I. Klarifikasi Istilah
1. Sembab: penimbunan cairan dijaringan yang berlebihan
2. Bengkak: menjadi besar karena pengaruh sesuatu biasanya
bagian tubuh
3. Edema: pengumpulan cairan secara abnormal diruang
interseluler tubuh
4. Asites: penumpukan cairan secara tidak normal pada rongga
abdomen
5. Urinalisis: analisis dari urin sebagai alat bantu penegakan
diagnosis penyakit
6. Proteinuria: ditemukannya serum protein yang berlebihan dalam
urin 7. Ureum: hasil akhir dari metabolism protein yang berasl dari
asam amino yang telah dindah amonianya dalam hati dan mencapai
ginjal
8. Kreatinin: Asam amino yang terdapat pada jaringan vertebrata
khususnya pada ototII. Identifikasi maasalah
1. Rafi berusia 6 tahun dibawa orang tuanya ke poli umum RSMH
dengan keluhan sembab diseluruh tubuh.2. Sejak 1 bulan yang lalu
tampak sembab dikelopak mata. Sejak 2 minggu yang lalu tampak perut
makin membesar dan kedua tungkai bengkak.
3. BAK warna kuning dan tampak berbusa. Penyakit seperti ini
baru pertama kali diderita, tidak ada riwayat keluarga dengan
penyakit yang sama.
4. Pemeriksaan Fisik
KU: sakit sedang, kesadaran kompos mentis. Suhu = 37oC. TD=
100/60 mmHg, HR= 96 x/menit, RR= 32 x/menit, BB 28 kg, TB 136 cm,
edema (+) pada kedua kelopak mata, ascites (+), edema kedua tungkai
dan telapak kaki (+/+). Para dan jantung dalam batas normal.
5. Hasil Laboratorium
Urinalisis: warna kuning agak keruh, berbusa, proteinuria +++,
eritrost 0-1 sel/LPB, leukosit 2-3 sel/LPB. Darah: Hb 8,5 g/dl,
leukosit 11.000/mm3b, trombosit 400.000/mm3, LED 40 mm/jam, protein
total 4,0 g/dl, albumin 2,0 gr/dl, ureum 40 mg/dl, kreatinin 0,7
mg/dl, kolestrol 200 mg/dl.
III. Analisis Masalah
1. Rafi berusia 6 tahun dibawa orang tuanya ke poli umum RSMH
dengan keluhan sembab diseluruh tubuh.
a. Apa penyebab dan mekanisme dari sembab pada kasus ini? Edema
pada SN dapat diterangkan dengan teori underfill dan overfill.
Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia merupakan faktor
kunci terjadinya edema pada SN. Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari
intravaskular ke jaringan interstitium dan terjadi edema. Akibat
penurunan tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma
terjadi hipovolemia, dan ginjal melakukan kompensasi dengan
meningkatkan retensi natrium dan air. Mekanisme kompensasi ini akan
memperbaiki volume intravaskular tetapi juga akan mengeksaserbasi
terjadinya hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlanjut.
Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium adalah defek
renal utama. Retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan
ekstraselular meningkat sehingga terjadi edema. Penurunan laju
filtrasi glomerulus akibat kerusakan ginjal akan menambah retensi
natirum dan edema akibat teraktivasinya sistem
Renin-angiotensin-aldosteron terutama kenaikan konsentrasi hormon
aldosteron yang akan mempengaruhi sel-sel tubulus ginjal untuk
mengabsorbsi ion natrium sehingga ekskresi ion natrium
(natriuresis) menurun. Selain itu juga terjadi kenaikan aktivasi
saraf simpatetik dan konsentrasi katekolamin yang menyebabkan
tahanan atau resistensi vaskuler glomerulus meningkat, hal ini
mengakibatkan penurunan LFG dan kenaikan desakan Starling kapiler
peritubuler sehingga terjadi penurunan ekskresi natrium.
Kedua mekanisme underfill dan overfill tersebut ditemukan secara
bersama pada pasien SN. Faktor seperti asupan natrium, efek
diuretik atau terapi steroid, derajat gangguan fungsi ginjal, jenis
lesi glomerulus dan keterkaitan dengan penyakit jantung atau hati
akan menentukan mekanisme mana yang lebih berperan.Underfill:
hipoalbuminemia > tekanan onkotik turun > pergeseran cairan
ke jar. Interstitium > terjadinya edema > hipovolemia >
kompensasi ginjal (vasopresin/renin angiotensin aldosterone) >
retensi natrium dan air > edema tetap berlanjutOverfill :
penurunan laju filtrasi glomerulus > retensi natrium >
meningkatnya cairan ekstra seluler > edemab. Apa hubungan usia,
dan jenis kelamin dengan penyakit yang diderita? Insiden sindrom
nefrotik pada masa kanak-kanak dilaporkan dua sampai tujuh kasus
dari setiap 100 000 anak dan prevalensinya mendekati 16 kasus dari
setiap 100 000. Di Jakarta Wila Wirya melaporkan per tahun 6 orang
anak menderita sindrom nefrotik di antara 100 000 anak berusia
dibawah 14 tahun, dengan perbandingan anak laki-laki dibanding anak
perempuan 3:2.c. Apa dampak dari sembab diseluruh tubuh? Gejala dan
Tanda
Distensi vena jugularis, Peningkatan tekanan vena sentral
Peningkatan tekanan darah, Denyut nadi penuh, kuat Melambatnya
waktu pengosongan vena-vena tangan Edema perifer dan periorbita
Asites, Efusi pleura, Edema paru akut ( dispnea,takipnea,ronki
basah di seluruh lapangan paru ) Penambahan berat badan secara
cepat : penambahan 2% = kelebihan ringan, penambahna 5% = kelebihan
sedang, penambahan 8% = kelebihan berat Hasil laboratorium :
penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium serum normal,
natrium urine rendah (