BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti ini, hampir semua orang berasumsi bahwa pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan matematika merupakan dasar untuk membangun suatu bangsa dan memegang peranan penting serta upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar dapat menciptakan manusia yang berkualitas tinggi, maka pengajaran matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang sungguh- sungguh. Para siswa Sekolah Dasar dan Menengah termasuk SLTP dituntut menguasai pelajaran matematika yang hasilnya dapat dilihat dalam bentul hasil belajar matematika yang tinggi, karena sebagai mata pelajaran dasar dan sekaligus sebagai cara berpikir ilmiah yang sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir nasional, matematika juga diperlukan untuk 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti ini, hampir semua orang berasumsi bahwa
pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan
suatu bangsa. Pendidikan matematika merupakan dasar untuk membangun suatu
bangsa dan memegang peranan penting serta upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Agar dapat menciptakan manusia yang berkualitas tinggi, maka pengajaran
matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh. Para siswa Sekolah Dasar dan Menengah termasuk SLTP dituntut
menguasai pelajaran matematika yang hasilnya dapat dilihat dalam bentul hasil
belajar matematika yang tinggi, karena sebagai mata pelajaran dasar dan sekaligus
sebagai cara berpikir ilmiah yang sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir nasional, matematika juga diperlukan untuk menunjang
keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Mengingat pentingnya penguasaan matematika bagi peserta didik yang
merupakan tunas dan harapan masa depan bangsa, semestinya sejak dini sudah dilatih
untuk merasa akrab dan mencintai matematika sampai saat ini. Nilai matematika
siswa sangat rendah bila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain, karena
disebabkan oleh faktor minat belajar siswa.
1
Siswa sekarang tidak cenderung mandiri dalam belajar matematika, misalnya
jika diberikan soal atau tugas maka tugas tersebut dikerjakan atau dijawab apabila ada
bantuan dari teman atau perintah dari guru. Tugas itu dipacu untuk dikerjakan apabila
akan diperiksa atau diambil nilainya. Siswa tidak berusaha menyelesaikan sendiri,
yang penting tugas tersebut selesai dan dikerjakan tanpa melihat kebenarannya.
Bila kita menginginkan kemajuan di dunia pendidikan banyak cara yang harus
kita benahi, kita meninggalkan pola atau sistem yang sudah tidak cocok lagi dengan
peerkembangan ilmu dan teknolgi, kita coba cara yang menitikberatkan siswa untuk
aktif dan kreatif.
Menurut Sugijono ( 2005 ), bahwa prinsip belajar bermakna yang
mengutamakan pengertian dan pemahaman dan penguasaan konsep yang di tekankan
pada tiga hal penting dalam pembelajaran matematika :
1. Pengenalan fakta, penanaman konsep, dan pembuktian teorema atau rumus.
2. Contoh soal dan penyelesaian yang di sajikan secara bervariasi, sebagai contoh
dalam penerapan konsep dan penggunaan teorema atau rumus.
3. Soal – soal latihan yang di sajikan secara terstruktur, di mulai dari yang mudah
sampai dengan soal yang sulitdan di sertakan dengan soal pemecahan masalah.
Dalam proses belajar mengajar kita perlu memahami kemungkinan pemikiran
siswa menyesuaikan pengetahuan dengan apa yang di ajarkan nanti. Ini tidak terlepas
dari intelegensinya atau kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru,
dengan menggunakan alat – alatberfikir yang sesuai dengan tujuan. Stren ( Purwanto,
1990: 52 )
2
Menurut Hudoyo, (1979:108) bahwa, bahan pelajaran yang di pelajari haruslah
bermakna, artinya bahan pelajaran itu cocok dengan kkemampuan siswa dan harus
relevan dengan struktur kognetif yang di miliki siswa. Dimana untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan yang mendasar maka, dalam pembelajaran matematika
perlu di temmpatkan langkah – langkah penanaman konsep sampai pada peneraannya,
langkah – langkah penanaman konsep tersebut terdiri atas tiga langkah : langkah
pemahaman, langkah penguatan dan langkah penggunaan.
Menurut Russefendi dalam ( simanjuntak, 1993:72 ) agar anak didik memahami
dan mengerti akan konsep ( struktur ) matematika seyogyanya di ajarkan dengan konsep
murni, di lanjutkan dengan konsep notasi dan di akhiri dengan konsep terapan, di
samping itu untuk dapat mempelajari dengan baik struktur matematika maka
representasinya ( model ) di mulai dengan bendda – benda kongkrit yang beraneka
ragam yang sesuai dengan materi yang di ajarkan.
Menurut pengamatan dan pengallaman Dieness dalam ( Simanjuntak, 1993:72)
bahwa terdapat anak – anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan,
mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana,semakin tinggi sekolahnya
semakin sukar matematika yang di pelajari, dan semakin kurang minat belajar
matematika sehingga di anggap matematika itu sebagian anak beranggapan bahwa
matematika adalah ilmu yang sukar dan rumit.
Kurangnya minat belajar anak terhadap matematika karena kurangnya pengertian
hakikat dan fungsi matematika itu sendiri, padahal matematika itu menurut Santso
merupakan salah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jelas, bahkan jatuh bangun
satu negara tergantung dari kemajuan matematikanya.
3
Kemampuan berhitung merupakan kemampuan dasar yang sangat erat kaitannya
dengan operasi matriks yang di ajarkan di sekolah Madrasah Aliyah ( MA ). Berhitung
merupakan salah satu teknik dalam menentukan operasi matriks pada siswa kelas XII
IPS-2 MAN 1 Ambon. Kesalahan yang di lakukan siswa dalam menyelesaikan soal
operasi matriks karena siswa belum memahami dan mengerti bagaimana menyelesaikan
soal yang di berikan secara baik dan benar. Dan sesuai dengan penulis alami di sekolah
MAN 1 Ambon, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal operasi
matriks. Semua itu karena kurangnya minat belajar siswa.
MAN 1 Ambon merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dan banyak di
minaati oleh masyarakat kota Ambon dan sekitarnya. Karena selain memiliki fasilitas
pembelajaran yang memadai juga memiliki lingkungan belajar yang aman dan baik.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar matematika adalah dengan
jalan memperbaiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
Oleh karena itu, sebagai pengajar matematika maka penulis merasa terdorong untuk
mencapai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Operasi matriks ordo 2 x 2 Kelas XII MAN 1 Ambon” .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
4
1. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada
materi operasi matriks ?
2. Berapa besar minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuai :
1. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi
operasi matriks.
2. Besar minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru bidang studi matematika yaitu sebagai bahan masukan agar
dalam pembelajaran matematika bukan saja memperhatikan hasil belajar siswa
tetapi proses berpikir siswa juga diperhatikan dalam mengatasi kesulitan yang
dialami siswa dan melaksanakan perbaikan pengajaran.
2. Bagi penulis sendiri sebagai pengalaman agar manjadi seorang pendidik
yang dapat memperhatikan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
E. Hipotesis Penelitian
5
Diduga bahwa ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika pada materi operasi matriks pada kelas XII IPS-2 MAN 1 Ambon.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri
seseorang.perubahan sebagai proses belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk
seperti pengatahuan pemahaman dan tingkahlaku ,keterampilan, kecakapan kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek yang lain ada pada indifidu dikemukakan oleh mouly
(nana sudjana,1985:5) belajar dapat di definisikan sebagai perubahan tinggkahlaku
yang relative dan terjadi sebagai hasil penelitian atau pengalaman .Hal yang sama
dikatakan oleh bagle (dalam ratumanan,2002:60).
Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar,
karena setiap orang melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan
selanjutnya Diniati (1994:4) mengatakan belajar merupakan tindakan dan prilaku
siswa yang kompleks , sehingga belajar hanya dialami oleh siswa sendiri .siswa adalah
penentu terjadinya atau tidak proses belajar.belajar terjadi berkat siswa mempelajari
suatu yang ada di lingkungan sekitar.Menurut Dewy (dalam setijai,1991;31) belajar
adalah menyangkut apa yang harus di kerjakan murid- murid untuk dirinya sendiri
6
Dari pendapat para ahli di simpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku indufidu yang terjadi secara terus –menurus akibat interaksi dengan
lingkungan sehingga perkembangan intelektual semakin baik.Dengan belajar setiap
induvidu dapat membangun pengetahuanya sendiri sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman.
B. Belajar Matematika
Matematika berasal dari bahasa inggris yakni matematics yang berarti ilmu pasti.
Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang sangat besar peranannya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan secara umum maupun dalam kegiatan keilmuan
yang bersifat eksak. Matematika dilukiskan sebagai satu struktur yang terdiri dari
suatu sistem dimana setiap sistem mempunyai struktur tersendiri yang sifatnya
deduktif, yaitu sistem yang dimulai dengan beberapa unsur yang tidak didefenisikan.
Unsur tersebut kemudian diperlukan sebagai komunikasi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Russefendi (1988 ; 151), bahwa belajar matematika melibatkan struktur
hirarki dari matematika.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan dari tingkat SD
hingga SMA, bahkan perguruan tinggi. Rof ( dalam Mulyono, 1999:253 )
mengemukakan bahwa matematika perlu di ajarkan karena :
1. Selalu di gunakan dalam kehidupan sehari – hari,
2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai,
3. Merupakan sarana komnikasi yang kuat, singgkat, sesuai dan jelas,
4. Dapat di gunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara ,
5. Meningkatkan kemampuan berfikir logis,
7
6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang mendatang
Sejalan dengan pendapat di ataas, Cornelius ( dalam Mulyono, 1999: 23 )
menyatakan bahwa ada lima alasan dalam mempelajari metematika, yaitu :
1. Sebagai sarana barfikir yang logis dan jelas,
2. Sebagai sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari,,
3. Sebagai sarana pengembangan kreatifitas,
4. Sebagai sarana mengenalkkan pola – pola hubungan generalisasi pengalaman,
dan
5. Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebudayaan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa dalam mempelajari matematika
setiap pokok bahasan mempunyai kaitan erat antar satu dengan yang lainnya. Hal ini
menurut adanya suatu pengetahuan dasar tertentu untuk mempelajari pokok bahasan
selanjutnya.
Matematika pada hakekatnya merupakan metode berpikir logis yang pada
mulanya mengendalikan pada penggunaan bahasa verbal, secara lambat laun dalam
rangka meningkatkan kecermatan dan ketetapan penalarannya beralih pada logika
simbol. Karena matematika merupakan ide abstrak yang diberi simbol-simbol, siswa
akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah
diketahuinya. Karena itu untuk mempelajari suatu materi baru pengalaman belajar
yang lalu dari siswa itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika
selanjutnya.
Penyajian materi matematika harus diajari secar berkesinambungan dalam arti
penyajian dimulai dengan pemahaman. Ide dan konsep yang sederhana sampai pada
8
jenjang yang lebih tinggi jika siswa tersebut belum menguasai atau memahami konsep
yang lebih mudah. Demikian halnya dengan mempelajari bentuk akar, perlu adanya
pengetahuan dasar tentang materi-materi sebelumnya.
C. Hasil Belajar Matematika
Belajar matematika adalah bentuk belajar yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan terencana, yang dalam prosesnya dibutuhkan suatu proses aktif
individu. Untuk memperoleh pengetahuan yang baru yang dapat menyebabkan
perubahan tingkah laku. Menurut Russefendi (1988 ; 25), pola tingkah laku itu
disusun sebagi prinsip-prinsip belajar yang diaplikasikan dalam pelajaran matematika.
Pada hakekatnya matematika merupakan disiplin ilmu lainnya. Dikatakan
demikian karena belajar matematika berarti kita belajar ide atau konsep-konsep yang
tersusun secara hirarki dan penalaran yang bersifat deduktif (Hudoyo, 1998 : 3).
Dari beberapa uraian di atas, maka penulis simpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah pola tingkah laku yang disusun menjadi satu model sebagai
kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur serta ide atau konsep yang
teratur menurut urutan yang logis dengan menggunakan pembuktian logis.
Ada beberapa faktor tertentu yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat sujana ( 1995 : 39 ) bahwa hasil belajar siswa di pengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu : faktor yang datang dari dalam diri siswa berupa
kemampuan dan faktor yang datang dari luar diri sisa ( lingkungan)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
9
Proses pembelajaran matematika akan mencapai hasil yang optimal apabila
faktor – faktor pendukung berikut ini dapat di kelola dengan sebaik – baiknya.
Seperti:
a. Siswa, berhasil tidaknya proses pembelajaran matematika sangat tergantung pada
peserta didik. Dalam hal ini siswa baik faktor internal maupun eksternal.
1. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri siswa. Hal ini mencakup
faktor – faktor psikis intelegensi, motivasi, konsentrasi dan faktor keadaan
fisik. Intelegensi merupakan bawaan sejak lahir, dalam kaitannya dengan
kegiatan pengajaran di sekolah. Intelegensi berarti kemampuan untuk
mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya mengandung makna berfikir.
Berfikir ini mengandung peranan yang paling penting di dalam proses belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu atau lebih di kenal
dengan sebutan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam pembelajaran
yaitu lingkungan dalam sekolah seperti kurikulum, guru, sarana belajar dan
lain – lain.Unsur tersebut pada hakikatnya berfungsi sebagai lingkungan belar
yakni lingkungan tempat siswa berinteraksi sehingga menimbulkan kegiatan
belejar pada diri siswa tersebut.
b. Guru, guru atau pengajar mempunyai tanggung jawab yang sangat penting dalam
proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar akan lebih baik apabila guru sebagai
tenaga pengajar mempunyai keahlian atau profesional yang tinggi, artinya
seorang guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam penyajian materi
10
pelajaran. Seorang guru matematika yang tidak menguasai materi dan metode
pengajaran tiak dapat mengajar dengan baik yang pada akhirnya hasil belajar
akan kurang memuaskan atau tidak memuaskan sehingga siswa tidak dapat
mencapai hasil yang optomal sebagaimana mestinya.
c. Sarana dan prasarana, Faktor pendukung juga turut menentukan hasil belajar
matematika adalah tersedianya sarana yang lengkap seperti buku paket dan alat –
alat peraga yang ada hubunganya dengan materi pelajaran yang di sajikan pada
siswa. Demikian pula prasarana yang lain seperti ruangan yang bersih, tempat
duduk yang baik, serta kondisi sekolah yang aman akan menimbulkan minat dan
gairah siswa yang lebih tenang untuk meneria mata pelajaran matematika.
d. Penilaian, Penilaian di pergunakan untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa
juga untuk mengetahui bagaimana berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa
itu, penilaian mengacu ke proses belajar yang lebih bergairah dengan hasil yang di
dapatkan. Penilaian hasil belajar atau proses belajar merupakan penilaian terhadap
kegiata dan kemajuan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas
yang di lakukan sepanjang pelaksanaa pembelajaran.
D. Minat Belajar Matematika
Bagi sebagian masyarakat, pelajaran matematika di anggap pelajaran yang sulit,
sukar di pahami, dan pelajaran yang hanya di kuasai oleh anak yang pandai.
Menguasai pelajaran ini tidak semudah membalik telapak tangan. Di butuhkan
ingatan yang cukup kuat, ketelitian, ketelatenan dan kesabaran. Bagi guru atau orang
tua siswa yang mendampingi belajar matematika tentu juga mengalami banyak
hambatan dalam menjelaskan materi pelajaran tersebut.
11
Penyelesaian soal yang sebenarnya bisa di lakukan dalam beberapa sudut
pandang, kadang terpatahkan oleh anggapan anak bahwa penyelesaian itu harus sesuai
dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya. Ada beberapa kiat untuk mengurangi
keengganan anak belajar matematika.
a. Kiat pertama adalah : Berfikir positif, dalam kehidupan kita sering
menjumpai matematika di setiap jenjang pendidikan juga akan bertemu
pelajaran ini. Bagaimana mungkin kita akan menghindarinya sehingga kita
yang harus mendekatinya menurut kemampuan.
b. Kiat ke dua adalah : Kontekstualitas, mengajari anak secara abstrak akan
membuat anak lebih sukar dalam memahami apa yang di ajarkan. Misalkan
mengajari penjumlahan dan pengurangan dengan angka – angka yang tertulis
dalam buku tulis akan lebih sukar di bandingkan dengan mengajari dengan
benda nyata seperti kelereng, tusuk sate, dan lain – lain.
c. Kiat ke tiga adalah : Melihat potensi anak, dalam mempelajri sesuatu, setiap
anak mempunyai tingkat pemahaman dan penguasaan konsep dasar yang
berbeda – beda. Begitu juga dalam belajar matematika. Ada anak yang cukup di
jelaskan sekali suda paham, ada anak yang harus di jelaskan berkali – kali baru
memahami apa yang di ajarkan.
d. Kiat ke empat adalah : “ Banyak jalan menuju roma “, pendapat anak bahwa
caara menyelesaikan suatu soal harus di kerjakan sama caranya yang di ajarkan
guru harus di ubah, baik oleh anak maupun gurunya. Suatu soal mungkin dapat
di selesaikan dari berbagai macam cara selama cara yang di pakai adalah logis.
Hal ini justru akan menambah wawasan bagi si anak maupun guru itu sendiri.
12
e. Kiat ke lima aadalah : Konsentrasi, belajar matematika membutuhkan
konsentrasi yang cukup. Ajari anak untuk belajar tanpa terganggu oleh
lingkungan separti acara televisi di rumah, keramaian di kelas, dan lain – lain.
Ini juga tidak berarti selama belajar harus serius sekali, tegang tanpa selingan.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
a. Faktor Interen, Faktor ini meliputi :
1. Kondisi fisik / jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat
berpengaruh terhadap minat dan aktifitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti
kesehatan yang prima dan tidak daalam keadaan sakit atau lemah, akan sangaat
membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaraan. Sebab pelajaran
matematika meemerlukan kegiataan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian
dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu
kesehatannya, akaan sulit memusatkaan perhatiannya dan berfikir jernih.
2. Pengalaman belajar matematika di jenjang pendidikan sebelumnya.
Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal ( entry behavior ).
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Bloom, (2004:64) “ Kemampuan awal adalah
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan persyaratan yang di
miliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.”
Setiap siswa masing – masing telah memiliki berbagai pengalaman belajar yang
berbeda – beda yang di perolehnya di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal tersebut
merupakan modal awaal bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
13
Pengalaman belajar yang telah di miliki oleh siswa besar pengaruhya teerhadap
minat belajar. Pengalaman tersebut menjadi dasar unuk menerima pengalaman –
pengalaman baru yang akan sangat membantu dalam minat belajar siswa.
Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam menguasai dan
memahami materi pelajaran matematika, kaarena ia telah memahami dan menguasai
dengan baik materi pelajran matemaatika sewaktu di SD / MI. Jadi, dapat di pahami
bahwa pengalaman belajar matematika di jenjang matematika sebelumnya turut
berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran matematika.
b. Faktor Eksteren
1. Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa
dalam belajar matematika. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan
metode dan gaaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan prhatian siswa.
Dominikus catur raharja (2001:7) menyatakan :
Guru adalah kreator proses belajr mengajar. Guru adalah oraang yang akan
mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mngkaji apa yang menarik
minatna, mngekspresikan ide – ide dan kreativitasnya dalam batas – batas dan
norma – norma yang di tegakkan secara konsisten.
Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang
berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya dan kemudian mendorongnya
untuk terus mempelajarinya. Cara seorang guru untuk menyampaikan pelajaran
sangat terkait dengan tipe atau karakter kepribadianya, seperti yang di kemukakan
Muhibin Syah sebagai berikut :
14
2. Guru yang otoriter ( Autoriterian )
Secara harfiah, otoritervbararti berkuasa sendiri atau sewenang – wenang.
Dalam PBM, guru yang otoriter mengarahkan dengan keras segala aktivitas para
siswa tanpa di tawar – tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan yang di berikan
kepada siswa untuk berperan serta memutuskan cara terbaik untuk kepentingan
belajar mereka, sehingga antara guru dan murid tidak terdapaat hubunan yang akrab.
3. Guru yang Demokratis ( Demokratie )
Arti demokratis adalah bersifat demokratis yang pada intinya mengandung
makna memperhatikan persamaan hak daan kewajiban semua orang. Guru yang
memiliki sifat ini pada umummnya di pandang sebagai guru yang paling baik dan
ideal.. Alasannya, dibanding dengan guru yang lainnya guru tipe demokratis lebih
suka bekerja sama dengan rekan – rekan seprofesinya. Namun tetap menyelesaikan
tuggasnya secara mandiri. Di tinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang demokratis
dan yang ptoroter tidak jauh berbeda. Akan tetapi dari sudut moral, guru yang
demokratis dan karenanya ia lebih di senangi oleh rekan – rekan sejawatnya maupun
para siswanya sendiri.
Di samping itu, metode yang di gunakan dalam menyampaikan pelajaran besar
pula pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Apabila guru hanya menggunakan
satu metode saja dalam mengajar maka akan membosankan, yang akhirnya siswa
tidak tertarik memperhatikan pelajaran. Jadi hendaknya guru dapat menggunakan
berbagai metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
15
4. Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran matematika.
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peranan penting dalaam memotovasi
minat siswa pada suatu pelajaaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat
memancing minat siswa pda mata pelajaran matemaatika.
Fasilitas dan alat penunjang pelajaaran matematika yang di maksud di sini
berupa :
a) Alat fasilitas yang di gunakan bersama – sama dengan murid. Sebagai contoh :
papan tulis, kapur tulis / spidol, ruangan kelas dan sebagainya.
b) Alat yang di miliki olehh masing – masing murid dan guru. Sebgai contoh :
Alat tulis, buku pelajaran matematika, buku pegangan guru dan lain
sebagainya.
c) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi gambaran yang
lebih jelas tentang hal – hal yang di ajarkan
E. Ruang Lingkup Matriks
Sebagian besar manusia, baik anak – anak maupun orang dewasamenyukai
permainan. Salah satu permainan yang menarik adalah permainan catur. Dalam
perainan catur, terdapat aturan – aturan lengkap dari setiap bidak catur.Misalnya
langkah kuda yaitu seperti huruf L.
Seorang pemain catur profesional mempunyai strategi dalam permainannya.
Langkah – langkah setiap bidak catur teleh di perhitungkan dengan cermat, sehingga
menjelang akhir permainan dia dapat memprediksi berapa langkah lagi dia akan
memenangkan pertandingan.
16
Kitapun dapat mempelajarinya dengan menggunakan matriks. Setiap langkah
anak catur dapat di buat grap terarah dan dapat diinterpretasikan dalam bentuk
matriks.
MATRIKS
a. Operasi perkalian, penjumlahan dan pengurangan matriks ordo 2
x 2
1) Pengertian Matriks.
Matriks adalah susunan bilangan yang di atur berdasarkan baris dan kolom
sehingga mebentuk persegi panjang. Ukuran panjang dan lebar matriks di
tentukan oleh banyaknya baris dan kolom pada matriks. Bilangan – bilangan yang
menyusun baris dan kolom matriks di sebut unsur – unsur atau elemen – elemen
dari matriks itu.
Syarat – syarat sutu matriks adalah :
b. Bentuk persegi panjang dan di tmpatkan dalam kurung biasa atau kurung
siku.
c. Elemen – elemennya teriri dari bilangan – bilangan
d. Mempunyai baris dan kolom.
2) Bentuk umum matriks
Nama sebuh matriks di lambangkan dengan huruf besar ( huruf kapital )
A, B, C, D… dan seterusnya. Secara lengkap di tulis matriks A = ( aij) artinya
suatu matriks A yang elemen – elemennya aij dengan indeks i menyatakan baris
ke –i dan indeks j menyatakan kolom ke – j dari elemen – elemen tersebut.
17
Secara umum sebuah matriks A = ( aij), i = 1, 2,….,m dan j = 1, 2,….n.
Yang bereti matriks A mengandung m baris dan n kolom dapat di lambangkan
oleh notasi berikut :
Johanes dkk ( 2004 : 122 )
3) Istilah dalam matriks
Sebelum mempelajari masalah operasi perkalian, penjumlahan dan
pengurangan matriks, perlu dipahami terlebih dahulu beberapa pengertian dan
istilah yang berkaitan dengan matriks.
A = elemen-elemen yang terletak pada baris pertama
elemen-elemen yang terletak pada baris
kedua
Elemen yang terletak pada kolom pertama
Elemen yang terletak pada kolom kedua
Elemen yang terletak pada kolom ketiga
A m x n = A ( m x n ) = A m x n =
18
A =
Berdasarkan pengamatan dalam paparan sebelumnya, pngertian, baris kolom
dan elemen suatu matriks dapat dilengkapi sebagai berikut:
a. Baris dari suatu matriks adalah: Bagian susunan bilangan yang dituliskan
mendatar dan horisontal dalam matriks.
b. Kolom dari suatu matriks adalah: Bagian susunan bilangan yang dituliskan tegak
atau vertikal dalam matriks.
c. Elemen atau unsur suatu matriks adalah: Bilangan-bilangan (real atau kompleks)
yang menyusun itu.
(Wirodikromo Sartono, 2006:92)
4) Operasi pada matriks ordo 2 x 2
Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika memiliki ordo yang sama.
Penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan elemen-elemen yang seletak
yaitu jika A = (aij) dan B = (bij), maka A + B = (aij + bij).
Contoh Penjumlahan
1. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B = +
=
=
2. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B = +
19
=
=
Contoh Pengurangan
1. Jika A = dan B = maka tentukanlah A – B
Jawab: A – B =
=
=
2. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B =
=
=
Contoh Perkalian
1. Jika A = dan B =
Jawab: A x B =
=
=
2. Jika A = dan B =
20
Jawab: A x B =
=
F. Kerangka Pikir
Pengaruh penguasaan materi operasi matriks ordo 2 x 2 terhadap hasil belajar
siswa kelas XII IPS – 2 MAN 1 Ambon merupakan sebuah hipotesis. Pencarian
terhadap kebenarannya melalui kuisioner dan tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Hasil yang di peroleh di analisis dengan menggunakan analisis statistik
persamaan regresi.
Analisis ini nantinya akan memberikan pembuktian terhadap hipotesis tersebut,
apakah benar atau tidak. Jika benar maka hal ini dapat di gunakan untuk menambah
minat belajar siswa, sehingga kedepan tercpainya tujuan minat belajar siswa trhadap
mata pelajran matemtika.
21
Bagan Kerangka Pikir
Pengaruh Minat Belajar Siswa
Minat BelajarHasil Belajar
Instrumen Tes Dan Kusioner
Hipotesis
22
Proses Pembelajaran diMAN 1 Ambon
Analisis
StatistikDeskriftif
Regresi Sederhana
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Ex post facto yaitu penelitian yang
bertujuan untuk melihat dan mengkaji dua variebel atau lebih. Dimana variabel yang
di kaji telah terjdi sebelumnya melalui perlakun orang lain.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPA dan IPS MAN
1 Ambon semester ganjil tahun ajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 145 siswa yang
terdiri dari lima kelas.
2. Sampel
Sampel dalam enilitian ini di ambil satu kelas yaitu kelas XII IPS – 2 MAN 1
Ambon dengan jumlah 40 siswa.
C. Instrumen Penelitian
23
Kesimpulan
Untuk memperoleh data yang akurat yang digunakan dalam instrumen penelitian
adalah :
a. Kuisioner
Dilakukan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika. Sebagaimana yang terlampir.
b. Test
Untuk mengetahui hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan 2
metode yaitu :
1. Observasi, yaitu dimaksud agar peneliti dapat melihat langsung proses
belajar siswa.
2. Test, untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap hasil belajar operasi
perkalian matriks.
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan :
1. Teknik analisis Statistik Diskriptif
Dengan menggunakan teknik analisis Statistik Diskriptif
untuk menghitung presentase dari skor yang diperoleh siswa, maka rumusan yang
digunakan adalah :
24
Nilai =
Selanjutnya dari hasil presentase, kemudian diklasifikasikan dengan presentase