SKRIPSI PENGARUH AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUM BULOG DIVRE SULSELBAR REZKY BUDIAWATI 10573 02499 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015
SKRIPSI
PENGARUH AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUM
BULOG DIVRE SULSELBAR
REZKY BUDIAWATI
10573 02499 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
i
SKRIPSI
PENGARUH AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUM
BULOG DIVRE SULSELBAR
REZKY BUDIAWATI
10573 02499 11
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekononi pada Jurusan akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, itulah kata yang dapat penulis ucapkan
sebagai tanda syukur kepada Allah Swt karena atas berkat, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan uluran tangan berbagai pihak. Untuk itu penulis patut bersyukur dan
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak. CA . Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak H. Andi Arman SE, M.Si, Ak. CA., dan Bapak Ismail Rasulong SE,
MM., selaku dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang dengan rela
meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, dan petunjuk dalam
penyusunan skripsi ini.
v
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu
di Universitas Muhammadiyah Makassar .
6. Bapak pimpinan serta karyawan(i) Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan
Administrasi & Keuangan (Minku) Perum Bulog Divre Sulselbar yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan telah bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Teristimewa kepada Ayahanda M. Zakir dan Ibunda Munawarah yang
penuh dengan kesabaran mendoakan, membesarkan serta membimbing dan
mendidik penulis dengan penuh cinta kasih. Dengan tulus memberikan
dorongan baik secara moril terlebih materi kepada penulis dari masa kecil
hingga sekarang.
8. Kakak dan adikku yang tercinta (Musdalifah, S.Pd., Sri Muliana, ST., Ira
Misnawati, SE., Erni Damayanti, Ika Febrianti S.Pd, Rini Anggraeni dan
Ririn Yuniastuti) serta Kakak-kakak Iparku ( Abdul Rahman, SH., dr. H.
Andi Hasyim Asy’ari., dan Irfan, SE), Terima kasih atas bantuan dan
pengertiannya selama ini.
9. Terkhusus buat Kakek Ahmad Mustari dan Syariana, yang senantiasa selalu
memberikan doa’, dorongan dan motivasi selama ini dari awal perkuliahan
sampai saat ini.
10. Sahabat tercinta Fatry Yurisma, Andi Risnawati, Zulfaidah Aryani, Hasni,
Nurindah Lestari, Zulkifly, Abdul Muthalib Al Saleh dan teman-teman
vi
senasib seperjuangan saya terkhusus di kelas AK4 atas segala kebersamaan,
motivasi, saran, dan bantuannya selama ini.
11. Segenap penduduk Jurusan Akuntansi angkatan 2011 Universitas
Muhammadiyah Makassar.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih
atas segala kerjasamanya dan pengertiannya selama ini.
Akhirnya hanya skripsi ini yang dapat penulis persembahkan sekiranya
dapat memberi sepercik kenangan yang berarti, dan bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita semua sebagai hambanya.
Billahi Fiisabililhaq Fashtabikul Khaerat
Wassalamu Alaikum Warahmatullah.
Makassar, Juni 2015
Rezky Budiawati
vii
ABSTRAK
Rezky Budiawati, 2015, Pengaruh Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan
Good Corporate Governance pada Perum Bulog Divre Sulselbar, dibimbing
oleh H.Andi Arman SE,M,Si,Ak.CA (Pembimbing I) dan Ismail Rasulong,SE.
MM (Pembimbing II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit internal dalam upaya
mewujudkan good corporate governance pada Perum Bulog Divre Sulselbar.
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah audit internal (X) sebagai variabel
independen dan Good Corporate Governance (Y) sebagai variabel dependen.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada bagian Satuan Pemeriksaan
Internal (SPI) dan Administrasi & Keuangan (Minku). Data penelitian diperoleh
menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan untuk mengolah dan
menganalisis data pada penelitian ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas,
analisis regresi sederhana, dan uji parsial (t). Hasil penelitian ini menunjukkan
bawa audit internal berpengaruh dalam upaya mewujdkan good corporate
governance dan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai
persentase good corporate governance sebesar 88,9% sedangkan dengan uji
parsial (t) dapat diperoleh nilai signifikasi pengaruh audit internal sebesar 0,008 <
0,05 (taraf nyata signifikasi penelitian) maka dapat disimpulkan bahwal H1
diterima, artinya secara parsial audit internal berpengaruh dalam mewujudkan
good corporate governance.
Kata Kunci : Audit Internal, Good Corporate Governance
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Audit Internal ............................................................................................ 7
1. Definisi Audit Internal .............................................................................. 7
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ............................................... 8
3. Peran Audit Internal .................................................................................. 9
4. Kode Etik Internal ................................................................................... 11
5. Fungsi Audit Internal .............................................................................. 12
ix
6. Standar Profesional Audit Internal.......................................................... 12
B. Good Corporate Governance ................................................................. 21
1. Pengertian Good Corporate Governance ............................................... 21
2. Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance ...................................... 23
3. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance ................................ 25
4. Pedoman Good Corporate Governance.................................................. 25
5. Penilaian Mandiri (Self Assesment) Good Corporate Governance ........ 27
C. Kaitan Audit Internal dengan Good Corporate Governance .................. 29
D. Kerangka Pikir ........................................................................................ 30
E. Hipotesis ................................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 33
B. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 33
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 33
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 34
E. Definisi Operasional ............................................................................... 34
F. Metode Analisis Data .............................................................................. 36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 40
A. Sejarah Berdirinya Perum Bulog ............................................................ 40
B. Visi dan Misi Perusahaan........................................................................ 45
C. Struktur Organisasi dan Job Description ................................................ 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 51
x
1. Deskriptif Responden.............................................................................. 51
2. Hasil Pengujian Kualitas Data ................................................................ 54
3. Hasil Pengujian Hipotesis Data .............................................................. 58
B. Pembahasan............................................................................................. 73
1. Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance pada Perum Bulog
Divre SulSelBar ...................................................................................... 73
2. Pengaruh Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate
Governance ............................................................................................. 75
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 77
A. Simpulan ................................................................................................. 77
B. Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pikir ..................................................................................... 31
Gambar 2 Struktur Organisasi pada Perum Bulog Divre Sulselbar ..................... 46
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Klasifikasi Champion Mengenai Good Corporate Governance.............. 38
Tabel 2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 52
Tabel 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ................................................ 53
Tabel 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................................. 54
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Audit Internal (X)...................................................... 55
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance (Y) ............................. 56
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Audit Internal ....................................................... 57
Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Good Corporate Governance ................................ 58
Tabel 9 Hasil Pengujian Transparansi................................................................... 59
Tabel 10 Hasil Pengujian Kemandirian ............................................................... 61
Tabel 11 Hasil Pengujian Akuntabilitas ................................................................ 63
Tabel 12 Hasil Pengujian Pertanggungjawaban .................................................... 65
Tabel 13 Hasil Pengujian Keadilan ....................................................................... 67
Tabel 14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Good Corporate
Governance ............................................................................................ 69
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Sederhana .......................................................... 71
Tabel 16 Hasil Uji t .............................................................................................. 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Biodata
2. Kuesioner
3. Tabulasi Hasil Kuesioner
4. Hasil SPSS
5. Hasil Regresi
6. Tabel Nilai r Product Moment
7. Tabel Nilai t
8. Surat Keterangan
9. Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya globalisasi perekonomian dunia bisnis saat ini
telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini memicu para
pelaku bisnis dan ekonomi melakukan berbagai tindakan untuk dapat bertahan di
dunia bisnis. Tentu saja tidak cukup dengan bertahan saja di dunia bisnis,
perusahaan juga harus dapat mengungguli para pesaing – pesaingnya, karena
semakin maraknya pesaing maka semakin besar ancaman perusahaan.
Seiring berkembangnya suatu perusahaan maka masalah yang dihadapi juga
semakin kompleks. Semakin kompleksnya masalah yang dihadapi dapat memberi
peluang besar untuk terjadinya berbagai penyimpangan. Hal ini dapat terjadi bagi
semua perusahaan tidak terkecuali pada perusahaan BUMN. Praktik – praktik
yang dapat membahayakan perusahaan seperti kontrol internal yang lemah, audit
yang buruk, kurangnya disclosure yang seimbang dan yang terpenting praktik –
praktik perusahaan yang tercela sering tumpang-tindih dengan masalah korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN) menandakan tata kelola perusahaan yang tidak
terlaksana dengan baik dan perusahaan tersebut dapat mengalami
kebangkrutan.(Stefanie 2014:1)
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan BUMN untuk meningkatkan
kesadaran akan perlunya mewujudkan Good Corporate Governance (GCG).
Menurut Sutedi (2012:v) Good Corporate Governance merupakan suatu
proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan
2
keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan. Pada prinsipnya Corporate
Governance menyangkut kepentingan para pemegang saham, perlakuan yang
sama terhadap para pemegang saham, peranan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dalam corporate governance, transparansi, dan penjelasan, serta
peranan direksi, pemegang saham, komisaris, Dewan Komisaris, dan Komite
Audit.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didalam sistem perekonomian
Indonesia memegang peranan yang cukup penting. Dilihat dari segala
perkembangannya BUMN telah memberikan andil yang tidak kecil, baik dalam
menopang keuangan negara maupun dalam melayani peningkatan kesejahteraan
rakyat Indonesia. BUMN sampai dengan saat ini masih merupakan pelaku utama
dalam perekonomian nasional. Hampir setiap warga negara membutuhkan
produksi dari BUMN, dengan keanekaragaman sektor usaha yang dimilikinya.
Dalam rangka mengamankan aset dan menyehatkan pengelolaan BUMN
penerapan Good Corporate Governance merupakan alternatif penting yang
diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah inkosistensi akibat benturan
kepentingan antara pihak – pihak yang terkait.(Zarkasyi 2008:2)
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002
mengeluarkan pernyataan mengenai penerapan praktik Corporate Governance
pada BUMN yang diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Negara BUMN No:
PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Peraturan ini
merumuskan pengertian corporate governance sebagai prinsip-prinsip yang
3
mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan etika perusahaan. Good Corporate
Governance adalah suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Oleh karena itu, sangat logis bila diperlukan sebuah aturan dan ketentuan –
ketentuan dalam rangka mendorong penerapan Good Corporate Governance di
BUMN.
Audit internal dikatakan sebagai salah satu yang diharapkan dapat
mendukung terwujudnya good corporate governance. Dalam suatu perusahaan
audit internal berperan memberikan kontribusi bagi aktivitas perusahaan itu
sendiri. Sesuai peran audit internal sebagai pemberi jaminan (assurance) dan
layanan konsultasi, audit internal membantu direksi dalam mengawasi
pengelolaan perusahaan. Audit internal dilakukan untuk memastikan bahwa resiko
bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal
yang efektif. Pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh
anggota perusahaan maupun oleh auditor internal atau Satuan Pengawasan
Internal (SPI). Dalam Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal dikatakan
bahwa fungsi audit internal (satuan pengendalian internal) yang efektif mampu
menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses corporate
governance, pengelolaan resiko dan pengendalian.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh McKinsey & Company tentang isu
lemahnya praktik Good Corporate Governance yang terjadi di BUMN, yang
melibatkan investor di Asia, Eropa, dan Amerika terhadap lima negara di Asia.
4
Ditemukan bahwa, Indonesia menduduki posisi paling terakhir dalam pelaksanaan
Good Corporate Governance. Survey lain yang dilakukan oleh Political and
Economic Risk Consultancy (PERC) menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Lembaga yang bermarkas di Hongkong ini setiap tahun menerbitkan hasil
penelitiannya mengenai skor peringkat corporate governance di Asia.
Berdasarkan survei PERC, Indonesia menempati posisi tiga terbawah negara Asia
dalam menerapkan corporate governance di Asia. Pengelolaan perusahaan di
Indonesia lebih buruk dari negara Asia Tenggara Lainnya, seperti Singapura,
Malaysia, Filiphina dan Thailand. Peringkat tersebut tentu sangat tidak
menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya menurut PERC, buruknya corporate
governance mengancam kelangsungan investasi yang akan masuk di Indonesia.
(Sutedi 2012:65)
Perum Bulog Divre Sulselbar merupakan salah satu perusahaan umum
milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup
bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan
hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan
dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengembang tugas publik dari
pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga pembelian untuk gabah,
stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
Dengan latar belakang demikian, tentu saja perusahaan ini memiliki banyak
pihak – pihak yang berkepentingan didalamnya. Oleh karena itu diperlukan
mewujudkan good corporate governance yang memadai pada Perum Bulog Divre
5
Sulselbar dengan peranan audit internal didalamnya yang dapat membantu
meningkatkan kinerja perusahaan, mencegah kecurangan, penyajian laporan
keuangan yang dapat diandalkan dan khususnya mendorong keberhasilan
penerapan good corporate governance.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan
Good Corporate Governance pada Perum Bulog Divre SulSelBar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance pada Perum
Bulog Divre SulSelBar?
2. Bagaimana Pengaruh Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good
Corporate Governance pada Perum Bulog Divre SulSelBar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prinsip Good Corporate
Governance pada Perum Bulog Divre SulSelBar.
2. Untuk mengetahui bagaimana audit internal berpengaruh dalam upaya
mewujudkan Good Corporate Governance pada Perum Bulog Divre
SulSelBar.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan untuk memperkaya konsep atau teori tentang audit internal
dan good corporate governance.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan penulis tentang peran audit internal dan
good corporate governance.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan berupa saran dalam
peningkatan kualitas peranan audit internal sejalan dengan
pelaksanaan good corporate governance.
c. Bagi pembaca dan pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan panduan dalam penelitian-penelitian di masa yang akan datang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal
Audit Internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya
memfokuskan diri pada masalah – masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang
memilik orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada
awalnya, audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi audit eksternal,
dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka – angka keuangan.
Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang
berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.
1. Definisi Audit Internal
Audit internal dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian
dalam suatu perusahaan menyeluruh, yang bertujuan membantu semua tingkatan
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara menyeluruh.
Definisi audit Internal menurut Institute of Internal Auditor’s (IIA) dalam
Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing (SPPIA) pada buku
Internal auditing (2008:23) adalah : “ Audit Internal adalah fungsi penilaian
independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi
aktivitas – aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan”
Menurut Sawyer’s (2008:25) mendefinisikan audit internal sebagai berikut:
“Audit internal adalah sebuah penilaian sistematis dan objektif yang dilakukan
auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
8
untuk menentukan apakah: 1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan
dapat diandalkan; 2) risiko yang dihadapi oleh perusahaan telah diidentifikasi dan
diminimalisi; 3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang
bisa diterima telah diikuti; 4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5)
sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan 6) tujuan organisasi
telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan
dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawab secara efektif. Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa
audit internal tidak hanya mencakup peran dan tujuan audit internal saja tetapi
juga berbicara tentang tanggung jawab.”
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa audit internal
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan dan
sasaran suatu organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan suatu nilai
tambah (value added) dalam rangka meningkatkan kualitas dan aktifitas
operasional organisasi tersebut. Audit internal juga mencakup kegiatan pemberian
konsultasi kepada pihak manajemen sehubungan dengan masalah yang
dihadapinya. Konsultasi ini diberikan sesuai hasil temuan dan analisis yang
dilakukan atas berbagai aktivitas operasional secara independen dan objektif
dalam bentuk hasil temuan dan rekomendasi atau saran yang ditujukan untuk
keperluan organisasi. (Putra 2014:9)
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal
Menurut Tugiman (2003:99) tujuan audit internal adalah membantu para
anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara
9
efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis,
penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan
yang sedang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha
mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar. Anggota
organisasi yang dibantu dengan adanya audit internal mencakup seluruh tingkatan
manajemen dan dewan.
Menurut Tugiman (2003:99) ruang lingkup pemeriksaan audit internal
menilai keefektivan sistem pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap
kelengkapan dan keefektivan sistem pengendalian internal yang dimiliki
organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
3. Peran Audit Internal
Auditor internal disebut “internal” karena mereka bekerja pada satu entitas
dan melaporkan hasi pekerjaannya kepada manajemen atau (idealnya) kepada
komite audit entitas atau dewan komisaris. Mereka biasanya tidak diminta untuk
menyampaikan laporan kepada publik atau pihak diluar entitas. Tetapi, fungsi
audit internal berbeda secara luas dalam bagaimana mereka dikelola dan
ditugaskan. Beberapa entitas memiliki fungsi audit internal yang ditugaskan
secara penuh “didalam rumah” sementara yang lain “didatangkan dari luar”.
Ketika organisasi mendatangkan audit internalnya dari luar, entitas biasanya
menyewa kantor akuntan publik untuk memberi jasa audit internal sejalan dengan
auditor internal dari entitas, dan hal ini telah menjadi sumber yang signifikan atas
pendapatan dari banyak kantor akuntan besar. Idealnya suatu entitas akan
memiliki direktur audit (chief audit executive-CAE), yang perannya adalah untuk
10
mengawasi fungsi audit internal dan untuk membantu mengkoordinasikan
pekerjaan auditor internal dan eksternal. Namun peraturan SEC melarang kantor
akuntan publik untuk memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan
keuangan yang merupakan perusahaan publik.
Peran yang dimainkan oleh auditor internal pada buku Auditing &
Assurance Service a Systematic Approach, Edisi 4 (2005:515) dibagi menjadi dua
kategori utama yaitu jasa assurance dan jasa konsultasi, yaitu :
1. Jasa assurance melibatkan penilaian objektif auditor internal atas bukti
untuk memberikan pendapat independen atau kesimpulan mengenai suatu
proses,sistem atau subjek rmasalah lain. Jenis dan lingkup perikatan
assurance ditentukan oleh auditor internal. Secara umum terdapat tiga pihak
yang terlibat dalam jasa assurance: (1) orang atau kelompok orang secara
langsung terlibat dengan proses, sistem atau subjek masalah lain – pemilik
proses, (2) orang atau kelompok orang yang membuat penentuan-auditor
internal, dan (3) orang atau kelompok orang yang menggunakan penentuan
tersebut-pengguna.
2. Jasa konsultasi berbentuk pemberian saran, dan umumnya dilakukan atas
permintaan khusus dari klien perikatan. Jenis dan lingkup perikatan
konsultasi pada umumnya melibatkan dua pihak: (1) orang atau kelompok
yang menwarkan saran-auditor internal, dan (2) orang atau kelompok yang
mencari dan menerima saran-klien perikatan. Ketika melaksanakan jasa
kosultasi, auditor internal harus menjaga objektivitasnya dan tidak
memegang tanggung jawab manajemen.
11
4. Kode Etik Internal
Bagi profesi audit internal, kode merupakan hal yang sangat penting dan
diperlukan dalam melaksanakan tugas profesional terutama yang menyangkut
masalah manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola.
Kode etik menurut Institute of Internal Auditor’s (IIA) dan dikutip pada
buku Auditing & Assurance Service a Systematic Approach, Edisi 4 (2005:518)
menjelaskan empat prinsip utama yang harus dijaga oleh audit internal, yaitu :
1. Integritas
Integritas auditor internal membentuk kepercayaan dan oleh karenanya
memberikan dasar untuk keandalan terhadap pertimbangan mereka.
2. Objektivitas
Audit internal menunjukkan tingkat objektivitas profesional tertinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi mengenai
aktivitas atau proses yang akan diperiksa. Audit internal membuat penilaian
yang seimbang atas seluruh kondisi relevan dan tidak berlebihan
dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya atau oleh pihak – pihak lain dalam
membentuk pertimbangannya.
3. Kerahasiaan
Audit internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang
diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otoritas yang
memadai kecuali jika terdapat kewajiban hukum atau profesional untuk
melakukannya.
12
4. Kompetensi
Audit internal menerapkan pengetahun, keahlian, dan pengalaman yang
diperlukan dalam kinerja jasa audit internal.
5. Fungsi Audit Internal
Fungsi Audit Internal yang dikutip dari Mulyadi (1997:202) merupakan
kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan
dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk
memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.
Dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar –
komentar penting terhadap kegiatan manajemen, audit internal menyediakan jasa
tersebut. Audit internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan,
sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan – catatan akuntansi.
6. Standar Profesional Audit Internal
Menurut Tugiman (2003:16) standar profesional audit internal terbagi atas
lima, diantaranya :
1. Independensi
2. Kemampuan Profesional
3. Lingkup Kerja
4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
5. Manajemen Bagian Audit Internal
Adapun penjelasan dari kelima standar profesional audit profesional
tersebut adalah sebagai berikut :
13
1. Independensi
a. Mandiri
Audit internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang
diperiksa. Audit inernal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan
pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian audit internal
sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak
memihak (netral). Hal ini hanya dapat diperoleh melalui status
organisasi dan sikap objektif dari para audit internal. Status organisasi
audit internal harus dapat memberikan keleluasaan bagi audit internal
dalam menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan secara maksimal.
b. Dukungan moral manajemen senior dan dewan
Audit internal haruslah memperoleh dukungan moral secara penuh
dari segenap jajaran manajemen senior dan dewan (dewan direksi dan
komite audit) agar dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas
dari berbagai campur tangan pihak lain. Pimpinan audit internal harus
bertanggung jawab untuk mewujudkan kemandirian pemeriksaan.
Koordinasi yang teratur antara pimpinan audit internal dengan dewan
direksi dan komite audit akan membantu terjaminnya kemandirian dan
juga merupakan sarana bagi semua pihak untuk dapat saling
memberikan informasi demi kepentingan organisasi secara
keseluruhan. Kehadiran pimpinan audit internal dalam rapat dewan
juga akan melengkapi pertukaran informasi berkaitan dengan rencana
dan kegiatan audit internal. Pimpinan audit internal harus bertemu
14
langsung dengan dewan secara periodik, paling tidak setiap tiga bulan
sekali.
2. Kemampuan Profesional
a. Pengetahuan dan kemampuan
Kemampuan profesional wajib dimiliki oleh audit internal. Dalam
setiap pemeriksaan, pimpinan audit internal haruslah menugaskan
orang-orang yang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki
pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti
akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik,
perpajakan, dan hukum yang memang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan secara tepat dan pantas.
b. Pengawasan
Pimpinan audit internal bertanggung jawab dalam melakukan
pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan yang dilakukan
oleh para stafnya. Pengawasan yang dilakukan sifatnya berkelanjutan,
yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan
hasil pemeriksaan yang dilakukan. Pengawasan yang dimaksud
mencakup :
1) Memberikan instruksi kepada para staf audit internal pada awal
pemeriksaan dan menyetujui program-program pemeriksaan.
2) Melihat apakah program pemeriksaan yang telah disetujui
dilaksanakan, kecuali bila terdapat penyimpangan yang
dibenarkan atau disalahkan.
15
3) Menentukan apakah kertas kerja pemeriksaan telah cukup untuk
mendukung temuan pemeriksaan, kesimpulan-kesimpulan, dan
laporan hasil pemeriksaan.
4) Meyakinkan apakah laporan pemeriksaan tersebut akurat,
objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu.
5) Menentukan apakah tujuan pemeriksaan telah dicapai.
c. Kecakapan berkomunikasi
Audit internal harus memiliki kemampuan berkomunikasi untuk
menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif. Audit
internal dituntut untuk dapat memahami hubungan antar manusia dan
mengembangkan hubungan yang baik dengan audit. Audit internal
juga harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, baik secara
lisan maupun tulisan, sehingga audit internal dapat dengan jelas dan
efektif menyampaikan berbagai hal, seperti tujuan pemeriksaan,
evaluasi, kesimpulan, dan juga dalam hal memberikan rekomendasi
(saran-saran perbaikan).
d. Pendidikan berkelanjutan
Audit internal harus meningkatkan kemampuan tekniknya melalui
pendidikan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan keahliannya. Audit internal harus berusaha memperoleh
informasi mengenai kemajuan dan perkembangan baru dalam standar,
prosedur, dan teknik-teknik audit.
16
e. Mewaspadai kemungkinan terjadinya pelanggaran
Audit internal harus dapat bekerja secara teliti dalam melaksanakan
pemeriksaan. Audit internal harus mewaspadai berbagai kemungkinan
terjadinya pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja, kesalahan,
kelalaian, ketidakefektifan, pemborosan (ketidakefesienan), dan
konflik kepentingan.
f. Merekomendasikan perbaikan
Audit internal harus dapat mengidentifikasi pengendalian intern yang
lemah dan merekomendasikan perbaikan terhadap pengendalian intern
yang lemah tersebut untuk menciptakan kesesuaian dengan berbagai
prosedur dan praktek yang sehat guna mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Pengujian dan evaluasi
Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi
terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian inernal yang
dimiliki oleh organisasi. Tujuan peninjauan terhadap kecukupan dan
keefektifan suatu sistem pengendalian inernal ini adalah untuk
menentukan apakah sistem yang telah ditetapkan dapat memberikan
kepastian yang layak bahwa tujuan dan sasaran organisasi dapat
tercapai secara efisen, ekonomis, serta untuk memastikan apakah
sistem tersebut telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
17
b. Keandalan informasi
Auditor internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan
menentukan apakah berbagai catatan, laporan finansial dan laporan
operasional perusahaan mengandung informasi yang akurat, dapat
dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna.
c. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan
perundang-undangan
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem, yang dibuat
dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti
kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan.
Audit internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem
tersebut telah cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang
diperiksa telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
d. Perlindungan harta
Audit internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan
untuk melindungi harta perusahaan terhadap berbagai jenis kerugian,
seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, dan kegiatan yang
ilegal. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aktiva, audit internal
harus menggunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
e. Penggunaan sumber daya
Audit internal harus dapat memastikan keekonomisan dan keefesienan
penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Audit
internal bertanggung jawab untuk :
18
1) Telah menetapkan suatu standar operasional untuk mengukur
keekonomisan dan efesiensi
2) Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi
3) Berbagai penyimpangan dari standar operasional telah
diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai
pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan
perbaikan.
4) Tindakan korektif telah dilakukan
f. Pencapaian tujuan
Audit internal harus menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk
menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dan apakah pekerjaan, operasi atau
program tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
a. Perencanaan kegiatan pemeriksaan
Audit internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan
pemeriksaan dengan meliputi :
1) Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan
2) Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa
3) Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan
4) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu
19
5) Melakukan survei secara tepat untuk lebih mengenali bidang
atau area yang akan diperiksa
6) Penetapan program pemeriksaan
7) Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil
pemeriksaan disampaikan
8) Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaan
b. Pengujian dan pengevaluasian
Audit internal harus melakukan pengujian dan pengevaluasian
terhadap semua informasi yang ada guna memastikan ketepatan dari
informasi tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan.
Berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan
tujuan pemeriksaan dan lingkup kerja haruslah dikumpulkan.
Informasi yang dikumpulkan haruslah kompeten, mencukupi, relevan,
dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan
pemeriksaan dan rekomendasi.
c. Penyampaian hasil pemeriksaan
Audit internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang
dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah objektif, jelas, singkat,
konstruktif dan tepat waktu. Objektif adalah laporan yang faktual,
tidak berpihak, dan terbebas dari distorsi. Laporan yang jelas adalah
laporan yang mudah dimengerti dan logis. Laporan yang singkat
adalah laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok
permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak
20
diperlukan. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan
isi dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan organisasi
serta menghasilkan berbagai perbaikan yang diperlukan. Laporan yang
tepat waktu adalah laporan yang pemberitaanya tidak ditunda dan
mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan yang
koreksi dan efektif. Audit internal juga harus langsung melaporkan
hasil pemeriksaannya kepada pimpinan dan karyawan lain apabila
membutuhkan.
d. Tindak lanjut pemeriksaan
Audit internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan
tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah
dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan. Tindak
lanjut audit internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk
menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai
temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
5. Manajemen bagian audit internal
a. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab
Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tentang tujuan,
kewenangan dan tanggung jawab untuk bagian audit internal.
Pimpinan audit internal bertanggung jawab untuk memperoleh
persetujan dari manajemen senior dan dewan terhadap dokumen
tertulis yang formal untuk bagian audit internal.
21
b. Perencanaan
Pimpinan audit harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung
jawab bagian audit internal. Rencana ini harus sejalan dengan
anggaran dasar organisasi, bagian audit internal dan bagian dari
berbagai sasaran organisasi.
c. Berbagai kebijaksanaan dan profesional
Pimpinan audit harus membuat berbagai kebijaksanaan dan prosedur
secara tertulis sebagai pedoman bagi staf pemeriksa.
B. Good Corporate Governance
Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur
yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal,
Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha
dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
1. Pengertian Good Corporate Governance
Menurut Cadbury pada buku Good Corporate Governance (2012:1) bahwa
“Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan
perusahaan”.
Menurut Center for European Policy Study (CEPS) pada buku Good
Corporate Governance (2012:1) menformulasikan Good Corporate Governance
adalah “seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses dan
22
pengendalian baik yang ada maupun diluar manajemen perusahaan. Dengan
catatan bahwa hak disini adalah hak dari seluruh stakeholders dan bukan hanya
terbatas kepada satu stakeholders saja”.
Menurut Zarkasyi (2008:36) Good Corporate Governance pada dasarnya
merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara berbagai berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham,
dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Adapun menurut Noensi seorang pakar GCG dari Indo Consult pada buku
Good Corporate Governance (2012:1) mendefinisikan Good Corporate
Governance adalah “menjalankan dan mengembangkan perusahaan dengan
bersih, patut pada hukum yang berlaku dan peduli terhadap lingkungan yang
dilandasi nilai – nilai sosial budaya tinggi.”
Pengaturan dan Pengimplementasian good corporate governance
memerlukan komitmen dari seluruh jajaran organisasi dan dimulai dengan
penetapan kebijakan dasar serta tata tertib yang harus dianut oleh top manajemen
dan penerapan kode etik yang dipatuhi oleh semua pihak yang ada didalamnya.
Dalam mewujudkan good corporate governance, perusahaan memerlukan peran
audit internal yang bertugas meneliti, mengevaluasi suatu sistem akuntansi, serta
menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan. Audit internal merupakan
profesi yang menunjang untuk mewujudkan good corporate governance, yang
pada saat ini telah berkembang menjadi komponen yang utama dalam
23
meningkatkan perusahaan secara efektif dan efisien (Cahyaningsih&Venti 2011
yang dikutip dari skripsi Putra 2014:22).
2. Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2012:126) ada beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan dalam good corporate governance, yaitu sebagai berikut :
1. Transparansi (Transparancy)
Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada
stakeholders harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan
transparan. Hak – hak para pemegang saham yang harus diberi informasi
dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan dapat ikut
berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan –
perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian
dari keuntungan perusahaan.
2. Kemandirian (Indepedency)
Kemandirian yang dimaksudkan adalah suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Untuk melancarkan pelaksanaan asas good corporate governance,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain.
24
3. Akuntabilitas (Accountability)
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan
balance of power manager, pemegang saham, dewan komisaris, dan auditor.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan
pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat.
4. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum
dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepentingan
dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat
dari aspek keuangan. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa
tanggung jawab merupakan konsekuensi yang logis dari adanya wewenang,
menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari
penyalahgunaan kekuasaan, menjadi profesional dan menjunjung etika,
memelihara lingkungan bisnis yang sehat.
5. Keadilan (Fairness)
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan
informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan
perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading). Prinsip ini
diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang
melindungi kepentingan minoritas.
25
3. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2012:125) tujuan good corporate governance ini adalah
untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Sedangkan manfaatnya antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang baik.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada
akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders.
4. Pedoman Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2012:72) mengingat pentingnya permasalahan Good
Corporate Governance bagi Indonesia, pada tanggal 19 Agustus 1999, di
Indonesia telah berdiri lembaga non pemerintah yaitu Komite Nasional bagi
Pengelolaan Perusahaan yang Baik. Tugas Komite adalah merumuskan dan
merekomendasikan kebijakan nasional mengenai pengelolaan perusahaan yang
baik bagi dunia usaha Indonesia. Selain itu komite diharapkan juga membuat
spesifikasi bagi perbaikan hukum dan peraturan perundang-undangan sejalan
dengan penerapan pedoman bagi pengelolaan yang baik, dan membuat rumusan
tentang struktur institusi yang mendukung pelaksanaan Pedoman bagi
Pengelolaan Perusahaan yang Baik.
26
Komite Nasional Kebijaksanaan Corporate Governance akhirnya berhasil
menetapkan pedoman Good Corporate Governance (GCG) setelah melakukan
pembahasan dengan melibatkan masyarakat luas melalui lokakarya. Pedoman
(code) yang telah dikeluarkan pada tanggal 29 November 2000 sudah resmi
ditetapkan sebagai pedoman, penyusunan pedoman tersebut sesuai dengan
Keputusan Menko Perekonomian No. 31/M.Ekuin/06/2000. Komite ini juga akan
merekomendasikan perbaikan perangkat hukum yang diperlukan untuk
menunjang implementasi code tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan perubahan atas Undang – Undang tentang Perseroan Terbatas
untuk mengakomodasi prinsip – prinsip Good Corporate Governance.
2. Melakukan perubahan atas Undang – Undang tentang pendaftaran
Perusahaan untuk memastikan pelaksanaan keterbukaan terhadap informasi
perusahaan.
3. Memperbaiki dan meningkatkan standar – standar akunting, termasuk aturan
– aturan tentang pembentukan Komite Audit dan Pejabat Kepatuhan
(Compliance Officers).
4. Memperbaiki dan meningkatkan aturan – aturan yang berkaitan dengan
keterbukaan, memperbaiki dan meningkatkan atauran – aturan pada pasar
modal, termasuk mendukung terbentuknya Financial Supervisory Agency
yang baru, sebagian bagian dari undang – undang tentang Central Bank
yang baru.
5. Memperbaiki dan meningkatkan aturan – aturan dalam Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas.
27
6. Memperbaiki dan meningkatkan aturan – aturan pada sektor perbankan.
7. Membentuk sebuah lembaga pendiidkan untuk direktur – direktur dalam
memberikan pelatihan dan serifikasi bagi direktur – direktur.
Disamping itu, Komite juga akan membentuk badan baik ad-hoc maupun
tetap yang menunjang implementasi code tersebut di Indonesia. Adapun untuk
mengembangkan kerangka kerja dalam pelaksanaan Pedoman bagi Pengelolaan
Perusahaan yang Baik, Komite telah melaksanakan beberapa usaha – usaha antara
lain sebagai berikut.
1. Pedoman bagi Pengelolaan Perusahaan yang Baik telah diajukan kepada
pemerintah sebagai inisiatif dari sektor swasta untuk dipergunakan sebagai
acuan dan referensi dalam mengatur berbagai macam sektor – sektor swasta,
profesi – profesi penunjang dan bahan pelatihan bagi manajer.
2. Pedoman bagi Pengelolaan Perusahaan yang Baik akan diterapkan seperti
halnya standar dalam industri (contohnya ISO 9000). Sebagai tambahan,
para pembuat peraturan akan mengambil bagian – bagian penerapan
peraturan – peraturan sektoral.
3. Lembaga pemeringkat independen akan melakukan pemeringkat kepatuhan
perusahaan sebagai bagian dari mekanisme pengontrolan oleh publik.
5. Penilaian Mandiri (Self Assesment) Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2012:74) setelah Komite Nasional Kebikan GCG berhasil
menyusun Pedoman Good Corporate Governance (Code of Corporate
Governance Best Practices), sudah saatnya kini diciptakan sesuatu alat untuk
mengukur penerapan GCG suatu perusahaan.
28
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang terdiri atas 10
asosiasi bisnis dan profesi terkemuka di Indonesia, bekerja sama dengan Asian
Development Bank (ADB) dan Pricewaterhouse Coopers telah mengembangkan
suatu Penialian Mandiri (Self Assessment) sebagai alat untuk membantu
perusahaan – perusahaan di Indonesia menilai sejauh mana pelaksanaan
Corporate Governance-nya. Penilaian mandiri berbentuk kuesioner tersebut
dinamakan Corporate Governance Self Assessment Checklist dan telah dicetak
dalam bentuk booklet. Alat tersebut berbentuk kuesioner yang dapat diisi oleh
perusahaan. Selanjutnya, perusahaan tersebut memberikan penilaian atas skor
secara objektif terhadap jawabannya. Melalui kuesioner tersebut, perusahaan
dapat melakukan penilaian mandiri pada beberapa bidang GCG.
Ada beberapa hal yang dijadikan pembobotan dalam penilaian mandiri
antara lain hak dari pemegang saham, kebijakan GCG, praktik GCG,
Pengungkapan (disclosure), dan fungsi audit. Dengan mengetahui beberapa skor
yang diperoleh dari kuesioner tersebut, perusahaan bersangkutan dapat
mengetahui berapa besar keterbukaan, akuntabilitas, keadilan dan
pertanggungjawaban dari perusahaan tersebut. Dalam kuesioner FCGI tersebut,
pembobotan dilakukan pada 5 bidang, yaitu :
1. Hak –hak Pemegang Saham (20%)
2. Kebijakan Corporate Governance (15%),
3. Praktik – Praktik Corporate Governance (30%),
4. Pengungkapan (disclosure) (20%), dan
5. Fungsi Audit (15%).
29
C. Kaitan Audit Internal dengan Good Corporate Governance
Menurut Ali (2006:346) Para audit internal sesungguhnya turut memainkan
peranan penting dalam kerangka penegakan corporate governance sehingga
direksi harus memandangnya sebagai unsur penting yang memberikan masukan –
masukan kritis terhadap langkah – langkah yang ditempuh direksi. Masukan –
masukan itu dapat digunakan direksi dalam menilai kebenaran informasi yang
disampaikan oleh para senior manager.
Selanjutnya direksi dapat melakukan langkah yang diperlukan untuk
mempermulus jalannya proses auditing tersebut agar mencapai hasil guna yang
maksimal, diantaranya :
1. Memberikan pengakuan dan mengkomunikasikannya dengan seluruh
jajaran manajemen dalam perusahaan perihal pentingnya proses auditing
tersebut.
2. Memanfaatkan sebaik-baiknya masukan yang diberikan auditor secara
efektif pada waktu yang tepat.
3. Memastikan terdapatnya kebebasan bagi pimpinan auditor dalam
menyampaikan laporannya kepada direksi, maupun kepada audit comitte.
4. Pada waktu yang tepat mengambil langkah – langkah koreksi yang
diperlukan atas semua permasalahan manajemen yang disampaikan oleh
auditor.
Menurut Zarkasyi (2008:14) disisi lain peranan audit internal dalam
penerapan Good Corporate Governance menunjukkan tingkat kepentingan yang
tinggi. Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal Indonesia (KOPAI) yang
30
terdiri atas The Institute of Internal Auditors (IIA) – Indonesia Chapter; Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA); Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor
(DS-QIA) dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) berkeyakinan
bahwa fungsi audit internal yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting
dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan resiko, dan
pengendalian. Audit internal merupakan dukungan penting bagi Komisaris,
Komite Audit, Direksi dan Manajemen Senior dalam membentuk fondasi bagi
pengembangan corporate governance.
D. Kerangka Pikir
Secara umum, good corporate governance merupakan serangkaian
hubungan antara manajemen perusahaan, para pemegang saham dan stakeholders
lainnya. Penerapan prinsip-prinsip dasar good corporate governance pada
dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
perusahaan. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah transparansi, independensi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran. Audit internal didalam suatu
perusahaan berperan sebagai pengawas dan konsultan atas pengendalian internal.
Audit internal dikatakan sebagai salah satu kunci terlaksananya Good Corporate
Governance dengan menunjang praktik prinsip-prinsip dalam Good Corporate
Governance serta audit internal berperan independen akan sangat membantu
penerapan Good Corporate Governance didalam sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian serta penjelasan diatas tentang latar belakang, tinjauan
pustaka dengan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya terhadap penelitian
ini, maka kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
GAMBAR 1 Kerangka Pikir
PERUM BULOG DIVRE
SULSELBAR
Pengaruh Audit Internal
( Variabel Independen (X) )
Penerapan Good Corporate Governance
( Variabel Dependen (Y) )
Transparancy Indepedency Accountability Responsibility Fairness
E. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan kerangka pikir tersebut, maka penulis dapat
merumuskan hipotesis, yaitu :
H : Diduga Perum Bulog Divre Sulselbar telah menerapkan dengan baik
prinsip – prinsip Good Corporate Governance
H1 : Diduga Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap good
corporate governance pada Perum Bulog Divre Sulselbar
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan BUMN yaitu Perum Bulog
Divre SulSelBar yang berlokasi di JL A.P Pettarani dan waktu penelitian kurang
lebih selama 2 bulan yakni Maret – April 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah :
1. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu cara pengumpulan data yang
langsung pada objek penelitian yaitu:
a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan dengan objek
penelitian.
b. Kuesioner, yaitu suatu pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan – pertanyaan kepada responden
dengan harapan memberikan atas daftar pertanyaan tersebut.
2. Studi kepustakaan (library study) yaitu pengumpulan data dengan cara
mengkaji berbagai bahan referensi dan laporan penelitian yang dianggap
relevan untuk mendapatkan landasan teoritis.
C. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
34
1. Data primer merupakan data aktual yang berasal dari tempat kejadian atau
perusahaan yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan respon
tertulis dari karyawan perum bulog divre sulselbar sebagai responden yang
menjadi sampel penelitian melalui kuesioner yang diberikan.
2. Data sekunder merupakan data yang telah ada dan peneliti tidak perlu untuk
mengumpulkannya. Misalnya melalui web, skripsi, dokumentasi dan
seterusnya.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota – anggota di unit kerja
yang berhubungan dengan audit internal dan good corporate governance yaitu
Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Minku.Populasi dari penelitian ini sebanyak
30 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian, dengan kata
lain metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sensus.
E. Definisi Operasional
Berdasarkan judul penelitian yang diambil penulis maka pengelompokkan
variabel – variabel yang mencakup dalam judul tersebut terbagi atas dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah auditor internal. Auditor
internal merupakan suatu fungsi penilai independen yang dibentuk dalam
suatu organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas
sebagai layanan kepada organisasi. Penilaian sistematis dan objektif
terhadap operasi dan pengendalian dalam organisasi dilakukan secara
35
langsung atau oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI). Auditor internal yang
memadai mampu meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan
resiko dan pengendalian.
Terdapat enam indikator audit internal yang memadai yaitu independensi,
kemampuan profesional, program audit internal, pelaksanaan audit internal,
laporan audit yang dihasilkan dan tindak lanjut atas laporan hasil audit
internal. Daftar pertanyaan kuesioner diadopsi dari penelitian Nadhirah
(2014) pada Perusahaan yang ada di Wilayah Makassar dan Stefanie (2014)
pada PT Pelabuhan Indonesia IV Persero.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah good corporate governance
(GCG). GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Penerapan good corporate
governance dimaksudkan untuk dapat membantu BUMN meningkatkan
nilai perusahaan dimata masyarakat dan stakeholders.
Terdapat lima indikator good corporate governance yang merupakan
prinsip – prinsip good corporate governance itu sendiri yaitu transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran. Daftar
pertanyaan kuesioner diadopsi dari penelitian Michika Stefanie (2014) pada
PT Pelabuhan Indonesia IV Persero.
36
Operasional Variabel tersebut diukur menggunakan instrumen penelitian
bentuk kuesioner yang memenuhi tipe skala Likert. Skor yang telah ditentukan
dalam bentuk skala likert yaitu 1 sampai 5. Angka 1 menunjukkan Sangat Tidak
Setuju (STS), angka 2 menunjukkan Tidak Setuju (TS), angka 3 menunjukkan
Netral (N), angka 4 menunjukkan Setuju (S) dan angka 5 menunjukkan Sangat
Setuju (SS).
F. Metode Analisis Data
Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kuantitatif.
Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif dan hipotesis asosiatif . Penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini
terdapat rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri yaitu variabel yang berdiri sendiri. Peneliti juga
menggunakan penelitian asosiatif karena dalam penelitian ini terdapat suatu
pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel.
Penelitian asosiatif ini menggunakan hubungan kausal yaitu hubungan yang
bersifat sebab akibat, dengan kata lain dalam penelitian ini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).
Pengujian kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validitas
dan realibilitas yaitu :
1. Uji Validitas
Uji validitas menurut Umar (2011:166) berguna untuk mengetahui apakah
ada pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti
karena dianggap tidak relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik,
37
yang dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan
secara statistik yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan
dengan skor total dengan menggunakan metode Product Moment Pearson
Correlation. Berikut ini adalah kriteria pengujian validitas:
a. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid
pada signifikansi 0,05 (5%).
b. Jika rhitung negatif dan rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Umar (2011:168) berguna untuk menetapkan
apakah instrumen yang dalam halini kuesioner dapat digunakan lebih dari
satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha (α), dimana suatu instrumen
dapat dinyatakan handal (reliable) bila α > 0,60.
Dalam Pengujian Hipotesis deskriptif dan asosiatif menggunakan :
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini tidak dirumuskan, maka yang dianalisis adalah rumusan
masalahnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Tabulasikan jawaban kuesioner
b. Kelompokkan jawaban kuesioner
c. Jumlahkan skor masing-masing kelompok jawaban kuesioner
d. Total skor secara keseluruhan
38
e. Bandingkan total skor setuju dengan sangat setuju dengan total skor
keseluruhan.
f. Buat kesimpulan mengenai hasil kuesioner.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛𝑋 100 %
Hasil perhitungan kuesioner sehubungan dengan analisis dapat
diklasifikasikan secara umum, yaitu: Kriteria penilaian dari hasil kuesioner
yang berkaitan dengan good corporate governance untuk menjawab
Bagaimana Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance pada Perum
Bulog Divre SulSelBar adalah sebagi berikut:
Tabel 1 Klasifikasi Champion Mengenai Good Corporate Governance
Presentase Skor Kategori Skor
0 – 25% Sangat Rendah / Tidak Baik
26-50% Rendah / Kurang Baik
51-75% Cukup Tinggi / Cukup Baik
76-100% Tinggi / Baik
2. Hipotesis Asosiatif
a. Analisis Regresi Sederhana
Hipotesis dalam penelitian ini adalah audit internal berpengaruh
mewujudkan good corporate governance sehingga model analisis data
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi sederhana
yaitu hubungan secara linear antara satu variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
39
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan.
Persamaan regresi sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel dependen yaitu Good Corporate Governance
X = Variabel independen yaitu Auditor Internal
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
b. Uji Parsial (uji t)
Uji hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan Uji
Parsial (Uji t) yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh audit internal sebagai variabel independen mewujudkan
good corporate governance sebagai variabel dependen.
Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel.
Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5%
dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah jumlah
responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah:
1) Jika thitung > ttabel (n-k) maka H1 diterima
2) Jika thitung < ttabel (n-k) maka H1 ditolak
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perum Bulog
Jika ditelusuri, sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga
pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan
sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk
menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh
daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang
berkembang.
Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret
1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda. Saat itu, untuk pertama kalinya
pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus
impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.
Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang
perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga pangan.
Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut Voeding
Middelen Fonds (VMF). Lembaga pangan ini banyak mengalami perubahan nama
maupun fungsi. Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:
Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah menjadi
gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978), kedelai (1977),
kacang tanah (1979), kacang hijau (1979), telur dan daging ayam pada Hari Raya,
41
Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga Beras yang berorientasi pada
operasi bufferstock dimulai tahun 1970.
Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih tetap
menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan ditunjang
dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur
organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978
dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi
kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah.
Penyempurnaan organisasi terus dilakukan. Melalui Keppres RI No.
50/1995 BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan
beras, gula, tepung terigu, kedelai, pakan, dan bahan pangan lainnya. Namun,
seiring dengan perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit
melalui Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya
mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang beberapa
bulan, sesuai LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya memonopoli beras saja.
Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998
tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras saja.
Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no. 29/2000 tanggal
26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan,
distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama
karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas
42
pokoknya melaksanakan tugas pemerintah bidang manajemen logistik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari
pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka
memperkuat ketahanan pangan nasional. Dalam rangka melaksanakan tugas dan
fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang
sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua
kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara maju
pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga keuangan internasional seperti IMF
dan World Bank.
Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog
harus berubah secara total. Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya
tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri. Pertama , perubahan
kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga
hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor
43
seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun
1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001
menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN selambat-
lambatnya Mei 2003. Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5
Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000
tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan
dihapusnya instansi vertikal. Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog
terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas
dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu
menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani
kepentingan publik secara memuaskan. Keempat , perubahan ekonomi global
yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang
mengharuskan penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff
barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh
pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan
perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih efisien,
transparan dan akuntabel.
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog
telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog maupun pihak
ekstern. Pertama , tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran
Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini
dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan
Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian
44
tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma Baru Bulog". Kedua
, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa
berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni LPND seperti
sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik Negara (BHMN),
Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar Bulog memilih Perum
sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu
fungsi publik dan komersial. Ketiga , kajian auditor internasional Arthur Andersen
pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional Bulog. Secara
khusus, Bulog disarankan agar menyempurnakan struktur organisasi, dan
memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga dapat
memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa mendatang.
Keempat , kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk
melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan merancang
kemungkinan penerapannya di Indonesia. Kelima , kajian konsultan internasional
Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang telah menyusun
perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog,
menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk
berubah menjadi lembaga Perum. Keenam , dukungan politik yang cukup kuat
dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog
dengan Komisi III DPR RI selama periode 2000-2002.
Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,
disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum.
Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang
45
dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian
gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan,
pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan
darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak
harga. Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada
masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha
yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi
ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya
sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin
terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang.
Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003
LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61
Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional
Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Terwujudnya perusahaan yang handal dalam pencapaian ketahanan pangan
nasional yang berkelanjutan.
2. Misi Perusahaan
a. Memenuhi kecukupan pangan pokok secara aman, bermutu, stabil dan
terjangkau.
46
b. Mewujudkan SDM profesional, jujur, amanah dan menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance dibidang pangan.
C. Struktur Organisasi dan Job Description
1. Struktur Organisasi
Gambar 2 Struktur Organisasi pada Perum Bulog Divre Sulselbar
47
2. Job Description
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan di Perum BULOG Divre Sulselbar secara garis besar :
a. Kepala Perum BULOG Divre
Bertanggung jawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang
bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan dalam
hal tertentu menyelenggaraan tugas – tugas tertentu yang diamanatkan
kantor pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan
masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok
lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di
wilayah regional kerjanya.
b. Kabid Pelayanan Publik
Bertanggung jawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi,
menetapkan, dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang
perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan, dan perawatan serta
penyaluran komoditi pangan.
1) Kasi Persediaan & Angkutan
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan penyebaran stock persediaan dan angkutan
2) Kasi Penyaluran
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan penyaluran beras raskin kepada titik
48
distribusi dan penyaluran beras kepada Golang serta pengelolaan
CBP.
3) Kasi Pengadaan
Melaksanakan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan
Gabah/Beras Dalam Negeri dan LN.
4) Kasi Perawatan dan Kualitas
Melaksanakan pengendalian kegiatan perawatan kualitas dan
pengolahan.
c. Kabid Administrasi & Keuangan (Minku)
Bertanggung jawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
menetapkan, dan mengendalikan kebijakan dan strategi dibidang sumber
daya manusia, organisasi, dan tatalaksana, hukum dan umum serta
merencanakan, dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan,
dan akuntansi.
1) Kasi Tata Usaha & Umum
Melaksanakan kegiatan pengendalian urusan kerumahtanggaan kantor
dan umum baik dilingkungan Divre dan Sub Divre.
2) Kasi SDM &Hukum
Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, kegiatan ortala,
hukum dan koordinasi baik dipihak intern dan eksternal.
3) Kasi keuangan
1. Merencanakan, melakasanakan, dan mengendalikan kegiatan
pengelolaan dan pengevaluasian anggaran.
49
2. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan administrasi
perpajakan, pelayanan public, usaha bisnis dan lainnya serta
penyimpanan dokumen perpajakan perusahaan.
4) Seksi Akuntansi
1. Melaksanakan kegiatan administrasi pembukuan sampai
terciptanya laporan keuangan perusahaan
2. Pengelolaan Inventaris.
5) Kasi Humas
Melaksanakan koordinasi dengan pihak ekstern dan mengendalikan
kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate
governance.
d. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha (PPU)
Bertanggung jawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
menetapkan, dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang industri,
perdagangan, jasa serta teknologi informasi.
1) Kasi Jasa
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan jasa pengoptimalan aset yang dimiliki oleh
Perum BULOG dengan selalu berkoordinasi dengan UB Opaset.
2) Kasi Perdagangan
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan perdagangan pangan dan non-pangan dalam
negeri dan luar negeri bila terjadi impor.
50
3) Kasi Informasi dan Teknologi
Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan pengembangan dan pemeliharaan system
aplikasi dan jaringan dilingkungan Perum BULOG Divre Sulselbar.
e. Kabid Pengawasan
Bertanggung jawab melaksanakan, audit internal perusahaan serta menilai
dan memberikan saran-saran perbaikan.
1) Asisten Pengawas
1. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan kegiatan audit internal di lingkungan Perum
BULOG Divre Sulselbar.
2. Melaksanakan koordinasi dengan komite audit maupun Auditor
Eksternal sebagai mitra kerja
3. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
audit internal dalam kasus – kasus khusus dan investigasi.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Responden
Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah karyawan
Perum Bulog Divre Sulselbar yang bekerja dibagian SPI, Keuangan, dan
Akuntansi. Total kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 31 kuesioner. Dari
total 31 kuisioner yang dibagikan hanya 30 eksampler kuisioner yang
dikembalikan dan telah diisi secara lengkap dan benar sehingga layak untuk
dianalisis lebih lanjut untuk kepentingan penelitian ini.
Gambaran umum responden dapat dilihat melalui demografi responden
yang meliputi: jenis kelamin, usia responden, pendidikan terakhir dan lamanya
bekerja pada perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya gambaran umum
responden dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut :
a. Jenis Kelamin Responden
Dalam bagian ini responden dibagi berdasarkan jenis kelamin yakni
kelompok perempuan dan laki-laki. Pembagiannya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
52
Tabel 2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi Responden
Orang Presentase
Perempuan 18 60%
Laki – Laki 12 40%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan Tabel 2 dari 30 Responden yang menjadi subjek
penelitian terlihat jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki –
laki yaitu 60% sedangkan laki – laki 40%. Hal tersebut dikarenakan dalam
pengauditan dibutuhkan ketelitian agar hasil audit lebih akurat dan secara
psikologi perempuan dianggap lebih teliti. Oleh karena itu, di beberapa
instansi pemerintahan maupun perusahaan, kebanyakan menggunakan
tenaga kerja perempuan dalam bagian audit.
b. Usia Responden
Pada bagian ini responden dibagi berdasarkan usia responden yang
dikelompokkan menjadi 5 kelompok yakni, kelompok umur dibawah 25
tahun, kelompok umur 25 - 30 tahun, kelompok umur 31 - 40 tahun,
kelompok umur 41 – 50 tahun dan kelompok umur diatas 50 tahun.
Pembagiannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
53
Tabel 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Frekuensi Responden
Orang Presentase
< 20 Tahun 0 0
21 – 30 Tahun 3 10%
31 – 40 tahun 9 30%
41 – 50 Tahun 13 43%
> 50 Tahun 5 17%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
usia 41 – 50 tahun merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini
sebesar 43%. Dimana pada usia tersebut merupakan usia dengan pemikiran
yang matang dalam menganalisa dan berani mengambil resiko.
c. Lama Responden Bekerja
Semakin lama responden bekerja dalam suatu perusahaan maka,
semakin handal dan berpengalaman responden tersebut dalam melakukan
pekerjaannya. Pada bagian ini, responden akan
dikelompokkan berdasarkan lamanya mereka bekerja pada suatu
perusahaan. Kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok dibawah 5 tahun,
kelompok 5 - 10 tahun, dan kelompok diatas 10 tahun. Berikut
pembagiannya berdasarkan tabel:
54
Tabel 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frekuensi Responden
Orang Presentase
< 5 Tahun 6 20%
5-10 Tahun 11 37%
> 10 Tahun 13 43%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki
lama bekerja responden paling banyak > 10 tahun sebesar 43% sedangkan
yang memiliki responden paling sedikit < 5 tahun sebesar 20%. Hal tersebut
dikarenakan adanya persyaratan kepangkatan Pegawai Bulog, dimana
bagian audit dapat diduduki oleh pegawai yang telah memiliki keahlian dan
pelatihan tekhnis sebagai auditor.
2. Hasil Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik
yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
total dengan menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation.
Berikut ini adalah kriteria pengujian validitas:
1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid
pada signifikansi 0,05 (5%).
2) Jika rhitung negatif dan rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
55
Hasil perhitungan dari Uji Validitas sebagai berikut :
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Audit Internal (X)
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Rtabel Keterangan
X1 0.501 0,374 Valid
X2 0.441 0,374 Valid
X3 0.535 0,374 Valid
X4 0.551 0,374 Valid
X5 0.476 0,374 Valid
X6 0.751 0,374 Valid
X7 0.657 0,374 Valid
X8 0.635 0,374 Valid
X9 0.474 0,374 Valid
X10 0.562 0,374 Valid
X11 0.702 0,374 Valid
X12 0.644 0,374 Valid
X13 0.693 0,374 Valid
X14 0.649 0,374 Valid
X15 0.693 0,374 Valid
X16 0.660 0,374 Valid
X17 0.533 0,374 Valid
X18 0.623 0,374 Valid
X19 0.631 0,374 Valid
X20 0.687 0,374 Valid
X21 0.716 0,374 Valid
X22 0.801 0,374 Valid
X23 0.652 0,374 Valid
X24 0.448 0,374 Valid
X25 0.770 0,374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan tabel 5 yang menjelaskan hasil pengujian validitas
variabel audit internal menunjukkan bahwa semua item pernyataan sudah
valid karena nilai Corrected Item Total Correlationnya diatas nilai rtabel
56
0,374. Jadi dapat disimpulkan bahwa 25 item pernyataan tersebut dikatakan
memenuhi syarat validitas.
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance (Y)
Pertanyaan Corrected Item-Total
Correlation Rtabel Keterangan
Y1 0.646 0,374 Valid
Y2 0.614 0,374 Valid
Y3 0.733 0,374 Valid
Y4 0.696 0,374 Valid
Y5 0.595 0,374 Valid
Y6 0.625 0,374 Valid
Y7 0.683 0,374 Valid
Y8 0.491 0,374 Valid
Y9 0.558 0,374 Valid
Y10 0.511 0,374 Valid
Y11 0.570 0,374 Valid
Y12 0.646 0,374 Valid
Y13 0.777 0,374 Valid
Y14 0.442 0,374 Valid
Y15 0.389 0,374 Valid
Y16 0.592 0,374 Valid
Y17 0.756 0,374 Valid
Y18 0.548 0,374 Valid
Y19 0.748 0,374 Valid
Y20 0.735 0,374 Valid
Y21 0.496 0,374 Valid
Y22 0.644 0,374 Valid
Y23 0.487 0,374 Valid
Y24 0.656 0,374 Valid
Y25 0.602 0,374 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
57
Berdasarkan Tabel 6 yang menjelaskan hasil pengujian validitas
variabel penerapan Good Corporate Governance menunjukkan bahwa
semua item pernyataan sudah valid karena nilai Corrected Item Total
Correlationnya diatas nilai rtabel 0,374. Jadi dapat disimpulkan bahwa 25
item pernyataan tersebut dikatakan memenuhi syarat validitas.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha
(α), dimana suatu instrumen dapat dinyatakan handal (reliable) bila α >
0,60. Hasil Pengujian Reliabilitas adalah :
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Audit Internal
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.942 25
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 20.0 di
atas terlihat bahwa dari 30 responden untuk item pernyataan yang ada dalam
variabel auditor internal memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,942. Dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 25 pernyataan dalam variabel audit internal
tersebut adalah reliabel karena α lebih besar daripada 0,60 (0,942 > 0,60).
58
Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Good Corporate Governance
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.940 25
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 20.0 di
atas terlihat bahwa dari 30 responden untuk item pernyataan yang ada dalam
variabel good corporate governance memiliki tingkat reliabilitas sebesar
0,940. Dapat disimpulkan bahwa sebanyak 25 pernyataan dalam variabel
audit internal tersebut adalah reliabel karena α lebih besar daripada 0,60
(0,940 > 0,60).
3. Hasil Pengujian Hipotesis Data
a. Hipotesis Deskriptif
Untuk mengetahui apakah good corporate governance pada Perum
Bulog Divre Sulselbar telah diterapkan dengan baik atau tidak.
Good corporate governance terdiri dari 25 pernyataan yang terbagi
kedalam 5 indikator, yaitu indikator transparansi terdiri dari 6 pernyataan,
indikator kemandirian terdiri dari 5 pernyataan, indikator akuntabilitas
terdiri dari 5 pernyataan, indikator pertanggungjawaban terdiri dari 4
pernyataan, dan indikator keadilan terdiri dari 5 pernyataan. Berikut ini akan
disajikan dan dijelaskan jawaban dari responden terhadap pengujian good
corporate governance sebagai berikut :
59
1) Transparansi
Tabel 9 Hasil Pengujian Transparansi
No Pernyataan Jawaban
Total
STS TS BS S SS
1
Perusahaan menyediakan
informasi laporan
keuangan perusahaan
secara tepat waktu.
F 0 1 4 15 10 30
% 0,0 3,3 13,4 50,0 33,3 100%
2
Perusahaan menyediakan
informasi yang jelas dan
mudah diakses oleh pihak
– pihak yang
berkepentingan
khususnya pemegang
saham.
F 0 0 3 20 7 30
% 0,0 0,0 10 66,7 23,3 100%
3
Perusahaan menyediakan
informasi laporan
keuangan perusahaan
yang memadai.
F 0 0 2 18 10 30
% 0,0 0,0 6,7 60,0 33,3 100%
4
Setiap kebijakan
perusahaan
didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada
pihak internal perusahaan
maupun kepada
pemegang saham.
F 0 0 2 18 10 30
% 0,0 0,0 6,7 60,0 33,3 100%
5
Tetap menjaga rahasia
perusahaan sesuai dengan
perundang-undangan
yang berlaku berupa hak-
hak pribadi setiap
karyawan.
F 0 0 3 17 10 30
% 0,0 0,0 10,0 56,7 33,3 100%
6
Informasi yang
diungkapkan meliputi
visi, misi, sasaran usaha,
kondisi keuangan,
susunan organisasi, dan
kejadian-kejadian penting
yang mempengaruhi
kondisi
F 0 0 1 19 10 30
% 0,0 0,0 3,3 63,3 33,3 100%
Total F 0 1 15 107 57 180
% 0,0 0,6 8,3 59,4 31,7 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
60
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 164
180𝑥 100 % = 91 %
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui nilai persentase total
pernyataan yang membentuk indikator transparansi sebesar 91%
termasuk dalam kategori baik. Apabila dilihat dari masing – masing
pernyataan yang membentuk indikator transparansi, untuk pernyataan
nomor 1 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
sebesar 50% dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan
telah menyediakan informasi laporan keuangan secara tepat waktu.
Untuk pernyataan nomor 2 terlihat bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju sebesar 66,7% dikarenakan responden
beranggapan bahwa perusahaan telah menyediakan informasi yang
mudah diakses terutama bagi pihak – pihak yang berkepentingan.
Pernyataan nomor 3 dan 4 terlihat bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju sebesar 60% dikarenakan responden beranggapan
perusahaan telah menyediakan laporan keuangan yang memadai dan
setiap kebijakan perusahaan dikomunikasikan kepada pihak internal
perusahaan dan yang berkepentingan. Pernyataan nomor 5 terlihat
bahwa responden mayoritas menyatakan setuju sebesar 56,7%
dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan tetap menjaga
rahasia perusahaan berupa hak – hak pribadi setiap karyawan. Dan
pernyataan nomor 6 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan
61
setuju sebesar 63% dikarenakan responden beranggapan bahwa
perusahaan mengungkapkan informasi meliputi visi, misi, sasaran
usaha, kondisi keuangan, susunan organisasi, dan kejadian-kejadian
penting yang mempengaruhi kondisi perusahaan
2) Kemandirian
Tabel 10 Hasil Pengujian Kemandirian
No Pernyataan Jawaban
Total STS TS BS S SS
7
Dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing –
masing, organ perusahaan
selalu menghindari
adanya dominasi oleh
pihak manapun..
F 0 1 4 13 12 30
% 0,0 3,3 13,3 43,4 40,0 100%
8
Dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing –
masing, organ perusahaan
bebas dari benturan
kepentingan dan dari
segala pengaruh atau
tekanan yang bersifat
eksternal.
F 0 1 4 17 8 30
% 0,0 3,3 13,3 56,7 26,7 100%
9
Dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing –
masing, organ perusahaan
bebas dari benturan
kepentingan dan dari
segala pengaruh atau
tekanan yang bersifat
internal.
F 0 1 3 16 10 30
% 0,0 3,3 10,0 53,4 33,3 100%
10 Pengambilan keputusan
dilakukan secara objektif.
F 0 0 2 19 9 30
% 0,0 0,0 6,7 63,3 30,0 100%
11
Masing – masing organ
perusahaan
menghindari adanya
saling lempar tanggung
jawab antara satu dengan
yang lainnya.
F 0 0 4 18 8 30
% 0,0 0,0 13,3 60,0 26,7 100%
Total
F 0 3 17 83 47 150
% 0,0 2,0 11,3 55,3 31,4 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
62
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 130
150𝑥 100 % = 87 %
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui nilai persentase total
pernyataan yang membentuk indikator kemandirian sebesar 87%
termasuk dalam kategori baik. Apabila dilihat dari masing – masing
pernyataan yang membentuk indikator kemandirian, untuk pernyataan
nomor 7 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
sebesar 43,4% dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan
dapat menghindari dominasi dari pihak manapun dalam menjalankan
tugas nya. Untuk pernyataan nomor 8 terlihat bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju sebesar 56,7% dikarenakan responden
beranggapan bahwa perusahaan dapat melaksanakan tugas dan
fungsing masing – masing dari benturan atau pengaruh dari pihak
eksternal . Pernyataan nomor 9 terlihat bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju sebesar 53,4% dikarenakan responden
beranggapan perusahaan dapat melaksanakan tugas dan fungsing
masing – masing dari benturan atau pengaruh dari pihak internal.
Pernyataan nomor 10 terlihat bahwa responden mayoritas menyatakan
setuju sebesar 63,3% dikarenakan responden beranggapan bahwa
dalam pengambilan keputusan dilakukan secara objektif . Dan
pernyataan nomor 11 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan
setuju sebesar 60% dikarenakan responden beranggapan bahwa
63
masing – masing organ perusahaan dapat menghindari adanya saling
lempar tanggung jawab antara satu dan yang lainnya.
3) Akuntabilitas
Tabel 11 Hasil Pengujian Akuntabilitas
No Pernyataan Jawaban
Total STS TS BS S SS
12
Setiap organ perusahaan
dan karyawan
mempunyai kemampuan
sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan
peranan masing –
masing.
F 0 0 2 18 10 30
% 0,0 0,0 6,7 60,0 33,3 100%
13
Rincian tugas dan
tanggung jawab masing –
masing organ perusahaan
dan semua karyawan
ditetapkan secara jelas
selaras dengan visi, misi
dan strategi perusahaan.
F 0 0 3 19 8 30
% 0,0 0,0 10,0 63,3 26,7 100%
14
Adanya sistem
penghargaan dan sanksi
(reward and punishment
system) terhadap kinerja
organ perusahaan.
F 0 0 4 17 9 30
% 0,0 0,0 13,3 56,7 30,0 100%
15
Dalam melaksanakan
tugas dan tanggung
jawab, selalu berpegang
pada etika bisnis dan
pedoman perilaku (coe of
conduct) yang telah
disepakati.
F 0 0 4 16 10 30
% 0,0 0,0 13,3 53,4 33,3 100%
16
Sistem pengendalian
internal dilakukan secara
efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
F 0 0 3 19 8 30
% 0,0 0,0 10,0 63,3 26,7 100%
Total
F 0 0 16 89 45 150
% 0,0 0,0 10,7 59,3 30,0 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
64
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 134
150𝑥 100 % = 89 %
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui nilai persentase total
pernyataan yang membentuk indikator akuntabilitas sebesar 89%
termasuk dalam kategori baik. Apabila dilihat dari masing – masing
pernyataan yang membentuk indikator akuntabilitas, untuk pernyataan
nomor 12 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan setuju
sebesar 60% dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan
mempunyai karyawan yang memiliki kemampuan sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan peranan masing - masing. Untuk
pernyataan nomor 13 terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan
setuju sebesar 63,3% dikarenakan responden beranggapan bahwa
rincian tugas dan tanggung jawab masing – masing organ perusahaan
dan semua karyawan ditetapkan secara jelas selaras dengan visi, misi
dan strategi perusahaan. Pernyataan nomor 14 terlihat bahwa
mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 56,7% dikarenakan
responden beranggapan bahwa adanya sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment system) terhadap kinerja organ perusahaan..
Pernyataan nomor 15 terlihat bahwa responden mayoritas menyatakan
setuju sebesar 53,4% dikarenakan responden beranggapan bahwa
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, karyawan perusahaan
selalu berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (coe of
65
conduct) yang telah disepakati. Dan pernyataan nomor 16 terlihat
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 63,3%
dikarenakan responden beranggapan bahwa sistem pengendalian
internal perusahaan dilakukan secara efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
4) PertanggungJawaban
Tabel 12 Hasil Pengujian PertanggungJawaban
No Pernyataan Jawaban
Total STS TS BS S SS
17 Adanya kepatuhan
terhadap anggaran dasar.
F 0 0 2 21 7 30
% 0,0 0,0 6,7 70,0 23,3 100%
18
Setiap organ perusahaan
berpegang pada prinsip –
prinsip kehati – hatian
dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing
– masing.
F 0 0 2 19 9 30
% 0,0 0,0 6,7 63,3 30,0 100%
19
Melaksanakan tanggung
jawab sosial seperti
peduli terhadap
masyarakat dan
lingkungan terutama
disekitar perusahaan.
F 0 1 2 17 10 30
% 0,0 3,3 6,7 56,7 33,3 100%
20
Adanya kepatuhan
terhadap peraturan
perusahaan.
F 0 0 3 17 10 30
% 0,0 0,0 10,0 56,7 33,3 100%
Total
F 0 1 9 74 36 120
% 0,0 0,8 7,5 61,7 30 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 110
120𝑥 100 % = 92 %
66
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui nilai persentase total
pernyataan yang membentuk indikator pertanggungjawaban sebesar
92% termasuk dalam kategori baik. Apabila dilihat dari masing –
masing pernyataan yang membentuk indikator pertanggung jawaban,
untuk pernyataan nomor 17 terlihat bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju sebesar 70% dikarenakan responden beranggapan
bahwa organ perusahaan mematuhi adanya kepatuhan terhadap
anggaran dasar perusahaan . Untuk pernyataan nomor 18 terlihat
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 63,3%
dikarenakan responden beranggapan Setiap organ perusahaan
berpegang pada prinsip – prinsip kehati – hatian dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing – masing. Pernyataan nomor 19 terlihat
bahwa mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 56,7%
dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan melaksanakan
tanggung jawab sosialnya seperti peduli terhadap masyarakat dan
lingkungan terutama disekitar perusahaan dan pernyataan nomor 20
terlihat bahwa responden mayoritas menyatakan setuju sebesar 56,7%
dikarenakan responden beranggapan bahwa adanya kepatuhan
terhadap peraturan perusahaan.
67
5) Keadilan
Tabel 13 Hasil Pengujian Keadilan
No Pernyataan Jawaban
Total STS TS BS S SS
21
Diberikan kesempatan
kepada pihak – pihak
yang memiliki
kepentingan (pemegang
saham, pelanggan)
memberikan masukan
dan pendapat bagi
kepentingan perusahaan.
F 0 1 4 17 8 30
% 0,0 3,3 13,3 56,7 26,7 100%
22
Adanya kebijakan
kompensasi negatif
terhadap kinerja yang
buruk dari masing –
masing organ perusahaan.
F 0 0 4 19 7 30
% 0,0 0,0 13,3 63,3 23,3 100%
23
Memberikan perlakuan
yang setara dan wajar
kepada stakeholders
sesuai dengan manfaat
dan konstribusi yang
diberikan kepada
perusahaan.
F 0 0 5 19 6 30
% 0,0 0,0 16,7 63,3 20,0 100%
24
Adanya kebijakan
kompensasi positif
terhadap keberhasilan
pegawai.
F 0 0 4 18 8 30
% 0,0 0,0 13,3 60,0 26,7 100%
25
Perusahaan memberikan
kesempatan yang sama
dalam penerimaan
karyawan, berkarir dan
melaksanakan tugasnya
secara profesional tanpa
membedakan suku,
agama, ras, golongan,
gender dan golongan
fisik.
F 0 1 2 20 7 30
% 0,0 3,3 6,7 66,7 23,3 100%
Total F 0 2 19 93 36 150
% 0,0 1,3 12,7 62,0 24,0 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =129
150𝑥 100 % = 86 %
68
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui nilai persentase total
pernyataan yang membentuk indikator keadilan sebesar 86% termasuk
dalam kategori baik. Apabila dilihat dari masing – masing pernyataan
yang membentuk indikator keadilan, untuk pernyataan nomor 21
terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 56,7%
dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan memberikan
kesempatan kepada pihak – pihak yang memiliki kepentingan
memberikan masukan dan pendapat bagi kepentingan perusahaan.
Untuk pernyataan nomor 22 dan 23 terlihat bahwa mayoritas
responden menyatakan setuju sebesar 63,3% dikarenakan responden
beranggapan perusahaan memberikan kebijakan kompensasi negatif
terhadap kinerja yang buruk dari masing – masing organ perusahaan
dan memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada stakeholders
sesuai dengan manfaat dan konstribusi yang diberikan kepada
perusahaan. Pernyataan nomor 24 terlihat bahwa mayoritas responden
menyatakan setuju sebesar 60% dikarenakan responden beranggapan
bahwa adanya kebijakan kompensasi positif dalam perusahaan
terhadap keberhasilan pegawai. dan pernyataan nomor 25 terlihat
bahwa responden mayoritas menyatakan setuju sebesar 66,7%
dikarenakan responden beranggapan bahwa perusahaan memberikan
kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan
melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender dan golongan fisik.
69
Berikut ini adalah rekapitulasi tanggapan responden mengenai
good corporate governance:
Tabel 14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Good
Corporate Governance
Indikator Pernyataan Jawaban
Total STS TS BS S SS
Transparansi
1 0 1 4 15 10 30
2 0 0 3 20 7 30
3 0 0 2 18 10 30
4 0 0 2 18 10 30
5 0 0 3 17 10 30
6 0 0 1 19 10 30
Kemandirian
7 0 1 4 13 12 30
8 0 1 4 17 8 30
9 0 1 3 16 10 30
10 0 0 2 19 9 30
11 0 0 4 18 8 30
Akuntabilitas
12 0 0 2 18 10 30
13 0 0 3 19 8 30
14 0 0 4 17 9 30
15 0 0 4 16 10 30
16 0 0 3 19 8 30
Pertanggungjawaban
17 0 0 2 21 7 30
18 0 0 2 19 9 30
19 0 1 2 17 10 30
20 0 0 3 17 10 30
Keadilan
21 0 1 4 17 8 30
22 0 0 4 19 7 30
23 0 0 5 19 6 30
24 0 0 4 18 8 30
25 0 1 2 20 7 30
Total 0 7 76 446 221 750
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
70
Sesuai dengan Pengujian, maka ditemukan :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =667
750𝑥 100 % = 88,9 %
Dapat disimpulkan bahwa Perum Bulog Divre Sulselbar telah
menerapkan dengan baik, dengan presentase sebesar 88,9 % yaitu
diantara 76-100% (berdasarkan tabel 1 Klasifikasi champion Good
Corporate Governance ). Hal ini menunjukkan bahwa good corporate
governance yang diukur dari 5 indikator, yaitu indikator transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan keadilan
termasuk kedalam kategori sangat baik.
b. Hipotesis Asosiatif
1) Hasil Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan. Dengan
menggunakan IBM SPSS 20,0, diperoleh hasil regresi audit internal
terhadap penerapan Good Corporate Governance seperti pada tabel
dibawah ini :
71
Tabel 15 Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 57.202 16.611
3.444 .002
AUDIT_INTERNAL .440 .154 .475 2.854 .008
a. Dependent Variable: GCG
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Model Regresi yang terbentuk berdasarkan hasil penelitian adalah :
Y = 57,202 + 0,440 X
Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan :
1. Konstanta sebesar 57,202, artinya apabila pengaruh audit internal
dianggap konstan (bernilai 0), maka good corporate governance
akan bernilai 57,202 satuan.
2. Pengaruh audit internal menunjukkan nilai koefisien regresi
sebesar 0,440 yang diartikan bahwa Pengaruh Audit
Internal berpengaruh positif terhadap penerapan Good Corporate
Governance. Dimana semakin efektif Peranan Audit Internal
sebesar satu satuan maka, akan semakin baik pula juga penerapan
Good Corporate Governance yang ada didalam perusahaan
sebesar 57,202.
72
2) Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan
ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat
signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dimana n adalah
jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian
yang digunakan adalah:
1. Jika thitung > ttabel (n-k) maka H1 diterima
2. Jika thitung < ttabel (n-k) maka H1 ditolak
Tabel 16 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 57.202 16.611
3.444 .002
AUDIT_INTERNAL .440 .154 .475 2.854 .008
a. Dependent Variable: GCG
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer
Berdasarkan Tabel 16, hasil pengujian secara parsial (Uji t) pada
model regresi, diperoleh nilai signifikasi pengaruh audit internal
sebesar 0,008 < 0,05 (tingkat signifikan). Selain itu dapat dilihat juga
dari hasil perbandingan antara thitung dengan ttabel yang menunjukkan
nilai thitung sebesar 2,854 sedangkan ttabel 1,701. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa 2,854 > 1,701. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya
73
hubungan yang signifikasi antara auditor internal dan good corporate
governance sehingga sudah mendukung H1 yaitu auditor internal
berpengaruh dalam meningkatkan good corporate governance pada
Perum Bulog Divre Sulselbar.
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance pada Perum Bulog
Divre SulSelBar
Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden mengenai good corporate
governance di Perum Bulog Divre Sulselbar menunjukkan total persentase yang
diperoleh dari pernyataan – pernyataan yang membentuk good corporate
governance sebesar 88,9 % termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan
bahwa good corporate governance di Perum Bulog Divre Sulselbar diukur dalam
5 indikator yakni transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
dan keadilan berada dalam persentase klasifikasi Champion 76-100% yang berarti
termasuk dalam kategori tinggi atau baik, Karena :
1. Transparansi (Transparancy)
Perum Bulog Divre Sulselbar telah melakukan keterbukaan akan informasi
yang mudah dan jelas diakses oleh pihak – pihak yang berkepentingan,
informasi tersebut berupa laporan keuangan, gambaran mengenai visi misi
perusahaan, susunan organisasi dan hal – hal penting yang mempengaruhi
kondisi keuangan. Prinsip transparansi ini berdampak baik atau signifikan
pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
74
2. Kemandirian ( Independency)
Perum Bulog Divre Sulselbar telah melaksanakan kemandirian dengan baik
karena dalam melaksanakan tugasnya perusahaan terbebas dari pengaruh
atau tekanan oleh pihak manapun dan hanya dipengaruhi oleh undang-
undang yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta
pengambilan keputusannya dilakukan secara objektif.
3. Akuntabilitas ( Accountability)
Perum Bulog Divre Sulselbar telah melaksanakan akuntabilitas dengan baik
yang dilihat dari pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan berdasarkan
etika bisnis yang sehat adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggung jawaban masing – masing organ membuat pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif. Dengan terlaksananya prinsip
akuntabilitas maka akan membantu perusahaan terhindar dari kondisi
agency problem (benturan kepentingan ).
4. Pertanggungjawaban ( Responsibility )
Perum Bulog Divre Sulselbar telah melaksanakan pertanggungjawaban
dengan baik dimana perusahaan berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam
melaksanakan tugas dan fungsi masing – masing dan juga perusahaan telah
melaksanakan tanggung jawab sosialnya seperti peduli terhadap masyarakat
dan lingkungan terutama disekitar perusahaan. Disini SPI ikut berperan
dalam mengawasi perusahaan dan mematuhi hukum serta perundang –
undangan yang berlaku tidak terlepas dari ketentuan yang mengatur masalah
75
lingkungan, ketenagakerjaan, serta segala hal yang mengatur kehidupan dari
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
5. Keadilan ( Fairness )
Perum Bulog Divre Sulselbar telah melaksanakan fairness karena secara
umum dalam perusahaan telah dijunjung tinggi persamaan hak – hak
pemegang saham seperti dalam memperoleh informasi yang relevan secara
tepat waktu serta dalam memberikan masukan dan pendapat bagi
kepentingan perusahaan. Serta adanya kebijakan kompensasi positif atau
negatif bagi pegawai maupun organ perusahaan.
Dari hasil pengolahan data kuesioner atas rekapitulasi jawaban responden
menggambarkan bahwa good corporate governance di Perum Bulog Divre
Sulselbar sudah baik dengan menerapkan good corporate governance membuat
tata kelola perusahaan menjadi lebih baik.
2. Pengaruh Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate
Governance
Dari penelitian yang dilakukan peneliti melalui kuesioner, diperoleh
hasil melalui uji parsial pada model regresi, diperoleh nilai signifikasi pengaruh
audit internal sebesar 0,008 < 0,05 (tingkat signifikan). Selain itu dapat dilihat
juga dari hasil perbandingan antara thitung dengan ttabel yang menunjukkan nilai
thitung sebesar 2,854 sedangkan ttabel 1,701. Maka dapat disimpulkan bahwa audit
internal berpengaruh signifikan dalam mewujudkan good corporate governance
pada Perum Bulog Divre Sulselbar.
76
Hal ini dikarenakan audit internal pada Perum Bulog Divre Sulselbar
merupakan bagian dari praktik prinsip Good Corporate Governance, dimana
didalamnya mencakup pengawasan yang memadai, responsibility yang baik
dengan menerapkan prinsip kehati – hatian dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai audit internal suatu perusahaan, audit internal yang terbebas
dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan dalam
melaksanakan tugas auditnya dan objektif dalam pengambilan keputusan,
pengungkapan hasil audit yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas yang baik
dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan, serta
mekanisme untuk memastikan adanya tindak lanjut yang seksama jika terjadi
pelanggaran dalam perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila audit internal telah
melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai standar audit internal yang berlaku
maka akan meningkatkan prinsip –prinsip Good Corporate Governance dengan
baik.
77
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit internal dalam upaya
mewujudkan Good Corporate Governance di Perum Bulog Divre Sulselbar.
Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dependen, yaitu Good
Corporate Governance, sedangkan variabel independen yaitu Audit Internal.
Analisis dilakukan dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana dengan
program IBM SPSS Ver. 20.0.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang penulis lakukan dengan
menggunakan metode analisis regresi linier sederhana pada Perum Bulog Divre
Sulselbar, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perum Bulog Divre Sulselbar telah menerapkan Good Corporate
Governance dengan baik, dengan persentase 88,9 % yang diukur melalui 5
indikator yakni indikator transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, dan keadilan.
2. Audit Internal berpengaruh dalam mewujudkan Good Corporate
Governance pada Perum Bulog Divre Sulselbar, dimana diperoleh nilai
signifikasi pengaruh audit internal sebesar 0,008 < 0,05 (tingkat signifikan).
Selain itu dapat dilihat juga dari hasil perbandingan antara thitung dengan ttabel
yang menunjukkan nilai thitung sebesar 2,854 sedangkan ttabel 1,701. Maka
78
dapat disimpulkan H1 diterima artinya secara parsial audit internal
berpengaruh signifikan dalam mewujudkan Good Corporate Governance.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan atas pengaruh audit internal dalam
upaya mewujudkan good corporate governance pada Perum Bulog Divre
Sulselbar, saran – saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian
yang dilakukan adalah :
1. Bagi Perusahaan, sebaiknya para audit diharapkan untuk meningkatkan
pengetahuannya dalam ilmu akuntansi dan audit, karena kedua ilmu tersebut
selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dan para direksi lebih
mensosialisasikan pedoman mengenai prinsip Good Corporate Governance
pada semua karyawannya sehingga para karyawan memiliki arahan yang
jelas mengenai prinsip good corporate governance.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya, disarankan menggunakan objek penelitian tidak
terbatas hanya pengaruh audit internal dalam mewujudkan good corporate
governance, namun dapat menambahkan variabel lain yang berhubungan
dengan good corporate governance. Selain itu perlu ditambahkan metode
wawancara langsung pada masing – masing responden dalam upaya
mengumpulkan data, sehingga dapat menghindari kemungkinan responden
tidak objektif dalam mengisi kuesioner.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mahsyud. 2006. Manajemen risiko. Jakarta: PT Raja grafindo persada.
http://www.bulog.co.id/
http://bulog.co.id//old_website/linkdivre.php
Messier, Jr., William F. Glover, Steven M. Prawitt, Douglas F.2005. Jasa Audit &
Assurance:pendekatan sistematis,Edisi empat. Jakarta:Salemba Empat.
Mulyadi dan Puradiredja Kanaka. 1997. Auditing Ed.5 Cet.1. Jakarta: Salemba
Empat
Putra, Vacky. D.C. 2014. Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good
Coporate Governance (Studi pada PDAM Tirtawening di Kota Bandung).
Skripsi. Bandung
Qhintharah, Y. N. 2014. Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan
Good Corporate Governance pada Perusahaan yang berada di Wilayah
Makassar. Skripsi. Makassar
Sawyer, L. B., Dottenhofer M. A. dan Scheiner J. H. 2005. Sawyer’s Internal
Auditing, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Stefanie, Michika. 2014. Peran Audit Internal Terhadap Penerapan Good
Corporate Governance pada PT Pelabuhan Indonesia IV Persero. Skripsi.
Makassar
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. Jarta: Sinar Grafika
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Ed.1.
Jakarta: PT.Raja grafindo Persada.
Zarkasyi, W. M. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya Cetakan Kesatu.
Bandung: Alfabeta.
DAFTAR LAMPIRAN
10. Riwayat Hidup
11. Kuesioner
12. Tabulasi Hasil Kuesioner
13. Hasil SPSS
14. Hasil Regresi
15. Tabel Nilai r Product Moment
16. Tabel Nilai t
17. Surat Keterangan
18. Surat Izin Penelitian
RIWAYAT HIDUP
Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1999 di SD Negeri
Kalukuang II dan tamat pada tahun 2005, kemudian pada tahun yang sama
melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah pertama di SMP Negeri 10
Makassar dan tamat pada tahun 2008, penulis kemudian melanjutkan ke jenjang
menengah atas pada tahun 2008 di SMA Negeri 15 Makassar dan tamat pada
tahun 2011. Dan pada tahun 2011 tepatnya pada bulan juli, penulis diterima di
prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dan tahun 2015 ini merupakan tahun terakhir pendidikan penulis di
prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Rezky Budiawati, lahir di Ujung Pandang, Kecamatan
Tallo Kelurahan Rappo Jawa pada tanggal 18 Juni 1993.
Anak keenam dari delapan bersaudara buah kasih
sayang dari pasangan M.Zakir dan Munawarah.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Lampiran : Kuesioner Penelitian
Perihal : Permohonan Bantuan Pengisian Kuesioner Penelitian
Kepada Yth
Bapak / Ibu Audit Internal dan Satuannya
Di –
Makassar
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, peneliti
bermaksud untuk menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Internal dalam
Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance pada Perum Bulog Divre
Sulselbar”, maka peneliti memerlukan data penelitian sesuai dengan judul
tersebut.
Identitas Peneliti
Nama : Rezky Budiawati
NIM : 10573 02499 11
Program Studi/Fakultas : Akuntansi / Ekonomi dan Bisnis
Peneliti menyadari sepenuhnya, kehadiran kuesioner ini sedikit banyak akan
mengganggu aktivitas Bapak/Ibu yang sangat padat. Namun demikian dengan
segala kerendahan hati peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu berkenan
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Partisipasi Bapak/Ibu sangat
penting bagi kesuksesan studi ini, kerahasian jawaban Bapak/Ibu sepenuhnya
dijamin dan jawaban tersebut semata – mata hanya diperlukan untuk kepentingan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Demikian surat ini peneliti sampaikan beserta kuesionernya. Atas perhatian
serta kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan Terima Kasih.
Hormat Saya
Rezky Budiawati
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : (Boleh Diisi atau Tidak)
2. Nomor Responden : (Diisi oleh Peneliti)
3. Jabatan di Perusahaan :
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan *)
5. Umur :
6. Lama Bekerja : Tahun
7. Pendidikan :
*) coret yang tidak perlu
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data responden pada tempat yang telah disediakan.
2. Berilah jawaban untuk setiap nomor pada kuesioner dengan memberi tanda
check list (√) pada kolom disebelah pertanyaan.
3. Berilah jawaban yang sejujurnya.
4. Kami menjamin kerahasiaan jawaban anda.
Keterangan :
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Biasa Saja
4. Setuju
5. Sangat Setuju
KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
Independensi
1 Audit internal bertanggung jawab
terhadap unit internal audit.
2
Audit internal tidak mempunyai
hubungan kekerabatan dengan salah
seorang manager atau staf dari objek
yang sedang diaudit.
3
Hasil pekerjaan audit intern ditinjau
dahulu sebelum laporan pekerjaan
dikeluarkan, dengan tujuan untuk
memberikan jaminan bahwa pekerjaan
audit intern telah dilaksanakan secara
Objektif.
4
Hubungan departemen audit
internal dengan departemen yang
diperiksa berlaku hanya pada saat
dilakukan audit, bukan sebagai
mitra dalam menyelesaikan tugas
lainnya.
Kemampuan Profesional
5
Setiap staf audit mendapatkan sanksi
jika pekerjaan yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan standar profesi yang
berlaku.
6
Anggota atau staf auditor internal
pernah ikut serta dalam pendidikan
keahlian di bidang audit internal
yang diselenggarakan oleh YPAI
atau institusi lain yang bertujuan
untuk meningkatkan keahlian.
7
Audit internal mempunyai
kemampuan komunikasi dengan
orang lain secara efektif.
8 Pendidikan keahlian tersebut
dilakukan secara terus-menerus.
Program Audit Internal
9 Dalam program audit terdapat evaluasi
terhadap kegiatan operasional audit.
10
Dalam melaksanakan pekerjaannya,
audit internal bertugas memastikan
bahwa sistem yang ditetapkan oleh
perusahaan telah sesuai dengan
kebijaksanaan, rencana dan prosedur
yang diterapkan.
11
Dalam program audit terdapat:
tujuan audit, prosedur audit,
sasaran audit, jadwal audit,
kebijakan audit dan norma audit.
12 Batasan pemeriksaan ditetapkan secara
jelas.
13
Dalam menentukan keandalan
informasi, pihak audit intern juga
melakukan pengawasan yang
efektif termasuk penyimpangan
catatan dan pelaporan.
Pelaksanaan Audit Internal
14
Tahap – Tahap pelaksanaan audit
mendapatkan pengawasan yang
memadai.
15
pelaksanaan audit didasarkan pada
program yang telah disusun
sebelumnya.
16
Dalam pelaksanaan audit,
dilakukan evaluasi terhadap resiko
yang berkaitan dengan sistem
informasi, efektivitas dan efisiensi
operasi sesuai terhadap hukum,
undang-undang dan keamanan
aset.
17 Pihak audit internal harus
mendiskusikan kesimpulan dan
rekomendasi dengan pihak manajemen
sebelum mengeluarkan laporan akhir.
Laporan Audit Internal
18 Laporan yang dihasilkan tepat waktu.
19 Laporan disusun secara objektif,
singkat dan jelas.
20 Laporan dikeluarkan setelah audit
selesai.
21 Laporan audit menyajikan temuan –
temuan audit hasil pelaksanaan audit.
22
Dalam laporan hasil audit
dicantumkan:
a. Rekomendasi yang diperlukan
b. Pujian atau kritik terhadap objek
yang diaudit
23
Laporan hasil audit didistribusikan
kepada:
a. General manager
b. Bagian dari objek yang diaudit
Tindak Lanjut atas Laporan Audit
24 Manajemen melakukan tindak lanjut
dengan rekomendasi yang disajikan.
25
Audit Internal ikut memonitor dan
melaporkan hasil dari monitoring yang
dilakukan, apabila saran yang diberikan
auditor ditindak lanjuti.
KUESIONER GOOD CORPORATE GOVERNANCE
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
Tranparansi (Transparancy)
1
Perusahaan menyediakan informasi
laporan keuangan perusahaan secara
tepat waktu.
2
Perusahaan menyediakan informasi
yang jelas dan mudah diakses oleh
pihak – pihak yang berkepentingan
khususnya pemegang saham.
3
Perusahaan menyediakan informasi
laporan keuangan perusahaan yang
memadai.
4
Setiap kebijakan perusahaan
didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada pihak internal
perusahaan maupun kepada pemegang
saham.
5
Tetap menjaga rahasia perusahaan
sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku berupa
hak-hak pribadi setiap karyawan.
6
Informasi yang diungkapkan
meliputi visi, misi, sasaran usaha,
kondisi keuangan, susunan
organisasi, dan kejadian-kejadian
penting yang mempengaruhi
kondisi
Kemandirian (Independency)
7
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing – masing, organ perusahaan
selalu menghindari adanya dominasi
oleh pihak manapun.
8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing – masing, organ perusahaan
bebas dari benturan kepentingan dan
dari segala pengaruh atau tekanan yang
bersifat eksternal.
9
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing – masing, organ perusahaan
bebas dari benturan kepentingan dan
dari segala pengaruh atau tekanan yang
bersifat internal.
10 Pengambilan keputusan dilakukan
secara objektif.
11
Masing – masing organ perusahaan
menghindari adanya saling lempar
tanggung jawab antara satu dengan
yang lainnya.
Akuntabilitas (Accountability)
12
Setiap organ perusahaan dan karyawan
mempunyai kemampuan sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan peranan
masing – masing.
13
Rincian tugas dan tanggung jawab
masing – masing organ perusahaan dan
semua karyawan ditetapkan secara jelas
selaras dengan visi, misi dan strategi
perusahaan.
14
Adanya sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment system)
terhadap kinerja organ perusahaan.
15
Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab, selalu berpegang
pada etika bisnis dan pedoman
perilaku (coe of conduct) yang telah
disepakati.
16
Sistem pengendalian internal dilakukan
secara efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
Pertanggungjawaban (Responsibility)
17 Adanya kepatuhan terhadap anggaran
dasar.
18
Setiap organ perusahaan berpegang
pada prinsip – prinsip kehati – hatian
dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing – masing.
19
Melaksanakan tanggung jawab sosial
seperti peduli terhadap masyarakat dan
lingkungan terutama disekitar
perusahaan.
20 Adanya kepatuhan terhadap peraturan
perusahaan.
Keadilan (Fairness)
21
Diberikan kesempatan kepada pihak –
pihak yang memiliki kepentingan
(pemegang saham, pelanggan)
memberikan masukan dan pendapat
bagi kepentingan perusahaan.
22
Adanya kebijakan kompensasi negatif
(hukuman, teguran, dll) terhadap
kinerja yang buruk dari masing –
masing organ perusahaan.
23
Memberikan perlakuan yang setara dan
wajar kepada stakeholders sesuai
dengan manfaat dan konstribusi yang
diberikan kepada perusahaan.
24
Adanya kebijakan kompensasi
positif (penghargaan, insentif, dll)
terhadap keberhasilan pegawai.
25
Perusahaan memberikan
kesempatan yang sama dalam
penerimaan karyawan, berkarir dan
melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender
dan golongan fisik.
HASIL SPSS Ver.20,0
Hasil Uji Reliabilitas Audit Internal (X)
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.942 25
Hasil Uji
Validitas
Audit
Internal
(X)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1 102.70 116.838 .501 .941
X2 103.33 113.816 .441 .943
X3 103.10 116.438 .535 .940
X4 102.90 117.403 .551 .940
X5 103.17 112.489 .476 .942
X6 102.73 111.237 .751 .937
X7 103.00 112.000 .657 .939
X8 102.93 113.375 .635 .939
X9 102.93 116.271 .474 .941
X10 102.80 115.407 .562 .940
X11 102.90 113.059 .702 .938
X12 103.20 109.959 .644 .939
X13 103.07 113.375 .693 .938
X14 102.83 114.351 .649 .939
X15 102.70 113.666 .693 .938
X16 103.10 114.093 .660 .939
X17 103.07 116.202 .533 .940
X18 103.00 113.172 .623 .939
X19 102.93 112.754 .631 .939
X20 102.97 112.792 .687 .938
X21 102.87 112.740 .716 .938
X22 102.87 112.533 .801 .937
X23 102.73 115.030 .652 .939
Hasil Uji Reliabilitas Good Corporate Governance
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.940 25
Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 100.23 95.495 .646 .938
Y2 100.23 98.599 .614 .938
Y3 100.10 97.128 .733 .937
Y4 100.10 97.541 .696 .937
Y5 100.13 98.120 .595 .938
Y6 100.07 98.961 .625 .938
Y7 100.17 94.557 .683 .937
Y8 100.30 98.148 .491 .940
Y9 100.20 97.131 .558 .939
Y10 100.13 99.775 .511 .939
Y11 100.23 98.392 .570 .938
Y12 100.10 98.093 .646 .938
Y13 100.20 96.510 .777 .936
Y14 100.20 99.752 .442 .940
Y15 100.17 100.282 .389 .941
Y16 100.20 98.579 .592 .938
Y17 100.20 97.683 .756 .937
Y18 100.13 99.361 .548 .939
Y19 100.17 94.971 .748 .936
Y20 100.13 96.464 .735 .936
Y21 100.30 98.079 .496 .940
Y22 100.27 97.789 .644 .938
Y23 100.33 99.540 .487 .940
Y24 100.23 97.357 .656 .937
Y25 100.27 97.582 .602 .938
Hasil Regresi
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 AUDIT_INTERN
ALb
. Enter
a. Dependent Variable: GCG
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .475a .225 .198 9.217
a. Predictors: (Constant), AUDIT_INTERNAL
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 692.043 1 692.043 8.145 .008b
Residual 2378.923 28 84.962
Total 3070.967 29
a. Dependent Variable: GCG
b. Predictors: (Constant), AUDIT_INTERNAL
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 57.202 16.611
3.444 .002
AUDIT_INTERNA
L .440 .154 .475 2.854 .008
a. Dependent Variable: GCG
Tabel Hasil Kuesioner Audit Internal
Variabel X
No.
Responden
No. Pernyataan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 115
2 5 3 3 5 1 5 3 5 5 5 5 4 3 3 5 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 104
3 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 89
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 122
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123
6 4 3 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 102
7 5 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 102
8 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 92
9 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117
10 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 109
11 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 121
12 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
13 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 96
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 114
15 5 3 4 5 2 5 3 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 5 2 3 5 4 5 3 4 100
16 5 2 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102
17 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 100
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
19 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
20 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 109
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
22 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 111
23 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 116
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 105
25 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 84
26 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 117
27 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 91
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 122
29 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 109
30 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 1 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 103
TOTAL 3217
Tabel Hasil Kuesioner Good Corporate Governance
Variabel Y
Responden No. Pernyataan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 119
2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 106
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 88
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 120
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 102
7 4 4 4 4 4 5 5 2 2 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 103
8 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 101
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 95
10 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 111
11 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 94
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100
13 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
14 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 110
15 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 96
16 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 90
17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 97
18 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 113
19 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 4 115
20 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 108
21 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 5 105
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99
23 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 90
24 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
25 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 107
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 120
27 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 100
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 123
29 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 102
30 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 104
TOTAL 3131