Page 1
ANALISIS PENYALURAN KREDIT PERUM PEGADAIAN
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
( PERIODE 2002 – 2006 )
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Amen Wahyudi
Nomor Mahasiswa : 03313102
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008
Page 2
ANALISIS PENYALURAN KREDIT PERUM PEGADAIAN
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
( PERIODE 2002 – 2006 )
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ilmu Ekonomi,
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Oleh
Nama : Amen Wahyudi
Nomor Mahasiswa : 03.313.102
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2008
i
Page 3
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari
terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman
/ sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, Desember 2007
Penulis,
Amen wahyudi
ii
Page 4
PENGESAHAN
ANALISIS PENYALURAN KREDIT PERUM PEGADAIAN
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
( PERIODE 2002 – 2006 )
Nama : Amen Wahyudi
Nomor Mahasiswa : 03.313.102
Program Studi : Ilmu ekonomi
Yogyakarta, 18 Desember 2007
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Jaka Sriyana,M.Si.,Dr.
iii
Page 6
HALAMAN MOTTO
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(Al-Mujadilah : 11)
Ya Allah, jadikanlah hari ini bagiku sebuah permulaan yang baik,
pertengahannya menjadi keberuntungan, dan akhirnya menjadi sebuah
kemenangan ( kesuksesan ). Aku mohon kepada-Mu ya Allah kebaikan dunia
dan akhirat, Wahai yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah yang
mencukupi aku, yang sebaik – baiknya melindungi aku, Engkaulah Tuhanku
yang menjadi penolongku.
( Do’a Keberhasilan )
Akan menjadi apa Anda lima tahun lagi, akan ditentukan oleh apa yang Anda
baca dan siapa yang Anda ajak gaul.
( Charles Jones )
“ JAS MERAH “
Jangan sekali – kali melupakan sejarah.
( Ir. Soekarno )
Teman sejati terasa dihati saat Ia pergi, dan rasa itu tidak akan pernah mati
sepanjang Ia pergi.
( Amen Wahyudi )
v
Page 7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan tulus ikhlas karya kecil ini Kupersembahkan untuk :
♦ Allah SWT yang telah memberiku kekuatan untuk
menyelesaikan amanah ini.
♦ Nabi Muhammad S.A.W Sebagai tauladan dan kunci
menuju kecerahan keselamatan dunia dan akhirat.
♦ Bapak H. Khusno dan ibunda Hj. Khusni’ah yang telah
memberikan do’a, cinta, kasih sayang, dukungan moral,
spiritual dan material yang takkan pernah terbalas.
♦ Kakanda Aris K, dan Nurita F yang selalu memberiku
semangat dan warna dalam keluarga dan hidupku.
♦ Keponakanku Icha dan Nofal atas kasih sayang yang
selalu menemaniku hingga membuat aku terhibur dalam
hidup ini.
♦ Seseorang selalu di jiwa, Terima kasih telah
mendampingiku di perjalanan waktuku, karena kamu
aku bisa......
♦ Sahabat-sahabatku, saudara yang diciptakan oleh hati,
perasaan, dan kebersamaan. Sahabat selalu berusaha
menjadi terbaik untuk sahabat lainnya. Memberi corak
kerasnya kehidupan dalam perjalanan waktu.
vi
Page 8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah S.W.T
padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku
sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS
PENYALURAN KREDIT PERUM PEGADAIAN DI PROPINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2002-2006 Skripsi ini tersusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata
Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang penulis miliki. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang
bersifat membangun yang telah dan akan penulis terima. Penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Jaka Sriyana, Dr. SE, M.Si.,
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu,
tenaga, arahan, dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
vii
Page 9
2. Bapak Suharto,, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan ilmu sangat berharga.
3. Bapak H. Khusno dan Ibu Hj. Khusni’ah yang telah memberikan segenap
rasa cinta, kasih sayang dan do’a untuk senantiasa membimbing penulis ke
arah jalan yang diridhoi Allah S.W.T, serta memberikan dorongan,
perhatian, kritik dan dukungan baik bersifat moril maupun materiil
sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Indonesia dan semua Keluarga besar ku tercinta yang ada di Tuban,
makasih atas dukugan, semangat dan doanya.
4. ”Sahabat diantara sahabat”, Arifin SE, makasih dukungan, semangat,
kesabaran dan kepedulianmu sebagai seorang sahabat baik marah maupun
tertawa keras akan selalu bersama, karena kamu aku temukan arti sahabat.
5. Teman-Teman perjuangan IE’03, Bagus SE, Huda, Asep, Amar SE, Adi
Brebes, Narto, Iroel, Najib, Yandi, Rochman, Danang, Minggus, Andy
Tile, Rifqi, Wisnu, Nophal, Pandu, Juned, Teguh, Nanta, Citra, Adi yusri,
Reza, Ria, Nelly, Hana, Dewi, Henty, Metha, Sari, semua seperjuangan IE
2003. Jalan masih panjang, kebersamaan di hati kita lanjutkan ke arah
yang lebih baik lagi. Salam damai bersaudara. Hidup ARCATEL..!!
6. Teman IE’02 Donny, Ya2k, Kepet, Margo, Ipank, Ansor punk, Eko, Dwi,
Wibi pink, Ichsan, Agunk, Emon, & seluruh Ca2k angkatan atas yang
tidak tersebut, makasih atas dukungan dan motivasi yang di berikan
kepada ku.
viii
Page 10
7. Perempuanku Eny Sri D. S.Sos & Agusta I.R. Makasih atas dukungan,
semangat dan perhatian lebih yang telah kamu berikan, susah senang kita
pernah & selalu bersama. Karena kamu aku bisa banyak berubah...
8. Teman Yogya-Jatirogo, Kel Bsr Sadewo Bruno, Ipul, Tony, Rifky, Limin,
Furkron, Salam, Ahmed, Guru Ari, Iim. Kel bsr’Al-kandiyas’, Bil2,
Caspul, gembel,“Doll-trap”(Oki, rofix...dkk), SID, Barca, K4679LD&
K5923MN, SK. Heru, JOC & anak Benteng, SPL, KKN 61. De2k, Arif,
Red-1, Ni2l, Rika, Nu2k, Ceny, Petis, Sutat, Anak SMP 1 Jatirogo(99),
anak mlm& sdr lain makasih do’a & motivasi yang di berikan kepadaku.
9. Semua pihak yang penyusun tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah
memberi masukan-masukan dan bantuan guna penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan
rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak
menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.
Akhir kata penulis berharap, mudah-mudahan skripsi ini dapat menambah
wawasan penulis sendiri serta dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta,17 Desember 2007
Penulis,
Amen Wahyudi
ix
Page 11
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ............................................................ ii
Halaman Pengesahan Skripsi ............................................................................. iii
Halaman Pengesahan Ujian ............................................................................... iv
Halaman Motto .................................................................................................. v
Halaman Persembahan ...................................................................................... vi
Halaman Kata Pengantar ................................................................................... vii
Halaman Daftar Isi ............................................................................................ x
Halaman Daftar Tabel ....................................................................................... xiv
Halaman Daftar Gambar .................................................................................... xv
Halaman Daftar lampiran .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 7
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .............................. 11
2.1. Kajian Pustaka ............................................................................... 11
2.2. Landasan Teori . ............................................................................ 15
2.2.1. Pengertian Kredit ................................................................. 15
2.2.1.1. Unsur-unsur Kredit Pegadaian ...................................... 17
x
Page 12
2.2.1.2. Kredit dengan Agunan ( Secured Loans ) ..................... 17
2.2.2. Modal Kerja ........................................................................ 17
2.2.2.1. Sumber-sumber Modal Kerja ........................................ 19
2.2.3. Alokasi Dana ...................................................................... 20
2.2.3.1. Pinjaman yang diberikan kepada Masyarakat ............... 21
2.2.3.2. Pinjaman Golongan E Khususnya kepada Pegawai ...... 22
2.2.4. Uang Pinjaman ( Jumlah Kredit yang disalurkan ) ............ 22
2.2.4.1. Teori Penawaran ........................................................... 22
2.2.5. Uang Kelebihan .................................................................. 24
2.2.6. Jasa Taksiran ...................................................................... 25
2.2.6.1. Peranan/ Fungsi Taksiran .............................................. 26
2.2.7. Jasa Titipan ........................................................................ 27
2.2.8. Lelang ................................................................................. 27
2.2.8.1. Prosedur Lelang ............................................................ 27
2.2.8.2. Pemberitahuan Lelang ................................................... 28
2.3. Variabel yang mempengaruhi Penyaluran kredit Perum
Pegadaian ...................................................................................... 29
2.3.1. Pendapatan Perum Pegadaian .............................................. 29
2.3.2. Jumlah Nasabah ................................................................. 30
2.3.3. Tingkat Inflasi .................................................................... 31
2.4. Hipotesa ........................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33
3.1. Diskripsi Data ................................................................................ 33
xi
Page 13
3.1.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 33
3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33
3.2.1. Data Sekunder ..................................................................... 33
3.3. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 34
3.3.1. Variabel Dependen .............................................................. 34
3.3.2. Variabel Independen ........................................................... 34
3.3.2.1. Pendapatan Perum Pegadaian ...................................... 34
3.3.2.2. Jumlah Nasabah ............................................................ 34
3.3.2.3. Tingkat Inflasi ............................................................... 34
3.4. Metode Analisis Data ................................................................... 35
3.4.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil ....................................... 35
3.5. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 36
3.5.1. Uji Statistik ......................................................................... 36
3.5.1.1. Uji t (uji signifikansi secara individu) .......................... 36
3.5.1.2. Uji F (Uji signifikansi secara bersama-sama) .............. 37
3.5.1.3. Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 38
3.6. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 38
3.6.1. Uji Multikolinieritas ............................................................ 38
3.6.2. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 39
3.6.3. Uji Autokorelasi .................................................................. 40
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ................................................................... 42
4.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis .......................... 42
4.1.1. Hasil Regresi ....................................................................... 42
4.1.2. Koefisien Determinasi ( R2 ) ............................................... 42
4.1.3. Pengujian t-Statistik ............................................................ 43
4.1.4. Pengujian F-Statistik ........................................................... 47
4.2. Pengujian Asumsi Klasik ............................................................. 48
4.2.1. Multikolinieritas .................................................................. 48
4.2.1. Heteroskedastisitas .............................................................. 49
4.2.1. Autokorelasi ........................................................................ 52
xii
Page 14
4.3. Interpretasi Hasil Regresi ............................................................. 53
4.3.1. Pendapatan Perum Pegadaian ( X1) .................................... 53
4.3.2. Jumlah Nasabah (X2) .......................................................... 54
4.3.3. Inflasi (X3) .......................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...................................................... 56
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 56
5.2. Implikasi ....................................................................................... 57
Daftar Pustaka
Lampiran
xiii
Page 15
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Perkembangan Jumlah Pinjaman yang disalurkan, Jumlah Nsabah,
dan Jumlah Kantor Cabang Perum Pegadaian Tahun 2002-2006 .......... 5
1.2. Penggolongan Uang Pinjaman Berdasarkan Golongan dan Sewa Modal
.................................................................................................................. 6
4.1. Hasil Regresi Semi Log - Linie ............................................................. 42
4.2. Hasil Uji t – Statistik .............................................................................. 44
4.3. Hasil Pengujian Multikolinieritas .......................................................... 49
4.4. Hasil Uji White Test .............................................................................. 51
4.5. Hasil Uji LM Test .................................................................................. 53
xiv
Page 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kurva Penawaran Uang ( Money Supply )..................................................23
xv
Page 17
DAFTAR LAMPIRAN
I. Data Perkembangan Penyaluran Kredit Perum Pegadaian, Pendapatan
Perum Pegadaian, Jumlah Nasabah, dan tingkat Inflasi di propinsi DI
Yogyakarta.
II. Hasil Uji Regresi Semi Log Linear
III. Hasil Uji Regresi Log Linear
IV. Hasil Uji Regresi Linear
V. Uji Multikolinearitas 1
VI. Uji Multikolinearitas 2
VII. Uji Multikolinearitas 3
VIII. Uji White
IX. Uji LM
X. Surat Permohonan izin penelitian Akadamik.
XI. Surat Keterangan penelitian Perum Pegadaian Kanwil Yogyakarta.
xvi
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kata kredit bukan hal yang asing dalam masyarakat, tetapi merupakan
istilah yang sangat populer, baik dikalangan masyarakat perkotaan maupun
pedesaan. Terjadinya hubungan perkreditan pada hakekatnya timbul sejak
manusia tidak dapat memenuhi semua kebutuhanya dan tidak dapat secara
langsung menukar barang atau jasa yang dibutuhkannya dengan barang, jasa atau
alat penukar yang dimilikinya.
Kegiatan perkreditan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan
manusia. Dengan semakin majunya perekonomian di masyarakat, maka kegiatan
perkreditan semakin mendesak kegiatan perekonomian yang dilaksanakan secara
tunai. Kegiatan perkreditan ini meliputi semua aspek ekonomi baik di bidang
produksi, distribusi, konsumsi, perdagangan, investasi maupun bidang jasa dalam
bentuk uang tunai, barang dan jasa.
Dengan demikian, kegiatan perkreditan dapat dilakukan antar individu,
individu dengan badan usaha atau antar badan usaha. Kemudian berkembang pula
dengan badan usaha yang bersifat formal dan secara khusus bergerak di bidang
perkreditan dan pembiayaan, yaitu Bank dan Lembaga Keuangan lainya.
Kegiatan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin meningkat.
Dengan kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas, tanpa didukung pendapatan
yang seimbang, kemudian masyarakat berbondong-bondong mencari kredit pada
Page 19
2
bank yang pada mulanya adalah satu-satunya lembaga yang khusus bergerak di
bidang bisnis keuangan. Tapi kenyataannya, masyarakat khususnya golongan
ekonomi lemah, merasa prosedur kredit yang diberikan oleh bank terlalu berbelit-
belit.
Perum pegadaian sebagai lembaga perkreditan yang memiliki tujuan
khusus yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan
untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar
lainnya. Perum Pegadaian meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman
bagi masyarakat. Nasabah Perum Pegadaian terdiri dari masyarakat golongan
ekonomi lemah yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau
perbankan, sehingga masyarakat menengah kebawah memerlukan pinjaman
secara mudah dan cepat.
Berpijak dari kenyataan, Perum Pegadaian merupakan salah satu
alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit, baik skala kecil maupun
skala besar, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Dalam kenyataannya
menunjukkan bahwa sistem pelayanan yang mudah, cepat dan aman memang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah.
Kemudahan dan kesederhanaan dalam prosedur memperoleh kredit merupakan
modal dasar dalam mendekati pangsa pasar pegadaian. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya kredit yang disalurkan oleh Perum Pegadaian.
Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga pemerintah yang bergerak
di bidang jasa penyaluran pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai,
dengan jaminan barang bergerak. Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan
Page 20
3
(kredit) yang merupakan per unit dari urat nadi perekonomian, hal ini tertuang
dalam PP No.10 tahun 1990, yang mengatur tentang perubahan bentuk perusahaan
dari Perusahaan Jawatan (PERJAN), menjadi Perusahaan Umum (PERUM)
Pegadaian.
Tujuan usaha PERJAN adalah pengabdian dan pelayanan kepada
masyarakat, sedangkan PERUM adalah melayani kepentingan umum dan
sekaligus untuk memupuk keuntungan. Dengan perubahan status hukum, tetapi
misi pegadaian tetap memberikan kredit gadai kepada masyarakat ekonomi
menengah kebawah. Setelah berubah status hukum dan dengan motto ’’Mengatasi
Masalah Tanpa Masalah“, Perum Pegadaian telah benar-benar memasyarakat di
tengah-tengah ketatnya persaingan ekonomi. Disamping motto tersebut, tujuan
dasar pegadaian adalah memberikan pelayanan yang baik, yaitu usaha untuk
memuaskan nasabah (customer utility). Dengan kepuasan nasabah, diharapkan
akan tercipta nasabah yang loyal, sehingga dapat mendorong meningkatnya omzet
perusahaan yang pada akhirnya akan memungkinkan bagi perusahaan untuk
berkembang atau melakukan ekspansi usaha.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no.10 Tahun 1990 pasal 5
tersebut, pegadaian menyebutkan :
1. Sifat usaha dari perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi
kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan.
Page 21
4
2. Perusahaan bertujuan:
a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui uang
pinjaman atas dasar hukum gadai.
b. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak
wajar.
Selain bertujuan melayani kepentingan umum, dalam PP. No.10 Tahun
1990, Perum pegadaian adalah badan usaha tunggal (monopoli) yang
diberi wewenang untuk melakukan pinjaman atas dasar hukum gadai.
Kredit yang diberikan Perum Pegadaian relatif kecil, sehingga masyarakat
tidak merasa keberatan untuk mengembalikan pinjaman tersebut apabila
tiba hari jatuh tempo, dan ini merupakan bukti sosial bahwa Perum
Pegadaian sebagai lembaga kredit yang dapat membantu kebutuhan rakyat
kecil.
Omzet dapat diartikan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan yang
bersangkutan, apakah semakin maju atau berkembang, jika semakin menurun
omzetnya, maka cabang atau perusahaan tersebut tidak akan mencapai sasaran
atau misinya. Dalam hal ini, pegadaian berkesempatan mengambil peluang-
peluang yang ada, guna meningkatkan jumlah penyaluran kredit (omzet). Upaya-
upaya yang dilakukan adalah menggarap potensi pangsa pasar baru dan
menaikkan standar taksiran. Berikut ini adalah bukti perkembangan pangsa pasar
yang dimiliki Perum Pegadaian dari tahun 2002 – 2006.
Page 22
5
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Pinjaman yang Disalurkan, Jumlah Nasabah, dan
Jumlah Kantor Cabang PERUM Pegadaian Tahun 2002 - 2006
Tahun Jumlah Kredit
(jutaan)
Jumlah Nasabah
(orang)
Jumlah Kantor
Cabang
(unit)
2002
2003
2004
2005
2006
33,049,599,400
37,209,400,600
44,612,842,500
55,630,374,000
59,298,580,500
96,210
26,948
118,605
431,896
53,866
65
66
70
69
69 Sumber: Buku kerja pegadaian kantor wilayah Propinsi DIY, 2002 – 2006.
Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah nasabah, jumlah pinjaman
kredit yang disalurkan dan jumlah kantor cabang Perum Pegadaian dari tahun
2002 sampai dengan tahun 2006 selalu mengalami peningkatan, hal ini
menunjukan bahwa peranan pagadaian semakin mantap dan dibutuhkan
masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan.
Perum Pegadaian selaku salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen
RI dapat dikatakan berkembang dari tahun ke tahun, dan juga dapat memberi
kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak dan laba. Usaha-usaha tersebut,
antara lain meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga
mampu mempertahankan nasabah yang sudah ada. Dalam melaksanakan
usahanya, Perum Pegadaian membagi kredit menjadi 4 (empat) golongan Uang
Pinjaman (UP) atas dasar hukum gadai yang dijabarkan pada Tabel 1.2, yaitu:
Page 23
6
Tabel 1.2 Penggolongan Uang Pinjaman Berdasarkan Golongan
dan Sewa Modal
Golongan Uang Pinjaman
(rupiah)
Sewa Modal
Per 15 hari
(persen)
Waktu
Maksimal
(bulan)
Maksimal
Sewa modal
(persen)
A
B
C
D
5.000 - 40.000
40.500 -150.000
151.000 -500.000
501.000 - 2,5 juta
1,25
1,75
1,75
1,75
4
4
4
4
10
14
14
14 Sumber : Produser Kredit, Pelunasan dan Lelang, Humas kantor Pusat Perum Pegadaian , 2002.
Dengan melihat jumlah pinjaman kredit yang disalurkan, jumlah nasabah
dan jumlah kantor cabang Perum Pegadaian semakin meningkat, maka penulis
tertarik untuk meneliti “ANALISIS PENYALURAN KREDIT PERUM
PEGADAIAN DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PERIODE 2002 - 2006”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, penulis membatasi penelitian ini pada masalah-masalah penyaluran kredit
Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2002 - 2006.
untuk itu permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh pendapatan Perum Pegadaian terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2002 - 2006 ?
Page 24
7
2. Seberapa besar pengaruh jumlah nasabah terhadap penyaluran kredit Perum
Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2002 - 2006 ?
3. Seberapa besar pengaruh Tingkat Inflasi terhadap penyaluran kredit di
Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2002 -
2006 ?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas dan dapat memberikan pengertian
yang jelas maka perlu diberikan batasan masalah yaitu ruang lingkup
penelitian dibatasi hanya pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit Perum
Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebagai berikut :
1. Data pendapatan Perum Pegadaian yang dipergunakan adalah
pendapatan Perum Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(monthly series) seri bulanan, kurun waktu Januari 2002 – Desember
2006.
2. Data jumlah nasabah Perum Pegadaian yang dipergunakan adalah
jumlah nasabah Perum Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (monthly series) seri bulanan, kurun waktu Januari 2002 –
Desember 2006.
3. Data perhitungan inflasi yang dipergunakan adalah data tingkat Inflasi
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (monthly series) seri bulanan,
kurun waktu Januari 2002 – Desember 2006.
Page 25
8
4. Data jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian wilayah propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipergunakan adalah data jumlah
penyaluran kredit Perum Pegadaian propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (monthly series) seri bulanan, kurun waktu Januari 2002 –
Desember 2006.
1.4 Tujuan penelitian :
Mengingat pentingnya penyaluran kredit terhadap perekonomian di
Indonesia dan prospek Perum Pegadaian dimasa depan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan Perum Pegadaian
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2002 - 2006.
2. Menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah nasabah terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2002 - 2006.
3. Menganalisis seberapa besar pengaruh Tingkat Inflasi terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2002 - 2006.
Page 26
9
1.5 Manfaat Penelitian :
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi pihak Perum Pagadaian, dari hasil penelitian berupa kesimpulan
dan saran yang diajukan, dapat membantu meningkatkan strategi yang
lebih baik dan terarah untuk mengelola kredit yang disalurkan pada
masa yang akan datang.
2. Dapat menjadi literatur tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan
datang dan dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi
yang membacanya.
3. Penelitian ini diharapkan membawa manfaat sebagai bahan
pertimbangan dalam perumusan perencanaan pembangunan bangsa
dan negara.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
manfaat, tujuan dari penelitian dan sistematika penulisan
skripsi serta gambaran umum tentang prospek penyaluran
kredit Perum Pegadaian di Daerah Isimewa Yogyakarta
yang diteliti serta penjelasan tentang variabel-variabel yang
akan diteliti
Bab II Kajian Pustaka, Landasan Teori Dan Hipotesis
Page 27
10
Memaparkan Uraian tentang penelitian dan juga studi
terdahulu yang dijadikan acuan dan perbandingan dalam
penelitian ini serta teori teori yang dijadikan rujukan dalam
penelitian ini dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Menjelaskan tentang metode metode yang dipakai untuk
keperluan analisa dalam penelitian ini.
Bab IV Hasil dan Analisis
Menyajikan dan menjelaskan hasil estimasi data.
Bab V Simpulan dan Implikasi
Memuat kesimpulan dan juga saran dari penelitian ini
setelah melakukan analis.
Page 28
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian pustaka
Skripsi yang diteliti oleh Dwi Suryanti (2006) bertujuan untuk mengetahui
tingkat perkembangan besarnya nilai kredit Perum Pegadaian cabang Bantul
Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu besarnya
nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat, terhadap faktor-faktor modal
pegadaian, pendapatan operasional, dan jumlah agunan atau taksiran kepada
masyarakat Perum Pegadaian sebagai variabel independen. Penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor-faktor modal, pendapatan operasional, dan jumlah agunan atau taksiran
Perum Pegadaian secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya
nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat. Dari uji individu didapatkan hasil
faktor-faktor modal, pendapatan operasional berpengaruh secara positif signikan
terhadap besarnya nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat, dan jumlah
agunan atau taksiran berpengaruh secara positif tidak signifikan terhadap besarnya
nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat. Untuk asumsi klasik tidak terdapat
autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas.
Skripsi yang diteliti oleh Suharyanti (2001) bertujuan untuk mengetahui
tingkat perkembangan besarnya pendapatan Perum Pegadaian cabang Godean
Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu besarnya
pendapatan Perum Pegadaian menurut kredit yang disalurkan kepada masyarakat,
Page 29
12
dan Besarnya tingkat bunga pinjaman, besarnya tingkat bunga lelang, besarnya
uang kelebihan kadaluwarsa sebagai variabel independen. Penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Besarnya tingkat bunga pinjaman, besarnya tingkat bunga lelang, besarnya uang
kelebihan kadaluwarsa secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
besarnya pendapatan Perum Pegadaian menurut kredit yang disalurkan kepada
masyarakat. Dari uji individu didapatkan hasil besarnya tingkat bunga pinjaman,
besarnya tingkat bunga lelang, besarnya uang kelebihan kadaluwarsa berpengaruh
secara positif signikan terhadap besarnya pendapatan Perum Pegadaian menurut
kredit yang disalurkan kepada masyarakat. Untuk asumsi klasik tidak terdapat
autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas.
Penelitian yang diakukan oleh Andy Mulyadinata (1999) bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, tingkat suku bunga, kinerja portofolio
kredit, resiko dan pesaing terhadap penyaluran kredit PT. Bank Lampung.
Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan program micristat.
Berdasarkan hasil analisis seluruh variabel independen yaitu: sumber dana, suku
bunga, resiko, kinerja dan pesaing berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen penyaluran kredit. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa volume
usaha PT. Bank Lampung mengalami pertumbuhan rata-rata 59,12 % yang juga
mengalami penurunan di tahun 1999 sebesar 14,18 %. Laba/ Rugi
menggambarkan bahwa sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berkembang
menjadi krisis multi dimensi, pada tahun 1999 PT. Bank Lampung menderita
kerugian sebesar Rp. 21.291 juta. Kerugian tersebut ditarget akan diselesaikan
Page 30
13
tahun 2004 atau dalam kurun waktu 4 tahun, namun apabila melihat pertumbuhan
dan perolehan laba tahun 2000 dan kondisi tersebut semakin membaik di tahun
2001, dimana Bank Lampung memperoleh hasil usaha sebesar Rp. 16.524 juta,
maka berarti target tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2001 atau dua tahun
lebih cepat dari yang direncanakan. kesimpulannya bahwa dana pihak ketiga,
tingkat suku bunga, kinerja portofolio kredit, risiko dan pesaing, baik secara
“partial” maupun secara “multifle” mempunyai pengaruh terhadap penyaluran
kredit PT. Bank Lampung. Secara “partial” dana pihak ketiga, tingkat suku bunga
dan pesaing berpengaruh sangat kuat, sedangkan kinerja portofolio kredit dan
resiko berpengaruh kuat.
Penelitian yang dilakukan oleh Agung et. Al (2002), tentang pengaruh
kebijakan moneter terhadap penyesuaian di pasar kredit. Dalam penelitian ini
menggunakan metode VECM serta variabel-variabel yang digunakan adalah
kredit modal kerja, kredit investasi, suku bunga pinjaman, suku bunga deposito,
dan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit.
Persamaan terdapat pada alat analisisnya yaitu regresi berganda, dan
variabel dari peneliti sebelumnya, yaitu bahwa pendapatan dan operasional
(penyaluran kredit) Perum Pegadaian dilihat dari besarnya pendapatan
operasional.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Andy Mulyadinata
menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan program micristat, dari
peneliti sebelumnya, yaitu bahwa pendapatan dan operasional (penyaluran kredit)
Perum Pegadaian dilihat dari besarnya modal operasional, nilai taksiran barang
Page 31
14
agunan. bunga lelang dan uang kelebihan kadaluwarsa. sedangkan kinerja
penyaluran kredit perbankan Lampung dilihat dari sumber dana, resiko, kinerja
dan pesaing terhadap perbankan Lampung (pesaing). Nasabah dalam memperoleh
dana mengalami perbedaan antara bank Lampung dengan Pegadaian, yaitu bank
Lampung tidak melayani jumlah dana yang sangat kecil dan prosesnya
kebanyakan satu hari tidak selesai, sedangkan Pegadaian melayani jumlah yang
kecil sekalipun dan prosesnya kebanyakan satu hari selesai, bank Lampung
mempersoalkan untuk apa dana dipergunakan, sedangkan Pegadaian tidak
mempersoalkan, bank umumnya meminta jaminan 150 % dari jumlah pinjaman,
sedangkan Pegadaian memberikan pinjaman 80 % sampai 90 % dari takiran
agunan, bank Lampung dapat menerima agunan berupa harta bergerak maupun
harta tidak bergerak dan taksasi agunan dilakukan on the spot, sedang Pegadaian
hanya menerima agunan barang bergerak dan taksasi agunan / penaksiran
dilakukan di kantor Pegadaian. Bank Lampung maupun bank umum relatif
selektif dan melalui proses yang panjang untuk mengeksekusi agunan, sedangkan
Pegadaian akan melelang agunan nasabah yang tidak dapat melunasi pinjaman
pada waktu jatuh tempo.
Page 32
15
2.2 Landasan teori
2.2.1 Pengertian Kredit
Dewasa ini kredit merupakan perkataan yang tidak asing lagi bagi
masyarakat kita, tidak saja dikenal oleh masyarakat perkotaan tetapi juga
masyarakat desa. Kata kredit tersebut sudah sangat populer dikalangan
masyarakat disebabkan karena manusia adalah Homo Economicus dan setiap
manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan manusia
beraneka ragam sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan
kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya terbatas. Hal ini
menyebabkan manusia memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dan cita-
citanya. Dalam hal ini ia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya untuk
meningkatkan daya guna suatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk
permodalan. Bantuan dari bank maupun lembaga keuangan bukan bank dalam
bentuk tambahan modal inilah yang sering disebut dengan kredit ( Thomas
Suyatno dkk, 2003 : 13 ).
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan/
truth atau faith. ( Thomas Suyatno dkk, 2003, 11 ). Oleh karena itu dasar kredit
adalah kepercayaan seseorang atau badan yang memberikan kredit bahwa
penerima kredit pada masa yang akan datang sanggup memenuhi segala sesuatu
yang telah dijanjikan. Apa yang dijanjikan itu dapat berupa barang/uang atau
jasa.
Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi
yang diberikan sekarang baik dalam bentuk uang, barang atau jasa. Dengan
Page 33
16
demikian kredit dapat pula berarti bahwa pihak pertama memberikan sesuatu
baik itu barang uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan pengembaliaannya
akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu.
Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998
Bab I Pasal 17 ayat 11, adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank maupun lembaga keuangan bukan bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
Kredit dapat pula bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa
barang, uang, atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan
diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu. Raymond P. Kent dalam buku
karangannya Money and Banking mengatakan bahwa, kredit adalah hak untuk
menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada
waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-
barang sekarang.
Pemberian kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan. Bila kita
perhatikan neraca Pegadaian, akan terlihat bahwa sisi aktiva Pegadaian akan
didominasi oleh besarnya jumlah kredit. Demikian juga bila kita mengamati sisi
pendapatan Pegadaian akan kita temui bahwa pendapatan terbesar Pegadaian
adalah dari pendapatan bunga dan proporsi kredit. Dari keterangan tersebut,
Page 34
17
terlihat bahwa aktivitas Pegadaian yang terbanyak akan berkaitan erat secara
langsung maupun tidak lansung dengan kegiatan perkreditan.
2.2.1.1 Unsur-unsur Kredit Pegadaian
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan dan barang jaminan bergerak (gadai) dari nasabah. Dengan
ini suatu lembaga kredit baru dapat memberikan kredit kalau si penerima
kredit akan menyerahkan barang jaminan dan bersedia mengembalikan
pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan dan syarat
perjanjian barang bergerak, suatu lembaga kredit (Pegadaian) tidak akan
meneruskan penyaluran kredit dan jasa gadai kepada masyarakat yang
diterimanya.
2.2.1.2 Kredit dengan Agunan (Secured loans)
Yaitu kredit yang diberikan kepada debitur dengan menyerahkan
agunannya. Yang dimaksud dengan agunan adalah jaminan material, surat
berharga, garansi resiko, yang disediakan oleh debitur untuk menanggung
pembayaran kembali suatu kredit apabila debitur tidak dapat melunasi
kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.
2.2.2 Modal Kerja
Sebagai kegiatan pokok Perum Pegadaian, penyaluran kredit pegadaian
bagi nasabah akan sangat tergantung pada modal kerja yang ada. Modal kerja
dapat diartikan sebagai nilai atau harta yang dapat dengan segera dijadikan uang
Page 35
18
kas dan digunakan oleh perusahaan, atau usaha untuk memblanjani/ membiayai
keperluan sehari-hari.
Tersedianya modal kerja yeng segera dapat dipergunakan dalam operasi
perusahaan tergantung dari aktiva lancar yang dimiliki. Modal kerja harus cukup
jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau
operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan adanya modal kerja yang cukup
akan menguntungkan bagi perusahaan, di samping menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam hal keuangan juga akan
memberikan nilai keuntungan yang lebih. Tanpa modal kerja perusahaan tidak
akan mampu menjalankan kegiatan apapun.
Sedangkan pengertian modal kerja pada perum pegadaian adalah jumlah
saldo kas, saldo Perusahaan, dan pinjaman yang diberikan yang berada pada
masyarakat, serta banyaknya barang sisa lelang pada suatu waktu tertentu.
Pengaturan dan pengelolaan modal kerj pada perum pegadaian, pada dasarnya
ditujukan untuk:
1) menjaga agar sumber modal yang diperoleh dari bank atau pihak lain
sewaktu jatuh tempo dapat dipenuhi kewajibannya, sehingga
kepercayaan bank terhadap perum pegadaian bisa dijaga.
2) Pengelolaan modal kerja dengan seefisiaen mungkin dapat diharapkan
memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan tidak
mengabaikan tugas utama perum pegadaian sebagai penyalur kredit
kepada masyarakat.
Page 36
19
3) Memenuhi ketentuan yang telah digariskan menteri keuangan yang
berhubungan erat dangan misi perusahaan.
Semakin besar jumlah dana yang dihimpun/diperoleh perum pegadaian
dari pihak lain, maka semakin besar kepercayaan pihak tersebut terhadap
pengelolaan perum pegadaian, karena semakin besar kemampuan perum
pegadaian untuk dapat mengembalikan pinjamannya pada saat jatuh tempo.
Disamping itu, semakin besar kredit yang disalurka, semakin besar pula
kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan perum pegadaian.
2.2.2.1 Sumber – sumber Modal Kerja
Sumber-sumber modal kerja perum pegadaian dapat dibagi
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Modal dari perusahaan
- Dana dari modal sendiri
Yaitu dana yang berasal dari perusahaan sendiri ( dana dari pemerintah).
- Cadangan-cadangan
Sebagian dari laba Perum Pegadaian yang diperoleh dan kemudian
disisihkan dalam bentuk cadangan yang dipergunakan untuk menutupi
resiko-resiko yang mungkin timbul dan dihadapi oleh perusahaan.
- Laba ditahan
Penyisihan sebagai dana untuk memenuhi kebutuhan modal kerja pada
saat dibutuhkan. Semakin bertambah modal suatu perusahaan semakin
menambah kemampuan perusahaan, dalam hal ini adalah Perum
Pegadaian.
Page 37
20
b. Dana dari pihak ketiga
Penyisihan dana yang bersal dari luar perum pegadaian yang
dipercayakan oleh pihak ketiga sewaktu-waktu dapat dikembalikan lagi.
Dana dari pihak ketiga terdiri dari bermacam-macam bentuk dan berasal
adri berbagai sumber, baik dari masyarakat maupun pemerintah:
- Pinjaman bank.
- Obligasi.
- Promissory notes.
- Kredit likuidasi Bank Indonesia.
2.2.3 Alokasi Dana
Pengertian kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak lain, dan prestasi itu akan dikembaikan lagi pada masa tertentu yang akan
datang disertai dengan suatu kontra prestasi yang berupa bunga. Pegadaian
sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dalam bidang
perkreditan di Indonesia, bertugas memberikan pinjaman uang kepada
masyarakat dengan hukum gadai.
Gadai menurut KUH-Perdata pasal 1150, adalah suatu hak yang diperoleh
seseorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya
oleh seseorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yan
memberikan kekuasaan kepada siberpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya;
dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah
Page 38
21
dikeluarkan untuk menyelamatkanya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
mana harus didahulukan.
2.2.3.1 Pinjaman yang diberikan kepada masyarakat
Adalah penyaluran kredit yang berdasarkan hukum gadai.
Pinjaman ini dapat dibagi atas beberapa jenis, penggunaan dari kresit serta
pfofesi dari nasabah.
a. Jenis kredit dapat digolongkan atas:
- Kredit Golongan A
- Kredit Golongan B
- Kredit Golongan C dan
- Kredit Golongan D
b. Jenis penggunaan kredit dari sektor ekonomi dapat diklasifikasikan
atas :
- Pertanian
- Periklanan/nelayan
- Industri
- Dagang
- Dan lain-lain
c. Penggolongan kredit menurut profesi nasabah diklasifikasikan atas:
- Petani
- Nelayan
- Pekerja industri
- Pedagang
Page 39
22
- Karyawan
- Lain-lain
2.2.3.2 Pinjaman Golongan E khusus kepada pegawai
Adalah pinjaman yang diberikan kepada pegawai perusahaan untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan pegawai, serta untuk memenuhi
kebutuhan pegawai yang relative besar.
2.2.4 Uang Pinjaman ( Jumlah kredit yang disalurkan )
Uang pinjaman adalah besarnya uang yang diberikan kepada nasabah yang
ditentukan berdasarkan taksiran dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan besar
kecilnya uang pinjaman ini dapat dipergunakan untuk pembagia golongan
barang jaminan. Untuk keabsahan pemberian uang pinjaman, penaksir atau
ketua pemutus kredit membubuhkan tanda tangan dan cap keabsahan pada
kolom tanda tangan Surat Bukti Kredit (SBK). Kasir pelunasan membubuhkan
tanda tangan dan cap kitir bukti pembayaran.
Penetapan besarnya Uang Pinjaman (UP).
• Penetapan besarnya UP diatur sebagai berikut:
Golongan A : ditetapkan 89%xtaksiran
Golongan B, C, D : ditetapkan 85%xtaksiran
2.2.4.1 Teori penawaran
Penawaran didefinisikan sebagai skedul atau kurva yang
menunjukkan berbagai kuantitas yang para produsen ingin dan mampu
memproduksi dan menawarkan di pasar pada setiap tingkat harga yang
Page 40
mungkin selama suatu periode tertentu. Hubungan antara jumlah
penawaran dan harga dapat dinyatakan dalam suatu pernyataan:
Qs = Qd (p)
Atau dapat kita gambarkan seperti dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Kurva Penawaran uang
Jumlah uang Q1 Q 0
P 0
P1
S
Tingkat bunga
0
Dalam gambar tersebut kurva penawaran kemiringannya menaik
karena semakin tinggi tingkat suku bunga, biasanya semakin banyak
jumlah uang yang ditawarkan dalam penyaluran kredit kepada nasabah
oleh perusahaan. Hubungan ini disebut dengan hukum penawaran yaitu
bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan akan naik pula.
Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan
tingkat bunga. Begitu pula sebaliknya hubungan antara tingkat bunga
dengan penyaluran kredit (penawaran) adalah positif, karena dengan
23adanya kenaikan tingkat bunga maka akan semakin banyak masyarakat
Page 41
24
2.2.5 Uang Kelebihan
ialah uang milik nasabah yaitu hasil penjualan dalam
(Surat Bukti kredit) untuk meminta uang
b. ya
c. da orang meminta uang kelebihan yang ternyata SBK aslinya
epada yang bersangkutan dapat diberikan asalkan orang yang
yang menggadaikan barang ke pegadaian, sebab semakin tinggi kenaikan
tingkat suku bunga, semakin tinggi pula nilai taksiran barang yang
diberikan kepada nasabah. Jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh
pegadaian akan berpengaruh pada penyaluran kredit, yaitu semakin banyak
dana yang dihimpun maka semakin banyak pula dana yang disalurkan
pada masyarakat.
Yang kelebihan
lelang setelah dikurangi uang pinjaman + bunga + biaya lelang
Prosedur pengambilan uang lelang:
a. Orang yang membawa SBK
kelebihan dari pendapatan barang yang sudah dilelang dipersilahkan
menuju loket pegawai yang mengurusi permintaan uang kelebihan.
Uang kelebihan dapat dengan segera dibayarkan sesudah barangn
dilelang.
Apabila a
hilang, sedangkan barangnya sudah dilelang, dalam hal ini diselesaikan
oleh Kacab (Kepala Cabang) dengan memperhatikan petunjuk sesuai
berikut:
1. k
bersangkutan dapat menunjukkan bukti-bukti dan keterangan
Page 42
25
yang menyatakan bahwa SBK-nya hilang. Dalam hal ini supaya
diperiksa/ dicocokkan dengan SBK duplikat.
2. Orang tersebut sanggup membuat surat keterangan di atas segel
yang menyatakan bahwa barang tersebut sungguh-sungguh
miliknya.
3. Tenggang waktu pengambilan uang kelebihan ditentukan
selama 1 (satu) tahun setelah tanggal leleng.
4. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak diambil, maka
uang kelebihan akan menjadi milik pegadaian (kadaluwarsa).
2.2.6 Jasa Taksiran
Menaksir adalah menentukan nilai/ harga perkiraan tertentu dari suatu bab
yang akan dijadikan jaminan yang didasarkan peda harga jadi.pasar dan
peraturan yang berlaku untuk masa tertentu.
Ketentuan taksiran:
a. Tidak boleh sama atau melebihi harga pasar.
b. Tidak boleh terlalu rendah dari harga pasar, kecuali ketentuan pasar
yang berlaku.
Agar barang gadai dapat dijual bilamana nasabah tidak mampu atau
bersedia melunasi pinjaman, maka perum pegadaian menentukan pedoman
atandar taksiran tertinggi yang dapat ditetapkan oleh kantor cabang pegadaian
sebagai berikut (dinyatakan dalam prosentase)
• Logam mulia sebesar 88% dari harga pasar.
Page 43
26
• Berlian sebesar 45% dari harga pasar.
• Tekstil (sandang) sebesar 83% dari harga pasar.
• Barang elektronik sebesar 73% dari harga pasar.
• Kendaraan bermotor sebesar 93% dari harga pasar.
• Barang lain sebesar 63%-83% dari harga pasar.
Rendahnya nilai taksiran relatif dibanding dengan harga pasar setempat,
disebabkan karena kemungkinan rusaknya barang tersebut selama digadaikan,
keusangan serta perubahan model teknologi.
2.2.6.1 Peranan/ fungsi taksiran.
a. merupakan “tulang punggung“ atau “pangkal kegiatan“ dari maju
mundurnya Perum Pegadaian.
b. kecuali mempunyai peran sebagai “pangkal kegiatan“ juga
merupakan salah satu alat pengawasan.
Terbentuknya uang pinjaman (UP) dari suatu barang jaminan
bermula dari suatu taksiran. Dengan demikian suatu taksiran yang baik
akan mendapatkan uang pinjaman yang baik. Kriteria taksiran yang baik
antara lain:
• Mentaati ketentuan yang berlaku.
• Mengandung resiko yang sekecil-kecilnya dalam satu masa tertentu.
Selanjutnya uang pinjaman menghasilkan uang bunga. Dari uang
bunga inilah terbentuk dana ( profit ) yang dipergunakan untuk membiayai
semua kegiatan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang memerlukan
jasa perum pegadaian.
Page 44
27
2.2.7 Jasa titipan
Jasa titipan adalah pemecahan masalah yang paling tepat bagi masyarakat
yang menghendaki keamanan yang baik atas barang berharga miliknya. Barang-
barang yang dapat dititipkan di pegadaian adalah perhiasan, surat-surat berharga
( sertifikat tanah, ijazah, dan lain-lain ), sepeda motor dan lainnya.
Jasa titipan Perum Pegadaian untuk sementara belum memberikan hak
kepada nasabah untuk membawa kunci tempat penyimpanan jasa titipan. Untuk
barang berukuran kecil ( perhiasan, sertifikat, ijazah ) disimpan pada almari besi
khusus dan kuncinya oleh petugas penyimpanan barang, Sedangkan untuk
barang yang dititipkan berukuran besar masih disatukan dengan barang gudang.
2.2.8 Lelang
Sejumlah barang jaminan yang telah habis waktunya tetapi belum terlunasi
dapat dilakukan lelang. Lelang dapat diadakan dua kali dalam setiap bulannya,
pertama pada awal bulan dan kedua pada akhir bulan.
2.2.8.1 Prosedur lelang
Adapun prosedur pelaksanaan dari lelang tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Sebelum hari lelang dilaksanakan, barang yang akan dilelang
dikeluarkan terlebih dahulu dari gudang. Sedangkan
penggolongan atas barang tersebut akan diterima oleh panitia
barang kasep.
b. Jumlah barang yang diterima dicocokkan dengan buku gudang.
Page 45
28
c. Nomor barang tersebut dicocokkan dengan nomor barang yang
belum ditebus dalam buku kredit, kemudian dicatat dalam buku
kredit, kemudian dicatat dalam buku kasep.
d. Barang-barang yang disamakan dengan SBK (Surat Bukti Kredit)
lain ditulis nilai baru dihalaman belakang surat tersebut.
e. Selanjutnya barang-barang tersebut dibawa ketempat
pelaksanaan lelang.
f. Sebelum barang dilelang, barang yang ada dapat ditebus.
g. Barang-barang yang tidak laku dalam lelang akan dibeli oleh
negara sebesar nilai barang yang telah ditetapkan.
h. Barang-barang yang telah menjadi milik negara tersebut dijual
kepada umum sewaktu-waktu.
i. Barang-barang yang telah laku dalam lelang dihitung, jumlah
uang kelebihannya akan diserahka kepada nasabah yang
memiliki barang tersebut, setelah dikurangi uang pinjaman +
bunga + biaya lelang.
2.2.8.2 Pemberitahuan lelang
Tanggal lelang harus diberitahukan oleh kepala cabang Pamong
polri setempat dan bila dianggap perlu diminta bantuan penjagaan pada
waktu lelang.
Tanggal lelang diumumkan dengan:
a. Tulisan pada papan pengumuman sepuluh hari sebelum lelang.
b. Pengumuman melalui radio ( bila dianggap perlu ).
Page 46
29
c. Pemberitahuan pegawai secara lisan diloket kepada orang yang
mempunyai barang ( khusus golongan C dan D ).
d. Pemberitahuan tertulis kepada jawatan penerangan setempat.
e. Apabila ada barang berharga tinggi yang akan dilelang, barang
ini sedapat mungkin disebutkan dalam pemberitahuan.
2.3 Variabel Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perum Pegadaian
2.3.1 Pendapatan Perum Pegadaian
Tujuan didirikannya Perum Pegadaian adalah mencari laba, laba ini
diperoleh bila perusahaan menjalankan aktivitasnya. Aktivitas perusahaan
dapat berupa penjualan jasa, penyaluran kredit, pelelangan yang akhirnya akan
dijual kepada masyarakat untuk memperoleh pendapatan Perum Pegadaian.
Dengan demikian jenis suatu perusahaan akan bervariasi tergantung dari jenis
usaha perusahaan itu sendiri.
Dalam rangka memperoleh keuntungan, perusahaan harus menjual hasil
produksinya. Pada perusahaan yang menghasilkan barang, sudah tentu
penjualan barang merupakan upaya pencapaiannya. Sedangkan pada
perusahaan jasa, mereka harus menyerahkan jasa. Aktivitas perusahaan barang
atau penyerahan jasa akan dibarengi dengan penerimaan aktiva, baik berupa
barang maupun aktiva lainnya. Penerimaan uang atau aktiva lainnya sebagai
kontraprestasi atas aktivitas pejualan barang atau penyerahan jasa disebut
pendapatan.
Page 47
30
Perusahaan Umum Pegadaian ( PERUM ), selain melayani kepentingan
umum, juga bertujuan untuk mendapatkan laba. Pendapatan perum pegadaian
berasal dari bunga pelunasan, bunga yang dilelang, uang kelebihan
kadaluwarsa, jasa taksiran, jasa titipan dan lain-lain, sedangkan untuk bunga
pelunasan, bunga yang dilelang, uang kelebihan kadaluwarsa, beda lebih kas,
dan lain-lain, jumlah kesemuanya itu setelah digunakan untuk pengeluaran
rutin dari kantor cabang Perum Pegadaian yang bersangkutan, sisanya
diserahkan kepada kas negara melalui kantor daerah setempat.
2.3.2 Jumlah nasabah.
Prosentase terbesar dalam alasan mencari kredit Perum Pegadaian
merupakan prospek Perum Pegadaian dalam meningkatkan pendapatannya.
Dalam hal ini kinerja Perum Pegadaian dapat mempertahankan agar
masyarakat semakin yakin dan percaya bahwa pendapatan Perum Pegadaian
dapat meningkatkan pelayanan dengan upaya mengatasi masalah tanpa
masalah, yang pada akhirnya akan menambah Pendapatan Kas itu sendiri.
Penawaran didefinisikan sebagai skedul atau kurva yang menunjukkan
berbagai kuantitas yang para produsen ingin dan mampu memproduksi dan
menawarkan di pasar pada setiap tingkat harga yang mungkin selama suatu
periode tertentu. Hubungan antara jumlah penawaran dan harga juga dapat
dinyatakan dalam kurva penawaran, biasanya semakin banyak yang mampu
dan bersedia untuk diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Hubungan ini
Page 48
31
disebut dengan hukum penawaran yaitu bila harga turun maka kuantitas yang
ditawarkan akan turun pula.
2.3.3 Tingkat Inflasi
Inflasi merupakan suatu peristiwa moneter yang terjadi di semua negara,
termasuk negara kita Indonesia. Pengaruh krisis pada bulan Juli tahun 1997
dampaknya sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi dan Tingkat Inflasi.
Sebelum krisis kita melihat bahwa perekonomian Indonesia cenderung stabil.
Hal ini dapat terjadi karena kebijakan-kebijakan yang dijalankan pemerintah
(bank sentral) pada saat itu, selain itu kerena kondisi politik dan keamanan
negara masih terjamin. Dimana nilai rupiah cenderung stabil terhadap nilai
mata uang asing dan harga barang-barang juga tidak bergejolak, stabilitas
politik, pertahanan dan keamanan juga menjanjikan, selain itu belum
banyaknya kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran terhadap kebijakan yang
dianut pemerintah.
Tingkat Inflasi yang sangat tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan
perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran yang
semakin meningkat. Hal ini akan semakin menurunkan kepercayaan para
investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia, sehingga perbankan
mengalami kesulitan dalam menyalurkan kredit. Jadi Tingkat Inflasi sangat
berhubungan negatif terhadap permintaan kredit di Indonesia.
Banyaknya nilai uang (kertas) yang beredar menyebabkan terjadinya
kemerosotan nilai uang, sehingga suku bunga (BI) mengalami peningkatan.
Page 49
32
Peningkatan ini mempengaruhi suku bunga kredit Perum Pegadaian
mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan daya minat masyarakat untuk
memilih penyaluran kredit Perum Pegadaian dalam masa tertentu mengalami
penurunan. Karena besarnya tingkat suku bunga pinjaman nasabah melebihi
jumlah (%) uang taksiran yang tidak setara dengan barang jaminan nasabah,
maka nasabah keberatan dalam pelunasan kredit (waktu jatuh tempo).
2.4 Hipótesa
Berdasarkan identifikasi rumusan masalah dan landasan teori yang
telah diteliti maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Pendapatan Perum Pegadaian, Jumlah nasabah, dan Tingkat Inflasi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2002 - 2006.
2. Pendapatan Perum Pegadaian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2002 - 2006.
3. Jumlah nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian.di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2002 - 2006.
4. Tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2002 - 2006.
Page 50
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Deskripsi Data
3.1.1 Jenis dan Sumber data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu jenis
data yang diperoleh dari laporan berbagai instansi dan buku-buku serta
laporan karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini, seperti laporan
Statistik Ekonomi dan Keuangan daerah istimewa Yogyakarta yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia dan statistik Indonesia yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik. Data yang digunakan adalah data bulanan monthly time
series dari tahun 2002 hingga 2006.
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Data Sekunder
Yaitu cara pengambilan data bentuk kedua, dan data tersebut sudah
siap pakai dengan diperoleh dari Perum Pegadaian Kanwil Propinsi DIY atau
instansi tertentu dengan cara mencatat data yang ada di perusahaan tersebut
yang ada hubungannya dengan penilaian yaitu :
1. Penyaluran Kredit Perum Pegadaian.
2. Pendapatan Perum Pegadaian.
3. Jumlah nasabah.
4. Tingkat Inflasi.
Page 51
34
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel dependen.
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah jumlah penyaluran
kredit Perum Pegadaian di Propinsi D.I Yogyakarta, yaitu melalui jumlah
kredit / uang beredar yang diberikan kepada nasabah Perum Pegadaian.
3.3.2 Variabel independen.
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan antara lain :
3.3.2.1 Pendapatan Perum Pegadaian.
Pendapatan Perum Pegadaian berdasarkan penyaluran kredit Perum
Pegadaian di Propinsi D.I. Yogyakarta yang diperoleh dari jasa gadai,
pelelangan barang, jasa penitipan barang dan lain – lain.
3.3.2.2 Jumlah nasabah.
Jumlah nasabah yaitu anggota masyarakat yang sudah menjadikan
pegadaian sebagai alternatif dalam mendapatkan kredit, dan jumlah
nasabah dihitung dalam suatu periode. Nasabah Perum Pegadaian
dibedakan dalam beberapa golongan, antara lain petani, nelayan, industri,
pedagang dan lain-lain.
3.3.2.3 Tingkat Inflasi.
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus-menerus ( Nopirin, 1985:25 ), Keadaan yang menunjukkan
Page 52
35
berkurangnya daya penyaluran ( pengambilan kredit ) masyarakat dalam
masa tertentu di Perum Pegadaian Propinsi DIY karena besarnya jumlah
uang kertas atau Tingkat Inflasi di propinsi DIY yang beredar melebihi
jumlah kebutuhan nasabah yang diperoleh dalam pengambilan kredit.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Metode Regresi Kuadrat Terkecil
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Metode Regresi
Kuadrat Terkecil / OLS (ordinary least square), dengan fungsi Penyaluran
Kredit Perum Pegadaian Propinsi DIY = f (Pendapatan Perum Pegadaian,
Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi), maka persamaan regresinya adalah:
(Gujarati, 2003).
Log Y = β0 + log β1X1 + log β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan:
Y = Penyaluran kredit Perum Pegadaian ( Rupiah )
X1 = Pendapatan Perum Pegadaian ( Rupiah )
X2 = Jumlah nasabah ( Orang )
X3 = Tingkat inflasi (%)
Β0 = Konstanta regresi.
β1 – β3 = Koefisien regresi.
e = Variabel pengganggu.
Page 53
36
Pengujian analisis regresi meliputi uji diagnostik yaitu uji t-statistik, uji f-
statistik, uji koefisisen determinasi (R2), dan uji asumsi klasik yaitu uji
autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.
3.5 Pengujian Hipotesis
3.5.1 Uji Statistik
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis, maka perlu dilakukan uji
statistik berupa uji t, uji F dan Koefisien Determinasi R2 (Goodness of Fit).
3.5.1.1 Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh
antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
1. Hipotesis yang digunakan :
a. Jika Hipotesis positif
Ho : βi ≤ 0, Tidak ada pengaruh antara variabel
dependen dan independen.
Ha : βi > 0, Ada pengaruh positif antar variabel dependen dan
independen.
b. Jika Hipotesis negatif
Ho : βi ≥ 0, Tidak ada pengaruh antara variabel
dependen dan independen.
Ha : βi < 0, Ada pengaruh negatif antar variabel dependen dan
independen.
Page 54
37
2. Pengujian satu sisi
Jika T tabel ≥ t hitung, Ho diterima berarti variabel
independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika T tabel < t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen
secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
3.5.1.2 Uji F-Statistik
Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen,
yaitu dengan cara sebagai berikut :
Ho : βi = 0, maka variabel independen secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Ha : βi ≠ 0, maka variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Hasil pengujian adalah :
Ho diterima ( tidak signifikan ) jika F hitung < F tabel (df = n–k)
Ho ditolak ( signifikan ) jika F hitung > F tabel (df = n – k)
Keterangan :
k : Jumlah variabel
n : Jumlah pengamatan
Page 55
38
3.5.1.3 Koefisien Determinasi (R2)
R2 menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel
dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R2 semakin besar
pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen.
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 , suatu R2 sebesar 1 berarti ada
kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada
hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.
3.6 Uji Asumsi klasik
Pengujian ini meliputi Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas
dan Uji Autokorelasi.
3.6.1 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana satu fungsi atau
lebih variabel independen merupakan fungsi linier dari variabel independen
lain. Menurut L.R. Klein, masalah multikolinieritas baru menjadi masalah
apabila derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan koreksi diantara seluruh
variabel secara serentak (Gujarati, 1995:168). Metode Klien
membandingkan nilai r2 dengan nilai R2. Apabila R2 < r2 berarti ada gejala
multikolinieritas dan apabila R2 > r2 berarti tidak ada gejala
multikolinieritas. R2 adalah koefisien determinasi antara seluruh variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas. r2 adalah koefisien determinasi antara
satu variabel bebas dengan sisa variabel bebas lainnya.
Page 56
3.6.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator
regresi tidak bias, namun varian tidak efisien ( semakin besar sampel,
semakin besar varian). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
digunakan uji White. Langkah uji white sebagai berikut :
1. Estimasi persamaan Y1 = β0 + β1X1i + β2X2i + ei dan dapatkan residualnya
(ei).
2. Lakukan regresi pada persamaan berikut yang di sebut regresi
auxiliary :
• Regresi auxiliary tanpa perkalian antar variabel independen (no
cross terms)
e 2i = α0 + α1X1i + α2X2i + α3X1
2i + α4X2
2i + ν i
● Regresi auxiliary dengan perkalian antar variabel independen(cross
terms)
e = α2i 0 + α1X1i + α2X2i + α3X1
2i + α4X2
2i + α5X1i X2i + ν i
3. Hipótesis nul dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji
white didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang
akan mengikuti distribuís chi-squares dengan degre of freedom
sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi
auxiliary. Nilai hitung statistik chi-squares ( χ2 ) dapat dicari dengan
formula sebagai berikut :
39
Page 57
n R2 ≈ χ 2df
4. Jika nilai chi-square hitung (n.R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis dengan
derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedastisitas dan
sebaliknya jika chi-square hitung lebih kecil dari nilai χ2 kritis
menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas.
3.6.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu suatu fenomena bahwa faktor pengganggu yang satu
dengan yang lain saling berhubungan. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi dapat dilakukan dengan metode uji lagrange multiplier ( LM Test)
adalah sebagai berikut:
1. Estimasi persamaan Yt = β0 + β1X1t + et dengan metode OLS dan kita
dapatka residualnya.
2. Melakukan residual et dengan variabel independen Xt ( jika ada lebih
dari satu variabel independen maka kita harus masukkan semua variabel
independen ) dan lag dari residual et-1, et-2, … , et-p. langkah kedua ini
dapat ditulis sebagai berikut :
et = λ0 + λ1 + ρ1et-1 + ρ2 et-2 + ··· + ρ p et-p + + ν t
Kemudian dapatka R2 dari regresi persamaan diatas.
3. Jika sampel adalah besar, maka menurut breusch dan godfrey maka
model dalam persamaan diatas akan mengikuti distribusi chi-squares
40
Page 58
dengan df sebanyak p. nilai hitung statistik chi-squares dapat
menghitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
(n-p)R2 ≈ χ 2p
Jika (n-p)R2 yang merupakan chi-squares (χ) hitung lebih besar dari
nilai kritis chi-squares (χ) pada derajat kepercayaan tertentu (α), kita
menolak hipótesis nul (H0). Hal ini hal ini paling tidak ada satu ρ
dalam persamaan:
et = ρ1et-1 + ρ2 et-2 + ··· + ρ p et-p + + ν t
secara statistik signifikan tidak sama dengan nol. Ini menunjukkan
adanya masalah autokorelasi dalam model. Sebaliknya jika nilai chi-
squares hitung lebih kecil dari nilai kritisnya maka kita menerima
hipótesis nul. Artinya model tidak mengandung unsur autokorelasi
karena semua nilai p sama dengan nol.
41
Page 59
42
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
4.1.1 Hasil Regresi
Hasil regresi ini menggunakan alat bantu yaitu program komputer
Eviews 4.1. Hasil regresi semi log linier berganda yang di dapat adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Regresi Semi Log-Linear
Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 12/12/07 Time: 23:44 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOG(X1) 0.153956 0.023489 6.554501 0.0000LOG(X2) 0.017396 0.013466 1.291782 0.2017
X3 0.031229 0.020132 1.551188 0.1265C 21.52227 0.397749 54.11015 0.0000
R-squared 0.507744 Mean dependent var 24.44954Adjusted R-squared 0.481373 S.D. dependent var 0.195221S.E. of regression 0.140590 Akaike info criterion -1.021597Sum squared resid 1.106871 Schwarz criterion -0.881974Log likelihood 34.64792 F-statistic 19.25399Durbin-Watson stat 0.624238 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
4.1.2 Koefisien Determinasi (R2)
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau
prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh
Page 60
model regresi. R2 dalam regresi sebesar 0,507744. Ini berarti variabel
Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dapat dijelaskan oleh variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1),
Jumlah nasabah (X2), dan Tingkat Inflasi (X3) sebesar 50,77 persen, sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
4.1.3 Pengujian t-Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian t-statistik
dilakukan dengan cara membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel.
(Gujarati, Damodar 2003)
t-tabel = { α ; df ( n-k ) }
t-hitung = )(biSe
bi
Keterangan :
α = Level of significance, atau probabilitas menolak hipotesis yang
benar.
n = Jumlah sampel yang diteliti.
k = Jumlah variabel independen termasuk konstanta.
Se = Standar error.
Uji t-statistik yang dilakukan menggunakan uji satu sisi (one tail
test), dengan α = 5 %.
43
Page 61
44
Jika t-tabel < t-hitung berarti Ho ditolak atau variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t-tabel ≥ t-
hitung berarti Ho diterima atau variabel X1 tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
TABEL 4.2 HASIL UJI t-STATISTIK
Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Keterangan
X1 0,153956 6,554501 1,671 Signifikan
X2 0,017396 1,291782 1,671 Tidak Signifikan
X3 0,031229 1.551188 1,671 Tidak Signifikan Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
1. Uji t-Statistik Variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1)
Hipotesis pengaruh variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1)
terhadap variabel yang digunakan adalah : ( Uji satu sisi negatif )
▪ Ho : β1 > 0 , berarti variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1)
tidak berpengaruh terhadap variabel Penyaluran kredit
Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta
▪ Ha : β1 < 0 , berarti variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1)
berpengaruh negatif terhadap variabel Penyaluran kredit
Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung Pendapatan Perum
Pegadaian (X1) = 6,554501 sedangkan t-tabel = 1,671 ( df ( n-k ) = 56 ,α =
0,05) sehingga t-hitung > t-tabel ( 6,554501 > 1,671). Perbandingan antara t-
hitung dengan t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perum Pegadaian (X1)
Page 62
45
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit Perum
Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta.
2. Uji t-Statistik Variabel Jumlah nasabah (X2)
Hipotesis pengaruh variabel Jumlah nasabah (X2) terhadap
variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta
yang digunakan adalah : ( Uji satu sisi negatif )
▪ Ho : β2 > 0 , berarti variabel Jumlah nasabah (X2) tidak berpengaruh
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian
(Y) di propinsi D.I. Yogyakarta.
▪ Ha : β2 <0 , berarti variabel Jumlah nasabah (X2) berpengaruh
negatif terhadap variabel Penyaluran kredit Perum
Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta.
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung Jumlah nasabah
(X2) = 1,291782 sedangkan t-tabel = 1,671 (df ( n-k ) = 56 ,α = 0,05),
sehingga t-hitung < t-tabel ( 1,114698 < 1,671 ). Perbandingan antara t-
hitung dengan t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah nasabah Perum
Pegadaian (X2) secara statistik positif dan tidak signifikan terhadap
Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta.
Page 63
46
3. Uji t-Statistik Variabel Inflasi (X3)
Hipotesis pengaruh variabel Inflasi (X3) terhadap variabel
Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I. Yogyakarta yang
digunakan adalah : ( Uji satu sisi negatif )
▪ Ho : β3 > 0, berarti variabel Inflasi (X3) tidak berpengaruh terhadap
variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di
propinsi D.I. Yogyakarta.
▪ Ha : β3 < 0, berarti variabel Inflasi (X3) berpengaruh negatif
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian
(Y) di propinsi D.I. Yogyakarta.
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X3 = 1.551188,
sedangkan t-tabel = 1,671 ( df ( n-k ) = 56 ,α = 0,05 ), sehingga t-
hitung < t-tabel (1.551188 < 1,671 ). Perbandingan antara t-hitung
dengan t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi (X3) di
propinsi DI. Yogyakata secara statistik positif dan tidak signifikan
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di propinsi
D.I. Yogyakarta.
Page 64
4.1.4 Pengujian F-Statistik
Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian F-
statistik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-
tabel. (Gujarati, Damodar 2003)
F-hitung = )/()1(
)/(2
2
knRIkR−−
−
F-tabel = ( α : k-1, n-k ) α = 5 %, ( 4-1= 3 ; 60-4 =56 )
Jika F-tabel < F-hitung berarti Ho ditolak atau variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen,
tetapi jika F-tabel ≥ F-hitung berarti Ho diterima atau variabel independen
secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Hipotesis yang digunakan adalah :
▪ Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti variabel independen secara
keseluruhan tidak berpengaruh terhadap
variabel independen.
▪ Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, berarti variabel independen secara
keseluruhan berpengaruh terhadap variabel
independen.
47
Page 65
48
Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 19,25399,
sedangkan F-tabel = 2,76 (α = 0,05 ; 2,76 ), sehingga F-hitung > F-tabel
(19,25399 > 3,01).
Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel yang menunjukkan
bahwa F-hitung > F-tabel, menandakan bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga
menunjukkan bahwa variabel Pendapatan Perum Pegadaian (X1), Jumlah
nasabah (X2), dan Inflasi (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum Pegadaian (Y) di propinsi D.I.
Yogyakarta.
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini meliputi 3 macam pengujian, yaitu
pengujian multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
4.2.1 Multikolinieritas.
Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-
variabel independen atau variabel independen yang satu dengan variabel
independen yang lain. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan metode Uji Klein, yaitu dengan membandingkan koefisien
determinasi parsial (r2) dengan koefisien determinasi majemuk (R2), jika
ditemukan nilai r2 lebih kecil dari R2 maka tidak ada multikolinieritas.
Page 66
49
Sebaliknya jika ditemukan nilai r2 lebih besar dari R2 maka ada
multikolinieritas (Gujarati, 1995; 166).
TABEL 4.3 HASIL PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS
Variabel R2 R2 Keterangan
Pendapatan Perum Pegadaian
(X1) dengan Jumlah nasabah
(X2), Inflasi (X3)
0.083177 0.507744Tidak ada
multikolinieritas
Jumlah nasabah (X2) dengan
Pendapatan Perum Pegadaian
(X1), Inflasi (X3)
0.081646 0.507744Tidak ada
multikolinieritas
Inflasi (X3) dengan
Pendapatan Perum Pegadaian
(X1), Jumlah nasabah (X2)
0.004094 0.507744Tidak ada
multikolinieritas
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
Hasil Uji Klien diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas
karena nilai r2 lebih kecil dari R2.
4.2.2 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak
memiliki varian yang sama. Adanya heteroskedastisitas dalam model analisis
mengakibatkan varian dan koefisien-koefisien OLS tidak lagi minimum dan
penaksir-penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap
tidak bias dan konsisten. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
Page 67
heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah pengujian White, langkah
pengujiannya antara lain:
1. Estimasi persamaan Yt = β0 + β1X1t + et dengan metode OLS dan kita
dapatka residualnya.
2. Melakukan residual et dengan variabel independen Xt ( jika ada lebih
dari satu variabel independen maka kita harus masukkan semua variabel
independen ) dan lag dari residual et-1, et-2, … , et-p. langkah kedua ini
dapat ditulis sebagai berikut :
et = λ0 + λ1 + ρ1et-1 + ρ2 et-2 + ··· + ρ p et-p + + ν t
Kemudian dapatka R2 dari regresi persamaan diatas.
3. Jika sampel adalah besar, maka menurut breusch dan godfrey maka
model dalam persamaan diatas akan mengikuti distribusi chi-squares
dengan df sebanyak p. nilai hitung statistik chi-squares dapat
menghitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
(n-p)R2 ≈ χ 2p
Jika (n-p)R2 yang merupakan chi-squares (χ) hitung lebih besar
dari nilai kritis chi-squares (χ) pada derajat kepercayaan tertentu (α), kita
menolak hipótesis nul (H0). Hal ini hal ini paling tidak ada satu ρ dalam
persamaan:
et = ρ1et-1 + ρ2 et-2 + ··· + ρ p et-p + + ν t
50
Page 68
51
secara statistik signifikan tidak sama dengan nol. Ini menunjukkan
adanya masalah autokorelasi dalam model. Sebaliknya jika nilai chi-squares
hitung lebih kecil dari nilai kritisnya maka kita menerima hipótesis nul.
Artinya model tidak mengandung unsur autokorelasi karena semua nilai p
sama dengan nol.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan bantuan program
komputer Eviews 4.1, dan diperoleh hasil regresi seperti pada tabel berikut
ini:
TABEL 4.4
HASIL UJI WHITE TEST
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 0.783018 Probability 0.587040
Obs*R-squared 4.885544 Probability 0.558575
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 -hitung ) =
sedangkan χ2 -tabel = ( df = 7 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 -hitung < χ2 –tabel
(4.885544 < 14,0671). Perbandingan antara χ2 -hitung dengan χ2 –tabel, yang
menunjukkan bahwa χ2 -hitung < χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari
hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heterokedastisitas.
Page 69
52
4.2.3 Autokorelasi.
Autokorelasi merupakan adanya korelasi antara anggota observasi
satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan
asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan
residual yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh
Bruesch-godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi
yang paling akurat, apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah yang
besar (misalnya di atas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan
banyaknya lag, dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag.
Uji Lagrange Multiplier ( LM Test ).
Uji Hipotesis untuk menetukan ada tidaknya autokorelasi.
▪ Ho : ρ1 = ρ2 = .. .= ρq = 0 , Tidak ada autokorelasi
▪ Ha : ρ1 ≠ ρ2 ≠.... ≠ ρq ≠ 0 , Ada autokorelasi
Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 – hitung )
= sedangkan χ2 -tabel = ( df = 40 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 -hitung < χ2 –tabel
( 51.91474 < 63,1671). Perbandingan antara χ2 -hitung dengan χ2 –tabel, yang
menunjukkan bahwa χ2 -hitung < χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari
hasil uji LM tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
Page 70
53
TABEL 4.5 HASIL UJI LM
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.568363 Probability 0.022354
Obs*R-squared 51.91474 Probability 0.098201
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
4.3 Interpretasi Hasil Regresi
Hasil estimasi dan pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan
ternyata hasil estimasi Penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi D.I.
Yogyakarta tidak terdapat Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan
Autokorelasi sehingga hasil dari pengujian tersebut dapat diaplikasikan lebih
lanjut.
4.3.1 Pendapatan Perum Pegadaian (X1)
Berdasarkan hasil uji statistik, Variabel Pendapatan Perum
Pegadaian secara statistik positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit
Perum Pegadaian di propinsi D.I. Yogyakarta sebesar 0,153956. Artinya
setiap kenaikan Pendapatan Perum Pegadaian sebesar 1 persen
mengakibatkan peningkatan Penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi
D.I. Yogyakarta sebesar 0,15396 persen. Pendapatan Perum Pegadaian
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit di
propinsi D.I. Yogyakarta. Artinya semakin tinggi laju Pendapatan Perum
Pegadaian yang mencerminkan semakin maraknya kegiatan penyaluran kredit
melalui bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang secara bekelanjutan
Page 71
54
mencerminkan pergerakan usaha perekonomian bagi masyarakat di propinsi
D.I. Yogyakarta dan begitu juga sebaliknya.
4.3.2 Jumlah Nasabah Perum Pegadaian (X2)
Berdasarkan hasil uji statistik, variabel jumlah nasabah secara
statistik positif dan tidak signifikan terhadap Penyaluran kredit Perum
Pegadaian di propinsi D.I. Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kenaikan jumlah nasabah Perum Pegadaian di wilayah propinsi D.I.
Yogyakarta tidak mempengaruhi jumlah penyaluran kredit di Perum
Pegadaian di wilayah D.I Yogyakarta. Indikasi tersebut mencerminkan bahwa
dengan peningkatan jumlah nasabah, ternyata menunjukkan bahwa konteks
kerja Perum Pegadaian dalam penyaluran kredit tidak hanya terfokus pada
peningkatan jumlah nasabah, melainkan peningkatan jumlah penyaluran
kredit Perum Pegadaian lebih didominasi oleh bidang-bidang usaha Perum
Pegadaian yang lainnya, misalnya bidang usaha pelelangan, jasa taksir, jasa
titipan, dan beberapa unit usaha lainnya.
4.3.3 Inflasi (X3)
Variabel tingkat inflasi (X3) secara statistik positif dan tidak
signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi D.I.
Yogyakarta, Hal ini lebih menunjukkan bahwa Tingkat Inflasi yang terjadi di
propinsi D.I. Yogyakarta tidak memberikan pengaruh terhadap pergerakan
usaha Penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi D.I. Yogyakarta.
Page 72
55
Beberapa penyebab terjadi hal ini, lebih didominasi oleh faktor kepercayaan
nasabah yang tumbuh akan potensi profit/ keuntungan yang terkandung dalam
usaha penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi D.I. Yogyakarta. Inflasi
tidak memberikan pengaruh akan pandangan kepercayaan masyarakat yang
telah terbentuk untuk menggunakan jasa kredit dari unit usaha Perum
Pegadaian yang lebih dikenal dengan berbagai kemudahan dan proses yang
praktis dan singkat, sehingga kecenderungan akan pengaruh inflasi yang
terjadi terhadap jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian dikatakan sangat
kecil atau tidak ada sama sekali.
Page 73
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang parameternya menggunakan metode OLS telah
mengungkapkan pengaruh dari Pendapatan Perum Pegadaian, Jumlah nasabah,
dan Inflasi, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendapatan Perum Pegadaian, Jumlah nasabah, dan Inflasi secara
keseluruhan mempengaruhi penyaluran kredit Perum Pegadaian di
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, hal ini terlihat dari pengujian
serentak yang telah dilakukan.
2. Pendapatan Perum Pegadaian, Jumlah nasabah, dan Inflasi, mampu
menjelaskan proporsi pengaruh variasi total dari penyaluran kredit Perum
Pegadaian yang dicerminkan dalam penghitungan koefisien determinasi
(R ) dalam model statistik. 2
3. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel
Pendapatan Perum Pegadain berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
4. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel Jumlah
nasabah berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap
56
Page 74
57
penyaluran kredit Perum Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
5. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel inflasi
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit
Perum Pegadaian di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
5.2 IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, implikasi
kebijaksanaan berkaitan dengan hasil penelitian adalah :
1. Usaha pemerintah melalui media kebijaksanaan yang mengacu pada
pengembangan output-output sektoral hendaklah menjadi alternatif
utama dalam pengembangan penyaluran kredit Perum Pegadaian, di
wilayah propinsi D.I. Yogyakarta dalam batasan penjaminan mutu
dan kualitas kredit yang lebih tercermin pada potensi regional yang
terkandung di dalamnya nilai profitabilitas dan pengembangan
perekonomian nasional.
2. Perkembangan perekonomian yang tercermin dari laju Pendapatan
Perum Pegadaian di propinsi D.I. Yogyakarta memberikan nilai
tambah dalam usaha pengembangan penyaluran kredit Perum
Pegadaian melalui tumbuh berkembangnya perekonomian secara
umum, dimana didalamnya terlihat adanya kestabilan politik, dan
keamanan nasional untuk bebas leluasa memegang kepercayaan
Page 75
58
nasabah Perum Pegadaiaan dalam proses penyaluran kredit Perum
Pegadaian.
Page 76
DAFTAR PUSTAKA
Agung et. Al (2002), Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap penyesuaian di
pasar kredit, Jurnal manajemen keuangan, Vol 1, STIE Darmajaya.
Bank Indonesia (2006), Laporan Perkembangan Perekonomian DIY, berbagai edisi, Yogyakarta.
_____________, (2002 – 2003), Kajian Regional Propinsi DIY, berbagai
edisi, Yogyakarta. Boediono (1995), Ekonomi Mikro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No
1. BPFE, Yogyakarta. Gujarati, Damodar (2003), Econometric, Erlangga, Jakarta. Mulyadinata, Andy (1999), “Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam
penyaluran kredit (studi kasus pada PT. Bank Lampung)”, Jurnal Manajemen Keuangan, vol. 1, No. 1, STIE Darmajaya.
Nopirin (1985), Ekonomi Moneter. BPFE, Yogyakarta. Perum Pegadaian (2002 – 2006), Buku kerja Pegadaian Kantor Wilayah DIY
2002 – 2006, Yogyakarta. _____________, (2002), Prosedur Kredit, Pelunasan dan Perum Pegadaian,
Yogyakarta. Rismon, Bill (1998), ”Mengapa Perum Pegadaian Sulit Mendapatkan Modal
Kerja”. Warta Pegadaian No. 83 Tahun X, Humas Kantor Pusat Perum Pegadaian, Jakarta.
Sarwono, Edi (1997), ”Gejolak Moneter dan Peningkatan Omzet Pegadaian”,
Warta Pegadaian, No.76 Tahun IX, Humas Kantor Perum Pegadaian, Jakarta..
Setiady, Harry (1998), ”Dari Tengah ke Utara untuk Si Intan”, Warta
Pegadaian No. 82 Tahun X, Humas Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta. Sugiono (2003), Statistika Untuk Penelitian, CV. Alvabeta, Bandung. Suharyanti (2001) ”Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan
Perum Pegadain menurut Kredit yang disalurkan”. Skripsi Sarjana
Page 77
(tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi, Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta, 2001.
Sukirno, Sadono (1994), Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Grafindo Persada,
Jakarta. Supardi (2005), Metode Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, UII Press,
Yogyakarta. Suryanti, Dwi (2006), ”Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Besarnya
Nilai Kredit yang diberikan Kepada Masyarakat Oleh Pegadaian Cabang Bantul 2003-2004”. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi, Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
Suyatno, Thomas dkk. (2003), Kelembagaan Perbankan. Gramedia, Jakarta. Widarjono, Agus (2005), Ekonometrika, Teori dan aplikasi Untuk Ekonomi
dan Bisnis edisi pertama, Ekonisia, UII, Yogyakarta.
Page 79
Data Perkembangan Penyaluran Kredit Perum Pegadaian, Pendapatan Perum Pegadaian, Jumlah Nasabah, dan tingkat Inflasi di propinsi DI Yogyakarta.
Tahun Bulan Y X1 X2 X3 2002 Jan 34.409.301.200 5.126.086 1.697 1.44
Feb 30.673.417.400 2.111.996 23.661 0.75 Mar 32.818.008.400 4.660.501 30.200 0.33 Apr 33.825.052.600 5.159.258 110.895 0.25 Mei 35.689.238.300 33.632.094 123.676 1.53 Jun 35.004.635.100 34.777.781 121.832 0.4 Jul 39.785.557.400 44.981.264 128.306 1.38 Agt 37.373.494.500 27.647.912 123.199 0.82 Sep 36.010.633.400 30.298.787 114.451 1.56 Okt 39.176.366.400 36.899.938 139.238 0.51 Nov 40.953.535.800 37.961.715 123.020 1.68 Des 33.049.599.400 40.315.859 96.210 1.27
2003 Jan 39.442.235.000 38.898.275 117.207 0.88 Feb 34.689.421.800 36.642.446 23.497 0.1 Mar 37.302.752.000 39.233.341 23.225 -0.2 Apr 34.822.897.600 37.403.270 1.053 0.22 Mei 35.263.802.300 32.558.398 1.040 0.11 Jun 37.078.247.900 40.594.650 75.457 0.67 Jul 37.939.473.400 32.863.498 67.973 1.06 Agt 32.720.637.900 32.281.050 17.217 0.06 Sep 33.288.729.800 36.863.498 2.311 0.53 Okt 36.853.873.100 38.036.773 13.318 0.75 Nov 28.327.906.800 33.294.760 11.353 0.67 Des 37.209.400.600 46.800.340 26.948 0.57
2004 Jan 36.657.041.300 50.500.530 15.537 0.6 Feb 33.814.358.700 52.903.458 12.423 -0.20 Mar 36.857.050.500 17.473.089 35.635 0.58 Apr 36.667.476.200 30.919.742 45.565 0.79 Mei 37.594.071.100 34.419.842 53.200 0.86 Jun 37.382.729.300 42.407.351 47.800 0.67 Jul 40.125.885.900 30.833.613 100.355 0.55 Agt 38.743.151.000 38.366.883 691.924 0.54 Sep 38.573.982.400 41.748.592 200.322 0.26 Okt 40.030.933.300 46.537.816 80.000 0.5 Nov 36.668.780.900 51.441.486 85.355 1.08 Des 44.612.842.500 76.984.312 118.605 1.05
2005 Jan 41.999.248.100 83.748.590 733.655 0.2 Feb 40.038.581.000 70.446.697 500.656 0.4 Mar 43.306.683.300 71.779.951 452.300 0.95 Apr 44.328.746.500 51.455.545 729.150 0.3 Mei 46.098.862.000 62.890.375 300.565 0.47 Jun 45.836.413.500 75.574.214 356.122 0.66 Jul 43.830.335.500 63.018.419 9.544 1.09 Agt 47.600.055.500 68.779.310 41.740 0.87
Page 80
Sep 48.292.104.800 137.999.213 64.263 1.06 Okt 51.814.680.000 73.032.862 69.546 6.53 Nov 44.481.655.500 73.448.629 57.599 1.4 Des 55.630.374.000 98.359.414 431.896 -0.45
2006 Jan 54.890.194.000 71.436.399 66.378 2.5 Feb 54.637.266.500 332.431.660 64.381 0.21 Mar 54.041.377.500 87.462.939 62.071 -0.17 Apr 57.197.787.500 70.500.670 65.619 0.64 Mei 56.355.993.000 62.844.981 64.459 1.05 Jun 54.943.160.000 62.373.045 56.370 0.83 Jul 54.229.680.500 73.843.954 55.171 0.6 Agt 57.752.246.500 77.170.464 53.905 0.84 Sep 57.482.704.500 77.072.316 54.056 1.07 Okt 51.754.424.000 141.319.061 51.140 0.79 Nov 62.568.573.000 93.587.357 57.786 0.43 Des 59.298.580.500 105.657.090 53.866 1.18
Keterangan :
Y : Penyaluran Kredit Perum Pegadaian ( rupiah ).
X1 : Pendapatan Perusahaan. ( rupiah ).
X2 : Jumlah Nasabah. ( orang ).
X3 : Tingkat Inflasi. ( % ).
Page 81
Hasil Uji Regresi Semi Log Linear Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 12/12/07 Time: 23:44 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) 0.153956 0.023489 6.554501 0.0000LOG(X2) 0.017396 0.013466 1.291782 0.2017
X3 0.031229 0.020132 1.551188 0.1265C 21.52227 0.397749 54.11015 0.0000
R-squared 0.507744 Mean dependent var 24.44954Adjusted R-squared 0.481373 S.D. dependent var 0.195221S.E. of regression 0.140590 Akaike info criterion -1.021597Sum squared resid 1.106871 Schwarz criterion -0.881974Log likelihood 34.64792 F-statistic 19.25399Durbin-Watson stat 0.624238 Prob(F-statistic) 0.000000
Page 82
Hasil Uji Regresi Log Linear Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 12/12/07 Time: 23:43 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 56 Excluded observations: 4
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) 0.150207 0.023137 6.491943 0.0000LOG(X2) 0.008851 0.013565 0.652508 0.5169LOG(X3) 0.051550 0.023540 2.189927 0.0330
C 21.72859 0.396143 54.85031 0.0000R-squared 0.523526 Mean dependent var 24.44520Adjusted R-squared 0.496037 S.D. dependent var 0.192537S.E. of regression 0.136683 Akaike info criterion -1.073557Sum squared resid 0.971475 Schwarz criterion -0.928889Log likelihood 34.05959 F-statistic 19.04500Durbin-Watson stat 0.680919 Prob(F-statistic) 0.000000
Page 83
Hasil Uji Regresi Linear Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/29/07 Time: 02:27 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 114.5310 19.27847 5.940877 0.0000X2 2713.364 5138.603 0.528035 0.5996X3 1.80E+09 9.78E+08 1.845284 0.0703C 3.40E+10 1.74E+09 19.48202 0.0000
R-squared 0.412486 Mean dependent var 4.23E+10Adjusted R-squared 0.381012 S.D. dependent var 8.62E+09S.E. of regression 6.78E+09 Akaike info criterion 48.17638Sum squared resid 2.57E+21 Schwarz criterion 48.31600Log likelihood -1441.291 F-statistic 13.10565Durbin-Watson stat 1.032872 Prob(F-statistic) 0.000001
Page 84
Uji Multikolinearitas 1 Dependent Variable: LOG(X1) Method: Least Squares Date: 12/13/07 Time: 00:28 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X2) 0.162201 0.072835 2.226971 0.0299
X3 0.041600 0.113393 0.366865 0.7151C 15.80305 0.805826 19.61099 0.0000
R-squared 0.083177 Mean dependent var 17.61333Adjusted R-squared 0.051008 S.D. dependent var 0.813819S.E. of regression 0.792792 Akaike info criterion 2.422195Sum squared resid 35.82559 Schwarz criterion 2.526912Log likelihood -69.66584 F-statistic 2.585603Durbin-Watson stat 0.451442 Prob(F-statistic) 0.084166
Page 85
Uji Multikolinearitas 2 Dependent Variable: LOG(X2) Method: Least Squares Date: 12/13/07 Time: 00:29 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) 0.493479 0.221592 2.226971 0.0299
X3 0.039256 0.197951 0.198313 0.8435C 2.231974 3.901020 0.572151 0.5695
R-squared 0.081646 Mean dependent var 10.95523Adjusted R-squared 0.049423 S.D. dependent var 1.418317S.E. of regression 1.382824 Akaike info criterion 3.534839Sum squared resid 108.9955 Schwarz criterion 3.639557Log likelihood -103.0452 F-statistic 2.533774Durbin-Watson stat 0.811926 Prob(F-statistic) 0.088266
Page 86
Uji Multikolinearitas 3 Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 12/13/07 Time: 00:29 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) 0.056627 0.154353 0.366865 0.7151LOG(X2) 0.017564 0.088566 0.198313 0.8435
C -0.388631 2.616336 -0.148540 0.8824R-squared 0.004094 Mean dependent var 0.801167Adjusted R-squared -0.030850 S.D. dependent var 0.911014S.E. of regression 0.924959 Akaike info criterion 2.730573Sum squared resid 48.76635 Schwarz criterion 2.835290Log likelihood -78.91719 F-statistic 0.117158Durbin-Watson stat 1.867371 Prob(F-statistic) 0.889658
Page 87
Hasil Uji White White Heteroskedasticity Test: F-statistic 0.783018 Probability 0.587040Obs*R-squared 4.885544 Probability 0.558575
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/13/07 Time: 00:28 Sample: 2002:01 2006:12 Included observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.359923 0.702501 0.512346 0.6105
LOG(X1) -0.057081 0.080318 -0.710684 0.4804(LOG(X1))^2 0.001729 0.002359 0.732926 0.4668
LOG(X2) 0.027368 0.020253 1.351272 0.1823(LOG(X2))^2 -0.001422 0.000966 -1.471507 0.1471
X3 0.001303 0.007918 0.164548 0.8699X3^2 -0.000663 0.001297 -0.511454 0.6112
R-squared 0.081426 Mean dependent var 0.018448Adjusted R-squared -0.022564 S.D. dependent var 0.022898S.E. of regression 0.023155 Akaike info criterion -4.583946Sum squared resid 0.028416 Schwarz criterion -4.339606Log likelihood 144.5184 F-statistic 0.783018Durbin-Watson stat 1.752449 Prob(F-statistic) 0.587040
Page 88
Hasil Uji LM Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.568363 Probability 0.022354Obs*R-squared 51.91474 Probability 0.098201
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/13/07 Time: 00:25 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) -0.094013 0.031446 -2.989658 0.0087LOG(X2) -0.019509 0.021951 -0.888759 0.3873
X3 -0.032821 0.025818 -1.271233 0.2218C 1.805410 0.484693 3.724855 0.0018
RESID(-1) -0.002520 0.214535 -0.011746 0.9908RESID(-2) 0.016723 0.220037 0.076001 0.9404RESID(-3) 0.226618 0.210532 1.076410 0.2977RESID(-4) -0.165076 0.226601 -0.728488 0.4768RESID(-5) 0.124052 0.228548 0.542783 0.5948RESID(-6) -0.123428 0.219129 -0.563268 0.5811RESID(-7) 0.322318 0.230325 1.399406 0.1808RESID(-8) -0.064274 0.223402 -0.287706 0.7773RESID(-9) 0.191992 0.230224 0.833934 0.4166RESID(-10) -0.185248 0.232071 -0.798237 0.4364RESID(-11) 0.168830 0.269322 0.626872 0.5396RESID(-12) 0.015108 0.266045 0.056788 0.9554RESID(-13) 0.029454 0.267726 0.110015 0.9138RESID(-14) -0.196162 0.333032 -0.589020 0.5641RESID(-15) -0.046765 0.282546 -0.165514 0.8706RESID(-16) -0.075180 0.302421 -0.248593 0.8068RESID(-17) 0.156800 0.309743 0.506226 0.6196RESID(-18) -0.104602 0.296439 -0.352862 0.7288RESID(-19) -0.347962 0.359322 -0.968386 0.3473RESID(-20) -0.234325 0.316604 -0.740121 0.4699RESID(-21) -0.040531 0.367258 -0.110360 0.9135RESID(-22) -0.054379 0.327651 -0.165966 0.8703RESID(-23) -0.179225 0.367664 -0.487470 0.6325RESID(-24) -0.297666 0.363777 -0.818266 0.4252RESID(-25) 0.126376 0.355458 0.355530 0.7268RESID(-26) -0.128951 0.375094 -0.343784 0.7355RESID(-27) -0.121068 0.346206 -0.349700 0.7311RESID(-28) -0.269712 0.379242 -0.711187 0.4872RESID(-29) 0.149956 0.368415 0.407029 0.6894RESID(-30) -0.125958 0.390083 -0.322900 0.7510RESID(-31) -0.178714 0.360952 -0.495119 0.6272RESID(-32) -0.480207 0.409496 -1.172678 0.2581RESID(-33) 0.256375 0.355872 0.720414 0.4817RESID(-34) -0.203179 0.446043 -0.455516 0.6549RESID(-35) 0.085535 0.377249 0.226735 0.8235RESID(-36) -0.759810 0.398628 -1.906064 0.0748RESID(-37) 0.042312 0.431071 0.098157 0.9230RESID(-38) 0.252869 0.449182 0.562955 0.5813
Page 89
RESID(-39) -0.108575 0.401073 -0.270710 0.7901RESID(-40) -0.557480 0.363634 -1.533079 0.1448
R-squared 0.865246 Mean dependent var 2.17E-15Adjusted R-squared 0.503093 S.D. dependent var 0.136969S.E. of regression 0.096552 Akaike info criterion -1.692565Sum squared resid 0.149156 Schwarz criterion -0.156713Log likelihood 94.77696 F-statistic 2.389175Durbin-Watson stat 2.348286 Prob(F-statistic) 0.030669