I PENDAHULUAN Latar Belakang Penekanan terhadap persarafan pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome) merupakan kelainan yang paling sering mengenai N. Medianus sebagai sindrom jebakan nervus yang paling sering ditemukan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tangan yang eksesif tak terbatas dan trauma repetitif akibat paparan okupasi berkelanjutan. Ligamentum carpi transversum yang terinfiltrasi oleh jaringan amyloid (seperti yang timbul pada myeloma multiple) atau penebalan jaringan ikat pada rheumatoid artritis, acromegaly, mucopolysaccharidosis, dan hipotiroidisme merupakan penyebab yang mudah diidentifikasi untuk memicu timbulnya carpal tunnel syndrome. Kehamilan merupakan faktor penyebab yang bisa memicu timbulnya sindroma ini, namun jarang teridentifikasi dengan jelas. Pada orang lanjut usia, penyebab timbulnya carpal tunnel syndrome sering menimbulkan kerancuhan. Dysesthesias dan nyeri pada jari tangan, mengacu pada “acroparesthesiae” merupakan tanda klinis awal terjadinya sindrom penekanan N. Medianus pada awal tahun 1950-an. Tahun 1949, Kremer dkk pertama kali mengemukakan penyebab timbulnya sindrom ini dikarenakan oleh penekanan terhadap N. Medianus pada pergelangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penekanan terhadap persarafan pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome) merupakan
kelainan yang paling sering mengenai N. Medianus sebagai sindrom jebakan nervus yang paling
sering ditemukan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tangan yang eksesif tak terbatas dan
trauma repetitif akibat paparan okupasi berkelanjutan. Ligamentum carpi transversum yang
terinfiltrasi oleh jaringan amyloid (seperti yang timbul pada myeloma multiple) atau penebalan
jaringan ikat pada rheumatoid artritis, acromegaly, mucopolysaccharidosis, dan hipotiroidisme
merupakan penyebab yang mudah diidentifikasi untuk memicu timbulnya carpal tunnel
syndrome. Kehamilan merupakan faktor penyebab yang bisa memicu timbulnya sindroma ini,
namun jarang teridentifikasi dengan jelas. Pada orang lanjut usia, penyebab timbulnya carpal
tunnel syndrome sering menimbulkan kerancuhan.
Dysesthesias dan nyeri pada jari tangan, mengacu pada “acroparesthesiae” merupakan
tanda klinis awal terjadinya sindrom penekanan N. Medianus pada awal tahun 1950-an. Tahun
1949, Kremer dkk pertama kali mengemukakan penyebab timbulnya sindrom ini dikarenakan
oleh penekanan terhadap N. Medianus pada pergelangan tangan dan gejalanya akan berkurang
dengan pemisahan fleksor retinaculum yang membentuk dinding ventral canalis carpi.
Paresthesia timbul cukup parah di saat malam hari. Nyeri akibat carpal tunnel syndrome sering
kali menjalar hingga ke lengan dan pundak. Gejala yang timbul secara esensial berupa sensorik
satu, yakni hilangnya sebagian sensibilitas superfisial pada jari jempol, jari telunjuk dan jari
tengah. Kelemahan dan atrofi pada otot abduktor pollicis brevis dan otot – otot lain yang
dipersarafi oleh N. Medianus seringkali ditemukan pada kelainan yang sudah cukup parah dan
tak terobati. Uji elektrofisiologis membantu dalam penegakan diagnosis dan memberikan
kejelasan akan kemungkinan suksesi tindakan operasi.
Tindakan pembedahan dengan pemisahan ligamentum carpal dengan dekompresi pada
persarafan merupakan tindakan pengobatan terbaik. Splint pada pergelangan tangan, untuk
menghindari gerakan fleksi, seringkali dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun bermanfaat
agar penderita tidak terlalu sering menggunakan tangan yang mulai terkena carpal tunnel
syndrome. Splint bermanfaat untuk sementara waktu dan terapi yang lebih baik dari splint berupa
injeksi hidrokortison ke dalam canalis carpi.1
Tujuan Penulisan
Penulisan text book reading (TBR) dengan judul “Carpal Tunnel Syndrome” ini
bertujuan untuk menjelaskan definisi, patogenesis & patofisiologis, gejala klinis, penegakan
diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan dan prognosis mengenai Carpal Tunnel
Syndrome. Diharapkan dalam penulisan referat ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penderita agar bisa memiliki kualitas hidup yang
lebih baik dan lebih layak.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan tanda dan gejala klinik yang timbul akibat
tekanan terhadap N. Medianus yang berjalan melalui canalis carpi. Carpal tunnel syndrome
merupakan salah satu bentuk neuropathy pada ekstremitas superior yang menimbulkan efek
nyeri pada tangan berupa gangguan motorik dan sensorik yang dipersarafi oleh N. Medianus.
Gejala – gejala yang ditimbulkan oleh carpal tunnel syndrome berupa nyeri, paresthesia,
dan kelemahan pada regio yang dipersarafi oleh N. Medianus. Diagnosis carpal tunnel syndrome
berupa adanya nyeri, mati rasa (numbness) dan kesemutan pada tangan yang dapat menjalar
hingga pundak dan leher; gangguan ini sering terjadi di malam hari saat tidur dengan posisi tidur
berbaring ke satu sisi. Untuk mencegah terjadinya carpal tunnel syndrome akibat aktivitas
repetitif yang menimbulkan mati rasa (numbness) dan nyeri, perlu dilakukan gerakan meregang
pergelangan tangan, tangan dan jari tangan. Selain itu, pengobatan yang efektif bagi penderita
carpal tunnel syndrome dengan menggunakan splint (balut tangan), injeksi kortikosteroid dan
pembedahan.
Mayoritas kasus carpal tunnel syndrome didiagnosis tanpa disertai dengan penyebab
yang khusus dan pada beberapa penderita dikarenakan oleh faktor genetik.
Latar Belakang Sejarah
Carpal tunnel syndrome mulai dikenal sejak Perang Dunia II. Seseorang yang menderita
gejala – gejala carpal tunnel syndrome akan menjalani terapi pembedahan di pertengahan abad
ke 19. Tahun 1854, Sir James Paget pertama kali melaporkan tekanan pada N. Medianus di
pergelangan tangan akibat fraktur distal radius. Diikuti pada abad ke 20 didapatkan beragam
kasus penekanan N. Medianus dalam ligamentum carpal transversum. Kejadian Carpal tunnel
syndrome sering dipublikasikan dalam literasi kedokteran pada awal abad ke 20 dan mulai
digunakan dalam praktek klinis tahun 1939. Dr. George S. Phalen dari Cleveland Clinic pertama
kali mengidentifikasi patologis dari carpal tunnel syndrome pada sekelompok pasien di tahun
1950-an dan tahun 1960-an dan menyimpulkan carpal tunnel syndrome merupakan cedera
tangan akibat penggunaan dalam aktivitas rutin secara terus – menerus yang sering didapatkan
akibat pekerjaan.
Anatomi
Secara anatomis, canalis carpi (carpal tunnel) berada di dalam dasar pergelangan tangan.
Sembilan ruas tendon fleksor dan N. Medianus berjalan di dalam canalis carpi yang dikelilingi
dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang – tulang carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi,
sensibilitas dan pergerakan pada jari – jari tangan. Jari tangan dan otot – otot fleksor pada
pergelangan tangan beserta tendon – tendonnya berorigo pada epicondilus medial pada regio
cubiti dan berinsersi pada tulang – tulang metaphalangeal, interphalangeal proksimal dan
interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi berukuran hampir
sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan
berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti sekitar 3 cm.
Tertekannya N. Medianus dapat disebabkan oleh berkurangnya ukuran canalis carpi,
membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan jaringan lubrikasi pada
tendon – tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat
mengecilkan ukuran canalis.
Penekanan terhadap N. Medianus yang menyebabkannya semakin masuk di dalam
ligamentum carpi transversum dapat menyebabkan atrofi eminensia thenar, kelemahan pada otot
fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor pollicis brevis yang diikuti
dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi transversum yang dipersarafi oleh
bagian distal N. Medianus.
Cabang sensorik superfisial dari N. Medianus yang mempercabangkan persarafan
proksimal ligamentum carpi transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan
jari jempol.
Gejala Klinik
Carpal Tunnel Syndrome yang tidak diobati
Carpal tunnel syndrom menimbulkan beragam gejala khas dari gejala sakit sedang
hingga gejala sakit yang berat. Gejala – gejala ini akan semakin bertambah berat dan penderita
yang telah didiagnosis dengan carpal tunnel syndrome akan mengeluhkan sensasi mati rasa
(numbness), kesemutan, dan sensasi terbakar pada jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah
dimana ketiga jari tersebut diinervasi oleh N. Medianus. Pada beberapa penderita juga sering
mengeluhkan rasa sakit pada tangan atau pergelangan tangan dan hilangnya kekuatan
menggenggam. Rasa nyeri juga timbul pada lengan dan pundak serta benjolan pada tangan; rasa
nyeri ini akan terasa teramat sakit terutama di malam hari saat tidur.