Page 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada kita, sehingga
kelompok kami dapat menyusun laporan ini meskipun kami menyadari masih ada
beberapa kekurangan di dalamnya.
Dalam laporan ini kami membahas tentang tahap-tahap embriologi. Semoga bisa
bermanfaat, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menggalih
pengetahuan serta untuk memperoleh ilmu di dalamnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tutor selaku dosen pembimbing pada diskusi tutorial yang telah memberi
bimbingan dan waktu untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.
Akhirnya kami pun berharap, Semoga laporan ini bisa memenuhi syarat untuk
tugas tutorial. Dan kami pun berharap semoga Allah SWT meridhoi amal usaha kami
juga memberikan balasan kebaikan yang lebih baik, Amin.
Jember, 12 Februari 2010
Penyusun
Page 3
STEP 1
DEFINISI KATA-KATA SULIT
1. Janin : atau fetus mamalia yang berkembang setelah fase embrio,
sebelum masa kelahiran, berkembang mulai 8 minggu fase
kehamilan, dan muai terbentuk system dan organ pada fase
ini.
2. USG : ulltrasonografi, merupakan alat pendeteksi organ berbentuk
scanner yang cara kerjanya dengan melalui penyinaran sinar
ultra ditempelkan pada lapisan permukaan kulit
3. Perubahan Hormonal : Perubahan fisiologis individu yang di ikuti oleh respon
interaksi hormone (meningkat/ menurun)
4. Lingkar Kepala : Untuk mengetahui keadaan janin dalam rahim
5. Kehamilan : Masa yang dialami wanita yang pada rahimnya terdapat fetus
atau cabang bayi hasing dari proses fertilisasi yang diawali
oleh bertemunya sel gamet dan ovum
STEP II
MENENTUKAN PERMASALAHAN
1.Bagaiman hubungan antara susah makan dengan pengarh perubahan hormon ?
2.Peubahan hormonal apa saja yang terjadi saat masa kehamilan ?
3.Bagaimana perkembangan lingkar kepala pada saat masa kehamilan 2 bulan ?
4.Bagaimana crri-ciri dari janin yang normal dan abnormal ?
5.Nutrisi apa saja yang dibutuhkan ibu hamil ?
STEP III
BRAIN STROMING
1. Kecepatan metabolisme berpengaruh pada pola makan , mempengaruhi reaksi kerja
hormone dalam tubuh yang dipengaruhi oleh perubahan fisiologis individu , misalnya
Page 4
dengan respon muntah-muntah yang dialami akan berdampak dalam bentuk
manisfastasi pada tubuh berupa susah makan.
2. Perubahan fifiologis merupakan factor utama yang dapat mempengaruhi fungsi kerja
hormone tubuh , hormone cchorinic gonatotropin (HCG) adalah yang berpengaruh saat
fase embrionik awal ketika plasena elum terbentuk .
Hormon lain yang berperan utama sebelumnya adalah meningkatnya kadar estrogen
yang menumbuhkan embrio hidup didlam rahim ibu.Pada fase kehailan juga di ikuti
oleh perkembangan payudara dalam pertahanan laktasi yang dipengaruhi oleh
progersteron dibantu estrogen.
3. HCS (H.chorionis somatotropin) – bekerja seperti growth hormon
HCG (H.chorionic Gonatotopin) – bekerja seperti hormone adrenal dan LH
HCT (H. chorionic tyrotropin)
CRH
Estrogren dan Progesteron , dll.
4. Pada beberapa fase kehamilan BB Ibu dan cabang bayi dalam control yang stabil,hasil
USG menunjukan ukurn lingkar kepala yang normal,dsb.
5. Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan
mukosa.Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Zinc ditengarai
mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling
tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari. pemenuhan
kebutuhan vitamin B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat
untuk wanita tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil
adalah berkisar antara 500 – 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi
dengan kelainan saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat dengan dosis
4000 mg (4 mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan.
Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4 mg
/ hari untuk wanita usia
Page 5
STEP IV
MAPPING
IBU HAMIL
HORMON NUTRISI
FETUS
EMBRIOGENESIS
PEMBENTUKAN KRANIOFASIAL
STEP V
Learning Object
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial
2. Gangguan proses pembentukan Kraniofasial
3. Macam dan Pengaruh hormon terhadap Ibu dan Calon Bayi pada masa kehailan
4. Macam dan Pengaruh nutrisi terhadap Ibu dan Calon Bayi pada masa kehailan
Page 6
STEP VII
Pembentukan Kraniofasial
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN MANUSIA
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan
sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi
akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan
pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjadi embrio.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).
Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=5&language=40&illustrated=1
Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1
Page 7
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
Sumber: http://www.ehd.org/flash.php?
mov_id=7&language=40&illustrated=1
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?
mov_id=7&language=40&illustrated=1
Page 8
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya
sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta
rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh
embrionya.
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh
hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda,
Echinodermata dan semua Vertebrata.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat
rendah seperti Porifera dan Coelenterata.
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup
(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing
lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi
seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Page 9
Contohnya :
a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi
dalam pembentukan kelopak mata.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang
sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa
6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai
memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic
gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi
normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh
selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang
menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat
pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel
menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa
dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.
Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.
Page 10
Janin
Sumber : http://images.google.co.id/images?hl=id&q=manusia&gbv=2
Tahapan perkembangan pada masa embrio
Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti
jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa
gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian
dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk
organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak
aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih
nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan
memutarkan badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan
panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat
2500 – 3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina.
Bayi siap untuk dilahirkan.
Page 11
2. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah
dilahirkan.
Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya
peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan
pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang
lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal.
Pembentukan Wajah.
KEPALA DAN LEHER
Gambaran paling khas pada pembentukan kepala dan leher dihasilkan oleh arkus
faring atau brankial. Arkus-arkus ini muncul pada minngu keempat dan kelima
perkembangan dan ikut berperan menghasilkan penampilan luar khas dari fetus.
Pada awalnya arkus ini terdiri dari jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh celah
dalam yang dikenal dengan sebagai celah faring. Secara bersamaan dengan terbentuknya
arkus dan celah , sejumlah kantong penonjolan, kantung faring (pharyngeal pouch),
muncul di sepanjang dinding lateral usus faring yaitu bagian usus depan.
Arkus faring tidak hanya membentuk leher , tetapi juga berperan penting dalam
membentuk wajah. Pada akhir minggu keempat, bagian tengah wajah dibentuk oleh
stomodeum, dikelilingi oleh pasangan pertama arkus faring.
Ketika calon janin berusia 42 hari, dapat dikenali beberapatonjolan mesenkim :
Prominensia mandibularis, (arkus faring pertama),
kaudal dari stomodeum
Prominensia maxilaris, (bagian dorsal arkus faring
pertama), lateral dari stomodeum.
Prominensia frontotasalis, penonjolan yang sedikit
membuat kranial dari stomodeum
Prominensia nasalis
Page 12
Arkus Faring
Setiap arkus faring terdiri atas inti jaringan mesenkim yang dilapisi oleh ektoderm
di permukaan luar dan epitel yang berasal dari endoderm di sebelah dalam
Arkus Faring Pertama
Terdiri dari bagian dorsal, processus maxilaris yang menonjol ke bagian
depan di bawah mata. Bagian ventral processus mandibularis terdapat kartilago
Meckel yang selama perkembangan lebih lanjut lenyap kecuali dua unjung bagian
dorsalnya yang menetap yang membentuk
inkus dan maleus. Mesenkim processus
maxilaris ini akan membentuk premaksila,
maksila, os. Zygomaticum, os temporale
melalui osifikasi membranosa
Processus madibula akan membentuk otot-
otot pengunyah (m. Temporalis,
m.Masseter, m.Pterygoideus), m.
Digastricus venter anterior, m.
Milohioideus, m. Tensor timpani, dan m. Tensor veli palatini
Persarafan sensorik ke kulit wajah diberika oleh n. Mandibularis (cabang
n.trigeminus), n. Optalmikus, n. Maksilaris, dan n. Mandibularis
Arkus Faring kedua
Tulang rawan arcus kedua atau
arcus hioid (Kartilago Reichert)
membentuk stapes, processus stiloideus
os temporal, ligamentum stilohioideum,
bagian ventral membentuk koru minus
dan bagian atas korpus os hioideum.
Otot arkus hioid yaitu m. Stapedius, m.
Stilohioideus, m. Digastricus venter
posterior, m.auricularis, dan otot-otot
ekspresi wajah.
Page 13
Arkus Faring Ketiga
Menghasilkan bagian bawah korpus dan kornu mayus os hioideum.
Susuna otot terbatas pada m.Stilofaringeus. Otot ini disarafi oleh
n.Glossofaringeus.
Arkus Faring Keempat dan Keenam
Kartilago kedua arkus ini menyatu untuk membentuk Kartilago Laring :
kartilago tyroidea, krikoidea, kornikulata, dan kuneiformis. Otot arkus
keempat (m. Krikotiroideus, m. Levator veli palatini dan m. Konstriktor
faringis) disarafi oleh n. Laringeus superior (cabang n.vagus). Dan arkus saraf
keenam disarafi oleh n. Laringeus rekurens (cabang n.vagus)
Kantung Faring
Kantung Faring Pertama
Membentuk divertikulum mirip tangkai, resesus tubotimpanikus yang
berkontak dengan lapisan epitel celah faring pertama bakal meatus akustikus
externus. Bagian distal divertikulum melebar seperti kantong, rongga telingan
tengah atau kavitas timpani primitif, dan bagian proksimalnya tetap sempit,
membentuk tuba auditiva (eustachi). Lapisan dalam rongga timpani kemudian
membantu pembentukan membrana timpani atau gendang telinga.
Kantung Faring Kedua
Lapisan epitelnya berpoliferasi dan
membentuk tunas yang menembus ke dalam
mesenkim di sekitarnya. Tunas-tunas ini
kemudian disusupi oleh jaringan mesoderm
membentuk primodium tonsila palatina.
Selama bulan ketiga dan keempat, tonsil
Page 14
diinfiltrasi oleh jaringan limfatik. Sebagian dari kantong menetap dan ditemukan
pada orang dewasa sebagai fosa tonsilaris.
Kantung Faring Ketiga
Kantung ketiga dan keempat ditandai oleh sayap dorsal dan ventral di
ujung distalnya. Pada minggu kelima, epitel sayap dorsal kantung ketiga
berdiferensiasi menjadi kelenjar paratiroid inferior, sedangkan sayap ventral
membentuk timus.
Kantung Faring Keempat
Epitel sayap dorsal kantung faring keempat membentuk kelenjar
paratiroid superior. Saat kehilangan kontaknya dengan dinding faring, kelenjar
paratiroid meletakkan dirinya ke permukaan dorsal tiroid yang sedang bermigrasi
ke kaudal menjadi kelenjar paratiroid superior.
Kantung faring Kelima
Merupakan kantung yang paling terakhir berkembang, biasanya dianggap
sebagai bagian dari kentung faring keempat. Kantung ini membentuk korpus
ultimobrankiale yang kemudian bergabung ke kelenjar tiroid. Sel-sel korpus
ultimobrankiale memberntuk sel parafolokel (sel C), kelenjar tiroid. Sel-sel ini
mengeluarkan kalsitonin, suatu hormon yang berperan dalam pengendalian kadar
kalsium dalam darah.
Celah Faring
Bagian dorsal celah pertama menembus
mesenkim di bawahnya dan mengahsilkan
meatus akustikus eksternus. Epitel yang
melapisi meatus juga ikut membentuk
gendang telinga. Celah membentuk suatu
rongga yang dilapisi oleh epitel ektoderm
Page 15
yang disebut sinus servikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya sinus ini
lenyap.
PALATUM
Pada perkembangan embriologi, palatum manusia berjalan melalui beberapa
tahap yang mencerminkan pembagian ruang oronasal. Perkembangan nares internal atau
choane menandai terbentuknya jalan napas dengan dibentuknya saluran antara kantung
olfaktori dan stomodeum.
Ada tiga elemen yang membentuk palatum sekunder yaitu dua lereng palatum
rahang atas lateral dan palatum primer dari tonjolan frontonasal yang mulanya
terpisah jauh karena orientasi vertikal dari lereng lateral pada setiap sisi lidah. Selama
minggu ke 8, terjadi perubahan letak lereng lateral, dari vertikal ke horisontal sebagai
permulaan dari penggabungan dan pemisahan ruang oronasal.
Selama penutupan palatum, mandibula akan menjadi prognatik, dimensi vertikal
ruang stomodeal bertambah,tetapi lebar maksila tetap stabil, memungkinkan terjadinya
kontak antar lereng. Juga pertumbuhan ke depan dari tulang rawan Meckel, akan
mendorong lidah ke depan, bersamaan dengan pengankatan bidang wajah.
Epitelium yang menutupi tepi-tepi lereng palatal, menebal dan penggabungannya
sangat penting untuk penggabungan palatum yang utuh. Penggabungan itu terjadi antara
permukaan dorsal dari lempeng palatal dan tepi bawah garis tengah septum nasal. Garis
sambung yang mulanya terbentuk pada daerah palatum keras, nantinya akan menyatu
dengan daeerah palatum lunak.
Osifikasi palatum berlangsung terus selama minggu ke 8, dari penyebaran tulang
ke mesensim dari penggabungan lereng palatal lateral dan dari trabekula yang muncul
pada palatum primer sebagai pusat premaksila, semuanya brasal dari pusat osifikasi
tunggal primer dari maksila. Di belakang, palatum keras beosifikasi melalui penyebaran
trabekula dari pusat penyebaran osifikasi primer tunggal tulang palatina. Osifikasi tidak
terjadi pada bagian paling belakang dari palatum, menghasilkan daerah .
Page 16
Wajah berasal dari 5 tonjolan yang mengelilingi cekungan sentral, stomodeum
yang membentuk bakal mulut. Tonjolan adalah frontonasal tengah tunggal dan sepasang
tonjolan maxila dan mandibula. Tonjolan frontonasal mengelilingi forebrain, yang
mengeluarkan divertikulum optik lateral yang akan membentuk mata. Bagian frontal dari
tonjolan antar mata membentuk dahi; pada sudut inferolateral, membentuk penebalan
plakoda nasal ektodermal.
Penggabungan tonjolan-tonjolan wajah terjadi dua tahap perkembangan pada
letak yang berbeda ; melalui penggabungan tonjolan frontonasal, maxila dan mandibula,
atau melalui penggabungan komponen-komponen maxilanasal sentral. Penggabungan
tonjolan nasal medial dan maxila membentuk hubungan dengan rahang atas dan bibir
serta memisahkan celah nasal dari stomodeum. Penyatuan digaris tengah tonjolan nasal
mmedial membentuk tuberkulum medial dan philtrum bibir atas, ujung hidung dan
palatum primer. Rahang baeah dan bibir terbentuk oleh penyatuan di garis tengah dari
sepasang tonjolan madibula dan bagian pertama wajah akan terbentuk. Tidak semua
daerah wajah bertumbuh secara cepat, selama awal perkembangan. Daerah tengah wajah
( di antara mata ) sukup konstan dalam hubungannnya dengan pertumbuhan lebar
keseluruhan wajah yang cepat.
Mata
Pertumbuhan lateral dari evaginasi forebrain akan membentuk vesikel optik, yang
dibagian tengah akan mempertahankan hubungannya dengan diensepalik dan dilateral,
merangsang penebalan epitelia plakoda lensa pada sisi bakal wajah. Invaginasi plakoda
lensa akan disertai dengan pembentukan vesikel optik, menghasilkan bola mata yang
terpuruk jauh kedalam. Perpindahan medial dari mata, dari lokasi lateral semula berasal
dari pertumbuhan hemispere serebral yang besar dan melebarnya kepala, serta gerak ke
tengah dari mata. Gerak perpindahan terbesar dari mata, terjadi dari minggu ke 5 s/d 9 ;
setelah itustabil dalam hubungannya dengan angulasi pasca kelahiran dari sumbu optik,
pada 71 – 68 derajat.
Telinga.
Page 17
Bagian dalam telinga pertamakali termanifestasi sebagai induksi hindbrain dari
sel ektodermal permukaan, yang memanjang menjadi penebalan plakoda optik. Plakoda
ini akan berinvaginasi ke celah, serta menutup vesikel dan membentuk bagian dalam
telinga. Bagian luar telinga terbentuk pada daerah leher, sebagai 6 tonjolan aurikular yang
mengelilingi groove brankial pertama, serta membentuk meatus scustic eksternal.
Sedangkan telinga tengah memiliki asal yang rumit dari kantung faringeal pertama.
Hidung
Merupakan hasil dari tonjolan frontal (jembatan), penyatuan tonjolan nasal medial
( ridge dan ujung bagian tengah hidung), tonjolan nasal lateral (ala), dan kampsul tulang
rawan nasal (septum dan chomca nasal). Bagian luar dan dalam hidung berasal dari dua
daerah morpogenetik yang berbeda ; kapsul yang dalam menghasilkan kapsul tulang
rawan nasal dan derivatnya ; alar superfisial menghasilkan tulang rawan ala bagian luar.
Celah hidung dibagian depannya dipisahkan dengan stomodeum melalui penggabungn
tonjolan nasal medial, maksila dan nasal lateral untuk membentuk lubang hidung. Choane
orang dewasa dibentuk melalui penggabungn lereng palatal sekunder. Dalam septum
nasal, tulang rawan berhubungan dengan tulang rawan mesetmoid, sutu komponen
basikranium. Septum nasal membagi ruang nasal menjadi fosa kiridan kanan; dinding
lateralnya berasal dari eketmoid, akan terpisah menjadi chonca superior, tengah dan
inferior. Lipatan mukosa nasal, membentuk chonca; yang nantinya akan ditembus oleh
tulang rawan.
Lidah
Lidah mulai tampak pada mudigah gerumur sekitar 4 minggu dalam bentuk dua
tonjolan lidah lateral dan satu tonjolan medial, yaitu tuberculum impar. Ketiga
tonjolan ini berasal dari lengkung faring pertama. Sebuah tonjolan medial kedua, yaitu
copula atau eminentia hypobranchialis, dibentuk oleh mesoderm lengkung ke-2, ke-3,
dan sebagian ke-4. Akhirnya, sebuah tonjolan medial ketiga, yang dibentuk oleh bagian
posterior lengkung ke-4, menandakan perkembangan epiglotis. Tepat di belakang
tonjolan ini adalah aditus laringis, yang diapit oleh tonjolan-tonjolan aritenoid.
Page 18
Ukuran tonjol-tonjol lidah lateral yang membesar menyebabkan tonjol-tonjol ini
tumbuh melampaui tuberculum impar dan keduanya saling menyatu., sehingga
membentuk dua pertiga bagian depan lidah atau corpus linguae. Oleh karena selaput
lendir yang membungkus corpus lingae itu berasal dari lengkung faring pertama, maka
persarafan sensorisnya berasal dari ramus mandibularis nervus trigeminus. Dua
pertiga bagian depan atau badan lidah tersebut dipisahkan dari sepertiga bagian belakang
lidah oleh satu alur berbentuk V, yaitu sulcus terminalis.
Bagian belakang atau akar lidah berasal dari lengkung faring k eke-2, ke-3, dan
sebagian dari lenngkung ke-4. Persarafan sensoris bagian ini dilayani oleh nervus
glossopharyngeus. Epiglotis dan bagian paling belakang lidah dipersarafi oleh nervus
laryngeus superior, yang menandakan bahwa organ-organ ini berkembang dari lengkung
ke-4. Otot-otot lidah sebagian besar berasal dari mioblas yang berasal dari somit-somit
oksipital. Susunan otot lidah dipersarafi oleh nervus hypoglossus. Dua pertiga bagian
depan lidah
KELAINAN DAN GANGGUAN PADA PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KRANIOFASIAL
Kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial bisa terjadi karena
berbagai macam faktor,salah satunya karena kelainan genetik.Kelainan dapat berupa
cacat atau pergeseran struktur,menimbulkan gangguan bentuk,kelainan bentuk,atau
kerusakan.Bentuk yang terganggu berasal dari gangguan pertumbuhan,sedangkan
kelainan bentuk merupakan perkembangan normal yang dihambat oleh faktor
Page 19
mekanis,kemudian kerusakan adalah akibat kerusakan dari organ normal.Kelainan-
kelainan tersebut antara lain :
1. Skafosefali,disebabkan karena tertutupnya sutura sagitalis lebih dini yang
mengakibatkan ekspansi oksipital dan ekspansi frontal,sehingga bentuk tengkorak
menjadi panjang dan sempit.
2. Akromegali,disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan dan
bisa disebabkan pula oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.Ciri
kelainan ini berupa pembesaran muka,tangan,dan kaki yang tidak serasi.
3. Disgenesis Kaudal (Sirenomalia),merupakan suatu sindrom yang disebabkan
karena insufiensi mesoderm yang terbentuk di daerah paling kaudal
embrio.Individu yang menderita kelainan ini menunjukkan gejala hipoplasia dan
fusi ekstremitas bawah.
4. Plagiosefali adalah kelainan yang disebabkan karena sutura koronalis dan sutura
lambdoidea menutup lebih dini hanya pada satu sisi.
5. Craniosynostosis,adalah kelainan kepala yang disebabkan oleh penutupan satu
atau beberapa sutura secara premature.
6. Fistula Brankialis,kelainan ini terjadi apabila lengkuk faring kedua gagal tumbuh
ke kaudal melampaui lengkung ke 3 dan ke 4,sisa-sisa celah ke 2,ke 3,dan ke 4
tetap berhubungan dengan permukaan melalui sebuah saluran sempit.
7. Akrosefali,disebut juga dengan tengkorak menara,kelainan ini disebabkan karena
penutupan dini sutura koronalis sehingga menyebabkan tengkorak menjadi
pendek dan tinggi.
8. Syndrom Treacher Collins,ditandai dengan hipoplasia maksila karena kurun
berkembanganya tulang zigomatik,hipoplasia mandibula,fissure palpebra yang
meriang ke bawah,koloboma di kelopak mata bawah,dan malformasi telinga luar.
9. Siklopia,kelainan ini terdiri etmosephali,sebosephali,agenesis pre maksila (celah
bibir dan palatum bilateral),bahkan sampai manifestasi dismorpik paling ringan
dari gigi incisivus pertama atas tunggal.Letak mata,hidung,dan bagian tengah
maksila terganggu menimbulkan berbagai sindrom dismorpik.
Page 20
10. Asephali,merupakan cacat yang paling ekstrim,kelainan ini berupa tidak adanya
kepala.Struktur postcranial dapat terus bertumbuh dalam uterus,tetapi biasanya
dalam keadaan ini,bersifat letal apabila bayi sudah lahir.
11. Anasephali,merupakan suatu kelainan tidak adanya otak yang menimbulkan tidak
adanya tengkorak,akalvaria tengkorak tanpa tempurung,kraniofisis fisur cranium
serta berbagai macam efek pada wajah.
12. Cacat perkembangan wajah ringan yang ditimbulkan karena kegagalan penyatuan
wajah yang menimbulkan berbagai celah,yaitu :
Celah bibir atas unilateral,berasal dari penggabungan tonjolan nasal
medial dengan tonjolan maksila pada kedua sisi garis tengah.
Celah bibir bilateral,menimbulkan celah garis tengah yang lebar dari bibir
atas dan proboscis protuberantia.
Celah bibir median,disebabkan oleh penggabungan tidak sempurna dari
kedua tonjolan nasal medial dari arena itu,pada sebagian besar kasus
terlihat groove garis tengah hidung yang dalam menimbulkan berbagai
bentuk hidung.
13. Cacat karena penyatuan tonjolan maksila dan mandibula menyebabkan
pembentukan ukuran mulut,yaitu :
Mikrostomia,yaitu ukuran mulut yang terlalu kecil.
Makrostomia,yaitu ukuran mulut yang telalu besar.
Astomia,yaitu tonjolan maksila dan mandibula yang bergabung,sehingga
membenuk mulut yang tertutup.
14. Perkembangan mandibula yang terhambat akan menimbulkan mikrognasi serta
maloklusi gigi.Kegagalan menyeluruh dari perkembangan mandibula,agnasia
berhubungan dengan penempatan ventral dari telinga luar yang abnormal
(sinosia).
15. Kista pertumbuhan kraniofasial walaupun bukan merupakan cacat perkembangan
orofasial berasal dari prosessus embrionik komplek kraniofasial yang rumit.Kista
pertumbuhan timbul sepanjang garis celah wajah yang menutupi tonjolan
embrionik yang bergabung membentuk wajah.
Page 21
16. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah keadaan dimana ukuran kepala (lingkar kepala) lebih kecil
dari ukuran kepala rata-rata pada bayi (<42 cm) berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Mikrosefalus terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada
kecepatan yang normal.
Penyebab utama mikrosefalus, antara lain:
a. Sindrome Down
b. Sindrome Cri Du Chat
c. Sindrome Seckle
d. Sindroma Rubinstein Taybi
e. Trisomi 13
f. Trisomi 18
g. Sindroma Smith Lemli Opitz
h. Sindroma Cornelia de lange
Sedangkan penyebab sekunder dari kelainan ini adalah:
a. Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
b. Keracunan metil merkuri
c. Rubella congenital
d. Toksoplasmosis congenital
e. Sitomegalovirus congenital
f. Penyalahgunaan obat oleh ibu hamil
g. Kekurangan gizi (malnutrisi)
17. Mielomeningokel
Mielomeningokel adalah suatu penyakit dimana terjadi penutupan yang tidak
sempurna pada kolumna spinalis dan berhubungan erat dengan hidrosepalus.
Gejala awal pada bayi:
a. Kepala membesar
b. Ubun-ubun menonjol dengan atau tanpa pembesaran kepala
c. Sutura terpisah
Page 22
Mengetuk tulang tengkorak secara perlahan dengan ujung jari tangan akan
menunjukkan suara abnormal akibat penipisan dan pemisahan tulang-tulang
tengkorak. Vena pada tulang tengkorak tampak lebar. Lingkar kepala membesar
atau kepala membesar hanya pada bagian tertentu (paling sering di daerah bahu).
Mata tampak tertekan (gambaran sunset, dimana bagian putih mata terlihat diatas
iris). Pemeriksaan saraf menunjukkan adanya deficit neurologis fokal (gangguan
fungsi saraf yang sifatnya lokal) dan refleks yang normal.
18. Hidranensefalus
Hidranensefalus adalah suatu keadaan dimana hemisfer serebri tidak ada dan
digantikan oleh kantung-kantung yang berisi cairan serebrospinal.
Hidranensepalus merupakan bentuk porensefalus yang ekstrim dan bisa
disebabkan oleh infeksi pembuluh darah atau cedera yang terjadi pada saat usia
kehamilan telah mencapai 12 minggu. Beberapa bayi menunjukkan kelainan saat
lahir, yaitu berupa kejang, mioklonus (kejang atau kedutan otot) dan gangguan
pernafasan. Pengobatan hidrosepalus bersifat simtomatis dan suportif. Prognosis
hidranensefalus adalah jelek, bayi biasanya meninggal sebelum berumur 1 tahun.
19. Porensefalus
Porensefalus adalah suatu keadaan dimana pada hemisfer serebri ditemukan suatu
kista atau rongga abnormal. Porensefalus merupakan akibat dari kerusakan otak
danbiasanya berhubungan dengan kelainan fungsi otak. Tetapi beberapa anak
yang menderita porensefalus memiliki kecerdasan yang normal.
20. Akibat gangguan terhadap migrasi dan diferensiasi pada sel neural crest
1. Asimetri wajah
Asimetri wajah diakibatkan tidak samanya jumlah migrasi dari sel-sel neural
crest pada dua sisi.
2. Hemifacial incrosomia
Pada keadaan ini telinga luar berubah, kedua ramus mandibula dan gabungan
jaringan lunak tidak mencukupi atau tidak ada.
21. Akibat gangguan induksi, migrasi, dan penyatuan mesensim
1. Disgenesis kaudal (sirenomelia)
Page 23
Disgenesis (sirenomelia) adalah suatu syndrome yang disebabkan oleh
insufisiensi mesoderm yang terbentuk didaerah paling kaudal embrio tersebut.
2. Hipoplasia dan fusi ekstrimitas bawah
Hipoplasia dan fusi ekstrimitas bawah akibat pemisahan yang tidak sempurna,
abnormalitas vertebra, agenesis ginjal, anus imperforate, dan anomali-anomali
mellitus pada ibu.
22. Akibat gangguan perkembangan pembuluh darah dalam tulang rawan pada
tulang rahang
1. Mikronagsia
Mikronagsia adalah mandibula mengecil yang merupakan tanda dari berbagai
sindrome termasuk sindrome pierce robin dan cri du cat, mandibula distorsis
dan syndrome turner.
2. Sindrome pierce robin
Sindrome pierce robin adalah syndrome yang mengakibatkan mandibula
tidak berkembang, biasanya menunjukkan perkembangan yang lebih baik
pada masa anak-anak.
Page 24
PERUBAHAN HORMONAL DALAM KEHAMILAN
Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan
Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin,
estrogen, progesteron, dan human chorionic somatomammotropin, di mana tiga hormon
pertama, dan mungkin juga yang keempat, semuanya penting untuk berlangsungnya
kehamilan normal.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Intinya fungsi dari hormon ini adalah untuk mempertahankan korpus luteum dan
mencegah menstruasi. Normalnya, menstrasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi,
pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dari dinding uterus dan
dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimplantasikan, kehamilan akan terhenti.
Namun, dengan adanya hCG yang disekresi oleh jaringan yang baru terbentuk proses
luruhnya dinding uterus dapat dicegah.
Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru
dibuahi, hormon hCG disekresi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas ke dalam cairan ibu. Sekresi
hormon ini dapat diukur pertama kali dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segeral setelah
blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kemudian kecepatan sekresi akan
meningkat sampai maksimal 10-12 hari setelah ovulasi, dan menurun sampai kadar yang
lebih rendah menjelang 16-20 minggu setelah ovulasi. Sekresi terus berlanjut pada kadar
rendah ini selama sisa masa kehamilan.
hCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki struktur dan
fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. hCG juga
menyebabkan sekresi hormon seks, progesteron dan estrogen dalam jumlah besar oleh
korpus luteum untuk beberapa bulan ke depan. Seks hormon ini (progesteron dan
estrogen) akan mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus berkembang
dan menyimpan sejumlah besar nutrisi daripada menjadi luruh saat menstruasi.
Page 25
Akibatnya, sel-sel yang menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium
selama siklus seksual wanita normal, menjadi sel-sel desidua yang sangat membengkak
dan banyak mengandung nutrisi-nutrisi.
Di bawah pengaruh hCG, korpus luteum tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari
ukuran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah kehamilan dimulai, dan estrogen
dan progesteron yang terus menerus disekresi akan mempertahankan sifat asli desidua
endometrium uterus, yang diperlukan pada awal perkembangan fetus. Korpus luteum
akan mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan berusia 13-17 minggu.
Ternyata hCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial
Leydig untuk menghasilkan testosteron dalam jumlah sedikit. Akibatnya organ-organ
kelamin prialah yang lebih terbentuk.
Sekresi Estrogen oleh Plasenta
Seperti korpus luteum, plasenta juga mensekresi estrogen dan progesteron. Pada
penelitian yang telah dilakukan, ternyata kedua hormon seks ini juga disekresi oleh sel-
sel sinsisial trofoblas. Tetapi estrogen yang dihasilkan oleh plasenta berbeda dalam
beberapa hal dengan sekresi dari ovarium, yaitu:
Pertama, secara kuantitatif, sebagian besar estrogen yang disekresi adalah estriol, yaitu
estrogen yang sangat lemah dan dibentuk dalam jumlah kecil pada wanita tidak hamil.
Kedua, estrogen yang disekresikan oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dari
zat-zat dasar dalam plasenta, namun dari senyawa steroid androgen,
dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk pada
kelenjar adrenal ibu dan fetus. Androgen yang lemah ini kemudian dibawa ke plasenta
dan diubah oleh sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol.
Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan menyebabkan pembesaran uterus,
pembesaran payudara dan pertumbuhan duktus payudara, serta pembesaran genitalia
eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasi berbagai ligamentum pelvis, sehingga
Page 26
persendian skroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan
ini akan mempermudah jalannya fetus melalui jalan lahir.
Sekresi Progesteron oleh Plasenta
Progesteron juga merupakan hormon yang penting dalam masa kehamilan.
Progesteron juga dihasilkan dalam jumlah yang banyak oleh plasenta. Peranan
progesteron pada kehamilan antara lain:
Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tubuh dalam endometrium uterus, dan
selanjutnya sel-sel ini berperan penting dalam nutrisi awal embrio.
Progesteron mempunyai pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus
gravid, jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.
Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum implantasi, sebab
progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus untik
menyediakan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista.
Membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.
Human Chorionic Somatomammotropin (hCS)
Merupakan hormon plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein,
dengan berat molekul 38.000, yang mulai disekresikan oleh plasenta kira-kira minggu ke-
5 kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa
kehamilan. Walaupun fungsi hCS masih belum pasti, tapi hormon ini memiliki beberapa
fungsi penting dalam hubungannya dengan nutrisi khusus bagi ibu dan anak.
Pertama, pada pemberian hCS pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang
berbeda, hormon ini sedikitnya menyebabkan perkembangan payudara dan beberapa
keadaan menyebabkan laktasi. hCS diyakini memilik fungsi yang sama seperti prolaktin.
Akan tetapi usaha peningkatan laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil.
Page 27
Kedua, memiliki kerja yang lemah serupa dengan hormon pertumbuhan. hCS
menyebabkan deposit protein dengan cara yang sama seperti hormon pertumbuhan.
Namun dibutuhkan hCS 100 kali lebih banyak daripada hormon pertumbuhan untuk
meningkatkan pertumbuhan.
Ketiga, hCS menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan
penggunaan glukosa oleh ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk
fetus lebih besar. Perubahan ini sangat sinkron dengan fetus yang membutuhkan glukosa
sebagai zat utama dalam pertumbuhannya. Lebih lanjut, hormon ini meningkatkan
pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi
pengganti untuk metabolisme ibu.
Faktor-faktor Hormonal lain dalam Kehamilan
Sekresi hipofisis
Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan
dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin. Sebaliknya, FSH
dan LH hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progesteron dari
plasenta.
Sekresi kortikosteroid
Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat secara sedang
selama kehamilan. Ada kemungkinan bahwa glukokortikoid membantu mobilisasi
asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino ini dapat dipakai
untuk sintesis jaringan fetus.
Pada wanita hamil, sekresi aldosteron juga meningkat 2 kali lipat, mencapai
puncaknya pada akhir kehamilan. Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen,
menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan
natrium dari tubulus ginjal dan oleh karena itu, retensi cairan, biasanya akan
mengarah ke hipertensi.
Page 28
Sekresi kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan
meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut.
Peningkatan pembentukan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik hCG
dan juga oleh sejumlah kecil hormon perangsang tiroid khusus, human chorionic
tyrotropin, yang disekresi oleh plasenta.
Sekresi kelenjar paratiroid
Kelenjar ini juga membesar selama kehamilan, khususnya jika si ibu mengalami
defisiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini menyebabkan
absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium ke normal
ketika fetus mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi
hormon paratiroid ini akan semakin meningkat setelah kelahiran bayi, pada masa
laktasi.
Sekresi ”relaksin” oleh ovarium dan plasenta
Relaksin merupakan hormon tambahan yang disekresikan oleh korpus luteum
ovarium dan juga oleh plasenta. Sekresi relaksin oleh korpus luteum ditingkatkan
oleh hCG pada saat yang sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan
progesteron oleh korpus luteum. Pada penyuntikan relaksin pada tikus yang sedang
birahi, menyebabkan relaksasi ligamen-ligamen simfisis pubis. Namun, pada wanita
hamil efek ini sedikit bahkan tida ada. Juga telah dikumukakan bahwa relaksin
melunakkan serviks wanita hamil pada saat persalinan.
Respon Tubuh Ibu terhadap Kehamilan
Perubahan-perubahan yang paling nyata pada ibu pada masa kehamilan adalah
peningkatan ukuran berbagai organ-organ kelamin. Misalnya, uterus membesar dari
kira-kira 50 gram menjadi kira-kira 1100 gram, dan payudara membesar hampir dua
kali ukurannya. Pada saat yang sama vagina membesar dan introitus vagina membuka
Page 29
lebih lebar. Pengaruh hormon dapat mempengaruhi penampilan wanita, seperti
edema, jerawat, dan maskulinisasi atau gambaran akromegali.
Metabolisme selama kehamilan
Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon seperti tiroksin, hormon
korteks adrenal, dan hormon-hormon kelamin, kecepatan metabolisme basal ibu
hamil meningkat sekitar 15 persen selama pertengahan akhir kehamilan.
Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan. Juga, karena beban ekstra
yang dipikulnya, energi dalam jumlah yang lebih banyak dari normal harus
dipergunakan untuk aktifitas otot.
Perubahan-perubahan dalam sistem sirkulasi ibu selama kehamilan
Sekitar 625 ml darah mengalir melalui sirkulasi ibu dari plasenta setiap
menitnya selama fase-fase akhir kehamilan. Ditambah dengan keadaan metabolik
yang tinggi, curah jantung ibu akan meningkat 30 sampai 40 persen di atas normal
pada minggu ke-27 kehamilan, tapi selanjutnya, tanpa sebab yang jelas, curah
jantung turun sampai hanya sedikit di atas normal pada delapan minggu terakhir
kehamilan, walaupun aliran darah uterus tinggi.
Selain itu terjadi juga peningkatan volume darah pada pertengahan akhir
kehamilan. Penyebab peningkatan volume terutama adalah faktor hormonal,
karena aldosteron dan estrogen yang sama-sama sangat meningkat dalam
kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Juga, sumsum tulang menjadi
sangat aktif dan menghasilkan sel-sel darah merah tambahan serta kelebihan
volume cairan. Oleh karena itu, pada saat kelahiran bayi, ibu memiliki kelebihan
darah 1-2 liter dalam sirkulasinya. Tetapi hanya kira-kira seperempat dari jumlah
ini akan hilang secara normal sewaktu melahirkan bayi, sehingga memungkinkan
adanya suatu faktor pengaman bagi ibu.
Pernapasan selama kehamilan
Page 30
Karena peningkatan metabolisme basal pada wanita hamil dan juga karena
penambahan besar tubuhnya, jumlah total oksigen yang dipakai oleh ibu sesaat
sebelum kelahiran bayi sekitar 20 persen di atas normal, dan terbentuk jumlah
CO2 yang sebanding. Efek ini menyebabkan ventilasi ibu semenit meningkat.
Juga diyakini bahwa kadar progesteron yang tinggi selama kehamilan akan
meningkatkan sensitivitas pusat pernapasan terhadap CO2. Secara bersamaan,
uterus yang mebesar menekan isi abdomen ke atas dan isi abdomen ini
selanjutnya mendorong diafragma ke atas, sehingga total pergerakan diafragma
berkurang. Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk mempertahankan
ventilasi tambahan.
Estrogen
Struktur
Estrogen alami yang paling kuat dalam tubuh manusia adalh 17-estradiol,
diikuti oleh estron dan akhirnya, estriol. Ketiganya adalah suatu steroid 18-karbon
dengan sebuah cincin fenolat A. Konfigurasi ini menyebabkan steroid-steroid ini
berikatan secara selektif dan erat dengan reseptor estrogen.
Pengaturan Sekresi
Pembentukan estrogen berlangsung terutama di sel granulosa ovarium. Sekresi
estrogen meningkat sebagai respon terhadap pengeluaran FSH dari kelenjar hipofisis
anterior. Peningkatan kadar estradiol serum menekan pengeluaran GnRH dan FSH
melalui efek umpan-balik negatif.
Efek estrogen
Estrogen bekerja mengatur transkripsi sejumlah kecil gen responsif-steroid.
Estrogen diperkirakan dapat menginduksi sintesis 50-100 jenis protein, yang
bertanggung jawab menghasilkan efek fisiologis hormon estrogenik. Hormon ini
mempengaruhi bermacam-macam jaringan.
Page 31
o Estrogen menginduksi proliferasi sel di jaringan labium, vagina, uterus, tuba
fallopi, dan payudara. Estrogen juga mencetuskan diferensiasi kelenjar
payudara, meningkatkan pertumbuhan duktus, perkembangan sel stroma, dan
pertambahan jaringan adiposa di dalam payudara.
Melalui mekanisme yang belum diketahui, estrogen berperan menimbulkan
kontur tubuh feminin serta ukuran dan bentuk kerangka wanita dan berperan
menyebabkan penutupan lempeng epifisis.
o Berperan dalam kemunculan dan pertumbuhan rambut seks sekunder serta
menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit di labium mayor vagina serta
areola dan puting payudara setelah pubertas.
o Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestin, sehingga semakin
banyak reseptor yang tersedia.
o Estrogen juga mempengaruhi pembentukan protein neurokimia dan reseptor di
sisitem saraf pusat. Hal ini mungkin berperan menimbulkan perubahan
psikologis dan emosional yang dijumpai pada beberapa wanita selama masa
prehaid.
o Efek metabolik estrogen lainnya adalah pemeliharaan struktur normal kulit dan
pembuluh darah pada wanita.
o Estrogen menurunkan motilitas usus dan merangsang sintesis protein pengikat
atau pengangkut di hati misalnya TBG dan SHBG.
o Mempengaruhi metabolisme lemak, meningkatkan kadar HDL dan TAG
dalam serum serta menurunkan LDL dan total.
Page 32
TRANSPORTASI NUTRISI BAGI JANIN
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan nutrisi/zatzat makanan yang
cukup, dimana peranan plasenta besar artinya dalam mentransfer zat-zat makanan
tersebut.
Perumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kegamilan berat janin hanya sekitar 30 g
dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu ke 32-38. Sehingga
dibutuhkan banyak nutrisi pada stadium akhir kehamilan tersebut.
Protein
Transpor proteinmelalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian disintesis
oleh fetus menjadi protein jaringan.
Lemak
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Smpai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke 34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g lemak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin.
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan terakhir
kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak
ditimbun pada darah subkutan, oleh karena itu bayi aterm 80% jaringan lemak
tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
Page 33
Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada
waktu lahir meningkat menjadi 34 g.
Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir
kehamilan.
EFEK NUTRISI DI RONGGA MULUT & PERKEMBANGAN FETUS
Hubungan antara nutrisi dan 3 proses fisiologis dan patologis yaitu
1. Pertumbuhan dan perkembangan
2. Injury dan repair jaringan
3. Infeksi dan resistensi host
Nutrisi dasar yang diperlukan untuk kesehatan individu
• air
• energi (kalori)
• protein
• vitamin
• mineral
Air
• Tubuh terdiri dari 60-80% air dari total berat badan. Kepentingannya melebihi
nutrisi lain yang penting. Kekurangan air bisa mati 4-5 hari, sedangkan kelaparan
kematian butuh waktu 30 hari atau lebih
• Bila tidak ada menghentikan fungsi nutrisi lain
Fungsi
1. Regulatori
Page 34
2. Struktural
Sumber:
• Intake langsung
• Pembentukan oksidasi dengan mengkombinasikan hidrogen dan oksigen selama
respirasi mitokondria
• Intake normal 2,7l/hari
• Tubuh menyeimbangkan air dengan adanya sensasi haus akibat ekskresi
Energi/kalori
Untuk fungsi sel : Untuk membentuk bagian-bagian pekerjaan selular seperti biosintesis,
regulasi termal, pertumbuhan sel, aktivitas fisik .
Sumber :
• Lemak (9 kcal energi/gr)
• Karbohidrat (4 kcal energi/gr)
• Protein (kalau diperlukan) (4 kcal energi/jam)
• Etil alkohol (kalau diperlukan) (7 kcal energi/jam)
• Dioksidasi untuk membentuk energi yang langsung digunakan/disimpan
Kebutuhan tergantung: seks, aktivitas, pregnansi, laktasi, umur, ukuran
Protein
• Bebas atau berikatan dengan molekul lain (misal KH)
• Organik kompleks yang terdiri dari asam amino yang molekulnya mengandung
nitrogen
• Dalam tubuh ada 20 asam amino, (8 tidak bisa disintesis oleh tubuh
(esensial/indispensable asam amino) perlu diperoleh dari diet, 4 asam amino
essensial yang tergantung dari suplay dan umur individu
Page 35
• 8 indispensable esensial asam amino :Isoleucine, leucine, lysine, methionine,
phenylalanine, threonine, tryptophane, valine. 4 asam amino esensial
• Cystine, tyrosine, histidine, arginine
Fungsi:
• Struktural
• Enzimatik
• Transport ion dan oksigen
Vitamin
Kelompok besar substansi organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk fungsi
tubuh , Tubuh tidak bisa mensintesis. Larut dalam lemak A,D,E,K, (Absorbsi melalui
dinding intestinal), Larut dalam air C,D (Diet secara periodik dalam waktu pendek ).
Mineral
Merupakan komponen anorganik, berfungsi Pembentukan skeleton, metabolisme sel,
kofaktor enzim, keseimbangan pH dan osmotik cairan sel, dll.
Makroelemen (banyak dibutuhkan): Phosphorous, sodium, potassium, magnesium,
chloride, sulfur.
Mikroelemen (trace element): Iron, copper, cobalt, mangane, zinc, iodine, fluoride,
molibdenum, selesnium, chromium
Nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan di rongga mulut
1. GIGI
Protein berfungsi untuk pertumbuhan & perkembangan Jaringan keras (gigi dan
tulang) serta jaringan lunak (glandula saliva, epitel mukosa mulut). Perkembangan &
Pertumbuhan gigi dapat dilihat mulai bulan ke-2 intra uterin-16 tahun. Kebutuhan
tersebut dipenuhi melalui sintesa protein yang mana akan membentuk Enamel organ
aktive mensintesis protein, RNA, DNA. Defisiensi protein menyebabkan
keterlambatan erupsi, ukuran gigi kecil, lebih rentan terhadap karies. Defisiensi asam
askorbat menyebabkan atropi odontoblas . Defisiensi vit. A menyebabkan atropi
Page 36
ameloblas dan odontoblas yang tidak normal. Defisiensi vit D/kalsium menyebabkan
enamel hipoplasi, kelainan bentuk, keterlambatan erupsi . Kelainan gigi akibat
defisiensi nutrisi bersifat ireversibel
2. TULANG
Mirip dengan gigi, tetapi pola pertumbuhannya mengikuti pola pertumbuhan jaringan
lunak, sehingga pada fase hiperplasi diperlukan nutrisi yang tinggi . Vitamin dan
mineral diperlukan untuk fungsi normal kondroblas dan osteoblas . Vit. D, A,
magnesium, zinc, mangane, cooper, kalsium, fosfor digunakan untuk pertumbuhan
normal jaringan . Defisiensi nutrisi mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran
rahang yang bersifat permanen. Pada pertumbuhan palatum (palatogenesis), periode
hiperplasi dan hipertropi, sangat sensitif terhadap perubahan nutrisi (harus dijaga
maksimum sampai hari ke-90).
3. GLANDULA SALIVA
Defisiensi protein menyebakan berat total DNA, RNA dan protein dalam glandula
rendah, perubahan flow dan komposisi saliva (IgA, lisosim, kandungan mineral).
4. JARINGAN EPITEL RONGGA MULUT
Rata-rata turnover epitel rongga mulut 3-6 hari Memerlukan sintesis DNA, RNA dan
protein terus menerus akibatnya Suplay nutrisi tidak bisa berhenti dan kurang.
Defisiensi nutrisi mengakibatkan 35% menurunkan aktivitas. mitotik epitel rongga
mulut. Defisiensi vit A, as. askorbat, niasin, pyridoksin, riboflavin mengakibatkan
Kelainan epitel rongga mulut .
Peranan nutrisi selama pertumbuhan dan perkembangan
Development postnatal/prenatal (fase hiperplasi) membutuhkan Energi dan
substrat untuk proses biosintesis , contohnya Vitamin sebagai reaksi kofaktor enzim ,
KH dan asam lemak sumber energi , Protein sumber asam amino yang akan mensintesis
protein sel/jaringan . jika terjadi kekurangan substansi-substansi diatas maka akan
Page 37
mengalami periode kritis perkembangan, akibatnya terjadi gangguan secara permanen
atau gagal fungsi selama hidup Bayi rentan penyakit , pada Postnatal akan terjadi
Pengurangan jumlah sel otak 15-20%, pada Postnatal/prenatal : Pengurangan jumlah sel
otak 60% rentan.
Page 38
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Anton D. Saputra . Pembentukan Kraniofasial . Jakarta .
Sobotta, J. 1989. Alat Kelamin Wanita, Sobotta: Atlas Ananatomi Manusia-Atlas II,
Jakarta: EGC. Fisiologi haid Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan
Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2. Bandung: Ganeca Exact.
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga
Serangkai.
Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-17.
Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Hlm 10
Tim BIOLOGI SMU.(1997).Pegangan Belajar: Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Hlm. 357.