-
i
PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH,
MURABAHAH, ISTISHNA DAN IJARAH TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN NON PERFORMING
FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode Januari 2015 – Juni
2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
SAMIRAH
NIM 21314003
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
-
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706
Fax (0298) 323433 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka
skripsi Saudara:
Nama : Samirah
NIM : 21314003
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi : Perbankan Syariah (S1)
Judul : PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH,
MURABAHAH, ISTISHNA, DAN IJARAH TERHADAP
PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING (STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH
TAHUN 2015-2018)
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat
ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 19 September 2018
Pembimbing
Dr. Anton Bawono M.Si
NIP. 19740320 200312 1 001
-
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Tentara Pelajar No. 02
Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Fax (0298) 323433
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN
PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH,
MURABAHAH, ISTISHNA, DAN IJARAH TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH DENGAN NON PERFORMING FINANCING
(NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Bank Umum Syariah tahun 2015-2018)
DISUSUN OLEH
SAMIRAH
NIM: 213 14 003
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Istitut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada
Tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna
Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : _____________________
Sekretaris Penguji : _____________________
Penguji I : _____________________
Penguji II : _____________________
Salatiga, 25 September 2018
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Samirah
NIM : 21314003
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah,
Istishna, dan Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus Bank Umum Syariah Tahun
2015-2018)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya
saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat
yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis,
Samirah
213 14 003
-
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Samirah
NIM : 21314003
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah S1
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah, Murabahah, Istihna dan Ijarah Terhadap
Profitabilitas Dengan Non
Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening (Studi
Kasus Bank
Umum Syariah di Indoneisa Tahun 2015-2018)” benar bebas dari
plagiat, dan
apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia
menerima sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana
mestinya.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis,
Samirah
213 14 003
-
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Just study, if you think study is hard. Being dumb is
harder”
-Falla Adinda-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini selesai atas ridho dari Sang Maha Pencipta Allah
SWT, dan saya
persembahkan kepada:
Kedua orang tua serta kelima kakak saya yang telah memberi
dukungan dalam
segala hal.
-
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis,
sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta
salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang
telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk
memperoleh
gelar strata satu (S1) dalam Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya
penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan
dan bantuan
dalam berbagai bentuk. Ucapan terima kasih terutama penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri
Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga, serta selaku
dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangka waktu, tenaga dan
pikirannya
untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi
ini.
3. Fetria Eka Yudiana, S.E. M.Si., selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah
S1.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah membekali berbagi ilmu pengetahuan,
sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
-
viii
5. Kedua orang tua dan kakak-kakak saya yang telah memberikan
dorongan
moril, spiritual maupun materiil serta doa restunya dalam
penyusunan
penelitian ini.
6. Teman-teman Bon Cabe (Nurul, Lilis, Duwik, Lina, Ijah), yang
telah
memberikan dukungan, semangat, dorongan dan beberapa ejekan
sehingga
saya dapat sedikit menikmati proses penelitian ini.
7. Wisnu dan Alim, yang selalu memberi motivasi dan inspirasi
walaupun
terkadang kalian tidak tahu diri.
8. Teman-teman kos tercinta, Anik, Encis, Kacrat, Dedeh, Via,
Hikmah,
Muza, dan Anis.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa
mengurangi
rasa hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama
ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat
untuk
kepentingan bersama.
Penulis menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah
mudah
dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi ini
sangatlah jauh
dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.
Dengan rendah
hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun
dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik
dalam penyusunan
di masa mendatang.
-
ix
ABSTRAK
Samirah, 2018 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah,
Istishna, dan Ijarah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum
Syariah
Dengan Non Performing Financing Sebagai Variabel Intervening
Tahun
(2015-2018). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Jurusan
Perbankan
Syariah S1. Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing:
Dr. Anton Bawono M.Si
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, dan
Ijarah
terhadap Profitabilitas (ROA) dengan Non Performing Financing
(NPF) sebagai
variabel intervening. Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh
Bank Syariah di Indonesia yang meliputi Bank Umum Syariah, Unit
Usaha
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Teknik pengambilan
sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang
digunakan sebagai
obyek penelitian adalah Bank Umum Syariah yang terdiri dari 13
bank syariah.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji stasioner, statistik
melalui uji ttest, Ftest,
koefisien determinasi (R2), uji asumsi klasik, uji regresi
berganda dan juga
analisis jalur atau path analysis. Pengolahan data dalam
penelitian ini
menggunakan alat bantu Eviews 9.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji ttest yang
menunjukkan
bahwa variabel mudharabah, istishna, dan ijarah berpengaruh
tidak signifikan
terhadap NPF, kemudian musyarakah dan murabahah berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap NPF. Pembiayaan mudharabah, musyarakah,
murabahah,
istishna berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan
ijarah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Variabel NPF
berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA. Hasil uji Ftest menunjukkan
bahwa
Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna, Ijarah
dan NPF
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Sedangkan hasil
analisis jalur atau path analysis menunjukkan bahwa variabel NPF
tidak dapat
berperan sebagai variabel intervening antara pengaruh pembiayaan
terhadap
profitabilitas (ROA).
Kata kunci : Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah,
Istishna,
Ijarah, Non Performing Financing (NPF), Profitabilitas (ROA)
-
x
DAFTAR ISI
JUDUL
.....................................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
...........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
...................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
.............................................................
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
......................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
.........................................................................
vi
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
vii
ABSTRAK
.............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI
...........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
xii
DAFTAR GRAFIK
..............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................
1
A. Latar Belakang
.........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
....................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
......................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian
....................................................................................
7
E. Sistematika Penulisan
...............................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI
...............................................................................
10
-
xi
A. Telaah Pustaka
........................................................................................
10
B. Kerangka Teori
.......................................................................................
17
C. Kerangka Penelitian
...............................................................................
31
D. Hipotesis
.................................................................................................
32
BAB III METODE
PENELITIAN........................................................................
40
A. Jenis Penelitian
.......................................................................................
41
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
..................................................................
42
C. Populasi dan Sampel
..............................................................................
42
D. Teknik Pengumpulan Data
.....................................................................
43
E. Definisi Konsep dan Operasional
........................................................... 44
F. Teknik Analisis Data
..............................................................................
48
G. Alat Analisis
...........................................................................................
57
BAB IV PEMBAHASAN
.....................................................................................
58
A. Deskripsi Obyek Penelitian
....................................................................
58
B. Analisis Data
..........................................................................................
58
BAB V PENUTUP
..............................................................................................
100
A. Kesimpulan
...........................................................................................
100
B. Saran
.....................................................................................................
102
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................
102
LAMPIRAN
........................................................................................................
108
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
...............................................................
11
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
........................................ 23
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
................................................................
62
Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Tingkat
Level............................................................
64
Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Tingkat First Difference
........................................... 61
Tabel 4.4 Hasil Regresi Variabel Y
.....................................................................
65
Tabel 4.5 Hasil Regresi Variabel Z
......................................................................
69
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ROA (Y)
...................................................................
76
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi NPF (Z)
....................................................................
77
Tabel 4.8 Perbandingan r2 dan R2 Variabel Y
..................................................... 79
Tabel 4.9 Perbandingan r2 dan R2 Variabel Z
...................................................... 80
Tabel 4.10 Uji Heteroskedatisitas ROA (Y)
........................................................ 81
Tabel 4.11 Uji Heteroskedatisitas NPF (Z)
.......................................................... 82
Tabel 4.12 Analisis Jalur Persamaan ROA
......................................................... 97
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis
...........................................................................
102
-
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Uji Normalitas Variabel Y
...................................................................
71
Grafik 4.2 Uji Normalitas Variabel Z
...................................................................
75
Grafik 4.3 Uji Autokorelasi Variabel Y
................................................................
77
Grafik 4.4 Uji Autokorelasi Variabel Z
................................................................
78
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
.............................................................................
35
Gambar 3.1 Kerangka Analisis Jalur
....................................................................
58
Gambar 4.1 Model Analisis
Jalur..........................................................................
96
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat market share bank
syariah
sebesar 5,44% dari total market share perbankan secara umum.
Padahal
peluang dari perbankan syariah cukup besar dikarenakan
masyarakat
Indonesia mayoritas beragama Islam. Oleh sebab itu perlu
adanya
peningkatan kualitas dari pihak perbankan, sehingga bank syariah
akan
semakin dilirik dan dipilih oleh nasabah.
Untuk mengetahui kualitas perbankan dapat dilihat dari kinerja
serta
kelangsungan usaha perbankan yang dipengaruhi oleh penghimpunan
dana
dan penyaluran dana. Penghimpunan dana yang diperoleh dari
masyarakat
biasanya disimpan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, baik
dengan
prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah. Sedangkan penyaluran
dana
dilakukan oleh bank syariah melalui pembiayaan dengan empat
pola, yaitu
prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, prinsip sewa dan pola
pinjaman (qardh)
(Ascarya, 2013:123).
Bentuk pembiayaan yang menggunakan prinsip bagi hasil yaitu
pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Untuk pembiayaan
dengan
prinsip jual beli dengan pengambilan keuntungan berdasarkan
mark
up/margin yaitu pembiayaan Murabahah Istishna dan Salam.
Sedangkan
untuk pembiayaan yang menggunakan prinsip sewa yaitu Ijarah.
-
2
Parameter untuk mengukur kinerja atau profitabilitas
perbankan
syariah dapat dilihat dari kualitas pembiayaan bank tersebut.
Siamat dalam
Rahman dan Rochmanika (2012:3) menyatakan bahwa penyaluran
pembiayaan merupakan kegiatan yang mendominasi pengalokasian
dana
bank. Penggunaan dana untuk penyaluran pembiayaan ini mencapai
70%
sampai 80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu, sumber
utama
pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran pembiayaan baik
dalam
bentuk bagi hasil, mark up, maupun pendapatan sewa. Semakin
baik
pembiayaan suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank
tersebut.
Beberapa penelitian yang mendukung bahwa pembiayaan
berpengaruh
terhadap profitabilitas yaitu penelitian yang dilakukan Amalia
dan Fidiana
(2016:15) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah, dan istishna berpengaruh
terhadap
profitabilitas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pratama,
dkk
(2017:53) menunjukkan hasil bahwa pembiayaan mudharabah,
musyarakah dan sewa ijarah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2016:73) juga menunjukkan
hasil
bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah dan sewa ijarah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Pengaruh pembiayaan terhadap laba kemungkinan tidak
berpengaruh
secara langsung akan tetapi melalui variabel lain yang bisa
menjadi
mediasinya (intervening). Dalam penelitian ini, Non
Performing
Financing (NPF) digunakan sebagai variabel yang memediasi
antara
-
3
variabel independen dan dependen. Karena pada saat bank
menyalurkan
pembiayaan akan dihadapkan dengan risiko, salah satu indikator
untuk
mengukur risiko tersebut yaitu Non Performing Financing
(NPF).
Terdapat hubungan negatif antara risiko pembiayaan dengan
tingkat
keuntungan yang diperoleh bank. Hal ini berarti bahwa semakin
besar
risiko pembiayaan yang dikucurkan bank kepada nasabah, maka
tinggkat
profitabilitas akan menurun. Pembiayaan yang memiliki risiko
akan
memiliki potensi kegagalan dalam pengembalian besar
pembiayaan
kepada bank. Kegagalan dalam pengembalian pembiayaan dapat
mempengaruhi pendapatan bank. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh
Wahyuni (2016:9) menunjukkan hasil bahwa NPF dapat memediasi
pengaruh pembiayaan murabahah terhadap kinerja bank umum
syariah.
Menurut Muhammad (2011:358) risiko pembiayaan muncul jika
bank
tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga
dari
pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang
dilakukannya.
Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu
mudahnya
bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena
terlalu
dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga
penilaian
kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan
risiko
usaha yang dibiayainya.
Untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat
diukur
menggunakan ROA (Return On Asset) yang menggambarkan
kemampuan
perusahaan memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber
daya
-
4
yang ada. ROA dapat menunjukkan efisiensi manajemen dalam
penggunaan asset untuk mendapatkan keuntungan. ROA merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan
rata-rata
aktiva (Muhamad, 2002:245).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya
adalah penggunaan 5 jenis akad pembiayaan pada bank syariah
sebagai
variabel independen, kemudian menambahkan variabel intervening
berupa
NPF, serta objek dan periode yang digunakan yakni Bank Umum
Syariah
di Indonesia tahun 2015-2018. Penelitian mengenai faktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum syariah dirasa
masih
relevan untuk dilakukan, agar perbankan dapat mengkaji
produk-produk
pembiayaan serta menekan risiko pembiayaan yang mungkin
terjadi
sehingga diharapkan mampu mendukung pertumbuhan perbankan
syariah.
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang
“Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna dan
Ijarah
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia dengan
Non
Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini dapat
penulis
rumuskan permasalahan pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap tingkat
NPF
Bank Umum Syariah ?
-
5
2. Sejauh mana pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap tingkat
NPF
Bank Umum Syariah ?
3. Sejauh mana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat
NPF
Bank Umum Syariah ?
4. Sejauh mana pengaruh pembiayaan istishna terhadap tingkat
NPF
Bank Umum Syariah ?
5. Sejauh mana pengaruh pembiayaan ijarah terhadap tingkat NPF
Bank
Umum Syariah ?
6. Sejauh mana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah ?
7. Sejauh mana pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap
profitabilitas
Bank Umum Syariah ?
8. Sejauh mana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
profitabilitas
Bank Umum Syariah ?
9. Sejauh mana pengaruh pembiayaan istishna terhadap
profitabilitas
Bank Umum Syariah ?
10. Sejauh mana pengaruh pembiayaan ijarah terhadap
profitabilitas Bank
Umum Syariah ?
11. Sejauh mana pengaruh tingkat NPF terhadap profitabilitas
Bank
Umum Syariah ?
12. Sejauh mana peran NPF sebagai variabel intervening yang
memediasi
pengaruh antara pembiayaan mudharabah, musyarakah,
murabahah,
istishna, dan ijarah terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah
?
-
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka tujuan daripada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah
terhadap
tingkat NPF bank umum syariah.
2. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan musyarakah
terhadap
tingkat NPF bank umum syariah.
3. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
tingkat NPF bank umum syariah.
4. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan istishna terhadap
tingkat
NPF bank umum syariah.
5. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan ijarah terhadap
tingkat NPF
bank umum syariah.
6. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah
terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
7. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan musyarakah
terhadap
profitabilitas bank umum syariah
8. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
profitabilitas bank umum syariah
9. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan istishna terhadap
profitabilitas bank umum syariah
10. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan ijarah terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
-
7
11. Untuk menganalisis pengaruh NPF terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
12. Untuk menganilis peran NPF sebagai variabel intervening
yang
memediasi pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah,
murabahah, istishna dan ijarah terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang
membacanya maupun yang terkait secara langsung didalamnya.
Adapun
kegunaan penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti terhadap
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Umum
Syariah di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi Bank
Umum
Syariah dalam memahami variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap
profitabilitas bank. Selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan
pertimbangan untuk penetapan strategi dan pengembangan guna
memberikan kepuasan bagi nasabahnya.
-
8
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti
lain yang
ingin mengembangkan lebih lanjut penelitian ini.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang
terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari
keseluruhan skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut
:
Bab I Pendahuluan, Bab ini merupakan pengantar dari masalah
yang
akan dibahas yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan,
manfaat serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, Bab ini berisi tentang telaah pustaka
merupakan
penjelasan dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan
penelitian yang dilakukan, kerangka teori yang berisi bangunan
teori dan
konsep yang akan digunakan untuk menganalisis, kerangka
penelitian
berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model
penelitian
yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau persamaan
, dan
hipotesis penelitian berisi hipotesis yang diajukan.
Bab III Metode Penelitian, Bab ini penulis memaparkan
tentang
metodologi penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
sampel,
tehnik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep
dan
operasional, instrumen penelitian, pengujian instrumen
penelitian dan alat
analisis.
Bab IV Analisis Data, Berisi analisis data yang menjelaskan
tentang
deskripsi obyek penelitian, analisis data yang meliputi 3 bagian
analisis
-
9
terhadap tiap variabel , pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil uji
hipotesis dan berupa gambaran umum obyek penelitian dan
deskripsi.
Bab V Penutup, Berisi kesimpulan yang menjelaskan tentang
hasil
penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah
dan
tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas.
Sedangkan saran
merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar
saran yang
dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat
dikembangkan menjadi bahan kajian peneliti berikutnya.
-
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya
laba
menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan
telah
menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru
dapat
diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aset
atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Return on assets (ROA)
menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari
pengelolaan asset
yang dimiliki (Kasmir, 2014:196).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amalia dan Fidiana
(2016:1)
menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah,
dan
istishna berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Kemudian
penelitian oleh
Pratama, dkk (2017:53), hasil penelitiannya mengatakan bahwa
pembiayaan
mudharabah, musyarakah, serta sewa ijarah berpengaruh positif
dan
siginifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan
oleh Lubis
(2016:1), juga menunjukkan hasil bahwa pembiayaan
mudharabah,
musyarakah dan sewa ijarah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan
Rochmanika
(2012:1) menunjukkan hasil bahwa Pembiayaan Mudharabah
berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh
Bellina (2017:1)
juga menunjukkan bahwa pembiayaan jual beli berupa murabahah
dan
-
11
istishna berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Kemudian
penelitian oleh
Faradilla, dkk (2017:10) menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah
dan
mudharabah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Dari beberapa ringkasan penelitian terdahulu memiliki hasil yang
berbeda-
beda dan ada pula yang sama, maka dari itu berikut tabel yang
berisikan hasil
dari penelitian terdahulu:
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas
No Peneliti dan Judul
Penelitian Nama Jurnal Variabel Hasil
1 Nur Amalia dan
Fidiana (2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Akuntansi
Vol. 5, No. 5
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
istishna, dan
ijarah
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
2 Aulia Fuad Rahman
dan Ridha
Rochmanika (2012)
Jurnal
Ekonomi dan
Bisnis
Islam,Vol.8
No.1
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
dan istishna
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
3 Achmad Syaiful Nizar
dan Moch. Khairul
Anwar (2015)
Jurnal
Akuntansi
AKRUAL 6 (2)
(2015): 127-
143
Pembiayaan
jual beli dan
bagi hasil
Pembiayaan
mudharabah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
4 Cut Faradilla,
Muhammad Arfan,
dan M. Shabr (2017)
Jurnal Magister
Akuntansi.
Volume 6, No.
3
Murabahah,
istishna,
ijarah,
mudharabah
dan
musyarakah
Pembiayaan
mudharabah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
5 Dizere Alice Bellina Pembiayaan Pembiayaan
-
12
(2017) jual beli dan
bagi hasil
mudharabah
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
keuangan
6 Akfina Hasanah
(2015)
Murabahah,
musyarakah,
mudharabah
Pembiayaan
mudharabah
berpengaruh
positif terhadap
kinerja
keuangan
7 Nadia Arini Haq
(2015)
Perbanas
Volume 1,
Nomor 1,
November
2015
Pembiayaan
bagi hasil
Mudharabah
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas
1 Ditha Nada Pratama,
Lia Dwi Martika, Teti
Rahmawati (2017)
JRKA Volume
3 Isue 1
Murabahah,
musyarakah
dan ijarah
Pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
2 Nur Amalia dan
Fidiana (2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Akuntansi
Vol. 5, No. 5
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
istishna, dan
ijarah
Pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
3 Atik Ria Pratika
(2013)
Musyarakah,
murabahah,
mudharabah
Pembiayaan
musyarakah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
4 Cut Faradilla,
Muhammad Arfan,
dan M. Shabr (2017)
Jurnal Magister
Akuntansi.
Volume 6, No.
3
Murabahah,
istishna,
ijarah,
mudharabah
dan
musyarakah
Pembiayaan
musyarakah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
5 Achmad Syaiful Nizar
dan Moch. Khairul
Jurnal
Akuntansi
Pembiayaan
jual beli dan
Pembiayaan
musyarakah
-
13
Anwar (2015) AKRUAL 6 (2)
(2015): 127-
143
bagi hasil berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
6 Nadia Arini Haq
(2015)
Perbanas
Volume 1,
Nomor 1,
November
2015
Pembiayaan
bagi hasil
Musyarakah
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas
1 Zaim Nur Afif (2014)
JESTT Vol. 1
No. 8
Pembiayaan
murabahah
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh
positif terhadap
laba bank
umum syariah.
2 Achmad Syaiful Nizar
dan Moch. Khairul
Anwar (2015)
Jurnal
Akuntansi
AKRUAL 6 (2)
(2015): 127-
143
Pembiayaan
jual beli dan
bagi hasil
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
3 Atik Ria Pratika
(2013)
Musyarakah,
murabahah,
mudharabah
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
bank umum
syariah.
4 Aulia Fuad Rahman
dan Ridha
Rochmanika (2012)
Jurnal
Ekonomi dan
Bisnis
Islam,Vol.8
No.1
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
dan istishna
Pembiayaan
murabahah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
5 Nur Amalia dan
Fidiana (2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Akuntansi
Vol. 5, No. 5
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
istishna, dan
ijarah
Pembiayaan
Murabahah
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
6 Yunita Agza dan
Darwanto (2017)
Iqtishadia
Volume 10
Nomor 1 2017
Murabahah,
Musyarakah
Murabahah
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
-
14
Pengaruh Pembiayaan Istishna Terhadap Profitabilitas
1 Dewi Wulan Sari,
Mohamad Yusak
Anshori (2017)
Accounting
And
Management
Journal, Vol.1,
No. 1
Istishna,
murabahah,
mudharabah,
dan
musyarakah
Pembiayaan
istishna tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
profitabilitas
2 Cut Faradilla,
Muhammad Arfan,
dan M. Shabr (2017)
Jurnal Magister
Akuntansi.
Volume 6, No.
3
Murabahah,
istishna,
ijarah,
mudharabah
dan
musyarakah
Pembiayaan
istishna
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
3 Nur Amalia dan
Fidiana (2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Akuntansi
Vol. 5, No. 5
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
istishna, dan
ijarah
Pembiayaan
Istishna
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
4 Aulia Fuad Rahman
dan Ridha
Rochmanika (2012)
Jurnal
Ekonomi dan
Bisnis
Islam,Vol.8No.
1
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
dan istishna
Pembiayaan
istishna
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
5 Achmad Syaiful Nizar
dan Moch. Khairul
Anwar (2015)
Jurnal
Akuntansi
AKRUAL 6 (2)
(2015): 127-
143
Pembiayaan
jual beli dan
bagi hasil
Pembiayaan
istishna
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
Pengaruh Pembiayaan Ijarah Terhadap Profitabilitas
1 Ditha Nada Pratama,
Lia Dwi Martika, Teti
Rahmawati (2017)
JRKA Volume
3 Isue 1
Murabahah,
musyarakah
dan ijarah
Pembiayaan
Ijarah
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas
2 Cut Faradilla,
Muhammad Arfan,
dan M. Shabr (2017)
Jurnal Magister
Akuntansi.
Volume 6, No.
3
Murabahah,
istishna,
ijarah,
mudharabah
Pembiayaan
ijarah
berpengaruh
negatif terhadap
-
15
dan
musyarakah
profitabilitas
3 Syarifah Noor Lubis
(2016)
Ijarah,
mudharabah,
musyarakah
Sewa ijarah
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA
4 Nur Amalia dan
Fidiana (2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Akuntansi
Vol. 5, No. 5
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah,
istishna, dan
ijarah
Pembiayaan
Ijarah
berpengaruh
negatif terhadap
profitabilitas
5 Nanik Eprianti (2017) Vol. 1 No. 1, Ijarah Pembiayaan
Ijarah
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas
Pengaruh Pembiayaan Terhadap NPF
1 Legowati dan Ari
(2016)
Jurnal
Ekonomi
Syariah Teori
dan Terapan
Vol. 3 No. 12
Pembiayaan Pembiayaan
berpengaruh
siginifikan
terhadap NPF
2 Hamdan Bin Osman
(2013)
Artikel Ilmiah Pembiayaan
Mudharabah
dan
Musyarakah
Pembiayaan
mudharabah dan
musyarakah
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap NPF
3 Mustoviah (2017) Pembiayaan
Mudharabah
Pembiayaan
Mudharabah
tidak
berpengaruh
terhadap NPF 4 Zaim Nur Afif (2014)
JESTT Vol. 1
No. 8 Agustus
2014
Pembiayaan
Murabahah
Pembiayaan
Murabahah
berpengaruh
positif terhadap
NPF
5 Mutiara Hanifah
(2016)
Mudharabah,
musyarakah,
murabahah
istishna,
Mudharabah,
musyarakah,
istishna
berpengaruh
-
16
salam positif,
sedangkan
salam dan
murabahah
berpengaruh
negatif terhadap
NPF
6 Imro Atul Mufidah
Dan Fatin Fadhilah
Hasib (2016)
Jurnal
Ekonomi
Syariah Teori
dan Terapan
Vol. 3 No. 5
Mei 2016
Pembiayaan Pembiayaan
berpengaruh
signifikan
terhadap NPF
Pengaruh NPF Terhadap Profitabilitas
1 Medina
Almunawwaroh, dan
Rina Marliana (2018)
Amwaluna,
Vol. 2 No.1
(Januari, 2018),
Hal 1- 17
NPF NPF
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
profitabilitas
2 Endang Fitriana Dan
Hening Widi Oetomo
(2016)
Jurnal Ilmu dan
Riset
Manajemen :
Volume 5,
Nomor 4, April
2016
NPF NPF
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
3 Jihan Amanda Putri
(2017)
NPF NPF
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
4 Rida Hemina dan Edy
Suprianto (2013)
Jurnal
Akuntansi
Indonesia, Vol.
3 No. 2 Juli
2014
NPL/NPF NPL tidak
berpengaruh
terhadap
Profitabilitas
5 Rita Septiani dan Putu
Vivi Lestari (2016)
E-Jurnal
Manajemen
Unud, Vol. 5,
No.1, 2016:
293 - 324
NPL/NPF NPL
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap
profitabilitas 6 Zaim Nur Afif (2014)
JESTT Vol. 1
No. 8 Agustus
2014
NPF NPF tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
-
17
Berdasarkan review penelitian terdahulu (tabel 1) maka
perbedaan
dari penelitian terdahulu terletak pada beberapa hal sebagai
berikut:
1. Terdapat beberapa penelitian dengan hasil yang berbeda
sehingga
peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan dengan
melakukan
transformasi variabel.
2. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan hasil temuan
yang
bertentangan dengan teori.
3. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 5 jenis akad
pembiayaan
sebagai variabel independen dan menambahkan NPF sebagai
variabel
intervening.
4. Sampel menggunakan 13 Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Statistik Perbankan Syariah OJK.
5. Tahun penelitian yang peneliti ingin lakukan lebih up to
date, yaitu
pada tahun 2015-2018.
B. Kerangka Teori
1. Agency Theory
Jensen dan Meckling dalam Wahyuni (2016:3) mendefinisikan
agency
theory sebagai teori hubungan diantara principal dan agen,
dimana
principal telah mendelegasikan wewenang kepada agen dalam
mengelola
usaha serta mengambil keputusan yang berkaitan. Agency Theory
dikenal
sebagai suatu hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan
pihak
pemilik dana dengan pihak pengelola dana. Dalam penerapannya
pemilik
-
18
dana (principal) memberi otorisasi terhadap managemen selaku
agen
(agency relationship), tetapi kemudian terjadi perbedaan
kepentingan.
Kepentingan yang berbeda tersebut dapat menyebabkan asimetri
informasi
dari agen terhadap principal.
Agency Theory dapat dipahami dalam pembiayaan lembaga
perbankan
syariah. Bank syariah sebagai principal mempercayakan nasabah
sebagai
agen untuk mengelola dana dan akan mengembalikan dana yang
telah
diberikan oleh bank syariah. Kepercayaan yang diberikan oleh
bank
syariah kepada nasabah, mempunyai harapan agar nasabah
bertindak
sesuai dengan tujuan bersama yang dibuat di awal akad
pembiayaan
sehingga bank syariah ataupun nasabah dapat memperoleh
keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan yang diberikan akan
menjadi
pendapatan dan akan meningkatkan laba bank syariah sehingga
profitabilitas dari bank syariah akan meningkat (Nizar dan
Anwar,
2015:129).
2. Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014:2) bank syariah merupakan sebuah
lembaga
perbankan yang pada prinsipnya berpegang pada syariat Islam.
Tujuan
utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini
adalah tiada
lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap
aspek
kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah
(Antonio,
2001:18). Dengan adanya bank syariah, diharapkan kegiatan
ekonomi
-
19
yang berkaitan dengan bank akan terbebas dari bunga/riba seperti
yang
terdapat di bank konvensional.
Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah
memiliki
beberapa kesamaan , terutama dalam sisi teknis penerimaan
uang,
mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan,
syarat-syarat
umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal,
laporan
keuangan, dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak
perbedaan
mendasar di antara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek
legal,
struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja
(Antonio,
2001:29). Berikut penulis sajikan tabel perbedaan antara bank
syariah dan
konvensional menurut Antonio (2001:34), sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perbedaan Bank Syariah Dan Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
Melakukani investasi-investasi yang
halal saja
Investasi yang halal dan haram
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
beli dan sewa
Memakai perangkat bunga
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk debitur-kreditur
Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa Dewan
Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
-
20
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis
besar
produk perbankan syariah dibagi menjadi tiga yaitu produk
penyaluran
dana atau sering disebut dengan pembiayaan, produk penghimpunan
dana
dan jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya (Yudiana,
2014:23).
3. Pembiayaan
Menurut Muhamad (2002:260) Pembiayaan secara luas berarti
financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan
untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri
maupun dijalankan oleh orang lain.
Pembiayaan Menurut Yudiana (2014:33) dalam konteks bank
syariah
pembiayaan merupakan suatu produk yang ditawarkan oleh bank
kepada
nasabah atau masyarakat yang membutuhkan guna menunjang
kegiatan
perekonomian atau dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.
Berdasarkan sifat penggunaannya, menurut Antonio (2001:160)
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai berikut :
a. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan
untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
meningkatkan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi.
b. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
-
21
Sedangkan menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat
dibagi
menjadi dua hal berikut :
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif
yaitu
jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu
peningkatan
kualitas atau mutu hasil produksi dan (b) untuk keperluan
perdagangan
atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
b. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
barang-
barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang
erat
kaitannya dengan itu.
Produk pembiayaan ditujukan untuk mendapatkan manfaat baik
bagi
para deposan, bank syariah maupun bagi para nasabah peminjam
dan
dunia usaha. Produk pembiayaan bank syariah menurut Yudiana
(2014:23)
di kelompokkan dalam tiga prinsip, yaitu : (a) prinsip jual beli
yang terdiri
dari Murabahah, Salam, dan Istishna, (b) prinsip sewa atau
Ijarah, (c)
prinsip bagi hasil yang terdiri dari mudharabah dan
musyarakah.
4. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana
atau
shahibul mal menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai
pengelola atau mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif
dengan
syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi sesuai
kesepakatan
yang ditentukan sebelumnya (Ascarya, 2015:60).
-
22
Mudharabah menurut Muhamad (2002:95) merupakan kerjasama
dengan mana shahibul mal memberikan dana 100% kepada
mudharib
yang memiliki keahlian.
Manfaat pembiayaan mudharabah menurut Antonio (2001:98)
adalah
sebagai berikut :
a. Bank akan menikmati penngkatan bagi hasil pada saat
keuntungan
usaha nasabah meningkat.
b. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow
usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
c. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang
benar-
benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang
konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
d. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan
prinsip
bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan
satu
jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan
nasabah sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
Selain manfaat seperti di atas, terdapat beberapa resiko
dalam
pembiayaan mudharabah relatif tinggi. Di antaranya :
a. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang
disebut dalam kontrak
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja
c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak
jujur.
-
23
5. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio, 2001:91).
Menurut Ascarya (2013:51) Musyarakah merupakan akad bagi
hasil
ketika dua atau lebih pengusaha pemilik dana/modal bekerja sama
sebagai
mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah
berjalan.
Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen
perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan. Para pihak
dapat
membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka
juga
dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka
curahkan
untuk usaha tersebut.
Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan secara musyarakah
menurut
Antonio (2001:93), diantaranya sebagai berikut :
a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu
pada
saaat keuntungan usaha nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu
kepaa
nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan
pendapatan usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah
mengalami negative spread.
c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow
usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
-
24
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang
benar-
benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena
keuntungan
yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan
dibagikan.
e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini
berbeda
dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih
penerima
pembiayaan satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan
yang
dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi
krisis
ekonomi.
Selain manfaat seperti di atas, terdapat beberapa resiko
dalam
pembiayaan musyarakah relatif tinggi, yaitu sebagai berikut
:
a. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti
yang
disebut dalam kontrak
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja
c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya
tidak
jujur.
6. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana
penjual
menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian
menjual
kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang
diharapkan
sesuai jumlah tertentu (Ismail, 2016:138). Dalam pembiayaan
murabahah
bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Barang
diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara tangguh
(Muhamad,
2002:91).
-
25
Sedangkan menurut Ascarya (2013, 81) pembiayaan murabahah
merupakan istilah dalam Fiqih Islam yang berarti suatu bentuk
jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang,
meliputi biaya
perolehan dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.
Tingkat
keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau persentase
tertentu dari
biaya perolehan. Pembayaran dapat dilakukan secara (spot) tunai
maupun
dilakukan di kemudian hari yang disepakati bersama.
Sesuai dengan sifat bisnis, transaksi murabahah memiliki
beberapa
manfaat demikian juga risiko yang harus diantisipasi. Manfaat
dari Bai’ al
murabahah salah satunya yaitu adanya keuntungan yang muncul
dari
selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada
nasabah. Selain
itu, sistem murabahahjuga sangat sederhana. Hal tersebut
memudahkan
penangan administrasinya (Antonio, 2001:106).
Beberapa kemungkina risiko yang harus di antisipasi menurut
(Antonio, 2001:107) adalah sebagai berikut :
a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar
angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi apabila harga suatu
barang
di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank
tidak dapat mengubah harga jual beli tersebut.
c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak
oleh
nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam
perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena
itu
sebaiknya dilindungi dengna asuransi. Kemungkinan lain
karena
-
26
nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang
ia
pesan.
d. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang,
maka
ketika kontrak ditandangani barang itu mejadi milik nasabah.
Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya
tersebut,
termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko
untuk
default akan besar.
7. Pembiayaan Istishna
Menurut Ascarya (2016:96) Istishna merupakan bentuk jual
beli
dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan bentuk
jual
beli forward kedua yang dibolehkan oleh syariah. Dalam akad ini,
harga
harus ditetapkan di awal sesuai kesepakatan dan barang harus
memiliki
spesifikasi yang jelas yang telah disepakati bersama.
Istishna adalah akad jual beli antara pemesan atau pembeli
(mustashni)
dengan produsen atau penjual (shani) barang yang
diperjualbelikan harus
dibuat terlebih dulu dengan kriteria yang jelas. Dimana nasabah
(pembeli)
mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual (bank)
atas
jumlah yang telah dibayarkan dan penyerahan barang pesanan
sesuai
dengan spesifikasi dan tepat waktu. Dalam praktiknya,
konsumen
memesan rumah pada bank, dan bank memesan ke pengembang
untuk
dibuatkan rumah. Dengan akad tersebut jual beli dapat
dilaksanakan meski
objeknya belum ada. Istishna hampir sama dengan bai’ salam,
bedanya
-
27
hanya terletak pada cara pembayarannya (Syafi’i, 2007) dalam
Amalia dan
Fidiana(2016:4).
Sebagian fuquha kontemporer berpendapat bahwa bai’
al-istishna
adalah sah atas dasar qiyas dan aturan umum syariah karena itu
memang
jual beli baisa dan si penjual akan mampu mengadakanbarang
tersebtu
pada saat penyerahan. Demikian juga kemungkinan terjadi
perselisihan
atas jenis dan kualitas barang dapat diminimalkan dengan
pencantuman
spesifikasi dan ukuran-ukuran serta bahan material pembuatan
barang
tersebut (Antonio, 2001:114).
8. Pembiayaan Ijarah
Transaksi Ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi
pada
dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun
perbedaannya terletak pada obyek transaksinya (Muhamad,
2002:93). Pada
akhir masa sewa, bank dapat saja menjual bang yang
disewakannya
kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal
ijarah
muntahiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan).
Menurut Riyadi (2007) dalam Amalia dan Fidiana(2016:4)
menyatakan bahwa Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang
dan jasa, melalui upah pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan (ownership atau milkiyah) atas barang
itu
sendiri. Ijarah berarti leasecontract dimana suatu bank atau
lembaga
keuangan menyewakan peralatan (equipment) kepada salah satu
-
28
nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditemukan
secara
pasti sebelumnya (fixed charge). Pada akhir masa sewa, bank
dapat saja
menjual barang yang disewakannya pada nasabah. Karena itu
dalam
perbankan syariah dikenal ijarah muntahiyyah bittamliki (sewa
yang
diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga
jual
disepakati pada awal perjanjian.
Menurut Antonio (2001:119) terdapat beberapa manfaat dan
resiko
yang harus diantisipasi oleh bank dalam pembiayaan ini. Manfaat
dari
transaksi ijarah untuk bank adalah keuntungan sewa dan
kembalinya uang
pokok. Adapun resiko yang mungkin terjadi dalam ijarah adalah
sebagai
berikut :
a. Default, nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja
b. Rusak, asset ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya
pemeliharaan bertambah, terutama bial disebutkan dalam
kontrak
bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.
c. Berhenti, nasabah berhenti di tengah kontrak dan tidak
mau
membeli asset tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung
kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada
nasabah.
9. Non Performing Financing (NPF)
Risiko bagi bank syariah dalam pemberian fasilitas
pembiayaan
adalah tidak kembalinya pokok pembiayaan dan tidak mendapat
imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana telah disepakati
dalam
akad pembiayaan antara bank syariah dan nasabah penerima
fasilitas.
-
29
Disamping itu, juga terdapat risiko bertambah besarnya biaya
yang
dikeluarkan oleh bak dan bertambahnya waktu untuk penyelesaian
Non
Performing Financing (NPF), serta turunnya kesehatan atau
kolektibilitas pembiayaan bank (Wangsawidjaja, 2012:89).
Non performing financing adalah pembiayaan bermasalah yang
dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini jelas akan
mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan
berdampak pada laba yang akan didapat oleh bank (Riyadi,
2014:470).
Rasio NPF Net yaitu rasio setelah pembiayaan bermasalah
tersebut
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau
penyisihan
pengahapusan aktiva produktif (PPAP) yang enjadi acuan Bank
Indonesi maksimal 5%. Jika tinggi rasio NPF Net sebuah bank di
atas
5%, bank tersebut dianggap mempunyai risiko pembiayaan yang
tinggi.
Istilah Non Performing Financing (NPF) dalam bank
konvensional
disebut juga Non Performing Loan (NPL) yaitu kredit yang
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah
mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo
menurut
jadwal yang telah dijanjikan (Leon dan Sonny, 2007:95).
Menurut
Miller dan Noulas (1997) dalam Mukhlis (2012:277) terdapat
hubungan negatif antara risiko kredit dengan tingat keuntungan
yang
diperoleh bank. Hal ini berarti bahwa semakin besar risiko
kredit yang
dikucurkan bank kepada kreditur, makatingkat profitabilitas
akan
-
30
menurun. Kredit yang memiliki risiko akan memiliki potensi
kegagalan dalam pengembalian besar kredit kepadabank.
Kegagalan
dalam pengembalian kredit dapat mempengaruhi pendapatan
bank.
10. Profitabilitas
Menurut Weygandt et al. dalam Rahman dan Rochmanika (2012:2)
rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur
efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang
ditunjukkan
dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan
dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional
dengan kualitas
jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.Tujuan analisis
profitabilitas sebuah
bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai
oleh
bank yang bersangkutan.
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas.
Kuncoro dalam Rahman dan Rochmanika (2012:2) menyatakan
bahwa
ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva
yang tersedia untuk mendapatkan net income. Siamat dalam Rahman
dan
Rochmanika (2012:2) mengemukakan bahwa ROA merupakan rasio
yang
memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam
melakukan
kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa
besar
keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap
rupiah
asetnya.Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
semakin
baik, karena return semakin besar. Muhamad (2002:245)
menyatakan
-
31
bahwa ROA adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net
income)
dengan rata-rata aktiva (average assets).
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan Landasan teori tersebut maka sebagai acuan
merumuskan
hipotesis, berikut sajian kerangka pemikiran teoritis yang di
tuangkan dalam
model penelitian seperti di bawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Dalam kerangka konsep penelitian diatas bahwa variabel X
adalah
pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, isitshna, dan
ijarah,
dengan varibel Y adalah profitabilitas diukur menggunakan ROA
dan sebagai
variabel Z intervening adalah Non Performing Financing (NPF).
Berdasarkan
kerangka diatas maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
-
32
NPF (z) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Profitabilitas (y)= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 +β5Z +
e
Keterangan :
X1 = Pembiayaan Mudharabah
X2 = Pembiayaan musyarakah
X3 = Pembiayaan murabahah
X4 = Pembiayaan Istishna
X5 = Pembiayaan Ijarah
Y = Profitabilitas Bank Umum Syariah
Z = CSR Bank Umum Syariah
e = Standar error
D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat
sementara
terhadap masalah penelitian yang harus di uji kebenarannya
(Wahdany,2015:16). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap tingkat NPF bank
umum
syariah.
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak,
dimana pihak pertama (sahibul maal) sebagai pemilik modal
menyediakan seluruh modalnya (100%) untuk dikelola oleh
pihak
kedua (mudharib) sebagai pengelola dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan. Penelitian sebelumnya oleh Afif
(2014:565)
-
33
menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh positif
terhadap NPF. Dengan kata lain, semakin besar pembiayaan
maka
semakin besar pula tingkat risikonya. Kemudian penelitian
oleh
Legowati dan Ari (2016:1006) menunjukkan hasil bahwa
pembiayaan
berpengaruh terhadap NPF. Berdasarkan uraian tersebut dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat NPF bank umum syariah.
2. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap tingkat NPF bank
umum
syariah.
Musyarakah adalah pembiayaan dengan penyertaan modal, dimana
dua atau lebih mitra berkontribusi untuk memberikan modal
suatu
investasi (Amalia dan Fidiana,2016:3). Penelitian sebelumnya
oleh
Afif (2014:1) menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah
berpengaruh positif terhadap NPF. Dengan kata lain, semakin
besar
pembiayaan maka semakin besar pula tingkat risikonya.
Kemudian
penelitian oleh Legowati dan Ari (2016:1006) menunjukkan
hasil
bahwa pembiayaan berpengaruh terhadap NPF. Berdasarkan
uraian
tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2: Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat NPF bank umum syariah.
3. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat NPF bank
umum
syariah.
-
34
Syafi’i (2007:101) mengemukakan bahwa: “Murabahah adalah
akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan
yang disepakati”.Kalangan perbankan syariah di Indonesia
banyak
menggunakan murabahah secara berkelanjutan (roll
over/evergreen)
seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya murabahah
adalah
kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal).
Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja. Hal ini
mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat
tinggi
(Amalia dan Fidiana, 2016:4).
Penelitian sebelumnya oleh Legowati dan Ari (2016:1006)
menunjukkan hasil bahwa pembiayaan berpengaruh secara
signifikan
terhadap NPF.Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis
sebagai berikut :
H3 : Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat NPF bank umum syariah.
4. Pengaruh pembiayaan istishna terhadap tingkat NPF bank
umum
syariah.
Istishna adalah akad jual beli antara pemesan atau pembeli
(mustashni) dengan produsen atau penjual (shani) barang yang
diperjualbelikan harus dibuat terlebih dulu dengan kriteria yang
jelas.
Dalam praktiknya, konsumen memesan rumah pada bank, dan bank
memesan ke pengembang untuk dibuatkan rumah. Dengan akad
-
35
tersebut jual beli dapat dilaksanakan meski objeknya belum
ada
(Amalia dan Fidiana, 2016:4).
Penelitian yang dilakukan Legowati dan Ari (2016:1006)
“Pengaruh Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan Terhadap
Non
Performing Financing Pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) Di Indonesia” menunjukkan hasil bahwa
pembiayaan berpengaruh secara signifikan terhadap NPF.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Pembiayaan Istishna berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat NPF bank umum syariah.
5. Pengaruh pembiayaan ijarah terhadap tingkat NPF bank umum
syariah.
Menurut Muhammad (2005) dalam Eprianti (2017:22) transakasi
ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna),
bukan
kepemindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya
prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya
terletak
pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya
barang,
pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa.
Penelitian yang dilakukan Legowati dan Ari (2016:1006)
“Pengaruh Pembiayaan Berdasarkan Jenis Penggunaan Terhadap
Non
Performing Financing Pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) Di Indonesia” menunjukkan hasil bahwa
-
36
pembiayaan berpengaruh secara signifikan terhadap NPF.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Pembiayaan Ijarah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat NPF bank umum syariah.
6. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amalia dan Fidiana
(2016:1) “Struktur Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap
Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah
Mandiri”
menunjukkan hasil bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Kemudian penelitia oleh
Hasanah
(2015:4) memiliki hasil bahwa pembiayaan mudharabah
berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di atas,
dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah.
7. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
Penelitian terdahulu oleh Pratama, dkk (2017:53) “Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Sewa Ijarah
Terhadap Profitabilitas”, dalam penelitiannya menujukkan
bahwa
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Penelitian oleh Amalia dan Fidiana(2016:1) “Struktur
Pembiayaan
-
37
Dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Bank Muamalat
Indonesia
Dan Bank Syariah Mandiri” juga menunjukkan hasil bahwa
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai
berikut:
H7 : Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah.
8. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
Penelitian terdahulu oleh Pratika (2013:2) “Pengaruh
Pembiayaan
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia”,
menunjukkan hasil bahwa murabahah berpengaruh positif
terhadap
profitabilitas. Penelitian selanjutnya oleh Afif (2014:565)
“Pengaruh
Pembiayaan Murabahah Terhadap Laba Melalui Variabel
Intervening
Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode
2009-2013”, juga menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian
di atas,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H8 : Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah.
9. Pengaruh pembiayaan istishna terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
-
38
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahman dan
Rochmanika
(2012:1) “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil
dan
Rasio Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank
Umum
Syariah di Indonesia”. Selanjutnya penelitian oleh Nizar dan
Anwar
(2015:127) “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi
Hasil
Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Bank
Syariah”,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembiayaan istishna
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian
di atas,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H9 : Pembiayaan istishna berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah.
10. Pengaruh pembiayaan ijarah terhadap profitabilitas bank
umum
syariah.
Penelitian terdahulu Pratama (2017:53) “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Sewa Ijarah Terhadap
Profitabilitas” menujukkan hasil bahwa pembiayaan ijarah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Kemudian penelitian
oleh
Lubis (2016:1) juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu
pembiayaan
ijarah berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan
uraian
di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H10 : Pembiayaan ijarah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat profitabilitas bank umum syariah.
11. Pengaruh tingkat NPF terhadap profitabilitas bank umum
syariah.
-
39
Menurut Miller dan Noulas dalam Mukhlis (2012:277) terdapat
hubungan negatif antara risiko kredit dengan tingat keuntungan
yang
diperoleh bank. Hal ini berarti bahwa semakin besar risiko
kredit yang
dikucurkan bank kepada kreditur, maka tinggkat profitabilitas
akan
menurun.
Penelitian sebelumnya oleh Almunawwaroh dan Rina (2018:1),.
Menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas. Kemudian penelitian oleh Fitriana dan Hening
(2016:1)
menunjukkan bahwa NPF berpengaruh signifika terhadap
profitabilitas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan
hipotesis
sebagai berikut :
H11 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat
profitabilitas bank umum syariah.
12. NPF berperan sebagai variabel intervening yang mediasi
pengaruh
antara pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah,
istishna,
dan ijarah terhadap profitabilitas.
Non performing financing adalah pembiayaan bermasalah yang
dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini jelas akan
mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan
berdampak pada laba yang akan didapat oleh bank (Riyadi,
2014:470).
Menurut Miller dan Noulas dalam Mukhlis (2012:277) terdapat
hubungan negatif antara risiko kredit dengan tingat keuntungan
yang
diperoleh bank. Hal ini berarti bahwa semakin besar risiko
kredit yang
-
40
dikucurkan bank kepada kreditur, maka tingkat profitabilitas
akan
menurun.
Penelitian terdahulu oleh Wahyuni (2016:1) menunjukkan bahwa
NPFdapat mediasipengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik hipotesis
sebagai
berikut:
H12 :NPF berperan sebagai variabel intervening yang
memediasi
pengaruh antara pembiayaan mudharabah, musyarakah,
murabahah,
istishna, dan ijarah terhadap profitabilitas.
-
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang
berupa
angka, data tersebut kemudian di olah dan di analisis untuk
mendapatkan
suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut
(Martono,2011:20).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
penelitian
ini terdiri atas tujuh variabel yaitu pembiayaan mudharabah,
musyarakah,
murabahah, istishna dan ijarah sebagai variabel bebas
(independen) dan
profitabilitas dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA)
sebagai
variebel terikat atau (dependent) kemudian NPF sebagai variabel
yang
memediasi atau disebut variabel intervening. Data untuk
penelitian ini berupa
data Laporan Keuangan Tahunan dengan penelusuran yang bisa
diakses
melalui laporan publikasi Bank Indonesia yang berhubungan dengan
objek
yang diteliti dan laporan keuangan masing-masing Bank Syariah
yaitu pada
official website masing-masing bank umum syariah dan dengan
kajian pustaka
(library research) dilakukan dengan cara mencari buku-buku
literatur yang
relevan, melakukan penelusuran jurnal-jurnal resmi untuk
mendukung
penelitian ini.
-
42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Karena penelitian ini adalah penelitian sekunder maka hanya
menggunakan data laporan keuangan bulanan dari bank umum syariah
periode
Januari 2015 sampai Juni 2018, kemudian waktu penelitian ini
dimulai April
2018.
C. Populasi dan Sampel
Populasi terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat
perhatian,
yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui
(Gulo,
2002:76). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank
Syariah yang ada
di Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah
(UUS), Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi
yang
memberikan gambaran tepat tentang populasi (Gulo,2002:77).
Sampel dari
penelitian adalah Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdiri
dari 13 bank,
yaitu Bank Aceh Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Victoria
Syariah,
Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank BNI Syariah,
Bank
Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank
Syariah
Bukopin, BCA Syariah, Maybank Syariah Indonesia, dan Bank
Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah.
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan beberapa kriteria
sebagai
berikut :
-
43
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Statistik Perbankan
Syariah
OJK dalam periode Januari 2015 – Juni 2018
b. Bank Umum Syariah yang menyajikan informasi terkait
seluruh
variabel yang akan di teliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh
dari
publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Dalam laporan
keuangan
tersebut diambil dari website OJK pada laporan Statistik
Perbankan
Syariah Periode Janurai 2015 sampai Juni 2018 dengan
mengambil
beberapa variabel rasio keuangan yaitu: pembiayaan
mudharabah,
musyarakah, murabahah, istishna dan ijarah, kemudian
profitabilitas serta
Non Performing Financing (NPF). Selain itu data-data penelitian
ini juga
berasal dari sumber yang relevan seperti: jurnal, buku, artike
ilmiah,
website resmi, dan lain-lain. Dalam penggunaan teknik
pengumpulan data,
peneliti memerlukan instrument yaitu alat bantu agar
pekerjaan
pengumpilan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian.
Data
yang diperoleh melalui website OJK, data yang diambil berupa
informasi mengenai laporan rasio keuangan Bank Umum Syariah
serta
-
44
data lain yang menunjang penelitian. Hasil dari dokumen ini
berupa
data kuantitatif yang bersumber dari data sekunder.
2. Jurnal
Yaitu pengumpulan data dari hasil penelitian terdahulu yang
berupa jurnal dan skripsi yang menggambarkan variabel yang
berpengaruh. Kemudian mencari perbandingan dari beberapa
hasil
penelitian untuk dijadikan telaah pustaka.
3. Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dan
membaca buku-buku, majalah, surat kabar, literatur-literatur,
catatan-
catatan, laporan-laporan, internet dan lainnya yang relevan dan
ada
hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek
penelitian,
sehingga menunjang untuk dijadikan referensi. Berbagai
sumber
kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
secara
lengkap dalam daftar pustaka.
E. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi operasional merupakan definisi tentang
variabel-variabel yang
akan digunakan, baik variabel dependen maupun variabel
independen ,
sehingga nantinya tidak menghasilkam data yang biasa Bawono
(2006:27).
Sesuai dengan perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian
ini
menggunakan variabel bebas dan terikat serta variabel
intervening.
1. Pembiayaan Mudharabah
-
45
Mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana
atau
shahibul mal menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai
pengelola atau mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif
dengan
syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi sesuai
kesepakatan yang ditentukan sebelumnya (Ascarya, 2015:60).
Mudharabah = Jumlah pembiayaan mudharabah
2. Pembiayaan Musyarakah
Menurut Ascarya (2013:51) Musyarakah merupakan akad bagi
hasil ketika dua atau lebih pengusaha pemilik dana/modal
bekerja
sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau
yang
sudah berjalan. Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta
dalam
manajemen perusahaan, tetapi itu tidak merupakan keharusan.
Para
pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai
kesepakatan
dan mereka juga dapat meminta gaji/upah untuk tenaga dan
keahlian
yang mereka curahkan untuk usaha tersebut.
Musyarakah = Jumlah pembiayaan musyarakah
3. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana
penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli
kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan
keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu (Ismail,
2016:138).
Murabahah = Jumlah pembiayaan murabahah
4. Pembiayaan Istishna
-
46
Menurut Ascarya (2016:96) Istishna merupakan bentuk jual
beli
dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan
bentuk
jual beli forward kedua yang dibolehkan oleh syariah. Dalam akad
ini,
harga harus ditetapkan di awal sesuai kesepakatan dan barang
harus
memiliki spesifikasi yang jelas yang telah disepakati
bersama.
Istishna = Jumlah pembiayaan istishna
5. Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,
melalui upah pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan
kepemilikan (ownership atau milkiyah) atas barang itu sendiri.
Ijarah
berarti leasecontract dimana suatu bank atau lembaga
keuangan
menyewakan peralatan (equipment) kepada salah satu
nasabahnya
berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditemukan secara
pasti
sebelumnya (fixed charge). Pada akhir masa sewa, bank dapat
saja
menjual barang yang disewakannya pada nasabah. Karena itu
dalam
perbankan syariah dikenal ijarah muntahiyyah bittamliki (sewa
yang
diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga
jual
disepakati pada awal perjanjian (Amalia, 2016:4).
Ijarah = Jumlah pembiayaan ijarah
6. Non Performing Financing (NPF)
Dalam penelitian ini, NPF digunakan sebagai variabel
intervening.
Yaitu variabel yang memediasi pengaruh dari seluruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Non performing
financing
-
47
adalah pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank,
pembiayaan
bermasalah ini jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai
lembaga
keuangan dan akan berdampak pada laba yang akan didapat oleh
bank
(Riyadi, 2014:470).
Secara umum istilah Non Performing Financing (NPF) dalam
bank
konvensional disebut juga Non Performing Loan (NPL) yaitu
kredit
yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya
telah
mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo
menurut
jadwal yang telah dijanjikan (Leon dan Sonny, 2007:95).
Menurut
Miller dan Noulas (1997) dalam Mukhlis (2012:277) terdapat
hubungan negatif antara risiko kredit dengan tingat keuntungan
yang
diperoleh bank. Hal ini berarti bahwa semakin besar risiko
kredit yang
dikucurkan bank kepada kreditur, maka tingkat profitabilitas
akan
menurun. Kredit yang memiliki risiko akan memiliki potensi
kegagalan dalam pengembalian besar kredit kepada bank.
Kegagalan
dalam pengembalian kredit dapat mempengaruhi pendapatan
bank.
Perhitungan NPF dirumuskan sebagai berikut:
NPF = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
7. Profitabilitas
Menurut Weygandt et al. dalam Rahman dan Rochmanika (2012:2)
rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur
efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang
ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
-
48
Profitabilitas merupakan dasar dari adanya keterkaitan antara
efisiensi
operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu
bank.Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk
mengukur
tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan.
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas.
Kuncoro (2002) dalam Rahman dan Rochmanika (2012:2)
menyatakan
bahwa ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva yang tersedia untuk mendapatkan net income.
Muhamad (2002:245) menyatakan bahwa ROA adalah perbandingan
antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata aktiva
(average
assets). Berdasarkan penjelasan tersebut, perhitungan ROA
dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
F. Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
statistik.
Analisis data ini merupakan kegiatan setelah data dari laporan
keuangan
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan
data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
(Sugiyono, 2013 :
206).
-
49
1. Uji Stasioner
Menurut Winarno (2015:78) uji stasioner digunakan untuk
menguji
data time series agar data yang digunakan bersifat flat, tidak
mengandung
kompenen trend, dengan keragaman konstan dan tidak terjadi
fluktuasi
periodik. Uji yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang
dikembangkan oleh Dickey-fuller, berdasarkan data yang diperoleh
dari
laporan keuangan bulanan Bank Umum Syariah periode
2015-2018.
Pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai
Prob0,005 maka data tidak stasioner.
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung
besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian pada
variabel
independen terhadap variabel dependen.Dengan kata lain regresi
berganda
digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan
variabel
independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006 : 85). Persamaan
regresi
berganda dapat berupa sebagai berikut:
NPF (z) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Profitabilitas (y)= β0