-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
1/63
LAPORAN
TUTORIAL SKENARIO A BLOK 24
Kelompok B6
Satria Marrantiza : 04111401012
Mutiara Khalida : 04111401013
Imam Arief Winarta : 04111401018
Marini Syuryati : 04111401044
Beby Yohaningsih : 04111401045
Alifvia Nabdakh : 04111401047
Yuda Lutfiadi : 04111401051
Al Hafizh Utama : 04111401058
Dhilah Juas Ainun : 04111401060
Julianda Dini Halim : 04111401061
Tutor : dr. Dwi Handayani, M.Kes
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
2/63
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada
Dosen pembimbing
tutorial skenario A blok 24, sehingga proses tutorial dapat
berlangsung dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
yang telah memberi
dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung
jumlahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario A blok 24.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata mendekati
sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan di
penyusunan laporan berikutnya. Mudah-mudahan laporan ini dapat
memberikan manfaat
bagi kita semua.
Palembang, 3 April 2014
Penyusun
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
3/63
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...................................................................................................................
1
Daftar Isi
.............................................................................................................................
2
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
.........................................................................................
3
BAB II Pembahasan
2.1. Data Tutorial
........................................................................................
4
2.2. Skenario Kasus
.....................................................................................
5
2.3. Paparan
I.Klarifikasi Istilah
...............................................................................
6
II.Identifikasi masalah
........................................................................
6
III.Analisis Masalah
.............................................................................
7
IV.Learning Issues
...............................................................................
V.Kerangka Konsep
.............................................................................
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan
..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
4/63
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangPada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi
kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang.
Adapun maksud dan
tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian
dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan
memahami konsep dari
skenario ini.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
5/63
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutor ial
Tutor : dr. Dwi Handayani, M.Kes
Moderator : Marini Syuryati
Sekretaris Papan : Beby Yohaningsih Hasanah
Sekretaris Meja : Dhilah Juas Ainun
Hari, Tanggal : Selasa, 1 April 2014
Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
6/63
2.2 SKENARIO A BLOK 24 TAHUN 2014
Reygen anak laki-laki usia 11 bulan,dibawa ibunya ke klinik
karena BAB cair selama 3
hari 4-5x sehari @ 1-2 sendok makan,kuning tidak ada lendir,dan
tidak ada darah.Tidak ada
muntah.Sebelumnya,Ia juga pernah mengalami diare pada usia
3bulan,8 bulan, 10
bulan.Reygen lahir normal spontan,cukup bulan ditolong bidan
dengan berat badan lahir 2800gram,panjang badan lahir 47 cm,lingkar
kepala lahir tidak di ukur.Reygen saat ini mengalami
keterlambatan perkembangan,baru bisa merangkak dan duduk pada
umur 9 bulan,tapi sejak
sakit duduk harus dibantu.
Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI ekslusif dari lahir sampai
umur 3 bulan,lalu usia
setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: Susu formula standard
merk S 6 kali sehari @2
sendok taar dicampur dengan air panas sampai 90ml,dan bubur bayi
beras merah merk C 3kali
1 sachet sehari @20gram (80kalori).Menurut ibunya , cara membuat
campuran susu formula
sudah benar.Ibu tidak pernah membuat bubur bayi rumahan dan
lebih suka memakai bubur
pabrikan.
Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x,Hepatitis B
2x , dan polio
1x.Reygen dilahirkan dari keluarga : ayah usia 35 tahun,tidak
tamat SD,dan tukang becak.Ibu
usia 32 tahun,tidak tamat SD,ibu rumah tangga,jumlah saudara 3
orang (usia 7 tahun,5
tahun,dan 3 tahun).Rumah masih menyewa,3m x 7m,ventilasi jendela
cukup,lanta
semen,sumber air minum sumur gali,jarak sumur dengan MCK
6meter.
Pemeriksaan Fisik:
Kelihatan sangat kurus,kesadaran kompos mentis,denyut nadi
124x//menit,isi dan tegangan
cukup,pernafasan 30x/menit,suhu 36,8 oC,stelah dilakukan
pengukuran antropometri,hasil
pengukuran: berat badan 5150gram,Panjang badan 70 cm,lingkar
kepala 46cm, wajah seperti
orang tua,tidak ada dismorfik,mata tidak ada tanda tanda
defisiensi vitamin A,tidak ada
edema,iga gambang,perut cekung,lengan dan tungkai kurus,dan
terdapat baggy pants
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
7/63
2.3 Paparan
I. Klarifikasi istilah
1. BAB cair: pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak
normal
2. ASI ekslusif: pemberian air susu ibu sedini mungkin setelah
persalinan diberikan
tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain sampai bayi
berumur 0-6 bulan
tanpa diberi makanan lain
3. Susu formula: susu yang dibuat dari bahan susu sapi atau susu
kedelai yang
kandungannya dibuat mendekati nutrisi yang terdapat pada
asi.
4. Imunisasi: proses membuat subjek menjadi imun dan bersifat
resisten terhadap
penyakit karena pembentukan antibody humoral atau perkembangan
imunitas
seluler,atau keduanya,atau dari hasil beberapa mekanisme lainnya
seperti aktifita
interferon pada infeksi virus
5. Imunisasi BCG: vaksin yang diberikan pada bayi untuk
mencegahtuberculosis.(Bacille Calmette-Guerin) yang dibuat dari
basil tuberculosis
mycobacterium bovis.
6. Imunisasi DPT: suatu imunisasi yang memberikan kekebalan
terhadap
difteri,pertussis,dan tetanus
7. Imunisasi Hepatitis B: imunisasi yang dilakukan untuk
mencegah hepatitis B
(Liver)
8. Imunisasi polio: suatu imunisasi yang memberikan kekebalan
aktif terhadap
penyakit poliomielitis
9. Pengukuran Antropometri: pengukuran dimensi tubuh manusia
seperti
ukuran,volum,dll serta karakteristik khusus dari tubuh seperti
ruang gerak.10.Baggy pants: keadaan dimana jaringan lemak subcutis
sangat sedikit sampai
tidak ada sehingga terlihat seperti memakai celana longgar
11.Bubur bayi beras merah: campuran bahan padat dan cair dengan
komposisi cair
lebih banyak daripada padat dengan komposisi beras merah
12.Dismorfik:kelainan perkembangan fisik
13.Iga gambang: tulang rusuk menonjol (piano sign),merupakan
salah satu tanda
klinis khas marasmus
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
8/63
II. IDENTIFIKASI MASALAH1. Reygen anak laki-laki usia 11
bulan,dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair
selama 3 hari 4-5x sehari @ 1-2 sendok makan,kuning tidak ada
lendir,dan
tidak ada darah.Tidak ada muntah.Sebelumnya,Ia juga pernah
mengalami diare
pada usia 3bulan,8 bulan, 10 bulan
2. Reygen lahir normal spontan,cukup bulan ditolong bidan dengan
berat badan
lahir 2800 gram,panjang badan lahir 47 cm,lingkar kepala lahir
tidak di ukur
Reygen saat ini mengalami keterlambatan perkembangan,baru bisa
merangkak
dan duduk pada umur 9 bulan,tapi sejak sakit duduk harus
dibantu.
3. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI ekslusif dari lahir sampai
umur 3 bulan,lalu
usia setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: Susu formula
standard merk S 6
kali sehari @2 sendok taar dicampur dengan air panas sampai
90ml,dan
bubur bayi beras merah merk C 3kali 1 sachet sehari @20gram
(80kalori).Menurut ibunya , cara membuat campuran susu formula
sudahbenar.Ibu tidak pernah membuat bubur bayi rumahan dan lebih
suka memakai
bubur pabrikan.
4. Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x,Hepatitis
B 2x , dan
polio 1x
5. Reygen dilahirkan dari keluarga : ayah usia 35 tahun,tidak
tamat SD,dan tukang
becak.Ibu usia 32 tahun,tidak tamat SD,ibu rumah tangga,jumlah
saudara 3
orang (usia 7 tahun,5 tahun,dan 3 tahun).Rumah masih menyewa,3m
x
7m,ventilasi jendela cukup,lanta semen,sumber air minum sumur
gali,jarak
sumur dengan MCK 6meter.
6. Pemeriksaan Fisik:
Kelihatan sangat kurus,kesadaran kompos mentis,denyut nadi
124x//menit,isi
dan tegangan cukup,pernafasan 30x/menit,suhu 36,8oC,stelah
dilakukan
pengukuran antropometri,hasil pengukuran: berat badan
5150gram,Panjang
badan 70 cm,lingkar kepala 46cm, wajah seperti orang tua,tidak
ada
dismorfik,mata tidak ada tanda tanda defisiensi vitamin A,tidak
ada edema,iga
gambang,perut cekung,lengan dan tungkai kurus,dan terdapat baggy
pants
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
9/63
III. ANALISIS MASALAH1. Reygen anak laki-laki usia 11
bulan,dibawa ibunya ke klinik karena BAB cair
selama 3 hari 4-5x sehari @ 1-2 sendok makan,kuning tidak ada
lendir,dan
tidak ada darah.Tidak ada muntah.Sebelumnya,Ia juga pernah
mengalami diare
pada usia 3bulan,8 bulan, 10 bulan
A. Etiologi dari Bab cair pada kasus?
1. infeksi pada saluran pencernaan akibat bakteri, virus, atau
parasit
lain seperti cacing, protozoa, dan jamur, E.coli, shigela,
salmonela dan vibrio. Karena virus seperti Rotavirus dan
karena
parasit seperti Amuba, Giardia lamblia dll. Dan infeksi
parenteral seperti morbili, tonsilitis, bronkopneumonia dll.
2. kekurangan gizi,
3. alergi dan perubahan pola makan, misal dari ASI eksklusif
(ASI
saja) menjadi makanan sapihan. Alergi yang dapat menyebabkan
diare misalnya lactose intolerance (tidak dapat mencerna
susu).Karena tidak memiliki bakteri lactase yang berfungsi
memecah
enzim laktosa yang ada dalam susu seseorang menjadi diare
setelah meminum susu.
4. Faktor makanan, dapat terjadi apabila toksin yang ada
tidak
mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan
peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
Selain 4 penyebab yang telah disebutkan sebelumnya, diare juga
dapat
ditularkan melalui feses yang mengandung kuman penyebab
diare.
Mekanisme:
Diare osmotik : hiperosmoler -> Hiperperistaltik absorbsi
berkurang
tekanan intra usus meningkat diare
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan
oleh
infeksi rotavirus.
B. Makna klinis dari kuning,bab cair,tidak ada lendir,tidak ada
darah,tidakada muntah? (bab cair selama 3 hari 4-5x sehari @1-2
sendok)
BAB cair selama 3 hari 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan diare
akut
(lebih dari 3 kali sehari berlangsung < 14 hari)
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
10/63
BAB cair kuning, tidak ada lendir menyingkirkan DD
invaginasi
(segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bias
berakibat
dengan obstruksi/ strangulasi)
BAB cair tidak ada darah menyingkirkan DD disentri
C. Patofisiologi diare (babcair)
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan
oleh
infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan
diare.
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan
diusus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera
masuk
ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik
air
dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses
transit di ususmenjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat
diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara
berlebihantapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit
melalui diare ini
kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang
mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang
gizi, alergi,
tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita
banyakyang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh
tidak
punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang
berfungsimencerna laktosa yang terkandung susu sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut
tidak
akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI
terkandungenzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya
karena
langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula
dengan botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama
antibiotik.
Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang
ada
dalam permen karet serta produk-produk bebas gula
lainnyamenimbulkan diare.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki
kadar
dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan
tidak
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
11/63
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare.
Bayi
dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya
jarang
diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula
dan
makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan
virus.
D. Hubungan diare terdahulu dengan diare sekarang?
Diare kronik adalah diare yang muncul berulang, sifatnya hilang
timbul,atau yang berlangsung lama dengan penyebab non-spesifik.
Kebanyakan episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan.
Insiden paling tinggi pada anak-anak usia 6-11 bulan, pada masa
mulai
diberikannya makanan pendamping. Hal ini menggambarkan
keadaanyang ditimbulkan karena adanya efek dari penurunan kadar
antibodi ibu,
masih belum matangnya kekebalan aktif bayi, dan pengenalan
makanan
yang kemungkinan terpapar dengan bakteri dan kuman.
Ada beberapa perilaku khusus yang dapat menyebabkan
penyebaran
kuman dan meningkatkan risiko terjadinya diare. Perilaku
tersebut
adalah:1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan
pertama
kehidupan. Risiko untuk menderita diare beberapa kali lebih
besar pada bayi yang tidak diberi ASI daripada bayi yang
disusuisecara penuh.
2. Penggunaan botol susu yang tidak higienis. Penggunaan botol
inimemudahkan pencernaan oleh kuman. Sewaktu susu
dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih atau bila
tidaksegera diminum, akan terjadi kontaminasi kuman.
3. Tidak membuang tinja bayi dengan benar. Sering
orangmenganggap bahwa tinja bayi tidak berbahaya,
padahalsesungguhnya tinja bayi dapat mengandung virus atau
bakteri
dalam jumlah banyak.
Selain hal di atas, harus mencermati bagaimana kondisi kesehatan
anakJika anak mengalami masalah gizi dan sering terkena penyakit
batuk
pilek, campak, infeksi virus lainnya, maka kemungkinan
berulangnya
diare akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh karena
penurunan
kekebalan tubuh anak.
Diare yang berlangsung terus-menerus mungkin merupakan gejala
dari
beberapa penyakit, diantaranya alergi protein susu, alergi
gluten,
gangguan metabolisme, atau sindrom malabsorpsi.Umumnya yang
dimaksud dengan sindrom malabsorbsi ialah penyakit
yang berhubungan dengan gangguan pencernaan (maldigesti) dan
atau
gangguan penyerapan (malabsorbsi) bahan makanan yang
dimakan.Dengan demikian sindrom malabsorbsi dapat berupa gangguan
absorbsi
karbohidrat, lemak. Protein, dan vitamin. Pada anak yang
sering
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
12/63
dijumpai adalah malabsorbsi karbohidrat, khususnya
malabsorbsi
laktosa (intoleransi laktosa) dan malabsorbsi lemak.
Di luar hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga
istilah
diare fungsional. Diare ini biasanya pada bayi disebut diare
kronis tidak
spesifik, sedangkan pada kasus yang terjadi kemudian pada masa
anakdisebut Toddlers Diarrhea. Pada diare ini, tidak ditemukan
adanyapenyebab anatomis maupun infeksi radang. Diare biasanya
terjadi tanpa
kejadian pencetus yang jelas. Keadaan ini dikaitkan dengan
gangguan
fungsi motilitas usus pada masa kanak-kanak.
2. Reygen lahir normal spontan,cukup bulan ditolong bidan dengan
berat badan
lahir 2800 gram,panjang badan lahir 47 cm,lingkar kepala lahir
tidak di
ukur.Reygen saat ini mengalami keterlambatan perkembangan,baru
bisa
merangkak dan duduk pada umur 9 bulan,tapi sejak sakit duduk
harus dibantu.
A. Tumbuh kembang normal bayi?
Tahapan pertumbuhan bayipada setiap usianya :
Usia 1 bulan
Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisamembuka
matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari
kemudian, ia akan bisa melihat pada jarak 20 cm
Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya denganlingkungan
baru
Memiliki gerakan refleks alami. Memiliki kepekaan terhadap
sentuhan.
Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh
yangdisentuh.
Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisanitu
sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya,
apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hinggaia
memegang jari tersebut.
Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
Usia 2 bulan Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan
muka
dengan suara.
Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
13/63
Usia 3 bulan Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45
derajat. Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
Tertawanya sudah mulai keras. Bisa membalas senyum di saat Anda
mengajaknya bicara atau
tersenyum. Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya,
penciuman,pendengaran, serta kontak.
Usia 4 bulan Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat. Sudah bisa
menggenggam benda yang ada di jari jemarinya. Mulai memperluas
jarak pandangannya.
Usia 5 bulan
Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil. Mulai
memainkan dan memegang tangannya sendiri. Matanya sudah bisa
tertuju pada benda-benda kecil.
Usia 6 bulan Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria. Sudah bisa bermain sendiri. Akan
tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
Usia 7 bulan Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
Mulai belajar merangkak. Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
Usia 8 bulan Merangkak untuk mendekati seseorang atau
mengambil
mainannya.
Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya. Sudah
bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
Bisa memegang dan makan kue sendiri. Dapat mengambil benda-benda
yang tidak terlalu besar.
Usia 9 bulan Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang
juga ikut
menyangga berat badannya.
Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya. Mulai
bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
14/63
Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
Usia 10 bulan Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi
berdiri. Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
Usia 11 bulan Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar
berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik. Mulai senang
memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Bisa mengulang untuk menirukan
bunyi yang didengar. Senang diajak bermain cilukba.
Usia 12 bulan Mulai berjalan dengan dituntun.
Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama. Mengembangkan rasa
ingin tahu, suka memegang apa saja. Mulai mengenal dan berkembang
dengan lingkungan sekitarnya. Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
Sudah bisa mengenal anggota keluarga. Tidak cepat mengenal orang
baru serta takut dengan orang yang
tidak dikenal/asing.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
15/63
B. Etiologi keterlambatan perkembangan?
Beberapa factor resiko dan penyebab gangguan/kelainan tumbuh
kembang anak, sbb :
1. Usia ibu terlalu muda (35 tahun) : retardasi mental,
mongolism, Klenefelters, Kelainan SP Celah bibir dan
langit-langit.
3. Umur ayah terlalu tua : Akhondroplasia, tuli, kelainan
SSP
4. Genetic : Berbagai penyakit herediter, Retardasi mental,
Kecenderungan premature/postmatur
5. Faktor Sosial (kemiskinan) : BBLR, Kelainan bawaan
6. Gizi kurang : BBLR, Retardasi mental, Kerusakan Otak
janin
7. Anak Pertama : Gangguan sikap dan perilaku, Berbagai
kelainan bawaan, Disfungsi minimal otak.
8. Jarak anak terlalu dekat : Prematuritas, Gangguan
psikomotor
9. Ibu perokok : BBLR/janin tumbuh lambat
10.Factor musim dan ras : Spina bifida, polidaktili
11.Infeksi TORCH : Berbagai kelainan bawaan
12.Endokrin/hormone : Hipoglikemia, gigantism, Hipotiroidism
13.Trauma lahir : CP, Retardasi mental
14.Trauma sesudah lahir : CP, Cacat tubuh15.Infeksi Susunan
saraf : Kelumpuhan, retardasu mental, bisu,
tuli, buta, dsb.
3. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI ekslusif dari lahir sampai
umur 3 bulan,lalu
usia setelah 3 bulan sampai dengan sekarang: Susu formula
standard merk S 6
kali sehari @2 sendok taar dicampur dengan air panas sampai
90ml,dan
bubur bayi beras merah merk C 3kali 1 sachet sehari @20gram
(80kalori).Menurut ibunya , cara membuat campuran susu formula
sudah
benar.Ibu tidak pernah membuat bubur bayi rumahan dan lebih suka
memakai
bubur pabrikan.
A. Tahapan pemberian nutrisi pada bayi?
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
16/63
1. Makanan bayi untuk usia 0 hingga 6 bulan
- Memberikan kolostrum (ASI yang biasanya keluar saat hari
pertama), biasanya kolostrum ini agak kental dan berwarna
kekuningan. Di dalam kolostrum sendiri mengandung zat-zat
imunitas bagi si bayi.
- Memberikan ASI eksklusif. Pada usia ini bayi ASI dapat
mencukupi semua kebutuhan pada bayi, karena ASI merupakan
makanan terbaik bagi si kecil.
2. Makanan bayi untuk usia 6 hingga 9 bulan
- Memberikan ASI (masih diteruskan)
- Memperkenalkan bayi dengan MP-ASI
Disini bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pengganti
ASI,
karena saat usia 6 bulan alat cerna seorang bayi sudah
semakinkuat. Oleh karena itu anda bisa memberikan MP-ASI
maksimal
sehari 2x.
- Untuk menambah gizi dari makanan bayi, anda bisa
menambahkan santan atau margarin ke dalam nasi timnya.
Selain
memperenak juga memberikan vit. A serta menambah sumber
lemak. Lakukan penakaran dalam pemberian MP-ASI sesuai
dengan umurnya.
3. Makanan bayi untuk usia 9 hingga 12 bulan
- Usia ini bayi sudah bisa dikenalkan dengan beberapa
makanan
rumah dengan cara bertahap. Kepadatan nasi tim bayi juga
mulai
kita tingkatkan hingga mendekati kepadatan nasi umumnya.
- Memberikan selingan makanan sehari 1x. Disini anda bisa
memberikan makanan seperti kacang hijau dll. yang kaya akan
gizi.
Selain itu si kecil juga bisa kita kenalkan dengan jenis
buah-
buahan dengan tekstur yang lembut.
4. Makanan bayi untuk usia 12 hingga 24 bulan- Pemberian ASI
dilanjutkan tapi dengan porsi berkurang.
- Memberikan makanan keluarga sebagai pengganti ASI
setidaknya sehari 3x dengan porsi menyesuaikan. Disamping
itu
selingan makanan bayi juga bisa kita berikan 2x sehari.
- Memberikan variasi makanan.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
17/63
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
18/63
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
19/63
B. Takaran dan pemberian susu formula yang benar?
Susu formula menggabung susu, gula, dan air serta beberapa
modifikasi untuk
pembentukan dadih yang lebih kecil, yang lebih disukai. Mereka
harus berisi
sekitar 20 kkal/oz. Rata-rata kebutuhan kalori bayi cukup bulan
adalah 45-55
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
20/63
kkal/lb atau 80-120 kkal/kg selama usia beberapa bulan pertama
dan sekitar 45
kkal/lb atau 100 kkal/kg pada usia 1 tahun; variasi individu
bermakna, dan
untuk banyak bayi masukan dari cara ini melebihi kebutuhan
kalori. Kebutuhan
cairan selama masa bayi tinggi. Selama usia 6 bulan pertama,
kebutuhannya
berkisar dari 2-3 oz/lb/24 jam atau 130-190 mL/kg/24 jam dan
dapat
bertambah selama udara panas. Seperti biasanya bayi mengatur
masukan
cairannya sendiri asalkan diberikan jumlah yang cukup.
Kebanyakan dari cairan
yang diperlukan ada dalam susu formula, tetapi beberapa
disediakan dalam
saribuah dan makanan lain dan oleh air antara makanan.
Rata-rata angka pemberian makanan setiap hari
Umur Rata-rata angka pemberian makanan dalam 24
jam
Lahir- 1minggu 6-10
1 minggu - 1 bulan 6-8
1-3 bulan 5-6
3-7 bulan 4-5
4-9 bulan 3-4
8-12 bulan 3
Rata-rata jumlah minuman
Umur Rata-rata jumlah minuman yang diminum pada
individu
Minggu pertama dan kedua 60-90 mL
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
21/63
3 minggu2 bulan 120-150 mL
3-4 bulan 180-210 mL
5-12 bulan 210-240 mL
C. Kandungan nutrisi / komposisi susu formula?
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
22/63
D. Takaran dan pemberian beras merah pabrikan yang benar?
Petunjuk pemberian
Perkenalan: 1 sachet (24gr) sekali sehari
6 bulan keatas: 1 sachet (24gr), 2-3 kali sehari
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
23/63
Petunjuk penyajian
Tuangkan 24gr/3 sendok makan Bubur Bayi Promina ke dalam mangkuk
bersih
Tambahkan 125ml air masak panas yang sudah dididihkan
Aduk hingga rata dan siap disajikan
E. Kandungan nutrisi / komposisi beras merah pabrikan?
1. CHE (Carbohydrate Hydrolysed Enzimatically) merupakan
teknologi milik Nestl untuk menghidrolisa karbohidrat secara
alami dengan menggunakan proses enzimatis. Manfaat:
- Mengoptimalkan kepadatan nutrisi
- Tekstur lembut sehingga memudahkan untuk ditelan
- Mudah dicerna sehingga dapat meningkatkan cita rasa dan
rasa
manis alami tanpa penambahan sukrosa.
2. DHA: Merupakan salah satu nutrisi penting dalam masa
pertumbuhan karena merupakan struktur asam lemak yang
dominan pada sistem syaraf dan retina. Manfaat:- Penting untuk
otak anak sampai usia 2 tahun
3. Probiotik Bifidus BL merupakan bakteri baik dalam jumlah
tertentu yang dapat tetap hidup serta stabil dalam ekosistem
usus
sehingga bakteri baik akan tumbuh lebih dominan dalam usus.
Manfaat:
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
24/63
- Membantu mempertahankan fungsi saluran cerna.
4. Zat besi, Zink, Vitamin A & C merupakan kombinasi
mineral
dan vitamin yang disebut immunonutrient. Manfaat: -
Mendukung fungsi kekebalan tubuh.
F. Kebutuhan kalori pada bayi?
Kebutuhan kalori bayi cukup bulan adalah 45-55 kkal/lb atau
80-120
kkal/kg selama usia beberapa bulan pertama dan sekitar 45
kkal/lb atau
100 kkal/kg pada usia 1 tahun.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
25/63
G. Dampak pemberian asi sampai 3 bulan?
Medical News Today, Jumat (17/5/2013), hasilnya menemukan
bahwa
anak-anak dengan ADHD lebih jarang disusui saat berusia 3 - 6
bulan
dibandingkan anak-anak tanpa ADHD. Hanya 43 persen anak-anak
dengan ADHD yang diberi ASI sampai usia 3 bulan dan hanya 29
persen
saja yang diberi ASI sampai berusia 6 bulan.
Sedangkan pada kelompok lain, yang diberi ASI sampai usianya
mencapai 3 bulan sebanyak 69 persen pada kelompok yang
memiliki
saudara dengan ADHD dan 73 persen pada kelompok kontrol
lainnya.
Sampai usia 6 bulan, sebanyak 50 persen anak dari kelompok
saudara dan
57 persen anak dari kelompok lainnya yang diberi ASI
eksklusif.Selain itu pemberian asi kurang dari 6 bulan
mengakibatkan IgA belum
terbentuk sempurna pada usus,sehingga tidak dapat melindungi
dari
serangan diare,penyakit lain seperti otitis media (infeksi
telinga tengah),pneumonia (peradangan paru akibat infeksi bakteri),
sampai mengurangi
risiko meningitis (infeksi selaput otak) selama usia 1 tahun
pertama.
4. Reygen sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x,Hepatitis
B 2x , dan
polio 1x
A. Pemberian imunisasi yang lengkap pada bayi?
Macam-macam imunisasi antara lain:
a. BCG : vaksin untuk mencegah TBC yang dianjurkan diberikan
saat berumur 2 bulan sampai 3 bulan dengan dosis 0,05 ml pada
bayikurang dari 1 tahun dan 0,1 mlpada anak disuntikkan secara
intrakutan.
b. Hepatitis B : salah satu imunisasi yang diwajibkan dengan
diberikan sebanyak 3 kali dengan interval 1 bulan antara
suntikan
pertama dan kedua kemudian 5 bulan antara suntikan kedua
danketiga.Usia pemberian dianjurkan sekurang-kurangnya 12 jam
setelah
lahir.
c. Polio : imunisasi ini terdapat 2 macam yaitu vaksi oral polio
dan
inactivated polio vaccine.Kelebihan dari vaksin oral adalah
mudahdiberikan dan murah sehingga banyak digunakan.
d. DPT : vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus
yang
dimurnikan serta bakteri pertusis yang diinaktivasi.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
26/63
e. Campak : imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinyapenyakit campak pada anak karena termasuk penyakit
menular. Pemberian yang dianjurkan adalah sebanyak 2 kali
yaitupadausia 9 bulan dan pada usia 6 tahun.
f. MMR : diberikan untuk penyakit measles,mumps,dan rubella
sebaiknya diberikan pada usia 4 bulan sampai 6 bulan atau 9
bulansampai 11 bulan yang dilakukan pengulangan pada usia 15
bulan.g. Typhus abdominal: terdapat 3 jenis vaksin yang terdapat
di
Indonesia yaitu kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan,
dan
antigen capsular Vi polysaccharide.h. Varicella : pemberian
vaksin diberikan suntikan tunggal pada usia
diatas 12 tahun dan usia 13 tahun diberikan 2 kali suntikan
dengan
interval 4-8mg.
i. Hepatitis A: imunisasi yang digunakan untuk
mencegahterjadinya hepatitis A yang diberikan pada usia diatas 2
tahun.
j. HiB : Haemophilus influenzae tipe byang digunakan untuk
mencegah terjadinya influenza tipe b dan diberikan sebanyak 3
kalisuntikan.Menurut penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Lombok
Timur,imunisasi yang tidak lengkap terdapat hubungan yang
bermakna
dengan kejadian gizi buruk OR(95%CI) dari 10,3;p
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
27/63
5. Reygen dilahirkan dari keluarga : ayah usia 35 tahun,tidak
tamat SD,dan tukang
becak.Ibu usia 32 tahun,tidak tamat SD,ibu rumah tangga,jumlah
saudara 3
orang (usia 7 tahun,5 tahun,dan 3 tahun).Rumah masih menyewa,3m
x
7m,ventilasi jendela cukup,lantai semen,sumber air minum sumur
gali,jarak
sumur dengan MCK 6meter.
A. Hubungan status social ekonomi & lingkungan rumah dengan
keadaan
gizi bayi pada kasus?
Status sosial ekonomi keluarga yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan
karena orang dengan pendidikan tinggi semakin besar peluangnya
untuk
mendapatkan penghasilan yang cukup supaya bisa berkesempatan
untukhidup dalam lingkungan yang baik dan sehat,sedangkan pekerjaan
yang
lebih baik orang tua mereka selalu sibuk bekerja sehingga tidak
tertarik
untuk memperhatikan masalah yang dihadapi anak-anaknya,
padahal
sebenarnya anak-anak tersebut benar-benar menbutuhkan kasih
sayang
orangtua. Status sosial ekonomi juga sangat dipengaruhi oleh
tingkatpendapatan keluarga, apabila akses pangan ditingkat rumah
tangga
terganggu, terutama akibat kemiskinan, maka penyakit kurang
gizi(malnutrisi) pasti akan muncul.
B. Bagamaimana lingkungan rumah yang ideal?
Secara umum persyaratan rumah sehat sebagai berikut (Candra,
2005,
Depkes RI, 2005):
Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain pencahayaan,
penghawaan,
ruang gerak yang cukup dan terhindar dari gangguan
kebisingan.
Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain privacy yang
cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dalam rumah.
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit, antara
lain
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas
vektor penyakit, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
28/63
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, antara
lain
persyaratan garis sepadan jalan, konstruksi yang kuat, tidak
mudah
terbakar, dan tidak cenderung menimbulkan kecelakaan bagi
penghuninya.
Berbicara tentang letak sebuah rumah yang sehat, maka harus
termsuk di
dalamnya beberapa persyaratan dibawah ini :a. Permukaan
tanah
Tanah rendah
Tanah ideal adalah tanah yang kering
Tanah timbun yang kurang padat juga tidak baik
Letak rumah harus ideal dengan permukaan bangunan lainnya
b. Arah Rumah
Matahari terbit
Sebaiknya daerah terbuka
Jangan menghadap daerah dengan hempasan angin yang kuat
Dalam membuat sebuah rumah pasti dibutuhkan adanya sebuah
design,
Adapun manfaat adanya design adalah :
1. Pemilik tahu pasti bentuk rumah yang akan dibangun
2. Kontraktor tahu pasti sesuai dengan persetujuan pemilik
3. Penguasa dapat mencek apakah tidak melanggar peraturan
Adapun Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan
Pemukiman menurut Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah
:
1. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran
sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gel tsunami, daerah gempa, dll
Tidak terletak pada daerah bekas TPA sampah atau bekas
tambang
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah
kebakaran
seperti jalur pendaratan penerbangan
2. Kualitas udara
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
Debu dengan diameter kurang dari 10 ug maks 150 ug/m3 Debu mak
350 mm3/m2 perhari
3. Kebisingan dan Getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB A, mak 55 dB. A
Tingkat getaran mak 10 mm/ detik
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
29/63
Kuali tas Tanah di daerah Perumahan dan Pemukiman harus memenuhi
persyaratan beri kut:
Kandungan Timah hitam (Pb) mak 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total mak 100 mg/kg
Kandungan Cadmium ( Cd) mak 20 mg/kg
Kandungan Benzoa pyrene mak 1 mg/kgPrasarana dan Sarana
Lingkungan Pemukiman:
1. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi kel dengan
konstruksi yang aman dari
kecelakaan
2. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit
3. Memiliki sarana jln lingk dengan ketentuan konstruksi jln
tidak menganggu kes, konstruksi
trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyadang cacat,
jembatan harus memiliki
pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan
mata
4. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air
yang memenuhi persyaratan
kesehatan
5. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan
6. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah RT harus memenuhi
syarat kesehatan
7. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kes, kom, t4 kerja,
t4 hiburan, t4 pendidikan,
kesenian, dll
8. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan
penghuninya
9. Tempat pengelolaan makanan harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanan yg dapat
menimbulkan keracunan
6. Pemeriksaan Fisik:
Kelihatan sangat kurus,kesadaran kompos mentis,denyut nadi
124x//menit,isi
dan tegangan cukup,pernafasan 30x/menit,suhu 36,8oC,stelah
dilakukan
pengukuran antropometri,hasil pengukuran: berat badan
5150gram,Panjang
badan 70 cm,lingkar kepala 46cm, wajah seperti orang tua,tidak
ada
dismorfik,mata tidak ada tanda tanda defisiensi vitamin A,tidak
ada edema,iga
gambang,perut cekung,lengan dan tungkai kurus,dan terdapat baggy
pants
A. Interpretasi pemeriksaan fisik
Keadaan Fisik Interpretasi
Sangat kurus Abnormal
Kesadaran kompos mentis Normal
Denyut nadi 124 x/menit, isi dan tegangan cukup Normal (120-150
x/menit)
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
30/63
Pernapasan 30 x per menit Normal (40-60 x/menit)
Suhu 36,8oC Normal
BB 5150 gram Abnormal, idealnya 9,4 Kg
PB 70 cm Abnormal, idealnya 75 cm
Lingkar Kepala 46 cm Abnormal, idealnya 43,2-45,7
cm
Wajah seperti orang tua Abnormal
Wajah tidak ada dismorfik Normal
Mata tidak ada defisiensi vitamin A Normal
Tidak ada edema Normal
Iga gambang Abnormal
Perut cekung Abnormal
Lengan dan tungkai kurus Abnormal
Baggy pants Abnormal
B. Mekanisme abnormal pemeriksaan fisik
1. Berat badan
Kurang gizi, Karena zat gizi terbuang akibat diare,
dan pemberian susu formula ketimbang ASI pada usia 3
bulan menyebabkan kurang terpenuhi kebutuhan nutrisi
anak
2. Wajah seperti orang tua
Kompensasi tubuh akibat kelaparan yang kronis
menyebabkan peningkatan metabolisme salah satunya
lemak. Lemak subkutan dibawah pipi bila berkurang lagi
akan menimbulkan kesan seperti wajah orang tua
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
31/63
3. Iga gambang
Kompensasi tubuh akibat kelaparan yang kronis
menyebabkan peningkatan metabolisme salah satunya
lemak. Lemak subkutan di sekitar tulang iga bila
berkurang akan terlihat seperti iga gambang
4. Perut cekung
Kompensasi tubuh akibat kelaparan yang kronis
menyebabkan peningkatan metabolisme salah satunya
lemak. Lemak subkutan di sekitar perut bils berkurang
akan tampak seperti perut cekung.
5. Lengan dan tungkai kurus
Kompensasi tubuh akibat kelaparan yang kronis
menyebabkan peningkatan metabolisme salah satunya
lemak. Lemak subkutan di sekitar lengan dan tungkai bila
berkurang akan tampak lengan dan tungkai yang kurus6. Baggy
pants
Kompensasi tubuh akibat kelaparan yang kronis
menyebabkan peningkatan metabolisme salah satunya
lemak. lemak subkutan dan massa otot pada gluteal
sehingga terlihat seperti lipatan-lipatan pada anterior paha
C. Bagaimana cara pemeriksaan antropometri?
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang anak dengan
menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita
pengukur (meteran)
Ukuran antropometri dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran disbanding
dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia atau TB terhadap
usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang
dimaksud tersebut tergolong normal untuk anak seusianya.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
32/63
2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran
dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa
memperhatikan berapa umur anak yang diukur.
Misalnya berat badan terhadap umur.
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering
digunakan untuk menentukkan keadaan pertumbuhan pada
masa balita adalah :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak
pada semua kelompok umur.
Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami
penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat
badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium
dan air seni yang belum diimbangi asupan yang
mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar.
Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan
lahir pada hari kesepuluh.Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan
normal pada triwulan
I adalah sekitar 700 1000 gram/bulan, pada triwulan II
sekitar 500600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350
450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 350
gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6
bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1
kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5
kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25
kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak
tentu,
yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja)
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
33/63
akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth
spurt)
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat
diperkirakan dengan menggunakan rumus atau pedoman dari
Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 312 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
3. Berat badan usia 16 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
4. Berat badan usia 612 tahun , menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 75
2
Cara pengukuran berat badan anak adalah:
1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat
pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.2. Tidurkan
bayi pada meja timbangan. Apabila
menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam
gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri
diatas timbangan injak tanpa dipegangi.
3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan
petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah
bayi jatuh saat ditimbang.
4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk
menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak
digendong oleh ibu dan ditimbang
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
34/63
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan
ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat rumus berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak)BB ibu
5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk
pada timbangan.
6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai
dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak
normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan
ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS,
apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna
hijau, kuning atau merah.
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut
dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan
rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan
lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsurberkurang
sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5
cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 25
cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki
peningkatannya sekitar 1030 cm/tahun. Pertambahan tinggi
badan akan berhenti pada usia 1820 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat
diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan
Lahir
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
35/63
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan
lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang
badan usia 1 tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang
badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 212 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada,
dapat digunakan pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi),
luruskan
lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)3. Luruskan
bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki
(telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur
sesuai dengan skala yang tertera.
4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur
harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara
kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih
jelasnya. Lihat gambar 1
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga
tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
36/63
belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki
menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan
bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.
Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap
tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras,
bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar
kepala
normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah
sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi +
44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling
cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian
tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih
dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar
kepala hanya bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah:
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis)
atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian
posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1)
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
Lingkar Lengan Atas (Lila)
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat
lahir,
lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama,
lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
37/63
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan
jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh
keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut:
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran
dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan
pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut
dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif
dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya
lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.
b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti
pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang
tertera pada pita pengukur
d. Catat hasil pada KMS
Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat
bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius(
insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini
dilakukan
dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan
pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada
gambar 1
c. Catat hasil pengukuran pada KMS
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
38/63
Referensi :
Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (
untuk perawat dan bidan), edisai pertama, Jakarta : Salemba
Medika
Soetjiningsih, 2005, Tumbuh Kembang pada Anak, Jakarta :
EGC
7.Apa saja Differential diagnosis pada kasus ini ?
Gizi buruk
Marasmus
Kuarsiokor
Marasmus kuarsiokor
Diare akut
Diare kronis
sindroma nefrotik
Pellagra infantil
Sirosis hepatis
8.Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus ini ? tipe
marasmus
o Anamnesis
o Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik
tergantung
penyebab
o penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15
hari. Diare
karena
o penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan
seringberhubungan
o dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diare
karena kelainan
kolon
o seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi
sering, bercampur
darah
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
39/63
o dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan diare akut
infektif datang
dengan
o keluhan khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan
tinja yang
sering,
o malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang
spesifik. Secara
umum,
o pathogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih
mengarah ke
invasif.
o Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan
mengarahkan kita
pada
o keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan (Simadibrata,
2006).
o Pemeriksaan Fisik
o Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu
tubuh, frekuensi
denyuto jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya
perlu dicari tanda-
tanda
o utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit
abdomen dan tanda-
tanda
o tambahan lainnya: ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata:
cowong atau
tidak, ada
o atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering
atau basah
(Juffrie,
o 2010).
o Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolik. Bising
usus
o yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia.
Pemeriksaan ekstremitas
perlu
o karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat
dehidrasi yang
terjadi
o (Juffrie, 2010).
o Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan
dengan cara:
obyektif yaitu
o dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare.
Subyektif
dengan
o menggunakan criteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain
(Juffrie, 2010).
o Laboratorium
o Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya
tidak
diperlukan, Hanya
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
40/63
o pada keadaan tertentu mungkin diperlukan, misalnya penyebab
dasarnya tidak
o diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau
pada penderita
dengan
o dehidrasi berat (Juffrie, 2010).
o Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat
dilakukan
untuk
o menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus
diperhatikan
bentuk,
o warna tinja, ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan
lain-lain.
Pemeriksaan
o mikroskopik melihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, telur
cacing, parasit,
bakteri, dan
o lain-lain (Hadi, 2002).
9.Apa diagnosis kerja pada kasus ?
Reygen laki-laki 11 bulan mengalami keterlambatan pertumbuhan
dan
perkembangan dikarenakan malnutrisi tipe marasmus.
10.Bagaimana pathogenesis pada kasus ?
Pada keadaan marasmus yang menyolok ialah pertumbuhan yang
kurang atau
terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah
kulit. Pada
mulanya kelainan demikian merupakan suatu proses fisiologis.
Untuk
kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang dapat
dipenuhi
oleh makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada
intake yang
kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein
tubuh
sebagai sumber energi.
Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu
memenuhi
kebutuhan energi, akan tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa
dan metabolit
esensial lainnya seperti berbagai asam amino untuk komponen
homeostatik.
Oleh karena itu pada marasmus berat, kadang-kadang masih
ditemukan kadar
asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk
albumin.
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan
kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa)
dapat dipakai
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
41/63
oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh
untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah
dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi
setelah beberapa
jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi
karbohidrat di
hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi
asam lemak,
gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak
dan keton
bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini
berjalan menahun.
Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein
lagi seteah
kira-kira kehilangan separuh dari tubuh
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
42/63
11.Apa saja faktor resikonya ?
Faktor risiko gizi buruk antara lain :1. Asupan makananAsupan
makanan yang kurang disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain
tidak tersedianya makanan secara adekuat, anak tidak cukup atau
salahmendapat makanan bergizi seimbang, dan pola makan yang salah.
Kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan balita adalah air, energi, protein,
lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral.2. Status sosial ekonomiSosial adalah segala
sesuatu yang mengenai masyarakat sedangkan ekonomiadalah segala
usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran hidup. Sosial ekonomi merupakan suatu konsep dan
untuk
mengukur status sosial ekonomi keluarga dilihat dari variabel
tingkat
pekerjaan. Rendahnya ekonomi keluarga, akan berdampak dengan
rendahnyadaya beli pada keluarga tersebut.Selain itu rendahnya
kualitas dan kuantitas
konsumsi pangan, merupakan penyebab langsung dari kekurangan
gizi pada
anak balita. Keadaan sosial ekonomi yang rendahberkaitan dengan
masalah
kesehatan yang dihadapi karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan
untukmengatasi berbagai masalah tersebut.3. Pendidikan ibuKurangnya
pendidikan dan pengertian yang salah tentang kebutuhan pangan
dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia.
Kemiskinan
dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor
penting
dalam masalah kurang gizi.Salah satu faktor yang menyebabkan
timbulnyakemiskinan adalah pendidikan yang rendah.4. Penyakit
penyertaBalita yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat
rentan terhadap
penyakit. Penyakit tersebut adalah:a. Diare persisten :sebagai
berlanjutnya episode diare selama 14hari ataulebih yang dimulai
dari suatu diare cair akut atau berdarah (disentri).Kejadian
ini sering dihubungkan dengan kehilangan berat badan dan infeksi
non
intestinal. Diare persisten tidak termasuk diare kronik atau
diare berulang
seperti penyakit sprue, gluten sensitive enteropathidan
penyakitBlind loop.b. Tuberkulosis :Tuberkulosis adalah penyakit
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yaitu kuman aerob yang dapat hidup terutama di
paru atau di
berbagai organ tubuh hidup lainnya yang mempunyai tekanan
parsial oksigenyang tinggi.c. HIV AIDSHIV merupakan singkatan dari
human Immunodeficiencyvirus HIV merupakanretrovirus yang
menjangkiti sel manusia (terutama CD4 positive sel dan
macrophages komponen komponen utama sistem kekebalan sel),
dan
menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
mengakibatkan
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
43/63
terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang
akan
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.Sistem kekebalan
dianggap defisien
ketikasistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya
memerangiinfeksi dan penyakit.5. Pengetahuan ibu
Ibu merupakan orang yang berperan penting dalam penentuan
konsumsimakanan dalam keluaga khususnya pada anak balita.
Pengetahuan yang
dimiliki ibu berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan
keluarga.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
menyebabkankeanekaragamanmakanan yang berkurang. Keluarga akan
lebih banyak
membeli barang karenapengaruh kebiasaan, iklan,dan lingkungan.
Selain itu,
gangguan gizi juga disebabkan karena kurangnya kemampuan ibu
menerapkan
informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari.6. Berat
Badan Lahir RendahBayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari2500 gram tanpa memandang masa gestasi
sedangkan berat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam 1 (satu)jam setelah lahir.Gizi buruk
dapat terjadi apabila BBLR jangka panjang.Pada BBLR zat anti
kekebalan kurang sempurna sehingga lebih mudah terkena penyakit
terutamapenyakit infeksi. Penyakit ini menyebabkan balita kurang
nafsu makan
sehingga asupan makanan yang masuk kedalam tubuh menjadi
berkurang.7. Kelengkapan imunisasiImunisasi berasal dari kata imun
yaitu resisten atau kebal. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya dapat memberi kekebalan terhadap penyakit
tersebut
sehingga bila balita kelak terpajanantigen yang sama, balita
tersebut tidak akansakitdan untuk menghindari penyakit lain
diperlukan imunisasi yang lain.
Infeksi pada balita penting untuk dicegah dengan
imunisasi.Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan terhadap suatu
antigen yang dapat dibagi menjadi imunisasi aktif dan imunisasi
pasif.
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang
sudah
dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi
sendiri sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
antibodi
sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
8. ASIHanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu
(ASI) eksklusifkepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di
Indonesia hanya
menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang
dikeluarkan SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia
periode1997-2003 yang cukup
memprihatinkan yaitu bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
sangat
rendah.Sebanyak 86% bayi mendapatkan makanan berupa susu
formula,makanan padat, atau campuran antara ASI dan susu
formula.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
44/63
13.Bagaimana epidemiologi pada kasus ?
Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan,
khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United
Nations
Childrens Fund (UNICEF) pada tanggal 12 September 2008,
menyatakan
malnutrisi sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta
kematian pada anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga
memberitakan tentang
terdapatnya kemunduran signifikan dalam kematian anak secara
global di tahun
2007, tetapi tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara
negara-negara kayadan miskin, khususnya di Afrika dan Asia
Tenggara(CWS, 2008).Berdasarkan perkembangan masalah gizi, pada
tahun 2005 sekitar 5 juta anak
balita menderita gizi kurang (berat badan menurut umur), 1,5
juta diantaranyamenderita gizi buruk. Dari anak yang menderita gizi
buruk tersebut ada
150.000 menderita gizi buruk tingkat berat. Prevalensi nasional
Gizi Buruk
pada Balita pada tahun 2007 yang diukur berdasarkan BB/U adalah
5,4%, dan
Gizi Kurang pada Balita adalah 13,0%. Prevalensi nasional untuk
gizi burukdan kurang adalah 18,4%. Bila dibandingkan dengan target
pencapaian
program perbaikan gizi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM)
tahun 2015 sebesar 20% dan target MDG untuk Indonesia sebesar
18,5%, maka
secara nasional target-target tersebut sudah terlampaui. Namun
pencapaiantersebut belum merata di 33 provinsi. Sebanyak 19
provinsi mempunyai
prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang diatas prevalensi
nasional, yaitu
Nanggroe Aceh Darussalam (26,5%), Sumatera Utara (22,7%),
Sumatera Barat(20,2%), Riau (21,4%), Jambi (18,9%), Nusa Tenggara
Barat (24,8%), Nusa
Tenggara Timur (33,6), Kalimantan Barat (22,5%), Kalimantan
Tengah
(24,2%), Kalimantan Selatan (26,6%), Kalimantan Timur (19,2%),
Sulawesi
Tengah (27,6%), Sulawesi Tenggara (22,7%), Gorontalo (25,4%),
SulawesiBarat (16,4%), Maluku (27,8%), Maluku Utara (22,8%), Papua
Barat
(23,2%)dan Papua (21,2).Secara nasional, 10 kabupaten/kota
dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi
Kurang pada Balita tertinggi berturut-turut adalah Aceh Tenggara
(48,7%),
Rote Ndao (40,8%), Kepulauan Aru (40,2%), Timor Tengah Selatan
(40,2%),Simeulue (39,7%), Aceh Barat Daya (39,1%), Mamuju Utara
(39,1%),
Tapanuli Utara (38,3%), Kupang (38,0%), dan Buru (37,6%).
Sedangkan 10
kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada
Balita
terendah adalah Kota Tomohon (4,8%), Minahasa (6,0%), Kota
Madiun(6,8%), Gianyar (6,8%), Tabanan (7,1%), Bantul(7,4%), Badung
(7,5%), Kota
Magelang (8,2%), Kota Jakarta Selatan (8,3%), dan Bondowoso
(8,7%).
14.Apa saja etiologi pada kasus ? (Marasmus)
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
45/63
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori protein yang berat.
Faktor terbesar yang
menyebabkan kurang kelori protein yaitu: transisi dari pemberian
ASI ke makanan dengan
nutrisi rendah, infeksi akut dari traktus gastrointestinal,
infeksi kronis seperti HIV atau
TBC. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor ling-kungan, ada beberapa faktor
lain pada diri anak sendiri
yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya
marasmus.
Ketidakseimbangan antara penurunan energi intake dan peningkatan
energi yang
dibutuhkan menghasilkan keseimbangan energi yang negatif.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai
berikut:
1. Masukan makanan yang kurang
Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian
makanan yang tidak sesuai
dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si
anak; misalnya pemakaian
secara luas susu kaleng yang terlalu encer.
2. InfeksiInfeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus,
terutama infeksi enteral misalnya
infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan
sifilis kongenital.
3. Kelainan struktur bawaan
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,
deformitas palatum,
palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,
hidrosefalus, cystic fibrosis
pancreas.
4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek
mengisap yang kurang
kuat.
5. Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan
yang cukup.
6. Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia,
galactosemia, lactose intolerance.
7. Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang
lain telah disingkirkan.
8. Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan
yang kurang akan
menimbulkan marasmus.
9. Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk
timbulnya marasmus;
meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan
penyapihan dini dan
kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang
terlalu encer akibat dari
tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi
berulang, terutama gastro
enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
46/63
15.Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ? (yuda, marini)
10 tahapan manajemen terapi pada anak dengan malnutrisi berat
(WHO) :
1. Obati hipoglikemia
2. Obati hipotermia
3. Obati dehidrasi
4. Perbaiki keseimbangan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki defisiensi mikronutrien
7. Mulai memberikan formula 75
8. Mengejar pertumbuhan terlambat (catch-up growth)
9. Merangsang emosional dan perkembangan sensorial
10.Persiapan untuk pulang
No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7
1 Hipoglikemia
2 Hipotermia
3 Dehidrasi
4 Elektrolit
5 Infeksi
6 MulaiPemberian
Makanan
7 Tumbuh
kejar/peningkatan
pemberian makanan
8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe
9 Stimulasi
10 Tindak lanjut
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
47/63
1. Atasi/cegah hipoglikemia
50 ml bolus (pemberian sekaligus) glukosa 10% atau larutan
sukrosa 10% (1
sdt gula dalam 5 sdm air )secara oral atau pipa naso-gastrik
(NGT)
Selanjutnya berikan larutan tsb. setiap 30 menit selama 2 jam
(setiap kali berikan
bagian dari jatah untuk 2 jam)
2. Atasi/cegah hipotermia Diatasi dengan penggunaan selimut dan
hindari adanya hemusan
angina dan pertahankan suhu ruangan 28-30 C
3. Atasi/cegah dehidrasi
Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit
selama 2 jam
secara oral atau lewat pipa nasogastrik.
Selanjutnya beri 510 ml/kg/jam untuk 410 jam berikutnya; jumlah
tepat yang
harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya
dan banyaknya
kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan
formula khusus
sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit diberikan
mineral mix yang
dicampurkan kedalam formula khusus (F75, F100) dan ReSoMal.
5. Obati/cegah infeksi Kotrimoksasol 5 ml suspensi pediatri
secara oral, 2 x/hari selama 5
hari (2,5 ml bila berat badan < 4 Kg).
6. Memperbaiki Kekurangan zat gizi Mikro :
Pemberian vitamin dan mineral yaitu vitamin A diberikan sebanyak
200.000. i.u
peroral atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari
ke dua diberikan
200.000 i.u. oral. Vitamin A diberikan tanpa melihat
ada/tidaknya gejala defisiensi
Vitamin A.
Vitamin C : BB > 5 kg, 100 mg/hari (2 tablet)
Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama) Vitamin B compleks
: 1 tablet / hari
Mineral yang perlu ditambahkan ialah K, sebanyak 1-2 Meq/kg
BB/hari/IV atau
dalam bentuk preparat oral 75-100mg/kg BB/hari dan
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
48/63
Mg, berupa MgS04 50% 0,25 ml/kg BB/hari atau megnesium oral 30
mg/kg
BB/hari. Dapat diberikan 1 ml vit Bc dan 1 ml vit. C im,
selanjutnya diberikan
preparat oral atau dengan diet.
Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari
Tembaga (Cu) 0.2 mg/kgBB/hari.
Bila BB mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferrosus 10
mg/kgBB/hari. Fe
diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)
7. Mulai pemberian makanan untuk stabilisasi dan transisi :
Fase stabilisasi (F75) untuk menstabilkan kondisi anak, bukan
utk menaikan BB
o Energi : 80-100Kkal/kgBB/hari
o Protein : 1-1,5 g/kgBB/hari
o Cairan : 130 ml/kgBB/hari
Fase Transisi (F 100)
o Energi : 100-150 Kkal/kgBB/hari
o Protein : 2-3 g/kgBB/hari
o Cairan : 150 ml/kgBB/hari
umumnya sudah mulai terjadi kenaikan BB.
8. Memberikan Makanan untuk tumbuh kejar :
Fase rehabilitasi (F100 dan tambahan makanan)
o Cairan : 150-200 ml/kgBB/hari
o Kalori : 150-220 kkal/kgBB/hari
o Protein : 4-6 g/kgBB/hari
Ditambahkan :
o F100, 3 kali.
o Bubur:
BB < 7 kgpowder porridge.
BB > 7kgsoft porridge.
Buah :
BB < 7 kgjus.
BB > 7 kgpotongan buah-buahan.
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
49/63
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan
perilaku, karenanya
berikan:
Kasih sayang
Gerak kasar dan halus
Bicra dan bahasa
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 1530 menit/hari
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).
Sosialisasi dan kemandirian.
10.mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah :
Sarankan kepada orang tua, untuk Membawa anaknya kembali untuk
kontrol secara
teratur:
bulan I : 1x/minggu
bulan II : 1x/2 minggu
bulan III : 1x/bulan.
Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Pemberian vitamin A setiap 6 bulan
Rehabilitasi dianggap lengkap dan anak siap dipulangkan bila
gejala klinis sudah
menghilang, berat badan/umur mencapai minimal 70% atau berat
badan/tinggi
badan mencapai minimal 80%.
Penilaian kenaikan BB: baik :50 gram/kgBB/minggu dan kurang:
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
50/63
Follow up
1. Berikan makanan lebih sering.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
o Bulan pertama, setiap minggu.
o Bualn kedua, setiap 2 minggu.
o Bulan ketiga, setiap bulan.
3. Vaksinasi
Vaksin campak setelah fase rehabilitasi.
Imunisasi BCG, Polio, DPT, Hepatitis A.
Vitamin A setiap 6 bulan.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
51/63
16.Apa saja tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ?
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada
anak:
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
52/63
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6
bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan
sebagai
pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih
setelahberumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara
kandunganprotein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan
komposisinya: untuk
lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara
protein 12%
dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti
program
Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar
di atas.Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke
dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa
ditanyakankepada petugas pola dan jenis makanan yang harus
diberikan setelah pulang
dari rumah sakit.
5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera
berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula.
Sedangkan untuk
proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya
sudah terlihat
mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral
dan vitamin
penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil
yang baik.
Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan
meningkatkan
kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan
sisa
gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah
intelegensia di
kemudian hari.
17.Apa saja komplikasi yang ditimbulkan ?
Sistem Efek
SistemPencernaan
Menurunkan produksi asam lambungDiare yg sering & bisa
berakibat fatal
SistemKardiovaskuler
(Jantung &PembuluhDarah)
Mengurangi ukuran jantung & jumlah darah yg dipompa,
memperlambat
jantung & menurunkan tekanan darahPada akhirnya menyebabkan
kegagalan jantung
SistemPernafasan
Memperlambat pernafasan, mengurangi kapasitas paru-paruPada
akhirnya menyebabkan kegagalan pernafasan
SistemReproduksi
Mengurangi ukuran indung telur (pada wanita) & buah zakar
(pada laki-laKehilangan gairah seksual (libido)Terhentinya siklus
menstruasi
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
53/63
Sistem Saraf Apati& mudah tersinggung, meskipun intelektual
tidak terganggu
SistemMuskuler(Otot)
Kesanggupan yang rendah untuk melakukan latihan atau kerja,
karenaberkurangnya ukuran & kekuatan otot
Sistem
Hematologis(Darah)
Anemia
SistemMetabolik
Suhu tubuh yg rendah (hipotermia), sering menyebabkan
kematianPengumpulan cairan di kulit, terutama disebabkan oleh
hilangnya lemakdibawah kulit
SistemKekebalan
Terganggunya kemampuan untuk melawan infeksi &
penyembuhan
18.Bagaimana prognosis ?
Vitam: Dubia ad bonam
Functionam: dubia ad bonam
19.Apa KDU pada kasus ?
Malnutrisi energi-protein : 4A
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
secara mandiri dan
tuntas.
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
54/63
IV. Learning Issues1. Tumbuh kembang anak normal
1 bulan
Berat badan: 3,014,3 kgPanjang badan: 49,8 - 54,6 cm
Lingkar kepala: 3339 cm
Gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif
Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri
Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng
Sosial/Kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh
2 bulan
Berat badan: 3,6-5,2 kg
Panjang badan: 52,8-58,1 cm
Lingkar kepala: 35-41 cm
Gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap
Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri.
Komunikasi/Berbicara: bersuara.
Sosial/Kemandirian: tersenyum spontan
3 bulan
Berat badan: 4,2-6,0 kg
Panjang badan: 55,5-61,1 cm
Lingkar kepala: 37-43 cm
Gerakan kasar: kepala tegak ketika didudukkan
Gerakan halus: memegang mainan
Komunikasi/Berbicara: tertawa/berteriak tertawa/berteriak
Sosial/Kemandirian: memandang tangannya
4 bulan
Berat badan: 4,7-6,7 kg
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
55/63
Panjang badan: 57,8-63,7 cm
Lingkar kepala: 38-44 cm
Gerakan kasar: tengkurap-telentang sendiri
Gerakan halus: memegang mainan
Komunikasi/Berbicara:
5 bulan
Berat badan: 5,3-7,3 kg
Panjang badan: 59,8-65,9 cm
Lingkar kepala: 39-45 cm
Gerakan halus: meraih, menggapai
Komunikasi/Berbicara: menoleh ke suara
Sosial/Kemandirian : meraih mainan
6 bulan
Berat badan: 5,8-7,8 kg
Panjang badan: 61,6-67,8 cm
Lingkar kepala: 40-46 cm
Gerakan kasar: duduk tanpa berpeganganSosial/Kemandirian :
memasukkan biscuit ke mulut
7 bulan
Berat badan: 6,2-8,3 kg
Panjang badan: 63,2-69,5 cm
Lingkar kepala: 40,5-46,5 cm
Gerakan kasar: mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri
Komunikasi/Berbicara: bersuara Ma Ma.
8 bulan
Berat badan: 6,6-8,8 kg
Panjang badan: 64,6-71,0 cm
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
56/63
Lingkar kepala: 41,5-47,5 cm
Gerakan kasar: berdiri berpegangan
Komunikasi/Berbicara: bersuara Ma Ma
Sosial/Kemandirian : bersuara Ma Ma
9 bulan
Berat badan: 7,0-9,2 kg
Panjang badan: 66,0-72,3 cm
Lingkar kepala: 42-48 cm
Gerakan halus: menjimpit Komunikasi/Berbicara:
Sosial/Kemandirian : melambaikan tangan
10 bulan
Berat badan: 7,3-9,5 kg
Panjang badan: 67,2-73,6 cm
Lingkar kepala: 42,5-48,5 cm
Gerakan halus: memukulkan mainan di kedua tangan
Sosial/Kemandirian : bertepuk tangan
11 bulan
Berat badan: 7,6-9,9 kg
Panjang badan: 68,5-74,9 cm
Lingkar kepala: 43-49 cm
Komunikasi/Berbicara: memanggil mama.. papa
Sosial/Kemandirian : menunjuk, meminta
12 bulan,
Berat badan: 7,810,2 kg,
Panjang badan: 69,676,1 cm,
Lingkar kepala: 43,549,5,
Gerakan kasar: berdiri tanpa berpegangan
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
57/63
Gerakan halus: memasukkan mainan ke cangkir
Komunikasi/berbicara:
Sosialisasi/kemandirian: bermain dengan orang lain
15 bulan
Berat badan: 8,410,9
Panjang badan: 72,979,4
Lingkar kepala: 44 - 50
Gerakan kasar: lari naik tangga
Gerakan halus: berjalan
Komunikasi/Berbicara: mencoret-coret
Sosial/Kemandirian: minum dari gelas
1,5 tahun
Berat badan: 8,911,5 kg
Panjang badan: 75,982,4 cm
Lingkar kepala: 44,550,5 cm
Gerakan kasar: lari naik tangga
Gerakan halus: menumpuk 2 mainanKomunikasi/Berbicara: berbicara
beberapa kata (mimik, pipis, maem)
Sosial/Kemandirian: Memakai sendok
2 tahun
Berat badan: 9,912,3
Panjang badan: 79,285,6
Lingkar kepala: 45 - 51
Gerakan kasar: menendang bola
Gerakan halus: menumpuk 4 mainan
Komunikasi/Berbicara: menunjuk gambar (bola, kucing)
Sosial/Kemandirian: melepas pakaian, memakai pakaian, menyikat
gigi.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
58/63
2,5 tahun
Berat badan: 10,813,5
Panjang badan: 83,790,4
Lingkar kepala: 45,552,5
Gerakan kasar: melompat
Komunikasi/Berbicara: menunjuk bagian tubuh (mata, mulut)
Sosial/Kemandirian: mencuci tangan dan megneringkan tangan
3 tahun
Berat badan: 11,714,6
Panjang badan: 87,894,9
Lingkar kepala: 46 - 53
Gerakan halus: mengambar garis tegak
Komunikasi/Berbicara: menyebutkan warna benda, menyebutkan
penggunaan
benda (gelas untuk minum)
Sosial/Kemandirian: menyebutkan nama teman
3,5 tahunBerat badan: 12,515,7
Panjang badan: 91,599,1
Lingkar kepala: 46,553,5
Gerakan kasar: berdiri satu kaki
Gerakan halus: menggambar lingkaran
Sosial/Kemandirian: memakai baju kaos
4 tahun
Berat badan: 13,216,7
Panjang badan: 96,4102,9
Lingkar kepala: 4753,8
Gerakan halus: menggambar tanda tambah, menggambar manusia
(kepala,
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
59/63
badan, kaki)
Sosial/Kemandirian: memakai baju tanpa dibantu
4,5 tahun
Berat badan: 13,817,7
Panjang badan: 99,7- 106,6
Lingkar kepala: 47,553,8
Sosial/Kemandirian: bermain kartu, menyikat gigi tanpa
dibantu
5 tahun
Berat badan: 14,5 18,7
Panjang badan: 102,7 109,9
Lingkar kepala: 47,8 - 54
Komunikasi/Berbicara: menghitung mainan
2. Nutrisi bayi
Kebutuhan gizi pada bayi
Kalori
Karena bayi atau balita bergerak aktif, oleh karenanya anda
harus memenuhi kebutuhan
kalorinya secara pas. Energi sendiri bisa didapatkan melalui
makanan kaya akan kandungan
karbohidrat komplek, lemak, gula sederhana serta protein. Balita
biasanya membutuhkan
sedikitnya sekitar 1300 kal- 1500 kal dalam per harinya.
Lemak
Lemak merupakan salah satu komponen yang paling utama untuk
membentuk membran sel
sel yang terdapat pada otak bayi, serta Selubung Mielin yang
terdapat pada saraf otak. Sumber
lemak bisa kita berikan untuk baby adalah dari bahan makanan
santan, makanan yang terdapat
kandungan omega 3 &6, mentega, kue dan roti.Catatan penting:
memang sebenarnya
pemberian lemak sangat berguna namun dalam pemberiannya jangan
terlalu berlebihan
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
60/63
karena bisa mengakibatkan kegemukan di kemudian hari, dan dapat
memicu terjadinya
serangan kolestrol.
Protein
Fungsi utama gizi yang satu ini (Protein) adalah sebagai
kandungan yang berguna untuk
memelihara/menjaga sel-sel jaringan pada tubuh anak. Protein
sendiri juga dapat memberikan
peran penting prekursor untuk neurotransmitter demi tercapainya
suatu perkembangan dan
kemajuan pada otak yang baik. Sumber protein dapat anda berikan
pada bayi anda melalui
makanan seperti: Susu, Ikan, 2 Buah /Butir Telur, 2ons Daging
Segar, Serta Kacang-Kacangan
Sebanyak 100g.
Kalsium
Kalsium berfugsi sebagai zat gizi yang berperan penting dalam
pertumbuhan gigi dan ulang
bayi anda. Olehkarenanya usahakan berikan bayi anda ASI dan Susu
secara teratur, karenasusu merupakan salah satu sumber utama
kalsium bagi tubuh.
Vitamin
Adapun vitmin yang berperan penting adalah:
Vitamin A: vitamin ini berfungsi untuk perkembangan sel serta
kulit bayi sehat
Vitamin C: berfungsi untuk menjaga system penyerapan zat
besi
Vitamin D: untuk membantu metabolisme kalsium ( membantu bayi
untuk memperkuat
tulang)
Vitamin E: Untuk antoksidan atau daya tahan tubuh anak.
Zat besi
Biasanya anak atau bayi cenderung kekurangan/ belum terpenuhi
zat besinya, oleh karenanya
ada baiknya anda memberikan bayi atau anak anda dengan makanan
yang mempunyai
kandungan zat besi yang tinggi. Adapun makanan yang mengandung
zat besi adalah makanan
yang kaya akan kandungan vitamin C, vitamin C ini sendiri akan
berfungsi untuk menyerap zat
besi dalam tubuh.
Karbohidrat
Karbohiidrat merupakan kebutuhan gizi yang paling utama untuk
bayi anda. Karena kandungan
gizi Karbohidratlah yang nantinya akan membantu perkembangan
otak serta membantu proses
belajar anak. Adapun makanan kaya kandungan karbohidrat adalah
sbb: sereal, kentang, roti
dan tentunya nasi.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
61/63
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
62/63
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Reygen 11 bulan dibawa ke klinik karena menderita gizi buruk
tipe marasmus dan
keterlambatan perkembangan dengan status social ekonomi yang
rendah.
-
5/27/2018 Skenario a Blok 24.
63/63
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland, W. A Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland
Edisi 28.
Jakarta:EGC.
2. A.Price, s., & wilson, l. m. (2011). patofisiologi konsep
klinis proses-proses penyakit.
Jakarta :EGC.
3. Guyton dan Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. Ilmu Kesehatan Anak. UI. Cetakan Ke-11. 2007.
5. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson. IDAI. 2011.
6. http://medicastore.com/diare/penyebab_diare.htm