1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, mulai banyak organisasi, perusahaan, atau lembaga yang menggunakan jasa humas (Public Relations). Humas (Public Relations) merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi kepada publiknya dan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut. Menurut Cristian, Public Relations atau humas adalah suatu usaha yang sadar untuk mempengaruhi orang terutama melalui komunikasi, guna berpikir baik terhadap suatu organisasi, menghargai, mendukung, dan ikut simpati jika mendapat tantangan dan kesukaran. 1 Keberadaan Public Relations ditunjukkan untuk mendapatkan serta mencapai citra (image) yang baik di mata masyarakat. Hal tersebut telah banyak perusahaan, 1 S.K. Bonar, Hubungan Masyarakat Modern, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) h. 12.
105
Embed
repository.radenfatah.ac.idrepository.radenfatah.ac.id/4722/1/SKRIPSI SITI MUTMA... · Web viewData kualitatif adalah wawancara, pengamatan, atau penelaah dokumen. Metode kualitatif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, mulai banyak organisasi, perusahaan, atau lembaga
yang menggunakan jasa humas (Public Relations). Humas (Public Relations)
merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi
kepada publiknya dan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut.
Menurut Cristian, Public Relations atau humas adalah suatu usaha yang sadar untuk
mempengaruhi orang terutama melalui komunikasi, guna berpikir baik terhadap suatu
organisasi, menghargai, mendukung, dan ikut simpati jika mendapat tantangan dan
kesukaran.1 Keberadaan Public Relations ditunjukkan untuk mendapatkan serta
mencapai citra (image) yang baik di mata masyarakat. Hal tersebut telah banyak
perusahaan, organisasi, atau lembaga-lembaga lainnya sadar akan fungsi Public
Relations bagi perusahaan.
Kegiatan Public Relations dilakukan berdasarkan konsep yang jelas dan
didukung fakta yang ada. Konsep dibuat dalam bentuk perencanaan dan program
sebagai strategi Public Relations yang dibuat berdasarkan fakta dari hasil penemuan
masalah-masalah Public Relations. Jadi, strategi itu pada hakikatnya adalah suatu
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
1S.K. Bonar, Hubungan Masyarakat Modern, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993) h. 12.
1
2
operasionalnya.2 Secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin yang
berfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Seorang Public Relations dianggap memegang peranan dalam membangun
brand image itu sendiri. Public relations dalam menjalankan strategi kerjanya
penting pula melakukan pemasaran yang bertujuan untuk menanamkan dan
meningkatkan brand atau reputasi dari sebuah produk, sehingga menghasilkan
loyalitas konsumen terhadap produk.3 Loyalitas konsumen adalah kesetiaan
konsumen terhadap produk. Humas dan kaitannya dengan pemasaran sangat penting
untuk membangun brand awareness (kesadaran produk), membangun brand
knowledge (pengetahuan produk), serta mendidik konsumen dan masyarakat
mengenai manfaat produk atau jasa yang ditawarkan.4 Bagi humas, kemampuan yang
harus dimiliki adalah kemampuan meyakinkan pelanggan dan negosiasi sehingga
terjalinnya saling pengertian yang positif.
Produk yang ditawarkan secara sistematis dirancang cara menjalankannya,
pendekatan persuasif, dan kelincahan bernegosiasi. Tanpa humas yang efektif, brand
image di suatu perusahaan tidak akan tercapai, sehingga untuk membangun good will
seperti yang di cita-citakan humas PT. NIC yaitu membentuk brand image yang
2 RosadyRuslan, Kiat Dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) h.31.
3Dasrun Hidayat, Media Public Relations, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) h. 14.
4 Linggar Anggoro, Teori Dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 243.
3
mendapatkan respon baik di tengah masyarakat dibandingkan dengan produk
makanan sejenis lainnya. Untuk itulah humas PT. NIC sudah seharusnya melakukan
strategi dalam membangun brand image.
Di Sumatera Selatan, sudah banyak perusahaan atau organisasi yang telah
berhasil dan mendapatkan ruang yang baik dimasyarakat dengan image positif yaitu
salah satu nya PT. NIC dengan produknya sari roti. Pada tahun 2012, PT. NIC
Membangun pabrik di Palembang.5 Pada awal tahun 2013 PT. NIC mulai beroperasi
di wilayah Banyuasin, Palembang, dan sampai pada tahun 2016 ini, sari roti sudah
mengalami kemajuan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini ditunjukkan
semakin banyaknya karyawan yang bekerja di pabrik yakni lebih dari 687 karyawan
secara keseluruhan.
Sari Roti selalu mendesain kemasan yang baru untuk menguatkan brand
image sari roti sebagai makanan sehat dan praktis. Meski desain kemasannya sangat
berbeda dengan yang sebelumnya, namun ada karakter yang membuat konsumen bisa
langsung mengetahui kalau itu adalah produk yang sama. Dapat dilihat dari logo khas
Sari Roti berwarna biru dengan lingkaran berwarna orange menyerupai matahari di
bagian tengah logo. Pada sisi distribusi (place), sari roti berbeda dengan banyak
produsen roti lainnya. Selain mengadakan kunjungan ke pabrik, sari roti juga
menggunakan outlet berjalannya dan selalu memutar jingle“ Sari Roti.. Roti Sari
Roti” setiap kali keliling perumahan. Sari roti juga melakukan penetrasi distribusi
5http://www.sariroti.com
4
dengan menjual produknya di pasar tradisional dan modern, seperti indomaret
maupun alfamart, dan toko-toko.
PT. NIC Secara konsisten selalu membina dan menjaga hubungan baik
dengan masyarakat selaku konsumen produk sari roti, dengan cara melakukan
komunikasi pemasaran untuk menjaga produk sari roti sebagai Top of mind produk
roti pilihan masyarakat. Program pemasaran yang diterapkan dengan mengusung
tema “Halal, Healthy, Hygienic”(3H). Aktivitas kegiatan pemasaran tersebut
dilakukan secara berkesinambungan dan dilaksanakan secara langsung di bawah
pengawasan departemen marketing perseroan.
Dalam menjaga kualitasnya, bahan baku yang dipilih telah melalui proses
seleksi, untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan, produk sari roti
menerapkan GMP (Good Manufacturing practice) dan HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point)6 yang merupakan standar jaminan keamanan pangan. Humas
sari roti selalu melakukan pengecekan roti yang belum terjual satu hari sebelum
tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan. Untuk itulah sari roti menggunakan
pengikat kemasan yang berbeda warna, agar memudahkan petugas dalam melakukan
penarikan produk dengan melihat warna pengikat kemasannya.
6 GMP (Good Manufacturing practice) adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsi dan berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
5
Ada dua fungsi utama dari public relations, yaitu memberitahukan sesuatu
kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh
tanggapan berupa image positif dari sebuah proses “nothing” menjadi “something”.
Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian
diharapkan timbul sesuatu “something” yaitu berupa image. Dan image yang akan
dibentuk itu nantinya tidak hanya berpengaruh pada konsumen dan publik saja, tapi
juga image daerah yang ditempatinya, yakni Palembang. Hal inilah yang membuat
peneliti tertarik mengangkat judul penelitian mengenai “STRATEGI PUBLIC
RELATIONS DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE PRODUK SARI ROTI”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas maka yang menjadi
rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi Public relations dalam membangun brand image produk
Sari Roti ?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat strategi Public relations dalam
membangun brand image produk Sari Roti ?
A. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi Public relations dalam membangun brand
image produk sari roti.
6
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi Public
relations dalam membangun brand image produk sari roti.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Praktis
Dapat menambah pengetahuan mengenai strategi Public relations dalam
membangun brand image produk sari roti dan menjadi bahan pedoman bagi petugas
Public relations dalam melakukan aktifitasnya.
b. Secara Teoritis
Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas
wawasan pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata
dan dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut.
B. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti telah menemukan beberapa buku yang
berkaitan dengan penelitian. Beberapa hasil penelitian dan buku sebagai rujukan yang
mendukung terhadap penelitian ini. Adapun buku-buku yang sesuai dengan judul
penelitian yaitu sebagai berikut:
Pertama, buku yang ditulis Morrisan “Manajemen Public Relations Strategi
Menjadi Humas Profesional”. Dalam buku ini membahas tentang merencanakan
program humas yang harus dilaksanakan adalah penetapan tujuan. Tujuan yang ingin
di capai bisa satu atau lebih. Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemui
dari riset yang telah dilakukan.
7
Kedua, skripsi yang berjudul “Strategi Humas PT. Kereta Api Indonesia
Divisi Regional III Dalam Membangun Citra Positif Di Masyarakat” karya Hade
Saputra (11510011). Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan
tipe penelitian deskriptif analisis. Skripsi ini membahas tentang strategi yang
dilakukan humas di PT. Kereta Api dalam membangun citra positif.
Ketiga, buku yang ditulis Dayid Arnold “Pedoman Manajemen Merek”
mengatakan bahwa tujuan strategi adalah keuntungan kompetitif yang dapat
dipertahankan, yang bisa muncul dari bagian manapun dari kegiatan organisasi. Pasar
berperan sebagai penilai keuntungan ini. Strategi merek merupakan proses dimana
tawaran diposisikan dalam benak pelanggan untuk menghasilkan persepsi
keuntungan.
Keempat, buku yang ditulis Rosady Ruslan “Kiat Dan Strategi Kampanye
Public Relations”. Buku ini berisikan tentang peranan public relations dewasa ini,
dimensi komunikasi kampanye PR, perekayasa opini public, peran kampanye PR
untuk memenangkan persaingan, aplikasi program kampanye public relations,
masalah makro kampanye PR.
Kelima, buku yang ditulis linggar Anggoro “Teori & Profesi Kehumasan”.
Buku ini berisikan tentang pengertian dan ruang lingkup humas, perkembangan
humas universal, tujuan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan humas, struktur
organisasi humas, humas eksternal dan keterkaitannya dengan media, media-media
8
humas eksternal, humas internal, keterkaitan antara humas, periklanan dan
pemasaran, humas internasional dan kegunaan khusus humas.
Dari kelima buku di atas, ada kesamaan dengan materi yang akan diteliti oleh
penulis, tetapi disini penulis membahas lebih lanjut mengenai, “Strategi Public
Relations dalam Membangun Brand Image Produk Sari Roti”.
C. Kerangka Teori
Dalam membangun brand image diperlukan strategi yang terencana dengan
matang. Menurut Stephen Robbins yang dikutip oleh Morissan, dalam bukunya
“Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional”. Menyatakan bahwa
strategi adalah “the determination of basic long, term goals and objectives of an
enterprise, necessary for carrying out this goals (Penentuan tujuan jangka panjang
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan)”.7
Model komunikasi yang akan digunakan dalam penelitian mengenai strategi
Public Relations ini adalah model strategi Stephen Robbins. Teori strategi Robbins
menyatakan bahwa strategi adalah penentuan jangka panjang perusahaan dan
memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
7Morissan, Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2010)h. 152.
9
Strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya. Menurut Peterson dan Bunnet, tujuan strategi komunikasi:
1. To secure understandingUntuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam komunikasi
2. To establish acceptanceBagaimana cara penerimaan itu harus dibina dengan baik
3. To motive actionPanggilan untuk memotivasi
4. To goals which the communicator sought to achiveBagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dan proses komunikasi tersebut.
Rhenald Kasali dalam buku manajemen Public Relations memberikan contoh
strategi yang baik :
1. Data (fakta)
2. Pengalaman dan kepekaan
3. Ilmu (analisis)
4. Teknologi (pengolahan data)8
Dari penjelasan tentang strategi tersebut, dapat kita ketahui bahwa pada
prinsipnya, strategi merupakan suatu proses, maka tentu saja terikat atau terdiri dari
rangkaian tahap-tahap. Dengan demikian strategi Public Relations dalam membangun
brand image tidaklah lengkap tanpa adanya perencanaan sebuah strategi Public
Relations. Sebuah strategi Public Relations yang tidak ditindak lanjuti dengan
8Rhenal Kasali, Manajemen Public Relations, (Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 2005)h. 104.
10
aktivitas rill di lapangan juga tidak akan membuahkan hasil. Bahkan yang akan
muncul adalah image negatif. Dalam merumuskan dan menjalankan suatu strategi,
Public Relations dituntut untuk mampu berkreasi dan berinovasi dalam membuat
program-program unggulan yang membangun image positif perusahaan.
Tujuan strategi adalah keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan, yang
bisa muncul dari bagian manapun dari kegiatan organisasi. Pasar berperan sebagai
penilai keuntungan ini. Strategi merek merupakan proses dimana tawaran diposisikan
dalam benak pelanggan untuk menghasilkan persepsi keuntungan. Merek merupakan
nama, istilah, symbol, atau desain (kombinasi dari hal-hal tersebut) yang
mengidentifikasi pembuat atau penjual sebuah produk, yang dapat berupa benda,
layanan, organisasi, tempat, orang, atau gagasan yang nyata.9 Brand (Merek) adalah
segala sesuatu yang melekat pada produk. Merek mencerminkan tingkatan dan
kualitas produk, karena merek akan menjadi nilai jual suatu produk.
Dalam fokus penelitian ini, teori Robbins diartikan sebagai Public Relations.
Dalam hal ini adalah Public Relations dalam membangun brand image produk Sari
Roti. Salah satu strateginya dengan melakukan pemasaran dan dengan mengharapkan
efek berupa image positif dari publik. Sehingga harapan untuk membangun brand
image itu bisa tersampaikan dengan cara-cara yang sesuai.
9 Philip Kotler, Pemasaran Di Sektor Publik, (PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2007)h. 133.
11
D. Metode Penelitian
1. jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Data kualitatif adalah wawancara, pengamatan, atau penelaah dokumen.
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi.10 Data yang bersifat penjelasan atau informasi yang diperoleh baik dari
literatur yang berkaitan maupun objek penelitian lansung.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT.NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.
dan sebagainya.15 Untuk mengumpulkan bukti dan keterangan untuk menunjang
keabsahan penelitian, yang termasuk dalam data dokumentasi ialah foto-foto
langsung ditempat lokasi penelitian.
6. Teknik analisis data
Analisis data pada penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Jika dalam penelitian kuantitatif analisis datanya berbentuk statistik maka dalam
penelitian kualitatif berbentuk kata-kata, kalimat, gambar-gambar, dan bukan
berbentuk angka.16 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002) Cet. V, h. 204.15 Ibid; h. 234.16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2009)h. 234.
15
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data
deskriptif baik lisan maupun tulisan, data lisan dikumpulkan dari informasi
dilapangan dengan wawancara, observasi, dan data tulisan dokumen-dokumen,
catatan, dikumpulkan dengan lainnya dan dikaitkan dengan berbagai teori yang
diperoleh dari berbagai literatur atau pustaka, catatan peneliti, internet, serta berbagai
media yang terkait dengan objek peneliti ini, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
E. Sistematika Pembahasan
Bab 1 : Pendahuluan yang terdiri latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Landasan teori yang berisi tentang teori-teori strategi dan
humas yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti, definisi
konseptual, dan kerangka berpikir.
Bab III : Sebagai deskripsi objek penelitian yang meliputi: sejarah
berdirinya, visi, misi, dan tujuan, struktur organisasi, serta tugas dari masing-
masing jabatan dari PT.NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.
Bab IV : Analisis hasil penelitian, berisi tentang strategi public relations
dalam membangun brand image produk sari roti. Serta berisikan tentang
16
hambatan dan pendukung yang dihadapi public relations dalam membangun
brand image produk Sari roti.
Bab V : Berisi kesimpulan dan saran tentang masalah yang diteliti dan
menjadi acuan bagi penyempurnaan penelitian yang akan dilakukan.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
Suatu penelitian ilmiah memerlukan landasan teori yang kuat sebagai dasar
yang mendukung peneliti untuk menuju ke lapangan. Teori-teori yang digunakan
sebagai landasan akan mengarahkan alur berfikir pada proses penelitian yang
dilakukan, pada bab 2 ini variabel yang akan dijelaskan dalam landasan teori adalah
strategi public relations dan brand image.
A. Strategi Public Relations
1. Pengertian Public Relations
Pada dasarnya ada banyak definisi mengenai Public Relations yang telah
dijelaskan oleh beberapa tokoh, pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep Public
Relations. Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center yang dikutip oleh Elvinaro
Ardianto dalam bukunya “Handbook Of Public Relations” mendefinisikan Public
Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual atau organisasi yang punya
kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam
rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik.17 Dari pengertian di atas,
memberikan gambaran bahwa posisi Public Relations dalam suatu perusahaan atau
17 Elvinaro Ardianto, Handbook Of Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2013) h. 8.
18
organisasi semakin jelas dan mempunyai fungsi untuk mengevaluasi publik dalam
melaksanakan dan merencanakan program aksinya.
Sedangkan Oemi Abdurrachman mendefinisikan Public Relations atau humas
sebagai suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, kepercayaan,
dan penghargaan publik.18Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Public
Relations adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kepercayaan dari
masyarakat terhadap suatu lembaga atau organisasi. Jadi, Public Relations adalah
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk berinteraksi, berkomunikasi dengan
publiknya yang tujuannya untuk memperoleh kerjasama dari publiknya.
Menurut definisi kamus terbitan Institute Of Public Relations (IPR), Public
Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
kesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.19Jadi Public
Relations adalah rangkaian kegiatan yang diorganisir sedemikian rupa sebagai suatu
rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara
berkesinambungan dan teratur.
Frank Jefkins juga memberikan batasan humas itu sendiri. Humas adalah
suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun
keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
18 Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT. Alumni, 1989)h.27.19 Linggar Anggoro, Op;Cit, h.2.
19
tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.20 Humas pada
intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu
dampak yakni perubahan positif.
2. Pengertian Strategi
Strategi itu sendiri menurut Stephen Robbins yang dikutip oleh Morissan,
dalam bukunya “Manajemen Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional”.
Menyatakan bahwa strategi adalah adalah “ the determination of basic long, term goals
and objectives of an enterprise, necessary for carrying out this goals (Penentuan
tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan
sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan)”.21
Menurut Ahmad S. Adnanputra mengatakan strategi adalah bagian dari suatu
rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari perencanaan, yang pada akhirnya
perencanaan adalah suatu fungsi dasar dari proses manajemen. Maka strategi itu pada
hakikatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu
dalam praktik operasionalnya.22 Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwasannya strategi adalah suatu perencanaan perusahaan dengan tujuan untuk
menentukan tujuan jangka panjang perusahaan.
20Morissan, Op;Cit, h.8.21Morissan, Op;Cit, h. 152.22 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: Grafindo Persada,
2000)h. 31.
20
B. Brand Image
1. Pengertian Brand
Brand (Merek) adalah segala sesuatu yang melekat pada produk. Merek
mencerminkan tingkatan dan kualitas produk, karena merek akan menjadi nilai jual
suatu produk. Dan sebagai seorang Public Relations tentu saja nama produk yang
disarankan adalah nama yang mudah diingat. Nama yang sederhana, simpel, biasanya
jauh lebih menarik karena dapat merangsang daya ingat terhadap suatu produk atau
merek. Merek merupakan nama, istilah, symbol, atau desain (kombinasi dari hal-hal
tersebut) yang mengidentifikasi pembuat atau penjual sebuah produk, yang dapat
berupa benda, layanan, organisasi, tempat, orang, atau gagasan yang nyata.23 Setiap
produk yang dijual di pasar tentu memiliki merek, dimana merek tersebut sebagai
pembeda antara satu produk dengan produk yang lain. Adapun brand selalu berkaitan
dengan atribut produk karena untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan
konsumen bereaksi terhadap atribut produk yang dibelinya.
2. Pengertian Image
Citra adalah image. Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan
reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia Public Relations. Pengertian
citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa
23Philip Kotler, Op;Cit, h.133.
21
dirasakan dari hasil penilaian baik dan buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik
positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya.24Citra terbentuk dari bagaimana lembaga
melaksanakan kegiatan operasional yang mempunyai landasan utama pada segi
layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang
terhadap sesuatu, sehingga membangun suatu sikap mental.
Menurut Frank Jefkins, citra atau image adalah kesan seseorang atau individu
tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
Sedangkan menurut Siswanto Sutojo, citra atau image sebagai pancaran atau
reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda, atau organisasi.25 Jadi
dapat disimpulkan, citra atau image adalah kesan yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan dan
persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau
mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan.
C. Strategi Dalam Membangun Brand Image
Model komunikasi yang akan digunakan dalam penelitian mengenai strategi
public relations ini adalah model strategi Stephen Robbins. Teori strategi Stephen
Robbins menyatakan bahwa strategi adalah Penentuan tujuan jangka panjang
24Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008)h. 75
25 Elvinaro Ardianto, Op;Cit, h.62.
22
perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.26
Teori Robbins dipilih karena, teori ini sangat berkaitan dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Seperti halnya PT. NIPPON INDOSARI
CORPINDO Tbk, atau yang lebih dikenal sari roti tersebut, yang selalu
merencanakan strategi demi tercapainya tujuan perusahaan. Dalam fokus penelitian
ini, teori Robbins diartikan sebagai hubungan masyarakat dalam hal ini humas sari
roti yang menyampaikan pesan berupa image perusahaan yang ingin disampaikan
kepada publik sebagai sasarannya. Strateginya dengan menggunakan media yang
mudah diterima publik dan dengan mengharapkan efek berupa image positif di benak
publiknya. Sehingga harapan perusahaan untuk membangun image positif itu bisa
tersampaikan dengan cara-cara yang sesuai.
Teori Robbins ini dapat terbagi menjadi tiga indikator, indikatornya adalah:
1. Penentuan jangka panjang perusahaan,
Tujuan jangka panjang merupakan pernyataan dari hasil yang ingin dicapai
oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu. Penentuan jangka panjang perusahaan
yang dilakukan oleh humas PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO dalam produknya,
perusahaan selalu menjaga kualitas roti yang dihasilkan dengan menerapkan 3 H
yaitu hygienis, healthy, dan halal. Dan perusahaan telah menerapkan GMP. Selain itu,
26Morissan, Op;Cit, h.152.
23
berbagai penghargaan yang telah didapat oleh perusahaan, juga menyebabkan sari roti
semakin dikenal oleh masyarakat.
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk. melalui brand sari roti, terus
melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan yang
higienis, praktis, dan halal. Selain tetap melakukan pengembangan varian produk
terbaru yang disesuaikan dengan minat pasar, di tahun 2012 ini sari roti hadir dengan
kemasan yang lebih fresh, minimalis, dan modern, namun tetap menawarkan isi dan
kualitas rasa tetap sama. Dan disetiap pabrik baru, perusahaan selalu menambahkan
lini mesin untuk proses produksinya. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
mencapai tujuan.
2. Memutuskan arah tindakan,
Bagi perusahaan, konsumen itu merupakan faktor yang teramat penting.
Sebab, maju mundurnya suatu perusahaan, ditentukan oleh konsumen. Inilah tugas
seorang PR dengan kegiatannya berupa komunikasi, baik melalui media massa
maupun bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Seperti yang dilakukan oleh humas sari
roti yakni menumbuhkan kesadaran merek produk perusahaan kepada konsumen,
mengembangkan pasar baru, komunikasi internal, motivasi karyawan, meluncurkan
produk baru, dan mengembangkan pengetahuan tentang produk dan membangun
brand image.
24
3. Sumber daya,
Sumber daya di PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk, meliputi SDM
(sumber daya manusia), dan sarana dan prasarana27. Dalam pengelolaan SDM,
perusahaan menyadari pentingnya mempersiapkan kader calon-calon pemimpin
manajemen yang handal dengan melaksanakan berbagai pelatihan dan untuk
merekrutmen karyawan, perusahaan merekrutmen karyawan dengan melalui dua cara
yakni eksternal dan internal. Seperti menginformasikan lowongan kepada berbagai
media atau log tertentu dan juga dilakukan dengan seleksi yaitu melakukan interview,
uji psikotes, dan medical check up. Sedangkan untuk pemeliharaan tenaga kerja yakni
bentuk kesejahteraan tenaga kerja yang berupa diberikannya jamsostek (jaminan
sosial tenaga kerja). Sedangkan untuk sarana dan prasarananya meliputi jalan,
pengolahan air bersih, dan air kotor terpadu, komersial, perumahan, jaringan listrik,
jaringan telekomunikasi, jaringan gas dan sebagainya.
Strategi Public Relations adalah yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan dalam kerangka suatu rencana PR. Menurut Cutlip dan Center yang dikutip
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam bukunya “Dasar-Dasar Public Relations”
menyatakan bahwa proses PR mengacu pada kegiatan pendekatan managerial. Dalam
proses ini terdiri dari fact finding, planning, communication, dan evaluation.28
27h ttp://www.sariroti.com tanggal pengambilan data Rabu 12 januari 2016 jam 09.00 wib28Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PT.
9. Membantu bagian-bagian lain dengan menganalisis masalah-masalah
komunikasi, menulis dan menerbitkannya, memberikan keterangan baik
dengan audio-visual maupun sarana-sarana pendukung lain serta
bekerjasama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah ditentukan.
28
10. Memastikan seluruh organisasi dan tidak melakukan sesuatu tindakan yang
dapat mencemarkan nama baik organisasi.29
Public Relations perusahaan dituntut memiliki keterampilan manajemen yang
sangat luas. Sebab ia senantiasa memberi nasihat kepada semua tingkatan
manajemen, mengenai struktur, praktek dan pelopor organisasi. Juga teknologi
perusahaan, tenaga kerja dan sasaran bisnisnya. Dengan demikian bagian public
relations untuk selalu memonitor dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi
di luar dan di dalam perusahaan, serta selalu mengevaluasi strategi yang dilakukan
perusahaan.
Dalam memulai strategi perlu adanya perencanaan yang baik agar sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Public Relations merupakan bagian dari dalam
organisasi dan untuk itu Public Relations diharapkan dapat menentukan strategi,
dalam sebuah strategi diperlukan perencanaan penyusunan program. Ada empat
alasan penting mengapa perencanaan itu diperlukan :
1) Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
2) Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.3) Untuk memilih prioritas-prioritas yang akan mengontrol jumlah serta pengaturan
waktu operasi-operasi yang berbeda dalam suatu program.4) Memutuskan tingkat kemampuan melaksanakan tujuan yang telah dideklarasikan
menurut ketersediaan sumber daya manusia, alat-alat fisik seperti mesin atau kendaraan, dan anggaran yang sesuai.30
29 Colin Coulson – Thomas, Pedoman Praktis Untuk PR (PT. Bumi Aksarana :1993) h. 18-19.
30 Linggar Anggoro, Op;Cit, h.76
29
Perencanaan strategi dalam Public Relations melibatkan pengambilan
keputusan tentang tujuan dan sasaran program, pengenalan publik utama, penetapan
kebijakan atau aturan untuk menjadi pedoman pemilihan strategi, dan penentuan
strategi. Harus ada hubungan antara keseluruhan tujuan program yang dibuat. Sasaran
untuk ditetapkan bagi setiap publik, dan strategi harus mewujudkan hasil tertentu.
menurut H. Fayol Kegiatan dan Sasaran Public Relations adalah :
1) Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and
image)
Identitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan pembentukan citra perusahaan di masyarakat. Identitas perusahaan yang
baik dan kuat merupakan prasyarat membangun citra baik perusahaan di kemudian
hari dan citra perusahaan adalah suatu kesan yang dimiliki suatu organisasi secara
total dan berasal dari perilaku dan reputasi. Hal ini didukung dengan pengenalan
bentuk-bentuk visual, seperti bentuk logo dan susunan warna.
2) Menghadapi krisis (facing of crisis)
Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk manajemen krisis dan Public Relations merupakan fungsi manajemen
proaktif yang melakukan upaya memantau kecenderungan, kejadian, isu yang dapat
timbul dan mengganggu hubungan-hubungan penting di perusahaan. Cara
menanggulangi krisis ini sangat menentukan masa depan citra dari perusahaan di
30
lingkungannya. Dengan mengkomunikasikan tindakan pengamanan secara rutin,
menolong pemecahan masalah dari akibat yang ditimbulkan oleh krisis tersebut, dan
menjamin bahwa situasi semacam ini tidak akan terulang.
3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan (promotion public relations)31.
Komunikasi yang sifatnya terbuka dari organisasi, mutlak penting dan harus
terjadi bila organisasi mau berkembang maju. Praktik PR dilakukan untuk
memperoleh citra produk dari konsumennya. Konsumen itu sendiri yang menentukan
suatu keberhasilan atau kegagalan setiap perusahaan. Sasaran utama bisnis sebaiknya
merencanakan kegiatan dengan konsumen yang jelas, dan perusahaan benar-benar
menganggap bahwa mereka yang membutuhkan konsumen.
Sesuai dengan sasaran yang dimiliki oleh seorang PR yang salah satunya
adalah membangun identitas dan citra perusahaan. Sasaran PR selain menjaga citra
perusahaan, juga membangun brand image. Citra disini bisa diartikan sebagai sebuah
pandangan mengenai suatu merek yang telah dihasilkan oleh sebuah perusahaan yang
bersifat penilaian obyektif masyarakat atas kualitas dan kuantitas merek tersebut yang
berhubungan dengan eksistensinya dalam masyarakat. Citra merupakan kesan,
perasaan, gambaran dari publik terhadap sebuah merek, kesan yang sengaja perlu
diciptakan agar bernilai positif citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting
dari suatu organisasi atau perusahaan.32
31Rosady Ruslan, Op;Cit, h.2332Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Op;Cit, h.114.
31
Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila
elemen-elemen pendukung merek mendukung dan memberikan kontribusi yang
positif guna terciptanya merek yang kuat dipasaran. Elemen-elemen yang
dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang baik, kemampuan produk dalam
memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsumen, serta kemasan produk yang
benar, baik, dan menarik, dan harga produk yang sesuai dengan kualitas produk yang
ditawarkan. Kriteria dalam memilih suatu merek (brand) yaitu:
a. Posisi merek itu haruslah yang menonjol di mata pelanggan. Tidak ada
manfaatnya sama sekali kalau kita memposisikan merek berdasarkan sesuatu
yang tidak digunakan pelanggan sebagai indikator kualitas.
b. Posisi merek harus berdasarkan pada kekuatan merek yang sebenarnya. Bila
pesan yang disampaikan menjanjikan sesuatu yang tidak dapat diberikan,
konsumen tidak akan begitu berminat untuk membeli produk secara beraturan
dan mungkin malah membenci produk tersebut. Memang mudah bagi
perusahaan dibidang pelayanan untuk menjanjikan bahwa mereka itu lebih
cepat, lebih ramah, dan lebih efisien. Dan sulit untuk membangun posisi
tersebut ke dalam kegiatan.
c. Posisi merek harus mencerminkan keuntungan kompetitif. Tidak ada gunanya
kalau kita memposisikan merek serupa dengan posisi pesaing, tanpa adanya
perbedaan yang diperoleh konsumen, akan ada resiko bahwa semua produk
32
akan dipandang serupa dan pembelian pun akan dilakukan berdasarkan
harganya saja.
d. Posisi merek harus dapat dikomunikasikan dengan cara yang jelas dan
memotivasi terhadap pasar. Bila posisinya terlalu kompleks, atau
mengandalkan penggunaan ekstensif merek, konsumen tidak akan dapat
diandalkan untuk melakukan usaha memperoleh pesan itu.33
Adapun merek atau brand selalu berkaitan dengan atribut produk karena
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan konsumen bereaksi terhadap
atribut produk yang dibelinya. Atribut yang digunakan dalam suatu produk yaitu rasa,
kemasan, dan harga.34
a. Rasa
Rasa dari makanan yang disajikan kepada konsumen merupakan salah satu
faktor yang menentukan citra suatu merek dari produk. Rasa makanan itu sendiri
adalah semua yang dirasakan atau dialami oleh lidah, baik itu pahit, manis, asam, dsb.
Biasanya sebelum melakukan pembelian, konsumen akan melihat terlebih dahulu
penampilan dari makanan yang disajikan selanjutnya apabila makanan tersebut
menarik hatinya, konsumen akan melakukan pembelian.
33 David Arnold, The Handbook Of Brand Management, (Surabaya: Kentindo Soho, 1996)h. 89.
bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian
visi dan misinya sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
2. Memutuskan Arah Tindakan
Untuk mencapai tujuan jangka panjang, perusahaan harus memutuskan arah
tindakan yang akan diambil perusahaan, konsumen merupakan faktor yang teramat
penting. Sebab, maju mundurnya suatu perusahaan ditentukan oleh konsumen. Inilah
tugas seorang PR dengan kegiatannya berupa komunikasi, baik internal maupun
eksternal.
2.1 Menumbuhkan kesadaran merek produk perusahaan kepada konsumen
Strategi ini sangat penting dilakukan saat memperkenalkan produk demi
mewujudkan keberhasilan brand iamge terhadap konsumen dikarenakan sebelum
memperkenalkan produk haruslah menumbuhkan kesadaran merek produk terlebih
dahulu.
“Menumbuhkan kesadaran merek produk itu sangat penting karena jika tidak
kenal dengan merek produk perusahaan, konsumen tidak akan mau membeli
produk tersebut. Maka salah satu dari strategi yang kami lakukan yaitu
menumbuhkan kesadaran merek terhadap konsumen”.51
51 Eko Mulyadi, PGA Manajer, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 15 Januari 2016.
52
Pentingnya untuk menumbuhkan kesadaran merek yaitu agar dapat memikat
konsumen. Hal pertama yang dilihat biasanya merek dari produk tersebut, jika dari
mereknya saja sudah menarik bisa mempengaruhi konsumen untuk mengenal lebih
jauh dari produk bahkan membeli produk tanpa ada rasa khawatir dengan produk
karena sudah mengenal mereknya.
2.2 Mengembangkan pasar baru
Selain menumbuhkan kesadaran merek kepada konsumen mengembangkan
pasar baru juga merupakan salah satu strategi yang kami gunakan untuk mewujudkan
keberhasilan brand image produk agar tetap stabil dan menutup kemungkinan untuk
adanya penurunan penjualan dan produksi produk.
“memang mengembangkan pasar baru itu sangat berpengaruh untuk
keberhasilan produk, karena semakin banyak pasar akan membuat peluang
perusahaan untuk mewujudkan keberhasilan produk terhadap konsumen yang
ada di pasar baru tersebut sehingga membuat produk kita dapat dikenal lebih
luas lagi dikarenakan kami mengembangkan pasar baru, hal ini dapat
mempengaruhi peningkatan produksi dan penjualan dari produk”.52
52 Shely Septiana Lestari, Adm. Marketing Support (Humas) PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 16 Januari 2016.
53
2.3 Komunikasi internal
Komunikasi internal yaitu komunikasi yang dilakukan di dalam perusahaan
maksudnya komunikasi antara semua publik yang ada di dalam perusahaan seperti
pimpinan dan karyawan.
“Selain menumbuhkan kesadaran merek terhadap konsumen dan
menumbuhkan pasar baru perusahaan juga melakukan komunikasi internal,
komunikasi ini agar sesama publik yang ada di dalam perusahaan tetap terjaga
komunikasi antara semua karyawan baik antara pimpinan dengan karyawan
maupun karyawan dengan karyawan agar tidak adanya misscommunications
dalam perusahaan yang akan mengakibatkan kekacauan dalam perusahaan
sehingga mempengaruhi image produk terhadap konsumen”.53
Jika tidak adanya komunikasi internal maka komunikasi eksternal pun tidak
akan terjalin dengan baik di lingkungan publiknya dan brand image produk pun tidak
akan terbentuk.
2.4 Motivasi karyawan
Motivasi karyawan dilakukan agar kinerja karyawan selalu stabil bahkan lebih
baik dan meningkat dari setiap bulan bahkan perkembangan setiap minggunya lebih
baik lagi. Jika ada penurunan kinerja karyawan maka humas melakukan motivasi
terhadap semua karyawan agar penurunan yang terjadi tidak berlalu lama.53 Shely Septiana Lestari, Adm. Marketing Support (Humas), PT Nippon Indosari Corpindo,
Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 16 Januari 2016.
54
“Motivasi karyawan dilakukan setiap adanya penurunan kinerja karyawan,
jika tidak ada penurunan kinerja karyawan kami juga tetap melakukan
motivasi kerja karyawan agar kinerja karyawan tetap stabil tanpa adanya
penurunan. Motivasi ini tujuannya agar karyawan tidak menghadapi
penurunan kinerja, semua ini kami lakukan untuk menjaga perusahaan, agar
semuannya tetap stabil dan terkendali”.54
2.5 Meluncurkan produk baru
Meluncurkan produk baru adalah salah satu teknik yang baik untuk
mewujudkan keberhasilan produk dan untuk menjaga kestabilan pendapatan
perusahaan.
“Meluncurkan produk baru itu penting untuk menjaga stabilitas perusahaan
agar adanya inovasi baru dan dapat membuat perusahaan lebih maju dan
konsumen tidak bosan terhadap produk perusahaan”.55
2.6 Mengembangkan pengetahuan tentang produk dan membangun brand
image.
54 Shely Septiana Lestari, Adm. Marketing Support (Humas), PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 17 Januari 2016.
55 Eko Mulyadi, PGA Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 18 Januari 2016.
55
Setelah melakukan pemasaran produk terhadap konsumen dan dilihat bahwa
pemasarannya berhasil maka perkembangan pengetahuan tentang produk itu sangat
baik dilakukan agar konsumen tidak berpindah ke produk perusahaan lain, serta tidak
ragu lagi terhadap produk perusahaan dan bahkan ikut memperkenalkan produk
perusahaan kepada konsumen yang lainnya.
“Kestabilan perusahaan kami jaga juga dengan melakukan pengembangan
pengetahuan tentang produk, agar konsumen lebih mengenal produk kami
dengan baik sehingga konsumen tidak ragu akan produk perusahaan kami.
Selain mengembangkan pengetahuan tentang produk, membangun brand
image juga sangat penting agar produk tetap dipandang baik oleh konsumen,
sehingga konsumen semakin yakin untuk mengkonsumsi produk perusahaan
dan perusahaan tetap bisa menjaga kestabilan dalam mewujudkan
keberhasilan pemasaran produk”.56
3. Sumber Daya
56 Shely Septiana Lestari, Adm. Marketing Support (Humas), PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 18 Januari 2016.
56
Tujuan jangka panjang merupakan pernyataan dari hasil yang ingin dicapai
oleh suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan faktor-faktor
pendukung seperti: SDM (Sumber Daya Manusia) dan sarana prasarana.
3.1 SDM (Sumber Daya Manusia)
Tenaga kerja merupakan aset yang berharga untuk perusahaan karena aktivitas
operasional perusahaan sangat bergantung pada produktivitas para karyawan. Apabila
terjadi pemogokan tenaga kerja, kegiatan operasional dapat terganggu dan
selanjutnya berakibat pada profitabilitas perusahaan. Sari roti bisa mengoperasikan
produksi selama 24 jam, karyawan sari roti ditetapkan berdasarkan sistem Hold
Employment Constant sehingga ketika demam naik atau turun perusahaan tetap
melakukan perekrutan dan mempesiunkan karyawannya.
Perusahaan merekrut tenaga kerja untuk ditempatkan sebagai karyawan
berdasarkan tingkat pendidikan, seperti: pendidikan SMA akan ditempatkan dibagian
produksi untuk membuat roti. Mereka akan dilatih tentang bagaimana cara membuat
roti, menakar bahan baku yang akan dicampurkan, menata hasil produksi di rak
pendinginan, serta mengemas hasil produksi dikemasan besar untuk dimasukkan ke
dalam mobil pengangkut.
“Perusahaan ini telah menggunakan sistem SAP dalam mengelola
perencanaan kerja dan SDM mereka sehingga lebih mudah dan efisien
dibandingkan menggunakan sistem manual, mereka menggunakan SAP untuk
57
memantau proses bisnis dan pengembalian keputusan untuk mengembangkan
bisnisnya, selain itu perusahaan dapat menghemat biaya karena waktu untuk
melakukan perancangan kinerja dan juga SDM dapat dilakukan dengan
singkat”.57
Cara perusahaan mendapatkan tenaga kerja atau karyawan baru adalah dengan
melalui dua cara, yaitu dengan cara eksternal dan internal. Cara eksternal dilakukan
dengan menginformasikan lowongan kepada berbagai media, sedangkan cara internal
dilakukan dengan seleksi, yakni melakukan interview dengan HRD, user, kemudian
melakukan uji psikotes dan tes akhir dari tahap seleksi adalah melakukan medical
check up, guna mengetahui kesehatan pelamar. Bentuk kesejahteraan kerja yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya sesuai dengan tingkatan atau grade
masing-masing. Salah satu contoh umum dari kesejahteraan tenaga kerja yaitu dengan
diberikannya Jamsostek (Jaminan sosial tenaga kerja).
Sistem penjadwalan di perusahaan sari roti dibagi berdasarkan shift,
mengingat perusahaan ini beroperasi secara penuh selama 24 jam dalam sehari dan 7
hari dalam seminggu, perusahaan mengatur waktu libur karyawan dan juga waktu
untuk bekerja. Karyawan dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu karyawan staff
dan karyawan non staff, untuk karyawan staff waktu kerja dalam seminggu adalah
lima hari kerja (senin-jum’at) karyawan tersebut mulai bekerja pada pukul 08.00-
57 Shely Septiana Lestari, Adm. Marketing Support (Humas), PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 19 Januari 2016.
58
17.00 WIB. Sedangkan untuk karyawan non staff yang ditempatkan pada bagian
produksi, waktu kerja mereka adalah enam hari dalam seminggu dengan jumlah jam
kerja dibagi tiga shift, yakni shift pertama pukul 07.00-15.00 WIB, shift kedua pukul
15.00-23.00 WIB, dan shift ketiga pukul 23.00-07.00 WIB. Dan waktu istirahat
adalah satu jam.
3.2 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang ada di humas sari roti terdapat ruangan
yang sederhana, dimana di dalam ruangan tersebut terbagi menjadi tiga bagian
ruangan, bagian pertama untuk kepala manager humas, bagian kedua untuk asisten
manager humas, bagian terakhir untuk staff bekerja, dan ruangan tamu. Di ruangan
tersebut juga terdapat meja tamu bagi pengunjung, di ruangan tersebut juga terdapat
meja tamu bagi pengunjung. Di ruangan staff terdapat dua tempat kerja yang
dilengkapi dengan komputer masing-masing. Dengan sarana dan prasarana yang ada,
kinerja humas sari roti sangat terbantu dan juga menunjang setiap pekerjaan yang di
lakukan oleh pegawai humas.
NO Nama Barang Jumlah Keterangan1 Komputer 4 Baik
59
2 Modem 4 Baik3 Printer 4 Baik4 TV 24 inch 1 Baik5 Scanner 4 Baik6 LCD Proyektor 1 Baik7 Ruangan Humas 1 (10 x 15 M) Baik8 Meja Tamu 1 Baik
Sumber : data dari Asisten Manager Humas Sari roti.58
Sari roti juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana sebagai penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan yang meliputi jalan, pengelolaan air
bersih dan air kotor terpadu, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan jaringan
gas. Sari roti mengutamakan kecepatan dan efisiensi dalam produksinya tanpa
mengabaikan aspek kualitas, perusahaan ini mengutamakan kelancaran produksi
dimana pabrik dibuat sangat luas. Sari roti juga melakukan perawatan mesin secara
fleksibel, tata letak pabrik yang luas memungkinkan perawatan mesin dilakukan
didalam pabrik, pembersihan dan perawatan mesin dibagi menjadi dua kategori, yang
pertama adalah CIP (Clean In Place) yakni alat dibersihkan di dalam pabrik secara
langsung tanpa harus dibongkar terlebih dahulu dan yang kedua adalah COP (Clean
Out Place) yakni mesin dibersihkan di dalam pabrik dengan dibongkar terlebih
dahulu, kemudian kotoran dari mesin akan dibuang ketempat pembuangan limbah.
“Pada awal berdirinya, perusahaan mempunyai dua lini mesin yakni satu lini
mesin untuk pembuatan jenis roti tawar dan satu lini mesin untuk pembuatan
58 Eko Mulyadi, PGA Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 20 Januari 2016.
60
jenis roti manis. Perusahaan juga membangun auditorium untuk menerima
kunjungan konsumen dan dapat melihat dari dekat proses produksi segala
jenis roti yang dilakukan perusahaan secara hygienis dan halal, perawatan
mesin dibagi menjadi dua kategori yakni CIP (Clean In Place) dan COP
(Clean Out Place)”.59
Semua mesin di sari roti dan perawatan mesinnya sangatlah diperhatikan.
Karena mesin tersebut sangat mempengaruhi kualitas roti yang dihasilkan. Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan adalah
pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil dengan
kualitas yang cukup baik. Dalam proses pembuatan sari roti, bahan baku dipilih
melalui proses seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal
perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil
berupa roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa.
Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat
menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.
“Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai
dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus
memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang digunakan telah
59 Eko Mulyadi, PGA Manager , PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 20 Januari 2016.
61
ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti yang
dihasilkan”.60
Dalam proses pembuatan sari roti, bahan baku dipilih melalui proses seleksi
yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Roti yang telah dikemas
selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal detector yang tujuannya agar
roti yang akan dijual kepada konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak
membahayakan konsumen.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Public Relations Dalam Membangun
Brand Image Produk Sari Roti
Setiap program yang dijalankan selalu terdapat beberapa faktor yang dapat
menjadi pendukung dan penghambat program tersebut, karena dalam melakukan
suatu program atau kegiatan pastilah tidak terlepas dari berhasil atau tidaknya suatu
program yang dijalankan. Hambatan disini yaitu sesuatu yang dapat menghalangi
komunikasi, memperlambat, atau mempersulit public relations atau humas dalam
membangun brand image produk sari roti. Sedangkan pendukungnya yaitu adanya
dukungan dari pimpinan, masyarakat, serta sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan.
60 Eko Mulyadi, PGA Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 21 Januari 2016.
62
1. Faktor Pendukung Public Relations Dalam Membangun Brand Image
Produk Sari Roti
1) Dukungan dari perusahaan dan pihak manajemen
Humas sari roti dalam membangun brand image ini, sangat merasakan
besarnya peranan perusahaan dan pihak manajemen. Perusahaan berkenan
menyediakan dana untuk merealisasikan program CSR dan berkenan turut serta terjun
dalam kegiatan masyarakat. Pihak manajemen berkenan ikut serta membantu
kegiatan masyarakat baik yang merupakan program CSR maupun kegiatan rutin
warga. Seperti salah satu program CSR yang dilakukan sari roti adalah gotong royong
bersama masyarakat dalam melaksanakan program jum’at bersih, meminjamkan dana
untuk membangun rumah ibadah, melakukan penghijauan, dan menjaga lingkungan
dari pencemaran.
”Dengan terjun langsung ke masyarakat melalui program-program yang
dijalankan dan kegiatan masyarakat tersebut menimbulkan rasa memiliki
masyarakat terhadap perusahaan, sehingga masyarakat dapat mendukung
dengan keberadaan perusahaan di tengah masyarakat”.61
2) Dukungan dari tokoh masyarakat
Dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama, RT/RW, Camat
dan Lurah sangat membantu meredam kemarahan masyarakat terhadap isu-isu yang
61 Eko Mulyadi, PGA Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 21 Januari 2016.
63
terjadi di perusahaan akibat adanya propokator, sehingga dapat meredam konflik
antara perusahaan dengan masyarakat. Hal ini dilakukan oleh sari roti dengan cara
melakukan komunikasi langsung dengan memanfaatkan event-event tertentu dan
memanfaatkan dana CSR untuk membantu konsumen. Dengan demikian, image
positif dari masyarakat mengenai keberadaan PT. NIC Palembang akan terbentuk.
“Jika tidak ada image positif dari masyarakat berarti humas kami telah gagal
dalam memasarkan produk, karena jika image perusahaan dikalangan
masyarakat tidak baik, dipastikan produk perusahaan tidak akan laku
dipasaran, namun sebaliknya jika image positif sudah tertanam di hati dan
pemikiran masyarakat, dapat dipastikan pemasaran produk perusahaan
dinyatakan berhasil”.62
3) Sarana dan prasarana yang mendukung
Selain humas mendapat dukungan dari pimpinan dan masyarakat, sarana dan
prasarana juga sangat mendukung dan menunjang setiap pekerjaan yang dilakukan
oleh humas. Sari roti dilengkapi dengan sarana dan prasarana sebagai penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan yang meliputi jalan, pengelolaan air
bersih dan air kotor terpadu, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan jaringan
gas. Sari roti mengutamakan kecepatan dan efisiensi dalam produksinya tanpa
mengabaikan aspek kualitas. Sari roti mengutamakan kelancaran produksi dimana
pabrik dibuat sangat luas dan juga mengadopsi konsep layout produk, dimana mesin-
62 Eko Mulyadi, PGA Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 22 Januari 2016.
64
mesin diletakkan berdekatan dan saling terhubung satu sama lain dan proses produksi
berlangsung setiap hari.
2. Faktor Penghambat Public Relations Dalam Membangun Brand Image
Produk Sari Roti
Divisi humas sari roti dalam membangun brand image produk sari roti
mengalami hambatan. Hambatan ada 3 garis besarnya menurut pengamatan saya dan
berdasarkan wawancara dengan humas secara langsung.
“Pada saat membangun suatu brand image produk terhadap konsumen
memang banyak hambatan yang kami hadapi yaitu secara garis besarnya
hambatan yang datang dari humas (komunikator), hambatan dari kerjasama
dengan konsumen, dan hambatan dalam membangun image perusahaan”.63
Hambatan-hambatannya yaitu:
1) Hambatan dari Komunikator (Humas)
Hambatan yang pertama yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam
memperkenalkan produk terhadap konsumen, kemudian hambatan bahasa,
maksudnya hambatan bahasa yang digunakan humas yaitu bahasa Indonesia dan ada
diantara konsumen itu yang tidak terlalu paham dengan bahasa Indonesia, apalagi
konsumen yang lansia, hambatan informasi (informasi yang dijelaskan kadang tidak
63 Benny Aris, Marketing Support Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 22 Januari 2016.
65
terdengar oleh semua konsumen secara jelas. Hambatan ini bisa datang dari pihak
humas atau perusahaan dan publik. Hambatan adalah sesuatu yang membuat
perjalanan atau pekerjaan dan sebagainya menjadi terlambat atau tidak berjalan
lancar.
“Hambatan ini biasanya mengenai masalah teknik dan mekanisme, gangguan
sematik ataupun bahasa, gangguan suara atau sound system yang
dipergunakan, kurang kesiapan dalam melakukan pemasaran, serta kurang
pedulinya konsumen terhadap pesan yang disampaikan karena sudah
mempunyai pandangan terlebih dahulu sebelumnya. Namun semua hambatan
ini dapat diatasi dengan strategi-strategi yang telah dipersiapkan. Sedangkan
jika komunikasi pemasaran produk terhadap konsumen tidak adanya
hambatan karena semua sudah terencana dan sudah terjalin kerja sama dengan
baik”.64
Semua hambatan dapat diatasi dengan mudah jika humas sudah
mempersiapkan segala kemungkinan yang akan menjadi penghambat saat melakukan
pemasaran produk terhadap konsumen, segala sesuatu jika ingin lancar dan berjalan
sesuai dengan yang ditujukan haruslah dengan persiapan yang baik. Dan dalam
mengatasi hambatan saat memperkenalkan produk selain dengan cara diatas juga
dapat dilakukan dengan cara mengklarifikasi hambatan yang muncul.
64 Benny Aris, Marketing Support Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 22 Januari 2016.
66
2) Hambatan kerjasama dengan konsumen
Kerjasama dengan konsumen yaitu kerjasama dengan media massa baik
media cetak, elektronik, maupun media internet, dalam hal jaringan yang tidak
mendukung dalam memperkenalkan produk.
“Hambatan yang dihadapi yaitu hambatan pada jaringan, cuaca yang tidak
stabil dan listrik yang suka padam pada daerah-daerah, kemudian hambatan
yang datangnya dari instansi yang kadang menolak untuk diajak kerjasama
dengan berbagai alasan”.65
3) Hambatan dalam membangun image positif dikalangan masyarakat
Adanya image negatif yang telah berkembang dikalangan konsumen membuat
public relations sedikit sulit untuk memasarkan produk terhadap konsumen karena
kadang konsumen telah mempunyai pemikiran tersendiri terhadap produk
perusahaan, yang diakibatkan oleh produk lain yang sejenis.
“Produk dari perusahaan lain kadang menjadi penghambat bagi produk kami,
karena konsumen telah mengetahui negatif dari produk perusahaan lain yang
sejenis dengan perusahaan kami padahal produk perusahaan kami berbeda
dengan produk lainnya”.66
65 Benny Aris, Marketing Support Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 23 Januari 2016.
66 Benny Aris, Marketing Support Manager, PT Nippon Indosari Corpindo, Wawancara tidak terstruktur, Banyuasin, 22 Januari 2016.
67
Hambatan dalam mengenalkan produk terhadap konsumen dan membangun
image yang baik terhadap konsumen yang telah dipenuhi pemikiran yang tidak baik
tentang produk perusahaan lebih sulit dibandingkan dengan kalangan konsumen yang
belum kenal dengan produk kita, kadang image negatif ini diakibatkan oleh produk
perusahaan lain yang sejenis dengan produk sari roti.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan skripsi ini
maka dapat disimpulkan bahwa :
Penentuan tujuan jangka panjang perusahaan yakni menjadi perusahaan
terbesar dan mempertahankan posisi itu di Indonesia dalam bidang bakery,
menghasilkan dan mendistribusikan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan
harga yang terjangkau bagi masyarakat, memproduksi dan mendistribusikan beragam
produk yang halal, berkualitas tinggi, higienis, dan terjangkau bagi seluruh
konsumen. Memutuskan arah tindakan yakni menumbuhkan kesadaran merek produk
perusahaan kepada konsumen, mengembangkan pasar baru, komunikasi internal,
motivasi karyawan, meluncurkan produk baru, mengembangkan pengetahuan tentang
produk dan membangun brand image. Sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yakni SDM (Sumber daya manusia) dan sarana prasarana.
B. Saran
Disarankan kepada PT NIC untuk menambah SDM yang dibutuhkan untuk
menunjang kelancaran kinerja humas dan menjaga pencapaian-pencapaian prestasi
yang telah di raih.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi, 1990. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Anggoro, M, Linggar, 2008. Teori Dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ardianto Elvinaro, 2013. Handbook Of Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arnold, David, 1996. The Handbook Of Brand Management. Surabaya: Kentindo Soho.
Bonar, S.K, 1993. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Dasrun, 2014. Media Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Humas PT NIC, 2014. Selamat datang di situs resmi PT Nippon Indosari Corpindo. Di akses dari: Http://www.sari roti.com. Pada tanggal 13 januari 2016.
Industri Bisnis. Com Mobile. 2014. Di akses dari: Http://sejarah, visi misi, dan struktur PT. Nippon Indosari Corpindo (persero).com. Pada tanggal 15 januari 2016.
Kasali, Rhenal, 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti.
Kotler, Philip, 2007. Pemasaran Di Sektor Publik. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang.
Kuncoro, Mudrajad, 2005. Strategi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Moleong, J. Lexy, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Morissan, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.