BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting, karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa. Pendidikan merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka kebutuhan pokok manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya tanpa pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Mutu pendidikan amat tergantung pada mutu guru, dan mutu guru terkait dengan profesionalisme. Untuk meningkatkan mutu pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas pemerintah telah ikut berpartisipasi dengan memperbaiki dan memberikan fasilitas belajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Kegiatan belajar mengajar adalah serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting, karena
pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa. Pendidikan
merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka kebutuhan pokok
manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya tanpa
pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Mutu pendidikan amat tergantung
pada mutu guru, dan mutu guru terkait dengan profesionalisme. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas
pemerintah telah ikut berpartisipasi dengan memperbaiki dan memberikan
fasilitas belajar.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Kegiatan belajar
mengajar adalah serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut teori behavioristik dalam Budiningsi (2005:20) belajar adalah
perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia
mampu menunjukkan perubahan tingkah laku, sedangkan menurut Thorndike
dalam Budiningsi(2005:21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan, atau-atau hal-hal yang dapat di tangkap
1
1
1
melalui alat indra. Sedangkan respon reaksi yang dimunculkan peserta didik
ketika belajar yang dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus
dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan
dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup, dengan kata lain
melalui belajar dapat memperbaiki nasib, menggapai cita-cita yang
didambakan.
Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya guru dan siswa itu sendiri. Menurut Djamarah (2008:176) faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor
ekstern, faktor intern meliputi fisiologis dan psikologi. Sedangkan faktor
ekstern meliputi lingkungan dan instrumental. Untuk menghasilkan suatu
lulusan yang berprestasi maka diperlukan berbagai usaha dalam meningkatkan
mutu lulusan, baik usaha dari diri siswa maupun dari sekolah.
Berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan memang
sudah sering diadakan, baik dalam bentuk perbaikan kurikulum, pelatihan dan
penataran guru, maupun usaha-usaha lainnya terhadap siswa itu sendiri seperti
pemantapan proses belajar mengajar, pemberian jam tambahan atau les,
namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan.
Membahas masalah kualitas pendidikan tidak terlepas dari pencapaian
hasil belajar siswa, karena hasil belajar siswa dapat dijadikan tolak ukur untuk
menilai apakah pendidikan di suatu sekolah berhasil atau tidak. Untuk
mencapai hasil belajar yang optimal banyak faktor yang terlibat di dalamnya.
2
Beberapa diantaranya adalah faktor kurikulum, guru, orang tua, dan siswa itu
sendiri. Guru memang memegang peranan penting dalam proses belajar
mengajar, karena guru merupakan orang yang secara langsung memberikan
materi pelajaran kepada siswa, sehingga guru merupakan kunci utama dalam
keberhasilan belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya
mampu mengorganisasikan materi dan kegiatan pembelajaran sedemikian
rupa, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan
menyenangkan. Guru juga harus mampu menerapkan metode mengajar yang
tepat yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Tetapi
tidak sepenuhnya kita harus menyalahkan guru dalam proses belajar mengajar,
karena masih ada faktor orang tua dan siswa itu sendiri.
Dari sudut pandang keluarga orang tua seharusnya tidak
mempercayakan pendidikan anaknya secara totalitas pada pihak sekolah,
masyarakat dan pemerintah, karena keberadaan anak justru lebih banyak
berada di lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosialnya, di lingkungan
sekolah selain waktunya relatif singkat, seoarang guru juga harus menangani
banyak siswa.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan anak. Di dalam keluarga seorang anak mengalami proses
sosialisasi untuk pertama kalinya, di mana dalam proses ini seorang anak
diajarkan dan dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan
menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Walaupun anak sudah
bersekolah peranan keluarga (orang tua) dalam keberhasilan belajar anak-
3
anaknya masih sangat penting. Suasana keluarga yang harmonis dan
menyenangkan akan mendorong anak giat atau berdisiplin dalam belajar yang
pada akhirnya akan mencapai hasil belajar yang optimal. Selain kondisi
keluarga yang harmonis, tingkat pendidikan, perhatian, serta pemenuhan
kebutuhan belajar anaknya juga merupakan tanggung jawab keluarga
(orangtua) terhadap keberhasilan belajar anaknya.
Menurut Anita (Dimyanti,1994:235) di Indonesia ditemukan siswa
memperoleh hasil belajar yang rendah, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (a) kurangnya fasilitas belajar di sekolah dan di rumah di
berbagai pelosok, (b) kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang
tua tidak memahami apa yang di pelajari anak-anaknya di sekolah, (c) keadaan
gizi yang rendah sehingga siswa tidak mampu belajar lebih baik, (d) gabungan
dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi berbagai hambatan.
Dari pendapat di atas berarti semua kondisi harus mendukung kegiatan
belajar dan keadaan ekonomi keluarga sangat berperan penting dalam keadaan
belajar. Fasilitas belajar sangat membantu siswa dalam belajar, paling tidak
memperkecil kesulitan belajar.
Di sini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP Xaverius
Lubuklinggau karena SMP tersebut adalah salah satu SMP swasta yang
banyak diminati oleh para remaja dan SMP tersebut termasuk SMP yang
sesuai dengan SN, yang berorientasi pada siswa kelas VII, karena kelas VII
mempunyai potensi yang perlu diarahkan dan dibentuk untuk menjadi sumber
daya manusia yang berprestasi dan berkualitas. Karena itu siswa kelas VII
4
masih dalam proses adaptasi terhadap lingkungan sekolah yang baru, maka
dalam proses belajar mengajar tersebut siswa sangat memerlukan metode yang
tepat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fĂsika di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius
Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011.
B. Batasan Masalah
Dalam penilitian ini peneliti hanya meneliti tentang faktor-faktor
ekstern terdiri dari keadaan keluarga, sekolah dan faktor masyarakat yang
mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII Sekolah menengah pertama
Xaverius di Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
a. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fisika kelas VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius
Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011?”
5
b. Rumusan Masalah Khusus
1) Berdasarkan keadaan keluarga faktor apa sajakah yang
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran
2010/2011?
2) Berdasarkan keadaan sekolah faktor apa sajakah yang
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran
2010/2011?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, adapun yang menjadi tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Tujuan Penelitian Umum
Untuk mendeskripsikan faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII Sekolah Menengah
Pertama Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011.
b. Tujuan Penelitian Khusus
1) Mendeskripsikan faktor-faktor keadaan keluarga yang mempengaruhi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran
2010/2011.
6
2) Mendeskripsikan faktor-faktor keadaan sekolah yang mempengaruhi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa, sebagai informasi kepada siswa tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar di sekolah.
b. Bagi guru, sebagai masukan dan pertimbangan dalam meningkankan dan
mempeluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar.
c. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
d. Bagi peneliti, memberikan sumbangan pikiran dan informasi atau masukan
bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut.
7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Belajar
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2008:36) mendefinisikan belajar
adalah pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang berkat pengalaman dan latihan,
sedangkan menurut Djamara (2008:12) mendefinisikan belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu perubahan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
dalam diri manusia atau perubahan tingkah laku manusia.
2. Prinsip Belajar
Menurut Dalyono (2009:64) prinsip belajar adalah hal-hal yang sangat
penting yang harus ada dalam suatu proses belajar dan pembelajaran agar
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat mencapai tujuan maka ada
8
8
beberapa prinsip belajar yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip belajar
tersebut antara lain:
a. Kesiapan belajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis siswa merupakan
kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini
biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. Oleh
karena itu sikap guru yang pengertian dan mampu menciptakan situasi
kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip belajar
kesiapan ini.
b. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek.
Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks, sangat membutuhkan
perhatian dari siswa yang belajar. Perhatian terhadap pelajaran aka timbul
pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
perhatian alami ini tidak ada maka siswa perlu di bangkitkan perhatiannya.
c. Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan (afektif) dan reaksi untuk
mencapai tujuan
d. Keterlibatan langsung
Prinsip berpengalaman ini sangat penting dalam belajar dan
mengkaitkannya dengan prinsip keaktifan dengan belajar melalui
9
pengalaman langsung, siswa tidak hanya mengamati saja tetapi harus
terlibat secara langsung.
e. Pengulangan
Dengan pengulangan, tanggapan tentang materi akan mudah
dipahami. Dalam hal ini guru melakukan pengulangan agar dapat
memberikan pekerjaan rumah, tugas, membuat laporan atau mengadakan
ulangan harian, dan lain-lain.
3. Hasil Belajar
Hamalik (2003:30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah melakukan proses belajar
mengajar. Dari pendapat di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah suatu bukti keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang di peroleh dari hasil
belajar yaitu tes. Biasanya nilai dari hasil belajar seseorang itu dinyatakan
dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, dan buruk.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor intern (dalam) maupun ekstern (luar).
a. Faktor Ekstern
Menurut Slameto (2003:60), faktor ekstern adalah faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya di luar diri siswa,
yaitu keadaan keluarga, sekolah dan lingkungan sekitaranya.
10
1) Keadaan Keluarga
Menurut Wahyuni (2007:27) mengatakan lingkungan keluarga
sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga sifat-sifat
orang tua, letak rumah, pengolahan keluarga, semua dapat memberikan
dampak terhadap aktivitas belajar siswa dan hubungan antar keluarga yang
harmonis membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Tugas
utama keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan akhlak.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.
Menurut Susilonuringsi (2006:45) faktor keluarga yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
a. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan
anaknya misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-
kebutuhan anaknya dalam belajar tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah
anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar
anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain.
Hal ini akan mempengaruhi minat belajar anak menurun sehingga
menyebabkan kurang/tidak berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak
11
dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Jika
anak tidak belajar karena alasan segan, atau malas apabila dibiarkan akan
berbuat seenaknya. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu
keras, adalah cara yang kurang baik juga. Karena anak diliputi ketakutan
dan akhirnya akan membenci belajar.
b. Relasi antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota
keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu
misalnya apakah hubugan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian,
ataukah diliputi dengan kebencian, sikap terlalu keras, ataukah sikap yang
acuh tak acuh dan sebagainya. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila
perlu dengan hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anaknya.
c. Suasana Rumah
Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan
memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak
dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang
dan tenteram. Karena dengan suasana rumah yang tenang dan tenteram
selain anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak akan dapat belajar dengan
baik karena berminat belajar.
12
d. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga berhubungan erat dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,
misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar
itu hanya terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup
dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,
akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu
karena minat anak untuk belajar menurun atau hilang sama sekali. Bahkan
anak sampai bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya sehingga ia
tidak dapat belajar karena lelah, dan tidak menutup kemungkinan keadaan
ini menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses.
e. Nasihat Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah. Kadang-
kadang anak mengalami lemah semangat, sehingga orang tua wajib
memberi pengertian dan bimbingan serta membangkitkan minat dan
semangat belajar anaknya.
f. Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan
13
kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk
belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Menurut Susilonuringsi (2006:55) Faktor-faktor di Sekolah yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalaui
didalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar yang tidak baik pula. Metode mengajar yang
kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan
kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya
tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar.Guru
biasa mengajar dengan ceramah saja, siswa menjadi bosan, mengantuk,
pasif, dan hanya mencatat saja. Agar siswa dapat belajar dengan baik.
Maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, seefisien dan
seefektif mungkin.
14
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di
atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian
siswa. Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki
proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu
mendalami dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail,
agar dapat melayani siswa belajar secara individual.
c. Relasi Guru dengan Siswa
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan
yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
Sebaliknya, jika siswa membenci gurunya.
Pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan
proses belajar mengajar itu kurang lancar, sebagai siswa segan
berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
15
d. Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat tingkah laku yang kurang
menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang
mengalami tekanan-tekanan batin akan diasingkan oleh kelompoknya.
Akibatnya makin parahmasalahnya dan akan mengganggu belajarnya.
Sehingga ia akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena mengalami
perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.
e. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar
dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam
pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah
halaman dan lain-lain. Kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola
seluruh staf beserta siswa-siswinya, dan kedisiplinan tim BP dalam
pelayanannya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata
tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula,
selain itu juga memberi pengaruh yang penting terhadap belajarnya.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin
didalam belajar baik disekolah, dari rumah dan di perpustakaan.
f. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar, dipakai pula
oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang
lengkap dan tepat akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi
16
pelajaran terhadap siswa, sehingga siswa akan berminat untuk belajar
sehingga siswa akan lebih giat belajar.
g. Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
waktu itu dapat pagi hari, siang hari, sore atau malam hari. Waktu sekolah
juga mempengaruhi minat belajar siswa. Jika siswa masuk sore hari,
dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga
mereka mendengarkan sambil mengantuk dan sebagainya. Sehingga siswa
sukar berkonsentrasi dan berpikir. Hal ini apabila dibiarkan begitu saja
maka akan mengalami kesulitan belajar. Sebaliknya siswa yang belajar di
pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dan kondisi yang baik.
h. Metode Belajar
Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa
tersebut. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang
siswa belajar tidak teratur atau terus-menerus karena besok akan tes.
Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin
dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur tiap hari, dengan
pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup
istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
i. Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, maka diharapkan guru
jangan terlalu banyak memberi tugas yang dikerjakan di rumah, karena
kegiatan siswa tidak hanya di sekolah.
17
3) Faktor Masyarakat
Menurut Slameto (2003:69), masyarakat merupakan faktor yang
juga berpengaruh terhadap belajar siswa, pengaruh itu terjadi karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Antara lain sebagai berikut:
a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya tetapi jika siswa mengikuti kegiatan
dimasyarakat terlalu banyak dan tidak dapat mengatur waktunya sehingga
akan mengganggu belajarnya. Jika memilih kegiatan yang ada di
masyarakat sekiranya memilih kegiatan yang mendukung belajar.
Misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi dan
sebagainya.
b. Mass Media
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat
kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Mass media akan
memberi pengaruh baik terhadap siswa juga dapat memberi pengaruh
negatif. Jika tidak ada kontrol dan pembinaan orang tua.
c. Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman baergaul siswa lebih cepat masuk
dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap dirinya, sebaliknya teman bergaul yang tidak
baik, berpengaruh buruk terhadap dirinya. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka perlukah diusahakan agar siswa memilih teman bergaul
18
yang baik-baik dan perlu pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
d. Kehidupan Masyarakat
Bentuk kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak
baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu.
Anak/siswa tertarik untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang
disekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa
kehilangan minat untuk belajar. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah
orang-orang yang terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan
menyekolahkan anak-anaknya dengan cita-cita yang luhur akan masa
depan anaknya, sehingga anak (siswa) berbuat seperti orang-orang yang
ada di lingkungannya. Pengaruh ini memberi semangat dan
membangkitkan minat untuk belajar lebih giat.
b. Faktor intern
Menurut Slameto (2003:54), faktor intern adalah factor yang
berasal yang timbul dari dalam diri invidu itu sendiri, adapun yang dapat
digolongkan ke dalam faktor intern adalah kecerdasan, bakat, minat dan
motivasi.
1) Kecerdasan
Menurut Wahyuni (2007:21) kecerdasan adalah salah satu aspek
yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang,
19
sedangkan menurut Djamarah (2008:196) mengatakan bahwa kecerdasan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang
dalam belajar di sekolah.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
tingkat kecerdasaan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah.
2) Minat
Menurut Wahyuni (2007:24) minat adalah kecendurungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan
merasa senang berkemcimpungan dalam bidang itu, sedang menurut
slameto dalam Djmara (2008:191) minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa minat
sangat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran
yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar.
3) Motivasi
Menurut Djamara (2008:148) motivasi adalah sebagai suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu, sedang menurut Mc
Donald dalam Hamalik (2008:106) motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
20
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan motivasi
adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
yang diinginkan.
5. Pengukuran
a. Besaran dan Satuan
Ada dua macam besaran dalam fisika yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.
1) Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang dapat berdiri sendiri tanpa
menurunkannya dari besaran-besaran lain. Pada masa ini ilmuan telah
menetapkanadanya tujuh besaran pokok dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1Besaran Pokok
No Besaran Pokok Nama satuan Lambang satuan1.2.3.4.5.6.7.
PanjangMassaWaktuKuat arus listirkSuhuIntensitas cahayaJumlah zat
MeterKilogramSekon(detik)AmpereKelvinKandelaMole
mkgsAKCdmol
Selain itu ada juga beberapa satuan yang tidak baku misalnya depa,
jari, hesta,jengkal, dan kaki. Satuan tersebut biasanya digunakan oleh
orang-orang pada zaman dahulu untuk besaran panjang dengan
menggunakan bagian tubuhnya sebagai patokan. Akan tetapi, satuan-
satuan tersebut tidak tepat karena tidak semua orang memiliki panjang
lengan, jari atau langkah yang sama.
21
2) Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau
diperoleh dari besaran pokok. Beberapa contoh besaran turunan dapat
ditemukan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2Besaran Turunan
No Besaran turunan Nama Satuan Lambang Satuan1234567
kecepatanmassa jenisluasvolumegayaenergidaya
meter/detikkilogram/meter3
meter2
meter3
newtonjoulewatt
m/skg/m3
m2
m3
NJ
W
3) Satuan
Satuan terdiri dari satuan baku dan satuan tidak baku. Satuan baku
untuk besaran pokok adalah meter, kilogram,sekon, ampere, kelvin,
kandela, dan mol. Satuan tersebut dinamakan Sistem Internasional (SI).
Dalam pengukuran fisika, kadang-kadang kita menemukan nilia
berupa bilingan yang sangat besar atau bilangan yang sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut, dalam fisika banyak digunakan bentuk baku yaitu
dengan menggunakan kelipatan 10.
b. Pengukuran Besaran Pokok
Dalam ilmu fisika kita sering menggunakan besaran panjang, masa
dan waktu saat pengukuran.
22
1) Panjang
Panjang adalah jarak antara dua titik didalam ruang lebar, tinggi,
jari-jari lingkaran, garis tengah, dan sebagainya. Dalam SI satuan panjang
adalah meter (m).
Pada tahun 1960, para Ahli fisika memutuskan bahwa panjang satu
meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang pancaran sinar
jingga/merah dari atom krypton-86 dalam ruangan hampa. Alat ukur suatu
benda antara lain mistar, jangkol sorong, dan mikrometer sekrup.
2) Massa
Di samping mengukur panjang suatu benda, kita juga dapat
mengukur massa benda.itu. Mula-mula satuan massa didefinisikan sebagai
massa 1 liter air murni pada suhu 4 derajat celcius. Setelah itu, ditetapkan
standar massa satu kilogram dalam SI sama dengan sebuah silender
platinum iridium yang disimpan di lembaga berat dan ukuran internasional
di paris, prancis.
Satuan massa dalam SI dalah kilogram (kg). adapun kelipatan
satuan massa tersebut adalah:
1 hg = 10-1 1 cg = 10-5
1 dag = 10-2 1 ton = 103 kg
1 g = 10-3 1 kuintal = 102 kg
Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang dikandung oleh
benda tersebut. Alat ukur massa benda diantaranya neraca tuas dan neraca
lengan. Jenis neraca yang dipakai di sekolah adalah neraca empat batang.
23
3) Waktu
Pada tahun 1967, para ahli fisika menetapkan suatu patokan baru
yang didasarkan pada lamanya getaran atom yang diketahui tetap. Dengan
patokan ini, satu detik dalam SI ditetapkan sama dengan 9.192.631.770
period getaran atom cesium-133.
c. Pengukuran besaran turunan
1) Luas
Luas adalah besaran turunan yang satuannya diturunkan dari
besaran pokok, yaitu panjang. Luas merupakan hasil kali dua besaran
panjang. Beberapa bentuk bneda yang teratur dan berbeda mempunyi
rumus luas yang berbeda pula. Misalnya, benda berbentuk bujur sangkar,
empat persegi panjang segitiga dan lingkaran.
2) Volume
Volume merupakan turunan dari besaran pokok yaitu hasil kali tiga
besaran panjang contoh satuan volume adalah m3, selain itu volume dapat
diartikan sebagai besar rungan yang dapat ditempati benda. Ada dua
bentuk volume benda, yaitu bentuk atau volume banda yang beraturan dan
volume benda yang tidak beraturan. Contoh volume yang beraturan kubus,
balok dan bola, sedang contoh volume banda padat yang tidak beraturan
batu.
24
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
melukiskan tentang data yang diperoleh setelah penelitian. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang membicarakan
beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya.
Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini karena metode
tersebut dapat digunakan untuk memperoleh gambaran penelitian yang kaya
dan pemahaman yang mendalam sehingga dapat dijadikan dasar menganalisa
data dan melukiskan kemampuan siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau.
B. Subjek Penelitian
Untuk penelitian ini diambil siswa kelas VII sebagai subjek penelitian.
karena siswa kelas VII masih dalam proses adaptasi terhadap lingkungan
sekolah yang baru, maka dalam proses belajar mengajar sangat memerlukan
metode mengajar yang tepat, dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1Siswa Kelas VII
No. Kelas Jumlah Siswa
1. VII.a 30 siswa
2. VII.b 31 siswa
25
25
Tabel Siswa Kelas VII3. VII.c 32 siswa
4. VII.d 30 siswa
VII.e 31 Siswa
Jumlah 154 siswa
(Sumber: SMP.Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011)
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik.
1. Angket
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII di Sekolah
Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau. Bentuk angket tersebut adalah
tertutup sehingga siswa memilih alternatif yang telah tersedia. Materi
angket meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di
sekolah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data sekunder yang sudah ada
sebelumnya. Data yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi
sumber data dokumentasi ini atau hasil angket dan wawancara yang dapat
mendukung validasi data.
Sumber dari data dokumentasi meliputi hasil belajar siswa kelas
VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius Lubuklinggau Metode
26
dokumentasi di gunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
fisika siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius
Lubuklinggau.
3. Wawancara
Menurut Arikunto (2006:155) wawancara adalah sebuah diaolog
yang dilakukan oleh pewancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara bentuk wawancara tersebut adalah berstruktur (tertutup).
Metode ini dilakukan terhadap guru mata pelajaran fisika dan siswa kelas
VII SMP Xaverius Lubuklinggau tahun pelajaran 2010/2011. Wawancara
yang dilakukan menggunakan pedoman ceklis.
D. Validitas Isi Angket
Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas isi angket. Pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen
dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian
validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam
kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator yang kemudian dikonsultasikan dengan tim ahli.
Soal-soal angket telah divalitas isi dengan empat orang dosen STKIP-
PGRI Lubuklinggau yaitu:
1. Edy sutriono, M.Pd.
2. Ida kurnia, S.Pd.
27
3. Endang suswati, S.Pd.
4. Rudi hartoyo, M.Pd.
Dari hasil validitas isi soal angket tersebut maka jumlah soal angket yang
semula berjumlah 64 dikurangi menjadi 57 soal.
E. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka untuk menganalisis data sebagaimana
telah di kemukan sebelumnya, maka data skor angket dan nilai siswa terlebih
dahulu diubah dalam bentuk nilai dengan rumus:
Noer (2004:23)
P = Jumlah sampel
F = Frekuensi memilih alternatif
N = Jumlah Subjek
Tabel 3.2Kriteria Penilaian Angket
No Interval Persentase Kategori
1
2
3
4
81,28%-100%
62,52%-81,27%
43,76%-62,51%
25,00%-43,75
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Sumber : Aranda, (2006:20)
F. Keabsahan dan Keajegan Penelitian
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Sugiono
(2007) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan
dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif yaitu keabsahan objektivitas,
28
keabsahan internal, keabsahan eksternal, dan keajekan(reabilitas). Dalam
penelitian untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi data dan
triangulasi teknik.
29
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum SMP Xaverius Lubuklinggau
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius berdiri pada tanggal
1967, terletak di jalan garuda. Bangunan sekolah terdiri dari ruang kelas 15
buah, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA. Jumlah siswa kelas VII
pada tahun pelajarn 2010/2011 sebanyak 154 siswa, sedangkan jumlah tenaga
pengajar (guru) ada 23 orang, terdiri dari guru PNS 1 orang, guru tetap
yayasan 18 orang, dan guru honorer 4 orang
Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas SMP Xaverius
Lubuklinggau memiliki visi dan misi yang jelas. Visi SMP Xaverius
Lubuklinggau adalah setia terhadap ciri khas katolik, pencerdasaan kehidupan
bangsa, keberanian dan profesionalisme dalam pendamping kaum muda
sebagai pribadi yang utuh. Sedangkan misinya adalah: 1) melaksanakan 5
fungsi gereja, 2)menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan dalam
masyarakat, 3) mengoptimalkan kerja sama eksternal dan interna 4)
mewujudkan delapan standar pendidikan, 5) meningkatkan profesionalisme
pimpinan guru, dan pegawai.
30
30
2. Pengaruh Faktor Keadaan Keluarga terhadap Hasil Belajar Siswa
a. Deskripsi Data Angket
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan tes angket yang berbentuk
pilihan ganda yang berjumlah 57 soal yang diberikan kepada siswa. Dengan
data angket ini akan didapat informasi yang mendukung dan memperkuat
tentang hal-hal yang berkaitan dengan keadaan keluarga dan keadaan sekolah
siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau. Jawaban siswa terhadap angket
dapat dilihat dalam urairan berikut.
1. Apakah pekerjaan orang tua anda?
a. PNS, POLRI, ABRI
b. Wiraswasta
c. Petani
d. Buruh
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Data Angket Nomor 1
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %1 A
BCD
25961023
16,262,36,515
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 orang tuanya rata-rata bekerja sebagai wiraswasta.
Hal ini dapat dilihat jawaban siswa yang 96 orang dan persentase 62,3%
memilih alternatif B.
31
2. Berapa penghasilan orang tua anda?
a. Di atas Rp 2.000.000
b. Antara Rp1.000.000-Rp 2.000.000
c. Antara Rp 1.000.000-Rp.500.000
d. Kurang dari Rp 500.000
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2Data Angket Nomor 2
Nomor soal
Alternatif Jawaban siswa %
2 ABCD
52522822
33,833,818,214,2
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubukliggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 orang tuannya berpenghasilan di atas Rp
2000.000 dan antara Rp1.000.000-Rp 2000.000. hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 52 orang dan persentasenya (33,8%) memilih
alternatif B dan C.
3. Apakah penghasilan orang tua anda dapat mencukupi kebutuhan sekolah
anda?
a. Terpenuhi dengan sangat baik
b. Cukup terpenuhi
c. Kurang terpenuhi
d. Tidak terpenuhi
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.3.
32
Tabel 4.3Data Angket Nomor 3
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %3 A
BCD
578881
37575,20,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti rata-rata penghasilan orang tua siswa SMP
Xaverius Lubuklinggau cukup terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jawabannya yaitu 88 orang dan persentasenya 57% memilih alternatif B.
4. Berapa jumlah anggota keluarga anda yang masih menjadi tanggungan orang
tua (belum menikah termasuk anda)?
a. Satu orang
b. Dua orang
c. Tiga orang
d. Lebih dari tiga orang
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4Data Angket Nomor 4
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %4 A
BCD
11466037
7,1303924
Berdasarkan tabel di atas, berarti rata-rata jumlah anggota keluarga siswa SMP
Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011 yang masih menjadi
tanggungan orang tua adalah tiga orang. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jawaban siswa yaitu 60 orang dan 39% memilih alternatif C.
5. Jika anda meminta uang untuk membeli buku pelajaran fisika, apakah orang
tua anda mendukung?
33
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Kurang mendukung
d. Tidak mendukung
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5Data Angket Nomor 5
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %5 A
BCD
846433
54,541,5
22
Berdasarkan tabel di atas, berarti jika siswa SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 meminta uang untuk membeli buku pelajaran
fisika maka orang tuanya sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 84 orang (54,5%) memilih alternatif A, .
6. Apakah orang tua anda mendukung jika anda membeli alat praktek fisika?
a. Sangat mendukung
b. Mendukung
c. Kurang mendukung
d. Tidak mendukung
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6Data Angket Nomor 6
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %6 A
BCD
4499110
28,664,37,10
34
Berdasarkan tabel di atas, berarti jika siswa SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 ingin membeli alat praktek fisika sebagian besar
orang tuanya mendukung. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa
yaitu 99 orang (64,3%) memilih alternatif B.
7. Bila nilai fisika anda baik, bagaimana tanggapan orang tua anda?
a. Memuji, dan menyuruh belajar lebih giat lagi
b. Hanya memuji
c. Biasa-biasa saja
d. Tidak peduli
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7Data Angket Nomor 7
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %7 A
BCD
138970
89,65,84,50
Berdasarkan tabel di atas, berarti jika siswa SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 mendapat nilai ulangan fisikanya baik rata-rata
tanggapan orang tuanya yaitu memuji, dan menyuruh belajar lebih giat lagi.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 138 orang (89,6%)
memilih altenatif A.
8. Apakah orang tua anda membimbing anda pada waktu belajar fisika?
a. Selalu membimbing
b. Sering membimbing
c. Kadang-kadang membimbing
d. Tidak pernah membimbing
35
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas dapat dilihat dari tabel 4.8.
Tabel 4.8Data Angket Nomor 8
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %8 A
BCD
32268412
20,816,954,57,8
Berdasarkan tabel di atas, berarti jika siswa SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 sedang belajar fisika sebagian besar orang tuanya
kadang-kadang membimbing mereka belajar. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 84 orang (54,5%) memilih alternatif C
9. Jika anda mengalami kegagalan dalam belajar fisika, bagaimana sikap orang
tua anda?
a. Memberi nasehat agar belajar lebih giat lagi
b. Merasa kecewa dan menyuruh belajar lebih giat lagi
c. Memarahi anda
d. Tidak peduli
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas dapat dilihat dari tabel 4.9.
Tabel 4.9Data Angket Nomor 9
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %9 A
BCD
1143532
7422,7
21.3
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 jika mengalami kegagalan dalam belajar fisika
maka rata-rata tanggapan orang tuanya yaitu memberi nasehat agar belajar
36
lebih giat lagi. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 114
orang (74%) memilih alternatif A.
10. Jika anda sedang belajar fisika, bagaimana tanggapan orang tua anda?
a. Memuji dan menanyakan kesulitan yang dialami
b. Hanya memuji
c. Biasa-biasa saja
d. Tidak peduli
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10Data Angket Nomor 10
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %10 A
BCD
1165302
75,33,220,11,3
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas SMP VII Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 jika sedang belajar fisika, maka rata-rata
tanggapan orang tuanya yaitu memuji dan menanyakan kesulitan yang
dialami. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 116 orang
(75,3) memilih alternatif A.
11. Ketika anda memintah izin kepada orang tua anda untuk mengikuti kursus (les
fisika), bagaimana tanggapan orang tua anda?
a. Sangat mengizinkan
b. Mengizinkan
c. Kurang mengizinkan
d. Tidak mengizinkan
Jawaban siswa pada pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.11.
37
Tabel 4.11Data Angket Nomor 11
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %11 A
BCD
6180112
39,6527,11,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika meminta izin kepada orang tuanya untuk mengikuti kursus (les fisika),
maka sebagian besar tanggapan orang tuanya yaitu mengizinkan. Hal ini dapat
dilihat pada persentase jawaban siswa yaitu 80 orang (52%) memilih alternatif
B.
12. Bagaimana kondisi tempat belajar di rumah anda?
a. Baik, karena mempunyai ruang belajar sendiri
b. Cukup, karena mempunyai ruang belajar bergabung dengan kamar tidur
c. Kurang, karena mempunyai ruang belajar bergabung dengan ruang
keluarga
d. Tidak baik, karena tidak memili tempat belajar.
Jawaban siswa pada pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12Data Angket Nomor 12
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %12 A
BCD
6467185
41,643,511,63,2
Berdasar tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagian besar kondisi tempat belajarnya di
rumah adalah cukup baik, karena mempunyai ruang belajar bergabung dengan
38
kamar tidur. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa 67 orang (43,5) memilih
alternatif B.
13. Apakah anggota keluarga anda berusaha menciptakan suasana yang tenang
pada saat anda belajar fisika?
a. Selalu berusaha menciptakan sussana yang tenang untuk belajar
b. Hanya tenang pada saat ulangan / tes saja
c. Biasa saja
d. Selalu ramai
Jawaban siswa pada pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13Data Angket Nomor 13
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %13 A
BCD
10111285
65,67,118,23,2
Berdasar tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011, rata-rata anggota keluarganya selalu berusaha
untuk menciptakan suasana yang tenang untuk belajar. Hal ini dapat dapat
dilihan dari persentase jawaban siswa yaitu 101 orang (65,6%) memilih
alternatif A.
14. Bagaimana keadaan keluarga anda?
a. Harmonis, saling pengertian dan tidak pertengkaran
b. Harmonis saling pengertian
c. Tidak harmonis, kadang pertengkaran
d. Selalu ada pertekangkaran dan tidak harmonis
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.14.
39
Tabel 4.14Data Angket Nomor 14
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %14 A
BCD
6958261
44,837,7
16,90,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
keadaan keluarganya harmonis, saling pengertian, dan tidak pertengkaran.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 69 orang (44,8%)
memilih alternatif A.
15. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua anda?
a. Penuh perhatian, akrab, dan penuh kasih saying
b. Perhatian
c. Biasa saja
d. Tidak memperhatikan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tabel 4.15Data Angket Nomor 15
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %15 A
BCD
1301680
84,410,45,20
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 rata-rata hubungan mereka dengan orang tuanya
sangat baik yaitu penuh perhatian, akrab, dan penuh kasih sayang. Hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 130 orang (84,4%) memilih
alternatif A.
40
16. Apakah orang tua anda perhatian kemajuan sekolah anda?
a. Selalu memperhatikan dan selalu mendukung sekolah saya
b. Memperhatikan ketika saya ada ulangan atau tes
c. Biasa saja
d. Tidak memperhatikan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16Data Angket Nomor 16
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %16 A
BCD
12813130
83,18,48,40
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011, sebagaian besar orang tua mereka
selalu memperhatikan dan selalu mendukung sekolahnya. Hal ini dapat dilihat
dari persentase jawaban siswa yaitu 128 orang (83,1%) memilih alternatif A.
17. Bagaimana hubungan anda dengan saudara anda atau anggota keluarga anda
yang lain?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Kurang baik
d. Tidak baik
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.17.
41
Tabel 4.17Data Angket Nomor 17
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %17 A
BCD
737191
47,446,15,80,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 hubungannya dengan anggota keluarga yang lain
yaitu sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 73
orang (47,4%) memilih alternatif A.
18. Apakah anda terbuka dengan kesulitan belajar fisika yang anda alami?
a. Selalu terbuka pada semua anggota keluarga
b. Terbuka hanya kepada orang tua
c. Terbuka hanya kepada saudara kandung
d. Tidak terbuka
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18Data Angket Nomor 18
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %18 A
BCD
1083367
70,121,43,94,5
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 rata-rata terbuka kepada semua anggota
keluargnya saat mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Hal ini dapat dilihat
dari persentase jawaban siswa yaitu 108 orang (70,1%) memilih alternatif A.
19. Apakah anggota keluarga anda seperti ayah, ibu, kakak, adik membantu anda
dalam menyelesaikan kesulitan belajar fisika?
42
a. Selalu membantu dengan kasih sayang
b. Membantu jika hanya diminta
c. Biasa-biasa saja
d. Tidak peduli
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19Data Angket Nomor 19
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %19 A
BCD
7369102
47,444,86,51,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti sebagian ayah,ibu kakak dan adik Siswa
kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011 selalu
membantu dengan kasih sayang saat mereka mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan kesulitan dalam belajar fisika. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 73 orang(47,4%) memilih alternatif A.
b. Deskripsi Data Wawancara
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden dapat diambil
kesimpulan bahwa penghasilan orang tua siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya dan
hubungan siswa dengan orang tuanya dikatagorikan baik misalnya jika mereka
mengalami kesulitan dalam belajar fisika, maka orang tuanya sering
membantu dalam belajar fisika tersebut.
43
3. Pengaruh Faktor Keadaan Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa
a. Deskripsi Data Angket
20. Jika anda berangkat ke sekolah, apakah anda memakai seragam dan atribut
sekolah secara lengkap?
a. Memakai seragam dan atribut secara lengkap
b. Memakai seragam dan atribut kurang lengkap
c. Memakai seragam tanpa atribut
d. Memakai seragam dan atribut jika ada upacara
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20Data Angket Nomor 20
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %20 A
BCD
152200
98,71.300
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
tahun pelajaran 2010/2011 jika sebagian dari mereka jika berangkat ke
sekolah memakai seragam dan atribut secara lengkap. Hal dapat dililihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 152 orang (98,7%) memilih alternatif A.
21. Bagaimana kedatangan anda ke sekolah?
a. Datang 15 menit sebelum bel masuk
b. Tepat waktu
c. Datang 10 menit setelah bel masuk
d. Datang 20 menit setelah bel masuk
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.21.
44
Tabel 4.21Data Angket Nomor 21
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %21 A
BCD
1221897
79,211,75,84,5
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
tahun pelajaran 2010/2011 sebagian besar sudah datang ke sekolah 15 menit
sebelum bel masuk. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban yang
diberikan siswa yaitu 122 orang (79,2%) memilih alternatif A.
22. Bagaimana jika anda datang terlambat kesekolah?
a. Meminta surat keterangan BP dan bersedia menerima sangsi
b. Meminta surat keterangan terlambat
c. Meminta keterangan jika ditegur guru
d. Tidak meminta keterangan dan langsung masuk kelas
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22Data Angket Nomor 22
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %22 A
BCD
1332100
86,413,6
00
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
tahun pelajaran 2010/2011 jika mereka datang terlambat ke sekolah maka
mereka akan meminta surat keterangan BP dan bersedia menerima sangsi. Hal
ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 133 orang (86,4%)
memilih alternatif A.
45
23. Dalam sebulan berapa kali rata-rata anda datang terlambat ke sekolah ?
a. Tidak pernah
b. 1-2 kali
c. 3-4 kali
d. Lebih dari 4 kali
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23Data Angket Nomor 23
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %23 A
BCD
1312111
8513,60,60,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagian besar mereka tidak pernah datang
terlambat ke sekolah. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu
131 orang (85%) memilih alternatif A.
24. Bila bel pelajaran fisika masuk berbunyi, apa yang akan anda lakukan?
a. Segera masuk ke kelas dan duduk dengan tenang
b. Segera masuk ke kelas tapi masih bicara dengan teman-teman
c. Menunggu diluar kelas sampai guru masuk kelas
d. Pura-pura tidak tahu kalau bel sudah berbunyi
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24Data Angket Nomor 24
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %24 A
BCD
1163071
75,319,54,50,6
46
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2010/2011 jika bel pelajaran fisika masuk berbunyi, maka
mereka akan segera masuk ke kelas dan duduk dengan tenang. Hal ini dapat
dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 116 orang (75,3%) memilih
alternatif A.
25. Bagaimana keadaan baju anda ketika berada di sekolah?
a. Masih tetap dimasukkan dan dalam keadaan rapi
b. Masih tetap dimasukan tapi kurang rapi
c. Dimasukan kalau ada guru
d. Tidak pernah dimasukan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.25.
Tabel 4.25Data Angket Nomor 25
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %25 A
BCD
1322200
85,714,3
00
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran rata-rata ketika berada di sekolah keadaan bajunya masih
tetap di masukkan dan dalam keadaan rapi. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 132 orang (85,7%) memilih alternatif A.
26. Apa yang anda lakukan jika tidak masuk sekolah?
a. Membuat surat izin dan ditanda tangani oleh orang tua
b. Membuat surat izin dan ditanda tangani sendiri
c. Membuat surat izin jika ada ulangan
d. Tidak pernah membuat surat izin
47
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4.26Data Angket Nomor 26
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %26 A
BCD
152101
98,70,60
0,6Berdasar tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
Tahun Pelajaran hampir seluruhnya jika mereka tidak masuk maka mereka
akan sekolah membuat surat izin dan ditanda tangani oleh orang tua. Hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 152 orang (98,7%) memilih
alternatif A.
27. Berapa kali rata-rata anda meninggalkan sekolah tanpa izin dalam sebulan?
a. Tidak pernah
b. Satu kali
c. Dua kali
d. Lebih dari dua kali
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.27.
Tabel 4.27Data Angket Nomor 27
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %27 A
BCD
145512
94,23,30,61,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
rata-rata dalam sebulan mereka tidak pernah meninggalkan sekolah tanpa izin.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 145 orang (94,2%)
memilih alternatif A.
48
28. Pada saat guru fisika menjelaskan materi pelejaran bagaimana sikap anda?
a. Mengikuti dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
b. Mengikuti dan kadang memperhatikan
c. Belajar mata pelajaran lain
d. Bicara dengan teman sebangku
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.28.
Tabel 4.28Data Angket Nomor 28
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %28 A
BCD
1371601
88,910,4
00,6
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
ketika guru fisika menjelaskan materi pelajaran sebagian besar mereka
mengikuti dan memperhatikan penjelesan guru dengan seksama. Hal ini dapat
dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 137 orang (88,9%) memilih
alternatif A.
29. Setelah guru fisika menjelaskan materi pelejaran, apa yang anda lakukan?
a. Mencatat materi dan menanyakan yang belum jelas
b. Mencatat materi saja
c. Meminjam cacatan teman kemudian menyalinnya
d. Tidak mencatat materi
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.29.
49
Tabel 4.29Data Angket Nomor 29
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %29 A
BCD
1342000
871300
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
setelah guru fisika menjelaskan materi pelajaran maka sebagian mereka
mencacat materi dan menenyakan yang belum jelas kepada guru fisika. Hal ini
dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 134 orang(87%) memilih
alternatif A.
30. Jika anda kesulitan dalam mengerjakan soal-sola hitungan fisika apa yang
anda lakukan?
a. Bertanya kepada guru fisika
b. Bertanya kepada teman
c. Tetap berusaha mengerjakan sendiri
d. Tidak mengerjakan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.30.
Tabel 4.30Data Angket Nomor 30
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %30 A
BCD
1222390
79,214,95,80
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
ketika mendapat kesulitan dalam mengerjakan soal-soal hitungan fisika, maka
mereka akan bertanya kepada guru fisikanya. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 122 orang (79,2%) memilih alternatif A.
50
31. Jika materi pelajaran fisika yang belum jelas apa yang anda lakukan?
a. Belajar sendiri dan tanya kepada guru fisika
b. Belajar sendiri kemudian tanya sama teman
c. Belajar sendiri
d. Diam saja
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31Data Angket Nomor 31
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %31 A
BCD
1252045
81,2132,63,2
Berdasar tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika materi pelajaran fisika yang belum jelas maka mereka akan belajar sendiri
dan tanya kepada guru fisika. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban
siswa yaitu 125 orang(81,2%) memilih alternatif A.
32. Apakah pada saat praktikum fisika, guru fisika anda mengawasi dan
membimbing anda?
a. Selalu mengawasi dan membimbing
b. Hanya mengawasi saja
c. Kadang-kadang membimbing dan mengawasi
d. Tidak perna mengawasi dan tidak pernah membimbing
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.32.
51
Tabel 4.32Data Angket Nomor 32
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %32 A
BCD
147340
95,51,92,60
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
ketika sedang melakukan praktikum fisika selalu diawasi dan dibimbing oleh
guru fisika mereka. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu
147 orang (95,5%) memilih alternatif A.
33. Jika guru fisika tidak masuk kelas karena sedang ada rapat, apa yang anda
lakukan?
a. Membaca buku pelajaran meskipun tidak diperintah guru
b. Membaca buku pelajaran jika diperintah oleh guru
c. Bicara dengan teman
d. Pergi ke kelas lain
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.33.
Tabel 4.33Data Angket Nomor 33
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %33 A
BCD
10227250
66,217,516,2
0Berdasarkan tabel, di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika guru fisika sedang ada rapat maka sebagian besar mereka membaca buku
pelajaran meskipun tidak diperintah oleh gurunya. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 102 orang (66,2%) memilih alternatif A.
52
34. Dalam seminggu berapa kali rata-rata anda pergi ke perpustakaan untuk
membaca buku pelajaran fisika?
a. Lebih dari 5 kali
b. 3-4 kali
c. 1-2 kali
d. Tidak pernah sama kali
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.34.
Tabel 4.34Data Angket Nomor 34
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %34 A
BCD
5303188
3,219,520,157,1
Berdasar tabel di atas, berarti rata-rata siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau dalam seminggu tidak pernah pergi ke perpustakaan untuk
membaca buku fisika. Hal ini dapat dilihat dapat dari persentase jawaban
siswa yaitu 88 orang (57,1%) memilih alternatif D.
35. Berapa kali rata-rata dalam sebulan guru menyampaikan materi fisika dengan
menggunakan alat peraga fisika?
a. lebih dari 3 kali
b. 2-3 kali
c. Satu kali
d. Tidak pernah
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.35.
53
Tabel 4.35Data Angket Nomor 35
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %35 A
BCD
25218919
16,213,657,812,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
rata-rata guru fisikanya dalam sebulan menyampaikan materi pelajaran fisika
dengan menggunakan alat peraga sebanyak satu kali. Hal ini dapat dilihat dari
persentase jawaban siswa yaitu 89 orang (57,8%) memilih alternatif C.
36. Berapa kali rata-rata dalam sebulan guru mengajak anda mengadakan praktek
di laboratorium?
a. Lebih dari 3 kali
b. 2-3 kali
c. Satu kali
d. Tidak pernah
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.36.
Tabel 4.36Data Angket Nomor 36
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %36 A
BCD
8361037
5,223,869,54,5
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
rata-rata dalam sebulan mengadakan praktek di laboratorium sebanyak satu
kali. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 103 orang
(69,5%) memilih alternatif C.
54
37. Apakah anda membawa buku pelejaran fisika setiap ada jadwal pelajaran
fisika?
a. Membawah buku paket dan fisika lain
b. Hanya membawa buku paket
c. Pinjam buku paket teman di sekolah
d. Tidak membawa buku paket dan tidak pinjam dengan teman
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.37.
Tabel 4.37Data Angket Nomor 37
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %37 A
BCD
89212519
57,813,616,212,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
sudah membawah buku pelajaran fisika dan buku fisika lainnya setiap ada
jadwal pelajaran fisika. Hal ini dapat dilihat dari persentase 89 orang (57,8%)
memilih altternatif A.
38. Setelah guru fisika memberikan petunjuk untuk mengerjakan lembar kerja
siswa (LKS), apa yang anda lakukan?
a. Membaca dan mengerjakan sendiri
b. Membaca dan mengerjakan dengan teman
c. Membaca sebagian
d. Pura-pura mengerjakan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.38.
55
Tabel 4.38Data Angket Nomor 38
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %38 A
BCD
148501
96,13,20
0,6Dari tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau, jika
diberi petunjuk untuk mengerjakan LKS maka mereka akan segera membaca
dan mengerjan sendiri tugas LKS tersebut. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jawaban siswa yaitu 148 orang (96,1%) memilih alternatif A.
39. Apabila guru fisika memberi pekerjaan rumah (PR), maka anda?
a. Mengerjakan sendiri di rumah
b. Mengerjakan dengan teman
c. Mengerjakan di sekolah
d. Tidak mengerjakan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.39.
Tabel 4.39Data Angket Nomor 39
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %39 A
BCD
1431001
92,86,50
0,6Dari tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau apabila
guru fisika memberikan PR maka siswa akan mengerjakannya sendiri di
rumah. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 143 orang
(92,8%) memilih alternatif A.
40. Jika guru fisika memberikan pertanyaan kepada anda, apa yang anda lakukan?
a. Berusaha menjawab sendiri apa yang ditanyakan guru fisika
56
b. Bertanya kepada kemudian baru menjawab
c. Mau menjawab jika dipaksa
d. Tidak mau menjawab
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.40.
Tabel 4.40Data Angket Nomor 40
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %40 A
BCD
146701
94,84,50
0,6Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau, jika guru fisika memberikan pertanyaan, maka yang mereka
lakukan yaitu berusaha menjawab sendiri apa yang ditanyakan oleh guru
fisikanya. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 146 orang
(94,8%) memilih alternatif A.
41. Ketika membahas soal-soal fisika secara berkelompok, apakah yang anda
lakukan?
a. Ikut aktif berdiskusi dalam memecahkan soal atau soal
b. Bicara kalau diminta pendapat oleh teman
c. Hanya diam dan tidak berpendapat
d. Tidak peduli dengan pembicaraan kelompok
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.41.
Tabel 4.41Data Angket Nomor 41
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %41 A
BCD
146701
94,84,50
0,6
57
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
ketika membahas soal-soal fisika secara berkelompok maka mereka akan ikut
aktif berdiskusi dalam memecahkan soal atau masalah tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 146 orang (94,8%) memilih
alternatif A.
42. Jika hasil ulangan fisika anda jelek, bagaimana sikap anda berikutnya?
a. Berusaha belajar lebih giat lagi agar dalam ulangan selanjutnya nilainya
baik
b. Belajar sesuai dengan jadwal yang ada
c. Belajar kalau ulangan saja
d. Tidak belajar
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.42.
Tabel 4.42Data Angket Nomor 42
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %42 A
BCD
145810
94,25,20,60
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika mendapat nilai ulangan fisika jelek maka sikap mereka selanjutnya yaitu
berusaha belajar lebih giat lagi agar dalam ulangan selanjutnya nilainya baik.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 145 orang (94,2%)
memilih alternatif A.
43. Apakah yang anda lakukan jika tugas dari guru fisika?
a. Mengerjakan sendiri dan mengumpulkan tepat waktu
b. Mengerjakan dengan teman dan mengumpulkan tepat waktu
58
c. Menyalin punya teman
d. Tidak mengerjakan tugas
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.43.
Tabel 4.43Data Angket Nomor 43
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %43 A
BCD
1332001
86,412,9
00,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika mendapat tugas dari guru fisika maka mereka akan mengerjakan dan
mengumpul tepat waktu. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa
yaitu 133 orang (86,4%) memilih alternatif A.
44. Berapa jam rata-rata anda belajar fisika di rumah setiap hari?
a. Lebih dari 90 menit
b. Antara 60-90 menit
c. Kurang dari 60 menit
d. Tidak belajar sama sekali
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.44.
Tabel 4.44Data Angket Nomor 44
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %44 A
BCD
4171348
26,646,122,15,2
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
rata-rata mereka belajar fisika di rumah setiap hari yaitu 60-90 menit. Hal ini
59
dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 71 orang (46,1%) memilih
alternatif B.
45. Apakah anda membuat pelajaran di rumah?
a. Membuat pelajaran dan belajar tepat waktu
b. Membuat pelajaran dan kadang belajar secara tepat waktu
c. Membuat pelajaran tapi tidak waktu
d. Tidak membuat jadwal pelajaran
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.45.
Tabel 4.45Data Angket Nomor 45
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %45 A
BCD
1034074
66,925,94,52,6
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
sudah membuat jadwal pelajaran dan belajar tepat waktu. Hal ini dapat dilihat
dari persentase jawaban siswa yaitu 103 orang (66,9%) memilih alternatif A.
46. Jika ada jam kosong di rumah, apa yang anda lakukan?
a. Membaca buku pelajaran, mengerjakan tugas dan latihan fisika
b. Membaca pelajaran fisika
c. Membaca majalah
d. Bermain dengan teman
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.46.
60
Tabel 4.46Data Angket Nomor 46
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %46 A
BCD
8517844
55,2115,228,6
Berdasarkan tabel di atas berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika ada jam kosong di rumah maka mereka akan membaca buku pelajaran,
mengerjakan tugas dan latihan fisika. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jawaban siswa yaitu 85 orang (55,2%) memilih alternati A.
47. Apakah anda mempersiapkan materi pelajaran fisika yang akan diajarkan di
sekolah?
a. Selalu mempersiapkan dengan baik
b. Mempersiapkan hanya dengan membaca buku peket
c. Mempersiapkan buku dan alat tulis saja
d. Tidak mempersiapkan sama sekali
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.47.
Tabel 4.47Data Angket Nomor 47
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %47 A
BCD
1221976
79,212,34,54
Berdasarkan tabel di atas berarti rata-rata siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau sudah mempersiapkan metari pelajaran fisika dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 122 orang (79,2%)
memilih alternatif A.
61
48. Apakah anda membaca kembali catatan fisika sepulang sekolah?
a. Membaca dan mempelajarinya
b. Membaca biasa saja
c. Kadang-kadang membaca
d. Tidak pernah membaca
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.48.
Tabel 4.48Data Angket Nomor 48
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %48 A
BCD
55157410
35,79,738,16,5
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
hanya kadang-kadang membaca kembali catatan fisikanya sepulang sekolah.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 74 orang (38,1%)
memilih alternatif A.
49. Jika anda tahu besok pagi ulangan fisika, apa yang anda lakukan?
a. Belajar dengan sungguh-sungguh
b. Belajar biasa saja
c. Belajar dengan terpaksa
d. Tidak belajar
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.49.
Tabel 4.49Data Angket Nomor 49
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %49 A
BCD
148501
96,13,20
0,6
62
Berdasarkan tabel di atas berarti rata-rata siswa kelas VII SMP Xaverius
Lubuklinggau jika tahu besok pagi ulangan fisika maka mereka akan belajar
dengan sunggu-sungguh. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa
yaitu 148 orang (96,1%) memilih alternatif A.
50. Apakah setelah praktikum fisika, anda diminta membuat laporan praktikum?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.50.
Tabel 4.50Data Angket Nomor 50
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %50 A
BCD
39262564
25,316,916,241,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
setelah melakukan praktikum fisika tidak pernah diminta membuat laporan.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 64 orang (41,6%)
memilih alternatif A.
51. Jika anda dalam mengerjakan tugas rumah (PR) fisika, anda mengalami
kesuliatan, siapa yang membantu anda?
a. Orang tua
b. Kakak/ayuk
c. Teman sebaya
d. Tetangga
63
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.51.
Tabel 4.51Data Angket Nomor 51
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %51 A
BCD
8157124
52,6377,82,6
Berdasarkan tabel di atas, berarti siswa kelas VII SMP Xaverius Lubuklinggau
jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas rumah (PR) maka yang
membantu mereka adalah orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari persentase
jawaban siswa yaitu 81 orang (52,6%) memilih alternatif A.
52. Apakah luas ruang laboratorium fisika di sekolah anda mencukupi untuk
kegiatan praktikum fisika seluruh siswa di kelas anda?
a. Sangat mencukupi
b. Mencukupi
c. Kurang mencukupi
d. Tidak mencukupi
Jawaban siswa terhadap pertanyaan di atas, dapat dilihat pada tabel 4.52.
Tabel 4.52Data Angket Nomor 52
Nomor soal Alternatif Jawaban siswa %52 A
BCD
747622
48,149,41,31,3
Berdasarkan tabel di atas, berarti ruangan laboratorium SMP Xaverius
Lubuklinggau sudah mencukupi untuk siswa kalas VII sebanyak satu kelas.
Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa yaitu 76 orang (49,4%)
Djamarah, Syaiful Bahri.2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineke Cipta.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Haryntiningsi, Fitri. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mata Pelajaran Komputer pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Sosial SMA Negeri 1 Suko Rejo. Semarang : /http.www.faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar di akses 18 Mei 2010.
Noer, Mirza. 2004. Analisis Tindak Alih Kode dan Campur Kode sebagai Penutur Dwi Bahasa pada Siswa Kelas II SMK PGRI Lubuklinggau. Program Studi Bahasa Indonesia STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT rineka Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo.
Susilonuringsi, Kukuh. 2006. Pengaruh Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Minat Belajar Siswa Kelas 1 di SMK Yayasan Pendidikan Ekonomi (YAPEK) Gombong. Semarang: /http.www.faktor interen dan faktor eksteren di akses 18 Mei 2010.