Top Banner
LAPORAN PLENO TUTORIAL ANGKATAN 2010 BLOK XIX “TUMBUH KEMBANG ANAK & GERIATRI” “SKENARIO A – MARASMUS” Tutorial 2 Tutor : dr. RA Tanzilla Anin Kalma Perdani 702010009 Ajeng Dwinta Lestari 702010014 Meitriana Putri M.J 702010017 Ririn Amelia Oktariani 702010029 Rizki Amalia 702010036 Octia Yudiantin 702010048 Sigit Rahmad 702010054 Ricky Dwi Putra 702010056 Shafa Husnul Khatimah 702010060 Agis Mira Dewi 702009057 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
57

skenario a fix(1).doc

Oct 26, 2015

Download

Documents

pbl skenario
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: skenario a fix(1).doc

LAPORAN PLENO TUTORIAL

ANGKATAN 2010

BLOK XIX “TUMBUH KEMBANG ANAK & GERIATRI”

“SKENARIO A – MARASMUS”

Tutorial 2

Tutor : dr. RA Tanzilla

Anin Kalma Perdani 702010009

Ajeng Dwinta Lestari 702010014

Meitriana Putri M.J 702010017

Ririn Amelia Oktariani 702010029

Rizki Amalia 702010036

Octia Yudiantin 702010048Sigit Rahmad 702010054

Ricky Dwi Putra 702010056

Shafa Husnul Khatimah 702010060

Agis Mira Dewi 702009057

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B

13 Ulu Telp. 0711-7780788

PALEMBANG

Page 2: skenario a fix(1).doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pleno Tutorial Blok XIX –

Tumbuh Kembang Anak dan Geriatri - yang berjudul “Skenario A – Marasmus”

sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada

junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan

pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa

mendatang.

Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan

dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.

2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.

3. dr. RA. Tanzila, selaku pembimbing Tutorial 2

4. Teman-teman sejawat

5. Semua pihak yang membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan

kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga proposal ini

bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga kita

selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, Juni 2013

Penulis

Page 3: skenario a fix(1).doc

DAFTAR ISI

Halaman cover ……………………………………………………………………….. i

Kata Pengantar …………………………………………………………………………

ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………….

iii

BAB I : Pendahuluan .............................................................................................

1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….

1

1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………………….

1

BAB II : Pembahasan ..............................................................................................

2

2.1 Data Tutorial ……………………………………………………...

2

2.2 Skenario …………………………………………………………..

2

2.3 Klarifikasi Istilah …………………………………………………

3

2.4 Identifikasi Masalah ………………………………………………

3

2.5 Analisis Masalah ……………………………………………........

5

2.6 Pembahasan ............................................................................

9

2.7 Kesimpulan………………………………………………………..

34

2.8 Kerangka konsep …………………………………………………

35

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: skenario a fix(1).doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri merupakan blok ke-19 pada semester

6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B mengenai

seorang anak tunggalnya Ferdi, laki-laki usia 12 bulan, dengan keluhan

anaknya tidak tumbuh seperti anak lain seusianya. Kartu Menuju Sehat (KMS)

berat badan mulai sejak 6 bulan yang lalu.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini.

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Page 5: skenario a fix(1).doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. R.A Tanzila

Moderator : Ricky Dwi Putra

Sekretaris Meja : Meitriana Putri M.J

Sekretaris Papan : Sigit Rahmat

Waktu : Selasa, 18 juni 2013

Kamis, 20 juni 2013

Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam

2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman

3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat

4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario

Rudi, laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke RSMP karena demam lama hilang

timbul dan sering mengalami batuk sejak usia 18 bulan. Rudi sudah pernah

dibawa berobat ke bidan dan diberi obat namun tidak ada perubahan. Berat

badan Rudi tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini Rudi belum bisa

Page 6: skenario a fix(1).doc

berjalan. Tidak ada riwayat kejang. Rudi tinggal bersama orang tua dan

neneknya. Nenek rudi saat ini sedang mengalami pengobatan rutin di Puskesmas.

Riwayat nutrisi :

0-2 bulan : ASI eksklusif, on demand

3-6 bulan : ASI + susu formula 2x30 cc perhari

7-12 bulan: ASI + susu formula 2x60 cc perhari, bubur susu kemasan 2x sehari

@1/3 sachet.

12 bulan sampai sekarang : nasi lembek 2x sehari dengan kecap manis, kerupuk,

telur kadang-kadang, tempe tahu kadang-kadang @1/2 potong, susu kental manis

2x60 cc perhari dan sering jajan.

Riwayat kehamilan dan persalinan:

Rudi anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama kehamilan ibu sehat dan

periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Segera

lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan

lahir 2500 gram. Panjang badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.

Riwayat pertumbuhan:

Usia 1 bulan : 3,25 kg

Usia 2 bulan : 4 kg

Usia 6 bulan : 5 kg

Usia 12 bulan: 6 kg

Riwayat perkembangan: tengkurap 4 bulan, bisa berbalik sendiri usia 5 bulan,

bisa duduk usia 10 bulan, berdiri usia 18 bulan.

Riwayat imunisasi: belum pernah imunisasi.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 7kg, panjang

badan 75cm, lingkaran kepala 45cm, lingkar lengan atas 9 cm.

Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T: 37,5 C

Keadaan spesifik:

Kepala:

Wajah dismorfik tidak ada

Wajah tidak seperti wajah orang tua

Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut

Kontak mata baik

Melihat dan tersenyum kepada pemeriksa

Page 7: skenario a fix(1).doc

Menoleh ketika dipanggil namanya

Thoraks: iga gambang (piano sign)

Abdomen: cekung

Gentalia: Baggy pants (+)

Ekstremutas:

Edema tidak ada

Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki

Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada

Status Neurologikus:

Gerakan normal, kekuatan 4

Reflex fisiologis normal

Klonus dan tonus normal

Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol

Reflex patologis (-)

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Asi eksklusif : air susu ibu yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan tanpa

makanan tambahan.

2. Skor APGAR : skor untuk menilai keadaan bayi baru lahir dan

mengidentifikasi apakah bayi memerlukan resusitasi atau tidak.

3. Susu Formula: susu yang digunakan menutrisi bayi selain asi

4. Dismorfik: kelainan pada perkembangan morfologi

5. Piano sign: iga yang menjadi tampak menonjol seperti tuts piano.

6. Baggy pants: jaringan lemak sub kutis sangat sedikit sampai tidak ada,

sehingga kulit terlihat bergelambir.

7. Dermatosis: penyakit kulit tidak ditandai dengan peradangan

2.4 Identifikasi Masalah

1. Rudi, laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke RSMP karena demam lama

hilang timbul dan sering mengalami batuk sejak usia 18 bulan.

2. Rudi sudah pernah dibawa berobat ke bidan dan diberi obat namun tidak

ada perubahan.

Page 8: skenario a fix(1).doc

3. Berat badan Rudi tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini Rudi

belum bisa berjalan. Tidak ada riwayat kejang.

4. Rudi tinggal bersama orang tua dan neneknya. Nenek rudi saat ini sedang

mengalami pengobatan rutin di Puskesmas.

5. Riwayat nutrisi :

0-2 bulan : ASI eksklusif, on demand

3-6 bulan : ASI + susu formula 2x30 cc perhari

7-12 bulan: ASI + susu formula 2x60 cc perhari, bubur susu kemasan 2x

sehari @1/3 sachet.

12 bulan sampai sekarang : nasi lembek 2x sehari dengan kecap manis,

kerupuk, telur kadang-kadang, tempe tahu kadang-kadang @1/2 potong,

susu kental manis 2x60 cc perhari dan sering jajan.

6. Riwayat kehamilan dan persalinan:

Rudi anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama kehamilan ibu sehat dan

periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu.

Segera lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10.

Berat badan lahir 2500 gram. Panjang badan lahir 48 cm. Lingkar kepala

lahir 33 cm.

7. Riwayat pertumbuhan:

Usia 1 bulan : 3,25 kg

Usia 2 bulan : 4 kg

Usia 6 bulan : 5 kg

Usia 12 bulan: 6 kg

8. Riwayat perkembangan: tengkurap 4 bulan, bisa berbalik sendiri usia 5

bulan, bisa duduk usia 10 bulan, berdiri usia 18 bulan.

9. Riwayat imunisasi: belum pernah imunisasi.

Page 9: skenario a fix(1).doc

10. Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 7kg,

panjang badan 75cm, lingkaran kepala 45cm, lingkar lengan atas 9 cm.

Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T: 37,5 C

11. Keadaan spesifik:

Kepala:

Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah dicabut

Thoraks: iga gambang (piano sign)

Abdomen: cekung

Gentalia: Baggy pants (+)

Status Neurologikus:

Gerakan normal, kekuatan 4

2.5 Analisis Masalah

1. Rudi, laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke RSMP karena demam lama

hilang timbul dan sering mengalami batuk sejak usia 18 bulan.

a. Apa hubungan usia jenis kelamin pada kasus?

b. Apa etiologi demam dan batuk pada kasus?

c. bagaimana mekanisme demam dan batuk?

d. Mengapa demam lama hilang timbul dan sering mengalami batuk sejak

usia 18 bulan?

e. Bagaimana system imun pada usia 24 bulan?

2. Rudi sudah pernah dibawa berobat ke bidan dan diberi obat namun

tidak ada perubahan.

a. Apa saja kemungkinan obat yang diberikan bidan?

Page 10: skenario a fix(1).doc

b. Mengapa setelah diberi obat namun tidak ada perubahan?

3. Berat badan Rudi tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini

Rudi belum bisa berjalan. Tidak ada riwayat kejang.

a. Bagaimana pertumbuhan anak usia 0-24 bulan?

b. Bagaimana perkembangan anak usia 24 bulan?

c. Bagaimana cara menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 24

bulan?

d. Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

bayi usia 24 bulan?

e. Apa makna tidak ada riwayat kejang?

f. Apa penyebab dan mekanisme berat badan Rudi tidak sesuai dengan

perkembangan anak yang lain?

g. Apa penyebab dan mekanisme Rudi saat ini tidak dapat berjalan?

4. Rudi tinggal bersama orang tua dan neneknya. Nenek rudi saat ini

sedang mengalami pengobatan rutin di Puskesmas.

a. Apa hubungan keluhan Rudi dengan neneknya yang sedang menjalani

pengobatan rutin di Puskesmas?

b. Apa saja kemungkinan penyakit yang pengobatannya rutin di

puskesmas?

5. Riwayat nutrisi :

0-2 bulan : ASI eksklusif, on demand

3-6 bulan : ASI + susu formula 2x30 cc perhari

7-12 bulan: ASI + susu formula 2x60 cc perhari, bubur susu kemasan

2x sehari @1/3 sachet.

12 bulan sampai sekarang : nasi lembek 2x sehari dengan kecap

manis, kerupuk, telur kadang-kadang, tempe tahu kadang-kadang

@1/2 potong, susu kental manis 2x60 cc perhari dan sering jajan.

Page 11: skenario a fix(1).doc

a. Bagaimana asupan nutrisi pada bayi usia 0-24 bulan?

b. Berapa kebutuhan kalori pada bayi usia 0-24 bulan?

c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan keadaan Rudi?

d. Bagaimana interpretasi riwayat nutrisi?

e. Apa saja kandungan ASI?

f. Apa saja kandungan susu formula?

6. Riwayat kehamilan dan persalinan:

Rudi anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama kehamilan ibu

sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada

kehamilan 38 minggu. Segera lahir langsung menangis, skor APGAR

1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 2500 gram. Panjang

badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.

a. Bagaimana interpretasi riwayat kehamilan dan persalinan?

b. Apa hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan keluhan Rudi?

7. Riwayat pertumbuhan:

Usia 1 bulan : 3,25 kg

Usia 2 bulan : 4 kg

Usia 6 bulan : 5 kg

Usia 12 bulan: 6 kg

a. Bagaimana interpretasi riwayat pertumbuhan?

8. Riwayat perkembangan: tengkurap 4 bulan, bisa berbalik sendiri usia 5

bulan, bisa duduk usia 10 bulan, berdiri usia 18 bulan.

a. Bagaimana interpretasi riwayat perkembangan?

Page 12: skenario a fix(1).doc

9. Riwayat imunisasi: belum pernah imunisasi.

a. Bagaimana interpretasi riwayat imunisasi?

10. Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 7kg,

panjang badan 75cm, lingkaran kepala 45cm, lingkar lengan atas 9

cm.

Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T: 37,5 C

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik?

11. Keadaan spesifik:

Kepala: Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah

dicabut

Thoraks: iga gambang (piano sign)

Abdomen: cekung

Gentalia: Baggy pants (+)

Status Neurologikus:

Gerakan normal, kekuatan 4

Bagaimana interpretasi dan mekanisme keadaan spesifik?

a. kepala

b. thoraks

c. Abdomen

d. Genitalia

e. Status neurologis

12. Bagaimana Diagnosis banding pada kasus?

13. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?

14.Bagaimana diagnosis kerja pada kasus?

Page 13: skenario a fix(1).doc

15. Bagaimana tatalaksana pada kasus?

16. Bagaimana komplikasi apabila tidak ditangani dengan komprehensif?

17. Bagaiaman prognosis kasus?

18. Bagaimana KDU ?

19. Bagaimana pandangan Islam?

2.6 Pembahasan

1. Rudi, laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke RSMP karena demam lama

hilang timbul dan sering mengalami batuk sejak usia 18 bulan.

a. Apa hubungan usia jenis kelamin pada kasus?

Sistem imun pada balita masih belum matang. Pada non radang, sel T

yang berperan. Antibodi janin disintesis pada awal minggu ke 20 tetapi

kadar IgG dewasa baru dicapai pada usia 5 tahun. Oleh karena itu,

Bayi akan lebih mudah terkena infeksi bila tidak mendapatkan asupan

gizi yang cukup. Kekurangan gizi biasanya menyerang anak-anak

kurang dari 5 tahun.

b. Apa etiologi demam dan batuk pada kasus?

Infeksi atau

Non Infeksi, seperti alergi, tumbuh gigi, keganasan, autoimun.

Diantara kedua penyebab diatas, demam lebih sering disebabkan

karena infeksi, bisa oleh bakteri atau virus, infeksi ini disebabkan oleh

virus , terutama pada bayi dan anak

c. bagaimana mekanisme demam dan batuk?

Page 14: skenario a fix(1).doc

Stimulasi sel-sel darah putih oleh pirogen eksogen baik berupa toksin,

mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut aan

mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1,

IL-6, IFN) akan merangsang endotelium di hipotalamus untuk

membentuk prostaglandin lalu prostaglandin akan meningkatkan

patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus memicu untuk

meningkatkan panas tubuh, demam.

Batuk dibagi menjadi empat fase, yaitu:

1. fase iritasi, salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea,

bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus

glosofaringeus dapat menimbulkan batuk.

2. Fase inspirasi, glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi

otot abduktor kartilago aritnoidea.

3. Fase kompresi, dimulai dari tertutupnya glotis akibat kontraksi otot

kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Batuk dapat

terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu

meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

4. Fase ekspirasi/ekspulsi, pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba

akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah

oengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang

tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-

bahan lain.

d. Mengapa demam lama hilang timbul dan sering mengalami batuk sejak

usia 18 bulan?

Karena asupan nutrisi yang kurang menyebabkan sistem imun Rudi

rendah, oleh karena itu Rudi sering mengalami batuk dan demam sejak

usia 18 bulan.

e. Bagaimana system imun pada usia 24 bulan?

Page 15: skenario a fix(1).doc

Pada saat usia balita dan anak-anak system imun belum matang di usia

muda dan system imun akan menjadi matang di usia dewasa dan akan

menurun kembali saat usia lanjut.

2. Rudi sudah pernah dibawa berobat ke bidan dan diberi obat namun

tidak ada perubahan.

a. Apa saja kemungkinan obat yang diberikan bidan?

Antipiretik dan antibiotik

b. Mengapa setelah diberi obat namun tidak ada perubahan?

Karena kumungkinan bidan hanya memberikan obat-obatnya yang

sifatnya mengobati demam dan batuk Rudi, sedangkan Rudi tidak

diberikan perbaikan gizi. Karena itulah sistem imun Rudi masih rendah

dan tidak berpengaruh apabila hanya diberikan obat tersebut karena

sistem imun Rudi masih rendah karena asupan yang masih kurang.

3. Berat badan Rudi tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Saat ini

Rudi belum bisa berjalan. Tidak ada riwayat kejang.

a. Bagaimana pertumbuhan anak usia 0-24 bulan?

1. Panjang Badan

Panjang badan normal bayi baru lahir rata-rata 50 cm (45-55 cm).

Tabel 1: Pertambahan Panjang Badan sesuai Usia:

Age Body height / length

Newborn

1 yr

4 yr

5 yr

13 yr

+ 50 cm

1,5 x birth length

2 x birth length

2 x birth length + 5 cm

3 x birth length

2. Berat Badan

Berat badan normal bayi baru lahir rata-rata 3000 gram (2500-4500gram).

Tabel 2. Pertambahan Berat Badan sesuai Usia

Page 16: skenario a fix(1).doc

Age Body weight (kg)

Newborn

5-6 mo

1 yr

2 yr

3 yr

> 3 yr

2,5 – 4,1 kg

2 x birth weight

3 x birth weight

4 x birth weight

5 x birth weight

2 n + 8

Berat badan normal bayi

Usia Berat Badan

Neonatus 2,5 – 4,1 kg

5-6 bulan 2 x berat lahir

1 tahun 3 x berat lahir

2 tahun 4 x berat lahir

3 tahun 5 x berat lahir

> 3 tahun 2n + 8

3. Pertumbuhan Panjang Badan/Tinggi Badan Normal

Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Badan/Tinggi Badan Normal

Usia Panjang Badan/Tinggi Badan

Neonatus 45 – 55 cm

1 tahun 1,5 x panjang lahir

4 tahun 2 x panjang lahir

5 tahun 2 x panjang lahir + 5 cm

13 Ahun 3 x panjang lahir

4. Lingkar kepala

Lingkar kepala normal bayi baru lahir 33-35 cm.

- 1 yr : 45 – 47 cm

- 2 yr : 48 – 50 cm

Page 17: skenario a fix(1).doc

- 5 yr : 51 – 53 cm

- Pada tahun pertama peningkatan lingkar kepala + 1cm/bln

- Pada tahun ke 2-7 peningkatan lingkar kepala + ½ cm /thn

- Pada tahun ke 7-10 peningkatan lingkar kepala + 1/3 cm /thn

b. Bagaimana perkembangan anak usia 24 bulan?

Pada umur 18-24 bulan:

1. sudah dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan.

2. Sudah dapat berjalan tanpa terhuyunh-huyung.

3. Bertepuk tangan dan melambai-lambai.

4. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

5. Menyebut 3-6 kata yang memiliki arti.

6. Memegang cangkir sendiri, dan belajar makan dan minum sendiri.

c. Bagaimana cara menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi usia

24 bulan?8910 teteh perkembangan

Cara menilainya dengan melihat ciri pertumbuhan :

a. perubahan ukuran

Terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang bertambahnya umur anak

terjadi penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lain-

lain. Organ tubuh seperti jantung, paru atau usus akan bertambah besar

sesuai dengan peningkatan kebutuhn tubuh.

b. perubahan proporsi

Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi lebih besar

dibandingkan dengan umur lainnya. Titik pusat bayi baru lahir kurang

lebih setinggi umbilikus, sedangkan dewasa setinggi symphisis pubis.

Perubahan proporsi mulai usia kehamilan 2 bulan sampai dewasa.

Page 18: skenario a fix(1).doc

c. hilang ciri-ciri lama

menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya

gerak primitif.

d. timbul ciri-ciri baru

muncul gigi tetap, dan muncul tanda sekunder seperti tumbuh rambut

pubis dan aksila, tumbuh payudara pada wanita dan lainnya.

Tanner dan Whitehouse dari Inggris merupakan pionir dalam

menentukan baku pengukuran antropometri, dengan kurva

pertumbuhan. Kegunaan pertumbuhan sebagai suatu pemantau

tergantung tepat guna metode untuk menilai individu secara tepat.

- Baku internasional, satu standard deviasi mencakup 68,2%, dua

standard deviasi mencakup 95,4% dan tiga standard deviasi

mencakup 99,9% dari jumlah total populasi. Angka persentil

menunjukkan posisi dari suatu hasil pengukuran dalam 100 angka

yang berurutan (100%). Artinya persentil ke-10 memberikan nilai

untuk anak ke 10 dalam kelompok 100 anak, sebilang orang anak

lebih kecil ukurannya dan 90 akan lebih besar. Pada persentil 50

maka akan terdapat sejumlah anak yang sama banyak baik lebih

besar ataupun lebih kecil dari ukuran tersebut.

Page 19: skenario a fix(1).doc

- NCHS (National Center for Health Statistics) menerapkan standard

ukuran tionggi badan dan berat badan menurut umur yang dibedakan

antara anak laki-laki dan perempuan umur 0 – 18 tahun.

- Obesitas dinilai kurva pertumbuhan dapat untuk dinilai apabila BB/TB

> 120% dari baku median BB/TB.

- Lingkar kepala menggunakan standar Nellhaus untuk laki-laki dan

perempuan 0 – 18 tahun. Batas antara ± 2,5 SD daerah normal

pertumbuhna otak dan tengkorak kepala. Apabila melebati + 2,5 SD

kemungkinan adanya hydrocephalus, sebaliknya apabila – 2,5 SD

perlu memikirkan kemungkinan microcephalus.

Tahap-tahap penilaian perkembangan

1. Anamnesis

2. Skrining gangguan perkembangan anak

Untuk mengetahui kelainan perkembangan anak dengan melakukan

DDST (Denver Developmental Screening Test), tes IQ atau tes

psikologik lainnya.

3. Evaluasi lingkungan anak

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak

5. Evaluasi bicara dan bahasa anak

6. Pemeriksaan fisik

7. Pemeriksaan neurologi

8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik

9. Integrasi dari hasil penemuan

d. Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi usia 24 bulan?

1. Faktor genetik

Merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses tumbuh

kembang anak, melalui instruksi genetik yang terkandung dalam ovum

yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan di negara berkembang seperti Indonesia selain

Page 20: skenario a fix(1).doc

genetik, faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang

optimal anak, bahkan faktor ini menyebabkan kematian anak-anak

sebelum mencapai usia balita.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat menentukan tercapai tidaknya potensi bawaan.

Lingkungan yang kurang baik akan menghambat potensi bawaan.

A. Faktor Lingkungan Prenatal

a. Gizi ibu waktu hamil

Gizi Ibu yang jelek sebelum kehamilan maupun waktu hamil, lebih

sering menghasilkan BBLR, atau lahir mati dan jarang

menyebabkan cacat bawaan, disamping itu, gangguan pertumbuhan

otak, anemia, mudah terkena infeksi, abortus, dan lainnya.

b. Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

c. Toksin/zat kimia

Masa organogenesisi sangat peka terhadap teratogen seperti obat-

obatan, ibu perokok, minum alkohol dan keracunan logam berat

menyebabkan cacat bawan.

d. Endokrin

Hormon yang berperan berupa somatotropin, hormon plasenta,

homon tiroid, insulin, dan peptida dengan aktivitas mirip insulin

(Insulin-like Growth Factors/IGFs)

e. Radiasi

Radiasi umur kehamilan <18 minggu, dapat menyebabkan kematian

janin, kerusakan otak, mickrosefali, atau cacat bawaan lain.

f. Infeksi

Infeksi TORCH, varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, HIV,

Polio, campak, listeriosis, virus influensa dan virus hepatitis dapat

menyebabkan cacat bawaan.

g. Stres

Menyebabkan gangguan pertumbuhan tumbuh kembang janin,

seperti cacat bawaan dan kelainan jiwa.

Page 21: skenario a fix(1).doc

h. Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,

hidropsfetalis, kern ikterus, atau lahir mati.

i. Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan plasenta

B. Faktor Lingkungan Postnatal

a. Lingkungan biologis

- Ras/suku bangsa

- Jenis kelamin

- Umur

- Gizi

- Perawatan kesehatan

- Kepekaan terhadap penyakit

- Penyakit kronis

- Fungsi metabolisme

- Hormon

Somatotropin

Hormon tiroid

Glukokortikoid

Hormon seks

IGFs

b. Faktor fisik

- Cuaca, musim, keadaan geografis wilayah

- Sanitasi

- Keadaan rumah

- Radiasi

c. Faktor psikososial

- Stimulasi

- Motivasi belajar

- Ganjaran atau hukuman

- Kelompok sebaya

- Stres

- Sekolah

- Cinta dan kasih sayang

Page 22: skenario a fix(1).doc

- Kualitas interaksi anak-orang tua

d. Faktor keluarga dan adat istiadat

- Pekerjaan/pendapatan keluarga

- Pendidikan ayah/ibu

- Jumlah saudara

- Jenis kelamin dalam keluarga

- Stabilitas keluarga

- Kepribadian ayah/ibu

- Adat-istiadat, norm-norma

- Agama

- Urbanisasi

- Kehidupan politik masyarakat

e. Apa makna tidak ada riwayat kejang?

Menyingkirkan diagnosis penyakit dengan riwayat kejang.

f. Apa penyebab dan mekanisme berat badan Rudi tidak sesuai

dengan perkembangan anak yang lain?

Pada kasus ini, penyebab berat badan dan perkembangan rudi yang

tidak sesuai dengan umurnya adalah kurang gizi serta infeksi kronis

berulang yang dialaminya. Asupan gizi yang kurang membuat

pertumbuhan rudi terhambat, karena untuk dapat tumbuh, dibutuhkan

zat gizi yang cukup. Sedangkan infeksi yang dideritanya akibat

kekurangan gizi sehingga respon imun tubuh menurun. Namun infeksi

ini juga memperparah kekurangan gizinya, karena zat gizi yang ada

justru dipakai untuk membangun system imun tubuhnya.

g. Apa penyebab dan mekanisme Rudi saat ini tidak dapat berjalan?

Kurangnya asupan nutrisi dan kalori akan menyebabkan otot-oto dari

Rudi mengalami atrofi dan menyebabkan hpotoni, hal ini yang

mengakibatkan Rudi tidak dapat berjalan.

Page 23: skenario a fix(1).doc

4. Rudi tinggal bersama orang tua dan neneknya. Nenek rudi saat ini sedang

mengalami pengobatan rutin di Puskesmas.

a. Apa hubungan keluhan Rudi dengan neneknya yang sedang

menjalani pengobatan rutin di Puskesmas?

Kemungkinan demam dan batuk/infeksi yang diderita rudi ini tertular

dari neneknya. Karena rudi serumah dengan neneknya

b. Apa saja kemungkinan penyakit yang pengobatannya rutin di

puskesmas?678

Hipertensi, Diabetes, Kusta, Tb.

Kemungkinan pada kasus ini nenek Rudi menderita penyakit Tb.

5. a. Bagaimana asupan nutrisi pada bayi usia 0-24 bulan?

Jadwal pemberian makanan tambahan pada bayi (Rekomendasi Ikadan

Dokter Anak Indonesia/IDAI)

0-6 bln 6-7 bln 7-9 bln 9-12 bln > 12 bln

Pukul 06.00ASI on demand

ASI ASI/PASI ASI/PASI ASI/PASI

Pukul 08.00 (makan pagi)

ASI on demand

Bubur susuBubur menuju nasi tim

Nasi tim menuju makanan keluarga

Makanan keluarga

Pukul 10.00ASI on demand

Buah segar/biskuit

Buah segar/biskuit

Buah segar/biskuit

Snack

Pukul 12.00 (makan siang)

ASI on demand

ASIBubur menuju nasi tim

Nasi tim menuju makanan keluarga

Makanan keluarga

Pukul 14.00ASI on demand

ASI ASI/PASI ASI/PASI

Pukul 16.00ASI on demand

Buah segar/biskuit

Buah segar/biskuit

Buah segar/biskuit

Snack

Pukul 18.00ASI on demand

Bubur susuBubur menuju nasi tim

Nasi tim menuju makanan keluarga

Makanan keluarga

Jadwal pemberian makanan tambahan menurut umur bayi, jenis makanan, dan

frekuensi pemberian.

Page 24: skenario a fix(1).doc

Usia Bayi Jenis Makanan Berapa kali sehari0-6 bulan ASI 10-12 kali sehari

6-7 bulan

ASI Saat dibutuhkan- Buah lunak/sari buah- Bubur : bubur havermout/bubur

tepung beras merah1-2 kali sehari

7-9 bulan

ASI Saat dibutuhkan- Buah-buahan- Hati ayam atau kacang-kacangan- Beras merah atau ubi- Sayuran (wortek, bayam)- Minyak/santan/avokad- Air tajin

3-4 kali

9-12 bulan

ASI Saat dibutuhkan- Buah-buahan- Bubur/roti- Daging/kacang-kacangan/ayam/

ikan- Beras merah/kentang/labu/jagung- Kacang tanah- Minyak/santan/avokad- Sari buah tanpa gula

4-6 kali

b. Berapa kebutuhan kalori pada bayi usia 0-24 bulan?

bayi rata-rata :110 kkalori/kgBB/hari

anak 1-3 tahun : 100 kkalori/kgBB/hari

c. Bagaimana hubungan riwayat nutrisi dengan keadaan Rudi?

Dari riwayat nutrisi yang telah diberikan kepada Rudi, nutrisi yang

diberikan masih sangat kurang. Hal ini lah yang menyebabkan keluhan

dan gejala-gejala yang timbul pada Rudi.

d. Bagaimana interpretasi riwayat nutrisi?

Masih sangat kurang dengan pemberian nutrisi yang seharusnya.

e. Apa saja kandungan ASI?

ASI mengandung bermacam-macam zat anti baik yang seluler maupun

yang humoral, sehingga morbiditas dan mortalitas bayi ya minum ASI lebih

rendah daripada yang minum susu formula, ASI mengandung enzim-enzim

Page 25: skenario a fix(1).doc

yang membantu mencerna makanan, dan juga enzim yang berfungsi anti

bakteri seperti lisozim, katalase, dan peroksidase: ASI mengandung

hormon-hormon misalnya ACTH, TRH, TSH, EGF, proklaktin,

kortikosteroid, prostaglandin.

f. Apa saja kandungan susu formula?

Komposisi susu formula, menggunakan acuan ASI sebagai gold

standard. Pada awalnya modifikasi susu formula hanya makronutrien dan

mineral saja, tetapi saat ini telah ditambahkan LCPUFAs (AA dan DHA),

nukleotida, taurin dan komponen kekebalan seperti laktoferin, laktobasilus

bifidus (probiotik) dan prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharide).

- Perbandingan Whey protein : kasein = 60 : 40, mendekati komposisi ASI,

bertujuan agar protein dalam susu formula muda dicerna.

- Asam amino di dalam susu formula juga mengacu pada komposisi ASI

- Penambahan zat besi, bertujuan untuk mencegah anemia defisiensi besi

pada anak yang tidak minum ASI/hanya minum ASI sebagian, sebbab zat

besi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak.

- Penambahan LCPUFAs (AA dan DHA) juga mengacu pada komposisi

ASI, yang berfungsi sebagai bagian fosfolipid yang mempengaruhi struktur

dan fungsi membran sel sebagai prekuersor pada biosintesis golongan

eicanasoid seperti prostaglandin, tromboksan, dan leukotrin; merupakan

asam lemak utama pada otak dan retina.

- Nuklotida, berfungsi pada sistem imun seperti maturasi sel T, aktifasi

makrofag, sitokin, aktivitas sel natural killer dan respon imun pada

imunisasi.

- Taurin, asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mata dan

otak serta konjugasi bilirubin.

- Laktoferin, untuk meningkatkan kekebalan bayi yang minum susu formula,

merupakan senyawa glikoprotein yang mengikat besi, yang terdapat pada

SI, air mata, saliva, sekresi mucus, dan leukosit, berfungsi mengikat besi

bebas yang sering digunakan untuk pertumbuhan bakteri, virus dan jamur,

sehingga tidak tersedia zat besi untuk pertumbuhan.

Page 26: skenario a fix(1).doc

6. Riwayat kehamilan dan persalinan:

Rudi anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama kehamilan ibu

sehat dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada

kehamilan 38 minggu. Segera lahir langsung menangis, skor APGAR

1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 2500 gram. Panjang

badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.

a. Bagaimana interpretasi riwayat kehamilan dan persalinan?

Lingkar kepala normal bayi baru lahir 33-35 cm.

Berat badan lahir normal 2500

Panjang badan normal 45-55cm

b. Apa hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan keluhan

Rudi?

Tidak ada hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan keluhan

yang sekarang sedang diderita oleh Rudi, karena berdasarkan

interpretasinya riwayat kehamilan dan persalinan Rudi normal. Bukan

merupakan faktor pencetus arau predisposisi dari kondisi kesehatan

Rudi sekarang.

7. Riwayat pertumbuhan:

Usia 1 bulan : 3,25 kg

Usia 2 bulan : 4 kg

Usia 6 bulan : 5 kg

Usia 12 bulan: 6 kg

Umur Berat badan (kg) Panjang badan

(cm)

Lingkar kepala

(cm)

1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39

2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41

3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43

Page 27: skenario a fix(1).doc

4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44

5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45

6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46

7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5

8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5

9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48

10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5

11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49

12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5

Dari table diatas berat badan yang tidak normal diderita Rudi semenjak

Usia 6 bulan.

8. Riwayat perkembangan: tengkurap 4 bulan, bisa berbalik sendiri usia 5

bulan, bisa duduk usia 10 bulan, berdiri usia 18 bulan.

a. Bagaimana interpretasi riwayat perkembangan?

Keterlambatan pada duduk seharusnya usia 6-9 bulan, dan berdiri

seharusnya pada usia 9-12 bulan.

9. Riwayat imunisasi: belum pernah imunisasi.

b. Bagaimana interpretasi riwayat imunisasi?

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir

Hepatitis B-1

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

  Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisivirus vaksin kepada bayi lain)

1 Hepatiti Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2

Page 28: skenario a fix(1).doc

bulan s B-2 adalah 1 bulan.0-2 bulan

BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan

DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

  Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.

  Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-14 bulan

DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

  Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2

  Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-26 bulan

DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).

  Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

  Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3  Hepatiti

s B-3HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan

Campak-1

Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18 bulan

MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

  Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).18 bulan

DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

  Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.2 tahun

Hepatitis A

Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 tahun

Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun

DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)

  Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.6 tahun.

MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum mendapatkan MMR-1.

10 tahun

dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.

  Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Page 29: skenario a fix(1).doc

10. Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 7kg,

panjang badan 75cm, lingkaran kepala 45cm, lingkar lengan atas 9

cm.

Tanda vital: HR: 112x/menit, RR: 32x/menit, T: 37,5 C

b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisik?

Tampak kurus : abnormal dn menandakan kurang gizi

Apatis : abnormal

Berat badan 7kg : abnormal dan menandakan kurang gizi. Normalnya

9,9-12,4 kg.

Panjang badan normal

Lingkaran kepala 45cm : abnormal dan menandakan pertumbuhan yang

terlambat. Normalnya >16cm

11. Keadaan spesifik:

Kepala: Rambut kepala tipis warna hitam kekuningan tidak mudah

dicabut

Thoraks: iga gambang (piano sign)

Abdomen: cekung

Gentalia: Baggy pants (+)

Status Neurologikus:

Gerakan normal, kekuatan 4

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme keadaan spesifik?

Page 30: skenario a fix(1).doc

Rambut kepala tipis menandakan adanya malnutrisi

Iga gambang (Piano Sign og Ribs): tulang iga tampak jelas karena

penyusutan jaringan lemak dan otot pada regio torals dan abdomen.

Baggy pants: ketiadaan/sangat sedikitnya jaringan lemak subkutan sebagai

manifestasi pada daerah pantat tampak sebagai memakai celana longgar

(pantat berlipat-lipat)

Status neurologis, sedikit lemah karena kurangnya nutrisi yang didapat

12. Bagaimana Diagnosis Banding pada kasus?

Marasmus Kwashiorkor Marasmic-

kwashiorkor

Tubuh Sangat kurus Edema seluruh

tubuh

Edema

Lemak

subkutan

Hilang Berlipat-lipat Berlipat-lipat

Satatus mental Lethargy, apatis,

iritabilitas

Lethargy, apatis,

iritabilitas

Lethargy, apatis,

iritabilitas

BB Penurunan

drastis BB

Normal/Sedikit

turun

Sedikit turun

Status gizi Buruk Buruk Buruk

13. Bagaimana Pemeriksaan penunjang pada kasus?

Page 31: skenario a fix(1).doc

1. pemeriksaan laboratorium : glukosa darah, urin, tuberculin test, apusan

darah.

2. Pemeriksaan radiologis: radiografi toraks.

14. Bagaimana Diagnosis kerja pada kasus?

Gizi buruk tipe Marasmus

Epidemiologi

Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI

tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau

sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada

umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).

Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan

bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di

Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang.

Marasmus merupakan keadaan di mana seorang anak mengalami

defisiensi energi dan protein sekaligus. Umumnya kondisi ini dialami

masyarakat yang menderita kelaparan. Marasmus adalah permasalahan

serius yang terjadi di negara-negara berkembang.

Menurut data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta kematian yang

terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang

berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus.

Penderita gizi buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe

marasmus. RS. Dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan RS Dr.

Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal ini dapat dipahami karena

marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk

dan higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang

membangundan serta terjadinya krisis ekonomi di ludonesia.

Etiologi

Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak

sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap

terjadinya marasmus..

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:

Masukan makanan yang kurang

Page 32: skenario a fix(1).doc

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian

makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari

ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya pemakaian secara luas susu

kaleng yang terlalu encer.

Infeksi

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi

enteral misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia,

pielonephritis dan sifilis kongenital.

Kelainan struktur bawaan

Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas

palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,

hidrosefalus, cystic fibrosis pancreas.

Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek

mengisap yang kurang kuat.

Pemberian ASI

Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan

yang cukup.

Gangguan metabolik

Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia,

lactose intolerance.

Tumor hypothalamus

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang

lain telah disingkirkan.

Penyapihan

Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan

yang kurang akan menimbulkan marasmus.

Urbanisasi

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk

timbulnya marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula

perubahan kebiasaan penyapihan dini dan kemudi-an diikuti dengan

pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari tidak

mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang,

Page 33: skenario a fix(1).doc

terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam

marasmus.

15. Bagaimana tatalaksana untuk kasus ini ?

Jawab:

1. Tahapan Managemen

10 tahapan managemen terapi pada anak dengan malnutrisi

a. Obati hipoglikemia

b. Obati hipotermia

c. Obati dehidrasi

d. Perbaiki keseimbangan elektrolit

e. Obati infeksi

f. Perbaiki defisiensi mikronutrien

g. Mulai memberikan formula 75

h. Mengejar pertumbuhan terlambat (catch-up growth)

i. Merangsang emosional dan perkembangan sensorial

j. Persiapan untuk pulang

2. Lihat kondisi pasien apakah ada shock, letargi, dehidrasi

→ pada pasien ini, tidak ada letargi, syok dan dehidrasi ringan sehingga

termasuk kelompok V→ tatalaksana kelompok V

3. Tindakan pertama adalah stabilisasi

a. Stabilisasi awal (12 jam)

1) Pada 2 jam pertama

Hipoglikemia : larutan gula (sugar solution) 10 % sebanyak

50 cc (diberikan tiap setengah jam)

Hipotermia : bayi diselimuti, dimasukkan dalam bok yang

ada lampu penghangatan atau penghangatan dengan cara skin

to skin kontak antara ibu dan bayi

Antibiotik : kootrimiksazol

Mikronutrien : vit. A 1 kapsul biru atau 100.000 IU satu

kali sehari

2) Pada 10 jam kedua

Page 34: skenario a fix(1).doc

Mulai diberikan formula 75 tiap 2 jam tanpa resomal

b. Stabilisasi lanjutan (24 jam)

1) Pemberian F 75 sebanyak 12x/hari

2) Pemberian F 75 sebanyak 8x/hari

3) Pemberian F 75 sebanyak 6x/hari

4. Transisi

a. Pada 2 hari pertama → berikan F 100 6x/hari sejumlah F 75 yang

diberikan terakhir kali

b. Naikkan 10 ml tiap kali makan hingga bayi tidak sanggup lagi

menghabiskannya. Kemudian berikan F 100 6x150 ml selama 2-4

minggu

c. Bila bayi masih menyusui, beri dukungan ibu untuk menyusui

bayi.

d. Target pencapaian dalam fase transisi

1) Jumlah cairan : 150 ml/kg

2) Jumlah kalori : 100 – 150 Kcal/kg

3) Jumlah protein : 2 – 3 g/kg

4)

5. Rehabilitasi

a. Berikan F 100 3x sehari

b. Biasakan anak dengan makanan yang ada dirumahnya

c. Porridge BB < 7 kg, berikan bubu porridge

d. Buah BB < 7 kg, berikan dalam bentuk jus

e. Target pencapaian dalam fase rehabilitasi

1) Jumlah cairan : 150 – 200 ml/kg

2) Jumlah kalori : 150 – 220 Kcal/kg

3) Jumlah protein : 3 – 4 g/kg

f. Periksa kondisi status gizinya antara -2 SD dan +2 SD (rentang

normal)

6. Followed-up

a. Pemberian makan lebih sering

b. Periksa kondisi secara teratur dan berkala

Page 35: skenario a fix(1).doc

c. Pemberian vaksin (BCG, Polio, DPT, Hepatitis B)

d. Pemberian vit. A tiap 6 bulan

16. Bagaimana komplikasinya apabila tidak ditangani dengan

komprehensif?

Jawab:

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut (Markum : 1999 : 168)

defisiensi Vitamin A, infestasi cacing, dermatis tuberkulosis,

bronkopneumonia, noma, anemia, gagal tumbuh serta keterlambatan

perkembangan mental dan psikomotor.

a. Defisiensi Vitamin A

Umumnya terjadi karena masukan yang kurang atau absorbsi yang

terganggu. Malabsorbsi ini dijumpai pada anak yang menderita

malnurtrisi, sering terjangkit infeksi enteritis, salmonelosis, infeksi

saluran nafas) atau pada penyakit hati. Karena Vitamin A larut dalam

lemak, masukan lemak yang kurang dapat menimbulkan gangguan

absorbsi.

b. Infestasi Cacing

Gizi kurang mempunyai kecenderungan untuk mudahnya terjadi infeksi

khususnya gastroenteritis. Pada anak dengan gizi buruk/kurang gizi

investasi parasit seperti cacing yang jumlahnya meningkat pada anak

dengan gizi kurang.

c. Tuberkulosis

Ketika terinfeksi pertama kali oleh bakteri tuberkolosis, anak akan

membentuk “tuberkolosis primer”. Gambaran yang utama adalah

pembesaran kelenjar limfe pada pangkal paru (kelenjar hilus), yang

terletak dekat bronkus utama dan pembuluh darah. Jika pembesaran

menghebat, penekanan pada bronkus mungkin dapat menyebabkanya

tersumbat, sehingga tidak ada udara yang dapat memasuki bagian paru,

yang selanjutnya yang terinfeksi. Pada sebagian besar kasus, biasanya

menyembuh dan meninggalkan sedikit kekebalan terhadap penyakit ini.

Pada anak dengan keadaan umum dan gizi yang jelek, kelenjar dapat

memecahkan ke dalam bronkus, menyebarkan infeksi dan

mengakibatkan penyakit paru yang luas.

Page 36: skenario a fix(1).doc

d. Bronkopneumonia

Pada anak yang menderita kekurangan kalori-protein dengan kelemahan

otot yang menyeluruh atau menderita poliomeilisis dan kelemahan otot

pernapasan. Anak mungkin tidak dapat batuk dengan baik untuk

menghilangkan sumbatan pus. Kenyataan ini lebih sering menimbulkan

pneumonia, yang mungkin mengenai banyak bagian kecil tersebar di

paru (bronkopneumonia).

e. Noma

Penyakit mulut ini merupakan salah satu komplikasi kekurangan kalori-

protein berat yang perlu segera ditangani, kerena sifatnya sangat

destruktif dan akut. Kerusakan dapat terjadi pada jaringan lunak

maupun jaringan tulang sekitar rongga mulut. Gejala yang khas adalah

bau busuk yang sangat keras. Luka bermula dengan bintik hitam berbau

diselaput mulut. Pada tahap berikutnya bintik ini akan mendestruksi

jaringan lunak sekitarnya dan lebih mendalam. Sehingga dari luar akan

terlihat lubang kecil dan berbau busuk.

17. Bagaimana prognosisnya pada kasus?

Jawab:

Dubia et Bonam

18. Berapa Kompetensi Dokter Umum untuk kasus ini ? ajeng

Jawab:

Tingkat Kemampuan 4

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan- pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter

dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri

hingga tuntas.

4A. kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.

19. Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini ? anin

Jawab:

Q.S. Al-Maidah : 87-88

Page 37: skenario a fix(1).doc

Artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang

baik yang telah Allah halalkan bagimu, dan janganlah kamu melampaui

batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas.”

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah

rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman

kepada-Nya. "

Melalui firman-Nya ini, kita diingatkan untuk tetap proposional dalam

mengonsumsi, sesuai kebutuhan yang disyaratkan dan pilihlah makanan

yang halal.

2.7 Kesimpulan

Rudi, Laki-laki usia 24 bulan mengalami gizi buruk tipe marasmus dan gangguan tumbuh kembang, karena asupan nutrisi yang kurang disertai suspect TB

Page 38: skenario a fix(1).doc

2.8 Kerangka Konsep

Asupan gizi yang kurang

Gizi buruk tipe marasmus

Tumbuh kembang terganggu

-Berat badan menurun-Tinggi badan menurun

-Belum bisa berjalan

Suspect TB

Piano signBaggy pants

Hilangnya lemak subkutan

-riwayat imunisasi-nenek suspect TB

Page 39: skenario a fix(1).doc

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2004, Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta : EGC

Betz, L & Linda S, 2002, Buku saku peditrik, Alih bahasa monica ester edisi 8,

jakarta, EGC

Behrman, R. E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak:Nelson, Edisi 15, vol 1. Jakarta:EGC

Indonesia, Departemen Kesehatan, Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I, Jakarta: Depkes RI, 2004, 16.

Indonesia, Departemen Kesehatan, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal), diunduh dari http://www.depkes.org.id, 2006, modifikasi 7/7/11.

Mansjoer,Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta: Media

Aescullapius.

Markum, A, H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Jakarta : FKUI

Martondang, Corry. 2003. Diagnosis Fisik pada Anak, ed.2. Jakarta: CV Sagung Seto

Narendra, Moesintowati B., “Baku/Standard Tumbuh Kembang” dalam Tubuh Kembang Anak dan Remaja, ed. 1, Jakarta: IDAI, 2002, 112-125.

Nelson, & behrman, kliegman, 2000, Nelson teks book of pediatric 15/e, vol. 2, Ed

15, alih bahasa A Samik Wahab, Jakarta, EGC

Page 40: skenario a fix(1).doc

Statistic, National Center for Healtf, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Grow Charts Birth to 36 Months: Boys, Length-for-age and Weight-for-age Percentiles, diunduh dari http://www.cdc.gov/growthcharts, 2000, modifikasi: 6/07/11.

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, Jakarta: EGC, 1995, 1-61.

Soetjiningsih, Suandi IKG, “Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak” dalam Tubuh Kembang Anak dan Remaja, ed. 1, Jakarta: IDAI, 2002, 24-26.

Suyitno, Hariyono, Moersintowarti B. Narenda, “Pertumbuhan Fisik Anak” dalam Tubuh Kembang Anak dan Remaja, ed. 1, Jakarta: IDAI, 2002, 51-61.

Tanuwidjaya, Suganda, “Konsep Umum Tumbuh dan Kembang” dalam Tubuh Kembang Anak dan Remaja, ed. 1, Jakarta: IDAI, 2002, 1-12.