Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan internasional merupakan suatu sistem hubungan antar negara yang berdaulat dalam pergaulan internasional yang menjadikan kegiatan diplomasi sebagai suatu elemen utama bagi suatu negara sebagai faktor penentu eksistensinya dalam hubungan internasional. Diplomasi merupakan proses politik untuk memelihara kebijakan luar negeri suatu Pemerintah dalam mempengaruhi kebijakan dan sikap Pemerintah negara lain. 1 Diplomasi kekinian juga tidak hanya menyangkut kegiatan politik saja tapi juga bersifat multi-dimensional yang menyangkut aspek ekonomi, sosial-budaya, hak asasi manusia dan lingkungan hidup yang digunakan di situasi apapun dalam hubungan antarbangsa untuk menciptakan perdamaian dalam percaturan politik global serta mencapai kepentingan nasional suatu negara. 1 Sumaryo Suryokusumo. 2004. Praktik Diplomasi. Jakarta: STIH IBLAM. Hal.1. 1
178

SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

May 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan internasional merupakan suatu sistem

hubungan antar negara yang berdaulat dalam pergaulan

internasional yang menjadikan kegiatan diplomasi

sebagai suatu elemen utama bagi suatu negara sebagai

faktor penentu eksistensinya dalam hubungan

internasional. Diplomasi merupakan proses politik

untuk memelihara kebijakan luar negeri suatu

Pemerintah dalam mempengaruhi kebijakan dan sikap

Pemerintah negara lain.1 Diplomasi kekinian juga

tidak hanya menyangkut kegiatan politik saja tapi

juga bersifat multi-dimensional yang menyangkut

aspek ekonomi, sosial-budaya, hak asasi manusia dan

lingkungan hidup yang digunakan di situasi apapun

dalam hubungan antarbangsa untuk menciptakan

perdamaian dalam percaturan politik global serta

mencapai kepentingan nasional suatu negara.

1 Sumaryo Suryokusumo. 2004. Praktik Diplomasi. Jakarta: STIH IBLAM.Hal.1.

1

Page 2: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Munculnya soft power sebagai salah satu bentuk

power selain hard power dalam kegiatan hubungan

internasional membawa implikasi pada pelaksanaan

diplomasi. Soft power menjadi tool utama diplomasi masa

kini yang disebut soft diplomacy. Kecenderungan

pelaksanaan soft diplomacy dengan menggunakan aplikasi

soft power dianggap efektif dan efisien sehingga mudah

untuk dilakukan tanpa harus menelan korban dan

menghabiskan biaya besar. Seiring berubahnya

paradigma aktor hubungan internasional, pelaksanaan

soft diplomacy melibatkan berbagai kalangan aktor non-

Pemerintahan. Oleh karena itu, soft diplomacy merupakan

bentuk nyata dari penggunaan instrument selain

tekanan politik, militer dan tekanan ekonomi yakni

dengan mengedepankan unsur budaya dalam kegiatan

diplomasi. Maka dari itu, platform politik luar

negeri dilakukan melalui soft diplomacy, seperti apa

yang di lakukan oleh Korea Selatan melalui budaya

Korean wave.2

2 Reza Lukmanda Yudhantara. 2011. Korean wave Sebagai Soft Diplomasi Korea Selatan. INAKOS dan Pusat Studi Korea

2

Page 3: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korean wave adalah sebuah istilah yang merujuk

pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri.

Genre Korean wave berkisar dari film, drama televisi,

dan musik pop (K-pop). Perkembangan yang sangat

pesat dialami oleh industri budaya Korea melalui

produk tayangan drama televisi, film, dan musik

menjadikannya suatu fenomena yang menarik untuk

diimplementasikan sebagai sebuah bagian dalam

pelaksanaan soft diplomacy yang mampu membangun citra

Korea Selatan dan mendukung peningkatan posisi Korea

Selatan di forum internasional secara umum dan

Indonesia secara khusus.3

Dewasa ini, Korea Selatan telah berkembang

menjadi salah satu negara paling makmur di Asia yang

ditandai dengan perekonomian Korea Selatan kini

terbesar ketiga di Asia dan ke-13 di dunia.4 Hal

Universitas Gadjah Mada (eds). Politik dan Pemerintahan Korea. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 183.

3 KOCIS. Korean wave. [Online].http://www.korea.net/Government/Current-Affairs/Korean-Wave?affairId=209. Diakses pada tanggal 19 Desember 2011pukul 14.15 Wita.

4 BBC News. South Korea Profile. [Online]. http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-15289563. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011 pukul 21.14 Wita.

3

Page 4: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

penunjang kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak

lain karena sektor industri teknologi transportasi

dan teknologi komunikasi yang juga didukung oleh

sektor kebudayaannya melalui Korean wave. Pada tahun

2004, ekspor film dan program televisi bersama

dengan pariwisata dan produk K-Pop menghasilkan

pendapatan total hampir US$2 miliar.5 Selain itu,

menurut statistik Bank Of Korea dari bidang ekspor

budaya dan jasa hiburan, industri musik K-pop telah

menghasilkan US$794 juta tahun 2011 dan mengalami

peningkatan 25% dari US$637 juta di tahun 2010

seiring K-pop semakin diminati oleh masyarakat

internasional.6

Hubungan diplomatik Korea Selatan-Indonesia

secara resmi telah terjalin sejak 18 September 1973

dan direkatkan melalui pembentukan Kemitraan5 VOA News. 2006. Asia Goes Crazy Over K-Pop. [Online].

http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2006/01/07/2006010761003.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 20.04 Wita.

6 Chosun Ilbo. 2012. K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 17.45 Wita.

4

Page 5: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Strategis pada kunjungan Presiden Roh Moo Hyun ke

Jakarta tanggal 4-6 Desember 2006. Pembentukan

Kemitraan Strategis tersebut mencakup kerja sama di

bidang politik, keamanan, ekonomi, perdagangan dan

sosial budaya. Hubungan bilateral melalui sosial-

kebudayaan Korea Selatan-Indonesia semakin intens

dijalankan seiring budaya Korean wave semakin digemari

masyarakat Indonesia. Popularitas Korean wave di

Indonesia ditandai dengan diselenggarakannya

serangkaian kegiatan pameran kebudayaan Korea sejak

tahun 2009 hingga 2011 yakni “Korea-Indonesia Week”.

Pergelaran budaya tersebut diselenggarakan oleh

Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia untuk

memperkuat hubungan bilateral di bidang sosial

kebudayaan karena melihat respon positif masyarakat

Indonesia terhadap budaya Korea Selatan. Di samping

itu, Pemerintah Korea Selatan membangun Pusat

Kebudayaan Korea di Jakarta agar dapat berfungsi

sebagai pusat informasi kebudayaan Korea Selatan.7

7 Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia. [Online].

5

Page 6: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Perkembangan K-pop didukung oleh peran

sinkronisasi antara aktor negara, yakni Pemerintah

Korea Selatan itu sendiri dengan aktor non-negara

seperti para pelaku bisnis, masyarakat, selebritis

dan media. Pemerintah Korea menjadikan K-Pop sebagai

upaya pembangunan citra ataupun nation-branding Korea

Selatan. Adapun pembangunan citra dinilai penting

untuk menciptakan ketertarikan negara lain guna

menjalin dan memperat hubungan bilateralnya

sekaligus untuk memperkukuh posisinya di forum

internasional.

Di era globalisasi yang ditunjang kemajuan

teknologi dan peran industri kreatif juga sangat

memungkinkan pengembangan soft diplomacy apalagi Korea

Selatan termasuk negara yang terdepan dalam revolusi

digital yang memiliki daya koneksi internet yang

cepat dan kuat.8 Melalui koneksi jaringan internethttp://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/idn/bilateral/politik/sejarah/index.jsp Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 22.25 Wita.

8 Wonjun Chung dan Taejun David Lee. 2011. Hallyu As A Strategic Marketing Key in the Korean Media Content Industry. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul

6

Page 7: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

tersebut dapat mendukung dan memudahkan penyebaran

Korean wave ke berbagai belahan dunia sebagai bagian

pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan. Korean wave

kini semakin populer tidak hanya di daratan Asia

melainkan juga sudah mulai masuk secara perlahan ke

Eropa dan Amerika. Jika melihat lima puluhan tahun

yang lalu, Korea menjadi salah satu negara termiskin

di dunia namun dewasa ini Korea Selatan sudah mulai

bangkit dan dapat bersaing dengan negara-negara

maju.

Dengan demikian, ketika Korea Selatan

memperluas kegiatan diplomasinya ke negara-negara

yang masih berkembang, Korea Selatan memiliki

perspektif yang dapat menarik hati negara yang

dituju dengan menggunakan perspektif senasib sebagai

bangsa Asia seperti apa yang Korea Selatan alami di

masa lampau. Hal tersebut membuat transisi yang

sukses untuk sebuah negara yang sangat demokratis

dan bergerak maju di bidang industri manufaktur

National University Press. Hal. 449

7

Page 8: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

serta ingin mengubah image budayanya yang lebih

modern dan disukai oleh masyarakat internasional.

Korea Selatan juga membangun citra Global Korea sebagai

negara yang terpercaya dan kooperatif dalam

melakukan kegiatan hubungan internasional.

Berdasarkan pandangan tersebut dan semakin

menjamurnya penggemar musik K-pop di Indonesia dan

didukung dengan landasan kerjasama di bidang

kebudayaan antara Pemerintah Korea Selatan-Indonesia

dengan melibatkan peran aktor non-negara dalam soft

diplomacy tersebut melandasi penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Soft Diplomacy dalam

Membangun Citra Korea Selatan di Indonesia”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam hubungan internasional penggunaan power

yang lebih cenderung terhadap soft power juga

mempengaruhi pelaksanaan diplomasi, yakni soft

diplomacy. Ketenaran Korean wave di Asia Tenggara

terkhusus Indonesia menjadikan Korea Selatan semakin

meningkatkan intensitas jalan soft diplomacy dengan

8

Page 9: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mengedepankan unsur kebudayaannya. Salah satu elemen

budaya Korean wave yakni musik pop Korea (K-Pop)

menjadi batasan penelitian yang dibahas dalam

penulisan ini terkait pengaruh K-pop sebagai aset soft

power dalam pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan di

Indonesia guna membangun citra Global Korea agar dapat

semakin memperkuat hubungan bilateral Korea Selatan-

Indonesia dalam kurun waktu tahun 2008-2012.

Pelaksanaan soft diplomacy Korea ini sangat

relevan dengan keterlibatan aktor negara dan aktor

non-negara di dalamnya sehingga pengimplementasian

pelaksanaan diplomasinya didukung oleh bentuk-bentuk

diplomasi multi jalur atau multi-track diplomacy. Oleh

karena itu, penulis mengkaji strategi pelaksanaan

soft diplomacy melalui peran Pemerintah yang juga

didukung oleh para pelaku bisnis, selebrtitis K-Pop

dan masyarakat secara umum serta pemanfaatan

fasilitas teknologi media informasi.

9

Page 10: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Berdasarkan penjelasan latar belakang serta

batasan masalah yang telah diuraikan, penulis

mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pelaksanaan soft diplomacy

dalam membangun citra Korea Selatan di

Indonesia?

2. Apa pengaruh yang ditimbulkan oleh soft

diplomacy dalam membangun citra Korea Selatan

di Indonesia?

3. Bagaimana prospek pelaksanaan soft diplomacy

dalam membangun citra Korea Selatan di

Indonesia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

10

Page 11: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

a. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana strategi

soft diplomacy melalui musik K-pop dalam membangun

citra Korea Selatan di Indonesia.

b. Mengetahui dan menjelaskan apa pengaruh dari

pelaksanaan soft diplomacy melalui musik K-pop dalam

membangun citra Korea Selatan di Indonesia.

c. Mengetahui dan menjelaskan prospek dalam

membangun citra Korea Selatan di Indonesia

melalui soft diplomacy, khususnya melalui musik K-

Pop.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu

bahan referensi bagi pelajar studi ilmu

hubungan internasional dalam hal kajian

mengenai soft diplomacy dan pembangunan citra

suatu bangsa melalui kebudayaan.

b. Penelitian ini pula diharapkan dapat menjadi

sumbangsih informasi dan bahan kajian bagi para

stakeholder ataupun pengambil kebijakan terutama

Pemerintah Korea Selatan dan Indonesia dalam

11

Page 12: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

meningkatkan hubungan bilateral melalui soft

diplomacy.

D. Kerangka Konseptual

Peningkatan kebutuhan suatu negara untuk terus

saling berinteraksi dan melakukan hubungan kerjasama

dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan warga

negaranya yang semakin beranekaragam dan berubah

seiring waktu apalagi dalam berkehidupan

internasional, negara satu sama lain saling

membutuhkan untuk mencapai kepentingan ataupun

tujuan politik luar negeri mereka maka dilakukan

hubungan kerjasama secara bilateral. Hubungan

bilateral merupakan hubungan timbal balik antar dua

negara. Hubungan bilateral yang dijalin meliputi

berbagai isu di bidang politik, militer, pertahanan

dan keamanan, ekonomi, budaya dan pendidikan yang

dibangun melalui kesamaan kepentingan dan persepsi.

12

Page 13: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Dalam memahami konsep hubungan bilateral,

Budiono Kusumohamidjojo menyatakan pengertian

hubungan bilateral adalah:

Suatu bentuk kerjasama diantara dua negarabaik yang berdekatan secara geografismaupun yang jauh dari seberang lautandengan sasaran utama untuk menciptakankerjasama politik kebudayaan dan strukturekonomi9

Dengan demikian, hubungan bilateral tersebut

dijalin tanpa mempermasalahkan letak geografis suatu

negara namun bagaimana kedua negara dapat

berinteraksi untuk memenuhi kepentingan nasional di

berbagai bidang. Hubungan bilateral yang dijalin

tersebut tentunya dilandasi dengan adanya

kepentingan nasional yang ingin dicapai.

Kepentingan nasional adalah sebagai dasar dalam

menjelaskan bagaimana karakteristik negara tersebut

dalam menjalin hubungan internasional. Kepentingan

nasional merupakan tujuan fundamental dan faktor

penentu akhir yang mengarahkan para pembuat

9 Budiono Kusumohamidjojo. 1987. Hubungan Internasional:Kerangka Studi Analisis. Jakarta: Bina Cipta. Hal. 3.

13

Page 14: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

keputusan dari suatu negara dalam merumuskan

kebijakan luar negerinya.10Untuk mencapai kepentingan

nasional tersebut, setiap negara melaksanakan

kegiatan diplomasi.

Kegiatan diplomasi kekinian mulai dijalankan

dengan mengedepankan unsur soft power yang dimiliki

oleh suatu negara yakni melalui soft diplomacy.

Munculnya kecenderungan penggunaan soft power dalam

berdiplomasi juga ditunjang karena pesatnya kemajuan

teknologi informasi di era globalisasi.11 Pelaksanaan

soft diplomacy tidak hanya karena proses politik tapi

juga dapat diterjemahkan menjadi kemanfaatan ekonomi

ataupun budaya. Susanto Pudjomartono seorang mantan

Dubes untuk Rusia untuk Indonesia menyatakan bahwa

soft diplomacy ini diartikan sebagai pertukaran

gagasan, informasi, seni dan aspek-aspek kebudayaan

10 Anak Agung Banyu Perwita. dan Yanyan M.Yani. 2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Rosdakarya.Hal.35

11 Aleksius Jemadu. 2008.Politik Global dalam Teori & Praktik. Yogyakarta:Graha Ilmu. Hal.118

14

Page 15: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

lain antara negara dan bangsa, dengan harapan bisa

menciptakan pengertian bersama.12

Diplomasi kekinian juga identik dengan

paradigma multi-track diplomacy yang merupakan kelanjutan

dari first track diplomacy dan second track diplomacy seiring

dengan munculnya aktor non-negara dalam hubungan

internasional. Multi-track diplomacy dinyatakan oleh

Louis Diamond sebagai hubungan diplomasi antar

bangsa yang dapat dikategorikan dengan diplomasi

masyarakat atau diplomasi publik yang merupakan

sistem dari beberapa komponen proses dari suatu

tindak diplomasi.13 Hubungan antara kecenderungan dan

kegiatan dengan cara yang akan membantu memahami

bagian peran kegiatan diplomasi suatu negara dalam

mengungkapkan nila-nilai pendekatan politik ataupun

budaya dan bidang lainnya ditandai dengan citra yang

dimiliki oleh suatu negara.

12 Susanto Pudjomartono. 2011. Soft diplomacy. [Online]. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=293039. Diakses pada tanggal 26 Desember 2011 pukul 16.51 Wita.

13 Louise Diamond and John McDonald. 1996 Multi-TrackDiplomacy: A Systems Approach to Peace Third Edition. Kumarian Pres.

15

Page 16: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Citra adalah segala sesuatu yang telah

dipelajari seseorang yang relevan dengan situasi dan

dengan tindakan yang bisa terjadi di dalamnya. Citra

membantu memberikan alasan yang dapat diterima

secara subjektif tentang mengapa segala sesuatu

hadir sebagaimana tampaknya tentang preferensi

politik ataupun yang lainnya. Pencitraan berasal

dari dalam namun dinilai oleh pihak luar mengenai

meningkat atau tidaknya suatu citra. Penilaian atau

tanggapan suatu negara ataupun masyarakat tersebut

dapat menimbulkan rasa hormat, kesan yang baik dan

menguntungkan terhadap pencitraan suatu negara yang

mana landasan pencitraan itu biasanya dari nilai-

nilai kepercayaan ataupun budaya masyarakat yang

terbentuk.14 Adapun pengertian pencitraan menurut

Aleksius Jemadu adalah:

Upaya suatu bangsa untuk mendefinisikandirinya baik kepada rakyatnya sendirimaupun dalam pergaulan internasional denganmenonjolkan keunggulan nilai-nilai budayayang dimilikinya dengan tujuan untuk

14 Dan Nimmo. 2006. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Hal. 4.

16

Page 17: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

menciptakan pengaruh internasional yangsangat diperlukan untuk pencapaian tujuanpolitik luar negeri dan diplomasi secaraumum.15

Bentuk upaya pencitraan diri Korea Selatan

itupun diwujudkan melalui budaya popularnya yakni

Korean wave yang menjadi suatu kegiatan penting dalam

persaingan dunia bisnis dan sebagai soft power Korea

yang diimplementasikan dalam pelaksanaan soft

diplomacy. Pembangunan citra positif dari pandangan

masyarakat Indonesia terhadap Korea Selatan tentunya

dapat membangun citra politik negara itu sendiri.

Pembangunan citra juga dapat menimbulkan

ketertarikan dan kepercayaan publik negara lain

untuk melakukan kerjasama dengan Korea Selatan.

E. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode deskriptif untuk menggambarkan bagaimana

15 Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal.120.

17

Page 18: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

strategi, pengaruh dan prospek soft diplomacy dalam

membangun citra Korea Selatan di Indonesia.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan teknik telaah pustaka yaitu dengan

cara mengumpulkan data dari literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang dibahas

berupa buku-buku, dokumen, jurnal dan surat kabar

atau majalah yang menunjang penelitian yang

dilakukan oleh penulis.

Selain itu, observasi lapangan baik secara

langsung maupun tidak langsung juga menjadi salah

satu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

penulis. Adapun langkah-langkah observasi yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Mengamati langsung pelaksanaan soft diplomacy Korea

Selatan melalui Korean wave dalam membangun

citranya di Indonesia.

18

Page 19: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

b. Mengamati perkembangan soft diplomacy Korea Selatan

dalam membangun citranya di Indonesia melalui

media.

Dalam penelitian ini juga dilakukan teknik

pengumpulan data melalui metode wawancara terhadap

informan ahli ataupun dengan orang-orang yang

memiliki pengetahuan lebih tentang objek

penelitian. Dalam penelitian ini, informan yang

diwawancarai adalah tokoh Pemerintahan Korea dan

diplomat Indonesia serta wawancara terhadap tokoh

akademisi, peneliti dan masyarakat yang dianggap

mengetahui mengenai budaya Korean wave sebagai soft

diplomacy Korea Selatan.

Tabel 1. Daftar Informan

No Nama Informan Jabatan dan Institusi

Alasan

1. Kim Do Hyung First Secretary Republic Of Korea Embassy

Diplomat Korea yang menangani bagian pendidikan.

2. Prof. Yang SeungYoon

Professor (Emiritus), Hankuk University of Foreign Studies.

Pakar Studi Malay-Indonesia.

19

Page 20: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Seoul3. Indriana Kartini Peneliti

PerkembanganPolitik Internasional,LIPI. Jakarta

Peneliti kajian studipolitik Internasional, globalisasi dan peserta Youth Worker Training di Korea.

4. Kukuh Adirizky Information Manager, PusatKebudayaan Korea di Indonesia

Penanggung jawab bagianinformasi mengenai budaya Korea.

5. Dwi Hapsari Mintorahardjo

Marketing Manager Korea Tourism Organization. Jakarta

Penanggung jawab bagianpemasaran pariwisata Korea.

6. Gufron Sakaril Head section of Public Relation-Indosiar. Jakarta

Penanggung jawab hubungan masyarakat stasiun TV Indosiar

7. Fransiska Monika Diplomat Indonesia, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia

Diplomat bagian Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik

8. Ridho Marketing Manager Exo

Penyelenggara K-Pop

20

Page 21: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Digital Agency Gathering ”Tribute to Super Junior”

9. Tokoh Masyarakat Pelajar, Penyanyi

Mereka yang mengetahui perkembanganK-Pop dan mendapat pengaruh langsung dalam pelaksanaan soft diplomacy.

Sumber: Diolah sendiri berdasarkan metodologi

yang dipilih.

Adapun tempat-tempat yang dikunjungi selama

pengumpulan data, antara lain:

1. Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia,

Jakarta

2. Kedutaan Besar Republik Korea, Jakarta

3. Korean Culture Centre of The Republic of Korea in

Indonesia, Jakarta

4. Korean Tourism Organization, Jakarta

5. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Jakarta

6. Centre of Strategic International Studies, Jakarta

21

Page 22: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

7. Freedom Institute, Jakarta

3. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dari

informan secara mendalam guna mendapatkan

informasi yang obyektif.16 Sedangkan data sekunder

diperoleh dari teknik pengumpulan data melalui

telaah pustaka, yaitu penelusuran literatur data

kepustakaan dari berbagai terbitan resmi yang

terdiri dari buku, dokumen, jurnal, majalah dan

surat kabar.17

4. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan oleh

penulis adalah teknik analisis data kualitatif

dimana permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-

fakta yang ada kemudian mengkorelasikannya satu

sama lain untuk kemudian ditarik sebuah

16 Husain Umar. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Hal. 131.

17 Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni. 2006. Metode PenelitianBisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hal. 85

22

Page 23: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

kesimpulan. Teknik analisis yang dilakukan secara

kualitatif ini juga bertujuan untuk membuat

penjelasan secara sistematis, faktual, sifat dan

fenomena yang diteliti melalui studi telaah

pustaka, observasi dan wawancara dari para

informan untuk mendalami studi penelitian

permasalahan ini.

5. Unit Analisis Data

Dalam penelitian ini, unit analisis data yang

diamati oleh penulis yakni aktor negara dan aktor

non-negara. Penulis meneliti mengenai sejauhmana

pengaruh soft diplomacy yang dijalankan oleh

Pemerintah Korea Selatan ke Indonesia dalam

mengembangkan K-pop di Indonesia. Serta apa

pengaruh yang ditimbulkan dari hal tersebut

terhadap pembangunan citra Korea dalam

meningkatkan hubungan bilateral Korea Selatan-

Indonesia yang didukung oleh peran pelaku bisnis

23

Page 24: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

industri musik dan media serta masyarakat secara

umum.

6. Definisi Operasional

a. Soft diplomacy adalah salah satu bentuk kegiatan

diplomasi yang dilakukan dengan mengaplikasikan

penggunaan unsur soft power suatu negara dalam hal

ini yang dimiliki oleh Korea Selatan adalah K-

pop.

b. Multi-track diplomacy adalah diplomasi multipelaku,

yaitu dengan banyak cara dan jalur, tidak hanya

mengandalkan aktor negara (Pemerintah) secara

langsung akan tetapi dapat pula dilakukan oleh

aktor non-negara, seperti pelaku bisnis

industri musik K-pop hingga keterlibatan para

selebritis ataupun masyarakat secara umum serta

media dalam menjalankan soft diplomacy melalui K-

pop di Indonesia.

c. K-pop adalah istilah untuk musik pop Korea.

d. Pencitraan yang dimaksudkan adalah upaya

bagaimana Korea Selatan meningkatkan

24

Page 25: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

eksistensinya dalam percaturan politik global

dengan menggunakan K-pop dalam meningkatkan

nation-brandingnya menjadi lebih positif sebagai

suatu negara dan semakin dikenal oleh

masyarakat internasional pada umumnya dan

Indonesia pada khususnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan Bilateral

Interaksi ataupun perjanjian dalam melakukan

hubungan kerjasama yang dilakukan oleh dua negara

merupakan salah satu aspek dalam hubungan

internasional. Negara satu sama lain berhubungan

dalam banyak kesempatan dan permasalahan, namun

banyak kegiatan diplomatik dilakukan secara

bilateral. Dewasa ini, hubungan internasional yang

dicirikan oleh interdependensi yang semakin intens

dimana tidak ada satu negarapun di dunia ini yang

25

Page 26: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dapat memenuhi kebutuhan di dalam negerinya sendiri,

maka menjalin kerjasama bilateral menjadi salah satu

instrumen untuk memanfaatkan setiap peluang mencapai

kepentingan nasional. 18 Ruang lingkup hubungan

internasional mulai dari politik, pertahanan dan

keamanan, ekonomi, sosial-budaya, lingkungan hidup

dan hak asasi tentunya juga menjadi salah satu atau

lebih dari sebuah isu dalam hubungan bilateral.

Dalam hubungan kerjasama yang dijalin antar dua

negara diharapakan merupakan hubungan yang saling

mengisi kepentingan masing-masing. Adapun upaya

kerjasama tersebut tidak mengabaikan hak kedaulatan

suatu negara. Hal tersebut sejalan dengan definisi

hubungan bilateral menurut Juwondo yakni:

Hubungan interaksi antar dua negara yangdikembangkan dan dimajukan denganmenghormati hak-hak kedua negara untukmelakukan berbagai kerjasama pada aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegaratanpa mengabaikan atau mengucilkankeberadaan negara tersebut sertamenunjukkan dan memberikan nilai tambahan

18 Sumaryo Suryokusumo. Op.Cit. Hal. 12.

26

Page 27: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

yang menguntungkan dari hubungan bilateralitu.19

Pelaksanaan hubungan bilateral dilakukan guna

meraih mutual benefit. Secara ideal kedua negara

bekerjasama untuk saling menguntungkan dengan

menyelaraskan tujuan nasional dan politik luar

negeri masing-masing negara. Hubungan bilateral yang

dijalin oleh dua negara tentunya memilki sifat dari

sasaran yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan

beberapa peluang dan tantangan yang akan dihadapi.

Hal tersebut sepatutnya lebih cenderung pada peluang

keuntungan yang akan diberikan dalam pelaksanaan

kerjasama yang dijalin, karena peluang menjadi salah

satu faktor sukses atau gagalnya suatu kerjasama.

Pada umumnya hubungan bilateral mengacu pada

hubungan politik dan budaya yang melibatkan dua

negara.20 Terkait hal tersebut Kusumohamidjojo

menyatakan bahwa “kerjasama lebih mudah dijalin

19 Juwondo. 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta: Rajawali Press. Hal.21.20 Sukawarsini Djelantik. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktik.

Yogyakarta: Garah Ilmu. Hal. 85.

27

Page 28: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

melalui bidang kebudayaan daripada di bidang

militer”.21 Korea Selatan memiliki suatu peluang

besar dengan mengimplementasikan budaya pop melalui

musik sebagai salah satu objek dalam menjalin

hubungan kerjasama dengan Indonesia, sehingga dapat

menciptakan hubungan yang harmonis melalui

kebudayaan dan bisa memperkenalkan negaranya ke

seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Hubungan diplomatik Korea Selatan dengan

Indonesia secara resmi dijalin September 1973 dan

intensitas hubungan kerjasama meningkat dalam lima

tahun terakhir yang tercermin dari semakin

bertambahnya ikatan kerjasama antara kedua negara di

berbagai bidang mencakup politik, keamanan, ekonomi,

perdagangan dan sosial budaya. Korea Selatan

menjalin hubungan diplomatik di bidang kebudayaan

dengan Indonesia sangat membantu menopang pemasukan

sektor ekonomi-perdagangan sekaligus dapat

21 Budiono Kusumohamidjojo. Op.Cit. Hal. 92.

28

Page 29: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

meningkatkan kekuatan politiknya karena Indonesia

merupakan bangsa pasar dan negara demokrasi yang

besar.

B. Kepentingan Nasional

Hubungan bilateral yang dijalin antar dua

negara tidak terlepas dari kepentingan nasional

masing-masing negara yang mendasarinya untuk

melakukan kerjasama. Setiap negara mengandalkan

dirinya pada kekuatan nasional untuk

menyelenggarakan politik luar negeri yang mengabdi

pada kepentingan nasional. Kepentingan nasional

adalah sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu

akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari

suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar

negerinya.22 Politik luar negeri tersebut menjadi

manifestasi utama suatu negara dari perilaku suatu

negara dalam berhubungan dengan negara lain. Jika

beberapa negara memiliki keselarasan dalam

kepentingan nasional yang diperjuangkan masing-22 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan M.Yani. Op.Cit.

Hal.35.

29

Page 30: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

masing baik itu alasan ideologis maupun pragmatis

maka negara-negara tersebut dapat menjalin hubungan

kerjasama yang baik dan sangat kooperatif satu sama

lain.23

Konsep kepentingan nasional itupun menjadi

penting karena dapat menjelaskan perilaku politik

luar negeri suatu negara dan sebagai upaya untuk

mengejar power, yang mana power tersebut adalah

segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan

memelihara kontrol atas suatu negara terhadap negara

lain.24 Oleh karena itu, kepentingan nasional

merupakan suatu bentuk tindakan survival suatu negara

dalam politik internasional melalui hubungan

kerjasama. Menurut Hans J. Morgenthau, arti survival

tersebut adalah kemampuan minimum suatu suatu bangsa

untuk melindungi identitas fisik, politik dan

identitas budaya mereka dari gangguan negara-negara

23 Budiono Kusumohamidjojo. Op.Cit. Hal. 86.24 Theodore A. Couloumbis dan James H. Wolfe. 1982.

Introduction to International Relations: Power and Justice. New Jersey: Prentice Hall. Hal. 85.

30

Page 31: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

lain.25 Menurut Joseph S. Nye apapun bentuk

Pemerintahannya, suatu negara pasti akan selalu

bertindak dalam kerangka kepentingan nasionalnya.26

Kepentingan nasional inilah yang nantinya memberikan

kontribusi yang besar bagi pembentukan pandangan

suatu negara. Dengan demikian, kepentingan nasional

dianggap sebagai suatu petunjuk dasar dari kebijakan

luar negeri suatu negara yang secara otomatis

mengarahkan kapan dan kemana negara harus bergerak

dalam sistem hubungan internasional.

Miroslav Nincic menyatakan tiga asumsi dasar

dalam mendefiniskan Kepentingan Nasional, yaitu:

Pertama, kepentingan itu harus bersifatvital sehingga pencapaiannya menjadiprioritas utama Pemerintah dan masyarakat.Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitandengan lingkungan internasional. Artinya,pencapaian kepentingan nasional dipengaruhioleh lingkungan internasional. Ketiga,kepentingan nasional harus melampauikepentingan yang bersifat partikularistik

25 P.Anthonius Sepu. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.165.26 Jospeh S. Nye.1992. Understanding International Conflicts. USA:

Harper Collins College Publisher. Hal. 40-41.

31

Page 32: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dari individu, kelompok, atau lembagaPemerintahan sehingga menjadi kepeduliaanmasyarakat secara keseluruhan.27

Kepentingan nasional yang bersifat vital bagi

suatu negara jika menyangkut mengenai eksistensi

kedaulatan dan yurisdiksi suatu wilayah. Upaya dalam

mencapai kepentingan yang bersifat vital ini

menggunakan kekuatan militer (hard power) sedangkan

kepentingan yang besifat sekunder diperjuangkan

dalam kebijakan luar negeri seperti melalui

pertukaran misi kebudayaan dan bentuk soft power

lainnya. Dalam upaya pencapaian tujuan nasional

tersebut tidak hanya melibatkan kepentingan penguasa

saja tetapi lebih mengedepankan kepentingan rakyat

secara keseluruhan.

James N. Rossenau mengatakan bahwa Kepentingan

nasional memiliki dua kegunaan, yakni:

pertama, sebagai analitis untukmenggambarkan, menjelaskan ataumengevaluasi politik luar negeri. Dankedua, sebagai alat tindakan politik

27 Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal. 67.

32

Page 33: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sebagai sarana untuk membenarkan, mengecamatau mengusulkan kebijaksanaan.28

Sebagai dasar politik luar negeri suatu negara,

kepentingan nasional menjadi poin utama dalam upaya

menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi perilaku

suatu negara dalam perpolitikan internasional serta

menjadi dasar penentu pembuat kebijakan luar negeri.

Kepentingan nasional suatu bangsa dengan sendirinya

perlu mempertimbangkan berbagai nilai yang berkembang

dan menjadi ciri khas suatu negara. Aspek kebudayaan

yang dimiliki oleh setiap negara tentunya mempunyai

karakteristik paling khas. Kebijakan luar negeri yang

telah ditetapkan oleh suatu negara diimplementasikan

pelaksanaannya melalui diplomasi. Hubungan diplomasi

Korea Selatan dengan Indonesia dijalin melalui soft

diplomacy dengan mengedepankan nilai dan aspek

kebudayaan untuk mencapai kepentingan nasional.

C. Soft Diplomacy

28 Mohtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES. Hal. 140.

33

Page 34: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Salah satu bentuk penerapan hubungan bilateral

adalah melalui diplomasi. Diplomasi dapat dilakukan

dalam berbagai dimensi baik bilateral, regional

maupun internasional. Unsur kekuatan diplomasi sangat

diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan

suatu negara merdeka. Diplomasi telah menjadi bagian

integral setiap negara dalam menjalankan hubungan

internasional. Kekuatan diplomatik akan sangat

bermanfaat bagi suatu negara untuk menjaga pertahanan

nasional serta mencari kesempatan baru dalam menjalin

hubungan persahabatan dengan negara lain.29

Pengertian diplomasi menurut Sumaryo

Suryokusumo adalah:

Cara-cara di mana negara melalui wakil-wakil resmi maupun wakil-wakil lainnyatermasuk juga para pelaku lainnya,membicarakan dengan baik, mengkoordinasikandan menjamin kepentingan-kepentingantertentu atau yang lebih luas denganmengadakan pertukaran pandangan,pendekatan, kunjungan-kunjungan dan bahkan

29 Yang Seung Yoon. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yogyakarta: UGMPress. Hal. 1.

34

Page 35: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sering dengan ancaman-ancaman dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan lainnya.30

Diplomasi sebagai upaya suatu bangsa untuk

mencapai kepentingan nasional dan instrumen dalam

pelaksanaan kebijakan politik luar negeri, tentunya

ditunjang oleh power yang dimiliki suatu negara.

Tujuan diplomasi yang diharapkan suatu bangsa adalah

terciptanya landasan persahabatan yang membimbing

bangsa-bangsa menuju kerjasama dan perdamaian. Dengan

demikian, diplomasi yang merupakan seni, cara atau

teknik atau strategi dalam menyampaikan kebijakan

dengan wakil-wakil negara lain demi memperjuangkan

suatu kepentingan mengalami perkembangan dari bentuk

yang tradisional dengan menggunakan ancaman-ancaman

menjadi diplomasi yang lebih modern dengan pendekatan

yang lebih lembut dan bersifat persuasif yakni dengan

menggunakan soft power.

Joseph Nye menyatakan pengertian Soft power

adalah “getting others to want the outcomes that you want without

30 Sumaryo Suryokusumo. Op.Cit. Hal. 11-12.

35

Page 36: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

inducements (“carrots”) or threats (“sticks”).31 Soft power ini

sendiri melengkapai dua dimensi hard power suatu

negara yakni militer (”carrots”) dan tekanan ekonomi

(“sticks”) dimana soft power menjadi cara ataupun perilaku

ketiga untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hard

power dan soft power hakikatnya memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi tindakan pihak lain namun

perbedaannya terletak pada perilaku dan sumber daya

yang digunakan. Bentuk soft power merupakan bentuk

power yang mudah menarik perhatian negara lain dengan

melalui pendekatan lebih lembut dan tanpa ancaman

untuk mencapai apa yang diinginkan oleh suatu negara,

seperti melalui sumber daya budaya.

Tabel 2: Tipe Power

Type of Power Behaviors PrimaryCurrencies

GovernmentPolicies

Military Power Coercion,deterrence,protection

Threats andForce

CoercieveDiplomacy, war,

allianceEconomic

PowerInducement and

coercionPayments and

sanctionsAid, bribes,sanctions

Soft Power Attraction and Values, culture, Public

31 Joseph S. Nye. 2004. Soft power: The Means to Succes In World Politics. New York: Public Affairs. Hal.5

36

Page 37: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

agenda setting policiesinstitutions.

diplomacy,bilateral andmultilateraldiplomacy

Sumber: Joseph S. Nye. 2004. Soft power: The Means to SuccesIn World Politics. New York: Public Affairs.Hal.31

Adapun tiga sumber utama dalam soft power yakni,

daya tarik budayanya, nilai politik dan kebijakan

luar negerinya. Budaya adalah seperangkat nilai dan

bentuk praktik dalam menciptakan makna terhadap suatu

masyarakat yang mana bentuk budaya itu sendiri dapat

berupa seni artistik, pendidikan, bahasa

kesusastraan, hingga budaya pop yang fokus ke bentuk

hiburan untuk masyarakat umum (musik, tarian, film).

Jika dalam kebudayaan suatu bangsa mengandung nilai-

nilai yang universal dan kebijakan mempromosikan

nilai-nilainya dan memiliki daya tarik bagi pihak

lain maka hal tersebut dapat meningkatkan popularitas

suatu negara karena daya tarik yang dibentuk melalui

budaya tersebut.32

32 Ibid. Hal. 11

37

Page 38: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Dengan melihat tipe-tipe power pada Tabel 2,

kekuatan diplomatik itu dapat dijalankan tanpa

menggunakan biaya politik dan kekuatan militer yang

cukup besar sehingga dapat dikatakan bahwa ada

kekuatan ataupun instrumen lain dalam penentuan

kebijakan luar negeri. Soft diplomacy merupakan

pelaksanaan kebijakan pemerintah sebagai bentuk nyata

dari penggunaaan instrumen selain politik dan militer

dalam hubungan internasional yang membawa unsur soft

power dalam pengaplikasiannya.33 Disamping itu, dalam

memainkan peran penting di era globalisasi ini dimana

pelaksanaan diplomasi dimudahkan dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi juga mengharuskan

pemanfaatan soft power yang dimiliki suatu negara

dilakukan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan

nasional suatu negara melalui soft diplomacy.34

Sebagai jawaban praktik hard diplomacy yang

mewakili aktivitas terkait dengan kekerasan,

33 Reza Lukmanda Yudhantara. Loc.Cit.34 Jack Kemp. 2007. Soft diplomacy Is The Best Plan. [Online].

http://www.humanevents.com/article.php?id=19791. Diaksespada tanggal 8 Desember 2011 pada pukul 13.29 Wita.

38

Page 39: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

agresifitas, tindakan koersif, pemakaian perangkat

militer dan embargo ekonomi, soft diplomacy terkait

aktivitas-aktivitas diplomasi publik, image building, dan

diplomasi kebudayaan.35 Adapun pernyataan salah satu

diplomat bagian diplomasi publik Kemenlu RI,

Fransiska Monika mengutarakan pengertian soft diplomacy,

yakni sebagai berikut:

soft diplomacy lebih menekankan kepada tatalaksana dari diplomasi yang menggunakankekuatan seperti kebijakan, nilai-nilaiyang dianut dalam masyarakat maupunkebijakan yang diambil oleh Pemerintahsuatu negara demi memenangkan hati negaralain.36

Soft diplomacy merupakan istilah yang berkembang

sebagai bentuk diplomasi budaya seiring semakin

ditinggalkannya penggunaan hard power yang dimiliki

oleh suatu negara untuk mencapai kepentingannya sejak

berakhirnya perang dingin. Awal pelaksanaan soft

diplomacy ini dimulai oleh Jepang dengan menggunakan

budaya sebagai sarana mempengaruhi negara lain untuk

meningkatkan citra Jepang. Komik Jepang yang dikenal35 Sukawarsini Djelantik. Op.Cit. Hal.209.36 Monika, F (April,2012). Personal Communication

39

Page 40: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dengan nama manga, film-film kartun seperti doraemon,

atau animasi (populer dengan sebutan anime) seperti

Pokemon menghasilkan apresiasi luar biasa terhadap

Jepang.

Pada masa pemerintahan Presiden Amerika

Serikat, Barrack Obama, pelaksanaan soft diplomacy

semakin dikenal dan cenderung menjadi bentuk

diplomasi utama dalam hubungan internasional

kekinian. Presiden Obama melalui Menteri Luar Negeri

AS, Hillary Clinton, semakin gencar mengedepankan soft

power dalam kegiatan hubungan internasionalnya melalui

aktivitas soft diplomacy dengan melakukan pendekatan

melalui budaya. Kebijakan Amerika Serikat tersebut

tentunya memberi pengaruh terhadap dinamika kegiatan

hubungan internasional seiring semakin meningkatnya

citra Amerika setelah beralih kekuasaaan dari mantan

Presiden Bush dimana saat itu Amerika sangat identik

dengan kebijakan hard power-nya.

Melalui soft diplomacy, negara berusaha sedapat

mungkin untuk memikat negara lain sekaligus

40

Page 41: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

masyarakat yang ada di dalamnya dengan kebudayaan

yang dimiliki dan nilai-nilai yang dianutnya. Oleh

karena itu soft diplomacy yang berwujud budaya lebih

menghasilkan diplomasi yang kuat, seperti apa yang

telah diutarakan oleh Susanto Pudjomartono seorang

mantan Dubes Indonesia untuk Rusia bahwa soft diplomacy

ini diartikan sebagai pertukaran gagasan, informasi,

seni dan aspek-aspek kebudayaan lain antara negara

dan bangsa, dengan harapan bisa menciptakan

pengertian bersama.37

Aktifitas soft diplomacy dapat mengarahkan

berbagai kedekatan politik menjadi kemanfaatan

ekonomi seperti melalui promosi perdagangan dan

membantu tugas promosi pariwisata. Maka dari itu,

adapun senjata utama dalam pelaksanaan soft diplomacy

yakni dengan menggunakan media dalam suatu event

untuk berhubungan dan berinteraksi dalam memberi

informasi baik itu untuk mendidik ataupun untuk

37 Susanto Pudjomartono. 2011. Soft diplomacy. [Online]. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=293039. Diakses pada tanggal 26 Desember 2011 pukul 16.51 wita.

41

Page 42: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

menghibur dengan menempatkan budaya, nilai dan

kebijakan suatu bangsa.38

Kita dapat mengenal suatu masyarakat dari

budayanya sehingga Korea Selatan berupaya untuk

memperkenalkan dirinya kepada masyarakat

internasional melalui berbagai event seni dan budaya.

Melalui penggunaan seni dan budaya popular sebagai

soft diplomacy, Korea Selatan dapat menggunakan hal

tersebut untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya

sekaligus mengukuhkan perannya dalam dunia

internasional secara umum dan Indonesia secara

khusus. Aset soft diplomacy yang digunakan Korea Selatan

saat ini adalah melalui budaya pop yang dikenal

dengan istilah Korean wave. Korean wave dijadikan sebagai

salah satu bentuk diplomasi budaya Korea Selatan

dalam era globalisasi informasi dan sosiologis.39

38 Mark Scott. 2009. A Global ABC Soft Diplomacy and the World of International Broadcasting. Bruce Allen Memorial Lecture, 5 November 2009, Macquarie University. Sydney.

39 Jeong-Nam Kim dan Lan Ni. 2011. The Nexus between Hallyu and Soft power. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). 2011. Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University Press. Hal 131.

42

Page 43: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Di lain pihak, Menurut Hans J. Morgenthau,

dalam pencapaian kepentingan nasional ditunjang oleh

sembilan unsur kekuatan nasional yang mana salah

satunya adalah kualitas diplomasi. Kualitas diplomasi

berarti sejauh mana diplomasi tersebut mendapati

kesepakatan yang menguntungkan bagi negara,

setidaknya tidak mengalami kerugian dari kesepakatan

yang dicapai.40 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Soft diplomacy memiliki kualitas diplomasi sebagai upaya

dalam pencapaian kepentingan nasional.

Soft diplomacy sebagaimana berdasarkan pada tata

laksana suatu diplomasi yang lebih atraktif dan

persuasif dijalankan dengan menggunakan kekhasan

suatu bangsa seperti budaya, memang memerlukan proses

yang berjalan lama namun dampak yang ditimbulkannya

dapat berlangsung lama karena sasarannya tidak hanya

langsung pada negara melainkan pada masyarakat secara

umum sehingga terbentuk opini publik yang dapat

mempengaruhi keputusan pembuat kebijakan dalam suatu40 Sri Hayati dan Ahmad Yani. 2007. Geografi Politik. Bandung: PT.RefikaAditama. Hal. 73.

43

Page 44: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

negara. Dengan perkembangan situasi internasional

dewasa ini dimana meningkatkan pendekatan yang

bersifat people-to-people menjadi salah satu upaya dalam

soft diplomacy Korea Selatan yang tidak hanya melibatkan

aktor negara (track one diplomacy) dalam

pengaktualisasiannya. Soft diplomacy juga dilakukan

dalam pertemuan yang tidak resmi tanpa harus melalui

protokol formal kenegaraan sehingga terlaksananya soft

diplomacy juga didukung oleh pelaksanaan multi-track

diplomacy yang melibatkan berbagai aktor non-negara.

D. Multi-track Diplomacy

Studi diplomasi mengalami perkembangan pesat

sejak berakhirnya Perang Dingin di era 1990an dan

abad ke 21 yang juga menciptakan revolusi teknologi

sehingga mendorong terjadinya perubahan aktor utama

diplomasi.41Dinamika hubungan internasional di era

globaslisasi ini menimbulkan beragam isu-isu politik

global dalam pelaksanaan diplomasi dan melibatkan

41 Ole Jacob Sending, Vincent Pouliot dan Iver B.Neumann. 2011. The Future of Diplomacy; Changing Practices, evolving relationships. International Journal, Summer 2011. Canada: Canadian International Council. Hal. 527.

44

Page 45: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

banyak aktor dengan kepentingannya masing-masing.

Kompleksitas permasalahan internasional yang semakin

beragam menjadikan penyelesaian konflik untuk

menciptakan dan menjaga perdamaian menjadi lebih

rumit. Brian Hocking mengemukakan bahwa bentuk

diplomasi kontemporer membutuhkan penyesuaian dengan

perkembangan lingkungan internasional yang cepat

berubah sehingga Pemerintah perlu menyadari

kemunculan aktor non-negara, seperti tokoh

masyarakat, perusahaan swasta, partai politik, NGOs,

seniman atau budayawan hingga media massa pun

menempati peran penting dalam upaya mencapai tujuan

diplomasi secara optimal.42

Multi-track diplomacy adalah konsep yang

dikembangkan oleh Louise Diamond dan John W.

McDonald. Multi-track diplomacy merupakan suatu perluasan

dan pembedaan antara first track diplomacy dan second track

diplomacy yang dibuat oleh Joseph Montville di tahun

42 Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal. 96.

45

Page 46: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

1982.43 Pada tahun 1991, Louise Diamond dan McDonald

mengembangkan kedua jalur tersebut menjadi sembilan

jalur yakni Pemerintah, conflict resolution professionals,

bisnis, warga negara, penelitian, pelatihan dan

pendidikan, aktivisme, agama, pendana atau pemberi

dana dan media.44

Gambar 1: Sembilan Multi-track Diplomacy

Sumber: Louise Diamond and John McDonald. 1996Multi-Track Diplomacy; A Systems Approach to PeaceThird Edition. Kumarian Pres.Hal. 15

43 C.P.F Luhulima. Peranan Diplomasi Multi-track dalam Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan; Upaya dan Tantangan. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 5(2). Hal 75.

44 Ibid.

46

Page 47: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Pelaksanaan multi-track diplomacy didasarkan pada

kesadaran dan keinginan aktor non-negara secara umum

dari berbagai kalangan yang memiliki latar belakang

dan kemampuan yang berbeda-beda untuk melakukan usaha

menciptakan peacemaking dan peacebuilding.45 Menyikapi

bermunculannya aktor-aktor non-negara yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijakan politik luar negeri suatu

negara diharapkan bisa memberi kontribusi yang

positif bagi pencapaian kepentingan nasional

khususnya dalam membangun citra bangsa yang positif

di mata dunia internasional serta dalam mengisi dan

mengembangkan kerjasama di berbagai bidang dan

mengatasi permasalahan global.

Multi-track diplomacy telah menjadikan diplomasi

bukan hanya tugas diplomat professional ataupun

Pemerintah dalam pengertian umum, namun merupakan

sebuah upaya untuk merangkul dan melibatkan

masyarakat dari berbagai negara dalam suatu hubungan

yang harmonis guna mewujudkan persahabatan bangsa-

45 Louise Diamond and John McDonald. Op.Cit. Hal. 14.

47

Page 48: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

bangsa menuju perdamaian dunia. Selain itu pula, di

era globalisasi kini semakin memudahkan hubungan

antar negara terjalin dengan memanfaatkan kecanggihan

teknologi transportasi dan komunikasi (internet).

Berkembangnya peran aktor non-negara dalam

hubungan internasional juga disadari oleh Pemerintah

Korea Selatan, sehingga dalam platform pelaksanaan soft

diplomacy Korea Selatan, aktor negara dan aktor non-

negara bekerja sama saling mendukung dalam memperluas

jaringan Korea di dunia melalui pengembangan budaya

popular Korean wave untuk meningkatkan citra bangsa

dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Diantara

sembilan jalur multi-track diplomacy, track one, track two, track

three, track four dan track nine adalah aktor yang terlibat

dalam pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan yang

diteliti dalam penulisan ini.

Track one diplomacy adalah diplomasi yang dilakukan

oleh aktor negara yakni pemerintah (government-to-

government) dan merupakan elemen penting dalam

diplomasi. Track one diplomacy dilakukan dengan

48

Page 49: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mempertimbangkan aspek formal dalam proses

pemerintahan karena dilakukan oleh kepala negara

ataupun diplomat professional serta wakil-wakil yang

telah diberi instruksi oleh negara yang berdaulat.46

Track two diplomacy adalah bentuk diplomasi yang

dilakukan oleh aktor-aktor non-negara dalam situasi

informal untuk dapat menangani konflik-konflik antar

kelompok masyarakat yang tujuannya menurunkan

ketegangan dengan cara meningkatkan komunikasi dan

saling pengertian untuk menciptakan perdamaian dunia.

Menurut McDonald, diplomasi jalur kedua ini adalah

sebagai pendukung diplomasi jalur pertama dalam

membuka jalan bagi negosiasi-negosiasi dan

kesepakatan yang dilakukan oleh Pemerintah.47

Track three diplomacy adalah diplomasi bisnis yang

melibatkan peran para pelaku bisnis melalui peluang

kegiatan kerjasama internasional di bidang ekonomi

guna menjalin relasi dengan negara-negara lain

melalui komunikasi ataupun jaringan bisnis untuk46 Sukawarsini Djelantik. Op.Cit. Hal. 20.47 Louise Diamond dan John McDonald. Op.Cit. Hal. 38.

49

Page 50: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

membantu menciptakan perdamaian dan memperkokoh

interaksi kerjasama bisnis dan perekonomian

antarnegara.48

Track four diplomacy menggambarkan keikutsertaan

masyarakat dalam diplomasi yang disebut citizen

diplomacy. Peran seluruh lapisan masyarakat akan lebih

mudah dan jangkauannya luas dalam menjalin relasi

untuk mewujudkan perdamaian dan kerjasama baik itu

melalui kegiatan pertukaran, organisasi sukarela dan

organisasi non-Pemerintah lainnya, special-interest groups

hingga para selebritis dinyatakan sebagai aktor baru

dalam dunia perpolitikan global. Keterlibatan

masyarakat luas dalam diplomasi multi jalur merupakan

sebuah kecenderungan baru di era globalisasi sebagai

ungkapan kepedulian dan tanggung jawab terhadap

masalah-masalah yang terkait kebijakan luar negeri

dan perdamaian dunia. 49

48 Ibid. Hal. 52-5349 Ole Jacob Sending, Vincent Pouliot dan Iver B.Neumann. Op.Cit. Hal. 533.

50

Page 51: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Track nine diplomacy yang memainkan peran media

tentunya dapat memberikan pengaruh yang signifikan

dalam menyampaikan informasi dan aspirasi rakyat

hingga menciptakan opini publik guna menjaga

perdamaian dan meningkatkan kerjasama. Track nine

diplomacy adalah bentuk diplomasi bagaimana opini

publik dibentuk dan diekspresikan oleh berbagai

elemen media. Di era globalisasi kini, media semakin

berperan penting karena dengan mudah menyebarkan

informasi maupun peristiwa teraktual dari seluruh

belahan dunia melalui televisi ataupun jaringan

internet, sehingga sangat membantu dalam proses

penyelenggaran diplomasi suatu negara. Media

bertindak sebagai messenger dan berada dalam lingkaran

sentris untuk menghubungkan peran para aktor multi-track

diplomacy yang berperan aktif dalam membangun saling

pengertian dan toleransi antarnegara, antar budaya

ataupun antar agama.50

50 Louise Diamond dan John McDonald. Op.cit. Hal. 15.

51

Page 52: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Seluruh jalur dalam pola hubungan multi-track

diplomacy memperlihatkan hubungan antar semua jalur

pada tingkat yang sama. Setiap jalur memiliki sumber

daya, nilai dan pendekatannya masing-masing namun

saling mempengaruhi satu sama lain. Multi-track diplomacy

juga identik sebagai diplomasi publik yang merupakan

bentuk diplomasi dalam menjembatani antara dinamika

kepentingan nasional di percaturan politik dunia dan

aspirasi masyarakat domestik.51 Pemerintah Korea

Selatan melalui Ministry of Foreign Affairs and Trade (MOFAT)

menetapkan tahun 2010 sebagai starting point dalam

mempromosikan diplomasi Publik dan mendirikan Korean

Diplomacy Public Forum serta bekerjasama dengan Korean

Foundation.52 Diplomasi publik merupakan implementasi

dari track two diplomacy. Isu utama diplomasi publik

adalah arus transnasional dan ide-ide kepentingan

nasional dipromosikan dengan berbagai upaya untuk

51 Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal.7.52 Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2011. Diplomatic

White Paper 2011. Republic of Korea. Hal. 269.

52

Page 53: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

menyebarkan informasi saling pengertian dan

mempengaruhi masyarakat asing.53

Bentuk diplomasi multi jalur sebagai bentuk

diplomasi yang baru dengan bermunculannya berbagai

aktor non-negara di era globalisasi yang didukung

oleh inovasi teknologi diyakini dapat lebih powerfull

dalam melakukan negosiasi untuk mencapai kepentingan

nasional suatu bangsa. Penerapan multi-track diplomacy

akan semakin mendorong jaringan kerjasama suatu

negara dengan negara lain karena komponen para aktor

dalam multi-track diplomacy menempati posisi berbeda

tetapi terkait satu sama lain dan saling berinteraksi

untuk membangun kerjasama yang strategis, terlebih

lagi media semakin bisa membentuk opini publik secara

efektif yang dapat mempengaruhi tindakan Pemerintah

mengambil kebijakan melalui apa yang ditampilkan

dalam berita melalui media cetak, media elektronik

dan tentunya media online (internet).

E. Pencitraan

53 Sukawarsini Djelantik. Op.Cit. Hal. 19.

53

Page 54: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Konsep citra (image) dikembangkan oleh para

ilmuwan sosial dalam membahas variabel psikologis

manusia dalam mensinkronkan dengan lingkungannya,

mereka beranggapan bahwa suatu citra timbul dari

interaksi berbagai sikap dan asumsi yang

dikembangkan seseorang dalam mempelajari

lingkungannya.54 Hubungan antara kecenderungan dan

kegiatan dengan cara yang akan membantu memahami

bagian peran kegiatan diplomasi suatu negara dalam

mengungkapkan nila-nilai pendekatan politik ataupun

budaya dan bidang lainnya ditandai dengan citra yang

dibentuk. Pencitraan membantu memberikan alasan yang

dapat diterima secara subjektif tentang mengapa

segala sesuatu hadir sebagaimana tampaknya tentang

preferensi politik ataupun yang lainnya yang tidak

hanya bersifat politis.

54 William D. Coplin dan Marsedes Marbun. 1992. Pengantar Politik Internasional; Suatu Telaah Teoritis. Bandung: CV. Sinar Baru.Hal. 43.

54

Page 55: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Landasan penilaian citra terletak pada nilai-

nilai kepercayaan atau sistem nilai atau lebih luas

lagi pada kebudayaan.55 Citra menentukan cara

seseorang memandang dunia dan citra tersebut

digunakan untuk mengorientasikan pengambil keputusan

sehingga citra memainkan peran yang menentukan dalam

upaya untuk membentuk perilaku para pengambil

keputusan politik luar negeri.56 Citra yang berhasil

dibangun oleh suatu negara terasa sangat penting dan

bermanfaat dalam melaksanakan politik luar negerinya

karena akan dimudahkan dalam menarik perhatian

negara lain dalam memandang dan menilai negara

tersebut. Pencitraan yang terbentuk merupakan modal

awal suatu negara untuk menjalin hubungan bilateral

dalam mencapai kepentingan nasional. Aleksius Jemadu

menyatakan pengertian pencitraan adalah:

upaya suatu bangsa untuk mendefinisikandirinya baik kepada rakyatnya sendirimaupun dalam pergaulan internasional denganmenonjolkan keunggulan nilai-nilai budaya

55 Vivi Feriany. 2009. Memperkuat Diplomasi Pencitraan Indonesia. Jurnal Diplomasi. Hal. 148.

56 William D. Coplin dan Marsedes Marbun. Op.cit. Hal 91.

55

Page 56: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

yang dimilikinya dengan tujuan untukmenciptakan pengaruh internasional yangsangat diperlukan untuk pencapaian tujuanpolitik luar negeri dan diplomasi secaraumum.57

Pembangunan citra suatu bangsa tidak hanya

dimaksudkan untuk membangun citra dari kesan yang

negatif menjadi positif namun dapat pula berarti

untuk memelihara atau mempertahankan citra, hingga

meningkatkan citra positif yang telah dimiliki oleh

suatu bangsa. Citra itu sengaja diciptakan agar

bernilai positif. Citra positif memang penting bagi

sebuah bangsa, setidaknya dengan citra baik yang

dimilikinya negara tersebut akan dihormati,

dihargai, disegani, dan dipercaya sehingga

meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain dan

memperkuat posisi persaingan dalam perpolitikan

global dan dapat dengan mudah mencapai kepentingan

nasionalnya di suatu negara. Bangsa lain akan salut

terhadap negara yang bersangkutan dan akan berpikir

ulang bila ingin mengusik kedaulatannya. Efeknya

57 Aleksius Jemadu. Op.Cit. Hal.120.

56

Page 57: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

negara akan memiliki kewibawaan baik ditingkat

regional maupun internasional.58

Pembangunan citra suatu bangsa di luar negeri

termasuk dalam penanganan berbagai isu politik,

ekonomi, sosial budaya yang didasarkan pada norma

dan nilai yang dianut oleh masyarakat dalam negeri

tanpa mengabaikan norma pergaulan internasional.

Upaya pembentukan citra ini didukung oleh

pelaksanaan dalam diplomasi publik (track two diplomacy).

Pembangunan citra ini bukan hanya menjadi agenda

nasional dan dilakukan oleh departemen luar negeri

semata melainkan dijalankan oleh seluruh lapisan

masyarakat dan tentunya dibantu oleh peran media

dalam membentuk opini publik dan mendefinisikan

citra.

58 T. May Rudy. 2005.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional.Bandung: PT. Refika Aditama. Hal. 139.

57

Page 58: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Citra yang ingin dibangun Korea Selatan

merupakan produk dari konstruksi sosial yang

dibangun dari pandangan dunia, karakter bangsa dan

pandangan personal tanpa ditentukan oleh ideologi

negara. Pencitraan juga sangat penting dilakukan

oleh sebuah negara untuk memasarkan produknya ke

seluruh dunia, mengundang investor dari negara lain

agar menanamkan modalnya sehingga menunjang

pertumbuhan ekonomi suatu negara.59 Dengan demikian,

Korean wave adalah sebagai sikap dan tindakan nyata

Pemerintah dan rakyat Korea Selatan untuk membangun

citra bangsa dalam memperkenalkan identitas politik,

ekonomi, dan budayanya sekaligus mencapai

kepentingan nasional dalam berbagai bidang kerjasama

dengan Indonesia.

59 Mohammad Shoelhi. 2011. Diplomasi: Praktik Komunikasi Internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.159-160.

58

Page 59: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

BAB IIISOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN DI INDONESIA

A. Kepentingan Nasional Korea Selatan di Indonesia

Korea Selatan memiliki dua kebijakan nasional

utama dalam pelaksanaan politik luar negerinya yakni,

mengembangkan ekonomi nasional sambil memperkuat

kekuatan pertahanannya.60 Namun, disamping itu

Pemerintah Korea Selatan juga bermaksud untuk

memberikan peran dan berkontribusi yang lebih besar

bahkan lebih lengkap dalam forum internasional untuk

mengatasi masalah-masalah global seperti non-

60 Yang Seung-Yoon dan Mohtar Mas’oed. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yoyakarta: UGM Press. Hal. 8

59

Page 60: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

proliferasi dan pemberantasan kemiskinan. Korea

Selatan juga berkepentingan meningkatkan citra

nasional melalui penyelesaian berbagai masalah

diplomatik dan kerjasama internasional dengan

meningkatkan infrastruktur diplomatik.

Pemerintah Korea Selatan berupaya memperkuat

sumber daya manusia dengan tujuan untuk mengangkat

kemampuan diplomatik guna memastikan bahwa Korea

Selatan telah sepenuhnya mencerminkan kapasitas

nasional dan internasional dalam rangka mewujudkan

visi Global Korea yang menjadi tujuan utama dalam

Pemerintahan Presiden Lee Myung Bak. Visi Global Korea

tersebut dimaksudkan agar tercipta sebuah citra

bangsa Korea yang tidak hanya bekerja sama secara

aktif tetapi juga dapat memberikan solusi untuk

menangani permasalahan yang dihadapi masyarakat

internasional.61

61 Lee Myung-Bak. 2009. The Lee Myung-Bak Administration’s Foreign Policy and National Security Vision: Global Korea The National Strategy of the Republic of Korea . Cheong Wa Dae: Office of The President.Hal. 12

60

Page 61: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Setelah berhasil bangkit dari masa imperialisme

Jepang, penderitaan perang Korea dan kemiskinan,

Korea Selatan telah berhasil memulihkan kedaulatan

negaranya selama beberapa dekade ini serta mencapai

hasil pembangunan ekonomi dan demokrasi yang kuat.

Dewasa ini, Korea Selatan berada dalam waktu yang

tepat untuk dapat menjadi negara yang lebih

bermartabat dan menempati posisi sejajar dengan

negara-negara maju seiring dengan pembangunan

ekonomi, demokrasi, dan industri teknologinya yang

semakin meningkat. Oleh karena itu, Korea mengadopsi

sikap yang lebih terbuka dalam mengimplementasikan

kepentingan nasional dan pelaksanaan kebijakan luar

negerinya karena keberlangsungan hidup dan masa depan

suatu bangsa dipengaruhi oleh totalitas interaksinya

dengan masyarakat internasional.

Perwujudan citra Global Korea dapat menjadikan

Korea sebagai aktor global yang memiliki cakrawala

luas dengan terlibat secara proaktif dalam pergaulan

internasional untuk menciptakan perdamaian dunia.

61

Page 62: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Pencitraan Global Korea juga mengacu pada tujuan Korea

yang meninggalkan kebiasaan diplomasinya yang sempit

dimana hanya diarahkan untuk penyelesaian konflik

Semenanjung Korea dan menjadikannya sebuah bangsa

yang berbudaya modern. Dengan demikian, Pemerintah

Korea Selatan menggunakan soft power yang dapat

membangun kapasitasnya untuk menjadi aktor global.

Hal tersebut ditunjang oleh kemajuan ekonomi,

pengembangan industri teknologi yang semakin canggih,

potensi budaya yang artistik dan menarik serta

kesejahteraan masyarakat yang disertai dengan

kualitas pendidikan yang dimiliki oleh Korea Selatan.

62

Dalam Diplomatic White Paper Republik Korea tahun

2011 dinyatakan bahwa atas dasar disadarinya peranan

soft power menjadi semakin penting dan budaya telah

meningkat sebagai unsur inti daya saing antarbangsa

dan sumber daya ekonomi yang menghasilkan nilai

tambah, diplomasi budaya telah menjadi salah satu

62 Ibid.

62

Page 63: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

pilar dalam pelaksanaan diplomasi yang diterapkan

oleh Pemerintah Korea Selatan. Korea Selatan sebagai

negara middle power yang tidak dapat menjadi balance of

power diantara Jepang dan China dengan mengandalkan

hard power, sehingga pemberdayaan soft power dianggap

penting. Keberhasilan perekonomian Korea dan

penyerbarluasan budaya Korea melalui Korean wave dapat

menjadi faktor pendorong peningkatan soft power yang

dimiliki oleh Korea Selatan.63

Dalam rangka memaksimalisasikan pemberdayaan

soft power yang dimilikinya, Korea Selatan membuka

cakrawala baru dalam diplomasi yakni dengan soft

diplomacy. Sejak tahun 2006, Ministry of Foreign Affairs and

Trade (MOFAT) secara tidak langsung terus mendukung

penyebaran Korean wave sebagai soft diplomacy dalam

meningkatkan soft power yang dimiliki oleh Korea

Selatan serta menjadi langkah modal dalam mewujudkan

tujuan nasional Global Korea. MOFAT berupaya membangun

63 Joseph S.Nye. Why South Korea Should Go Soft. Korea 2020: Global Perspective for the Next Decade. Seoul: Random House Korea. Hal. 93-95

63

Page 64: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

jaringan global agar Korea Selatan dapat terus

menjangkau lebih banyak negara dan lebih meningkatkan

hubungan kerjasamanya dengan negara lain. Dengan

menjalin jaringan yang luas secara global, Pemerintah

Korea Selatan dapat memperbaiki citra ataupun

reputasinya di luar negeri dengan meningkatkan brand

Korea dan memperkuat posisinya dalam kepemimpinan

global melalui bentuk pendekatan yang lebih proaktif

dalam berinteraksi dengan masyarakat internasional.

Sejalan dengan langkah pencapaian kepentingan

nasional, Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan

kebijakan New Asia Initiative sebagai langkah membangun

jaringan global dengan semakin memfokuskan kerjasama

di kawasan Asia terutama dengan negara-negara ASEAN

sebagai salah satu organisasi regional terbesar di

Asia. Apalagi Korea Selatan yang tidak terlepas dari

konflik dengan Korea Utara tentunya dapat mengganggu

stabilitas dan keamanan nasional sehingga Korea

Selatan harus bisa menjalin hubungan baik dengan

negara tetangga agar ke depannya Korea Selatan

64

Page 65: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mendapat dukungan dari negara lain dalam upaya

reunifikasi antar-Korea. Selain itu, kebijakan

tersebut juga mengindikasikan ASEAN sebagai salah

satu kawasan dan pasar terbesar bagi Korea Selatan di

Asia, maka dari itu menjalin dan mempererat hubungan

dengan negara-negara anggota ASEAN menjadi penting

bagi Korea Selatan. Indonesia sebagai salah satu

anggota ASEAN, menjalin hubungan diplomatik dengan

Korea Selatan secara resmi pada tanggal 18 September

1973. Korea-Indonesia terus melakukan upaya perluasan

kerjasama bilateral secara regional dan internasional

serta menjanjikan untuk mempertahankan ikatan

kerjasama yang erat dengan Indonesia.64

Peningkatan hubungan kerjasama kedua negara

tersebut disepakati dengan menandatangani MoU Joint

Declaration on Strategic Partnership between RI and ROK pada

bulan Desember tahun 2006 untuk memperluas bidang

hubungan kerjasama seperti pembangunan, politik,

ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Peningkatan64 Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2009. Diplomatic

White Paper 2009. Republic of Korea. Hal. 68.

65

Page 66: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

hubungan mitra strategis tersebut ditandai dengan

ditandanganinya kerjasama bidang kebudayaan pada

tahun 2008. Kemudian, Korea-Indonesia bekerja sama

menjadi host ‘Bali Democracy Forum’ pada tahun 2010 di

Indonesia yang mana berkontribusi untuk memperkuat

hubungan kerjasama dengan kedua negara sebagai salah

satu upaya untuk mempromosikan demokrasi di wilayah

Asia Timur dan setuju untuk memperkuat kerja sama

pada masalah Korean Peninsula.65

Hubungan bilateral yang dijalin Korea-Indonesia

dilandasi beberapa kepentingan nasional Korea di

bidang politik, ekonomi dan sosial-kebudayaan, namun

kepentingan ekonomi menjadi kepentingan utama yang

ingin dicapai Korea Selatan di Indonesia. Hal

tersebut berdasarkan penyataan Mr. Kim Do Hyung, first

secretary of Republic of Korea Embassy in Indonesia, Beliau

mengungkapkan bahwa:

Kepentingan nasional utama lainnya yangingin dicapai Korea Selatan di Indonesiaadalah di bidang ekonomi. Korea Selatan

65 Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2011. Diplomatic White Paper 2011. Republic of Korea. Hal. 91

66

Page 67: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

ingin mempromosikan kerjasama substansialmenengah dan rencana ekonomi pembangunanjangka panjang di Indonesia. Korea Selatansedang berusaha untuk memperluas perannyadalam masyarakat internasional denganmelakukan modernisasi ekonomi dankebudayaan guna memberikan pengalaman dankeahliannya dengan negara-negaraberkembang, termasuk Indonesia.66

Upaya mencapai kepentingan nasional suatu

bangsa perlu ditopang oleh citra ataupun reputasi

negaranya. Maka dari itu, Pemerintah Korea mendirikan

President Council on Nation Branding (PCNB) pada 22 Januari

2009 untuk meningkatkan citra nasionalnya dalam

komunitas internasional dengan menerapkan strategi

sistematis dan komprehensif. Tujuan PCNB adalah untuk

menginformasikan kepada dunia untuk mengenal Korea

dan mempromosikan citra Korea sebagai sebuah negara

yang memberikan kontribusi bagi masyarakat

internasional yang menghasilkan produk dan layanan

kelas dunia serta sebagai sebuah negara yang

menghargai budaya lain.67

66 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Kim Do Hyung pada tanggal 17 April 2012 Pukul 11.00 Wib di Jakarta.

67 President Council on Nation Branding. Vision and Strategy. [Online].

67

Page 68: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Upaya membangun citra ataupun nation-branding

Korea Selatan menjadi Global Korea dilakukan dengan

mengembangkan unsur kebudayaan. Kebudayaan dijadikan

sebagai daya tarik untuk menjalin hubungan bilateral

dengan Indonesia agar dapat mengundang investor masuk

ke Korea ataupun investor Korea dapat melakukan

investasi di Indonesia serta menarik kunjungan

wisatawan Indonesia ke Korea. Kebudayaan itu sendiri

tidak hanya akan memberikan dampak sosial melainkan

dapat pula mempengaruhi bidang politik dan ekonomi

suatu negara.68 Maka dari itu, Pemerintah Korea

Selatan sangat mendukung agar popularitas musik pop

Korea di luar negeri terus dilanjutkan agar dapat

menarik 20 juta wisatawan asing setiap tahun sampai

tahun 2020 sebagai salah satu upaya untuk peningkatan

http://www.koreabrand.net/gokr/en/cms/selectKbrdCmsPageTbl.do?cd=0120&m1=1&m2=5. Diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pada pukul 12.00 Wita

68 Jason Strother. 2009. Korea’s Image Problem. [Online]. http://www.asiacalling.kbr68h.com/ur/news/south-korea/805-koreas-image-problem. Diakses pada tanggal 24 desember2011 pukul 16.41 Wita.

68

Page 69: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

kekuatan perekonomian negara.69 Peneliti P2P LIPI,

Indriana Kartini juga mengungkapkan bahwa:

Korea Selatan adalah friendly country yangtidak mendahulukan kekerasan. Korea Selatanbutuh citra tersebut mengingat KoreaSelatan yang sedang dalam konflik denganKorea Utara, disamping persaingan denganJepang. Citra yang dibangun tentunyadiharapkan untuk mencapai kepentinganekonomi di Indonesia melalui industriekspor otomotif serta industri teknologikomunikasi. Tentunya Pemerintah KoreaSelatan ingin meningkatkan sektorperekonomian negaranya, sehingga melalui K-Pop yang dijadikan daya tarik tentunyamenciptakan minat pasar masyarakatIndonesia terhadap segala bentuk produkKorea dan mulai mengkonsumsinya.70

Korean wave memang telah dipersiapkan untuk

dipasarkan ke dunia internasional sejalan dengan

adanya dukungan penuh dari Pemerintah sejak masa

Pemerintahan Presiden Kim Dae Jung (1993-1998) yang

slogan politiknya adalah “Creation of the New Korea”.

Dengan kata lain, Pemerintah Korea ingin menghapus

69 KBS. 2012. Kementrian Kebudayaan Umumkan Proyek Untuk Tahun 2012. [Online]. http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Cu_detail.htm?No=25593. Diakses pada tanggal 11 maret 2012 pada pukul 09.28 Wita.

70 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Indriana Kartini pada tanggal 27 Maret 2012 Pukul 11.00 Wib di Jakarta.

69

Page 70: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

citra bangsa yang tradisional dan membuat citra

nasional yang lebih baru dan modern. Kebijakan budaya

di masa Pemerintahan Kim Dae Jung dimaksudkan untuk

membangun identitas budaya dari perspektif

internasional dan untuk membangun kreatifitas budaya

suatu bangsa sehingga mantan Presiden Kim dikenal

sebagai “President of Culture”. Pada awal tahun 2000-an,

setelah krisis finansial yang melanda kawasan Asia di

tahun 1997, Pemerintah Korea mulai menargetkan ekspor

budaya populer Korea sebagai bentuk inisiatif

pelaksanaan sektor perekonomian baru. Mantan Presiden

Kim mendirikan Basic Law for the Cultural Industry Promotion

pada tahun 1999 dengan mengalokasikan dana senilali

US$148.5 juta untuk mengembangkan dan menyebarluaskan

budaya popular Korea melalui cara-cara inovatif

dengan menggabungkan budaya tradisional mereka dengan

budaya modern.71

71 Sung Sang-Yeon. 2008. Why are Asians Attracted to Korean Pop Culture?. The Korea Herald (eds). Korean wave. Seoul: Jimoondang. Hal. 16-17.

70

Page 71: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Tujuan akhir dari soft diplomacy adalah untuk

mempromosikan citra positif dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk menarik perhatian negara lain.

Seperti banyak bangsa, Korea telah berusaha untuk

meningkatkan posisinya dalam tatanan internasional

seiring dengan perkembangan soft power di dunia

internasional. Dengan demikian, era dimana sektor

industri yang memimpin pertumbuhan ekonomi suatu

negara juga menjadi sangat didukung dari sektor

kebudayaan dan hal tersebut berhasil dilakukan Korea

Selatan.

Atas dasar pemulihan dari krisis keuangan

global, Pemerintah Korea Selatan telah terus-menerus

membuat upaya untuk memperkuat dasar bagi pertumbuhan

jangka panjang dan meningkatkan ekonomi riil dengan

membangun citra bangsa “Global Korea”. Beberapa tahun

ini Korea Selatan telah menjadi tuan rumah beberapa

event besar tingkat internasional, berawal dari World

Cup 2002, Summit G-20 2010, Yeosu Expo World Exhibtion 2012

dan Winter Olympic Pyeongchang yang akan digelar tahun

71

Page 72: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

2018, sekaligus dapat menjadi sarana pelaksanaan soft

diplomacy dan meningkatkan citra negaranya sehingga

dapat semakin memperkuat posisinya di forum

Internasional.

B. Bentuk-Bentuk Korean Wave di Indonesia

Kunci dari terjalinnya persahabatan antarsuatu

bangsa adalah saling mengenal dan memahami karakter

dan budaya masing-masing. Pengaruh kebudayaan

terhadap pelaksanaan diplomasi memiliki peran yang

signifikan karena kebudayaan memiliki unsur

universal dan bersifat komunikatif. Kebudayaan

secara aktif digunakan dalam diplomasi bilateral

untuk meningkatkan pemahaman budaya dan dialog antar

bangsa karena dapat menembus batas-batas geografis,

politik, ideologi dan sosial.72 Karena itu, dengan

masuknya Korean wave sebagai pengenalan seni dan

budaya Korea kepada masyarakat Indonesia merupakan

72 Gracia I. Caroline Sidabutar. Diplomasi Kebudayaan: Konsep dan Relevansinya terhadap Pelaksanaan Politik Luar Negeri. Divisi Litbang Sekdilu Angkatan XXXII. Indonesia dan Dunia: Refleksi Pemikiran Diplomat Muda Indonesia. Jakarta: Kemenlu RI. Hal.160.

72

Page 73: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sebuah langkah dasar bagi Korea Selatan untuk

membangun citranya sekaligus dapat mempererat

hubungan bilateralnya dengan Indonesia.

Istilah Korean wave pertama kali diungkapkan

oleh jurnalis China pada pertengahan tahun 1990-an

dengan menyebutnya sebagai hanliu dalam bahasa

mandarin sementara di Korea dikenal sebagai hallyu.

Sejak saat itulah ditandai sebagai awal munculnya

hallyu atau lebih dikenal sebagai Korean wave oleh

masyarakat Internasional. Korean wave adalah istilah

yang menggambarkan fenomena penyebaran budaya pop

Korea berupa serial drama, film dan musik pop Korea

ke seluruh dunia.73

Serial drama televisi dan film adalah bentuk

Korean wave yang pertama kali dikenal oleh masyarakat

di Asia yang selanjutnya pada awal tahun 2000-an

disusul oleh ekspansi musik pop Korea yang dikenal

dengan istilah K-Pop. Elemen-elemen budaya populer

73 Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. 2011. Hallyu from Its Origin to Presents. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hallyu: Influenfe of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University Press. Hal. 22

73

Page 74: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korea ini menyebarkan pengaruhnya di negara-negara

Asia salah satunya Indonesia. Selain itu, Korean wave

pun berkembang dengan cepat ke berbagai belahan

dunia seperti Benua Amerika dan Eropa. Korean wave

berperan cukup efektif sebagai pemberi identitas

diplomasi Korea Selatan karena budaya popular Korean

wave menampilkan nilai budaya dan karakter bangsa

Korea dalam bentuk serial drama televisi, musik dan

film. Dengan demikian, Korean wave merupakan media

yang efektif sebagai pendukung dalam memperlancar

pelaksanaan diplomasi.

a. Serial Drama Korea

Pada awal munculnya Korean wave, serial drama

televisi Korea telah menjadi pilar utama dalam

penyebaran Korean wave. Krisis ekonomi Asia pada

akhir 1990-an membawa sebuah situasi di mana pembeli

Asia lebih menyukai program acara Korea yang lebih

murah. Korea menawarkan harga drama televisi lebih

murah seperempat dari harga drama televisi Jepang

dan sepersepuluh dari harga drama televisi Hong Kong

74

Page 75: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

di tahun 2000. Bentuk Korean wave di Indonesia

diawali setelah Indonesia yang melakukan

liberalisasi media pada tahun 1990-an dengan

masuknya penayangan serial drama Korea di stasiun TV

Indosiar pada tahun 2002 yakni drama Winter Sonata yang

langsung digemari oleh masyarakat lalu diikuti oleh

drama Endless Love.74

Serial drama Korea mengisahkan berbagai cerita

tapi jenis cerita yang paling menonjol adalah kisah

drama romantis dan historikal. Drama Korea selalu

mencerminkan kualitas produksi, karakter yang

dijiwai dan skrip yang menarik. Drama Korea

dirancang untuk berbagai kalangan penonton dan

dipenuhi kisah dramatis yang dikemas secara menarik

dan dianggap lebih memiliki emosional yang kuat.

Serial drama Korea kerap menampilkan pakaian

tradisional Hanbok dan berbagai macam makanan

tradisional serta sikap santunnya dalam menghormati

74 Doobo Shim. 2006. Hybridity and Rise of Korean Popular Culture in Asia. Media, Culture and Society. Vol.28(1). Hal. 28

75

Page 76: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

orang yang lebih tua dalam kehidupan keseharian

masyarakat Korea.

Serial drama Korea dapat menjadi salah satu

alasan mengapa seseorang bisa mulai mengenal dan

menyukai Korea. Salah seorang penggemar serial-drama

Korea, Denti, mengutarakan bahwa ia pertama kali

mengenal Korea karena menonton serial drama Korea

dan tertarik dengan kebudayaan Korea yang

ditampilkan dalam drama tersebut.75 Tercatat terdapat

sekitar 50 judul drama Korea yang tayang di stasiun

TV swasta Indonesia pada tahun 2011 dan terus

meningkat setiap tahunnya.76 Dari sekian banyak

stasiun televisi di Indonesia, Indosiar dikenal

paling sering menayangkan program drama Korea.

Melihat animo masyarakat yang tinggi akan drama

75 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Penggemar K-Pop Ayu dan Denti pada tanggal 23 Maret 2012 Pukul 19.30 Wib di Jakarta.

76 Nyoman Lia Susanthi. 2011. “Gurita” Budaya Populer Korea di Indonesia. [Online] http://www.isi-dps.ac.id/berita/%E2%80%98gurita%E2%80%99-budaya-populer-korea-di-indonesia. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 18.33 Wita.

76

Page 77: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korea, Head section of PR Indosiar, Gufron Sakaril

mengungkapkan bahwa:

Índosiar kini menjadi trademark televisiKorea di Indonesia dan dengan melakukanevaluasi setiap saat dan melihat selerapenonton di Indonesia semakin tinggi akanKorean wave, maka program tayangan tajukdrama Asia kini didominasi oleh tayangandrama Korea.77

Dengan demikian, serial drama Korea menjadi

bagian penting dalam diplomasi Korea dalam

memperkenalkan identitas, karakter dan budaya

bangsa.

b. Film Korea

Setelah sukses meraih kepopuleran melalui

serial drama, bentuk Korean wave lainnya pun mulai

ikut menunjukkan kualitasnya, yakni film. Film Korea

sudah mulai menunjukkan kualitasnya di dunia

perfilman internasional. Pada awalnya, film Hongkong

mendominasi film Asia di bioskop Indonesia. Namun

seiring dengan semakin kuatnya ekspansi Korean wave,

film produksi Korea Selatan pun mulai digemari.77 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Gufron Sakaril pada

tanggal 3 April 2012 Pukul 17.00 Wib di Jakarta.

77

Page 78: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Kepopuleran film Korea di Indonesia tidak lain

karena pengaruh kegemeran penonton akan serial drama

televisi Korea. Film Korea pertama yang beredar

sukses di pasaran adalah Shiri pada tahun 1999. Film

Shiri dan juga Taegukgi juga diekspor ke berbagai negara

di Asia termasuk Asia Tenggara. Film Korea juga

memiliki kekhasan tersendiri yang sesuai dengan

sifat masyarakat Asia sehingga mudah dipahami serta

menggambarkan keadaan Korea itu sendiri, misalnya

dalam film Shiri menggambarkan sikap Korea Selatan

dalam mengendalikan isu sensitif hubungan inter-

Korea. Kementerian Budaya, olahraga dan pariwisata

Korea Selatan menyatakan bahwa pada tahun 2012

tercatat 44.18 juta orang menonton film Korea yang

merupakan jumlah tertinggi sejak 2006.78

Dalam rangka untuk mempromosikan dan

meningkatkan ekspor film Korea yang telah memperoleh

78 Shim Sun-ah. 2012. Korean Films Drew Record Audiences in First Half:Ministry. http://english.yonhapnews.co.kr/news/2012/07/03/0200000000AEN20120703007100315.HTML. Diakses pada tanggal 7 Juli2012 pukul 13.09 Wita.

78

Page 79: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

pengakuan di seluruh dunia, MOFAT telah mendukung

pemutaran film Korea di Festival film internasional

besar seperti Berlin International Film Festival, The Festival de

Cannes dan Venice Festival Film. Selain itu, MOFAT telah

mendukung Festival film internasional yang diadakan

di Korea seperti BIFF (Busan International Film Festival)

yang mendorong film luar negeri, sutradara, dan

profesional lain untuk berpartisipasi dalam Festival

tersebut. Upaya mempromosikan film Korea ke dunia

Internasional dijadikan tidak sekedar memperkenalkan

film Korea saja tetapi juga dapat mempromosikan

negara Korea secara keseluruhan kepada masyarakat

internasional. Oleh karena itu, film menjadi salah

satu sarana dalam melakukan hubungan diplomasi.79

c. Musik Pop Korea (K-Pop)

Musik pop Korea dikenal dengan istilah K-Pop.

Memasuki tahun 2000-an musik pop Korea mulai

mendapatkan perhatian internasional yang lebih luas

79 Do Kyun Kim dan Se-Jin Kim. Op.cit. Hal. 25

79

Page 80: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sebagai dampak Korean wave. K-Pop itupun dapat

didefinisikan sebagai musik pop Korea dinyanyikan

oleh artis Korea Selatan dan diterima secara positif

oleh penggemar internasional. Lagu-lagu K-Pop yang

menjadi populer di seluruh dunia memiliki beberapa

faktor-faktor yang membuat mereka unik dan mudah

diingat. Salah satu bentuk yang paling umum dari

fitur lagu K-Pop adalah paduan suara berulang-ulang

dengan tarian grup yang disinkronisasi.

Musik pop Korea itu sendiri tidak terlepas dari

pengaruh musik barat namun diformulasikan ke dalam

penampilan khas Korea. Sebagai penyanyi pop Korea

yang dikenal sebagai istilah idol, mereka telah

menerima pelatihan selama bertahun-tahun di bawah

agensi industri musik setelah melewati proses trial

and error sehingga mereka dapat memberikan penampilan

bakat yang berkualitas dan berkesan. K-Pop terus

mendapatkan pengakuan di berbagai belahan dunia.

Awal mula dikenalnya K-Pop saat kelompok musik H.O.T

ataupun Shinhwa melakukan debutnya di China dan

80

Page 81: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Jepang, hingga kini kelompok musik pop semakin

banyak bermunculan dan menjadi idola baru masyarakat

internasional, sebut saja TVXQ, Super Junior, Girls

Generation, Big Bang, 2NE1 dan Wonder Girls.

Dewasa ini, K-Pop telah menjadi produk utama

Korean wave. K-Pop menjadi daya tarik utama dalam

penyebaran Korean wave karena orang asing mudah

memahami bahwa “K” dalam frase K-Pop berarti

merepresentatifkan Korea. Ini menunjukkan K-Pop jauh

lebih berguna dalam publikasi Korea untuk

meningkatkan nilai brand dari barang-barang yang

diekspor oleh Korea Selatan. Hal tersebut didasarkan

pada hasil survei yang telah dilakukan oleh Korean

Tourism Organization (KTO).

Gambar 2: Hasil Survei Popularitas K-Pop

81

Page 82: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Sumber: Korean Tourism Organization

Hasil survei tersebut menyatakan bahwa hal yang

paling menarik orang-orang asing adalah musik pop

Korea, atau K-Pop yang dikenal dengan genre musik

yang dinamis, enerjik dan menarik yang disertai

dengan dance. KTO melakukan survei online tentang Korean

wave terhadap 12.085 orang asing dari 102 negara,

9.253 berasal dari Asia, 2.158 dari Eropa, 502 dari

Amerika, 112 dari Afrika dan 60 dari Oceania. Voting

berlangsung pada tanggal 11 Mei 2011 hingga 31 Mei

2011 dan voting survei dilakukan melalui situs KTO, e-

82

Page 83: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mail, layanan jaringan sosial seperti Twitter dan

Facebook.80

Meningkatnya kehadiran produser dan komponis

global dalam musik K-Pop menjadi juga salah satu

faktor K-Pop dapat menerima perhatian serius dari

audiens global. Selain itu, para penggemar K-Pop

dari mancanegara semakin sering melakukan cover dance

lagu K-Pop dan meng-upload video tersebut ke YouTube,

sehingga membantu mempromosikan secara cepat

penyebaran musik K-Pop. Korea Selatan pun berhasil

menyita perhatian dunia melalui K-Pop, pihak Google

meluncurkan saluran YouTube secara eksklusif untuk K-

Pop serta halaman khusus K-Pop juga telah dibuka di

Facebook untuk menyampaikan berita tentang bintang

pop Korea dan lagu baru mereka kepada para penggemar

di seluruh dunia. Facebook adalah situs kedua

80 Korean Culture and Information Service. 15 November 2011. K-Pop: A New Force in Pop Music. Korean Culture, No.2.Hal. 27

83

Page 84: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

pengguna-konten web global yang membuka halaman

khusus K-Pop setelah YouTube.81

Musik K-Pop telah merambah popularitas di

seluruh dunia namun hal tersebut tidak berarti bahwa

musik pop Korea kehilangan nilai dan karakter budaya

Korea. Peningkatkan popularitas K-Pop di seluruh

dunia adalah bagian dari pertukaran budaya dalam

konteks sejarah manusia. Sebagai alat pertukaran

antara Timur dan Barat, K-Pop tidak hanya milik

Korea tetapi seluruh dunia. Penyebaran K-Pop mungkin

menjadi bukti yang lebih efektif dalam mempromosikan

brand Korea dan meningkatkan citra bangsa daripada

mengekspor barang dagangan.

Dengan demikian, dapat dinyatakan tiga aspek K-

Pop dijadikan sebagai bagian soft diplomacy yakni

pertama, K-Pop adalah sebuah bisnis yang nyata

dengan potensi ekspor yang kuat. Kedua, media sosial

memainkan peran signifikan dalam meraih kesuksesan

81 The Chosunilbo. 2012. Facebook Opens K-Pop Page. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/05/22/2012052200829.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 15.54 Wita.

84

Page 85: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

K-Pop dan mempromosikan budaya Korea secara

keseluruhan. Ketiga, K-Pop tidak hanya musik tetapi

kombinasi dari dampak audio dan visual yang menarik.

Setelah mengenal musik K-Pop masyarakat mulai

mengenal Korea secara lebih jauh baik dari segi

tradisi, kuliner, kepribadian bangsa, maupun

pariwisatanya. Hal ini diperlukan untuk menciptakan

dan memperluas sistem kerjasama yang saling

menguntungkan di mana perluasan budaya meningkatkan

daya saing produk dan daya saing produk meningkatkan

perluasan budaya.

Hubungan bilateral Korea-Indonesia di bidang

kebudayaan semakin dipererat dengan disepakatinya

Joint Declaration pada tahun 2006 melalui perjanjian

Korea-Indonesia Cultural Coorperation dan pada bulan Mei

2008 diadakan pertemuan pembentukan Joint Cultural

Commision di Yogyakarta. Dari hasil pertemuan

tersebut disepakati pertukaran kebudayaan antar

kedua negara seperti seni tari tradisional,

kerajinan, film, musik hingga pariwisata. Maka dari

85

Page 86: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

itu, Pemerintah Korea Selatan menyelenggarakan pekan

Korea-Indonesia Week sejak tahun 2009. Kegiatan tersebut

merupakan kegiatan resmi tahunan yang

diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Korea

di Indonesia.82

Korea-Indonesia Week sebagai wujud pelaksanaan

diplomasi bilateral dan memperkuat hubungan kedua

negara melalui perkenalan dan pertukaran budaya.

Pemerintah Korea Selatan secara sadar melihat budaya

Korean wave sangat digemari oleh masyarakat Indonesia

sehingga salah satu kegiatan yang mengisi Korea-

Indonesia week adalah dengan menampilkan para bintang

K-Pop dan hasilnya selalu mendapat respon positif

dari masyarakat dan memberikan kontribusi dalam

penyebaran budaya Korea.

Soft diplomacy menekankan pada penggunaan soft power

dalam kancah politik memberikan alternatif yang

ditujukan untuk menumbuhkan pemahaman dan rasa

82 Lihat Lampiran. Laporan Sidang Pertama Komisi Bersama Kebudayaan Indonesia-Korea. 13-15 Mei 2008. Yogyakarta: Indonesia. Hal. 110

86

Page 87: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

saling percaya agar terjadi keterbukaan sehingga

tidak ada rasa saling curiga dan tidak saling

berpihak pada satu sisi. Dengan menyuguhkan Korean

wave yang menampilkan ragam budaya popular Korea

Selatan yang mencirikan karakter bangsa diharapkan

dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai

Korea Selatan kepada masyarakat Indonesia yang

berujung pada pembangunan citra sehingga hubungan

bilateral ke dua negara semakin erat.

Sasaran pelaksanaan soft diplomacy ini tentunya

adalah masyarakat secara luas karena jika berhasil

membentuk pola pikir ataupun opini publik yang

positif terhadap Korea Selatan, maka hal tersebut

dapat menjadi kunci kesuksesan suatu negara

diberbagai bidang, baik itu ekonomi maupun

perpolitikannya. Hubungan akrab yang terjalin antara

Pemerintah kedua negara mungkin saja dapat terputus

namun hubungan akrab dan erat antara masyarakat

Korea Selatan dan Indonesia tidak akan pernah

terputus. Hubungan kemasyarakatan penting artinya

87

Page 88: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

untuk menjadi pengikat keharmonisasian hubungan

kerjasama kedua negara yang saling mengisi.

C. Perkembangan Korean Wave di Indonesia

Kegemaran budaya popular Asia bukanlah hal baru

di Indonesia. Ada kecenderungan tren drama Jepang

pada tahun 1980-an (Oshin) lalu di pertengahan 1990-

an (Tokyo Love Story), serta drama seri China pada awal

1990-an dan drama Taiwan di awal 2000-an seperti

Meteor Garden.83 Perkembangan Korean wave di Indonesia

diawali saat masuknya tayangan serial drama Korea

dan menjadi langkah awal dalam memperkenalkan bentuk

Korean wave lainnya, yakni musik pop Korea.

Sejak tahun 2008 soft diplomacy Korea Selatan

melalui pendekatan kebudayaan semakin intens

dilaksanakan dan dapat diterima dengan mudah oleh

masyarakat Indonesia. Korean wave menjadikan Korea

Selatan di bawah sorotan dunia karena

keberhasilannya dalam mengembangkan budaya

83 Tifa Asrianti. 2012. TV’s South Korea Connection. [Online].http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/29/TV-s-south-korean-connection.html. Diakses pada tanggal 4 Mei2012 pukul 19.52 Wita.

88

Page 89: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

popularnya ke seluruh dunia. Korea Selatan pun

menjadi negara eksportir terkemuka untuk musik,

program televisi dan film di negara-negara Asia.

Korean wave mencapai kesuksesan di banyak negara dan

membantu untuk mempromosikan dan meningkatkan produk

brand Korea Selatan seperti di Indonesia sehingga

Korean wave dikenal dengan istilah Asian values-Hollywood

Style karena berhasil mengemas nilai-nilai Asia yang

dipasarkan dengan gaya modern, istilah tersebut

diungkapkan oleh seorang pengelola siaran televisi

Korea, Kim Song Hwan. 84

Sebagian besar negara-negara yang telah

menyebarkan budaya popular mereka ke seluruh dunia,

termasuk Amerika Serikat dan Jepang, adalah negara

yang memiliki power di bidang ekonomi. Hal ini

mencerminkan korelasi tinggi antara bangsa yang

memiliki kekuatan ekonomi dalam melakukan ekspansi

budaya. Sejalan dengan upaya meningkatkan

perekonomian suatu negara yang diikuti oleh

84 Reza Lukmanda Yudhantara. Op.Cit. Hal. 191.

89

Page 90: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

penyebaran budaya dalam memperkenalkan produknya

mengakibatkan informasi tentang negara-negara yang

memiliki pengaruh dalam hal ekonomi dan budaya

semakin kuat menyebar di dalam masyarakat

internasional. Sama halnya dengan Korean wave yang

mulai menyebar di akhir 1990-an, ketika Korea

Selatan mulai mendapat pengakuan global sebagai

negara yang memiliki kekuatan ekonomi setelah

berhasil memulihkan sistem perekonomiannya pasca

krisis ekonomi di Asia.85

Budaya pop Korea menghasilkan pemasukan yang

sangat besar bagi perekonomian Korea Selatan.

Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh

Kementerian Budaya, olahraga dan pariwisata Korea

Selatan pada tahun 2010, ekspor musik pop meningkat

90% dari US$16,5 juta di tahun 2008 menjadi US$31.3

juta di tahun 2009. Ekspor film naik 11,3%,

85 Kim Pil Soo. 2011. Global Craze for K-Pop: A New Economic Engine.[Online]. http://www.koreafocus.or.kr/design2/layout/content_print.asp?group_id=103692. Diakses pada tanggal 24 Februari 2012 pukul 21.46 Wita.

90

Page 91: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sementara konten siaran film tersebut naik 8%.86

Sementara itu, menurut laporan Bank of Korea, bidang

kebudayaan menghasilkan US$794 juta dari ekspor

kebudayaan dan layanan hiburan K-Pop tahun 2011, naik

25% dari US$637 juta pada tahun 2010.87

Keberhasilan K-Pop di berbagai kawasan di dunia

menanamkan banyak pelajaran untuk dunia bisnis

Korea. Oleh karena itu, Kementerian Budaya, olahraga

dan Pariwisata Korea mengumumkan peningkatan

substansial anggaran untuk penyebaran Korean wave

senilai 12 miliar-won (US$ 10.7 juta) untuk

mendukung musikal Korea Selatan dan mendirikan

sebuah akademi seni Korea untuk membantu menciptakan

sumber-sumber baru produk-produk budaya Korea.88

86 Kim Yoon-mi. 2011. K-Pop’s Second wave. [Online]. http://www.koreaherald.com/entertainment/Detail.jsp?newsMLId=20110821000264 Diakses pada tanggal 12 Mei 2012pukul 14.47 Wita.

87 The Chosunilbo. 2012. K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.html Diakses pada tanggal 20 Februari 2012pukul 17.45 Wita.

88 Park Min-Young. 2012. Korean Government Open K-Arts, Ballet and Musical Academies. [Online]. http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/28/korean-government-open-k-arts-ballet-and-musical-academies.htmlDiakses pada tanggal 20 Mei 2012 pukul 14.34 Wita.

91

Page 92: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Khusus di Indonesia, sebagai langkah konkret dari

hasil perjanjian Joint Cultural Commision Korea-Indonesia

dimana Korea Selatan memiliki tujuan untuk

memperkenalkan budayanya ke seluruh lapisan

masyarakat Indonesia maka dibangun pusat Informasi

tentang Negara dan budaya Korea pada tanggal 18 Juli

2011 yakni Korean Culture Centre di Jakarta.

Pusat Kebudayaan Korea tersebut bertujuan

menyediakan Informasi tentang Negara dan budaya

Korea serta informasi pertukaran budaya masing-

masing Negara. Data jumlah anggota KCC di Indonesia

yang diperoleh penulis dari hasil wawancara yang

disampaikan oleh information manager KCC Indonesia,

Kukuh Adirizky mengatakan bahwa “anggota KCCI sudah

mencapai sekitar 2700 orang tercatat hingga April

2012 seiring dengan semakin besarnya minat warga

Indonesia terhadap Korean wave”.89 Pergelaran

kebudayaan Korea-Indonesia Week yang diadakan tiap tahun

oleh Kedubes Republik Korea di Indonesia sejak tahun89 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Kukuh Adirizky pada

tanggal 26 Maret 2012 Pukul 14.00 Wib di Jakarta.

92

Page 93: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

2009 mengindikasikan perkembangan Korean wave semakin

diminati oleh masyarakat Indonesia dan melalui

budaya popular tersebut, masyarakat Indonesia telah

mengenal budaya, karakter dan kehidupan sosial

bangsa Korea secara tidak langsung.

Perkembangan musik pop Korea telah membuat

dampak gelombang yang besar di seluruh Asia selama

bertahun-tahun dengan melihat munculnya perubahan

industri musik Asia. Fenomena musik pop Korea

melanda Indonesia sejak tahun 2008, hingga sejak itu

demam dan fenomena K-Pop di Indonesia terus

bertambah dan dampaknya sekarang sungguh luar biasa.

Para penggemar musik K-Pop di Indonesia jumlahnya

mencapai ratusan ribu orang. Sejak tahun 2010,

penggemar K-Pop di Indonesia mulai terlihat aktif

dalam berbagai kegiatan-kegiatan sesama penggemar K-

Pop, baik forum media online banyak bermunculan

forum atau komunitas fans grup Indonesia dan juga

para penggemar musik K-Pop di Indonesia sering

melakukan berbagai gathering hingga melakukan

93

Page 94: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

demonstrasi (flashmob) untuk meminta konser K-Pop

diadakan di kota-kota mereka, terutama Jakarta.90

Besarnya popularitas yang diraih K-pop di

Indonesia juga terlihat dalam komunitas penggemar K-

Pop di Indonesia yang tercatat ada sekitar 130.000

fandom K-Pop yang berada di bawah koordinir

perusahaan marketing Exo Digital agency. Exo adalah

marketing agency yang salah satu sasaran kerjanya

sebagai marketing komunitas Korea dan menyampaikan

informasi setiap ada event serta membantu untuk

mengakomodasi informasi konser K-Pop.91 Sedangkan

menurut sebuah survei yang dilakukan oleh

Kementerian Budaya Korea Selatan tahun 2011, ada

sekitar 2,31 juta penggemar K-Pop di Asia,

berdasarkan keanggotaan dalam klub penggemar yang

tercatat secara resmi.92 90 Monicque Rijkers dan Lily C. 2012. Wabah Demam Korea

Melanda Indonesia. [Online] http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/04/316524/61/10/Wabah-Demam-Korea-Melanda-Indonesia. Diakses pada tanggal 29 Juli 2012 pukul 11.45 Wita.

91 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Ridho pada tanggal 23 Maret 2012 Pukul 18.00 Wib di Jakarta.

92 Bhavan Jaipragas. 2012. Asia's K-Pop clones dance to South Korean beat. [Online].

94

Page 95: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Gathering yang diadakan diantara para penggemar

K-Pop menandakan perkembangan musik K-Pop yang sangat

pesat di Indonesia, hampir setiap bulan diadakan

gathering di Jakarta, dan juga kota-kota besar

lainnya di Indonesia. Gathering K-Pop dijadikan

sebagai bounding session diantara penikmat musik K-Pop

untuk saling bertukar dan berbagi informasi. Pada

bulan Maret 2012, salah satu perusahaan marketing,

Exo Digital Agency, menyelenggarakan K-Pop Gathering “Tribute

to Super Junior” dalam rangka menyambut konser Super Show

4 oleh Super Junior yang telah berlangsung akhir

April 2012. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih

mendekatkan para komunitas penggemar Super Junior

yang diistilahkan ELF dan menyampaikan berbagai

Informasi mengenai Super Junior.

Perkembangan K-Pop dari hasil observasi

lapangan yang dilakukan oleh penulis pada saat K-Pop

gathering “Tribute to Super Junior” diadakan, terdapat

http://www.abs-cbnnews.com/lifestyle/02/06/12/asias- K- Pop -clones-dance-south-korean-beat . Diakses pada tanggal19 Februari 2012 pada pukul 20.17 Wita.

95

Page 96: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sejumlah komunitas penggemar K-Pop yang menampilkan

bakat nyanyian dan tarian mereka, salah satunya

adalah SN Boys. SN Boys terbentuk tahun 2011 yang

terdiri dari sejumlah anak muda yang pada awalnya

mengenal K-Pop dalam pergaulan kesehariannya (verbal

approach). SN Boys dibentuk karena sangat menggemari

grup musik K-Pop yakni Girls Generation sehingga

menimbulkan keinginan untuk mengeksplor bakat tari

mereka dengan melakukan cover dance lagu K-Pop. Mereka

menganggap musik K-Pop lebih bervariasi dibanding

musik pop Amerika.

Salah satu anggota SN Boys yakni, Ikhsan,

menilai bahwa Korea Selatan berhasil menerapkan

ekspor budaya melalui Korean wave dan menjadi sangat

dikenal di dunia internasional. Sebagai salah satu

masyarakat yang awalnya sama sekali tidak mengenal

Korea, kini bahkan begitu menyukai Korea Selatan

bahkan mempelajari dance kontemporer Korea hingga

mulai mengetahui bahasa Korea sebagai dampak

ekspansi Korean wave melalui serial drama televisi,

96

Page 97: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

film dan lagu K-Pop.93 Kegiatan ini seperti ini

menunjukkan K-Pop memiliki pengaruh budaya yang

kuat.

Dalam kurun waktu dari tahun 2008-2012,

Indonesia menggelar konser K-Pop hampir setiap

tahunnya, bahkan memasuki tahun 2012 hampir setiap

bulan digelar konser K-Pop. Konser K-Pop semakin

intens diadakan di Indonesia sejak tahun 2011 yang

diawali dengan diselenggarakannya festival musik

yang bernama 'KIMCHI K-POP’ (Korean Idols Music Concert

Hosted in Indonesia) pada bulan Juni 2011 di Jakarta

yang menampilkan bintang K-Pop dari Korea seperti

Super Junior dan Park Jung Min. Konser K-Pop lainnya

yang menyita perhatian besar sehingga menjadi

headline di berbagai media nasional Indonesia yakni

digelarnya konser Super Show 4 oleh Super Junior pada

tanggal 27-29 April 2012 di Mata Elang Indoor

Stadium Ancol, Jakarta.

93 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Ikhsan pada tanggal23 Maret 2012 Pukul 19.30 Wib di Jakarta.

97

Page 98: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Perkembangan K-Pop juga mempengaruhi industri

musik Indonesia secara langsung. Dewasa ini dapat

kita saksikan secara nyata perkembangan K-Pop pada

musik Indonesia yang ditandai dengan semakin

banyaknya kelompok musik terbentuk layaknya group

musik K-Pop. Salah satunya adalah Princess yang

mulai terbentuk tahun 2011, Alika dan Danita adalah

anggota girlband Princess, menguraikan pada penulis

bahwa girlband Princess ini memang terbentuk karena

terinspirasi oleh musik K-Pop dan mengikuti fashion

Korea Selatan dengan melihat perkembangan pasar

musik Indonesia yang cenderung menyukai K-Pop.

Princess juga mengungkapkan bahwa mereka akan segera

meluncurkan single lagu terbaru berbahasa Korea untuk

memudahkan meraih keuntungan pasar musik Indonesia

seiring semakin banyaknya penggemar K-Pop di

Indonesia.94

Di era globalisasi ini perkembangan K-Pop tidak

terlepas dari peran berbagai mainstream media.94 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Alika dan Danita

pada tanggal 23 Maret 2012 Pukul 20.00 Wib di Jakarta.

98

Page 99: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Bagaimana kini media elektronik di Indonesia,

melalui tayangan televisi mulai didominasi oleh

tayangan berciri khas Korea baik itu serial-drama

hingga acara musik di Indonesia. Media elektronik

maupun media cetak di Indonesia semakin intens

menyajikan rubrik khusus K-Pop sehingga sangat

memudahkan bagi penggemar K-Pop untuk mengakses

berita mengenai K-Pop beserta artis idola mereka.

Pada mulanya kita lebih mengenal Indosiar yang

cenderung menayangkan program serial drama Korea.

Namun, seiring perkembangan K-Pop semakin popular,

semakin banyak stasiun TV mulai mengemas program

acaranya dengan kesan Korea. Bahkan saluran TV

swasta di Jakarta yaitu O’Channel memiliki program

tayangan TopK-Pop TV yang ditayangkan setiap sabtu-

minggu. Stasiun TV swasta, SCTV tidak kalah saing

dengan terus menampilkan tayangan musik bertema K-

Pop. SCTV telah menayangkan program musik ‘K-Pop vs I-

Pop’ yang menampilkan boy/girlgroup dari Korea dan

Indonesia. Adapun salah satu media online terbesar di

99

Page 100: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Indonesia yakni detik.com juga memiliki rubrik khusus

K-Pop.

Perkembangan Korean wave di Indonesia disertai

dengan begitu banyaknya produk-produk industri

budaya Korea Selatan yang masuk ke Indonesia dan

mengambil tempat tersendiri di hati rakyat

Indonesia. Hegemoni K-Pop menginspirasi generasi

muda Indonesia untuk mengikuti bahkan meniru gaya

mereka. Masyarakat Indonesia mulai lebih cenderung

mendengarkan musik K-Pop, membeli album musik K-Pop,

membuat boyband atau girlband layaknya artis K-Pop,

terlibat dalam komunitas K-Pop, berpartisipasi dalam

kontes K-Pop dan meniru mode artis K-Pop hingga

bahkan mulai mempelajari budaya dan bahasa Korea.

Minat masyarakat terhadap studi Korea dan

bahasa Korea menjadikan Pemerintah Korea Selatan

akan meningkatkan jumlah lembaga pengajaran bahasa

Korea di luar negeri untuk orang asing sejumlah 200

lembaga pada tahun 2016, seiring peningkatan

100

Page 101: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

popularitas budaya pop Korea yang meningkatkan

permintaan untuk belajar bahasa Korea.95 Hal tersebut

menunjukkan bahwa bagaimana perkembangan K-Pop

membawa pengaruh signifikan tidak hanya kepada

budaya Korea itu sendiri melainkan negara Korea

secara keseluruhan. Soft diplomacy menjadi salah satu

cara yang paling ampuh dalam dapat memenangkan hati

negara lain karena melalui budaya dapat meningkatkan

pemahaman internasional yang memberikan kontribusi

positif untuk memajukan kerjasama dan memberikan

pengaruh terhadap perluasan perannya pada tingkat

internasional.

BAB IVPENGARUH SOFT DIPLOMACY DALAM MEMBANGUN CITRA KOREA

SELATAN DI INDONESIA

A. Strategi Pelaksanaan Soft Diplomacy Korea Selatan

Dalam Membangun Citranya di Indonesia.

95 Yonhap News Agency. 2012. Number of Overseas Korean language institutes to rise to 200 by 2016. [Online]. http://english.yonhapnews.co.kr/culturesports/2012/02/22/0701000000AEN20120222005300315.HTML. Diakses pada tanggal 24 Februari 2012 pukul 20.16 Wita.

101

Page 102: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Dewasa ini subjek dan objek diplomasi telah

diperluas dari aktor-aktor yang berorientasi

Pemerintah ke aktor non-Pemerintah (Multi-track

diplomacy). Dari segi alat diplomasi, pentingnya soft

power termasuk aset budaya, nilai kebangsaan dan

nation branding juga telah sangat berkembang.

Menanggapi perubahan ini dalam lingkungan

diplomatik, MOFAT melakukan soft diplomacy dengan

melibatkan berbagai jalur diplomasi sebagai bentuk

strategi seperti track one diplomacy, track two diplomacy,

track three diplomacy, track four diplomacy dan track nine

diplomacy sebagai bagian dalam multi-track diplomacy untuk

mempromosikan Korea Selatan melalui pendekatan di

bidang seni dan budaya dalam mewujudkan citra Global

Korea. Soft diplomacy tersebut juga bertujuan untuk

mempromosikan pemahaman yang lebih baik melalui

nilai-nilai budaya antara bangsa dan negara dalam

menciptakan suasana yang sesuai untuk meningkatkan

hubungan berbagai kalangan baik dari kalangan

Pemerintahan maupun kalangan non-Pemerintahan.

102

Page 103: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Dengan demikian, dalam rangka membangun citra

Global Korea sebagai tujuan nasional di masa

Pemerintahan Presiden Lee Myung Bak dibutuhkan

keahlian dan strategi yang benar dan efektif karena

citra dapat dihasilkan dari strategi yang

komprehensif baik dari sisi isi, pengemasan maupun

sasaran yang akan dituju. Meningkatkan citra bangsa

memerlukan upaya jangka panjang sehingga harus

disertai strategi yang luas dan universal pada hasil

yang diinginkan agar tidak dibatasi oleh afiliasi

politik. Oleh karena itu, strategi pelaksanaan soft

diplomacy yang dilakukan secara kompeten didukung

oleh kemampuan persuasi, berkomunikasi dan negosiasi

melalui bentuk multi-track diplomacy. First Secretary of

Republic of Korea Embassy, Mr.Kim Do Hyung menyatakan

bahwa ada 4 strategi yang dilakukan sebagai upaya

mewujudkan visi Global Korea sebagai pembangunan citra

bangsa yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan Seni Kebudayaan

103

Page 104: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Pelaksanaan strategi ini terkait dengan track

one diplomacy yang melibatkan peran pemerintah. Soft

power menjadi semakin penting dan budaya telah

meningkat sebagai unsur inti daya saing

antarbangsa dan sumber daya ekonomi yang

menghasilkan nilai tambah sehingga diplomasi

budaya telah menjadi salah satu pilar dalam

pelaksanaan diplomasi yang diterapkan oleh

Pemerintah Korea Selatan. Langkah awal yang

diambil oleh pemerintah dengan mengembangkan seni

kebudayaan dalam pelaksanaan diplomasinya menjadi

penting untuk pelaksanaan diplomasi kedepannya.

Hal tersebut terkait bagaimana budaya sangat

dibutuhkan sebagai sarana untuk membangun

persahabatan dengan negara-negara lain karena

kebudayaan menjadi ciri khas setiap bangsa.

Interaksi antara budaya yang berbeda akhirnya

dapat mengarah untuk menghargai keanekaragaman

antarbangsa. Ketika kepekaan budaya diperoleh,

maka perhatian publik dan partisipasi akan secara

104

Page 105: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

alami mengikuti. Dari perhatian dan partisipasi

publik tersebut akan tercipta suatu opini publik

yang membentuk citra terhadap suatu negara.

Kebudayaan merupakan unsur paling penting dalam

membangun citra bangsa yang pada akhirnya memberi

pengaruh positif pada faktor-faktor lain yang

membangun citra nasional secara keseluruhan,

seperti faktor-faktor politik, sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, kebudayaan menjadi media

komunikasi yang dapat menyampaikan isi atau misi

politik luar negeri suatu negara.

Korea Selatan sebagai masyarakat homogen juga

kaya akan kebudayaan yang masih kerap diterapkan

oleh masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Konten kesenian kebudayaan Korea semakin terus

dikembangkan tanpa menghilangkan nilai khas

karakter budaya tradisional Korea. Konten dari

kesenian dan kebudayaan Korea Selatan penting

untuk dikembangkan agar dapat dinikmati oleh

seluruh bangsa di berbagai belahan dunia. Seiring

105

Page 106: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dengan perwujudan pencitraan Global Korea, Korea

berusaha menjadikan budayanya menjadi lebih modern

agar dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

internasional tanpa meninggalkan unsur kekhasan

budayanya sebagai budaya bangsa yang mendunia.

Sebagai bentuk penerapan strategi dalam

mengembangkan kesenian dan kebudayaan, sejak tahun

2009 Pemerintah Korea Selatan menggelar kegiatan

kebudayaan setiap tahun di Indonesia yakni,

pergelaran kebudayaan Korea yang bertema Korea-

Indonesia Week dengan menampilkan beragam budaya

Korea dari musik tradisional, pameran kerajinan

tradisional Korea hingga pementasan konser K-Pop

yang menjadi daya tarik utama bagi peserta pameran

tersebut. Selain itu pula, Korean Culture Centre yang

telah dididirikan di Indonesia tidak hanya

menyajikan, memperkenalkan dan mengajarkan

mengenai budaya tradisonal Korea tetapi juga

mengikutsetakan unsur budaya popular di dalamnya,

seperti dibukanya kelas K-Pop dance, screening film

106

Page 107: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korea, dan menyelenggarakan berbagai kontes dan

event terkait K-Pop. Di Korean Culture Centre masyarakat

Indonesia juga dapat mengikuti kelas pembelajaran

bahasa Korea. Dengan adanya kegiatan tersebut

dapat menarik hati masyarakat Indonesia secara

tidak langsung untuk mengenal Korea secara

keseluruhan dan membangun citra bangsa Korea di

Indonesia.

2. Mengembangkan Sikap Profesionalisme.

Perubahan fundamental dimana arus globalisasi

yang melahirkan revolusi teknologi informasi dan

telah membawa perubahan dalam praktik diplomasi

serta masalah-masalah kompleks yang menghapus

batasan nasional suatu negara semakin menguatkan

peran aktor non-negara seperti media massa, NGOs

ataupun INGOs yang menjadikan globalisasi bisnis

hingga meningkatnya peran masyarakat dalam

hubungan internasional. Dalam pelaksanaan strategi

ke dua ini dilakukan melalui bentuk track two

diplomacy, track three diplomacy dan track four diplomacy.

107

Page 108: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Tidak seperti beberapa negara-negara lain, Korea

memiliki kemampuan yang bisa menyukseskan

pelaksanaan soft diplomacy karena aktor negara dan

aktor non-negara bekerjasama secara aktif menjadi

promotor guna meningkatkan soft power. Namun upaya

koordinasi dan kerjasama antara Pemerintah dan

para aktor non-negara profesional perlu

diselaraskan agar dapat mencapai tujuan akhir

secara maksimal.

MOFAT telah mempromosikan kegiatan

pelaksanaan diplomasi publik untuk menanggapi

lingkungan diplomatik baru di mana subjek dan

objek diplomasi diperluas dari Pemerintah hingga

peran individu. MOFAT menjadikan tahun 2010

sebagai titik awal untuk mempromosikan diplomasi

publik dan mendirikan Korea Public Diplomacy Forum

(KPDF). Selain itu, MOFAT telah membuat upaya

untuk memperkuat kemampuan diplomatik Pemerintah

lokal dan kelompok-kelompok sipil dengan mendukung

Pemerintah daerah untuk meningkatkan hubungan

108

Page 109: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

internasional, membantu perusahaan-perusahaan non-

profit, dan organisasi non-Pemerintah yang

terdaftar di MOFAT dalam melaksanakan hubungan

luar negeri.

Dewasa ini diplomasi yang tidak hanya menjadi

tugas diplomat professional semata, namun

keterlibatan para pelaku bisnis (track three) bersama

dengan masyarakat (citizen diplomacy) juga memainkan

peran penting, dalam hal ini dilakukan oleh para

bintang K-Pop bersama dengan pelaku bisnis

industri musik K-Pop menjadi duta Korea Selatan

dalam menjalankan soft diplomacy yang akan lebih

membantu mengembangkan budaya Korea ke negara-

negara dunia ke tiga melalui hubungan bisnis

sehingga dapat membantu meningkatkan citra ataupun

nation branding Korea Selatan. Peran para selebritis

tentunya dianggap akan lebih menarik karena mereka

sudah dikenal oleh masyarakat sehingga

berkontribusi untuk meningkatkan hubungan luar

negeri Korea Selatan. Oleh karena itu, pelaksanaan

109

Page 110: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

strategi dengan mengembangkan sikap

profesionalisme melalui keterlibatan para aktor

non-negara dalam pelaksanaan soft diplomacy juga akan

sangat membantu meningkatkan sektor pariwisata

yang secara otomatis pengaruhnya dapat

meningkatkan sektor perekonomian Korea Selatan.

Perusahaan multi nasional di Korea seperti Samsung

dan LG menjadikan selebritis K-Pop sebagai brand

ambassador produknya agar dapat mempermudah promosi

dan menarik daya beli masyarakat. Iklan yang

menampilkan para artis K-Pop telah mengakibatkan

peningkatan penjualan produk-produk brand Korea,

seperti ponsel Samsung atau peralatan listrik LG.96

Korea Selatan juga semakin gencar menarik

wisatawan asing ke Korea dengan menjadikan dampak

K-Pop sebagai alasan utama mengapa para wisatawan

tertarik mengunjungi Korea. K-Pop pun menjadi

ujung tombak pariwisata. Oleh karena itu,

96 VOA News. 2006. Asia Goes Crazy Over K-Pop. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2006/01/07/2006010761003.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 20.04 Wita.

110

Page 111: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Pemerintah Korea Selatan menjalin kerjasama dengan

industri musik terbesar di Korea seperti SM

Entertainment, JYP Entertainment dan YG Entertainment untuk

memaksimalkan efek sinergis yang mengkhususkan

diri dalam penyebaran Korean wave sebagai upaya

memperkenalkan, menyebarluaskan serta

mempromosikan budaya dan pariwisata Korea Selatan

di dunia internasional.

Pada tahun 2011, Korea Tourism Organization (KTO)

bekerja sama dengan SM Entertainment dalam

mempromosikan pariwisata Korea melalui pertunjukan

Konser K-Pop di berbagai negara. Konser tersebut

mendapat bantuan dana dari Pemerintah senilai

Rp3,3 miliar.97 Disamping itu pula, JYP Entertainment,

perusahaan hiburan yang mempopulerkan girlband Miss A

dan boyband 2PM ditunjuk secara resmi oleh KTO

sebagai Duta Pariwisata 2012. KTO telah

97 Mutya Hanifah. 2012. K-Pop Ujung Tombak Pariwisata Korea. [Online]. http://travel.okezone.com/read/2012/04/17/407/613234/ K- Pop -ujung-tombak-pariwisata-korea . Diakses pada tanggal 18 April 2012 pukul 16.13 Wita.

111

Page 112: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mencanangkan berbagai program peningkatan

kunjungan wisata ke Korea. Touch Korea adalah

sebuah program inisiatif dari KTO yang telah

dicanangkan sejak tahun 2010 sebagai kampanye

interaktif yang berusaha untuk mensimulasikan

Korea secara virtual kepada para wisatawan.98

Program pariwisata Touch Korea juga menawarkan

paket tur ke lokasi syuting serial drama serta

tawaran menghadiri beragam konser K-Pop. Hal

tersebut dianggap sebagai strategi yang akan lebih

mudah untuk menarik perhatian para wisatawan asing

yang memang penggemar K-Pop. Di Indonesia itu

sendiri, artis Sandra Dewi ditunjuk oleh Korean

Tourism Organization Jakarta untuk menjadi duta

pariwisata Seoul untuk Indonesia sejak tahun 2011.

Upaya tersebut bertujuan tidak hanya

memperkenalkan budaya dan pariwisata Korea di

98 Noh Hyun-gi. 2011. KTO offers virtual dates with K-Pop stars. [Online]. http://www.koreatimes.co.kr/www/news/art/2012/05/201_101202.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 14.44 Wita..

112

Page 113: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Indonesia melainkan pula dapat menjadi perekat

hubungan diplomasi antara Korea-Indonesia dimana

kedua negara akan saling bertukar informasi

mengenai kebudayaan dan sektor pariwisata mereka

masing-masing.

Peran para selebritis tidak hanya untuk

membangun citra Korea dalam menarik kunjungan

wisatawan ke Korea melainkan pula sudah mulai

dilibatkan dalam peningkatan hubungan di bidang

politik dan militer Korea Selatan. Selebritis

Korea sering menerima undangan negara dalam

mendukung pelaksanaan kegiatan politik Korea

Selatan; sebagai contoh Aktor Korea Jang Geun Suk

bersama boyband Korea JYJ menjadi duta kehormatan

untuk Seoul Nuclear Security Summit 2012. Selain itu,

hal tersebut dapat terlihat pada saat Pemerintah

Korea Selatan menjalin kerjasama militer bersama

dengan Indonesia. Pada kunjungan kenegaraan dari

pihak militer Korea ke Indonesia bersama dengan

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim

113

Page 114: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Young-san, pada bulan Oktober 2011

mengikutsertakan aktor Korea yang sedang menjalani

wajib militer yakni Hyun Bin, yang ditunjuk

menjadi duta militer Korea Selatan. Menurut Kepala

Dinas Penerangan TNI-AL Laksamana Pertama Untung

Suropati, kedatangan Hyun Bin merupakan bentuk soft

diplomacy oleh pemerintah Korea Selatan untuk

memperkuat hubungan dengan Indonesia. 99

Strategi tersebut bertujuan membentuk kesan

ataupun citra Korea Selatan sebagai negara yang

bersahabat dan kooperatif. Dari hasil kunjungan

militer tersebut, Pemerintah Indonesia dan Korea

Selatan sepakat mengukuhkan kerja sama pertahanan

kedua negara, seperti dalam produksi dan transfer

teknologi untuk peralatan militer. Terkait kerja

sama industri pertahanan, kedua negara sepakat

untuk diadakan produksi bersama disertai alih

99 Media Indonesia. 2011. Soft Diplomacy ala Korea Selatan. [Online]. http://idsps.org/en/idsps-news-indonesia/berita-media/soft-diplomacy-ala-korea-selatan/. Diakses pada tanggal 24Desember 2011 pukul 18.41 Wita.

114

Page 115: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

teknologi seperti dalam pembuatan kapal jenis

“Landing Platform Dock” (LPD) dan kapal selam antara

PT PAL dan perusahaan kapal Daewoo Shipbuilding.

Pengembangan peran profesionalis aktor non-

negara seperti pelaku bisnis dan kalangan

selebriti tentunya memiliki peran yang signifikan

dalam membentuk citra ataupun cara pandang

masyarakat dalam menilai suatu bangsa. Selebritis

sebagai public figure mampu menarik hati masyarakat

seiring dengan popularitas yang mereka raih dan

disukai oleh masyarakat. Maka dari itu,

keterlibatan para selebritis K-Pop dianggap

semakin memiliki peran penting dalam misi

diplomatik. Dimensi budaya dan publik menjadi

elemen mendasar dari soft diplomacy dalam

mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara.

Hubungan melalui bidang kebudayaaan merupakan

hubungan kerjasama yang bersifat personal karena

langsung berhubungan antara masyarakat Korea dan

Indonesia sehingga dapat memberikan pengaruh

115

Page 116: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

secara langsung dan tidak langsung. Pemerintah

kedua negara hanya memegang peranan dalam

menjembatani dan memberikan ruang bagi masyarakat

dalam menyalurkan budaya Korea masuk ke Indonesia.

Namun dalam perkembangannya selanjutnya,

masyarakatlah (citizen diplomacy) yang memegang peranan

penting untuk penyebaran budaya Korea lebih luas

dan memberi dampak di dalam masyarakat itu

sendiri.

3. Memanfaatkan Teknologi Media Komunikasi dan

Informasi.

Pelaksanaan strategi ini sangat terkait

dengan track nine diplomacy. Penempatan teknologi media

komunikasi berada pada awal dan akhir proses

diplomasi yang mana menjadikan media sebagai satu

rangkaian yang tidak terputus dalam proses

diplomasi. Hal tersebut dikarenakan diplomasi

termasuk proses pengolahan dan pemanfaatan data

informasi dalam memperjuangkan kepentingan

nasional yang berakhir pada hasil akhir mencapai

116

Page 117: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

tujuan nasional. Penggunaan teknologi media

komunikasi dan informasi menjadi salah satu

strategi penting yang diambil oleh Pemerintah

Korea Selatan karena menjadi bagian terintegrasi

dari pelaksanaan soft diplomacy tersebut. Teknologi

media informasi mendorong penyebaran budaya Korea

bersama dengan K-Pop semakin luas dan cepat dari

berbagai mainstrem media.

Dalam bidang politik, kemajuan yang telah

dicapai media dapat dikatakan sebagai faktor kunci

keberhasilan diplomasi masa kini karena

menyebabkan secara efektif terbukanya proses

diplomatik bagi aktor-aktor yang berbeda dan

mengakhiri diplomasi yang selalu dimonopoli oleh

para negarawan dan diplomat. Oleh karena itu,

Pemerintah Korea Selatan menyusun strategi dengan

menggunakan jalur diplomasi media untuk

memanfaatkan kemajuan industri teknologi informasi

dalam mengembangkan kebudayaan Korea. Hal tersebut

akan mudah terlaksana mengingat Korea Selatan

117

Page 118: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

adalah salah satu negara yang sangat maju dalam

perkembangan teknologi informasi, digitalisasi dan

memiliki jaringan internet tercepat di dunia.

Perkembangan teknologi media massa memungkinkan

akses informasi dengan mudah dan biaya rendah

dengan memanfaatkan internet tanpa halangan

birokratis dan dapat memberikan pengaruh yang

lebih cepat dan luas ke seluruh lapisan masyarakat

di dunia.

Pemerintah dan media massa perlu selalu

bersinergi, karena media sangat penting sebagai

sarana paling strategis untuk pemberian informasi

dan menerima feedback dari publik. MOFAT telah

berusaha untuk mempromosikan diplomasi publik

melalui media visual dengan menyediakan tayangan

stasiun TV di luar negeri terkait untuk

memperkenalkan budaya Korea pada masyarakat asing.

MOFAT telah menjalin kerjasama dengan Korean

Foundation dan Arirang TV. Di lain pihak, Badan

Penyiaran Nasional Korea-KBS dan MOFAT juga telah

118

Page 119: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

menandatangani MoU untuk bekerjasama dalam

berbagai proyek demi globalisasi budaya Korea.

Berdasarkan perjanjian tersebut kedua belah pihak

akan menyelenggarakan berbagai kegiatan global

untuk mempromosikan dan memanfaatkan konten KBS

untuk tujuan umum dalam berbagi informasi budaya

Korea dan rancangan program bersama terkait proyek

tersebut.100

Peran media tidak hanya melalui tayangan

media televisi namun digitalisasi media juga telah

memberikan peluang bagi K-Pop dalam memimpin tren

global. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah

Korea sangat intens dalam menggunakan akun

jejaring sosial dalam mempromosikan Korea melalui

serta perusahaan hiburan Korea telah menjadikan

YouTube sebagai komponen kunci internasional dalam

penyebaran budaya Korea. Penyebaran K-Pop melalui

100 KBS. 2012. KBS dan Pemerintah Tandatangani MoU Untuk Proyek Kerjasama Hallyu Global. [Online]. http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Cu_detail.htm?No=25956. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012 pukul 09.27Wita.

119

Page 120: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

jejaring sosial Youtube, Twitter dan Facebook terbilang

sukses memberikan hasil yang menguntungkan tidak

hanya bagi pernyanyi K-Pop semakin dikenal

karyanya tetapi juga semakin dikenalnya brand

produk Korea Selatan bersama dengan budaya Korea

itu sendiri di tingkat Internasional. Bahkan

Youtube dan Facebook telah membuat saluran akses

khusus K-Pop setelah melihat popularitas yang telah

diraih budaya popular Korea Selatan tersebut,

sehingga akan lebih memudahkan penyebarluasan

produk budaya Korea Selatan.

4. Melakukan Interaksi Kebudayaan Melalui Korean Wave.

Upaya Pemerintah Korea Selatan dalam

mengembangkan seni kebudayaan sebagai soft diplomacy

yang melibatkan sikap profesionalisme aktor non-

negara dan didukung penyebarannya melalui media

disusun sebagai langkah strategi membangun citra

Korea, dilengkapi oleh pilar strategi akhir yakni

melalui budaya Korean wave agar terjadi kontinuitas

interaksi kebudayaan. Pengembangan konten budaya

120

Page 121: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korea yang tidak hanya terkait budaya tradisional

tetapi juga budaya popular tentunya diharapkan

dapat menyukseskan pelaksanaan soft diplomacy Korea

Selatan.

Korean wave adalah sebuah bentuk budaya

popular Korea Selatan yang terdiri dari genre

serial-drama, film dan musik yang memang telah

dirancang sedemikian rupa dengan penuh bakat dan

kreatifitas agar diterima oleh masyarakat luas

sehingga dapat memberikan dampak ataupun pengaruh

yang signifikan di seluruh dunia dan menguntungkan

bagi Korea Selatan. Korean wave secara fundamental

meningkatkan citra budaya bangsa yang memberi

pengaruh terhadap pandangan orang menilai citra

politik, ekonomi dan sosial Korea Selatan.101

Berdasarkan pernyataan Mr. Kim dari hasil

wawancara yang dilakukan penulis bahwa:

Dengan menjalin dan mengharmonisasikanhubungan kerjasama antara aktor negara dan

101 Sue Jin Lee. 2011. The Korean wave: The Soul of Asia. The Elon Journal of Undergraduate Research in Communications. Vol.2 No. 1. Hal 90

121

Page 122: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

non-negara dapat memperkuat ekspansi budayaKorean wave terlaksana sebagai bagiandiplomasi secara berkelanjutan. Dalamperkembangan domestik, Pemerintah jugamelakukan koorporasi yang baik denganmasyarakat sipil untuk pengembangan Koreanwave yang mana kedepannya juga terjadihubungan masyarakat lintas negara dalammenyebarkan Korean wave itu sendiri. Melaluicara tersebut, ekspansi Korean wave dapatterus berkelanjutan dan menyebar secaraluas. Pemerintah Korea berusaha untukmembentuk dan mempertahankan networkingtersebut.102

Dengan demikian, salah satu bentuk strategi

pembangunan citra melalui pelaksanaan soft diplomacy

Korea agar mengalami keberlanjutan di Indonesia

adalah dengan melalui program pencarian bakat

penyanyi K-Pop “Galaxy Superstar” pada tahun 2012.

Program tersebut dilaksanakan oleh salah satu

perusahaan agensi musik di Korea yakni PT. YS

Entertainment dan disponsori oleh salah satu

perusahaan multi nasional terbesar Korea, Samsung

serta bekerjasama dengan stasiun TV Indosiar

sebagai media-partner. Galaxy Superstar dapat dikatakan

102 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Kim Do Hyung pada tanggal 12 April 2012 pukul 11.00 Wib di Jakarta.

122

Page 123: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

sebagai strategi khusus yang dilakukan di

Indonesia, karena Indonesia adalah negara pertama

yang menjadi pilihan tempat audisi untuk mencari

bakat penyanyi. Para pemenang audisi tersebut

dikirim ke Korea Selatan untuk mendapatkan

pelatihan dan dipersiapkan untuk memulai debut

karirnya di kawasan Asia.

Para pemenang kompetisi Galaxy Superstar yang

telah tinggal dan dilatih secara langsung di Korea

tidak hanya saja mendapatkan ilmu dibidang seni

musik dan tari tetapi saat kembali ke Indonesia

dapat menerapkan nilai-nilai budaya Korea yang

telah mereka dapatkan secara langsung maupun tidak

langsung dan menjadikannya sebagai ikon budaya

baru di Indonesia. Interaksi kesenian dan

kebudayaan melalui budaya pop seperti K-Pop

diharapkan dapat menjadi kesempatan baru bagi

masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya-budaya

tradisonal Korea disamping budaya popular yang

dimilikinya. Dengan adanya ketertarikan awal

123

Page 124: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

terhadap Korea karena menyukai K-Pop, secara

perlahan tapi pasti mereka akan mulai mengenal dan

mempelajari budaya Korea lainnya.

Selain program Galaxy Superstar, juga ada serial

drama kerjasama Korea-Indonesia yang berjudul

Saranghae, I Love you dibintangi aktris Indonesia

Revalina S. Temat dan penyanyi Korea, Tim Hwang.

Dengan dua arah pertukaran pemain kali ini, sangat

memungkinkan gelombang minat dalam segala hal

mengenai Korea berlangsung sedikit lebih lama

daripada tren sebelumnya. Strategi seperti ini

tentunya akan dapat menjaga kontinuitas budaya

Korean wave di Indonesia dan semakin mengukuhkan

pengaruh soft diplomacy Korea Selatan. Serial drama

Korea-Indonesia yang mengambil tempat syuting di

Bali dan Korea tentunya akan saling menguntungkan

kedua negara karena saling bertukar nilai ataupun

karakter budaya masing-masing serta mengeksplor

berbagai tempat wisata ke dua negara secara luas.

124

Page 125: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Melalui upaya pengenalan Korea lebih dalam,

maka akan semakin banyak masyarakat Indonesia

mengetahui potensi Korea dan pada akhirnya akan

semakin banyak pula dukungan bagi Korea Selatan

untuk menjadi salah satu pemimpin dunia. Soft

diplomacy yang juga melibatkan kaum professional

baik itu pelaku bisnis, individu hingga selebritis

dan didukung oleh peran media akan lebih

memudahkan untuk menyebarluaskan dan menjaga

keberlanjutan invasi Korean wave. Pemerintah Korea

Selatan tidak hanya ingin Korean wave menjadi

fenomena sesaat tetapi prosesnya dapat terus

berlanjut dan diterima dengan baik oleh

masyarakat.

B. Pengaruh Soft diplomacy Dalam Membangun Citra Korea

Selatan di Indonesia.

Dalam menjalankan hubungan diplomatik, soft

diplomacy penting diterapkan oleh Korea Selatan dalam

memaksimalisasikan soft power yang telah dimilikinya.

125

Page 126: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Keterampilan dalam berdiplomasi merupakan salah satu

bentuk upaya kompromi mencapai kesepakatan untuk

penyelesaian masalah dalam menciptakan perdamaian

dan mencapai kepentingan nasional. Perubahan era dan

kemajuan teknologi yang semakin pesat menginisiatif

MOFAT melakukan berbagai proyek-proyek diplomatik

budaya secara aktif melalui Korean wave dengan maksud

untuk meningkatkan nation branding Korea dalam

mewujudkan citra Global Korea. Hal tersebut terkait

konflik semenanjung Korea yang telah menyita

perhatian begitu penting dari Pemerintah tentunya

bisa menyulitkan pembangunan citra Korea Selatan

yang damai dan sebagai negara yang kooperatif.

Kebijakan soft diplomacy yang diarahkan

Pemerintahan saat ini berperan besar dalam

meningkatkan citra nasional bangsa. Menurut laporan

yang dikeluarkan pada tanggal 2 Februari 2012 oleh

Samsung Economy Research Institute (SERI) yang dirilis

dalam kerjasama dengan Presidential Council on Nation

Branding, Korea Selatan menempati peringkat 15 pada

126

Page 127: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Nation Brand index yang mana meningkat tiga peringkat

dari posisi di tahun 2010. SERI menganalisis bahwa

bagaimana peran internasional Korea menyelenggarakan

berbagai event internasional Daegu IAAF World

Championships tahun 2011, Winter Olympic di Pyeongchang

tahun 2018 dan meningkatnya kegiatan global oleh

perusahaan multinasional Korea serta turut sertanya

pengaruh penyebaran Korean wave telah memberi

kontribusi dalam peningkatan citra Korea.103

Korean wave telah memberikan keuntungan yang

begitu besar bagi Korea Selatan. Selain bisnis

hiburan yang terus meningkat, melalui K-Pop juga

dapat membantu Korea Selatan untuk memperbaiki

citranya di mata dunia setelah perang sipil dengan

Korea Utara. K-Pop tidak hanya menjadi karakter khas

musik Korea, tetapi merupakan karakter bangsa yang

menimbulkan ketertarikan dan kepercayaan publik

103 Hwang Dana. Korea Enjoys Enhanced Nation Brand Through GlobalDiplomacy. [Online].http://www.korea.net/NewsFocus/Policies/view?articleId=98738. Diakses pada tanggal 19 Februari 2012pukul 22.38 Wita.

127

Page 128: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

internasional untuk melakukan kerjasama dan

pembentukan jaringan internasional lainnya. Citra

negatif korea di masa lampau dikaitkan dengan Zona

Demiliterisasi, pembagian wilayah, kemiskinan dan

gangguan perpolitikan kini telah berubah menjadi

citra Global Korea dimana secara perlahan bercirikan

menjadi sebuah bangsa yang demokratis, modern,

kooperatif dan proaktif dalam kegiatan

internasional, serta menjadi ikon atau simbol budaya

baru di dunia hiburan musik dan fashion serta memiliki

teknologi mutakhir di dunia.104

Perkembangan Korean wave sangat pesat terjadi di

Indonesia dalam kurun waktu tahun 2008 hingga tahun

2012 yang disertai dengan terbentuknya citra ataupun

pandangan positif masyarakat Indonesia terhadap

Korea Selatan. Citra masyarakat Indonesia yang

terbentuk terhadap Korea dan pada akhirnya dapat

mempengaruhi keputusan para pembuat kebijakan

104 Youna Kim. 2011. Globalization of Korean Media. Hallyu: Influence of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hal. 37

128

Page 129: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

politik luar negeri. Korea Selatan pun memiliki

tujuan dibalik citra negaranya yang semakin positif

yakni menyangkut perkembangan politik yang mendukung

perubahan. Sebuah negara yang dulunya dibawah

kekuasaan imperialisme kini berubah menjadi negara

yang demokrat dan liberal. Dengan adanya pencitraan

yang dibangun oleh Korea Selatan di Indonesia dapat

menjadikan hubungan bilateral kedua negara semakin

erat sehingga dapat membantu meningkatkan berbagai

sektor dari hubungan politik, ekonomi dan tentunya

sosial-budaya.

Pembangunan citra Korea Selatan di Indonesia

tentu memberikan pengaruh di bidang politik.

Historikal hubungan politik Korea Selatan dan

Indonesia tidak pernah mengalami konflik sehingga

menjadikan hubungan perpolitikan kedua negara

semakin erat. Dari segi pencitraan tersebut

diharapkan ruang lingkup perpolitikan Korea Selatan

semakin lebih kuat dalam upaya rekonsiliasi dengan

Korea Utara. Indonesia yang memiliki politik luar

129

Page 130: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

negeri Bebas-Aktif dapat bersikap netral dalam

melihat permasalahan semenanjung Korea. Korea

Selatan dapat menjalankan proses rekonsiliasi dengan

Korea Utara melalui bantuan Indonesia, apalagi

Indonesia juga memiliki hubungan diplomatik yang

baik dengan Korea Utara. Di era Pemerintahan

Megawati, dilakukan pertemuan antara Pemerintah

Korea-Indonesia untuk merundingkan masalah

reunifikasi Korea. Korea Selatan pun mendapat

kesempatan untuk mencari jalan keluar dari

permasalahan antar-Korea karena Indonesia senantiasa

mendukung upaya denuklirisasi dan perdamaian di

Semenanjung Korea.105

Hubungan politik Korea-Indonesia juga semakin

ditingkatkan melalui kerjasama demokrasi. Korea

Selatan dan Indonesia bekerjasama dalam mendorong

demokrasi sebagai agenda strategis di Asia. Ke dua

negara telah berhasil menjadi pemimpin bersama dalam

105 Yang Seung-Yoon. 2004. Hubungan Bilateral Korea-Indonesia Pada Era Asia Timur: Sebuah Pembahasan dalam Perspektif Globalisasi. Jakarta: FISIP UI Press. Hal. 39.

130

Page 131: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Bali Democracy Forum tahun 2010 dan telah memberikan

landasan yang kuat bagi kedua negara untuk mengelola

momentum demokrasi di seluruh kawasan Asia. Korea

Selatan adalah negara yang pertama kali mengambil

peran aktif dalam mendorong kawasan Asia Timur untuk

menuju suatu komunitas masyarakat Asia Timur. Dengan

bekerja sama dengan Indonesia sebagai salah satu

negara yang berperan penting di ASEAN, visi ini akan

berfungsi sebagai jalan panduan untuk mencapai Asia

Timur yang stabil dan makmur.

Seiring dengan hubungan politik yang dijalin

baik dengan suatu negara dan citra yang terbentuk

maka kerjasama di bidang lainnya akan terdorong ikut

lebih maju. Meningkatnya image Korea Selatan melalui

K-Pop yang diimplementasikan sebagai salah satu

bentuk instrumen pelaksanaan soft diplomacy juga

memiliki pengaruh positif di bidang ekonomi. Korea

Selatan yang memang telah dikenal maju dalam

industri manufaktur, semakin gencar memasarkan

produknya sejalan dengan proses penyebaran K-Pop.

131

Page 132: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Masyarakat Indonesia tidak hanya menyukai musik K-

Pop namun secara perlahan para penggemar K-Pop

tersebut seperti mewajibkan dirinya untuk memiliki

produk-produk Korea. Strategi perusahaan Korea yang

menjadikan para selebritis K-Pop sebagai brand

ambassador pemasaran produknya di Indonesia dapat

meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia terhadap

produk Korea, seperti Samsung dan LG. Hal itu

disebabkan oleh seiring telah terpengaruhnya mereka

oleh popularitas K-Pop dan sifat konsumtif

masyarakat Indonesia yang menjadikan mereka tidak

hanya menyukai musiknya tapi juga telah mulai

mengikuti fashion Korea, menggunakan produk buatan

Korea hingga mengkonsumsi makanan khas Korea.

Menurut Asosiasi perdagangan internasional

Korea pada tahun 2008 dari survei yang mereka

lakukan terhadap 1.173 orang dari Asia Timur dan

Asia Tenggara, mengungkapkan bahwa 80 persen dari

responden mengatakan bahwa Korean wave telah

mempengaruhi mereka untuk membeli produk Korea

132

Page 133: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Selatan, seperti ponsel dan peralatan elektronik

lainnya.106 Dengan demikian, Korean wave telah

memberikan keuntungan ekonomi bagi Korea sekitar

US$4,5 milyar.107 Hal tersebut menandakan bahwa K-Pop

sebagai salah satu wujud bentuk soft diplomacy Korea

Selatan berhasil meningkatkan nation branding serta

permintaan terhadap produk-produk budaya Korea.

Peningkatan yang signifikan dalam hubungan

Indonesia-Korea Selatan juga tercermin dengan baik

melalui perkembangan pesat perdagangan bilateral

antara kedua negara. Pada tahun 2010, perdagangan

bilateral antara kedua negara melonjak menjadi

US$20.27 miliar, meningkat 57 persen dari US$12.88

miliar pada tahun 2009. Adapun investasi Korea

Selatan di Indonesia mencapai US$328 juta tahun 2010

106 Yonhap News Agency. 2011.Korean wave Has Impact on Overseas Product Sales: Poll. [Online]. http://english.yonhapnews.co.kr/business/2011/11/12/0502000000AEN20111112003100320.HTML. Diakses pada tanggal 24Februari 2012 pukul 20.18 Wita.

107 Wonjun Chung dan Taejun David Lee. 2011. Hallyu As A Strategic Marketing Key in the Korean Media Content Industry. Do Kyun Kim dan Min-Sun Kim (eds). Hallyu: Influence of Korean Popular Culture in Asia and Beyond. Seoul: Seoul National University Press. Hal. 437.

133

Page 134: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dan Korea Selatan tercatat sebagai 10 investor

terbesar di Indonesia.108

Pengaruh di bidang ekonomi juga ditopang oleh

sektor pariwisata Korea Selatan yang tentunya tidak

terlepas dari pengaruh signifikan dalam pelaksanaan

soft diplomacy ini. Industri pariwisata disoroti

sebagai salah satu pemasukan yang terbesar ketiga

bagi Korea setelah IT, sektor industri elektronik

dan transportasi lainnya.109 Korea Selatan menempati

ranking ke- 32 dunia dalam hal industri pariwisata

pada tahun 2011. Dunia bisnis pariwisata di Korea

secara aktif mengembangkan strategi pemasaran yang

cerdik untuk memperoleh manfaat dari lonjakan

popularitas K-Pop yang dikembangkan dalam upaya

untuk menarik lebih banyak wisatawan asing ke Korea.

Industri pariwisata Korea telah mengalami

pertumbuhan 10 % setiap tahun selama beberapa tahun108 Aburizal Bakrie. 2011. Mempererat Kerjasama Indonesia-Korea.

[Online]. http://icalbakrie.com/?p=1246. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012 pukul 10.06 Wita.

109 Korean Tourism Organization. [Online]. http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/economicBenefits.kto. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 23.06 Wita.

134

Page 135: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

terakhir sehingga jumlah wisatawan internasional

yang ditargetkan mencapai 1.5 milyar pada tahun 2020

menjadi hal yang tidak mustahil dapat dicapai. 110

Bintang K-Pop telah muncul sebagai sumber daya

pariwisata karena begitu banyak penggemar dari luar

negeri yang bersemangat untuk mengunjungi tanah air

idola pop mereka.

Pihak Korea Tourism Organization di Jakarta (KTO)

mengatakan bahwa jumlah wisatawan Indonesia terus

meningkat setiap tahunnya di tengah semakin

populernya Korean wave di Indonesia yang mana hal

tersebut diutarakan langsung oleh Manager Marketing

KTO, Dwi Hapsari, bahwa “sebanyak 125.000 warga

Indonesia mengunjungi Korea sepanjang tahun 2011

yang mengalami pertumbuhan 30,8% dibandingkan tahun

2010”.111 Warga Indonesia menjadi lebih antusias

mengunjungi Korea setiap tahun karena Korea memiliki110 KBS. 2012. Expo Pariwisata Korea 2012 Dibuka Pekan Lalu.

[Online]. http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyweekly_detail.htm?No=35355. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pada pukul 12.34 Wita.

111 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Dwi Hapsari pada tanggal 20 April 2012 pukul 14.00 Wib di Jakarta

135

Page 136: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

banyak hal yang ditawarkan. Lokasi syuting drama

Korea paling terkenal menjadi obyek pariwisata yang

digemari para wisatawan untuk dikunjungi. Dari

keberhasilan penayangan drama Korea tersebut

membangun citra Korea Selatan sebagai negara yang

maju dan terkesan sangat menarik, modis dan dinamis.

Tentu dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia

yang mendatangi Korea selain berimplikasi terhadap

bertambahnya devisa negara juga dapat sekaligus

lebih mendekatkan secara emosional hubungan

kemasyarakatan Korea Selatan-Indonesia.

Dalam proses selanjutnya, hubungan di bidang

sosial-kebudayaan muncul sebagai salah satu pengaruh

soft diplomacy Korea Selatan di Indonesia. Korean wave

memberikan pengaruh yang nyata dan berperan penting

dalam memperkenalkan budaya Korea ke Indonesia.

Dengan adanya landasan kerjsama di bidang kebudayaan

antara Korea Selatan-Indonesia dan dibentuknya

Komisi Bersama Kebudayaan semakin mempermudah dalam

peningkatan hubungan sosial-budaya kedua bangsa.

136

Page 137: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Adapun pengaruh budaya Korea dalam masyarakat

Indonesia dihimpun oleh penulis dari hasil wawancara

dengan beberapa masyarakat yang menyukai Korea,

berawal dari kegemaran mereka menonton serial drama

Korea dan mulai menikmati musik pop Korea

selanjutnya akan mempelajari tentang budaya Korea.

Kemudian, mereka mencoba makanan Korea seperti apa

yang mereka lihat dalam serial-drama ataupun film

Korea, lalu mulai mengenal pakaian tradisional Korea

‘Hanbok’. dan bahkan belajar beberapa kosa kata Korea

melalui lirik lagu K-Pop. Disamping itu pula,

banyaknya warga Korea di Indonesia membantu

mendorong berjalannya proses hubungan timbal-balik

kebudayaan antara masyarakat kedua negara. Tercatat

bahwa, warga negara Korea adalah warga negara asing

terbanyak yang bermukim di Indonesia yakni sekitar

30.000 orang.

Konektivitas kemasyarakatan antara kedua negara

semakin meningkat, seperti yang bisa kita lihat saat

ini, ketertarikan terhadap K-Pop telah merubah pola

137

Page 138: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

industri hiburan di Indonesia. Para pengusaha

industri hiburan nampaknya sangat memahami bahwa

masyarakat Indonesia, terutama kaum remaja, mulai

terkena demam K-Pop. Karena itulah, mereka mulai

menciptakan semacam imitasi dari budaya pop Korea ke

dalam budaya pop Indonesia, seperti menciptakan

boyband/girlband ala Korea seperti halnya yang

dilakukan dalam ajang pencarian bakat Galaxy

Superstar. Para pengusaha tersebut tentunya tahu

betapa kaum remaja sangat mengidolakan K-Pop dan

dengan menciptakan imitasinya akan lebih mudah untuk

menarik minat pasar, kemudian keuntunganlah yang

mereka dapatkan. Itulah sebabnya saat ini begitu

banyak boyband atau girlband Indonesia yang

bermunculan dengan mengusung aliran I-Pop (Indonesian

Pop) yang dianggap hampir mirip K-Pop dengan lirik

bahasa Indonesia. Munculnya ikon I-Pop adalah salah

satu pengaruh soft diplomacy melalui Korean wave, karena

berhasil mengadaptasi K-Pop ke dalam budaya lokal

Indonesia.

138

Page 139: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Capaian diplomasi suatu negara yang baik akan

menempatkannya sebagai negara yang disegani dan

memiliki peran penting dalam percaturan politik

internasional. Soft diplomacy menjadi instrumen

pelaksana kebijakan politik luar negeri yang berguna

bagi Korea Selatan untuk memproyeksikan diri sebagai

negara yang tidak konfrontatif karena mengedepankan

soft power. Tata laksana dan efektifitas soft diplomacy

tersebut dapat memberikan kesan yang positif dan

diyakini memberi keuntungan dalam memediasai

kerjasama bilateral serta dapat memberi pengaruhnya

secara tidak langsung ke masyarakat. Berdasarkan

pada salah satu tujuan utama dari penyebaran Korean

wave untuk mempromosikan model pengembangan ekonomi

Korea sebagai patokan bagi negara-negara berkembang

menjadikan hubungan bilateral Korea Selatan dan

Indonesia memanfaatkan jalur budaya untuk mempererat

kerjasama ekonomi kedua negara dimana Indonesia

dapat belajar banyak dan mengadopsi model

pengembangan ekonomi Korea Selatan tersebut.

139

Page 140: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Instrumen telah bekerja secara efektif di

Indonesia dan citra positif yang terbentuk untuk

mewujudkan Global Korea serta berhasil memperat

hubungan bilateral Korea-Indonesia di berbagai

bidang. Pengaruh soft diplomacy tersebut yang menjadi

bentuk kemampuan untuk mengatur dan ataupun mengubah

perilaku individu atau kelompok dan negara terhadap

negara lain. Melalui Korean wave tersebutlah

menunjukkan bahwa terdapat kestabilan politik serta

keamanan yang terjaga dan secara umum berhasil

mempengaruhi beberapa aspek penting seperti ekonomi

dan hubungan internasional Korea Selatan.

C. Prospek Membangun Citra Korea Selatan Di Indonesia

Melalui Soft Diplomacy

1. Peluang Membangun Citra Korea Selatan Di Indonesia

Melalui Soft Diplomacy

Dalam pelaksanaan hubungan internasional segala

bentuk kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh

suatu negara memiliki peluang dan tantangan

tersendiri dalam pelaksanaannya. Perbandingan yang

140

Page 141: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

nampak antara peluang dan tantangan dari suatu

hubungan diplomatik merupakan salah satu faktor

utama yang menentukan sukses atau gagalnya hubungan

diplomatik tersebut. Pengembangan soft power mudah

dilakukan karena material power yang dimiliki oleh

Korea Selatan tidak lagi memiliki permasalahan

dengan pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya. Korea

selatan sebagai negara yang tergolong sukses dalam

memajukan sektor perekonomiannya dapat memobilisasi

instrumen kegiatan politik luar negerinya yang lain.

Kepopuleran daya tarik budaya suatu bangsa tentunya

berawal dari sisi perekonomian yang maju apalagi

Korea Selatan juga mengalami perkembangan secara

pesat pada sektor teknologi transportasi, komunikasi

dan informasi.

Peluang dalam pelaksanaan soft diplomacy Korea

Selatan di Indonesia didukung oleh hubungan

diplomatik yang dijalin kedua negara yang dianggap

sebagai hubungan yang saling mengisi dan bersifat

141

Page 142: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

mutual benefit. Seperti apa yang telah diungkapkan oleh

Prof. Yang bahwa:

Korea Selatan sebagai negara yang memilikiperkembangan pesat dalam hal informasiteknologi dan memiliki modal adalah suatufaktor yang dibutuhkan oleh Indonesia dalammembangun negaranya. Sedangkan, Indonesiadipandang oleh Korea Selatan sebagai sebuahnegara yang kaya akan sumber daya alam dansumber daya manusia yang didukung olehpasar yang luas.112

Korea Selatan dan Indonesia berada pada posisi

yang saling melengkapi di mana keduanya berpotensi

untuk saling mengisi satu sama lain apalagi kedua

negara telah menandatangi MoU sebagai mitra

kerjasama strategis. Dari perspektif Korea Selatan,

Indonesia menjadi salah satu sumber bahan baku,

tenaga kerja dan pasar konsumen yang besar untuk

Industri di Korea Selatan. Di satu pihak, Indonesia

memerlukan modal dan investasi serta produk-produk

teknologi yang dimiliki oleh Korea Selatan. Korea

Selatan merupakan alternatif sumber teknologi

112 Hasil Wawancara terhadap Narasumber Prof. Yang Seung Yoon pada tanggal 10 April 2012 Pukul 10.00 Wib di Jakarta.

142

Page 143: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

khususnya di bidang heavy industry, IT dan

telekomunikasi. Indonesia berharap dapat memperkuat

ekonomi dan perdagangan Negara karena sadar akan

peran Korea sebagai mitra strategis dalam memperkuat

sistem ekonomi dan mengatasi krisis ekonomi.

Sistem demokrasi yang dianut oleh suatu bangsa

juga menjadi salah satu faktor pendukung dalam

pelaksanaan soft diplomacy. Indonesia dan Korea Selatan

adalah negara yang menganut sistem demokrasi

sehingga akan memudahkan pelaksanaan soft diplomacy

yang lebih terbuka. Indonesia dan Korea Selatan

telah pernah bekerja sama menjadi pemimpin dalam Bali

Democracy Forum (BDF) sehingga memberikan landasan

yang kuat bagi kedua negara untuk mengelola momentum

hubungan diplomatik yang lebih erat lagi. Indonesia

sebagai mitra strategis Korea tentunya bernilai

positif karena historikal hubungan diplomatik yang

tidak pernah mengalami konflik akan semakin

memudahkan proses diplomasi yang dijalankan.

143

Page 144: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Peluang yang begitu besar juga dimiliki oleh

Korea Selatan dalam pelaksanaan soft diplomacy K-Pop di

Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh daya saing K-

Pop yang memang telah dipersiapkan untuk masuk ke

pasar internasional sangat kuat. Penyanyi K-Pop yang

juga sebagai salah satu aktor dalam soft diplomacy

Korea ini menampilkan bakat yang berkualitas dan

didukung oleh penampilan fashion kalangan muda masa

kini yang dengan mudah dapat menarik hati masyarakat

Indonesia sehingga meninggalkan kesan yang positif.

K-Pop cenderung menawarkan kenikmatan visual di

tengah relatif tingginya minat masyarakat Indonesia

yang menyenangi bentuk musik seperti itu secara

visual yang disertai dengan dance. Secara tren

global menunjukkan musik dan tari relatif mirip di

antara negara-negara di dunia. Menikmati irama

melalui tarian mudah menarik minat konsumen di luar

negeri karena dapat menikmati musik hanya dengan

melihat tarian walaupun tidak mengerti budaya dan

bahasa Korea.

144

Page 145: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Korea Selatan adalah pemimpin global dalam

pembangunan dan distribusi teknologi internet dan

ponsel sehingga dapat mempermudah dalam upaya

penyebaran budayanya sebagai bentuk soft diplomacy.

Penyebaran K-Pop yang didukung oleh kecanggihan alat

komunikasi dengan memanfaatkan jaringan internet

melalui postingan video promosi ke Youtube dan akun

sosial lainnya seperti twitter dan facebook menjadi

peluang untuk mempromosikan musik K-Pop dan

memperkenalkan budaya Korea ke berbagai belahan

dunia menjadi lebih mudah. Masyarakat Indonesia yang

begitu banyak juga terkenal menjadi pengguna akun

SNS terbesar, sehingga mereka akan lebih mengetahui

perkembangan K-Pop melalui internet.

Masyarakat Indonesia juga tergolong sangat

terbuka dalam menerima produk budaya asing. Apalagi

budaya Korea Selatan yang memang termasuk budaya

timur dan memiliki kedekatan kultur dengan karakter

bangsa Indonesia menjadikan peluang bagi pelaksanaan

soft diplomacy Korea Selatan menjadi lebih besar.

145

Page 146: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Selain itu pula, dalam menyebarkan pelaksanaan soft

diplomacy didukung oleh kepercayaan diri dan rasa

nasionalisme rakyat Korea melalui budaya populer

mereka sebagaimana juga yang ditunjukkan dalam

setiap acara internasional. Budaya popular Korea

menunjukkan bagaimana Korea tetap menjaga nilai dan

karakternya walaupun mendapat pengaruh kultur dari

barat. Penggambaran Korea dalam drama televisi,

sinematografi film Korea yang menarik dan plot

cerita yang memiliki kedekatan tradisi yang serupa

dengan budaya bangsa Indonesia dalam menangani

masalah serta peran industri hiburan Korea yang

aktif dalam mempromosikan produknya semuanya

menciptakan peluang untuk penyebaran budaya populer

Korea di Indonesia.

2. Tantangan Membangun Citra Korea Selatan Di

Indonesia Melalui Soft Diplomacy.

Korean wave telah menjadi sumber motivasi yang

menarik bagi Korea Selatan, tetapi juga telah

membawa tantangan baru dalam mempromosikan Korea ke

146

Page 147: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dunia internasional. Tantangan yang bisa dihadapi

dalam pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan di

Indonesia adalah bagaimana menjaga koordinasi yang

baik antara aktor negara dan aktor non-negara.

Pemerintah Korea yang menjalin hubungan kerjasama

dengan perusahaan-perusahaan hiburan di Korea

Selatan dalam menginisiasi perluasan Korean wave

memiliki resiko pada kemungkinan terjadinya

pembenturan kepentingan antara kedua belah pihak

aktor negara dan non-negara. Kepentingan industri

swasta atau para pelaku bisnis jika sudah tidak

sejalan dengan tujuan nasional Pemerintah ataupun

terjadi tarik-menarik kepentingan tentunya akan

dapat menghambat keberlangsungan pelaksanaan soft

diplomacy yang dijalankan oleh Korea Selatan.

Terjadinya penekanan pemasaran ataupun terjadinya

overheating pada pasar penyebaran K-Pop yang dilakukan

oleh perusahaan hiburan tersebut adalah bentuk

tantangan yang dapat dihadapi.

147

Page 148: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Era globalisasi informasi selain banyak memberi

kemudahan juga tetap merupakan wilayah yang

berbahaya bagi diplomasi maupun aktivitas

kemasyarakatan lainnya. Kesiapan dalam menghadapi

perubahan-perubahan global perlu diimbangi dengan

kemampuan dan kompetensi dalam menyikapi perubahan

tersebut. Ada banyak kasus di mana arus informasi

budaya dari suatu masyarakat tertentu sering

terbatas ataupun berlebihan tanpa terkendali dapat

menyebabkan kesalahpahaman antara budaya yang bahkan

menyebabkan terjadinya distorsi kebudayaan. Dengan

memahami sifat pertukaran budaya di Indonesia,

Pemerintah Korea Selatan harus membuat usaha lebih

lanjut untuk menemukan cara-cara pelaksanaan soft

diplomacy yang lebih inovatif dalam membangun citranya

melalui komunikasi internasional yang lebih baik dan

terkontrol.

Tantangan lainnya yang juga dapat dihadapi oleh

Korea dalam membangun citranya melalui pelaksanaan

diplomasi ini adalah bagaimana menjaga

148

Page 149: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

keberlangsungan penyebaran K-Pop itu sendiri di

Indonesia dengan menyesuaikan karakter bangsa

Indonesia yang memang mudah dalam menerima budaya

asing namun juga memiliki kecenderungan untuk mudah

menemukan kejenuhan terhadap popularitas suatu

budaya asing. Terlebih lagi dalam menjaga persaingan

budaya asing yang masuk ke Indonesia. Budaya asing

yang masuk ke Indonesia bukan hanya Korean Wave namun

budaya Jepang yang memang telah sejak lama masuk ke

Indonesia serta budaya India melalui Bollywood dan

tentunya budaya pop Amerika. Penyebaran K-Pop sebagai

bentuk soft diplomacy Korea harus bersaing dengan musik

Pop Amerika. Jika Pemerintah tidak bisa menjaga dan

mengembangkan kreatifitas dan keunikan musik K-Pop

dalam penyelenggaraan soft diplomacy-nya maka, budaya

asing lainnya akan mengalahkan posisi Korea di

Indonesia.

Tantangan keberlangsungan popularitas K-Pop

tersebut berada ditangan industri musik Korea

bersama dengan para bintang K-Pop dalam menjaga

149

Page 150: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

bakat dan kreatifitas mereka untuk mengembangkan

musik K-Pop. Popularitas K-Pop di luar negeri

ternilai kondusif untuk lingkungan yang baik bagi

budaya populer Korea untuk mencapai kualitas global

dengan daya tarik universal dan tergantung pada

apakah industri dapat mengamankan daya saing yang

cukup atau tidak agar K-Pop dapat memperluas

pengaruhnya di seluruh dunia. Jika mereka tidak

mampu lagi menjaga ataupun meningkatkan kualitas dan

kreatifitas mengembangkan K-Pop maka proses soft

diplomacy itupun akan bisa terhenti. K-Pop memang

dapat membangun citra Korea dan meningkatkan

kekuatan ekonominya yang didukung oleh ketrampilan

dalam penyebarannya secara digitalisasi, namun

fenomena tersebut juga dapat berakhir jika gagal

mengatasi perubahan-perubahan internal maupun

eksternal secara efektif. Jika industri gagal

mempertahankan atau meningkatkan karakter idol

dengan daya tingkat saing yang tinggi, kegiatan

150

Page 151: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

popularitas bentuk Korean wave lainnya juga bisa ikut

runtuh.

Pelaksanaan diplomasi memerlukan pengetahuan

yang matang tentang masalah yang dihadapi dan

kemampuan berkomunikasi dengan penguasaan bahasa

yang baik. Walaupun Korea Selatan menjadi salah satu

negara yang sangat maju di bidang teknologi serta

memiliki kemampuan dan sarana yang maju di bidang

media dan komunikasi, Korea Selatan dan Indonesia

sama-sama menemui kendala pada keterbatasan

kemampuan masyarakatnya dalam berbahasa Inggris

sebagai bahasa resmi internasional. Pada umumnya,

para bintang K-Pop yang turut menjadi salah satu

aktor dalam pelaksanaan diplomasinya menggunakan

bahasa Korea dalam berkomunikasi sehingga hal

tersebut sedikit menghambat keefektifan diplomasinya

di Indonesia. Selain itu, banyaknya perusahaan Korea

yang berinvestasi di Indonesia membutuhkan banyak

tenaga ahli yang paling tidak mengetahui dan

menguasai bagaimana berniaga dengan orang Korea.

151

Page 152: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Hubungan kemasyarakatan Korea-Indonesia pun akan

mengalami hambatan.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

152

Page 153: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

1. Strategi Soft Diplomacy Korea Selatan Dalam Membangun

Citra Global Korea Di Indonesia Terdiri Atas 4

Langkah Strategi, yaitu:

a. Mengembangkan Seni Kebudayaan.

Kebudayaan sebagai salah satu aset soft power,

menjadi media komunikasi yang dapat

menyampaikan isi atau misi politik luar negeri

suatu negara. Pemerintah Korea Selatan-

Indonesia menjalin hubungan kerjasama di bidang

kebudayaan dan ditandai dengan pergelaran

kebudayaan Korea-Indonesia setiap tahun. Adanya

peran Pemerintah Korea Selatan menyelenggarakan

Korea-Indonesia Week tersebut di Indonesia

menggambarkan bentuk pelaksanaan strategi ini

melalui track one diplomacy

b. Mengembangkan Sikap Profesionalisme.

Pengembangan sikap profesionalisme didasarkan

pada keterlibatan aktor non-negara (track two

diplomacy, track three diplomacy, track four diplomacy) yang

memungkinkan untuk menyuarakan dan menjalankan

153

Page 154: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

kebijakan luar negeri suatu negara. Pemerintah

Korea Selatan bekerjasama dengan industri musik

Korea bersama dengan selebritis K-Pop menjadi

duta dalam pelaksanaan soft diplomacy.

c. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Di era globalisasi yang menciptakan berbagai

revolusi teknologi informasi dan transportasi

banyak memberi kemudahan dalam kegiatan

diplomasi. Pemerintah Korea Selatan

memanfaatkan track nine diplomacy yakni media

menjadi salah satu strategi pelaksanaan soft

diplomacy dalam memperkenalkan dan

menyebarluaskan K-Pop. Pemerintah Korea Selatan

menjalin kerjasama dengan stasiun TV di Korea

seperti Arirang dan KBS dalam mempromosikan

budaya Korea ke seluruh dunia. Adapun berbagai

154

Page 155: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

jejaring sosial, seperti: YouTube, Twitter, Facebook

dijadikan sebagai media promosi K-Pop yang

paling mudah dan menguntungkan bagi Korea

Selatan.

d. Melakukan Interaksi Kebudayaan Melalui Korean

Wave.

Fenomena K-Pop di Indonesia tergolong sangat

menarik perhatian yang besar. Penyelenggaran

ajang pencarian bakat “Galaxy Superstar” dan

pembuatan drama Indonesia-Korea menjadi salah

satu langkah strategis yang penting agar

interaksi kesenian dan kebudayaan kedua negara

tetap terjaga sehingga semakin mengukuhkan

pengaruh soft diplomacy Korea Selatan dalam

membangun citranya di Indonesia.

2. Pengaruh Soft Diplomacy Dalam Membangun Citra Korea

Selatan Di Indonesia.

155

Page 156: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Seiring dengan semakin besarnya minat dan

ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap K-Pop

berhasil membangun citra Korea Selatan di

Indonesia. Soft power diperlukan tidak hanya

sekedar memperkenalkan identitas politik, ekonomi

dan budaya Korea Selatan di Luar Negeri tetapi

mendukung pencapaian kepentingan nasional dalam

hal ini mewujudkan citra Global Korea. Di masa lalu,

Citra Korea Selatan dinilai negatif dikaitkan

dengan zona demiliterisasi dan kerusuhan politik,

tetapi citra bangsa Korea meningkat sangat

positif dan secara bertahap memberikan cara untuk

menjadi vitalitas trendi bagi industri hiburan

seperti musik, film dan teknologi mutakhir.

Citra positif masyarakat Indonesia yang

terbentuk terhadap Korea Selatan pada akhirnya

dapat mempengaruhi hubungan bilateral kedua

negara menjadi lebih erat. Dari segi pencitraan

tersebut ruang lingkup perpolitikan Korea Selatan

semakin lebih kuat dalam upaya rekonsiliasi

156

Page 157: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

dengan Korea Utara melalui bantuan Indonesia.

Disamping itu, K-Pop yang diimplementasikan

sebagai salah satu bentuk soft diplomacy membawa

pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan

sektor perekonomian dan pariwisata Korea Selatan.

Masyarakat Indonesia tidak hanya menyukai musik

Korea namun secara perlahan juga mengkonsumsi

produk Korea, serta daya kunjung wisata ke Korea

semakin meningkat.

Hubungan di bidang sosial-kebudayaan tentunya

juga mengalami pengaruh soft diplomacy tersebut.

Masyarakat Indonesia yang pada awalnya hanya

menyukai tayangan serial drama Korea dan

menikmati musik K-Pop telah membawa mereka

mengenal Korea jauh lebih mendalam dengan

mempelajari budaya dan bahasa Korea. Industri

musik Indonesia pun telah mendapat pengaruh K-Pop

dimana kini banyak bermunculan boyband/girlband ala

Korea Selatan.

157

Page 158: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

3. Prospek membangun citra Korea Selatan di

Indonesia melalui soft diplomacy

Pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan

tersebut tentunya tidak terlepas dari peluang dan

tantangan yang dihadapi. Peluang berhasilnya

pelaksanaan soft diplomacy didukung oleh hubungan

bilateral Korea-Indonesia yang bersifat saling

mengisi kepentingan masing-masing negara serta

hubungan Korea Selatan-Indonesia sebagai mitra

kerjasama strategis. Kesamaan sistem demokrasi

juga mendukung pelaksanaan soft diplomacy akan

berhasil.

Keterlibatan selebritis K-Pop menjadi daya

tarik utama pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan

di Indonesia terkait besarnya minat masyarakat

Indonesia terhadap K-Pop. Masyarakat Indonesia

cenderung terbuka dalam menerima budaya asing

serta adanya kedekatan kultur sebagai negara

timur menjadikan budaya Korea Selatan dapat

diterima dengan mudah. Selain itu, penyebaran K-

158

Page 159: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Pop melalui teknologi media komunikasi seperti

jejaring sosial Youtube, Twitter, dan Facebook menjadi

peluang tersendiri mengingat Korea Selatan adalah

pemimpin global dalam pembangunan dan distribusi

teknologi internet dan ponsel.

Sedangkan, tantangan pelaksanaan soft diplomacy

jika terjadinya pembenturan kepentingan antara

aktor negara dan aktor non-negara yang terlibat

dalam pelaksanaan soft diplomacy tersebut. Pemerintah

juga harus bekerja keras untuk menjaga daya saing

K-Pop menjadi lebih unik dibanding budaya asing

lainnya yang masuk ke Indonesia agar masyarakat

Indonesia tidak mudah jenuh dengan budaya Korea.

Adapun keterbatasan masyarakat Korea Selatan

terutama para selebritis K-Pop dalam menguasai

bahasa Inggris begitu pula dengan masyarakat

Indonesia akan menjadi tantangan kefektifan

pelaksanaan soft diplomacy di Indonesia.

B. Saran

159

Page 160: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Dalam pelaksanaan soft diplomacy Korea Selatan

untuk memperkuat posisinya dan meningkatkan citra,

para pembuat kebijakan dalam lembaga Pemerintah

terkait harus bekerja sama dan saling berkoordinasi

untuk membantu mempertahankan kontinuitas penyebaran

Korean wave dan mendorong proyek-proyek bersama aktor

non-negara yang lebih konstruktif di Indonesia.

Dalam hal ini, juga penting untuk memperkuat daya

saing K-Pop agar dapat mempertahankan bahkan

meningkatkan eksistensinya di Indonesia. Korea

Selatan juga harus lebih menyiapkan strategi yang

lebih unik dan menarik dalam pelaksanaan soft diplomacy

agar dapat menjaga eksistensinya dalam bersaing

dengan budaya asing negara lain yang masuk ke

Indonesia. Korea Selatan harus lebih aktif dalam

memperkenalkan budayanya ke seluruh lapisan

masyarakat di Indonesia baik itu melalui media atau

melalui people-to-people exchange.

Dengan semakin banyaknya produk budaya Korea

telah berkembang dan mempengaruhi kehidupan

160

Page 161: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

masyarakat Indonesia, penting kiranya pemahaman

terhadap budaya Korea mulai diperkenalkan di tingkat

pendidikan yang lebih luas lagi, tidak hanya di

kalangan perguruan tinggi seperti saat ini, namun

bisa juga dimulai dari pendidikan sekolah menengah

serta dari kalangan lain seperti para insan

pariwisata sehingga pemahaman tentang Korea semakin

luas. Selain itu pula yang diharapkan adalah

hubungan saling memahami antarkedua negara yang

berlanjut lebih baik demi generasi mendatang yang

disertai dengan keahlian bahasa dalam berkomunikasi

baik itu menguasai bahasa Korea ataupun bahasa

Inggris dan juga pengenalan bahasa Indonesia untuk

membantu lancarnya hubungan bilateral kedua negara

serta hubungan kemasyarakatan Korea-Indonesia.

Dengan melihat keberhasilan strategi Korea

Selatan dalam menjalankan soft diplomacy dengan

mengedepankan aspek kebudayaannya, maka Indonesia

sebagai negara yang lebih kaya akan kebudayaan patut

mengikuti langkah pelaksanaan soft diplomacy Korea

161

Page 162: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Selatan. Indonesia dapat memperkuat soft power yang

dimilikinya dengan memanfaatkan dan mengolah dengan

baik aspek kebudayaan untuk dapat disebarluaskan dan

dinikmati oleh masyarakat internasional sehingga

dapat memberikan keuntungan ekonomi seperti yang

dialami oleh Korea Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Coplin, William D. dan Marsedes Marbun. 1992. PengantarPolitik Internasional; Suatu Telaah Teoritis. Bandung: CV.Sinar Baru.

Couloumbis, Theodore A. dan James H. Wolfe. 1982.Introduction to International Relations: Power and Justice. NewJersey: Prentice Hall.

Diamond, Louise dan John McDonald. 1996 Multi-TrackDiplomacy; A Systems Approach to Peace Third Edition.Kumarian Pres.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori danPraktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gracia I. Caroline Sidabutar. Diplomasi Kebudayaan:Konsep dan Relevansinya terhadap PelaksanaanPolitik Luar Negeri. Divisi Litbang SekdiluAngkatan XXXII. Indonesia dan Dunia: Refleksi PemikiranDiplomat Muda Indonesia. Jakarta: Kemenlu RI.

Hayati, Sri dan Ahmad Yani. 2007. Geografi Politik. Bandung:PT.Refika Aditama.

162

Page 163: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

INAKOS dan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada(eds). 2011. Politik dan Pemerintahan Korea.Yogyakarta: UGM Press.

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori & Praktik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Juwondo. 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta:

Rajawali Press.

Kim, Do Kyun dan Min-Sun Kim (eds). 2011. Hallyu:Influence of Korean Popular Culture in Asia and Beyond.Seoul: Seoul National University Press.

Kusumohamidjojo, Budiono. 1987. Hubungan Internasional:Kerangka Studi Analisis. Jakarta: Bina Cipta.

Lee, Myung Bak. 2009. Global Korea: The National Strategy of theRepublic of Korea. Cheong Wa Dae: Office of ThePresident.

Mas’oed, Mohtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin danMetodologi. Jakarta: LP3ES.

Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2009. DiplomaticWhite Paper 2009. Republic of Korea.

Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2011. DiplomaticWhite Paper 2011. Republic of Korea.

Nimmo, Dan. 2006. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Nye, Joseph S. 2004. Soft power: The Means to Success in WorldPolitics. New York: Public Affairs.

163

Page 164: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Nye, Joseph S. 1992. Understanding International Conflicts. USA:Harper Collins College Publisher.

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan M.Yani. 2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung:Rosdakarya.

Rudy, T. May. 2005. Komunikasi dan Hubungan MasyarakatInternasional.Bandung: PT. Refika Aditama.

Seigh, Philip. 2009. Toward A New Public Diplomacy. New York:Palgrave Macmillan.

Sepu, P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shoelhi, Mohammad. 2011. Diplomasi: Praktik KomunikasiInternasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. MetodePenelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Suryokusumo, Sumaryo. 2004. Praktik Diplomasi. Jakarta:

STIH IBLAM.

The Korea Herald (eds). 2008. Korean Wave. Seoul:

Jimoondang.

Umar, Husain. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yoon, Yang Seung. 2004. Hubungan Bilateral Korea-IndonesiaPada Era Asia Timur: Sebuah Pembahasan dalam PerspektifGlobalisasi. Jakarta: FISIP UI Press.

Yoon, Yang Seung. 2004. Politik Luar Negeri Korea Selatan.Yogyakarta: UGM Press.

164

Page 165: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

JURNAL, TABLOID, DOKUMEN

C.P.F Luhulima. Peranan Diplomasi Multi-track dalamPenyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan; Upayadan Tantangan. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 5(2).

Doobo Shim. 2006. Hybridity and Rise of Korean PopularCulture in Asia. Media, Culture and Society. Vol.28(1).

Ole Jacob Sending, Vincent Pouliot dan Iver B.Neumann.2011. The Future of Diplomacy; ChangingPractices, evolving relationships. InternationalJournal, Summer 2011. Canada: CanadianInternational Council.

Sue Jin Lee. 2011. The Korean wave: The Soul of Asia. TheElon Journal of Undergraduate Research in Communications.Vol.2 No. 1.

Vivi Feriany. 2009. Memperkuat Diplomasi PencitraanIndonesia. Jurnal Diplomasi.

Korean Culture and Information Service. 15 November2011. K-Pop: A New Force in Pop Music. KoreanCulture, No.2.

Joseph S.Nye. Why South Korea Should Go Soft. Korea 2020:Global Perspective for the Next Decade. Seoul: RandomHouse Korea.

Mark Scott. 2009. A Global ABC Soft diplomacy and theWorld of International Broadcasting. Bruce AllenMemorial Lecture, 5 November 2009, MacquarieUniversity. Sydney.

SITUS

Agency, Yonhap News. 2011. Korean wave Has Impact on OverseasProduct Sales: Poll. http://english.yonhapnews.co.kr/business/2011/1

165

Page 166: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

1/12/0502000000AEN20111112003100320.HTML. Diakses pada tanggal 24 Februari 2012 pukul 20.18 Wita.

Agency, Yonhap News. 2012. Number of overseas Korean languageinstitutes to rise to 200 by 2016. http://english.yonhapnews.co.kr/culturesports/2012/02/22/0701000000AEN20120222005300315.HTML. Diakses pada tanggal 24 Februari pukul 20.16 Wita.

Asrianti, Tifa. 2012. TV’s South Korea Connection. http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/29/tv-s-south-korean-connection.html. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 19.52 Wita.

Bakrie, Aburizal. 2011. Mempererat Kerjasama Indonesia-Korea. http://icalbakrie.com/?p=1246. Diaksespada tanggal 11 Maret 2012 pukul 10.06 Wita.

BBC News. South Korea Profile.http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-15289563. Diakses pada tanggal 25 Desember 2011pukul 21.14 Wita.

Constant, Linda. 2012. K-Pop: Soft Power for the Global Cool. http://www.huffingtonpost.com/linda-constant/ Kp op -soft-power-for-the-g_b_1088238.html diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 13.37 Wita.

Dana, Hwang. Korea Enjoys Enhanced Nation Brand Through GlobalDiplomacy.http://www.korea.net/NewsFocus/Policies/view?articleId=98738. Diakses pada tanggal 19Februari 2012 pukul 22.38 Wita.

Deddy. 2012. Pengaruh Korean wave di Indonesia. http://www.trijayafmp LG .net/program/3tainment/2 012/01/pengaruh-korean-wave-di-indonesia/.

166

Page 167: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 17.28 Wita.

Hanifah, Mutya. 2012. K-Pop Ujung Tombak Pariwisata Korea. http://travel.okezone.com/read/2012/04/17/407/613234/ K-Pop -ujung-tombak-pariwisata-korea . Diakses pada tanggal 18 April 16.13 Wita.http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/2800.htm.Diakses pada tanggal 25 desember 2011 pukul20.54 Wita.

Jaipragas, Bhavan. 2012. Asia's K-Pop clones dance to South Korean beat. http://www.abs-cbnnews.com/lifestyle/02/06/12/asias- K-Pop -clones-dance-south-korean-beat . Diakses pada tanggal 19 Februari 2012 pada pukul 20.17 Wita.

Kang, Min-Ji. 2008. Forbes Picks K-Pop As Globe-Sweeping Trend. http://www.arirang.co.kr/News/News_View.asp?code=Ne6&nseq=77636&category=7. Diakses pada tanggal 20 Februari 2011 pukul 20.11 Wita.

KBS. 2012. Expo Pariwisata Korea 2012 Dibuka Pekan Lalu. http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_economyweekly_detail.htm?No=35355. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pada pukul 12.34 Wita.

KBS. 2012. KBS dan Pemerintah Tandatangani MoU Untuk Proyek Kerjasama Hallyu Global. http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Cu_detail.htm?No=25956. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012 pukul 09.27 Wita.

KBS. 2012. Kementrian Kebudayaan Umumkan Proyek Untuk Tahun 2012. http://world.kbs.co.kr/indonesian/news/news_Cu_detail.htm?No=25593. Diakses pada tanggal 11 Maret 2012 pada pukul 09.28 Wita.

167

Page 168: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indoneseia. http://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/idn/bilateral/politik/sejarah/index.jsp. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 22.25 Wita.

Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. http://www.kemlu.go.id/Pages/NewsKemlu.aspx?IDP=100&l=id. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 pada pukul 20.58 Wita.

Kemp, Jack. 2007. Soft diplomacy Is The Best Plan. http://www.humanevents.com/article.php?id=19791. Diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pada pukul 13.29 Wita.

Kim, Pil Soo. 2011. Global Craze for KPop: A New Economic Engine. http://www.koreafocus.or.kr/design2/layout/content_print.asp?group_id=103692. Diakses pada tanggal 24 Februari 2012 pukul 21.46 Wita.

Kim, Yoon Mi. 2011. K-Pop Drives Hallyu Craze: Survei. http://www.koreaherald.com/entertainment/Detail.jsp?newsMLId=20110613000731. Diakses pada tanggal 12 5 2012 pukul 14.56 Wita.

Kim, Yoon Mi. 2011. K-Pop’s Second wave. http://www.koreaherald.com/entertainment/Detail.jsp?newsMLId=20110821000264. Diakses pada tanggal 12 Mei 2012 pukul 14.47 Wita.

KOCIS. Korean wave. http://www.korea.net/Government/Current-Affairs/Korean-Wave?affairId=209. Diakses pada tanggal 19 Desember 2011 pukul 14.15 Wita.

Korean Tourism Organization. http://kto.visitkorea.or.kr/eng/tourismStatics/

168

Page 169: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

economicBenefits.kto. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 23.06 Wita.

Ministry of Foreign Affairs and Trade of Republic of Korea. http://idn.mofat.go.kr/worldlanguage/asia/idn/bilateral/politik/sejarah/index.jsp. Diakses pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 10.26 Wita.

Noh, Hyun Gi. 2011. KTO offers virtual dates with K-Pop stars. http://www.koreatimes.co.kr/www/news/art/2012/05/201_101202.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 14.44 Wita.

Park, Min Young. 2012. Korean Government Open K-Arts, Ballet and Musical Academies. http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/28/korean-government-open-k-arts-ballet-and-musical-academies.html. Diakses pada tanggal 20Mei 2012 pukul 14.34 Wita.

Pudjomartono, Susanto. 2011. Soft diplomacy. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=293039. Diakses pada tanggal 26 Desember 2011 pukul 16.51 Wita.

Pusat Kebudayaan Korea. Hubungan Internasional Korea-Indonesia. http://id.korean-culture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=201105180021. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 pada pukul 21.37 Wita.

Rijkers, Monicque dan Lily C. 2012. Wabah Demam Korea Melanda Indonesia. http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/04/316524/61/10/Wabah-Demam-Korea-Melanda-Indonesia. Diakses pada tanggal 29 Juli 2012 pukul 11.45 Wita.

169

Page 170: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

Shim Sun-ah. 2012. Korean Films Drew Record Audiences in First Half: Ministry. http://english.yonhapnews.co.kr/news/2012/07/03/0200000000AEN20120703007100315.HTML diakses pada tanggal 7 Juli 2012 pukul 13.09 Wita.

Strother, Jason. 2009. Korea’s Image Problem. http://www.asiacalling.kbr68h.com/ur/news/south-korea/805-koreas-image-problem. Diakses pada tanggal 24 desember 2011 pukul 16.41 Wita.

Sun, Bang. K-pop: South Korea’s New Economic Growth Engine. http://www.biztechreport.com/story/1685-k-pop-south-korea%E2%80%99s-new-economic-growth-engine. Diakses pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 16.58 Wita.

Susanthi, Nyoman Lia. 2011. “Gurita” Budaya Populer Korea di Indonesia. http://www.isi-dps.ac.id/berita/%E2%80%98gurita%E2%80%99-budaya-populer-korea-di-indonesia. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 18.33 Wita.

The Chosunilbo. 2012. Facebook Opens K-Pop Page. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/05/22/2012052200829.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 15.54 Wita.

The Chosunilbo. 2012. K-Pop Leads Record Earnings from Cultural Exports. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2012/02/07/2012020700892.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 17.45 Wita.

VOA News. 2006. Asia Goes Crazy Over K-Pop. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/20

170

Page 171: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

06/01/07/2006010761003.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 20.04 Wita.

Wibisono, Kunto. 2010. Indonesia-Korsel Perkuat Kerja Sama Ekonomi Lewat Budaya. http://www.antaranews.com/berita/1286816222/indonesia-korsel-perkuat-kerja-sama-ekonomi-lewat-budaya. Diakses pada tanggal 26 Desember 2011 pukul 15.31 Wita.

171

Page 172: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

LAPORAN KEGIATANSidang Pertama Komisi Bersama Kebudayaan

(The 1st Meeting of Joint Commission on Cultural Cooperation)Indonesia-Korea Selatan

Pada tanggal 13-15 Mei 2008 di Yogyakarta

Latar Belakang

1. Indonesia telah memiliki payung kerjasama denganKorea Selatan (Republic of Korea/ROK) di bidangkebudayaan melalui sebuah perjanjian (Agreementbetween the Government of the Republic of Indonesia and theGovernment of the Republic of Korea on Cultural Cooperation)yang ditandatangani pada 28 November 2000.

2. Dalam rangka mempercepat implementasi dariAgreement tersebut, maka kedua pemerintahan telahmembentuk Eminent Persons’ Group (EPG). Di Indonesiapertemuan EPG pertama berlangsung pada 10 November2006.

3. Pada tanggal 4 Desember 2006 kedua kepala negaramenandatangani Joint Declaration on Strategic Partnership toPromote Friendship and Cooperation in the 21st century yangisinya mencakup 32 bidang kerjasama yangdikelompokkan ke dalam 4 bidang utama di manasalah satunya adalah bidang sosial budaya.

4. Dua dari 7 bidang kerjasama sosial budaya yangtercantum dalam Joint Declaration dan juga menjadi

172

Page 173: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

prioritas EPG adalah perlunya membentuk danmelaksanakan Joint Cultural Commision (JCC) sebagaidasar berdirinya Cultural and Information Service Centre.

5. Pemerintah Indonesia telah mengesahkan(ratifikasi) Agreement tersebut melalui PeraturanPresiden No. 92 Tahun 2007.

6. Dalam rangka mengimplementasikan Agreement tahun2000, hasil-hasil rekomendasi dari EPG RI-ROK danberdasarkan Prepres No. 92 tahun 2007, makadiselenggarakanlah suatu pertemuan pertama komisibersama untuk kerjasama kebudayaan (The 1st Meeting ofJoint Commission on Cultural Cooperation/JCC).

Joint Commission on Cultural Cooperation.

1. Sidang Komisi Bersama Kebudayaan/JCC ke-1 tersebutberlangsung pada 13-15 Mei 2008 di Yogyakarta,dengan melibatkan 5 Departemen terkait (Kemenpora,Depkominfo, Depdiknas, Deplu dan Depbudpar) dimana lingkup kerja JCC ke-1 berada dalam tahapanidentifikasi kebutuhan untuk penyusunan “Plan ofActions” melalui exchange of views (establishment anddiscussion).

2. Delegasi RI diketuai oleh Dr. Muchlis Paeni,pejabat eselon I SAM bidang Pranata SosialDepbudpar. Sedangkan delegasi ROK dipimpin olehMr. Bae Jae-hyun, Director General of Cultural Affairs BureauMinistry of Foreign Affairs and Trade of the Republic of Korea.

173

Page 174: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

3. Kerjasama di bidang kepemudaan dan keolahragaanyang diusulkan RI meliputi: program semaul udong;program relawan/magang wirausaha muda ke ROK;workshop kewirausahaan pemuda dan pengembanganindustri olahraga dan industri unggulan di ROK;pengiriman/rekruitmen atlit; pelatih dan wasit;pertukaran para pakar olah raga; penyelenggaraanseminar tentang industri olahraga; studi/pelatihandalam rangka industri olahraga; dan bantuanpembangunan gedung olahraga di 10 provinsi dan 10kabupaten di Indonesia.

4. Isu kerjasama pendidikan yang diangkat dalampertemuan ini adalah: 1. International Standard School(Sister School Facilitation, Reciprocal School Accredited,International Content Subjects Facilitated by South Korea (IT,automotive, etc); 2. Teacher empowering program (TeachersTraining, Collaboration, Seminar and workshop); 3. World ClassUniversity (Double/dual degree between Indonesia universities andKorea universities, Joint research, Student and Professor exchange,Seminar and Workshop, Indonesia language for foreigners,Darmasiswa Scholarship program by Indonesian Government,Guest Lectures (being an Indonesian language lecture in someuniversities in South Korea).

5. Untuk bidang kebudayaan, isu-isu yang dibahasdalam JCC ke-1 tersebut mencakup substansikerjasama arkeologi, konservasi benda-bendapurbakala, film, HRD, R&D, Cultural Content, danbidang-bidang kebudayaan terkait lainnya.

6. Untuk bidang Litbang Kebudayaan isu-isu yangdiajukan adalah: penyusunan kamus bahasaIndonesia-Korea dan Korea-Indonesia; mendirikan

174

Page 175: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

bidang studi bahasa Korea di Indonesia(Universitas Indonesia) dan bidang studi bahasaIndonesia di Universitas terkemuka di ROK;memberikan beasiswa bagi publik maupun mahasiswauntuk memperdalam kebudayaan melalui pendidikan dibidang seni musik, senia teater, film, animasi danbusana. Adapun sebaliknya Indonesia menawarkankepada Korea pendidikan di bidang seni tari, senimusik (angklung, gamelan, suling,kolintang), senipahat serta seni batik; melakukan penerjemahan danpenerbitan karya sastra kontemporer untuk generasimuda dan sejarah maritime; pengembangan khasanahkuliner tradisional (penataan,pengolahan danpengemasannya) khas Indonesia dan Korea; melakukankajian kebijakan kebudayaan di kedua negara,khususnya berhubungan dengan upaya-upaya untukmempertahankan tradisi di segala bidang;menyelenggarakan pekan film Indonesia-Korsel dinegara masing-masing; dan menyelenggarakan diskusitentang multikulturalisme dan globalisasi.

7. Isu tentang perlindungan Kekayaan Budaya menjadisalah satu poin penting dalam pembahasan sidingJCC ke-1 ini, mengingat Agreement Kebudayaan RI-ROKtidak mencantumkan klausul perlindungan terhadapHak Kekayaan Intelektual (IPR) sehingga Indonesiamerasa perlu mengangkat isu ini agar hasil-hasilkarya budaya anak bangsa dapat dilindungi daripemanfaatan/eksploitasi ekonomi oleh pihak-pihakasing mana pun, baik bagi Indonesia maupun Korea.

8. Di samping itu, dilakukan pertukaran pandangan(exchange of views) tentang lingkup kerja dantanggung jawab Komite Kebudayaan, hal tersebut

175

Page 176: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

menjadi isu sentral mengingat saat ini Indonesiabelum memiliki model pengembangan PusatKebudayaan, sehingga diharapkan dari hasilpembahasan dalam pertemuan bilateral ini, didapatisuatu model yang dapat dijadikan contoh bagipengembangan kerjasama bilateral Indonesia dengannegara-negara mitra.

Hasil Kesepakatan

1. Kedua pihak sepakat untuk mengkonkritkan kerjasamabilateral secara konstruktif dengan menekankanperlunya ditingkatkan saling kunjung antar pejabatdan ahli.

2. Kedua pihak juga sepakat untuk bekerjasama dalampeningkatan capacity building dan sumber daya manusia.Dalam hal ini Pemerintah Indonesia menyambut baikkomitmen Pemerintah ROK serta mengapresiasibantuan berbagai program beasiswa yang diberikanKorea kepada Indonesia untuk meningkatkan hubunganbilateral kedua negara.

3. Kedua Pihak sepakat untuk mendorong terbentuknyapusat studi Indonesia di universitas-universitasterkemuka di Korea Selatan dan juga sebaliknyapusat studi Korea di Indonesia.

176

Page 177: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

4. Untuk itu, kedua Pihak akan mempercepat finalisasiMoU Kerjasama Pendidikan.

5. Pihak Korea juga menyambut permintaan pihakIndonesia untuk percepatan finalisasi Arrangement onYouth and Sport Cooperation.

6. Di bidang Komunikasi dan Informasi, kedua Pihakmenekankan perlunya menjalin kerjasama dankoordinasi yang lebih erat, termasuk dalam halberbagi informasi dan teknologi.

7. Secara prinsip kedua pihak juga sepakat untukmemperkuat kerjasama kebudayaan pada sektorwarisan budaya (cultural heritage), kesenian (arts),film, arkeologi, permuseuman, sejarah, kelitbangandan kediklatan, serta industri budaya. Dalam halini, pihak Indonesia dapat mengajukan proposalprogram/proyek kepada pihak Korea.

8. Pihak Korea juga meminta dukungan Indonesia dalamhal rencana pihak Korea menyelenggarakan beberapaevent di Indonesia, yaitu: a) Pekan Budaya Korea,b) Festival Porselin Korea dan c) Pameran Foto.Dalam hal ini, pihak Indonesia menyatakankesediannya membantu.

9. Berkaitan dengan kerjasama kota/provinsi kembar,kedua Pihak sepakat untuk mengintensifkannyadengan meningkatkan jumlah pertukaranprogram/proyek di bidang kebudayaan, pendidikandan olah raga.

10. Untuk melindungi semua kesepakatan kerjasamatersebut, kedua Pihak mengakui perlunya menerapkan

177

Page 178: SKRIPSI AYU RISKA WAHYUDIYA SOFT DIPLOMACY KOREA SELATAN

perlindungan Intelectual Property Rights (IPR) sesuaidengan perundangan yang berlaku.

Catatan

1. Semua isu dan usulan program kerjasama yang telahdisampaikan pada JCC pertama ini dapatditindaklanjuti dalam rincian program danselanjutnya dikomunikasinnya dengan pihak Korea.

2. Berdasarkan Agreed Minutes yang telah disusun keduaPihak tersebut, setiap instansi terkaitdimungkinkan melakukan negosiasi langsung dalammengimplementasi kesepakatan-kesepakatan JCC Itersebut dengan pihak Korea melaui salurandiplomatik yang dapat ditujukan langsung ke DutaBesar Republik Korea di Jakarta dengan tembusan keBiro KSLN Depbudpar dan Direktur Astimpas DepluRI.

KERJASAMA BILATERALBIRO KSLN

178