Top Banner

of 22

SKENARIO3 C

Apr 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    1/22

    b) Apa yang menyebabkan bengkak pada tungkai bawah sejak 2 minggu yang lalu?

    Jawab:

    - peningkatan tekanan hidrostatik kapiler

    - peningkatan permeabilitas kapiler

    - peningkatan tekanan osmotic interstitial

    - peningkatan tekanan osmotic plasma

    c) Bagaimana patofisiologi bengkak tungkai bawah?

    Jawab:

    Mekanisme edema underfilling

    Rendahnya kadar albumin plasma tekanan osmotic plasma menurun volume

    plasma berkurang (underfilling) Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) system yang

    untuk retensi air dan garam.

    Akibat: meningkatnya transudasi cairan dari kapiler ke ruang interstisial.

    Mekanisme edema overfilling

    Terjadi akibat kelainan bersifat primer yang menggangu ekskresi Na+ yang

    menyebabkan peningkatan volume darah (overfilling) tekanan osmosis plasma

    menurun transudasi cairan dari kapiler ke interstitial.

    Pada kasus:

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 1

    Faktor pencetus(ISPA)

    Glomerulopathy

    Periode laten

    koefisien ultrafiltasi

    glomerulus

    laju filtrasiglomerulus

    Renal plasma flownormal atau sedikit

    Filtrat bagian distal

    Mempertahankanreabsobsi Na+ dan

    air

    Retensi Na+ dan air

    atau reabsobsiNa+

    Dilusi plasma,Volume plasma ,

    V

    PenimbunanNa+ dan air

    EDEM

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    2/22

    1. a) Bagaimana hubungan sembab di kelopak mata pada 4 minggu yang lalu dengan

    sembab di tungkai bawah?

    Jawab:

    Cairan diakumulasikan ke bagian tubuh yang paling atas seperti mata terutama

    lebih mudah diakumulasikan ke jaringan ikat longgar seperti pada palpebra/

    kelopak mata pada wilayah periorbital. Karena gaya gravitasi maka edema yang

    semua ada di palpebra berangsur- angsur ke daerah tubuh yang lebih bawah seperti

    pada ekstremitas.

    b) Apa penyebab sembab dikelopak mata pada 4 minggu yang lalu?

    Jawab:

    Sembab di kelopak mata pada 4 minggu yang lalu itu disebabkan oleh penumpukan

    cairan di rongga periorbital dikarenakan di daerah tersebut tersusun oleh jaringan

    ikat longgar.

    2. a) Bagiamana interpretasi kencing berwarna merah?

    Jawab:

    Kencing berwarna merah menunjukkan hematuria

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 2

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    3/22

    Normalnya:

    Urin normal mempunyai tampilan yang jernih dengan warna kuning terang hingga

    agak gelap tergantung kepekatannya. Warna dari urin disebabkan oleh kandungan

    pigmen urochrome/urobilin dan hasil pemecahan bilirubin. Karekteristik urin normal:

    a. Makroskopik : Berwarna kekuningan, jernih, sedikit berbusa, berbau

    amoniak,

    b. Mikroskopik :

    - pH : 4,6-8

    - berat jenis : 1,003-1,030

    - amoniak : 30-50 mEq/ 24 jam

    - Leukosit 0-5 / LPB

    - Eritrosit 0-1 / LPB

    - Epitel positif

    - Silinder negatif

    - Kristal negatif

    - Tidak dijumpai protein (sangat sedikit sekali 10-150 mg/24 jam),

    urobilinogen, bilirubin.

    b) Bagaimana mekanisme dari air kencing berwarna kemerahan?

    Jawab:

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 3

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    4/22

    c) Apa penyebab kencing berwarna merah?

    Jawab:

    a. Inflamasi/infeksi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis,

    dan uretris.

    b.Tumor jinak atau tumor ganas

    c. Kelainan bawaan system urogenitalia

    d.Trauma yang mencederai system urogenitalia.

    e. Batu saluran kemih.

    f. Obat- obatan seperti: rifamficin, tiazid, amfoterisin, ampisilin, kolistimetat,dll

    d) Bagaimana hubungan air kencing berwarna kemerahan dengan keluhan- keluhan

    sebelumnya?

    Jawab:

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 4

    Infeksi

    streptococcusinflamasi reaksi Ag- Ab

    sirkulasi darah ginjal mengendap di

    glomerulus

    makrofag mengaktifkan lisosom merusak jaringan sekitar

    defek/ kebocoran kapilerglomerulus

    darah keluar dalamurine

    hematuria

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    5/22

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 5

    Flu berat

    Kompleks imun

    Mengendap diglomerulus

    Inflamasi akut pada

    glomerulus

    Proliferasi sel

    glomerulusPermeabilitas

    vascular meningkat

    Oklusi pada kapiler

    glomeruli

    Inflamasi akut pada

    glomerulus

    proteinuria

    &

    hematuria

    Laju filtrasi

    glomerulus (LFG)

    menurun

    Retensi air dan Na menurun(hipervolemi)

    EDEMA

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    6/22

    4. a) Apa penyebab batuk pilek?

    Jawab:

    Virus : Rhinovirus, Coronavirus, RSV, Influenza virus.

    Bakteri : umumnya Streptococcus beta hemolitikus

    b) Mengapa dahak berwarna kehijauan?

    Jawab:

    Menunjukkan penimbunan nanah warna hijau timbul karena ferdo peroxidase yang

    di hasilkan dari leukosit PMN.

    c) Bagaimana mekanisme batuk, pilek dengan dahak berwarna kehijauan?

    Jawab:

    Infeksi bakteri streptococcus beta hemolitikus pelepasan toksik (pirogen dan

    endogen) inflamasi fagositosis di capitas nasalis makrofag memfagosit

    sebagian lolos faring dan laring reseptor batuk di larynx stimulasi pusat batuk

    di medulla spinalis, trakea, diafragma, intercostae fase inspirasi, kompresi, ekspirasi

    batuk

    d) Dampak bagi tubuh sering batuk pilek?

    Jawab:

    - mengganggu aktivitas

    - daya tahan tubuh menurun

    - nafsu makan menurun

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 6

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    7/22

    e) Bagaimana hubungan batuk pilek dengan keluhan utama?

    Jawab:

    5. Bagaimana interpratsi dan mekanisme pemeriksaan fisik (TD)?

    Jawab:

    Nadi: 90x/ menit normal (N : 60-100x/menit)

    RR: 22x/ menit normal (N: 16-24x/menit)

    Temperature: 36,80C normal (N : 36,50-37,20 C)

    TD: 150/ 100 mmHg hipertensi

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 7

    Infeksistreptococcus

    inflamasi reaksi Ag- Ab

    sirkulasi darah ginjal mengendap diglomerulus

    makrofag mengaktifkan lisosom merusak jaringan sekitar

    defek/ kebocoran kapilerglomerulus

    darah keluar dalamurine

    hematuria

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    8/22

    Mekanisme:

    Hipoperfusi mengaktifkan system rennin dan angiotensin ( angiotensin II yang

    bersifat kontriksi perifer) hipertensi perfusi ginjal menurun LFG menurun

    angiotensin II merangsang korteks adrenal aldosteron retensi air dan Na+

    hipervolemiahipertensi.

    1. Bagaimana interpratsi dan mekanisme pemeriksaan khusus? (edema palpebrae,

    pitting edema)

    Jawab:

    Kepala : konjungtiva normal, edema palpebrae (+) terjadi perpindahan

    cairan dari intravaskuler ke ruang interstisial yang menyebabkan edema.

    Leher : dalam batas normal (Normal)

    Throax: jantung dan paru normal (Normal)

    Abdomen: dalam batas normal (Normal)

    Ekstremitas: pitting edema (abnormal) terjadi perpindahan cairan dari

    intravaskuler ke ruang interstisial yang menyebabkan edema.

    7. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan laboratorium?

    Jawab:

    Proteinuria (+1) disfungsi ginjal

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 8

    Derajat Tekanan sistolik ( mmHg) Tekanan diastolic (mmHg)

    Normal < 120 dan < 80 mmhg

    Prehipertensi 120 -139 atau 80 -89 mmhg

    Hipertensi derajat 1 140 159 atau 90 -99

    Hipertensi derajat 2 > 160 atau > 100

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    9/22

    Nilai proteinuria dengan dipstik adalah sebagai berikut:

    ( ) : 10-20 mg/dl

    (+1) : 50 mg/dl

    (+2) : 100 mg/dl

    (+3) : 300 mg/dl

    (+4) : >1000 mg/dl

    Serum albumin: 3,5 gr%

    o Dewasa : 3,8 - 5,1 gr/dL (biuret) atau 52-68% protein total

    o Anak : 4,0 5,8 gr/dL

    o Bayi : 4,4 5,4 gr/dL

    o Bayi baru lahir : 2,9 5,4 gr/dL

    Interpretasi: Normal

    Kolesterol: 150 gr% ; Normal (150 200 mg/dL)

    Interpretasi: Normal

    Ureum : 35 mg/dl ; normal 8- 20mg/dL

    Interpretasi: Meningkat

    Kreatinin serum: 0,9 mg/dl ; Normal: 0,5 1,5mg/dl

    Interpretasi: Normal

    Asam urat: 5 mg/dl ; Normal: 3,5- 8

    Interpretasi: Normal

    Urine

    Eritrosit: 20/LPB; Normal 0-3/LPB

    Interpretasi: adanya hematuria

    USG ginjal: Normal

    8. Bagaimana penegakan diagnosis?Jawab:

    1. Anamnesis :

    Identitas : Nama dan Usia

    Keluhan:

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 9

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    10/22

    a. Edema / bengkak/sembab

    Ditanyakan kapan edemanya mulai tampak, dimana dan bagaimana

    penjalaran edemanya (apakah pagi hari saja atau sepanjang hari)

    b. Pola berkemih? (sering/ jarang)

    c. Jumlah berkemih? (banyak / sedikit)

    d. Warna air seni? (keruh/jernih)

    e. Adakah shortness of breath / Sesak nafas, batuk-batuk,

    oliguria, cepat lelah, pernah sakit kuning atau tidak

    f. Penggunaan obat

    g. Kemungkinan berbagai infeksi

    h. Riwayat penyakit sistemik lain

    i. Aktivitas fisik yang berlebihan

    j. Pola hidup

    k. Asupan natrium

    Riwayat penyakit

    a. Riwayat penyakit sebelumnya

    b. Pernah terkena infeksi

    c. Pernah atau tidak mengalami penyakit sistemik

    d. Riwayat penyakit serupa dalam keluargae. Riwayat keluarga

    Obat yang pernah dikonsumsi

    2. Pemeriksaan Fisik :

    Vital sign:

    a. Tekanan darah

    b. Frekuensi pernafasan

    c. Frekuensi nadi

    d. Temperature

    Inspeksi:

    a. Ekstremitas atas,

    b. ekstremitas bawah,

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 10

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    11/22

    c. dada,

    d. abdomen

    e. ditemukan edema anasarca.

    f. Evaluasi ascites dengan melihat : Umbilicus yang menonjol

    Palpasi:

    a. Hati

    b. ginjal

    Perkusi:

    a. Paru-paru

    b. Hati

    c. Abdomen

    3. Pemeriksaan Lanjutan

    Proteinuria (+1), serum albumin 3,5g%, kolesterol 150g%, ureum 35mg/dl,

    kreatini serum 0,9 mg/dl, asam urat 5 mg/dl; urine: eritrosit 20/LPB; USG

    ginjal: normal.

    4. Pemeriksaan Penunjang

    1) Diagnosis Klinisa. Foto thoraks:

    - Kardiomegali bentuk flabby

    - Gambaran bendungan paru

    b. Elektrokardiogram

    - Voltase rendah hamper semua sandapan

    - Gelombang T terbalik terutama prekordial

    - Interval QT memanjang/ normal

    c. Kelainan urinalisis

    - Proteinuria (2gr/ hari)

    - Hematuria dengan silinder eritrosit

    2) Diagnosis perjalanan penyakit (komplikasi)

    a. faal ginjal (LFG)

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 11

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    12/22

    - kenaikan serum kreatinin dan serum ureum

    b. Serum elektrolit

    - Hiponatremia dilusi

    - Hiperkalemia sesuai dengan derajat penurunan LFG

    c. Serum protein dan profil lipid

    - Pada beberapa pasien mungkin disertai hipoalbuminemia

    ringan akibat dilusi

    - Profil lipid umumnya normal

    d. Factor pembekuan

    - Kenaikan beberapa factor pembekuan seperti fibrinogen,

    factor VII dan aktivitas fibrinolitik

    - Serum FDP (fibrin degradation product)

    3) Diagnosis etiologi GNA pasca infeksi streptococcus

    a. Pemeriksaan serologi untuk menemukan (deteksi):

    - Antibodi stereptococcus yaitu respons antibodi terhadap

    antigen streptococcus ekstraseluler

    - Kenaikan konsentrasi serum imunoglobin

    - Anti immunoglobin

    - Kompleks imun

    b. Pemeriksaan histopatologis renal

    - Gambaran glomerulonefritis proliferatif difus

    - Ditemukan deposit terletak antara membran basal dan

    membran epitel

    - Deposit granular difus komplemen C3 pada dinding kapiler

    glomerulus antigen streptococcus tipe 12 pada dinding kapiler

    glomerulus

    9. Apa diagnosis banding nya?

    Jawab:

    Edema Proteinuria Hematuria Hyperlipidemia Hypo - Warna

    urin

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 12

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    13/22

    albuminemia

    Kasus + + ++++ - +/- Merah

    Nephrotic

    Syndrome

    ++++ ++++ + + + Keruh

    Nephritic

    Syndrome

    + + ++++ -

    +/-

    Merah

    Cirrhosis

    Hepatic

    + - - - + Teh tua

    10. Apa diagnosis kerja kasus ini?

    Jawab:

    Sindroma nefritis adalah suatu peradangan pada glomeruli yang menyebabkan

    hematuria (darah dalam air kemih), dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria

    (protein dalam air kemih) yang jumlahnya bervariasi.

    11. Apa etiologi nya?

    Jawab:

    1. Glomerulopati (GP)idiopatik /primer

    a. GP akut proliferatif

    b. GP mesangioproliferatif (IgA)

    (penyakit Burger)

    c. GP membranoproliferatif.

    2. GP post-infeksi:

    a. post-infection streptococcus b haemolitik

    b. endokarditis bakterialis (nefritis Lohlein)

    c. stphylococcus albus ( shunt nephritis)

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 13

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    14/22

    d. abses visceral

    e. hepatitis B

    3. Disseminated Lupus Erythematosus (DLE)

    4. Vaskulitis:

    a. poliarteritis nodosa

    b. Wagener Granulomatosis

    c. henoch-Schonlein purpura

    d. Krioglobulinemia

    5. Nephritis herediter.

    12. Bagaimana epidemiologi kasus ini?

    Jawab:

    Lebih sering umur 6-7 thn, jarang < 3 thn dan insiden pada Laki laki Lebih banyak

    disbanding perempuan. Pada 10- 12 % kasus diawali oleh infeksi streptokokus b

    hemolitikus grup dan biasanya didahului ISPA atau piodermi 1,2

    13. Bagaimana patogenesis kasus ini?

    Jawab:

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 14

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    15/22

    14. Bagaimna tatalaksana kasus ini?

    Jawab:

    1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat mutlah selama 6-8

    minggu untuk memberi kesempatan pada ginjal untuk menyembuh. Tetapi

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 15

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    16/22

    penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa mobilisasi penderita sesudah 3-4

    minggu dari mulai timbulnya penyakit tidak berakibat buruk terhadap perjalanan

    penyakitnya.

    2. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini tidak mempengaruhi

    beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi menyebarnya infeksi

    Streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya

    untuk 10 hari, sedangkan pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya

    sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang

    menetap. Secara teoritis seorang anak dapat terinfeksi lagi dengan kuman

    nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil sekali. Pemberian penisilin

    dapat dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari.

    Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg

    BB/hari dibagi 3 dosis.

    3. Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan

    rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu

    tinggi dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada anuria atau

    muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada penderita tanpa

    komplikasi pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada

    komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria, maka jumlah

    cairan yang diberikan harus dibatasi.

    4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa

    untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beristirahat. Untuk hipertensi

    sedang (140/100 mmHg) diberi hidralazin 0,1-0,2 mg/kgBB/kali IM atau 0,75

    mg/kgBB/hari (4 dosis) PO, atau nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBB (kemasan

    5 mg dan 10 mg). Untuk hipertensi berat diberi klonidin drip dengan dosis 0,002

    mg/kgBB/8jam + 100 mL dekstrosa 5% (mikro drip) atau nifedipin sublingual.

    15. Apa komplikasi kasus ini?

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 16

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    17/22

    Jawab:

    1. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagia akibat

    berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan

    uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Walau aliguria atau anuria

    yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis

    peritoneum kadang-kadang di perlukan.

    2. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi.

    Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang.

    Ini disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.

    3. Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran

    jantung dan meningginya tekanand arah yang bukan saja disebabkan spasmepembuluh darah, melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.

    Jantung dapat memberas dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap

    dan kelainan di miokardium.

    4. Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis eritropoetik

    yang menurun.

    16. Bagaimana prognosis nya?

    Jawab:

    Ad vitam : bonam; pengelolaan cepat dan adekuat.

    Ad fungsionam :bonam; dengan pengobatan konservatif, jika pengobatan

    konservatif gagal dapat dilakukan ultrafiltrasi dan dialisis.

    17. Bagaimana preventif dan promotif kasus ini?

    Jawab:

    - Pengobatan dini terhadap ISPA

    - Pemberian nutrisi yang baik

    - Jaga kebersihan diri dan lingkungan

    - Penyuluhan tentang sindroma nefritis

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 17

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    18/22

    18. Bagaiman pandangan islam kasus ini?

    Jawab:

    Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda: Setiap kali

    Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya

    sebagaimana firman Allah dalam Surat Asy-Syuara, ayat 80: Dan manakala aku sakit

    Dia (Allah) yang menyembuhkanku.

    19. Berapa level of competency untuk kasus ini?

    Jawab:

    Hipotesis

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 18

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    19/22

    Jefri, 19 tahun mengalami bengkak pada tungkai bawah, gross hematuri akibat

    sindroma nefritik

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 19

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    20/22

    KerangkaKonsep

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 20

    Batuk pilek dengan dahak berwarna kehijauan (streptococcus)

    Kompleks imun (Ag-Ab)

    Mengendap di dinding kapiler glomerulus

    Komplemen dan mediator inflamasi

    Rekruitmen dari neutrofil dan makrofag

    Kerusakan pada kapiler glomerulus

    Barier selektif ukuran (endotel) Barier selektif muatan (sel

    mesangeal)

    Gross hematuriAlbumin menurun

    Tekanan onkotik menurun

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    21/22

    DAFTAR PUSTAKA

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 21

    Batuk pilek dengan dahak berwarna kehijauan (streptococcus)

    Kompleks imun (Ag-Ab)

    Mengendap di dinding kapiler glomerulus

    Komplemen dan mediator inflamasi

    Rekruitmen dari neutrofil dan makrofag

    Kerusakan pada kapiler glomerulus

    Barier selektif ukuran (endotel) Barier selektif muatan (sel

    mesangeal)

    Gross hematuriAlbumin menurun

    Tekanan onkotik menurun

    Plasma mengalir dari

    intravascular ke interstisial

    SINDROMA NEFRITIS

  • 7/31/2019 SKENARIO3 C

    22/22

    1. Silberberg C. Acute Nephritic Syndrome: Overview2008: Available from:

    www.umm.edu/ency/article/000495.htm.

    2. Sindrom Nefritis Akut. In: Garna H, Nataprawira HMD, editors. Pedoman

    Diagnosis dan Terapi Anak. 3rd ed. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

    Kedokteran UNPAD RSHS; 2005.

    3. Ganong. 1993. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

    4. Guyton, Arthur C., John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:

    EGC.

    5. Staf Pengajar FK UI. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Binarupa

    6. Price, Sylvia A, 1995 Patofisiologi :konsep klinis proses-proses penyakit, ed 4,EGC, Jakarta

    TUTORIAL 3 SKENARIO C SINDROMA NEFRITIS Page 22

    http://www.umm.edu/ency/article/000495.htmhttp://www.umm.edu/ency/article/000495.htm