PENDAHULUAN Pada skenario ini diketahui Puskesmas K pada bulan Juni yang lalu mendiagnosis sekitar 300 orang menderita diare akut. Sebagian besar (60%) penderitanya adalah balita. Desa ini merupakan desa endemis diare dengan kasus rata-rata perbulan 40-50 orang. Curah hujan sangat rendah dan terjadi musm kemarau, sehingga lama tidak turun hujan padahal sebagian besar penduduk memanfaatkan air sumur umum yang dipakai bersama, air hujan dan sungai sebagai sarana mandi, cuci dan kakus dan sumber air minum. Sumur umum yang ada hanya berupa lubang yang digali dan lokasinya cuma berjarak 3 meter dengan jamban umum. Kasus tersebut akan dibahas secara mendetail sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentangkejadian luar biasa yang menjadi salah satu topik perkuliahan di blok 26. Kejadian luar biasa (KLB) menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, propinsi bahkan internasional yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya.Kejadian luar biasa diare merupakan penyakit yang pada umumnya memiliki prognosis baik, namun jika tidak ditangani dengan baik dan dideteksi secara dini, kemungkinan terjadinya KLB semakin besar. Dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kita dapat mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, melaporkan hasil data cakupan program pelayanan kesehatan. Makalah Blok 26
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Pada skenario ini diketahui Puskesmas K pada bulan Juni yang lalu mendiagnosis
sekitar 300 orang menderita diare akut. Sebagian besar (60%) penderitanya adalah balita.
Desa ini merupakan desa endemis diare dengan kasus rata-rata perbulan 40-50 orang. Curah
hujan sangat rendah dan terjadi musm kemarau, sehingga lama tidak turun hujan padahal
sebagian besar penduduk memanfaatkan air sumur umum yang dipakai bersama, air hujan
dan sungai sebagai sarana mandi, cuci dan kakus dan sumber air minum. Sumur umum yang
ada hanya berupa lubang yang digali dan lokasinya cuma berjarak 3 meter dengan jamban
umum. Kasus tersebut akan dibahas secara mendetail sehingga diharapkan dapat menambah
pengetahuan penulis maupun pembaca tentangkejadian luar biasa yang menjadi salah satu
topik perkuliahan di blok 26.
Kejadian luar biasa (KLB) menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran biaya
yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata
serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, propinsi bahkan internasional yang
membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya.Kejadian luar biasa diare merupakan
penyakit yang pada umumnya memiliki prognosis baik, namun jika tidak ditangani dengan
baik dan dideteksi secara dini, kemungkinan terjadinya KLB semakin besar. Dengan
melakukan penyelidikan epidemiologi, kita dapat mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, melaporkan hasil data cakupan program pelayanan kesehatan.
Definisi Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) yang mengalami perubahan pada konsistensi
dan atau frekuensi. Perubahan konsistensi yang dimaksud adalah peningkatan kandungan air
dalam feses, yaitu lebih dari 10 ml/kgBB/hari2 (pada anak) atau lebih dari 200 ml/hari1 (pada
dewasa). Perubahan frekuensi yang dimaksud adalah lebih dari tiga kali sehari. Pada bayi
yang masih mendapat ASI tidak jarang frekuensi defekasinya lebih dari 3-4 kali sehari
keadaan ini tidak dapat disebut diare, melainkan masih bersifat fisiologis atau normal.1
Epidemiologi
Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Pada
tahun 2003, diperkirakan 1,87 juta anak dibawah usia 5 tahun meninggal karena diare. Hal ini
menempatkan diare pada peringkat kedua penyebab kematian kedua tersering setelah infeksi
Makalah Blok 26
pernapasan. Delapan dari sepuluh kematian akibat diare berlangsung pada dua tahun pertama
kehidupan. Rata-rata anak berusia dibawah 3 tahun di negara berkembang mengalami 3
episode diare setiap tahunnya. Angka kejadian diare di Indonesia hingga saat ini masih tinggi,
yaitu 423 per 1000 penduduk untuk semua umur pada tahun 2006 (hasil Subdit Diare, Ditjen
PP-PL, Depkes RI), dimana angka ini meningkat dari tahun ke tahun.2,3
Surveilans 4,5
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Surveilans sendiri mencakup masalah morbiditas, mortalitas,masalah gizi, demografi,
penyakit menular, penyakit tidak menular, demografi, pelayanan kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja, dan beberapa faktor risiko pada individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan sekitarnya. Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang
berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang
penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat
membahayakan.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap
orang-orang yang dicurigai atau population at risk melalui kunjungan rumah (active
surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan rutin dari sarana pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas atau laporan dari petugas surveilans dilapangan dan
laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lainnya (passive surveillance). Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan teknik wawancara dan atau pemeriksaan. Pengolahan data
biasanya dilakukan dengan computer sesuai kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu
sehingga diperoleh gambaran yang sistematis tentang penyakit yang sedang diamati dan
hasilnya dilaporkan ke semua instansi yang terkait serta dimuat dalam buletin khusus yang
dikeluarkan oleh departemen kesehatan di Jakarta untuk disebarluaskan.
Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau
masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan sifat
Makalah Blok 26
penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Faktor determinan adalah
kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
Kegunaan Surveilans Epidemiologi
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada
setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya. Untuk mengukur kinerja upaya
pelayanan pengobatan juga membutuhkan dukungan surveilans epidemiologi.
Pada umumnya surveilans epidemiologi menghasilkan informasi epidemiologi yang akan
dimanfaatkan dalam : 6
1. Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi program
pemberantasan penyakit serta program peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik
pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan
lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan lainnya.
2. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan keracunan
serta bencana.
3. Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembangan program Surveilans
epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya surveilans epidemiologi infeksi
nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat diarahkan
pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain :
a. Untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko
terbesar untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain–lain
b. Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya
c. Untuk menentukan reservoir dari infeksi
d. Untuk memastikan keadaan–keadaan yang menyebabkan bisa berlangsungnya
transmisi penyakit.
e. Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
f. Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya,
distribusinya, dsb.
Makalah Blok 26
Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Puskesmas
Kegiatan surveilans di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh petugas surveilans puskesmas
dengan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi
data penyakit, yang dikumpulkan dari setiap desa siaga. Petugas surveilans puskesmas
diharuskan: 4-6
1) Membangun sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya melakukan Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) dengan menggunakan data W2 (laporan mingguan). Melalui
PWS ini diharapkan akan terlihat bagaimana perkembangan kasus penyakit setiap saat.
2) Membuat peta daerah rawan penyakit. Melalui peta ini akan terlihat daerah-daerah yang
mempunyai risiko terhadap muncul dan berkembangnya suatu penyakit. Sehingga
secara tajam intervensi program diarahkan ke lokasi-lokasi berisiko.
3) Membangun kerjasama dengan program dan sektor terkait untuk memecahkan kan
permasalah penyakit di wilayahnya.
4) Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) KLB Puskesmas, melakukan respon cepat jika
terdapat laporan adanya KLB/ancaman KLB penyakit di wilayahnya.
5) Melakukan pembinaan/asistensi teknis kegiatan surveilans secara berkala kepada
petugas di Poskesdes.
6) Melaporkan kegiatan surveilans ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala
(mingguan/bulanan/tahunan).
Penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pengertian Wabah/KLB serta Kriteria KLB :7
1. Wabah
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
mala petaka (UU No.4, 1984). Menteri menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu
yang dapat menimbulkan wabah. Menteri menetapkan dan mencabut penetapan
daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah
wabah.
Makalah Blok 26
2. KLB
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989). KLB
penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu daerah menjadi suatu
wabah, atau dapat berkembang menjadi suatu wabah.
3. Kriteria Kerja KLB
Kepala wilayah/daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka wabah (KLB
penyakit menular) di wilayahnya atau tersangka penderita penyakit menular yang
dapat menimbulkan wabah, wajib segera melakukan tindakan-tindakan
penanggulangan seperlunya, dengan bantuan unit kesehatan setempat, agar tidak
berkembang menjadi wabah (UU 4, 1984 dan Permenkes
560/Menkes/Per/VIII/1989).
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut: 7
1. Timbulnya suatu penyakit/ menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu),
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibanding dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
6.Case Fatality rate (CFR) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proportional Rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukka kenaikan dua
atau lebih diabnding periode, kurun waktu atau tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus : kholera dan demam berdarah
dengue
a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).
b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu
Makalah Blok 26
sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
9. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida
Kriteria-kriteria diatas dalam penggunaan sehari-hari harus didasarkan pada akal sehat
atau ”common sense”. Sebab belum tentu suatu kenaikan dua kali atau lebih merupakan
KLB. Sebaliknya suatu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani
seperti penyakit : poliomyelitis dan tetanus neonatorum, kasus dianggap KLB dan perlu
penanganan khusus.7
Penyakit-penyakit Menular yang Berpotensi Wabah/KLB
Penyakit-penyakit menular yang wajib dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang
memerlukan kewaspadaan ketat yang merupakan penyakit-penyakit wabah atau yang
berpotensi wabah atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:7
1. Penyakit karantina atau penyakit wabah penting antara lain adalah: DHF, Campak,