HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRIPADA PERAWAT BRAWIJAYA WOMEN & CHILDREN HOSPITAL JAKARTA SELATAN TAHUN 2015 Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian tugas akhir pada program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA Oleh : Maria Hayati 11132029 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRIPADA PERAWAT BRAWIJAYA
WOMEN & CHILDREN HOSPITAL
JAKARTA SELATAN
TAHUN 2015
Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian tugas akhir
pada program studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
Oleh :
Maria Hayati
11132029
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2015
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan hasil penelitian ini telah diperiksa, disetujui untuk untuk dipertahankan
dihadapanTim Penguji Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
Jakarta, Maret 2015
Menyetujui,
Pembimbing
(Etty Ernawaty, SKp, MKep)
Mengetahui,
Kepala Prodi S1 Keperawatan,
(Wasijati, S.Kp, M.Si, M.Kep.)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women &
Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015”, ini telah diujikan dan dinyatakan
Lulus dalam ujian sidang dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal 09Maret 2015.
Penguji I
(Etty Ernawaty, SKp,MKep)
Penguji II
(Widiyo Weni Wigati,SKM.,MARS)
Penguji III
(Lenny Rosbi Rimbun, SKp, MSi, MKep)
iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERTAMEDIKA PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Skripsi, Maret 2015
MARIA HAYATI
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat PelindungDiri pada Perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015
iv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Skripsi, 27 Maret 2015
MARIA HAYATI
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Tenaga kesehatan membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) ketika praktik untuk mengurangi resiko tertular penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan rendahnya penggunaan APD pada perawat. Peneliti melibatkan 65 perawat Brawijaya Women & Children Hospital sebagai responden dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat Brawijaya Women & Children Hospital. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner yang berisi pernyataan tentang pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APD. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD (p=0.010;α 0.05) Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang APD mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD pada perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Kepatuhan, Alat Pelindung Diri Daftar Pustaka : 37 buku (1997-2011) + 2 internet
v
PERTAMEDIKA SCHOOL OF HEALTHS1 NURSING PROGRAM
Skripsi, 27 Maret 2015
MARIA HAYATI
The Correlation of Knowledge Level With Compliance In The Use Personal Protective Equipment ofNurse Brawijaya Women & Children HospitalSouth Jakarta 2015
According to WHO (World Health Organization), the hospital is an integral part of an organization with a social and health care functions to provide complete (comprehensive), healing (curative) and disease prevention (preventive) to the public. Health workers need personal protective equipment (PPE) when practices to reduce the risk of contracting the disease. Several studies show low use of PPE in nurses. Researchers enrolled 65 nurses Brawijaya Women & Children Hospital as respondents using consecutive samplingtechnique. Deskriptif correlation study aimed to determine the relationship of the level of knowledge with the use of PPE in compliance nurse Brawijaya Women & Children Hospital Instruments receipts research questionnaire contains statements about the knowledge and compliance with the use of PPE. The results of this study showed any correlation between the level of knowledge with the use of PPE compliance (p=0.010;α 0.05). The results of this study can be concluded that the level of knowledge of the APD does affect compliance with PPE use in nursing Brawijaya Women & Children Hospital outh Jakarta 2015.
Keywords: Level of knowledge, Compliance, Personal Protective EquipmentBibliography : 37 books ( 1997 - 2011 ) + 2 internet
vi
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Maria Hayati
NIM : 1132029
Mahasiswa S1 Kep. / Angkatan : S1 Non Reguler / Angkatan 7
Menyatakan Bahwa Saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
laporan penelitian Mata Ajar Riset Keperawatan saya yang berjudul:
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women & Children
Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015”.
Apabila suatu saat saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Maret 2015
(Maria Hayati)
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA (STIKes Pertamedika), saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Maria HayatiNIM : 1132029Program Studi : S1 KeperawatanInsitusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKAJenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:“Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
Diri Pada Perawat Brawijaya Women& Children Hospital Jakarta Selatan 2015”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes PERTAMEDIKA berhak menyimpan, mengalihmediakan/formatkan, mengelolah dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : JakartaPada tanggal :Maret 2015Yang menyatakan,
Maria Hayati
viii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Maria Hayati
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 22 Maret 1983
Agama : Islam
Alamat : Jl.Raya Centex RT 005 / RW 03 No. 27 Jakarta Timur
Riwayat Pendidikan :
1. TK Dian Lulus Tahun 1989
2. SD Negeri 07 Jakarta Lulus Tahun 1995
3. SMP Negeri 275 Jakarta Lulus Tahun 1998
4. SMUNegeri 93 Jakarta Lulus Tahun 2001
5. AKPER RS SUMBER WARAS Jakarta Lulus Tahun 2004
6. Sedang menempuh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Pertamedika
sejak tahun 2013
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta
Selatan Tahun 2015”
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset
Keperawatan pada Program Studi Non Reguler SI Keperawatan – Sekolah Tingi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.Peneliti menyadari banyak pihak yang turut
membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada
kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Mardjo Soebiandono, SpB selaku Direktur Utama PERTAMEDIKA dan
Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Dr. Dany Amrul Ichdan, SE, MSc selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. MuhammadAli,SKM,M.Kepselaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
4. Wasijati, Skp, Msi selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Etty Ernawaty, SKp, MKepselaku Pembimbing dengan kesabaran dan
kebaikannya telah membimbing penulis selama proses penelitian ini.
6. Para Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Prof. Nugroho Kampono SpOG. Selaku President Direktur Brawijaya
Women & Children Hospital yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian di RS yang beliau pimpin.
8. Ns. Elis Rohaniah S.Kep Selaku Head Of Nursing Departement yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di Departemen yang beliau
pimpin
x
9. Untuk Papa dan Mama tercinta yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, dan semangat yang tiada hentinya.
10. Anak saya (Ahmad Syauqie) tersayang, yang selalu memberikan dukungan
dan semangat dalam melakukan penelitian ini, sehingga laporan penelitian
ini dapat selesai waktu yang telah ditentukan.
11. Teman–teman Program Studi Non Reguler S1 Keperawatan Angkatan VII –
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
12. Teman-teman perawat Brawijaya Women & Children Hospital atas
keikutsertaan dan kerjasamanya menjadi responden, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai waktu yang telah ditentukan.
13. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan berkat-Nya kepada semua
yang telah membantu peneliti dalam mewujudkan skripsi ini. Peneliti menyadari
bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangannya, sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan
dan penyusunan hasil penelitian dimasa mendatang.
Jakarta, Maret 2015
Peneliti
Maria Hayati
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................. iii
ABTRACT ................................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
LAMPIRAN 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden Peneliti
xvii
LAMPIRAN 2 Kuesioner Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015
LAMPIRAN 3 Surat Ijin Uji Validitas di RSIA Hermina Jatinegara Jakakarta Timur
LAMPIRAN 4 Surat Ijin Penelitian di Brawijaya Women & Children Hospital
LAMPIRAN 5 SPSS
LAMPIRAN 6 Uji Normalitas
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pendahuluan pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
sebagai data dasar dalam penelitian yang akan dilakukan. Studi pendahuluan
meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat
penelitian
A. Latar Belakang Masalah
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan
yang memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan tersebut dilaksanakan
secara paripurna , meiputi aspek promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif
yang berkesinambungan (Siregar, 2004).
Rumah sakit juga berfungsi sebagai insitusi yang menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, serta tempat pendidikan atau latihan
tenaga kesehatan, sebagai tempat penelitian serta pengembangan tehnologi
bidang kesehatan. Tenaga kesehatan berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang
dapat mengancam keselamatannya saat bekerja. WHO mencatat kasus infeksi
nosokomial didunia berupa penularan Hepatitis B sebanyak 66.000 kasus,
Hepatitis C 16.000 kasus, dan 1000 kasus penularan HIV (WHO, 2004).
Selain itu, telahdiperkirakan terjadi penularan Hepatitis B (39%), Hepatitis C
(40%), dan HIV (5%) pada tenaga kesehatan diseluruh dunia (Maja,
2009).Asia Tenggara memiliki tingkat infeksi penyakit di rumah sakit yang
cukup tinggi.Angka kejadian infeksi nosokomial di Negara Eropa dan Timur
3
Tengah sebesar 8,7% sedangkan Asia Tenggara lebih tinggi sekitar 10%
(WHO, 2002). Prevalensi infeksi nosokomial di Indonesia pada tahun 2004
menunjukkkan angka 9,1% dengan variasi 6,1-16% (Depkes RI, 2003).
Kejadian infeksi nosokomial yang tinggi merupakan indikator pentingnya
suatu usaha pengendalian infeksi dengan menerapkan standart kewaspadaan
infeksi (standar precaution).Standar precaution pada dasarnya merupakan
transformasi dari universal precaution, suatu bentuk precaution pertama yang
bertujuan untuk mencegah infeksi nosokomial (Kathryn, 2004).WHO (2004)
telah menerapkan tentang pentingnya penerapan standar precaution pada
tenaga kesehatan dalam setiap tindakan untuk mencegah peningkatan infeksi
nosokomial.
Penerapan standar precaution meliputi beberapa macam prosedur salah
satunya dengan menerapkan prosedur penggunaan APD. APD perlu
digunakan oleh perawat di setiap tindakan .APD meliputi penggunaan sarung
tangan, kaca mata pelindung, masker, apron, gaun, sepatu, dan penutup
kepala (WHO, 2004).Penggunaan APD pada perawat merupakan salah satu
bagian dari usaha perawat menyediakan lingkungan yang bebas dari infeksi
sekaligus sebagai upaya perlindungan diri dan pasien terhadap penularan
penyakit (Potter, 2005).
Perawat merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan di rumah sakit
memiliki peran yang besar dalam upaya pengendalian infeksi. Penggunaan
APD wajib dilaksanakan oleh perawat.Keamanan dan keselamatan seluruh
penyedia layanan kesehatan termasuk perawat merupakan bagian penting
dalam menjaga keselamatan (Maja, 2009).Penerapan standar precation bagi
perawat bertujuan untuk melatih dan membiasakan diri selalu mengutamakan
keselamatan dan upaya pengendalian infeksi di rumah sakit.
Penerapan APD dalam standar precaution belum sepenuhnya dijalankan
dengan baik oleh perawat. Haryanti (2009) dalam penelitiannya di RSUD
Salatiga mengidentifikasi 40% perawat yang bersikap bertanggungjawab
4
dengan baik terhadap penggunaan APD.Selain itu, Yulia (2009)
mengindentifikasi 49% perawat di RSU Pusat Haji Adam Malik Medan tidak
mengetahui penggunaan APD dengan benar, Penelitian Soni (2011) di Rumah
Sakit Setjonegoro Wonosobo mengidentifikasi 70% perawat melakukan
tindakan tidak sesuai dengan universal precaution. Maja (2009) Selain itu
berdasarkan observasi peneliti tahun 2010 pada rumah sakit tempat praktik,
pengawasan dan penerapan APD pada perawat masih buruk.Penerapan APD
dalam tindakan keperawatan dipengaruhi berbagai faktor.Salah satu faktor
tersebut adalah kepatuhan perawat dalam menggunakan APD.Penggunaan
APD sebagai pencegahan infeksi di rumah sakit merupakan tindakan yang
perlu untuk dilakukan.Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab untuk
menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam menjalankan tindakan
keperawatan (Depkes, 2003).
Berdasarkan hasil pengamatan , observasi dan wawancara ditemukan
perawat Brawijaya Women & Children Hospital yang menderita penyakit
TBC, hepatitis dan selain itu perawat-perawat yang belum patuh
menggunakan APD. Kepatuhan perawat dalam menggunakan APD perlu
diperhatikan. Akan tetapi masih terbatasnya informasi yang menunjukkan
kepatuhan perawat menggunakan APD dengan baik saat praktik membuat
penelitian tentang APD perlu untuk dilakukan.Masih belum terlihat jelas
tingkat pengetahuan dan kepatuhan perawat terhadap aplikasi penggunaan
APD selama praktik telah baik atau belum. Oleh karena itu, informasi terkait
dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
menggunakan APD perlu untuk diketahui untuk mewujudkan keamanan dan
keselamatan antara perawat dengan perawat, perawat dengan petugas lain
yang berada di Rumah Sakit serta perawat terhadap pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik meneliti mengenaihubungan tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat Brawijaya Women
& Children Hospital
B. Perumusan Masalah
5
Tingginya kejadian penularan penyakit merupakan ancaman keselaman kerja
bagi pemberi layanan kesehatan tanpa terkecuali perawat di rumah sakit.
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan di rumah sakit
memiliki risiko yang sama untuk terinfeksi. Kepatuhan menggunakan APD
sebagai upaya pengendalian infeksi sekaligus sebagai keamanan diri di rumah
sakit belum sepenuhnya diketahui dengan baik. Gambaran tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan perawat tentang APD belum sepenuhnya
diketahui dengan baik. Berbagai studi terkait dengan pengendalian infeksi
maupun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD pada
perawat menunjukkan penggunaan APD belum sepenuhnya berjalan dengan
baik. Padahal kepatuhan penggunaan APD yang baik pada perawat merupakan
salah satu upaya pencegahan kejadian infeksi di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat
Brawijaya Women & Children Hospital.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat
pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat
Brawijaya Women & Children Hospital.
2. Tujuan Khusus
Peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi :
a. Gambaran karakteristik perawat Brawijaya Women & Children
Hospital yang meliputi usia, pendidikan, masa kerja
b. Gambaran tingkat pengetahuan yang meliputi : kawasan kognitif,
afektif, psikomotor dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat
Brawijaya Women & Children Hospital
c. Gambaran kepatuhanpenggunaan APD pada perawat Brawijaya
Women & Children Hospital
d. Hubungan kawasan kognitif dengankepatuhan penggunaan APD pada
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
6
e. Hubungan kawasan afektif responden terhadap kepatuhan penggunaan
APD yang dipahami Brawijaya Women & Children Hospital
f. Hubungan kawasan psikomotorik responden terhadap kepatuhan
penggunaan APD yang dilaksanakan Brawijaya Women & Children
Hospital
g. Hubungan usia responden terhadap kepatuhan penggunaan Alat
Pelindung Diri yang dilaksanakan di Brawijaya Women & Children
Hospital
h. Hubungan pendidikan responden terhadap kepatuhan penggunaan Alat
Pelindung Diri yang dilaksanakan di Brawijaya Women & Children
Hospital
i. Hubungan masa kerja responden terhadap kepatuhan penggunaan Alat
Pelindung Diri yang dilaksanakan di Brawijaya Women & Children
Hospital
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bermanfaat untuk
kepentinganakademis maupun bidang praktis secara aplikatif
1. Bidang keilmuan
Brawijaya Women & Children Hospital sebagai tempat dilakukannya
penelitian mendapatkan informasi dan sebagai bahan evaluasi tentang
perawat. Penilitian ini membantu Brawijaya Women & Children Hospital
untuk melakukan evaluasi terhadap penggunaan APD pada
perawat.Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar Brawijaya
Women & Children Hospital untuk menentukan kebijakan.
2. Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perawat khususnya
perawat Brawijaya Women& Children Hospital sebagai responden
penelitian ini.Responden menyatakan bahwa keterlibatannya dalam
penelitiannya ini dapat memberikan informasi tentang APD. Selain itu
responden merasakan penelitian ini bermanfaat untuk evaluasi diri
terhadap pengetahuan, kepatuhan menggunakan APD .Penelitian ini
7
bermanfaat bagi institusi pelayanan kesehatan sebagai informasi dan
sarana evaluasi. Meskipun penelitian ini hanya terbatas pada perawat ,
institusi dapat menggunakan penelitian ini sebagai evaluasi tentang
penggunaan APD pada institusinya. Selain itu, institusi dapat
memperoleh informasi dari penelitian ini dan dapat digunakan dasar
untuk menentukan kebijakan terkait dengan penggunaan APD dan
prinsip safety.
Penelitian ini sebagai informasi atau rujukan bagi penelitian selanjutnya
tentang penggunaan alat pelindung diri sebagai upaya meningkatkan
keamanan dan keselamatan.Hal ini sangat perlu dikembangkan pada
penelitian selanjutnya untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
perawat dalam menjalankan praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Bab ini menguraikan tentang teori dasar dan konsep yang menjadi landasan
pada kerangka penelitian. Pembahasan meliputi uraian hubungan variabel
pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).
1. Teori dan Konsep Terkait
1. Kepatuhan
A. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan
Nasional, 2007) , patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah,
sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
Sarafino (1990) dikutip oleh (Slamet B, 2007), mendefinisikan kepatuhan
(ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga
dapat didefinisikan sebagai perilaku positif penderita dalam mencapai
tujuan terapi (Degresi, 2005). Sedangkan menurut penulis kepatuhan
adalah perilaku yang dilakukan sesuai aturan yang berlaku.Kepatuhan
merupakan suatu hal yang penting agar dapat mengembangkan rutinitas
(kebiaasan) yang dapat membantu dalam mengikuti jadwal yang kadang
kala rumit dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Kepatuhan dapat sangat
sulit dan membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan.
Dengan mengatur, meluangkan waktu dan kesempatan yang diutuhkan
untuk menyesuaikan diri (Tambayong, 2002)
B. Aspek kepatuhan
Penelitian (Roger, 1974) dalam (Notoadjmojo, 2012) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku baru (berperilaku baru),
di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Kesadaran (Awareness)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
7
9
b. Tertarik(Interest)
Merasa tertarik erhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek mulai timbul.
c. Evaluasi (Evaluation)
Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Mencoba (Trial)
Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Menerima (Adoption)
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati 5 tahap
yaitu awarenest (kesadaran), interest (tertarik pada stimulus), evaluation
(mengevaluasi atau menimbang baik tidaknya stimulus) dan trial
(mencoba) serta adoption (subjek telah berprilaku baru). Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh
pengetahuan, dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Lawrence Green (1980) dalam Notoatmojo (2003), perilaku patuh
dipengaruhi oleh 3 faktor utama , yang meliputi faktor predisposisi
(predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor
pendorong (reinforcing factor)
a. Faktor predisposisi (predisponding factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap perawat terhadap
kesehatan, kepercayaan, nilai, keyakinan, dan sebagainya. Faktor-
10
faktor tersebut mempengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam
perilaku kesehatan
b. Faktor pendukung (enabling factor)
Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Faktor ini meliputi
lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor)
Faktor yanng memperkuat terjadinya perubahan perilaku. Faktor ini
meliputi sikap dan praktik petugas kesehatan maupun tokoh
masyarakat (Notoatmodjo, 2003)
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan peralatan yang digunakan tenaga kesehatan
untuk melindungi diri dan mencegah infeksi nosokomial. Tujuan
penggunaan APD untuk melindungi kulit dan selaput lendir tenaga
kesehatan dari pajanan semua cairan tubuh dari kontak langsung dengan
pasien (Depkes RI, 2003; Potter & Perry , 2005; Rosdahl & Marry, 2008;
WHO, 2004).
Macam-macam APD
1. Sarung tangan
Pemakaian sarung tangan merupakan bagian penting dari standar
precautionbagi perawat yang sering berinteraksi dengan pasien maupun
alat-alat yang terkontaminasi. Sarung tangan dapat membantu perawat
untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang
terkontaminasi (Depkes RI, 2003). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan sarung tangan meliputi (Depkes RI, 2003; Rosdahl & Marry,
2008: WHO, 2004):
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan
b. Mengganti sarung tangan bila berganti pasien atau sobek
c. Mengganti sarung tangan segera setelah melakukan tindakan
11
d. Menggunakan sarung tangan saat menggunakan alat nonkontaminasi
e. Menggunakan sarung tangan satu prosedur tindakan
f. Menghindari kontak dengan benda-benda selain dalam tindakan
g. Menghindari penggunaan atau mendaur ulang kembali sarung tangan
sekali pakai.
Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya perlu memperhatikan jenis dari
sarung tangan yang digunakan. Sarung tangan secara umum terdiri dari
dua jenis yaitu sarung tangan bersih dan steril. Perawat perlu
menggunakan sarung tangan bersih jika akan kontak dengan kulit, luka,
atau benda yang terkontaminasi. Sarung tangan steril dapat digunakan
dalam tindakan bedah dan kontak alat-alat steril (Potter & Perry, 2005).
2. Alat pelindung wajah
Alat pelindung wajah merupakan peralatan wajib perawat untuk menjaga
keamanan dirinya dalam menjalankan asuhan keperawatan Alat pelindung
wajah dapat melindungi selaput lendir dibagian mulut, hidung, dan mata
perawat terhadap resiko percikan darah maupun cairan tubuh pasien
(Hegner, 2010). Alat pelindung wajah terdiri dari dua alat yaitu masker
dan kaca mata pelindung (Depkes RI, 2003). Kedua jenis alat pelindung
diri tersebut dapat digunakan terpisah maupun bersamaan sesuai dengan
jenis tindakan.
Masker bagian dari alat pelindung wajah khususnya untuk melindungi
membran mukosa pada mulut dan hidung perawat ketika berinteraksi
dengan pasien. Masker dianjurkan untuk selalu digunakan perawat ketika
melakukan tindakan dengan semua pasien khususnya pasien TB (Depkes
RI, 2003). Hal ini diharapkan mampu melindungi perawat terhadap
transmisi infeksi melalui udara. Secara umum masker dibagi menjadi dua
jenis yaitu masker standart dan masker khusus yang dibuat untuk
menyaring partikel-partikel atau mikroorganisme kecil (Rosdahl & Marry,
2008). Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker
(Rosdahl & Marry, 2008; WHO, 2004):
12
a. Memasang masker sebelum memasang sarung tangan
b. Tidak dianjurkan menyentuh masker ketika menggunakannya
c. Mengganti masker ketika kotor dan lembab
d. Melepas masker dilakukan setelah melepaskan sarung tangan dan cuci
tangan
e. Tidak membiarkan masker menggantung dileher
f. Segera melepaskan masker jika tidak digunakan
g. Tidak dianjurkan menggunakan kembali masker sekali pakai
Kacamata sebagai bagian dari APD yang bertujuan melindungi mata. Kaca
mata digunakan untuk mencegah masuknya cairan darah maupun cairan
tubuh lainnya pada mata (Potter & Perry, 2005). Penggunaan kaca mata
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tindakan yang memiliki resiko
tinggi terapapar dengan darah atau cairan tubuh lainnya.
3. Penutup kepala
Penutup kepala sebagai bagian dari standard precaution memiliki fungsi
dua arah. Fungsi pertama, penutup kepala membantu mencegah terjadinya
percikan darah maupun cairan pasien pada rambut perawat (Depkes RI,
2003). Selain itu, penutup kepala dapat mencegah jatuhnya
mikroorganisne yang ada dirambut maupun kulit kepala ke area steril
(Depkes RI, 2003). Kedua fungsi tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh perawat.
4. Cover grown (gaun pelindung)
Gaun pelindung dapat memberikan manfaat bagi perawat untuk
melindungi kulit dan pakaian dari kontaminasi cairan tubuh pasien. Gaun
pelindung wajib digunakan ketika melakukan tindakan irigasi, menangani
pasien dengan perdarahan massif, melakukan pembersihan luka, maupun
tindakan lainnya yang terpapar dengan cairan tubuh pasien (Depkes RI,
2003). Gaun pelindung termasuk juga seragam kerja jika terdapat kotoran
yang berasal dari cairan tubuh perawat harus segera diganti. Gaun
pelindung terdiri dari beberapa macam berdasarkan pada kegunaannya.
13
Terdapat dua jenis gaun pelindung yaitu gaun pelindung steril dan non
steril (Depkes RI, 2003). Gaun steril digunakan untuk memberikan
perlindungan ketika berada di area steril seperti seperti diruang bersalin,
ICU, rawat darurat, dan pada tindakan yang membutuhkan prosedur steril.
Gaun non-steril digunakan pada tindakan selain pada tindakan
sebelumnya.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu mengetahui
penggunaan gaun pelindung secara benar. Penggunaan gaun pelindung
secara benar dapat melindungi perawat dari bahaya infeksi. Hal-hal yang
perlu diperhatikan perawat dalam penggunaan gaun pelindung meliputi
(Rosdahl & Marry, 2008):
a. Bagian dalam gaun adalah bersih dan bagian luarnya adalah yang
nantinya harus dijaga (disesuaikan dengan jenis gaunnya)
b. Ukuran gaun pelindung harus cukup panjang dan dapat menutupi
seragam perawat bagian depan dan belakang namun tidak menutupi
lengan
c. Jika menggunakan seragam lengan panjang, seragam harus
digulung diatas siku dan perawat baru menggunakan gaun
pelindung
d. Ketika hendak melepaskan gaun pelindung, cara melepaskan
adalah dari dalam keluar untuk mencegah kontaminasi cairan
seragam
e. Setelah melepas gaun jangan lupa untuk selalu mencuci tangan
sebelum melakukan aktifitas lain.
5. Alas kaki (Sepatu)
Alas kaki merupakan bagian dari APD yang perlu untuk digunakan. Alas
kaki melindungi perawat atau pun petugas kesehatan terhadap tumpahan
atau percikan darah maupun cairan tubuh yang lain. Penggunaan alas kaki
juga bertujuan untuk mencegah kemungkinan tusukan benda tajam
maupun kejatuhan alat kesehatan (Depkes RI, 2003). Standar alas kaki
14
yang memenuhi APD adalah alas kaki yang menutupi seluruh ujung jari
dan telapak kaki serta terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan tahan
tusukan (Rosdahl & Marry, 2008). Penggunaan alas kaki termasuk juga
sepatu yang dipakai sehari-hari harus memenuhi standar tersebut dan juga
penggunaan sepatu khusus seperti sepatu khusus diruang tertentu missal
ruang operasi, ICU, isolasi, ruang bersalin, ruang jenazah (Depkes RI,
2003).
3. Pengetahuan
1) Pengertian
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2003).Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan
adalah hasil “tahu” , dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu.pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni: indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang cukup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima. Oleh sebab
itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan dan
menyebutkan.
15
c. Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteksatau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
sesuatu objek ke dalam sesuatu komponen–komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis yang menunjukan kepada sesuatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Menurut Benjamin S Bloom (dalam Azwar, 2005), dijelaskan bahwa
pengetahuan atau knowledge terdiri atas beberapa konsep pokok, antara lain:
a. Knowledge of Specifics
Kawasan ini mengukur tingkat pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan
hal-hal yang pokok. Knowledge ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu knowledge
of terms (pengetahuan tentang syarat suatu hal) dan knowledge of specific facts
(pengetahuan yang berkaitan dengan keadaan atau fakta-fakta yang berkaitan
dengan hal-hal tertentu).
b. Knowledge of Ways and Means of Dealing with Specifics
Kawasan ini mengukur tentang pengetahuan yang berhubungan dengan cara
dan alat yang menyangkut pencapaian hal-hal yang pokok dan mendasar.
16
Knowledge ini terbagi lagi menjadi empat, yaitu knowledge of conventions
(pengetahuan tentang kesesuaian suatu hal), knowledge of trends and
sequences (pengetahuan tentang kecenderungan terhadap suatu hal),
knowledge of classifications and categories (pengetahuan tentang
pengelompokkan dan kategori suatu hal), knowledge of criteria (pengetahuan
tentang kriteria suatu hal), knowledge of methodology (pengetahuan yang
berkaitan dengan metode atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu).
c. Knowledge of the Universals and Abstraction in a Field
Pengetahuan yang berkaitan dengan unsur-unsur suatu hal serta pemisahannya
menjadi bagian-bagian yang lebih spesifik. Knowledge ini dibagi lagi menjadi
dua, yaitu knowledge of principles and generalizations (pengetahuan tentang
hal-hal yang mendasar dan tinjauannya secara umum) dan knowledge of
theories and structures (pengetahuan tentang teori dan struktur yang mendasari
suatu hal).
2) Aspek tingkat pengetahuan
Aspek kognitif, afektif dan psikomotorik merupakan pengklasifikasian prilaku
individu menurut Blomm. Yang mana hasil belajar yang berupa perubahan
prilaku yang terbagi dalam tiga aspek tersebut.
a. Aspek kognitif merupakan kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau berpikir/nalar. Di dalamnya mencakup pengetahuan
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi
operasional yang mendasari penelitian. Kerangka konsep ini sebagai dasar
penelitian dalam menjalankan penelitian sedangkan hipotesis sebagai landasan
peneliti untuk mengetahui tujuan penelitian. Definisi operasional sebagai
penjabaran penjelasan-penjelasan dari variabel-variabel yang diteliti sehingga
memudahkan peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan.
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan landasan berfikir yang dikembangkan berdasarkan
pada teori yang ada. Kerangka konsep memberikan gambaran sederhana tentang
landasan berfikir penelitian dengan menunjukkan variable-variabel penelitian
dan keterkaitan antar variabel (Sopiyudin, 2008). Kerangka konsep penelitian ini
terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel
indepen terdiri dari tingkat pengetahuan sedangkan variabel dependen yaitu
kepatuhan penggunaan APD pada perawat.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada perawat Brawijaya Women &
Children Hospital. Dalam penelitian ini yang diamati tingkat pengetahun,
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri yang dipengaruhi faktor pemungkin
yaitu usia, pendidikan dan masa kerja perawat Brawijaya Women & Children
Hospital.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya
Women & Children Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015
Variabel Independen Variabel Dependen24
26
Variabel Confounding
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dali sementara,
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo,
2010).
Aspek tingkat pengetahuan :
1. Aspek kognitif
2. Aspek afekif
3. Aspek psikomotorik
Kepatuhan perawat
menggunakan APD
Gambaran karakteristik Perawat :
1. Usia
2. Pendidikan
3. Masa kerja
27
Dari Hipotesis tersebut peneliti menarik kesimpulan dalam bentuk yang masih
sementara dan harus dibuktikan kebenarannya. Maka pada proposal penelitian ini
hipotesisnya antara lain adalah sebagai berikut :
Ho:
1. Tidak ada hubungan antara aspek kognitif dengan kepatuhan penggunaan
APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
2. Tidak ada hubungan antara aspek afektif dengan kepatuhan penggunaan
APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
3. Tidak ada hubungan antara aspek psikomotorik dengan kepatuhan
penggunaan APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
penggunaan APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
5. Tidak ada hubungan antara usia dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
6. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
7. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
Ha:
1. Ada hubungan antara aspek kognitif dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
2. Ada hubungan antara aspek afektif dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
3. Ada hubungan antara aspek psikomotorik dengan kepatuhan penggunaan
APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan
APD perawat Brawijaya Women & Children Hospital
5. Ada hubungan antara usia dengan kepatuhan penggunaan APD perawat
Brawijaya Women & Children Hospital
28
6. Ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
7. Ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan APD
perawat Brawijaya Women & Children Hospital
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah
pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2013). Dalam penelitian
ini definisi operasional variabel dependen, independen, dan konfounding disaikan
dalam table 3.1
Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta
Selatan Tahun 2015.
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Independen1. Aspek
kognitif Aspek yang berkaitan dengan aspek intelektual atau berpikir nalar, diantaranya mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, penguraian, pemanduan, penilaian
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan menggunakan skala Guttman
Benar : 1 Salah : 0
Dikelompokkan dengan menggunakan cut of poin nilai mean = 1.3
1. Kurang Baik < 1.3
2. Baik ≥ 1.3
NOMINAL
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
29
2. Aspek afektif Aspek yang berkaitan dengan aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan, terhadap moral dan sebagainya.
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan menggunakan skala Guttman
Benar : 1 Salah : 0
Dikelompokkan dengan menggunakan cut of poin nilai mean = 4.0
1. Kurang Baik < 0.24
2. Baik ≥ 0.24
NOMINAL
3. Aspek psikomotorik
Aspek yang berkaitan dengan aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot.
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan menggunakan skala Guttman
Benar : 1 Salah : 0
Dikelompokkan dengan menggunakancut of point nilai median = 4.4
1. Kurang Baik < 4.4
2. Baik ≥ 4.4
NOMINAL
4 Tingkat pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui, kepandaian
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 17 pertanyaan menggunakan skala Guttman
Benar : 1 Salah : 0
Dikelompokkan dengan menggunakan cut of pointnilai mean = 0.19
1. Rendah < 0.19
2. Tinggi ≥ 0.19
NOMINAL
Variabel Dependen
1. Kepatuhan Perilaku sesuai aturan dan berdisiplin
Kuesioner Kuesioner terdiri dari 18 pernyataan menggunakan skala Likert
Setuju : 1 Sangat Setuju :2 Tidak setuju :3 Sangat tidak
setuju : 4
Dikelompokkan dengan cut of point nilai Median = 2.3
1. Tidak Patuh < 2.3
2. Patuh ≥ 2.3
NOMINAL
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Konfounding
30
1. Usia Masa kehidupan perawat yang dihitung sejak tanggal kelahiran sampai dengan tanggal penelitian dilakukan.
Kuesioner Mengisi kuesioner 1. ≤ 30 tahun2. > 30 tahun
NOMINAL
2. Pendidikan Adalah jenjang terakhir yang diperoleh individu dengan proses pembelajaran di instansi pendidikan atau sekolah
Kuesioner Mengisi kuesioner 1. Rendah (D3)
2. Tinggi (S1)
NOMINAL
3. Masa kerja Lamanyaperawat bekerja di Rumah Sakit.
Kuesioner Mengisi kuesioner 1. < 5 thn2. ≥ 5thn
NOMINAL
BAB IV
METODE PENELITIAN
31
Bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian.Metodologi penelitian ini terdiri dari beberapa
bagian.Bagian-bagian tersebut meliputi desain penelitian, populasi dan sampel,
tempat dan waktu, etika penelitian, alat pengumpul data, prosedur pengumpulan
data, pengolahan dan analisis data, serta jadwal penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian.Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang
dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman
untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013).
Survey Crossectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, setiap
objek penelitiannya hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo,2010). Rancangan penelitian ini mempunyai keunggulan yaitu :
mudah dilaksanakan, ekonomis dalam hal waktu, dan hasilnya dapat diperoleh
dengan cepat (Notoatmodjo, 2010).
Desain penelitian yang digunakan dalam deskriptif korelasi dengan pendekatan
Survey Crossectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar
variabel independen (tingkat pengetahuan) dengan variabel dependen (kepatuhan).
Korelasi antara suatu variabel dengan variabel yang lain tersebut diusahakan
dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian
diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah
ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2010).
A. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi30
32
Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek (misalnya manusia,
perawat) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003).
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari
saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tersebut (Alimul,2003). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu perawat yang bekerja di Brawijaya Women & Children Hospital
sebanyak 70 perawat.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain sampel adalah elemen-
elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya
(Setiadi, 2013). Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengumpulan
sampel pada penelitian ini menggunakan consecutive sampling yaitu suatu
metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu
yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel
yang diinginkan terpenuhi (Dharma, 2011). Agar karakteristik sampel
tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan
pengambilan data perlu ditentukan kriteria inklusi dan ekslusi.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri–ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sample (Notoatmodjo,
2010).
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Perawat yang bekerja dioperasional Brawijaya Women & Children
Hospital
b. Perawat berpendidikan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan yang
bekerja di Brawijaya Women & Children Hospital
c. Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
33
d. Bersedia sebagai responden dalam penelitian ini.
Sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagi sample (Notoadmojo, 2010). Adapun kriteria
eksklusi sebagi berikut :
a. Perawat yangbukan bagian operasional dan yang tidak bekerja di
Brawijaya Women & Children Hospital
b. Perawat berpendidikan SPK yang bekerja di Brawijaya Women &
Children Hospital.
c. Perawat yang sakit, cuti, sedang mengikuti pelatihan diluar RS.
d. Tidak bersedia sebagai responden dalam penelitian ini.
Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi maka jumlah perawat yang dijadikan
sebagai responden sebanyak 65 orang , dikarenakan jumlah sample < 100
responden maka yang digunakan adalah total sampling.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Brawijaya Women & Children Hospital Jakarta Selatan
Alasan peneliti memilih tempat ini sebagai tempat penelitian adalah karena
peneliti ingin melihat adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Peggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Brawijaya Women & Children
Hospital Jakarta Selatan Tahun 2015
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat penyusunan proposal penelitian, dari
pengumpulan data awal, dan setelah proposal disetujui untuk dilanjutkan sampai
dengan menyebarkan kuesioner penelitian pada Desember 2014 -Februari 2015.
D. Etika Penelitian
Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut. (Hidayat,A.A 2009).
34
a. Informed consent
Infrormed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Pada tanggal 16 Februari 2015
Informed consent tersebut peneliti serahkan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Lalu peneliti menjelaskan
tujuan informed consent agar perawat (responden) mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika perawat (responden) bersedia, maka
mereka menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka
peneliti menghormati hak perawat (responden) tersebut. Saat menjelaskan
informed consent tidak ada perawat yang tidak bersedia menjadi responden,
b. Anomity (Tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
alat ukur. Saat pengisian Kuisioner A peneliti tidak menyediakan kolom pengisian
nama, peniliti menyediakan kolom kode.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada hasil riset.Hal ini langsung
disampaikan oleh peneliti saat pembagian kuisioner pada tanggal 16 Februari
2015.
E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian,
karena data yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner.Penelitian ini menggunakan skala tingkat pengetahuan yang digunakan
untuk mengumpulkan data dengan kuesioner.
35
Kuesioner yang disusun terdiri dari tiga bagian, yaitu data demografi, tingkat
pengetahuan dankepatuhan penggunaan APD.
1. Bagian A untuk data umum yang merupakan data karakteristik responden. Data
tentang karakteristik responden meliputi data tentang umur, pendidikan dan
masa kerja .
2. Bagian B dipergunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang APD
terdiri dari 17 pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya. Jawaban
yang benar mendapatkan nilai 1 sedangkan jawaban yang salah mendapatkan
nilai 2. Soal nomor 2,3,4,5,6,10,11,13,14,15,16,17 jawaban yang benar adalah
Benar. Soal nomor 1,5,7,8,9,12 jawaban yang benar adalah Salah.
3. Bagian C dipergunakan untuk mengukur kepatuhan penggunaan APD terdiri
dari 18 pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat–alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo,2010). Seluruh data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan tekhnik angket atau kuisioner, lembar kuisioner terdiri dari
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti.
Pertanyaan dalam kuisioner berupa pertanyaan tertutup (close ended item)
dimana responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.
2. Uji Instrumen
Instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur
yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data.
a. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. (Notoatmojo,2010). Teknik
pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus product
moment dari pearson dalam program SPSS versi 17.0. Alat ukur yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah, untuk menguji validitas
alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian-bagian alat
ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat
36
ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan
rumus Pearson Product Moment adalah :
r = � (∑��)� (∑� .∑�)√[�∑���(∑�)�] [�∑��� (∑�)²]
Keterangan :
r = Koefisien item yang dicari
N = Jumlah responden
X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
Y = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
Statistik rmerupakan koefisien yang diperoleh dengan menunjukkan
prosedur statistik Pearson’s Product Moment Correlation. Nilai 0
menunjukkan tidak adanya kekuatan, sedangkan +1 atau -1
menggambarkan hubungan yang terkuat/tertinggi.Tanda positif atau
negatif tidak mempengaruhi kekuatan atau pengaruh, yang penting
adalah nilainya.
Pada penelitian ini kuesioner akan diuji coba pada 30 responden di
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: suatu pendekatan dan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima
Chaniago, (2002) http://blog-indonesia.com/blog-archiva-121321-382-htm diunduh 20 November 2014
Dharma, kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, jakarta, Trans Info Media
Degresi, (2004). Ilmu Prilaku Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta
Depkes, RI (2003). Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal di pelayanan kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan
Daryanto. (1997) Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Penerbit Rosda Karya
Departemen Pendidikan Nasional (2007) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed-3. Jakarta : Balai Pustaka
Earl, C.E., (2010) Thai Nursing students knowledge and health beliefs about AIDS and the use of universal precaution. AAOHN Journal: Vol.58, No 8
Habni, Yulia. (2009). Perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rindu A, Rindu B, ICU, IGD , dan Rawat jalan di RSU Pusat Haji Adam Malik Medan. Skripsi : Tidak dipublikasikan, PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Haryanti, A (2009). Gambaran universal precaution di Rumah Sakit umum Salatiga. Universitas Sahid, Surakarta.
Hasibuan, Malayu S.P (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.
Kagan I., Karin L. O., & Tami K (2009). Perceived knowledge of blood-borne pathogens and avoideance of contact with infected patients. Journal of Nursing Scholarship; First Quarte 2009; 41, 1; Academic Research Library pg.13.
Maja, TMM (2009). Precaution useby occupational health nursing students during clinical placement. Adelaide: Tswane University of Technology.
Mardiana, 2005. Manajemen Produksi, Penerbit Badan Penerbit IPWI, JakartaMcGovern, P., Vesley, D Kocher,. Factor affecting universal precautions
compliance. Journal of Business and Psychology; Fall 2000; 15,1; ProQuest pg 149
Nitisemito, Alex. S, (2001), Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Ghalia Indonesia, Jakarta
Notoatmodjo.2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
62
Notoatmodjo, S. (2002). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam.(2003). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaPotter, P. A & Perry, A. G (2005). Foundamental of Nursing . (6th ed).
Philadephia: Mosby
Roshdal, C. Bunker, dan Marry T. Kowaski. (2008). Textbook of basic nursing. (9th ed). Philadelphia : Lippincott
Setiadi (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan , Edisi 2. Yogyakarta, Graha Ilmu
Siregar, Charles. JP., (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. 25-49 , Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Siagian, Sondang (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta : Bumi Aksara
Slamet, B (2007) http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-kepatuhan-2.html. diperoleh tanggal 15/november/2014
Soni (2011) http://journal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/6169/522
Suryabudhi, Maria (2003). Cara merawat Bayi dan Anak-anak. Bandung : Alfabeta
Tambayong, J. (2002). Farmakologi untuk keperawatan. Jakarta : Widya Medika
WHO. (2004). Practical guidenlines for infection control in heath carefacility India : WHO Regional office South East Asia
WHO. (2002). Prevention of hospital-acquired infection. (Ed. Ke-2). Malta: Departement of Communicable Disease.
Uji Normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov :1. Data menyebar normal, jika nilai Sig. ≥ 0.05 2. Data tidak menyebar normal, jika nilai Sig. < 0.05
Ketentuan Mean/Median :1. Cut offs menggunakan Mean, jika data menyebar normal2. Cut offs menggunakan Median, jika data tidak menyebar normal
Tabel Hasil Uji Normalitas
Variabel Sig. Keterangan Cut Offs NilaiKawasan Kognitif 0.000 Tidak Normal Median 7.0Kawasan Afektif 0.000 Tidak Normal Median 4.0Kawasan Psikomotorik 0.000 Tidak Normal Median 3.0Tingkat Pengetahuan 0.000 Tidak Normal Median 14.0Kepatuhan Penggunaan APD 0.000 Tidak Normal Median 55.0