaminan terhadap pencapaian
kinerja karena struktur tersebut hanya merupakan aturan main dalam pelaksanaan
fungsi pemerintahan dan pembangunan yang diemban oleh pemerintah daerah.
Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan
desa. Kepala Desa bersama BPD menetapkan APBDes setiap tahun dengan
peraturan desa. Desa Menoro merupakan desa yang terletak di Kecamatan Sedan,
Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah. APBDes Menoro dari tahun ke
tahun selalu mengalami perubahan dan selalu naik turun pendapatannya, dapat
dilihat pada Tabel I.
2
Tabel IAnggaran Pendapatan Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten
Rembang Tahun 2011-2014Tahun Jumlah (Rp)2011 635.852.000
Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna
Anggaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
Kinerja Perangkat Desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan,
Kabupaten Rembang.
Sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti ingin menjelaskan bagaimana
hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran, Implementasi Anggaran
Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran terhadap Kinerja
Perangkat Desa pada Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang.
Maka disusun suatu kerangka pemikana teoritis sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Penelitian
G. Metode Penelitian
1. Definisi Operasional Variabel.
a. Variabel Dependen.
29
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (X2)
Peran Kuasa Pengguna APBDes (X3)
Kinerja Perangkat Desa
(Y)
Variabel dependen (Y) atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen (X). Variabel
terkait dalam penelitian ini adalah kinerja perangkat desa. Kinerja
(performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi (Mahsun dalam Isnaini dan Praptoyo,
2013).
Indikator yang digunakan oleh Mas’ud dalam Parjanti dkk (2014)
dalam kinerja perangkat desa adalah:
1) Kualitas
2) Kuantitas
3) Ketepatan waktu
4) Efektivitas
5) Kemandirian
b. Variabel Independen.
Variabel independen (X) atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen (Y). Variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran,
implementasi anggaran berbasis kinerja, peran kuasa pengguna APBdes.
30
1) Partisipasi Penyusunan Anggaran.
Partisipasi anggaran adalah salah satu cara untuk menciptakan
sistem pengendalian manajemen yang baik sehingga diharapkan dapat
tercapai tujuan institusi yang terkait. Partisipasi merupakan cara
efektif menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan
tujuan organisasi secara menyeluruh (Siegel dan Marconi dalam
Kasili dan Saerang). Indikator yang digunakan oleh Setyowati dan
Purwantoro (2013) dalam partisipasi anggaran adalah sebagai berikut:
a) Keikutsertaan dan kepuasan dalam penyusunan anggaran.
b) Kebutuhan dan kerelaan memberikan pendapat.
c) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir.
2) Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja.
Anggaran berbasis kinerja (ABK) adalah proses penyusunan
APBD yang diberlakukan dengan harapan dapat mendorong proses
tata kelola pemerintahan yang baik. Penerapannya diharapkan akan
membuat proses pembangunan menjadi lebih efesien dan partisipatif,
karena melibatkan pengambil kebijakan, pelaksana kegiatan, bahkan
dalam tahap tertentu juga melibatkan warga masyarakat sebagai
penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik (Utomo dkk dalam
Anugerahani dan Wahjono, 2013). Menurut Anugerahani dan
Wahjono (2013), terlihat bahwa seluruh program atau kegiatan yang
ditetapkan telah memuat indikator kinerja yang meliputi :
31
a) Input
b) Output
c) Outcome
d) Sasaran Kegiatan
Dengan adanya indikator kinerja setiap program atau kegiatan
yang ditetapka. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardiasmo dalam
Anugerahani dan Wahjono (2013) yang menyatakan bahwa anggaran
berbasis kinerja adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan
anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja.
3) Peran Kuasa Pengguna APBdes.
Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mewujudkan
organisasi. Peran manajerial pengelola keuangan menunjukkan
tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang efesien
dan efektif. Indikator yang digunakan oleh Kasili dan Saerang (2013)
dalam peran kuasa pengguna anggaran untuk pengukuran kinerja
adalah sebagai berikut :
a) Tujuan
b) Efisien
c) Efektifitas
32
2. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei, yaitu dengan
menggunakan kuesioner. Metode survei memberikan tanggung jawab kepada
responden untuk membaca dan memberi tanggapan atas pernyataan dari
kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner diukur dengan menggunakan skala
likert dengan alternatif jawaban dari satu (sangat tidak setuju), sampai dengan
lima (sangat setuju). Skala likert pada umumnya menggunakan lima angaka
penelitian yang mendukung (favourable) yaitu:
a. STS = Sangat Tidak Setuju skor : 1
b. TS = Tidak Setuju skor : 2
c. RR = Ragu-ragu skor : 3
d. S = Setuju skor : 4
e. SS = Sangat Setuju skor : 5
Untuk yang unfavourable digunakan untuk menguji konsistensi
responden dalam menjawab item-item pertanyaan, yaitu:
a. STS = Sangat Tidak Setuju skor : 5
b. TS = Tidak Setuju skor : 4
c. RR = Ragu-ragu skor : 3
d. S = Setuju skor : 2
e. SS = Sangat Setuju skor : 1
33
3. Jenis dan Sumber Data.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek (data
yang bersifat personal atau perseorangan). Menurut Supomo (2002:145) data
subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek
penelitian (responden). Data subjek yaitu data mengenai pendapat responden
tentang partisipasi anggaran ,implementasi anggaran dan peran kuasa
pengguna anggaran yang diperoleh langsung dari responden dengan
memberikan tanggapan atas pernyataan secara langsung.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung (Supomo,
2002:146-147). Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
langsung dari perangkat Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten
Rembang berupa pengisian kuisioner.
4. Populasi dan Sampel.
a. Populasi.
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2014:148).
Populasi dalam penelitin yang dilakukan adalah seluruh perangkat desa,
Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang yang berjumlah 20
orang.
34
b. Sampel Jenuh.
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi (Sugiyono,
2014:148). Dikarenakan penelitian ini adalah penelitian populasi, maka
subjek penelitian ini adalah seluruh populasi, sehingga tidak dilakukan
pengambilan sampel.
5. Uji Instrumen.
Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen
penelitian untuk mengetahui, memperoleh, mengolah dan mengintepretasikan
informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola yang sama. Uji
instrumen pada data primer mencakup dua uji reliabilitas dan uji validitas
(Ghozali, 2011:47).
a. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel konstruk (Ghozali, 2011:47). Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach
alpha > 0,70 (Ghozali, 2011:48).
b. Uji Validitas.
Uji validitas adalah tingkat keadalan alat ukur yang digunakan. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika suatu pernyataan pada suatu kuesioner
35
mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2011:52). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel, dengan tingkat signifikan 0,05. Jika rhitung lebih besar dari
rtabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut
dinyatakan valid (Ghozali, 2011:53).
6. Teknik Analisis Data.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi linear berganda adalah analisis mengenai
pengaruh beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen
(Ghozali, 2011:59). Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi
linier berganda yaitu:
a. Analisis Regresi Linier Berganda.
Alat uji yang digunakan untuk analisis penelitian adalah analisis
regresi linier berganda untuk melihat pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran, implementasi anggaran berbasis kinerja, dan peran kuasa
pengguna anggaran APBDes terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian
ini persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + + + +e
Keterangan :
36
Y = Kinerja karyawan
Α = Konstanta
1, 2, 3, = Koefisien Regresi
= Partisipasi Penyusunan Anggaran
= Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
= Peran Kuasa Pengguna APBDes
= Standart Error
b. Pengujian Hepotisis.
Uji hipotesis merupakan suatu alat uji untuk mengetahui dugaan atas
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat (Hudiwinarsih dan
Murty, 2012).
1) Uji Parsial (Uji t).
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011:178). Adapun langkah-langkah uji statistik t adalah:
a) Menentukan Hipotesis.
H0: β1:β2:β3 ≤ 0 artinya bahwa partisipasi penyusunan anggaran,
implementasi anggaran berbasis kinerja, dan
peran kuasa pengguna APBDes tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
37
ttabel thitung
Ha ditolakH0 diterima
Ha diterimaH0 ditolak
0
Ha: β1:β2:β3 > 0 artinya bahwa partisipasi penyusunan anggaran,
implementasi anggaran berbasis kinerja, dan
peran kuasa pengguna APBDes berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan.
b) Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.
H1,H2,H3 diterima jika thitung >ttabel.
H1,H2,H3 ditolak jika thitung ≤ ttabel.
Gambar 2. Kurva Uji t Satu Titik Kanan
Sumber: Sugiyono, 2013:102
2) Uji Simultan (Uji F).
Uji simultan menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh bersama-
sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Adapun
langkah-langkah uji f adalah:
a) Menentukan Hipotesis.
H0 : β4 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif signifikan
38
ftabel fhitung
Ha ditolakH0 diterima
Ha diterimaH0 ditolak
0
antara partisipasi penyusunan anggaran, implementasi
anggaran berbasis kinerja dan peran kusa pengguna
APBDes terhadap kinerja karyawan.
H0 : β4 > 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Partisipasi penyusunan anggaran, implementasi
anggaran berbasisi kinerja dan peran kuasa pengguna
APBDes terhadap kinerja karyawan.
b) Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.
H4 diterima jika fhitung > ftabel
H4 ditolak jika fhitung ≤ ftabel
Gambar 3.Kurva pengujian Hipotesis Uji F
Sumber: Sugiyono, 2013:102
3) Koefisien Determinasi (R2).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
39
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat
tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
H. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Bimbingan Proposal
ACC Proposal
Ujian Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Penyampaian Hasil
40
I. Daftar Pustaka
Anugerahani, Ika Dian dan Sentot Imam Wahjono, 2013, “Pengaruh Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada BPKAD Kabupaten Kediri)”, Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013.
Anwar, Misbahul dan Bambang Jatmiko, 2013, “Konstribusi dan Peran Pengelolaan Keungan Desa Untuk mewujudkan Anggaran pendapatan dan Belanja Desa Yang Transparan dan Akuntabel”, Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol. 2 No. 2 (2013).
Asmas, Denny, 2014, “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja manajerial (Studi Empiris Pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia)”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol. 14 No. 3 Tahun 2014.
Damayanti, Syaiko Rosyidi dan Riskin Hidayat, 2015, Buku Pedoman Penyusunan Skripsi STIE ‘YPPI’ Rembang, STIE ‘YPPI’ Rembang, Rembang.
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS, Cetakan V. Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro.
Hertati, Diana, 2009, “Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur”, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 7 No. 2, Mei 2009.
Isnaini, Fajar dan Sugeng Praptoyo, 2013, “Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Sebagai Alat Pengukur Kinerja Pada Dinas Perhubungan Kota Surabaya”, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 7 (2013).
Kasili, Sinthia Anelia dan David P. E. Saerang, 2013, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Peran Kuasa Pengguna Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud”, Jurnal Accountability Vol. 2 No. 1, Juni 2013.
Mulyani, Sri dan Rahman Firdaus A., 2012, “ Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Tekanan anggaran, Komitmen Organisasi dan Kompleksitas Tugas Terhadap Slack Anggaran pada Perbankan di Pekanbaru”, Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol. 18 No. 1 Juni 2012.
Murty, Windy Aprilia dan Hudiwinarsih Gunasti, 2012, “Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan
41
Bagian Akuntansi”, The Indonesian Accounting Review Vol. 2 No. 2, July 2012.
Parjanti, dkk, 2014, “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Gaya Kepemimpinan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Karyawan”, Jurnal Paradigma Vol. 12, No. 01.
Riayadi, Slamet, 2011, “Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Mnufaktur di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13 No. 1.
Sardjito, Bambang dan Osmad Muthaher, 2007, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintahan Daerah : Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”, Simposium Nasional Akuntansi X, UNHAS Makasar 26-28 Juli 2007.
Savitri, Enni dan Sawitri Erianti, 2014, “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran dan Informasi Asimetri Terhadap Timbulnya Kesenjangan Anggaran”, Jurnal Akuntansi Vol.2 No. 2, April 2014.
Setiawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali, 2006, Akuntansi Keperilakuan Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Setyowati, Lilis dan Purwantoro, 2013, “Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja pada Pemerintah Kota Semarang”, Media Ekonomi dan Teknologi informasi, Vol.21, No.2 (2013).
Silmilian, 2012, “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah Dengan Motivasi Kerja dan Internal Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating”, Jurnal Akuntansi Vol.2 No.2 (2012).
Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Alfabetha, Bandung.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Manajemen, CV. Alfabeta, Bandung.
Supomo dan Indriantoro, 2002, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen”, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta, Yogyakarta.
42
KUESIONER PENELITIAN
Responden yang terhormat,
Dalam rangka penelitian skripsi tentang “Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, dan Peran Kuasa
Pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Desa Terhadap Kinerja Perangkat
Desa (Studi Kasus Desa Menoro, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang)”,
saya memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
pemahaman Bapak/Ibu.
Semua informasi yang terkumpul akan disajikan secara umum (tidak secara
individu) sebagai ringkasan dari hasil analisis yang akan dilaporkan atau
dipublikasikan dan akan dijamin kerahasiaannya.
Atas kesediaan bapak/ibu untuk mengisi kuesioner, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Pungki Lusi Anjarsari
43
Daftar Pertanyaan
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ................................................................