Page 1
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK
DIBAWAH UMUR MENURUT HUKUM ISLAM
(Studi Kasus Pekerja Anak Di Desa Plangkawati
Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur)
Oleh:
META KURNIA SARI
NPM. 13112489
Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah
Fakultas Syariah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H / 2018 M
Page 2
ii
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK
DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM ISLAM
(Studi Kasus Pekerja Anak Di Desa Plangkawati
Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
META KURNIA SARI
NPM. 13112489
Pembimbing I : Hj. Siti Zulaikha, S.Ag, MH
Pembimbing II : Nurhidayati, MH
Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah
Fakultas Syariah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H / 2018 M
Page 5
v
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK DIBAWAH
UMUR MENURUT HUKUM ISLAM
(Studi Kasus Pekerja Anak Di Desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu
Lampung Timur)
ABSTRAK
Oleh
META KURNIA SARI
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian yang peneliti lakukan terhadap
Pelaksanaan Sistem Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Dibawah Umur
Menurut Hukum Islam di desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur. Penelitian ini berangkat dari banyaknya kasus pekerja anak dibawah umur,
terkait dengan adanya kasus pekerja anak dibawah umur dan masih minimnya
perelindungan hukum yang diberikan kepada pekerja anak dibawah umur bahwa
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Adapun manfaat dari penelitian secara Teoritis adalah Hasil dari penelitian
yang dapat bermanfaat sebagai daftar bacaan dalam bidang hukum
ketenagakerjaan mengenai perlindungan hukum tenaga kerja anak di bawah umur
menurut Hukum Islam. Dan secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dan orang tua agar
lebih memperhatikan nasib pekerja anak di bawah umur. Adapun jenis penelitian
ini adalah penelitian lapangan dengan sifat penelitian diskriptif kualitatif. Peneliti
menggunakan beberapa metode yaitu metode wawancara, dokumentasi.
Hasil dari penelitian di dapat bahwa perlindungan bagi pekerja anak
dibawah umur di desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur
Belum Terdapat Adanya Suatu Perlindungan hal tersebut ditegaskan dengan hasil
wawancara terhadap pekerja anak di bawah umur di desa Plangkawati Kecamatan
Labuhan Ratu Lampung Timur yang mengatakan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaan mereka tidak mendapat suatu perlindungan apapun. Selain itu tidak
adanya kesepakatan atau kontrak kerja antar kedua belah pihak yang
menimbulkan tidak adanya perlindungan pekerja khususnya pekerja anak di
bawah umur yang sesuai dengan undang- undang ketenagakerjaan dan hukum
Islam.
Page 7
vii
MOTTO
Artinya : “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun
berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS, At-Taubah:
41)
Page 8
viii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT. Ku
persembahkan Skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku Bapak Sarman dan Ibu Rodiyah yang tidak pernah lelah
untuk mendo’akan dan mendukung peneliti baik dalam bentuk moril dan
materiil serta selalu mencurahkan kasih sayang dan motivasi yang tidak
terbatas.
2. Adik-adik ku Bagus Kurniawan, Salwa Sabila Kurnia Sari, dan Muhammad
Habibi Kurniawan yang selalu mendukung dan mendo’akan.
3. Almamater tercintaku IAIN Metro Lampung.
Semoga orang yang telah berjasa sehingga skripsi ini selesai dibalas
dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
ridho dan inayah-Nya serta memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum
Terhadap Pekerja Anak Dibawah Umur Menurut Hukum Isam (Studi Kasus Desa
Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur)”.
Skripsi ini sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan
Program Strata Satu (S1) Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah dalam Faklutas
Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna memperoleh gelar
sarjana Strata Satu (S1).
Skripsi ini ditulis dengan mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro;
2. Bapak Husnul Fatarib, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Metro;
3. Bapak Sainul, SH, MA selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah;
4. Ibu Hj. Siti Zulaikha, S.Ag, MH selaku pembimbing I dan Ibu Nurhidayati,
MH sebagai pembimbing II yang selalu sabar memberi pengarahan dan
bimbingan hingga skripsi ini selasai;
5. Bapak dan Ibu dosen/karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu
dan fasilitasnya guna menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Page 10
x
Semoga amal baik yang telah diberikan dalam penelitian skripsi ini dapat
dibalas oleh Allah AWT, peneliti sadar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna
mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, karena kesempurnaan hanya Allah
yang memilikinya. Peneliti harapkan karya sederhana ini dapat memberikan
sedikit manfaat bagi siapa saja yang membacanya, Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Metro, Juni 2018
Peneliti
Meta Kurnia Sari
13112489
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ......................................................................... 1
B. PertanyaanPenelitian ............................................................................ 6
C. TujuandanManfaatPenelitian ............................................................... 6
D. PenelitianRelevan ................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak................................................. 10
1. Menurut Undang-Undang di Indonesia .......................................... 10
a. Perlindungan Hukum Menurut Undang-Undang ..................... 10
b. Batas Usia Anak Menurut Undang-Undang ............................ 13
2. Menurut Hukum Islam ................................................................... 13
a. Perlindungan Hukum Menurut Hukum Islam .......................... 13
b. Batas Usia Anak Menurut Hukum Islam ................................. 23
B. Pekerja ................................................................................................. 25
1. Jenis dan Bentuk Pekerja Anak ...................................................... 25
2. Hak dan Kewajiban ........................................................................ 28
3. Dampak Anak dibawah Umur yang Bekerja ................................. 31
Page 12
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ..................................................................... 34
B. Sumber Data ......................................................................................... 35
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36
D. Teknik Analisis Data ............................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ............................................................... 39
1. Sejarah singkat desa plangkawati kecamatan labuhan ratu
lampung timur ................................................................................ 39
2. Pendidikan terakhir pekerja anak dibawah umur di desa
plangkawati kecamatan labuhan ratu lampung timur..................... 39
3. Jumlah anak dibawah umur yang bekerja di desa plangkawati
kecamatan labuhan ratu lampung timur ......................................... 40
4. Jam kerja bagi pekerja anak dibawah umur .................................. 41
B. Deskripsi bentuk pekerja anak di desa plangkawati kecamatan
labuhan ratu lampung timur ................................................................. 42
C. Analisis perlindungan hukum terhadap pekerja anak dibawah umur .. 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Page 13
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nota Dinas
Lampiran 2 Outline
Lampiran 3 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 4 Surat Tugas
Lampiran 5 Surat Izin Research
Lampiran 6 Pemberitahuan Penerimaan Penelitian
Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 8 Alat Pengumpul Data
Lampiran 9 Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi
Page 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir ini persoalan pekerja anak semakin menjadi
perhatian berbagai pihak baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini
mengindikasikan bahwa persoalan pekerja anak merupakan persoalan serius
dan menyangkut kepentingan banyak pihak. seiring dengan itu telah terjadi
perubahan dalam menyikapi keberadaan dan persoalan pekerja anak.
sebelumnya, paradigma persoalan pekerja anak berada dalam kerangka pasar
tenaga kerja yang memandang eksistensi pekerja anak sebagai ancaman
terhadap kesempatan kerja kaum dewasa. Oleh karena itu, upaya-upaya
mengatasinya bersifat anti pekerja anak yang terwujud dalam gerakan
penghapusan pekerja anak.
Paradigma ini berjalan seiring dengan idealisasi masa kanak-kanak
dalam kehidupan anak-anak barat yang di terapkan secara universal. Orang
barat menganggap masa kanak-kanak sebagai masa bermain dan belajar,
sehingga anak yang bekerja adalah penyimpangan. Dalam kerangka ini
muncul gerakan yang bermaksud melindungi anak dari kerja karena bekerja
akan mengganggu masa belajar dan bermain anak-anak.1
Berbicara tentang pekerjaan yang di maksud dengan pekerja merupakan
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
1 Indrasari Tjandraningsih dan popon arianto, pekerja anak di perkebunan tembakau,
(bandung:akatiga, 2002),h.1
Page 15
2
lain.2 Pengertian pekerja anak atau buruh anak sendiri secara umum adalah
anak-anak yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya, untuk
orang lain, atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkkan sejumlah besar
waktu, dengan menerima imbalan atau tidak. Memang, menurut UU Nomor
25/1997 tentang Ketenagakerjaan tepatnya ayat (20) disebut bahwa yang
dimaksud anak adalah orang3 laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari
15 tahun. Tetapi, kalau mengacu pada KHA dan Konvensi ILO, maka yang
disebut pekerja anak sesungguhnya adalah mereka yang berusia di bawah 18
tahun. Selain bekerja sendiri dan membantu keluarga, pada komunitas tertentu
misalnya sektor pertanian, perikanan, dan industri kerajinan sejak kecil anak-
anak biasanya sudah di didik untuk bekerja.4
Sedangkan dalam Islam masalah ketenagakerjaan termasuk dalam
bidang muamalah, khususnya bab ijarah (sewa menyewa). Sedangkan ijarah
adalah transaksi sewa menyewa suatu barang dan atau upah mengupah atas
suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalanjasa.5Apabila transaksi tersebut berhubungan dengan seorang tenaga
kerja, maka yang di manfaatkan adalah tenaganya.
Melihat kehidupan di era seperti sekarang ini semakin banyak
kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan tersebut bersifat primer atau
pun sekunder. Kebutuhan ini terbatas dan bersifat sederhana, namun dengan
Seiring semakin majunya tingkat peradaban makin banyak dan makin
2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 1ayat 3, h.3 3 Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.113
4 Ibid,h.114
5Mardani, “Fiqih Ekonomi Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2013),h. 70
Page 16
3
bervariasi pula kebutuhan manusia.6Menurut ILO (1999), di seluruh dunia saat
ini lebih dari 250 juta anak berusia 5-14 tahun terpaksa bekerja dan kehilangan
masa kanak-kanaknya karena mereka harus mencurahkan waktunya terlibat
dalam proses produksi, baik di keluarganya sendiri maupun di tempat lain. Dari
jumlah yang dilaporkan ILO tersebut 61% tersebar di kawasan Asia, dan untuk
Indonesia sendiri di perkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6,5 juta pekerja anak
bahkan ada yang memperkirakan lebih besar lagi yang tersebar di berbagai
sektor industri besar maupun usaha rumah tangga7.
Selain itu menurut menurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002
anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang maha Esa yang dalam dirinya
melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan
tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa,
memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin
kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara dimasa depan. Ketentuan pasal 28
b ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia menyebutkan
bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sedangkan
didalam UU RI Nomor 23 tahun 2002, pasal 1 ayat (1) ditegaskan bahwa anak
adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.8
6 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, ( jakarta, raja grafindo persada, 2012)
cet VII, h.1 7 Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.115
8 Undang-Undang RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab 1 pasal 1
Page 17
4
Anak memiliki hak untuk dididik dan dirawat, adanya ketentuan
tentang hak-hak anak agar anak terhindar dari segala keburukan yang
dimungkinkan akan terjadi, dalam keadaan bagaimanapun kondisi keluarga,
anak harus tetap diperhatikan baik fisik maupun psikis, bentuk perlindungan
tersebut bermaksud untuk mencegah terjadinya anak sebagai korban kekerasan
yang berdampak menjadi anak yang melakukan perbuatan terlarang menurut
hukum yang berlaku.
Seperti halnya perlindungan hukum bagi pekerja tersebut sangatlah
penting. Dalam Maqashid tentang memelihara Agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta tersebut sangatlah erat sekali hubungannya dengan tenaga kerja dan
pengusaha karena keduanya merupakan bagian dari anggota masyarakat yang
mana dalam kehidupan sehari-hari tersebut selalu berkaitan dengan lima hal
tersebut. Sehingga sangat perlu untuk menjaga Agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta. Karena dengan menjaga Agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta
tersebut sebenarnya telah mencakup semua perlindungan bagi manusia.9
Desa labuhan ratu VII atau yang dikenal dengan desa plangkawati
merupakan desa yang terletak di kabupaten Lampung Timur, di desa tersebut
banyak anak-anak di bawah umur yang bekerja untuk membantu perekonomian
keluarga, sebagian besar anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) tidak melanjutkan
kejenjang sekolah menengah atas (SMA) dan lebih memilih untuk bekerja
9 Ibid, h.72
Page 18
5
dengan alasan membantu perekonomian keluarga.10
sebagian besar anak-anak
di sana bekerja sebagai petani,buruh pabrik, kuli bagunan, bekerja keluar kota
seperti: menjadi pengasuh anak, asisten rumah tangga dan sebagainya. Dalam
hal ini peneliti lebih tertarik untuk membahas tentang pekerja anak dibawah
umur disektor kuli bangunan, hasil prasurvei yang peneliti lakukan bahwa
pekerja anak di bawah umur yang ada di desa Plangkawati kurang lebih
sebayak 12 anak dibawah umur namun peneliti hanya mengambil sempel 5
orang pekerja anak untuk di wawancara yang bekerja disektor kuli bangunan.
Anak atau seseorang yang berada dalam status hukum belum dewasa harus
menjalankan masa kerja sehari dengan batas bawah waktu kerja, yaitu 3 jam
sampai dengan batas atas waktu kerja, yaitu 6 jam11
. Berdasarkan hasil survey
di desa Plangkawati Labuhan Ratu VII melalui wawancara dengan anak
bernama fajar, supriyadi dan khoiri. yang merupakan pekerja anak dibawah
umur, berdasarkan hasil wawancara bahwa orang tua dari pekerja anak
dibawah umur sebagai besar adalah buruh tani dan kuli bangunan dengan
penghasilan yang belum cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-
hari dan perekonomian keluarga. Para pekerja tersebut bekerja sejak lulus dari
bangku sekolah dasar dengan mengikuti pekerjaan orang tuanya sebagai buruh
tani dan kuli bangunan.12
10
Hasil prasurvey di Desa Plangkawati Lampung Timur 29 maret 2017 11
Maulana Hasan Wadong, pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan
Anak,(Jakarta:PT Grasindo, 2000), h.2 12
Fajar,supriyadi,khoiri (pekerja anak dibawah umur, di Desa Plangkawati), wawancara
prasurvey, 30 maret 2017.
Page 19
6
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan dalam
penelitian ini adalah : "Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
Anak dibawah Umur Menurut Hukum Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian Ini Bertujuan untuk Mengetahui Bagaimana Perlindungan
Hukum Terhadap Pekerja Anak dibawah Umur yang ditinjau dari Hukum
Islam.
2. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
daftar bacaan dalam bidang hukum ketenagakerjaan mengenai
perlindungan hukum tenaga kerja anak di bawah umur menurut Hukum
Islam.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi pemerintah dan orang tua agar lebih memperhatikan
nasib pekerja anak di bawah umur.
D. Penelitian Relevan
Bagian ini memuat uraian secara sistematik mengenai hasil penelitian
terdahulu (prior research) tentang persoalan yang dikaji. Peneliti
Page 20
7
mengemukakan dan menunjukan dengan tegas bahwa masalah yang akan
dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Untuk itu, tinjauan kritis terhadap hasil kajian terdahulu perlu dilakukan
dalam bagian ini. Sehingga dapat ditemukan dimana posisi penelitian yang
akan dilakukan berada.13
Sehingga di sini peneliti memaparkan penelitian
ilmiah yang terkait dengan pembahasan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Rosiah dengan Judul Skripsi
Pekerja Anak dan Praktek Perlindungan Hak-Hak Anak (Studi Kasus Pekerja
Rumah Tangga Anak di Sleman Yogyakarta), ( Skripsi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016). Dalam Skripsi ini lebih
mengutamakan perlindungan kerja terhadap anak yang bekerja sebagai pekerja
rumah tangga karena pada dasarnya posisi pekerja rumah tangga belum
mendapatkan pengakuan yang jelas dalam produk hukum ketenagakerjaan
nasional.
Akan tetapi usaha pemerintah daerah istimewa Yogyakarta melalui
peraturan gubernur nomor 31 tahun 2010. Dalam peraturan tersebut telah
memberikan posisi yang jelas bagi pekerja rumah tangga sebagai pekerja yang
rentan akan diskriminasi, kekerasan serta eksploitasi. dan pekerja anak
umumnya harus mendapatkan perindungan hukum sesuai dengan undang-
13
Pedoman penulisan karya ilmiah edisi revisi, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro,
2016),h.39
Page 21
8
undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan agar hak-hak dari pekerja
anak terpenuhi.14
Dapat dipahami sebenanya skripsi tersebut berbeda dengan skripsi
peneliti, yang mana perbedaan dari skripsi tersebut adalah skripsi tersebut
membahas tentang perlindungan atas pekerja anak di bawah umur yang
bekerja sebagai pekerja rumah tangga karena pada dasarnya posisi pekerja
rumah tangga belum mendapatkan pengakuan yang jelas dalam produk hukum
ketenagakerjaan nasional. Sedangkan dalam skripsi ini peneliti membahas
tentang perlindungan hukum pekerja Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
Anak dibawah umur Menurut Hukum Ekonomi Syariah.
Skripsi kedua ini membahas tentang Pekerja Anak dibawah Umur
yang mana skripsi ini di tulis oleh Zahratul Husnaini dengan judul: “Pekerja
Anak di Bawah Umur (studi Kasus Enkulturasi keluarga Pekerja Anak di Kota
Padang)”. (Skripsi Universitas ANDALAS Padang 2011). Skripsi ini
membahas tentang pekerja anak di bawah umur menurut Enkulturasi atau
proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu selama
hidupnya.15
Dapat dipahami bahwa skripsi tersebut dengan skripsi penulis sama-
sama membicarakan tenta perlindungan terhadap pekerja anak di bawah umur
perbedaan skripsi ini dengan skripsi peneliti berbeda dalam masalah pokok
permaslaan yang di bahas yang mana dalam skripsi tersebut membahas
14
Anisa Rosiah “Pekerja Anak dan Praktek Perlindungan Hak-Hak Anak (Studi Kasus
Pekerja Rumah Tangga Anak di Sleman Yogyakarta), ( Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta) 2016. 15
Zahratul Husnaini “Pekerja Anak di Bawah Umur (studi Kasus Enkulturasi keluarga
Pekerja Anak di Kota Padang)”. (Skripsi Universitas ANDALAS Padang) 2011.
Page 22
9
tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pekerja anak
dibawah umur salah satunya faktor yang paling menonjol dari skripsin ini
adalah faktor kebudayaan masyarakat setempat. Jadi faktor lingkungan sangat
mempengaruhi individu. Sedangkan dalam skripsi peneliti lebih membahas
tentang perlindungan pekerja anak dibawah umur menurut Hukum Ekonomi
Syariah .
Penelitian yang lain dilakukan oleh Thoriqotul Azizah, dengan judul
sekripsi “tinjauan Hukum Islam terhadap Pekerja Anak di Bawah
Umur”(studi Analisis UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
persepektif Mashlahah)”.(Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang: 2015). Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang
perindungan pekerja anak dibawah umur berdasarkan UU RI No.13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan dan persepektif Mashlahah Sedangkan Dalam
Penelitian Ini Peneliti Membahas Tentang Perlindungan Pekerja Anak
dibawah Umur Menurut Hukum Ekonomi Syariah. Dari hal tersebut tentunya
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian
sebelumnya16
.
16
Thoriqotul Azizah “tinjauan Hukum Islam terhadap Pekerja Anak di Bawah
Umur”(studi Analisis UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan persepektif
Mashlahah)”.(Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang) 2015.
Page 23
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak
1. Menurut Undang-undang di Indonesia
a. Perlindung hukum menurut Undang-Undang
1) Pengertian
Perlindungan hukum adalah jaminan hak dan kewajiban
untuk manusia dalam rangka memenuhi kepentingan sendiri maupun
didalam hubungan dengan manusia1. Dengan kata lain perlindungan
hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep
dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan, dan kedamaian.
2) Dasar
a. Undang-Undang
Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
BAB X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan paragraf 2
Tentang Anak, di antaranya:
Pasal 68
Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.
1Sudikno Mertokusumo, mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,
2000).h.42
Page 24
11
Pasal 69
(1). Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 68
dapat dikecualikan bagi anak berumur antara 13 (tiga belas)
tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun untuk melakukan
pekerjaan ringan sepanjang tidak menggangu perkembangan dan
kesehatan fisik, mental, dan sosial.
(2). Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan
ringan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. izin tertulis dari orang tua atau wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimal 3 (tiga) jam;
d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu
sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas ;
g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf
a,b,f, dan g dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha
keluarganya2
2Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Page 25
12
3) Tujuan perlindungan hukum
Upaya menjalankan dan memberikan perlindungan hukum
dibutuhkannya suatu tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang
sering disebut dengan sarana perlindungan hukum. Sarana
perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam yang dapat
dipahami, sebagai berikut:
a) Sarana perlindungan hukum preventif
Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum
diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau
pendapatannya sebelum suatu keputusanpemerintah mendapat
bentuk yang definitif, tujuannya adalah mencegah terjadinya
sengketa.
Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi
tindak pemerintah yang didasarkan pada kebebasan bertindak
karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif
pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil
keputusan yang didaskan pada diskresi.Di Indonesia belum ada
pengaturan kusus mengenai perlindungan hukum preventif.
b) Sarana perlindungan hukum represif
Perlindungan hukum reporesif bertujuan untuk
menyelesaikan sengketa.Penanganan perlindungan hukum oleh
pengadilan umum dan pengadilan administrasi di Indonesia
termasuk kategori perlindungan hukum ini.Prinsip perlindungan
hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber
dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-
hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat.Lahirnya
konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-
pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat pemerintah.
Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum
terhadap tindak pemerintah adalah prinsip Negara
hukum.Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan
terhadaphak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindunagan
terhadap hak-hak asai manusia mendapat tempat untama dan
dapat dikaitkan dengan tujuan dari Negara hukum.3
3Greta satya Yudhana, pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja honorer
kebersihan kota dipemda Yogyakarta, dalam http://e-journal. Uajy. Ac.id/8019/1/JURNAL. Pdf, di
akses 27 september 2017
Page 26
13
b. Batas Usia Anak Menurut Undang-Undang
Menurut UU Nomor 25/1997 tentang Ketenagakerjaan tepatnya
ayat (20) disebut bahwa yang dimaksud anak adalah orang4 laki-laki
atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun. Tetapi, kalau mengacu
pada KHA dan Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak
sesungguhnya adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Selain
bekerja sendiri dan membantu keluarga, pada komunitas tertentu
misalnya sektor pertanian, perikanan, dan industri kerajinan sejak kecil
anak-anak biasanya sudah di didik untuk bekerja.5
2. Menurut Hukum Islam
a. Perlindungan hukum terhadap pekerja menurut hukum islam
Hukum Islam merupakan istilah khas di Indonesia, sebagai
terjemaahn dari al-fiqh, al-Islamy atau dalam keadaan konteks tertentu
dari asy-syariah al-Islamy. Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, istilah al-
hukm al-islam tidak ditemukan. Namun, yang dipergunakan adalah kata
syariat Islam yang kemudian dalam penjabarannya disebut istilah fiqih.6
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari bagian agama
Islam. oleh karena itu maka hukum Islam adalah hukum yang
bersumber dari Allah SWT, tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga
hubungan lainnya karena manusia yang hidup di masyarakat tentunya
4 Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.113
5 Ibid,h.114
6 Zainuddin Ali,. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2013), h. 1
Page 27
14
memiliku berbagai hubungan. Interaksi manusia dalam berbagai tata
hubungan tersebut telah diatur dalam seperangkat ukuran tingkah laku
di dalam bahasa Arab, disebut hukm jamaknya ahkam.
Dalam sistem hukum Islam tersebut terdapat lima kaidah yang
digunakan di bidang ibadah maupun muamalah diantaranya ja’iz atau
mubah atau ibadah, sunnat, makruh, wajib, dan haram.7
a. Bekerja Menurut Hukum Islam.
Bekerja dalam Islam adalah suatu kegiatan yang masuk
dalam bidang muamalah khususnya bab ijarah. Ijarah merupakan
transaksi sewa menyewa suatu barang dan atau upah mengupah
atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalan jasa.8Apabila transaksi tersebut berhubungan dengan ajir
(tenaga kerja) maka yang dimanfaatkan adalah tenaganya, semua
hal tersebut di dalam Undang-Undang disebut dengan perjanjian
kerja.
Mengenai hubungan kerja, Islam sangat berbeda dengan
perindustrian moderen yang memandang hubungan antara buruh
dan majikan sebagai dua kelompok yang bertentangan. Islam
memandang mereka dalam konteks persodaraan dan pesahabatan.
Seperti halnya bekerja dalam hukum Islam telah di jelaskan pada
surah dan ayat Qs Al-Baqarah/2:2029
7 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam
di Indonesia, (Jakarta: Rajawali pers, 2013), 42 8Mardani, “Fiqih Ekonomi Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2013),h. 70
9Qs Al-Baqarah/2:202
Page 28
15
Artinya: Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian
daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.
Dalam fiqih muamalah, al-ijarah mempunyai dua pengertian yaitu :
1) Perjanjian sewa menyewa barang
2) Perjanjian sewa menyewa jasa atau tenaga (perburuhan)
Al-ijarah (perjanjian kerja) ini sering juga diistilahkan dengan
perjanjian untuk melakukan pekerjaan dan lazim juga digunakan
istilah perjanjian perburuhan.10
Berikut beberapa definisi ijarah yang dikemukakan para
ulama:
1) Menurut mazhab Hanafiyah :
ءقد غلى منا فع بعو ض
Artinya :
Transaksi terhadap suatu manfaan dengan suatu imbalan
2) Menurut Mazhab Syafi’i
فعة مقصودة معلوملة ماحة قاللة للمدل و ءقد ءل من الاماحة بو ض معلو
10
Rachmat Syafi’i, Fiqih Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, Cet ke-3, 2006), h.
122
Page 29
16
Artinya :
Transaksi terhadap manfaat yang dituju, tertentu
bersifat bisa dimanfaatkan dengan suatu imbalan tertentu.11
3) Menurut Mazhab Maliki dan Hanabilah
تلمك منافع ثيء مباحة مدة معلوه بوض Artinya :
Pemilikan manfaan yang dibolehkan dalam waktu
tertentu dengan suatu imbalan.
4) Menurut Syaikh Syihab al-Din dan Syeikh Umairah
فعة مقصدة مقلثومة صاحة قابلة للصلل و ءقد على من الاباحة ب عو ض وضع
Artinya :
Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk
memberi dan memperbolehkan dengan imbalan yang diketahui
ketika itu.
5) Menurut Sayyid ijarah ialah suatu jenis akad untuk mengambil
manfaat dengan jalan penggantian.12
Ijarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang
mentransaksikan manfaat harta benda yang lazim disebut
persewaan, dan ijarah yang mentransaksikan manfaat SDM
11
Hasan Ali, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (fiqih muamalah), (Jakarta :
Raja Grfindo Persada, 2003), h. 227 12
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Juz 13, alih bahasa Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung :
Al-Ma’arif,1988), h. 15
Page 30
17
yang lazim disebut perburuhan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa dalam menerjemahkan kata ijarah tersebut janganlah
diartikan menyewakan sesuatu barang untuk diambil
manfaatnya saja, tetapi harus dipahami dalam arti yang luas.
Dalam arti luas, ijarah bermakna suatu akad yang berisi
penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberkan imbalan
dalam jumlah tertentu yang dalam hal ini dapat dikategorikan
kedalam perjanjian kerja.13
Agama Islam sangat menganjurkan perlindungan bagi
umatnya terlebih lagi perlindungan terhadap pekerja yang
sangat menganjurkan keselamatan. dalam kehidupan sehari-
hari manusia tidak terlepas dari ancaman-ancaman yang akan
membahayakan. Sebagai mana firman Allah dalam Quran surat
At-Taghabun ayat 11:
Artinya: Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali
dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu. (Qs.At-Taubah: 11).14
Salah satu hukum Islam adalah memelihara al-umur al-daruriyah
dalam kehidupan manusia. Yakni hal-hal yang menjadi suatu yang sangat
13
Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstua, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2002),h. 183 14
QS. At-Taubah (9): 11
Page 31
18
penting bagi kehidupan manusia. Penting sekali bagi manusia untuk mejaga
dan melindungi keselamatan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
a. Melindungi agama:
adalah terpelihara dari pada ancaman orang yang tidak bertanggung
jawab yang hendak merusak akidahnya, ibadah, dan ahlaknya.15
b. Melindungu jiwa
Setiap manusia diberi kebebasan dan diberi hak untuk melindungi diri
dari berbagai ancaman yang dapat melukai dirinya maupun orang yang
menjadi tanggung jawab dirinya.
c. Melidungi akal
Akal adalah karunia Allah yang terbesar untuk manusia.Dengan akal
manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang Allah.Oleh sebab itu
manusia tidak boleh menyia-nyiakan dan mengekang tetapi harus
memberi kebebasan padanya dan harus merujuknya dalam segala hal.16
d. Melindungi keturunan
Demi menjaga kelestarian umat diperlukan adanya aturan aturan yang
berkaitan dengan keberlangsungan atau eksistensi hidup, sebagai
mahluk yang dipercaya oleh Allah menjadi khalifah dibumi itu perlu
kiranya manusia menyadari bahwa populasi sangatlah penting.Sehingga
diperlukan adanya pelindungan keturunan.
e. Melindungi Harta
15
Ismail Muhammad Syah, “Filsafat Hukum Islam”, ( Jakarta:Bumi Aksara,1999),
h.68 16
Sirajuddin Zar, “Filsafat Islam”, (Jakarta: Rajawali pres, 2010),h. 121
Page 32
19
Meskipun pada hakekatnya semua harta benda itu kepunyaan Allah,
namun Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Oleh karena itu
manusia menjadi tama’ kepada harta benda, sehingga mau
mengusahakannya dengan jalan apa pun. Maka islam engatur jangan
sampai terjadi bentrok antara satu sama lain.17
sehingga sangat perlu
untuk menjaga harta, karena harta tersebut dapat membuat beontak atau
keributan antara satu dengan yang lain.
Dalam dunia kerja, Islam telah membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan pemburuhan. Diantaranya tentang hak dasar buruh
dalam Al-Quran: Hak buruh atas upah kerjanya, hak atas upah sesuai
dengan nilai kerjanya, hak sebagai nafkah keluarga, hak bekerja sebagai
kemampuannya, hak atas waktu istirahat, hak atas perlindungan
kekerasan, hak jaminan sosial, dan penghargaan masa kerja. Dari sisi
majikan di gariskan beberapa kewajiban, diantaranya: Baik kepada
buruh, bertanggung jawab terhadap kesehatan buruh, jujur dalam
menjalankan usaha, bertanggung jawab dalam tugas, larangan
menumpuk modal/membekukannya demi kepentingan pribadi, larangan
penyalahgunaan kekayaan, dan menghindari berlebih-lebihan, efektif
dalam menjalankan usaha.
1) Tujuan Hukum Islam
Tujuan syari’ dalam mensyari’atkan ketentuan-ketentuan
hukum kepada orang-orang mukallaf adalah dalam upaya
17
Ismail Muhammad Syah, “Filsafat Hukum Islam”, ( Jakarta:Bumi Aksara,1999),
h.101
Page 33
20
mewujudkan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan mereka, baik
melalui ketentuan-ketentuan yang dharuri,hajiy, atau pun yang
tahsini.
Ketentuan-ketentuan yang dharuri adalah ketentuan-
ketentuan hukum yang dapat memelihara kemaslahatan mereka.
Seandainya norma-norma tersebut tidak dipatuhi, niscaya mereka
akan dihadapkan pada mafsadah dan berbagai kesukaran.
Ketentuan-ketentuan dharuri itu secara umum bermuara pada
upaya memelihara lima hal, yaitu agama, jiwa, akal, harta dan
keturunan.
Sedangkan ketentuan hajiy adalah ketentuan hukum yang
memberi peluang bagi mukallaf untuk memperoleh kemudahan-
kemudahan dalam keadaan mereka sukar untuk mewujudkan
ketentuan-ketentuan dharuri. Sementara ketentuan-ketentuan tahsin
adalah berbagai ketentuan yang menuntut mukallaf untuk
menjalankan ketentuan dharuri dengan cara yang paling baik. Oleh
sebab itu, ketentuan tahsini ini berkaitan erat dengan pembinaan
akhlaq yang baik, kebiasaan terpuji, dan menjalankan berbagai
ketentuan dharuri dengan cara yang paling sempurna.18
2) Prinsip hukum dalam Islam
Prinsip hukum Islam merupakan titik tolak pelaksanaan
ketetapan-ketetapan Allah yang berkaitan dengan mukallaf , baik
18
Dede Rosyanda, hukum islam dan pranata sosial (dirasah islamiyah III,( jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1996), h.29
Page 34
21
yang berbentuk perintah, larangan maupun pilihan-pilihan. Prinsip
yang paling utama adalah ketauhidan, dan keadilan.
1. Prinsip tauhid
Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini
menyatakan bahwa semua manusia ada di bawah satu ketetapan
yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam
kalimat La’ilaha Illa Allah (tidak ada tuhan selain Allah).
Prinsipini ditarik dari firman Allah SWT QS.Ali Imran ayat 64.
Berdasarkan atas prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum
Islam merupakan ibadah.
2. Prinsip amar makruf nahi mungkar
Hukum islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk
menuju tujuan yang baik dan benar yang dikehendaki dan ridho
Allah dan menjauhi hal yang dibenci Allah.
3. Prinsip keadilan
Keadilan dalam bahasa salaf adalah sinonim Al-Mizan atau
keseimbangan.Kata keadilan dalam Al-Qur’an kadang
disamakan dengan Al-Qist. Pembahasan keadilan pada
umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijakan
raja. Akan tetapi,Keadilandalam hukum islam meliputi berbagai
aspek. Prinsip keadilan ketrika dimaknai sebagai prinsip
moderasi, menurut wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah
ditujukan bukan karena esensinya, sebab Allah tidak mendapat
Page 35
22
keuntungan dari ketaatan dan tidak pula mendapatkan
kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun ketaatan
tersebut hanya sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara
pendidikan yang dapat membawa kebaikan bagi individu dan
masyarakat.
4. Prinsip kebebasan
Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama
atau hukum Islam di siarkan tidak berdasarkan paksaan, tetapi
berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi. Kebebasan
yang menjadi prinsip hukum islam adalah kebebasan dalam arti
luas yang mencakup berbagai macamnya baik kebebasan
individumaupun kebebasan komunal.
5. Prinsip persamaan
Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam konstritusi
madinah (Al-Shahifah), yakni prinsip islam menentang
perbudakan dan penghisapan darah manusia atas manusia.
Prinsip persamaan ini merupakan bagian penting dalam
pembinaan dan pengembangan hukum Islam dalam
menggereakkan dan mengontrol sosial, tapi bukanberarti tidak
mengenal strativikasi sosial seperti komunis.
6. Prinsip tolong menolong
Page 36
23
Prinsip ini memiliki makna saling membantu antas sesama
manusia yang diarahkan sesuai prinsip tauhid, terutama dalam
peningkatan kebaikan dan ketakwaan.
7. Prinsip toleransi
Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang
manjamin tidak terlarangnya hak-hak Islam dan umatnya,
tegasnya toleransi hanya dapat diterima apabila tidak merugikan
agama Islam.19
b. Batas Usia Anak Menurut Islam
Anak-anak yang di anggap dewasa dalam Islam di katakan dengan
“baligh” baligh merupakan suatu peringatan dari hidup kita dimana tubuh
akan berkembang menjadi remaja.
Dengan tanda-tanda suatu peristiwa biologis. Untuk kaum pria ditandai
dengan keluarnya air mani dan belum mencapai menstruasi (haidh) bagi
wanita yang pada fiqh asy-syafi’i minimal dapat terjadi pada usia 9 tahun.
Abu Hanifah berpendapat bahwa usia baligh bagi anak laki-laki adalah 18
tahun sedangkan bagi perempuan adalah 17 tahun, sementara Abu Yusuf,
Muhammad bin Hasan, dan asy-Syafi’i menyebut usia 15 tahun sebagai
tanda baligh, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.20
dan
dipertegas pada surah An-Nur ayat 58-59
19
Dede Rosyanda, hukum islam dan pranata sosial (dirasah islamiyah III,( jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 1996), h.29
20
Habibi, Tinjaun Hukum Islam Dan Psikologi Terhadap Batas Usia Minimal
Perkawinan,(Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010)h.16
Page 37
24
Surah An-Nur ayat 58
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman hendaklah hamba sahaya
(laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang
yang belum baliq (dewasa) diantara kamu, meminta izin kepada
kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sholat subuh, ketika
kamu menanggalkan pakaian (luar) mu ditengah hari, dan
setelah shalat isya. (itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak
ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga
waktu) itu ; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian
kamu atas sebagian lain. Demikian Allah menjelaskan ayat-ayat
itu kepadamu. Dan Allah Maha mengetahui, maha bijaksana.
Surah An-Nur ayat 59
Artinya : Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka
hendaklah meraka (juga) meminta izin, seperti orang-orang
yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayatnya kepada mu. Allah maha mengetahui,
maha Bijaksana.21
Dalam kompilasi hukum Islam batas usia anak telah diatur dalam bab XIV
tentang pemeliharaan anak yaitu pasal (98) yang berbunyi sebagai berikut:
21
QS.An-Nur ayat 58-59
Page 38
25
(1) Batas usia anak yang mampu berdiri atau dewasa adalah 21 tahun,
sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum
pernah melangsungkan perkawinan.
(2) Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan
hukum didalam dan diluar pengadilan.
(3) Pengadilan agama dapat mengajukan salah seorang kerabat terdekat
yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang
tuanya tidak mampu.22
(4)
B. Pekerja
1. Jenis dan Bentuk Pekerja Anak
Pekerja adalah orang yang bekerja, atau orang yang menerima
upah atas hasil kerjanya seperti buruh atau karyawan.23
Sehingga Pekerja
adalah setiap orang yang bekerja pada pengusaha dengan menerima gaji,
upah, atau imbalan dalam bentuk lain.
Sedangkan Pengertian pekerja atau buruh anak sendiri secara umum
adalah anak-anak yang melakukan pekerjaan secara rutin untuk orang
tuanya, untuk orang lain, atau untuk dirinya sendiri yang membutuhkan
sejumlah besar waktu, dengan menerima imbalan atau tidak. Memang,
menurut UU Nomor 25/1997 Tentang Ketenagakerjaan tepatnya ayat 20
disebut bahwa yang dimaksud anak adalah orang laki-laki atau wanita
22
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan
Kompilasi Hukum Islam, (Bandung:Citra Umbara, 2015) H.352 23
Kamus besar bahasa Indonesia edisi keempat, h.681
Page 39
26
yang berumur kurang dari 15 tahun.24
tetapi, yang mengacu pada KHA dan
Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak sesungguhnya adalah
mereka yang berusia dibawah 18 tahun. Selain bekerja sendiri dan
membantu keluarga, pada komunitas tertentu misalnya sektor pertanian,
perikanan, dan industri kerajinan sejak kecil anak-anak biasanya sudah
dididik untuk bekerja (Putranto, 1994). Dalam banyak kasus, dikalangan
keluarga miskin anak-anak biasanya bekerja demi meningkatkan
penghasilan keluarga atau rumah tangganya. Hubungan kerja yang
diterapkan pada pekerja anak ada bermacam-macam bentuk.Sebagai
buruh, anak-anak menerima imbalan atau upah untuk pekerjaannya.
Pekerja anak yang terdapat di pedesaan maupun di perkotaan tidak
terlepas dari keadaan ekonomi rumah tangga, budaya dan faktor lainnya di
mana sebagian besar dari mereka terutama dari kelas sosial yang rendah
dan melakukan pekerjaan sebagian dari kegiatan sehari-hari. Pekerjaan
yang mereka lakukan pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu pekerjaan reproduktif dan pekerjaan yang produktif.25
Pekerjaan reproduktif dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan kerja
yang tidak mempunyai implikasi langsung terhadap penghasilan, tetapi
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan
produktif. Pada dasarnya pekerjaan reproduktif adalah menyangkut
kerumahtangga.Sedangkan pekerjaan produktif adalah pekejaan yang
berimplikasi langsung terhadap penghasilan. Pekerjaan produktif adalah
24
Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.113 25
Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.100
Page 40
27
bermacam-macam pekerjaan bila dilakukan pelakunya akan memperoleh
imbalan berupa upah. 26
Menurut Haryadi dan Indrasari (1995) ada tiga bentuk keterlibatan
kerja anak-anak yaitu:
1. Anak-anak yang bekerja membantu orang tua.
2. Anak-anak yang bekerja dengan status magang, di mana magang
merupakan salah satu cara untuk dapat menguasai keterampilan yang
dibutuhkan.
3. Anak-anak yang bekerja sebagai buruh/karyawan.27
2. Hak dan Kewajiban
a. Hak
1) Hak-Hak Pekerja Secara Umum
Sesuai dengan peranan dan kedudukannya diperlukan
pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas para
pekerja dan meningkatkan hak-hak dari pekerja maka terdapat hak-
hak pekerja antara lain adalah:
1) Hak untuk memperoleh pekerjaan
2) Hak atas upah sesuai dengan yang ada dalam perjanjian
3) Hak untuk melakukan secara baik dalam lingkungan pekerjaan
4) Hak atas jaminan sosial terutama sekali menyangkut bahaya-
bahaya yang dialami oleh pekerja dalam melakukan pekerjaan.28
26
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalamperspektif
Pembangunan,(Jakarta:PT Jasa Grafindo Persada, 2003), h. 110 27
Ibid h. 111
Page 41
28
5) Meminta kepada pemimpin atau pengurus perusahaan agar
dilaksanakn semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
6) Menyatakan keberatan melakukan pekerjaan jika persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja tidak memenuhi persyaratan29
.
Selain dua hak dari pekerja tersebut terdapat hak-hak
pekerja lainya yang meliputi tentang penghapusan bentuk
diskriminasi terhadap perempuan, terdapat pada Undang-undang
No.13 Tahun 2003 yang memuat beberapa hak dari pekerja yaitu:
1) Pasal (5) “setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh
perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
Pasal (6) pekerja atau buruh berhak memperoleh perlakuan yang
sama tanpa adanya diskrimnasi dari pengusaha.
2) Pasal (88) hak untuk memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3) Pasal (99) setiap pekerja dan keluarganya berhak untuk
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
4) Pasal (104) setiap pekerja berhak membentuk dan menjadi
anggota serikat pekerja/serikat buruh.30
28
Ibid, h.166 29
Jimmy Joses Sembiring, Hak Dan Kewajiban Pekerja, (Jakarta: Visimedia,2016),
h.39 30
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Page 42
29
2) Hak Asasi Anak dalam Pandangan Islam.
Hak asasi anak dalam pandangan islam dikelompokkan
secara umum kedalam bentuk hak asasi anak yang meliputi
subsistem berikut ini:
a. Hak anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
b. Hak dalam kesucian keturunannya.
c. Hak anak dalam menerima pemberian nama yang baik.
d. Hak anak dalam menerima susuan.
e. Hak anak dalam mendapat asuhan, perawatan dan pemeliharaan.
f. Hak anak dalam memiliki harta benda atau hak warisan, demi
kelangsungan hidup anak yang bersangkutan.
g. Hak anak dalam bidang pendidikan dan pengajaran.31
Hak anak dalam pandangan islam ini memiliki aspek yang
universal terhadap kepentingan anak. Meletakkan hak anak dalam
pandangan islam, memberikan gambaran bahwa tujuan dasar
kehidupan umat islam adalah membangun umat manusia yang
memegang teguh ajaran islam ( baca Al-qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad saw).
b. Kewajiban
Kewajiban dan hak-hak pekerjaa memiliki nilai yang penting
bagi pengusaha dan bagi para pekerja.
1) Kewajiban pekerja.
31
Maulana Hassan Wadong,“pengantar advokasi dan hukum perlindungan
anak”,(Jakarta: PT Grasindo, 2000),h. 32
Page 43
30
a) Mengerjakan sendiri pekerjaan yang diperjanjikan kalau
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas
b) Menjaga keselamatan barang yang dipercayakan kepadanya
untuk dikerjakan sedangkan kalau bentuk pekerjaan itu
berupa urusan, mengurus urusan tersebut sebagaimana
mestinya32
c) Melaksanakan pekerjaan secara pribadi
Pekerjaan itu harus bersedia bekerja dalam ruang lingkup
syarat-syarat perjanjiannya. Pekerjaan harus dilaksanakan
secara pribadi dan tidak boleh didelegasikan kepada orang
lain (pengganti).
d) Berhati-hati dalam melaksanakan keahlian yang pantas
Melaksanakan kewajibannya secara berhati-hati. Pekerja
harus berhati-hati dalam dalam bertindak sehingga tidak
merugikan teman sekerjanya atau orang lain.
e) Mematuhi petunjuk atau perintah yang sah dan pantas yang
ada dalam batas syarat-syarat pekerrjaan harus dipatuhi.
Ketidak patuhan hanya akan diakui jika perintah itu melawan
hukum, atau mungkin berbahaya bagi pekerja.
32
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2004),h.156
Page 44
31
f) Memberikan pelayanan yang setia dan jujur
Seorang pekerja harus melaksanakan kewajibannya secara
jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan sifat
pekerjanya.33
g) Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian
h) Mengganti kerugian kalau ada barang yang rusak, apabila
kesrusakan tersebut dilakukan dengan kesengajaan atau
kelengahannya.
i) Mengerjakan pekerjaan dengan tekun, cermat dan teliti.34
3. Dampak Anak dibawah Umur yang Bekerja
Secara khusus dampak anak yang bekerja pada masing-masing
sektor berbeda, seperti dampak anak yang bekerja disektor kuli bangunan
sangat berbeda dengan dampak anak yang bekerja di sektor penjualan,
produksi dan perdagangan narkoba.
Selain dampak secara khusus, pekerja anak juga mempunyai
dampak secara umum yitu:
a) Tidak memiliki waktu luang untuk bermain
b) Terganggunya proses tumbuh kembang anak
c) Terganggunya kesehatan fisik dan mental anak
d) Rasa rendah diri dalam pergaulan
e) Rentan terhadap perlakuan diskriminatif
f) Rentan mengalami kecelakaan kerja
33
Abdulkadir Muhammad,Hukum perjanjian, (Jakarta:Alumni,2006),h.344 34
Suhrawardi dan Fari wajdi, Hukum Ekonomi Islam,(Jakarta: Sinar Grafika,2012),
h.166
Page 45
32
g) Rentan terhadap perlakuan tindak kekerasan, eksploitasi dan
penganiayaan
h) Rentan menciptakan generasi miskin (dari pekerja anak melahirkan
pekerja anak pula)
1) Masa depan suram karena pendidikan rendah atau bahkan tidak
berpendidikan
2) Tidak mampu bersaing dengan pihak lain dalam era globalisasi.
Perlindungan hak pendidikan bagi pekerja anak yang seharusnya
hanya dibutuhkan membantu meringankan kebutuhan keluarga, akan
tetapi anak dijadikan sebagai penopang ekonomi keluarga tanpa
memperhatikan faktor lainnya. Hal tersebut karena akan menimbulkan
dampak fisik dan psikologis bagi anak, yang paling penting terhambatnya
hak mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia
mereka.35
35
Emmy sugiyani, perlindungan hak bagi pekerja anak melalui program pendidikan
literacy class di yayasan pemerhati sosial Indonesia (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2009)h.26
Page 46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis
penelitian lapangan. Penelitian lapangan ini pada hakikatnya merupakan
metode untuk menemukan secara spesifik realistis tentang apa yang sedang
terjadi pada suatu saat di tengah-tengah kehidupan masyarakat.1
Penelitian lapangan ini merupakan metode penelitian yang memang
benar terjadi dilapangan, datanya diperoleh melalui informasi yang benar-
benar di butuhkan. Informasi yang dibutuhkan adalah dengan mencari data
mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja anak dibawah umur.
Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.2
Deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan ini berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data diperoleh dari
naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.3
1 Mardalis, Metode Penelitian, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), h.28
2 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, jilid X,
2012), h. 157. 3Ibid,
Page 47
34
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat memahami jika yang dimaksud
dengan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa hasil wawancara yang ditulis atau lisan dari orang-orang dan
pelaku yang dapat diamati. Data tersebut digali untuk mengungkapkan suatu
kejadian atau fakta, fenomena, dan keadaan yang terjadi saat penelitian
berlangsung dengan kosep atau teori yang sudah baku. Oleh karena itu, bentuk
data yang digunakan berbentuk observasi, wawancara dan dokumentasi.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
idividu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan peneliti.4 Untuk menjawab pertanyaan
penelitian ini, peneliti memperoleh sumber data primer melalui metode
purposive sampling yaitu dilakukan dengan mengambil orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh
sempel itu. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-
wakil dari segala lapisan populasi.5 Dalam penelitian ini berencana
menggunakan semua pekerja anak dibawah umur yang mana peneliti
mewawancarai 12 pekerja anak dibawah umur, orang tua, dan mandor.
didesa plangkawati sebagai sampel untuk diteliti.
4 Husain, Metode Penelitian, Edisi 2, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 2009), h.42
5 Nasution, Metode Research, Edisi 1,(Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2011),h.98
Page 48
35
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber-sumber dari bahan bacaan.
Sumber sekunder terdiri dari atas berbagai macam,dari buku-buku, surat
pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-
dokumen resmi.6
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, Sumber ini berupa buku-
buku penunjang yang dapat diambil sebagai referensi seperti: buku-buku
tentang “masalah sosial anak” penulis Dr.Bagong Suyanto, Undang-
Undang Ketenagakerjaan 2003, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, majalah, koran,
catatan dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Dalam
penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dan Dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan. 7
6 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta, PT. Bumi Aksara : 2006, jilid VIII) h. 143.
7Cholid narbuko dan abu achmadi,metodologi penelitian, (jakarta, bumi aksara, 2013),h.83
Page 49
36
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai 12 orang pekerja
anak di bawah umur, orang tua, dan mandor. Untuk mendapatkan suatu
informasi maka peneliti menggunakan metode wawancara semiterstruktur
untuk mewawancarai responen yaitu anak-anak di bawah umur yang
bekerja di desa Plangkawati kecamatan Labuhan ratu . Wawancara
semiterstruktur dimana dalam hal ini peneliti hanya megajukan
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kerangka pertanyaan yang telah
dipersiapkan. Sedangkan narasumber diberi kebebasan dalam memberikan
jawaban. Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang proses pelaksanaan penelitian ini dan untuk mendapatkan data
tentang perlindungan hukum terhadap pekerja anak dibawah umur.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk penelitian
sosial, untuk menelusuri data historis.8 Pengumpulan data melalui
dokumentasi yaitu seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, artikel, dan lain-lain yang berhubungan dengan maslah
penelitian.9
Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
terdapat pada Desa Plangkawati kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur, selain itu dalam metode dokumentasi upaya lain yang dilakukan
adalah dengan menelusuri dan menelaah buku-buku dan karya ilmiyah
8 M Burhan Bungin, metodologi penelitian sosial dan ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenata Media
Grup, 2013), h. 153. 9 Nasution, Metode research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara,2012), h.119
Page 50
37
yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap pekerja Anak
dibawah umur.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.10
Berdasarkan penjelasan diatas maka analisis data dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian kualitatif lapangan yang bersifat deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan memiliki pemahaman awal mengenai situasi masalah
yang dihadapi.
Penelitian ini menggunakan metode berfikir induktif, penalaran
induktif merupakan proses pemikiran yang berdasarkan kesimpulan umum
pada kondisi khusus. Kesimpulan yang menjelaskan fakta. Adapun faktanya
mendukung kesimpulan .11
Maksudnya dari pernyataan tersebut atau individu
yang bersifat khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi kesimpulan yang
bersifat umum yaitu untuk mengetahui apakah dalam pelaksnaan perlindungan
hukum terhadap pekerja Anak dibawah Umur telah sesuai dengan Hukum
Islam.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2009), h. 248 11
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana,2011),h.17
Page 51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu
Lampung Timur
Desa Plangkawati Atau Sering Disebut dengan Desa Labuhan
Ratu VII adalah yang Berbatasan dengan Way Jepara Disebelah Timur
Dan Pakuan Aji disebelah Barat. di Desa Labuhan Ratu VII Atau Yang
Lebih dikenal dengan Nama Plangkawati Ini Memiliki Penduduk Yang
Mayoritas Bermatapencariaan Sebagai Petani. Hasil Pertanian Yang
Sering Dikembangkan adalah Padi, Singkong, Jagung, Semangka,
Melon, dan Sayur-Sayuran. Desa Labuhan Ratu VII Memiliki Lima
Dusun yang Terbagi Menjadi 38 RT yang Tersebar Diseluruh Bagian
Desa Labuhan Ratu VII Termasuk Kedalam Daerah Kawasan Taman
Nasional Way Kambas dan Memiliki Jalur Menuju Pusat Latihan
Gajah dengan Melintasi Dusun Lima Marga Ayu. 1
2. Pendidikan Terakhir Pekerja Anak di Bawah Umur di Desa
Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur
Pendidikan adalah Usaha Sadar dan Terencana Untuk
Mewujudkan Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran Agar Peserta
Didik Secara Aktif Mengembangkan Potensi Dirinya untuk Memiliki
1 Data desa plangkawati, kec. Labuhan ratu lampung timur
Page 52
39
Kekuatan Spiritual Keagamaan, Pengendalian Diri, Kepribadian,
Kecerdasan, Akhlak Mulia, Serta Keterampilan yang diperlukan
Dirinya, Masyarakat, Bangsa, dan Negara2. Dari hasil survei didesa
Plangkawati Labuhan Ratu Lampung Timur Melalui Wawancara
dengan Kepala Desa Bapak Edi Sutanto Bahwa mayoritas pendidikan
terakhir adalah SMP Sekolah menengah pertama sedangkan yang
berpendidikan SMA dan Kuliah sangat lah minim karena faktor
ekonomi penduduk tersebut. Dengan demikian anak-anak yang masih
sekolah SMP kurang lebih umur 14 tahun sudah bekerja demi
membantu perekonomian keluarganya.3
3. Jumlah Anak di Bawah Umur yang Bekerja di Desa Plangkawati
Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur
Menurut Data Kependudukan 2018 Jumlah Penduduk yang
Bekerja Adalah 2.593 Laki-Laki dan 1.111 Perempuan Didesa
Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur Sedangkan
Pekerja Anak di Bawah Umur yang Bekerja dan Masih Bersekolah
Antara Umur 7-18 Tahun 554 Laki-Laki dan 237 Perempuan4.
Sementara dari Hasil Wawancara dengan bapak Hamzah
Selaku Kadus didesa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur Peneliti mendapatkan Adanya Beberapa Macam Pekerjaan
Yang dilakukan oleh Pekerja Anak dibawah Umur Seperti: Petani,
2 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan
3 Edi sutanto, (kepala desa, desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 08 januari 2018 4 Data desa plangkawati, kec. Labuhan ratu lampung timur
Page 53
40
Buruh Pabrik, Kuli Bangunan, Bekerja Keluar Kota Seperti: Menjadi
Pengasuh Anak, Asisten Rumah Tangga dan Sebagainya. dalam Hal
Ini Peneliti Lebih Tertarik untuk Membahas Tentang Pekerja Anak
Dibawah Umur Disektor Kuli Bangunan, Hasil Survei yang Peneliti
Lakukan Bahwa Pekerja Anak di Bawah Umur yang ada di Desa
Plangkawati Kurang Lebih Sebayak 12 Anak dibawah Umur Yang
Bekerja Disektor Kuli Bangunan. Dalam Pekerjaan Sebagai Kuli
Bangunan Anak di Bawah Umur yang Bekerja di Sektor Tersebut
Memiliki Resiko yang lebih besar Sehingga di Perlukan adanya Suatu
Perlindungan bagi anak yang Bekerja di Bawah Umur.5
4. Jam Kerja Bagi Pekerja Anak di Bawah Umur
Anak atau seseorang yang berada dalam status hukum belum
dewasa harus menjalankan masa kerja sehari dengan batas bawah
waktu kerja, yaitu 3 jam sampai dengan batas atas waktu kerja, yaitu 6
jam. Ketentuan-ketentuan dimaksud merupakan suatu ketentuan
hukum di dalam meletakkan asas equality before the law; kesamaan
didepan hukum bagi tiap-tiap obyek hukum yang melakukan pekerjaan
atau bekerja.6
Sedangkan dalam Prakteknya di lapangan yaitu didesa
Plangkawati Labuhan Ratu VII pekerja anak yang bekerja melebihi
batas waktu kerja yaitu dari jam 08:00 sampai dengan 16:00 sehingga
5 Hamzah, (KADUS , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara research,
08 januari 2018 6 Maulana Hasan Wadong, Pengantar Advokasi Dan Hukum Perlindungan Anak,
(Jakarta: PT Grasindo,2000),h.2
Page 54
41
dapat menyita waktu untuk bermain dan belajar sehingga tidak sesuai
dengan Hukum Islam dan Undang-Undang yang berlaku.
B. Deskripsi Bentuk Pekerja Anak Di Desa Plangkawati Kecamatan
Labuhan Ratu Lampung Timur
Pekerja merupakan setiap orang yang bekerja untuk menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain . sedangkan yang dimaksud dengan
pekerja atau buruh anak adalah anak-anak yang melakukan pekerjaan
secara rutin untuk orang tuanya, untuk orang lain atau untuk dirinya
sendiri yang membutuhkan sejumlah besar waktu dengan menerima
imbalan.7
Selain melakukan wawancara dengan pekerja anak dibawah umur
peneliti juga melakukan wawancara terhadap mandor serta orang tua dari
pekerja anak di desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur. Untuk mengetahui apakah para pekerja mendapatkan suatu
perlindungan dan untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh pekerja
anak tersebut ditempat kerja. peneliti melakukan wawancara sebagai
berikut:
1. Wawancara dengan mandor
Berdasarkan wawancara kepada bapak Wanto selaku salah
satu mandor kuli bangunan di Desa Plangkawati Kec. Labuhan Ratu
Kab. Lampung Timur bahwa beliau menyebutkan pekerja anak yang
7 Bagong suyanto, masalah sosial anak,(Jakarta: kencana, 2013), h.113
Page 55
42
ikut bekerja dengan rombongan beliau ada 5 orang anak yang bekerja.
Anak tersebut rata-rata lulusan SMP atau berkisar umur 14 dan 17
tahun. Anak tersebut telah ikut bekerja sebagai kuli bangunan kurang
lebih sejak 1 tahun yang lalu .
Beliau mengatakan bahwa di perbolehkannya ada anak-anak
yang bekerja dengan rombongan kuli bangunannya karena ingin
membantu anak tersebut, selain itu anak-anak tersebut juga sudah
tidak sekolah dan hanya menganggur di rumah yang membuat beliau
kasihan dan memperbolehkan anak tersebut untuk ikut bekerja sebagai
kuli bangunan.
Selain itu mengenai perlindungan bagi para pekerja anak di
bawah umur yang ikut bekerja bapak Wanto mengatakan bahwa
pekerja anak yang ikut bekerja dengan rombongan bapak Wanto
mendapatkan perlindungan, perlindungan yang di maksud bapak
Wanto tersebut bahwa anak di bawah umur yang ikut bekerja tersebut
hanya mengejarkan pekerjaan yang tidak begitu berat seperti hanya
membatu mengangkut pasir atau pun batu sehingga tidak ada
perlindungan khusus yang diberikan terhadap pekerja anak di bawah
umur.
Berdasarkan wawancara terhadap bapak wanto tersebut dapat
diketahui bahwa memang benar terdapat pekerja yang berumur di
bawah umur yang bekerja sebagai buruh kuli bangunan selain itu
untuk perlindungan pekerja anak di bawah umur tersebut bapak
Page 56
43
wanto mengatakan bahwa tidak ada perlindungan khusus yang di
berikan untuk para pekerja serta pekerja anak.8
2. Wawancara dengan keluarga pekerja anak di bawah umur
Berdasarkan wawancara dengan keluarga pekerja anak di
bawah umur yaitu wawancara dengan ibu Saripah, ibu Desi, ibu Wati,
ibu Erna dan ibu Sri bahwa mereka membenarkan bahwa anak mereka
bekerja sebagai buruh kuli bagunan di desa plangkawati .
Berdasarkan wawancara dengan ibu Saripah bahwa anaknya
tersebut benar bekerja sebagai buruh kuli bangunan, anaknya tersebut
berumur 14 tahun, anaknya tersebut bekerja sebagai buruh kuli
bangunan sudah sekitar 3 bulan yang lalu, ibu saripah
memperbolehkan anaknya bekerja sebagai kuli bangunan karena
anaknya sudah tidak lanjut sekolah lagi dan hanya menganggur di
rumah.9
Berdasarkan wawancara dengan ibu Desi bahwa anaknya
bekerja sebagai kuli bangunan sejak 1 tahun yang lalu, anaknya
tersebut sekarang berusia 17 tahun ibu desi mengatakan bahwa ibu
desi memperbolehkan anaknya bekerja sebagai kuli bangunan karena
anaknya tersebut tidak bersekolah lagi dikarenakan faktor ekonomi
sehingga untuk membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga ibu
8 Wanto , (Mandor kuli bangunan , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII),
wawancara research, 02 januari 2018 9 Saripah , (Orang Tua Pekerja , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 03 januari 2018
Page 57
44
desi terpaksa memperbolehkan anaknya tersebut bekerja sebagai kuli
bangunan.10
Berdasarkan wawancara dengan ibu Wati bahwa anaknya
tersebut benar bekerja sebagai kuli bangunan sejak 5 bulan yang lalu,
anaknya tersebut berumur 16 tahun, alasan ibu wati memperbolehkan
anaknya bekerja sebagai kuli bangunan karena untuk membantu
mencukupi kebutuhan rumah tangga dan anaknya tersebut dan ibu
desi mengatakan bahwa anaknya tersebut supara belajar bekerja keras
dengan menjadi kuli bangunan.11
Berdasarkan wawancara dengan ibu Erna yang anaknya
bekerja sebagai kuli bangunan bahwa anaknya tersebut telah ikut
bekerja sebagai kuli bangunan sudah 1 tahun yang lalu, anaknya
tersebut berumur 17 tahun, ibu erna memperbolehkan anaknya bekerja
sebagai kuli bangunan agar anaknya tersebut mandiri dan dapat
mencukupi kebutuhannya sendiri karen menurut ibu erna bahwa “saya
sebagai orang tua belum dapat memenuhi kebutuhan anak saya”12
.
Berdasarkan wawancara dengan ibu Sri bahwa benar anaknya
bekerja sebagai kuli bangunan sejak 1 tahun yang lalu anaknya
tersebut berumur 16 tahun, ibu sri memperbolehkan anaknya bekerja
sebagai kuli bangunan karena anaknya telah putus sekolah dan hanya
10
Desi, (Orang Tua Pekerja , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 03 januari 2018 11
Wati, (Orang Tua Pekerja , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 03 januari 2018 12
Erna, (Orang Tua Pekerja , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 04 januari 2018
Page 58
45
menganggur di rumah sehingga ibu sri memperbolehkan anaknya
tersebut bekerja sebagai kuli bangunan seperti sekarang ini.13
Berdasarkan wawancara kepeda keluarga pekerja anak di
bawah umur tersebut dapat diketahui bahwa anak-anak tersebut
bekerja sebagai buruh kuli banguan karena tidak dapat meneruskan
sekolah dikarenakan faktor ekonomi dari keluarga selain itu anak-anak
tersebut bekerja juga untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah.
3. Wawancara terhadap pekerja anak
Berdasarkan wawancara terhadap Arif yang bekerja sebagai
pekerja anak di bawah umur yang telah bekerja selama 1 tahun, beliau
mengatakan bahwa beliau bekerja sejak umur 17 tahun dalam bekerja
beliau mengatakan bahwa beliau mengerjakan pekerjaan seperti
mengangkut pasir serta mengangkut batu bata dan apa saja yang bisa
di kerjakan oleh beliau. Dalam mengerjakan pekerjaan sebagai buruh
kuli bangunan tersebut ada perbedaan pekerjaan antara pekerja dewasa
yang mana pekerja dewasa tersebut bekerja sebagai tukang.
Sedangkan pekerjaan beliau hanya membantu pekerjaan yang tidak
terlalu berat. Mengenai dengan perlindungan bagi para pekerja
sebagai buruh kuli bangun tersebut berjumlah 5 orang.
Berdasarkan wawancara dengan Andi yang bekerja sebagai
pekerja buruh bangunan, beliau bekerja sebagai buruh bangunan sejak
umur 16 tahun, beliau bekerja kurang lebih sudah selama 5 bulan,
13
Sri, (Orang Tua Pekerja , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII), wawancara
research, 04 januari 2018
Page 59
46
pekerjaan yang dikerjakan oleh beliau adalah mengaduk seman dan
mengangkat bata serta membantu yang bisa di bantu, berbica
mengenai perlindungan beliau mengatakan belum adanya
perlindungan yang di berikan baik untuk pekerja dewasa atau pun
pekerja anak yang bekerja sebagai kuli bangunan selain itu tidak ada
perbedaan waktu kerja yang di kerjakan. Mengenai resiko yang dapat
terjadi dalam bekerja banyak sekali resiko yang dapat terjadi di tempat
kerja14
.
Berdasarkan wawancara dengan Deni dan wawan yang
masing-masing berumur 16 dan 14 tahun. Deni mengaku telah bekerja
selama 1 tahun serta wawan telah bekerja selama 3 bulan sebagai
buruh kui bangunan di desa plangkawati. Deni dan Wawan
mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh mereka berdua
adalah membantu pekerjaan kuli bangunan seperti mengangkut semen,
genteng, pasir dan bata. Dalam melakukan pekerjaan tersebut
sebenarnya banyak resiko yang akan dialami tetapi mereka berdua
tetap melakukan pekerjaan tersebut karna ingin mambantu orang tua.
Mengenai dengan perlindungan kerja mereka berdua sepakat
mengatakan bahwa dalam bekerja sebagai kuli bangunan mereka tidak
mendapatkan perlindungan dalam bentuk apapun.15
14
Andi, (Pekerja Anak di bawah Umur , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII),
wawancara research, 05 januari 2018 15
Deni dan Wawan, (pekerja Anak di bawah Umur, desa plangkawati, kec. labuhan
ratu VII), wawancara research, 05 januari 2018
Page 60
47
Berdasarkan wawancara dengan Tio yang bekerja sebagai
buruh kuli bangunan beliau mengatakan bahwa beliau berumur 17
tahun dan telah bekerja sebagai buruh kuli bangunan selama 1 tahun
belakangan. Tio memilih pekerjaan sebagai buruh kuli bangunan
karena pekerjaan tersebut yang bisa dilakukannya karena kendala
bahwa iya tidak mempunyai ijazah. Saat melaksanakan pekerjaan
tersebut sebenarnya banyak resiko yang mungkin akan terjadi.
Mengenai dengan pekerjaan di sana dia mengatakan tidak ada
perbedan pekerjaan antara buruh yang satu dengan yang lainya. Selain
itu mengenai dengan perlindungan yang diberikan Tio mengatakan
bahwa tidak ada perlindungan yang diberikan oleh pihak mandor.16
Berdasarkan wawancara terhadap pekerja tersebut dapat
diketahui bahwa mereka bekerja sebagai buruh kuli bangunan
mempunyai banyak resiko yang akan dialami. Selain itu dalam
melaksanakan pekerjaan ada sedikit perbedaan antara pekerja dewasa
dengan pekerja yang masih remaja karena pekerja yang masih di
bawah umur tersebut mengerjakan pekerjaan yang masih di anggap
tidak terlalu sulit dilakukan. Mengenai dengan perlindungan pekerja
mereka mengatakan bahwa tidak ada perlindungan yang diberikan
untuk melindungi para pekerja tersebut baik pekerja dewasa atau pun
anak-anak.
16
Tio , (Pekerja Anak di bawah Umur , desa plangkawati, kec. labuhan ratu VII),
wawancara research, 06 januari 2018
Page 61
48
C. Analisis perlindungan hukum terhadap pekerja anak di bawah umur
Menurut Hukum Islam
Pekerja merupakan setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain.17
Sedangkan bekerja menurut
hukum islam merupakan suatu kegiatan yang masuk dalam muamalah
khususnya bab ijarah. Ijarah merupakan transaksi sewa menyewa suatu
barang dan upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa atau imbalan jasa18
. Apabila transaksi tersebut
berhubungan dengan ajir ( tenaga kerja) maka yang dimanfaatkan adalah
tenaganya. Dalam istilah Hukum Islam pihak yang melakukan pekerjaan
disebut dengan mu’ajir, pada lapangan perburuhan mu’ajirnya adalah
pemilik usaha, sedangkan buruhnya disebut musta’jir, objek yang
dijadikan sasaran yang berwujud imbalan dalam berijarah disebut
alma’qud alaih.19
Ijarah dapat dibedakan menjadi dua yaitu ijarah yang
mentransaksikan manfaat harta benda yang lazim disebut persewaan, dan
ijarah yang mentransaksikan manfaat sumber daya manusia (SDM) yang
lazim disebut pemburuhan. Dari sini dapat diartikan bahwa dalam
menerjemahkan kata ijarah tersebut janganlah diartikan menyewa sesuatu
barang untuk diambil manfaatnya saja, tetapi harus dipahami dalam arti
yang luas. Dalam arti luas, ijarah bermakna suatu akad yang berisi
17
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Pasal 1ayat 3, h.3 18
Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstua, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2002),h. 183 19
Helmi Karim, Fiqih Muammalah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), h. 34
Page 62
49
penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam
jumlah tertentu yang dalam hal ini dapat dikategorikan kedalam perjanjian
kerja.20
Agama Islam sangat mengajurkan perlindungan bagi umatnya
terlebih lagi perlindungan terhadap pekerja yang sangat menganjurkan
keselamatan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari
ancaman-ancaman yang akan membahayakan. Sebagai mana dalam firman
Allah dalam Qur’an surat At-Taghabun ayat 11.
Sedangkan perlindungan hukum sendiri merupakan suatu
gambaran dari fungsi hukum yaitu konsep dimana hukum dapat
memberikan suatu keadilan keterlibatan kepastian , kemanfaatan dan
kedamaian21
. Perlindungan hukum terhadap pekerja memiliki dasar
undang-undang yaitu terdapat dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan. Karena beberapa undang-undang di bidang
ketenagakerjaan dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan pembangunan ketenagakerjaan, oleh karena itu perlu dicabut dan
ditarik kembali dan digantikan dengan yang baru yaitu Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 dan Perlindungan terhadap pekerja anak juga telah
tercantum dalam undang-undang tersebut yaitu
a. pasal 68 bahwa sebenernya pekerja dilarang mempekerjakan pekerja
anak
20 Ghufron A. Mas’adi, fiqih muamalah kontekstual, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada,2002),H.183 21
Sudikno Mertokusumo, mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,
2000).h.42
Page 63
50
b. pasal 69 ayat (1) dan (2)
ayat (1) ketentuan yang dimaksud dalam pasal 68 dapat dikecualikan
bagi anak berumur 13 tahun sampai dengan 15 tahun untuk
melaksanakan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu
perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial.
Ayat (2) pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjan ringan
sebagaimana dimaksut dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan
yaitu izin dari orang tua, perjanjian kerja antara pengusaha dengan
orang tua, waktu kerja maksimal 3 jam, dilakukan pada siang hari dan
tidak menggangu waktu sekolah, keselamatan dan kesehatan kerja,
adanya hubungan kerja yang jelas, menerima upah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Selain itu setiap pekerja mempunyai hak yang harus dipenuhi
oleh pengusaha atau yang mempekerjakan yaitu pada Undang-Undang
No13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu pada
pasal (5) “setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh perlakuan yang
sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.
Pasal (6) pekerja atau buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama
tanpa adanya diskrimnasi dari pengusaha.
Pasal (88) ayat (1) hak untuk memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal (99) ayat (1) setiap pekerja dan keluarganya berhak untuk
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
Page 64
51
Pasal (104) ayat (1) setiap pekerja berhak membentuk dan menjadi
anggota serikat pekerja/serikat buruh.22
Setelah peneliti melakukan research di desa Plangkawati
Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur Mengenai Perlindungan
Hukum terhadap pekerja anak di bawah umur bahwa Perlindungan bagi
Pekerja anak di bawah umur di desa Plangkawati Kecamatan Labuhan
Ratu Lampung Timur Sebenarnya Belum Terdapat Adanya Suatu
Perlindungan bagi para pekerja khususnya pekerja anak di bawah umur.
Hal ini karena hasil dari wawancara terhadap para pekerja di bawah umur
tersebut semua mengatakan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan
mereka belum mendapat suatu perlindungan apapun. Yang mana
seharusnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pekerja anak
dibawah umur harus mendapatkan perlindungan hukum.
Sedangkan dalam pekerjaan tersebut tidak ada satupun perjanjian
kerja yang dilakukan oleh para pekerja yang seharusnya dalam
melaksanakan suatu pekerjaan haruslah ada perjanjian kerja sesuai
dengan hukum Islam yang mana perjanjian kerja tersebut diadakan oleh
dua orang (pihak) atau lebih, yang mana pihak satu berjanji untuk
memberikan pekerjaan dan pihak yang lain berjanji untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
Perjanjian kerja tersebut haruslah jelas apakah hak dan kewajiban
dari para pekerja tersebut sudah sesuai dalam Undang-Undang No 13
22
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Page 65
52
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaaan bahwa setiap pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan dengan ketentuan bahwa setiap
pekerja anak haruslah dipekerjakan dalam bidang pekerjaan yang ringan
serta dalam bekerja maksimal waktu bekernya adalah 3 jam kerja serta
dilaksanakan pada siang hari.Selain itu para pekerja juga belum
mendapatkan haknya sebagai pekerja yang mana seharusnya jaminan
sosial serta hak untuk memperoleh jaminan keselamatan saat bekerja .
Tetapi pada kenyataanya anak-anak yang bekerja sebagai buruh
kuli bangunan di desa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu Lampung
Timur tidaklah mendapatkan haknya seperti tidak mendapatkan
perlindungan atas keselamatanya, dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut pekerja anak haruslah bekerja seharian yaitu dari pagi hingga
sore hari dan tanpa adanya perbedaan jam kerja antara pekerja dewasa
dan anak-anak.
Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan Hukum Islam yang
berlaku serta undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Page 66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Plangkawati
Kecamatan Labuhan Ratu Lampung Timur tentang perlindungan hukum
terhadap pekerja anak di bawah umur sebagai buruh kuli bangunan bahwa
sebenarnya dalam pelaksanaan perlindungan hukum menurut hukum Islam
tersebut belum dilaksanakan sesuai dengan Hukum Islam. Namun masih
terdapat kelonggaran anak bekerja sesuai kemampuan seperti mengangkut
batu, semen, dan pasir. Sementara untuk waktu dan keamanan (alat bantu
pengamanan bekerja) belum terpenuhi, karena dalam agama Islam
menganjurkan perlindungan bagi umatnya terlebih lagi perlindungan terhadap
pekerja yang sangat menganjurkan keselamatan.
B. Saran
Berdasarkan Kesimpulan diatas Maka Peneliti Menyarankan kepada
para orang tua dan pemilik pekerjaan agar mempertimbangkan untuk
melibatkan anak bekerja pada jenis pekerjaan yang mengandung resiko bagi
fisik dan perkembangan anak.
Page 67
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad. Hukum Perjanjian. Jakarta: Alumni, 2006
Anisa Rosiah “Pekerja Anak dan Praktek Perlindungan Hak-Hak Anak Studi
Kasus Pekerja Rumah Tangga Anak di Sleman Yogyakarta. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016.
Bagong Suyanto. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana, 2013
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi. Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta:
Sinar Grafika, 2004
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi aksara,
2013
Dede Rosyanda. Hukum Islam dan Pranata Sosial Dirasah Islamiyah III. jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1996
Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012 cet VII
Emmy Sugiyani. Perlindungan Hak Bagi Pekerja Anak Melalui Program
Pendidikan Literacy Class di Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009
Ghufron A. Mas’adi. Fiqih Muamalah Kontekstua. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002
Greta Satya Yudhana. pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja honorer
kebersihan kota dipemda Yogyakarta. dalam http: //e-journal. Uajy. Ac.
id/8019/1/JURNAL. Pdf. di akses 27 September 2017
Habibi. Tinjaun Hukum Islam Dan Psikologi Terhadap Batas Usia Minimal
Perkawinan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
2010
M. Ali Hasan. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqih Muamalah.
Jakarta: Raja Grfindo Persada, 2003
Husain. Metode Penelitian. Edisi 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 2009.
Indrasari Tjandraningsih dan Popon Arianto. Pekerja Anak di Perkebunan
Tembakau. Bandung: Akatiga, 2002
Ismail Muhammad Syah. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Jimmy Joses Sembiring. Hak dan Kewajiban Pekerja. Jakarta: Visimedia, 2016.
Juliansyah Noor. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana, 2011
Page 68
55
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012
M Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana
Prenata Media Grup, 2013
Mardalis. Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999
Mardani. Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2013
Maulana Hassan Wadong. Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak.
Jakarta: PT Grasindo, 2000
Mohammad Daud Ali. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2013
Mulyadi S. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalamperspektif Pembangunan.
Jakarta: PT Jasa Grafindo Persada, 2003
Nasution. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2012
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Revisi. Metro: STAIN Jurai Siwo Metro,
2016
Rachmat Syafi’i. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. Cet ke-3, 2006
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah Juz 13. alih bahasa Kamaluddin A. Marzuki.
Bandung: Al-Ma’arif, 1988
Sirajuddin Zar. Filsafat Islam. Jakarta: Rajawali Pres, 2010
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty,
2000
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung.
Alfabeta, 2014
Suhrawardi dan Fari Wajdi. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2012
Thoriqotul Azizah “tinjauan Hukum Islam terhadap Pekerja Anak di Bawah
Umur”studi Analisis UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
persepektif Mashlahah”. Skripsi Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang 2015.
Uhar Suharsaputra. Penelitian. Bandung: Refika Aditama, 2012
Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan
Kompilasi Hukum Islam. Bandung: Citra Umbara, 2015
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
Undang-Undang RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab 1 pasal 1
Page 69
56
Zahratul Husnaini “Pekerja Anak di Bawah Umur studi Kasus Enkulturasi
keluarga Pekerja Anak di Kota Padang”. Skripsi Universitas ANDALAS
Padang 2011.
Zainuddin Ali. . Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika, 2013
Page 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 94
81
RIWAYAT HIDUP
Meta Kurnia Sari dilahirkan di Way Jepara
pada tanggal 29 juni 1995, Peneliti merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara, dari pasangan Bapak
Sarman dan Ibu Rodiyah. Berikut ini riwayat
pendidikan yang telah peneliti tempuh:
1. SD N 1 Labuhan Ratu VII, lulus pada tahun 2007
2. SMP Muhammadiyah 1 Way Jepara, lulus pada tahun 2010
3. SMA N 1 Labuhan Ratu, lulus pada tahun 2013
Kemudian pada tahun 2013 peneliti melanjutkan study di IAIN Metro,
Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Pada akhir masa study,
peneliti mempersembahkan Skripsi yang berjudul : “Perlindungan Hukum
Terhadap Pekerja Anak Dibawah Umur Menurut Hukum Islam (Studi
Kasus Pekerja Anak didesa Plangkawati Kecamatan Labuhan Ratu
Lampung Timur).