Top Banner
Sistem Pertanian Vertikultur LAPORAN PRAKTIKUM Oleh : Kelompok 3 1. Urifa (131510501204) 2. Syukron Ma’amun (131510501201) 3. Tri Andika (131510501212) 4. Dwi Lutfia Q. . (131510501222) 5. Handika Dwi A.. (131510501224) 6. Devi Yuliana . (131510501230) 7. Avrida Kristiawan. (131510501228) 8. Nurul Afifah (131510501233) 9. Adi Ardiansyah.. (131510501241) 10. Windy Primarta W. (131510501248) 11. Andy Prasetyo (131510501245) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
27

pertanian berkelanjutan

Apr 07, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pertanian berkelanjutan

Sistem Pertanian Vertikultur

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Kelompok 3

1. Urifa (131510501204)

2. Syukron Ma’amun (131510501201)

3. Tri Andika (131510501212)

4. Dwi Lutfia Q. . (131510501222)

5. Handika Dwi A.. (131510501224)

6. Devi Yuliana . (131510501230)

7. Avrida Kristiawan. (131510501228)

8. Nurul Afifah (131510501233)

9. Adi Ardiansyah.. (131510501241)

10. Windy Primarta W. (131510501248)

11. Andy Prasetyo (131510501245)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Page 2: pertanian berkelanjutan

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan

meningkatnya kebutuhan pangan sedangkan lahan pertanian

semakin hari semakin sempit. Banyak lahan pertanian

yang beralih fungsi yaitu digunakan untuk perumahan,

pabrik, pertokoan, perkantoran dan lain sebagainya. Hal

ini berakibat besar pada hasil produksi pertanian yang

terus menurun akibat dari tuntutan masyarakat demi

kelangsungan hidup dan ketersediaan lahan yang semakin

sempit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan

alternatif-alternatif lain. Salah satu alternatif yang

dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem

pertanian vertikultur.

Vertikultur berasal dari bahasa inggris yaitu

vertical yang artinya lurus dan culture yang artinya

budidaya sehingga bisa diartikan bahwa vertikultur

adalah suatu sistem budidaya pertanian dengan yang

dilakukan secara vertikal atau bertingkat ke atas.

Sistem pertanian vertikultur ini baik digunakan untuk

tempat yang memiliki lahan sempit seperti perkotaan

Page 3: pertanian berkelanjutan

dimana di daerah perkotaan sistem ini dapat berfungsi

secara maksimal dalam penggunaanya, sistem pertanian

ini berbeda dengan sistem pertanian kovensional. Sistem

pertanian konvensional, dalam 1 m2 dapat ditanami 5

batang sayuran sawi, sedangkan pada sistem pertanian

vertikultur, dalam 1 m2 dapat ditanami lebih dari 5

batang sawi, bisa saja 3 atau 4 kali lipat dari sistem

pertanian konvensional. Selain itu pada sistem ini juga

dapat ditanami selain tanaman sawi dan dilihat dari

segi keindahan, sistem pertanian vertikultur ini

memberikan nilai keindahan pada lingkugan disekitarnya.

Wadah yang digunakan bisa bermacam-macam baik dari

segi ukuran, bahan maupun modelnya. Bahan yang

digunakan bisa berupa pipa paralon, gully, bambu, karung

beras ataupun kaleng bekas, sedangkan wadah yang bisa

dipakai berbentuk anak tangga, persegi panjang dan

segitiga. Penanaman pada vertikultur menggunakan media

tanam yang baik, media tanam yang baik adalah media

yang memiliki kandungan unsur hara yang cukup dan

tekstur yang baik. Pada sayuran diharapkan daun yang

dihasilkan berwarna hijau, segar dan bagus. Oleh karena

itu tanaman tersebut diberi pupuk yang dapat merangsang

hijaunya daun segar dan renyah bila dikonsumsi.

Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk

menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman

menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya.

Page 4: pertanian berkelanjutan

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara

tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan

1:1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan

pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya

memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan

melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman

dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk

menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin

tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi

unsur hara yang diperlukan tanaman.

Tanaman yang biasa ditanam adalah tanaman yang

memiliki sistem perakaran pendek, nilai ekonomis tinggi

dan berumur pendek. Jenis tanaman yang biasa ditanam

adalah tanaman sayuran yang berumur pendek dengan

sistem perakaran serabut. Tanaman sayuran yang sering

dibudidayakan antara lain bayam, selada, pokcoy,

kangkung, caisim, katuk, kacang panjang, kemangi, pare,

tomat, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.

Pengembangan vertikultur dengan tujuan komersial perlu

dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi

jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan

tanaman, sedangkan untuk hobi, vertikultur dapat

dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh

panenan yang sehat dan berkualitas.

1.2 Tujuan

Page 5: pertanian berkelanjutan

1. Mahasiswa mampu dan terampil dalam menyikapi

permasalahan lahan kritis dengan membudidayakan tanaman

secara vertikultur.

Page 6: pertanian berkelanjutan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Pretty et al.(2011), Selama setengah abad

terakhir, pemenuhan produksi pertanian di seluruh dunia

telah membantu jutaan orang untuk keluar dari

kemiskinan, menghilangkan ancaman kelaparan dan

menyediakan platform untuk pertumbuhan ekonomi pedesaan

dan perkotaan di banyak negara. Salah satu permasalahan

yang dihadapi dalam produksi tanaman adalah menurun

hasil dari strategi yang digunakan untuk efisiensi

ekonomi. Salah satu caranya adalah dengan sistem

vertikultur. Vertikultur merupakan suatu sistem

pertanian yang cara bertanamnya disusun keatas menuju

udara bebas dengan media tumbuh yang disusun secara

vertikal juga. Media tanam yang digunakan bisa berupa

riul, pipa paralon, ralon PVC, kaleng dan papan kayu

yang dapat digunakan sebagai alternatif. Sistem

pertanian vertikal di Indonesia di kembangkan sejak

tahun 1987 sehingga sistem pertanian ini sudah tidak

lazim lagi bagi masyarakat. Kolom vertikal atau undakan

ke atas yang paling sederhana bisa terbuat dari mulsa

hitam perak dengan kerangka yang terbuat dari bambu

(Wartapa et a.l, 2010).

Sistem budidaya vertikultur ini sangat baik

digunakan pada daerah yang memiliki lahan sempit

seperti daerah perkotaan, perumahan dana lain

Page 7: pertanian berkelanjutan

sebagainya. Usahatani yang secara komersial dapat

dilakukan dengan sistem tanam vertikultur, apalagi jika

hanya kebutuhan sendiri seperti sayuran. Jenis tanaman

yang cocok pada sisten vertikultur ini adalah tanaman

semusim, sayuran yang tingginya tidak lebih dari 1

meter dan beberapa jenis bunga, misalnya seperti

tanaman cabai, kangkung darat tomat, terong, sawi,

seledri, daun bawang, kubis, bayam, brokoli, bunga

anggrek, selada dan bawang merah (Yulida, 2012).

Menurut Rasapto (2010), sistem pertanian

vertikultur ini memiliki beberapa kelebihan penanamana

yaitu; (1) kualitas produksi lebih tinggi dan

kontinuitas produksi dapat dijaga, (2) kualitas

produksi lebih baik dan lebih bersih, (3) menunjang

pendapatan keluarga, (4) menambah nilai estetika, (5)

menambah gizi, (6) menghilangkan stres, (7) menjadi

lahan bisnis, (8) sumber tanaman obat bagi keluarga

atau toga, (9) hemat pemakaian pupuk, air, tenaga kerja

dan benih, (10) dapat mengurangi gulma, (11) efisiensi

penggunaan lahan, (12) mempercantik halaman dan bisa

menjadi paru-paru kota serta tidak bergantung pada

musim. Selain itu, sistem ini juga juga memiliki

beberapa kekurangan antara lain (1) rawan terhadap

serangan jamur, (2) sistem penyiraman harus dilakukan

secara kontinu, (3) apabila menggunakan atap plastik

harus dilakukan penyiraman tiap hari, (4) investasi

Page 8: pertanian berkelanjutan

awal yang dibutuhkan tinggi, (5) memerlukan tangga atau

alat khusus yang bisa dinaiki saat pemeliharaan dan

pemanenan ketika di lantai atas.

Menurut Desiliyarni et al (2005), sistem

vertikultur dalam penanamannya juga harus memerhatikan

jarak tanam yang digunakan. Jarak antar pot akan

mempengaruhi jumlah cahaya yang akan diserap oleh

tanaman dimana cahaya ini memiliki peranan yang sangat

tinggi dalam proses fotosintesis. Tanaman jika

kekurangan sinar matahari tidak dapat melakukan

fotosintesis secara maksimal sehingga pertumbuhan dan

hasil yang diperoleh tidak optimal. Selain itu dengan

adanya jarak tanam ini daun antar tanaman tumbuh dengan

baik, tidak tumpang tindih sehingga dapat mengurangi

kelembaban dan temperatur yang ada (Pongarrang dkk.,

2013).

Menurut Sutarminingsih (2003), bahan-bahan dan

peralatan yang ada disekitar kita dapat dimanfaatkan

dalam sistem vertikultur. Model dalam penempatan wadah

media tanam ada beberapa macam antara lain kolom wadah

disusun secara horizontal, kolom wadah media disusun

secara vertikal dan digantung serta pot yang disusun.

Sistem vertikultur membutuhkan kondisi yang baik untuk

tanaman dalam proses pertumbuhannya mulai dari benih

sampai pada fase panen. Sistem pertanian vertikal yang

outdoor harus memerhatikan kondisi suhu dan kelembaban

Page 9: pertanian berkelanjutan

lingkungan disekitarnya sehingga tanaman dapat tumbuh

dengan optimal. Pengendalian dan peningkatan CO2 harus

disimulasikan untuk mendapatkan hasil biomassa yang

maksimal. Sejak tanaman tumbuh dalam sistem aeroponik

memungkinkan untuk mendaur ulang nutrisi yang lebih

dari udara. Menyaring kontaminasi dan jejak gas

merupakan hal yang harus diutamakan dalam sistem

tertutup, untuk hal ini, tiga lantai pengendalian

lingkungan yang diperlukan, mengendalikan kualitas

udara dan mendaur ulang nutrisi lebih dari 8 -9

budidaya tanaman pada masing-masing lantai (Banerjee,

2014).

Hasil studi mengatakan bahwa penanaman di ruang

vertikal 10 meter persegi per lantai kondominium dengan

jumlah lantai empat dapat menghemat ruang daripada

tanaman horisontal. Irigasi tetes dan sistem penyiraman

tidak berbeda hasil pertumbuhan tanaman yang diteliti

baik terhadap ukuran dan tinggi batang tanaman.

Perbandingan hasil tanam per unit areal dengan jumlah

air yang digunakan penyiraman itu yang menjadi faktor

utama. Produktivitas tanaman pada kedua sistem irigasi

siram dan tetes terlihat kurang daripada menanam dengan

irigasi normal. Karena penanaman dengan irigasi yang

biasa digunakan pupuk kimia dan biasanya ditanam di

dataran. Tapi tanaman ini ditanam di kondominium di

mana tanaman menerima sinar matahari tidak sempurna.

Page 10: pertanian berkelanjutan

Kondominium menerima sinar matahari hanya dalam waktu

singkat pada pagi dan sore hari ketika matahari

bersinar diagonal ke kondominium saja. Sementara tanam

vertikal penelitian ini tidak menggunakan pupuk kimia,

tetapi digunakan air limbah dari kolam ikan bukan pupuk

ikan yang diberi pakan dengan kotoran ayam. Hal itu

membuat tanaman tidak sepenuhnya menerima nutrisi

setara dengan tanaman yang diberikan pupuk secara

langsung. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak

terdapat residu kimia pada tanaman dan sayuran yang

ditanam. Penelitian ini dapat digunakan sebagai

alternatif penanaman bagi masyarakat perkotaan dan juga

mengurangi biaya tanam (Keeratiurai, 2013).

Pertanian vertikal adalah sistem produksi

berkelanjutan yang membudidayakan tanaman tanpa

intervensi manusia melalui kontrol otomatis dalam ruang

yang cocok untuk lingkungan pertumbuhan tanaman seperti

cahaya, suhu, kelembaban, tingkat karbon dioksida, dan

nutrisi. Pengenalan kebun vertical ini dapat membuat

pertanian berdiri pada tangga sistematis dan otomatis

revolusi pertanian baru melalui konvergensi berbagai

teknologi terbaru. Tujuan dari penelitian dan

pengembangan yang sedang dilakukan saat ini adalah

menciptakan lingkungan dimana-mana dengan peternakan

vertikal dan layanan yang cerdas. Namun, layanan pintar

memiliki keterbatasan dan kekurangan antara lain : (1)

Page 11: pertanian berkelanjutan

membutuhkan intervensi manusia, (2) kebanyakan sistem

layanan pintar bergantung pada sistem tertentu. Jadi,

dalam rangka untuk memperpanjang, memperbaiki atau

menghapus layanan, itu harus ditangani oleh pengembang

asli, (3) Dan mereka masih kurang handal karena adanya

beberapa faktor lingkungan atau faktor kontrol untuk

pertumbuhan tanaman (Kim et al. 2013).

Page 12: pertanian berkelanjutan

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pertanian Berkelanjutan acara sistem

pertanian vertikultur dilaksanakan di Laboratorium

Fisiologi Tumbuhan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Jember pada tanggal 7 Maret 2015

pukul 08.10 WIB – selesai.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Benih tanaman kangkung

2. Umbi bawang merah

3. Benih brokoli

4. Bibit sawi

5. Tanah

6. Pasir

7. Kompos

8. Arang sekam

3.2.2 Alat

1. Pipa paralon

2. Sprayer

3. Kertas label

4. Sak/kresek besar

5. Timba

Page 13: pertanian berkelanjutan

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan bangunan vertikultur dari bahan-bahan

yang telah disediakan

2. Mengisi bangunan vertikultur yang telah dibuat

dengan campuran media yang ada. Kemudian memberikan

nutrisi sebelum bibit ditanam

3. Menanam bibit atau benih ke dalam bangunan

vertikultur secara perlahan agar bibit atau benih

tidak rusak

4. Melakukan pengamatan secara teratur

5. Mengamati pertumbuhan tanaman sesuai dengan

parameter pengamatan.

Page 14: pertanian berkelanjutan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 4.1.1Tinggi tanamanbawang merah

Gambar 4.1.2Jumlah daun

tanaman bawangmerah

Gambar 4.1.3Panjang daun

tanaman bawangmerah

Gambar 4.1.4 Lebardaun tanamanbawang merah

Gambar 4.1.5Tinggi tanaman

kangkung

Gambar 4.1.6Jumlah daun

tanaman kangkung

Page 15: pertanian berkelanjutan

Gambar 4.1.7 Panjang daun tanaman kangkung

Gambar 4.1.8Lebar daun

tanaman kangkung

Gambar 4.1.9Tinggi tanaman

brokoli

Gambar 4.1.10Jumlah daun

tanaman brokoli

Gambar 4.1.11 Panjang daun tanaman brokoli

Gambar 4.1.12 Lebar daun tanamanbrokoli

Gambar 4.1.13 Tinggi tanaman kailan

Gambar 4.1.14 Jumlah daun tanaman kailan

Gambar 4.1.15 Jumlah daun tanaman kailan

Gambar 4.1.16

Page 16: pertanian berkelanjutan

Jumlah daun tanaman kailan

4.2 Pembahasan

Berdasarkan dari grafik, tanaman bawang merah

tumbuh dengan baik. Hal ini terlihat dari grafik tinggi

tanaman, panjang daun, dan jumlah daun tanaman bawang

merah terus meningkat. Lebar daun bawang merah

mengalami fluktuatif hal ini dikarenakan oleh beberapa

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi adalah gen dari

setiap umbi bawang merah berbeda. Faktor ekternal yang

mempengaruhi adalah nutrisi dan hama serta penyakit.

Menurut Hidayat et al, (2010), nitrogen merupakan unsur

hara yang dapat merangsang pertumbuhan vegetatif

tanaman khususnya tinggi tanaman. Tinggi tanaman bawang

merah yang tertinggi terjadi pada pemberian pupuk

dengan dosis 4 ml serta diikuti dengan panjang daun dan

jumlah daun. Jumlah daun pada bawang merah mengalami

peningkatan tetapi pada perlakuan dosis 0 ml (kontrol)

mengalami peningkatan kemudian tetap. Hal ini

disebabkan oleh banyak daun yang mati dan gugur yang

diduga akibat dari defisiensi unsur hara. Hal ini

dikarenakan tidak ada pemberian pupuk setelah tanam

(Supriyadi dkk., 2013). Lebar daun bawang merah rata-

rata sama, pada 21 hari setelah tanam lebar daun pada

Page 17: pertanian berkelanjutan

perlakuan dosis dengan 0 ml dan 6 ml mengalami

penurunan.

Berdasarkan darai data yang diperoleh dari grafik,

tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik. Hal ini

terbukti dari peningkatan tinggi, jumlah daun, panjang

daun dan lebar daun tanaman kangkung. Jumlah daun pada

perlakuan dengan dosis 6 ml mengalami penurunan, pada

minggu terakhir jumlah daunnya berkurang. Hal ini

disebabkan oleh daun yang gugur atau terkena penyakit.

Daun kangkung yang masih muda apabila terkena benturan

akan mudah patah. Selain itu, tanaman kangkung

membutuhkan suplai air yang cukup dalam pertumbuhannya

(Wiwin dkk., 2007). Tanaman brokoli tumbuh dengan baik.

Hal ini terlihat dari panjang daun, jumlah daun, lebar

daun dan tinggi daun mengalami peningkatan. Tanaman

brokoli pada perlakuan 2 ml tidak tumbuh atau mati. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satu

faktornya adalah kandungan unsur hara pada media tanam.

Tanaman brokoli akan tumbuh dengan baik apabila tanah

bersifat humus, gembur, porus dan pH tanah antar 6-7,

selain itu kedalaman tanam dari bibit brokoli juga

berpengaruh terhadap pertumbuhan brokoli. Tanaman

brokoli biasanya biasanya tumbuh didataran tinggi.

Berdasarkan grafik tanaman kailan tumbuh dengan

cukup baik meskipun ada beberapa yang mengalami

fluktuatif baik dari segi tinggi, panjang daun, jumlah

Page 18: pertanian berkelanjutan

daun dan panjang dari tanaman kailan. Perbedaan ini

disebabkan oleh jumlah nutrisi yang diberikan berbeda.

Menurut Annisava (2013), produksi kailan bergantung

pada penggunaan pestisida dan pupuk. Penggunaan pupuk

yang tidak bijaksana dapat menurunkan produktivitas

lahan. Jumlah daun kailan juga mempengaruhi dalam

pertumbuhannya. Semakin banyak jumlah daun kailan maka

semakin baik pula pertumbuhan dari tanaman kailan

tersebuit karena daun yang memiliki klorofil yang baik

dapat membuat proses fotosintesis baik sehingga

pertumbuhan tanaman kailan juga berlangsung dengan

baik.

Vertikultur diartikan sebagai budidaya tanaman

secara vertikal sehingga penanamannya dilakukan

dengan menggunakan sistim bertingkat. Tujuan dari

vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang

sempit secara optimal. Penanaman dengan sistem

vertikultur dapat dijadikan alternatif bagi

masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki

lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang

tersisa untuk budidaya tanaman. Tanaman yang dapat

dibudidaya dengan teknik vertikultur adalah tanaman

sayuran, tanaman hias, buah-buahan dan tanaman obat-

obatan (Nirwana dkk., 2013).

Penerapan sistem vertikultur ini sangatlah efisien

karena sistem vertikultur ini sangatlah menguntungkan.

Page 19: pertanian berkelanjutan

Hal ini dikarenakan alat dan bahan yang digunakan

tidaklah terlalu mahal, biaya yang dibutuhkan rendah,

sistem produksi yang baik, kualitas yang dihasilakan

baik. Sistem vertikultur ini merupakan salah satu

penerapan dari pertanian berkelanjutan karena sistem

ini telah memenuhi 4 sifat dari agrosistem. Sifat

pertama yaitu stabilitas, dengan sistem vertikultur ini

Produktivitas dari tanaman hasil vertikultur ini

sangatlah baik karena unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman terpenuhi. Sifat yang kedua yaitu stabilitas

artinya dapat berlangsung secara terus menerus. Sistem

vertikultur ini dalam penanaman dan pemanenanya tidak

bergantung pada musim sehingga dapat berlangsung

secara kontinyu. Sifat yang ke tiga yaitu

keberlanjutan, dalam penerapannya sistem vertikultur

tidak menggunakan pestisida sekalipun menggunakan dalam

dosis yang rendah. Selain itu pupuk yang digunakan

lewat daun sehingga tidak akan ada pupuk yang terbuang.

Sifat yang terakhir yaitu keseimbangan, sistem ini

menjaga keseimbangan antar lingkungan selain itu juga

dapat dinikmati keindahan dari sistem ini.

Menurut Sutarminingsih (2003), secara umum, wadah

media tanam pada sistem vertikultur dapat disusun

sesuai dengan keinginan penanam namun terdapat beberapa

model yang sudah terkenal atau biasa digunakan yaitu:

Page 20: pertanian berkelanjutan

1. Model tegak/vertikal : model ini biasanya terbuat

dari bambu ataupun besi yang berbentuk silindris.

Bamboo atau besi tersebut diberdirikan dan pada sisi

kiri-kanannya terdapat lubang-lubang yang berfungsi

sebagai lubang tanam.

2. Model vertikultur rak : model ini biasanya terbuat

dari pipa yang besar, bamboo ataupun besi yang

berbentuk setengah silindris. Berbeda dengan model

tegak, model ini diletakkan secara horizontal. Bila

dipandang, model ini berupa seperti anak tangga.

3. Model vertikultur gantung : model ini, wadah media

tanam digantungkan. Wadah ini dapat berupa polybag,

botol dan lain sebagainya.

4. Model vertikultur pot susun : model vertikultur

ini, wadah media yang dipilih dari bahan yang cukup

kokoh dan dapat tegak berdiri dengan bentuk

menyerupai pot. Bahan-bahan tersebut kemudian disusun

pada suatu tegakan dengan susunan sesuai dengan

selera sehingga menjadi pot susunan yang mirip dengan

pohon pot.

Praktikum kali ini menggunakan teknik vertikal

atau tegak dimana pada teknik ini kita dapat menanam

tanaman dengan melihat dari segi keindahan dan sifat

tanaman tersebut. Urutan penanaman pada teknik tegak

ini yaitu tanaman yang memiliki sifat sedikit dalam

kebutuhan air dan yang terbawah membutuhkan banyak air.

Page 21: pertanian berkelanjutan

Praktikum kali ini tanaman yang ditanam mulai dari atas

sampai bawah yaitu bawang merah, kangkung, brokoli dan

kailan. Tanaman bawang merah membutuhkan sedikit air

dan tanaman kailan membutuhkan banyak air serta kailan

merupakan tanaman yang dapat mengeluarkan zat toksin.

Page 22: pertanian berkelanjutan

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sistem vertikultur merupakan sistem budidaya

tanaman secara vertical.

2. Berdasarkan data yang diperoleh tanaman bawang

merah, kangkung, brokoli dan kailan tumbuh dengan baik.

3. Pertumbuhan tanaman budidaya dipengaruhi oleh

nutrisi yang yang diberikan.

4. Sistem tanam vertikultur termasuk dalam pertanian

berkelanjutan.

5. Model yang biasa digunakan dalam sistem vertikultur

ini adalah model tegak, rak, gantung dan pot susun.

5.2 Saran

Dalam melakukan teknik budidaya secara vertikultu

ini maka hal-hal yang harus diperhatikan, harus benar-

benar diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh dengan

baik dan memberikan hasil produksi yang baik.

Page 23: pertanian berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Annisava, Aulia Rani. 2013. Optimalisasi PertumbuhanDan Kandungan Vitamin C Kailan (Brasssica alboglabraL.) Menggunakan Bokashi Serta Ekstrak TanamanTerfermentasi. Agroteknologi, 3(2) : 1-10.

Banerjee, C. 2014. Up, up and away! The economics ofvertical farming. Agricultural studies 2(1): 40-60.

Desiliyarni, T., Y. Astuti dan J. Endah. 2005.Vertikultur: teknik bertanam di lahan sempit. Jakarta :Agromedia Pustaka.

Pongarang, Dedy, Abdur Rahman dan Wa Iba. 2013.Pengaruh Jarak Tanam dan Bobot Bibit TerhadapPertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii)Menggunakan Metode Vertikultur. Mina Laut Indonesia,03(12) : 94-112.

Keeratiurai, P. 2013. Comparison of drip and sprinklerirrigation system for the cultivation plantsvertically. Agricultural and Biological Science, 8(11): 740-744.

Kim, T., N. Bae, M. Lee, C. Shin, J. Park and Y. Cho.2013. A study of an agricultural ontology model foran intelligent service in a vertical farm. Smarthome, 7(4): 117-126.

Hidayat, F., U. Sugianti Dan K. A. Chandra. 2010.Pengaruh Bokashi Limbah Padat Agar-Agar Dan PupukAnorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi TanamanBawang Merah (Allium Ascalonicum L) Varietas PhilipinaAgrika, 4(1) : 21-29.

Nirwana, V.M., I.R. Sastrahidayat, dan A. Muhibbudin.2013. Pengaruh Populasi Tanaman terhadap Hama dan

Page 24: pertanian berkelanjutan

Penyakit Tanaman Tomat yang dibudidayakan secaraVertikultur. HPT, 1(4): 67-80.

Pretty, J., C. Toulmin2 Dan S. Williams. 2011.Sustainable Intensification In African Agriculture.Agricultural Sustainability 9 (1) : 4-24

Rasapto, P.W. 2010. Budidaya sayuran denganvertikultur. Pusat penelitian dan pengembangan peternakan,1(1): 424-439

Roziq, F., I. R. Sastrahidayat dan S. Djauhari. 2013.Kejadian hama dan penyakit tanaman cabai kecil yangdibudidayakan secara vertikultur di sidoarjo. HPT,1(4):30-37

Supriyadi, Ade, I. Rochdjatun, Dan S. Djauhari. 2013.Kejadian Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah YangDibudidayakan Secara Vertikultur Di Sidoarjo. HPT,1(3) : 27-40.

Sutarminingsih, L. 2003. Pola bertanam secara vertikal,vertikultur. Yogyakarta : Kanisius.

Wartapa, A., S. Sugihartiningsih, S. Astuti dan Sukadi.2010. Pengaruh jenis pupuk dan tanaman antagonisterhadap hasil cabb rawit (Capsicum frutencens)budidaya vertikultur. llmu-ilmu pertanian, 6(2): 142-156.

Wiwin, S., R. Murtiningsih, G. A. Sopha, dan T.Handayani. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran.Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Page 25: pertanian berkelanjutan

LAMPIRAN

Gambar 1.Pencampuran media

tanam

Gambar 2. Pipaparalon Gambar 3.

Pemberian lubang

Gambar 4. Prosespenanaman

Gambar 5. Tanamanbawang merah yangsudah berkecambah

Gambar 6. Hasilvertikultur

Page 26: pertanian berkelanjutan
Page 27: pertanian berkelanjutan