SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN GAMBARAN KECIL
UNTUKINDONESIAApril 2, 2010 Disimpan dalamPENDIDIKAN1.
A.PendahuluanPada hikikatnya sistem pertanian berkelanjutan adalah
kembali kepada alam, yaitu sistem pertanian yang tidak merusak,
tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan atau
pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah. Kata
berkelanjutan sekarang ini digunakkan secara meluas dalam lingkup
program pembangunan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai menjaga
agar suatu upaya terus berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan
menjaga agar tidak merosot. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan
adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian
guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam.Upaya manusia yang mengingkari
kaidah-kaidah ekonomi dalam jangka panjang biasanya hanya akan
berakhir dengan kehancuran lingkungan, sekitar pertngahan tahun
tujupuluhan duni diguncng dua krisis yaitu krisis energi dan krisis
lingkunganm saat itu permintaan pasokan akan minyak bumi tinggi
isedangkan pasokan cadangan minyak bumi terbatas, dan produksi
rata-rata dilkukkan di negra timur tengah, sehingga mengakibatkan
inflasi yang cukup tinggi, bagi negara-negara industri dan devisa
bagi pemproduksi minyak.Pada saat yang sama dunia dilanda krisis
lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran berat, terutama hasil
pembakaran petroleum dari kendaraan bermotor, mesin-mesin industri
berat, dan sebgainya. Selain itu didunia pertanian
terdapatboomingpupuk kimia, obat-obatan pemberantas hama dan
penyakit serta mesin-mesin pertanian berbahan bakar solar. Ternyata
masuknya energi dari luar ekosistem memberikan dampak buruk baik
anasir-anasir lingkungan dan membahayakan atau mengancam manusia.1.
B.PembahasanDi negara-negar barat, setelah revolusi industri,
industri pertanian memnag didominasi oleh teknologi modern, dengan
menggunakkan pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia lainnya.
Dimana dahulu arus pemikiran utamanya adalah bahwa dengan
penggunaan alat modern maka akan meningkatkan produktivitas
pertanian secara signifikan sehingga bisa meningkatkan keuntungan
agribisnis yang cukup besar, seingga melupakan dampak eksternalitas
negatif yang dtimbukannya. Sektor ini dipascu untuk menghasilkan
bahan baku bagi agroindustri dan lahan kebutuhan pangan.Namun
demikian terdapat kesadaran baru pada tahunn1920-an untuk
mempertimbangkan aspek biologis dan ekologis dalam pengelolaan
industri-indistri pertanian. Amerika serikat memulai di tahun
1930-an dengan memunculkan konsepeco agriculture(pertanian
lingkungan) sebagai solusi atas kemuduran produktivitas lahan dan
bencana erosi. Pada tahun 1940an, mulai terdapat kesinambungan
anatara teknologi kimia dan bilogi, melalui konsep pengendalian
hayati hama dan penyakit (biological control for pest and
diseases)Setelah perang dunia II penggunaan bahan kimia dan
rekayasa teknologi meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun
1970-an., dimana pada tahun yang sama terjadi krisis energi. Semua
negara berlomba-lomba memacu produktivitas industri pertanian untuk
memenuhi bahan baku agroindustri. Semangat berkompetisi melahirkan
teknologi-teknologi baru didunia pertanian seperti rekayasa
genetika, kultur jaringan, dan teknologi canggih
pertanian.Dinegara-negara selatan seperti Indonesia, dicanangkan
program intensiifikasi usaha tani, khususnya padi sebagai makanan
pokok, dengan mendorong pemakaina benih varietas unggul (high
variety vield), pupuk kimia dan obat-obatan pemeberantas hama dan
penyakit. Kebijakkan pemerintah saat itumemang secara jelas
merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket
Panca Usaha Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk
kimia dan pestisida.Terminologi pertanian berkelanjutan
(susitainable agriculture)sebagai padanan istilah agroekosistem
pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar
pertanian FAO (Food Agriculture Organization) Argoekosistem sendiri
mengacu pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan
campurtangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan
kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Conway
(1984) juga menggunakan istilah pertanian berkelanjutan dengan agro
ekosistem yang berupaya memadukan antara produktivitas
(productivity),stabilitas(Stability),Pemerataan(equlity), jadi
semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian
berkelanjutan adalah jawaban kegamangan dampakgreen
revolutionanatara lain di tenggarai oleh semakin merosotnya
produktivitas pertanian (leaffing off).Kegagalan pertanian modern
memaksa pakar pertanian dan lingkungan berpikir keras dan
mencobamerumuskan kembali sistem pertanian ramah lingkungan
atauback to nature.Jadi sebenarnay sistem pertaninan berkelanjutan
merupakan paradigma lama yang mulai diaktualisasikan kembali
menjelang masuk abad ke 21 ini. Hal ini merupakan fenomena
keteraturan siklus alamiah sesuai dengan pergantian abad.Saat ini,
negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi tinggi
(information technology)yang disertai pesatnya penggunaan teknologi
super canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan
internet, telepon seluler, dan lain sebagainya. Sementara,
negara-negara selatan masih berada dalam masa transisi dari
gelombang budaya pertanian ke gelombang budaya industri. Teknologi
yang diadopsi oleh masyarakat manusia turut menentukkan semangat,
corak, sifat, struktur, serta proses ekonomi, sosial, dan
budaya.Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru
sistem pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan
Brundland dari komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada
tahun 1987, yang mendefinisikan dan berupaya mempromosikan
paradigma pembangunan berkelanjutan. Peristiwa kedua adalah
konfrensi dunia di Rio de Jeneri Brazil pada tahun 1992, yang
memuat pembahasan agenda 21 dengan mempromosikanSustainable
Agriculture and Rural Development (SARD)yang membawa pesan moral
pada dunia bahwa without better enviromental stewardship,
development will be underminedberbagai agenda penting termasuk
pembahasan bidang yang termasuk dalam pembahasan bidang pertanian
dalam konferensi tersebut antara lain sebagai berikut :1. Menjaga
kontinuitas produksi dan keuntungan usaha dibidang pertanian dalam
arti yangluas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peikanan, dan peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan
kehidupan manusia.2. Melakukan perawatan dan penigkatan SDA yang
berbasis pertanian.3. Memenimalkan damapak negatif aktivitas usaha
pertanian yang dapat merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan
manusia.4. Mewujudkan keadilan sosoal antardesa dan antar sektor
dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.Memasuki abad
21 ini, kesadaran akan ertabiab yang anah lingkungan semakin
meningkat, sejalan dengan tuntuan era globalisasi dan perdagangan
bebas, ha ini terutama sekali dirasakan di negara-negara maju,
misalnya negara-negara Amerika dan negara-negara Eropa. Smsentara
itu negara-negara berkembang misalnya Indonesia, tampaknya masih
terpuruk an berkutat dengan dampak negatifgreen revolution.
Lahan-lahan sawah di pulau Jawa sebagai sentra produksi padi
menunjukkan indikasi adanya oenuruanan produktifitas. Sawah-sawah
mengalami kejenuhan berat atau pelandaian produktivitas karena
pemakain pupuk kimia dan obat-obatan yang sudah melampaui ambang
batas normal.Konsep pertanian yang berkelanjutan terus berkembang,
diperkaya dan dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode,
dan teori berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu kajian ilmu
terapan yang diabadikan bagi kemaslahatan umat manusia untuk
generasi sekarang dan mendatang. Pertanian berkelanjutan dengan
pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan berbagai aspek
atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain agronomi,
ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.Sistem pertanian berkelanjutan
juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikkan pada
lingkungan sumber daya alam dengan memepertimbangkan tiga matra
atau aspek sebagai berikut1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically
Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari sistem
ekologis yang ada. Keseimbanganadalah indikator adanya harmonisasi
dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh hukum
alam.2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya
pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi
diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka
panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar
sistem ekologi.3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially
Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan
budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat
disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan
peternakan ayam diperkaangan milik sendiri. Mungkin secra ekonomis
dan ekologis menjanjikkan keuntungan yang layak, namun ditinjau
dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya,
pencemaran udara karena bau kotoran ayam.Norma-norma sosial dan
budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian
berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk
dengan areal pertanian sangat berdekatan. Didukung dengan tingginya
nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha
pertanian dalam arti luas.Lima kriteria untuk mengelola suatu
sistem pertanian berkelanjutan1. Kelayakan ekonomis (economic
viability)2. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically
sound and friendly)3. Diterima secara sosial (Social just)4.
Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)5. Pendekatan sistem
holistik (sistem and hollisticc approach)Sejak tahun 1980an kajian
dan diskusi untuk merumuskan konsep pembangunan berkelanjutan yang
operasional dan diterima secara universal terus berlanjut. Pezzy
(1992) mencatat, 27 definisi konsep berkelanjutan dan pembangunan
berkelanjutan, dan tettunya masih ada banyak lagi yang luput dari
catatan tersebut. Walau banyak variasi definisi pembangunan
berkelanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan, yang diterima
secara luas ialah yang bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial,
dan ekologi (Munasinahe, 1993). Dengan perkataan lain, konsep
pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi(profit),
keberlanjutan kehidupan sosial manusia(people), dan keberlanjutan
ekologi alam (planet).Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep
maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan
setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam
memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini
ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan
nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan
aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi
sekarang ataupun mendatang.Dimensi sosial adalah orientasi
kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial
yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk
tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal
sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.
Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha
dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial
budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.Dimensi lingkungan
alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang
mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam
hal ini ialah pterpeliharanya keragaman hayati dan daya lertur
bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan
kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya
lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan
bukan pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil
dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi
sehinnga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. Sistem
sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan
merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan
ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial
budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hisup.
Sistem sosial yang tidak stabil atau sakit akan cenderung
menimbulkan tindakan yang merusak kelestarian sumber daya alam dan
merusak kesehatan lingkungan, sementara ancaman kelestarian sumber
daya alam dan lingkungan dapat mendorong terjadinya kekacauan dan
penyakit sosial.Dalam perspektif dinamis jangka panjang terdapat
dua skenario ekstrim yang mungkin terjadi. Pertama, skenario mala
petaka yakni terjadinya spiral atau lingkaran resesi
ekonomi-penyakit sosial-degradasi alam. Resesi ekonomi yang
dicirikan oleh pertumbuhan negative perekonomian dalam waktu yang
cukup lama berdampak pada semakin meluasnya revelensi kemiskinan
dan rawan pangan. Tekanan kemiskinan dan ancaman kelaparan
mendorong timbulnya berbagai penyakit sosial seperti pencurian dan
bahkan kekacauan sosial, selanjutnya mendorong masyarakat melakukan
eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam sehingga kapasitas
produksi sumber daya alam mengalami degradasi dan kesehatan
lingkungan makin memburuk. Menurunnya kualitas sumber daya manusia,
modal sosial dan kapasitas produksi sumber daya alam menyebabkan
resesi ekonomi berlanjut makin parah, dan demikian
seterusnya.Perekonomian yang tumbuh cukup pesat memungkinkan
investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia serta
perluasan dan perbaikan modal sosial. Terpenuhinya kebutuhan hidup
dan sosial mendorong terjadinya proses internalisasi kebutuhan akan
kenyamanan lingkungan hidup dan kelestarin sumber daya alam. Sumber
daya manusia, sosial, alam dan lingkungan yang semakin baik
selanjutnya akan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonoimi
berkalanjutan selanjutnya akan dapat mempertahankan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan sehingga tercipta kondisi ideal yakni zaman
keemasan adil dan makmur.Visi pembangunan (pertanian) berkelanjutan
ialah terwujudnya kondisi ideal skenario kondisi zaman keemasan,
yang dalam bahasa konstitusi Indonesia disebut adil dan makmur, dan
mencegah terjadinya lingkaran malapetaka kemelaratan. Visi ideal
tersebut diterima secara universal sehingga pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar pembangunan
pertanian secara global termasuk di Indonesia. Oleh karena itulah
pengembangan sistim pertanian menuju usaha tani berkelanjutan
merupakan salah satu misi utama pembangunan pertanian di
Indonesia.Perspektif pertanian berkelanjutan telah tersosialisasi
secara global sebagai arah ideal pembangunan pertanian. Pertanian
berkelanjutan bahkan kini tidak lagi sekedar wacana melainkan sudah
menjadi gerakan global. Pertanian berkelanjutan telah menjadi dasar
penyusunan protocol aturan pelaksanaan (rules of conduct)atau
standar prosedur operasi Praktek Pertanian yang Baik (Good
Agricultur Practices= GAP) sebagai sebuah gerakan global maka
praktek pertanian berkelanjutan menjadi misi bersama komunitas
internasional, negara, lembaga pembangunan, organisasi swadaya
masyarakat dan lembaga konsumen internasional turut mendorong dan
mengawasi pelaksanaan prinsip pertanian berkelanjutan tersebut.
Kepatuhan produsen terhadap standar praktek pertanian berkelanjutan
menjadi salah satu atribut preferensi konsumen atas produk
pertanian. Karena itu, setiap perusahaan agribisnis haruslah
senantiasa mematuhi prinsip Praktek Pertanian yang Baik (PPB) agar
dapat memperoleh akses pasar, khususnya di pasar internasional.PPB
yang pada dasarnya ialah operasionalisasi dari pertanian
berkelanjutan, juga merupakan salah satu sumber keunggulan
bersaing. Usaha agribisnis yang terbukti memenuhi standar PPB akan
mampu mengalahkan perusahaan pesaing yang tidak memenuhi standar
PPB. Agar dapat dipercaya secara internasional maka perusahaan
perusahaan haruslah memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh
lembaga independent bereputasi internasional yang biasa disebut
ecolabel.Selain oleh warga dan organisasi masyarakat internasional,
gerakan pertanian berkelanjutan juga sudah disepakati oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Promosi dan pengawasan praktek
pertanian berkelanjutan merupakan salah satu pertimbangan dalam
perumusan kebijakan perdagangan suatu negara. Dalam kaitan inilah
kasus penolakan pengiriman ekspor prodik pertanian semakin kerap
terjadi pada beberapa tahun terakhir. Itu berarti, kepatuhan
terhadap standar pertanian berkelanjutan merupakan salah satu kunci
bagi produk pertanian.Gerakan pertanian berkelanjutan juga didorong
sekuat kuatnya oleh lembaga lembaga donor pembangunan internasional
seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Bank Pembangunan
Asia. Kepatuhan terhadap praktek pembangunan pertanian
berkelanjutan merupakan salah satu persyaratan bantuan oleh lembaga
dan Negara donor.Selain secara langsung dalam penentuan proyek
pembangunan, tekanan untuk memenuhi praktek pertanian berkelanjutan
juga dilakukan melalui penentuan atau penetapan kebijakan domestik
suatu Negara, khususnya Negara Negara sedang berkembang yang
membutuhkan bantuan pembangunan dari Negara dan lembaga donor
pembiayaan pembangunan internasional. Pada gilirannya, kebijakan
Negara penerima bantuan tersebut akan mengarahkan dan memaksa
pengusaha agribisnis mematuhi standar praktek pertanian
berkelanjutan.Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang,
pengusaha agribisnis harus mematuhi standar praktek pertanian yang
baik, merupakan tuntutan zaman yang harus diikuti. Petani dan
pemerintah harus bekerja sama untuk mewujudkannya.Masalah dan
tantangan yang dihadapi dalam sistem pertanian berkelanjutan
yaitu:1. Membangun pemerintah yang baik dan memposisikan pertanian
sebagai sektor andalan perekonomian nasional.Cara penyelenggaraan
pmerintah yang baik(good goverment)sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembangunan pertanian yaitu; bersih
(clean),berkemampuan(competent), memberikan hasil
positif(credible), dan secara publik dapat dipertanggung
jawabkan(accountable). Pembangunan pertanian akan berhasil bila
diawali dengan cara penyenggaraan pemerintah yang baik, dimana
pemerintah merupakan agen pembangunan yang sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan. Tantangan yang
dihadapi adalah bagaimana membangun pemerintah yang bersih,
berkemampuan, berhasil dan dapat dipertanggung jawabkan.1.
Mewujudkan kemandirian pangan dalam tatanan perdagangan dunia yang
bebas dan tidak adilKecukupan pangan merupakan masalah hidup dan
matinya suatu bangsa, sehingga kemandirian pangan merupakan
prioritas tujuan pembangunan pertanian. Tantangan ke depan yang
dihadapi dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan adalah
meningkatnya derajat globalisasi perdagangan dunia yang tidak
adil.Kecukupan pangan merupakan masalah hidup dan matinya suatu
bangsa, sehingga kemandirian pangan merupakan prioritas tujuan
pembangunan pertanian. Tantangan ke depan yang dihadapi dalam
rangka mewujudkan kemandirian pangan adalah meningkatnya derajat
globalisasi perdagangan dunia yang tidak adil.Di negara Indonesia
juga menghadapi permasalahan dalam negeri yang berkaitan dengan
produksi pangan yaitu:1. Upaya meningkatkan kesejahteraan dan
mengurangi jumlah petani gurem, sementara pada saat bersamaan
muncul gejala pelambatan produktivitas dan penurunan nilai tukar
petani;2. Upaya mempertahankan momentum pertumbuhan tinggi produksi
pangan dan membalikkan kecenderungan deselerasi pertumbuhan
produksi menjadi akselerasi;3. Upaya mengatasi fenomena
ketidakpastian produksi; dan4. Upaya meningkatkan daya saing produk
pangan.1. Mengurangi jumlah petani miskin, membangun basis bagi
partisipasi petani dan pemerataan hasil pembangunanKrisis
multidimensi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah
mengakibatkan jumlah penduduk miskin pada tahun 1998 melonjak.
Apabila hal ii dikaitkan dengan fakta bahwa sebagian besar mata
pencaharian penduduk di wilayah pedesaan bergantung pada sektor
pertanian, maka hal ini berarti bahwa permasalahan kemiskinan
terkait dengan sektor pertanian.1. Meningkatkan pertumbuhan sektor
pertanianPertumbuhan sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk
mengakselerasi perekonomian pedesaan. Sektor pertanian Indonesia,
hingga saat ini masih sangat tergantung pada hasil primer, sehingga
nilai tambah yang diperoleh masih sangat rendah dan kurang
kompetitif di pasr dalam negeri maupun luar negeri.Pemerintah harus
dapat mendorong perkembangan produk pertanian olahan primer, selain
untuk meningkatkan nilai tambah juga meningkatkan dan memperluas
pangsa pasar di dalam dan luar negeri. Negara berkembang penghasil
produk pertanian, saat ini banyak yang melakukan pengembangan
produk pertanian untuk mensiasati perdagangan dunia yang tidak
adil.Apabila hal ini dapat dilakukan maka sektor pertanian akan
tumbuh dengan cepat dan tinggi lagi dibandingkan dengan yang telah
selama ini dicapai. Pertumbuhan sector pertanian yang makin cepat
akan memacu pertumbuhan sector-sektor lain secara lebih cepat
melalui kaitan ke belakang dan ke depan dalam kegiatan produksi dan
konsumsi. Dengan demikian, sektor pertanian akan lebih dikenal
sebagai pengganda tenaga kerja, dan bukan sekedar pencipta
kesempatan kerja.1. Membangun system agribisnis
terkoordanatifStruktur agribisnis kita saat ini dapat digolongkan
sebagaitipe dispersal.Struktur dispersal dicirikan oleh tiadanya
hubungan organisasi fungsional disetiap tingkatan usaha. Jaringan
ahribisnis praktis hanya diikat dan dikoordinir oleh mekanisma
pasar (harga). Hubungan diantara sesama pelaku pelaku agribisnis
praktis bersifat tidak langsung dan impersonal. Dengan demikian
pelaku agribisnis hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan
tidak menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Bahkan hubungan
diantara pelaku agribisnis cenderung berkembang menjadi bersifat
eksploitatif yang pada akhirnya menjurus ke kematian
bersama.Tiadanya ikatan institusional, asosiasi pengusaha yang
bersifat asimetri, kemampuan bisnis yang tidak berimbang (kutub
hulu, yaitu petani, bersifat serba gurem; sedangkan kutub hilir,
yaitu agroindustri dan eksportir, bersifat serba kuat) ditambah
pula sifat intrinsik permintaan dan penawaran komoditi pertanian
yang sangat tidak elastis membuat rantai vertical agribisnis
bersifat dualistic (Bell and Tai, 1969). Struktur agribisnis yang
bersifat dulistik inilah yang menytebabkan masalah transisi dalam
agribisnis (Simatupang,1995).1. Melestarikan sumber daya alam dan
fungsi lingkungan hidupPermasalahan lingkungan hidup yang dihadapi
banyak berkaitan dengan penurunan kualitas lingkungan di wilayah
hulu yang berakibat langsung pada kualitas lingkungan di wilayah
hilir. Meningkatnya permintaan lahan akibat pertumbuhan penduduk
selain menyebabkan penurunan luas baku lahan pertanian yang
meningkatnya intensitas usahatani di daerah aliran sungai (DAS)
hulu. Penurunan luas baku lahan pertanian, khususnya lahan sawah,
yang telah berlangsung sejak paruh kedua decade 1980-an, saat ini
cenderung makin besar seiring dengan peningkatan konversi ke non
pertanian, khususnya di pulau Jawa,. Pada beberapa tahun terakhir,
luas baku lahan sawah di luar Jawa juga telah mengalami
penurunan.1. Membangun system iptek yang efisienPermasalan utama
yang dihadapi oleh Indonesia berkaitan dengan pemanfaatan IPTEK
pertanian adalah belum terbangunnya secara efisien system IPTEK
pertanian mulai dari hulu (penelitian tinggi dan strategi) sampai
hilir (pengkajian spesifik lokasi dan diseminasi penelitian kepada
petani). Efisiensi IPTEK di sektor pertanian ini perlu dibangun
melalui sinkronisasi program litbang pertanian mulai dari hulu
sampai hilir dan sinkronisasi program litbang pertanian dengan
lembaga penelitian lainnya. Selain itu, efisiensi system IPTEK
pertanian ini perlu didukung dengan sistem pendidikan pertanian
yang mampu menghasilkan peneliti yang berkemampuan(competent) dan
produktif (credible). Juga perlu dibangun kembali sistem penyuluhan
petani yang lebih efektif dan efisien.Srategi umum dalam upaya
mewujudkan visi pembangunan pertanian adalah sebagai berikut:1.
Melaksanakan manajemen pembangunan yang bersih, transparan dan
bebas KKNb. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan
manajemen pembangunan pertanian1. Memperluas dan memanfaatkan basis
produksi secara berkelanjutand. Meningkatkan kapasitas dan
memberdayakan sumber daya manusia pertanian1. Meningkatkan
ketersediaan prasarana dan sarana pertanian2. Meningkatkan inovasi
dan diseminasi teknologi tepat guna3. Memoromosikan dan memproteksi
komoditas pertanianProgram pembangunan pertanian dirumuskan dalam
tiga program yaitu:1. Program Peningkatan Ketahanan PanganKetahanan
pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaa
yang cukup, tersedia setiap saat disemua daerah, mudah diperoleh
rumah tangga, aman dikonsumsi dan harga terjangkau. Ketahanan
pangan mencakup konsep:1. Ketersediaan panganb. Distribusi dan
ketersediaan pangan1. Penerimaan oleh ketersediaan pangand.
Diversifikasi pangan1. Keamanan panganProgram peningkatan ketahanan
pangan merupakan fasilitas bagi terjaminnya masyarakat untuk
memperoleh pyang cukup setiap saat, sehat dan halal. Ketahanan
rumah tangga berkaitan dengan kemampuan rumah tangga untuk dapat
akses terhadap pangan di pasar, dengan demikian ketahanan pangan
rumah tangga dipengaruhi oleh kemampuan daya beli atau pendapatan
rum,ah tangga. Sejalan dengan itu maka peningkatan pendapatan rumah
tangga merupakan faktor kunci dari peningkatan ketahanan pangan
rumah tangga.Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal
dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya
yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Sasaran yang ingin
dicapai adalah:1. Dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional,
regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal2. Meningkatnya
keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat3. Meningkatnya
kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.Kegiatan
utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan meliputi:1. Peningkatan
produksi dan ketersediaan pangan2. Pengembangan diversifikasi
produksi dan konsumsi pangan yang bertumpu pada sumber daya local
penyusunan kebijakan dan pengendalian harga pangan3. Penanggulangan
kasus atau kejadian kerawanan panganRencana tindak program
meliputi:1. Peningkatan produksi pangan pokok2. Koordinasi
kebijakan nketersediaan dan distribusi pangan3. Pengembangan sumber
pangan alternative berbasis sumbar daya local4. Koordinasi
penyusunan kebijakan harga pangan5. Koordinasi pengendalian harga6.
Koordinasi penetapan standar kualitas dan keamanan pangan7.
Pengawasan lalu lintas pertanian dan hewan serta penerapan GAO dan
HACC produk pangan8. Koordinasi penanggulangan kasus/kejadian
kerawanan pangan1. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Dayasaing
Produk PertanianDalam rangka meningkatkan pendapatan petani, maka
arah yang perlu ditempuh adalah memperluas cakupan kegiatan
ekonomiproduktif petani. Perluasan kegiatan ekonomi yang
memungkinkan untuk dilakukan adalah peningkatan nilai tambah
melalui pengolahan.Dengan demikian program ini dimaksudkan untuk
memfasilitasi:1. Berkembangnya usaha pertanian agar produktif dan
efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang mempunyai nilai
tambah dan daya saing tinggi baik di pasar domestik maupun
internasionalb. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian nasional terutama melalui peningkatan devisa.Kegiatan
utama mencakup:1. Peningkatan produksi dan mutu produk pertanian2.
Pengembangan agro-industri pedesaan3. Pengembangan produk sesuai
dengan standar internasional4. Penerapan kebijakan insentif5.
Pengembangan informasi pasar6. Pengembangan sarana dan prasarana
usaha7. Pengembangan pasar8. Perlindungan produk domestik9.
Harmonisasi regulasi/deregulasiRencana tindak program meliputi:1.
Pengembangan produksi komoditas unggulan2. Perbaikan pasca panen3.
Pengembangan kelembagaan pengolahan hasil pertanian4. Penerapan
standar produk sesuai standar internasional5. Pengendalian harga
produk pertanian6. Pengembangan jaringan informasi distribusi7.
Pengembangan sarana pengolahan dan pemasaran8. Peningkatanmarket
intelligent9. Perlindungan produk domestikPeningkatan kerjasama
antar negara dibidang karantinaC. PENUTUPKeberhasilan pembangunan
pertanian terletak pada keberlanjutan pembangunan pertanian itu
sendiri. Konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan tersebut
diterjemahkan ke dalam visi pembangunan pertanian jangka panjang
yaitu Terwujudnya sistem pertanian industrial berdaya saing,
berkeadilan dan berkelanjutan guna menjamin ketahanan pangan dan
kesejahteraan masyarakat pertanian dan diimplementasikan.Sistem
pertanian industrial dicirikan oleh usaha pertanian bernilai tambah
tinggi dan terintegrasi dalam satu rantai pasok(supply chai
)berdasarkan relasi kemitraan sinergis dan adil dengan bertumpu
pada sumber daya nasional, kearifan local serta ilmu pengetahuan
dan teknologi berwawasan lingkungan. Sistem pertanian industrial
adalah sosok pertanian ideal yang merupakan keharusan agar usaha
pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang secara
berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang
semakin ketat.Sehingga sudah seharusnya negara-negara dunia ketiga
untuk mencanangkan program program unggulan guna mempercepat
diseminasi pertanian khususnya Indonesia dengan badan Litbang
pertanian sehingga bisa mewujudkan pertanian industrial.DAFTAR
PUSTAKAFAO. 1989.Sustainable Development and Natural Resources
Management. Twenty-Fifth Conference, Paper C 89/2 simp 2, food and
Agriculture Organization, RomeKarwan, A.Salikin.2003.Sistem
Pertanian Berkelanjutan.Kanisius. YogyakartaMunasinahe, M.
1993.Enviromental Economics and Sustainable
Development.EnvirontmentPaper No. 3. The World Bank, Washington,
D.C.Simatupang, P. 1995.Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi
Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi.Orasi
Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian, Bogor.Reijntjes, Coen Dkk. 2002.Pertanian Masa Depan.
Kanisius.
Yogyakartahttp://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/sistem-pertanian-berkelanjutan-gambaran-kecil-untuk-indonesia/
a) Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan
Cleveland.b) Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.c)
Industri tembaga di Montana.d) Industri tekstil di Georgia dan
Carolina.e) Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer
di Seatle dan Los Angeles.f) Industri mesin pertanian di
Waterivo.g) Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets,
New Jersey, dan South Carolina.5 ) Kemajuan di bidang
perdagangan
Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan
perdagangan bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan
dagang dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengekspor
mesin-mesin, otomotif, pesawat terbang, barang elektronika,
bahan-bahan makanan dan minuman olahan, persenjataan, alat-alat
kedokteran, bahan-bahan kimia, dan obatobatan, serta masih banyak
lagi. Adapun impor Amerika Serikat terutama berasal dari
negara-negara sedang berkembang berupa bahan-bahan baku industri,
seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan berbagai bahan
baku industri lainnya.6 ) Kota-kota utama di Amerika SerikatSebagai
negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika
Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota
terkenaltersebut, antara lain berikut ini.a) Washington, D.C.,
merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat sekaligus
letak istana kepresidenan.b) New York, merupakan kota terbesar
sebagai pusat perdagangan dunia, di kota ini berdiri gedung pusat
perdagangan dunia (World Trade Center Building/WTC) dan pusat pasar
bursa dunia (The New York Stock Exchange/NYSE). Di kota ini juga
terdapat markas besar PBB.c) Los Angeles, merupakan kota terbesar
kedua dan berperan sebagai kota pusat industri perakitan,
komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas pelabuhan udaranya
merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini juga merupakan
pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.d) Chicago,
merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat
pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen
alat-alat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat,
kosmetika, mesin-mesin industri, dan perlengkapan olah raga.e)
Philadelphia, pusat industri kimia, obat-obatan, pengolahan
makanan, dan barang-barang cetakan. Kota ini juga terkenal karena
kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
mengantarkan Philadelphia sebagai kota pusat industri kesehatan
utama di Amerika Serikat.2. Contoh Profil Negara-Negara Sedang
Berkembanga. Brasil
Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan,
tepatnya di antara 5LU - 34LS dan 35BB - 74BB. Luas negara ini
mencapai 8.547.404 km dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110
jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Brasil hanya sekitar 22
jiwa/km. Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah pedesaan
dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi. Di bidang
perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita
negaranya dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 US dollar.
Pendapatan tersebut didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari
berbagai sektor.1 ) Pertanian dan Kehutanan
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara
Brasil dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya.
Hingga saat ini, Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia,
hasil-hasil pertanian lainnya berupa teh, rempah-rempah, kapas,
cokelat, tembakau, kayu, jagung, dan tebu. Adapun wilayah hutan di
Brasil merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam
pemenuhan produk domestik dan ekspor. Sekitar dua per tiga dari
hasil-hasil hutan diperoleh dari hutan tropis asli, sedangkan
sepertiganya dipenuhi dari hutan-hutan baru. Hasil-hasil hutan
tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan bubur
kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.2 ) PerikananPerikanan
menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya. Dua per tiga
hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan
sisanya dipenuhi dari hasil perikanan darat.3 )
PertambanganPertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara.
Tambang utama di Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil
tambanglainnya adalah emas, minyak, timah, nikel, aluminium, kapur,
intan, dan berbagai macam, batu mulia.4 ) Perindustrian
Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja,
tekstil, semen, pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat
dan mobil, serta barang-barang kimia dan elektronik.5 )
Perdagangana) Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi,
teh, cokelat, tebu, rempah-rempah, produk makanan, dan ternak
olahan.b) Impor: minyak dan produk olahannya, mesin-mesin mobil,
kelistrikan, dan bahan-bahan kimia organik.6 ) Kota-kota utama di
Brasila) Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan,
pendidikan, dan kebudayaan.b) Sao Paulo, merupakan kota pusat
industri, hampir 40% industri Brasil terdapat di kota ini. Jenis
industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan petrokimia.c)
Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat
ramai. Di kota ini juga terdapat industri bahan-bahan kimia dan
gelas.d) Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan
makanan.b . Mesir
Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara,
tepatnya di antara 22LU - 32LU dan 25BT - 36BT. Luas negara ini
mencapai 997.739 km dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa.
Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km. Wilayah
Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak
layak untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat
di wilayah lembah Sungai Nil dan di pesisir pantainya. Adanya
penduduk asli yang tinggal secara nomaden di daerah gurun
menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal penyebaran
penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun
pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US
dollar.Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan
perekonomian berikut ini.1 ) PertanianSektor pertanian
menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi
wilayah gurun, namun Mesir mendapatkanberkah dari adanya aliran
Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir
terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat
papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek
raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat
ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan
berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan
rumput-rumputan untuk makanan ternak.2 ) Peternakan dan
perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak
yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang
dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta.
Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu
mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak
yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun
perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat.
Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan
perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di
Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.3 ) PertambanganHasil
tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat
di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan
Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut,
dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.4 )
PerindustrianPerindustrian termasuk di dalamnya perakitan,
pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35%
pendapatan nasionalnya.Hasil industri utama negara ini adalah
tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya.
Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai
membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik,
barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama
terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di
sepanjang Terusan Suez.5 ) Perdagangana) Ekspor berupa kapas,
benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk
olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.b) Impor berupa
mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan
produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.Selain memperoleh
devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya
Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan
pelabuhan dan bea masuk terusan.6 ) Kota-kota utama di Mesir
a) Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika.
Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.b)
Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini
berfungsi sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.c) Suez,
merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah
dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.d) Port Said,
merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi Laut
Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini
terdapat berbagai jenis industri, seperti industri kimia,
pengolahan makanan, perikanan, dan rokok.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_(BAB_1)_IPSKebijakan
dan Strategi Pengembangan Industri Nasional
Jumat, 23 Maret 2007
Fahmi IdrisMenteri Perindustrian Republik IndonesiaLatar
BelakangEra globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya
perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan
cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk hasil
manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik
langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus
menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah
mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya
masa edar produk, serta semakin rendahnya margin keuntungan. Dalam
melaksanakan proses pembangunan industri, keadaan tersebut
merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi
pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan
dikeluarkan, sekaligus merupakan paradigma baru yang harus dihadapi
oleh negara manapun dalam melaksanakan proses industrialisasi
negaranya.Atas dasar pemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan
industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi
ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan
lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu
perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi
pembangunan industri pada masa depan adalah membangun daya saing
sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.Dalam situasi
yang seperti itu, maka untuk mempercepat proses industrialisasi,
menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan
liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di
masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan
arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab
pertanyaan, kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam
jangka menengah, maupun jangka panjang.Untuk menjawab dan
mengantisipasi berbagai masalah, issue, serta tantangan di atas,
Departemen Perindustrian telah menyusun Kebijakan Pembangunan
Industri Nasional yang telah disepakati oleh berbagai pihak
terkait, dimana pendekatan pembangunan industri dilakukan melalui
Konsep Klaster dalam konteks membangun daya saing industri yang
berkelanjutan. Sesuai dengan kriteria daya saing yang ditetapkan
untuk kurun waktu jangka menengah (2005-2009) telah dipilih
pengembangan klaster industri inti termasuk pengembangan industri
terkait dan industri penunjang.Tantangan yang Dihadapi Sektor
IndustriTantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat
ini adalah kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar
internasional. Penyebabnya antara lain adalah meningkatnya biaya
energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan serta belum memadainya
layanan birokrasi. Tantangan berikutnya adalah kelemahan struktural
sektor industri itu sendiri, seperti masih lemahnya keterkaitan
antar industri, baik antara industri hulu dan hilir maupun antara
industri besar dengan industri kecil menengah, belum terbangunnya
struktur klaster (industrial cluster) yang saling mendukung, adanya
keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di dalam
negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan
kemampuan ekonomi antar daerah, serta ketergantungan ekspor pada
beberapa komoditi tertentu.Sementara itu, tingkat utilisasi
kapasitas produksi industri masih rata-rata di bawah 70 persen, dan
ditambah dengan masih tingginya impor bahan baku, maka kemampuan
sektor industri dalam upaya penyerapan tenaga kerja masih
terbatas.Di sisi lain, industri kecil dan menengah (IKM) yang
memiliki potensi tinggi dalam penyerapan tenaga kerja ternyata
masih memiliki berbagai keterbatasan yang masih belum dapat diatasi
dengan tuntas sampai saat ini. Permasalahan utama yang dihadapi
oleh IKM adalah sulitnya mendapatkan akses permodalan, keterbatasan
sumber daya manusia yang siap, kurang dalam kemampuan manajemen dan
bisnis, serta terbatasnya kemampuan akses informasi untuk membaca
peluang pasar serta mensiasati perubahan pasar yang cepat.Dalam
rangka lebih menyebarkan industri untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, maka investasi di luar Pulau Jawa masih kurang
menarik bagi investor karena terbatasnya kapasitas infrastruktur
ekonomi, terbatasnya sumber daya manusia, serta kecilnya jumlah
penduduk sebagai basis tenaga kerja dan sekaligus sebagai pasar
produk.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri NasionalArah
kebijakan pembangunan industri nasional mengacu kepada agenda dan
prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu, yang
dijabarkan dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009. Dalam kerangka tersebut, maka
visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah
membawa Indonesia untuk menjadi sebuah negara industri tangguh di
dunia?, dengan visi antara yaitu Pada tahun 2024 Indonesia menjadi
Negara Industri Maju Baru?.Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor
industri mengemban misi 2004-2009 sebagai berikut:Menjadi wahana
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat;Menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi nasional;Menjadi pengganda kegiatan usaha
produktif di sektor riil bagi masyarakat;Menjadi wahana untuk
memajukan kemampuan teknologi nasional;Menjadi wahana penggerak
bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya
masyarakat;Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi
pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.Tujuan
pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka
panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik
di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara
nasional, yaitu (1) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri;
(2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam
negeri; (3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian; (4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur; (5)
Meningkatkan kemampuan teknologi; (6) Meningkatkan pendalaman
struktur industri dan diversifikasi produk; dan (7) Meningkatkan
penyebaran industri.Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk
menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan
industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi
ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perkembangan perubahan
lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan
suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk
Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di
masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang
berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi
pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan
kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, adalah
melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing
industri yang kolektif.Industri manufaktur masa depan adalah
industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan
tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative
advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk
serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan
kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme
sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).Bangun susun
sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak
utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan
perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri
prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman
struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan
serta tangguh di pasar internasional.Pembangunan industri tersebut
diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan
di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring
(networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada
kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro,
industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis
industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.Dalam
jangka menengah (2004-2009), fokus pembangunan industri adalah
penguatan dan penumbuhan klaster-klaster industri inti yang
berjumlah sepuluh kelompok industri, yaitu: industri makanan dan
minuman, industri pengolahan hasil laut, industri tekstil dan
produk tekstil, industri alas kaki, industri kelapa sawit, industri
barang kayu (termasuk rotan), industri karet dan barang karet,
industri pulp dan kertas, industri mesin listrik dan peralatannya,
serta industri petrokimia. Pengembangan sepuluh klaster industri
inti dilakukan secara komprehensif dan integratif, yang didukung
secara simultan dengan pengembangan industri terkait (related
industries) dan industri penunjang (supporting
industries).Pengembangan industri agro dalam jangka menengah adalah
ditujukan untuk memperkuat rantai nilai (value chain) melalui
penguatan struktur, diversifikasi, peningkatan nilai tambah,
peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar. Sedangkan dalam
jangka panjang, difokuskan pada upaya pembangunan industri agro
yang mandiri dan berdaya saing tinggi.Pengembangan industri alat
angkut dalam jangka menengah adalah memfokuskan peningkatan
kemampuan industri komponen, dan untuk jangka panjang selanjutnya
diarahkan pada pembangunan kapasitas nasional di bidang teknologi
agar memiliki kemandirian dalam rancang bangun (design) dan
rekayasa (engineering) komponen,sub-assembly, maupun barang
jadi.Pengembangan industri telematika dilakukan dengan membangun
sentra-sentra industri telematika, aliansi strategis, serta
peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Diharapkan dalam jangka
panjang, industri telematika Indonesia dapat menjadi basis produksi
industri telematika global.Perkuatan basis industri manufaktur
ditujukan bagi kelompok industri yang telah ada dan sudah
berkembang saat ini, agar ketergantungannya terhadap sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang relatif kurang terampil menjadi
berkurang, industri pada kelompok ini harus didorong agar mampu
menjadi industri kelas dunia.Basis industri manufaktur perlu
direstrukturisasi dan dikonsolidasikan segera agar efisiensi dan
daya saingnya di dunia internasional meningkat, selain itu untuk
jangka panjang, perlu didorong terselenggaranya peningkatan
kemampuan penelitian dan pengembangan (R&D), teknologi dan
desain di industri, dalam rangka membangun kemampuan bersaing
jangka panjang.Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat
nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka
peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang
sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan.
Pertama, pendekatantop-downyaitu pembangunan industri yang
direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang
ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.
Kedua, pendekatanbottom-upyaitu melalui penetapan kompetensi inti
yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing.
Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi
secara aktif dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti
daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya dapat
mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.Kebijakan
Pengembangan Industri Kecil dan MenengahIndustri Kecil dan Menengah
(IKM) mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional,
terutama dalam penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan
masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Di
samping itu, pengembangan IKM merupakan bagian integral dari upaya
pengembangan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.Sasaran
yang ingin dicapai dalam pengembangan IKM 2005-2009 adalah (1)
Meningkatnya unit usaha mencapai 3,95 juta pada akhir tahun 2009,
atau dengan laju pertumbuhan 4,04 %; (2) Penyerapan tenaga kerja
mencapai 10,3 juta orang pada akhir tahun 2009, atau dengan laju
pertumbuhan sebesar 4,94 %; sedangkan (3) Nilai ekspor yang
disumbangkan oleh produk IKM mampu mencapai US$ 8,9 milyar, atau
dengan pertumbuhan sebesar 2,47 %. Dengan demikian, hasil
pengembangan IKM ini diharapkan antara lain meningkatnya
produktivitas dan daya saing sehingga peranan IKM di pasar dalam
negeri dan ekspor semakin besar.Adapun tujuan pengembangan IKM
adalah (1) Meningkatkan kesempatan berusaha, lapangan kerja dan
pendapatan; (2) Memperkuat struktur industri; (3) Meningkatkan IKM
berbasis hasil karya intelektual(knowledge-based); (4) Meningkatkan
persebaran industri; dan (5) Melestarikan seni budaya kegiatan
produktif yang ekonomis.Bagi IKM, peningkatan kemitraan, baik dalam
bidang pemasaran, teknologi maupun permodalan perlu segera
dilakukan. Fasilitasi pemerintah masih tetap sangat diperlukan dan
dalam intensitas yang tinggi. Pengembangan IKM perlu dilakukan
secara terintegrasi dan sinergi dengan pengembangan industri
berskala menengah dan besar, karena kebijakan pengembangan sektoral
tidak bisa mengkotak-kotakkan kebijakan menurut skala usaha. Untuk
itu strategi pengembangan IKM dilaksanakan melalui (1) Pemberdayaan
IKM yang sudah ada; (2) Pembinaan IKM secara terpadu; dan (3)
Meningkatkan keterkaitan IKM dengan industri besar dan sektor
ekonomi lainnya.PenutupDalam pelaksanaannya, pengembangan sektor
industri akan dilakukan secara sinergi dan terintegrasi dengan
pengembangan sektor-sektor ekonomi lain seperti pertanian,
pertambangan, kehutanan, kelautan, perdagangan, pendidikan, riset
dan teknologi dan sebagainya. Konsep daya saing internasional
merupakan kata kunci dalam pembangunan sektor industri, oleh
karenanya selain sinergi sektoral maka sinergi dengan seluruh
pelaku usaha serta seluruh pemerintah daerah merupakan hal yang
sangat penting. Untuk itu, dukungan aspek kelembagaan yang mengatur
tugas dan fungsi pembangunan dan dukungan terhadap sektor industri
baik secara sektoral maupun antara pusat dan daerah secara nasional
akan menentukan keberhasilan pembangunan sektor industri yang di
cita-citakan.
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76