1 BLOK 20 SKENARIO III “Public Health Administration (PHA)” Wilayah kerja Puskesmas Makmur, sedang terjadi kejadian luar biasa Demam Berdarah Dengue (KLB-DBD). Setelah dilakukan pengamatan oleh petugas surveilens, ditemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) sekitar 50% diakhir bulan ini (Desember). Petugas surveilens juga menemukan masih banyaknya penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air terbuka. Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas dalam menghadapi KLB ini belum menerapkan prinsip administrasi kesehatan terutama dalam hal menggerakkan petugas Puskesmas dan memberdayakan sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmasnya. I. Klarifikasi Istilah 1. Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurva waktu tertentu.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BLOK 20SKENARIO III “Public Health Administration (PHA)”
Wilayah kerja Puskesmas Makmur, sedang terjadi kejadian luar biasa Demam
Berdarah Dengue (KLB-DBD). Setelah dilakukan pengamatan oleh petugas
surveilens, ditemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) sekitar 50% diakhir bulan ini
(Desember). Petugas surveilens juga menemukan masih banyaknya penduduk yang
menggunakan bak-bak penampungan air terbuka.
Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas dalam menghadapi KLB ini belum
menerapkan prinsip administrasi kesehatan terutama dalam hal menggerakkan
petugas Puskesmas dan memberdayakan sarana pendidikan di wilayah kerja
Puskesmasnya.
I. Klarifikasi Istilah
1. Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada
suatu daerah dalam kurva waktu
tertentu.
2. Demam Berdarah Dengue (DBD) : penyakit infeksi yang disebabkan virus
dengue yang ditularkan melalui
nyamuk.
3. Angka Bebas Jentik (ABJ) : keadaan bebas jentik yang merupakan
keadaan dimana ABJ ≥ 95%
4. Surveilens : pengamatan secara teratur dan terus
menerus terhadap semua aspek
penyakit tertentu, baik keadaan
maupun penyebarannya dalam suatu
2
masyarakat tertentu untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangannya.
5. Prinsip administrasi kesehatan : prinsip dari kegiatan yang dilakukan
bersama-sama untuk mencapai tujuan
pelayanan kesehatan sebaik-baiknya
sehingga tercapai tujuan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya.
II. Identifikasi Masalah
1. Wilayah kerja Puskesmas Makmur sedang mengalami Kejadian Luar Biasa
Demam Berdarah Dengue (KLB-DBD)
2. Petugas surveilens menemukan ABJ sekitar 50% dan juga masih banyaknya
penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air terbuka.
3. Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas belum menggerakkan petugas
Puskesmas dan memberdayakan sarana pendidikan di wilayah kerja
Puskesmasnya.
III. Analisis Masalah
1. Apa masalah utama pada kasus ini?
Jawab :
Masalah utama pada kasus ini adalah kejadian luar biasa Demam
Berdarah Dengue (KLB-DBD) yang terjadi di Puskemas Makmur. Hal ini
menjadi masalah utama karena telah terjadi peningkatan kejadian penyakit
DBD dalam suatu periode tertentu dibandingkan periode sebelumnya,
maka dari itu perlu dilakukan penanganan segera terhadap masalah ini.
3
2. Apa saja kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB)?
Jawab :
Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) :
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibanding
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan
dalam tahun sebelumnya
Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan
dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan
dari tahun sebelumnya.
CFR dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih dibanding dengan CFR dari
periode sebelumnya.
Proportional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang
sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya
Beberapa penyakit khusus, DHF:
o Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah
endemis)
o Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4
minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari
penyakit yang bersangkutan.
4
3. Apa saja faktor resiko yang bisa menyebabkan KLB-DBD?
Jawab :
Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian luar
biasa DBD :
a. Kepadatan penduduk, lebih padat lebih mudah untuk terjadi penularan
DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk diperkirakan 50 meter.
b. Mobilitas penduduk, memudakan penularan dari suatu tempat ke
tempat lain.
c. Kualitas perumahan, jarak antar rumah, pencahayaan, bentuk rumah,
bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. Bila di suatu rumah
ada nyamuk penularnya maka akan menularkan penyakit di orang
yang tinggal di rumah tersebut, di rumah sekitarnya yang berada dalam
jarak terbang nyamuk dan orang-orang yang berkunjung kerumah itu.
d. Pendidikan, akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan
penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan.
e. Penghasilan, akan mempengaruhi kunjungan untuk berobat ke
puskesmas atau rumah sakit.
f. Mata pencaharian, mempengaruhi penghasilan
g. Sikap hidup, kalau rajin dan senang akan kebersihan dan cepat tanggap
dalam masalah akan mengurangi resiko ketularan penyakit.
h. Perkumpulan yang ada, bisa digunakan untuk sarana PKM
i. Golongan umur, akan memperngaruhi penularan penyakit. Lebih
banyak golongan umur kurang dari 15 tahun berarti peluang untuk
sakit DBD lebih besar.
j. Suku bangsa, tiap suku bangsa mempunyai kebiasaannya masing-
masing, hal ini juga mempengaruhi penularan DBD.
k. Kerentanan terhadap penyakit, tiap individu mempunyai kerentanan
tertentu terhadap penyakit, kekuatan dalam tubuhnya tidak sama dalam
ABJ = jumlah rumah tanpa jentikjumlah seluruh rumah yang ada di suatu daerah
5
menghadapi suatu penyakit, ada yang mudah kena penyakit, ada yang
tahan terhadap penyakit.
Sedangkan faktor yang dianggap dapat memicu kejadian DBD
adalah :
a. Lingkungan.
Perubahan suhu, kelembaban nisbi, dan curah hujan
mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga vektor penular
penyakit bertambah dan virus dengue berkembang lebih ganas. Siklus
perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan
nyamuk dewasa akan dipersingkat sehingga jumlah populasi akan
cepat sekali naik. Keberadaan penampungan air artifisial/kontainer
seperti bak mandi, vas bunga, drum, kaleng bekas, dan lain-lain akan
memperbanyak tempat bertelur nyamuk.
b. Perilaku.
Kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan tempat tinggal, sehingga terjadi genangan air yang
menyebabkan berkembangnya nyamuk. Kurang baiknya perilaku
masyarakat terhadap PSN (mengubur, menutup penampungan air),
urbanisasi yang cepat, transportasi yang makin baik, mobilitas
manusia antar daerah, kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan lingkungan, dan kebiasaan berada di dalam rumah pada
waktu siang hari.
4. Bagaimana cara menentukan Angka Bbebas Jentik (ABJ)?
Jawab :
Angka bebas jentik normalnya adalah > 95%
6
5. Apa saja peran Puskesmas dalam menghadapi maslaah ini?
Jawab :
Sarana pendidikan
Mampu menerapkan upaya pengembangan kesehatan dengan
mengaktifkannya UKS guna mengurangi jentik-jentik nyamuk dan
memberantas sarang nyamuk dengan 3M+ di sekolah.
a. Terhadap Masyarakat
- Health Promotion penyuluhan mengenai pembersihan sarang
nyamuk, penyemprotan nyamuk dewasa, abatisasi
- Specific Protection beri imun pada host melalui imunisasi, beri obat
yang bersifat pencegahan penyakit, mematikan vektor penyebab
penyakit (abatisasi dan fogging / pengasapan) untuk mematikan
nyamuk aedes aegypti. Ikanisasi sebagai pemangsa jentik nyamuk.
b. Terhadap Lingkungan
- Lingkungan yang masih baik perlindungan sumber air dan
makanan. (sehingga tidak berperan sebagai faktor yang mendorong
timbulnya penyakit).
- Lingkungan yang telah tercemar kloridasi sumber air, pemberian
antiseptik, pemusnahan barang yang telah tercemar. (sehingga
mengurangi kadar pencemaran yang telah terjadi).
- Lingkungan yang dipakai sebagai sarang vektor pengobatan <jika
lingkungan tersebut masih diperlukan oleh manusia abatisasi> dan
pemusnahan <jika lingkungan tidak diperlukan oleh manusia
penimbunan rawa>. (mengupayakan agar lingkungan tersebut bebas
dari vektor penyebab penyakit.
7
6. Apa saja prinsip fungsi administrasi kesehatan yang perlu diterapkan
pada kasus ini?
Jawab :
Fungsi administrasi kesehatan
a. Perencanaan (planning) didalamnya termasuk penyusunan
anggaran belanja.
b. Pengorganisasian (organizing) didalamnya termasuk penyusunan
staf.
c. Pelaksanaan (implementing) didalamnya termasuk pengarahan,
pengkoordinasian, bimbingan, penggerakkan dan pengawasan.
d. Penilaian (evaluation) didalamnya termasuk penyusunan laporan.
7. Bagaimana cara pengelolaan Puskesmas?
Jawab :
- Membuat Laporan setelah dapat dibuktikan adanya wabah, dan
dibuat kepada Dinas Kesehatan Tingkat II (atasan langsung).
Diharapkannya adanya bantuan dari instansi yang lebih atas.
- Melibatkan Pemerintah Daerah Setempat laporan masalah wabah,
satu kopinya harus harus ditembuskan kepada camat dan tripida
kecamatan. Karena sebenarnya, Pemda lah yang dapat secara sendiri
mengambil inisiatif melakukan penanggulangan wabah yang
ditemukan berdasarkan pasal 12 ayat 1 UU wabah.
- Mempersiapkan PUSKESMAS rapat PUSKESMAS:
memberitahukan adanya wabah, penanggulangan wabah tersebut
secara teknik medis menjadi tanggung jawab aparat kesehatan,
melaksanakan pembagian tugas meliputi tugas penyuluhan kesehatan,
pencarian kasus baru, perawatan, pengobatan, penelitian, dan
8
pelaporan. Bekerja sama dengan sektor lain (lintas program) serta
pertugas dari Dinas Kesehatan Tingkat II.
- Melaksanakan rapat lintas sektoral dengan camat dan tripida
setempat serta sektor-sektor lainnyayang ada di kecamatan yang
membahas: adanya wabah penyakit tertentu di wilayah ini, bahwa
penganggulangan wabah adalah tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat (pasal 6 dan 10 UU wabah), untuk itulah
diharapkan semua sektor yang ada di Kecamatan dapat berperan serta,
misalnya dalam hal pencarian/penemuan kasus, penyuluhan kesehatan,
bantuan pengadaan sarana, dana, dan tenaga. Hasil rapat diharapkan
terbentuknya satuan tugas yang bersama-sama sektor kesehatan
tergabung dalam Tim Penanggulangan Wabah, hasil lain yang
diharapkan ialah munculnya peran serta masyarakat yang ikut aktif