Top Banner
SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM PENGOSONGAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA JANNAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017 NOVY RATNASARI SINULINGGA NIM.P07524516026 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV TAHUN 2017
87

SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Mar 15, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM PENGOSONGAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU

POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA JANNAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

NOVY RATNASARI SINULINGGA NIM.P07524516026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2017

Page 2: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM PENGOSONGAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU

POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA JANNAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV

NOVY RATNASARI SINULINGGA NIM.P07524516026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV

TAHUN 2017

Page 3: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 4: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 5: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV SKRIPSI, AGUSTUS 2017

NOVY RATNASARI SINULINGGA P07524516026

PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM PENGOSONGAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA JANNAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

ix + 51 halaman, 8 tabel, 7 lampiran

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan sekaligus minuman alami pertama untuk bayi, yang menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan pertama. Kendala yang sering ditemukan yaitu produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Teknik marmet merupakan salah satu cara dalam memecahkan masalah tersebut. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh dan perbedaan dilakukan dan tidak dilakukan teknik marmet terhadap produksi ASI.

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian Quasy Experimental dengan desain Non-equivalent Control Group Design. Populasi penelitian ibu post partum primipara. Sampel berjumlah 30 orang menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data primer menggunakan lembar observasi. Waktu penelitian bulan mei sampai juli 2017. Hasil penelitian menggunakan uji Paired T Test dan Mann Whitney U Test.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap dilakukan dan tidak dilakukan teknik marmet pada ibu post partum di Klinik Pratama Jannah dengan Sig. (2-tailed) < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05. juga menunjukkan adanya perbedaan hasil observasi produksi ASI dengan Sig. (2-tailed) < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai Relative Risk (RR) 1,667 yang berarti ibu post partum yang dilakukan teknik marmet memiliki peluang untuk produksi ASI menjadi baik sebesar 1.667 atau 1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan teknik marmet.

Kata Kunci : Teknik Marmet, Produksi ASI, Ibu Post Partum Primipara Daftar Pustaka : 26 (2012-2016)

Page 6: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV SKRIPSI, AUGUST 2017

NOVY RATNASARI SINULINGGA P07524516026

THE INFLUENCE OF MARMET TECHNIQUES IN BREAST SIDEING TO BREASTMILK PRODUCTION ON POST PARTUM MOTHERS IN CLINIC PRATAMA JANNAH DISTRICT PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG REGENCY 2017

ix + 51 pages, 8 table, 7 attatchments

ABSTRACT

Breast milk is the first natural baby food and beverage, providing all the vitamins, nutrients and minerals your baby needs for the first six months of growth. Constraints are often found that a little milk production in the first days after childbirth. Marmet technique is one way to solve the problem. The purpose of the study to know the effect and the difference is done and not done marmet technique to breast milk production.

The research used is Quasy Experimental research with Non-equivalent Control Group Design. Population research of primiparous post partum mother. Samples totaling 30 people using total sampling technique. Primary data collection using observation sheet. The time of May until July 2017. The results of this study were used Paired T Test and Mann Whitney U Test.

The results of this study indicate an influence on the done and not done marmet technique on post partum mothers in Clinic Pratama Jannah with Sig. (2-tailed) <0.05 ie 0.000 <0.05, also shows the difference of observation result of milk production with Sig. (2-tailed) <0.05 ie 0.000 <0.0. From the analysis results obtained the value of Relative Risk (RR) 1.667, which means post partum mothers done marmet technique has a chance for milk production to be either equal to 1667 or 1 times greater than mothers who do not do marmet technique. Keywords : Marmet technique, Breastmilk Production, Primiparous

postpartum mother References : 26 (2012-2016)

Page 7: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas berkat dan rahmatNya yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknik Marmet dalam

Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun

2017” yang disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi DIV Jurusan Kebidanan Medan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak dalam memberikan bimbingan dan saran, karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M. Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Medan.

3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku ketua Program Studi DIV Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.

4. Suswati, SST, M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Mukamto, MPH, selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan

masukan kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan Skripsi.

6. Julietta Hutabarat, SST, M.Keb, selaku dosen penguji yang telah bersedia

memberikan masukan kritik dan saran kepada penulis demi kesempurnaan

Skripsi.

7. Bapak/ Ibu Dosen Staff pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Program Studi DIV Jurusan Kebidanan Medan yang telah banyak memberi

ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Satiani, AM.Keb, selaku pemilik klinik yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama Jannah.

9. Teristimewa kepada orangtua saya, Ayahanda Nurat Sinulingga dan Ibunda

Siti Rohana, S.Tr.Keb yang telah membesarkan, membimbing dan

menuntun penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang dan yang selalu

Page 8: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

iv

menjadi sumber inspirasi, motivasi serta memberikan dukungan moril, materi

serta doa dan kasih sayang.

10. Buat adik tercinta Gusti Riphaldi Sinulingga dan Rizky Riphaldi Sinulingga

yang telah memberikan doa, dukungan dan perhatian penulis serta menjadi

sumber inspirasi dan semangat dalam penyusunan Skripsi ini.

11. Kawan terbaik penulis, Arihta Utami Ginting yang selalu membantu dan

memberi dukungan dalam proses pembuatan skripsi ini.

12. Adik tersayang penulis, Dora Silvia Pinem yang selalu memberi semangat,

motivasi serta memberi bantuan dalam proses pembuatan skripsi ini.

13. Seluruh rekan mahasiswi Prodi DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI Medan stambuk 2016 dan seluruh pihak yang ikut

membantu, memberikan motivasi dan dukungan yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu sehingga terselesainya Skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmatNya kepada kita

semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan berharap Skripsi ini

dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Medan, Desember 2017

Penulis

Page 9: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

v

DAFTAR ISI

Halaman:

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK .......................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii

DAFTAR TABEL .............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4

C.1. Tujuan Umum ........................................................... 4 C.2. Tujuan Khusus .......................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4 D.1. Aspek Teoritis ........................................................... 4 D.2. Aspek Praktis ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 6 A. Landasan Teori ................................................................. 6

A.1. Post partum .............................................................. 6 A.1.1. Pengertian Post partum .................................. 6 A.1.2. Perubahan Masa Post partum......................... 6 A.1.3. Asuhan pada Masa Post partum ................... 10 A.1.4. Tujuan Asuhan Masa Post partum ................ 11

A.2. Air Susu Ibu (ASI) ................................................... 11 A.2.1. Pengertian ASI .............................................. 11 A.2.2. Manfaat ASI .................................................. 12 A.2.3. Komposisi ASI ............................................... 16 A.2.4. Laktasi ........................................................... 18 A.2.5. Volume Produksi ASI .................................... 25 A.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Produksi

ASI ................................................................ 25 A.3. Teknik Marmet ........................................................ 27

A.3.1. Pengertian Teknik Marmet ............................ 27 A.3.2. Manfaat Memerah ASI Teknik Marmet .......... 28

Page 10: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

vi

A.3.3. Cara Memerah ASI dengan Teknik Marmet .......................................................... 28

B. Kerangka Konsep............................................................ 32 C. Definisi Operasional ........................................................ 32 D. Hipotesis Penelitian ......................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 34 A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................... 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 34

B.1. Lokasi Penelitian ...................................................... 34 B.2. Waktu Penelitian ...................................................... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 35 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................ 35

D.1. Jenis Data ................................................................ 35 D.2. Cara Pengumpulan Data ......................................... 36

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian ..................... 36 F. Prosedur Penelitian ........................................................ 36 G. Analisis Data .................................................................. 37

G.1. Analisis Univariat .................................................... 37 G.2. Analisis Bivariat ...................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 39 A. Hasil Penelitian ............................................................... 39

A.1. Analisa Data Univariat ............................................. 39 A.1.1. Karakteristik Responden ............................... 39 A.1.2. Distribusi Hasil Observasi Responden .......... 40

A.2. Analisa Data Bivariat................................................ 41 A.2.1. Perbedaan Produksi ASI Dilakukan

dengan Tidak Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum .................................................. 42

A.2.2. Pengaruh Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum .......................................................... 42

B. Pembahasan .................................................................. 43 B.1. Produksi ASI Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Teknik Marmet pada Ibu Post Partum ..................... 44

B.2. Produksi ASI Sebelum dan Sesudah Tidak Dilakukan Teknik Marmet pada Ibu Post Partum ..................................................................... 45

B.3. Perbedaan Produksi ASI Dilakukan dengan Tidak Dilakukan Teknik Marmet dalam

Page 11: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

vii

Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum ................................................ 48

B.4. Pengaruh Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum ................................................ 48

BAB V PENUTUP ............................................................................ 50 A. Kesimpulan ..................................................................... 50 B. Saran .............................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman:

Gambar.2.1. Refleks Prolaktin ......................................................... 21

Gambar.2.2. Refleks Oksitosin ........................................................ 22

Gambar.2.3. Proses Pembentukan ASI .......................................... 23

Gambar.2.4. Cara Memerah ASI Teknik dr. Marmet ....................... 29

Gambar.2.5. Memijat Payudara ....................................................... 30

Gambar.2.6. Memerah Payudara .................................................... 31

Gambar.2.7. Teknik yang Tidak Dianjurkan dalam Memerah

ASI .............................................................................. 31

Gambar.2.8. Kerangka Konsep Penelitian ...................................... 32

Page 13: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

ix

DAFTAR TABEL

Halaman:

Tabel 2.1. Definisi Operasional ................................................... 32

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Ibu Post Partum

Primipara di Klinik Pratama Jannah Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2017 ................................................................ 39

Tabel 4.2. Distribusi Produksi ASI Ibu Post Partum yang

Dilakukan Teknik Marmet di Klinik Pratama

Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 ........................ 40

Tabel 4.3. Distribusi Produksi ASI Ibu Post Partum yang

Tidak Dilakukan Teknik Marmet di Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 ........................ 40

Tabel 4.4. Deskripsi Data Selisih/ Beda Pretest dan

Posttest Produksi ASI pada Kelompok

Dilakukan dan Tidak Dilakukan Teknik Marmet

dalam Pengosongan Payudara Pada Ibu Post

Partum ........................................................................ 41

Tabel 4.5. Hasil Uji Paired Sampel T Test Dilakukan

Teknik Marmet terhadap Produksi ASI ....................... 42

Tabel 4.6. Hasil Uji Paired Sampel T Test Tidak

Dilakukan Teknik Marmet terhadap Produksi

ASI .............................................................................. 42

Page 14: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

x

Tabel 4.7. Hasil Uji Mann Whitney U Test Perbedaan

Hasil Observasi Produksi ASI antara Dilakukan

dan Tidak Dilakukan Teknik Marmet dalam

Pengosongan Payudara ............................................. 43

Page 15: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1. Lembar Hak Cipta

Lampiran.2. Surat Pernyataan

Lampiran.3. Lembar Pengajuan dan Persetujuan Judul Skripsi

Lampiran.4. Surat Izin Melakukan Penelitian

Lampiran.5. Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran.6. Permohonan Persetujuan Responden

Lampiran.7. SOP Teknik Marmet

Lampiran.8. Lembar Observasi

Lampiran.9. Master Tabel

Lampiran.10. Hasil Uji Statistik

Lampiran.11. Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran.12. Waktu Penelitian

Lampiran.13. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Page 16: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan sekaligus minuman alami pertama

untuk bayi, yang menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang

diperlukan bayi untuk pertumbuhan enam bulan pertama. ASI juga mengandung

antibodi dari ibu yang menjadi daya tahan tubuhnya dan membantu memerangi

penyakit. Oleh karenanya, ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik

bagi bayi, karena mengandung unsur-unsur gizi spesifik yang dibutuhkan oleh

bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tidak ada cairan atau

makanan lain yang diperlukan bayi, selain dari pada ASI (Sugito, 2016).

United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization

(WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui ASI selama paling

sedikit enam bulan. Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah

rekomendasi lamanya pemberian ASI Eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.

Menurut WHO (2005) makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak

berumur enam bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua

tahun. (Kemenkes, 2014).

UNICEF menyatakan bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama di

negera-negera berkembang. Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang

buruk, serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan pemberian susu formula

menjadi penyumbang risiko terbesar terhadap kondisi malnutrisi dan munculnya

berbagai penyakit (seperti diare) akibat penyiapan dan pemberian susu formula

yang tidak higienis (Monika, 2014).

Selain memberikan nutrisi terbaik yang dibutuhkan bayi, ASI juga

berperan penting dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan bayi. Menurut

penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan mengatakan

bahwa ASI Eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran

nafas akut dan diare (Rini, 2016).

Meskipun manfaat-manfaat dari menyusui ini telah didokumentasikan di

seluruh dunia, hanya 39 persen anak-anak di bawah enam bulan mendapatkan

ASI eksklusif pada tahun 2012. Angka global ini hanya meningkat dengan sangat

perlahan selama beberapa dekade terakhir, sebagian karena rendahnya tingkat

Page 17: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

2

menyusui di beberapa negara-negara besar, dan kurangnya dukungan untuk ibu

menyusui dari lingkungan sekitar. Cina, yang baru-baru ini menarik perhatian

media karena permintaan konsumen yang kuat untuk susu formula bayi

menyebabkan kekurangan stok di negara lain, memiliki tingkat menyusui

eksklusif hanya 28 persen (UNICEF, 2013).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per

1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun

2007 dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per

1.000 kelahiran hidup. Dengan adanya target Sustainable Development Goals

(SDGs) pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah,

dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal

setidaknya hingga 12 per 1.000 Kelahiran Hidup (Kemenkes, 2015).

Walau sudah diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012

Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif yang diberikan kepada bayi

sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral), angka

cakupan perdaerahnya masih rendah sesuai target nasional (Sugito, 2016).

Mengacu pada target renstra pada tahun 2015 yang sebesar 39%, maka

secara nasional cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia kurang dari

enam bulan sebesar 55,7% telah mencapai target. Namun, cakupan pemberian

ASI Eksklusif menurut provinsi Sumatera Utara hanya mencapai 33% dan

merupakan urutan kedua terendah setelah Sulawesi Utara (Kemenkes, 2016).

Cakupan pemberian ASI Eksklusif dari tahun 2010-2014 cenderung

menunjukkan peningkatan, dan cakupan pada tahun 2014 merupakan capaian

tertinggi kurun waktu 5 tahun ini. Walaupun demikian pencapaian ini belum

mampu mencapai target nasional yaitu 40%. Seperti di Kota Medan cakupan

pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 26% (Dinkes Sumut, 2015).

Dalam kenyataannya, pemberian ASI Ekslusif selama enam bulan tidak

sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya

memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan

tetapi dengan memotivasi ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki

ibu dan ayah, serta usaha yang terus menerus, sabar dan tekun, serta didukung

Page 18: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

3

oleh fasilitas persalinan “sayang bayi” tidak mustahil pemberian ASI Eksklusif

dapat berhasil (Wiji, 2014).

Menyusui merupakan kejadian alamiah. Namun, untuk dapat berhasil

menyusui dengan optimal, seorang ibu harus mengetahui tentang Air Susu Ibu

(ASI) itu sendiri serta penatalaksanaan menyusui. Kegagalan menyusui sering

disebabkan karena faktor psikologis ibu pada hari-hari awal proses menyusui. Ibu

sering merasa takut kalau ASI yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan

bayinya. Menurut Soraya (2005), proses menyusui idealnya dapat dilakukan

segera begitu bayi dilahirkan. Pada bayi yang lahir cukup bulan mampunyai

naluri untuk menyusu 20-30 menit setelah dilahirkan. Pada jam-jam pertama bayi

relatif tenang dan memiliki keinginan untuk menyusu (Widiastuti, 2015).

Fenomena yang ditemukan di lapangan bahwa produksi dan ejeksi ASI

yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam

pemberian ASI secara dini. Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama

setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon

prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI

(Aprilina, 2016).

Jika menyusui di periode awal kelahiran tidak dapat dilakukan, upaya

yang dapat dilakukan sebagai alternatif terbaik berikutnya adalah memerah atau

memompa ASI selama 10 - 20 menit tiap dua sampai tiga jam sekali hingga bayi

dapat menyusu. Tindakan ini dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin

dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui pada bayi

(Widiastuti, 2015).

Menurut Horman (2006) sebagaimana yang dikutip Titisari (2016), yaitu

teknik memerah ASI dengan tangan disebut teknik marmet. Teknik marmet

adalah mengeluarkan ASI secara manual dan membantu refleks pengeluaran

susu (Milk Ejection Reflex). Teknik Marmet mengembangkan metode pijat dan

stimulasi untuk membantu kunci reflek keluarnya ASI. Teknik marmet ini

merupakan salah satu cara yang aman yang dapat dilakukan untuk

merangsang payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI.

Survei awal pada tanggal 18 Maret 2017, berdasarkan data Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang diketahui

bahwa jumlah ibu post partum sejak bulan Januari sampai bulan Maret 2017

Page 19: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

4

adalah 83 orang, 10 diantaranya mengatakan tidak memberikan ASI secara

Eksklusif disebabkan oleh pengeluaran ASI yang tidak lancar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Teknik Marmet dalam Pengosongan

Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Pengaruh Teknik Marmet dalam Pengosongan

Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017”.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Teknik Marmet (Pengosongan Payudara)

terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

C.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

C.2.1. Untuk mengetahui produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik

marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post partum.

C.2.2. Untuk mengetahui perbedaan dilakukan dengan tidak dilakukan teknik

marmet dalam pengosongan payudara terhadap produksi ASI ibu post

partum.

C.2.3. Untuk mengetahui pengaruh dilakukan teknik marmet dalam

pengosongan payudara terhadap produksi ASI ibu post partum.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa

dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, dapat

Page 20: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

5

menjadi bahan masukan tenaga kesehatan di Klinik Pratama Jannah serta

sebagai bahan bacaan di perpustakaan Jurusan Kebidanan Medan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan serta sebagai bahan masukan dan

perbandingan bagi mahasiswi yang akan melakukan penelitian selanjutnya

dengan variabel yang berbeda.

D.2. Manfaat Praktik

Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak petugas untuk dapat

mengaplikasikannya, khususnya untuk memberikan informasi dan mengajarkan

tentang Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara pada ibu Post partum di

Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2017 sebagai informasi dan peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

serta membuat klien maupun keluarga termotivasi untuk menerapkan teknik

tersebut untuk memperlancar produksi ASI.

Page 21: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

A.1. Post partum

A.1.1. Pengertian Post partum

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata Puer

yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah

melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai

alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Rini, 2016).

Masa nifas merupakan masa dimana tubuh ibu melakukan adaptasi

pascapersalinan, meliputi perubahan kondisi tubuh ibu hamil kembali ke kondisi

sebelum hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir, dan sebagai penanda

berakhirnya masa nifas adalah ketika alat-alat kandungan sudah kembali seperti

keadaan sebelum hamil (Astuti, 2015).

Masa nifas (post partum) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa Nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan. Nifas yaitu darah yag keluar dari rahim karena

sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Sari, 2014).

A.1.2. Perubahan Masa Post partum

1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Menurut Sari (2014), pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan

fisiologis dan akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan

disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat

kontraksi otot-otot polos uterus.

2) Lochea

Page 22: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

7

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

selama masa nifas. Lochea terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : Lochea

rubra (2 hari), sangulenta (hari ke-3 s/d 7), Serosa (hari ke-7 s/d 14) dan

alba (hari ke-14).

3) Serviks

Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas jam

pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat

dan kembali ke bentuk semula.

4) Vagina dan Perineum

Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan

kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6 sampai 8 minggu

setelah bayi lahir. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi

pada saat perineum mengalami robekan. Latihan otot perineum dapat

mengembalikan tonus dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat

tertentu.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Selama kehamilan tingginya kadar progesteron dapat mengganggu

keseimbangan cairan tubuh. Pasca melahirkan, kadar progesteron mulai

menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan 3-4 hari untuk kembali

normal.

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum. Diuresis terjadi karena

saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal

setelah 4 minggu post partum.

d. Perubahan Sistem Musculoskletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-pembuluh

yang berada di antara anyaman-anyaman otot-otot uterus akan terjepit.

Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada

waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali.

e. Perubahan Sistem Endokrin

Page 23: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

8

Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar.

Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin

dan menstimulasi air susu.

f. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung

aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan

pembuluh darah uteri. Penarikan kembali estrogen menyebabkan dieresis

yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali

pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2 – 4 jam pertama setelah

kelahiran bayi.

g. Perubahan Sistem Hematologi

Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit

menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas

meningkatkan faktor pembekuan darah Leukositosis yang meningkat

dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama persalinan

akan tetap tinggi dalam beberapa jumlah sel darah putih pertama di masa

post partum.

h. Perubahan Tanda-tanda Vital

Dua puluh empat jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37 0C –

38 0C). Setelah melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

Kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena

adanya perdarahan. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal,

pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada

saluran pernafasan.

i. Perubahan pada Sistem Intergumen

Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperpigmentasi pun

menghilang. Penurunan pigmentasi ini juga disebabkan karena hormon

MSH (Melanophore Stimulating Hormone) yang berkurang setelah

perasalinan akibatnya pigmentasi pada kulit pun secara perlahan

menghilang.

2. Perubahan Emosi dan Adaptasi Psikologis

Perubahan emosi dan psikologis ibu pada masa nifas terjadi karena

perubahan peran, tugas dan tanggung jawab menjadi orangtua. Suami istri

Page 24: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

9

mengalami perubahan peran menjadi orangtua sejak masa kehamilan Dalam

periode masa nifas, muncul tugas orangtua dan tanggung jawab baru yang

disertai dengan perubahan-perubahan perilaku (Astuti, 2015).

Adapun tahapan menurut Rubin (1960) yang dikutip oleh Astuti (2015)

dalam adaptasi psilologis ibu yaitu:

a. Fase taking in (fase ketergantungan)

Lamanya 3 hari pertama setelah melahirkan. Fokus pada diri ibu sendiri,

tidak pada bayi, ibu membutuhkan waktu untuk tidur dan istirahat. Pasif,

ibu mempunyai ketergantungan dan tidak bisa membuat keputusan. Ibu

memerlukan bimbingan dalam merawat bayi dan mempunyai perasaan

takjub ketika melihat bayinya yang baru lahir.

b. Fase taking hold (fase independen)

Akhir hari ke-3 sampai hari ke-10. Aktif, mandiri dan bisa membuat

keputusan. Memulai aktivitas perawatan diri, fokus pada perut dan

kandung kemih. Fokus pada bayi dan menyusui. Merespons instruksi

tentang perawatan bayi dan perawatan diri, dapat mengungkapkan

kurangnya kepercayaan diri dalam merawat bayi.

c. Fase letting go (fase interpenden)

Terakhir hari ke-10 sampai 6 minggu post partum. Ibu sudah mengubah

peran barunya. Menyadari bayi merupakan bagian dari dirinya. Ibu sudah

dapat menjalankan perannya.

3. Respon Terhadap Bayi Baru Lahir

Menurut Astuti (2015) adapun respon terhadap bayi baru lahir adalah

sebagai berikut.

a. Ibu

Satu jam pertama merupakan saat yang peka bagi ibu. Kontak yang erat

dengan bayinya selama waktu ini akan mempermudah jalinan batin.

Bidan membantu untuk mendorong ibu segera menyusui (IMD) karena

selain meningkatkan hubungan yang baik antara ibu dan bayi, juga untuk

proses laktasi.

b. Ayah/ Penyesuaian Keluarga

Ayah bayi merasakan kepuasan serta bangga yang mendalam, sangat

gembira dan ingin menyentuh, menggendong bayi dan istrinya.

Page 25: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

10

Kemesraan di antara ayah dan ibu pada saat seperti itu dapat

berkembang meluas dan mencakup bayi baru mereka di dalam keluarga

yang eksklusif, yang sering melupakan keadaan sekelilingnya.

c. Bayi

Setelah menyesuaikan diri secara fisiologis dengan melakukan

pernafasan dan sirkulasi darahnya, bayi akan memperlihatkan

perhatiannya terhadap bunyi, cahaya dan makanan. Bidan menciptakan

kondisi yang optimum untuk terjadinya interaksi orangtua dan bayi, yaitu

dengan cara menganjurkan rawat gabung untuk mendukung pemberian

ASI dan peraturan kunjungan yang fleksibel untuk ayah.

A.1.3. Asuhan pada Masa Post partum

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu

nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal

yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan,

pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari

ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas dimulai dari enam

jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Kemenkes, 2016).

Menurut Kemenkes (2016) jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang

diberikan terdiri dari:

1. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);

2. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);

3. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;

4. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;

5. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas

dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;

6. Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Adapun tujuan melakukan kunjungan pada masa nifas adalah menilai

kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-

kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi

adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas, menangani

komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas

maupun bayinya (Sari, 2014).

Page 26: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

11

A.1.4. Tujuan Asuhan Masa Post partum

Menurut Sari (2014) tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas

adalah untuk:

1. Menjaga kesehtan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

5. Mendapatkan kesehatan emosi.

A.2. Air Susu Ibu (ASI)

A.2.1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu carian hidup yang dapat berubah

dan memberi respon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhannya.

ASI adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan

air yang terdapat dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik

yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu dan bermanfaat sebagai makanan

bayi (Maryunani, 2012).

Air Susu Ibu merupakan cairan ciptaan Allah yang tiada tandingnya untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya terhadap infeksi.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air

susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang baru lahir. Pada saat

yang sama, ASI juga sangat kaya akan nutrisi yang mempercepat pertumbuhan

sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan bayi yang terbuat dengan

teknologi tidak dapat menggantikan keajaiban cairan ciptaanNya ini (Wiji, 2014).

Menurut Prasetyo (2008), sebagaimana yang dikutip oleh Marmi (2014)

ASI adalah cairan kehiduapan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI

juga merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat

alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Page 27: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

12

A.2.2. Manfaat ASI

Tidak diragukan lagi bahwa bayi yang diberikan ASI terutama ASI

Eksklusif memiliki banyak manfaat. Manfaat utama yang dapat diperoleh dari

ASI, yaitu bayi mendapatkan nutrisi terlengkap dan terbaik baginya. Selain itu,

ASI juga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit dan alergi serta

meringankan kerja pencernaannya, dan lain sebagainya (Khasanah, 2013).

Menurut Wiji (2014), berikut merupakan berbagai manfaat ASI selain bagi

ibu dan bayi, ASI juga bermanfaat bagi keluarga, Negara dan Bumi.

1. Bagi Bayi

Adapun manfaat ASI bagi bayi adalah:

a. Dapat memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik

setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi

kemungkinan obesitas.

b. Mengandung Antibodi

Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat

kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi

kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah

kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri

immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada

saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk

sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode

kesenjangan immunoglobulin pada bayi.

Kesenjangan tersebut hanya akan dihilangkan atau dikurangi dengan

pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung

kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi

dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.

c. ASI mengandung komposisi yang tepat

ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri

dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang

diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan, bayi

harus mulai mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-

buahan ataupun makanan lunak dan lembek karena pada usia ini

Page 28: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

13

kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan

pertumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin

menurun. Tetapi walaupun demikian pemberian ASI juga jangan

dihentikan, ASI dapat terus diberikan sampai bayi berumur 2 tahun atau

lebih.

d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu

dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit

ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun

sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat

memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu

menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur dengan pulas. Secara

psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan

ibu.

e. Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu

formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan

alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberikan protein asing yang

ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.

f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3

untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang

mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar

dari kerusakan sel-sel saraf.

2. Bagi Ibu

a. Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu ibu merangsang ujung saraf

sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin

masuk ke indung telur, menekang produksi estrogen akibatnya tidak ada

ovulasi. Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang

efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya

ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.

b. Aspek kesehatan ibu

Page 29: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

14

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh

kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca-persalinan. Penundaan haid dan

berkurangnya perdarahan pasca-persalinan mengurangi prevalensi

anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang

menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.

c. Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat

kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,

badan bertambah besar, selain karena ada janin, juga karena

penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebenarnya memang

disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Denagan

menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga

timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai.

Dan jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali

ke keadaan seperti sebelum hamil.

d. Ungkapan kasih sayang

Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat

menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit.

Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu, merasakan kehangatan

sentuhan kulit ibu dan dekapan ibu.

e. Ibu sehat, cantik dan ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oksitosin nya akan bertambah,

sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah

malahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat

menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa

menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh

sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah,

menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap

masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan

terjadinya kehamilan diluar rencana. Menyusui setelah melahirkan dapat

mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan

menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause.

Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena

Page 30: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

15

kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Ibu

juga tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk,

ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan

kaleng susu.

3. Bagi Keluarga

a. Aspek ekonomi

Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga.

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk

membeli susu formula dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Selain

itu, penghematan juga disebabkan bayi yang mendapat ASI lebih jarang

sakit sehingga mengurangi biaya berobat.

b. Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,

sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan

bayi dengan keluarga.

c. Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan

saja.

4. Bagi Negara

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin

status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.

b. Menghemat devisa Negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional. Jika semua ibu

menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 miliyar

yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi

persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang

diperlukan untuk perawatan anak sakit.

d. Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal

sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang

Page 31: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

16

diberi ASI juga memiliki IQ, EQ dan SQ yang baik merupakan kualitas

yang baik sebagai penerus bangsa.

5. Bagi Bumi

a. Menyukseskan perlindungan alam

Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa menghemat berapa

banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang.

A.2.3. Komposisi ASI

Kandungan ASI nyaris tak tertanding. ASI mengandung zat gizi yang

secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan

memperkuat daya tahan alami tubuh bayi (Maryunani, 2012).

Adapun beberapa komposisi ASI adalah sebagai berikut:

1. Laktosa (Karbohidrat)

Laktosa (gula susu) adalah jenis karbohidrat utama dalam ASI yang

berperan penting sebagai sumber energi. Laktosa membantu bayi

menyerap kalsium dan mudah bermetabolisme menjadi dua gula biasa

(galaktosa dan glukosa) yang diperlukan bagi pertumbuhan otak yang

cepat terjadi pada masa bayi. Komposisi laktosa dalam ASI adalah

7gr/100ml (Maryunani, 2012).

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber

energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi.

Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asan

linolead dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi

menjadi AA dan DHA. Arachidonic Acid (AA) dan Decosahexanoic Acid

(DHA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty

acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.

Komposisi lemak dalam ASI adalah 3,7-4,8gr/100ml (Maryunani, 2012).

3. Protein

Protein memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangunan tubuh bayi.

Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

pembentuk struktur otak. Protein dalam susu adalah whey dan kasein.

ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Kasein yang sesuai untuk

bayi. ASI mengandung whey lebih banyak dengan perbandingan 63:35.

Page 32: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

17

Sehingga protein ASI lebih mudah diserap, sedangkan pada susu sapi

mempunyai perbandingan Whey : Kasein adalah 20 : 80, sehingga tidak

mudah diserap. Whey lebih mudah dicerna dibandingkan dengan kasein

(yang merupakan protein utama susu sapi). Komposisi protein dalam ASI

adalah 0,8-1,0gr/100ml (Maryunani, 2012).

4. Garam dan Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relative

rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.

Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil

dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Zat

besi membantu pembentukan darah untuk menghindari bayi dari penyakit

kurang darah atau anemia (Maryunani, 2012).

5. Vitamin

Menurut Wiji (2014), ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan

bayi. Adapun vitamin yang terkandung dalam ASI adalah sebagai berikut:

a. Vitamin A

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain

berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung

pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan.

b. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian

ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari

pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena

kekurangan vitamin D.

c. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup

tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting

vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.

d. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan

vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi

sebagai faktor pembekuan darah.

e. Vitamin yang larut dalam air

Page 33: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

18

Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI.

Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1

dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi B6 dan B12 serta asam folat

rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga ibu yang menyusui

perlu tambahan vitamin ini (Maryunani, 2012).

6. Air

Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI (sekitar 87 persen). Air

membantu bayi memelihara suhu tubuh mereka. Bahkan pada iklim yang

sangat panas, ASI mengandung semua air yang dibutuhkan bayi

(Maryunani, 2012).

7. Kartinin

Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu proses

pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan

metabolisme tubuh (Maryunani, 2012).

A.2.4. Laktasi

1. Pengertian Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi

sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian

integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi

mempunyai tujuan meningkatkan pembrian ASI Eksklusif dan meneruskan

pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak

mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Wiji, 2014).

Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-

hormon yang berperan dalam proses laktasi menurut Wiji (2014) adalah sebagai

berikut.

a. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.

b. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI agar membesar

sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Kadar estrogen menurun

saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap

menyusui.

c. Follicle Stimulating Hormone (FSH)

d. Luteinizing Hormone (LH)

e. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan.

Page 34: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

19

f. Okstiosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat

melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu

pasca melahirkan oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar

alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan

dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.

g. Human Placental Lactogen (HPL). Sejak bulan kedua kehamilan,

plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan

payudara, puting dan aerola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan

keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.

2. Fisiologi Laktasi

Laktasi atau menyusui sebenarnya mempunyai dua pengertian, yaitu

produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin), yang dikenal dengan

refleks prolaktin dan refleks aliran (let down reflex). Dalam hal ini dua macam

refleks tersebut yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya

(Maryunani, 2012).

Menurut Wiji (2014), laktasi atau menyusui merupakan proses integral

dari daur reproduksi dan mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan

pengeluaran ASI. Kedua proses tersebut harus sama baiknya. Secara alamiah

akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan secara bertahap sesuai

umur dan kondisi yaitu terdiri dari proses:

a. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara.

Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum pubertas, saat

pubertas , masa siklus menstruasi dan masa kehamilan. Pada masa kehamilan

terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru, percabangan dan lobulus

yang dipengaruhi oleh hormon placenta dan korpus luteum. Hormon yang ikut

membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen placenta,

korionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tidoid, hormon paratioroid dan

hormon pertumbuhan. Pada usia 3 bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise

(hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air

susu yang disebut kolostrum.

Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan

progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya dengan aktivitasnya

dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Setelah bayi lahir estrogen dan

Page 35: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

20

progesterone akan menurun drastis dan prolaktin akan meningkat, oksitosin

(hipofise posterior) meningkat bila ada rangsangan hisap, sel mioepitelium buah

dada berkontraksi.

b. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI.

Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing

berperan sebagai pembentuk dan pengeluaran air susu yaitu refleks Prolaktin

dan refleks oksitosin (let down reflex).

1) Refleks Prolaktin (prolaktin reflex)

Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting

susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke

hipotalamus di dasar otak, lalu dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise

yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi,

prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air susu (Marmi, 2014).

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat

kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin

dihambat oleh estrogen dan progesterone yang masih tinggi. Pasca persalinan,

yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka

estrogen dan progesterone juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang

puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang

berfungsi sebagai reseptor mekanik (Maryunani, 2012).

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis

hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi

prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi

prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior

sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi

untuk membuat air susu (Maryunani, 2012).

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah

melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada

peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu ibu

tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan

menjadi normal pada minggu ke 2 ± 3 (Maryunani, 2012).

Page 36: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

21

Gambar 2.1. Refleks Prolaktin

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

2) Refleks Aliran (let down reflex)

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar sampai bagian

belakang kelenjar hipofise yang akan melepaskan hormon oksitosin masuk ke

dalam darah. Oksitosin akan memacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli

dan duktuli berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktuli dan

sinus menuju puting susu. Keluarnya air susu karena kontraksi otot polos

tersebut disebut refleks aliran (Marmi, 2014).

Refleks aliran dipengaruhi oleh keadaan kejiwaan ibu, rasa khawatir dan

rasa sakit (misalnya luka jahitan) yang dirasakan ibu dapat menghambat refleks

tersebut. Diduga, hal tersebut menyebabkan lepasnya adrenalin yang

menghambat oksitosin tidak dapat mencapai otot polos sehingga tidak terjadi

kontraksi dari otot polos (Marmi, 2014).

Page 37: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

22

Gambar 2.2. Refleks Oksitosin

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

c. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI.

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur

kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon-hormon ini sangat perlu

untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama

menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu

dari alveoli ke siste duktus. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan

berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses

menyusui (Wiji, 2014).

Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan

isapan kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini

berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu

berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan

pengeluaran air susu ibu mulai sejak minggu pertama kelahiran (Wiji, 2014).

Oksitosin bekerja pada sel-sel meopitellium pada alveoli kelenjar mamae.

Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus

dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui,

pengosongan alveolus dan saluran semakin baik sehingga kemungkinan

Page 38: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

23

terjadinya bendungan susu semakin kecil dan menyusui akan semakin lancer.

Jadi peranan prolaktin dan oksitosin mutlak diperlukan dalam laktasi (Wiji, 2014).

Gambar 2.3. Proses Pembentukan ASI

Sumber: Wiji,Rizki Natia. 2014. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal: 100.

2. Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Ibu perlu mempersiapkan segala hal agar proses

menyusui berjalan lancar. Manajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan,

segera setelah persalinan, kemudian pada saat menyusui menurut Khasanah

(2013) yaitu sebagai berikut.

Kehamilan Merangsang Perubahan Buah Dada

Impuls syaraf dari hisapan

Stimulasi Hipotalamus

Sekresi Prolaktin

Stimulasi Hipofise Posterior

Stimulasi Hipofise Anterior

Sekresi Oksitosin

Produksi ASI dalam sel alveolar

Kontraksi sel myoepitel sekitar

alveoli Let Down Reflex

(Mengalirnya ASI ke sinus laktiferus)

LAKTASI

Page 39: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

24

a. Pada Masa Kehamilan (Antenatal)

Ibu harus siap untuk memberikan ASI kepada bayinya yang akan

dilahirkan, terutama bagi ia yang akan melahirkan untuk pertama kalinya.

Persiapan demikian harus dilakukan sedini mungkin, dan ia harus yakin bahwa

ASI merupakan makanan bayi yang terbaik. Pada Masa ini yang perlu dilakukan

olehnya adalah sebagai berikut.

1) Mengumpulkan informasi tentang manfaat dan keunggulan ASI, serta

menyusui, baik bagi ibu maupun bayinya, di samping bahaya pemberian

susu botol.

2) Pemeriksaan kesehatan, kehamilan, keadaan puting payudara dan

payudara, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu, perlu dipantau

kenaikan berat badan ibu hamil.

3) Perawatan payudara mulai kehamilan umur 6 bulan agar ibu mampu

memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

4) Memperhatikan kebutuhan gizi karena ibu hamil dan menyusui

memerlukan tambahan gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi janin dan

menabung zat gizi untuk menyusui kelak.

5) Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini, perlu

diperhatikan keluarga, terutama suami kepada istri yang sedang hamil

untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.

b. Pada Masa Segera Setelah Persalinan

Adapun beberapa hal penting yang perlu dilakukan pada masa segera

setelah kehamilan adalah sebagai berikut:

1) Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran atau disebut dengan

inisiasi menyusu dini, dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan

benar, baik tentang posisi maupun cara melekatkan bayi pada payudara

ibu.

2) Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi dan ibu selama 24 jam

sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

3) Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi dalam waktu 2 minggu

setelah melahirkan.

c. Pada Masa Menyusui

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan oleh ibu pada masa

menyusui:

Page 40: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

25

1) Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI tanpa makanan atau minuman apa pun

selain ASI.

2) Ibu perlu memperhatikan gizi selama menyusui karena produksi ASI akan

optimal jika gizi ibu terpenuhi kebutuhannya.

3) Ibu menyusui harus cukup istirahat, dan menjaga ketenangan pikiran,

serta menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

4) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

5) Apabila mengalami permasalahan dalam proses menyusui, ibu perlu

segera memeriksakan ke puskesmas atau rumah sakit.

A.2.5. Volume Produksi ASI

Menurut Kent (2007), sebagaimana yang dikutip oleh Pollard (2016)

panduan rata-rata jumlah susu yang mereka berikan kepada bayi selama

menyusui yaitu:

1. Ketika lahir sampai 5 ml ASI penyusuan pertama

2. Dalam 24 jam 7-123 ml/hari ASI 3-8 penyusuan

3. Antara 2-6 hari 395-868 ml/hari ASI 5-10 penyusuan

4. Satu bulan 395-868 ml/hari ASI 6-18 penyusuan

5. Enam bulan 710-803 ml/hari ASI 6-18 penyusuan

Tiap payudara menghasilkan jumlah susu yang berbeda. Pada 7 dari 10

ibu ditemukan bahwa payudara kanan lebih produktif. Kent (2007) menemukan

bahwa bayi mengosongkan payudara hanya satu atau dua kali per hari dan rata-

rata hanya 67 persen dari susu yang tersedia dikonsumsi dengan volume rata-

rata 76 ml setiap kali menyusu (Pollard, 2016).

A.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Selain kendala pada ibu dan bayi, pemberian ASI juga mengalami

kendala pada faktor produksi ASI. Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi

adalah sebagai berikut (Wiji, 2014).

1. Makanan

Page 41: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

26

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap

produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola

makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

2. Ketenangan jiwa dan fikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, makan kondisi kejiwaan dan fikiran

harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang

akan menurunkan volume ASI.

3. Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu diperhatikan agar

tidak mengurangi produksi ASI. Menurut Khasanah (2013), bagi ibu yang

dalam menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang

mengandung hormon estrogen karena hal ini dapat mengurangi jumlah

produksi ASI, bahkan menghentikan produksi ASI secara keseluruhan.

4. Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi

hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.

5. Anatomis payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain

itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papilla atau puting susu ibu.

6. Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang

menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu.

7. Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila

kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.

8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan

pengeluaran ASI akan semakin banyak.

9. Berat lahir bayi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI

yang lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir normal (BBL>2500

gr). Kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi

dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal

Page 42: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

27

yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

10. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan.

11. Konsumsi rokok dan alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin.

A.3. TEKNIK MARMET

A.3.1. Pengertian Teknik Marmet

Dikenal teknik memerah ASI yang disebut teknik Marmet, yaitu cara

memeras ASI secara manual dan mengutamakan let down reflex (LDR). Teknik

marmet yaitu merangsang LDR di awal proses memerah dapat menghasilkan

ASI sebanyak 2-3 kali lipat dibanding tanpa menggunakan teknik LDR ini. Let

down refleks (LDR) sama dengan rangsangan yang terjadi jika puting dihisap

oleh bayi dan setelah beberapa saat tiba-tiba payudara akan mengencang dan

ASI akan keluar deras sehingga bayi harus mempercepat irama menghisap ASI,

kurang lebih seperti itulah jika efek LDR kita dapatkan. ASI akan tiba-tiba

mengalir dengan deras tanpa diperlukan pijatan atau perasan yang sangat

kencang (Marmi, 2014).

Memerah ASI dengan teknik Marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu

yang harus mengeluarkan ASInya karena alasan medis. Awalnya ia kesulitan

mengeluarkan ASI dengan refleks yang tidak sesuai dengan refleks keluarnya

ASI saat bayi menyusu. Hingga akhirnya ia menemukan suatu metode memijat

dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI optimal. Kunci sukses dari teknik ini

adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara memijat (Marmi, 2014).

Menurut UNICEF (2008), dalam Pollard (2016) memerah dengan tangan

merupakan teknik dasar yang harus diajarkan kepada seorang ibu dalam 24 jam

setelah bayi lahir supaya ia percaya diri menghadapi semua masalah yang

Page 43: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

28

mungkin timbul, seperti memberikan susu suplemen untuk ASI bila bayi sakit,

atau tidak dapat menyusu dengan baik, atau bila terpisah dari ibu karena

berbagai alasan. Juga dapat membantu ibu mengatasi persoalan-persoalan yang

lain, seperti puting yang tidak menonjol atau terjadi pembengkakan payudara.

Pemerahan susu dengan tangan lebih direkomendasikan dari pada dengan

pompa payudara karena pada hari-hari pertama, kadar kolostrum masih rendah

dan dapat hilang atau tertinggal dalam pompa payudara.

Jika teknik ini dilakukan dengan efektif dan tepat, maka seharusnya tidak

akan terjadi masalah dalam produksi ASI ataupun cara mengeluarkan ASI.

Teknik ini dapat dengan mudah dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja semakin

sering ibu melatih memerah dengan teknik marmet ini, maka ibu makin terbiasa

dan tidak akan menemui kendala (Marmi, 2014).

A.3.2. Manfaat Memerah ASI dengan Teknik Marmet

Menurut Soraya (2006), dalam Setiawandari (2014) adapun manfaat

memerah ASI dengan menggunakan teknik Marmet yaitu:

a. Penggunaan pompa ASI relative tidak nyaman dan tidak efektif

mengosongkan payudara.

b. Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dengan tangan jauh

lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI)

c. Refleks keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dengan Skin to skin

contact (dengan cara memerah tangan) daripada penggunaan pompa

(terbuat dari plastik).

d. Nyaman digunakan`

e. Aman dari segi lingkungan.

f. Portable (mudah dibawa kemana-mana) dan ekonomis.

A.3.3. Cara Memerah ASI dengan Teknik Marmet

Menurut UNICEF (2010), dalam Pollard (2016) memerah dengan tangan

menghasilkan stimulus sentuhan yang memacu hormon laktasi dan

memungkinkan ibu untuk memilih daerah-daerah khusus pada payudara bila ada

saluran-saluran yang tersumbat. Bila pemerahan dengan tangan hanya satu-

satunya cara untuk mengosongkan payudara, maka ibu harus didorong untuk

Page 44: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

29

memerah paling sedikit 8 kali sehari, termasuk di malam hari ketika kadar

prolaktin paling tinggi.

Teknik marmet merupakan kombinasi cara memerah ASI dan memijat

payudara sehingga refleks ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI dengan cara

marmet bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di

bawah areola sehingga diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus

laktiferus akan merangsang pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormon

prolaktin diharapkan akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi

ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara akan

semakin baik produksi ASI di payudara (Widiastuti, 2015).

Jones dan Spancer (2008), sebagaimana dikutip oleh Pollard (2016)

memijat payudara yang dilakukan dengan baik dan benar penting untuk

menstimulasi keluarnya susu dan harus dilakukan sebelum memerah dengan

tangan atau ketika menggunakan pompa.

Gambar 2.4. Cara Memerah ASI Teknik dr. Marmet

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Menurut Chele Marmet (1978), dalam Setiawandari (2014) cara memerah

Air Susu Ibu dengan menggunakan teknik Marmet yaitu:

1. Perah payudara selama 5 – 7 menit,

Page 45: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

30

2. Pijat payudara ± 1 menit

3. Perah payudara selama 3 – 5 menit,

4. Pijat payudara ± 1 menit, dan

5. Perah payudara selama 2-3 menit.

a. Memijat Payudara

1) Tekan 2 jari (Gambar 2.5.1) atau

3 jari (Gambar 2.5.4) ke dinding

dada. Buat gerakan melingkar

pada satu daerah di payudara.

Setelah beberapa detik,

pindahkan jari ke daerah

berikutnya. Arah pijatan spiral

(Gambar 2.5.1, 2.5.2)

mengeliling payudara atau radial

(Gambar 2.5.3, 2.5.4) menuju

puting susu.

2) Kepalkan tangan, tekan ruas ibu

jari ke dinding dada (Gambar

2.5.5). Pindahkan tekanan

berturut-turut ruas telunjuk, jari

tengah, jari manis dan kelingking

ke arah puting (Gambar 2.5.6).

Ulangi gerakan ini pada daerah

berikutnya.

b. Memerah Payudara

1) Letakkan ibu jari di tepi atas aerola pada posisi pukul 12 (Gambar 2.6.1&2).

2) Letakkan jari telunjuk di tepi bawah aerola pada posisi pukul 6. Ketiga jari lain

menyangga payudara (Gambar 2.6.1&2).

3) Dengan kedua jari, tekan jaringan payudara ke dalam ke arah rongga dada

tanpa ibu jari dan jari telunjuk berubah posisi (Gambar 2.6.3).

4) Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan di bawah aerola

sehingga memerah ASI dalam saluran ASI (Gambar 2.6.4). Lakukan gerakan

ini beberapa kali sampai pancaran ASI yang keluar berkurang.

Gambar 2.5. Memijat Payudara

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 46: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

31

5) Ubah posisi ibu jari dan telunjuk misalkan pada posisi pukul 9 dan 3 (Gambar

2.6.5). Ulangi tahap 3-4.

6) Lakukan hal sama pada posisi yang berbeda. Setiap posisi ibu jari dan

telunjuk selalu berhadap-hadapan.

c. Memerah ASI yang tidak dianjurkan

Menurut Chele Marmet (1978), sebagaimana yang dikutip oleh

Setiawandari (2014) memerah ASI yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut.

1) Menekan puting susu (Squeeze),

memijat dengan 2 jari dapat

menyebabkan lecet (Gambar

2.7.1).

2) Mengurut – mendorong (Sliding

on) dari pangkal payudara, dapat

menyebabkan kulit nyeri

(payudara memar atau

memerah) (Gambar 2.7.2).

3) Menarik puting dan payudara

(Pulling) dapat menyebabkan

kerusakan jaringan (merusak

lapisan lemak pada aerola)

(Gambar 2.7.3).

Gambar 2.6. Memerah Payudara

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Gambar 2.7. Teknik yang Tidak Dianjurkan dalam

Memerah ASI

Sumber : Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 47: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

32

Para ibu perlu diingatkan bahwa dalam beberapa hari pertama setelah

melahirkan, volume kolostrum masih rendah dan jangan mengharap terlalu

banyak. Setelah mereka percaya diri, beberapa ibu boleh memilih untuk

memerah kedua payudara secara bersamaan (Pollard, 2016).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Teknik

Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post

partum di Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2017” adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.8. Kerangka Konsep Penelitian

Dari kerangka konsep di atas, dapat dilihat bahwa Variabel Independen

dalam penelitian ini adalah Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara

sedangkan Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Produksi ASI.

C. Definisi Oprasional

Definisi operasional berkaitan dengan judul penelitian ini dapat diuraikan

pada table berikut.

Tabel 2.1. Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL ALAT UKUR

INDIKATOR PENILAIAN

SKALA

1 Teknik Marmet

Teknik mengeluarkan ASI pada ibu post partum dengan cara memijat dan memerah payudara

Lembar Observasi

1 = Dilakukan 0 = Tidak Dilakukan

Nominal

2 Produksi ASI

Banyaknya ASI ibu post partum yang keluar, diukur dengan menggunakan alat pompa payudara (Breast Pump)

Pompa Payudara (Breast Pump) merek Dodo

Baik apabila produksi ASI ≥ 7 ml/perah dengan interval 6 jam Tidak Baik apabila produksi ASI < 7 ml/perah dengan interval 6 jam

Rasio

Teknik Marmet (Pengosongan Payudara)

Produksi ASI

Page 48: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

33

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep teoritis dan definisi operasional dapat

diajukan hipotesis penelitian yaitu:

1. Terdapat perbedaan produksi ASI pada kelompok dilakukan dengan tidak

dilakukan teknik marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post

partum.

2. Terdapat pengaruh dilakukan teknik marmet dalam pengosongan

payudara terhadap produksi ASI pada ibu post partum.

Page 49: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah

Quasy Experimental (Eksperimen Semu) dengan desain penelitian non

equivalent control group design (desain kelompok kontrol non ekuivalen).

Dimana jenis racangan penelitian ini yang dilakukan pada dua kelompok

(perlakuan dan kontrol) tanpa adanya proses randomisasi kemudian dilakukan

pengamatan sebelum dan sesudah. Rancangan penelitian ini dipilih karena tidak

mamppu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengontrol pengaruh

dari variabel eksterna.

Pretes Perlakuan Postes

Kelompok Eksperimen O1 X O2

Kelompok Kontrol O3 O4

Keterangan :

O1 : Hasil observasi awal (pre-test) kelompok Eksperimen

O3 : Hasil observasi awal (pre-test) kelompok Kontrol

X : Teknik Marmet dalam pengosongan payudara

O2 : Hasil observasi akhir (post-test) kelompok Eksperimen

O4 : Hasil observasi akhir (post-test) kelompok Kontrol

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Jannah Jl. Makmur No.

139 Pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2017. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan atas pertimbangan di

Klinik Pratama Jannah belum pernah dilakukan penelitian terkait Teknik Marmet

terhadap produksi ASI. Dan terdapat ibu yang tidak menyusui bayinya dengan

alasan ASI tidak lancar.

Page 50: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

35

B.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016 sampai dengan

November 2017. Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul, survey awal,

pengajuan proposal, sidang proposal, perbaikan proposal, melakukan penelitian,

mengajukan hasil penelitian, sidang skripsi dan perbaikan skripsi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah semua ibu post partum yang melahirkan

di Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Jumlah populasi peneliti dalam survei awal pada periode bulan Januari sampai

dengan maret 2017 sebanyak 83 ibu postpartum dan 30 diantaranya ibu

postpartum primipara.

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu:

1. Bersedia menjadi responden.

2. Ibu post partum primipara yang melahirkan di Klinik Pratama Jannah.

3. Ibu Post partum dengan Hb normal.

4. Bayi lahir dengan keadaan normal dan sehat.

Kriteria Eksklusi:

1. Ibu post partum yang mengalami komplikasi atau penyulit pada saat nifas

Teknik sampling menggunakan Total Sampling, yaitu seluruh populasi

yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh

jumlah populasi. Maka besar sampel yang diambil adalah 30 orang.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1. Jenis Data

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden

penelitian, yang diperoleh melalui lembar observasi penelitian. Observasi adalah

motode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap subjek

penelitian.

Data sekunder yaitu data yang mendukung dalam penelitian berupa

referensi, laporan, dokumen klinik dari Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut

Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Page 51: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

36

D.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data penelitian untuk variabel produksi ASI

menggunakan lembar observasi dengan melakukan pengukuran banyaknya ASI

dengan menggunakan Breast Pump sebelum dan sesudah dilakukan Teknik

Marmet dalam pengosongan payudara.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Pompa Payudara (Breast

Pump) merek Dodo dan Standar Operasional Prosedur (SOP) teknik marmet

sebagai alat ukur untuk mengukur produksi ASI ibu post partum.

F. Prosedur Penelitian

Pertama peneliti memberikan surat permohonan izin tempat penelitian

dengan nomor : KH.03.02/01.04/0842/2017 pada tanggal 7 Agustus 2017 ke

Klinik Pratama Jannah. Pada tanggal 8 Agustus 2017 peneliti mendapatkan surat

balasan permohonan izin tempat penelitian dengan nomor :

3146/440/KP/V/DS/2015 yang berisi menyetujui permohonan izin tersebut.

Selanjutnya peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada

calon responden yang melakukan kunjungan akhir atau kunjungan rumah (home

visit) sebelum bersalin yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian menjelaskan

tentang penelitian yang akan dilakukan dan kebutuhan adanya responden dalam

penelitian tersebut. Setelah melakukan permohonan menjadi responden apabila

responden setuju maka responden menandatangani lembar Informed consent.

Tujuannya agar partisipan mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta

dampak yang akan diterima yang mungkin terjadi selama pengumpulan data.Jika

responden tidak bersedia untuk diteliti, peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

Selanjutnya peneliti hanya akan mencantumkan inisial dan tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data untuk menjaga

kerahasiaan yang disebut Anonimity (tanpa nama). Peneliti juga akan menjaga

kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden yang disebut Confidentially

(kerahasiaan). Infromed consent responden yang diperoleh pada saat kunjungan

Page 52: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

37

akhir sebelum bersalin di klinik terdapat 22 responden dan 8 informed consent

responden diperoleh pada saat kunjungan rumah (home visit).

Selanjutnya peneliti membagi sampel menjadi dua kelompok yaitu

kelompok 1 diberikan intervensi teknik marmet dan kelompok 2 tidak diberikan

intervensi teknik marmet. Apabila responden datang ke klinik dan ingin bersalin

bidan yang bekerja di klinik tersebut menghubungi peneliti melalui handphone

agar segera datang.

Setelah ibu selesai bersalin dan 2 jam masa kala IV (pengawasan) maka

dilakukan pengukuran produksi ASI sebelum (pretest) dilakukan intervensi pada

kedua kelompok. Kemudian dilakukan teknik marmet sebanyak 2 kali sesuai

Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan interval waktu 2 jam pada

kelompok yang dilakukan intervensi saja. Sedangkan kelompok kontrol tidak

diberikan perlakuan apa pun. Dan untuk pengukuran produksi ASI sesudah

(posttest) dilakukan pada kedua kelompok pada 6 jam postpartum. Selanjutnya

apabila data sudah diperoleh maka peneliti melakukan pengolahan dan analisis

data hingga didapatkan hasil dan kesimpulan.

G. Analisis Data

G.1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel (Oktavia, 2015). Analisa univariat dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program komputer.

G.2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat merupakan metode-metode statistik deskriptif dan

inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan atau mengukur hubungan

antara dua variabel penelitian (Alhamda, 2016).

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Paired T Test dan

Mann Whitney U Test yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Sedangkan interpretasinya adalah

sebagai berikut:

a. Apabila – t tabel < t hitung < t tabel atau p value > 0,05 maka

kesimpulannya adalah H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada

Page 53: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

38

perbedaan pengaruh ibu post partum dengan teknik marmet dan ibu post

partum tanpa teknik marmet terhadap produksi ASI.

b. Apabila t hitung < - t tabel dan t hitung > t tabel atau p value < 0,05

maka kesimpulannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada

perbedaan pengaruh teknik marmet pada ibu post partum dan ibu post

partum tanpa teknik marmet terhadap produksi ASI.

c. Apabila atau p value > 0,05 maka kesimpulannya adalah H0 diterima dan

H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan pengaruh ibu post partum dengan

teknik marmet dan ibu post partum tanpa teknik marmet terhadap

produksi ASI.

d. Apabila atau p value < 0,05 maka kesimpulannya adalah H0 ditolak dan

H1 diterima, artinya ada perbedaan pengaruh teknik marmet pada ibu

post partum dan ibu post partum tanpa teknik marmet terhadap produksi

ASI.

Page 54: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden ibu post partum

mengenai “Pengaruh Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap

Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017” maka didapat hasil sebagai berikut :

A.1. Analisa Data Univariat

Analisis data univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari

variabel dependen dan variabel independen yaitu :

A.1.1. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik ibu post partum meliputi umur dan pendidikan terakhir

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Ibu Post Partum Primipara di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017

No. Karakteristik Ibu Frekuensi %

1. 2. 3.

Umur (Tahun) ≤20 21-25 26-30

12 15 3

40,0 50,3 10,7

Jumlah 30 100,0

1. 2. 3. 4.

Pendidikan

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

5 9

12 4

16,7 30,0 40,0 13,3

Jumlah 30 100,0

Pada tabel 4.1 diketahui bahwa umur responden di Klinik Pratama Jannah

mayoritas berusia 21-25 tahun sebanyak 15 orang (50,3%) dan pendidikan

mayoritas responden adalah SMA sebanyak 12 orang (40,0%).

Page 55: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

40

A.1.2. Distribusi Hasil Observasi Responden

Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 ibu post partum primipara dengan

mengadakan observasi sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pada kelompok

dilakukan dan tidak dilakukan teknik marmet dalam pengosongan payudara di Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017,

maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Produksi ASI Ibu Post Partum yang Dilakukan Teknik Marmet di Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017

PRODUKSI ASI PRE-TEST POST-TEST

FREKUENSI PERSENTASI

(%) FREKUENSI

PERSENTASI (%)

Baik 5 33% 15 100%

Tidak Baik 10 67% 0 0%

JUMLAH 15 100% 15 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa produksi ASI pada ibu

postpartum kelompok yang dilakukan teknik marmet berjumlah 15 orang. Pada hasil

pre-test didapatkan hasil yang produksi ASI baik berjumlah 5 orang (33%) dan Tidak

Baik berjumlah 10 orang (67%). Setelah dilakukan teknik marmet didapatkan hasil

pada post-test produksi ASI ibu post partum seluruhnya (100%) baik.

Tabel 4.3. Distribusi Produksi ASI Ibu Post Partum yang Tidak Dilakukan Teknik Marmet di Klinik

Pratama Jannah Kecamatan Medan Tuntungan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017

PRODUKSI ASI PRE-TEST POST-TEST

FREKUENSI PERSENTASI

(%) FREKUENSI

PERSENTASI (%)

Baik 5 33% 9 60%

Tidak Baik 10 67% 6 40%

JUMLAH 15 100% 15 100%

Dan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa produksi ASI pada ibu postpartum

kelompok yang tidak dilakukan teknik marmet berjumlah 15 orang. Pada hasil pre-

test didapatkan hasil yang produksi ASI baik berjumlah 5 orang (33%) dan Tidak

Page 56: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

41

Baik berjumlah 10 orang (67%). Tanpa dilakukan teknik marmet didapatkan hasil

pada post-test setelah 6 jam post partum maka terlihat bahwa produksi ASI ibu post

partum baik hanya berjumlah 6 orang (40%) dan produksi ASI yang tidak baik

terdapat 9 orang (60%).

Tabel 4.4. Deskripsi Data Selisih/ Beda Pretest dan Postest Produksi ASI pada Kelompok

Dilakukan dan Tidak Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara pada Ibu

Post Partum

KELOMPOK SAMPEL

MEAN BEDA MEAN

N PRE-TEST POST-TEST

Dilakukan Teknik Marmet 6.00 9.80 3.80 15

Tidak Dilakukan Teknik Marmet 5.87 7.07 1.20 15

Selisih hasil observasi pretest dan posttest pada kelompok yang dilakukan

teknik marmet dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang diperoleh rata-rata

sebesar 3.80. Dan untuk hasil observasi pretest dan posttest pada kelompok yang

tidak dilakukan teknik marmet dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang diperoleh

rata-rata sebesar 1.20. Dari deskripsi data selisih/beda antara hasil observasi

produksi ASI pada kelompok dilakukan teknik marmet dengan tidak dilakukan dapat

terlihat bahwa rata-rata selisih/beda kelompok dillakukan teknik marmet lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata kelompok tidak dilakukan teknik marmet.

A.2. Analisa Data Bivariat

Analisa data bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab

hipotesis penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan produksi ASI sebelum dan

sesudah dilakukan dan tidak dilakukan teknik marmet dalam pengosongan payudara

terhadap produksi ASI pada ibu post partum dilakukan dengan menggunakan uji

Paired Sample t test dan mengetahui pengaruh dilakukan teknik marmet dalam

pengosongan payudara terhadap produksi ASI ibu post partum dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney U Test.

Page 57: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

42

A.2.1. Perbedaan Produksi ASI Dilakukan dengan Tidak Dilakukan Teknik

Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post

Partum

Tabel 4.5. Hasil Uji Paired Sample T Test Dilakukan Teknik Marmet terhadap Produksi ASI

KELOMPOK SAMPEL

MEAN BEDA MEAN

N p value t PRE-TEST POST-TEST

Dilakukan Teknik Marmet

6.00 9.80 3.80 15 0.00 21.77

Berdasarkan hasil analisa uji statistik perbedaan rata-rata pretest dengan

posttest pada kelompok yang dilakukan teknik marmet dengan menggunakan

uji Paired Sample T-Test didapatkan nilai t hitung = 21.77 > t tabel 2.53 dan

nilai p = 0.00 (p < 0.05) maka kesimpulannya adalah H0 ditolak dan H1

diterima, artinya terdapat pengaruh dilakukan teknik marmet dalam

pengosongan payudara pada ibu post partum.

Tabel 4.6.

Hasil Uji Paired Sample T Test Tidak Dilakukan Teknik Marmet terhadap

Produksi ASI

KELOMPOK SAMPEL

MEAN BEDA MEAN

N p value t PRE-TEST POST-TEST

Tidak Dilakukan Teknik Marmet

5.87 7.07 1.20 15 0.00 8.29

Berdasarkan hasil analisa uji statistik perbedaan rata-rata pretest dengan

posttest pada kelompok yang tidak dilakukan teknik marmet dengan

menggunakan uji Paired Sample T-Test didapatkan nilai t hitung = 8.29 > t

tabel 2.53 dan nilai p = 0.00 (p < 0.05) maka kesimpulannya adalah H0

ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh tidak dilakukan teknik

marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post partum.

A.2.2. Pengaruh Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara

terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum

Page 58: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

43

Tabel 4.7. Hasil Uji Mann Whitney U Test Perbedaan Hasil Observasi Produksi ASI antara

Dilakukan dan Tidak Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara

KELOMPOK SAMPEL BEDA MEAN

N RR

95% CI p

value z

Dilakukan Teknik Marmet 3.80 15 1.667 (1.103-2.519)

0.00 -4.82 Tidak Dilakukan Teknik Marmet 1.20 15

Berdasarkan hasil analisa uji statistik perbedaan rata-rata pada kelompok

yang dilakukan teknik marmet dengan tidak dilakukan teknik marmet dengan

menggunakan uji Mann Whitney U Test didapatkan nilai Iz hitungI = 4.82 > Iz

tabelI 1.96 dan nilai p = 0.00 (p < 0.05) maka kesimpulannya adalah H0

ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan hasil observasi produksi

ASI antara dilakukan dan tidak dilakukan teknik marmet dalam pengosongan

payudara pada ibu post partum. Dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai

Relative Risk (RR) 1,667 yang berarti ibu post partum yang dilakukan teknik

marmet memiliki peluang untuk produksi ASI menjadi baik sebesar 1.667

atau 1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak dilakukan teknik

marmet.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian “Pengaruh Teknik Marmet dalam Pengosongan

Payudara pada Ibu Post Partum di Klinik Pratama Jannah Kecamatan Percut Sei

Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017” diperoleh pembahasan sebagai berikut.

B.1. Poduksi ASI Sebelum dan Setelah Dilakukan Teknik Marmet pada Ibu

Post Partum

Berdasarkan uji Paired Sample T Test diketahui bahwa p = 0.00 (p < 0.05)

maka artinya terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan

teknik marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post partum. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan

sesudah dilakukan teknik tersebut yaitu sebanyak 15 responden mendapatkan

produksi ASI yang baik. Berdasarkan hasil observasi produksi ASI dilihat dari hasil

Page 59: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

44

perahan sebelum dilakukan teknik marmet terdapat 10 responden yang

mendapatkan produksi ASI tidak baik (<7ml/perah). Setelah dilakukan teknik

marmet didapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) mendapatkan produksi

ASI yang baik (≥7ml/perah) dengan interval 6 jam setelah dilakukan pretest.

Menurut Hormann (2006) dengan melakukan teknik marmet dapat membantu

kunci reflek pengeluaran ASI (letdown reflex) yang efektif dalam hari-hari pertama

menyusui, karena tebalnya konsistensi kolostrum dan ketika susu matang

diproduksi. Teknik marmet mengembangkan metode pijat dan stimulasi untuk

membantu kunci reflek pengeluaran ASI. Keberhasilan dari teknik ini adalah

kombinasi dari metode pijat dan pengeluaran susu (Milk Ejection Reflex) sehingga

ibu menyusui yang sebelumnya hanya mampu mengeluarkan ASI sedikit atau tidak

sama sekali, mendapatkan hasil yang sangat baik dengan teknik ini (Titisari, 2016).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titisari (2016),

Perbandingan Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin dengan

Breast Care Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum yaitu hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pemberian teknik marmet dan oksitosin mempengaruhi

produksi ASI ibu post partum yang dapat dicapai oleh seluruh responden.

Pada penelitian widiastuti (2015), Pengaruh Teknik Marmet terhadap

Kelancaran Air Susu Ibu dan Kenaikan Berat Badan Bayi diperoleh hasil analisis uji

statistik pada penelitian ini tentang perbedaan teknik marrmet dan masase

payudara terhadap kelancaran ASI menunjukkan adanya perbedaan secara

statistik. Berdasarkan pengamatan dan wawancara terstruktur kelompok responden

yang mendapatkan teknik marmet pada empat hari post partum, persentase skor

kelancaran ASI tinggi lebih banyak bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Berdasarkan uji pengaruh menggunakan uji one sample kolmogorovsmirnov pada

masing-masing perlakuan di dapatkan hasil bahwa teknik marmet berpengaruh

dengan p 0.01< alpha 0.05. Sedangkan masase payudara secara statistik tidak

berpengaruh pada penelitian ini dengan nilai p 0.07> dari nilai alpha 0.05. Dengan

hasil ini dapat diketahui bahwa teknik marmet lebih memberikan pengaruh dalam

kelancaran ASI dibandingkan dengan teknik masase payudara.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

45

B.2. Produksi ASI Sebelum dan Sesudah Tidak Dilakukan Teknik Marmet

pada Ibu Post Partum

Secara statistik pada kelompok yang tidak dilakukan teknik marmet

didapatkan nilai p = 0.00 (p < 0.05) maka artinya terdapat pengaruh sebelum dan

sesudah tidak dilakukan teknik marmet dalam pengosongan payudara pada ibu

post partum. Pada hasil observasi pretest pada kelompok tidak dilakukan teknik

marmet sebanyak 5 responden mendapatkan produksi ASI yang baik (≥7ml/1 x

perah). Kemudian pada hasil observasi posttest pada kelompok yang tidak

dilakukan teknik marmet didapatkan hasil bahwa 9 responden (60%) mendapatkan

produksi ASI yang baik (≥7ml/perah) dan masih ada 6 responden yang masih

mendapatkan produksi ASI yang tidak baik (<7ml/perah) dengan interval 6 jam

setelah dilakukan pretest.

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara

rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon

terhadap pengeluaran ASI dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu pembentukan

kelenjar payudara yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan

prolaktin; pembentukan air susu dipengaruhi oleh refleks prolaktin (hormon

prolaktin) dan refleks let down (isapan bayi serta dipengaruhi hormon oksitosin);

dan pemeliharaan pengeluaran air susu dipengaruhi oleh prolaktin dan oksitosin

(Trisnawati, 2017).

Menurut penelitian Puspitasari (2016) ada hubungan antara inisiasi menyusu

dini dengan kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum di wilayah kerja

Puskesmas Patrang Kabupaten Jember dengan p value sebesar 0.028 (p value <

α(0.05)). Nilai Resiko Relatif (RR) = 0.392, artinya IMD yang dilakukan dengan

tepat mempunyai peluang 0.392 kali mengalami kelancaran pengeluaran ASI

dibanding IMD yang dilakukan dengan tidak tepat.

Namun pada penelitian Trisnawati (2017), diketahui bahwa dalam

penelitiannya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama pelaksanaan

IMD dengan waktu pengeluaran ASI. Dimana nilai p = 0.176 lebih besar dari α 0.05

sehingga tidak terdapat hubungan antara lama IMD dengan waktu pengeluaran

ASI.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

46

Menurut peneliti hasil observasi pada kelompok yang tidak dilakukan teknik

marmet ini terlihat adanya peningkatan produksi ASI namun masih ada juga yang

produksi ASI masih dalam kondisi tidak baik. Dari hasil kedua penelitian di atas

menunjukkan bahwa selain keberhasilan inisiasi menyusu dini dapat memperlancar

produksi ASI, terdapat beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi kelancaran

ASI, yaitu frekuensi menyusui, kondisi ibu harus rileks, nutrisi ibu, pemberian susu

formula dan perawatan payudara.

Salah satu faktor yang mempengaruhi Produksi ASI salah satunya yaitu

faktor fisik ibu, ibu yang usianya lebih muda atau kurang dari 35 tahun lebih banyak

memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu-ibu yang usianya lebih tua, tetapi ibu

yang sangat muda (kurang dari 20 tahun) produksi ASInya juga kurang karena

dilihat dari tingkat kedewasaannya (Astuti, 2015).

Menurut penelitian Novitasari (2015), ada hubungan umur ibu post partum

dengan onset laktasi pada ibu postpartum di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

tahun 2015 dengan keeratan hubungan lemah. Menurut penelitian Rivers dkk

(2010) menunjukkan bahwa umur >30 tahun secara signifikan dapat menyebabkan

keterlambatan onset laktasi. Menurut Lain (2010), umur yang lebih tua memiliki

faktor resiko intolerans kadar karbohidrat selama kehamilan. Intolerans karbohidrat

selama kehamilan dapat mengakibatkan kadar gula ibu meningkat sehingga dapat

meningkatkan Body Mass Indeks (BMI) ibu yang overweight akan menyebabkan

penurunan kadar progesterone segera setelah plasenta lahir, sehingga

menghambat produksi prolaktin. Sedangkan keterlambatan onset laktasi pada ibu

dengan umur beresiko <20 tahun dan >30 tahun hal ini juga bisa disebabkan

karena faktor kecemasan dari ibu. Umur ibu yang masih <20 tahun secara

psikologis masih berada pada tahapan remaja akhir sehingga masih tahap

pencarian jati diri. Hal ini berhubungan dengan bagaimana presepsi ibu terhadap

proses kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, sehingga ibu akan melakukan

apa yang seharusnya dilakukan.

Berdasarkan data penelitian diperoleh data yaitu ibu post partum primipara

mayoritas berusia 21-25 tahun sebanyak 15 orang (50.3%), berusia ≤20 tahun

sebanyak 12 orang (40.0%) dan berusia 26-30 tahun sebanyak 3 orang (10.7%).

Page 62: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

47

Pada usia 21-30 tahun merupakan kurun waktu reproduksi sehat dan aman untuk

kehamilan dan persalinan. Oleh sebab itu, peneliti berasumsi bahwa akibat adanya

responden yang masih berusia ≤20 tahun sebanyak 12 orang maka pada kelompok

yang tidak dilakukan teknik marmet masih terdapat responden yang memiliki

produksi ASI tidak baik.

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan kesehatan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup (Widiyanto, 2012).

Berdasarkan data penelitian diperoleh data yaitu ibu post partum primipara

mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA sebanyak 12 orang (40.0%), pendidikan

SMP sebanyak 9 orang (30.0%), pendidikan SD sebanyak 5 orang (16.7%) dan

pendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang (13.3%). Menurut Penelitian

Widiyanto (2012), semakin rendah pendidikan semakin rendah kemampuan dasar

seseorang dalam berfikir untuk pengambilan keputusan khususnya dalam

pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.

Menurut asumsi peneliti usia dan tingkat pendidikan ibu post partum sangat

berpengaruh penting dalam penelitian ini. Dimana usia ibu yang terlalu tua (>30

tahun) dan terlalu muda (<20 tahun) dikhawatirkan produksi ASInya sedikit

dipengaruhi oleh kematangan fisik dan psikologis dari ibu post partum tersebut.

Pada tingkat pendidikan ibu post partum juga memiliki peran penting dimana

seseorang yang memiliki pendidikan tinggi umumnya terbuka menerima perubahan

atau hal-hal baru yang berkaitan dengan pemberian ASI pada bayinya.

B.3. Perbedaan Produksi ASI Dilakukan dengan Tidak Dilakukan Teknik

Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap Produksi ASI Ibu Post

Partum

Berdasarkan hasil analisa uji statistik perbedaan rata-rata pada kelompok

yang dilakukan teknik marmet dengan tidak dilakukan teknik marmet dengan

menggunakan uji Mann Whitney U Test didapatkan p = 0.00 (p < 0.05), artinya

Page 63: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

48

terdapat perbedaan hasil observasi produksi ASI antara dilakukan dan tidak

dilakukan teknik marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post partum.

Dimana hasil observasi pada penelitian menunjukkan adanya perbedaan selisih

rata-rata pada kelompok dilakukan teknik marmet yaitu sebesar 3.80 sedangkan

pada kelompok yang tidak dilakukan teknik marmet yaitu sebesar 1.20.

Menurut penelitian Widiastuti (2015) hasil analisis uji statistik pada penelitian

ini tentang perbedaan teknik marmet dan masase payudara terhadap kelancaran

ASI menunjukkan adanya perbedaan secara statistik yaitu teknik marmet lebih

memberikan pengaruh dalam kelancaran ASI dibandingkan dengan teknik masase

payudara.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan teknik tersebut yaitu hasil bahwa

seluruh responden (100%) mendapatkan produksi ASI yang baik (≥7ml/perah)

dengan interval 6 jam setelah dilakukan pretest. Hal ini sejalan dengan penelitian

Ulfah (2013) yang mengatakan bahwa setelah pemberian teknik marmet didapatkan

semua responden produksi ASInya lancar (Rahayu, 2014).

B.4. Pengaruh Dilakukan Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara

terhadap Produksi ASI Ibu Post Parum

Dari hasil analisis diperoleh nilai Relative Risk (RR) 1,667 yang berarti ibu

post partum yang dilakukan teknik marmet memiliki peluang untuk produksi ASI

menjadi baik sebesar 1.667 atau 1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang

tidak dilakukan teknik marmet. Dimana nilai tersebut artinya tidak ada perbedaan

yang bermakna dilakukan teknik marmet terhadap produksi ASI.

Menurut Mardiyaningsih (2010) sebagaimana yang dikutip oleh widiastuti

(2015) penelitian tentang pemberian intervensi teknik marmet terhadap kelancaran

ASI tersebut dijelaskan ada perbedaan kelancaran ASI pada kelompok intervensi

dibandingakna dengan kelompok kontrol. Hasil yang ditunjukkan dengan nilai OR

yang berarti dengan pemberian intervensi mampu meningkatkan 11,5 kali lebih baik

produksi ASI dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Page 64: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

49

Menurut peneliti banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Salah

satu hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI tersebut adalah teknik marmet.

Dimana teknik ini sebelumnya sudah dilakukan penelitian terhadap pengaruh

produksi ASI pada ibu post partum. Cara kerja teknik ini sangat efektif dikarenakan

memadukan metode pijat dan pengeluaran ASI. Keberhasilan dari teknik ini adalah

kombinasi dari metode pijat dan pengeluaran ASI yang membantu refleks

pengeluaran susu (Milk Ejection Reflex). Teknik memerah ASI dengan cara marmet

bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah

areola sehingga diharapkan dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan

merangsang pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan

merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI

dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara akan semakin baik produksi ASI di

payudara.

Masalah yang biasa ibu post partum primipara hadapi ketika hari-hari

pertama setelah melahirkan adalah produksi ASI yang sedikit. Sehingga banyak dari

ibu post partum khawatir akan kebutuhan ASI bayinya terpenuhi atau tidak.

Rendahnya produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat

disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat

berperan dalam kelancaran produksi ASI. Oleh karena itu peneliti menganjurkan

untuk menangani kasus di atas dengan melakukan teknik marmet demi kelancaran

produksi ASI. Teknik marmet ini sangat efektif dikarenakan tidak membutuhkan alat

yang sulit didapat, hanya dengan menggunakan kedua tangan dan wadah bersih

untuk melakukan pemijatan dan pemerahan/pengosongan payudara.

Page 65: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

50

BAB V

PENUTUP

A.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Teknik Marmet dalam

Pengosongan Payudara pada Ibu Post Partum di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017 dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian pada kelompok yang dilakukan teknik marmet

menunjukkan terdapat perbedaan antara produksi ASI sebelum dan

sesudah dilakukan teknik marmet dengan nilai p value = 0.00 (p<0.05).

Rata-rata hasil observasi pretest produksi ASI pada kelompok yang

dilakukan teknik marmet adalah 6.00 ml dan rata-rata hasil observasi

posttest adalah 9.80 ml dengan selisih beda rata-rata sebesar 3.80 ml.

2. Hasil penelitian pada kelompok yang tidak dilakukan teknik marmet

menunjukkan terdapat perbedaan antara produksi ASI sebelum dan

sesudah tidak dilakukan teknik marmet dengan nilai p value = 0.00

(p<0.05). Rata-rata hasil observasi pretest produksi ASI pada kelompok

yang tidak dilakukan teknik marmet adalah 5.87 ml dan rata-rata hasil

observasi posttest adalah 7.07 ml dengan selisih beda rata-rata sebesar

1.20 ml.

3. Hasil analisa uji statistik perbedaan rata-rata pada kelompok yang

dilakukan teknik marmet dengan tidak dilakukan teknik marmet

didapatkan p = 0.00 (p < 0.05), artinya terdapat perbedaan hasil

observasi produksi ASI antara dilakukan dan tidak dilakukan teknik

marmet dalam pengosongan payudara pada ibu post partum. Dari hasil

analisis diperoleh nilai Relative Risk (RR) 1,667 yang berarti ibu post

partum yang dilakukan teknik marmet memiliki peluang untuk produksi

ASI menjadi baik sebesar 1.667 atau 1 kali lebih besar dibandingkan

dengan ibu yang tidak dilakukan teknik marmet.

A.2. Saran

1. Diharapkan mahasiswi Jurusan Kebidanan Medan Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai

Page 66: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

51

bahan bacaan, masukan dan perbandingan bagi mahasiswi yang akan

melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda.

2. Diharapkan petugas medis yang bertugas di Klinik Pratama Jannah

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang untuk tetap

mengajarkan teknik marmet kepada ibu nifas dan terus memotivasi ibu

untuk menyusui secara eksklusif.

3. Diharapkan ibu post partum agar dapat berpartisipasi dalam program ASI

Eksklusif dan mendapatkan informasi mengenai teknik marmet serta

menerapkannya.

Page 67: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, Syukra. 2016. Buku Ajar Metlit dan Statistik. Yogyakarta:

DEEPUBLISH (Grup Penerbit CV BUDI UTAMA).

Aprilina, Happy Dwi. 2016. Kombinasi Breast Care dan Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI Post Sectio Caesaria di Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan. Vol. 14

No. 2. :1-9.

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Bandung:

Erlangga.

Dinkes, Sumut. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2014/02_Sumut_2014.pdf (diakses tanggal 2 Maret 2017)..

Khasanah, Nur. 2013. ASI atau Susu Formula ya?. Yogyakarta: FlashBooks.

Kemenkes. RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjG-KDB3vXSAhVM-GMKHZrlBwoQFggZMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fpusdatin%2Fprofil-kesehatan-indonesia... (diakses tanggal 2 Maret 2017).

. 2015. Kesehatan dalam Rangka Sustainable Development Goals (SDGs). https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi4-... (diakses tanggal 2 Maret 2017).

. 2014. InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf (diakses tanggal 3 Maret 2017).

Marmi. 2014. ASI Saja Mama Berilah Aku ASI Karena Aku Bukan Anak Sapi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: Trans Info Media.

Monika, F. B. 2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Books PT.

Mizan Publika.

Novitasari, Hepy. 2015. Hubungan Umur Ibu dengan Onset Laktasi pada Ibu Postpartum di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.

Page 68: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Oktavia, Nova. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta:

DEEPUBLISH (Grup Penerbit CV BUDI UTAMA).

Pollard, Maria. 2015. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Jakarta: EGC.

Puspitasari, Alisa M.. 2016. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Kelancaran

Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Puskesmas Patrang

Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Jember.

Rahayu,Rani, dkk. 2014. Metode Memperbanyak Produksi ASI pada Ibu Post Sectio Caesarea dengan Tehnik Marmet dan Breast Care di RSUD Karanganyar. GASTER. Vol. XI. No. 2:56-68.

Rini, Susilo dan Kumala Feti. 2016. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice. Yogyakarta: Budi Utama.

Sari, Eka Puspita dan Riamandini, Kurnia Dwi. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: Trans Info Media.

Setiawandari. 2014. Perbedaan Pengaruh Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak IBI Surabaya. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sugito, Mohamad Shofin. 2016. Ayah ASI dalam Prespektif Al-Qur’an. Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol. 3 No. 1. :75-91.

Titisari, Ira. 2016. Perbandingan Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin dengan Breast Care Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 5 No. 1: 87-95.

Trisnawati, Yuli. 2017. Korelasi Lama Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Pengeluaran ASI di Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 8 No. 1: 50-56.

UNICEF. 2013. ASI adalah Penyelamat Hidup paling Murah dan Efektif di Dunia. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_21270.html (diakses tanggal 2 Maret 2017).

Widiastuti, Anita. 2015. Pengaruh Teknik Marmet terhadap Kelancaran Air Susu Ibu dan Kenaikan Berat Badan Bayi. Jurnal Kesehatan Nasional. Vol. 9

No. 4: 316-319.

Widiyanto, Subur, dkk. 2012. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Sikap Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol. 1 No. 1 : 25-29.

Wiji,Rizki Natia. 2014. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Page 69: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 70: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 71: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 72: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 73: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 74: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM

PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa,

Setelah memperoleh penjelasan sepenuhnya menyadari,

mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dalam penelitian ini,

maka saya (setuju/tidak setuju) ikut serta dalam penelitian yang berjudul

Pengaruh Teknik Marmet dalam Pengosongan Payudara terhadap

Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Klinik Pratama Jannah Kecamatan

Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017.

Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya

dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Percut Sei Tuan, 2017

Yang menyatakan

( )

Page 75: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TEKNIK MARMET

Pengertian : Memijat dan memerah ASI

Tujuan : Memperlancar produksi ASI

Indikasi : Ibu yang mempunyai bayi dan memberikan ASI secara Eksklusif

Prosedur :

A. PERSIAPAN

NO KEGIATAN

1 Kapas

2 Wadah bersih

B. PELAKSANAAN

NO KEGIATAN

1 Cuci tangan

2 Bersihkan puting susu dengan Kapas

3 Perah payudara selama 5 – 7 menit

4 Pijat payudara ± 1 menit

5 Perah payudara selama 3 – 5 menit

6 Pijat payudara ± 1 menit, dan

7 Perah payudara selama 2 – 3 menit

Cara Memerah/Memompa Payudara

a. Letakkan ibu jari di tepi atas aerola pada posisi pukul 12

b. Letakkan jari telunjuk di tepi bawah aerola pada posisi pukul 6. Ketiga

jari lain menyangga payudara

c. Dengan kedua jari, tekan jaringan payudara ke dalam ke arah rongga

dada tanpa ibu jari dan jari telunjuk berubah posisi

d. Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan di bawah aerola

sehingga memerah ASI dalam saluran ASI dan tampung ke dalam

wadah bersih. Lakukan gerakan ini beberapa kali sampai pancaran

ASI yang keluar berkurang

e. Ubah posisi ibu jari dan telunjuk misalkan pada posisi pukul 9 dan 3.

Ulangi tahap 3-4

f. Lakukan hal sama pada posisi yang berbeda. Setiap posisi ibu jari dan

telunjuk selalu berhadap-hadapan

Cara Memijat Payudara

a. Tekan 2 jari atau 3 jari ke dinding dada. Buat gerakan melingkar pada

Page 76: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

satu daerah di payudara. Setelah beberapa detik, pindahkan jari ke

daerah berikutnya. Arah pijatan spiral mengeliling payudara atau radial

menuju puting susu

b. Kepalkan tangan, tekan ruas ibu jari ke dinding dada. Pindahkan

tekanan berturut-turut ruas telunjuk, jari tengah, jari manis dan

kelingking ke arah puting. Ulangi gerakan ini pada daerah berikutnya

Memerah ASI yang Tidak Dianjurkan a. Menekan puting susu (Squeeze), memijat dengan 2 jari dapat

menyebabkan lecet

b. Mengurut – mendorong (Sliding on) dari pangkal payudara, dapat

menyebabkan kulit nyeri (payudara memar atau memerah)

c. Menarik puting dan payudara (Pulling) dapat menyebabkan kerusakan

jaringan (merusak lapisan lemak pada aerola)

C. EVALUASI

NO KEGIATAN

1 Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham dan mengerti teknik

marmet (pengosongan payudaa)

2 Evaluasi hasil perahan ibu

3 Berikan hasil perahan ibu dengan sendok (agar bayi tidak bingung puting

susu)

4 Simpulkan hasil kegiatan

5 Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya.

6 Akhiri kegiatan

7 Ibu mencuci tangan

D. DOKUMENTASI

NO KEGIATAN

1 Catat hasil tindakan di Lembar Observasi (nomor responden, tanggal,

hasil kegiatan atau hasil pengamatan)

Page 77: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

LEMBAR OBSERVASI IBU POSTPARTUM PRIMIPARA YANG MELAKUKAN TEKNIK MARMET

LEMBAR OBSERVASI IBU POSTPARTUM PRIMIPARA YANG TIDAK MELAKUKAN TEKNIK MARMET

NOMOR RESPONDEN

Hb (g/dL)

Volume ASI (Baik = ≥7 ml/hari ; Tidak Baik = <7 ml/hari)

PRE-TEST POST-TEST

1 12.00 5 6

2 11.70 4 5

3 11.90 5 7

4 12.10 6 7

5 11.60 5 5

6 12.30 8 9

7 11.90 4 6

8 12.50 7 8

9 12.40 6 8

10 12.30 8 9

11 11.70 5 6

12 12.00 7 8

13 11.90 4 5

14 12.50 6 8

15 12.70 8 9

NOMOR RESPONDEN

Hb

Volume ASI (Baik = ≥7 ml/hari ; Tidak Baik = <7 ml/hari)

PRE-TEST POST-TEST

1 11.80 4 8

2 12.30 5 9

3 11.90 4 8

4 12.40 5 9

5 12.00 6 10

6 11.90 7 11

7 12.70 9 13

8 12.50 4 9

9 12.30 7 10

10 12.00 5 9

11 12.10 8 11

12 11.80 6 9

13 12.30 5 10

14 11.90 7 10

15 12.10 8 11

Page 78: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

MASTER TABEL

PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM PENGOSONGAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI KLINIK PRATAMA JANNAH KECAMATAN PERCUT

SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

KELOMPOK YANG DILAKUKAN TEKNIK MARMET

NO. RESPONDEN

KODE PRETEST POSTEST USIA PENDIDIKAN HB SELISIH

1 1 4 8 17 SD 11.80 4

2 1 5 9 19 SD 12.30 4

3 1 4 8 25 SMA 11.90 4

4 1 5 9 28 PT 12.40 4

5 1 6 10 22 SMP 12.00 4

6 1 7 11 20 SMP 11.90 4

7 1 9 13 24 SD 12.70 4

8 1 4 9 27 PT 12.50 5

9 1 7 10 23 SMA 12.30 3

10 1 5 9 18 SMP 12.00 4

11 1 8 11 22 SMA 12.10 3

12 1 6 9 18 SMP 11.80 3

13 1 5 10 20 SMA 12.30 5

14 1 7 10 21 SMA 11.90 3

15 1 8 11 18 SMP 12.10 3 KELOMPOK YANG DILAKUKAN TEKNIK MARMET

NO. RESPONDEN

KODE PRETEST POSTEST USIA PENDIDIKAN HB SELISIH

1 2 5 6 23 SMA 12.00 1

2 2 4 5 20 SMP 11.70 1

3 2 5 7 22 SMA 11.90 2

4 2 6 7 25 PT 12.10 1

5 2 5 5 18 SMP 11.60 0

6 2 8 9 27 PT 12.30 1

7 2 4 6 21 SMA 11.90 2

8 2 7 8 24 SMA 12.50 1

9 2 6 8 22 SMA 12.40 2

10 2 8 9 25 SMA 12.30 1

11 2 5 6 17 SD 11.70 1

12 2 7 8 20 SMP 12.00 1

13 2 4 5 17 SD 11.90 1

14 2 6 8 18 SMP 12.50 2

15 2 8 9 23 SMA 12.70 1

Page 79: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Statistics

Pretes Dilakukan Teknik Marmet

N Valid 15

Missing 0 Mean 6.0000 Std. Deviation 1.60357 Variance 2.571 Minimum 4.00 Maximum 9.00

Statistics Posttest Dilakukan Teknik Marmet

N Valid 15

Missing 0 Mean 9.8000 Std. Deviation 1.32017 Variance 1.743 Minimum 8.00 Maximum 13.00

Statistics Pretest Tidak Dilakukan Teknik Marmet

N Valid 15

Missing 0 Mean 5.8667 Std. Deviation 1.45733 Variance 2.124 Minimum 4.00 Maximum 8.00

Statistics Posttest Tidak Dilakukan Teknik Marmet

N Valid 15

Missing 0 Mean 7.0667 Std. Deviation 1.48645 Variance 2.210 Minimum 5.00 Maximum 9.00

Statistics

Selisih Dilakukan Teknik Marmet

N Valid 15

Missing 0

Mean 3.8000

Std. Deviation .67612

Variance .457

Minimum 3.00

Maximum 5.00

Statistics

Selisih Tidak Dilakukan Teknik

Marmet

N Valid 15

Missing 0

Mean 1.2000

Std. Deviation .56061

Variance .314

Minimum .00

Maximum 2.00

Page 80: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Dilakukan Teknik

Marmet

.200 15 .108 .922 15 .206

Posttest Dilakukan Teknik

Marmet

.194 15 .132 .909 15 .129

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Tidak Dilakukan

Teknik Marmet

.191 15 .147 .895 15 .079

Posttest Tidak Dilakukan

Teknik Marmet

.202 15 .102 .890 15 .066

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih PRE-POST

Dilakukan Teknik Marmet

.283 15 .002 .801 15 .004

Selisih PRE-POST Tidak

Dilakukan Teknik Marmet

.373 15 .000 .734 15 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 81: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest Dilakukan Teknik

Marmet - Posttest Dilakukan

Teknik Marmet

-3.80000 .67612 .17457 -4.17442 -3.42558 -21.767 14 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest Tidak Dilakukan

Teknik Marmet - Posttest

Tidak Dilakukan Teknik

Marmet

-1.20000 .56061 .14475 -1.51046 -.88954 -8.290 14 .000

Test Statisticsb

Hasil Selisih

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 120.000

Z -4.819

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok

Page 82: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERLAKUAN * PRODUKSI

ASI

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

PERLAKUAN * PRODUKSI ASI Crosstabulation

PRODUKSI ASI

Total Baik Tidak Baik

PERLAKUAN Dilakukan Count 15 0 15

% within PRODUKSI ASI 62.5% .0% 50.0%

Tidak Dilakukan Count 9 6 15

% within PRODUKSI ASI 37.5% 100.0% 50.0%

Total Count 24 6 30

% within PRODUKSI ASI 100.0% 100.0% 100.0%

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort PRODUKSI ASI

= Baik

1.667 1.103 2.519

N of Valid Cases 30

Page 83: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 84: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 85: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Page 86: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

WAKTU PENELITIAN

Jadwal Kegiatan Bulan Pelaksanaan

Desember 2016

Januari 2017

Februari 2017

Maret 2017

April 2017

Mei 2017

Juni 2017

Juli 2017

Agustus 2017

September 2017

November 2017

Mengajukan Judul

ACC Judul

Konsultasi BAB I

Konsultasi BAB II

Konsultasi BAB III

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Melaksanakan Penelitian

Mengolah Data Hasil Penelitian

Menyusun Hasil Penelitian

Konsultasi BAB IV

Konsultasi BAB V

Seminar Skripsi

Revisi Skripsi

ACC Skripsi

Pengumpulan Skripsi

Page 87: SKRIPSI PENGARUH TEKNIK MARMET DALAM ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

NAMA : NOVY RATNASARI SINULINGGA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : MEDAN, 28 JULI 1994

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : ISLAM

ANAK KE : 1 DARI 3 BERSAUDARA

TELEPON : 0821 6350 4853

EMAIL : [email protected]

ALAMAT : DUSUN I DESA PASAR X KECAMATAN KUTALIMBARU

KABUPATEN DELI SERDANG

II. DATA ORANG TUA

NAMA AYAH : NURAT SINULINGGA

NAMA IBU : SITI ROHANA, S.Tr.Keb

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

FORMAL

TAHUN 2000-2006 : SD NEGERI 101846 KUTALIMBARU

TAHUN 2006-2009 : SMP NEGERI 1 KUTALIMBARU

TAHUN 2009-2012 : SMA NEGERI 1 PANCUR BATU

TAHUN 2012-2015 : DIII KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN 2016-2017 : DIV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

IV. KETERANGAN LAIN

HOBI : MEMBACA