UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI “STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First (cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Diajukan Oleh : NAMA : Fara Febriana Puteri NIM : 2011 – 41 – 280 KONSENTRASI : Hubungan Masyarakat Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
“STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First
(cabang Tebet) Dalam Mempertahankan
Citra Perusahaan
Diajukan Oleh :
NAMA : Fara Febriana Puteri
NIM : 2011 – 41 – 280
KONSENTRASI : Hubungan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2015
2
3
1
4
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan Hidayah-
Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya, walaupun dalam kenyataannya masih jauh dari
sempurna.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh
ujian sidang sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi dengan jurusan Hubungan
Masyarakat pada Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan judul
skripsi “strategi Public Relations English Frist (cabang tebet).”
Penelitian ini bertujuan untuk. Untuk Mengetahui Strategi Public
ReLations English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra
Perusahaan
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Maka apabila di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena penulis sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebab
adanya keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu,
koreksi atau saran sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skrisi ini dapat berguna dan
memberikan manfaat kepada para pembaca dan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi kajian ilmu komuniksi.
Jakarta, 12 agustus 2015
Penulis
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirrobil’alamiin, penulis panjatkan Puji syukur sampaikan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan cobaan.
Apapun itu penulis percaya semua adalah hal yang terbaik sebagai takdir
dan jalan hidup. Semoga dengan selesainya skripsi ini, Allah SWT, meridhoi
langkah dan jalan untuk mendapatkan cuta-cita dan harapan untuk hidup
bermakna. Amin yaa Rabbal’alamin. Dan tidak lupa sholawat dan salam
pada Nabi Muhammad SAW yang telah membukakan cakrawala
pengetahuan dan teladannya.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya berkeinginan bahwa semua tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu saya ingin ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Mamaku dan Papaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang
sepenuhnya untukku dan telah meluangkan sepenuh hidupnya demi
kebahagianku serta ke dua adik saya tersayang yaitu hanif dan salwa
yang telah meluangkan waktunya untuk selalu mendukung dan
memotivasi penulis, menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. H. Hanafi Murtani, MM. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama)
3. Drs Nono Sungkono, MM. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis.
7
4. Dr. Prasetya Yoga Santoso. selaku Pembimbing II, yang juga telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis.
5. Seluruh dosen di FIKOM-UPDM (B) yang telah membimbing penulis
selama perkuliahan.
6. Seluruh staff dan center manager English Frist cabang tebet, yang telah
berrsedia menjadikey informan saya pada penelitian ini.
7. pasangan saya Luthfi fadhlillah yang senantiasa membantu saya mencari
data, yang sabar menemani saya, serta memberi saya saran dan
memberi support penuh untuk penulisan skripsi saya.
8. Tante saya devi yang selalu memberikan suport saya dalam penulisan
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI ABSTRAK
Nama : Fara Febriana Puteri NIM : 2011-41-280 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Strategi Public Relations English First (Cabang Tebet)
Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan . Jumlah Bab : 5 Bab + 120 Halaman Bibliografi : 25 Buku + 4 Website Pembimbing : 1. Drs . Nono Sungkono, MM
2. DR. Prasetya Yoga Santoso, MM
Penelitian ini dilatarbelakangi cara mempertahankan citra yaitu kursus
bahasa Inggris yaitu English First dalam menghadapi kompotitor yang sejenis yang dimana kursus bahasa Inggris sudah banyak di minati oleh semua masyarakat yang seiring dengan berkembangnya era globalisasi. Sedangkan fokus masalah dalam penelitian ini bagaimana strategi Public Relations dalam mempertahankan citra yang positif dalam lembaga pendidikan bahasa Inggris yaitu English First agar tetap biasa mendapatkan citra yang positif di mata masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi Public Relations English First cabang Tebet dalam mempertahankan citra perusahan. Pada penelitian ini landasan teori yang digunakan adalah Strategi Public Relations 9 Step of Strategic Public Relations milik Ronald D. Smith yaitu Analisis situasi, Analisis Organisasi, Analisis Publik, Menetapkan Sasaran dan Tujuan, Formulasi Aksi dan Respon Strategi, Mengembangkan Strategi Pesan yang Efektif, Memilih Taktik Komunikasi,Impelementasi Perencanaan Strategi, dan Evaluasi. dan Fungsi Manajemen Public Relations (MPR) yaitu Mencari Fakta, Perencanaan, Mengkomunikasikan, dan Evaluasi. Dimana kedua teori tersebut menjelaskan mengenai strategi Public Relations yang dilakukan dalam mempertahankan Citra English Frist cabang Tebet. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan paradigma Konstruktivisme,teknik pengumpulan data wawancara. Dari hasil penelitian maka penulis menyimpulkan bahwa Strategi yang dilakukan Public Relations English Frist cabang Tebet dalam mempertahankan Citra perusahaan yaitu dengan menjadikan kualitas good service dari segi pelayanan dan kenyamanan, selain itu English First juga mempunya banyak selling point yang dimiliki dari segi fasilitas dan segi pembelajarannya dan English Frist juga melalukan potongan harga atau promosi yang diadakan tiap tahun dan tiap bulannya guna untuk daya tarik customer.
12
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI ABSTRAK
Nama : Fara Febriana Puteri NIM : 2 011-41-280 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Hubungan Masyarakat Judul Skripsi : Strategi Public Relations English First (Cabang Tebet)
Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan . Jumlah Bab : 5 Bab + 110 Halaman Bibliografi : 25 Buku + 4 Website Pembimbing : 1. Drs . Nono Sungkono, MM
2. DR. Prasetya Yoga Santoso, MM
This research is motivated by maintaining the image that English language
courses is English First in the face of similar compotitor that where skinny English
already stout in the interest of all communities in line with the development of
globalization. While the focus of this research problem in how the Public Relations
strategy in maintaining a positive image in the English language educational
institutions are to remain plain English First get a positive image in the public eye.
The purpose of this study was to determine strategies Public Relations English First
Tebet branch in maintaining the company's image..
In this study the theoretical basis used is the Public Relations Strategy 9 Step of
Strategic Public Relations belongs to Ronald D. Smith is Analyzing The Situation,
Analyzing the Organization, Analyzing the Public's, Establishing Goals and
Objectives, formulating Action and Response Strategies, Effective Communication
Design, Selecting Communication Tactics, Implementing the Strategic Plan, and
Evaluation and Management Function Public Relations (MPR) that is Fact Finding,
Planning, Communicating, and Evaluating. Where both theories explaining the
Public Relations strategy undertaken in maintaining Citra English First Tebet branch.
The research methodology used descriptive qualitative paradigma of
Constructivism.
From the research, the authors conclude that strategies undertaken Public
Relations English Frist Tebet branch in maintaining the image of the company is to
make good quality service in terms of service and comfort, in addition to the English
First will also have owned a lot of selling points in terms of facilities and in terms of
learning materials and English frist also put through discounts or promotions held
annually and each monthly in order to allure the customers.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya era globalisasi, peran komunikasi menjadi
semakin penting. Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama di
seluruh dunia. Menurut Gorys Keraf dan Abdul Chaer (2006:1), bahasa
adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat abitrer, digunakan
oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan
untuk mengidentifikasikan diri.Tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat
ini, bahasa Internasional yang digunakan adalah bahasa Inggris.
Hal tersebut menyebabkan negara-negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya, ingin juga
memperdalam belajar berbahasa Inggris melalui kursus atau bahkan
mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa keduanya. Masyarakat
seiiring dengan berkembangnya teknologi, dapat mempelajari bahasa
Inggris dengan lebih mudah dan menyenangkan, misalnya saja belajar
melalui internet dan perangkat audio. Selain pembelajaran bahasa
Inggris itu sendiri, masyarakat pun mengharapkan pelayanan yang
terbaik dari lembaga kursus bahasa Inggris tempat mereka belajar.
Lembaga kursus bahasa Inggris pun berlomba- lomba menjadikan
tempatnya sebagai lembaga kursus terbaik, memiliki jumlah siswa yang
banyak, dan menjadi nomor satu di masyarakat. Semakin banyaknya
1
2
lembaga kursus bahasa Inggris yang berkembang di masyarakat,
menyebabkan tiap lembaga kursus harus memiliki nilai lebih, keunikan,
daya saing, pelayanan yang berbeda dan unggul dari lembaga kursus
bahasa Inggris lainnya. Lembaga-lembaga kursus kecil hanya
menekankan pembelajaran bahasa oleh guru tanpa didukung oleh
fasilitas teknologi yang canggih.
English First (EF) merupakan bagian dari EF education. Sejak
1965, EF telah membantu jutaan siswa belajar di dalam negri melalui
misinya untuk menghilangkan hambatan bahasa dan budaya. Dengan
lebih dari 400 kantor dan sekolah, EF memiliki jaringan guru dan ahli
yang terbesar di seluruh penjuru dunia. Kini EF telah berumur lebih dari
50 tahun dan dalam masa tersebut telah mencetak banyak kesuksesan
Citra perusahaan merupakan tujuan utama sebuah perusahaan.
Terciptanya sebuah citra perusahaan yang baik di mata publik tentunya
akan membawa banyak keuntungan pada perusahaan itu sendiri.
Perusahaan bisa menjadikan citra sebagai aset besar yang tidak ternilai
harganya.
Citra berkaitan erat dengan divisi Public Relations sehingga Public
Relations menjadi salah satu bagian penting dalam suatu
perusahaan.Public Relations juga merupakan ujung tombak dari sebuah
perusahaan dalam melayani kebutuhan dan kepentingan publik. Dengan
kata lain, adanya Public Relations pada sebuah perusahaan adalah
sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan publiknya.
Oleh karena itu, Public Relations harus dapat membuat strategi untuk
dapat mempertahankan citra perusahaan.
Strategi yang digunakan juga harus disesuaikan dengan kondisi
perusahaan.Strategi Public Relations tidak hanya dilakukan pada saat
perusahaan mengalami krisis saja tetapi juga pada saat perusahaan
sedang berada di puncak kejayaannya.Kegiatan Public Relations sangat
5
berkaitan dengan citra perusahaan.Dalam melaksanakan strategi Public
Relations tentunya tidak terlepas dari hambatan yang dihadapi.
Pentingnya citra pada suatu perusahaan membuat penulis ingin
mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Public Relations
hingga English First bisa tetap bertahan di tengah persaingan usaha
jasa pendidikan kursus bahasa Inggris yang semakin tinggi dan semakin
banyak perusahaan pesaing yang berkecimpung di dunia bisnis yang
sama.
Berbagai usaha Public Relations yang berkaitan dengan citra
perusahaan menjadi dasar penelitian secara mendalam mengenai
strategi Public Relations.Oleh karena itu, judul penulisan ini adalah
“STRATEGI PUBLIC RELATIONS English First (Cabang Tebet)
Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan “.
1.2 Fokus Penelitian
Bagaimana strategi Public Relations dalam mempertahan citra
yang positif dalam lembaga pendidikan bahasa Inggris yaitu “EF”
(English Frist) agar tetap bisa mendapatkan citra yang positif di mata
masyarakat.
1.3 Pertanyaan Penilitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan perumusan masalah agar
penulisan dapat tepat sasaran dalam memperoleh hasil yang maksimal,
6
Berdasarkan latar belakang diatas timbul perumusan masalah yang ingin
dikemukakan untuk diteliti yaitu :
“Bagaimana Strategi Public Relations English First (cabang Tebet)
Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Pendidikan?”
Pembatasan materi terdiri
Penelitian ini dibatasi hanya pada bagaimana Strategi Public Relations
English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan.
Pembatasan istilah
a. Strategi
Menurut Adnanputra (2008:133), mengatakan bahwa “Strategi
adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana
merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada
akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses
manajemen.” Sedangkan menurut Steiner dan Miner (1988) dalam
Abdurrahman (2001:34):
“Strategi merupakan penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran organisasi akan tercapai.”
Beda pula arti strategi dikalangan militer, terdapat ungkapan
yang amat terkenal yang berbunyi : "To win the war, not to win the
battle" yang jika kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti
7
"memenangkan perang, bukan berarti memenangkan pertempuran."
(Effendy,2003:299)
Dari definisi-definisi diatas, strategi dapat disimpulkan, selain
untuk perencanaan dan manajemen melainkan sebagai arah petunjuk
bagaimana taktik operasionalnya dijalankan. Strategi juga sebagai
pedoman jangka panjang atas visi dan misi perusahaan serta
bagaimana untuk mencapai sasaran.
b. Public Relations
Menurut Scot M. Cutlip dan AllenH.Center (1971) dalam
Ruslan (2004:3), mengungkapkan bahwa: "Public relations adalah
fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan
kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya,
serta merencanakan program komunikasi untuk memperoleh
pengertian dan dukungan publiknya."
Sedangkan menurut John E. Marston dalam Ruslan (2004:5)
bahwa “Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk
mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai
program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan,
mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah
dicapai.”
Berkenaan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Public Relations merupakan proses yang berkelanjutan dari
8
usaha-usaha manajemen untuk memperoleh citra yang baik dimata
masyarakat atau konsumen.Kegiatan Public Relations pada dasarnya
merupakan kegiatan yang menggunakan komunikasi sebagai sarana
pokoknya. Seperti telah disinggung diatas, kegiatan Public Relations
pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi.
Berdasarkan kegiatan diatas penulis mengartikan bahwa Public
Relations bukan sekedar Relations, tetapi sebagai usaha manajemen
yang dilakukan melalui komunikasi, untuk dapat menarik simpati dan
mempertahankan citra perusahaan.
a. Citra
Menurut Ruslan (2005:50):
“Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan kesadaran dan pengertian, baik seprogram acara televisi am tanda respek dan rasa hormat dari public sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau terhadap personil. Citra positif tercipta apabila suatu lembaga dapat dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik”. Selain itu, menurut Kriyantono (2006:8): “Citra juga persepsi
publik tentang perusahaan menyangkut pelayanan, kualitas produk,
budaya perusahaan, perilaku konsumen atau perilaku-perilaku
individu dalam perusahaan.”
Berdasarkan pengertian diatas, yang dimaksud citra adalah
suatu pandangan yang dimiliki oleh setiap orang, perusahaan atau
organisasi yang memiliki keyakinan, ide, dan kesan terhadap suatu
9
objek. Citra juga gambaran diri sebuah perusahaan yang dinilai oleh
publik dan diciptakan secara sengaja yang bersifat membangun.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka
penelitian ini bertujuan : Untuk Mengetahui Strategi Public ReLations EF
English Frist (Cabang Tebet) Dalam Mempertahankan Citra Perusahaan.
1.5 Singnifikansi Penelitian
1.5.1 Singnifikansi Teoritis
Manfaat akademis yang ingin diperoleh dari adanya
penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan bidang ilmu
komunikasi secara umumnya, dan perkembangan ilmu Public
Relations secara khususnya. Manfaat akademis lainnya yaitu
agar Penulis mampu berpikir logis sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh sejak awal bangku perkuliahan
serta dapat menguji fenomena atau permasalahan secara ilmiah
dan terkonstruksi dengan baik
1.5.2 Singnifikansi praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
mengetahui strategi Public Relations dalam mempertahankan
10
citra perusahaan yang dilaksanakan oleh EF English First
(Cabang Tebet). Hasil penelitian juga dimanfaatkan sebagai
masukan praktis bagi Public Relations Engglis Frist (Cabang
Tebet) dalam menyempurnakan strategi mempertahankan citra
perusahaan.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA KONSEP &TEORI
2.1 Kajian Pustaka –Penelitian Sejenis
Pada dasarnya penelitian terdahulu dibidang Ilmu Komunikasi
dapat dijadikan dasar melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat
pengembangan atau pengujian ulang terhadap hasil yang telah
diperoleh, apakah masih mempunyai hasil yang sama setelah di uji di
waktu yang berbeda atau memiliki hasil yang berbeda sama sekali.
Pengujian tersebut bermanfaat untuk memperkuat hasil penelitian
sebelumnya sehingga tidak ada keraguan bahwa suatu faktor tertentu
mempunyai pengaruh terhadap faktor yang diteliti. Selanjutnya hasil
penelitian tersebut dapat dipergunakan untuk kebijakan bidang Ilmu
Komunikasi.
Namun demikian ada pula penelitian yang sama sekali baru dan
belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian itu biasanya ditujukan untuk
memperoleh pengetahuan baru mengenai hubungan atau pengaruh
suatu faktor terhadap faktor lain. Penelitian ini sendiri merupakan
replikasi (pengulangan) dari penelitian sebelumnya.
Sebelum penelitian ini, dilakukan penelitian sejenis yang dilakukan
oleh Munifa Sungkar mahasiswi tahun 2013 dari Universitas
Mercubuana,Falkutas Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas yang berjudul
“Strategi Marketing Public Relations Program Pendidikan Bahasa Inggris
11
12
Anak “HIGH FLYERS” di English Frist Cabang Bumi Serpong
Damai(BSD)”
Selanjutnya juga ada penelitian yang di lakukan oleh Awad Amir
Aziz mahasiswa tahun 2012 dari Universitas Binus Nusantara Falkutas
Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas yang berjudul “Strategi Public
Relations Plaza Senayan Dalam Mepertahankan Citra”
Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat di table yang berada di bawah ini:
Tabel 2.1
Munifah Sungkar
(2013)
Awad Amir Aziz
(2012) Fara Febriana Puteri
JUDUL
Strategi Marketing
Public Relations
Program Pendidikan
Bahasa Inggris Anak
“HIGH FLYERS” di
English Frist Cabang
Bumi Serpong
Damai(BSD)
Strategi Public Relations
Plza Senayan Dalam
Mepertahankan Citra
Strategi Public
Relations English
Frist (Cabang Tebet)
Dalam
Mempertahankan
Citra
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
Strategi Marketing
Public Relations
Program Pendidikan
bahasa inggris anak-
anak High Flyers di
English First dalam
menghadapi
kompotitornya yaitu
program bahasa
inggris anak di
Untuk mengetahui
Strategi Public Relations
Plaza Senayan dalam
mempertahankan citra
Untuk Mengetahui
Strategi Public
ReLations yang
dilaksanakan EF
English Frist (Cabang
Tebet) Dalam
Mempertahankan
Citra Perusahaan
13
lembaga bahasa
inggris sejenis di
sekitar BSD
Metode
Penelitian
1. Pendekatan
Penelitian :
Kualiitatif
2. Jenis
Penelitian:Deskriptif
3. Metode
peneltiian:wawanca
ra, dokumentasi,
dan observasi
1. Pendekatan
Penelitian :
Kualiitatif
2. Jenis
Penelitian:Deskriptif,
3. Metode
peneltiian:Observasi
1. Pendekatan
Penelitian :
Kualiitatif
2. Jenis Penelitian:
Deskriptif,
3. Metode peneltiian:
wawancara, dan
observasi
Teori 1. Komunkasi
2. Public Relations
3. Marketing Public
Relations
1. komunikasi
2. Public Relations
3. Citra
1. komunikasi
2.strategi manajemen
PR
3. strategi Public
Relations
Hasil Strategi yang dilakukan
oleh MPR dari EF BSD
yaitu berkaitan dengan
“Three ways strategy”
yaitu strategi “pull”
(mempengaruhi
dengan iklan),”puss”
(mendorong dan
meningkatkan motivasi
sales force perusahaan
dalam mempromosikan
produk dan “pass”
(mempengaruhi
publicakan citra baik
perusahaandengan
cara memberikn
Strategi yang di lakukan
oleh humas Plza
Senayan Dalam
mempertahankan citra
perusahan
menggunakan
manajemen 9 langkah
strategis public relations
yaitu dengan analisis
SWOT, analisis
kompetitor, dan
segmentasi pasar
sehingga menghasilkan
melakukan kegiatan
eksternal tersebut salah
satu satu caranya
14
kepuasan konsumen
terhadap produk yang
dibelinya)
adalah dengan
melakukan strategi
Public Relations salah
satunya yaitu
regeneration,merupakan
kegiatan dimana para
personil jajaran seperti
divisi Public Relations
dan promotion
mendatangi sekolah-
sekolah dan univesitas
dalam rangka
memperkenalkan dan
menjelaskan Plaza
Senayan secara baik
seingga para-para
generasi muda ter
motivasi bahwa jika
ingin membeli barang-
barang branded yang
bagus dan nyaman
hanya di Plaza
Senayan, dengan
melakukan kegiatan
regeneration ini maka
lima sampai sepuluh
tahun ke depan mereka
akan membeli barang di
Plaza Senayan kegiatan
ini akan menguntungkan
bagi perusahaan dan
akan mendapatkan
manfaat yang besar
15
Berdasarkan matriks diatas penulis mengkeritik terdapat 2 judul
skripsi yang pertama judul dari Strategi Marketing Public Relations
Program Pendidikan Bahasa Inggris Anak “HIGH FLYERS” di English
Frist Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) skripsi ini hanya memfokuskan
terhadap teori Marketing Public Relations saja (MPR) beda dengan teori
yang di terapkan oleh penulis yang digunakan adalah Manejemen Public
Relations yaitu 4 step dan dari strateginya mengunakan 9 nine step dari
teori Ronald D. Smith.
Judul ke dua Strategi Public Relations Plza Senayan Dalam
Mepertahankan Citra sama-sama mengunakan 9 step dan analisis
SWOT sehingga strategi dalam mempertahan citra dapat berjalan
dengan baik.
2.2 Kerangka Konsep –Konsep Penelitian dan Teori
2.2.1 Teori Komunikasi
Menurut Effendy (2004:9) ”Istilah komunikasi atau dalam
bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. disini maksudnya adalah sama makna.” Jadi, kalau dua
orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
16
Perkembangan fenomena komunikasi dengan demikian
tergantung sejauh mana perkembangan sumber komunikasi, yaitu
pesan dan informasi (pengetahuan yang ada pada masyarakat),
hingga media (teknologi komunikasi) yang ada.
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah ”Upaya
yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”
(dalam Effendy, 2004:9)Definisi Hovland menunjukkan bahwa
yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja
penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat
umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang
dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan peran penting.
Komunikasi pada umumnya adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Di dalam
pikiran terdapat berupa gagasan, ide, informasi atau opini. Dan
perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, kekhawatiran yang
muncul dari hati seseorang.
a. Proses Komunikasi
Dalam prose komunikasi terbagi menjadi dua tahap,
yakni secara primer dan secara sekunder.
1. Proses Komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada
17
orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, isyarat, kial, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikan.
2. Proses Komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Alat atau saran yang digunakan adalah surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain.”
(dalam Effendy, 2004:11).
b. Tujuan Komunikasi
Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan
tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud
disini menunjukkan pada suatu hasil atau akibat yang di
inginkan oleh pelaku komunikasi. Secara umum tujuan
komunikasi menurut Wilbur Schram, tujuan komunikasi deapat
dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni : kepentingan
sumber (pengirim) komunikator dan kepentingan penerima /
komunikan.
18
Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber :
1. Memberikan informasi
2. Mendidik
3. Menyenangkan / Menghibur
4. Menganjur suatu tindakan / persuasi
Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima :
1. Memahami informasi
2. Mempelajari
3. Menikmati
4. Menerima atau menolak informasi / anjuran.”
(Sendjaja,1999:45).
Gambaran sederhana dari proses komunikasi dapat dilihat
dari model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Lasswell,
yang mengemukakan sebuah model komunikasi untuk
menjelaskan komunikasi dengan menggunakan lima pertanyaan
yang ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi,
yaitu “who says what in which channel to whom with what effect.”
Untuk lebih jelasnya di gambarkan sebagai berikut (Effendy,
2004:26):
Who - siapa = komunikator
Says what - mengatakan apa = pesan
In which channel - dalam media apa = media
To whom - kepada siapa = komunikan
With what effect - dengan efek apa = efek”
19
Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell yang telah
diuraikan di atas, maka jika diaplikasikan ke dalam penelitian ini,
adalah :
a. Who (siapa)
Yaitu komunikator yang merupakan sumber yang akan
memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada para
komunikannya, komunikator dalam hal ini adalah petugas
public relations.
b. Says what (pesan yang akan disampaikan)
Yaitu pesan yang akan disampaikan komunikator, dalam
hal ini adalah segala bentuk informasi mengenai program
kegiatan eksternal English First.
c. In which channel (media yang dikemukakan)
Media yang digunakan adalah berbagai media
pendukung dan fokus pada media relations sebagai sarana
informasi melalui kegiatan eksternal Public Relations.
d. To whom (siapa komunikannya)
Pesan ditujukan kepada publik umum khususnya para
student yang belajar di English First tersebut agar dapat
mengetahui system pembelajaran bahasa inggris di English
First tersebut dengan baik serta student juga dapat
mengetahui fasilitas apa saja yang diberika oleh English First.
20
e. With what effect (efek apa yang diharapkan)
Efek apa yang diharapkan pada komunikan adalah
terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi sehingga strategi
Public Relations dapat diterima oleh public, yang pada
akhrinya mampu menciptakan citra English First.
Berdasarkan model komunikasi Harold Lasswell di atas, jika
dikaitkan dengan penelitian ini adalah Public Relations sebagai
komunikator, pesan-pesan secara verbal yang disampaikan
berupa pengenalan dan penyampaian informasi tentang program
ekesternal. Sedangkan, publik umum khususnya para masyarakat
yang memiliki kecendrungan untuk memperhatikan jenis dan
manfaat program eksternal Public Relations kepada khalayak
sasaran atau disebut komunikan. Terakhir adalah efek yang
diharapkan pada komunikan adalah terpenuhinya seluruh
kebutuhan informasi masyarakat mengenai perusahaan dengan
melihat kualitas kegiatan eksternal Public Relations mampu
menggiring pembentukan citra English First ke arah yang lebih
baik. Dengan demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut
Harold Lasswell yang mutlak harus ada di dalam setiap
prosesnya.
21
2.2.2 Teori Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Aktifitas public relations sehari-hari adalah
menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way
communications) antara perusahaan atau suatu lembaga
dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling
pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu. Humas di satu pihak mempunyai persamaan memiliki
kekuatan (power of opinion) dalam membentuk opini publik,
dengan kata lain lebih menekankan fungsi untuk menggalang
pengertian antar lembaga yang diwakilinya dengan publik yang
menjadi target sasarannya (target audience). Berbeda dengan
wartawan atau media pers adalah alat kontrol sosial.
Menurut para pakar, hingga saat ini belum terdapat
definisi tetap mengenai Public Relations (PR) atau hubungan
masyarakat (humas), yang selanjutnya kedua istilah tersebut
akan digunakan secara bergantian dalam tulisan ini. Ketidak
sepakatan tersebut menurut Frazier Moore (Sari, 2012:1)
disebabkan oleh: pertama, beragamnya definisi Public
Relations yang telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun
profesional Public Relations didasari perbedaan sudut pandang
mereka terhadap pengertian Public relations. Kedua,
perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan
22
oleh kalangan akademi perguruan tinggi tersebut akan lain
bunyinya dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi
(Public Relationss Practitioner). Dan ketiga, adanya indikasi
baik teoritis maupun praktis bahwa kegiatan public relations itu
bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan
dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan
jaman, khususnya memasuki era globalisasi dan milenium
ketiga saat ini.
Meskipun demikian, disini penulis ingin mengemukakan
beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi Public
Relations (Ruslan, 2010:15).The British Institute of Public
Relations mendefinisikan Public Relations sebagai:
1) Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi
antara organisasi dan publiknya;
2) Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan
dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga
saling pengertian antara organisasi dan publiknya.
Menurut Glenn (Butterick, 2012:7), Public Relations
merupakan suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
menyatakan kebijaksanaan dan prosedur (tata laksana)
seseorang atau suatu organisasi atas dasar kepentingan
publik, dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh
pengertian dan pengakuan yang baik dari publik. Dalam definisi
23
tersebut ditunjukkan betapa pentingnya kedudukan publik,
kepentingan publik dan opini publik, serta pelaksanaan
kerjanya diarahkan untuk memperoleh pengertian dan
pengakuan publik.
Cutlip (2006:6) mengartikan Public Relations adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi tersebut. Sementara itu International Public
Relations Associaton (IPRA), suatu organisasi Public Relations
yang bertaraf internasional juga membuat definisi kerja
hubungan masyarakat sebagai berikut:
“Hubungan masyarakat ialah suatu fungsi manajemen yang berlangsung secara terus menerus dan dirancang melalui organisasi-organisasi masyarakat, swasta, lembaga yang berusaha menjalin dan memelihara saling pengertian, simpati serta dukungan dari siapa saja yang ada kaitannya dengan dirinya melalui informasi, termasuk memperbaiki peraturan-peraturan dan pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk mencapai kerjasama serta pemecahan masalah secara efektif untuk kepentingan bersama”. (Adnan & Changara, 2003:17). Walaupun memiliki redaksi yang berbeda mengenai
definisi kehumasan, namun hal itu tidak perlu di artikan sebagai
suatu gejala kemunduran, melainkan sebagai suatu dinamika
yang tinggi dengan makin banyaknya tantangan yang harus
dijawab oleh petugas humas, terutama dengan makin pesatnya
24
perkembangan teknologi komunikasi, serta perubahan
masyarakat yang makin cepat. Oleh karena itu, bagaimanapun
banyaknya definsi Public Relations tersebut, dapat diambil
intisarinya bahwa Public Relations senantiasa menjalankan
hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan dalam
mencapai hubungan yang harmonis di antara pihak-pihak yang
terkait didalamnya.
Berfungsi tidaknya Public Relations dalam sebuah
organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang
menunjukkan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut antara lain
mencakup. Pertama, Public Relations adalah kegiatan
komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah
secara timbal balik. Kedua, Public Relations merupakan
penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen
suatu organisasi. Ketiga, publik yang menjadi sasaran kegiatan
Public Relations adalah publik ekstern dan publik intern.
Keempat, operasionalisasi Public Relations adalah membina
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan
mencegah terjadinya kesenjangan, baik yang timbul dari pihak
organisasi maupun dari pihak publik.
Mengenai konsep fungsional Public Relations,
Cutlip(2006:10) memberikan penjelasan sebagai berikut:
1) Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik suatu organisasi, sehingga
25
kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut;
2) Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik;
3) Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan opersionalisasi organisasi.
Konsep fungsional Public Relations yang dikemukakan
oleh Cutlipet.al.di atas lebih menitikberatkan pada penciptaan
dampak yang menyenangkan pada pihak publik terhadap
kebijaksanaan dan operasionalisasinya oleh pimpinan
organisasi.
Berbeda pendekatannya dengan kedua pengarang di
atas, Bertrand R.Canfield (Ruslan, 2010:19), dimana ia
mengemukakan fungsi Public Relations sebagai berikut:
1) Mengabdi kepada kepentingan umum. Hal ini ditekankan karena adanya anggapan bahwa pejabat Public Relations sebagai orang “sewaan” orang-orang kaya yang menginginkan orang-orang miskin tetap hidup melarat. Yang dimaksud orang kaya adalah para manajer dan orang-orang miskin adalah khalayak;
2) Memelihara komunikasi yang baik. Memelihara hubungan komunikatif antara pejabat Public Relations dengan public baik internal dan eksternal dan dengan manajer beserta stafnya, dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati
3) Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik. Ditekankannya moral dan perilaku yang baik ialah semata-mata untuk menjaga citra organisasi di hadapan publiknya.
Berdasarkan uraian mengenai ciri-ciri Public Relations
beserta penegasan fungsi Public Relations menurut Cutlip
et.al.serta Canfield, maka fungsi Public Relations dapat
26
dirumuskan sebagai berikut. Pertama, menunjang kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Kedua,
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,
baik publik internal maupun publik eksternal. Ketiga,
menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi. Keempat,
melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
Tujuan sentral Public Relations yang akan dicapai
adalah tujuan organisasi, sebab public relations dibentuk atau
digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya
mencapai tujuan organisasi. Telah disinggung bahwa
organisasi adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu, dan kegiatan itu adalah pengerahan manusia-
manusia secara terarah yang dinamakan manajemen.
Jelasnya, organisasi merupakan “raga”, dan manajemen
adalah “jiwa-nya”. Organisasi tanpa manajemen dapat
diibaratkan raga tanpa jiwa, jadi organisasi yang demikian tidak
berfungsi atau mati. Sebaliknya, manajemen tanpa organisasi
sama dengan jiwa tanpa raga, yang berarti tiada berbentuk,
yang berarti pula tiada tujuan yang akan dicapai, sebab adanya
tujuan kalau ada organisasi. Dengan kata lain, suatu organisasi
27
dibentuk karena ada tujuan yang akan dicapai (Onong Uchjana
Effendy dalam Ruslan, 2010:94).
Sebagai sebuah manajemen, public relations dalam
sebuah organisasi biasanya menjalankan fungsinya melalui
beberapa tahapan sebagai berikut (Ruslan, 2010:2):
1) Perencanaan (planning); meliputi penetapan tujuan dan standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan apa yang akan terjadi;
2) Pengorganisasian (organizing); memberikan tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan dan menetapkan jalur wewenang, menetapkan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap karyawan dalam satu tim yang solid dan terorganisasi;
3) Pengkomunikasian (communicating); rencana-rencana yang telah disusun lalu dikomunikasikan dengan semua pihak yang bersangkutan dengan metode yang sesuai. Dalam tahap ini harus dijelaskan tindakan yang di ambil serta alasan jatuhnya pilihan tersebut;
4) Pengawasan (controlling); menentukan standar, membandingkan penampilan sesungguhnya dengan standar tadi dan melakukan perbaikan apabila diperlukan; dan Penilaian (evaluating); menilai segi-segi berhasil dan tidaknya, apa sebab-sebabnya, apa yang sudah dicapai, apa resep kemanjurannya dan apa faktor penghambatnya. Bagaimana hasil pelaksanaan tugas dan sebab-sebabnya.
Hubungan Masyarakat mencakup berbagai macam
hubungan yang semuanya bertujuan untuk membina hubungan
yang harmonis antara organisasi yang menjalankan hubungan-
hubungan itu dengan “masyarakat dalam” atau publik internal
serta “masyarakat luar” atau publik eksternal yang ada
urusannya dengan organisasi tersebut. Publik internal sebagai
sasaran Public Relations terdiri atas orang-orang yang bergiat
28
di dalam organisasi dan yang secara fungsional mempunyai
tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu. Publik
internal biasanya terdiri dari para karyawan, manajer dan top
executives serta pemegang saham. Sementara itu publik
eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas
orang-orang atau anggota-anggota masyarakat diluar
organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun
yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi.
Adapun publik eksternal dalam sebuah organisasi meliputi
pelanggan, pemasok, komunitas, pemerintah dan media.
b. Fungsi Public Relations
Menurut Cutlip and Center serta Canfield, fungsi Public
Relations dapat dirumuskan sebagai berikut (dalam Effendy,
2002:36 ) :
1) Menunjang kegiatan management dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik eksternal maupun internal.
3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4) Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
Public Relations yang memegang ujung tombak yang
menghubungkan publik internal perusahaan dan publik
ekternalnya yang terdiri dari berbagai macam publik
29
perusahaan tersebut. Hal inilah yang merupakan fungsi utama
dari Public Relations (Abdurrachman, 2001:34 ). Dari fungsi
Public Relations diatas semua sesuai dengan fungsi Public
Relations English First karena semua fungsi tersebut
merupakan tugas dari Public Relations English First dalam
mempertahankan citra.
c. Tugas Public Relations
Menurut Coulson (2005:18-19) tugas-tugas pokok dari
public relations adalah:
1) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, baik perusahaan sendiri maupun perusahaan saingan, juga ancaman dan peluangnya; mendiagnosis masalah-masalah yang dapat dipecahkan melalui sarana Public Relations; mengidentifikasi masyarakat yang dituju dan saluran-saluran yang paling efektif digunakan untuk menjangkau mereka;
2) Memberi nasihat kepada pihak manajemen di semua tingkatan, terutama mengenai perkembangan intern dan ekstern, yang mungkin dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dalam hubungannya dengan kelompok lain yang menjadi sasaran komunikasi perusahaan tersebar;
3) Menjadi ahli depositor karena itu harus mengetahui semua aspek komunikasi perusahaan, baik intern maupun ekstern. Dengan cara mempertahankan para ahli, baik yang sudah ada maupun yang baru masuk, sehubungan dengan teknik-teknik yang relevan dan kemudahan-kemudahan serta kontak-kontak yang mungkin digunakan mereka;
4) Membuat kontak dengan para pengambil keputusan ekstern yang penting. Selain itu, mengontak pula para pencetus ide dan sumber-sumber informasi lain;
5) Memastikan arus informasi yang efektif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpilih, guna memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang cocok buat mereka, seperti buku, majalah keluarga, surat kabar, radio, TV, brosur, wawancara, dan lainnya;
30
6) Membentuk komisi-komisi riset untuk proyek-proyek khusus, agar dapat menentukan dan memperkirakan situasi dan masalah, atau untuk mengukur efektivitas program-program dari PR yang telah dilaksanakan;
7) Mengevaluasi masalah-masalah dan aktivitas Public Relations, sehingga dapat memberikan laporan-laporan yang teratur kepada pihak manajemen;
8) Merencanakan dan memanage kegiatan-kegiatan delegasi perusahaan. Misalnya, pameran, kunjungan, pertemuan dan lainnya;
9) Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan baik dengan audio-visual maupun sarana-sarana pendukung lain serta bekerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah ditentukan;
10) Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan sesuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
Dari penjelasan diatas, pada intinya fungsi dan tugas
Public Reelations adalah melakukan komunikasi yang
berkesinambungan dengan publik-publiknya, membuat
program yang menguntungkan publik-publiknya sehingga citra
positif dari perusahaan/organisasi tersebut dapat beredar di
masyarakat.
d. Tujuan Public Relations
Public Relations (PR) merupakan bagian atau divisi dari
organisasi ataupun perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari
Public Relations sebagai bagian dari sebuah organisasi tidak
terlepas dari tujuan organisasi itu sendiri. Inilah yang oleh
Oxley (Iriantara, 2004: 57) disebut sebagai salah satu prinsip
Public Relations, yang menyatakan “Tujuan Public Relations
31
jelas dan mutlak memberi sumbangan pada objektif organisasi
secara keseluruhan” Oxley menyatakan tujuan Public Relations
itu sendiri adalah mengupayakan dan memelihara saling
pengertian antara organisasi dan publiknya.
Menurut Charles S. Steinberg (Yulianita, 2005: 42),
tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang
favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan
yang bersangkutan.Secara lebih rinci, Lesly (Iriantara, 2004:
57) menyusun semacam daftar objektif kegiatan PR, di
antaranya:
1) Prestise atau “citra yang favourable” dan segenap faedahnya
2) Promosi produk atau jasa 3) Mendeteksi dan menghadapi isu dan peluang 4) Good will karyawan atau anggota organisasi 5) Good will para stakeholder dan konstituen 6) Mengayomi good will komunitas tempat organisasi jadi
bagiannya 7) Good will para pemasok 8) Good will pemerintah 9) Good will bagian lain dari industri 10) Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 11) Pendidikan publik untuk satu titik pandang 12) Good will para customer atau para pendukung 13) Mengarahkan perubahan
Tujuan kegiatan Public Relations tersebut, pada
nantinya akan memberi manfaat bagi perusahaan. Citra yang
baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi
organisasi, bahkan citra dan reputasi sering disebut sebagai
aset terbesar dari sebuah perusahaan. Karena itu, reputasi
32
atau citra mendapat perhatian yang sangat besar merupakan
salah satu bagian dari kegiatan Public Relations yang penting.
Dalam membangun, mempertahankan bahkan meningkatkan
citra dan reputasi organisasi atau perusahaan upaya yang
tepat.
Oleh karena itu menurut Yulianita (2005:42), tujuan
Public Relations secara umum adalah untuk menciptakan,
memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki citra organisasi
di mata publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari
pada publik yang bersangkutan.
2.2.3 Strategi Public Relations
a. Analisis SWOT
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika
yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan
Peluang (Opportunities), dan secara bersamaan dapat
meminimalkan Kelemahan (Weakness) dan Ancaman
(Threats). Jadi, análisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal (Peluang dan Ancaman) dengan faktor Internal
(Kekuatan dan Kelemahan).
Menurut David (Fred R. David, 2008: 8), semua
organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area
33
fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya
atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan /
kelemahan internal, digabungkan dengan peluang / ancaman
dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar
untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi
ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal
dan mengatasi kelemahan.
b. Management Public Relations
1. Fact Finding ( menemukan fakta )
Mencari dan mengumpulkan fakta atau data sebelum
melakukan tindakan. Public Relations sebelum melakukan
sesuatu kegiatan humas terlebih dahulu mengetahui,
misalnya : apa yang diperlukan public, siapa saja yang
termasuk ke dalam public, bagaimana keadaan public dari
berbagai faktor, apa yang terjadi saat ini, serta analisa
situasi. Analisa situasi disini maksudnya kondisi keberadaan
suatu instansi organisasi atau perusahaan dimata
khalayaknya.
2. Planning (Perencanaan)
Berdasarkan fakta membuat rencana tentang apa
yang harus dilakukan dalam mengahadapi berbagai
masalah tersebut. Yang pertama adalah menetukan tujuan,
34
“ situasi seperti apa yang diinginkan ? “ hal ini dimaksudkan
agar dapat mengukur hasil yang akan dicapai. Yang kedua
adalah menentukan public sasaran, “ program harus
memberikan respon pada public yang mana ?” yang ketiga
adalah menentukan sasaran “ apa yang harus dicapai atas
masing-masing khalayak agar tujuan program dapat
terpenuhi?”
3. Communicating ( mengkomunikasikan)
Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil
pemikiran yang matang berdasarkan fakta dan data yang
didapat, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasional. Yang pertama adalah strategi tindakan, strategi
tindakan ini dalam beberapa hal mungkin saja
mengharuskan adanya perubahan kebijakan atau praktik
organisasi. Yang kedua adalah strategi komunikasi, dalam
menyusun strategi komunikasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan.
Khalayak
Tentukan khalayak mana yang dijangkau oleh
kegiatan komunikasi sejalan dengan obyektif yang sudah
ditetapkan. Dalam penyusunan strategi ini, penting untuk
memprioritaskan public organisasi. Namun, dengan tidak
35
melupakan public intermediary (terpengaruh) yang akan
membantu mengkomunikasikan pesan.
Tema
Pesan yang disusunpun harus konsisten dan
obyektif. Tema yang baik adalah tema yang jelas, langsung,
relevan, actual dan jujur. Selain itu bisa juga kreatif,
dramatis atau bernilai berita. Harap diingat tema itu tidak
sama dengan sloga.
Event dan Media
Disini dipertimbangkan bagaimana pesan itu
disampaikan. Apakah media public, media interaktif, media
yang terkontrol, komunikasi tatap muka, ataukah
menyelenggarakan kegiatan atau membuat kegiatan. Media
dan Events yang dipilih dan dilakukan dengan
mempertimbangkan khalayak yang dijangkau melalui
kegiatan komunikasi tersebut” (Yossal Iriantara, Op. Cit hal
110)
4. Evaluation (evaluasi )
Mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan,
apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi ini dapat
dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar
kegiatan humas selanjutnya. Yang pertama adalah evaluasi
program, “ bagaimana tujuan yang sudah ditentukan akan
36
tercapai dan diukur ?” yang kedua adalah umpan balik dan
FORMATIVE RESEARCH Step 1 : Analyzing the Situation Step 2 : Analyzing the Organization Step 3 : Analyzing the Publics
STRATEGY Step 4 : Establishing Goals and
Objectives Step 5 : Formulating Action and
Response Strategies Step 6 : Developing the Massage
Strategy
TACTICS Step 7 : Selecting Communication
Tactics Step 8 : Implemeneting the Strategic
Plan
TACTICS Step 9 : Evaluating the Strategic Plan
Citra
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), mengartikan paradigma
adalah kumpulan longgar dan menyeluruh dari sejumlah asumsi yang
dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara
berfikir dari penelitian. (Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, 2007:49).
Paradigma yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian
ini adalah paradigma penelitian konstruktivisme. Paradigma ini
merupakan paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan
objektivitas dalam menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan.
Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu ada dalam
beragam bentuk konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman
sosial, yang bersifat lokal dan spesifik, serta tergantung pada pihak
yang melakukannya. Karena itu, realitas yang diamati seseorang tidak
dapat digeneralisasikan kepada semua orang seperti biasa dilakukan
dikalangan positivis atau postpostivis. Atas dasar filosofi ini, maka
hubungan epistemologis antara pengamat dan objek merupakan satu
kesatuan, subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara
keduannya.
59
60
“Paradigma konstruktivis memandang ilmu sosial sebagai
analisis sistematis terhadap socially meaning action melalui
pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial
dalam setting kehidupan segari-hari yang wajar atau alamiah,
agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para
pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara
atau mengelola dunia sosial mereka.” (Salim, Teori dan
Paradigma Penelitian Sosial 2006:71-72).
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh
Jesse Delia dan koleganya, memiliki pengaruh yang kuat pada bidang
komunikasi. Teori tersebut mengatakan bahwa individu menafsir dan
bertindak menurut kategori konseptual yang ada dalam pikiran. Realitas
tidak menghadirkan dirinya dalam bentuk kasar, tetapi harus disaring
melalui cara seseorang melihat sesuatu. (Little John, 2009:179-180)
Tujuan dari penelitian paradigma konstruktivisme adalah
“rekonstruksi realitas sosial secara dialektik antar peneliti dengan
aktor sosial yang diteliti. Dari aspeknya terdapat empat ciri paradigma
konstruktivisme, diantaranya adalah :
a. Ontologis
Memandang kenyataan sebagai sesuatu yang relatif, dimana
kenyataan ada dalam bentuk konstruksi mental manusia.
b. Epistemologi
Pemahaman suatu realitas atau temuan suatu penelitian
merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti.
61
c. Metodologi
Menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti dan
responden untuk merekonstruksi realitas yang diteliti melalui
metode-metode kualitatif seperti participant observation,
bagaimana seharusnya peneliti memperoleh informasi tentang
objek studi?
d. Aksiologis
Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan
dalam suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate, participant,
fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku
sosial.” (Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, 2006: 73-
75)
“Konstriktivisme menurut Yovnna S.Loncoln sejak awal
perkembangannya, paradigma ini mengembangkan sejumlah indikator
sebagai pijakan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan
ilmu. Beberapa indikator tersebut antara lain:(1) lebih mengedepankan
penggunaan metode kualitatif, daripada metodee kuantitatif, dalam
proses pengumpulan dan analisis data: (2) mencari relevansi dari
indikator kualitas untuk lebih memahami data-data lapangan: (3) teori-
teori yang dikembangkan harus lebih membumi (Grounded Theory);
(4) kegiatan ilmu harus bersifat alamiah (apa adanya dalam
pengamatan dan menghindarkan diri dari kegiatan penelitian yang
diatur kaku dan berorientasi laboratorium; (5) unit analisis yang
62
ddigunakan berupa pola-pola dan kategori-kategori jawaban, dan
bukan variabel-variabel penelitian yang kaku dan steril; (6) penelitian
yang dilakukan lebih bersifat partisipatif, daripada bersifat mengontrol
sumber informasi”. (Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial
2006: 88-89).
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian dikenal dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Terkait dengan jenis penelitian ini, Sugiyono
dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif menyarakan sebagai
berikut :
“Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai dibalik tampak tersebut. Misalnya, melihat orang yang sedang memancing itu merupakan kegiatan mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia memancing. Ia memancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada nganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi dari pemahaman terhadap semua data dan maknanya”(sugiyono 2005:5). Sedangkan Rosady Ruslan dalam bukunya Metode Penelitian
Public Relation dan Komunikasi mendefinisikan bahwa :
“Dari definisi-definisi penelitian kualitatif tersebut di atas, pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic” (Ruslan, 2006:213).
63
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
kualitatif dalam menentukan jenis penelitian. Pendekatan penelitian
kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam
mengenai kejiwaan, perilaku, sikap, opini, perasaan, keinginan serta
kemauan suatu individu atau kelompok organisasi tertentu yang dikaji
dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik. Risetnya
dilaksanakn menggunakan teknik-teknik wawancara.
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif supaya penelitian
dapat dipahami dan dimaknai secara mendalam dan komprehensif,
tanpa menggunakan rumus-rumus atau angka-angka statistik. Dengan
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, penelitian
akan menghasilkan jawaban yang lebih subyektif, mendalam, dan lebih
mendetail.
Penelitian kulitatif merupakan penelitian yang mengutamakan
segi kualitas data. Melalui penelitian kualitatif ini, penulis akan
memfokuskan pada bagaimana strategi Public Relations English Frist
dalam mempertahankan citra perushaan Menurut Furchan Arief dalam
buku Pengantar Metode Kualitatif dengan menggunakan penelitian
kualitatif akan cocok digunakan untuk menenliti hal-hal sebagai berikut :
1. Bila masalah penelitian belum jelas, masih samar-samar atau
mungkin masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan
menggunakan metode kualitatif, karena penulis kualitatif akan
langsung masuk ke objek, melakukan penjelajahan dengan ground
tour question, sehingga masalah akan ditemukan dengan jelas.
2. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau
tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan
64
data, wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk
ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut. Metode
penelitian kualitatif adala prosedur penelitian yang bersifat deskriptif.
Dengan pendekatan langsung pada setting dan individu-individu
dalam setting secara keselutuhan, yaitu subyek penelitian, baik
berupa organisasi ataupun individu dan tidak dipersempit menjadi
variabel yang terpisah. Pendekatan ini mengasilkan suatu penelitian
yang berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang berupa hasil
pengamatan dari orang-orang subyek itu sendiri yang dipandang
sebagai bagian dari suatu keseluruhan.” (Arief 1992:21-22).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari presfektif
partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi
diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang
menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan
berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.
Hal yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti
tidak boleh mempengaruhi dan terpengaruh subjek. Setiap subjek
memiliki kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lain, dan
tidak dipandang sebagai benar atau salah, baik ataupun buruk. Dalam
hal ini, penelitian dilakukan secara merinci dan mendalam, serta
menyeluruh guna mendapatkan data akurat yang menjelaskan dan
menggambarkan secara rinci mengenai strategi Public Relations
English Frist dalam mempertahankan citra perushaanya.
65
3.3 Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini bersifat “deskriftif”.
Penelitian deskriftif bertujuan mengumpulkan informasi secara rinci
dengan melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, atau
memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku.
Menurut Ir. M. Iqbal Hasan. MM dalam buku Pokok-Pokok
Metode Penelitian dan Aplikasinya menyatakan metode deskriftif
bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada
b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku
c. Membuat perbandingan atau evaluasi.
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.(iqbal, 2002-98)
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data yang
dikumpulkan dan bukan melalui angka-angka. Jadi, dalam penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif ini juga bisa menganalisis dan
menginterpretasi serta menggambarkan suatu keadaan atau gejala
yang ada secara detail. Penelitian deskriptif bisa bersifat komparatif dan
koleratif.
Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan berupa kata-
kata gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan
66
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang akan diteliti dan
yang sudah diteliti.
Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
tersebut bisa berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto,
videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti hanya memaparkan data
yang ada di lapangan tentunya dengan teori yang ada dan dapat
mengidentifikasi fokus penelitian. Dalam penelitian ini, penulis akan
coba meneliti mengenai bagaimana strategi Public Relations English
Frist alam mempertahankan citra perushaanya.
3.4 Objek dan Subjek Penelitian
Obyek yang akan dibahas penelitian ini adalah tempat kurus
beljar bahasa inggris yaitu English First (Cabang Tebet) di Jakarta
selatan bagian Public Relation. Subyek penelitian ini dibedakan menjadi
dua : informan utama (key informant) dan informan pendukung.
Informan utama atau informan kunci merupakan sumber informasi
utama yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian ini
adalah strategi Public Relations dalam memepertahankan citra.
Sementara informan pendukung merupakan sumber sumber informasi
yang akan mendukung informasi kunci dalam hal ini adalah: Center
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui 2 cara :
wawancara mendalam, observasi . Ketiga cara ini akan saling
melengkapi dan memperkuat satu sama lain dan sebagian dari proses
triangulasi.
Wawancara mendalam akan dilakukan menggunakan open-
ended. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan,
pengetahuan dan perilaku. Observasi akan menghasilkan data
deskripsi yang ada di lokasi penelitian dalam bentuk pembicaraan,
interaksi interpersonal, sikap dan perilaku/tindakan.
Wawancara Mendalam (WM) adalah proses tanya jawab secara
individual untuk menggali informasi tentang pandangan, keyakinan,
pengalaman, pengetahuan dan perilaku informan mengenai suatu topik
secara menyeluruh (Sudarti, 2010: 22).
Penelitian ini akan menggunakan jenis WM semi terstruktur,
dimana peneliti akan merancang panduan wawancara terlebih dahulu
untuk kemudian ditanyakan sebagai pertanyaan utama yang akan
diprobing terus-menerus sampai peneliti memahami makna
keseluruhannya. Wawancara berlangsung dalam waktu kurang dari 90
menit.
Adapun dalam proses pengumpulan datanya, sumber data
penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: data primer dan data
sekunder.
68
1. Data Primer (primary data)
Data Primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari
sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk
dimanfaatkan. Data premier dapat berupa opini subjek secara
individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik
benda, kejadian, kegiatan dan hasil suatu pengujian tertentu. Ada
dua metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data primer,
yaitu melalui wawancara dan observasi langsung ke lapangan.
2. Data sekunder (secondary data)
Data yang sudah tersedia dan sudah diolah, sehingga penulis hanya
tinggal mencarinya ke beberapa tempat, seperti di perpustakaan.
Data sekunder tersebut dilengkapi penulis melalui studi
kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan informasi tersebut
melalui referensi dari berbagai buku, internet, media massa, dan
dokumen atau arsip-arsip dari kantor English First.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Penulis menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa
keabsahan data. Seperti yang dikatakan Lexy J. Moleong dalam buku
Metode Penelitian Kualitatif.
“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai perbandingan data itu.” (Moleong,
2000:178)
69
Dalam mengguunakan teknik triangulasi dalam penelitian
kualitatif, Penulis membandingkan dan mengecek ulang tingkat
kepercayaan dari suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
berbeda. Maka dari itu, Penulis dapat menggunakan berbagai sumber
data, teori, metode, dan investigator supaya informasi yang disajikan
konsisten. Oleh karena itu, dalam memahami dan mencari jawaban dari
pertanyaan penelitian, Penulis dapat menggunakan lebih dari satu teori,
lebih dari satu metode (wawancara, observasi, dan studi kepustakaan).
Keabsahan penelitian kualitatif mengacu pada suatu halaman
yang masuk akal. Jadi, dengan adanya pemeriksaan keabsahan data
dengan menggunakan teknik triangulasi, diharapkan dapat mengecek
kembali hasil penelitian untuk kemudian membandingkan dengan
berbagai sumber, metode, dan teori sehingga penelitian kredibel.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langkah yang paling startegis
dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian untuk mendapatkan
data. Tanpa megetahui teknik analisis data, peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif
menyatakan bahwa :
“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejal sebelum
memasuki lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan
analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapanagan dan berlangsung terus-
menerus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya” (Sugiyono, 2005:275)
70
Adapun analisis data yang prosesnya mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.(Moleong, Metode Penelitian
Kualitatif 2005:280)
Dalam penelitian ini, peneliti berpatokan pada pendapat Matthew
B. Milles, dimana analisis data dibagi menjadi tiga alur kegiatan yang
terjadi pada saat yang bersamaan, yaitu :
a. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan peengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila
diperlukan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian seingkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya. Miles & Huberman (1984) menyatakan “the most
frequent from the display data for qualitative research data in the
past has been narrative text”. (yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah text naratif).
Dengann menyampaikan data, maka akan mempermudah untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya
disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang
naratif, juga dapat digunakan grafik, matriks. Network (jejering
kerja), dan chart.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifst sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahapan pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
71
dikemukakan merupakan kesimpula yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.” (Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif 2005:275)
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika setelah
dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaan lagi sampai tahap tertentu.
3.8 Unit Analisa
Satuan atau unit adalah satuan latar sosial. pada dasarnya
satuan itu merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data.
Menurut Lofland and Lofland (1984:93).
“Satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan dimana
sesorang mengajukan pertanyaan. Lincoln dan Guba
(1985:344) menanamkan satuan itu sebagai satuan informasi
yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan
kategori” (Moleong, 2004:249).
Penelitian ini meneliti bagaimana Strategi dari Public Relations
English First dalam mempertahankan citra perusahaanya sebagai
perusahaan yang citranya selalu positif di mata masyarakat. Hal ini
dilakukan agar humas dapat melihat dan bertindak setelah
menganalisis dan melihat.
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek
4.1.1 Sejarah Engglish First (EF)
English First atau EF didirikan pada tahun 1965 oleh Bertil
Hult, pengusaha muda berkebangsaan Swedia. Pada saat itu, EF
masih merupakan perusahaan kecil dan baru memiliki satukantor.
Yang awalnya hanya bertujuan membawa siswa SMA asal Swedia
untuk belajar bahasa Inggris di Inggris.Lebih dari 40 tahun
kemudian, EFEducation berhasilmenjadi lembaga pendidikan
swasta yang besar,yang memfokuskan dari pada pembelajaran
bahasa, wisata edukatif dan program gelar akademis.
Dengan kantor dan sekolah di lebih 53 negara,EF telah
mengubah dunia menjadi kelas global.Dengan produk-produknya
yang menarik, kreatif, edukatif,dan inovatif mulai dari pendidikan
bahasa Inggris untuk balita, anak-anak, remaja,dewasa bahkan
VIP Class, International Exam Preparation, Cambridge ESOL
Exam, Corporate Langguage Traning (CLT), In School Traning
dan Belajar bahasa Inggris di Luar negri.
Program pelatihan bahasa Inggris untuk perusahaan (CLT)
di EF dapat di sesuaikan dengan jadwal, waktu tempat serta
72
73
materi pelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik perusahaan. Beberapa client yang telah berkeja
sama dengan EF adalah Adidas, Air asia, Accenture, AXA
Insurance, Akzo Nobel, American Expres,Alstom Power, Alcatel,
Bank BNI, Bir bintang, Bayer, Coca cola, Citibank, Deutshe Bank,
Dinas Kesehatan,Electrolax, Ernst & Young, General Motors,
Hitaci, HM Sampoerna, HP Global, IBM, Indosat, Kenwood, Kraft
General food, Nokia, Philips Moris, Premier Oil, Price Waterhous,
Shell Oil, Siemens, Sony, Swiss Air, Standard Chartered Bank,
Telkom, Toshiba, Volvo.
EFIndonesia membuka sekolah pertamanya di Jakarta
pada tahun 1995, kini EF memiliki lebih dari 60 sekolah di lebih
dari 20 kota di seluruh Indonesia salah satunya adalah EFcabang
Tebet Jakarta selatan.
EF cabang Tebet berlokasi di Gedung Sentra Pancoran
yang dimana di perumahan esklusif dan dekatan dengan pusat
perbelanjaan. Sekolah ini berada dibawah naungan Swara Group
yang memiliki sepuluh cabang EF dengan pemilik yang sama
antara lain EF pluit, EF Tebet, EF Tanjung Duren, EF BSD City,
EF Cengkareng, EF Bogor Pajajaran, EF Puri, EF Gading
Serpong, EF Tangerang City, EF Taman Yasmin Bogor. EF Tebet
berkembang dari 100 siswa pada saat pembukaan di tahun 2000
hingga menjadi 1000 siswa aktif dengan 9 guru penutur asli
74
bahasa inggris, 1 kepala sekolah serta 7 guru local yang
bersertifikasi Internasional.
Guru penutur aslidi English First (EF) Tebet berasal dari
Amerika, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru dan
Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti traning
berkelanjutan tentang metode pengajaran termoderen EF.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi
VisiEnglish Frist(EF) Tebet yaitu menjadi lembaga pendidikan
bahasa Inggris terdepan di dunia dan bertumbuh.Bertumbuh
tidak hanya diartikan dalam cakupan jumlah murid, namun juga
dari segi laba, kualitas, jumlah target market, dan ragam
produk yang ditawarkan.
Misi
English First (EF) memiliki misi untuk meruntuhkan segala
perbedaan bahasa, budaya, dan letak geografis yang
memisahkan kita. Sepotong pecahan tembok Berlin diletakkan
di depan EF cabang Boston, Amerika Serikat sebagai simbol
akan misi EF.
75
4.1.3 Pengharagaan yang peranah di raih
1. First Winner in English Course Category 2010 versi majalah
SWA dengan Onbee Marketing Research.
2. Franchise Top of Mind 2010 Franchise Brand Awareness
Survey katagori Pendidikan bahasa Inggris Majalah info
Franchise 2010.
3. Most Recommended Brand 2011 Word of Mounth Marketing in
English Course Category versi majalah SWA dengn Onbee
Marketing Research.
4. Top Brand for kids 2011 in Engglish Course ersi majalah SWA
dengan Onbee Marketing Research.
5. Top Brand for Teens 2011 in Engglish Course Category versi
majalah SWA dengan Onbee Marketing Reserch.
76
4.1.4 Struktur Organisasi EF Tebet
Dalam struktur organisasi diEnglish First(EF) Tebet letak
humas sudah menjadi state of being.Fungsi humas di sini hanya
sebagai penunjang citra perusahaan yang sering disebut CPR
(Corporate Public Relations), sedangkan yang menjalankan
kegiatan MPR atau kegiatan PR yaitu Divisi Marketing.
English Frist (EF) secara corporate hanya
menempatkanPublic Relations diEF pusat tidak di tiap cabang,
Namun peranPublic Relationsdi pegang oleh Center manager
yang secara informal berkoordinasi dan berkomunikasi
denganPublic Relationsdi EF pusat dalam menjalankan tugasnya
seperti melakukan penyampaian pesan dan informan kepada
Center Manager
Nita Rahmawaty
DOS
Rizky
-Sen T -TSC
Teacher
Admin CO
wisnu
Marketing Coordinator
ika
Marketing internal
fira
CC
Putra
CC co
afni dan agung
OPC
fadil
CRO
Uni Barara
General Affair
ratna
IT
gilang
IT staff
Asisten Manager
ifa
77
publiknya baik internal maupun eksternal, mengedukasi dan
meyakinkan customer akan kualitas dan manfaat program EF,
membentuk citra perusahaan dan lain sebagainya.
Jika digambarkan secara garis besar, struktur organisasi
English Frist Tebet adalah sebagai berikut:
1. Jembatan paling tinggi di EF Tebet Center dipegang oleh
Center Manager Tebet
Tugas dan fungsi Public Relations (PR) yang dilakukan oleh
Center Manager EF Tebet antara lain adalah:
a. Memimpin, mengatur, menjembatani serta selaku dexision
maker dari berbagai masalah yang terjadi dalam
perusahaan, serta menjalankan tugas utamanya sebagai
manager dengan baik dan benar.
b. Memeriksalaporan bulanan oprasional, marketing,akademis
siswa serta seluruh staff.
c. Menjalankan tugas HRD seperti brefing, traning dan
mengedukasi staff
d. Mempertahankan citra perusahaan.
e. Menjalani hubungan baik dengan pemerintah dan media.
f. Menjalani hubungan baik antar karyawan dan menjembatani
karyawan dengan pemilik perusahaan
g. Mengecek progress setiap program (marketing, akademik
dan telemarketing).
78
h. Bertindak sebagai konsultan internal perusahaan.
i. Menjalani hubungan baik dengan customer internal maupun
eksternal.
2. Dibawah Center Manager terdapat Manager Assistant dimana
tugas Manager Assistant antara lain:
a. Membantu melaksanakan tugas manager.
b. Bertanggung jawab atas segala dokumen yang dibutuhkan
manager.
c. Bertanggung jawab atas masalah Staff
Development&Schedule.
3. Tugas Area Marketing Coordinator
a. Bertanggung jawab atas EF Events.
b. Bertanggung jawab atas segala promo tools seperti
masyarakat. Terkait dengan kegiatan Internal dan Eksternal untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dariEnglish Frist (EF) cabang
Tebet. Hal-hal yang peneliti inginkanadalah mendeskripsikan
83
antara lain berdasarkan dari teori yang peneliti gunakan dan
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan indepth interview dan dengan melakukan observasi
langsung di Engglish Frist (EF) cabang Tebet maka diterapkan
antara hubungan teori dan realitanya.
Dalam melakukan penelitian ini data yang disajikan sudah
di analisis dengan mereduksi data, penyajian data hingga
penarikan kesimpulan. strategi Public Relations yang dilakukan
Center Manger English Frist cabang Tebet ini merupakan strategi
Public Relations yang mengandung aspek-aspek fact finding,
planning, communication dan evaluation dalam mempertahankan
citra perusahaan sebagai berikut :
1. Fact Finding (Menemukan Fakta)
Pada tahap pertama ini dimana mencari dan
mengumpulkan fakta atau data sebelum melakukan Public
Relations sebelum melakukan sesuatu kegiatan humas terlebih
dahulu, misalnya apa yang diperlukan Public Relations, siapa
saja yang termasuk ke dalam Public Relations, bagaimana
keadaan Public Relations dari berbagai faktor, apa yang terjadi
saat ini serta analisis situasi.
Untuk memperkuat analisa dalam menemukan fakta
pada penelitian ini maka peneliti akan melakukan analisis
SWOT untuk melihat hal–hal yang menjadi faktor dalam
84
pelaksanaan strategi Public Relationsdalam mempertahankan
citra perusahaan, apa yang terjadi saat ini, serta analisis situasi
diantaranya yaitu :
a) (Strength) kekuatan
Kekuatan yang dimiliki English First(EF)cabang
Tebet banyak sekali dari sistem pengajaran yang sudah
moderen tidak kalah dengan teknologi yang berkembang
saat ini seperti pengajaran yang ada di I-lab, fasilitas yang
mendukung sehingga student atau pelanggan merasa
nyaman serta pengajar yang biasanya disebut Native
speakers yang berasal dari berbagai negara dariAmerika,
Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru dan
Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti
traning berkelanjutan tentang metode pengajaran
termoderen English First (EF).
Menurut Nita Rachmawati selaku Center Manager
(CM) mengakatakan tentang kekuatan yang di miliki English
First (EF) bahwa :
“Selling point yang menjadi kekuatan dari English Frist (EF) sanggatlah banyak berdasarkan pengalamannya yang sudah hampir 65 tahun dan pengalaman yang di alami EF Tebet sudah 15 tahun lamanya yaitu dari sistem pengajaran yang sudah moderen yang adanya i-Lab, fasilitasnya yang mendukung serta memberikan kenyamanan bagi student dan pelanggan atau customer dan memiliki Native speakers dari berbagai Negara.Lalu kekuatan yang kami miliki kita mempunyai parent page yaitu
85
media online untuk orang tua murid, disini tersedia semua informasi mengenai proses belajar student, kita juga punya parents teacher meating dimana pertemuan antara orang tua dan kepsek, fungsinya untuk tahu progress dan jika ada inputan orang tua biasa langsung di sharing, kita juga mempunyai pre course orientation yaitu pengenalan fasilitas dan kegiatan extra yang biasa didapatkan oleh student selama kursus di EF gitu mba fara hehe“. (hasil wawancara 16-juni-2015)
b) (Weakness)Kelamahan
Kelemahan yang dimiliki oleh English First (EF)
mungkin sangatlah sedikit karena English First sudah berdiri
65 tahun lamanya serta sudah banyak pengalaman yang di
alami English Frist (EF) dan pesaing terbesar di English
First yaitu Wall streat karena sama-sama memiliki selling
point yang kuat.
Nita Rachmawati selaku Center Manager
(CM)mengatakan :
“kalo dari kelemahannya EF cabang Tebet prentasi kelanjutan student alduts masih rendah lalu dari mekanisme pembagian student masih melebihi kapasitas, jadi kelas suka full mba, Kelamahan yang ada di English Frist tidak membuat kami mundur mba… jadikita malahan di balik dari kelamahan dari kita punya, kita pun mempunyai selling point yang berbeda dengan kompotitor dan kita tidak pernah menjatuhkan kompotitor saat customer atau pelanggan membandingkan kita, tapi kita malahan memperlihatkan selling point yang kita punya terhadap pelanggan sehingga customer atau pelanggan juga yakin terhadap kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
86
c) (Opportunities)Peluang
Peluang yang sangat membantu lagi di English Frist
(EF) dalam melakukan proses bisnisnya yaitu semakin
banyaknya International School di Jakarta pada tahun
2000-an ke atas ini, semakin ketatnya persaingan di dunia
kerja yang membutuhkan kemahiran berbahasa Inggris,
serta gaya hidup di semua kalangan pada era globalisasi ini
untuk menguasai bahasa Inggris dalam berinteraksi bukan
hal yang asing lagi.
Nita Rachmawati selaku Center Manager
(CM)mengatakan:
“Menurut saya peluang yang sangat membantu sekali dalam perkembangan melakukan proses bisnis EF adalah makin banyak sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School di Jakarta dan awal mula sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional School pada tahun 2000-an,makin lama makin meningkat dan juga semakin ketatnya persaingan di dunia kerja yang membutuhkan kemahiran berbahasa Inggris dan serta gaya hidup di semua kalangan pada era globlasisasi ini untuk mengusai bahasa Ingris dalam berinteraksi bukan hal yang asing lagi. Sehingga program-program dalam EF dapat menawarkan ke pada customer atau student dengan tepat sesuai yang dibutuhkan oleh mereka,Lalu dari tempat yang strategis bisa kita liat dikawasan Tebet yang di kelilingi banyak sekolah unggulan, bisa di jangkau dari semua kalangan dari tingkat kids, teenegers, dan alduts, dan jumlah cabang EF lebih banyak juga dong mba pastinya dari pada kompotitor sejenis. ”.(hasil wawancara 16-juni-2015)
87
Pernyataan ini juga didukung oleh ungkapan dari Uni
Bararaselaku Customer Service Officer (CRO),Uni
mengatakan:
“Jadi gini mba..sekarang ini bahasa inggris sanggat amat berkembang pesat di jaman era globalisasi sekarang ini,sudah banyak sekolah yang bertaraf Internasional juga,dan kita berkerja di manapun harus mahir bahasa Inggris karena penting, nah peluang bagi EF yaitu menawarkan program-programnya dari EF yang tepat terhadap customernya dan EF pun juga memiliki system pembelajaran sudah mengunakan teknologi yang mengikuti jaman,sehingga customernya banyak tertarik dari system EF tersebut” (hasil wawancara 17-juni-2015)
d) (Threats) Ancaman
Ancaman-ancaman dari EF datang dari pesaingan
antar kompotitor yang menujukan ke unggulan dari mereka
yang hampir mirip dengan EF, dan yang sudah lama juga
berdirinya sehingga masyarakat suka membandingan
antara keunggulan EF yg dimiliki dan kompotitor tersebut.
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM)
mengatakan:
“memang ada kompotitor kita yang hampir sama keunggulannya dengan kita seperti Wall Streat dan TBI, lalu juga banyak pemain baru dalam industry sejeni yang bermunculan dan juga ada ni mba kompotitor yang memiliki kualitas yang mendekati lebih dari EF, tetapi kita tidak putus asa kita tetap yakin EF itu yang terbaik,kami pun juga mempunyai bayak selling point, jadi ketika customer membandingkan kita dengan kompotitor, kita tidak menjatuhkan kompotitor tersebut justru kita memberikan selling point yang kita punya terhadap
88
customer sehingga customer yakin terhadap EF serta dapat join (bergabung) dengan EF Tebet”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
2. Planing (Perencanaan)
Setelah ditemukannya fakta yang ada, maka tahap
selanjutnya adalah perencanaan, yaitu merencanakan untuk
membuat suatu program untuk memperkenalkan English First
(EF) dan program-programnya agar diketahui oleh khalayak
luas dan masyrakat dapat tertarik dengan program-program
yang ditawarkan oleh English Frist (EF).
Tujuan dari English First itu sendri sebenarnya adalah
selalu sesuai dengan jamannya. Kini semakin penting bagi tiap
individu untuk memahami perbedaan cara hidup dan
berekspresi. Oleh karena itu, English First tetap berkomitmen
untuk meruntuhkan hambatan bahasa, budaya dan geografi
yang memisahkan kita dengan menyediakan pendidikan
berkualitas terbaik - di luar negeri, di dekat rumah ataupun
melalui internet.
Nita Rachmawaty selakuCenter Manager
(CM)mengatakan :
“Kalo bisa dibilang ya tujuan di dirikan EF di Tebet itu sendiri kita bisa menyadarikan kalo sekarang bahasa Inggirs itu penting maka dari itu kita membantu semua challenge student untuk lancar dan efektif dalam berbahasa Inggirs”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
89
Tujuan dari EF tersebut di dirikan di cabang Tebet
tujuannya untuk memperluas jaringan EF tersebut sehingga EF
dapat dijangkau di tempat mana saja terutama daerah Tebet
Jakarta selatan.
Pernyataan tersebut juga di dukung oleh Uni Barara
selaku Customer Relations Officer (CRO) juga menambahkan :
“Tujuan dari English first cabang Tebet ini sendiri mungkin sama dengan tujuan awal dari EF umumnya tapi tujuan di dirikan EF di Tebet sebenarnya ingin memperluas dari EF itu sendiri, jadi tidak hanya di satu tempat saja sehingga masyarakat dapat belajar di EF dengan mudah”. (hasil wawancara 17-juni-2015)
Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa English First (EF) itu sendiri mempunyai perencanaan
yang tepat sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin di capainya,
sesuai dengan kondisi jaman English First (EF) dapat mengikuti
perkembangannya, sehingga masyarakat atau customernya
dapat merasakan pembelajaran di EF dengan efektif.
Dari perencanaan yang dibuat oleh English Frist (EF) di
buatlah suatu program-program untuk menarik pelanggan, agar
dapat belajar bahasa Inggris sesuai dengan
kebutuhannya.program-program yang di tawarkannya juga
sesuai dengan sasaran yang dituju.
90
Nita Rachmawaty selakuCenter Manager
(CM)mengatakan :
“kita disini banyak program yang di tawarkan untuk customer dari anak kecil hingga dewasa.setiap program yang kami tawarkan mempunyai golongan, golongan tersebut terdiri dari: pendidikan bahasa Inggirs untuk anak-anak, pendidikan bahasa Inggris untuk dewasa, pendidikan bahasa Inggris untuk remaja, pendidikan bahasa Inggris untuk SMA swasta internasional, pendidikan bahasa inggirs program S1 dan S2, pendidikan bahasa Inggirs untuk perusahaan dan Kita mempunyai program yang dimanakan Home Stay, yang dimana student bisa merasakan belajar bahasa Inggris di luar negri.Program ini lah yang membedakan kami dengan kompotitor lainya. Semua program-program kami pun tersusun dengan baik sesuai segmentasinya” (hasil wawancara 16-juni-2015)
Selain perencanaan program yang di tampilkan oleh EF
itu sendiri perencanaan layanan dan fasilitas dari EF pun di
buat semenarik mungkin sehingga citra perusahaan EF itu
sendiri mendapatkan respon yang positif dari masyarakat.
Nita Rachmawaty selakuCenter Manager (CM)
mengatakan:
“pelayanan dan fasilitas itu sanggat penting bagi kami, kami selalu memberikan yang terbaik untuk customer karena customer merasa nyaman dengan fasilitas dan pelayanan yang kami buat itu point bagi kami, agar customer pun merasa nyaman dengan apa yang diberikan oleh EF”(hasil wawancara 16-Juni-2015)
Dari pernyataan diatas penulis menilai bawah English
First cabang Tebet tidak mencari ke utungan semata demi
yang diberikan oleh EF terhadap customernya karena EFharus
memberikangood serviceterhadap customernya, agar citra
yang dimiliki EF selalu positif di mata masyarakat.
3. Comunicating (Mengkomunikasikan)
Rencana yang disusun dengan baik sebagai hasil
pemikiran yang matang berdasarkan fakta dan data yang di
dapat, kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasional. Ada dua macam strategi yang ada didalam
Communicating dan hal ini peneliti membagi 2 komunikasi yang
dilakukan oleh English Frist cabang Tebet yaitu komunikasi
internal dan eksternal.
Hal yang dilakukan oleh English First cabang Tebet (EF)
dalam mengkomunikasikan kepada khalayak dengan
mengadakan event pameran dan potongan harga pemberian
voucher maupun hadiah.
Nita Rachmawaty selaku Center Manager
(CM)mengatakan:
“kami selalu mengadakan event pameran EF dan kami memberikan potongan harga pemberian voucher maupun hadiah agar customer tertarik dan mau memilih produk program yang ditawarkan EF Tebet, sebenarnya si tujuannya dilakukan ini sebagai bentuk kepedulian EF dengan memberikan keringanan biaya agar belajar bahasa Inggris dapat diikuti oleh berbagai kalangan”. (hasil wawancara16-juni-2015)
92
Selain itu potongan harga jugadilakukan untuk menarik
calon customer,dan mempertahankan customer lama sehingga
dapat meningkatkan penjualan produk program dan profil
perusahaan.
Pernyatan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku
Customer Relations Officer (CRO)yang mengatakan:
“tidak semua produk program diberikan potongan harga pada waktu yang bersamaan. Potongan harga di berikan untuk produk program yang sedang promo atau produk program yang penjualanya menurun”(hasil wawancara 17-juni-2015) Peneliti menyimpulkan dari pernyataan diatas bahwa
English First mengkomunikasikan program produk-produknya
dengan cara mengadakan event pameran dan potongan harga
agar customer dapat tertarik dan mempunyai nilai jual yang
tinggi pula, selain itu EF juga memberikan kenyamanangood
service terhadap customernya agar citra perusahaan tetap
positif dimata masyarakat.
Selain mengunakan event pameran EF juga
mengkomunikasikan dengan lewat media sosial nya mereka
dengan caramengirimkan email ke pada customernya yang
sedang mengadakanpromo produk, membagikan brosur-
brosur, adanya promo program produk di flayer, dan adanya
iklan-iklan EF di majalah maupun televis. Media dan event yang
dipilih dan dilakukan dengan mempertimbangkan khalayak
93
yang di jangkau melalui kegiatan komunikasi tersebut (Yssal
Iriantara, Oo. Cit hal:110)
Pernyataan tersebut di dukung oleh Risa sebagai
student di EF Tebet mengatakan:
“jadi gini saya waktu itu di berikan vocher oleh sepupu saya vocher potongan harga EF dan saya pun melihat promo program produknya di flayer dekat rumah saya,jadi saya tertarik untuk joint dengan EF dan apa yang saya butuhkan untuk belajar di EF ada semua” (hasil wawancara 22-juni-2015) Melihat respon seperti ini tentunya dapat dijadikan
ukuran keberhasilan bagi EF dalam mempertahankan citra
terhadap orang-orang sekitar.Karena memiliki komunikasi yang
berkelanjutan, juga kualitas pelayanan yang baik, menimbulkan
kesan positif kepada siapapun pengguna yang memakainya.
Citra baik yang timbul itu juga tak berhenti sampai disitu saja,
namun jika terus dipertahankan akan terus berkembang
sehingga membangun citra positif yang lainnya pada
masyarakat melalui mulut ke mulut.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam strategi komunikasi
yang dilakukan English First cabang Tebet dalam rangka
mempertahankan citra pada publik eksternal ini cukup
matang.dari penyebaran internal juga sudah matang, tema
pesan yang disampaikan konsisten. Mereka mengutamakan
kualitas pelayanan dan fasilitas mereka karena bagi merka
94
good serviceitu hal terpenting dalam mepertahankan citra
perusahaan.
4. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi merupakan salah satu aspek yang tidak dapat
dilepaskan dari strategi komunikasi.Evaluation adalah
mengadakan tentang suatu kegiatan, apakah sudah tercapai
atau sebaliknya belum evaluasi ini dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan.Sistem ini dibuat tentunya sesuai dengan atau
dengan menggunakan landasan undang-undang nomor 25
tahun 2009 pasal 21 tentang pelayanan publik.Asas dari
pelayanan publik salah satunya berazaskan partisipatif atau
mengikutsertakan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraanpelayanan dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan masyarakat, akuntabilitas, ketepatan waktu, serta
kemudahan dan kecepatan pelayanan.
Hal ini sejalan dengan yang dikata oleh Uni Barara yang
menjabat sebagai Customer Relation Officer (CRO)
mengatakan:
“Tujuan dari di dirikan EF tersebut untuk mempermudah masyarakat yang bermasalah dengan bahasa Inggris, sehingga EF dapat memperluas jaringan belajarnya dan dapat membantu challenge yang di hadapi student”(hasil wawancara 17-juni-2015) Hal serupa pun yang dikatakan oleh Nita Rachmawaty
yang menjabat sebagai Center Manager (CM) mengatakan:
95
“kita disini mendirikan EF di cabang Tebet untuk memperluas jaringan sistem mengajar EF yang tidak hanya di satu daerah saja tetapi di Tebet kita dirikan juga,kita mendirikan EF di Tebet bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang bermasalah di komunikasi bahasa Inggrisnya dengan sistem pelayan dan fasilitas EF yang mengikuti jaman, maka customer bisa merasakan nyaman dengan pelayanan dan fasilitas kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Hal ini sejalan dengan apa yang dirasakan oleh Risa,
student dari EF cabang Tebet yang menyatakan puas dengan
apa yang di peroleh di EF selama ini, dan merasa puas dengan
pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh EF cabang Tebet.
Risa selaku student EFTebet mengatakan:
“ya…selama saya belajar di EF cabang Tebet saya merasakan banyak sekali hasilnya. Dari tantangan yang saya alami dalam berbahasa Inggris, yang selama ini saya merasa sangat kurang dalam berbahasa Inggris, sekarang saya sudah bisa untuk berbicara bahasa Ingris dengan germar yang benar dan dengan fasilitas yang di berikan EF saya merasakan tidak bosan dalam sistem pembelajaranya karena mengikuti perkembangan jaman ya…kalo dari sistem pelayanan saya merasa nyaman sampai sekarang.”(hasil wawancara 22-juni-2015) Dari pernyataan-pernyataan tersebut bisa dikatakan
bahwa apa yang diharapkan oleh English First (EF) terhadap
sistem pembelajaran, pelayanan dan fasilitas sesuai apa yang
di harapkannya. Apa yang ditawarkan ini sudah berjalan
semestinya dan sudah mendapatkan feedback yang cukup baik
dari customernya.
Adanya kekurangan yang dirasakan oleh student yaitu
Risa mengatakan:
96
“Hal yang kurang dari EF mungkin dari sistem pembagian student yang terlalu bayak di kelas, awalnya sih bilangnya…dalam isi kelasnya 10 orang, gak tau kenapa student yang ada di dalam kelas ada 15 orang kok ya?hehe terkadang kalo lagi isi full agak susah konsen belajarnya sih mba.. hehe tapi kalo dari fasilitasnya mungkin ac nya terkadang suka bocor si mba tapi untuk lainnya si gak ada mba hehe “(hasil wawancara 22-juni-2015) Ada pula pernyataan yang mendukung dari student lain
yaitu dimas mengatakan:
“sejauh ini fasilitas dan kenyamanan yang diberikan EF good service lah mba cuman terkadang teachernya suka telat dateng mba..”. (hasil wawancara 22-juni-2015) Dari pernyataan diatas dijelaskan adanya kekurangan
yang terjadi mekanisme pembagian sistem student sehingga
menjadi permasalahan student saat terjadi kelas full, lalu dari
keterlambatan pengajar dan adanya kesalahan kenyamanan
yang terjadi pada fasilitas yang contohnya tadi yaitu AC di
ruang kelas suka bocor. Dari permasalahan tersebut setiap
bulan dan setiap minggunya EFselalu mengadakan rapat
evaluasi, rapat evaluasi diadakan berdasarkan keluhan dan
kuiseoner yang di isi oleh student atau customer dari EF
tersebut.
Nita Rachmawaty selakuCenter Manager (CM)
mengatakan:
“sebenarnya kita memang suka ada masalah dalam mekanisme pembagian student tetapi masalah tersebut sudah kita dapat tanggani, ehmmm….oiya kita juga selalu memberikan kuisenioner yang isinya tetang
97
bagaimana sistem pembelajaran EF, apakah sudah cukup memuaskan atau belum?lalu dari segi pengajaran si teachernya, apakah ada masalah dari teacher tersebut dari pengajaranya? Ehmmm…dan dari segi fasilitasnya dan kenyamanannya juga bagaimana, ketika ada masalah atau student merasa tidak nyaman kita menshare tersebut. Lalu kita mennyampaikan di rapat dan memecahkan masalah tersebut, sehingga student atau customer merasa nyaman terhadap kerja kami”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Pernyataan tersebut sejalan dari Uni Barara
“kalo dari keterlambatan teaher emang kadang dialami ya namanya juga kota Jakarta macet mba.. tapi kita pun suka menegur teacher tersebut agar antisipasi dateng lebih awal mba”. (hasil wawancara 17-juni-2015) Peneliti menyimpulkan bahwa kerja dari penanganan
evaluasi dari EFTebet sanggatlah cukup cepat karena mereka
mengadakan data keluhan customer atau kuisioner guna untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di EF
Tebet.semua respon keluhan diterima dengan baik serta
ditangani dengan baik,karena selling point yang di utamakan dri
EF cabang Tebet Good Service.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian kualitatif yang dilakukan terkait dengan Strategi Public
RelationnsEnglish Frist cabang Tebet dalam mempertahankan citra
perusahaan menghasilkan temuan berdasarkan tujuan dari penelitian ini
dibagi menjadi tiga tahapan yang mencangkup Sembilan langkah strategi
Public Relations berdasarkan teori Sembilan langkah strategi Public
98
Relations (oleh Ronald D. Smith). Peneliti melakukan wawancara khusus
dengan Subyek pertama terkait dengan 9 tahapan strategi Public
Relation yang dilakukan oleh Engglish Frist cab
ang Tebet.
Dengan melakukan 9 tahap strategi Public Relations yang
dilakukan oleh Ronald D. Smith kita dapat mengetahui dari situasi
perkembangan yang di alami oleh perusahaan, taktik dari perusahaan
untuk melakukan pencapaian tujuan dan evaluasi yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghadapi masalah. Tahap-tahap strategi Public
Relation di English Fristmenurut Smithdalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahapan Strategi Public Relations 1 : Analisis Situasi dengan
Formative Research
Menurut pernyataan subyek sebelum mengenali situasi dan
kondisi program untuk memperkenalkan kepada pelanggan perlu
dilakukan riset terlebih dahulu, sesuai dengan hasil wawancara
dengan responden diketahui bahwa pernyataan responden mengenai
analisis situasi seperti yang dikutip berikut:
Nita Rachmawati selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“Sebenarnya sebelum di buatnya EF di cabang Tebet ini kita tentunya melakukan survey mengenai lokasi apakah lokasi di Tebet ini cukup strategis atau tidak?Apakah lokasi di Tebet ini dekat dengan kompotitor dari EF atau tidak?lalu kenapa kita mendirikan di Tebet juga karena dekat dengan sekolah unggulan di Jakarta selatan kususnya daerah Tebet. Selain itu kami juga pastinya mengadakan survey, survey yang dimana,apa yang dibutuhkan dari customer kita, dari
99
pembelajaran bahasa InggrisnyaMisalnya kayak kita mengadakan kelas privat kelas tambahan, lalu dari pembelajaran yang enjoy agar student betah dengan belajar di EF jadi sebelum belajar kita pasti ada games untuk student, Lalu kita juga ada pembelajaran online mba guna bagi student yang berhalangan hadir. Kita melakukan itu semua berdasarkan analis SWOT kita dengan kompotitor sebelumnya. Pastinya kita memikirkan itu karena persaingan di tahun 2000 an pada awal mulanya di bangun EF cabang Tebet ini cukup ketat yang mengenai jasa pendidik bahasa Inggrisdan dimana di tahun tersebut sudah mulai banyak sekolah yang bermuncul bertaraf InternasionaldiJakarta. Lalu sebelum dirikan di Tebet kita pun mengadakan kelas gratis untuk mengetahui hal apa yang di inginkan customer dari pembelajaran bahasa Inggrisnya yang customer ingin kan seperti apa. Kita pun melakukan riset kelas gratis selama seminggu di cabang pertama di Pluit guna unuk mengetahui apa yang di ingin dan bahan dari evaluasi kita juga jadi EF Tebet adalah cabang ke2 kami mba”. (hasil wawancara 16-juni-2015) Pernytaan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku
Customer Relations Officer (CRO) juga memperkuat yaitu
mengatakan:
“jadi gini mba sebelum di bangun EF Tebet ini kita ada survey lapang pastinya dong untuk target yang tertuju sesuai atau gak? Lalu ini kan EF Tebet cabang ke 2 jadi seblumnya kita mengadakan kelas gratis di EF cabang pertama yang dimana customer yang ingin mencoba kelas EF tersebut, biasa mencobanya selama seminggu lalu abis itu kita mengadakan interview terhadap customer tersebut apakah ingin joint dengan kami atau gak lalu apa yang dibutuhkan dari customer tersebut dan apa saja kekurangan dari kami jadi kita dapat memperbaiki serta membangun EF di cabang Tebet mba, lalu kami pun juga sebelum membuat EF Tebet sebenarnya menyeleksi teacher dari Indonesia yang berkompeten lalu kita juga mengambil teacher dari luar negeri yaitu native speaker agar customer tertarik dan dapat belajar langsung dengan native speaker tersebut ” (hasil wawancara 22-juni-2015) Menurut peneliti menganalisa situasi adalah langkah pertama
yang dilakukan dalam mengelola reputasi. Mengenal dengan baik
100
situasi yang terjadi di dalam dan luar perusahaan. Situasi dapat
bersifat positif atau negatif. Ini dapat diidentifikasi sebagai peluang
atau hambatan. JikaPublic Relations (PR)melihat situasi dari sisi
positif ini dapat memberi peluang atau keuntungan yang potensial
kepada perusahaan dan publik.
Jadi menurut peneliti langkah yang diambil dari mengalisis
situasi yang dialami English Frist cabang Tebet sanggatlah tepat dari
upaya yang di lakukan dari awal dari penempatan lokasi, target
sasaran, dari apa saja yang di butuhkan oleh pasar agar dapat
bersaing dengan kompotitor di sekeliling lokasi.
2. Tahapan Strategi Public Relations 2: Analisis Organisasi
Saat ditanya kepada subyek mengenai analisa kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi pesaing,
menurut pernyataan subyek perlu mengenali kondisi organisasi
terlebih dahulu sebelum melihat pesaing. Analisa organisasi
memerlukan analisa SWOT seperti kutipan pernyataan informan
sebagai berikut.
Nitra Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“Cara kita menghadapinya pastinya ada analisis SWOT mba, karena kita tidak murni hanya PR saja, ketika membuat suatu program itu pendekatan SWOT analysis nya. Selain itu kita harus yakin EF itu memang yang terbaik, kami kan disini juga mempunyai selling point yang bayak atau Strenght dari kami jadi ketika customer membandingkan kami dengan kompotitor. kami sih tidak pernah menjatuhkan si kompotitor tersebut, tapi kita memberi tahu tentang selling point yang kami punya, jadi customer dapat melihat dan bisa joint dengan EF Tebet disini” (hasil wawancara 16-juni-2015)
101
Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek diperoleh
gambaran bahwa yang dimaksud realisasi strategi SWOT di English
Frist adalah :
a. Strenght:
Parents pages
I-lab
Parents Teacher Meeting
Pre course orientation
Native speakersyang berasal dari berbagai negara dari
Amerika, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Selandia Baru
dan Skotlandia. Semua guru berkualifikasi dan telah mengikuti
traning berkelanjutan tentang metode pengajaran termoderen.
Dari English Frist itu sendiri sudah bergerak 65 tahun jadi
sudah banyak pengalamannya dan dari EF cabang Tebet
sendiri sudah 15 tahun.
Dari program belajar yang diberikan selalu mengkuti
perkembangan jaman dan menggunakan teknologi sesuai
perkembangan jaman juga.
b. Weakness:
Persentasi kelanjutan students adults masih rendah
Dari mekanisme pembagian student masih suka melebihi
kapasitas belajar di dalam kelas
102
c. Opportunity:
Tempat yang sangat strategis
Bisa menjangkau sasaran untuk tingkat kids, teenegers, dan
adults
Akses promosi melalui radio, sosmed dan media cetak.
Jumlah cabang dari EF yang lebih banyak dari kompetitor
sejenis
Jumlah peminat belajar bahasa Inggris di Indonesia sekarang
cukup bayak karena sudah menjadi bahasa Internasional dan
dari tahun 200an sekola-sekolah di Jakarta juga suka bertaraf
Internasional dan skill yang harus di miliki untuk berkerja di
perusahaan juga harus bisa bahasa Inggris.
Harga terjangkau karena EF bayak menawarkan harga promo
pada program produknya sehingga orang dapat tertarik untuk
joint di EF.
d. Threat :
Banyak pemain baru dalam industri sejenis bermunculan
Adanya kompotitor yang memiliki kualitas mendekati EF atau
lebih dari EF
Peneliti menyimpulkan bahwa EF melakukan analisis SWOT
untuk melakukan strategi menghadapi kompotitior dengan analisis
tersebut EF dapat mengetahui kekurangan dan kelamahan serta
peluang dari EF tersebut untuk dapat bertahan dalam persaingan.
103
3. Tahapan Strategi Public Relations 3 : Analisa Publik
Tahapan ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan
digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah
disusun. Taktik komunikasi yang digunakan dalam perencanaan
komunikasi pemasaran ini adalah perpaduan antara kegiatan Public
Relations dan komunikasi pemasaran yang lazim disebut
communication. Saat ditanyakan kepada subyek terkait bagaimana
English First mengenal Publiknya baik Internal maupun Eksternal,
berikut kutipan subyek yaitu :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“Kalo sejauh ini kita ada kok analisi publik dimana kita memberikan hal yang berbeda atau hal yang dapat membuat customer tertarik dengan program kita, contohnya dari pemberian kelas gratis selama seminggu sehingga customer dapat mengetahui bagaimana belajar di EF, mengadakan kelas yang fun tidak menegangkan seperti adanya games di dalem kelas, nonton bareng di dalem kelas sesuai pembelajaran sehingga student dapat nyaman dan tidak bosan untuk belajar lalu kita mungkin kita memberikan potongan harga pemberian voucher maupun hadiah agar custamer tertarik dan mau memilih produkprogram yang ditawarkan EFTebet, sebenarnya si tujuannya dilakukan ini sebagai bentuk kepedulian EF dengan memberikan keringanan biaya agar belajar bahasa Inggris dapat di ikuti oleh berbagai kalangan. Kita mengunakan taktik ini guna untuk menarik pelanggan agar juga tertarik dengan program yang kami berikan serta student tetap betah dengan belajar di EF”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
Pernyataan tersebut di dukungoleh Uni barara selaku Customer
Relations Officer (CRO) yang mengatakan:
“kalo sejauh ini pandangan dari opini public ehmm… good respon ya dari kebanyakan customer, karenakan EF selalu memberikan good service terhadap customernya yang dimana
104
team EF atau suatu organisasi dalam EF selalu memikirkan apa yang harus di perbarui atau perbaiki,hal sekecil apapun sangat diperhatikan dalam mempertahankan citra perusahan sehingga pandangan dari masyarakat dapat positif terus terhadap EF .”(hasil wawancara 17-juni-2015)
Pernyataan subyek terkait dengan analisa publik sejalan
dengan teori Smith(2002),bagian khusus dari Public Relations (PR)
yang membanggun dan mempertahankan hubungan baik dan saling
bermanfaat antara manager dan karyawan tempatorganisasi
menggantungkan kesuksesannya. Aspek ini sangat penting bagi
kesuksesan organisasi adalah karyawan. Sebelum ada hubungan
dengan konsumen, pelanggan, lingkungan, investor, dan pihak lain di
luar organisasi, manajemen harus terlebih dahulu memerhatikan
orang-orang yang bekerja kepada mereka- yakni para karyawan.
Karena itu, CEO di dalam organisasi sering memandang karyawan
mereka sebagai” publik nomor satu” atau aset yang paling berharga,”
Dan mereka berusaha menciptakan” kultur organisasi” yang bisa
menarik dan mempertahankan karyawan atau pekerja yang produktif.
Bagian dari praktikPublic Relations(PR) ini dinamakan hubungan
internal.
Menurut peneliti upaya membina hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam
(internal relations) maupun hubungan ke luar (eksternal relations)
untuk meningkatkan kerja sama.itu sangatlah penting guna untuk
mempertahankan citra perusahaan.
105
4. Tahapan Strategi Public Relations 4 : Estabilishing Goals and
Objectives
Tujuan dari English frist (EF) itu sendiri sesuai dari
pembahasan yang pernah dibahasa yaitu English Frist mendirikan
cabang di Tebet guna untuk memperluas jaringan EF dan untuk
membantu callage (kesulitan) dari customer yang sulit berbahsa
Inggris.Sehingga semua staff bagian dari EF berusaha menampilkan
yang terbaik dari pemahaman untuk kenyamanan dari customer.
Saat ditanyakan kepada subyek terkait degan pencapaian
perusahaan untuk Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai English
First kutipan subyek yaitu :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“yang di harapkan EF dari tujuan dan sasaran EF mempertahankan kualitasnya itu sudah pasti harus mempertahankan apa yang ada sekarang, itu lebih sulit dari pada proses pencapaian sekarang. Selalu menambah kelas baru, selalu berinovasi lalu memberikan pelayanan yang maksimal kalo,Pencapaian target kita saat ini sudah cukup baik student kita bertambah terus menerus, pembelajaran sudah mengikuti teknologi, strategi dari kita memberikan kelas gratis juga ni selama seminggu untuk customer ingin mencoba dan yang paling utama Engllish Fristsudahdikenal masyarakat sebagai kursus bahasa ingris ternama.ngomongin target sasaran yang di buat EF ya…target sasaran kita dari kids, teenegers sampai aldult sebenarnya si kita tidak hanya ingin masyarakat wilayah Tebet saja si yang bergabung dengan EF cabang Tebet ini tapi dari wilayah Kali Bata,Bukit Duri atau daerah sekitarnya untuk joint sama kami hehe. Nah dari tujuan kami, kami membatu kesulitan customer yang sulit berbahasa Inggirs sehingga kesulitan tersebut bisa diatasi mba gitu jadi apa yang di butuhkan customer kita input dengan baik sehingga dari kami membatu customer dengan baik pula”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
106
Berdasarkan hasil wawancara khusus tersebut
diperolehtemuan terkait dengan produk dan pelayanan yang
diberikan English Fristyaitu:
1. Produk
Meningkatkan citra sebagai kusrus bahasa Inggris yang
kurikulumnya menunjang dengan teknologi mengikuti
jaman dan dari sisi pelayanan nya dan kenyamanannya
good service.
Menjaga kesetiaan customer yang telah bergabung.
Menambah jumlah customer baru.
Meningkatkan hubungan komunikasi dengan public
2. Pelayanan
Meningkatkan layanan dengan menambah jumlah
karyawan,Teacher dari indonesia, Native Speaker.
Mempunyai I-lab yang teknologi cangih.
Mempunyai jadwal ektra kelas tambahan.
Mengadakan special event setiap 3 bulan atau
pertahunnya.
Memaksimalkan layanan social media.
107
5. Tahapan Strategi Public Relations 5: Formulating Action and
Response Strategies
Strategi Public Relations yang diterapkan English Frist cabang
Tebetdalam mempertahankan citra adalah strategi proaktif.
Pendekatan strategi tindakan event dilakukan oleh EF untuk
mendapatkan perhatian dan penerimaan pelanggan sesuai dengan
sasaran utama dari strategi ini.Saat ditanyakan kepada subyek terkait
dengan mempertahan citra, berikut kutipan subyek yaitu :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“Mungkin dari kegiatan eksternal yang kami adakan yaitu seperti event HUT EF, EF goes to School atau EGTS, EF back to school atau BTS, EF grand Open house, EF color your Day, EF RaF goes to London, dan bagian PR buat strategi kemudian menyebarkan ke media kalaupun ada event, lalu kita sebarkan event ini juga biasanya melalui flayer, sosmed, poster, radio dan media cetak biasanya kita melakukan strategi ini guna untuk menarik customer agar joint ke EF Tebet” (hasil wawancara 16-juni-2015)
Pendekatan strategi komunikasi EF dalam informasi yang
bernilai dilakukan dengan menggunakan radio, email, flayer dan
poster ke seluruh pelanggan sebagai alat komunikasi untuk
mendorong perhatian pelanggan agar mereka tertarik dan ikut serta
dalam kegiatan tersebut. Kemudian, dari informasi bernilai akan
terbentuk komunikasi transparan dengan mendorong pelanggan
untuk memahami karakter perusahaan dan membentuk penerimaan
pelanggan terhadap produk program EF
108
6. Tahapan Strategi Public Relations 6: Using Effective
Communication
Saat ditanyakan kepada subyek terkait dengan penggunaan
komunikasi yang efektif kepada pelanggan, subyek menyatakan
Pesan yang digunakan EFdalam mempertahankan citra dengan
memperhatikan sumber pesan yang menampilkan kredibilitas EF
kepada pelanggan sebagai perusahaan yang peduli dan menghargai
pelanggan, bentuk pesan yang berfokus pada nilai kekeluargaan dan
kebersamaan, pesan verbal yang menyajikan struktur pesan yang
berusaha mengajak para pelanggan untuk ikut serta secara aktif
dalam kegiatan dariEF, kejelasan pesan dan bahasa yang menarik
dengan menggunakan bahasa persuasif, kekuatan pesan yang
tercermin dari nama-nama program yang bersifat persuasif dan
menggunakan bahasa non verbal. Kutipan pernyataaan subyek
adalah:
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) :
“Komunikasi kita kepada customer itu pasti perlu mba..komunikasi kita terhadap pelangan hal yang mengenai apapun tetang EF itu penting untuk kenyaman dan informasi bagi customer biasanya kita menginformasikan yang menggenai EF dari even atau pemberitahuan kita melalui email, surat interpersonal, brosur, majalah atau eksternal lainya kita melakukan hal ini untuk kenyaman dan informasi si customer”. (hasil wawancara 16-juni-2015)
Penulis penyimpulkan bahwa segala informasi yang dilakukan
EF di sampaikan dengan baik dengan mengunkan alat media apapun
agar customer merasanyaman dan di hargai sebagai customer.Hasil
109
wawancara ini juga ditemukan bahwa EF telah memilih media
komunikasi dengan beberapa cara untuk menyampaikan pesan
kepada khalayaknya agar dapat menggambarkan kesan yang
diinginkan, yaitu :
a. Informasi event atau promon dimuat dalam bentuk poster, banner,
pin-up dan dimuat dalam website resmi yang dimiliki, serta dimuat
juga di social media yaitu facebook dan twitter.
b. Poster tersebut berisi informasi yang ingin disampaikan dikemas
dengan gambar, umumnya selebritis,educations di luar negri
untuk menarik perhatian.
c. Poster tersebut dikemas dengan nuansa yang glamour, biasanya
dengan background warna biru , dan tulisan warna putih sesuai
tema dasar Englis First, namun juga bergantung kepada informasi
yang disampaikan.
7. Tahapan Strategi Public Relations 7: Choosing Communication
Tactics
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan
melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu bagaimana pendekatan
komunikasi yang dilakukan English Frist untuk mendekati
pelanggannya, berikut kutipan pernyataan subyek adalah :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“ya….yang sudah saya jelaskan mba PR melakukan penyebaran informasi tentang EF kepada customer dengan mengunakan media komunikasi email, web, majalah, media
110
online kami juga secara langsung terkadang memberikan informasi kepada customer guna untuk memberi kenyamanan dan agar customer dapat betah dengan belajar di EF, informasi itu sangat penting contohnya dari adanya kelas ekstra tambah bagi student yang ingin melakukan kelas tambahan bisa masuk kelas tersebut lalu kita informasikan hal tersebut biasanya lewat email, telpone, atau secara langsung kepada student tersebut jadi segala informasi kami pasti beritahukan mba tapi kalo dari informasi event atau rivew event yang dilakukan EF biasanya kita mengunakan poster, baner, radio, websites, publisitas revie di website, dan Magazines” . (hasil wawancara 16-juni-2015)
Peneliti menyimpulkan bahwa English Frist mengunakan
media untuk menginformasikan ke pada customer cukup maksimal
cara kerjanya upaya yang dilakukan oleh English Frist dalam
mempertahankan citra komunikasi kepada coustamersebagai berikut
:
a. Interpersonal Communications : Sales marketing staff, Customer
service.
b. Organizational media : Magazines.
c. News Media : Publisitas seperti review di websites, majalah dan
radio
d. Advertising and Promotional Media : Poster, Banner, Websites,
Social Media (Twitter, Facebook)
Upaya yang lain diterapkan oleh English Fristuntuk
mempertahankan pelanggandan dimata masyarakat citra EF tetap
positif yang sudah ada pendekatannya dengan cara sebagai berikut :
1. Pihak staff lebih mengakrabkan diri kepada customer, misalnya
dengan memberikan sapaan kepada customernya, contoh:
111
“selamat pagi, siang atau malam“ lalu biasanya bagian staff juga
menanyakan ada kekurangan dari system belajar atau tidak.
2. Menyediakan website khusus untuk student untuk belajar secara
online.
3. Memberikan konsultasi gratis dan dapat mengikuti kelas
tambahan.
4. Menyediakan i-lab untuk student belajar secara onlinedan adanya
wiffi.
5. Member card English First juga dapat digunakan untuk
mendapatkan .fasilitas discount di beberapa tempat yang memiliki
kerja sama dengan pihak English First.
6. EF selalu memberikan good service terhdap customernya.
8. Tahapan Strategi Public Relations 8: Implementing the Strategic
Plan
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan
melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu bagaimana cara English
First menetapkan anggaran dan jadwal untuk mengimplementasikan
program, berikut kutipan pernyataan subyek adalah :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager(CM)mengatakan:
“untuk biyaya anggaran dari riset dari awal sampe sekarang yang di lakukan oleh kita selaku center manager pasti ada mba tapi kita tidak bisa menyebutkan berapanya mba… disini center manager bekerja selaku PR nya mba gitu dari penjadwal riset strategi. Penjdwalan serta penanganan evaluasi saya yang buat mba.dan dibantu oleh staf-staf disini.Untuk program produk baru atau promo biasanya saya
112
mengadakan rapat dengan antar cabang lainya yang satu francais yang di wakili sebagai selaku central manager juga si mba gitu. nah biasanya ketika kita ada event atau promo dari EF pun kami pun mengundang media untuk dapat menyebar luaskan mba contohnya juga kita setiap membuka program kelas baru atau promo event lalu kita menyebarkan melalui radio yaitu jak fm, prambos biasanya atau melalui brosur dan flayer ” (hasil wawancara 16-juni-2015) Menurut Smith (2002), penetapan anggaran dan jadwal untuk
mengimplementasikan program di perusahaan diperlukan proses
perncanaan anggaran seperti biaya untuk personil, peralatan, biaya
media, fasilitas pendukung dan biaya administasi perusahaan setiap
implementasi program.
Menurut peneliti komunikasi personil, peralatan media, news
media dan fasilitas pendukung sangat membantu perusahaan untuk
melakukan perencanaan dan keberhasilan program. Biaya dan
anggaran kegiatan program untuk promosi pelanggan diharapkan
tidak melebihi biaya yang sudah direncanakan oleh perusahaan.
9. Tahapan Strategi Public Relations Tahapan 9. Implementing the
Strategic Plan
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan
melakukan pertanyaan kepada subyek yaitu mengenai evaluasi di
akhir kegiatan atau permasalahan yang di hadapi, berikut kutipan
pernyataan subyek adalah :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM)mengatakan:
“kita memang ada evaluasi mba, evaluasi kami ini guna untuk meperbaiki kesalahan kami ketika coustamer tidak nyaman dari service kami atau sistem mengajar kami yang kita
113
berikan, biasanya kita dapat mengevaluasi masalah dari masukan input customer berupa kuisioner dari student atau inputan langsung kepada kami sehingga kami pun mengadakan rapat biasanya tiap minggu nya untuk menshare inputan tersebut sehingga masalah tersebut bisa ditangani dengan baik,lalu kalo dari evaluasi event tiap tahunnya atau tiap bulannya juga ada mba pastinya kita mengevaluasi dari masukan masukan customeratau postingan di web kami yang berisikan coment atau masukan dari customer sehinga menjadi lebih baik lagi kedepannya". (hasilwawancara 16-juni-2015) Di English Firstevaluasi di masing-masing cabang terhadap
program-program yang sudah dilakukan setiap akhir bulan. Dan
evaluasi inputan langsung keluhan dari customer yang diadakan tiap
minggunya guna untuk memberi kan kenyamanancustomer karena itu
bentuk dari mempertahankan citra perusahaan.
4.4.1 Teori Citra Positif
Menurut M. linggar anggoro menuliskan lima citra yang harus di
dapatkan oleh Public Relations sebagai wakil perusahaan, yaitu citra
bayangan (mirror Image), citra yang berlaku (current image), citra
harapan (wish image), citra perusahaan (corporate image) dan serta
citra majemuk. Kelima jenis citra tersebut harus dimiliki dari citra dari
English Frist (cabang Tebet) .
Saat ditanyakan kepada subyek terkait dengan citra yang
dimikliki oleh EF yaitu :
Nita Rachmawaty selaku Center Manager (CM) mengatakan:
“oke mba kalo berbicara masalah citra dari EF itu sendiri sebenarnya citra itu berasal dari presepsi seseorang ya mba,
114
lalu citra yang dimiliki dari EF selama ini good respon ya mba karena citra disini dibentuk berdasarkan pengalaman seseorang mba, jadi kita membentuk pelayanan yang senyaman mungkin sehingga orang yang belajar disini dapat merasakan itu mba, sehingga ketika customer bisa merasakan hal itu customer pun bisa menceritakan kepada orang- orang juga mba gimna system pelayanan yang diberikan EF maka dari itu EF selalu mengutamakan sistem pelayanan kami mba”(hasil wawancara 14-september-2015)
Pernyataan tersebut di dukung oleh Uni Barara selaku
Customer Relations Officer (CRO) yang mengatakan :
“citra yang di miliki oleh EF ya selama ini selalu good respon mba, memang ketika kita ada kendala dari inputan masuk dari customer kita langsung memecahkan masalah tersebut sehingga masalah tersebut di tangani secara baik mba dari sistem pengajaran kita, dari fasilitas kita dari staff kami apapun itu masalahnya kita langsung memberikan yang terbaik untuk customer agar customer merasa nyaman dan merasa di hargai mba”.(hasil wawancara 14-septebember- 2015)
Dari pernyataan diatas mengenai citra yang dimiliki oleh
English Frist peneliti menyimpulkan bahwa citra EF yang dimiliki
termasuk jenis citra yang berlaku (current image)yang dimana citra
yang melekat pada pihak –pihak luar mengenai suatu organisasi, yang
biasanya di peroleh melalui pengamannya karena dimana ketika
customer berpresepsi positif ke pada EF maka citra yang timbulkan
akan postif dan dapat di ketahui oleh masyarkat luas tentang citra
positif tersebut.
115
4.4.2 Pola Data Matrix
Dari uraian data di atas penulis dapat mebuat kesimpulan dengan