AYANG PRIMA LESTARI/ 1102012035
1. Memahami dan menjelaskan anatomi hepar
Makroskopik
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai
banyak fungsi. Tiga fungsi dasar hepar:
a. membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam traktus
intestinalis;
b. berperan pada banyak metabolisme yang berhubungan dengan
karbohidrat, lemak, dan protein;
c. menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing yang
masuk ke dalam darah dari lumen intestinum.
Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas
cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. Seluruh hepar
dikelilingi oleh kapsula fibrosa, tetapi hanya sebagian ditutupi
oleh peritoneum.
Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis
dekstra, dan hemidiafragma dekstra memisahkan hepar dari pleura,
pulmo, perikardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk
mencapai hemidiafragma sinistra. Permukaan atas hepar yang cembung
melengkung di bawah kubah diafragma. Facies visceralis, atau
posteroinferior, membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan
sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis esofagus, gaster, duodenum,
fleksura coli dekstra, ren dekstra dan glandula suprarenalis
dekstra, serta vesica biliaris.
Gambar 1-1. Anatomi makroskopis hepar dilihat dari anterior
Gambar 1-2. Anatomi makroskopis hepar dilihat dari posterior
Vaskularisasi appendix vermiformis
Arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir
dengan bercabang menjadi ramus dekster dan sinister yang masuk ke
dalam porta hepatis.
Vena porta hepatis bercabang dua menjadi cabang terminal, yaitu
ramus dekster dan sinister yang masuk porta hepatis di belakang
arteri.
Persarafan appendix vermiformis
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk pleksus coeliacus.
Truncus vagalis anterior mempercabangkan banyak rami hepatici yang
berjalan langsung ke hepar.
Mikroskopik
Merupakan kelenjar terbesar yang beratnya + 1500 g. Dibungkus
oleh jaringan penyambung padat fibrosa (capsula Glissoni). Capsula
ini bercabang-cabang ke dalam hati membentuk sekat-sekat
interlobularis, ketebalan sekat berbeda pada spesies yang berbeda,
misalnya pada babi lebih tebal daripada pada manusia.
Terdiri dari lobulus-lobulus yang bentuknya hexagonal/polygonal,
dibatasi jaringan interlobular. Jika dilihat dari tiga dimensi,
lobulus seperti prisma hexagonal/polygonal disebut lobulus klasik,
panjangnya 1-2 mm. Sel-sel hati/ hepatocyte berbentuk polygonal
tersusun berderet radier, membentuk lempengan yang saling
berhubungan, dipisahkan oleh sinusoid yang juga saling
berhubungan.
Lobulus hati
Lobulus Klasik
Bagian jaringan hati dengan pembuluh-pembuluh darah yang
mendarahinya yang bermuara pada pusatnya vena centralis.
Batas-batasnya adalah jaringan penyambung interlobular.
Lobulus Portal
Bagian jaringan hati dengan aliran empedu yang menuju ductus
biliris didalam segitiga Kiernan.
Unit fungsional hati (acinus hati)
Bagian jaringan hati yang mengalirkan empedu ke dalam satu
ductus biliaris terkecil di dalam jaringan interlobular dan juga
daerah ini mendapat perdarahan dari cabang terakhir vena porta dan
arteri hepatica.
Sinusoid hati
Lebih lebar dari kapiler dengan bentuk tidak teratur. Dindingnya
dibentuk oleh sel endotel yang mempunyai fenestra. Pada dinding
menempel:
Pada dinding sebelah luar menempel fat storing cell
(pericyte)
Pada dinding sebelah dalam menempel sel Kupffer yang bersifat
fagositik.
Gambar 1-2. Anatomi mikroskopis hepar babi, potongan melintang.
Dapat dilihat kapsula Glisson (GC), septum (S), area portal (PA),
lobulus (Lo) yang berbentuk hexagonal, dan vena centralis (VC) yang
terdapat di dalam lobulus.
2. Memahami dan menjelaskan fisiologi hepar
Fungsi utama hati :
1. Sekresi garam empedu
2. Memproses secara metabolic ketiga kategori utama nutrient
(karbohidrat, protein, lemak) setelah zat-zat ini diserap dari
saluran cerna
3. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormone
serta obat dan senyawa asing lainnya
4. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormone steroid dan
tiroid serta kolesterol dalam arah
5. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak
vitamin
6. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama
ginjal
7. Menegluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya
makrofag residennya
8. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah
produk penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah
tua
Metabolisme
Metabolisme GlukosaSetelah dicerna dan diserap ke dalam aliran
darah, glukosa disalurkan ke seluruh tubuh sebagai sumber energi.
Ketika glukosa masuk ke organ pencernaan (usus) lalu masuk ke
pembuluh darah diperlukan insulin agar mudah diserap di sel tubuh,
apabila masih belum dipakai, glukosa diubah sel hati menjadi
glikogen dan disimpan didalam hati (glikogenesis). Sehingga hati
berperan sebagai penyangga kadar glukosa untuk darah. Apabila kadar
gula darah turun, glikogen diubah menjadi glukosa (glikogenolisis).
Selain itu terdapat glukoneogenesis, terjadi saat penurunan glukosa
diantara waktu makan dengan mengubah asam amino menjadi glukosa
setelah deaminasi (pengeluaran gugus amino) dan mengubah gliserol
dari penguraian asam lemak menjadi glukosa
Metabolisme Asam aminoHati sebagai tempat penyimpanan protein.
Setelah pencernaan asam amino memasuki semua sel dan diubah menjadi
protein untuk digunakan membentuk:1. Enzim dan komponen struktural
sel (DNA/RNA inti, basa purin dan pirimidin, ribosom, kolagen,
protein kontraktil otot).2. Selain itu, sintesis protein digunakan
dalam pembentukan protein serum (albumin, globulin, globulin
kecuali globulin)3. Factor pembekuan darah I, II, V, VII, VIII, IX,
dan X; vitamin K digunakan sebagai kofaktor pada sintesi ini
kecuali factor V)4. Hormon (tiroksin, epinefrin, insulin)5.
Neurotransmiter, kreatin fosfat, heme pada hemoglobin dan sitokrom,
pigmen kulit melanin.Penguraian protein terjadi ketika asam amino
plasma turun dibawah ambang batas. Ketika tidak ada lagi asam amino
yang disimpan sebagai protein, maka hati melakukan deaminasi asam
amino dan menggunakannya sebagai sumber energi atau mengubahnya
menjadi glukosa, glikogen atau asam lemak. Selama deaminasi asam
amino, terjadi pelepasan amonia yang hampir seluruhnya diubah di
hati menjadi urea yang kemudian diekskresikan lewat ginjal. Selain
hati, ginjal dan mukosa usus ikut berperan sebagai tempat
penyimpanan protein.
Biotransformasi AmoniaAmonia adalah suatu produk sampingan
penguraian protein. Sebelum rangka karbon pada asam amino
dioksidasi, nitrogen terlebih dahulu harus dikeluarkan. Nitrogen
asam amino membentuk ammonia. Amonia ditransformasikan menjadi urea
(sifatnya yang larut dalam urin) di hati dan diekskresikan dalam
urin. Tanpa fungsi hati ini, terjadi penimbunan amonia (bersifat
toksik) yang bisa menyebabkan disfungi saraf, koma, dan kematian.
Walaupun urea adalah produk ekskresi nitrogen yang utama, nitrogen
juga dibentuk menjadi senyawa lain, asam urat (produk penguraian
basa purin), keratin (dari kreatin fosfat), ammonia (dari
glutamine). Semua senyawa ini, selain lewat urin, juga dikeluarkan
melalui feses dan kulit.
Metabolisme asam lemakHampir semua pencernaan lemak melewati
saluran limfe sebagai kilomikron (gabungan dari trigliserida (TG),
kolesterol, fosfolipid (FL) dan lipoprotein (LP)). Kilomikron masuk
ke pembuluh darah melalui duktus torasikus. TG kemudian diubah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim-enzim di dinding
kapiler, terutama kapiler hati dan jaringan adiposa. Dari kapiler,
asam lemak dan gliserol dapat masuk ke sebagian besar sel. Setelah
itu memasuki hati dan sel lain menjadi TG kembali. TG disimpan
sampai stadium pasca-absortif. Pada saat ini, TG diubah menjadi
asam lemak bebas dan gliserol. Hormon glukagon, kortisol, hormon
pertumbuhan dan katekolamin berfungsi sebagai sinyal untuk
menguraikan TG. Gliserol dan asam lemak bebas masuk ke siklus kreb
untuk menghasilkan ATP. Sebagian tidak masuk siklus kreb tapi
digunakan hati membentuk glukosa. Hal inilah yang dapat menyebabkan
timbunan keton apabila penguraian TG secara berlebih. Otak tidak
dapat memanfaatkan TG sebagai sumber energi secara langsung kecuali
melalui glukoneogenesis.
Metabolisme KolesterolHati memetabolisme sebagian kolesterol
yang terdapat didalam misel menjadi garam-garam empedu. Sisa
kolesterol lainnya disalurkan ke darah, berikatan dengan FL sebagai
LP. LP mengangkut kolesterol ke semua sel untuk membentuk membran
sel, struktur intrasel, dan hormon steroid. Tingginya kadar LDL
(Low Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
menandakan hati menangani kolesterol dalam jumlah besar. LDL dan
VLDL bisa merusak sel, terutama pada epitel pembuluh darah dengan
membebaskan radikal bebas dan elektron berenergi tinggi selama
metabolismenya. HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut
kolesterol dari sel ke hati dan bersifat protektif terhadap
penyakit arteri. Peranan utama pada sintesis kolesterol oleh hati,
sebagian besar diekskresi dalam empedu sebagai kolesterol dan asam
kolat.
Ekskresi
2. Memahami dan menjelaskan hepatitis A
Definisi
Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri
dengan masa inkubasi 2-6 minggu.
Hepatitis A adalah penyakit infeksi akut pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), yang paling sering
ditularkan melalui jalur fecal-oral melalui makanan yang
terkontaminasi atau air minum.
Etiologi
Virus hepatitis A merupakan pikornavirus RNA rantai tunggal
(single stranded, ssRNA) yang kecil dan tidak berselubung. Virus
ini berukuran 27-nm (merupakan virus positive strain RNA). Virus
tersebut dikelompokan kedalam Hepatovirus, anggota famili
Picornaviridae. Virion ini memiliki kapsul polipeptida, didesain
dari VP1 sampai VP4, dimana setelah translasi pembelahan dari poli
protein memproduksi 7500 genomnukleotida. Virus akan inaktif bila
dilakukan perebusan selama 1 menit, kontak dengan formaldehid dan
klorida atau dengan radiasi ultraviolet. Sewaktu timbul ikterik,
antibodi terhadap HAV (anti-HAV) telah dapat diukur di dalam serum.
Awalnya antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan
mendiagnosis secara cepat suatu infeksi HAV. Setelah masa akut
antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan bertahan seterusnya
sehingga keadaan ini menunjukkan bahwa pasien pernah mengalami
infeksi HAV di masa lampau dan memiliki imunitas. Keadaan karier
tidak pernah ditemukan.
HAV menyebar melalui ingesti makanan dan minuman yang tercemar
dan dikeluarkan melalui tinja selama 2-3 minggu sebelum dan 1
minggu setelah onset ikterus. HAV tidak dikeluarkan dalam jumlah
signifikan dalam air liur, urine, atau semen.
Cara penularan, dapat terjadi dari orang ke orang melalui rute
fekal-oral, makanan. Penularan melalui air dan parenteral jarang
ditemukan. Virus ditemukan pada tinja, mencapai puncak 1-2 minggu
sebelum timbulnya gejala dan berkurang secara cepat setelah gejala
disfungsi hati muncul bersamaan dengan munculnya sirkulasi antibodi
HAV dalam darah.
Menurut Sumber Chin J (2006), KLB dengan pola Common
sourceumumnya dikaitkan dengan air yang tercemar, makanan yang
tercemar oleh penjamah makanan, termasuk makanan yang tidak dimasak
atau makanan matang yang tidak dikelola dengan baik sebelum
dihidangkan; karena mengkonsumsi kerang (cumi) mentah atau tidak
matang dari air yang tercemar dan karena mengkonsumsi produk yang
tercemar seperti sla (lettuce) dan strawberi. Beberapa KLB di
Amerika Serikat dan Eropa dikaitkan dengan penggunaan obat
terlarang dengan jarum suntik mauoun tanpa jarum suntik dikalangan
para pecandu. Meskipun jarang, pernah dilaporkan terjadi penularan
melalui transfunsi darah dan faktor pembekuan darah yang berasal
dari donor viremik dalam masa inkubasi.
Epidemiologi
Di sebagain besar negara bekembang, infeksi virus hepatitsi A
terjadi pada masa kanak-kanak umumnya asimtomatis atau dengan
gejala sakit ringan. Insiden terbesar ditemukan pada usia < 15
tahun. Lali-laki mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan
wanita. Lebih sering menyerang manusia dengan daya tahan tubuh yang
rendah, meskipun demikian penyakit ini lebih sering didapatkan pada
orang dewasa dibandingkan anak-anak.Infeksi yang terjadi pada usia
selanjutnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium
terhadap fungsi hati. Penyakit ini mempunyai gejala klinis dengan
spektrum yang bervariasi mulai dari ringan yang sembuh dalam 1-2
minggu sampai dengan penyakit dengan gejala yang berat yang
berlangsung sampai beberapa bulan.
Perjalanan penyakit yang berkepanjangan dan kambuh kembali dapat
terjadi dan penyakit berlangsung lebih dari 1 tahun ditemukan pada
15% kasus, tidak ada infeksi kronis pada hepatitis A. Konvalesens
sering berlangsung lebih lama. Pada umumnya, penyakit semakin berat
dengan bertambahnya umur, namun penyembuhan secara sempurna tanpa
gejala sisa dapat terjadi.
Kematian kasus dilaporkan terjadi berkisar antara 0.1% 0.3%,
meskipun kematian meningkat menjadi 1.8% pada orang dewasa dengan
usia lebih dari 50 tahun, seseorang dengan penyakit hati kronis
apabila terserang hepatitis A akan meningkat risikonya untuk
menjadi hepatitis A fulminan yang fatal. Pada umumnya, hepatitis A
dianggap sebagai penyakit dengan case fatality rate yang relatif
rendah.
Menurut US. Food Drug Administration (2005), penyebaran HAV dari
orang ke orang dapat meningkat karena masalah personal hygiene yang
buruk, kepadatan penduduk, serta pada kasus serangan sporadik pada
makanan yang terkontaminasi secara besar, air minum, susu dan ikan
laut. Penyebaran pada keluarga dan teman dekat juga sering terjadi.
Observasi epidemiologi diperkirakan bahwa predileksi hepatitis A
terjadi pada akhir musim gugur dan awal musim dingin sedangkan pada
daerah yang beriklim sedang, gelombang epidemik hepatitis A terjadi
setiap 5 sampai 20 tahun pada populasi baru yang tidak di
imunisasi.
Menurut Chin J (2006), pada negara sedang berkembang, orang
dewasa biasanya sudah kebal dan wabah hepatitis A (HA) jarang
terjadi. Namun adanya perbaikan sanitasi lingkungan di sebagian
besar negara di dunia ternyata membuat penduduk golongan dewasa
muda menjadi lebih rentan sehingga frekuensi terjadi KLB cenderung
meningkat. Di negara-negara maju, penularan penyakit sering terjadi
karena kontak dalam lingkungan keluarga dan kontak seksual dengan
penderita akut, dan juga muncul secara sporadis di tempat-tempat
penitipan anak usia sebaya, menyerang wisatawan yang bepergian ke
negara dimana penyakit tersebut endemis, menyerang pengguna
suntikan pecandu obat terlarang dan pria homoseksual. Didaerah
dengan sanitasi lingkungan yang rendah, infeksi umumnya terjadi
pada usia sangat muda. Di Amerika Serikat, 33% dari masyarakat umum
terbukti secara serologis sudah pernah terinfeksi HAV.
Menurut Depkes RI (2000), hepatitis A sangat umum menyerang
anak-anak sekolah dan dewasa muda. Pada tahun-tahun belakangan ini,
KLB yang sangat luas penularannya umumnya terjadi di masyarakat,
namum KLB karena pola penularan Common source berkaitan dengan
makanan yang terkontaminasi oleh penjamah makanan dan produk
makanan yang terkontaminasi tetap saja terjadi. KLB pernah
dilaporkan terjadi diantara orang-orang yang bekerja dengan primata
yang hidup liar.
(http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/epidemiologi-hepatitis-a.html)
Patofisiologi
Diawali dengan masuknya virus ke dalam saluran
pencernaan,kemudian masuk kealiran darah menuju hati (vena
porta),lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hati
virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati
menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel
parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris yang akan
dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan
merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi
makrofag, pembesaran sel kupfer yang akan menekan ductus biliaris
sehinnga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi
penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini menimbulkan
ketidakseimbangan antara uptake danekskresi bilirubin dari sel hati
sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk)
akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux
(aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan
bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sklera
kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat
partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke
ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubin direk yang
kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu
(produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu
(lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang
menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang saraf
simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan teraktifasi nya pusat
muntahyang berada di medula oblongata yang menyebabkan timbulnya
gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu makan.
Manifestasi klinik
STADIUM PENYAKIT1. Stadium InkubasiPeriode antara infeksi HAV
dan munculnya gejala berkisar 15 49 hari, rata-rata 25-30 hari.
Inkubasi tergantung jumlah virus dan kekebalan tubuh.
2. Stadium prodromalDitandai dengan gejala seperti : mual,
muntah, nafsu makn menurun, merasa penuh diperut, diare (sembelit),
yang diikuti oleh kelemahan, kelelahan, demam, sakit kepala,
gatal-gatal, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, gangguan penciuman dan
pengecapan, sensitif terhadap cahaya, kadang-kadang batuk. Gejala
iniseperti febrile influenza infection. Pada anak-anak dan remaja
gejala gangguan pencernaan lebih dominan, sedangkan pada orang
dewasa lebih sering menunjukkan gejala ikterik disertai
mialgia.4
3. Stadium klinis90% dari semua pasien HAV akut adalah
subklinis, sering tidak terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal
dari fase klinis di tandai dengan urin yang berwarna coklat,
urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan microhaematuria
dapat berkembang. Feses biasanya acholic, dengan terjadinya ikteric
(60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian gejala
mereda, namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan
hepar splenomegali, dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat
meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte, peningkatan SGOP,
SGPT, GDH. Nilai Transaminase biasanya tidak terlalu diperlukan
untuk menentukan derajat keparahan. Peningkatan serum iron selalu
merupakan ekspresi dari kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat
sedikit. HAV RNA terdeteksi sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat
dan beberapa hari sbelum HAV IgM muncul. Viremia bertahan selama
rata-rata 79 hari setelah peningkatan GPT , durasinya sekitar 95
hari (IPD UI, 2009).
4. Penyembuhanfase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu.
Parameter laboratorium benar-benar normal setelah 4-6 bulan.
Normalisasi dari serum asam empedu juga dianggap sebagai perameter
dari penyembuhan
Diagnosis
Diagnosis hepatitis A dibuat atas pengamatan klinis dan
laboratorium. Penderita lesu, anoreksia, demam dan mual.
Aminotransferase dan bilirubinemia hampir selalu ada; fosfatase
alkali dan bilirubin direk sering tinggi. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan uji serologis.
IgM anti-HAV bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi sedang
terjadi. IgM anti-HAV muncul pada awal infeksi dan menghilang dalam
2 sampai 3 bulan. IgG anti-HAV timbul pada masa pasca infeksi atau
pemulihan (>4 minggu), dan biasanya menetap sumur hidup.
Pemeriksaan untuk anti-HAV total sebaiknya digunakan untuk
menyaring infeksi lama dan pembuktian adanya imunitas pada orang
yang mengunjungi daerah berisiko tinggi atau melakukan pekerjaan
berisiko tinggi.
Anamnesis Di awal anamnesis, informasi yang didapat tidak selalu
lengkap, untuk melengkapinya perlu anamnesis ulang jika ditemukan
tanda objektif pada pemeriksaan Point Anamnesis Hepatitis
tipe panas, lama
nyeri perut kanan atas
mual, muntah
air seni seperti teh
mata kuning
riwayat kontak penyakit kuning : keluarga, lingkungan, sosial
ekonomi
riwayat sakit serupa
riwayat obat2an
riwayat alkoholisme
riwayat minum jamu
riwayat suntik
riwayat transfusi
Point pemeriksaan fisik hepatitis
ikterik
hepatomegali , deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran
(berapa cm dari px dan ac), tepi tajam --> hepatitis akut, tepi
tak rata --> sirosis, hepatoma, tepi tumpul --> hepatitis
kronis, permukaan licin --> hepatitis, permukaan berbenjol
--> hepatoma, konsistensi lunak/kenyal --> akut, konsistensi
keras --> ganas) .
Diagnosis banding
Mononukleus infeksiosa, sitomegalovirus, herpes simpleks,
coxackie virus, toxoplsmosis, drug-induced hepatitis; hepatitis
aktif kronis; hepatitis alkoholik; kolesistitis akut; kolestasis;
gagal jantung kanan dengan kongesti hepar; kanker metastasis; dan
penyakit genetik/metabolik (penyakit Wilson, defisiensi
alfa-1-antitripsin).
Penatalaksanaan
Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan masukan
peroral, kadar SGOT-SGPT >10x normal, perubahan perilaku atau
penurunan kesadaran akibat ensefalopatihepatitis fulminan, dan
prolong, atau relapsing hepatitis.
Tidak ada terapi medikamentosa khusus karena pasien dapat sembuh
sendiri (self-limiting disease). Pemeriksaan kadar SGOT-SGPT
terkonjugasi diulang pada minggu kedua untuk melihat proses
penyembuhan dan minggu ketiga untuk kemungkinan prolong atau
relapsing hepatitis. Pembatasan aktivitas fisik terutama yang
bersifat kompetitif selama SGOT-SGPT tiga kali batas atas
normal.
Diet disesuaikan dengan kebutuhan dan hindarkan makanan yang
berjamur, yang mengandung zat pengawet yang hepatotoksik ataupun
zat hepatotoksik lainnya. Biasanya antiemetik tidak diperlukan dan
makan 5-6 kali dalam porsi kecil lebih baik daripada makan tiga
kali dalam porsi besar. Bila muntah berkepanjangan, pasein dapat
diberi antiemetik seperti metoklopramid, tetapi bila demikan perlu
baehati-hati terhadap efek efek samping yang timbuk karena dapat
mengacaukan gejal klinis pernurukan. Dalam keadaan klinis terdapat
mual dan muntah pasien diberikan diet rendah lemak. Viamin K
diberikan bila terdapat perpanjangan masa protrombin.
Kortikosterosid tidak boleh digunakan. Pencegahan infeksi terhadap
lingkungan harus diperhatikan.
Biasanya pengobatan hepatitis hanya berfokus pada cara-cara
mengatasi gejala, seperti :
Memperbanyak istirahatKebanyakan penderita hepatitis A
seringkali merasa lelah dan merasa energinya berkurang untuk
mengerjakan tugas sehari-hari mereka. Perbanyak istirahat karena
Anda mungkin saja merasa lelah dan sakit selama beberapa waktu.
Temukan cara mengatasi mualMual dapat membuat Anda sulit untuk
makan. Temukan cara untuk membuat makanan lebih menarik. Makan
makanan kecil sepanjang hari lebih sering dengan porsi lebih kecil
dibanding tiga kali makan besar. Jika Anda mengalami kesulitan
makan kalori yang cukup, hindari makanan rendah kalori dan memilih
makanan berkalori tinggi. Misalnya, minum jus buah atau susu, dan
bukan air.
Biarkan hati beristirahatLiver Anda mungkin mengalami penurunan
fungsi kerjanya dalam metabolisme obat dan alkohol dapat
memperberat hal tersebut. Selalu konsultasikan obat-obatan dengan
dokter Anda, karena mungkin saja dokter menyarankan menghentikan
atau mengubah beberapa obat Anda. Hentikan minum alkohol saat Anda
mengalami tanda-tanda atau gejala hepatitis A.
Pencegahan
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
Efektivitas tinggi (angka proteksi 93-100%)
Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)
Antibosi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90%
subjek
Aman, toleransi baik
Efektivitas proteksi selama 20-50 tahun
Efek samping utama adalah nyeri di tempat suntikan
b. Dosis dan jadwal vaksin HAV
Usia >19 tahun, 2 dosis HAVRIX (1440 Unit Elisa) dengan
interval 6-12 bulan
Anak > 2 tahun, 3 dosis HAVRIX (360 Unit Elisa), 0, 1, dan
6-12 bulan atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
Pengunjungan ke daerah resiko
Homoseksual dan biseksual
IDVU
Anak dewasa muda yang pernah mengalami kejadian luar biasa
luas
Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV labih tinggi dari
angka nasional
Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
Pekerja laboratorium yang menangani HAV
Pramusaji
Pekerja pada pembuangan limbah
Profilaksis pasca paparan
a. Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
b. Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata tetapi tidak
sempurna
c. Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin:
Dosis 0,02 ml/kgBB, suntikan pada daerah deltoid sesegera
mungkin setelah paparan
Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
Indikasi: kontak erat dan kontak rumah tangga dengan pasien HAV
akut
Komplikasi
HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa
(carrier) dan hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulminan.
Angka kematian akibat HAV sangat rendah, sekitar 0,1% dan tampaknya
lebih sering terjadi pada pasien yang sudah mengidap penyakit hati
akibat penyakit lain, misalnya virus hepatitis B atau alkohol.
Prognosis
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien
dengan hepatitisA infeksi sembuh sendiri. Hanya 0,1% pasien
berkembang menjadi nekrosis hepatik akut fatal.
3. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
Virus marker
IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan
setelahnya. Anti-HAV yang positif tanpa IgM anti-HAV
mengindikasikan infeksi lampau.
Pemeriksaan fungsi hati, dilakukan melalui contoh darah.
Tabel 4-1. Hal-hal yang meliputi pemeriksaan fungsi hati
Pemeriksaan
Untuk mengukur
Hasilnya menunjukkan
Alkalin fosfatase
Alanin Transaminase (ALT)/SGPT
Aspartat Transaminase (AST)/SGOT
Bilirubin
Gamma glutamil transpeptidase (GGT)
Laktat Dehidrogenase (LDH)
Nukleotidase
Albumin
Fetoprotein
Antibodi mitokondria
Protombin Time
Enzim yang dihasilkan di dalam hati, tulang, plasenta; yang
dilepaskan ke hati bila terjadi cedera/aktivitas normal tertentu,
contohnya : kehamilan, pertumbuhan tulang
Enzim yang dihasilkan oleh hati. Dilepaskan oleh hati bila hati
terluka (hepatosit).
Enzim yang dilepaskan ke dalam darah bila hati, jantung, otot,
otak mengalami luka.
Komponen dari cairan empedu yang dihasilkan oleh hati.
Enzim yang dihasilkan oleh hati, pankreas, ginjal. Dilepaskan ke
darah, jika jaringan-jaringan tesebut mengalami luka.
Enzim yang dilepaskan ke dalam darah jika organ tersebut
mengalami luka.
Enzim yang hanya tedapat di hati. Dilepaskan bila hati
cedera.
Protein yang dihasilkan oleh hati dan secara normal dilepaskan
ke darah.
Protein yang dihasilkan oleh hati janin dan testis.
Antibodi untuk melawan mitokondria. Antibodi ini adalah komponen
sel sebelah dalam.
Waktu yang diperlukan untuk pembekuan darah. Membutuhkan vit K
yang dibuat oleh hati.
Penyumbatan saluran empedu, cedera hepar, beberapa kanker.
Luka pada hepatosit. Contohnya : hepatitis
Luka di hati, jantung, otot, otak.
Obstruksi aliran empedu, kerusakan hati, pemecahan sel darah
merah yang berlebihan.
Kerusakan organ, keracunan obat, penyalahgunaan alkohol,
penyakit pankreas.
Kerusakan hati jantung, paru-paru atau otak, pemecahan sel darah
merah yang berlebihan.
Obstruksi saluran empedu, gangguan aliran empedu.
Kerusakan hati.
Hepatitis berat, kanker hati atau kanker testis.
Sirosis bilier primer, penyakit autoimun. Contoh : hepatitis
menahun yang aktif.