-
Witrisyah Putri PC
1102010293
Skenario 3 Blok Panca Indera
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fungsi Kulit
A. Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari
(epidermis), sebagai lapisan yang paling
luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela
subkutanea, hipodermis atau subkutis) Sebagai gambaran,
penampang lintang dan visualisasi
struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 1. Anatomi kulit
1. Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik
untuk diperhatikan dalam
perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.
Ketebalan epidermis
berbeda-bedapada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling
tipisberukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis
disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan
dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke
dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan
kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua
lapisan epiderma
lebih kedalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel
pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna
dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan
telapak kaki jumlah baris
keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan
tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak
-
larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia.
Lapisan ini dikenal
dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan
digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia
setiap sel biasanya hanya
28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit
kasar sampai muncul
lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung
sepanjang nhidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau
kemampuan memperbaiki
diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi
berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu
sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah
menjadi lebih kasar, lebih
kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit
lambat bekerja dan
penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat
digantikan oleh lapisan
tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat
kecil, dan lapisan ini sangat
efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari
lapislapiskulit lebih dalam
sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan
tanduk memiliki
daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan
barrier, terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk
dengan lapisan
berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih
yang kecil-kecil, tipis
dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini
sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula
dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel
keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,
berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit
telapak tangan dan
telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan
malphig iterdiri atas sel-sel
yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma
berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya
bertaju.Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri
atas serabut protein. Sel-sel
pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara
bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah
permukaan kulit makin
besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel
halus yang berguna
untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran
butir-butir melanin.
Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang
berada dalam salah satu
tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan
kimiawi yang khas;
intiinti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol, asam amino dan
glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan
tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu
-
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur
halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup
besar terhadap
pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital
kulit. Di dalam
lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis
dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan
benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau
melanosit) pembuat
pigmen melanin kulit.
Gambar 2. Penampang lapisan kulit ari
2. Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa,
tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Sel-sel umbi
rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk
batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung
rambut, menghasilkan
minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung
rambut. Kulit jangat sering
disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk
ketebalan kulit. Ketebalan rata-
rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling
tipis terdapat di kelopak mata
serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak
kaki. Susunan dasar kulit jangat
dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel. Keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai
rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi
tertentu, seperti saraf
dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas,
dan dingin. Saraf perasa juga
memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita
mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak
rambut yang menempel di
kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu
kuduk berdiri. Kelenjar
-
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk
melumasi permukaan
kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui
muara kandung rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan
ke permukaan kulit melalui
pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat
membentuk lapisan pelindung yang
disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5.
sawar asam merupakan
penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya
jamur, bakteri dan
berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan
keseimbangan nilai pH,
perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai
menghilang oleh
pemakaian kosmetika. Pada dasarnya dermis terdiri atas
sekumpulan serat-serat elastis yang
dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan
serat protein ini yang
disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan
penunjang, karena fungsinya
dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan
dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang
elastis dan mudah mengendur
hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit
berkerut yaitu faktor usia atau
kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai
peran penting bagi
kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka
yang terjadi di kulit jangat
dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit
jangat tidak memiliki
kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit
ari. Di dalam lapisan kulit
jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan
kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat,
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar)
dan duet yaitu saluran semacam
pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian
tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar
keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya
terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua
jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat
yang mengandung 95
97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam,
sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat
ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan
telapak kaki sampai ke
kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan
menghasilkan 14 liter
keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar
keringat ekrin
langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada
permukaan kulit
yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah
kelamin dan daerah
sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental,
berwarna keputih-
putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya
alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan
dengan muara
-
kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat
apokrin jumlahnya
tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan
dari kelenjar ini.
Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan
aktivitas kelenjar ini
dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit,
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri
dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung
rambut (folikel). Folikel
rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar
palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak
tangan dan telapak kaki,
kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada
bagian muka. Pada umumnya,
satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau
kelenjar sebasea yang
bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea
menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada
kebotakan orang
dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea
membesar sedangkan folikel
rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah,
jika produksi minyak dari
kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan
lebih berminyak sehingga
memudahkantimbulnya jerawat.
Gambar 3 penampang kulit jangat dan visualisasi kulit jangat
3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit
(hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah
dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah
kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan
sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak
bervariasi sepanjang
kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis
terdapat di kelopak mata. Jika usia
menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit
juga menurun. Bagian tubuh yang
-
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga
kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.
Gambar 4. Penampang jaringan bawah kulit dan visualisasi
jaringan ikat kulit
Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, eksresi, presepsi,
pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), pembenntukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan
keratinisasi.
1. Fungsi proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringanjaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar
seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi
dengan lapisan tipis
lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan
luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam
tubuh serta
menghalau rangsang rangsang fisik seperti sinar ultraviolet
darimatahari.
2. Fungsi absorbsi
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang
larut dalam lemak dapat
diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka
dapat masuk melalui
kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat
tipis. Penyerapan
terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit,
merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
3. Fungsi eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak berguna
lagi atau sisa
metabolisme tubuh NaCl, urea, asam urat dan amonia.
4. Fungsi presepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap
rangsangan panas yaitu badan-badan ruffini di dermis dan
subkutis. Terhadap dingin
oleh badan-badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil
meissner terletak di
papilla dermis berperan dalam perabaan.
5. Fungsi pengaturan tubuh
-
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat
dan mengerutkan
otot (berkontraksi) pembuluh darah kulit.
6. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) berada pada lapisan basal dan
berasal pada rigi
saraf. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi
melanosom.
7. Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu
keratinosit, sel
langerhans, melanosit. Keratinosit menandakan pembelahan, sel
basal akan berpindah
ke atas dan berubah bentuknya menjadi spinosum, makin ke atas
sel makin gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit
ini menjadi amorf.
8. Fungsi pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolestrol dengan
pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari
hal tersebut,
sehingga pemberian vitamin D sistemik masih diperlukan.
Infeksi Jamur
Mikosis kutan disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi
jaringan superfisialis
yang terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke
jaringan yang lebih dalam. Bentuk
yang paling penting adalah dermatofita, suatu kelompok jamur
serumpun yang
diklasifikasikan menjadi 3 genus Epidermophyton, Microsporum
danTrychopyton. Ada dua
golongan jamur yang menyebabkan mikosis superfisialis yaitu
nondermatofita dan
dermatofita
MIKOSIS SUPERFISIALIS
NON DERMATOFITOSIS
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada
kulit yang paling luar. Hal
ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang
dapat mencerna keratin
kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar.
Yang masuk ke dalam
golongan ini adalah
Pityriasis versicolor (PV) / Tinea versicolor.
DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut
" Dermatofitosis ".
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena
mempunyai daya tarik kepada
keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat
menyerang lapisan-lapisan kulit mulai
dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.
PITYRIASIS VERSICOLOR/TINEA VERSICOLOR
DEFINISI
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan
yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini
adalah penyakit yang kronik dan
-
asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang
bersisik. Kelainan ini umumnya
menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela
paha, lengan, tungkai atas, leher,
muka dan kulit kepala yang berambut.
Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok
sel-sel bulat,
bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang
pendek dan bengkok, biasanya
tidak menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus
sampai kasar. Bentuk lesi tidak
teratur, berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat
milier,lentikuler, numuler sampai
plakat.
Ada dua bentuk yang sering dijumpai :
Bentuk makuler :
Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan skuama halus
diatasnya dan
tepi tidak meninggi.
Bentuk folikuler :
Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia (kosmopolit) terutama di
daerah beriklim
panas. Di Indonesia frekuensinya tinggi. Penularan panu terjadi
bila ada kontak dengan jamur
penyebab oleh karena itu kebersihan pribadi sangat penting.
PATOGENESIS
Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit
normal. Organisme ini
merupakan "lipid dependent yeast" fase spora dan miselium.
Faktor predisposisi menjadi
patogen dapat secara endogen (defisiensi imun) dan eksogen
(faktor suhu, kelembaban udara,
keringat dan matahari).
GAMBARAN KLINIS
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal
bila berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh
karena malu oleh adanya
bercak tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi
tampak sebagai bercak
hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi
bisa berwarna kecoklatan
ataupun kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik halus.
Folikulitis merupakan bentuk klinis yang lebih berat, Malasezia
furfur dapat tumbuh
dalam jumlah banyak pada folikel rambut dan kelenjar sebasea.
Pada pemeriksaan histologis
organisme tersebut terlihat di lubang folikel bagian infudibulum
saluran sebasea dan sering
disekitar dermis. Folikel berdilatasi akibat sumbatan dan
terdiri dari debris keratin.
Secara klinis lesi terlihat eritem, papula folikular atau
pustula dengan ukuran 2-4 mm,
distribusinya dipunggung, dada kadang-kadang dibahu, dengan
leher dan rusuk. Bentuknya
yang lebih berat disebut Acneifonn folliculitis.
Malasezia furfur dapat membentuk koloni pada kelenjar
lakrimalis, menyebabkan
pembengkakan dan obstruksi (Dakriosis Obstruktif). Pada beberapa
kasus terbentuk dakriolit,
terjadi inflamasi dan mengganggu produksi air mata.
-
DIAGNOSIS
Selain ditegakkan dari gambaran klinis, diagnosa pitiriasis
versikolor harus dibantu
dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%.
Bahan-bahan kerokan kulit di ambil dengan cara mengerok bagian
kulit yang
mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas
alkohol 70%, lalu dikerok
dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam
lempeng-lempeng steril pula.
Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH 10%
yang diberi tinta Parker
biru hitam, dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup
dan diperiksa di bawah
mikroskop. Bila penyebabnya memang jamur, maka kelihatan garis
yang memiliki indeks
bias lain dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan
oleh sekat-sekat atau seperti
butir-butir yang bersambung seperti kalung. Pada pitiriasis
versikolor hifa tampak pendek-
pendek, lurus atau bengkok dengan banyak spora kecil berkelompok
memberikan gambaran
spaghetti and meatballs.
2) Pemeriksaan dengan lampu Wood
Dari pemeriksaan dengan lampu Wood dapat memberikan perubahan
warna pada
seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat.
Daerah yang terkena infeksi akan
memperlihatkan fluoresensi warna emas sampai oranye.
DIAGNOSA BANDING
Penyakit ini harus dibedakan dari dermatitis seboroik, sifilis
stadium II, pitiriasis
rosea, vitiligo, Morbus Hansen dan hipopigmentasi pasca
peradangan.
PENGOBATAN
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten.
Pengobatan dapat
dilakukan dengan cara topical atau sistemik. Pengobatan topikal
terutama ditujukan untuk
penderita dengan lesi minimal. Obat golongan senyawa azol
(antara lain ketokonazol,
bifonazol, tiokonazol) dalam bentuk krim selama 2 sampai 3
minggu cukup efektif untuk
pengobatan PV. Kesulitan pemakaian krim adalah pada lesi yang
luas.
-
Pemakaian ketokonazol 2% dalam bentuk sampo dilaporkan lebih
efektif dengan
pemakaian yang lebih mudah. Hal tersebut didukung dengan adanya
efek antimikotik sampo
ketokonazol 2% yang lebih poten dibanding selenium sulfid
ataupun seng pirition. Sampo
dioles di seluruh badan, lengan dan tungkai, dibiarkan selama
10-15 menit kemudian dicuci.
Pengobatan dilakukan 2-3 kali per minggu selama 2-4 minggu.
Obat topikal lain adalah selenium sulfida 1,8% dalam bentuk
sampo yang juga
dipakai seluruh badan, sebelum tidur dan segera dicuci pada pagi
harinya. Pemakaian 1-2 kali
per minggu selama 2-4 minggu. Cara lain dengan menggunakannya
setelah mandi selama 15-
30 menit dan kemudian dibilas. Dapat pula digunakan solusio
sodium tiosulfas 20%. Sampo
selenium sulfid dan sodium tiosulfas 20% menyebabkan bau kurang
sedap serta kadan
bersifat iritatif sehingga sering menyebabkan pasien kurang taat
dalam mengobati.
Pengobatan sistemik menggunakan ketokonazol atau itrakonazol
juga sangat efektif
untuk PV. Dosis untuk ketokonazol bervariasi antara 200mg/hari
selama 7-10 hari atau dosis
tunggal 400 mg. Itrakonazol disarankan untuk kasus kambuhan atau
tidak responsif dengan
cara pengobatan lain, dengan dosis 200 mg/hari selama 5-7 hari.
Kesembuhan umumnya
masih dengan gejala sisa hipopigmentasi yang menghilang perlahan
sehingga pemeriksaan
mikroskop KOH membantu memaastikan kesembuhan.
PROGNOSIS
Prognosis PV dalam hal kesembuhan baik, tetapi persoalan utama
adalah kekambuhan
yang sangat tinggi. Menghadapi persoalan ini, lebih baik
dilakukan pengobatan ulang setiap
kali kambuh atau pengobatan pencegahan daripada memperpanjang
satu periode pengobatan.
DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut
" Dermatofitosis ".
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena
mempunyai daya tarik kepada
keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat
menyerang lapisan-lapisan kulit mulai
dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.
ETIOLOGI
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang
terdiri dari tiga genus
yaitu genus: Mikrosporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Dari
41 spesies dermafito
yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan
binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies
Mikrosporon dan 1 spesies
Epidermafiton.
Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada gambaran lesi dan
lokasi. Selain sifat
keratinofilik ini, setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas
terhadap hospes tertentu.
Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan
kadang-kadang menyerang
manusia. Misalnya : Microsporum canis dan Trichophyton
verucosum. Dermatofita yang
geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan
radang yang moderat pada
manusia, misalnya Mikrosporon gipsium.
-
GAMBARAN KLINIS
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan
geofilik pada manusia
bersifat akut dan sedang namun lebih mudah sembuh. Dermatofita
yang antropofilik terutama
menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes
tetapnya. Golongan jamur ini
dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan
residif , karena reaksi
penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang
antropofilik ialah: Microsporum
audoinii dan Trichophyton rubrum.
CARA PENULARAN
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak
langsung melalui 3 cara
anthropofilik (penyebaran dari manusia ke manusia), zoofilik
(penyebaran dari hewan ke
manusia) dan geofilik (penyebaran dari tanah, air dan udara ke
manusia). Penularan langsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung
jamur baik dari manusia,
binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui
tanaman, kayu yang
dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air.
Disamping cara penularan
tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit
tergantung dari beberapa faktor:
1. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur
Antropofilik, Zoofilik
atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini
berbeda pula satu dengan
yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian
dari tubuh Misalnya :
Trichophyton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatophyton
floccosum paling sering
menyerang lipat pada bagian dalam.
2. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih sulit untuk
terserang jamur.
3. Faktor suhu dan kelembaban
Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi
jamur, tampak pada
lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat
paha dan sela-sela jari paling
sering terserang penyakit jamur ini.
4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana
terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih
rendah, penyakit ini lebih
sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang
lebih baik.
5. Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak
dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di
sela-sela jari dibanding pria
dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping
faktor-faktor tadi masih ada
faktor-faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh (topi,
sepatu dan sebagainya), serta
pemakaian pakaian yang serba nilon, dapat mempermudah penyakit
jamur ini.
-
LOKASI
Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh tiga genus dan
penyakit yang
ditimbulkan sesuai dengan penyebabnya. Diagnosis etiologi ini
sangat sukar oleh karena
harus menunggu hasil biakan jamur dan ini memerlukan waktu yang
agak lama dan tidak
praktis. Disamping itu sering satu gambaran klinik dapat
disebabkan oleh beberapa jenis
spesies jamur, dan kadang-kadang satu gambaran klinis dapat
disebabkan oleh beberapa
spesies dermatofita sesuai dengan lokalisasi tubuh yang
diserang.
Istilah Tinea dipakai untuk semua infeksi oleh dermatofita
dengan dibubuhi tempat
bagian tubuh yang terkena infeksi, sehingga diperoleh pembagian
dermatofitosis sebagai
berikut:
1. Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala clan rambut
2. Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut
(globrous skin).
3. Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum,
sekitar anus dapat meluas
sampai ke daerah gluteus, perot bagian bawah dan ketiak atau
aksila
4. Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan
tangan, terutama
telapak tangan dan kaki serta sela-sela jari.
5. Tinea Unguium : bila menyerang kuku
6. Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang
dan kumis.
7. Tinea Imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi
gambaran klinik
yang khas.
GEJALA KLINIK
Umumnya dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas
yaitu bercak-
bercak yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang
lain, sehingga memberikan
kelainan-kelainan yang polimorf, dengan bagian tepi yang aktif
serta berbatas tegas sedang
bagian tengah tampak tenang .
Gejala objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila
kulit yang gatal ini
digaruk maka papula-papula atau vesikel-vesikel akan pecah
sehingga menimbulkan daerah
yang erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama.
Kadang-kadang bentuknya
menyerupai dermatitis (ekzema marginatum), tetapi kadang-kadang
hanya berupa makula
yang berpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi
sekunder menyerupai gejala-
gejala pioderma (impetigenisasi).
TINEA KAPITIS
(Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering
ditularkan melalui
binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan
sebagainya.
Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk
:
1. Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papula merah kecil yang melebar ke
sekitarnya dan
membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut
jadi abu-abu dan tidak
mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya,
sehingga menimbulkan alopesia
setempat.
-
Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flouresensi
kekuning-kuningan pada rambut
yang sakit melalui batas "Grey pacth" tersebut. Jenis ini
biasanya disebabkan spesies
Microsporum dan Trichophyton.
2. Black dot ring worm
Terutama disebabkan oleh T. tonsurans, T. violaseum,
mentagrofites. infeksi jamur
terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik)
yang menyebabkan rambut
putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak
sebagai titik-titik hitam diatas
permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai
gambaran back dot".
Biasanya
bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada
wanita. Rambut sekitar lesi juga
jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena
infeksi penyebab utama
adalah T. tonsusurans dan T.violaseum.
3. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang
yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang
berkelompok dan kadang-
kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini
putus-putus dan mudah dicabut. Bila
kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak
permanen oleh karena terjadi
sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis,
M. gipseum , T.tonsurans
dan T. Violaseum.
4. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah
kulit yang berwarna
merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk
cawan (skutula), serta
memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor". Rambut di
atas skutula putus-putus dan
mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan
meninggalkan jaringan parut
dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton
schoenleini, T. violasum
dan T. gipsum.
Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai
penyakit-penyakit kulit yang
menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan
dengan penyakit-penyakit
bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis
seboroika.
-
TINEA KORPORIS
(Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang
mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta
kelembaban kulit yang lebih
tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas,
dada, punggung dan anggota
gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau
lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa
melebar dan akhirnya
dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sirsiner.
Pada bagian tepi tampak aktif
dengan tanda-tanda eritema, adanya papula-papula dan vesikel,
sedangkan pada bagian
tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini
menahun tanda-tanda aktif jadi
menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang
hiperpigmentasi saja.
Kelainan-kelainan ini dapat terjadibersama-sama dengan Tinea
kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum,
T.metagrofites. M. gipseum, M.
kanis, M. audolini. penyakit ini sering menyerupai:
1. Pitiriasis rosea
2. Psoriasis vulgaris
3. Morbus hansen tipe tuberkuloid
4. Lues stadium II bentuk makulo-papular.
TINEA KRURIS
(Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun,
bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat
bersifat akut atau menahun.
Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan
erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan
kulit tampak tegas dan aktif.
Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak
hanya makula
yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.
Gambaran yang khas adalah
lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam,
daerah perineum dan sekitar anus.
Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah
dan bahkan dapat
sampai ke aksila.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, T. rubrum dan T.
mentografites.
Diagnosa Banding:
1. Kandidiasis inguinalis
2. Eritrasma
3. Psoriasis vulgaris
4. Pitiriasis rosea
-
TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the
foot". Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah
seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus
memakai sepatu yang
tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi
mulai dari tanpa keluhan sampai
rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis:
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di
celah-celah jari
terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan
kelembaban di celah-ceIah jari tersebut
membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat
terjadi fisura yang nyeri bila
kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis
atau erisipelas disertai gejala-
gejala umum.
2. Bentuk hiperkeratosis
Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki,
tepi kaki dan punggung
kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura
yang dalam pada bagian lateral
telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar
jari, kemudian
meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel
dan bula yang terletak agak
dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila
vesikel-vesikel ini memecah
akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila
terjadi infeksi akan
memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi
erisipelas. Semua bentuk
yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus,
yaitu dermatofitosis yang
menyerang tangan. Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T
.mentagrofites, dan
Epidermofiton flokosum.
Tinea manus dan Tinea pedis harus dibedakan dengan:
1. Dermatitis kontak akut alergis
2. Skabiasis
3. Psoriasispustulosa
-
TINEA UNGUIUM
(Onikomikosis = ring worm of the nails)
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur
penyebab dan
permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila
dimulai dari pangkal kuku,
Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia
trikofita bila di mulai dari
bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi,
rapuh dan disertai oleh
subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus
yang banyak mengandung
elemen jamur.
Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali,
penderita minta
pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah
beberapa lama, karena penyakit ini
tidak memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak
sakit. Kadang-kadang penderita
baru datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena
penyakit.
Penyebab utama adalah : T. rubrum, T. mentagrophytes
Diagnosis banding:
1. Kandidiasis kuku
2. Psoriasis yang menyerang kuku
3. Akrodermatitis persisten
TINEA BARBAE
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di
daerah jenggot, jambang
dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.
Ada 2 bentuk yaitu
superfisialis dan kerion
1) Superfisialis
Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang
mula-mula kecil
selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik,
dengan bagian tepi yang
aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea
korporis.
2) Kerion
Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses
kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
-
Tinea barbae ini didiagnosa banding dengan :
1. Sikosis barbae (folikulitis oleh karena piokokus)
2. Karbunkel
3. Mikosis dalam
TINEA IMBRIKATA
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang
disebabkan oleh
Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang
eritematous dengan skuama
yang melingkar.
Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada
umumnya pada
bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih
tenang, tetapi seluruh makula
ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering
menyerang seluruh permukaan
tubuh sehingga menyerupai :
1. Eritrodemia
2. Pempigus foliaseus
3. Iktiosis yang sudah menahun
Diagnosis
Pemeriksaan mikologik dapat membantu dalam menegakan diagnosis.
Pemeriksaan
dalam menentukan diagnosis infeksi dermatofitosis terdiri dari
pemeriksaan langsung sediaan
basah dan biakan.
Pemeriksaan langsung
Pengambilan spesimen
Pengambilan specimen dimulakan dengan membersihkan lokasi lesi
dengan
alcohol/spiritus 70%. Untuk pengambilan specimen pada kulit
tidak berambut (kulit glabrosa)
pengerokan dilakukan dari bagian tepi lesi sampai ke bagian
sedikit di luar kelainan sisik
kulit menggunakan skapel tumpul steril. Untuk pengambilan
spesimen di kulit berambut,
rambut pada kulit yang mengalami kelainan dicabut dan kulit di
bagian itu dikerok untuk
mengumpulkan sisik kulit dan pus. Dalam pengambilan specimen di
kuku, spesimen diambil
dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-dalamnya
sehingga mengenai seluruh
tebal kuku dan bahan di bawah kuku diambil.
-
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dimulai dengan penyediaan slide, bahan
diletakan di atas
gelas alas kemudian di tambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi
larutan KOH untuk
sediaan rambut adalah 10%, untuk kulit 20% dan untuk kuku 30%.
Setelah sediaan
dicampurkan dengan larutan KOH, sediaan ditunggu 15-20 menit
untuk melarutkan jaringan.
Untuk mempercepatkan proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan
sediaan basah dia atas
api kecil sehingga berlaku penguapan. Untuk melihat elemen jamur
ditambahkan zat pewarna
pada sediaan KOH, tinta parker blue-black. Elemen jamur dapat
diperhatikan di bawah
mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x dan 400x.
Pada sediaan kuku dan kulit dapat dilihat hifa sebagai garis
sejajar terbahagi oleh
sekat lengkap dan bercabang. Terlihat juga spora berderet
(artrospora).Pada sediaan rambut
terlihat spora kecil (mikrospora) dan spora besar (makrospora).
Spora yang kelihatan bisa
tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut
(endotriks). Kadang-kadang dapat
terlihat hifa pada sediaan rambut.
Pemeriksaan dengan pembiakan
Pemeriksaan pembiakan dapat dilakukan untuk menyokong
pemeriksaan sediaan
langsung dan menentukan spesies dermatofita.Pemeriksaan ini
dilakukan dengan menanam
bahan klinis dalam media buatan, medium agar dekstrosa
Sabouraud. Pada medium
ditambahkan antibiotic, Kloramfenikol untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun
jamur kontaminan.
PENGOBATAN
Pengobatan Pencegahan :
1.) Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan
maserasi. Jika faktor-faktor
lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan
lambat. Daerah intertrigo atau
daerah antara jari-jari sesudah mandi harus dikeringkan betul
dan diberi bedak pengering atau
bedak anti jamur.
2.) Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
3.) Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos
dari bahan katun yang
menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool
atau bahan sintetis.
4.) Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci
bersih-bersih dengan air panas.
Terapi lokal
Infeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis,
di daerah jenggot,
telapak tangan dan kaki, biasanya dapat diobati dengan
pengobatan topikal saja.
1.) Lesi-lesi yang meradang akut dengan vesikula dan eksudat
harus dirawat dengan kompres
basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus
menerus. Vesikel harus
dikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.
2. Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti
mikonasol, ekonasol,
bifonasol, kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan
konsentrasi 1-2% dioleskan 2 x
sehari akan menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.
-
3. Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan
atau kaki memerlukan terapi
lokal dengan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik
seperti asam salisilat 3-6%.
Obat ini akan menyebabkan kulit menjadi lunak dan mengelupas.
Obat-obat keratolitik dapat
mengadakan sensitasi kulit sehingga perlu hati-hati kalau
menggunakannya.
4. Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk
mencapai kesembuhan total.
Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya
dengan kertas amplas, untuk
mengurangi keluhan-keluhan kosmetika. Pemakaian haloprogin lokal
atau larutan derivat asol
bisa menolong. Pencabutan kuku jari kaki dengan operasi,
bersamaan dengan terapi
griseofulvin sistemik, merupakan satu-satunya pengobatan yang
bisa diandalkan terhadap
onikomikosis jari kaki.
Terapi sistemik
Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin.
Griseofulvin
adalah suatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan
spesies penisillium. Obat ini
sangat manjur terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin
diserap lebih cepat oleh
saluran pencernaan apabila diberi bersama-sama dengan makanan
yang banyak mengandung
lemak, tetapi absorpsi total setelah 24 jam tetap dan tidak
dipengaruhi apakah griseofulvin
diminum bersamaan waktu makan atau diantara waktu makan.
Dosis rata-rata orang dewasa 500 mg per hari. Pemberian
pengobatan dilakukan 4 x
sehari, 2 x sehari atau sekali sehari. Untuk anak-anak
dianjurkan 5 mg per kg berat badan dan
lamanya pemberian adalah 10 hari. Salep ketokonasol dapat
diberikan 2 x sehari dalam waktu
14 hari.
PROGNOSIS
Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk
klinik dan penyebab
penyakitnya disamping faktor-faktor yang memperberat atau
memperingan penyakit. Apabila
faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan,
umumnya penyakit ini dapat
hilang sempurna.
7. Menjaga Kesehatan Kulit sesuai ajaran islam
Menjaga kulit dan menutup aurat berdasarkan ajaran Islam.
Menjaga kulit dari sinar Matahari Matahari memiliki peran utama
dalam merusak kulit.
Anda perlu melindungi kulit dari matahari guna mencegah penuaan
pada kulit. Matahari
sangat berpengaruh dalam membuat kulit berkerut, kering, dan
membuat warna kulit
berubah; Penjarangan kulit, tekstur kulit, penipisan kulit serta
penyakit kulit yang
berhubungan dengan paparan sinar matahari.
Perintah menutup aurat
Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban.
Manakala dalam istilah
fiiah aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang
wajib ditutup atau
dilindungi dari pandangan.
-
Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam
surah al-ahzab ayat 33
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias
dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan
ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan
dosa dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Manfaat menutup aurat:
1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat
sebelumnya; sekelompok
laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka
mencambuk manusia
dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang,
sesat dan
menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta.
Mereka (wanita-
wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan
mencium baunya. Sedangkan
bau surga itu tercium dari jarak yang jauh (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan Wanita-
wanita yang berpakaian namun telanjang ialah mereka yang menutup
sebagian
tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud
menunjukkan
kecantikannya.
2. Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat
tingkah laku
mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan)
terbesar. Sebagaiman
sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki
daripada wanita.
(HR. Bukhari)
ASAS AURAT
Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan
wanita.Aurat asas pada lelaki
adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita
pula adalah menutup
seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.
1. Aurat Ketika Sembahyang
Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan
kecuali muka dan
tapak tangan.
2. Aurat Ketika Sendirian
Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bahagian anggota
pusat dan lutut.
Ini bererti bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat antara pusat
dan lutut.
-
3. Aurat Ketika Bersama Mahram
Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah
antara pusat dan
lutut. Walau pun begitu wanita dituntut agar menutup mana-mana
bahagian tubuh
badan yang boleh menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram
sendiri.
Perkara ini dilakukan bagi menjaga adab dan tatsusila wanita
terutana dalam
menjaga kehormatan agar perkara-perkara sumbang yang tidak
diingini tidak akan
berlaku.
Syarak telah menggariskan golongan yang dianggap sebagai mahram
kepada
seseorang wanita iaitu :
1.Suami
2.Ayah mertua
3.Anak-anak lelaki termasuk cucu sama ada dari anak lelaki atau
perempuan
4. Saudara lelaki kandung atau seibu atau sebapak
5. Anak saudara lelaki karena mereka ini tidak boleh dinikahi
selama-lamanya
6. Anak saudara dari saudara perempuan
7. Sesama wanita sama ada kaitan keturunan atau seagama
8. Hamba sahaya
9. Pelayan yang tidak ada nafsu syahwat
10. Anak-anak kecil yang belum mempunyai syahwat terhadap
wanita. Walau pun
begitu, bagi kanak-kanak yang telah mempunyai syahwat tetapi
belum
baligh,wanita dilarang menampakkan aurat terhadap mereka.
Berwudhu
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
orang-orang yang
menyucikan/membersihkan diri. (Al-Baqarah : 222)
Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan
konsekusensi
dari pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya
suci/bersih supaya Ia
berpeluang mendekat kepada Allah SWT.
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari
iman. Dengan
demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek
moral, dan
karena itu sering juga dipakai kata bersuci sebagai padanan
kata
membersihkan/melakukan kebersihan.
-
Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori
belaka, tetapi harus
dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa,
bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah
dikenal sarana-
sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti :
wudhlu, tayamum, mandi
(ghusl), pembersihan gigi (siwak).
Adanya kewajiban shalat 5 waktu sehari merupakan jaminan
terpeliharanya
kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah
shalat itu baru sah kalau
orang terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhlu.
Demikian juga ibadah
tersebut baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita
melakukannya memang bersih.
Jadi jaminan kebersihan diri, pakaian dan lingkungan mereka yang
melaksanakannya.
Disinilah letaknya ibadah itu ikut berperan membina kesehatan
jasmani selain
tentunya peran utamanya membina kesehatan jiwa/rohani
manusia.