Top Banner
1 UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI SKRIPSI Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia Dalam Surat Kabar SINDO Edisi 29 - 30 Desember 2014 (Analisis Charles Sanders Pierce) Diajukan oleh : NAMA : REZA ACHMALYADI NIM : 2011-41-006 KONSENTRASI : JURNALISTIK Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta 2015
186

SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

Jan 29, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

1

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

SKRIPSI Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia

Dalam Surat Kabar SINDO Edisi 29 - 30 Desember 2014

(Analisis Charles Sanders Pierce)

Diajukan oleh :

NAMA : REZA ACHMALYADI

NIM : 2011-41-006

KONSENTRASI : JURNALISTIK

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Jakarta

2015

Page 2: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

2

Page 3: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

3

Page 4: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

4

Page 5: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

5

KATA PENGANTAR

Page 6: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

6

Assalamualaikum, Wr, Wb.

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan, karena berkat rahmat dan ridho

Allah SWT akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai dengan

waktu yang diharapkan.

Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa, diharapkan mampu untuk

mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan yang nyata. Ilmu

tersebut berguna dalam proses kemajuan bangsa. Fakultas ilmu komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sebagai tempat peneliti

memperoleh ilmu dan wawasan lebih luas mengenai ilmu komunikasi,

merupakan batu pijakan yang kuat bagi peneliti untuk melangkah ke masa

depan.

Skripsi adalah salah satu pembuktian bagi peneliti untuk

menyempurnakan status peneliti sebagai mahasiswa Sarjana Strata Satu

(S1). Dengan adanya penelitian yang dirangkum menjadi sebuah skripsi ini,

dan melalui tahap uji proposal penelitian telah mengembangkan kemampuan

peneliti sebagai mahasiswa ilmu komunikasi khususnya jurnalistik.

Dengan skripsi yang berjudul Analisis Semiotika Foto Jurnalistik

Kecelakaan Air Asia Dalam Surat Kabar SINDO Edisi 29-30 Desember

2014 (Analisis Charles Sanders Pierce) peneliti membuat penelitian

kualitatif bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk membahas mengenai makna

pesan dibalik foto-foto jurnalistik kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 dalam

rubrik Surat Kabar Sindo (Seputar Indonesia).

Page 7: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

7

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 22 Agustus 2015

Peneliti

Page 8: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho-

Nya, penulis diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi

ini. Dalam rentang waktu empat tahun peneliti telah banyak memperoleh ilmu

pengetahuan yang berharga di Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) ini,

Ucapan terima kasih, penulis sampaikan pada.

1. Keluarga besar, terutama kepada orang tua penulis, Ikralyadi, Nur Fitri

Hasannah, Tati Sunarti, Pepen Syarifuddin, Citra Fentika, Muhhamad.

Zeinnuri, serta Muhhamad Afieqy, Defrian Febriyadi, Yulia Andjani Safitri, Nur

Adha Fiddiyadi dan keponakan tercinta Jinan yang telah memberikan

semangat dan perhatian kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

2. Dr. H. Hanafi Murtani, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama).

3. H.M. Saifulloh, S.Sos, M. Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

4. Dr. Ardan Achmad SH. MPA, selaku pembimbing I, yang tak hentinya

memberikan semangat untuk terus bekerja menyelesaikan skripsi ini, serta

memberikan masukan yang berarti dalam penyelesaian penelitian ini.

5. Hamsinah. S,Ag M.Si, selaku pembimbing II, dosen pembimbing yang

memberikan masukan mengenai teknis tentang penulisan skripsi, sehingga isi

skripsi ini tampak sempurna.

6. Dr. Rajab Ritonga M.si selaku narasumber yang bersedia meluangkan waktu

untuk diskusi mengenai hasil penelitian ini

Page 9: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

9

7. Bapak Nurcholis, selaku Assisten Redaktur Seputar Indonesia yang telah

meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti, untuk memperkaya

data pada skripsi ini.

8. Bapak Ratman Suratman, selaku Editor fotografer Seputar Indonesia telah

meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh peneliti, untuk memperkaya

data pada skripsi ini.

9. Ibu Wiendy Hapsari selaku Manajer Litbang harian Sindo yang memberikan

kesempatan peneliti melakukan penelitian di Sindo.

10. Herlina Fentika yang mau meluangkan waktu dan dukungan untuk membantu

dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

11. Teman-teman , yaitu Hawa, Paul, kris, Andrea , Claudia, Fauzi, Indri, Akbar

yang telah memberikan dukungan dan nasihat selama pembuatan skripsi.

12. Teman-teman Fakultas ilmu komunikasi, Universitas prof. DR. Moestopo

(Beragama), khususnya Angkatan 2011.

Jakarta, 22 Agustus 2015

Reza Achmalyadi

Page 10: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

10

DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI......................................................... i

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................... ii

KATA PENGANTAR.............................................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................... vi

ABSTRAK............................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian.............................................. 1

1.2. Fokus Penelitian............................................................ 9

1.3. Pertanyaan Penelitian.................................................... 9

1.4. Tujuan Penelitian............................................................ 9

1.5. Signifikasi Penelitian...................................................... 10

1.6. Pembatasan Materi.......................................................... 11

BAB II : KAJIAN LITERATUR, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1. Kajian Pustaka- Penelitian Sejenis................................. 16

2.2. Kerangka Konsep & Teori............................................... 19

1. Definisi Komunikasi...................................................... 20

2. Definisi Komunikasi Massa.......................................... 21

3. Media Massa.................................................................. 25

Page 11: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

11

4. Fotografi......................................................................... 30

5. Fotografi Jurnalistik....................................................... 38

6. Media Cetak................................................................... 47

7. Surat Kabar.................................................................... 48

8. Pengertian Rubrik.......................................................... 51

9. Semiotika dan Komunikasi............................................ 52

10. Teori Semiotika Pierce.................................................... 54

2.3. Bagan Alur Pikir.................................................................... 58

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian............................................................. 59

3.2. Pendekatan Penelitian........................................................... 64

3.3. Metode Penelitian.................................................................. 65

A. Model Analisis Semiotik C.S. Pierce..................................... 67

B. Konstruksi Realitas Media Massa......................................... 73

3.4. Objek dan Subjek Penelitian

A. Objek Penelitian..................................................................... 78

B. Subjek Penelitian................................................................... 78

3.5. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 78

3.6. Teknik Keabsahan Data......................................................... 81

3.7. Teknik Analisis Data............................................................... 83

Page 12: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

12

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

A. Profil Surat Kabar Seputar Indonesia....................................... 88

B. Kepemimpinan Surat Kabar Seputar Indonesia............... .......... 90

C. Tim Redaksi Surat Kabar Seputar Indonesia............................. 90

4.2. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................... 92

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian........................................................... 92

A. Foto-foto Edisi 29 Desember 2014

Korpus 1..................................................................................... 92

Korpus 2..................................................................................... 95

Korpus 3..................................................................................... 97

Korpus 4..................................................................................... 99

Korpus 5..................................................................................... 102

Korpus 6..................................................................................... 104

Korpus 7..................................................................................... 106

Korpus 8..................................................................................... 108

Korpus 9..................................................................................... 111

B. Foto-foto Edisi 30 Desember 2014

Korpus 10................................................................................... 113

Korpus 11................................................................................... 115

Korpus 12................................................................................... 117

Page 13: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

13

Korpus 13..................................................................................... 120

Korpus 14..................................................................................... 122

Korpus 15..................................................................................... 125

Korpus 16..................................................................................... 127

Korpus 17...................................................................................... 129

Korpus 18...................................................................................... 132

Korpus 19...................................................................................... 134

4.4. Deskripsi Hasil Pembahasan......................................................... 136

Diskusi Dengan Editor Sindo......................................................... 136

Diskusi Dengan Praktisi Jurnalistik................................................ 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN...................................................................................... 149

B. SARAN................................................................................................. 150

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

14

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Prinsip Kerja Wartawan Foto...................................................... 5

Bagan 2.1 Matrik Perbandingan Penelitian................................................ 18

Bagan 2.2 Proses Komunikasi Model Schramm........................................ 20

Bagan 2.3 Tipologi Tanda Versi Charles S Pierce..................................... 55

Bagan 2.4 Jenis Tanda dan Cara Kerjanya................................................ 57

Bagan 2.5 Bagan Alur Pikir......................................................................... 58

Bagan 3.1. Kedudukan Paradigma dalam Kegiatan Penelitian.................. 59

Bagan 3.2. Unsur- unsur Tanda.................................................................... 67

Bagan 3.3. Hubungan Tanda, objek dan Interpretan.................................. 68

Bagan 3.4. Trikotomi Tanda Charles Sanders Pierce................................. 69

Bagan 3.5. Konseptual Trikotomi Makna Charles Sanders Pierce.............. 72

Page 15: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

15

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

NAMA : Reza Achmalyadi

NIM : 2011-41-006

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia

Dalam Surat Kabar SINDO Edisi 29 – 30 Desember 2014

(Analisis Charles Sanders Pierce)

Jumlah Bab/Halaman : V Bab, dan 154 Halaman

Bibliografi : 30 Buku

Pembimbing I : Dr. Ardan Achmad SH, MPA

Pembimbing II : Hamsinah S. Ag, M.Si

Penelitian ini membahas mengenai foto jurnalistik kecelakaan Air Asia

QZ 8501. Metode penelitian yang digunakan analisis semiotika dengan

paradigma konstruktivis. Pada dasarnya keseluruhan isi media merupakan

hasil konstruksi realitas. Cara penyajian suatu realitas ikut menentukan

struktur konstruksi realitas dan makna yang muncul darinya. Fenomena

kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang terjadi akhir tahun lalu

merupakan bentuk peristiwa besar yang perlu di dokumentasikan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna pesan apa

yang dibangun surat kabar sindo dalam foto jurnalistik kecelakaan Air Asia

Page 16: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

16

QZ 8501. Penelitian ini menggunakan 19 korpus foto jurnalistik edisi 29-30

Desember 2014 dalam surat kabar Seputar Indonesia (SINDO).

Secara metodologi, foto jurnalistik tersebut di analisis dengan

menggunakan perangkat semiotika C.S. Pierce. Dua jenis confirmability test

dilakukan dalam penelitian ini yaitu expert credibility dan confirmability.

Hasil penelitian menunjukan adanya makna pesan dari rentetan

peristiwa kecelakaan dan adanya misi kemanusiaan, rasa duka yang

mendalam dari para keluarga korban menimbulkan rasa empati yang SINDO

dalam foto-foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501 edisi 29-30 Desember

2014.

Kata kunci : semiotika foto jurnalistik, konstruksi realitas, air asia QZ 8501.

Page 17: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

17

PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) UNIVERSITY

OF COMMUNICATION SCIENCE

FACULTY COMMUNICATION SCIENCE

ABSTRACT

This research regarding of photojournalism on Air Asia QZ 8501

tragedy. The method of investigation utilize semiotics analysis with

constructive paradigm. Essentially, the research of media is the result of

realistic conditions. The reporting presentation method of realistic matter it will

be determine the structure of realistic conditions and the meaning it’s appear.

The phenomenon of Air Asia QZ 8501 tragedy that happened late last year

should be well documented.

The purpose of this research is to determine the meaning and the

message of photojournalism on Air Asia QZ 8501 tragedy. This research

utilize 19 corpus of photojournalism at periode 29th- 30th December 2014 in

Seputar Indonesia (SINDO) news papper.

According to methodology, photojournalism in analyze uses semiotic

C.S Pierce method. Two methods of confirmability test those are expert

credibility and confirmability.

The result of this research to indicate the meaning of sadness and the

mission of humanism it’s appear the emphaty of photojournalism on Air Asia

QZ 8501 tragedy at periode 29th- 30th December 2014.

Keyword : semiotic, the constructive of reality photojournalism, tragedy air

asia QZ 8501.

Page 18: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berita merupakan bagian dari konstruksi realitas sosial yang dibentuk

oleh media massa. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat

yang memiliki nilai yang penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru

dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. (Drs.Totok

Djuroto.2003: 7). Berita, dalam pandangan McQuail, bukan cuma cerminan

realitas sosial melainkan representasi realitas sosial. Maksud dari pernyataan

ini adalah berita saat ini diyakini bukan lagi mencerminkan peristiwa nyata

(mirrow of reality) sebagaimana anggapan kaum obyektivis, melainkan berita

itu merupakan cuplikan atau potongan dari realitas yang mungkin saja

berbeda dengan realitas yang ditampilkannya atau realitas kedua (second

reality). (Dennis McQuail, 1997: 3).

Dalam proses produksi berita dipengaruhi banyak hal. Paula J.

Shoemaker dan Stephen Reese dalam karya mereka yang berjudul Mediating

the Message misalnya mengatakan, salah satu hal yang mempengaruhi

media massa dalam memproduksi berita, yakni, pekerja media, seperti

wartawan yang bertugas pada garda terdepan dalam melihat fakta, sehingga

menjadikan wartawan sebagai gatekeeper. Gatekeeper merupakan proses

wartawan dalam menyaring atau seleksi informasi. (Shoemaker & Reese.

1996:63).

Page 19: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

19

Dalam pandangan konstruksionis, berita itu ibaratnya seperti sebuah

drama. Ia bukan menggambarkan realitas, tetapi potret dari arena

pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa.

Menurut kaum konstruksionis, berita adalah hasil dari konstruksi sosial di

mana selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan

atau media. Bagaimana realitas itu dijadikan berita sangat tergantung pada

bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai. (Eriyanto.2002: 26). Proses

konstruksi realitas, pada prinsipnya setiap upaya “menceritakan”

(konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda.

Bahasa dalam proses konstruksi realitas adalah unsur utama. Ia

merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat

konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada

berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya

penggunaan bahasa (simbol) tertentu menentukan format narasi (dan makna)

tertentu. Seluruh isi media massa baik media cetak maupun media elektronik

menggunakan bahasa verbal (kata-kata tertulis atau lisan) maupun bahasa

non-verbal (gambar, foto, gerak-gerik, grafik, angka, dan tabel).

Media massa berperan aktif dalam penyebaran arus informasi kepada

khalayak (audience). Informasi yang memiliki nilai berita yang tinggi menjadi

daya tarik wartawan untuk meliput peristiwa tersebut, dari mulai peristiwa

politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan musibah dan bencana alam. Peranan

wartawan sebagai sumber informasi sangat menjamin kualitas berita yang

diliput. Sikap skeptis untuk mendapatkan informasi sedalam-dalamnya dan

juga persepsi yang kuat untuk menyimpulkan dari sebuah peristiwa akan

berdampak kuat untuk mengkonstruksi pemberitaan.

Page 20: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

20

Yang dimaksud dengan pembuatan persepsi wartawan adalah ketika

wartawan melihat realita yang ditangkap oleh panca indera dan dirangkum,

disimpulkan menjadi sebuah berita, baik itu berupa artikel, editorial, karikatur,

foto dan lainnya, itu merupakan hasil rekonstruksi wartawan yang melihat

sebuah fenomena. Jadi, seorang wartawan berupaya mengirimkan informasi

yang dibuatnya berdasarkan persepsi atas dasar pengamatan dan

pengalamannya dalam memandang fenomena sosial yang ada

disekelilingnya.

Dipenghujung akhir tahun, pada hari Senin 29 Desember 2014 dunia

penerbangan Indonesia dikejutkan oleh kecelakaan pesawat komersial Air

Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501. Pesawat yang terbang dari

Bandara Internasional Juanda Surabaya menuju Singapura, membawa 155

penumpang beserta kru pesawat, dinyatakan hilang kontak oleh ATC (Air

Traffic Control) Jakarta. Kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 diperkirakan

terjadi karena pilot pesawat menghindari awan Culumonimbus. Menurut ATC

(Air Trafic Control) Pesawat hilang kontak pada pukul 06.12 setelah diizinkan

menghindari awan dari jalur penerbangan. Akibat dari musibah kecelakaan ini

membuat dunia penerbangan Indonesia mengalami penurunan dari segi

keselamatan penerbangan dan menyita perhatian dunia dan media massa.

Berbagai media massa baik cetak maupun elektronik mulai menyoroti

dan menjadikan berita headline yang akan disajikan dan diinformasikan

kepada audience. Media massa khususnya cetak dalam kaitannya sebagai

jendela informasi berlomba-lomba menyajikan liputan peristiwa langsung

terjadinya kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 ini dengan porsi berita yang

sangat variatif. Apabila dicermati, pesan-pesan yang disampaikan media

Page 21: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

21

massa (cetak) selain pesan-pesan yang berbentuk tulisan juga terdapat

pesan yang berbentuk fotografi dan kartun (karikatur).

Peran dan fungsi fotografi dari waktu ke waktu semakin berkembang.

Fungsi fotografi dahulu digunakan sebagai alat bantu lukis (camera

obscura), sekarang ini telah berkembang pesat dan digunakan hampir

disemua aspek kehidupan. Unsur-unsur fotografi dapat ditemukan di tengah-

tengah masyarakat, mulai dari pas foto (portrait) yang digunakan untuk kartu

identitas, foto jurnalistik, periklanan, company profile, sampai bidang

kehidupan yang lain.

Kesederhanaan menjadikan media foto diminati oleh masyarakat yang

butuh akan sebuah informasi. Foto merupakan sebuah imaji yang tak

terbendung yang memiliki makna yang luas. Satu foto mengenai suatu

peristiwa yang sama dapat bermakna ganda bagi orang yang melihatnya.

Dalam media cetak terkadang pembaca malas untuk membaca berita yang

berbentuk tulisan, oleh karena itu dalam suatu media cetak selalu disertai

dengan sebuah foto. Karena dengan melihat foto, pembaca dapat menilai

apa yang terjadi atau apa makna yang ada dalam foto tersebut. Karena foto

dalam media cetak sudah menceritakan sebuah berita.

Foto jurnalistik pada media massa surat kabar ditampilkan dengan

tujuan memperkuat dan memvisualkan isi berita, karena itu foto jurnalistik

pada media surat kabar memiliki peranan dalam melibatkan perasaan dan

menggugah emosi pembaca. Dalam tampilannya, foto tersebut tidak hanya

berdiri sendiri tetapi mencakup isi berita dan caption. Secara singkat yang

dimaksud isi berita adalah tulisan pada media surat kabar yang

dipertanggungjawabkan kepada publik, sedangkan caption adalah kalimat

Page 22: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

22

pendek yang memberi penjelasan sekilas tentang kejadian pada foto

tersebut. Dalam dunia jurnalistik foto mengandung seribu bahasa, istilah

tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya kehadiran foto menjadi unsur

yang sangat penting. Tidak dapat dipungkiri kehadiran foto jurnalistik dalam

surat kabar sangat erat kaitannya dengan nilai visualisasi. Salah satu

penelitian menunjukkan bahwa tatapan mata pertama pembaca surat kabar

secara otomatis akan tertuju pada foto terlebih dahulu. Artinya, penyajian

dalam bentuk foto akan menjadi incaran pertama pembaca untuk

melihatnya.

Kehadiran foto jurnalistik memberi pesan yang kuat dibenak pembaca.

Sering kali emosi pembaca menjadi hanyut dan terbuai akibat tampilan foto

yang disajikan dalam surat kabar. Foto jurnalistik harus memuat nilai berita

dan foto diharapkan tidak membosankan, pesan apa yang disampaikan

haruslah tepat. Tampilan gambar harus bersih dan utuh memiliki angle yang

optimal. Selain itu tampilan gambar dalam foto harus menyesuaikan

kepantasan dalam hal moral dan agama. Pentingnya foto jurnlaistik pada era

saat ini akhirnya memaksa wartawan untuk memiliki keterampilan dalam

teknik fotografi. Seorang wartawan tidak hanya memiliki kemampuan

jurnalisme dalam melakukan tugas liputan, tetapi juga membutuhkan

kemampuan fotografi dalam mengambil momen sesuai dengan kebutuhan

pemberitaan.

Menurut Syarifudin Yunuf dalam bukunya Jurnalistik Terapan (2010:

92), “Tujuan foto jurnalistik adalah untuk menyajikan penjelasan gambar

yang didukung oleh pengungkapan pesan atau berita yang disajikan ke

publik.” Tanpa teks, foto jurnalistik hanya gambar yang terlihat, tanpa dapat

Page 23: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

23

diketahui pesan di balik gambar. Dari sisi wartawan foto sangat menentukan

kualitas foto jurnalistik, kualitas foto sangat tergantung pada kemampuan

dan visi yang diemban oleh wartawan foto. Dalam kaitan itu, dapat disimak

prinsip kerja wartawan foto dalam diagram berikut.

Bagan 1.1. Prinsip Kerja Wartawan Foto

Seketika

Mengungkapkan

cerita

Sumber : Syarifudin Yunuf. Jurnalistik Terapan. Jakarta 2010, hal. 96

Bagan diatas menjelaskan bahwa gambar yang diambil oleh seorang

wartawan foto dapat mengkisahkan bagi yang melihatnya, sedangkan

kamera disini bertugas untuk melaporkan kejadian, dan waktu yang

diwakilkan caption untuk merekam. Ketiganya sesuai dengan kaidah

jurnalistik antar lain konsep 5 W+ 1H (What, Where, When, Who, Why &

How).

Penempatan foto pada isi berita di media surat kabar tidak hanya

memperhatikan tata letak penulisan, tetapi juga hal-hal yang berhubungan

dengan desain halaman (layout), grafis dan ukuran foto. Karena itu foto-foto

yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan pemakaian. Kecenderungan

pembaca melihat koran lebih dulu dari halaman paling atas, menjadi alasan

mengapa foto harus diletakan diatas lipatan koran.

Gambar

Kamera

Waktu

Mengisahkan

Melaporkan

Merekam

Page 24: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

24

Foto- foto yang ditempatkan dengan aturan-aturan tersebut diatas,

membuat keterbatasan dalam penentuan ukuran foto sehingga pada saat

editor menentukan tata letak (layout), penempatan foto harus menyesuaikan

isi berita. Dalam berita-berita utama (berita-berita yang menggemparkan)

penempatan foto mempunyai porsi yang berbeda salah satu contoh pada

peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. Ukuran, jumlah foto dan

penempatan foto untuk media surat kabar Sindo (Seputar Indonesia)

mendapatkan jatah cukup banyak, bahkan Sindo membuat rubrik Air Asia

Hilang.

Pemilihan rubrik Air Asia Hilang edisi 29 – 30 Desember 2014 dalam

surat kabar Sindo (Seputar Indonesia) memiliki nilai aktualitas yang tinggi

dan menjadi isu hangat (trandding topic), melihat tingginya nilai berita

peristiwa kecelakaan ini dapat dipastikan semua redaktur foto surat kabar

nasional di Indonesia. Pembuatan rubrik Air Asia Hilang dalam surat kabar

Sindo (Seputar Indonesia) menjelaskan bahwa Sindo (Seputar Indonesia)

memposisikan dirinya sebagai media massa yang membawa informasi

kecelakaan Air Asia QZ 8501.

Dalam peristiwa ini Sindo (Seputar Indonesia) membuat dua rubrik

tentang peristiwa kecelakaan Air Asia QZ 8501. Yang pertama pada tanggal

29 - 30 Desember 2014, dengan nama rubrik “Air Asia Hilang”. Kedua pada

tanggal 31 Desember 2014 - 11 Januari 2015, dengan nama rubrik “Tragedi

Air Asia”. Kedua rubrik tersebut dibuat untuk memenuhi dan memberikan

informasi baik berupa berita cetak maupun berita foto. Pemilihan foto dalam

rubrik Air Asia Hilang edisi 29 – 30 Desember 2014, karena peneliti ingin

memfokuskan dan mengetahui pemberitaan awal kejadian lewat visualisasi

Page 25: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

25

foto jurnalistik pada 19 foto yang dimuat dalam rubrik pada koran Sindo

(Seputar Indonesia).

Hal- hal yang ditekankan pada penelitian ini adalah tentang makna

yang berkaitan dengan tanda (peristiwa atau objek secara menyeluruh),

objek (ikon, simbol, indeks), serta pembahasan mengenai frame size,

camera angle dan teknik fotografi yang terdapat pada rubrik Air Asia hilang

surat kabar harian Sindo (Seputar Indonesia) edisi 29 - 30 Desember 2014

dalam peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501.

Pemilihan surat kabar Sindo (Seputar Indonesia) sebagai obyek

penelitian, karena Sindo (Seputar Indonesia) salah satu surat kabar harian

yang berskala Nasional di Indonesia juga ikut andil dalam menyajikan

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam tragedi pesawat Air Asia

QZ 8501, Sindo (Seputar Indonesia) memiliki harapan memposisikan dirinya

sebagai pembawa pesan faktual, memberikan informasi dalam bentuk visual

tentang kejadian sesungguhnya tanpa adanya rekayasa. Mengenai realita

dan fakta yang masih belum sepenuhnya tercapai, sehubungan dengan ini

maka penelitian ini menarik untuk diteliti dengan judul : ’’Analisis Semiotika

Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia Dalam Surat Kabar SINDO Edisi

29-30 Desember 2014 (Analisis Charles Sanders Pierce)’’.

Page 26: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

26

1.2 Fokus Penelitian

Dari uraian latar belakang, maka peneliti akan memfokuskan masalah

mengenai foto- foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501 pada rubrik Air

Asia hilang dalam harian surat kabar Sindo (Seputar Indonesia) edisi 29 –

30 Desember 2014. Pada penelitian ini, peneliti juga membatasi masalah

pada makna dibalik foto- foto jurnalistik tersebut dengan menggunakan

analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dari hasil uraian pengertian, teori dan pendapat yang dijelaskan pada

latar belakang, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini :

Bagaimana makna pesan yang dibangun dari foto jurnalistik kecelakaan

pesawat Air Asia QZ 8501 dalam rubrik surat kabar Sindo edisi 29-30

Desember 2014 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak kita

capai. Tujuan penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun

pihak lain yang membaca laporan penelitian dapat mengetahui dengan

pasti apa tujuan penelitian kita itu sesungguhnya” (Dr.Husaini Usman,

M.Pd.- Purnomo Setiady Akbar, M.P.D. 2006 : 30). Tujuan dari penelitian

ini untuk :

1. Untuk mengetahui makna foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ

8501 dalam rubrik surat kabar Seputar Indonesia (Sindo) edisi 29-

30 Desember 2014?

Page 27: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

27

2. Untuk mengetahui pengambilan gambar pada foto jurnalistik

kecelakaan Air Asia QZ 8501 dalam rubrik surat kabar Seputar

Indonesia (Sindo) edisi 29-30 Desember 2014?

1.5 Signifikansi Penelitian

1.5.1 Signifikansi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memberikan

sumbangan pemikiran terhadapa ilmu komunikasi massa khususnya

analisis semiotika foto jurnalistik dan memperkaya hasil penelitian

semiotika foto sebelumnya selain itu, hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang mengkaji

tentang foto jurnalistik dengan menggunakan analisis semiotika di

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

1.5.2 Signifikansi Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian adalah memberikan masukan

berguna bagi masyarakat tentang karya komunikasi visual fotografi,

agar dapat memahami pesan dan informasi yang terkandung pada

sebuah foto khususnya foto jurnalistik dalam hasil foto berita di media

cetak khususnya surat kabar.

Page 28: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

28

Pembatasan Materi

1. Komunikasi

Secara sederhana pengertian komunikasi adalah proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengertian isi

pesan tersebut mengacu pada pengertian makna yang disampaikan

melalui bahasa, baik verbal maupun non verbal. Proses dalam

penyampaian pesan melibatkan elemen-elemen komunikasi yaitu sumber

(source), media (channel), penerima (receiver), dan respon (feedback).

Komunikasi yang digunakan melalui media dapat menimbulkan efek. Agar

komunikasi lebih efektif, maka gagasan, ide, dan opini akan di-encode

atau diterjemahkan menjadi pesan yang mudah diterima (decode) oleh

penerima.

2. Komunikasi Massa

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa

dirumuskan Bittner (1980:10) yaitu “ Mass communication is messages

communicated through a mass medium to a large number of people”.

(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang).

2 Media Massa

Media massa merupakan suatu wadah komunikasi untuk

menyampaikan pesan yang akan dituju. ). Media massa merupakan alat

dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan

cepat kepada khalayak yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa

dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi

Page 29: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

29

hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan

pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.( Nurudin,

M.Si.2007; 9).

3 Jurnalistik

Jurnalistik berasal dari kata jour (Perancis), yang berarti catatan

atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai

kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan setiap

hari. Menurut Ensiklopedi Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi

yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau

kehidupan sehari-hari (pada hakekatnya dalam bentuk penerangan,

penafsiran, dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan

sarana-sarana penerbitan yang ada.

4 Fotografi

Menurut Yurnaldi (1992:87), foto adalah puisi tanpa kata-kata,

sarana komunikasi tercepat yang efektif dan efisien. Fotografi berasal dari

dua kata yaitu “ photos” dan “graphoo”. Dalam bahasa Yunani, photos

berarti cahaya dan graphoo berarti menulis atau melukis, sehingga

“fotografi” dapat diartikan sebagai “melukis dengan cahaya”. Sebagai

istilah, fotografi secara umum merupakan kegiatan pembuatan gambar

dengan lensa film yang peka cahaya. Film yang dimaksud adalah sebuah

plastik yang tembus cahaya yang dilapisi dengan emulsi garam perak

halida (Priatna, 2007:1).

Page 30: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

30

5 Fotografi Jurnalistik

Menurut Wijaya (2011: 10) yang dimaksud fotografi jurnalistik

adalah foto yang bernilai berita atau foto yang menarik bagi pembaca

tertentu, dan informasi tersebut disampaikan kepada masyarakat

sesingkat mungkin. Definisi ini menjelaskan bahwa ada pesan tertentu

yang terdapat dalam foto tersebut sehingga layak untuk disiarkan kepada

masyarakat. Dalam dunia media massa cetak foto jurnalistik sangat

penting. Foto membuat nuansa segar halaman surat kabar. Pembaca

menjadi tertarik dengan kemasan yang indah di pandang mata.

Keberadaan foto pada surat kabar menjadi pemisah antara dua berita

agar tidak menonton. Sebuah foto jurnalistik juga berfungsi sebagai

headline (judul berita).

6 Media Cetak

Media massa cetak atau surat kabar atau yang disebut juga koran

adalah suatu bentuk media yang mengutamakan fungsinya sebagai

media yang dapat menyampaikan informasi. Maka media cetak terdiri dari

lembaran dengan sejumlah kata, gambar,atau kolom dalam tata warna

dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk meberikan informasi atau

menghibur. Media cetak dapat juga digunakan sebagai dokumen atas

segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang

ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto,

dan sebagainya. Disusun dengan susunan rublik yang sudah disesuaikan

dengan temanya (Mc Quail, 2007: 150).

Page 31: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

31

7 Surat Kabar

Surat kabar adalah media komunikasi yang berisikan informasi

aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial,

kriminalitas, budaya, seni, olahraga, luar negeri, dalam negeri dan

sebagainya. Surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran

informasi (fakta ataupun peristiwa) agar diketahui. Secara etimologis,

surat kabar atau koran berasal dari bahasa inggris “newspaper” dan

Belanda “courant” yang dipinjam juga oleh orang Belanda dari bahasa

Perancis “courant”.

Sedangkan pengertian surat kabar yang terdapat pada New

Universal Dictionary, sebagai berikut :

“Newspaper is a paper printed and distributed use daily or weekly and

countaining news, articles of opinion, feature and advertising”.

Yang artinya surat kabar adalah kertas yang dicetak dan

disebarluaskan secara harian atau mingguan dan berisi tentang berita,

opini dalam bentuk artikel, karangan khas, dan periklanan.

8 Pengertian Rubrik

Menurut Harimurti Kridalaksana, rubrik adalah “Pers: kelompok

karangan, tulisan atau berita yang digolongkan atas dasar aspek atau

tema tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy rubrik merupakan istilah

belanda yang berarti ruangan pada surat kabar, majalah, atau media

cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan

masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat,

rubrik pembaca, dan sebagainya.

Page 32: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

32

9 Semiotika

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion

yang berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii) atau seme, yang

berarti “penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1994:4). Tanda- tanda (sign)

menurut Littlejohn adalah basis dari seluruh komunikasi. Tanda-tanda

adalah perangkat yang digunakan manusia dalam berusaha mencari jalan

di dunia ini, didalam kehidupan antar sesama manusia. Semiotika, atau

dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).

Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan

mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-

objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

tanda (sobur, 2004:15).

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi

tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni

cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang

mempergunakannya (Van Zoest, 1978, dalam Rusmana, 2005). John

Fiske, berpendapat semiotika adalah studi tentang pertanda dan makna

dari sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaiman makna dibangun

dalam “teks” media; atau studi tentang bagaimana tanda dari jenis karya

apa pun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna (John

Fiske, 2007 : 282).

Page 33: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

33

BAB II

KAJIAN LITERATUR, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis

Kajian pustaka dalam penelitian berguna untuk bahan perbandingan antara

penelitian yang terdahulu dengan penelitian sebelumnya. Sehingga penelitian

yang akan dilakukan dapat lebih baik dari penelitian sebelumnya, dalam hal ini

peneliti menggunakan dua referensi penelitian terdahulu dalam kajian foto

jurnalistik yang relevan dengan penelitian-penelitian bertemakan semiotika foto

jurnalistik. Beberapa penelitian terdahulu berikut ini dibahas dengan maksud

memperlihatkan perbedaan antara penelitian-penelitian yang telah ada

sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Penelitian semiotika pada foto juga dilakukan Dawam Syukron yang

mengulas mengenai foto jurnalistik wisata Indonesia dalam majalah Travel

Xpose pada rubrik domestik majalah Travel Xpose. Melalui foto-foto

jurnalistik tersebut Dawam mencoba memaknai suatu pesan baik secara

denotatif (makna yang sebenarnya) dan konotatif (makna yang tersirat)

termasuk ideologi yang ingin disampaikan oleh pewarta foto maupun

medianya dengan menggunakan pendekatan tanda Roland Barthes.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Firman Eka Fitriadi, penelitian yang ia

lakukan bertujuan untuk mengetahui makna pesan yang dibangun dari

fotografi jurnalistik mengenai Bencana alam gempa Sumatra Barat. Pada

harian Kompas edisi 2 Oktober- 9 Oktober 2009. Selain itu peneliti

menggunakan elemen dari teori semiotika Roland Barthes dengan unit

Page 34: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

34

analisis denotasi dan konotasi yang berada pada caption pada surat kabar

selama periode penelitian yang berjumlah dua belas foto.

Dalam penelitian tentang semiotika foto jurnalistik tentang kecelakaan

Air Asia dalam surat kabar Sindo (Seputar Indonesia), peneliti mencoba

untuk membahas foto-foto yang terdapat dalam rubrik surat kabar Sindo

(Seputar Indonesia) yang berjudul Air Asia Hilang. Dengan menggunakan

model semiotika Charles Sanders Pierce yaitu objek (ikon, simbol, indeks),

serta pembahasan mengenai Angle of view, Frame size dan teknik fotografi

dari setiap foto-foto yang diteliti.

Foto yang diteliti berjumlah sembilan belas foto yang merupakan

bentuk representasi peristiwa kecelakaan pesawat terbang Air Asia QZ

8501. Peneliti melampirkan secara garis besar intisari dari dua penelitian

terdahulu yang sama-sama mengkaji semiotika fotografi jurnalistik dalam

ruang lingkup media massa cetak. Kedua penelitian terdahulu tersebut

disajikan dalam tabel 2.1.1 yang terlampir pada halaman berikut ini.

Page 35: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

35

Tabel 2.1

Matriks Perbandingan Penelitian Mengenai Semiotika Fotografi Jurnalistik

No. Penelitian Teori/Paradigma Metodologi Hasil Penelitian

1. Dawam Syukron

Analisis Foto Jurnalistik Majalah Travel Xpose (Studi Analisis Semiotika Mengenai Foto Wisata Indonesia Dalam Rubrik Domestik Majalah Travel Xpose)

Teori Semiotika Roland Barthes paradigma konstruktivis

Metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan semiotika Roland Barthes

Bahwa majalah Trevel Xpose telah memunculkan ideologi mereka yang dapat terlihat dari cara travel Xpose menyajikan rubrik domestik. Dengan menyajikan foto wisata Indonesia semata-mata tidak hanya untuk mengasah kemampuan memotret para wartawan tetapi menghadirkan foto yang memiliki nilai semiotika agar dapat diterima dengan berbagai macam persepsi.

2.

3.

Firman Eka Fitriadi

Foto Jurnalistik Bencana Alam Gempa Bumi (Studi Analisis Semiotika foto-foto jurnalistik tentang bencana Alam)

Reza AchmalYadi

Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia Dalam Surat kabar Sindo edisi 29-30 Desember 2014 (Analisis Charles Sanders Pierce)

Teori Semiotika Roland Barthes paradigma konstruktivis

Teori Semiotika Cs Pierce dan Konstruksi realitas sosial paradigma Konstruktivis

Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

Metode penelitian deskriptif kualitatif semiotika Cs Pierce dengan mengacu pada ikon, indeks, simbol. korpus dan analisis fotografi angel of view, frame size dan teknik fotografi

Bahwa dari pemuatan foto-foto jurnalistik yang diangkat di harian Kompas tentang bencana alam gempa bumi, pada umumnya menanggapi suatu peristiwa yang sudah terjadi tetapi masih hangat beritanya. Sehingga khalayak pembaca masih dapat mengaktualisasi pesan-pesan yang ingin disampaikan Kompas sebagai sebuah gambaran visual untuk melihat langsung peristiwa ini melalui foto-foto jurnalistik

Sumber Analisis Peneliti, Juni 2015

Page 36: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

36

2.2 Kerangka Konsep dan Teori

1. Definisi Komunikasi

Secara sederhana pengertian komunikasi adalah proses penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengertian isi pesan tersebut

mengacu pada pengertian makna yang disampaikan melalui bahasa, baik

verbal maupun non verbal. Proses dalam penyampaian pesan melibatkan

elemen-elemen komunikasi yaitu sumber (source), media (channel),

penerima (receiver), dan respon (feedback). Komunikasi yang digunakan

melalui media dapat menimbulkan efek. Agar komunikasi lebih efektif, maka

gagasan, ide, dan opini akan di-encode atau diterjemahkan menjadi pesan

yang mudah diterima (decode) oleh penerima.

Menurut Deddy Mulyana, komunikasi yang didefinisikan oleh beberapa

pakar selama ini adalah sebagai proses, karena komunikasi merupakan

kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan

perpindahan dari sebuah pesan. Hubungan antara jalinan sosial dan pikiran

yang diberikan pada simbol komunikasi akan menguatkan elemen

komunikasi dalam menerjemahkan dan menerima simbol menjadi

pengertian yang bermakna. Fenomena ini menunjukan bahwa revolusi

teknologi komunikasi massa telah mencapai proporsinya yang luar biasa.

Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi massa tentunya

dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif semakin besar pula

efeknya

Page 37: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

37

Bagan 2.2. Proses Komunikasi Model Schramm

Message

Sumber : Lawrence, Kincaid & Wilbur Schramm. Asas- Asas Komunikasi Antar Manusia . LP3ES, Jakarta 1987, hal.77

Menurut Lawrence dan Schramm, makna baru timbul jika orang

menafsirkan isyarat atau simbol dan berusaha memahami aspek pikiran,

perasaan, konsep. Dalam hal ini komunikasi dilihat sebagai proses

penciptaan dan pertukaran pesan diantara dua orang atau lebih. Bagaimana

suatu pesan berinteraksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk

menghasilkan sebuah makna. Pada awal abad ke-20 komunikasi sangat

berperan dalam perubahan pola komunikasi di dunia. Perkembangan

komunikasi lebih interaktif, masyarakat dapat menyalurkan pesan- pesan

melalui media massa secara langsung. Kemunculan media massa dan

perkembangan teknologi informasi menjadikan komunikasi merubah

bentuknya menjadi komunikasi massa.

Decode

I Interpretation Encode

Encode

I Interpretation Decode

Page 38: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

38

2. Definisi Komunikasi Massa

Seorang ahli komunikasi massa, jalaluddin Rakhmat dalam bukunya

“Psikologi Komunikasi”, menyebutkan bahwa “Abad ini disebut sebagai abad

komunikasi massa.” Tentunya pernyataan ini sangat relevan dengan situasi

saat ini. Dimana teknologi komunikasi massa mengalamai kemajuan sangat

pesat. Apabila menginginkan berbagai informasi secara cepat tentang

peristiwa yang terjadi dibelahan dunia, tidak lagi mengandalkan surat kabar

atau majalah yang harus menunggu beredar. Tetapi bisa langsung

mengakses via internet, begitu juga dengan audio visual atau media

elektronik tak ketinggalan pula.

Fenomena ini menunjukan bahwa revolusi teknologi komunikasi

massa telah mencapai proporsinya yang luar biasa. Semakin pesat

perkembangan teknologi komunikasi massa tentunya dampak yang

ditimbulkan baik positif maupun negatif semakin besar pula efeknya. Untuk

membahas mengenai komunikasi massa itu sendiri, definisi yang paling

sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980:10) yaitu “

Mass communication is messages communicated through a mass medium

to a large number of people”. (Komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).

A. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri khusus seperti yang dikatakan

oleh Joseph A. Devito yang dikutip oleh Nurudin dalam ”Pengantar

Komunikasi Massa”, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri

khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya

sebagai berikut :

Page 39: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

39

Pertama, Komunikasi pada komunikasi massa melembaga, yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan. Kedua, Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ketiga, Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Keempat, Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Kelima, Komunikasi massa bersifat heterogen, dimana satu sama lain audience tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi.

Pada umumnya memang media massa bersifat seperti diatas

baik media cetak maupun media elektronik. Akan tetapi masyarakat

tidak menyadari bahwa salah satu sifat dari media massa dapat

menimbulkan keserempakan di lingkungan masyarakat.

a. Fungsi dan Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang

menggunakan media massa baik cetak dan elektronik. Penyebaran

informasi komunikasi massa ditujukan guna untuk meratakan

pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan

kegembiraan dalam hidup seseorang. Ada beberapa fungsi komunikasi

massa, yang dilihat dari latar belakang dan tujuan yang berbeda.

Komunikasi yang tujuannya untuk pendidikan dan ada pula yang

tujuannya untuk mempengaruhi khalayak, kepentingan politik,

memberikan hiburan. Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney

(1988) yang dikutip oleh Nurudin dalam buku, “Pengantar Komunikasi

massa” (2007:64) fungsi komunikasi massa adalah; (to inform)

menginformasikan, (to entertain) memberi hiburan, (to persuade)

membujuk, (transmission of the culture), transmisi budaya. Sedangkan

menurut Harold D. Lasswell menyebutkan fungsi komunikasi massa

Page 40: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

40

sebagai (surveillance of the environment) fungsi pengawasan,

(correlation of the part of society in responding to the environment )

fungsi korelasi, ( transmission of the social heritage from one generation

to the next) fungsi pewaris sosial.

Sedangkan Efek komunikasi massa menurut Ardianto dan

Komala dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2004: 49),

bahwasanya “Komunikasi massa terdiri dari efek media massa yang

berkaitan dengan pesan atau media serta jenis perubahan yang terjadi

pada khalayak yang terdiri atas efek kognitif, afektif dan behavioral.”

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Efek Afektif kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimannya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Sedangkan Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Komunikasi massa dalam hal ini media massa memiliki fungsi

mediasi yang dapat berlangsung dalam berbagai bentuk, tergantung

pada tingkat dan bentuk kegiatan, tujuan interaktivitas, dan efektifitas.

Mediasi mengandung banyak manifestasi kegiatan, mulai dari

hubungan langsung antara satu dengan lainnya melalui negoisasi,

sampai dengan pengendalian oleh seseorang terhadap yang lainnya.

variasi manifestasi kegiatan tersebut dapat dipahami dengan

Page 41: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

41

memperhatikan citra komunikasi berikut ini yang menunjukkan

berbagai aspek cara media menghubungkan kita dengan

“realitas”.(Dennis Mcquail.1996 : 52)

Media berperan sebagai :

• Jendela, pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan

memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di

sekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap

memihak.

• Juru bahasa, yang menjelaskan dan memberi makna terhadap

peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.

• Pembawa atau pengantar informasi dan pendapat.

• Jaringan interaktif, yang menghubungkan pengirim dengan

penerima melalui berbagai macam umpan balik.

• Papan penunjuk jalan, yang secara aktif menunjukkan arah,

memberikan bimbingan atau instruksi.

• Penyaring, yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi

perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya,

baik secara sadar dan sistematis maupun tidak.

• Cermin, yang memantulkan citra masyarakat terhadap

masyarakat itu sendiri. Biasanya pantulan citra itu mengalami

perubahan (distorsi) karena adanya penonjolan terhadap segi

yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat, atau seringkali

pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.

Page 42: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

42

• Tirai, atau penutup, yang menutupi kebenaran demi pencapai

tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan. (Dennis

Mcquail. 1996 : 43).

Meskipun beberapa citra diatas lahir dari analisis eksternal

terhadap kegiatan media, namun kebanyakan citra itu juga berasal dari

definisi diri pihak media itu sendiri. Pihak media memang sering

menilai dirinya sebagai refleksi masyarakat, yang menampilkan

gambaran masyarakat secara lebih jelas dan memungkinkan unsur-

unsur dalam masyarakat mengekspresikan dirinya ke segenap

anggota masyarakat. Media juga menerima sejumlah tanggung jawab

untuk ikut aktif melibatkan diri dalam interaksi sosial dan kadang kala

menunjukkan arah atau memimpin, serta berperan dalam menciptakan

hubungan dan integrasi. Media sebagai penyaring sudah diakui

masyarakat, karena media seringkali melakukan seleksi dan

penafsiran terhadap suatu masalah yang dianggap membingungkan.

3. Media Massa

Media massa merupakan suatu wadah komunikasi untuk

menyampaikan pesan yang akan dituju. Secara umum, media massa

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Bersifat umum.

2) Sasaran / komunikan bersifat heterogen artinya komunikan

berasal dari berbagai lapisan, latar belakang dan status sosial

yang berlainan.

3) Hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non

pribadi.

Page 43: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

43

4) Menimbulkan keserempakan, artinya keserempakan dalam hal

menerima pesan dari komunikator. Bila media cetak agak

kurang menimbulkan keserempakan karena media cetak dibaca

mungkin dalam waktu yang tidak bersamaan, tetapi bila siaran

radio maupun televisi akan menimbulkan dengan cepat karena

radio dan televisi didengar dan dilihat secara bersamaan yang

saat itu mendengarkan radio atau yang menonton televisi.(JB

Wahyudi.1986;42-43).

Media massa sendiri mempunyai pengertian saluran / media yang

dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. (JB

Wahyudi.1986;43). Media massa merupakan alat dalam komunikasi

yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada

khalayak yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding

dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang

dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir

seketika pada waktu yang tak terbatas.( Nurudin, M.Si.2007 : 9).

Perlu ditekankan bahwa pengertian media massa disini adalah

media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Massa dalam arti

kata komunikasi massa lebih mengarah pada penerima pesan yang

berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu, massa di sini

menunjukkan kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau

pembaca.

Dalam proses komunikasi massa disamping melibatkan unsur-unsur

komunikasi sebagaimana umumnya, juga membutuhkan peran media

massa sebagai alat/saluran dalam menyampaikan atau menyebarkan

informasi. Media massa itu tidak berdiri sendiri. Didalamnya ada

Page 44: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

44

beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi

sebelum informasi itu sampai kepada audience-nya. Mereka yang

bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper.( Nurudin, M.Si.2007; 5).

a. Jurnalistik dan Pers

Jurnalistik berasal dari kata jour (Perancis), yang berarti catatan

atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai

kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan setiap

hari. Menurut Ensiklopedi Indonesia, jurnalistik adalah bidang profesi

yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau

kehidupan sehari-hari (pada hakekatnya dalam bentuk penerangan,

penafsiran, dan pengkajian) secara berkala, dengan menggunakan

sarana-sarana penerbitan yang ada.

Adinegoro dalam buku: “Hukum Komunikasi Jurnalistik,” karya

M. Djen Amar terbitan tahun 1984, mengatakan: Jurnalistik adalah

semacam kepandaian mengarang yang pokoknya memberikan

perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar

luas. Dari kedua tokoh ahli tersebut jurnalistik adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana sebuah informasi dijadikan sesuatu yang

memiliki nilai berita dan dapat disebarkan kepada khalayak luas.

llmu jurnalistik adalah salah satu ilmu terapan (applied science)

dari ilmu komunikasi, yang mempelajari keterampilan seseorang dalam

mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan mengolah informasi yang

mengandung nilai berita menjadi karya jurnalistik, serta menyajikan

kepada khalayak melalui media massa periodic, baik cetak maupun

Page 45: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

45

elektronik. Ilmu Jurnalistik dituangkan dalam bentuk karya jurnalistik

yang disajikan kepada khalayak melalui media massa periodic, baik

cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain) maupun elektronik

(radio dan Televisi).

Djen Amar menekankan, jurnalistik adalah kegiatan

mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak

seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya (1984:30). Erik Hodgins,

Redaktur Majalah Time, menyatakan, jurnalistik adalah pengiriman

informasi dari sini ke sana dengan benar, saksama, dan cepat, dalam

rangka membela kebenaran dan keadilan berpikir yang selalu dapat

dibuktikan (Suhandang, 2004:23). Kustadi Suhandang menyebutkan,

jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan,

mengolah, menyusun dan menyajikan berita tentang peristiwa yang

terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala

kebutuhan hati nurani khalayaknya (Suhandang, 2004:23).

Secara umum, jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik

mengolah berita, mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada

menyebarkannya kepada khalayak. Apa saja yang terjadi di dunia,

apakah itu fakta peristiwa atau pendapat yang diucapkan seseorang,

jika diperkirakan menarik perhatian khalayak, bisa dijadikan bahan

berita untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat, dengan

menggunakan sebuah media, seperti yang dikemukakan sumadiria,

dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, Berita dan Feature ( Sumadiria,

2005: 3) sebagai berikut:

Page 46: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

46

Jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jurnalistik adalah

sebuah proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan

kepada khalayak dengan menggunakan sebuah media berkala.

Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik, Seputar Organisasi,

Produk dan Kode Etik, (2004:21) memberikan pengertian jurnalistik

sebagai berikut:

Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah,menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.

Sedangkan hubungan antara jurnalistik dengan pers adalah

pers merupakan suatu lembaga kemasyarakatan yang menjalankan

kegiatan jurnalistik. Dapat dikatakan bahwa pers adalah media khusus

untuk digunakan dalam mewujudkan dan menyampaikan karya

jurnalistik kepada khalayak. Hubungan antara pers dengan jurnalistik

seperti yang dikemukakan oleh Suhandang dalam buku Pengantar

Jurnalistik, seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik (2004 : 39)

Secara luas, pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan (institusi) yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan dan penerangan tadi dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hati nurani manusia selaku makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian pula para ahli filsafat menyatakan, karya pers sebagai

suatu kegiatan pemberitahuan tentang apa-apa yang diharapkan

Page 47: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

47

umum kepada umum. Menurut mereka, karya pers adalah melayani

umum dalam memberikan kenyataan-kenyataan yang seharusnya

diperoleh rakyat, sebab kenyataan-kenyataan itulah yang akan

memberikan kemerdekaan kepada rakyat.

Maka dari itu pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal. Artinya

pers tidak mungkin bisa beroperasi tanpa jurnalistik. Sebaliknya,

jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya bernama berita

tanpa adanya pers. Secara luas pers dan jurnalistik merupakan suatu

kesatuan (institusi) yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi,

hiburan, keterangan, dan penerangan. Kesatuan yang dimaksud

merupakan unit kerja dari seluruh komponen yang bersangkutan dalam

bidang penyiaran, jadi merupakan suatu organisasi penyiaran yang

meliputi unsur- unsur manusia, biaya, bahan-bahan, logistik, mesin-

mesin, metode kerja dan pemasaran hasil karyanya.

4. Fotografi

Menurut Yurnaldi (1992:87), foto adalah puisi tanpa kata-kata,

sarana komunikasi tercepat yang efektif dan efisien. Fotografi berasal

dari dua kata yaitu “ photos” dan “graphoo”. Dalam bahasa Yunani ,

photos berarti cahaya dan graphoo berarti menulis atau melukis,

sehingga “fotografi” dapat diartikan sebagai “melukis dengan cahaya.”

Sebagai istilah, fotografi secara umum merupakan kegiatan pembuatan

gambar dengan lensa film yang peka cahaya. Film yang dimaksud

adalah sebuah plastik yang tembus cahaya yang dilapisi dengan emulsi

garam perak halida (Priatna, 2007:1).

Page 48: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

48

Pada dasarnya, fotografi merupakan karya seni. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, fotografi adalah karya seni dan proses

pengambilan gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang

dipekakan. Dalam hal ini tampak adanya persamaan fotografi dan seni

lukis. Perbedaanya terletak pada media yang digunakan oleh kedua

teknik tersebut. Seni lukis menggunakan kuas, cat, dan kanvas,

sedangkan fotografi menggunakan cahaya (melalui kamera) untuk

menghasilkan suatu karya. Giwanda dalam bukunya Panduan Praktis

Belajar Fotografi (2001 :2), menyebutkan :

Tanpa adanya cahaya, karya seni fotografi tidak akan tercipta. Selain cahaya, film yang diletakan di dalam kamera yang kedap cahaya memberikan konstribusi yang cukup besar. Sebuah karya seni akan tercipta jika film terekspos oleh cahaya. Pengertian sederahana ini juga dikemukakan oleh John Hedgecoe

dalam bukunya yang berjudul John Hedgecoe’s Complate Guide to

Photography; A Step-by-Step Course from The World’s Best- Selling

Photographer. Ia mengatakan bahwa, “The words ‘photography’ means

drawing with light..” (Hedgecoe, 1990 : 6). Karenanya, kegiatan fotografi

dengan berbagai teknik hanya dapat dilakukan ketika ada cahaya.

Tanpa cahaya, tidak mungkin dapat dihasilkan sebuah foto.

Apabila memahami sifat cahaya, kita dapat lebih mudah memahami

teknik-teknik dalam fotografi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sudjojo

(2010), pada dasarnya fotografi adalah kegiatan merekam dan

memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.

Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni. Fotografi sebagai

teknik adalah mengetahui cara-cara memotret dengan benar,

Page 49: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

49

mengetahui cara-cara mengatur pencahayaan, mengetahui cara-cara

pengolaan gambar yang benar, dan semua yang berkaitan dengan

fotografi sendiri. Sedangkan fotografi sebagai seni mengandung nilai

estetika yang mencerminkan pikiran dan perasaan dari fotografer yang

ingin menyampaikan pesannya melalui gambar atau foto (Sudjojo, 2010:

vi).

A. Teknik Foto Jurnalistik

Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada

bidang gambar objek menjadi pusat perhatian (POI = Point of

Interest). Dengan mengstur komposisi foto kita juga dapat dan akan

membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan

objek.

Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan

kepekaan dan “rasa” (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya

untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi

yang baik.

Menurut Feri Thomas dalam artikelnya Teknik Fotografi

Komposisi Didalam Nature Fotografi, ada beberapa cara yang dapat

dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, daintaranya:

a. Sepertiga Bagian (Rule of Thirds)

Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan

objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat

berbeda dengan yang umum lakukan, di mana kita selalu

menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

Page 50: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

50

b. Sudut Pemotretan (Angle of View)

Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto

adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan :

b.1. Bird eye viewing Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi kamera di atas ketinggian objek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti kecil/hina terhadap objek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscape. Hasil teknik ini memperlihatkan lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang nampak di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa makna. Sudut pengambilan gambar ini misalnya dilakukan dari halikopter atau gedung bertingkat tinggi. Tujuan pengambilan gambar ini untuk memperlihatkan obyek-obyek yang lemah tidak berdaya.

b.2. High handheld posision

Pemotretan dengan cara mengangkat kamera setinggi-tinggi dengan kedua tangan dan tanpa membidik. Selama kamera diatas obyek maka sudah dianggap high angel. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah kesan lemah, tak berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan atau dikerdilkan. High angel cocok digunakan dalam pengambilan gambar para buruh yang sedang berdemo dan berkerumun di depan gedung DPR.

b.3. Low angel camera Pemotretan dilakukan dari bawah. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh.

b.4. Eye level viewing Adalah teknik pemotretan yang sejajar dengan objek posisi kamera dan objek lurus sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke atas atau ke bawah. Sudut pengambilan gambar semacam ini standart dilakukan fotografer. Tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol, kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya sejajar dengan objek.

Page 51: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

51

b.5. Frog eye viewing Adalah teknik pemotretan sebatas mata katak, angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora. Dengan teknik ini dihasilkan satu pemandangan objek yang besar terkadang mengerikan dan bisa juga penuh misteri. Yang jelas sudut pengambilan ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan suatu pandangan yang aneh, ganjil, kebesaran atau sesuatu yang menarik tapi diambil dengan variasi tidak biasanya.

b.6. Waist level viewing Pemotretan sebatas pinggang. Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto-foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan foto seperti ini adalah spekulatif.

c. Frame size

Setelah menguasai camera angel berikutnya frame size yang

menjadi kekuatan gambar :

c.1. Extream close-up Ukuran : Sangat dekat, misalnya, hidungnya, matanya, telinga saja. Makna : Menunjukan detail objek.

c.2. Big Close-up

Ukuran :Dari batas kepala hingga dagu objek. Makna :Menampilkan ekspresi pada objek.

c.3. Close-up

Ukuran : Dari batas kepala sampai leher bagian bawah.

Makna : Memberi gambaran objek secara jelas.

c.4. Middle Close up Ukuran : Dari batas kepala hingga dada atas Makna : Menegaskan profil seseorang

c.5. Mid Shot

Ukuran : Dari batas kepala sampai pinggang

Makna : Memperlihatkan seseorang dengan Sosoknya.

Page 52: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

52

c.6. Knee Shot Ukuran : Dari batas kepala hingga lutut. Makna : Memperlihatkan sosok objek.

c.7. Full Shot

Ukuran : Dari batas kepala hingga kaki. Makna : Memperlihatkan objek dengan lingkungan.

c.8. Long Shot

Ukuran : Objek penuh dengan latas belakangnya. Makna : Memperlihatkan objek dengan latar belakangnya.

B. Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve.

Didalam pemotretan Naure, pola garis juga menjadi salah satu unsur

yang dapat memperkuat objek foto. Elemen-elemen yang membentuk pola

garis ini sebaiknya diletakan di sepertiga bagian bidang foto. Pola garis ini

dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak

kaku. Menurut Ross Collins (2012) dalam tutorial foto jurnalistiknya di situs

www.ndsu.edu, komposisi menyangkut hal yang bersifat visual sehingga perlu

untuk memperhatikan visual tools yang terdiri dari line (garis), shape (bentuk),

tone (gelap-terang), texture (tekstur) dan color (warna). Selain itu, Collins

(2012) juga berpandangan bahwa terdapat lima alat untuk mendapatkan

komposisi yakni ;

a. Contrast (kontras) Sesuatu yang kontras memberikan keragaman dalam sebuah foto. Foto kontras dapat diciptakan dengan memanfaatkan bentuk, warna, mood, dan ekspresi untuk menarik perhatian orang yang melihatnya.

b. Repetition (Pengulangan) Irama dan pengulangan menekankan pada pola yang berulang untuk menarik perhatian orang yang melihat foto kerena mampu membentuk komposisi yang menarik.

Page 53: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

53

c. Dominance (Dominasi) Pemilihan fokus perhatian pada objek yang menonjol atau dominan dalam sebuah scene foto akan menghasilkan komposisi yang menarik. Dominasi objek yang menonjol tersebut tidak harus terlihat memenuhi sebagian besar bidang gambar, yang penting mampu memberikan kesan visual yang kuat.

d. Balance (keseimbangan) Keseimbangan dapat bermakna simetris atau bahkan asimetris, kebanyakan foto, secara simetris tidak seimbang, tetapi secara visual memberikan bobot yang seimbang.

e. Unity (Kesatuan) Kesatuan dalam sebuah foto dapat membentuk komposisi tersendiri dan terlihat jelas dalam keseluruhan gambar.

C. Background (BG) dan Foreground (FG)

Latar belakang dan latar depan dalah benda-benda yang berada di

belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG (Background)

dan FG (Foreground) ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan

dan fokus perhatian mata kepada objek. Hal lain yang dapat menunjang

komposisi dan dapat membangun point of interest yaitu oleh pemilihan warna,

dalam hal ini warna-warna primer seperti merah dan biru, yang dapat

langsung menarik perhatian mata kita agar terfokus pada gambar.

D. Fokus

Adalah kegiatan mengatur ketajaman objek foto yang telah dijadikan

point of interest pada saat komposisi. Dilakukan dengan cara memutar ring

fokus pada lensa sehingga terlihat pada kaca pembidik, objek yang tadinya

tidak tajam dan tidak jelas, menjadi fokus dan tajam serta jelas bentuk dan

tampilannya. Misalnya jarak sekian maka sesuaikan jarak objek tersebut

dengan angka pada lensa.

Page 54: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

54

E. Kecepatan (Speed)

Adalah gerakan tirai yang membuka-menutup sesuai angka yang

dipilih pada tombol kecepatan. jika angka kecepatan besar atau di atas 1/60

detik maka tirai akan membuka- menutup cepat sehingga cahaya yang masuk

ke kamera sedikit. Sebaliknya, jika angka yang dipilih kecil atau di bawah 1/60

detik maka tirai akan membuka-menutup lambat dan cahaya yang masuk ke

dalam kamera menjadi banyak. Kecepatan ini dimulai angka 1/1 detik sampai

1/4000 bahkan 1/8000. Makin besar kecepatan (ditunjukan dengan angka

yang besar), makin sedikit cahaya yang masuk. Makin kecil kecepatan

(ditunjukan dengan angka yang kecil), makin lama cahaya yang masuk ke

dalam kamera.

F. Diafragma (Aperture)

Diafragma di ibaratkan sebagai bola mata manusia. jika bola mata

membesar, berarti cahaya yang masuk semakin banyak sedangkan jika bola

mata mengecil maka cahaya yang masuk sedikit. Teori diafragma yaitu,

“makin besar diafragma (ditunjukan dengan angka yang kecil), makin banyak

cahaya yang bisa lolos ke dalam kamera. Sebaliknya “makin kecil

diafragma(ditunjukan dengan angka yang besar) maka makin sedikit cahaya

yang bisa lolos ke dalam kamera. Angka diafragma yaitu f/1,2- 1,4, -1,8,- 2,-

2,8,3,5,- 4,- 5,6- 8,-11,-16,- 22,- 32,- 46.

Page 55: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

55

5. Fotografi Jurnalistik

Foto dapat disebut foto jurnalistik jika foto tersebut

mengungkapkan dan melaporkan semua aspek dari suatu kenyataan

dengan menyiratkan rumus 5W+1H. Dalam dunia media massa cetak

foto jurnalistik sangat penting. Foto membuat nuansa segar halaman

surat kabar. Pembaca menjadi tertarik dengan kemasan yang indah di

pandang mata. Keberadaan foto pada surat kabar menjadi pemisah

antara dua berita agar tidak menonton. Sebuah foto jurnalistik juga

berfungsi sebagai headline (judul berita).

Ahmad DS (1996:124) dkutip oleh Rita Gani dalam bukunya

Jurnalistik Foto, Suatu Pengantar (2013: 46) mengatakan:

“yang termasuk headline adalah berita yang amat menarik, memikat, dan menimbulkan rangsangan pembaca untuk membacanya sampai habis”.

Selain menarik, headline hendaknya memenuhi syarat sebagai

berita yang penting, bahkan terpenting. Dengan demikian foto-foto

yang menyertai headline sebuah surat kabar pada umumnya termasuk

pada foto jurnalistik. Menurut wijaya (2011: 10) yang dimaksud

fotografi jurnalistik adalah foto yang bernilai berita atau foto yang

menarik bagi pembaca tertentu,dan informasi tersebut disampaikan

kepada masyarakat sesingkat mungkin. Definisi ini menjelaskan bahwa

ada pesan tertentu yang terdapat dalam foto tersebut sehingga layak

untuk disiarkan kepada masyarakat. Sedangkan Kobre (1991:viii)

mengatakan bahwa :

Page 56: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

56

“Photojournalism report with camera. Their job si to search out the news pand report it in visual form. Today’s news photographers must combine the skills of an investigative reporter and determination of a beat report with the flair of feature writer. Photojurnalism are visual reporters who interpret the news with cameras rather than pencil”.

Definisi ini menjelaskan bahwa sebuah foto jurnalistik merupakan

laporan yang mempergunakan kamera untuk menghasilkan bentuk

visual. Seorang jurnalis foto hendaklah mampu menggabungkan

antara keahlian membuat laporan investigasi dan membedakannya

dengan penulisan feature, Kobre menegaskan bahwa foto jurnalistik

adalah pelaporan visual yang menginterpretasikan berita lebih baik

dibanding tulisan.

Ada delapan karakter foto jurnalistik yang menurut Frank P. Hoy,

dari Sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi Walter Cronkite,

Universitas Arizona, dalam bukunya yang berjudul Photojournalism The

Visual Approach, adalah sebagai berikut :

Pertama, Foto jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (Comunication Photography), komunikasi yang dilakukan mengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi. Kedua, Medium foto jurnalistik adalah media cetak koran atau majalah, dan media kabel atau satelit juga internet seperti kantor berita (wire service). Ketiga, Kegiatan Foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita. Keempat, Foto jurnalistik adalah panduan dari foto dan teks foto. Kelima, Foto jurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subjek, sekaligus pembaca foto jurnalistik. Keenam, Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audience). Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam. Ketujuh, Foto jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto. Kedelapan, Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak memenuhi kebutuhan informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press).

Page 57: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

57

Foto jurnalistik menghentikan waktu memberi kita gambaran

nyata bagaimana waktu membentuk sejarah. Karena sifat dasarnya

yang dokumentatif, foto jurnalistik mampu membuat masyarakat

melihat kembali rekaman imaji atas apa yang telah mereka lakukan

pada masa lalu. Foto jurnalistik membantu masyarakat memahami

lingkungan dan diri mereka sendiri, termasuk mengidentifikasi segala

sesuatu yang harus diwaspadai. Roland Bartes dalam “Camera

Lucida” yang dikutip Wijaya dalam bukunya Foto Jurnalistik (2014:16)

mengatakan :

“Fotografi tidak perlu memberitahukan apa yang sudah tidak ada, tapi

hanya apa yang pernah berlangsung.”

Mary Warner Marien dalam bukunya, Photography and Its Critics,

menyatakan bahwa efek fotografi yang membuatnya dipuji bukanlah

visual, tapi sosial. Oscar Matuloh, pendiri Galeri Foto Jurnalistik Antara

mengutip Wilson Hick, mantan redaktur foto LIFE dari buku Words and

Picture yang menjelaskan bahwa foto juranalistik adalah media

komunikasi yang menggabungkan elemen verbal dan visual. Elemen

verbal yang berupa kata-kata disebut caption. Caption berfungsi

melengkapi informasi sebuah gambar karena sebuah foto tanpa

keterangan dapat kehilangan makna.

a. Kategori Foto Jurnalistik

Ada dua kategori foto jurnalistik. Yaitu foto tunggal (feature) dan

foto esai. Foto esai mempunyai sifat yang sama dengan esai tulisan, yaitu

mengandung opini dari sudut pandang. Namun dalam praktiknya,

Page 58: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

58

mempunyai kekhasan karena esai foto di samping terdiri atas tulisan , juga

terdiri atas foto yang merupakan elemen utama, sementara tulisan yang

menyertainya hanya pelengkap sifatnya. Maka konsekuensinya, maka foto

harus mampu menggantikan kata-kata, sementara hal-hal yang tidak bisa

digambarkan oleh foto, terungkap sebagai naskah (Prasetya, 1996: 52).

Foto esai juga merupakan bagian dari foto jurnalistik, yaitu foto-foto

yang terdiri atas lebih dari satu foto, tetapi temanya satu. Pada hakikatnya

esai foto merupakan gabungan dari satu foto berita dan foto feature. Foto

berita adalah foto yang dibuat tanpa bisa direncanakan sebelumnya, dan

yang paling penting terikat aktualitas. Sementara, foto feature dapat

direncanakan, dapat dibuat dan dipublikasikan kapan saja tanpa terikat

waktu. Foto feature biasanya merupakan foto tentang kehidupan

masyarakat khas di suatu daerah. Seperti foto masyarakat baduy, suku

dayak dan suku pendalaman lainnya. Gabungan foto berita dan foto

feature inilah yang membuat foto esai menjadi ‘utuh’ dan mempunyai ‘alur’

yang sesuai dengan keinginan pembuatannya (Arbain Rambey /Kartono

Riyad, 1994).

Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa foto esai adalah

foto-foto yang terdiri atas lebih dari satu foto dan mempunyai ‘alur’,

temanya satu dan merupakan elemen utama atau dapat dibilang

merupakan gabungan foto berita dan foto feature, sementara tulisan yang

menyertai hanya pelengkap atau penjelasan dari foto-foto tersebut.

b. Unsur Pendukung Nilai Foto Jurnalistik

Menurut Ed Zoelverdi, Mat Kodaknya Indonesia yang dikutib

Yurnaldi dalam buku Jurnalistik Siap Pakai (1992: 93) mengatakan:

Page 59: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

59

“Kalau Anda melihat obyek sama dengan orang kebanyakan, berarti Anda tidak melihat apa-apa”.

Jelas seorang wartawan foto tidak saja dituntut menguasai alat-alat

fotografi, tetapi juga harus jeli mencari dan mendapatkan objek, peka

terhadap lingkungan dan isu berita. Dalam konsep dasar penulisan berita,

layak atau tidaknya sebuah peristiwa untuk diberitakan sangat bergantung

pada nilai berita. Banyak versi nilai berita yang pada umumnya yang

menjadi bagian dari pemberitaan tersebut. Aktualitas merupakan nilai

kekinian yang senantiasa ada pada foto jurnalistik. Foto hendaknya

berhubungan dengan berita yang menjadi headline pada hari itu. Kejadian

luar biasa juga kerap menghiasai halaman pertama surat kabar.

Sumadiria (2005: 80) menjelaskan bahwa setidaknya ada sebelas

unsur yang termasuk pada nilai berita pada foto jurnalistik antara lain:

1. Keluarbiasaan (Unusualness)

Unsur ini terkait dengan hal-hal yang tidak biasa, aneh atau unik.

Biasanya hal ini bisa menggugah minat pembaca dan menarik

perhatian banyak orang. Suhadang (2004:142) menjelaskan bahwa

cerita baru, mode baru, produksi baru, kejadian yang aneh dan luar

biasa akan menarik perhatian orang banyak. Yang perlu

diperhatikan disini adalah semakin besar suatu peristiwa, semakin

besar pula nilai berita yang ditimbulkan (Sumadiria, 2005 : 81).

2. Kebaruan (Newsness)

Setiap hari headline berita berganti, begitupun foto yang

menyertainya. Menurut Wijaya (2011:12), hal ini disebabkan oleh

pembaca perlu mengetahui hal yang baru untuk memahami

perubahan keadaan sehingga bisa menyesuaikan diri.

3. Akibat (Impact)

Unsur ini sangat terkait dengan akibat dari pemberitaan karena

pada dasarnya berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas.

Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi dan politik yang

Page 60: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

60

ditimbulkannya, semakin besar nilai berita yang dikandungnya.

(Sumadiria, 2005:82).

4. Aktual (Timeliness)

Konsep aktualitas ini bisa dalam artian sedang terjadi atau baru

terjadi. Aktualitas menunjuk pada sifat berita yang disiarkan

berkaitan dengan waktu penyebaran berita dan terjadinya peristiwa

U. De Volder (dalam Susanto, 1976:76) mengatakan bahwa

suatu peristiwa akan memiliki nilai aktual bila:

a. Sedang terjadi

b. Jarang terjadi

c. Mempunyai hubungan “dekat” antara komunikator dan

komunikannya

d. Menarik perhatian

5. Kedekatan (Proximity)

Istilah ini menjadi menarik bila disampaikan melalui foto karena

dengan melihat foto yang disampaikan melalui sebuah foto karena

dengan melihat foto yang ditampilkan akan membantu pembaca

untuk “mengingat” Sumadiria (2005: 84) membagi proximity

berdasarkan unsur geografis dan psikologis.

6. Informasi (Information)

Setiap berita selalu mengandung informasi, namun tidak semua

informasi memiliki nilai berita. Berita yang dimuat di surat kabar

biasanya sudah melalui proses penyaringan, termasuk foto. Foto

yang tidak masuk kategori headline bisa juga dimuat di surat kabar

dalam rubrik yang berbeda.

7. Konflik (Conflict)

Berita tentang konflik atau pertentangan selalu menarik untuk

dimuat di surat kabar. Sumadiria (2005: 87) menegaskan bahwa

ada atau tidak ada pemihakan, konflik akan cenderung berjalan

terus sebab konflik senantiasa imanen (menyatu) dengan dinamika

kehidupan. Foto seputar konflik memiliki nilai berita untuk

menegaskan apa yang diberitakan.

Page 61: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

61

8. Orang penting (Prominence)

Unsur ini berkaitan dengan publik figur, selebritas dan pesohor.

Apapun yang dilakukan oleh mereka selalu menarik unutk

dikabarkan kepada masyarakat. Hal ini mengacu pada foto

eksklusif.

9. Ketertarikan (Human interest)

Nilai berita ini sarat dengan muatan manusia, ada juga yang

menyebutnya dengan kekhasan/unik. Foto yang temasuk kategori

human interest harus bisa menggugah rasa manusiawi orang yang

melihatnya, contoh foto feature yang bisa membuat dampak

psikologis.

10. Kejutan (Suprising)

Nilai berita ini merupakan sesuatu yang tidak terduga, tiba-tiba dan

tidak direncanakan. Menurut Sumadiria kejutan bisa menunjuk

pada ucapan dan perbuatan manusia. Sifatnya bisa menyenangkan

atau menyedihkan. Contohnya foto Gayus Tambunan di Bali oleh

jurnalis foto Kompas.

11. Sexs (Sex)

Unsur ini menyangkut dengan paparazzi menurut Sugiarto

(2005:15) paparazzi adalah mereka yang membuat foto semata

untuk mengahsilkan uang sehingga memberikan nilai negatif. Foto-

foto yang dihasilkan bersifat sensasional yang berdasarkan

kehidupan pribadi orang terkenal.

c. Fungsi Foto Jurnalistik

Secara umum, fungsi foto Jurnalistik di media cetak sejalan dengan

fungsi pers, seperti yang disampaikan oleh Effendy (1993:93), yaitu untuk

menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan memengaruhi,

sedangkan menurut Thomas Elliot Berry dalam bukunya Journalism In

America an Introduction to The News Media menjelaskan lima fungsi

dasar sebuah foto jurnalistik dalam sebuah surat kabar, yaitu ;

Page 62: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

62

1. To communicate the news, yaitu untuk mengkomunikasikan

berita.foto seringkali memiliki arti yang sangat penting dalam

penyampaian berita secara keseluruhan.

2. To generate interest, yaitu untuk menimbulkan minat. Sepintas

yang pertama kali terlihat dan diperhatikan oleh pembaca sebelum

membaca headline berita.

3. To give another dimension to a news worthy figure, untuk

menonjolkan dimensi lain dari orang yang diberitakan.

4. To make a brief but important announcement, untuk menyingkat

berita tanpa mengurangi arti dari berita.

5. To make a page attractive, yakni penghias halaman media cetak

sehingga menciptakan ciri tersendiri dari sebuah media cetak.

d. Jenis Foto Jurnalistik

Dalam bukunya yang berjudul Business of Photojournalism, A.E

Loosley (1971) mengategorikan jenis foto jurnalistik berdasarkan:

1. Nilai kepentingannya

a. Foto hard news adalah foto jurnalistik yang sangat penting,

memiliki nilai aktualitas tinggi. Foto seperti ini biasanya dimuat di

halaman utama atau rubrik utama majalah berita.

b. Foto soft news adalah foto jurnalistik yang kurang begitu penting,

namun baik untuk dimuat.

c. Filter news adalah foto jurnalistik yang berfungsi sebagai selingan

atau pengisi halaman. Bila tidak memungkinkan, foto ini bisa juga

tidak dimuat.

2. Penyajiannya

a. Spot news atau foto berita adalah sebuah karya foto yang

merekam kejadian atau peristiwa sesaat dengan waktu yang

singkat dan tidak berulang. Biasanya berupa foto tunggal yang

berdiri sendiri.

b. Photo essay atau foto esai adalah serangkaian foto yang

menggambarkan berbagai aspek dari suatu masalah yang dikupas

secara mendalam.

Page 63: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

63

c. Photo sequence adalah serangkaian foto yang menyajikan suatu

kejadian secara mendetail, beruntun, dan kronologis, kejadian atau

peristiwa itu terjadi dalam selisih waktu yang amat singkat.

d. Feature photograph adalah sebuah foto jurnalistik yang

menyangkut kehidupan sehari-hari, namun mengandung segi

kemanusiaan yang menarik (Loosley, 1974: 62).

Sedangkan World Press Photo Foundation atau Badan Foto Jurnalistik

Dunia yang merupakan organisasi profit yang independen, mengategorikan

foto jurnalistik (Alwi, 2004:7) yaitu :

1. Foto Berita (Spot News)

Foto yang dibuat dari peristiwa tidak terduga yang diambil oleh si

fotografer langsung dari tempat kejadian seperti: peristiwa

kecelakaan, kebakaran, perkelahian, bencana dll.

2. Berita Umum (General News)

Foto peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh sebuah instansi pemerintahan, institusi

pendidikan.

3. Manusia dalam berita (People in the News)

Foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita. Alwi

(2004: 8) menjelaskan bahwa tokohnya bisa orang populer atau

orang yang tidak populer tetapi menjadi populer. Seperti kampanye

presiden, kegiatan selebritas dll

4. Kehidupan sehari-hari (Daily life)

Foto ini memuat mengenai kehidupan manusia sehari-hari

dipandang dari segi manusiawinya (human interest/foto feature)

tujuan foto ini untuk meghibur para pembaca surat kabar, majalah

berita politik, ekonomi serta berita bencana alam dan kekerasan.

5. Potret

Foto yang menampilkan wajah seseorang secara close up,

mementingkan karakter dari objek yang difoto. Unsur utama yang

diperhatikan dalam foto ini adalah kekhasan (ekspresi).

Page 64: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

64

6. Olahraga (Sport Action)

Foto yang dibuat dari peristiwa olahraga, menampilkan gerakan

dan ekspressi atlet dan hal lain yang menyangkut olahraga.

7. Foto Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Science and Technology

Photo)

Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada

kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya foto

penemuan mikro chip komputer baru, foto proses pengkloningan

domba, dan sebagainya.

8. Seni dan Budaya (Art and Culture Photo)

Foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya. Misalnya,

pertunjukan Iwan Fals di panggung, kegiatan artis di belakang

panggung, dan sebagainya.

9. Lingkungan Sosial (Social and Environtment)

Foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan

hidupnya. Contoh : foto penduduk di sekitar Kali Manggarai yang

sedang mencuci piring dll.

6. Media Cetak

Media massa cetak atau surat kabar atau yang disebut juga koran

adalah suatu bentuk media yang mengutamakan fungsinya sebagai

media yang dapat menyampaikan informasi. Maka media cetak terdiri dari

lembaran dengan sejumlah kata, gambar,atau kolom dalam tata warna

dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk meberikan informasi atau

menghibur. Media cetak dapat juga digunakan sebagai dokumen atas

segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang

ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto,

dan sebagainya. Disusun dengan susunan rublik yang sudah disesuaikan

dengan temanya (Mc Quail, 2007: 150).

Page 65: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

65

7. Surat Kabar

Surat kabar adalah media komunikasi yang berisikan informasi

aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial,

kriminalitas, budaya, seni, olahraga, luar negeri, dalam negeri dan

sebagainya. Surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran

informasi (fakta ataupun peristiwa) agar diketahui. Kelebihan surat

kabar antara lain mampu menyajikan informasi atau berita secara

komperhensif, bisa dibawa ke mana-mana, bisa didokumentasikan,

bisa dibaca berulang-ulang, dan mudah diperoleh jika diperlukan.

Berdasarkan ukurannya, ada surat kabar yang terbit dalam

bentuk plano dan ada pula yang terbit dalam bentuk tabloid.

Sementara dari segi isinya, dapat dibedakan atas dua macam:

pertama, surat kabar yang sifatnya umum, kedua surat kabar yang

sifatnya khusus artinya isinya memiliki ciri khas tertentu dan memiliki

pembaca tertentu pula. Misalnya surat kabar pedesaan surat kabar

untuk wanita, dan sejenisnya.

Menurut Agee, yang dikutib oleh Indah Suryawati dalam

bukunya Jurnalistik Suatu pengantar, Teori dan Praktik (2011: 41)

adalah surat kabar sebagai salah satu medium jurnalistik mengemban

fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer surat kabar terdiri

dari tiga yaitu ;

a. Menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang

apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara, dan dunia.

b. Mengomentari berita yang disampaikan dan

mengembangkannya kedalam fokus berita.

Page 66: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

66

c. Menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang

membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di

media.

Sedangkan fungsi sekunder surat kabar terdiri atas :

a. Mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat

kemasyarakatan yang diperlukan sekali untuk membantu

kondisi-kondisi tertentu.

b. Memeberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita

komik, kartun, dan cerita-cerita khusus.

c. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah; dan

d. Menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.

A. Karakteristik Surat Kabar

Surat kabar atau koran merupakan media massa cetak yang

paling tua dibandingan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah

telah mencatat keberadaam surat kabar atau koran dimulai sejak

ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman

(Elvinaro,2007:105). Karakteristik surat kabar sebagai media massa

mencakup; publisitas, perioderisasi, universalitas, aktualitas dan

terdokumentasikan.

1. Publisitas

Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik atau

khalayak (Effendy,1998:98). Salah satu karakteristik komunikasi

massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya

khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan

tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi

khalayak pada umumnya. Dengan demikian semua aktivitas

Page 67: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

67

manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau

menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan.

2. Perioderitas

Perioderitas merujuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian,

mingguan, atau dwi mingguan. Sifat ini sangat penting dimiliki

media massa cetak khususnya koran atau surat kabar. Setiap

hari manusia membutuhkan informasi, bagi penerbit surat kabar

selama ada dan dan tenaga terampil tidak sulit menerbitkan

surat kabar periodik.

3. Universalitas

Universalitas merujuk pada kemestaan isinya, yang beraneka

ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian atau isi surat

kabar atau koran meliputi seluruh aspek kehidupan manusia,

seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan,

keamanan dan lain-lain. Selain itu, lingkup kegiatannya bersifat

lokal, regional, nasional bahkan internasional. Apabila ada

penerbit surat kabar atau koran yang hanya memuat atau berisi

salah satu aspek saja, maka penerbitan tersebut tidak dapat

dikategorikan sebagai surat kabar atau koran.

4. Aktualitas

Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan “keadaan

sebenarnya” (Effendy,1981:99). Kedua istilah tersebut erat

kaitannya dengan berita, karena definisi berita adalah laporan

tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau

menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang

(news is the timely report of facts or opinion of either interest or

immportance, or both, to a considerable number of people)

(Charnley, 1965: 34).

Page 68: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

68

5. Terdokumentasikan

Dari berbagai fakta yang disajikan dalam surat kabar atau koran

dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa

diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting

untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita

tersebut berkaitan dengan instansinya, atau artikel itu

bermanfaat untuk menambah pengetahuannya.

8. Pengertian Rubrik

Menurut R. Masri Sareb Putra dalam bukunya Teknik Menulis

Berita dan Feature (2006 : 98) rubrik berasal dari kata “rubrikasi”, kata

ini digunakan setelah Gutenberg menemukan mesin cetak, pada

massa itu buku dicetak dengan massal dan berukuran tebal. Untuk

menandai buku satu dengan buku lain, disekat dengan pita warna

merah. Dalam bahasa latin, merah berarti ruber. Rubrik adalah sebuah

kolom khusus yang lebih spesifik dalam memuat berita. Dalam media

massa lazimnya rubrik dibagi berdasarkan desk ke dalam bidang

tertentu. Sesuai pohon ilmu dan kebutuhan dalam media bersangkutan

Menurut Harimurti Kridalaksana, rubrik adalah “Pers: kelompok

karangan, tulisan atau berita yang digolongkan atas dasar aspek atau

tema tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy rubrik merupakan

istilah belanda yang berarti ruangan pada surat kabar, majalah, atau

media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam

kehidupan masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik

pendapat, rubrik pembaca, dan sebagainya.

Page 69: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

69

Selain itu menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya

yang berjudul “Kamus Jurnalistik, daftar istilah penting, jurnalistik cetak,

radio dan televisi”. (2008: 113) mengatakan rubrik adalah alokasi

halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama

halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-

tulisan bertema khusus, misalnya rubrik ekonomi berarti isinya berita-

berita atau tulisan tentang ekonomi.

9. Semiotika Dan Komunikasi

Komunikasi dan tanda tidak bisa dipisahkan. Theodorson dan

Theodorson memberikan suatu definisi yang menekankan pada

penggunaan tanda atau simbol-simbol dalam komunikasi. Menurut

mereka komunikasi adalah “Transisi dari informasi, ide, perilaku atau

emosi dari satu individu atau kelompok kepada lainya terutama melalui

simbol”. Definisi ini mengatakan bahwa komunikasi menekankan pada

pengiriman pesan. Moss dan Tubbs berpendapat bahwa yang membuat

komunikasi manusia menjadi unik adalah kemampuannya yang istimewa

untuk menciptakan dan menggunakan lambang-lambang.

Dedy Mulyana berpendapat bahwa komunikasi merupakan proses

transaksi, menganggap komunikator secara aktif mengirimkan dan

menafsirkan pesan. Komunikasi berlangsung jika seseorang telah

menafsirkan perilaku orang lain, pihak-pihak yang berkomunikasi berada

pada keadaan interdepedensi dan timbal balik. Asumsi yang sesuai dari

pernyataan di atas dikemukakan oleh Tubbs dan Sylvia Moss yaitu

komunikasi merupakan proses pembentukan makna di antara dua orang

atau lebih. “Tanda” dan “Makna” merupakan kata kunci yang

Page 70: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

70

menghubungkan antara semiotika dan komunikasi. Di dalam komunikasi

terdapat unsur pesan berbentuk tanda-tanda, dan tanda-tanda ini memiliki

struktur tertentu yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosiologi ataupun

budaya di tempat komunikasi itu hidup sehingga untuk mempelajari

bagaimana struktur pesan atau konteks di balik pesan-pesan komunikasi

diperlukan studi semiotika terlebih dalam lapangan komunikasi massa.

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion

yang berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii) atau seme, yang

berarti “penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1994:4). Tanda- tanda (sign)

menurut Littlejohn adalah basis dari seluruh komunikasi. Tanda-tanda

adalah perangkat yang digunakan manusia dalam berusaha mencari jalan

di dunia ini, didalam kehidupan antar sesama manusia. Semiotika, atau

dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).

Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan

mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-

objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

tanda (sobur, 2004:15).

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi

tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni

cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang

mempergunakannya (Van Zoest, 1978, dalam Rusmana, 2005). John

Fiske, berpendapat semiotika adalah studi tentang pertanda dan makna

Page 71: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

71

dari sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang bagaimana makna

dibangun dalam “teks” media; atau studi tentang bagaimana tanda dari

jenis karya apa pun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan makna

(John Fiske, 2007 : 282).

10. Teori Semiotika Pierce

Charles Sanders Pierce, ahli filsafat dari Amerika menegaskan

bahwa kita hanya berfikir dengan sarana tanda. Sudah pasti bahwa tanpa

tanda kita tidak dapat berkomunikasi. Selain itu bahasa juga dianggap

sebagi unsur terpenting dalam komunikasi. Dengan bahasa tersebut,

manusia mengadakan komunikasi satu dengan yang lainnya. Diantara

lambang-lambang (simbol) yang digunakan dalam proses komunikasi

yaitu bahasa isyarat, gambar, warna dan lain-lain sebagainya, bahasa

yang paling banyak digunakan.

Hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang

kepada orang lain apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini. Baik

mengenal hal yang konkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal

atau peristiwa pada saat sekarang, tetapi juga pada waktu yang lalu dan

massa yang akan datang. Teori dari Pierce sering kali disebut “grand

theory” dalam semiotika. Hal ini disebabkan karena gagasan Pierce

bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan.

Pierce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan

menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal.

Sebuah tanda atau representamen menurut Charles S Pierce

adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam

beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau

Page 72: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

72

kapasitas. Sesuatu yang lain itu oleh Pierce disebut interpretan

dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya

akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Pierce,

sebuah tanda atau representamen memiliki relasi ‘triadik’ langsung

dengan interpretan dan objeknya. Proses ‘semiosis’ merupakan suatu

proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan entitas

lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Pierce disebut sebagai

signifikasi.

Bagan 2.3. Tipologi Tanda Versi Charles S Pierce

Interpretant

Object Representament

Sumber : Indiawan Seto Wibowo. Semiotika Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian Dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi. Jakarta

2006, hal. 29

Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Pierce terhadap tanda

memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Pierce

membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon), Indeks (indeks) dan

Simbol (symbol) yang didasarkan atas relasi diantara representament dan

objek.

Page 73: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

73

a. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga

tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon

hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai

kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar

rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena

‘menggambarkan bentuk yang memiliki kesamaan dalam objek

yang sebenarnya.

b. Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau

eksistensi di antara representamen dan objeknya. Di dalam

indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat

konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial

atau kasual. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah,

misalnya merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang

telah lewat di sana.

c. Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan

konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang

atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya

adalah simbol-simbol.

Dari sudut pandang Charles Pierce ini, proses signifikansi bisa saja

menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan, sehingga

pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi

interpretan lagi, jadi representamen lagi dan seterusnya. Charles Sanders

Pierce (1893-1914) membagi tanda dan cara kerjanya kedalam tiga

ketegori sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini. Meski begitu

dalam prakteknya, tidak dapat dilakukan secara ‘mutually exclusive’

sebab dalam konteks-konteks tertentu ikon dapat menjadi simbol. Banyak

simbol yang berupa ikon. Disamping menjadi indeks, sebuah tanda

sekaligus juga berfungsi sebagai simbol.

Page 74: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

74

Bagan 2.4. Jenis Tanda dan cara kerjanya

Jenis Tanda Ditandai

dengan

Contoh Proses kerja

Ikon Persamaan

(Kesamaan)

Kemiripan

Gambar, foto, dan

patung

Dilihat

Indeks Hubungan sebab

akibat

Keterkaitan

Asap.....api

Gejala penyakit

Diperkirakan

Simbol Konvensi atau

kesepakatan

sosial

Kata-kata

isyarat

Dipelajari

Sumber : Indiawan Seto Wibowo. Semiotika Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan

Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi. Jakarta 2006, hal. 32

Selain itu, Pierce juga memilah-milah tipe tanda menjadi kategori

lanjutan, yakni kategori Firstnes, Secondness dan Thirdness. Tipe-tipe

tanda tersebut meliputi (1) qualisign, (2) signsign, dan (3) legisign. Begitu

juga dibedakan menjadi (1) rheme, (2) tanda disen (dicent sign) dan (3)

argumen (argument).

Page 75: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

75

2.3 Bagan Alur Pikir

Dari uraian konsep-konsep yang telah dikemukakan penulis membuat

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Bagan Alur Pikir 2.5.

Fenomena Sebuah foto jurnalistik kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 pada rubrik Air Asia Hilang dalam Surat Kabar Sindo. Makna pesan yang dibangun dalam foto jurnalistik pada kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 dalam rubrik Air Asia Hilang koran Sindo?

Analisis Semiotika Foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia Dalam Surat Kabar Sindo Edisi 29-30 Desember 2014

Foto-foto Jurnalistik pada rubrik Air Asia Hilang dalam

Surat kabar Sindo edisi 29-30 Desember 2014

Semiotika C.S. Pierce

Ikon, Indeks, Simbol

Makna pesan fotografi jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ8501

dalam rubrik Surat kabar Sindo

Page 76: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

76

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan wahana untuk menemukan

kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi

melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan

paradigma. Menurut Guba, paradigma adalah “Seperangkat kepercayaan

dasar yang menjadi prinsip utama pandangan tentang dunia yang

menjelaskan pada penganutnya tentang alam dunia. Paradigma adalah suatu

cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Menurut Bogdan

dan Biklen (1982;32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang

dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir

dan penelitian.(Lexy J.Meleong 2000 : 30).

Bagan 3.1 Kedudukan Paradigma Dalam Kegiatan Penelitian

Isu Positivisme- Post positivisme

Konstuktivisme (Interpretatif

Teori Kritis

Tujuan Penelitian

Menjelaskan, memprediksi, mengontrol, menemukan hukum umum yang diperlukan bagi prediksi kontrol

Memahami, merekonstruksi, memahami dan menggambarkan makna tindakan sosial

Kritik dan transformasi; pemulihan dan emansipasi; pembongkaran mitos dan menumbuhkan kemampuan perubahan sosial bagi masyarakat

Page 77: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

77

Teori Logika, sistem deduktif berasal dari interkoneksi aksioma dan hukum

Gambaran tentang kegiatan kelompok, bagaimana makna sistem tumbuh dan berkesinambungan

Kritik harus mampu mengungkapkan kondisi yang sebenarnya dan membantu masyarakat melihat dunia dengan cara yang lebih baik

Hakikat Pengetahuan

Pembuktian hipotesis membuat kuat kedudukan fakta atau hukum; hipotesis adalah fakta atau hukum

Rekonstruksi pemikiran individual yang menyatu dengan lingkungan sosial

Pandangan yang bersifat historis struktural

Kedudukan akal sehat

Kenyataan yang jelas tidak sebanyak teori ilmu pengetahuan

Teori berasal dari kekuatan keseharian yang digunakan masyarakat secara maksimal

Kesadaran palsu merupakan kekuatan luar dari kondisi objektif

Akumulasi Pengetahuan

Pengukuhan penambahan pada bangunan pengetahuan lama; generalisasi dan rantai hubungan sebab-akibat

Rekonstruksi yang bersifat menginformasikan; bersandar pada pengalaman pihak lain

Revisionisme sejarah; generalisasi berdasar kesamaan

Lingkup Eksplanasi

Nomotetik

Ideografik Campuran antara nomotetik dan ideografik

True explanation

Menerangkan hubungan logika dengan hukum alam dan fakta.

Kesesuaian dari kehendak baik bagi mereka yang menyadari sedang belajar

Kesediaan masyarakat mengubah dunia

Page 78: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

78

Bukti yang baik

Berdasarkan pengamatan yang tepat dan dapat diulang.

Ditanamkan dalam konteks interaksi sosial.

Pelaporan dengan konsepsi teori yang menyangkut ilusi

Kriteria kualitas Kriteria konvensional yang kaku: validitas internal dan eksternal, reliabilitas dan objektivitas

Derajat keterpercayaan dan otentik, kemungkinan salah paham.

Terikat situasi sejarah; memudarnya ketidaktauan; dorongan bertindak.

Nilai Dihilangkan pengaruhnya ditolak; ilmu bebas dari nilai tidak memiliki tempat, kecuali pada saat memilih topik.

Tercakup dan ikut memberikan pengaruh; nilai merupakan bagian intergral dalam interaksi sosial

Tercakup dan ikut memberikan pengaruh; nilai merupakan bagian integral dalam interaksi sosial.

Etika Berasal dari luar dan menolak manipulasi

Berasal dari dalam proses mencari relevansi dan problema khusus

Berasal dari dalam mencari kebenaran

Pandangan terhadap kedudukan peneliti

Ilmuan yang bebas kepentingan sebagai pemberi informasi bagi pengambil kebijakan dan agen perubahan

Partisipan yang berkepentingan sebagai fasilitator bagi tuntutan yang beragam

Intelektual transformatif yang berperan dalam advokasi dan sebagai aktivis.

Training Teknis dan kuantitatif; teori subtantif

Rasionalisasi; kuantitatif, sejarah, nilai-nilai pengorbanan dan pemberdayaan

Resosialisasi; kuantitatif dan kualitatif, sejarah, nilai-nilai pengorbanan dan pemberdayaan

Akomodasi Dapat disepadankan Tidak dapat disepadankan

Tidak dapat disepadankan

Hegemoni Dalam kontrol publikasi, pendanaan, promosi, dan lama peneliti

Mencari pengakuan dan masukan

Mencari pengakuan dan masukan

Disarikan dari Guba and Lincoln (1994). ‘Competing Paradigma in Qualitative Research’, in Dezin & Lincoln (eds). Handbook of Qualitative Research. London: SAGE Publication. Neumann, L. (1997). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Third Edition. New York: Allyn and Bacon.

Page 79: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

79

Dalam penelitian ini peneliti memilih paradigma konstruktivisme

(constructivism paradigm) dalam melihat isi media sebagai metodologi

penelitian selain menggunakannya pula dalam kerangka berfikir. Alasan

peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, karena seperti dijelaskan

oleh Indiawan Seto Wibowo dalam bukunya Semiotika Komunikasi Aplikasi

Praktis Bagi Penelitian Dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi (2013: 36),

“Paradigma penelitian semiotika banyak mengacu pada paradigma

kostruktivis, meski untuk sejumlah penelitian yang lain menggunakan

paradigma kritis”. Pandangan konstruksionis tidak ada realitas dalam arti real

(nyata) yang seolah-olah ada, sebelum peneliti mendekatinya yang ada

sesungguhnya konstruksi atas suatu realitas.

Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial

bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya

konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan

bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa

konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini

seringkali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Ia

sering dilawankan dengan paradigma positivis (paradigma transmisi).

(Eriyanto, 2002, hal. 37).

Konstruktivisme mengembangkan sejumlah indikator sebagai pijakan

dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu. Beberapa indikator

tersebut antara lain adalah :

Page 80: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

80

1. Lebih mengedepankan penggunaan metode kualitatif, ketimbang

metode kuantitatif dalam proses pengumpulan dan analisis data.

2. Mencari relevansi dari indikator kualitas untuk lebih memahami

data-data lapangan.

3. Teori-teori yang dikembangkan harus lebih membumi (Grounded

Theory).

4. Kegiatan ilmu harus bersifat alamiah (apa adanya) dalam

pengamatan dam menghindarkan diri dari kegiatan penelitian yang

kaku dan berorientasi laboratorium.

5. Unit analisis yang digunakan berupa pola-pola dan ketegori-

kategori jawaban, dan bukan variable-variable penelitian yang kaku

dan steril.

6. Penelitian yang dilakukan lebih bersifat partisipatif daripada bersifat

mengontrol sumber informasi.

Konstruktivisme berusaha memberikan tafsiran yang rinci atas setting

kehidupan keseharian, sedangkan teori kritis berusaha membaca makna di

balik dunia materi yang tampak, dan berusaha membantu membangun

kesadaran sosial untuk mengubah kehidupan masyarakat. Berikut kedudukan

paradigma dalam kegiatan penelitian yang dikutib Agus Salim dalam bukunya

Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (2006: 101).

Dengan demikian penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis

karena untuk menganalisa dan memahami secara komperhensif makna

pesan foto jurnalistik pada rubrik Air Asia hilang edisi 29-30 Desember 2014

yang dibangun surat kabar Sindo (Seputar Indonesia) dalam peristiwa

kecelakaan Air Asia QZ 8501.

Page 81: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

81

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah

pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara

berfikir induktif, yaitu berangkat dari hal-hal khusus (fakta empiris) menuju

hal-hal yang umum (tataran konsep). Menurut Rachmat Kriyantono dalam

bukunya Riset Komunikasi (2008: 56),” Riset kualitatif bertujuan untuk

menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan

data sedalam-dalamnya”. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi

atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data

yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang

diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Yang ditekankan adalah

persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.

Menurut Agus Salim dalam bukunya Teori dan Paradigma penelitian

sosial (2006: 40), menyatakan “ Konsep pengertian kualitatif sebenarnya

menekankan pada proses. Ini berarti, tatkala menghadapi fenomena yang

memang dapat diukur fenomena tersebut diteliti/diukur tidak secara ketat,

sebagaima na dilihat dari kualitas, jumlah, intensitas atau frekuensi yang

menyertainya”. Peneliti kualitatif lebih menekankan sifat realitas yang

dibangun secara sosial dan penelitian bersifat penuh dengan nilai (value-

laden). Jenis penelitian kualitatif berusaha menjawab pertanyaan tentang

bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti. Penggunaan

pendekatan kualitatif karena, penelitian semiotika jarang menggunakan

pendekatan kuantitatif (Chandler, 2006). Pemaknaan seseorang terhadap

teks dipengaruhi banyak faktor, seperti budaya, pengalaman, ideologi

sehingga susah untuk objektif.

Page 82: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

82

3.3 Metode Penelitian

Moss dan Tubbs berpendapat bahwa yang membuat komunikasi

manusia menjadi unik adalah kemampuannya yang istimewa untuk

menciptakan dan menggunakan lambang-lambang. Dedy Mulyana

berpendapat bahwa komunikasi merupakan proses transaksi, menganggap

komunikator secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Komunikasi

berlangsung jika seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, pihak-pihak

yang berkomunikasi berada pada keadaan interdepedensi dan timbal balik.

Asumsi yang sesuai dari pernyataan di atas dikemukakan oleh Tubbs dan

Sylvia Moss dalam Dedy Mulyana Suatu Pengantar (2008:65), “Komunikasi

merupakan proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.”

“Tanda” dan “Makna” merupakan kata kunci yang menghubungkan antara

semiotika dan komunikasi.

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang

berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii) atau seme, yang berarti

“penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1994:4). Tanda- tanda (sign) menurut

Littlejohn adalah basis dari seluruh komunikasi. Tanda-tanda adalah

perangkat yang digunakan manusia dalam berusaha mencari jalan di dunia

ini, didalam kehidupan antar sesama manusia. Semiotika, atau dalam istilah

Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify)

dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan (to

communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa

informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (sobur, 2004:15).

Page 83: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

83

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi

tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara

berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan

penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya (Van Zoest, 1978,

dalam Rusmana, 2005). John Fiske, berpendapat semiotika adalah studi

tentang pertanda dan makna dari sistem tanda; ilmu tentang tanda, tentang

bagaiman makna dibangun dalam “teks” media atau studi tentang bagaimana

tanda dari jenis karya apa pun dalam masyarakat yang mengkomunikasikan

makna (John Fiske, 2007 : 282).

Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap bahwa fenomena

sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik

mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang

memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Analisis semiotik

berupaya menemukan tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik

sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya amat

kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.

Yang dimaksud “tanda” ini sangat luas. Pierce (Fiske,1990: 50)

membedakan tanda atas lambang (symbol), ikon (icon), dan indeks (index)

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Lambang: suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan

acuannya merupakan hubungan yang sudah terbentuk karena

adanya konsensus dari pengguna tanda lain.

b. Ikon : suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya

berupa hubungan berupa kemiripan. Jadi, ikon adalah bentuk tanda

yang dalam berbagai bentuk menyerupai objek dari tanda tersebut.

Page 84: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

84

c. Indeks: suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan acuannya

timbul karena ada kedekatan eksistensi. Jadi indeks, suatu tanda

yang mempunyai hubungan langsung. (Kausalitas).

Bagan 3.2. Unsur-unsur Tanda

Ikon Indeks Simbol

• Lukisan kuda

• Gambar kuda

• Patung kuda

• Foto kuda

• Sketsa kuda

• Suara kuda

• Suara langkah-langkah

kuda

• Bau kuda

• Gerakan kuda

• Diucapkannya kata

kuda

• Makna gambar kuda

• Makna bau kuda

• Makna gerakan kuda

Sumber : Rachmat Kriyantono.Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta 2006,

hal. 267

A. Model Analisis Semiotik C.S. Pierce

Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang disebut Pierce

tori segitiga makna atau triangle meaning (Fiske, 1990 & Littlejohn,

1998).

a. Tanda

Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh

panca indera manusia dan merupakan susuatu yang merujuk

(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri.

b. Acuan Tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau

sesuatu yang dirujuk tanda.

c. Pengguna Tanda (Interpretant)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan

menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada

dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Page 85: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

85

Yang dikupas teori segitiga, maka adalah persoalan bagaimana makna

muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu

berkomunikasi. Hubungan antara tanda, objek, dan interpretan digambarkan

Pierce (Fiske, 1990: 45).

Bagan 3.2 Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan

Sign/Representament

Interpretant Object

Semiosis

Sumber : Vera Nawiroh. Semiotika dalam Riset Komunikasi. 2014, hal 22

Model segitiga Pierce memperlihatkan masing-masing titik

dihubungkan oleh garis dua arah, yang artinya setiap istilah (term) dapat

dipahami hanya dalam hubungan satu dengan lainnya. Pierce menggunakan

istilah yang berbeda untuk menjelaskan fungsi tanda, yang baginya adalah

proses konseptual, terus berlangsung dan tidak terbatas (yang disebutnya

“semiosis tak terbatas”, rantai makna keputusan oleh tanda-tanda baru

menafsirkan tanda sebelumnya atau seperangkat tanda-tanda.

Menurut Pierce salah satu bentuk tanda (sign) adalah kata. Sesuatu

dapat disebut representament (tanda) jika memenuhi 2 syarat berikut.

Page 86: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

86

1. Bila dipersepsi, baik dengan panca-indera maupun dengan pikiran

perasaan.

2. Berfungsi sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain).

Objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda, bisa berupa materi yang

tertangkap panca-indera, bisa juga bersifat mental atau imajiner. Sedangkan

interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek

yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna tentang sesuatu

yang diwakili oleh tanda tersebut. Teori semiotika Charles Sanders Pierce

adalah sebuah trikotomi yang terdiri atas 3 tingkat dan 9 sub-tipe tanda.

Bagan 3.4 Trikotomi tanda Charles Sanders Pierce

1 2 3

Representamen (R1)

Object (O2)

Interpretant (I3)

Qualisign

Icon

Rhema

Sinsign

Index

Dicisign

Legisign

Symbol

Argument

Sumber : (Deledalle, 2000: 109)

Berikut klasifikasi berdasarkan kategori yang dikembangkan oleh

Charles Sanders Pierce.

1. Firstness (kepertamaan), yaitu mode sebagaimana adanya, positif

dan tidak mengacu pada sesuatu yang lain. Ia adalah kategori dari

perasaan yang tak terefleksikan, semata-mata potensial, bebas dan

langsung.

2. Secondness (kekeduaan), merupakan metode yang mencakup

relasi antara yang pertama dan kedua, ia merupakan kategori

perbandingan, faktilitas, tindakan, realitas dan pengalaman dalam

ruang dan waktu.

Page 87: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

87

3. Thirdness (keketigaan), mengantar yang kedua dalam

hubungannya dengan yang ketiga. Ia adalah kategori mediasi,

kebiasaan, ingatan, kontinuitas, sintetis, komunikasi (semiosis)

representasi, dan tanda-tanda (Adam Rizal M, 2009).

Proses tiga tingkat dari teori segitiga makna yang merupakan proses

semiosis dari kajian semiotika. Proses semiosis adalah proses yang tidak ada

awal maupun akhir, senantiasa terjadi dan saling berhubungan satu dengan

yang lainnya, dalam hal ini antara representament (sering juga disebut

sebagai sign), object dan interpretant. Berikut penjelasan mengenai tiga

trikotomi Charles Sanders Pierce :

1. Trikotomi Pertama

Sign (representament) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu

yang dapat diserap pancaindera dan mengacu pada sesuatu. terdiri

dari :

a. Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan

sifatnya misalnya sifat warna merah adalah qualisign, karena

dapat dipakai tanda untuk menunjukan cinta, bahaya, atau

larangan.

b. Sinsign (singular sign) adalah tanda-tanda yang menjadi tanda

berdasarkan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan. Semua

ucapan yang berupa individu bisa merupakan sinsign. Misalnya

suatu jeritan, dapat berarti heran, senang atau kesakitan.

c. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu

peraturan yang berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode.

Bahasa bagian dari legisign, sebab bahasa adalah kode.

Berlaku secara umum.

Page 88: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

88

2. Trikotomi Kedua

Pada trikotomi kedua, yaitu berdasarkan objeknya tanda

diklasifikasikan menjadi icon (ikon), index (indeks) dan symbol

(simbol).

a. Ikon adalah merupakan tanda yang menyerupai benda yang

diwakilinya atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan

atau ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan.

Misalnya kesamaan sebuah peta denga wilayah geografis yang

digambarkannya, foto dan sebagainya.

b. Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada

keberadaanya suatu denotasi, sehingga terminologi Pierce

merupakan suatu secondness. Indeks, dengan demikian adalah

suatu tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan

apa yang diwakilinya. Misalnya tanda asap denga api, tiang

penunjuk jalan, dan sebagainya.

c. Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan

denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku

umum atau ditentukan oleh suatu kesepakatan bersama

(konvensi). Misalnya tanda-tanda kebahasaan adalah simbol.

3. Trikotomi ketiga

Berdasarkan interpretannya, tanda dibagi menjadi rhema, dicisign,

dan argument.

a. Rhema, bilamana lambang tersebut interpretannya adalah

sebuah first dan makna tanda tersebut masih dapat

dikembangkan.

b. Dicisign (dicentsign), bilamana antara lambang itu dan

interpretannya terdapat hubungan yang benar ada

(merupakan secondness).

c. Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya

mempunyai sifat yang berlaku umum (merupakan thirdness).

Page 89: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

89

Bagan 3.4. Konseptual Trikotomi Makna Charles Sanders Pierce

Sumber : Analisis Peneliti Mei, 2015

Klasifikasi tanda dari Charles Sanders Pierce diidentifikasikan dalam

66 jenis tanda yang berbeda, tetapi yang sering digunakan dalam analisis

semiotika adalah tiga, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Penggunaan teori

semiotika Pierce hendaknya disesuaikan dengan pemahaman, jika

penelitian semiotika hanya ingin menganalisis tanda-tanda yang tersebar

dalam pesan-pesan komunikasi, maka tida jenis tanda Pierce sudah dapat

diketahui hasilnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode semiotika karena,

menurut Vera Nawiroh dalam bukunya Semiotika Dalam Riset Komunikasi

(2014: 7), semiotika sering digunakan dalam analisis teks (meskipun lebih dari

sekedar analisis tekstual). Sebuah teks, baik verbal maupun non verbal bisa

eksis dalam media apapun. Istilah teks biasanya mengacu pada pesan yang

telah dibuat dalam beberapa cara (tulisan, rekaman video, dan video)

Analisis C.S Pierce

Sign

Objek

Interpretant

qualisign

sinsign

legisign

ikon

indeks

simbol

rheme

dicent sign

argument

Page 90: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

90

sehingga secara fisik, antara pengirim dan penerima tidak terkait satu sama

lain.

Teks adalah kumpulan tanda-tanda (seperti kata-kata, gambar, suara

dan/ atau gerakan) yang dikonstruksikan dan diinterpretasikan dengan

mengacu pada konvensi yang terkait dengan genre dan media komunikasi

tertentu (Chandler, 2006). Kajian semiotika adalah mempelajari fungsi tanda

dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks

yang berperan membimbing pembacanya agar bisa menangkap pesan yang

terkandung didalamnya. Semiologi berperan untuk melakukan interogasi

terhadap tanda-tanda yang dipasang oleh penulis adar pembaca bisa

memasuki bilik makna yang tersimpan dalam sebuah teks. Seorang

pembaca, ibarat pemburu harta karun yang menunjukkan dimana “makna-

makna” itu disimpan dan kemudian dengan bimbingan tanda-tanda baca itu,

pintu makna dibuka (Hidayat, 1996: 163).

Semiotika dalam kajian ilmu komunikasi juga memiliki jangkauan yang

luas. Semiotika dapat diterapkan pada berbagai level dan bentuk

komunikasi. Seperti komunikasi massa, komunikasi antarbudaya,

komunikasi politik. Dalam komunikasi massa misalnya kajian semiotika

dapat diaplikasikan pada film, televisi, iklan, lagu, foto jurnalistik. Data –data

tersebut dapat berbentuk verbal maupun non verbal, maka penelitian

semiotika lebih sesuai dengan penggunaan metodelogi kualitatif.

B. Konstruksi Realitas Media Massa

“Konstruksi realitas mengenai realitas dikemukakan oleh Alfred Schutz sebagai berikut: Realitas kehidupan sehari-hari saya bukan semata-mata realitas pribadi saya, tetapi berawal dari hubungan antar subjek yang dibagi, dialami, dan diartikan diantara teman-teman saya; singkatnya ini adalah suatu realitas bagi kami semua. Dalam situasi

Page 91: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

91

biografis yang unik di mana saya menemukan diri saya dalam realitas pada suatu saat tertentu dari eksistensi saya, hanyalah bagian yang sangat kecil dari realitas yang dibentuk secara bersama melalui hubungan dengan orang-orang lain. (S. Djuarsa Sendjaja. 2004 : 83)

Istilah konstruksi realitas pertama kali diperkenalkan oleh Peter

L. Berger dan Thomas Luckmann pada tahun 1966 melalui bukunya

The Social Construction of Reality : A Treatise in The Sociological of

Knowledge. Mereka menggambarkan proses sosial melalui tindakan

dan interaksinya, dimana individu secara intens menciptakan suatu

realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Selain itu, konstruksi realitas suatu media juga ditentukan oleh

kebijakan redaksi media. Menurut Breed sebagaimana dikutip oleh

Werner J Severin (dialih bahasakan oleh Sugeng Hariyanto) dalam

bukunya Teori Komunikasi, dapat disimpulkan mengenai kebijakan

redaksi bahwa yang dimaksud dengan kebijakan adalah orientasi yang

diperlihatkan dalam berita utamanya berkenaan dengan kejadian atau

permasalahan tertentu. Menurut Breed, pandangan tidak akan

menimbulkan pembohongan, seperti menampilkan berita pro-kebijakan

sebagai berita utama dan menghilangkan berita yang anti-kebijakan.(

Werner J Severin.2005:402)

Definisi kebijakan redaksi adalah pandangan media yang terlihat

melalui berita utamanya. Apa yang terlihat melalui berita utamanya,

itulah yang mencerminkan kebijakan media tersebut. Jacob Oetama

dalam bukunya Perspektif Pers Indonesia mengatakan media setiap

hari menyampaikan pesan berupa liputan kejadian, permasalahan,

atau komentar, semua itu tidak dilakukan begitu saja. Semua itu

Page 92: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

92

dilakukan melalui proses pemilihan, proses benturan kesadaran

intelektual dengan kejadian-kejadian atau masalah yang diangkat

menjadi isi pesan media bukan ditempatkan begitu saja tanpa konteks.

Untuk itu diperlukan penempatan kejadian menjadi pesan yang

kontekstual. Konteks itu ikut dibangun oleh filsafat, visi, kerangka

referensi media itu.(Jacob Oetama.1987: 171).

Filsafat, visi, dan kerangka referensi media dapat diciptakan

melalui kebijakan redaksi. Kebijakan redaksi merupakan bentuk

pengambilan keputusan dalam rapat redaksi. Menurut Breed

sebagaimana dikutip oleh Werner J Severin (dialih bahasakan oleh

Sugeng Hariyanto) dalam bukunya Teori Komunikasi mengatakan

bahwa politik, bisnis dan perburuhan adalah bidang kebijakan yang

utama, yang sebagian besar dari pertimbangan kelas. Kebijakan

biasanya bersifat terselubung karena kebijakan itu sering

berseberangan dengan kode etik jurnalisme dan para eksekutif media

tidak ingin dituduh berpihak pada penguasa. (Werner J Severin.2005:

402).

Media massa telah menjadi sumber yang dominan tidak saja

bagi individu tetapi juga bagi masyarakat dalam memperoleh

gambaran dan citra realitas sosial. Melalui ini media, peristiwa-

peristiwa yang terjadi didunia direfleksikan. Shoemaker dan Reese

menyebutkan dua konsep utama dalam melihat refleksi realitas media,

yaitu konsep media secara aktif yang memandang media sebagai

partisipan yang turut mengkonstruksi pesan sehingga muncul

pandangan bahwa tidak ada realitas sesungguhnya dalam media dan

Page 93: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

93

konsep media secara pasif yang memandang media hanya sebagai

saluran yang menyalurkan pesan-pesan sesungguhnya, dalam hal ini

media berfungsi sebagai sarana netral yang menampilkan suatu

realitas apa adanya.

Oleh karena itu, media massa memiliki “realitas” yang disebut

sebagai realitas media yang berada dari realitas yang sebenarnya,

walaupun realitas media diproduksi sepenuhnya berdasarkan realitas

empiris. Realitas empiris berupa fakta-fakta, memiliki keutuhan dan

kerangka. Ketika suatu peristiwa direkam atau ditulis oleh wartawan,

sesungguhnya yang direkam atau ditulis itu hanya ‘potongan-potongan

peristiwa dari suatu kejadian yang utuh dan berkerangka.

Berger and Luckmann selanjutnya menjelaskan realitas sosial

dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “Pengetahuan”.

Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam berbagai

realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung

oleh kehendak kita. Sementara itu, pengetahuan didefinisikan sebagai

kepastian bahwa berbagai realitas itu nyata (real) dan memiliki

karakteristik yang spesifik.

“Media massa memiliki peran mediasi (sebagai penengah atau

penghubung) antara realitas sosial yang objektif dengan pengalaman

pribadi”. (Dennis McQuail. 1996:52) Itu artinya media massa seringkali

berada diantara kita seperti hukum, industri, pemerintah dan lain-

lainnya. Dennis McQuail seperti yang dikutip Eriyanto dalam bukunya

Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, “Media

massa merupakan filter yang menyaring sebagian pengalaman dan

Page 94: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

94

menyoroti pengalaman lainnya dan sekaligus kendala yang

menghalangi kebenaran”.(Eriyanto. 2002:xii) Maka, makna suatu

peristiwa, yang diproduksi dan disebarluaskan oleh surat kabar,

sebenarnya adalah suatu konstruksi makna yang temporer, dan

rentan.

Proses persepsi selektif yang dilakukan wartawan dan editor,

disadari atau tidak, berperan dalam menghasilkan judul berita,

penempatan berita, komentar mana yang dibuang, komentar mana

yang ditampilkan. Media sesungguhnya memainkan peran khusus

dalam mempengaruhi budaya tertentu melalui penyebaran informasi.

Peran media sangat penting karena menampilkan sebuah cara dalam

memandang realita”.(Alex Sobur. 2004:93).

“Wartawan berperan dalam mengkonstruksi realitas, sehingga

berpengaruh kuat terhadap pembentukan makna atau citra tentang

suatu realitas di tengah masyarakat”. (Alex Sobur, 2004:88) Media

merupakan agen konstruksi, dalam pandangan positivis media dilihat

sebagai saluran, tempat bagaimana transaksi pesan dari semua pihak

yang terlibat dalam berita. Dalam pandangan konstruksionis, media

bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga sebagai subjek yang

mengkonstruksikan realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan

keberpihakkannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial

yang mendefinisikan realitas.

Page 95: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

95

3.4 Objek dan Subjek Penelitian

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini ialah foto-foto jurnalistik tentang kecelakaan

pesawat terbang Air Asia QZ 8501 pada harian surat kabar Sindo (Seputar

Indonesia) edisi 29 – 30 Desember 2014 dalam rubrik Air Asia Hilang yang

berjumlah sembilan belas foto. Foto-foto tersebut bagian dari data primer

yang disebut korpus. Korpus adalah bahan utama, yang dikumpulkan tanpa

melibatkan observasi, wawancara, survey dan focus group discussion.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Surat Kabar Sindo (Seputar Indonesia)

yang berlokasi di Jalan Wahid Hasyim No 38, Gedung SINDO Lantai 4,

Jakarta Pusat 10340. Indonesia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini, pengumpulan data dilakukan oleh

manusia yakni peneliti sendiri. Di sini peneliti merupakan perencana,

pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya

menjadi pelapor hasil penelitian. “Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara”, (Sugiyono:

2011:308).

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan sekunder.

Page 96: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

96

A. Data Primer

Sumber data primer yang dikumpulkan berupa foto-foto dalam rubrik Air

Asia Hilang yang diperoleh dari surat kabar Harian Sindo (Seputar

Indonesia) edisi 29 -30 Desember 2014. Jumlah keseluruhan data primer

sebanyak 19 korpus.

B. Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari

studi kepustakaan, buku-buku, jurnal, artikel, surat kabar, dan situs

internet, wawancara, dokumentasi, triangulasi yang relevan dengan obyek

penelitian yang diamati.

b.1 Wawancara

Wawancara mendalam adalah “Suatu cara mengumpulkan data

atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan

agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Pada wawancara

mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas

respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban”.

(Kriyantono, 2007:98).

“Wawancara mendalam memiliki karakteristik yang unik karena digunakan untuk subjek yag sedikit atau bahkan satu dua orang saja, wawancara mendalam digunakan untuk menyelidiki latar belakang secara detail (detailed background) mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu, wawancara mendalam memperhatikan bukan hanya jawaban verbal informan namun juga respon non verbal informan, wawancara mendalam ini biasanyaq dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali, dan wawancara mendalam memungkinkan memberikan jawaban yang berbeda atas informasi yang satu dengan yang lain”. (Kriyantono,2007:99). Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan narasumber

yang memiliki wewenang pada pihak surat kabar harian Seputar

Page 97: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

97

Indonesia (Sindo) yaitu asisten redaktur yang diwakili oleh Nurcholis

dan Ratman Suratman selaku editor fotografer, untuk mengetahui

makna pesan yang dibangun dari foto jurnalistik dalam rubrik Air Asia

hilang edisi 29-30 Desember 2014 dan mewawancarai Mantan

Direktur SDM & Umum Perum LKBN ANTARA sekaligus dosen

Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) Dr. Rajab Ritonga M.si

sebagai praktisi di bidang jurnalistik. Hal ini dilakukan untuk menguji

validasi data yang didapatkan dari beberapa sumber data.

b.2 Dokumen

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang” (Sugiyono, 2011: 240). Dokumen yang

digunakan dan dikumpulkan untuk dianalisa yaitu 19 korpus pada

rubrik Air Asia Hilang dalam surat kabar Seputar Indonesia (Sindo).

b.3 Riset Kepustakaan

Riset Kepustakaan yaitu metode yang digunakan dalam

pengumpulan data dengan cara membaca buku yang ada kaitannya

dengan materi yang dibahas.

Secara praktis teknik pengumpulan data yaitu data primer yaitu

unit analisis dari 19 korpus pada rubrik Air Asia Hilang dalam surat

kabar Seputar Indonesia (Sindo) periode 29-30 Desember 2014. Dan

transkrip wawancara dengan narasumber dan data sekunder yaitu

melalui penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan literatur dari

berbagai bacaan yang relevan dengan penelitian ini.

Page 98: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

98

3.6 Teknik Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Kriteria

kualitas penelitian ini dengan demikian adalah trustworthiness dan

authenticy. Ada empat kriteria yang digunakan dalam keabsahan data

kualitatif yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), kebergantungan (dependability), (authenticity),

objektivikasi (confirmability). Pertama pada aspek kepercayaan

(credibility) kriterium ini berfungsi melaksanakan instruksi sedemikian

rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan

menunjukkan derajat kepercayaannya hasil-hasil penemuan dengan jalan

pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini transkip wawancara ke-2 informan tersebut dan hasil

analisis 19 korpus pada rubrik Air Asia Hilang dalam surat kabar seputar

indonesia (Sindo) periode 29-30 Desember 2014. Sesuai dengan

kerangka semiotika Pierce yang dapat membuktikan data. Hal ini dapat

dibuktikan dengan transkip wawancara dengan ke-2 informan dan

melampirkan hasil analisa foto.

Pada aspek kedua objektivikasi (confirmability), dalam penelitian ini

peneliti mencoba melakukan konfirmasi data yang telah didapat dari

narasumber, analisis semiotika Pierce dan analisis teknik fotografi. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan tingkat validitas (validity expert) dalam

penelitian ini. Konfirmasi data ini dilakukan untuk menilai perspektif pakar

ahli jurnalistik yang memandang hasil foto jurnalistik dalam rubrik Air Asia

Hilang pada surat kabar Sindo edisi 29-30 Desember 2014.

Page 99: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

99

Aspek ketiga yaitu dependability, pada kebutuhan penelitian ini

untuk menilai kesesuaian antara konsep dan konteks yang diteliti. Apakah

dalam penelitian ini penggunaan konsep dan teori sudah adanya

kesusuaian. Pada aspek ke empat yaitu transferability memandang

sejauh mana hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi konteks lain

atau konteks yang lebih spesifik, dengan kata lain penelitian bisa

dikembangkan. Aspek terakhir adalah authenticity (keaslihan) penelitian

dengan harapan temuan benar-benar merupakan refleksi otentik dari

subjek penelitian.

Kriteria ini terdiri dari ontological authenticity (meluaskan konstruksi

personal), educatif authenticity ( mengarahkan untuk pemahaman lainnya

serta tactical authenticity (kemampuan untuk mengubah kondisi yang

sudah ada. Dalam penelitian ini educatif aithenticity, bahwa dapat dilihat

dari hasil penelitian yang sangat membantu untuk memahami konstruksi

orang lain secara lebih baik. Data hasil penemuan penelitian ini sesuai

dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti.

A. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data itu”(Moleong, 2009: 30).

Triangulasi dibedakan atas lima macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, waktu, teori,

periset dan metode. Penelitian ini menggunakan triangulasi data sumber.

Triangulasi dengan data sumber berarti membandingkan atau mengecek

ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber

Page 100: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

100

yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Kriyantono, 2012:72). Hal ini

dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di

depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Pada

tahapan triangulasi ini peneliti menanyakan mengenai makna dalam objek

penelitian yang terkait tentang foto jurnalistik dalam rubrik surat kabar

Sindo edisi 29-30 Desember 2014.

Peneliti memilih sumber yang dianggap memiliki kredibilitas oleh

karena itu peneliti memilih Nurcholis selaku asisten redaktur atau,

Ratman Suratman selaku editor fotografer. Selanjutnya peneliti memilih

praktisi jurnalistik yang dianggap memiliki kompetensi dibidang jurnalistik

yaitu Dr. Rajab Ritonga M.si selaku Direktur SDM & Perum Umum LKBN

ANTARA dan dosen jurnalistik Universitas Prof. Dr.Moestopo (Beragama)

untuk melakukan audit kepastian (confirmability) dari penelitian ini.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

(Sugiyono. 2005 ;120- 131).

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Dalam hal analisis data kualitatif, bogdan menyatakan bahwa “ Data

analysis is the process of systematically searching and arrangging the

interview trascripts, field notes, and other materials that you accumulate to

increase your own understanding of them and to enable you to present

Page 101: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

101

what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami, dan dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa,

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci, semakin lama

peneliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis

data. Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema da

polanya. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

Page 102: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

102

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan

tinggi. Dalam mereduksi data dapat mendiskusikan pada teman

atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu wawasan

peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-data

yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang

signifikasi.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian

data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phiecard,

pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka

data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the

most frequent form of display data for qualitative reasearch data

in the past has been narrative text”. Yang sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Page 103: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

103

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredible.

(Sugiyono, 2011:252). Setelah peneliti memilih keseluruhan

korpus pada surat kabar Sindo yang akan di analisisi

menggunakan teori semiotika Pierce, dengan metode ini akan

terlihat konstruksi pesan apa dan makna apa yang ingin

disampaikan Sindo pada peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia

QZ 8501. Setelah itu verifikasi dilakuakan dengan diskusi hasil

penelitian dengan para narasumber yang memiliki kredible di

bidangnya.

Peneliti hanya membedah pemaknaan korpus dengan

menggunakan trikotomi kedua atau tipologi pendekatan dari semiotika

Charles Sanders Pierce dengan model triadic atau triangle meaning dan

menganalisa foto dengan menggunakan teknik fotografi camera angle,

frame size, speed, aparature, focus.

Kerangka analisa semiotika Charles Sanders Pierce melihat sistem

tanda dalam isi media melalui tiga hal, yaitu :

1. Ikon

Merupakan hubungan kesamaan atau kemiripan antara tanda

acuannya. Ikon dapat pula dikatakan sebagai sesuatu yang

melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk

Page 104: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

104

objeknya. Misalnya patung Jenderal Sudirman merupakan ikon

pahlawan Jenderal Sudirman.

2. Indeks

Merupakan hubungan sebab akibat antara tanda dan acuannya.

Secara umum indeks merupakan sesuatu yang melaksanakan fungsi

sebagai pananda yang mengisyaratkan petandanya.

3. Simbol

Merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya yang terbentuk

secara konvensial serta telah lazim digunakan dalam mesyarakat.

Misalnya anggukan kepala seseorang menunjukan sebuah

persetujuan.

Setelah penulis melakukan analisa terhadap 19 korpus tersebut

sesuai dengan ketiga sistematika semiotika Pierce maka akan nampak

tampilan makna pesan yang dibangun dari foto jurnalistik surat kabar

Seputar Indonesia (Sindo) dalam rubrik Air Asia Hilang edisi 29-30

Desember 2014.

Page 105: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

105

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

A. Profil Surat Kabar Seputar Indonesia

Koran Seputar Indonesia terbit perdana pada 30 Juni 2005,

dilahirkan oleh PT. Media Nusantara Informasi (MNI), Sub-sidiary dari PT.

Media Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, MNC TV, Global TV,

dan Trijaya Network, selain itu Global Grup juga mempunyai anak

perusahaan Production House MNC Picture yang memproduksi film – film

Nasional. PT. MNI sudah sangat berpengalaman dalam mengelola media

serta terbilang mapan dan berpengaruh baik kalangan masyarakat

maupun pengambilan keputusan. Moto dan visi misi dari Koran Seputar

Indonesia.

Moto : Koran Seputar Indonesia “Satu Koran Semua Berita”

Visi : Menjadi Print Media atau Koran keluarga, yang menampilkan

pemberitaanya berdasarkan segmen seperti televisi.

Misi : Membuat print media bersifat objektif, tidak berpihak pada satu pihak

tertentu, serta mementingkan kepentingan pembaca.

Page 106: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

106

Sebagai surat kabar harian yang bisa dikatakan baru, Koran Seputar

Indonesia ditujukan untuk memudahkan sekaligus untuk memenuhi

kebutuhan pembaca dalam satu keluarga, ketika sang ayah lebih memilih

news (berita), si ibu lebih memilih life style (gaya hidup), dan si anak lebih

memilih bacaan sport (olahraga), dan saat ini Koran Sindo telah menerbitkan

rubrik baru yaitu “Lowongan Kerja” yang hadir setiap hari sabtu. Dengan satu

Koran saja maka keluarga bisa menikmati bersama dengan bertukar section

(bagian), tanpa harus menggangu aktivitas membaca masing-masing.

Koran Seputar Indonesia hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita

yang akurat, mendalam , penuh gaya, dan warna. Koran seputar Indonesia

juga akan menyapa pembacanya dengan sentuhan jurnalisme khas untuk

selalu memberikan lebih dari sekedar berita. Ditunjang dengan kreatifitas

visual yang progresif dan tidak konservatif. Koran Seputar Indonesia menjadi

media yang unik dan lebih didominasi oleh masyarakat.

Berita yang disajikan Seputar Indonesia menggunakan bahasa yang

sederhana dan tidak menyajikan bahasa yang kasar, berita yang aktual dan

informatif, karena berita terkini disajikan dengan ringkas dan jelas dengan

topik-topik yang hangat. Koran yang menghibur karena didukung oleh sajian

yang menarik dan tidak membuat kening mengerut. Mampu mengakomodasi

feature Life Style dan Infotaiment sekuat berita. Sajian berita yang bersifat

non partisan atau tidak memihak dan dapat dipercaya.

Page 107: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

107

Koran Seputar Indonesia yang bersifat bersahabat bagi para

pembacanya, tercermin dari penggunaan bahasa yang mudah dipahami yang

kaya akan unsur publik. Dan intertaiment, terbit selama 7 hari dalam 1

minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. edisi

regular 40 halaman dan terdapat 3 bagian atau section sedangkan minggu

terbit 40 halaman edisi akhir minggu.

Target pembaca dari Koran Seputar Indonesia adalah masyarakat

kalangan menengah keatas atau kelas A/B, pendidikan sarjana segmentasi

usia dari 18 sampai 40 tahun. Dengan deferensiasi pembaca laki-laki

sebanyak 60% dan pembaca wanita 40%. Target distribusi Koran Seputar

Indonesia adalah kota-kota besar diseluruh Indonesia dengan jumlah oplah

terbesar 336.000 pembaca.

Koran Seputar Indonesia memiliki karakteristik pembaca dengan

kebiasaan membaca lebih dari satu surat kabar, karena setiap pembaca atau

masyarakat tidak mau ketinggalan informasi penting dan informasi hiburan

dalam waktu yang bersamaan. Termasuk kelompok masyarakat yang haus

informasi dan inovatif sehingga mudah menerima hal yang baru dari informasi

yang didapatnya.

Page 108: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

108

B. Kepemimpinan Surat Kabar Seputar Indonesia

Harian SINDO dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo yang merupakan

pemilik PT. Media Nusantara Informasi (MNI), Sub-sidiary dari PT. Media

Nusantara Citra (MNC) yang menaungi RCTI, MNC TV, Global TV, dan

Trijaya Network, selain itu Global Grup juga mempunyai anak perusahaan

Production House MNC Picture yang memproduksi film – film Nasional.

MNC Pictures adalah Production House yang merupakan bagian

group Media Nusantara Citra, sebuah group media terbesar di Indonesia.

Sejak berdiri pada tahun 2005, MNC Pictures telah memproduksi beragam

program dengan konten yang berkualitas dalam bentuk drama dan non drama

yang meliputi film, film televisi, dan serial televisi / sinetron, variety show,

reality show, musik, dokumenter dan magazine.

C. Tim Redaksi Surat Kabar Seputar Indonesia

Pemimpin Umum : Hary Tanoesoedibjo

Pemimpin Perusahaan : Sururi Alfaruq

Wakil Pemimpin Perusahaan : Darmawan Edi Tjahjono

Pemimpin Redaksi : Pung Purwanto

Wakil Pemimpin Redaksi : Djaka Susila, Dwi Sasongko, Masirom

Redaktur Pelaksana : Alex Aji Saputra, Hanna Farhana

Wakil Redaktur Pelaksana : Abdul Hakim, Zen Teguh Triwibowo

Redaktur Foto : Achmad Faisal Nasution

Editor : Ratman Suratman

Page 109: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

109

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi informan untuk melengkapi data-

data peneliti untuk mendapatkan nilai validity expert antara lain :

A. Pihak Praktisi Jurnalistik : Dr. Rajab Ritonga M.si ( Mantan

Direktur SDM & Umum Perum LKBN

Antara) & Dosen di bidang ilmu

jurnalistik.

B. Pihak Redaksi SK Sindo : Nurcholis atau Ratman Suratman selaku

Bagian Redaksional Surat kabar Sindo.

Alasan peneliti menjadikan Dr. Rajab Ritonga M.si sebagai

narasumber karena, peneliti beranggapan bahwa Bapak Rajab salah satu

mantan wartawan dalam bidang fotografi di Antara yang memiliki

pengalaman lebih dari 30 tahun. Dan memiliki pengalaman akademi

menjadi dosen jurnalistik senior di Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama). Sedangkan dari pihak redaksi Seputar Indonesia peneliti

memilih Bapak Nurcholis atau Ratman Suratman selaku bagian

redaksional dan editor fotografer. Alasan peneliti memilih Bapak Nurcholis

atau Bapak Ratman Suratman, karena editor foto dalam sebuah

redaksional dapat menentukan penempatan foto dalam surat kabar,maka

dari itu pemilihan narasumber dianggap memiliki nilai kredibilitas.

Page 110: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

110

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Analisis Foto-foto Jurnalistik Kecelakaan Air Asia QZ8501 Dalam SK.Sindo

KORPUS AIR ASIA SINDO 29 DES-30 DES 2014

TGL KORPUS 1 29 DES

A. Ikon : Tiga orang pria beseragam orange dan memakai sepatu berwarna

hitam sedang bersiap dan menaiki helikopter puma skadron 1 lanud

supadio berwarna hijau yang memiliki logo berbentuk perisai berwarna

biru dan corak berwarna kuning.

B. Simbol : Sedikit genangan air menandakan cuaca saat itu kurang

mendukung dalam pencarian korban kecelakaan Air Asia QZ 8501.

Garis kuning melintas disamping helikopter Puma skadron 1 lanud

supadio menggambarkan suasana persiapan untuk evakuasi disebuah

Page 111: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

111

landasan udara pada camp TNI.

C. Indeks : Ketiga orang pria tersebut melakukan persiapan evakuasi

korban merupakan komunikasi non verbal sebagai akibat dari peristiwa

kecelakaan Air Asia QZ8501. Warna orange menyatakan bahwa ketiga

orang tersebut merupakan anggota gabungan dari TNI (Tentara Nasional

Indonesia) dan BASARNAS (Badan SAR Nasional). Genangan air dan

garis kuning melintas disamping Helikopter Puma menandakan lokasi di

landasan Udara TNI dan BASARNAS.

Analisis Peneliti

Sudut pengambilan angel of view menggunakan eye level viewing

teknik pemotretan Medium shoot. Pemaknaan angle MS memberikan

makna untuk menegaskan profil seseorang. Dengan memanfaatkan

besarnya Helikopter Puma yang menjadi fokus (Point of Interest). Telihat

bahwa ketiga orang pria tersebut merupakan bagian dari Tim evakuasi

korban kecelakaan Air Asia QZ 8501. Kondisi pencahayaan yang tepat

membuat objek terlihat jelas. Penggunaan diafragma (aparture) dan

kecepatan (speed) sangat baik berada pada komposisi normal, foto ini

terlihat proporsional karena pencahayaan yang baik.

Dari foto ini menjelaskan bahwa persiapan evakuasi yang dilakukan

tim gabungan dari TNI dan BASARNAS dalam pencarian korban

kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. Kondisi cuaca yang mendung

menjadi hambatan proses pencarian. Lokasi pencarian yang berada di

sekitar perairan mengharuskan pencarian dilakukan menggunakan

helikopter.

Page 112: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

112

KORPUS 2

A. Ikon : Dua orang wanita berpakaian warna hitam menggunakan rok

bercorak bunga dan celana jeans yang membawa sebuah koper tas

berwarna kuning dan dikuti seorang pria berpakaian berwarna putih

serta membawa koper tas berwarna hitam hendak bergegas menuju

beberapa tempat, dengan wajah yang tergesah-gesah. Beberapa orang

mengikuti dari belakang dengan membawa kamera.

B. Simbol : Kedua wanita tersebut hendak berlari menghindari pertanyaan

wartawan yang berusaha mengejarnya. Dengan mimik wajar yang penuh

kekhawatiran dan takut kedua wanita ini merupakan bentuk ekspresi dari

peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. Kebimbangan, sebuah

kecemasan, kesedihan penuh harapan terlihat dari mata kedua wanita

tersebut untuk mengetahui informasi keberadaan keluarga yang menjadi

penumpang pesawat Air Asia QZ8501, merupakan bentuk komunikasi

non verbal.

Page 113: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

113

C. Indeks : Beberapa orang terlihat membawa barang bawaan berupa tas

koper dan kamera. kehadiran wartawan untuk mengetahui informasi

tentang peristiwa ini sangat dominan. Wartawan tersebut berusaha

mendekati keluarga korban untuk meminta keterangan lebih lanjut dari

peristiwa ini. Kartu identitas yang menggantung dileher pria berkacamata

yang membawa kamera dan menggunakan baju berwarna biru jelas

terlihat bahwa orang tersebut adalah wartawan.

Analisis Peneliti

Pada imaji ini Sindo berusaha memposisikan empati dirinya dan

peduli terhadap keluarga yang menjadi korban penumpang Air Asia QZ

8501. Angle yang digunakan dalam foto tersebut landscape eye level

viewing dimana kedudukan objek foto sejajar dengan kamera dan dari segi

frame size menggunakan teknik full shot, dimana ukuran yang berada

dalam frame dari batas kepala hingga kaki.

Adapun makna yang ingin ditampilkan secara teknik fotografi adalah

memperlihatkan objek dengan lingkungannya. Yang menjadi point of

interest dari imaji tersebut adalah kedua wanita yang menampilkan mimik

wajah penuh kekhawatiran untuk mengetahui anggota keluarganya yang

menjadi penumpang Air Asia QZ 8501. Komposisi background dan

foreground menjadi penjelasan dari lingkungan sekitar. Penggunaan

speed dan aparature yang baik membuat pencahayaan foto jurnalistik

memberikan makna dari sebuah tragedi.

Peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan korban sekitar 155 awak

penumpang, dapat dikatakan sebagai kecelakaan nasional penutup akhir

tahun yang kelam. Seluruh mata menyaksikan tragedi kecelakaan ini.

Page 114: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

114

Akibat dari tragedi ini sangat berdampak terhadap penerbangan komersial

lainya untuk lebih mengutamakan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan. Air Asia sebagai pesawat komersial yang terkenal dengan

tarif low cost menjadi pertannyaan sejumlah pihak yang dikait-kaitkan

dengan tragedi ini.

KORPUS 3

A. Ikon : Sebuah papan informasi berisi data penumpang pesawat Air Asia

QZ 8501 yang hilang kontak. Satu orang pria berkacamata menggunakan

kemeja dengan motif garis hitam putih, memakai gelang tangan dengan

lengan digulung, sedang menunjuk data di papan informasi. Sedangkan

dua orang wanita yang mengenakan baju berwarna hitam dan bermotif

warna pink-putih memegang telepon genggam juga sedang menunjuk

papan informasi.

Page 115: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

115

B. Simbol : Puluhan orang sedang menunggu di bandara Internasional

Juanda Surabaya, untuk mengetahui informasi keluarga yang menjadi

penumpang Air Asia QZ 8501 yang hilang kontak dengan otoritas

bandara. Menurut teori tingkah laku, menurut Altson menunjukkan

sebuah respon/ tindakan dari puluhan orang tersebut yang rela

menunggu kepastian informasi tentang keluarga yang menjadi

penumpang pesawat Air Asia QZ 8501. Tiga orang yang sedang

menunjuk papan informasi yang berisi data penumpang merupakan

bentuk kecemasan yang timbul akibat dari peristiwa ini, mimik wajah

ketiganya sangat serius dan cemas.

C. Indeks : Puluhan orang yang menunggu di Bandara Internasional

Juanda, untuk mengetahui informasi tentang keluarga yang menjadi

penumpang pesawat Air Asia QZ 8501. Suasana yang di selimuti

kecemasan dan kesedihan penuh harapan mewarnai mimik wajah setiap

anggota keluarga.

Analisis Peneliti

Puluhan keluarga penumpang pesawat QZ 8501 rela menunggu

untuk mendapatkan Informasi tentang keluarganya. Sebuah papan

informasi berisi data-data penumpang terpampang dalam sebuah ruangan

di Bandara Internasional Juanda. Tiga orang sangat serius penuh

kecemasan memperhatikan data-data tersebut, untuk melihat dan

memastikan kesamaan data tersebut dengan data pribadi keluarganya.

Kurangnya koordinasi Informasi pada saat itu, membuat sejumlah keluarga

rela menunggu untuk mendapatkan kepastian informasi dari pihak otoritas

Bandara Juanda Surabaya tentang hilang kontak pesawat Air Asia QZ

Page 116: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

116

8501. Yang ingin disampaikan oleh Sindo melalui foto jurnalistiknya adalah

kebutuhan informasi dari pihak-pihak terkait seperti Pemerintah, pihak

Angkasa pura Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Pusat

Informasi Air Asia yang bertanggung jawab dari kejadian ini.

Teknik pengambilan angle kamera pada foto ini menggunakan teknik

landscape high angle, dimana posisi fotografer lebih tinggi dibandingan

subjek yang akan diambil. Kesan yang ditimbulkan dari teknik fotografi ini

adalah kesan lemah, takberdaya, kesendirian. Frame size yang digunakan

close up dimana ukuran yang diambil dari kepala hingga dada atas, makna

yang disampaikan untuk memberi gambaran objek secara jelas. Yang

menjadi point of interest dari foto ini adalah tiga orang yang sedang melihat

papan informasi. Pada bagian background dan foreground dibuat sedikit

teknik blur dengan bukaan diagfragma kecil. Dengan pencahayaan yang

baik, memberikan makna yang jelas dari point of interest pada foto tersebut.

KORPUS 4

Page 117: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

117

A. Ikon : Pada foto ini terdapat dua orang wanita, wanita pertama

mengenakan baju berwarna hitam berambut hitam panjang dan

menggunakan kacamata sedang memeluk wanita yang berambut pendek

mengenakan baju berwarna cokelat dan menggunakan tas.

B. Simbol : Dua orang wanita tersebut merupakan salah satu keluarga

korban penumpang pesawat Air Asia QZ 8501, menanggis saat dipeluk

oleh keluarga saat menunggu kepastian kabar informasi. Ekspresi wajah

seorang wanita sangat terpukul, kesedihan dan kecemasan terlihat jelas

setelah mengetahui salah satu keluarganya yang menjadi korban dalam

peristiwa ini. Suasana penuh pilu, penuh kekhawatiran dan harapan

mewarnai diruang tunggu Bandara Internasional Juanda Surabaya.

C. Indeks : Beberapa orang berkumpul di ruang informasi Bandara

Internasional Juanda Surabaya, menanti kabar atau informasi mengenai

keberadaan keluarga mereka yang menjadi penumpang pesawat Air Asia

QZ 8501 rute penerbangan Surabaya – Singapura yang hilang kontak

dari otoritas bandara pada tanggal 28 Desember 2014.

Analisis Peneliti

Foto ini menggambarkan rasa duka yang mendalam bagi keluarga

yang mengetahui anggota keluarganya bagian dari penumpang pesawat

Air Asia QZ 8501 dengan rute penerbangan Surabaya- Singapura. Terlihat

beberapa orang juga sedang rela menunggu informasi dari pihak terkait

mengenai kejelasan dan keberadaan anggota keluarga mereka. Suasana

sebuah ruangan di Bandara Internasional Juanda Surabaya menjadi sesak

isak tangis dari keluarga yang mendapatkan kabar anggota keluarganya

Page 118: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

118

menjadi penumpang pesawat Air Asia QZ 8501.

Dalam dunia fotografi saat-saat yang sangat menentukan sering

disebut decisive moment atau puncak kejadian. Menurut Atok Sugiarto

bahwa yang lebih berperan dalam menentukan hasil suatu foto adalah

mata, otak dan hati pemotret. Moment tersebut belum tentu dapat terulang

untuk kedua kalinya. Teknik pengambilan angle ini menggunakan eye level

viewing dimana posisi kamera dan objek lurus sejajar sehingga gambar

yang diperoleh tidak ke atas atau kebawah. Frame size yang digunakan

close up kesan yang ditimbulkan dari teknik ini adalah memberikan

gambaran objek secara jelas. Point of interest dari foto ini adalah kedua

wanita yang sedang menanggis. Komposisi speed, dan diafragma

menghasilkan visual yang sempurna. Gesture dan ekspresi kedua wanita

tersebut lebih mendominasi frame dibandingkan unsur backgroud dan

foreground. Pada foto ini latar belakang tidak begitu ditampilkan.

Fotografer mencoba menampilkan sense “rasa” dibandingkan keindahan

visual terhadap sebuah foto. Rasa tersebut dibuktikan dengan ekspresi

wajah dan gestur kedua wanita tersebut.

Page 119: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

119

KORPUS 5

A. Ikon : Seorang wanita berkerudung berwarna ungu, memegang sebuah

bingkai foto berwarna emas, dalam bingkai terdapat foto wanita

berpakaian hijau, tiga orang pria memakai baju berwarna kuning dan

hijau, satu orang wanita memakai kerudung berwarna merah.

B. Simbol : Seorang wanita berkerudung memperlihatkan sebuah bingkai

foto berwarna emas, dengan menunjuk seorang perempuan sebelah kiri

pada foto tersebut yang menggunakan pakaian berwarna hijau. Pada foto

tersebut terdapat salah satu anggota keluarga yang menjadi salah satu

penumpang pesawat Air Asia QZ 8501. Dengan mimik wajah yang penuh

ikhlas dan penuh pengharapan, wanita tersebut berusaha tegar dalam

situasi dan kondisi saat itu.

C. Indeks : Luka yang mendalam dirasakan para keluarga korban salah

satunya ibu dari Khairunisa, yang sang putri menjadi bagian dari

penumpang dari pesawat Air Asia QZ 8501. Dari peristiwa ini banyak

keluarga merasakan kesedihan, kekhawatiran yang mendalam.

Page 120: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

120

Seorang wanita, yang sedang menunjukan sebuah foto anggota

keluarganya yang menjadi salah satu penumpang korban kecelakaan

pesawat Air Asia QZ 8501 dengan rute penerbangan Surabaya-

Singapura. Perasaan ikhlas dan tegar terlihat dari sosok wanita ini. Foto

yang diambil dalam kediaman Khairunisa di Palembang, Sumatera Barat,

pada tanggal 29 Desember 2014.

Analisis Peneliti

Teknik pengambilan angle menggunakan low angle camera dimana

fotografer berada dibawah objek. Kesan yang ditimbulkan dari teknik ini

adalah sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa juga

angkuh. Frame size yang digunakan Mid shoot yang memperlihatkan

seseorang dengan sosoknya. Foto ini menyimbolkan sosok wanita yang

tegar dan sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa dirinya. Yang

menjadi point of interest adalah jari tangan yang menunjuk kearah salah

satu anggota keluarga yang menjadi korban dari tragedi ini. Untuk

foreground dan background tidak begitu ditonjolkan karena posisi

pengambilan gambar didalam rumah objek. foto ini diambil menggunakan

lensa wide angle dengan format landscape dimana penempatan objek

sedikit bergeser dikanan sedangkan sisa ruang pada frame sedikit

melebar ke kiri, hal ini dilakukan untuk memperlihatkan suasana ruangan.

Page 121: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

121

KORPUS 6

A. Ikon : Dua orang pria berseragam militer berwarna hijau, dengan

lambang-lambang di lengan kanan,dada kanan dan kiri. Sebuah peta

kepulawan berwana biru, beberapa buah komputer pelacak dan

earphone yang dikenakan serta beberapa kursi pesawat dibelakangnya

berwana biru.

B. Simbol : Dua orang pria berseragam militer angkatan udara berwarna

hijau dengan lambang lingkaran dan kotak berwarna kuning, hitam dan

biru serta simbol burung menandakan mereka dari satuan militer udara,

menggunakan earphone dikepala, jam tangan dan memegang peta

kepulawan berwarna biru menunjuk bagian dari peta tersebut. Beberapa

komputer berada didepan mereka. Komputer pelacak ini disertai

sejumlah tombol-tombol untuk mencari dan mengkomunikasikan sinyal-

sinyal kepada pos komando. Kedua pria tersebut berada pada sebuah

pesawat CN235 Skuadron Udara 800 Wing Udara 1 Puspenerbal (Pusat

Page 122: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

122

Penerbangan Batalyon) ditandai dengan keberadaan beberapa baris

kursi berwarna biru dan lorong kabin pesawat tersebut.

C. Indeks : Dengan mimik wajah yang serius dan teliti kedua pria dari

satuan militer udara berusaha mencari titik koordinat yang menjadi

kemungkinan lokasinjatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di Laut Jawa.

Dengan adanya mission system yang ditandai beberapa alat komunikasi

seperti earphone dan komputer disertai tombol-tombol sinyal digunakan

oleh satuan militer udara untuk mempercepat pencarian evakuasi

pesawat Air Asia QZ 8501.

Analisis Peneliti

Dua orang pria berseragam militer yang sedang melihat peta perairan

Indonesia dengan serius dan teliti guna menuntaskan misi evakuasi

pencarian Air Asia QZ8501 di Laut Jawa. Penggunaan alat-alat teknologi

seperti earphone dan beberapa sistem komputerisasi, guna mempercepat

evakuasi. Upaya pemerintah dan pihak terkait dalam pencarian pesawat Air

Asia QZ 8501 mengerahkan bebrapa pihak terkait seperti TNI Angkatan

Laut (AL), Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) BASARNAS, POLRI

dll. Keterlibatan pemerintah dan beberapa institusi ini menandakan

solideritas dan tanggung jawab bersama dalam menuntaskan misi

kemanusiaan ini.

Angle of viewing dari foto ini menggunakan teknik high angle

posision. Dimana kamera berada diatas dari objek foto. Kesan yang

ditimbulkan dari angle ini adalah kesan lemah, tidak berdaya, kesendirian

dll. Namun, pada foto ini yang ingin ditampilkan Sindo adalah kegigihan dari

aparat dinas terkait dalam upaya pencarian pesawat Air Asia QZ 8501.

Page 123: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

123

Frame size yang digunakan mid shot makna yang dihasilkan dari teknik ini

memperlihatkan seseorang dengan sosoknya. Yang menjadi point of

interest dari foto ini ialah aktifitas kedua pria ini dalam melakukan misi

evakuasi. Foreground dalam foto ini lebih ditonjolkan dengan menampilkan

alat-alat yang digunakan seperti earphone, peta, komputer serta tombol-

tombol. Sedangkan, background tidak banyak menampilkan visual frame

yang signifikan. Penggunaan speed, aparture dan iso pada foto ini normal

terlihat tidak terjadi over lighting pada objek.

KORPUS 7

A. Ikon : Seorang pria memakai seragam warna orange, menggunakan

jam tangan dengan beberapa lambang di seragam sedang menunjuk

peta Indonesia pada sebuah monitor komputer. Sebuah dekoder,

remote televisi hitam diatas meja, satu buah layar televisi dibelakang

pria tersebut.

Page 124: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

124

B. Simbol : Ekspresi serius seorang pria berseragam orange dengan

lambang kotak baret empat warna kuning di kerah baju, dan lengan

kanan berwarna biru menunjuk kearah sebuah peta indonesia pada

layar monitor komputer. Sebuah remote, dekoder dan televisi di

belakang untuk memantau perkembangan informasi dari beberapa

media.

C. Indeks : Basarnas merupakan Badan Sar Nasional yang memiliki

peran dari tragedi kecelakaan Air Asia QZ 8501. Pada peristiwa ini

Basarnas sebagai pemegang komando sekaligus key informan untuk

memberikan informasi kepada publik yang resmi dalam

perkembangan terkini kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501.

Analisis Peneliti

Pada foto ini, tampak seorang pria dari satuan Basarnas, ingin

memberikan informasi tentang kemungkinan keberadaan pesawat Air Asia

QZ 8501 di daerah laut Indonesia. Sebuah layar monitor dengan tampilan

peta Indonesia merupakan bentuk komunikasi visual yang di informasikan

untuk mengetahui keberadaan pesawat Air Asia QZ 8501. Foto ini

menggambarkan sikap kepedulian seluruh pihak yang bertanggung jawab

untuk mengetahui keberadaan pesawat Air Asia. Evakuasi korban pada

kecelakaan ini cukup menyulitkan, karena objek atau pesawat berada di

dasar laut. Dibutuhkan peralatan teknologi canggih untuk membantu

evakuasi. Foto ini menonjolkan kegigihan, sebuah tim evakuasi dalam misi

pencarian bangkai pesawat Air Asia QZ 8501.

Teknik pengambilan angle yang digunakan pada foto ini adalah eye

level viewing, dimana pemotretan yang sejajar dengan objek, kamera

Page 125: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

125

berada pada satu garis lurus dengan objek. Posisi objek berada pada kanan

frame sedangkan ruang kosong diisi dengan foreground untuk mengetahui

aktivitas objek yang di foto. Penggunaan lensa wide angle sangat baik

dalam mengambil foto ini. Point of interest dari foto ini jari tangan seorang

pria yang menunjuk kearah monitor komputer, dimana terdapat peta

Indonesia. Frame size yang ditampilkan mid shot, dimana ukuran objek

yang di foto dari mulai kepala sampai pinggang. Makna yang dihasilkan dari

teknik ini adalah memperlihatkan seseorang dengan sosoknya. Kombinasi

iso, aparture, dan speed menghasilkan pencahayaan yang baik tidak over

lighting dan under lighting.

KORPUS 8

A. Ikon : Sejumlah orang yang berada di sebuah ruangan dengan

monitor layar lebar terpampang didepannya. Sebagian orang yang

mengenakan seragam berwarna orange, dan dua orang berseragam

biru dan satu orang mengenakan jaket hitam dan kemeja putih berdiri

Page 126: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

126

memperhatikan layar monitor. Beberapa monitor komputer, keyboard,

telepon dan printer didepan sejumlah orang berseragam orange.

B. Simbol : Sejumlah orang sedang menjelaskan tentang lokasi

keberadaan jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501, disimbolkan dengan

gambar peta Indonesia di layar lebar monitor. Beberapa orang yang

berseragam orange sedang duduk, nampak serius dan

memperhatikan tentang informasi yang disampaikan. Satu orang

berdiri menggunakan jaket berwarna hitam dan kemeja putih sedang

fokus memperhatikan informasi yang diberikan pada pria berseragam

biru dihadapannya, sedangkan satu orang berseragam biru

mendampingi disampingnya. Suasana saat itu penuh perhatian,

nampak terlihat beberapa layar monitor komputer, keyboard, telepon

dan printer menandakan disebuah ruangan khusus pada misi

pencarian pesawar Air Asia QZ 8501.

C. Indeks : Layar lebar monitor yang bergambar peta Indonesia

digunakan untuk memberikan informasi tentang lokasi pencarian

jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501, beberapa orang berseragam

orange dan biru menandakan adanya koordinasi untuk memberikan

informasi kepada pihak terkait. Kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla

merupakan bentuk kejadian ini perlu perhatian khusus dari

pemerintah. Ekspresi sejumlah orang tersebut nampak dramatis

dengan raut wajah fokus, penuh perhatian, dan serius.

Page 127: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

127

Analisis Peneliti

Kesulitan pencarian jatunya pesawat Air Asia QZ 8501 di daerah

perairan Indonesia membutuhkan kesabaran dan ketelitian untuk

menemukan kepastian lokasi evakuasi. Foto ini memperlihatkan koordinasi

yang dilakukan oleh Basarnas, TNI dan Pemerintah tercermin pada foto ini,

dimana kehadiran wapres Jusuf Kalla menandakan kejadian ini perlu

perhatian khusus. Sindo mencoba menampilkan kinerja Basarnas sebagai

tim evakuasi bencana, kecelakaan dll dalam melakukan kegiatannya.

Pengambilan angle kamera yang dilakukan fotografer adalah eye

level viewing dengan penggunaan frame size pada foto ini teknik long shot

menghasilkan makna memperjelas atau memperlihatkan objek dengan latar

belakanya. Pada foto ini sindo mencoba tidak mempertajam titik fokus pada

objek, karena yang ditonjolkan dari foto ini adalah foreground dan

background, fokus perhatian dari mata pembaca ketika melihat foto dalam

rubrik Air Asia Hilang pada foreground yaitu kehadiran wapres Jusuf Kalla

dan background ialah para tim satuan Basarnas dan TNI. Penggunaan wide

angle menghasilkan frame pada foto lebih nampak lebar untuk

mendapatkan visual yang tepat dan memperjelas latar belakang objek pada

sebuah foto. Titik pencahayaan dibentuk lebih terang pada foreground

dengan bukaan diafragma kecil dan penggunaan speed yang lebih besar,

hal ini digunakan untuk menghindari over lighting dan blur pada setiap titik

fokus pada objek.

Page 128: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

128

KORPUS 9

A. Ikon : Sebuah layar informasi di Bandara Changi, Singapura. Beberapa

perusahaan maskapai penerbangan yang akan tiba di Bandara Changi,

Singapura. Sebuah kode penerbangan pesawat Air Asia QZ 8501 dan

keterangan untuk menuju bagian informasi maskapai tersebut, diikuti

beberapa kode penerbangan lainnya, dengan bahasa mandarin.

B. Simbol : Sebuah tabel informasi berwarna hitam di Bandara Changi,

Singapura. Dan beberapa jalur maskapai penerbangan dan kode

penerbangannya. Terlihat maskapai Air Asia dengan kode penerbangan

QZ 8501 dari Surabaya tujuan Singapura dengan status keterangan

tabel untuk konfirmasi ke bagian informasi maskapai tersebut. Selain itu

beberapa maskapai pernerbangan lain juga terdapat di tabel informasi

tersebut seperti Emirates Airlines, Air Asia, dan maskapai berbahasa

mandarin.

Page 129: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

129

C. Indeks : Dengan adanya papan informasi di Bandara Changi, Singapura

merupakan bentuk komunikasi non verbal dari otoritas Bandara untuk

memberikan informasi kepada keluarga korban pesawat Air Asia QZ

8501. Tulisan go to info counter menandakan bahwa informasi yang

resmi mengenai perkembangan pesawat Air Asia QZ 8501 harus

ditanyakan ke bagian informasi Air Asia di Bandara Changi, Singapura.

Setiap penerbangan yang menuju Singapura ditandai oleh beberapa

keterangan terlebih untuk Air Asia QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura.

Analisis Peneliti

Sebuah papan informasi berwarna hitam dengan tulisan putih serta

beberapa perusahaan maskapai penerbangan lainnya terdapat di Bandara

Changi, Singapura. Untuk rute penerbangan Surabaya-Singapura dengan

kode penerbangan QZ 8501 untuk mendapatkan informasi harus menuju

bagian informasi maskapai setempat. Ini ditandai oleh tulisan “Go To Info

Counter”. Ini merupakan bentuk status penerbangan di setiap bandara di

seluruh dunia untuk medapatkan informasi keberangkatan dan kedatangan.

Banyaknya yang ingin mengetahui informasi terkini seputar kecelakaan

Air Asia QZ 8501 membuat informasi yang dihasilkan belum memiliki

kepastiannya. Berbagai pihak memberikan informasi yang berbeda-beda.

Dengan adanya informasi yang diberikan otoritas bandara dan perwakilan

maskapai Air Asia di Singapura, sedikit memberikan keterangan bagi

keluarga dan awak media. Pengambilan gambar menggunakan eye level

viewing, dimana posisi kamera berada sejajar dengan objek. Sudut

pengambilan gambar semacam ini standart dilakukan fotografer. Frame size

yang dihasilkan adalah close up dengan sedikit teknik zooming untuk

Page 130: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

130

menegaskan objek yang di potret. Seluruh objek yang dipotret adalah

merupakan menjadi titik fokus, dan menghasilkan pencahayaan yang

proporsional.

TGL KORPUS 10 30 DES

A. Ikon : Seorang pria, sebuah pantai, gundukan pasir pantai bergambar

pesawat dan bertuliskan kode pesawat dan sebuah tulisan didekat

gambar tersebut.

B. Simbol : Seorang pria, yang menggunakan celana panjang jeans dengan

baju lengan panjang yang sedang menggambar sebuah gundukan pasir

pantai bergambar dua pesawat yang hilang dengan kode penerbangan

masing-masing. Sebelah kanan gambar Air Asia QZ 8501 dengan warna

merah dan sebelah kiri Malaysia Airlines MH 370 dengan warna biru serta

pesan bertulisan “Where are they? ”. Menurut teori warna merah adalah

warna yang sangat panas dengan api, kekerasan dan peperangan. Merah

dapat dikaitkan dengan kemarahan dan juga sebagi tanda bahaya. Warna

Page 131: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

131

ini dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan gambar dan

teks secara lebih besar. Sedangkan, warna biru memberikan kesan

komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, kelmbutan,

dinamis. Warna ini lebih memberikan kesan tenang dan menekankan

keinginan.

C. Indeks : Gambar dua pesawat dari gundukan pasir menunjukan bahwa

publik ingin segera mengetahui keberadaan dua pesawat komersial

tersebut. Pria tersebut memberikan rasa simpatinya atas peristiwa

kecelakaan Air Asia QZ 8501 lewat pesan gambar.

Analisis Peneliti :

Seorang pria yang sedang menggambar sebuah gundukan pasir

bergambar dua pesawat komersial yang mengalami kecelakaan yaitu

Malaysia airlines MH370 dan Air Asia QZ 8501. Selain itu terdapat pesan

diantara gambar pesawat yang mengalami kecelakaan bertuliskan “Where

are they? ” Yang dilakukan pria tersebut merupakan sebagai bentuk rasa

prihatin dan simpati atas peristiwa kecelakaan. Pada foto ini Sindo

menempatkan posisi sebagai media informasi dan wadah komunikasi untuk

dapat menyalurkan berbagai macam bentuk aspirasi dari berbagai pihak

salah satunya pria ini. Pria ini membuat gambar sebagai bentuk simpatisan

terhadap peristiwa yang memakan korban hampir seluruh awak kabil dan

sebelum peristiwa Air Asia QZ 8501 hampir delapan bulan lalu, dunia

penerbangan dikejutkan oleh hilangnya pesawat komersial Malaysia Airlines

dengan rute penerbangan Kuala Lumpur-Beijing (Tiongkok).

Page 132: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

132

Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah eye level viewing

dengan landscape. Frame size yang digunakan full shot makna yang

dihasilkan untuk memperlihatkan objek dengan latar belakangnya.

Penggunaan lensa wide angle menegaskan pada background pantai yang

luas. Foreground dalam foto ini menjadi titik point of interest yaitu gundukan

pasir bergambar pesawat Air Asia QZ 8501 dan Malaysia Airlines MH370,

serta seorang pria. Dengan penggunaan angle yang tepat kesan yang

dihasilkan pada foto ini adalah rasa kepedulian terhadap suasana duka

dalam dunia penerbangan indonesia.

KORPUS 11

A. Ikon : Dua orang pria berseragam orange mengenakan

earphone,kacamata beberapa tombol-tombol dari ruang kabin pilot,

sebuah kertas putih yang berisi koordinat lokasi evakuasi. Hamparan luas

Page 133: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

133

berwarna biru.

B. Simbol : Dua orang berseragam orange, mengenakan earphone

sedang mengemudikan pesawat Hercules milik TNI AU (Angkatan

Udara). Banyaknya tombol-tombol menandakan lokasi pengambilan

gambar di ruang kabin pilot pesawat, dengan hamparan Laut

dibawahnya.

C. Indeks : Earphone yang digunakan menandakan bahwa kedua orang

tersebut berada di dalam pesawat ini ditegaskan oleh banyaknya

tombol-tombol dalam kabin serta alat kemudi pesawat. Hamparan

warna biru dibawahnya menandakan bahwa pesawat sedang berada

diatas permukaan laut untuk melakukan pencarian pesawat Air Asia QZ

8501.

Analisis Peneliti

Pada foto ini nampak kedua pria yang menggunakan baju berwarna

orange dan earphone sedang melakukan evakuasi dengan menelusuri

perairan yang menjadi titik pusat evakuasi dalam misi pecarian Air Asia QZ

8501. Seorang pria sedang fokus mengemudikan pesawat terbang dan satu

orang lagi sedang melihat ke sebuah kertas yang dipegangnya. Dengan larat

belakang lautan perlu evakuasi menggunakan pesawat terbang.

Foto yang diambil dalam kabin pesawat tersebut menunjukan suasana

kegigihan para tim evakuasi dalam misi pencarian Air Asia QZ 8501. Upaya

yang dilakukan oleh Basarnas, TNI (AU), dan pihak terkait, menandakan

koordinasi atau kerjasama yang baik dalam misi humanisme ini. Sindo

memilih foto-foto yang menampilkan heroik dan patriotisme dalam penyajian

foto rubrik khusus ini.

Page 134: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

134

Angle kamera yang diambil menggunakan high angle dimana posisi

kamera lebih tinggi dari objek yang difoto. Ini memiliki kesan lemah tak

berdaya, selain itu dengan menggambil angle ini fotografer ingin

mendapatkan background yang nyata dan lebih luas lagi untuk memperjelas

aktifitas objek yang difoto. Frame size yang digunakan adalah middle close

up teknik ini dapat memberikan makna menegaskan profil seseorang.

Backgroud pada foto ini hamparan lautan yang luas, sedangkan foreground

foto menampilkan kabin pesawat yang ditandai oleh sejumlah tombol kemudi

dan alat kemudi bagi pilot. Ini memperkuat kesan dan fokus perhatian mata.

Point of interest pada foto ini adalah keseluruhan dari obyek dalam frame.

Penggunaan pencahayaan yang tidak over lighting menjadikan foto ini

nampak lebih natural.

KORPUS 12

Page 135: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

135

A. Ikon : Dua orang berbaju kemeja putih salah satu diantaranya

menyalami seorang wanita menggunakan baju bercorak hitam putih.

Beberapa orang menyaksikan momen mengharukan tersebut. Tembok

berwarna putih dan sejumlah orang

B. Simbol : Wakil presiden Jusuf Kalla yang mengenakan kemeja putih

digulung menyalami salah satu keluarga korban penumpang pesawat Air

Asia QZ 8501.Nampak pria berkemeja putih mengawal wakil presiden

dalam memberikan rasa empati kepada keluarga korban. Mimik wajah dari

perempuan ini sangat sedih dan cemas menanti kabar mengenai

keberadaan anggota keluarganya. Selain itu para keluarga lain juga

menyaksikan dengan raut wajah penuh duka dan serius memperhatikan

momen ini. Sedangkan wakil presiden mencoba memegang tangan

perempuan tersebut untuk mencoba mendengarkan keluhannya. Terlihat

wajah wakil presiden Jusuf Kalla penuh haru menahan duka mendalam.

Tembok putih dan sejumlah orang berkumpul di sebuah ruangan khusus

di Bandara Juanda, Surabaya.

C. Indeks : Jabatan tangan merupakan bentuk komunikasi non verbal yang

dilakukan setiap orang untuk mengetahui kondisi saat ini dirasakan.

Bentuk sentuhan ini dapat memberikan rasa tenang dan rasa empati yang

besar disetiap kejadian yang dialami seseorang. Sejumlah orang berada

disebuah raungan khusus untuk menunggu kabar informasi terkini tentang

keberadaan anggota keluarganya yang menjadi penumpang pesawat Air

Asia QZ 8501.

Page 136: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

136

Analisis Peneliti

Dua orang pria menggunakan kemeja putih salah satunya Wakil

Presiden Jusuf Kalla menyalami seorang wanita yang menggunakan baju

bercorak garis hitam putih yang merupakan keluarga para korban

kecelakaan pesawat Air Asia. Raut wajah yang haru penuh duka mendalam

terlihat dari wanita ini. Selain itu sejumlah orang juga sedang berkumpul di

sebuah ruangan khusus di Bandara Juanda, Surabaya untuk mengetahui

informasi mengenai anggota keluarganya masing-masing.

Pada foto ini harian Seputar Indonesia (Sindo) mencoba menampilkan

lewat foto jurnalistiknya tentang rasa bela sungkawa yang dalam dari

pemerintah yang diwakilkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk

memposisikan dirinya sebagai orang yang merasakan musibah tersebut.

Rasa care (peduli) terhadap sesama dapat diwakilkan dari foto jurnalistik

tersebut. Ini merupakan sebuah momen. Menurut Budhi Santoso dalam

bukunya “Bekerja Sebagai Fotografer” bahwa foto-foto yang mengandung

unsur human interst bisa memberikan kepada pembaca celah kehidupan

yang nyata.

Pada foto ini teknik pengambilan gambar yang diambil ialah eye level

viewing, dimana merupakan teknik standart yang sering dilakukan oleh

fotografer. Posisi objek sejajar dengan kamera kesan yang ditimbulkan tidak

begitu ditonjolkan namun dapat dilihat apabila fotografer menggunakan lensa

khusus seperti wide angle, fish eye. Frame size yang digunakan adalah Mid

shot dimana pola pengambilan gambar dari ujung kepala hingga perut

bagian bawah. Kesan yang ditimbulkan untuk memperlihatkan seseorang

dengan sosoknya. Point of interst pada foto ini tergambar pada wakil

Page 137: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

137

presiden Jusuf Kalla yang menyalami seorang wanita yang merupakan salah

satu anggota keluarga korban dengan wajah yang penuh kesedihan. Pada

foreground tidak ditampilkan, namun background yang ditonjolkan adalah

suasana sebuah ruangan yang penuh duka dan haru, terlihat beberapa

orang yang memiliki raut wajah yang penuh kekecewaan dan kesedihan.

Penggunaan lensa wide angle lebih menegaskan mengenai suasana

disekitar ruangan crisis center Bandara Juanda, Surabaya. Penggunaan iso,

speed dan diafragma disesuaikan dengan pencahayaan diruangan.

Kemungkinan foto ini menggunakan flash lighting untuk menambah

pencahayaan sekitar objek.

KORPUS 13

Page 138: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

138

A. Ikon : Dua orang wanita, sejumlah pakaian, sebuah lemari pakaian,

beberapa tas koper, dan tempat tidur, serta tirai jendela.

B. Simbol : Dua orang wanita dengan menggunakan baju berwarna kuning

dan pink memakai celana pendek sedang menata kembali beberapa

pakaian kedalam lemari disebuah ruangan. Sejumlah tas koper berwarna

kuning, dan merah berisi pakaian yang tidak jadi digunakan di tata kembali

ke dalam lemari. Sebuah tempat tidur lengkap dengan bantal guling dan

selimut nampak tergeletak disamping kedua wanita tersebut. Tirai jendela

berwarna kuning menutupi ruangan tersebut.

C. Indeks : Aktifitas yang dilakukan kedua wanita tersebut menandakan

wanita itu sedang berada di sebuah kamar, dan mereka merupakan salah

satu calon penumpang pesawat Air Asia QZ 8501 yang batal berangkat

karena keterlambatan dan miskomunikasi dalam perubahan jadwal.

Banyaknya pakaian dan tas koper yang digunakan menandakan kedua

wanita ini ingin pergi dengan jangka waktu yang lama. Dengan

keterlambatan dan batalnya penerbangan kedua wanita ini tidak jadi

berangkat ke Singapura untuk berlibur dan tidak menjadi korban pesawat

Air Asia QZ 8501.

Analisis Peneliti

Dua orang wanita yangmenggunakan baju berwarna kuning dan pink

serta, memakai celana pendek terlihat sedang menata kembali sejumlah

pakaian yang tidak jadi digunakan, kedalam sebuah lemari pakaian. Terlihat

beberapa tas koper yang tergeletak di lantai kamar. Sebuah tempat tidur

berada disamping kedua wanita tersebut. Tirai berwarna kuning menutupi

jendela sebuah kamar. Akibat dari keterlambatan dan terjadi miskomunikasi

Page 139: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

139

kedua wanita ini batal berangkat berlibur ke Singapura menggunakan

pesawat Air Asia QZ 8501.

Pada foto ini surat kabar Seputar Indonesia (Sindo) mencoba

menampilkan sisi human interest dimana akibat dari pembatalan

keberangkatan kedua wanita ini sangat beruntung tidak menaiki pesawat Air

Asia QZ 8501 yang mengalami hilang kontak dengan pihak otoritas Bandara

setempat. Penggunaan pengambilan gambar yang dilakukan fotografer

adalah high angle, dimana kamera berada diatas objek yang dipotret. Kesan

yang ditimbukan dari angle ini, mengandung konotasi dikerdikal, dilemahkan

kesan lemah tak berdaya dan kesendirian. Teknik ini dilakukan untuk

mendapatkan jumlah objek yang lebih banyak karena dilihat dari atas. Lensa

yangmendukung dari pemotretan ini adalah wide angle, sedangkan frame

size yang digunakan full shot, makna yang dihasilkan memperlihatkan objek

dengan lingkungannya. Point of interest pada foto ini adalah seluruh objek

yang tertangkap oleh kamera. yang ditampilkan dalam foto ini lebih

cenderung kepada aktivitas dan lingkungan sekitar objek. Dengan teknik

pengambilan high angle, foreground yang dihasilkan memperkuat suasana

sekitar objek. pencahayaan yang tepat menghasilkan exposure pada foto

tersebut.

Page 140: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

140

KORPUS 14

A. Ikon : Sejumlah orang berseragam berwarna corak militer dengan

memakai pelampung berwarna kuning, dan sabuk keselamatan yang

menggantung berwarna merah. Sebuah lorong kabin pesawat terbang.

B. Simbol : Sejumlah personil yang menggunakan seragam bercorak militer

dari Angkatan Udara Singapura dan mengenakan pelampung dileher

berwarna kuning sedang memantau dari jendela pesawat Hercules C-130

dalam misi pencarian Air Asia QZ 8501. Sebuah sabuk keselamatan

berwarna merah menggantung disamping personil tersebut, dan sebuah

lorong kabin pesawat yang menjadi jalan bagi para awak pesawat

tersebut. Raut wajah para personil yang serius memantau kearah jendela

dari dalam pesawat Hercules C 130 dalam misi evakuasi kecelakaan

pesawat Air Asia QZ 8501.

Page 141: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

141

C. Indeks : Pada tragedi kecelakaan Air Asia QZ 8501, Indonesia dalam misi

evakuasi mendapat support (dukungan) dan bantuan dari beberapa

negara tetangga dan Dunia seperti : Malaysia, Singapura, Korea Selatan,

Jepang, Australia dan Amerika. Solideritas negara-negara membuktikan

adanya koordinasi dan kerjasama dalam menuntaskan evakuasi. Kesulitan

pencarian bangkai pesawat yang kemungkinan jatuh ke perairan

mengharuskan pencarian dilakukan dari udara. Para personil ini

menggunakan pelampung dan sabuk keselamatan untuk menjada

keselamatan diri ketika berada di dalam pesawat.

Analisis Peneliti

Sejumlah personil angkatan udara Singapura yang menggunakan

pelampung berwarna kuning. Menandakan evakuasi dilakukan dari atas

pesawat terbang, kesulitan pencarian di daerah perairan membuat evakuasi

harus menggunakan pesawat terbang. Solideritas dari negara lain

memberikan bantuan merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab

bersama dalam menjaga hubungan yang baik antar bangsa. Foto ini

menggambarkan jiwa pantang menyerah dan profesional dari para militer

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Pekerjaan yang mengedepankan jiwa sosial dan kemanusiaan

menjadikan Singapura berperan serta pada evakuasi ini dan juga, Singapura

sebagai tujuan dari penerbangan Air Asia QZ 8501. Pada imaji ini terlihat

kerjasama antara Indonesia dan Singapura dalam melakukan evakuasi

korban kecelakaan Air Asia. Pengambilan high angle dan frame size full shot

mempertegas suasana kabin pesawat Hercules C-130 dan menandakan

evakuasi dilakukan oleh beberapa negara termasuk Singapura. Tidak

Page 142: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

142

beraturannya komposisi point or interest pada foto ini menandakan bahwa

fotografer hanya menegaskan aktifitas evakuasi yang dilakukan oleh negara

lain. Foregroud yang ditonjolkan adalah sejumlah personil angkatan udara

Singpura dengan Background kabin pesawat Hercules C-130. Foto ini tidak

menggunakan lampu flash melainkan dengan mengatur Iso, Speed untuk

menghasilkan gambar yang natural dari sebuah objek. Hal ini dilakukan untuk

mengajak pembaca merasakan suasana pada objek tersebut.

KORPUS 15

A. Ikon :Tiga orang pria sedang berinteraksi, satu pria menggunakan jaket

hitam, memegang alat komunikasi HT (Handy Talky) menunjuk sebuah

peta. Dua orang pria mengenaka seragam berwarna orange dengan

lambang di bahu kanan dan sebuah tas selempang sedang

memeperhatikan instruksi.

Page 143: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

143

B. Simbol : tiga orang yang sedang berinteraksi dalam sebuah ruangan.

Satu orang mengenakan jaket hitam dan memegang alat komunikasi HT

(Handy Talky), merupakan alat komunikasi berbentuk seperti telepon

genggam, tetapi sifatnya searah. Sedang menunjuk sebuah peta yang

terpampang di depannya. Sedangkan dua orang lainya yang berseragam

orange memeperhatikan dengan serius instruksi tersebut, terdapat

lambang lingkaran berwarna kuning di lengan bahu sebelah kanan dan

menggunakan tas selempang.

C. Indeks : Ketiga orang tersebut merupakan satuan TNI Angkatan Udara

(AU) yang sedang melakukan briefing (Pengarahan) sebelum menjalankan

misi pencarian Air Asia QZ 8501. Pengarahan dilakukan untuk

memeberikan instruksi wilayah mana atau daerah mana yang menjadi

target pencarian pesawat Air Asia QZ 8501. Dengan melihat latar

belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan perairan, sangat

sulit menentukan lokasi koordinat tersebut.

Analisis Peneliti :

Pada foto ini yang ingin ditampilkan Sindo adalah proses pra misi

evakuasi atau dengan kata lain, berbagai bentuk persiapan yang dilakukan

pemerintah dalam menangani musibah kecelakaan Air Asia QZ 8501. Melalui

foto ini pembaca dapat mengetahui informasi tetang perkembangan peristiwa

ini. Nilai kerjasama yang dihasilkan TNI AU dan pihak-pihak lain tercermin

dari foto-foto tersebut.

Imanji ini menggunakan teknik pengambilan angle eye level viewing

dengan penggunaan frame size middle close up yang ingin ditegaskan dari

teknik ini adalah profil objek. Point of interest dari foto ini adalah tangan yang

Page 144: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

144

menunjuk ke sebuah peta. Fotografer menggunakan lensa tele untuk

mendapatkan fokus pada titik tertentu, penggunaan bukaan kecil diafragma

dan speed yang cepat untuk melakukan teknik freeze. Selain itu akibat dari

penggunaan lensa tele sebagian objek dalam frame mengalami blur fokus

berada pada satu titik hal ini untuk menegaskan dan menonjolkan pesan

gambar yang ingin disampaikan. Penggunaan backgroud peta memperkuat

titik fokus yang diambil. Pada foto jurnalistik moment merupakan hal yang

menjadi segalanya, karena dengan mendapatkan momen-moment tertentu

nilai foto jurnalistik didapatkan.

KORPUS 16

A. Ikon : Dua orang sedang turun dari sebuah kapal, salah satunya

membawa pelampung berwarna kuning dan orange. Seorang pria

mengenakan baju bermotif garis-garis melangkah keluar dari kapal diikuti

sejumlah orang lainnya. Terlihat seorang berseragam cokelat

menggunakan topi biru dan ikat pinggang warna putih berdiri

Page 145: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

145

disampingnya. Sebuah kapal berwarna biru bersandar, lampu yang

menggantung di tiang kapal dan langit yang gelap.

B. Simbol : Nampak dua orang pria sedang melangkah turun dari kapal yang

menyandar di dermaga Pelabuhan Manggar, Belitung Timur. Satu orang

menggunakan baju bermotif garis melangkah keluar dan diikuti satu pria

dibelakangnya membawa pelampung berwarna kuning dan orange,

dengan menggunakan baju berwarna orange ikut melangkah keluar dari

kapal. Selain itu seorang pria berdiri disamping dengan berseragam

merupakan aparat kepolisian yang sedang mengawal kedatangan Tim

SAR dalam evakuasi Air Asia QZ 8501. Keterbatasan cahaya karena Tim

SAR tiba pada waktu malam hari, lampu kapal yang menggantung di tiang

kurangnya pencahayaan saat itu.

C. Indeks : Kehadiran Tim SAR pada waktu malam hari menandakan

bahwa kurangnya tim evakuasi pada misi Air Asia QZ 8501, pencarian

yang difokuskan pada kepulauan Belitung Timur. Belitung timur terkenal

daerah yang memiliki banyak kepulauan kecil. pengiriman Basarnas

Provinsi Belitung ke Pulau Nangka langkah fokus pencarian Air Asia QZ

8501.

Analisis Peneliti

Sejumlah orang sedang turun dari sebuah kapal di Pelabuhan Manggar

Belitung Timur. Terlihat aparat kepolisian mengawal sejumlah orang tersebut.

Sejumlah orang ini merupakan Tim SAR yang dikirim Basarnas Provinsi

Belitung Timur untuk memfokuskan pencarian Air Asia pada Pulau Nangka.

Suasana yang malam ditandai oleh langit yang gelap. Lampu kapal

merupakan alat penerangan utama pada saat itu. Keterbatasan personil Tim

Page 146: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

146

SAR setempat mengharuskan pemerintah daerah mengirimkan Tim untuk

membantuk misi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501. Yang ditonjolkan pada

foto ini adalah bentuk kegigihan Basarnas dan pihak-pihak terkait dalam

menuntaskan misi kemanusiaan.

Foto ini menggunakan teknik pengambilan gambar eye level viewing

dimana posisi kamera sejajar dengan objek. Frame size yang digunakan

pada foto ini adalah metode long shot, dengan menggunakan lensa wide

angle untuk mendapatkan keseluruhan background. Makna yang dihasilkan

dengan metode long shot memperjelas objek dengan latar belakannya. Titik

fokus dari foto ini berada pada keseluruhan objek yang dipotret. Latar

background menjadi utama pada foto ini. Pengambilan fota pada malam hari

memeiliki nilai kesulitan dibandingkan foto pada siang hari. Faktor

pencahayaan yang kurang dapat menjadikan foto tidak fokus atau noise.

Pada foto ini fotografer meleingkapi pencahayaan dengan flash lighting untuk

menghasilkan kecerahan keseluruh objek. penggunaan speed, iso, dan

diafragma menyesuaikan kondisi cahaya sekitar objek.

KORPUS 17

A. Ikon : Sejumlah kerumunan orang yang sedang berdiri mengepalkan

tangan dengan menggunakan sebuah jaket tebal dan topi dari berbagai

kalangan. Sebuah papan sponsor bertuliskan Air Asia World’s Best Low-

Cost Airline berwarna merah dan hitam dibawah sejumlah kerumunan

orang tersebut.

Page 147: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

147

B. Simbol : Sejumlah orang yang sedang berdiri mengepalkan tangan secara

bersama-sama melakukan doa bersama untuk keselamatan seluruh

penumpang Air Asia QZ 8501. Sebagian banyak orang tersebut

mengenakan jaket tebal dan topi menandakan cuaca saat itu sangat

dingin. Nampak solideritas para suporter sepak bola Queens Park

Rangers (QPR) , yang merupakan salah satu klub sepak bola divisi utama

di Inggris dan CEO AirAsia Tony Fernandes pemilik dari klub ini. Papan

sponsor memberikan arti bahwa klub sepak bola ini memiliki hubungan

dengan Air Asia. Tulisan World’s Best Low Cost Airline memberikan

makna bahwa hanya Air Asia yang menjadi salah satu maskapai didunia

dengan konsep penerbangan murah. Arti dari warna merah adalah berani,

energi, agresi dan revolusi.warna merah jika dikombinasikan dengan putih

akan mempunyai arti bahagia dibudaya oriental. Sedangkan, warna hitam

sebagai bentuk warna keanggunan, kesedihan dan kegelapan. Warna

hitam juga dapat melambangkan kematian dan kesedihan dibudaya barat.

C. Indeks : Puluhan suporter Queens Park Rangers (QPR) melakukan doa

bersama merupakan bentuk solideritas bersama akibat dari peristiwa

kecelakaan AirAsia QZ8501. Rasa kedekatan yang erat antara para

supporter klub dan pemilik klub tercemin dengan kebersamaan saat

senang maupun duka. Tangan yang mengepal menandakan sejumlah

orang tersebut menaruh rasa simpati dan empati mereka kepada sebagian

keluarga dari para korban kecelakaan Air Asia QZ 8501 dan sekaligus

memberikan semangat bagi keluarga dan proses tim evakuasi.

Analisis Peneliti

Sejumlah orang berdiri yang sedang melakukan doa bersama untuk

Page 148: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

148

keselamatan korban kecelakaan Air Asia QZ 8501 di Inggris saat sebelum

menyaksikan pertandingan sepak bola Queens Park Rangers (QPR) di

Stadion Loftus Road, London. Dengan menggunakan jaket tebal dan topi

serta mengepalkan tangan mereka bersama berdoa dengan serius dan

khusyu. Sebuah papan sponsor bertuliskan Air Asia World’s Best Low-Cost

Airline terpampang dibawah para suporter.

Adanya nilai kedekatan antara para suporter dan pemilik klub terlihat dari

aktifitas doa bersama ini. Tony Fernandes merupakan pemilik klub Queens

Park Rangers (QPR) rasa prihatin dan kepedulian antar sesama manusia

tercermin dari foto jurnalistik ini. Surat kabar Seputar Indonesia (Sindo)

mencoba menampilkan sisi lain dibalik peristiwa kecelakaan Air Asia QZ

8501.

Pada imaji ini fotografer mencoba melakukan teknik pengambilan angle

landscape waist level viewing dimana teknik pemotretan hanya sebatas

pinggang. Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto candid

(diam-diam) tidak diketahui oleh subjek foto. Metode frame size yang diambil

long shot, makna yang dihasilkan untuk memperlihatkan objek dengan latar

belakangnya. Keseluruhan objek dari foto ini merupakan point of interest,

penggunaan lensa wide angle dan zooming digunakan untuk memeberikan

kesan keseluruhan dan sosok objek dengan latar belakannya. Background

yang ditampilkan hanya sejumlah besar orang dalam stadion itu dan

foreground memperlihatkan papan sponsor bertulisakan Air Asia World’s

Best Low Cost Airline dengan penempatan kedua hal ini lebih memperkuat

foto bahwa sejumlah orang tersebut memiliki rasa solideritas dan kepedulian

akibat dari musibah ini. Gambar yang dihasilkan pada foto ini memeberikan

Page 149: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

149

suasan yang natural komposisi pencahayaan sudah tepat pada foto ini.

KORPUS 18

A. Ikon : Terdapat 3 orang dalam foto ini. Satu orang wanita yang

menggunakan baju panjang hitam dan kemeja putih sedang menangis

sambil mengusap air matanya. Satu orang wanita didepannya yang

menggunakan kacamata sedang mengepalkan kedua tangan, serta sosok

pria memakai topi hitam dan kemeja biru.

B. Simbol : seorang wanita berpakaian baju lengan panjang dan kemeja

putih yang sedang menangis saat melakukan doa bersama, sambil

mengusap air matanya wanita ini tidak sanggup menahan kesedihan dari

peristiwa ini raut wajah yang sedih menandakan wanita kehilangan

seseorang dari kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. Disisi lain, seorang

wanita berkacamata dengan mengepalkan kedua tangan dan

memejamkan matanya, sedang berdoa dengan penuh kekhusyuan.

Wanita ini juga merupakan salah satu keluarga korban kecalakaan

pesawat. Selain itu sosok pria yang mengenakan topi hitam dan kemeja

Page 150: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

150

biru menandakan mereka semua berada pada satu ruangan di Bandara

Internasional Juanda, Surabaya.

C. Indeks : Proses evakuasi yang lama membuat para keluarga korban

kecelakaan ini menunggu dan melakukan doa bersama untuk keselamatan

dari anggota keluarganya. Selain itu mereka semua memiliki pengharapan

agar proses evakuasi korban membuahkan hasil yang signifikan. Proses

evakuasi hampir 1 minggu melibatkan beberapa negara untuk

mempercepat penemuan lokasi jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501.

Analisis Peneliti

Ekspresi dari wanita yang sedang menangis menggambarkan kesedihan

yang amat luar biasa. Korban jiwa dari kecelakaan ini sebanyak 155 orang,

melibatkan sekitar 7 negara didunia untuk membantu evakuasi pencarian

korban. Dengan kejadian ini pihak maskapai Air Asia mengalami beberapa

masalah baru seperti keselamatan penerbangan, koordinasi pada pihak

Bandara, izin terbang dan biaya perawatan pesawat dll.

Teknik pengambilan angle dari yang dipilih adalah potrait eye level viewing

Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang

berdiri sejajar atau yang mempunyai ketinggian tubuh yang sama dengan

objek. Frame size yang digunakan adalah close up pengambilan gambar

yang dilakukan dari kepala hingga dada atas. Makna yang dihasilkan ialah

memerikan gambaran objek secara jelas. Point of interest pada imaji ini

terletak pada seorang wanita yang sedang menangis. Dimana pengambilan

gambar dilakukan dengan menggunakan lensa zoom, terlihat pada bagian

yang fokus pada satu titik dalam frame. Sedangkan, bagian lainya mengalami

bluring (tidak fokus). Foto ini lebih menonjolkan ekspresi dari objek yang

Page 151: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

151

dipotret, jadi backgroud dan foregroud tidak dipentingkan.

KORPUS 19

A. Ikon : Dua orang pria berseragam orange sedang berinteraksi dan

menunjuk sebuah layar monitor bergambar peta kepulauan dan perairan

berwarna biru dan hijau. Garis- garis merah pada peta.

B. Simbol : Dua orang petugas Basarnas (Badan Sar Nasional) yang

menggunakan seragam orange sedang berinteraksi dan menunjuk sebuah

peta kepulauan perairan Indonesia yang berwarna biru menandakan

daerah perairan, sedangkan yang berwarna hijau menandakan daerah

kepulauan. Terlihat garis-garis merah pada peta yang menandakan lokasi

evakuasi pada misi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501.

C. Indeks : Warna seragam orange menunjukan Basarnas merupakan

pemegang utama komando dalam misi ini. Tunjukan tangan

menandakan seseorang menegaskan dan memberikan letak suatu

informasi tentang berbagai hal. Penggunaa peta untuk memberikan

petunjuk secara detail tentang daerah mana saja yang menjadi lokasi

Page 152: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

152

pencaian. Banyaknya titik-titik lokasi pencarian di daerah perairan

melibatkan berbagai negara seperti Korea Selatan, Amerika, Malaysia,

Singapura dan Australia turut bergabung membantu tim evakuasi untuk

mempercepat penemuan pesawat Air Asia QZ 8501.

Analisis Peneliti

Foto ini memeperlihatkan dua orang yang sedang melakukan interaksi

dalam misi pencarian evakuasi korban Air Asia QZ 8501. Pakaian orange

dengan label di bahu kanan merupakan ciri khas satuan SAR ini. Basarnas

merupakan sebuah tim evakuasi pembinaan, pengkoordinasian dan

pengendalian terhadap potensi SAR penerbangan, pelayaran atau bencana.

Tugas pokok meliputi pencarian (search) dan pertolongan (rescue). Jadi tim

inilah yang bertanggung jawab penuh kepada negara dalam misi pencarian

korban kecelakaan pesawat Air Asia Qz 8501. Yang ingin ditampilkan Sindo

pada foto ini adalah proses evakuasi dan koordinasi yang dilakukan

Basarnas dan beberapa instansi terkait.

Pengambilan angle pada foto ini menggunakan landscape waist level

viewing dimana fotografer secara spekulatif memotret momen tersebut tanpa

diketahui oleh subyek yang difoto. Frame size dipakai middle close up yang

memiliki makna menegaskan profil seseorang. Point of interest pada foto ini

adalah keseluruhan objek pada sebuah frame. Ditandai pleh dua orang dan

sebuah layar monitor besar. Backgroud yang ditonjolkan memperkuat kesan

informasi dan proses evakuasi dengan adanya monitor bergambar peta

kepulauan dan perairan Indonesia. Penggunaan lensa wide angle

memperkuat background yang menjadi pusat perhatian mata pembaca.

Page 153: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

153

4.4 Deskripsi Hasil Pembahasan

Menurut Ratman Suratman selaku editor fotografer redaksi koran

Sindo saat diwawancarai oleh peneliti di ruang redaksi koran Sindo pada

tanggal 11 Agustus 2015 pukul 19.30 Wib. Peneliti pertama-tama ingin

menanyakan foto berita menurut koran Sindo, sebagaimana yang

dideskripsikan :

“Secara umum, foto berita bahasa kerennya foto jurnalistik, sesuai kaidah 5W1H, bahwa foto jurnalistik itu adalah foto yang dapat menceritakan sebuah cerita, sebuah event, maupun sesuatu berita dalam bentuk gambar. Secara khusus arti foto berita bagi koran Sindo, sangat berarti terlebih semenjak satu tahun terakhir ini koran Sindo sudah berubah roh dari news papper menjadi view papper. Secara keseluruhan koran Sindo akan bermain di gambar. Baik itu foto,grafis, infografis maupun gambar-gambar kartun. Dalam hal ini foto harus bisa mengikuti dalam perubahan tampilan ini dengan cara menjadikan foto-foto khususnya yang dibuat teman-teman fotografer di lapangan itu sedemikian rupa bercerita, sesuai foto jurnalistik. Ibaratnya foto itu hanya satu lembar namun bisa bercerita seribu kata”. Jadi foto berita menurut koran Sindo tidak dapat dipisahkan dari Koran Sindo.

Dari keterangan Ratman Suratman bahwa foto jurnalistik memiliki

kesamaan dengan arti berita dimana adanya unsur 5 W1H dan foto jurnalistik

yang bagus itu, dimana foto tersebut dapat bercerita, dapat menceritakan

sebuah kejadian yang terjadi. Seperti yang dikemukakan oleh Taufan Wijaya

dalam bukunya Foto Jurnalistik (2014:16), “Foto jurnalistik menghentikan

waktu dan memberikan kita gambaran nyata bagaimana waktu membentuk

sejarah. Karena sifat dasarnya yang dokumentatif, foto jurnalistik mampu

membuat masyarakat melihat kembali rekaman atas apa yang telah mereka

lakukan pada masa lalu.

Peneliti juga ingin mengetahui pandangan editor redaksi foto,

bagaimana foto yang baik menurut koran Sindo. Seperti yang dikemukankan

pihak Seputar Indonesia (SINDO) :

Page 154: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

154

“Secara umum foto yang baik menurut kami, ada beberapa poin yang pertama, sehubungan dengan berita-berita bersifat tulis selama ini kami membuat format ada berita ada foto. Jadi, setiap berita tulis sebisa mungkin kami menyertakan foto yang tidak hanya sebagai pelengkap, akan tetapi lebih memberikan nuansa lebih dalam lagi. Misalnya sebagai contoh berita air asia kemarin, ada wawancara khusus dengan komandan pangkalan udara mengenai evakuasi baik yang dilakukan TNI dan Basarnas. Pada berita itu yang kami pasang bukan komandan Lanud nya tetapi lebih kepada peristiwa evakuasi itu sendiri. Jadi tujuan kami adalah apa yang diungkapkan oleh komandan udara itu akan lebih diperdalam lagi dengan tampilan foto. Selain itu, di Koran Sindo juga ada foto lepas atau foto berdiri sendiri artinya foto tanpa berita yang panjang yang hanya dilengkapi dengan caption yang maksimal tiga kalimat itu, tapi bisa menjelaskan banyak hal. Misalnya sebagai contoh foto mengenai kerusuhan demonstrasi di istana rusuh seperti membakar ban dijelaskan dengan narasi berita akan menjadi monoton, namun kami jelaskan dengan foto akan lebih dalam lagi beritanya. Jadi itu yang kami sebut dengan foto yang baik’’.

Bentuk visualisasi pada media cetak khususnya koran sangat dinilai

kurang lengkap tanpa kehadiran foto jurnalistik. Disini Sindo ingin

memberikan sesuatu yang lebih bagi pembaca dengan kehadiran foto

jurnalistiknya dengan tujuan agar para pembaca dapat menyaksikan berita

dalam bentuk informasi dan sekaligus visualisasi. Pernyataan ini didukung

oleh James Nachtwey dalam buku fotografinya yang berjudul Inferno menulis

“Sebuah foto dapat memasuki pikiran dan menjangkau hati dengan kekuatan

kesegeraan. Hal ini memengaruhi bagian jiwa di mana makna hanya sedikit

bergantung pada kata-kata dan membuat satu dampak mendalam, lebih

mendasar. Lebih dekat dengan pengalaman mentah”. Artinya bahwa foto

jurnalistik itu dapat membawa setiap orang yang melihatnya dapat

mempengaruhi jiwa manusia.

Peneliti juga berusaha menanyakan kepada editor koran Sindo

mengenai apakah koran Sindo melakukan proses editing setiap foto-fotonya.

Sesuai pernyataan pihak redaksi Seputar Indonesia (SINDO) :

Page 155: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

155

“Itu sudah pasti, karena kita sangat memahami situasi dan kondisi di lapangan yang ditemui oleh fotografer bahwa situasinya itu di sana sangat tidak memungkinkan si fotografer itu memiliki banyak keterbatasan dala, pengambilan foto. Misalnya suasana yang crowded kemudian ada proses pengamanan misalnya untuk proses evakuasi jenazah biasanya kami tidak bisa merapat sampai pada titik yang paling dekat, kemudian yang dilakukan si fotografer adalah berusaha mengatasi keterbatasan itu dengan cara menggunakan lensa panjang atau lensa tele atau mungkin ada kendala setting kamera yang kurang bagus disamping cuaca hujan dll. Hal hal itu akan menyebabkan foto yang dihasilkan kurang bagus, karena kurang bagus itu merupakan tugas editor di Koran Sindo untunk melakukan proses editing, baik pencahayaan maupun dari kualitas-kualitas lainnya”.

Pada tahapan ini redaksi Sindo memiliki otoritas dalam proses editing

semua foto-foto yang ada dan yang dilakukan hanya sebatas teknik

pencahayaan dan tidak menghilangkan fakta serta tidak mengabaikan kode

etik jurnalistik. “Yang tidak boleh dilakukan adalah merekayasa substansi dan

cerita dalam foto” (Wijaya 2014:100).

Dari keterangan Ratman selaku editor foto koran Sindo, membuat rasa

ingin tahu peneliti untuk menanyakan proses pemilihan foto berita yang

menjadi foto dalam rubrik khusus Air Asia Hilang edisi 29-30 Des 2014.

“Biasanya untuk satu moment, fotografer kami mengirimkan lima frame foto. Misalnya kedatangan jenazah teman-teman mengirimkan banyak antara lima sampai sepuluh frame. Baik dengan jaringan produksi nasional (Japron) seperti wadah pengiriman selain email. Ketika mereka mengirim begitu variatif, bahkan mereka cenderung membuat sebuah cerita pada foto-fotonya. Misalnya dimulai dari kedatangan pesawat, kemudian pasukan masuk kedalam pesawat menunggu dibawah dengan ambulan, jenazah turun dimasukan kedalam ambulan. ambulan menuju pangkalan udara hingga jenazah di aotopsi itu kan banyak sekali foto. Dari sekian banyak foto untuk menentukan mana foto yang mewakili biasanya tergantung penempatan foto itu sendiri. Seandainya foto itu nanti ditempatkan di halaman depan atau headline biasanya editor foto, akan melibatkan beberapa pihak misalnya redaktur halaman didampingi oleh redaktur pelaksana, kami memilih dari sekian banyak foto mana yang paling baik sedangkan kami dari editor foto lebih ke tampilan foto entah dari pencahayaan, angle dan komposisinya namun ada kaidah-kaidah yang harus ditaati. Dari situ kami ada rapat kilat biasanya untuk menentukan halaman depan, tapi kalau halaman dalam atau rubrik nasional khusus seperti Air Asia kemarin, editor foto sedikit

Page 156: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

156

memiliki otoritas untuk menentukan foto yang baik seperti apa kami punya standarnya. Jadi pemilihan foto lebih seberapa besar mewakili berita.”

Proses pemilihan foto-foto yang ingin dimuat di Sindo memiliki beberapa

tahapan dan adanya regulasi yang harus dilakukan tim editor dan redaksi

yang terkait khusus foto headline editor harus berkoordinasi oleh redaktur

halaman dan redaktur pelaksana, namun apabila penentuan foto dalam rubrik

khusus editor foto memiliki otoritas tersendiri dalam menentukan foto-foto

tersebut.

Peneliti juga menanyakan dalam proses penentuan judul caption pada

foto rubrik “Air Asia Hilang” .

“..........si fotografer mengirimkan foto beserta caption foto misalnya pada foto TNI ini biasanya kami mengambil judul foto yang sekiranya terkait atau sesuai dengan caption foto itu. Misalnya proses persiapan evakuasi, jadi kami baca dulu captionnya baru kami tentukan judul fotonya. Intinya patokan pengambilan judul foto pada caption foto itu sendiri”.

Dari pernyataan Ratman menjelaskan bahwa Sindo mengharuskan

setiap fotografer yang sedang meliput sebuah momen harus mengirimkan foto

beserta keterangan (caption) dimana dengan keterangan foto tersebut dapat

membantu editor foto dalam menentukan judul foto tersebut. Caption adalah

teks yang menyertai foto jurnalistik. Fred S Parrish dalam bukunya,

photojournalism: An Introduction, menjabarkan bahwa caption membantu

mengarahkan perspektif sebuah foto dan menjelaskan detail informasi yang

tidak ada dalam gambar, membingungkan, atau tidak jelas.

Dalam penentuan angle foto dalam sebuah berita sebuah redaksi surat

kabar selalu dipengaruhi oleh ideologi kebijakan redaksi dari masing-masing

Page 157: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

157

institusi media massa, peneliti mencoba menanyakan hal tersebut kepada

Sindo.

“.......termasuk ideologi kami tetapi, itu akan berubah terus dan sekarang sudah berubah. Penentuan foto sendiri kami punya standar, koran Sindo memproklamirkan diri koran di kelas Artinya kami koran yang tidak memasang foto-foto yang kotor, kumuh dll. Misalnya kalau foto tragedi air asia, foto mayat kami tidak akan pasang itu dari segi foto...”

Ditegaskan dengan konteks yang lebih relevan oleh Ratman Suratman :

“Menurut kami itu sangat dipengaruhi, kalau untuk komposisi dulu kami pernah membuat komposisi yang tipis panoramic dengan ukuran 7 kolom x 5 cm misalnya dan itu termasuk ideologi kami tetapi, itu akan berubah terus dan sekarang sudah berubah. Penentuan foto sendiri kami punya standar, koran Sindo memproklamirkan diri koran di kelas Artinya kami koran yang tidak memasang foto-foto yang kotor, kumuh dll. Misalnya kalau foto tragedi air asia, foto mayat kami tidak akan pasang itu dari segi foto. Misalnya foto kali yang kumuh kami hindari, kalau kami ingin bercerita kali ciliwung yang kumuh kami tidak harus memotret kali yang kumuh, rumah-rumah bantaran kali tidak harus dengan cara itu, ,mungkin hanya memotret anak kecil yang sedang bermain disekitar situ dan akan dijelaskan dengan caption foto. Jadi kalu visi dan misi sangat dipengaruhi.”

Pada konteks ini Jacob Oetama dalam bukunya Perspektif Pers

Indonesia mengatakan media setiap hari menyampaikan pesan berupa

liputan kejadian, permasalahan, atau komentar, semua itu tidak dilakukan

begitu saja. Semua itu dilakukan melalui proses pemilihan, proses benturan

kesadaran intelektual dengan kejadian-kejadian atau masalah yang diangkat

menjadi isi pesan media bukan ditempatkan begitu saja tanpa konteks. Untuk

itu diperlukan penempatan kejadian menjadi pesan yang kontekstual. Konteks

itu ikut dibangun oleh filsafat, visi, kerangka referensi media itu. (Jacob

Oetama.1987:171). Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa pada

dasarnya setiap media memiliki acuan dalam penentuan keseluruhan konten

pemberitaan, dengan kata lain kebijakan redaksi merupakan bentuk regulasi,

aturan dalam proses pembuatan berita.

Page 158: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

158

Setiap media berusaha menampilkan perbedaan dari media-media

yang lain khususnya media cetak biasanya surat kabar, majalah dan tabloid

menampilkan sesuatu ciri khas baik itu dari konten berita, teknik layout,

colour, dan teknik lainya. Peneliti mencoba menanyakan kepada editor foto,

apakah koran Sindo berusaha menampilkan foto yang berbeda dengan surat

kabar lainnya. Sebagaimana yang dijelaskan Ratman :

“........merasa ekslusif merasa paling bagus, beda tapi setelah di cetak sama dengan surat kabar lainnya. Menyiasatinya adalah kami mempelajari editor-editor atau perilaku foto-foto dikoran lain bagaimana angle yang sering mereka tampilkan, dan mengenai kedalaman dari foto tersebut.....” Pada konteks ini editor foto Sindo menegaskan :

“Ya, inginnya seperti itu namun, kami tidak bisa seperti “katak dalam tempurung” merasa ekslusif merasa paling bagus, beda tapi setelah di cetak sama dengan surat kabar lainnya. Menyiasatinya adalah kami mempelajari editor-editor atau perilaku foto-foto dikoran lain bagaimana angle yang sering mereka tampilkan, dan mengenai kedalaman dari foto tersebut. Hal itu dilakukan untuk antisipasi foto yang kami pasang tidak sama minimal untuk satu peristiwa kami memiliki angle atau ruang foto yang berbeda. Seperti Air Asia sama-sama evakuasi ada yang memotret mayat ada yang memotret sepatu anggota Basarnas ada yang pesawatnya saja. Sedangkan kami lebih memilih foto-foto yang dapat mewakili semua seperti aktifitasnya atau suasananya.”

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa selera redaktur dan

editor terutama bermain saat menilai mana foto terbagus diantara banyak

pilihan foto. Selera untuk menilai bagus atau tidaknya tampilan visual satu

foto, antara redaktur foto surat kabar satu dengan surat kabar lainnya.

Redaktur foto adalah orang yang bertanggung jawab dalam penentuan foto

headline. Otoritas redaktur untuk memilih foto diberikan karena redakturlah

dianggap paling menguasai visual foto jurnalistik.

Page 159: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

159

Saat peneliti menanyakan pendapat koran Sindo tentang peristiwa

kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. Pihak Sebagaimana yang dijelaskan

pihak Sindo :

“Untuk kejadian Air Asia itu kami sangat interst dan kami tunjukan dengan mengirim tiga fotografer. Satu itu terbang dengan pesawat angkatan udara, satu lagi terbang dengan pesawat angkatan laut namanya pusat penerbang angkatan laut dan satu lagi dengan pesawat komersil. Tiga pesonil itu, dua personil selama 2 minggu , satu personil lagi bertahan hingga 3 minggu disana. Artinya itu peristiwa itu sangat besar, kami tidak mau melewatkan momen ini begitu saja dari sisi jurnalistik beritanya sangat besar sekali.”

Pada hal ini Sindo menilai bahwa kecelakaan pesawat Air Asia

merupakan kejadian yang memiliki news value yang tinggi bentuk antusias

Sindo pada peristiwa ini adalah mengirimkan tiga fotografer untuk melakukan

peliputan di lapangan. Dari segi fotografi jurnalistik peristiwa ini merupakan

bagian dari peristiwa yang besar, memiliki dampak yang luas bagi

pembacanya. Dampak tersebut didapat dasi sebuah foto dimana respon

perasaan manusia lewat panca indera penglihatan lebih besar, lebih cepat

dan langsung mengenai pikiran dan perasaan. Menurut Wijaya dalam

bukunya Foto Jurnalistik (2014:71). ”Foto kecelakaan banyak menjadi foto

spot. Tabrakan, perahu tenggelam atau tebakar, pesawat jatuh, kereta

terguling, dan seterusnya. Kecelakaan memancing empati, dan memenuhi

rasa ingin tahu pembaca.”

Saat peneliti menanyakan apa yang sebetulnya ingin pihak redaksi

Sindo sampaikan pada foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501 edisi 29 -

30 Desember 2014 ? Peneliti ingin menggali lebih mendalam mengenai

makna apa yang diharapkan dan ingin disampaikan koran Sindo pada

peristiwa tersebut.

Page 160: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

160

“....,kami ini sebagai sumber informasi selain memberikan informasi, kami juga memberikan edukasi...’

Redaksi Sindo menegaskan dalam wawancaranya dengan peneliti :

”Sesuai dengan fungsi media massa terutama koran Sindo, kami ini sebagai sumber informasi selain memberikan informasi, kami juga memberikan edukasi. Informasi itu apa, artinya kami ingi turut menyebarluaskan informasi berita ini bahwa ada pesawat komersil jatuh korbannya berapa, siapa saja yang terlibat dalam proses penanganan itu merupakan hal yang sangat standar. Dari sisi foto sendiri kami mengajak pembaca koran Sindo bukan ingin larut kemudian bersedih dengan melihat foto-foto evakuasi, kantong jenazah dll. Lebih mengajak pada empati bahwa ada saudara, tetangga, teman, kerabat sebangsa ini dalam kecelakaan itu. Jadi memunculkan rasa empati bagi pembaca. Dari segi fotografi sendiri kami menyeleksi foto jurnalistik yang menjelaskan suatu peristiwa, kami juga ada sisi keindahan dalam sebuah kecelakaan itu. Artinya indah disini menarik dilihat, tidak foto yang berdarah-darah tapi indah menarik dilihat. Mungkin foto kantong jenazah menarik dilihat jika fotonya dapat membawa kita kedalam situasi dan suasana tersebut itu yang menurut kami foto yang bagus. Kami hanya sekedar membantu mencatat momen Basarnas, TNI yang melakukan misi kemanuasiaan. Foto-foto koran Sindo akan menjadi dokumentasi yang tidak akan hilang, sekalipun bentuk koran sudah tidak ada tapi orang yang membaca koran Sindo akan tahu koran Sindo merekam peristiwa kecelakaan Pesawat Air Asia. Dan ini juga salah satu bentuk misi kemanusiaan yang dilakukan koran Sindo. Ya, harapan kami dapat memberikan informasi melalui foto tentang kejadian yang sesungguhnya tanpa rekayasa dan dapat menjadi bagian pencatatan sejarah, pembacalah yang menilai. Kami meyakini fungsi kami sebagai lembaga jurnalistik terpenuhi. Jadi intinya, dengan cara kami mewartakan berita yang baik berpegang dengan etika jurnalistik dan foto-foto kami sanggup memunculkan rasa empati manusia tergerak dan itulah tujuan kami.

Redaksi Sindo mengkonstruksi foto kecelakaan Air Asia QZ 8501

dengan cara menampilkan foto-foto yang bersifat menimbukan perasaan

empati dan simpati, selain itu dari segi fotografi sindo menampilkan sisi

keindahan dalam arti foto yang dilihat menarik dipandang dan dapat

membawa perasaan pembaca berada pada kondisi tersebut. Sebagai media

massa selain menyebarluaskan informasi dan edukatif ada satu bentuk misi

kemanusiaan dengan mewartakan berita yang baik yang berpegangan

dengan etika jurnalistik dan menciptakan atau memunculkan rasa empati

Page 161: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

161

setiap orang yang melihatnya. Arbain Rambey dan Kartono Ryadi

menyebutkan bahwa “Kamera adalah senjata yang ampuh di tangan jurnalis

foto yang baik” ( Wijaya 2014:68).

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba meminta keterangan dari

Bapak Dr. Rajab Ritonga M.si selaku praktisi jurnalistik dan juga mantan

Direktur SDM &Umum LKBN Antara yang memiliki pengalaman di bidang

fotografi jurnalistik hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan credibility

guna penelitian ini bernilai valid. Berikut pembahasan peneliti dalam

mengembangkan diskusi dengan Dr. Rajab Ritonga M.si.

Menurut Dr. Rajab Ritonga M.si selaku praktisi jurnalistik fotografi saat

diwawancarai oleh peneliti di ruang dosen Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama) pada tanggal 7 Juli 2015 pukul 13.30 Wib. Peneliti pertama-tama

ingin menanyakan foto berita menurut pandangan anda.

“ Foto jurnalistik memiliki kesamaan dengan berita, dimana berita dalam bentuk teks, sedangkan foto jurnalistik berbentuk visual (gambar) dan adanya caption foto atau keterangan. Foto jurnalistik harus mengandung unsur 5w+1H untuk memberikan informasi tentang peristiwa yang dipotret.”

Dari keterangan Rajab Ritonga dapat diketahui bahwa sebuah foto

jurnalistik akan dapat lebih bermakna dengan adanya caption pada foto.

Seperti yang dikemukakan oleh Oscar Matuloh, pendiri Galeri Foto Jurnalistik

Antara mengutip Wilson Hick, mantan redaktur foto LIFE dari buku Words and

Picture yang menjelaskan bahwa foto juranalistik adalah media komunikasi

yang menggabungkan elemen verbal dan visual. Elemen verbal yang berupa

kata-kata disebut caption. Caption berfungsi melengkapi informasi sebuah

gambar karena sebuah foto tanpa keterangan dapat kehilangan makna.

Page 162: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

162

Kategori foto jurnalistik yang baik selain dari komposisi warna, dan

cahaya selain itu juga adanya caption pada setiap foto. Karena dengan

adanya keterangan pada sebuah foto pembaca akan lebih mengerti dan

memahami maksud dari sebuah foto jurnalistik tersebut.

Peneliti ingin mengetahui foto yang baik menurut pandangan anda

secara umum selaku praktisi jurnalistik. Seperti yang dideskripsikan Rajab

Ritonga :

“Yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah nilai berita. Foto bisa saja tidak jelas kabur (Blur), dinilai dari segi fotografi, namun memiliki nilai berita tinggi dari foto jurnalistik. Pada foto kecelakaan Air Asia ini yang dikejar oleh fotografer adalah nilai berita. Foto jurnalistik tidak bisa diatur, foto jurnalistik menampilkan kejadian apa adanya sesuai fakta dan. Foto jurnalistik dinilai oleh orisinalitasnya, dari sebuah peristiwa yang memiliki nilai berita”.

Diketahui bahwa dalam foto jurnalistik yang terpenting adalah nilai

berita. Nilai seni pada sebuah foto dapat dikesampingkan yang ditonjolkan

adalah unsur dari 5W+1H. Pendapat ini di dukung oleh pernyataan dari

Ahmad DS (1996:124) dikutip oleh Rita Gani dalam bukunya Jurnalistik Foto,

suatu pengantar (2013: 46) mengatakan:

“Yang termasuk headline adalah berita yang amat menarik, memikat, dan menimbulkan rangsangan pembaca untuk membacanya sampai habis”.

Selain menarik, headline hendaknya memenuhi syarat sebagai berita

yang penting, bahkan terpenting. Dengan demikian foto-foto yang menyertai

headline sebuah surat kabar pada umumnya termasuk pada foto jurnalistik.

Surat kabar Seputar Indonesia (Sindo) pada peristiwa kecelakaan pesawat

Air Asia QZ 8501 ini lebih mengutamakan unsur nilai berita pada sebuah foto

yaitu pertama, kebaruan (newsness) menurut wijaya (2011:12), hal ini

disebabkan oleh pembaca perlu mengetahui hal yang baru untuk memahami

Page 163: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

163

perubahan keadaan sehingga bisa menyesuaikan diri. Kedua, Aktual

(timeliness) Konsep aktualitas ini bisa dalam artian sedang terjadi atau baru

terjadi. Aktualitas menunjuk pada sifat berita yang disiarkan berkaitan dengan

waktu penyebaran berita dan terjadinya peristiwa.

Saat peneliti menanyakan pandangan anda terhadap masing-masing

korpus foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501.

“Keseluruhan dari foto ini lebih cenderung menampilkan rentetan peristiwa pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang, dengan di dominasi oleh kinerja misi kemanusiaan Basarnas dan Tni. Selain itu, pada foto ini juga menampilkan makna rasa duka, kesedihan yang mendalam pada keluarga yang ditinggalkan. Nilai berita tetap pesawat yang hilang, maka dalam setiap foto diperjelas dengan caption foto. Teknis foto dari sudut pengambilan gambar yang dilakukan oleh fotografer yang masih kurang namun didukung oleh caption foto dan nilai berita menjadikan beberapa foto ini layak dan sah dijadikan foto jurnalistik. Maka dari itu foto jurnalistik harus disertai caption, karena caption ini yang menggambarkan keadaan”. Keseluruan Foto-foto yang ditampilkan oleh Seputar Indonesia (Sindo)

mencerminkan rasa empati dan simpati dalam misi kemanusiaan terlihat

bahwa objek baik foreground dan background adalah para aparat TNI dan

Basarnas. Selain itu, juga foto dengan wajah haru, cemas dan penuh

kebimbangan menghiasi rubrik Air Asia Hilang. Yang ingin dikonstruksi

Seputar Indonesia pada kesembilan belas foto tersebut adalah misi

kemanusian dalam berempati dan simpati serta rasa duka yang mendalam

bagi keluarga yang menjadi korban kecelakaan. Media massa sebagai

representasi dari sebuah peristiwa yang sedang terjadi, wartawan diberikan

wewenang penuh dalam melihat dan menilai pemberitaan. Bekal seorang

wartawan adalah kode etik jurnalistik dan juga kebijakan redaksional dari

institusi media bersangkutan, kadang untuk menarik pembaca wartawan

Page 164: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

164

media cetak dan elektronik termasuk wartawan foto melakukan langkah

dramatisasi pemberitaan.

Pada hal ini peneliti, mencoba menanyakan kepada Rajab untuk

melihat dan mengamati foto-foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501

dalam rubrik “Air Asia Hilang”. Dengan pertanyaan menurut anda, apakah ada

dramatisasi foto pada tampilan foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501.

Sebagaimana yang dijabarkan oleh Rajab Ritonga :

“Dramatisasi foto tidak, karena yang utama adalah ada faktanya dulu” namun beberapa wartawan yang tidak memahami kode etik menciptakan itu, terutama wartawan kamera. pada foto-foto ini tidak mengandung dramatisasi, seputar teknis pengambilan objek, angle, frame size dll merupakan bentuk keahlian fotografer bukan bentuk dramatisasi. Dramatisasi foto tidak bisa digambarkan dari foto tersebut, namun Teknik fotografi yang dramatis merupakan bagian dari keahlian fotografer sesuai peristiwa dan fenomenanya. Fakta adalah fakta yang tidak bisa dirubah-ubah. Sebagai media berskala nasional Sindo setidaknya telah berhasil menarik perhatian publik dari foto jurnalistiknya.

Pada fenomena ini wartawan foto melihat hanya apa yang dilihat dan

mencoba menggambarkan lewat media fotografi. Penggunaan Dramastisasi

yang dimaksud dalam foto jurnalistik yaitu berkaitan dengan teknik

kemampuan sang fotografer dalam menempatkan objek dan subjek yang

menjadi target yang dipotret. Dalam foto-foto tersebut redaksi Sindo

berusaha menampilkan fakta dari sebuah peristiwa, tanpa menghilangkan

fakta. Luwi Ishwara dalam buku Jurnlaisme Dasar yang dikutip Arif (2011:76)

menyatakan bahwa fakta yang paling meyakinkan adalah yang dihimpun

wartawan dengan observasi langsung. Berdasarkan penjelasan tersebut

media cetak khususnya surat kabar menaruh kepercayaan besar pada tulisan

yang didasarkan pada saksi mata. Kondisi yang paling ideal adalah jika

Page 165: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

165

wartawan itu sendiri yang menjadi saksi mata. Berita akan tersaji lengkap dan

akurat dengan foto jurnalistik.

Page 166: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

166

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan lapangan dan pembahasan yang telah

dilakukan terhadap foto-foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501 pada

rubrik Air Asia hilang dalam surat kabar Seputar Indonesia (Sindo) edisi 29-

30 Desember 2014, menggunakan analisis semiotika Charles Sanders

Pierce maka peneliti menarik kesimpulan bahwa :

1. Bahwa makna foto-foto jurnalistik kecelakaan Air Asia QZ 8501 dalam

rubrik surat kabar sindo menggunakan teknik eye level viewing. Foto-foto

jurnalistik dalam rubrik surat kabar Sindo merupakan representasi

rentetan peristiwa aktual hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501. Dengan di

dominasi oleh aktifitas misi kemanusiaan Basarnas dan TNI. Selain itu

juga terdapat makna duka mendalam dalam pada keluarga korban.

2. Pengambilan gambar pada foto- foto jurnalistik kecelakaan pesawat Air

Asia QZ 8501 dalam rubrik surat kabar Sindo menggunakan teknik mid

shot makna yang dihasilkan dari teknik ini adalah memperlihatkan

seseorang dengan sosoknya. Dengan Dalam teknik pengungkapan

pesan, foto-foto Sindo lebih mengandalkan fakta dilapangan yang terdiri

dari kebaruan (Newsness) dan aktual (Timeliness) dalam penyampaian

pesan.

Page 167: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

167

B. SARAN

Dari kesimpulan hasil temuan yang didapat melalui hasil analisa,

ada beberapa hal penting yang dapat dijadikan saran untuk menjadi

masukan pihak pengelola media dan khalayak pembaca dalam penelitian

ini, yaitu :

1. Untuk Seputar Indonesia (Sindo), diupayakan untuk lebih

mempertahankan komposisi foto seperti angle of view ( sudut

pemotretan), frame size (sudut pengambilan gambar), background,

foreground (latar depan dan belakang) dan point of interest (fokus)

dalam proses peliputan berita-berita besar. Dengan penguasaan teknik

fotografi dan daya kreatif dalam pengambilan gambar, wartawan foto

dapat menghasilkan foto-foto yang lebih menarik, dan dapat dilihat

indah secara seni fotografi.

2. Sebagai media berskala Nasional peran Seputar Indonesia (Sindo)

dalam memberikan informasi dan penyalur aspirasi pada kecelakaan

Air Asia QZ 8501 dalam rubrik “Air Asia Hilang” telah berhasil menarik

perhatian publik. Diharapkan Seputar Indonesia (Sindo) dapat terus

menyalurkan aspirasi dan informasi kepada masyarakat lewat fotografi

jurnalistik.

Page 168: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

168

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Audy, Mirza. 2006. Foto Jurnalistik Metode Memotret dan Mengirim Foto ke

media massa. Jakarta : Bumi Aksara.

Arif, Ahmad. 2011. Jurnalisme Bencana Bencana Jurnalisme : Kesaksian dari Tanah

Bencana. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek. Bandung. Simbioasa

Rekatama Media.

Barthes, Roland. 2007. Membedah Mitos-mitos Budaya Massa. Yogyakarta.

Jalasutra.

Berger, Arthur, Asa. 2005. Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu

pengantar Semiotika, Terjemahan Oleh M. Dwi Marianto &

Sunarto,Yogyakarta: Tiara Wacana.

Budiman. Kris. 2011. Semiotika Visual, Konsep, Isu dan Problem Ikonitas.

Yogyakarta. Jalasutra.

Fiske, John. 2007. Cultural and Communication Studies : Sebuah Pengantar Paling

Komperhensif. Yogyakarta : Jalasutra.

Gani, Rita, Kusumalestari, Rizki, Ratri. 2013. Jurnalistik Foto Suatu Pengantar.

Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Giwanda, Griand. 2004. Panduan Praktis Fotografi Digital. Jakarta. Puspa Swara.

Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta : Kompas Media

Nusantara.

Krisyanto, Rahmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: Media Group.

Page 169: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

169

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Rosdakarya.

M.Romli. Syamsul. Asep. 2008. Kamus Jurnalistik Daftar Istilah Penting Jurnalistik

Cetak, Radio, Televisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif . Yogyakarta : LKIS.

Piliang, Amir, Yasraf. 2003. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya

Makna. Yogyakarta. Jalasutra.

Rakhmat, Jalaludin, 2002, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial : Buku Sumber Untuk

Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara Wacana.

SK, Patmono. 1996. Teknik Jurnalistik : Tuntunan Praktis Untuk Menjadi Wartawan.

Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

_____, 2004. Analisis Teks Media : Suatu pengantar, untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiarto, Atok. 2005. Memotret Anak-anak : Buku Panduan Pegangan Fotografi

Manual/Digital. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif Dan Kombinasi (Mixed

Methods) . Bandung : Alfabeta.

Page 170: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

170

Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta : Jalasutra.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset. Bogor : Ghalia Indonesia.

Wibowo, Wahyu, Seto, Indiawan. 2006. Semiotika : Aplikasi praktis bagi penelitian

dan penulisan skripsi ilmu komunikasi. Jakarta : Fakultas Ilmu Komunikasi

(FIKOM) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

_____, 2013. Semiotika Komunikasi : Aplikasi praktis bagi penelitian dan penulisan

skripsi ilmu komunikasi. Edisi kedua. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Wijaya, Taufan. 2014. Foto Jurnalistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yurnaldi. 1993. Jurnalistik Siap pakai. Padang : Angkasa Raya.

Jurnal

www.reporsitory.fisip-untirta.ac.id

Dawam Syukron, 2013, MAJALAH TRAVEL XPOSE (Studi Analisis

Semiotika Mengenai Foto Wisata Indonesia Dalam Rubrik Domestik Majalah

Travel Xpose). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Program Studi

Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik. (diakses pada tanggal 08

Desember 2014 pukul19:06 WIB).

www.digilib.uns.ac.id

Firman Eka Fitriadi, 2010, FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM GEMPA

BUMI (Studi Analisis Semiotik Foto- Foto Jurnalistik tentang bencana alam

gempa bumi Sumatra Barat di harian Kompas Edisi 2 Oktober – 9 Oktober

2009). Universitas Sebelas Maret, Program Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Komunikasi. Surakarta. (diakses pada tanggal 12 Januari 2015

pukul 20:46 WIB).

Page 171: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

171

INTERNET

1. http://www.arch.chula.ac.th/journal/files/article/lJjpgMx2iiSun103202.pdf di

akses pada tanggal 17 maret 2015 pukul 21.23.18 WIB (Brian Cutin, Phd).

2. http://www.aber.ac.uk/media/Students/pmc9601. Paul Carter, 2000, A

Semiotic Analysis of Newspaper Front-Page Photographs di akses pada

tanggal 17 Maret 2015 pukul 18.49 WIB.

3. http://fotografiindonesia.net/2015/02/11/fotografi-sains-teknologi-seni-dan-

industri/.Prayanto Widyo Harsanto, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Di

akses pada tanggal 18 maret 2015 pukul 09.13 WIB.

Page 172: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

172

Page 173: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

173

TRANSKRIP WAWANCARA EDITOR FOTO REDAKSI SINDO

NAMA PENELITI : Reza Achmalyadi

JURUSAN : Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

NARASUMBER : Ratman Suratman

JABATAN : Editor Fotografer Redaksi SINDO

HARI/TGL : Selasa, 11 Agustus 2015

PUKUL : 19.30- 20.00 WIB

TEMPAT : Lt. 4 Ruang Redaksi SINDO

Jl. KH. Wahid Hasyim No 38, Menteng, Jakarta Pusat

T : APA PENGERTIAN FOTO BERITA MENURUT KORAN SINDO ?

J : “Secara umum, foto berita bahasa kerennya foto jurnalistik, sesuai kaidah

5W1H, bahwa foto jurnalistik itu adalah foto yang dapat menceritakan

sebuah cerita, sebuah event, maupun sesuatu berita dalam bentuk gambar.

Secara khusus arti foto berita bagi koran Sindo, sangat berarti terlebih

semenjak satu tahun terakhir ini koran Sindo sudah berubah roh dari news

papper menjadi view papper. Secara keseluruhan koran Sindo akan bermain

di gambar. Baik itu foto,grafis, infografis maupun gambar-gambar kartun.

Page 174: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

174

Dalam hal ini foto harus bisa mengikuti dalam perubahan tampilan ini

dengan cara menjadikan foto-foto khususnya yang dibuat teman-teman

fotografer di lapangan itu sedemikian rupa bercerita, sesuai foto jurnalistik.

Ibaratnya foto itu hanya satu lembar namun bisa bercerita seribu kata”. Jadi

foto berita menurut koran Sindo tidak dapat dipisahkan dari Koran Sindo.”

T: BAGAIMANA FOTO YANG BAIK MENURUT KORAN SINDO ?

J : “ Secara umum foto yang baik menurut kami, ada beberapa poin yang

pertama, sehubungan dengan berita-berita bersifat tulis selama ini kami

membuat format ada berita ada foto. Jadi, setiap berita tulis sebisa

mungkin kami menyertakan foto yang tidak hanya sebagai pelengkap,

akan tetapi lebih memberikan nuansa lebih dalam lagi. Misalnya sebagai

contoh berita air asia kemarin, ada wawancara khusus dengan komandan

pangkalan udara mengenai evakuasi baik yang dilakukan TNI dan

Basarnas. Pada berita itu yang kami pasang bukan komandan Lanud nya

tetapi lebih kepada peristiwa evakuasi itu sendiri. Jadi tujuan kami adalah

apa yang diungkapkan oleh komandan udara itu akan lebih diperdalam

lagi dengan tampilan foto. Selain itu, di Koran Sindo juga ada foto lepas

atau foto berdiri sendiri artinya foto tanpa berita yang panjang yang hanya

dilengkapi dengan caption yang maksimal tiga kalimat itu, tapi bisa

menjelaskan banyak hal. Misalnya sebagai contoh foto mengenai

kerusuhan demonstrasi di istana rusuh seperti membakar ban dijelaskan

dengan narasi berita akan menjadi monoton, namun kami jelaskan

dengan foto akan lebih dalam lagi beritanya. Jadi itu yang kami sebut

dengan foto yang baik.”

Page 175: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

175

T : APAKAH FOTO YANG DICETAK DI RUBRIK “AIR ASIA HILANG”

MELALUI PROSES EDITING/ CROPPING YANG DILAKUKAN

KORAN SINDO ?

J : ” Itu sudah pasti, karena kita sangat memahami situasi dan kondisi di

lapangan yang ditemui oleh fotografer bahwa situasinya itu di sana

sangat tidak memungkinkan si fotografer itu memiliki banyak

keterbatasan dala, pengambilan foto. Misalnya suasana yang crowded

kemudian ada proses pengamanan misalnya untuk proses evakuasi

jenazah biasanya kami tidak bisa merapat sampai pada titik yang paling

dekat, kemudian yang dilakukan si fotografer adalah berusaha

mengatasi keterbatasan itu dengan cara menggunakan lensa panjang

atau lensa tele atau mungkin ada kendala setting kamera yang kurang

bagus disamping cuaca hujan dll. Hal hal itu akan menyebabkan foto

yang dihasilkan kurang bagus, karena kurang bagus itu merupakan

tugas editor di Koran Sindo untunk melakukan proses editing, baik

pencahayaan maupun dari kualitas-kualitas lainnya.”

T : BAGAIMANA PROSES PEMILIHAN FOTO BERITA YANG MENJADI

FOTO DALAM RUBRIK KHUSUS AIR ASIA PERIODE 29 -30

DESEMBER 2014 INI ?

J : “ Biasanya untuk satu moment, fotografer kami nengirimkan lima frame

foto. Misalnya kedatangan jenazah teman-teman mengirimkan banyak

antara lima sampai sepuluh frame. Baik dengan jaringan produksi

nasional (Japron) seperti wadah pengiriman selain email. Ketika mereka

mengirim begitu variatif, bahkan mereka cenderung membuat sebuah

cerita pada foto-fotonya. Misalnya dimulai dari kedatangan pesawat,

Page 176: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

176

kemudian pasukan masuk kedalam pesawat menunggu dibawah

dengan ambulan, jenazah turun dimasukan kedalam ambulan. ambulan

menuju pangkalan udara hingga jenazah di aotopsi itu kan banyak sekali

foto. Dari sekian banyak foto untuk menentukan mana foto yang

mewakili biasanya tergantung penempatan foto itu sendiri. Seandainya

foto itu nanti ditempatkan di halaman depan atau headline biasanya

editor foto, akan melibatkan beberapa pihak misalnya redaktur halaman

didampingi oleh redaktur pelaksana, kami memilih dari sekian banyak

foto mana yang paling baik sedangkan kami dari editor foto lebih ke

tampilan foto entah dari pencahayaan, angle dan komposisinya namun

ada kaidah-kaidah yang harus ditaati. Dari situ kami ada rapat kilat

biasanya untuk menentukan halaman depan, tapi kalau halaman dalam

atau rubrik nasional khusus seperti Air Asia kemarin, editor foto sedikit

memiliki otoritas untuk menentukan foto yang baik seperti apa kami

punya standarnya. Jadi pemilihan foto lebih seberapa besar mewakili

berita.

T : BAGAIMANA PROSES PENENTUAN JUDUL CAPTION PADA FOTO

RUBRIK “AIR ASIA HILANG” ?

J : “ Selama ini seperti foto peristiwa Air Asia ini yah, si fotografer

mengirimkan foto beserta caption foto misalnya pada foto TNI ini

biasanya kami mengambil judul foto yang sekiranya terkait atau sesuai

dengan caption foto itu. Misalnya proses persiapan evakuasi, jadi kami

baca dulu captionnya baru kami tentukan judul fotonya. Intinya patokan

pengambilan judul foto pada caption foto itu sendiri.”

Page 177: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

177

T : DALAM PENENTUAN ANGLE DALAM SUATU FOTO BERITA,

APAKAH DISESUAIKAN DENGAN VISI & MISI KORAN SINDO/

DIPENGARUHI IDEOLOGI KORAN SINDO ?

J : “ Menurut kami itu sangat dipengaruhi, kalau untuk komposisi dulu kami

pernah membuat komposisi yang tipis panoramic dengan ukuran 7

kolom x 5 cm misalnya dan itu termasuk ideologi kami tetapi, itu akan

berubah terus dan sekarang sudah berubah. Penentuan foto sendiri

kami punya standar, koran Sindo memproklamirkan diri koran di kelas

Artinya kami koran yang tidak memasang foto-foto yang kotor, kumuh

dll. Misalnya kalau foto tragedi air asia, foto mayat kami tidak akan

pasang itu dari segi foto. Misalnya foto kali yang kumuh kami hindari,

kalau kami ingin bercerita kali ciliwung yang kumuh kami tidak harus

memotret kali yang kumuh, rumah-rumah bantaran kali tidak harus

dengan cara itu, ,mungkin hanya memotret anak kecil yang sedang

bermain disekitar situ dan akan dijelaskan dengan caption foto. Jadi

kalu visi dan misi sangat dipengaruhi.”

T : DARI SEGI FOTO JURNALISTIK, APAKAH KORAN SINDO

BERUSAHA MENAMPILKAN FOTO YANG BERBEDA DENGAN

SURAT KABAR LAINNYA ?

J : “ Ya, inginnya seperti itu namun, kami tidak bisa seperti “katak dalam

tempurung” merasa ekslusif merasa paling bagus, beda tapi setelah di

cetak sama dengan surat kabar lainnya. Menyiasatinya adalah kami

mempelajari editor-editor atau perilaku foto-foto dikoran lain bagaimana

angle yang sering mereka tampilkan, dan mengenai kedalaman dari

foto tersebut. Hal itu dilakukan untuk antisipasi foto yang kami pasang

Page 178: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

178

tidak sama minimal untuk satu peristiwa kami memiliki angle atau

ruang foto yang berbeda. Seperti Air Asia sama-sama evakuasi ada

yang memotret mayat ada yang memotret sepatu anggota Basarnas

ada yang pesawatnya saja. Sedangkan kami lebih memilih foto-foto

yang dapat mewakili semua seperti aktifitasnya atau suasananya.”

T : SECARA UMUM, BAGAIMANA PENDAPAT KORAN SINDO TENTANG

PERISTIWA KECELAKAAN PESAWAT AIR ASIA QZ 8501 INI ?

J : “ Untuk kejadian Air Asia itu kami sangat interst dan kami tunjukan

dengan mengirim tiga fotografer. Satu itu terbang dengan pesawat

angkatan udara, satu lagi terbang dengan pesawat angkatan laut

namanya pusat penerbang angkatan laut dan satu lagi dengan pesawat

komersil. Tiga pesonil itu, dua personil selama 2 minggu , satu personil

lagi bertahan hingga 3 minggu disana. Artinya itu peristiwa itu sangat

besar, kami tidak mau melewatkan momen ini begitu saja dari sisi

jurnalistik beritanya sangat besar sekali.”

T : PESAN/MAKNA APA YANG DIHARAPKAN DAN INGIN DISAMPAIKAN

KORAN SINDO KEPADA PEMBACA PADA FOTO JURNALISTIK

DALAM RUBRIK “AIR ASIA HILANG PERIODE 29-30 DESEMBER

2014 ?

J : ” Sesuai dengan fungsi media massa terutama koran Sindo, kami ini

sebagai sumber informasi selain memeberikan informasi, kami juga

memberikan edukasi. Informasi itu apa, artinya kami ingi turut

menyebarluaskan informasi berita ini bahwa ada pesawat komersil jatuh

korbannya berapa, siapa saja yang terlibat dalam proses penanganan

Page 179: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

179

itu merupakan hal yang sangat standar. Dari sisi foto sendiri kami

mengajak pembaca koran Sindo bukan ingin larut kemudian bersedih

dengan melihat foto-foto evakuasi, kantong jenazah dll. Lebih mengajak

pada empati bahwa ada saudara, tetangga, teman, kerabat sebangsa ini

dalam kecelakaan itu. Jadi memunculkan rasa empati bagi pembaca.

Dari segi fotografi sendiri kami menyeleksi foto jurnalistik yang

menjelaskan suatu peristiwa, kami juga ada sisi keindahan dalam

sebuah kecelakaan itu. Artinya indah disini menarik dilihat, tidak foto

yang berdarah-darah tapi indah menarik dilihat. Mungkin foto kantong

jenazah menarik dilihat jika fotonya dapat membawa kita kedalam situasi

dan suasana tersebut itu yang menurut kami foto yang bagus. Kami

hanya sekedar membantu mencatat momen Basarnas, TNI yang

melakukan misi kemanuasiaan. Foto-foto koran Sindo akan menjadi

dokumentasi yang tidak akan hilang, sekalipun bentuk koran sudah tidak

ada tapi orang yang membaca koran Sindo akan tahu koran Sindo

merekam peristiwa kecelakaan Pesawar Air Asia. Dan ini juga salah

satu bentuk misi kemanusiaan yang dilakukan koran Sindo. Ya, harapan

kami dapat memberikan informasi melalui foto tentang kejadian yang

sesungguhnya tanpa rekayasa dan dapat menjadi bagian pencatatan

sejarah, pembacalah yang menilai. Kami meyakini fungsi kami sebagai

lembaga jurnalistik terpenuhi. Jadi intinya, dengan cara kami

mewartakan berita yang baik berpegang dengan etika jurnalistik dan

foto-foto kami sanggup memunculkan rasa empati manusia tergerak dan

itulah tujuan kami.”

Page 180: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

180

Page 181: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

181

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

TERAKREDITASI A : SK No. 027/BAN-PT/Ak-XI/S1/X/2008

Kampus I : Jl. Hang Lekir I/8 Jakarta Pusat 12070 Telp. 7261433 Fax. 7252685

Kampus II : Jl. Swadarma Raya No. 54 Ulujami Jakarta Selatan Telp. 58902927 Website : www.moestopo.ac.id E-mail : [email protected]

HASIL WAWANCARA PRAKTISI JURNALISTIK

NAMA : Dr. RAJAB RITONGA, M.si

JABATAN : PRAKTISI JURNALISTIK MANTAN DIREKTUR SDM & UMUM PERUM LKBN ANTARA & DOSEN UNIVESITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA).

HARI/TGL : SELASA, 07 JULI 2015

PUKUL : 13.30 – 14.00 WIB

TEMPAT : RUANG DOSEN UNIV.PROF.DR. MOESTOPO

(BERAGAMA)

T : Pengertian Foto Berita Menurut Anda ?

J : Foto jurnalistik memiliki kesamaan dengan berita, dimana berita dalam

bentuk teks, sedangkan foto jurnalistik berbentuk visual (gambar) dan

adanya caption foto atau keterangan. Foto jurnalistik harus mengandung

unsur 5w+1H untuk memberikan informasi tentang peristiwa yang

dipotret.

Page 182: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

182

T : Foto Yang Baik Menurut Pandangan Anda Secara Umum ?

J : Yang terpenting dalam foto jurnalistik adalah nilai berita. Foto bisa saja

tidak jelas kabur (Blur), dinilai dari segi fotografi, namun memiliki nilai

berita tinggi dari foto jurnalistik. Pada foto kecelakaan Air Asia ini yang

dikejar oleh fotografer adalah nilai berita. Foto jurnalistik tidak bisa diatur,

foto jurnalistik menampilkan kejadian apa adanya sesuai fakta dan. Foto

jurnalistik dinilai oleh orisinalitasnya, dari sebuah peristiwa yang memiliki

nilai berita.

T : Dalam Mengetahui, Makna Pesan Pada Foto Ini, Apakah Tepat

Menggunakan Teknik Analisis Semiotika Pierce Ini ?

J : Hal ini, sudah masuk dalam kajian akademis, “tergantung peneliti

memandang dan menggambarkan foto tersebut” . Contoh pada foto MOU

IMF Presiden Soeharto sedang menandatangani letter of intent dengan

IMF, Michael Camdessus dibelakang menyaksikan momen

penandatanganan itu sambil menyilangkan kedua lengan ke dada, hal itu

dalam budaya jawa menandakan tidak sopan, seorang presiden

Indonesia yang memiliki powerfull dalam berkuasa, menyerah tanpa daya.

Itu foto jurnalistik yang memiliki nilai berita yang bagus. Jadi intinya

penggunaan semiotika tergantung kebutuhan peneliti melihat sebuah

peristiwa dan fenomena yang terjadi.

Page 183: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

183

T : Pandangan Anda Terhadap Masing-Masing Korpus Pada Foto

Jurnalistik Kecelakaan Air Asia Qz 8501 ?

J : Keseluruhan dari foto ini lebih cenderung menampilkan rentetan peristiwa

pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang, dengan di dominasi

oleh kinerja misi kemanusiaan Basarnas dan Tni. Selain itu, pada foto ini

juga menampilkan makna rasa duka, kesedihan yang mendalam pada

keluarga yang ditinggalkan. Nilai berita tetap pesawat yang hilang, maka

dalam setiap foto diperjelas dengan caption foto. Teknis foto dari sudut

pengambilan gambar yang dilakukan oleh fotografer yang masih kurang

namun didukung oleh caption foto dan nilai berita menjadikan beberapa

foto ini layak dan sah dijadikan foto jurnalistik. Maka dari itu foto jurnalistik

harus disertai caption, karena caption ini yang menggambarkan keadaan.

T : Menurut Anda, Apakah ada Dramatisasi foto pada foto jurnalistik

kecelakaan Air Asia QZ 8501 ?

J : “Dramatisasi foto tidak, karena yang utama adalah ada faktanya dulu”

namun beberapa wartawan yang tidak memahami kode etik menciptakan

itu, terutama wartawan kamera. pada foto-foto ini tidak mengandung

dramatisasi, seputar teknis pengambilan objek, angle, frame size dll

merupakan bentuk keahlian fotografer bukan bentuk dramatisasi.

Dramatisasi foto tidak bisa digambarkan dari foto tersebut, namun Teknik

fotografi yang dramatis merupakan bagian dari keahlian fotografer sesuai

peristiwa dan fenomenanya. Fakta adalah fakta yang tidak bisa dirubah-

ubah. Sebagai media berskala nasional Sindo setidaknya telah berhasil

menarik perhatian publik dari foto jurnalistiknya.

Page 184: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

184

CURRICULUM VITAE Reza Achmalyadi

+6285782052009

+6285939967468

[email protected]

[email protected]

PERSONAL DETAIL

• NAMA : Reza AchmalYadi • PLACE AND DATE OF BIRTH : Jakarta, December 29 th 1989 • SEX : Male • NATIONALITY : Indonesia • MARITAL STATUS : Single • ADDRESS (ON ID) : Jl. Layar V No. 45 RT/RW 05/07. Kelapa Dua.

Tangerang. Banten 15810.

• ADDRESS (DOMICILE) : Jl. Rawa Simprug III No.43. RT /RW 03/01. Grogol Selatan. Jakarta Selatan.

• PHONE (MOBILE) : + 628 5782052009 + 628 5939967468

• EMAIL : [email protected] [email protected]

FORMAL EDUCATIONAL BACKGROUND

SCHOOL

PLACE

YEAR

UNIVERSITY

:

Faculty Communication Sciens

Majority Journalist University Prof.Dr.Moestopo

(Beragama)

2011- Present (Final level)

SCHOOL

:

SMA Yuppentek 4 Tangerang

2005-2008

Page 185: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

185

SKILL PERSONALITY & QUALIFICATIONS

Admninistration Skill ;

Document and Data Control, Maintain Document Control System, Quality Data Control

By Warehouse, Project Data Updating. Calculation Cash Drawer.

Assistant Personal Incharge Store Head.

Computer Literate ( MS.Office), Email, Internet (Be Able).

WORK EXPERIENCE – EMPLOYMENT HISTORY

Work Description Place Year

Photographer To Prepare Camera DSLR, Setting Studio Frame, Insert Picture to PC, Filling Photo Picture (Data Based), Cutting Papper Photo, Editing & Cropping Picture Finally Photo, Handle to Costumer Coming, Prapare Customer for to Studio & Phass Photo.

PT. FUJIFILM DIGITAL IMAGE FDI

(Summarecon Mal Serpong, Tangerang)

6 Month

(Start From Oct 2008 Until June 2009)

Crew Photographer & Merchandise Cashier Selling Photo Jobs Activity Kids, Printing Finally Photo, Stock opname Papper Photo, Dailly Check Income Selling, Check Cash Drawer, Calculate income Merchandise selling. To Prepare Camera DSLR, Handle Customer care.

PT. ARYAN INDONESIA

(KIDZANIA)

One Pacific Place SCBD Jakarta

8 Month

(Start From August 2009 Until March

2010)

Page 186: SKRIPSI - Perpustakaan Universitas Prof.DR. Moestopo ...

186

Cashier Calculation Daily Income Selling, Prapare Chash Drawer, Cleanning Showcase, Sending Email to Office (Daily report), Stock opname warehouse and Brandding. Quality Control (QC) In-Out Item, Handle Costumer Troublee, Breiffing every day, Settle EDC Bank evetyday Check Item everyday, Assistent Leeders in Store.

PT. POINT BREAK

INDONESIA (Point Break Store)

Summarecon Mall Serpong Tangerang

1 Year

(2010 until 2011)

Crew Interviewer Litbang Departement (Temporary) Calling all list random Phone number, Check List Phone Finnish by Phone, Fill Form Data Responden. Codding Responden Data.

PT. KOMPAS GRAMEDIA (Redaksi Litbang Kompas)

Jakarta

2011- Present

Internship Journalist To make Shoot list Camera Angle, Cover News, Writting News, Editting Video, Interview Keyperson Important, Share News to Coordinator News by Email

PT. HIRA RAJAWALI INFOMEDIA

(Tabloid Seputar UKM) Jakarta

Internship 3 Moth

March 2013 until July 2013

INFORMAL EDUCATION

-2012 : Workshop Journalist REDAKSI SINDO at University Prof. Dr.Moestopo. Jkt -2014 : Cource TOICE Level 8 at University Prof Dr Moestopo. Jkt -2015 : Survey Indeks Smart City LITBANG KOMPAS at Kelurahan Ketapang, Tgr

Regards, Reza AchmalYadi