SMART SOLUTION
PAGE 203
BAB VI
SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN
Coba kamu perhatikan, zaman dahulu, kebutuhan cukup dipenuhi
dengan cara barter barang yang diinginkan kedua belah pihak.
Perkembangan teknologi pun makin pesat sehingga ditemukan uang
sebagai alat pembayaran dan pertukaran yang lebih fleksibel dan
mudah daripada barter. Sejak saat itu, uang berfungsi sebagai alat
resmi pembayaran secara tunai dalam perekonomian dan perdagangan.
Uang berfungsi sebagai alat ukur dan alat tukar yang dapat
digunakan dalam perdagangan. Peran uang sebagai alat pembayaran
menjadikan kita mengenal sistem pembayaran. Bagaimanakah kita
mengenali sistem pembayaran?Sistem pembayaran sangat dekat dengan
kehidupan kita sehari-hari. Bahkan dalam kegiatan perekonomian
sehari-hari, hampir setiap saat terjadi transaksi yang dilakukan
para pelaku ekonomi, serta masyarakat umum lainnya. Nah, sadar atau
tidak, kegiatan transaksi yang kita lakukan tersebut berkaitan erat
dengan sistem pembayaran. Transaksi pembayaran sederhana yang hanya
melibatkan dua pihak/individu secara langsung dapat dilakukan
secara tunai. Hal ini karena sampai saat ini, uang masih menjadi
salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Namun,
semakin besar nilai transaksi, penggunaan uang tunai dianggap
semakin tidak efisien. Berkaitan dengan hal tersebut, alat
pembayaran pun berkembang yang semula alat pembayaran tunai (cash
based) ke alat pembayaran nontunai (noncash). Beberapa alat
pembayaran nontunai (noncash) seperti alat pembayaran berbasis
kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu,
dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana
elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM,
Kartu Kredit, Kartu Debit, dan Kartu Prabayar).
Keberadaan alat pembayaran baik tunai maupun nontunai berada di
bawah pengawasan Bank Indonesia. Apalagi, alat pembayaran nontunai
memerlukan mekanisme yang melibatkan bank dan Bank Indonesia.
Bahkan Bank Indonesia memiliki tugas mengatur sistem pembayaran dan
stabilitas keuangan negara. Nah, bagaimanakah peran uang dalam
perekonomian? Bagaimanakah pula sistem pembayaran terhadap alat
pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai? Ayo, pelajari materi
dalam bab ini untuk memahami tentang sistem pembayaran, alat
pembayaran, dan uang. Setelah selesai mempelajari, kerjakan
tugas-tugas yang ada untuk memperdalam pemahamanmu.A. SISTEM
PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN
Saat ini, kegiatan perekonomian kian pesat yang didukung oleh
kemajuan teknologi dan komunikasi. Manfaat perkembangan teknologi
ekonomi dan keuangan kian terasa seiring meningkatnya tuntutan
zaman. Konsep kemudahan, efisiensi, dan efektivitas menjadi
persaingan utama. Berbagai lembaga keuangan menawarkan kemudahan
dalam bertransaksi, baik tunai maupun nontunai. Hal tersebut karena
kegiatan perdagangan dalam perekonomian kian menuntut berbagai
kemudahan dalam bertransaksi dan sistem pembayarannya. Apalagi
kinerja ekonomi yang cukup tinggi di tengah kesibukan masyarakat
produktif makin membutuhkan sistem pembayaran yang mudah dan cepat.
Maka, diluncurkanlah berbagai kemudahan alat pembayaran nontunai.
Meskipun masih banyak kalangan masyarakat yang menggunakan alat
pembayaran tunai. Berkaitan dengan hal tersebut, agar alat
pembayaran yang digunakan untuk penyelesaian transaksi tersebut
lancar, diperlukan sistem pembayaran yang bisa diterima oleh
seluruh lapisan masyarakat, dalam rangka mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan. Sistem pembayaran diatur oleh pemerintah, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia.
Nah, apakah yang dimaksud dengan sistem pembayaran? Bagaimanakah
peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran? Bagaimanakah
mekanisme penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank
Indonesia? Rasanya lebih menarik jika kamu mempelajari materi dalam
bab berikut ini dengan rasa ingin tahu, tekun, pantang menyerah,
dan gemar membaca harus ditekankan dalam kepribadianmu.1. Sistem
Pembayaran
Kita sering melakukan transaksi yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Bagaimanakah cara kamu melakukan pembayaran terhadap
transaksi yang kamu lakukan? Biasanya, sistem pembayaran yang kita
lakukan terhadap transaksi kita sehari-hari cukup mudah dan
sederhana, yakni dengan menyerahkan uang tunai dan kita menerima
barang. Namun, sebenarnya sistem pembayaran memiliki definisi
tertentu. Sebelum memahami pengertian sistem pembayaran, lebih baik
kamu mengetahui arti tentang pembayaran.Pembayaran adalah
perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita
memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan
terjadi perpindahan barang dan jasa. Maka, proses pembayaran antara
kedua belah pihak dalam kegiatan ekonomi digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 6.2 Kegiatan pemindahan kepemilikan barang/jasa
Sumber : Bank Indonesia
Dalam Pasal 1 UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
disebutkan pengertian sistem pembayaran adalah suatu sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme, yang digunakan
untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban
yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Adapun pengertian umum
mengenai sistem pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan
pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain.
Dengan demikian, apabila kita berbicara mengenai sistem pembayaran
berarti kita berbicara tentang alat pembayaran, prosedur perbankan
sehubungan dengan pembayaran dan juga sistem transfer dana
antarbank yang dipakai dalam proses pembayaran.
Bagaimanakah instrumen dalam sistem pembayaran? Secara garis
besar, sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan
mendasar dari kedua jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada
instrumen yang digunakan. Pada sistem pembayaran tunai instrumen
yang digunakan berupa uang kartal, yaitu uangdalam bentuk fisikuang
kertasdanuang logam, sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai
instrumen yang digunakan berupa alat pembayaran menggunakan kartu
(APMK), Cek, Bilyet Giro, Nota Debet, maupun uang elektronik.
a.Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran tunai sudah dilakukan sejak ditemukannya uang
sebagai alat pembayaran tunai. Sistem pembayaran tunai biasanya
terjadi di antara kedua belah pihak, baik individu, kelompok,
lembaga, maupun negara. Sistem pembayaran tunai sudah sering
terjadi setiap hari dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti kamu
membeli buku tulis di toko buku, ayahmu membeli keperluan kantor,
dan ibumu membeli kebutuhan harian di pasar.
Gambar 6.3 Instrumen pembayaran tunai berupa uang kartal.Sumber
: Bank Indonesia
b.Sistem Pembayaran Non TunaiSistem pembayaran nontunai
melibatkan lembaga perantara agar dana tersebut dapat benar-benar
efektif berpindah dari pihak yang menyerahkan ke pihak penerima.
Jika kedua pihak yang terlibat merupakan nasabah pada bank yang
sama, proses perpindahan dana lebih sederhana. Bank tersebut cukup
melakukan proses pemindahbukuan dari rekening yang satu ke rekening
lainnya. Namun, tidak demikian halnya jika kedua pihak merupakan
nasabah bank pada bank yang berbeda. Untuk hal tersebut diperlukan
suatu lembaga lain yang dikenal sebagai lembaga kliring yang
mengakomodir transaksi antarbank tersebut.
Implikasi dari suatu transaksi pembayaran adalah adanya pihak
yang harus membayar dan pihak penerima pembayaran. Dalam transaksi
non-tunai, pihak yang bertransaksi biasanya menggunakan jasa
lembaga perantara seperti bank untuk melakukan pembayaran lewat
mekanisme kliring antarbank dan menggunakan warkat bank seperti cek
dan bilyet giro sebagai instrumen pembayaran nontunai.
Gambar 6.4 Instrumen pembayaran nontunai, salah satunya berupa
kartu kredit.Sumber : Bank Indonesia
Dalam transaksi seperti ini salah satu faktor penting dalam
mekanisme operasional yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
mekanismesettlementdilakukan. Settlement adalah proses terjadinya
perpindahan nilai uang yang dilakukan dengan mendebit rekening
pihak pembayar dan mengkredit rekening pihak penerima. Dengan
dilakukannyasettlementmaka transaksi tersebut akan bersifat final
danirrevocable(tidak dapat dibatalkan).
Dalam sebuah sistem pastilah terdapat komponen atau unsur-unsur.
Apa sajakah komponen-komponen yang ada dalam sistem pembayaran?
Komponen-komponen yang membangun sebuah sistem pembayaran
terdiri atas sebagai berikut.
a.Regulator berwenang mengatur aturan main, ketentuan, dan
kebijakan yang mengikat seluruh komponen sistem pembayaran.
b.Penyelenggara adalah lembaga yang memastikan penyelesaian
akhir dari seluruh transaksi yang terjadi di penggunanya.
c.Infrastrukur adalah sarana fisik yang mendukung operasional
sistem pembayaran.
d.Instrumen adalah alat pembayaran baik tunai maupun non-tunai
yang disepakati oleh para pengguna dalam melakukan transaksi.
e.Pengguna adalah konsumen yang memanfaatkansistem
pembayaran.
Sebagai suatu sistem, sistem pembayaran terdiri atas beberapa
subsistem, yang secara garis besar disebutkan dalam materi
Pengantar Sistem Pembayaran, yaitu sebagai berikut.a.Kebijakan
Komponen kebijakan dalam sistem pembayaran memberikan dasar
pengembangan Sistem Pembayaran di suatu negara. Kebijakan sistem
pembayaran biasanya tercermin dalam berbagai peraturan dan
ketentuan. Kebijakan sistem pembayaran di berbagai negara sangat
bervariasi, mengingat masing-masing negara mempunyai sejarah,
karakteristik dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang
berbeda-beda. Pada umumnya kebijakan yang berkaitan dengan sistem
pembayaran ditetapkan oleh bank sentral masing-masing negara. Hal
ini dikarenakan adanya keterkaitan yang erat antara
kebijakan-kebijakan di bidang sistem pembayaran dengan sistem
moneter dan sistem perbankan.
b.Kelembagaan
Kelembagaan dalam Sistem Pembayaran meliputi berbagai lembaga
yang secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam
penyelenggaraan Sistem Pembayaran. Secara umum lembaga-lembaga yang
terlibat dalam sistem pembayaran meliputi antara lain bank sentral,
bank-bank dan lembaga kliring, pasar modal, penyedia jasa jaringan
komunikasi, penerbit kartu kredit, dll. Masing-masing lembaga
tersebut mempunyai peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam
Sistem Pembayaran. Secara umum peran Bank Sentral dalam Sistem
Pembayaran bisa sebagai operator, regulator dan supervisor. Namun
ada juga bank sentral yang hanya berperan sebagai regulator dan
supervisor. Berikut detail bagan kelembagaan sistem pembayaran di
Indonesia.
c.Alat Pembayaran
Instrumen Pembayaran non-tunai yang digunakan sebagai media
pembayaran meliputi berbagai media baik berupa paper based maupun
card-based). Penggunaan instrument pembayaran non-tunai ini
memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain dimana di
dalamnya melekat hak dan kewajiban keuangan bagi para pelaku yang
bertransaksi.
d.Mekanisme Operasional Dalam sistem pembayaran non-tunai
diperlukan suatu mekanisme operasional untuk melakukan perpindahan
dana dari satu pihak ke pihak lainnya. Mekanisme operasional ini
idealnya harus dapat menjamin kelancaran dan keamanan perpindahan
dana, serta kepastian penerimaan dana oleh pihak penerima. Sebagai
contoh, mekanisme operasional yang ada saat ini antara lain adalah
kliring, transfer dana via RTGS, dan lain-lain.e.Infrastruktur
Teknis
Infrastruktur teknis meliputi berbagai komponen teknis yang
diperlukan untuk memproses dan melakukan perpindahan dana,
standard-standard seperti message format, sistem jaringan komputer,
komunikasi, perangkat keras dan lunak, sistem back-up, disaster
recovery plan dan lain-lain. Keberadaan infrastruktur teknis ini
sangat menunjang kelancaran penyelenggaraan suatu Sistem
Pembayaran.
f.Perangkat HukumPerangkat hukum dalam Sistem Pembayaran
mencakup undang-undang, dan peraturan-peraturan yang terkait dengan
Sistem Pembayaran. Termasuk juga aturan main berbagai pihak yang
terlibat, misalnya antar bank, antar bank dan nasabah, antarbank
dan bank sentral dll. Peranan perangkat hukum ini sangat penting
untuk menjamin adanya aspek legalitas dalam penyelenggaraan Sistem
Pembayaran. Ketiadaan perangkat hukum tertentu dapat menghambat
pengembangan suatu Sistem Pembayaran. Sebagai contoh, saat ini
terdapat kecenderungan penyelenggaraan Sistem Pembayaran secara
elektronis. Keberadaan sistem ini tentunya memerlukan perangkat
hukum yang mengatur bukti pembayaran elektronis dan file
elektronis. Jika tidak, maka penyelenggaran sistem tersebut bisa
menjadi kurang efektif. Bagaimanakah ruang lingkup sistem
pembayaran di Indonesia?
Saat ini sistem pembayaran di Indonesia diselenggarakan oleh
Bank Indonesia dan pihak di luar Bank Indonesia atau industri
sistem pembayaran. Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI merupakan
system pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia,
sementara APMK, uang elektronik, dan kegiatan usaha pengiriman uang
(KUPU) atau transfer dana diselenggarakan oleh industri sistem
pembayaran, baik berupa bank maupun lembaga selain bank.
Sistem pembayaran yang berlaku di Indonesia tersebut, biasanya
diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu sistem pembayaran nilai
besar (high value payment system) dan sistem pembayaran nilai
kecil/retail (retail payment system).a.Sistem Pembayaran Nilai
Besar (High Value Payment System) Nilai besar, diselenggarakan oleh
Bank Indonesia, yaitu terdiri atas Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan
SKNBI. 1)Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
BI-RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik antarpeserta
dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara
seketika per transaksi secara individual.
2)Bank Indonesia Scripless Securities Settlement (BI-SSSS)
BI-SSSS merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia
termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara
elektronik. Dalam kegiatan setelmen, BI-SSSS terhubung langsung
dengan BI-RTGS secaraseamless.
b.Sistem Pembayaran Nilai Kecil/Retail (Retail Payment
System)Nilai kecil, berupa instrumen pembayaran elektronis,
diselenggarakan oleh industri (Bank dan non-Bank), yaitu terdiri
atas sebagai berikut.1)Alat pembayaran menggunakan kartu (APMK),
yaitu terdiri atas sebagai berikut.a)Kartu kredit
b)Kartu ATM/Debit
c)Kartu prabayar (prepaid)
d)Uang elektronik (e-money)
2)Kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU), diselenggarakan oleh
industri (bank dan non-bank)3)Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI)
SKN merupakan sistem kliring antarbank untuk alat pembayaran
cek, bilyet giro, nota debet lainnya dan transfer kredit
antarbank.
Point 1 dan 2 diselenggarakan oleh industri sedangkan point 3
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.Penyelenggara sistem pembayaran
non-bank saat ini terdiri atas institusi jasa keuangan, koperasi,
dan institusi penyedia jasa telekomunikasi. Selain hal-hal di atas,
masih terdapat instrumen pembayaran lain, yaitue-wallet. Beberapa
contoh yang termasuk dalam kategori e-wallet
adalahPayPal,Doku,Rakuten, danRekBer. Kategori e-wallet belum
diatur oleh Bank Indonesia meskipun sudah banyak masyarakat yang
menggunakan instrumen e-wallet.Ruang lingkup sistem pembayaran yang
berlaku di Indonesia tersebut, apabila digambarkan dalam bentuk
bagan, akan tampak sebagai berikut.
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 6.5 Bagan sistem pembayaran Indonesia.Nah, sekarang kamu
hendaknya memahami tentang sistem pembayaran yang berlaku di negara
Indonesia beserta ruang lingkup dan komponen pembangunnya.2. Alat
Pembayaran
Mari kita review kembali mengenai alat pembayaran yang kita
kenal saat ini hingga ke asal mula terjadinya alat pembayaran. Alat
pembayaran sekarang ini berkembang sedemikian pesat dan maju. Coba
kamu amati dalam kehidupan sehari-hari. Sudah banyak orang di
lingkup negara manapun mengenal alat pembayaran. Sekarang, cobalah
kamu menengok ke belakang, yakni awal mula alat pembayaran itu
dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah
kelaziman di era pramodern. Dalam perkembangannya, mulai dikenal
satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal
dengan uang. Hingga saat ini, uang masih menjadi salah satu alat
pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya, alat
pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based)
ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran
berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro.
Selain itu dikenal juga alat pembayaran paper less seperti transfer
dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based)
(ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
Untuk memperlancar berkembangnya kegiatan ekonomi, pembayaran
atas transaksi keuangan digunakan suatu alat pembayaran, yang
terdiri atas sebagai berikut. a. Alat Pembayaran TunaiKamu sudah
sering menggunakan alat pembayaran tunai. Alat pembayaran nontunai
kita kenal dalam bentuk uang kertas dan uang logam. Berbagai jenis
uang kertas dan uang logam dikeluarkan oleh pemerintah dari tahun
ke tahun, ada yang ditarik dari peredaran dan diganti dengan bentuk
atau model baru. Berikut gambar uang kertas dan uang logam yang
sering kita gunakan sehari-hari.
Sumber: www.bi.go.idGambar 6.6 Alat pembayaran tunai sebagai
alat pembayaran utama dalam transaksi sehari-hari.MAS TRI, TULUNG
DITAMBAHI UANG LOGAME YOOO
Apakah pengertian alat pembayaran tunai? Bisa disimpulkan bahwa
pengertian alat pembayaran tunai adalah alat pembayaran dengan
memakai uang kartal (uang kertas dan logam), yang terdiri atas uang
dengan nilai nominal Rp100, Rp200, Rp500, Rp1000, Rp2000, Rp5000,
Rp10000, Rp20000, Rp50000, dan Rp100000.
Alat pembayaran tunai berupa uang kartal tersebut masih berperan
penting dalam lalu lintas pembayaran dalam transaksi sehari-hari
yang tentu saja bernilai kecil. Dalam masyarakat moderen seperti
sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal
memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral.
b. Alat Pembayaran NontunaiPastilah tidak ada yang asing dengan
alat pembayaran nontunai ini. Salah satu bentuk alat pembayaran
nontunai yang sering kita pakai adalah ATM. ATM merupakan salah
satu bagian dari uang elektronik. Lalu, apakah pengertian alat
pembayaran nontunai itu?Alat pembayaran nontunai adalah alat
pembayaran dengan tidak memakai uang kartal (uang kertas dan
logam), yang terdiri atas paper based (cek/BG), APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu), dan uang elektronik. Alat pembayaran
nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat.
Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran
nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik
dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem
penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat
berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan
nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS
(Real Time Gross Settlement), dan sistem kliring.
Sumber: http://1.bp.blogspot.comGambar 6.7 Cek, salah satu alat
pembayaran nontunai.Apabila masyarakat melakukan pembayaran
nontunai ia akan menggunakan alat pembayaran nontunai. Adapun
pembayaran nontunai adalah pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang tunai yang beredar melainkan menggunakan cek atau
bilyet giro (BG) dan alat pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu
kredit, kertu debit, prabayar).3. Peran Bank Indonesia dalam Sistem
Pembayaran Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran di
Indonesia bertujuan untuk mewujudkan sistem pembayaran yang
efisien, cepat, aman, dan andal. Dalam Pasal 8 UU Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia disebutkan bahwa Bank Indonesia
mempunyai tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Tugas Bank Indonesia tersebut, ditentukan dalam Pasal 15 Nomor 23
Tahun 1999, bahwa dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang untuk melakukan hal-hal
berikut.a. melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;
b. mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya;
c. menetapkan penggunaan alat pembayaran.
Tugas Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran tersebut berkaitan dengan dua tugas pokok lainnya, yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan
mengawasi bank. Ketiga tugas pokok Bank Indonesia ini mempunyai
keterkaitan dalam mencapai tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter dilakukan Bank Indonesia antara lain
melalui pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga.
Efektivitas pelaksanaan tugas ini memerlukan dukungan sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang merupakan
sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan
andal memerlukan sistem perbankan yang sehat yang merupakan sasaran
dari pelaksanaan tugas mengatur dan mengawasi bank. Selanjutnya,
sistem perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian moneter
mengingat pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui
sistem perbankan.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa kewenangan mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh
Bank Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.
Oleh karena itu, dalam menjalankan mandat tersebut, Bank Indonesia
mengacu pada empat prinsip kebijakan sistem pembayaran, yakni
keamanan, efisiensi, kesetaraan akses, dan perlindungan
konsumen.
1) Prinsip Aman Artinya, segala risiko dalam sistem pembayaran
seperti risiko likuiditas, risiko kredit, risiko fraud harus dapat
dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan
sistem pembayaran.
2) Prinsip Efisiensi
Artinya, penyelanggaran sistem pembayaran harus dapat digunakan
secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan lebih
murah karena meningkatnya skala ekonomi.
3) Prinsip Kesetaraan Akses
Artinya, Bank Indonesia tidak menginginkan adanya praktek
monopoli pada penyelenggaraan suatu sistem yang dapat menghambat
pemain lain untuk masuk.
4) Prinsip Perlindungan Konsumen Prinsip perlindungan konsumen
adalah kewajiban seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk
memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen.
Sementara itu dalam kaitannya sebagai lembaga yang melakukan
pengedaran uang, kelancaran sistem pembayaran diartikan dengan
terjaganya jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat dan dalam
kondisi yang layak edar atau biasa disebutclean money policy. Empat
prinsip kebijakan dalam sistem pembayaran tersebut harus dijaga
oleh Bank Indonesia agar tugas mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran di Indonesia tercapai.Tujuan Bank Indonesia
adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu didukung oleh pengaturan
dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN).
Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang
handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan
semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time
critical. Apabila kebijakan moneter berjalan lancar, muaranya
adalah stabilitas nilai tukar.
Tujuan utama Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah untuk
meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka peran Bank Indonesia dalam sistem
pembayaran terdiri atas sebagai berikut.a.Peran Bank Indonesia
sebagai Operator
Sebagai operator, bank sentral di sejumlah negara berperan aktif
sebagai penyelenggara /peserta sistem pembayaran, khususnya dalam
operasi sistem pembayaran bernilai besar. Bank Indonesia sendiri
menjadi penyelenggara sistem pembayaran bernilai besar (Sistem
BI-RTGS) dan sistem pembayaran retail (SKNBI). Selain itu, Bank
Indonesia juga menjadi penata usaha rekening seluruh peserta (Bank
dan Pemerintah).
b.Peran Bank Indonesia sebagai Regulator
Sementara itu dalam perannya sebagai regulator, Bank Indonesia
melakukan kegiatan oversight, fasilitator/katalisator dan
development coordinator. Di bidang oversight, Bank Indonesia
senantiasa memastikan proses sistem pembayaran berlangsung secara
tepat waktu. Selain itu juga terlibat dalam penetapan
prinsip-prinsip yang mengatur mekanisme operasional suatu sistem
pembayaran, meliputi antara lain, membership criteria, guarantees
or arrangementsby laws serta menyiapkan guidelines bagi bank-bank
dalam risk management nya.
c.Peran Bank Indonesia sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator atau katalisator, Bank Indonesia concern
terhadap upaya penciptaan industri sistem pembayaran untuk lebih
efisien . Oleh karena itu saat ini sedang industri tersebut sedang
didorong agar dapat saling interoperability antar penyelenggara
serta mendorong terbentuknya self regulating organization.d.Peran
Bank Indonesia sebagai Development Coordinator
Fungsi lainnya yaitu sebagai development coordinator yang
menetapkan arah pengembangan sistem pembayaran secara nasional,
blue print, dan mengatur struktur dan operasi sistem pembayaran
secara keseluruhan untuk menjamin keamanan dan kehandalannya.
e.Peran Bank Indonesia sebagai Pengguna
Terakhir adalah fungsi Bank Sentral sebagai user (pengguna).
Bank Indonesia sebagai penata usaha rekening Pemerintah secara
otomatis menjadi peserta sistem pembayaran untuk menjalankan
instruksi transfer dana dari Pemerintah.
Perlu diketahui bahwa BI bukan semata peduli akan terciptanya
efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses
hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang dimaksud terciptanya
sistem pembayaran, itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna
untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh
wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang dimaksud
dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas
kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek
perlindungan konsumen dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi
asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam penyelenggaraan
sistemnya.4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai oleh Bank
IndonesiaSaat ini, sistem pembayaran nontunai kian digalakkan oleh
bank dalam masyarakat. Hal ini terkait dengan tugas Bank Indonesia
dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Pelaksanaan tugas tersebut dalam rangka mencapai tujuan Bank
Indonesia, yaitu menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Sehubungan hal tersebut, dengan semakin meningkatnya jumlah
transaksi yang dilakukan oleh masyarakat, menuntut peran Bank
Indonesia untuk meningkatkan dan mengembangkan sistem pembayaran
yang efektif, efisien, dan aman. Berdasarkan berbagai survei di
masyarakat, saat ini masih banyak masyarakat yang menggunakan
sistem pembayaran tunai. Maka, Bank Indonesia sebagai otoritas
pengatur sistem pembayaran nasional tertantang untuk mengubah
budaya masyarakat yang masih terbiasa bertransaksi secara tunai
menjadi terbiasa dengan alat nontunai. Sistem pembayaran nontunai
selain memberikan berbagai kemudahan dalam bertransaksi, secara
luas dapat memiliki implikasi pada berkurangnya permintaan terhadap
uang kartal yang diterbitkan bank sentral. Nah, bagaimanakah
penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia?Saat
ini, jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga
selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara
kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah
tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran
nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui
sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring.
Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian
transaksi keuangan di Indonesia. Dalam rangka mitigasi risiko dalam
pembayaran nasional, Bank Indonesia telah mengembangkan sistem
setelmen (sistem penyelesaian transaksi), yaitu Bank IndonesiaReal
Time Gross Settlement(BI-RTGS), Bank IndonesiaScripless Securities
Settlement System(BI-SSSS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN). Ikuti
pembahasan selanjutnya berikut.a. BI sebagai Penyelenggara
BI-RTGSSejak dioperasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 17
November 2000, BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas
transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi
pembayaran yang termasukHigh Value Payment System(HVPS)atau
transaksi bernilai besar, yaitu transaksi Rp.100 juta ke atas dan
bersifat segera (urgent).Bank Indonesia Real Time Gross Settlement
merupakan suatu sistem transfer dana elektronik antarpeserta dalam
mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual.Adapun manfaat BI-RTGS, yaitu sebagai
berikut.1) Mengurangi resiko penyelesaian akhir (settlement).2)
Sarana transfer dana antarpeserta yang lebih cepat, efisien, aman,
dan handal.3) Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir.4)
Menyediakan informasi rekening peserta real time.5) Meningkatkan
efektivitas pengelolaan dana oleh bank.Melihat pentingnya peran
BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, sudah barang tentu harus
dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Bila sesaat saja sistem
BI-RTGS ini ngadat atau mengalami gangguan jelas akan sangat
menganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan di dalam
negeri. Hal itu belum memperhitungkan dampak material dan
nonmaterial dari macetnya sistem BI-RTGS tadi. Untuk itulah BI
sangat peduli menjaga stabilitas BI-RTGS yang dikategorikan sebagai
Systemically Important Payment System (SIPS). SIPS adalah sistem
yang memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan bersifat
mendesak (urgent). Maka, wajar saja apabila Bank Indonesia sangat
peduli menjaga kestabilan SIPS dengan mengelola risiko, desain,
kehandalan teknologi, jaringan pendukung dan aturan main dalam
SIPS. Selain SIPS dikenal pula System Wide Important Payment System
(SWIPS), yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem
Kliring dan APMK termasuk dalam kategori SWIPS ini. BI juga peduli
dengan SWIPS karena sifat sistem yang digunakan secara luas oleh
masyarakat. Apabila terjadi gangguan maka kepentingan masyarakat
untuk melakukan pembayaran akan terganggu pula, termasuk
kepercayaan terhadap sistem dan alat-alat pembayaran yang diproses
dalam sistem.b. BI sebagai Penyelenggara SKN BI
Salah satu mekanisme dalam sistem pembayaran adalah kliring.
Apakah kliring itu? Kliring adalah pertukaran warkat atau data
keuangan elektronik antarpeserta kliring baik atas nama peserta
maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan
pada waktu tertentu. SKN merupakan sistem kliring antarbank untuk
alat pembayaran cek, Bilyet Giro, nota debet lainnya dan transfer
kredit antar bank. SKNBI adalah Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia yang meliputi Kliring Debet dan Kliring Kredit yang
penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Kliring ada dua jenis, yaitu kliring debet dan kliring
kredit.
1)Kliring debet
Kliring debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet,
menggunakan Cek, Bilyet Giro, Nota Debet dan Warkat Debet lain
(Traveller Cheque).
Kliring Kredit Kliring Kredit adalah kegiatan dalam SKNBI untuk
transfer kredit, Data Keuangan Elektronik.Adapun struktur
organisasi SKNBI, yaitu sebagai berikut.1. Penyelenggara Kliring
Nasional (PKN) adalah Penyelenggara SKNBI dalam hal ini Kantor
Pusat Bank Indonesia (BI)2. Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
adalah Kantor BI daerah dan atau Bank lain yang ditunjuk dan telah
mendapat persetujuan dari BI sebagai penyelenggara kliring lokal
Selain BI
3. Peserta Kliring adalah Bank Umum (konvensional atau
syariah)Setiap Bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan
SKNBI di suatu wilayah kliring, kecuali BPR (Bank Perkreditan
Rakyat), Kantor Bank yang akan menjadi peserta wajib menyediakan
perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat Terminal Pusat
Kliring dan jaringan komunikasi data baikmainmaupunback upuntuk
menjamin kelancaran kepada nasabah dalam bertransaksi.c. BI Sebagai
Penyelenggara BI-SSSS
BI-SSSS merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia
termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara
elektronik dan terhubung langsung antara Peserta, Penyelenggara dan
Sistem Bank Indonesia -Real Time Gross Settlement(Sistem
BI-RTGS).
BI-SSSS menggabungkan sistem transaksi Bank Indonesia dengan
sistem penatausahaan Surat Berharga. BI-SSSS menatausahakan
terhadap kegiatan transaksi berikut.1) Sertifikat Bank Indonesia
(SBI)
2) Surat Berharga Negara (SBN), yang terdiri dari Surat Utang
Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). 3) Transaksi
Operasi Pasar Terbuka (OPT) lainnya seperti FASBI, Fine Tune
Operation dan transaksi repo/reverse repo dengan Bank Indonesia
yang menggunakan underlying SBI dan SBSN.
Kegiatan transaksi dan penatausahaan dilakukan dalam satu sistem
yang terintegrasi dan terhubung langsung (on-line) antara Bank
Indonesia dengan para pelaku pasar. Selain itu, BI-SSSS mencakup
juga sistem informasi antar peserta dan penyelenggara BI-SSSS,
sistem setelmen surat berharga dan sistem penatausahaan surat
berharga. Dalam kegiatan setelmen, BI-SSSS terhubung langsung
dengan BI-RTGS secaraseamless.Dengan demikian, seiring dengan
globalisasi perekonomian dunia, kebutuhan masyarakat akan
kecepatan, kehandalan dan keamanan dalam bertransaksi semakin
meningkat. Di satu sisi, masyarakat yang belum mengenal sistem
pembayaran nontunai dikenalkan dan diajak untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran,
menyadari sepenuhnya keperluan untuk memperlancar kegiatan sistem
pembayaran di Indonesia dengan melakukan berbagai peran dalam
sistem pembayaran nontunai seperti Bank IndonesiaReal Time Gross
Settlement(BI-RTGS), Bank IndonesiaScripless Securities Settlement
System(BI-SSSS) dan Sistem Kliring Nasional (SKN).TUGAS
KELOMPOK
Lakukanlah pengamatan tentang penggunaan sistem pembayaran
nontunai yang dilakukan oleh masyarakat. Sejauh manakah masyarakat
menggunakannya? Mengapa penggunaan sistem pembayaran nontunai di
masyarakat umum masih rendah? Kamu bisa melakukan browsing internet
untuk membantu pengamatanmu. Kumpulkan data-datamu dan buatlah
analisis. Setelah itu, kumpulkan kepada guru sebagai bahan diskusi
kelas.TUGAS MANDIRI
Sistem pembayaran nontunai selain bertujuan memperlancar
kegiatan perekonomian juga bertujuan untuk membatasi konsumsi. Hal
ini dimaksudkan dalam rangka mengatasi kelangkaan sumber daya BBM.
Sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang sudah mengatur cara
pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi nontunai. Aturan itu
dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Penyediaan, Penghitungan dan Pembayaran Subsidi Bahan Bakar Minyak
Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu No.03/PMK.02/2009.
Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
Ibrahim Hasyim menuturkan, aturan itu disiapkan untuk membatasi
penggunaan BBM Bersubsidi di kalangan masyarakat. Selain itu, cara
pembelian nontunai juga perlu dilakukan untuk mencegah
penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi. Pembayaran nontunai ini
dapat dilakukan melalui kartu atau voucher yang disediakan oleh
pihak bank.Mekanisme pembeliannya serupa dengan mekanisme
pembayaran tarif jalan tol atau yang dikenal dengan e-toll
card.Pemerintah merencanakan penerapan pembelian BBM bersubsidi di
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dengan memakai kartu atau
secara nontunai mulai 2014. Dalam merealisasikan kebijakan tersebut
industri perbankan digandeng untuk menyediakan alat transaksi non
tunai untuk pembeliaan BBM subsidi. Sumber: Pengutipan seperlunya
dari
http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2941823_4202.html)Bagaimanakah
tanggapanmu terhadap kebijakan pemerintah tentang sistem pembayaran
nontunai yang bertujuan untuk membatasi konsumsi? Buatlah analisis
terhadap wacana kebijakan tersebut dan kumpulkan hasilnya kepada
guru mata pelajaran untuk diapresiasi. UJI KOMPETENSI
1) Bagaimana Bank Indonesia dalam melaksanakan sistem pembayaran
di Indonesia?
2) Apakah transaksi keuangan yang ada di masyarakat seluruhnya
harus menggunakan uang tunai atau alat pembayaran tunai? Jelaskan
sebaiknya jenis-jenis transaksi yang menggunakan alat pembayaran
tunai dan alat pembayaran non tunai!
3) Terangkan pengertian kliring dan identifikasikan
warkat-warkat yang dapat dikliringkan!
4) Sebutkan uang kartal (uang kertas dan uang logam) yang masih
berlaku sampai sekarang?
5) Bagaimana peran BI dalam sistem pembayaran? Jelaskan!
B. UANG
Uang merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Hal ini ditunjukkan dalam kegiatan perekonomian, baik
pemerintah maupun masyarakat dalam melakukan transaksinya dinilai
dengan uang. Dalam transaksi yang berhubungan dengan permintaan
uang yang dilakukan oleh masyarakat dan penawaran uang yang
dilakukan oleh pemerintah (Bank Indonesia) perlu diatur penggunaan
uang agar memperlancar arus pertukaran barang dan mudah melakukan
suatu transaksi.
Supaya kamu mendapat pengertian lebih jelas tentang uang dan
teori-teori yang menyertainya, simaklah pembahasan berikut ini.
1.Sejarah Uang
Sebelum ada uang, untuk memenuhi kebutuhan manusia saling
bertukar barang atau disebut juga barter. Dari sistem pertukaran
(barter) ini ternyata terdapat suatu kesulitan, yaitu kesulitan
untuk mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan dan
menentukan ukuran perbandingan antarbarang yang ditukarkan. Oleh
karenanya, manusia berusaha untuk menentukan suatu barang sebagai
alat tukar. Menurut sejarah, kita mengenal berbagai macam alat
tukar di antaranya ternak, kulit, bulu, besi, tembaga, emas, perak,
intan berlian, mutiara, dan kerang.Seiring perkembangan masyarakat
atau negara, penggunaan uang sebagai alat tukar dirasakan makin
penting. Oleh karena itu, suatu negara menentukan pengunaan uang
logam dan uang kertas sebagai alat tukar. Bahkan dikembangkan lagi
penggunaan alat tukar berupa giro atau cek yang disebut juga uang
giral.
2.Pengertian Uang
Dalam kehidupan perekonomian suatu negara, peranan uang
sangatlah penting karena uang mempunyai beberapa fungsi, antara
lain sebagai alat penukar atau alat pembayar dan pengukur harga
sehingga dapat dikatakan bahwa uang merupakan salah satu alat utama
perekonomian. Dengan uang perekonomian suatunegaraakan berjalan
dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan bernegara, yaitu
mencapai masyarakat adil dan makmur. Selain itu, jikadilihat secara
khusus dari bidang moneter, jumlah uang yang beredar dalam suatu
negara harus dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan
perekonomian.Beberapa ahli ekonomi yang mendefinisikan tentang
uang, di antaranya sebagai berikut.a. DH Robertson, uang adalah
sesuatu yang umum (luas) diterima untuk pembayaran barang-barang.b.
Albert Gailort Hart, uang adalah kekayaan yang oleh pemiliknya
dapat digunakan untuk membayar sejumlah utang dengan segera dan
tanpa menunda.c. Rollin G. Thomas, uang adalah sesuatu yang siap
dan umum diterima oleh publik dalam pembayaran bagi pembelian
barang-barang, jasa-jasa, dan kekayaan bernilai lainnya serta untuk
pembayaran utang.
d. George N. Halm, uang adalah alat untuk mempermudah pertukaran
dan segera dapat mengatasi kesukaran-kesukaran dari barter.e.
Menurut UU Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Uang adalah alat
pembayaran yang sah
Dari definisi di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian
uang, yaitu alat untuk mempermudah pertukaran (money was made to
facility business transaction), yang secara umum dapat diterima di
dalam bentuk pembelian barang-barang atau jasa- jasa serta untuk
pembayaran utang.3.Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan
fungsi turunan.a. Fungsi Asli atau Fungsi PrimerFungsi asli uang
menunjukkan fungsi yang mula-mula melekat pada uang atau fungsi
yang mengacu pada tujuan awal diciptakannya uang.1) Sebagai alat
tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi sebagai alat
untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara
natura (barter).2) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu
uang berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu barang atau jasa,
serta untuk menentukan besarnya harga.b . Fungsi Turunan atau
Fungsi SekunderUang mempunyai fungsi turunan sebagai berikut.1)
Sebagai alat pembayaran (means of payment ), uang berfungsi untuk
melakukan pembayaran berbagai transaksi, misal pembayaran pajak,
iuran, dan sebagainya.2) Sebagai pembayaran utang ( standard of
deferred payment ), uang berfungsi untuk melakukan dan menentukan
pembayaran kewajiban atau digunakan untuk standar pembayaran
utang.3) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih
dahulu, yang nantinya akan mempermudah dalam pertukaran di masa
mendatang.4) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal
(transfer of value), yaitu uang berfungsi untuk menambah atau
memperbesar modal usaha, baik dipergunakan sendiri maupun
dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkan modal tersebut.5)
Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value ),
yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk menentukan harga barang
atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.4.Jenis- jenis
Uang
Uang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat
digolongkan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut.a.
Berdasarkan Bahan (Material)Jika dilihat dari bahan untuk
membuatnya, jenis uang terdiri atas dua macam, yaitu uang logam dan
uang kertas.1) Uang logam adalah uang yang dibuat dari semacam
logam tertentu dengan berat dan kadar tertentu pula. Uang yang
terbuat dari logam pada umumnya memiliki nilai nominal kecil, yang
dibuat dengan ciri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan.Uang
logam di Indonesia pada saat ini terdiri atas uang yang bernilai
nominal mulai dari Rp50,00; Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan
Rp1.000,002) Uangkertasmerupakanuangfiduciary(uang kepercayaan),
karena semua masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat
pembayaran, walaupun nilai intrinsiknya jauh lebih kecil daripada
nilai nominalnya. Jadi, dasar uang kertas adalah kepercayaan kepada
pemerintah atau bank yang menjamin atas peredaran uang kertas
tersebut.Di samping kepercayaan umum, terdapat alasan lain yang
mendorong untuk menciptakan uang kertas sebagai alat pertukaran,
yaitu:-uang logam tidak dapat digunakan untuk jumlah yang sangat
besar, sedangkan uang kertas tidak ada kesulitan,-biaya untuk
membuat uang logam jauh lebih mahal daripada untuk membuat uang
kertas,-uang logam kurang praktis, sukar dibawa ke tempat yang jauh
dalam jumlah yang besar.
Uang kertas yang beredar di masyarakat saat ini mulai dari
pecahan Rp1.000,00; Rp5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00;
Rp50.000,00; dan Rp100.000,00.Semua uang kertas ini dicetak oleh
Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia)
dan peredarannya diatur oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu, uang
kertas tersebut dinamakan uang kertas bank.b . Berdasarkan Iembaga
atau Badan PembuatnyaUangmenurutlembagayangmenerbitkanatau
membuatnya dapat dibedakan menjadi uang kartal dan uang giral.1)
Uang kartalUang kartal adalah uang yang diberi tanda atau cap oleh
pemerintah, sehingga berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dan
dapat diterima umum. Uang kartal dibagi menjadi dua, yaitu uang
logam dan uang kertas, yang dicetak atau dibuat dan diedarkan oleh
bank sentral (Bank Indonesia).2) Uang giralUang giral adalah
simpanan atau deposito pada bank yang dapat diambil dengan
menggunakan cek, giro, atau surat perintah pembayaran lainnya
(telegrafic transfer), yang dicetak atau dibuat oleh bank umum/bank
komersial.Uang giral yang beredar di masyarakat terdiri atas:a)cek,
adalah perintah yang diterima dari pihak lain sebagai alat untuk
pembayaran, atau perintah kepada bank untuk membayar dengan uang
tunai,b )giro, adalah alat untuk memindahkan uang giral ke rekening
orang lain, tetapi tetap uang giral bukan uang tunai,
danc)telegrafic transfer, adalah pemindahan pembayaran atas suatu
transaksi melalui bank.c. Berdasarkan NilainyaPada sebuah uang,
kita mengenal nilai nominal dan nilai intrinsik. Nilai nominal
adalah nilai yang tertera pada uang tersebut, sedangkan nilai
intrinsik yaitu nilai pembuatan uang itu sendiri. Berdasarkan nilai
nominal dan nilai intrinsiknya, uang dapat dibedakan sebagai
berikut.1) Uang bernilai penuh (full bodied money) artinya uang
yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominal.Contohnya uang
logam dari emas, di mana nilai bahan untuk membuat uang tersebut
sama dengan nominal yang tertulis pada uang tersebut.2) Uang yang
tidak bernilai penuh (representative full bodied money) atau uang
bertanda (token money), artinya uang yang nilai intrinsiknya lebih
kecil daripada nilai nominalnya. Nilai intrinsik uang kertas jauh
lebih rendah dari nilai nominal yang tertulis di atas uang.d.
Berdasarkan Kawasan/Daerah BerlakunyaJenis uang berdasarkan kawasan
dapat dibedakan sebagai berikut.1) Uang domestik artinya uang yang
berlaku hanya di suatu negara tertentu, di luar negara tersebut
mungkin berlaku dan mungkin tidak berlaku.2) Uang internasional
yaitu uang yang berlaku tidak hanya dalam suatu negara, tetapi juga
berlaku dan diakui di berbagai negara di dunia. Terdapat tujuh mata
uang dunia yang biasanya di perdagangkan di pasar valuta asing.
Ketujuh mata uang dunia tersebut adalah : Dolar Amerika / USD,
Poundsterling Inggris / GBP, Euro Dolar / EUR, Swiss Franc / CHF,
Japanese Yen / JPY, Australian Dolar / AUD dan Canadian Dolar /
CADUJI KOMPETENSI
1. Terangkan dengan singkat sejarah adanya uang seperti yang
kita alami sekarang ini!
2. Bandingkan kelebihan antara uang kartal dengan uang giral!3.
Seperti kamu ketahui bahwa banyak sekali uang yang beredar dalam
masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan. Coba diskusikan
dengan teman-temanmu, apa saja yang beredar di masyarakat dalam
rangka melakukan transaksi, baik transaksi dagang maupun transaksi
jasa!4. Berikan penjelasan sebatas apa yang kamu ketahui mengenai
pengertian uang yang beredar! Menurutmu apakah jumlah uang yang
beredar dapat meningkatkan pendapatan nasional?5. Bapak Raharjo
setelah memasuki masa pensiun dari PNS Departemen Luar Negeri di
Jakarta, berencana akan menjual rumah beserta aset-asetnya untuk
pindah ke kampung halamannya di Gunung Kidul Yogyakarta.
Berdasarkan hal tersebut tergolong pada fungsi uang yang bagaimana?
Jelaskan!
5.Syarat Uang
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki
syarat-syarat (kriteria) sebagai berikut:
a.Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
b.Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
c.Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
d.Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya
(devisibility)
e.Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of
value)
f.Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)
Uang rupiah memiliki ciri-ciri khusus dan umum agar uang
tersebut tidak dipalsukan dan bisa dikenali sebagai uang asli.
Adapun ciri-ciri uang rupiah dibedakan menjadi ciri umum dan
ciri khusus, yaitu sebagai berikut.a. Ciri-Ciri Umum UangCiri umum
Rupiah kertas sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit memuat:
1) gambar lambang negara Garuda Pancasila;
2) frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3) sebutan pecahan dalam angka dan huruf sebagai nilai
nominalnya;
4) tanda tangan pihak Pemerintah dan Bank Indonesia;
5) nomor seri pecahan;
6)teks DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG
SAH DENGAN NILAI ; dan
7) tahun emisi dan tahun cetak.
Ciri umum Rupiah logam sebagaimana dimaksud dalam paling sedikit
memuat:
1) gambar lambang negara Garuda Pancasila;
2) frasa Republik Indonesia;
3) sebutan pecahan dalam angka sebagai nilai nominalnya; dan
4) tahun emisi.
b. Ciri-Ciri Khusus Uang Setiap pecahan Rupiah selain memiliki
cirri umum juga memiliki ciri khusus sebagai pengaman yang terdapat
pada desain, bahan, dan teknik cetak. Dan bersifat terbuka, semi
tertutup, dan tertutup.
6.Permintaan dan Penawaran Uang
Konsep permintaan dan penawaran uang dapat kamu dapatkan dalam
pembahasan berikut.a. Permintaan Uang (Demand of Money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau
tujuan tertentu.Permintaan uang datang dari empat pihak, yaitu:1)
pihak perseorangan/konsumen,2) pihak pengusaha/produsen,3) pihak
investor/penanam modal,4) pihak pemerintah (dapat bertindak sebagai
produsen, konsumen, dan pengatur).Dalam analisis John Maynard
Keynes, masyarakat melakukan permintaan uang untuk memenuhi tiga
keinginan, yaitu sebagai berikut.1) Permintaan uang untuk tujuan
transaksi, artinya uang dibutuhkan untuk membayar
pembelian-pembelian yang akan mereka lakukan. Memegang uang untuk
tujuan transaksi merupakan tujuan yang mendasar, karena dengan
pemilikan uang dapat dengan mudah melakukan pembelian barang-barang
yang diinginkan.Permintaan uang untuk tujuan transaksi meningkat
jika antara penerimaan dan pengeluaran tidak seimbang. Permintaan
untuk motif ini dianggap tergantung pada tingkat pendapatan,
artinya semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang
diperlukan oleh perusahaanatau perseorangan untuk tujuan
transaksi.2) Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga, artinya
uang sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul di
masa yang akan datang, karena setiap orang tidak dapat menduga
kejadian-kejadian di hari esok.Permintaan uang untuk tujuan ini
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat atau pendapatan
nasional.3) Permintaan uang untuk tujuan spekulasi, artinya uang
digunakan untuk kegiatan spekulasi (untung-untungan). Uang kas
diinginkan dengan tujuan dapat melakukan spekulasi pada tingkat
bunga yang akan datang. Pada tingkat bunga tinggi, jumlah uang yang
digunakan untuk tujuan spekulasi relatif kecil, begitu juga
sebaliknya.Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang di
antaranya sebagai berikut.1) Adanya keinginan untuk memegang uang
atau motif memegang uang (motif transaksi, motif berjaga-jaga dan
motif spekulasi).2) Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa yang akan
datang)3) Tinggi rendahnya tingkat bunga.4) Adanya investasi atau
pengembangan usaha sehingga membutuhkan dana/uang.5) Tingkat harga
yang berlaku di pasar.
b . Penawaran Uang (Supply of money)
Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan
oleh pemerintah atau bank untuk dapat dimilikioleh masyarakat.
Penawaran uang dapat memengaruhi tingkat harga, tingkat bunga, dan
tingkat kegiatan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, kenaikan
penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan. Tugas
tersebut dipegang oleh bank sentral.Faktor-faktor yang memengaruhi
penawaran uang di antaranya sebagai berikut.1) Kebutuhan
pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi
(kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar.2)
Selera masyarakat3) Tingkat suku bung
4) Sistem perbankan yang berlaku (Sistem pembayaran dan
kebijakan moneter)5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah
jumlah uang yang beredar.
6) Tingkat pendapatan riil, yaitu tingkat pendapatan yang
benar-benar diterima oleh masyarakat dan telah memperhitungkan
unsur inflasi.7) Tingkat harga barang
7.Grafik Permintaan Uang
Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga sifatnya
sangat berbeda dengan tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk
tujuan transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh pendapatan
masyarakat atau pendapatan nasional, sedangkan permintaan uang
untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.a. Permintaan
Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga Hubungan pendapatan terhadap
permintaan uang dapat kamu lihat dalam Gambar 6.5.
Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi
pendapatan, makin besar permintaan uang untuk kedua tujuan
tersebut. Sementara itu, pada saat pendapatan sebesar Ya, maka
jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berjaga-jaga
sebesar Ma.Tetapi bila pendapatan nasional Yb maka uang yang
diperlukan sebesar Mb.
b . Permintaan Uang untuk SpekulasiGuna memperjelas pemahamanmu
terhadap permintaan uang untuk spekulasi, perhatikan Gambar
6.6.
Kurva permintaan uang untuk spekulasi menunjukkan bahwa m a kin
tinggi tingkat bunga (i a ), makin kecil permintaan uang (Mb),
sebaliknya makin rendah tingkat bunga (ib), makin besar permintaan
uang (Mb). LP pada gambar tersebut menunjukkan kurva preferensi
likuiditas.
UJI KOMPETENSI
1. Jelaskan syarat suatu benda menjadi uang yang berkaitan
dengan Digemari atau diterima oleh umum (acceptability), Mudah
disimpan dan dipindahtangankan (Portability) dan Tahan lama dan
tidak lekas rusak (durability)!
2. Mengapa dalam salah satu ciri umum uang rupiah terdapat teks
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH
DENGAN NILAI ?
3. Identifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
uang dan penawaran uang!
4. Mengapa motif permintaan uang untuk berjaga-jaga dan motif
transaksi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan? Dan motif permintaan
uang untuk spekulasi dipengaruhi oleh tingkat bunga? Jelaskan!
5. Jelaskan pengertian tahun emisi dan tahun cetak dalam uang
rupiah!
8.Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya
hubungan langsung antara perubahan jumlah uang yang beredar dengan
perubahan harga barang. Dari hubungan tersebut dapat dikemukakan
bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang
beredar.
Teori kuantitas ini disebut juga sebagai teori kuantitas
sederhana yang dikemukakan oleh Davanzati, yang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Keterangan:M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)P
= price (tingkat harga barang)T = trade (jumlah barang yang
diperdagangkan)Teori kuantitas tersebut belum seluruhnya tepat,
karena belum memperhitungkan kecepatan peredaran uang, padahal
kecepatan peredarannya akan berpengaruh besar terhadap harga
barang. Teori kuantitas ini kemudian dilengkapi oleh Irving Fisher
(persamaan pertukaran) dengan rumus sebagai berikut.
Dan
Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)M1 = Jumlah
uang kartal yang beredar
M2 = Jumlah uang Giral yang beredar
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T = trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal berikut.
1.Apabila terdapat perubahan pada M atau V, maka akan
mengakibatkan perubahan yang sebanding terhadap P.
2.Apabila terdapat perubahan terhadap T, maka akan terjadi
perubahan yang sebaliknya terhadap P.
Kecepatan laju peredaran uang ditentukan oleh:
a. kebiasaan pembelajnaan konsumen,
b. frekuensi pembayaran pendapatan,
c. praktek-praktek bank, dan
d. keadaan psikologi umum.
Dengan berkembangnya usaha,untuk menghitung pendapatan nasional
(yang belum dilakukan pada waktu teori kuantitas diperkenalkan)
para ahli ekonomi mulai tertarik pada hubungan antara perubahan
jumlah uang yang beredar dengan pendapatan nasional dan
harga-harga. Oleh karena itu, persamaan pertukaran dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Keterangan:M =jumlah uang yang beredarVy= kelajuan/kecepatan
peredaran uangY =pendapatan nasional (PDBatauPNB)9.Nilai Uang
Nilai uang atau daya beli uang merupakan kemampuan uang untuk
ditukarkan dengan barang atau jasa, maupun ditukarkan dengan uang
yang lain. Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
berdasarkan asalnya dan ukurannya.a. Dilihat dari Asalnya
Berdasarkan asalnya, nilai uang terdiri atas nilai nominal dan
nilai intrinsik.1) Nilai nominal, yaitu nilai yang berdasarkan
tulisan yang tertera pada uang.2) Nilai intrinsik, yaitu nilai yang
berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang.b . Dilihat
dari UkurannyaBerdasarkan ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai
internal dan nilai eksternal.1) Nilai internal, nilai yang diukur
oleh kemampuan uang untuk tersebut ditukarkan dengan sejumlah
barang dan jasa.
2) Nilai eksternal, yaitu nilai yang diukur oleh kemampuan uang
tersebut untuk ditukarkan dengan sejumlah mata uang luar negeri
atau uang asing.10.Uang yang Beredar dalam Masyarakat dan Uang
IntiUang yang beredar dalam masyarakat dan uang inti dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berlainan. Nah, untuk lebih jelasnya
perhatikan pembahasaan berikut ini.a. Uang yang BeredarDalam arti
sempit, uang yang beredar adalah mata uang dalam peredaran atau
jumlah mata uang yang telah diedarkan oleh bank sentral ditambah
dengan uang giral yang dimiliki oleh perorangan, perusahaan, dan
badan pemerintah (M1).Sementara itu, dalam arti luas uang yang
beredar (M2) meliputi bagian-bagian berikut ini.1) Mata uang dalam
peredaran/uang kartal (uang kertas dan uang logam).2) Uang giral
(cek dan giro).3) Uang kuasi (near money/hampir uang), yang terdiri
atas deposito berjangka, tabungan dan rekening, serta valuta asing
milik swasta domestik.Berikut ini disajikan data mengenai jumlah
uang yang beredar dari tahun 19992004 (dalam miliar rupiah).Tabel
6.1 Jumlah Uang Beredar dari tahun 2003-2013
MAS TRI, ADA TABEL ASLINYA DI EXCEL
Sumber: Bank Indonesia dan http://www.bps.go.id, Juli 2013Jumlah
uang yang beredar dalam masyarakat ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut.1) Kebijakan moneter, yaitu kebijakan bank sentral
dalam mengatur jumlah uang beredar dan hak oktroi (hak tunggal)
untuk mencetak uang.2) Bank umum dalam membuat uang giral, yaitu
membeli surat-surat berharga dari masyarakat.3) Pendapatan
masyarakat di mana semakin tinggi pendapatan masyarakat semakin
banyak jumlah uang yang dibutuhkan sehingga menambah jumlah uang
yang beredar.
4) Tingkat suku bunga bank, yaitu apabila suku bunga tinggi akan
mendorong masyarakat untuk menabung sehingga mengurangi jumlah uang
yang beredar, demikian juga sebaliknya.
5) Kebijakan kredit, yaitu kebijakan uang ketat yang mempersulit
pemberian kredit (tight money policy) sehingga akan mengurangi
jumlah uang yang beredar. Sebaliknya kebijakan uang longgar yang
mempermudah pemberian kredit (easy money policy) akan menambah
jumlah uang yang beredar.6) Harga barang, di mana harga tinggi akan
mendorong jumlah uang yang dibutuhkan sehingga bertambahnya jumlah
uang yang beredar akan bertambah, begitu juga sebaliknya.7) Selera
konsumen, di mana peningkatan selera masyarakat pada suatu barang
akan mendorong jumlah uang yang beredar, dan sebaliknyaSedangkan
untuk menghitung jumlah uang yang beredar (JUB) dengan rumus :
b . Uang Inti (Reserve Money)Uang inti merupakan inti dari
proses penciptaan uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun
uang giral. Tanpa ada uang inti, tidak akan ada uang kartal maupun
uang giral. Sebagai contoh, seorang eksportir Indonesia menjual
barang ke luar negeri dengan menerima pembayaran US$ 2.000,00.
Kemudian ditukarkannya menjadi rupiah di bursa valuta asing dengan
kurs US$ 1 = Rp9.000,00, sehingga eksportir tersebut menerima
sebanyak Rp18.000.000,00. Proses demikian dinamakan uang inti,
termasuk juga jika penukaran tersebut langsung dimasukkan ke dalam
rekening giro atau tabungan. Jadi uang inti bisa dalam bentuk saldo
giro, dan uang tunai.Jadi, uang inti dapat didefinisikan sebagai
berikut.1) Saldo rekening koran (giro) milik bank-bank umum atau
masyarakat pada Bank Indonesia.2) Uang tunai yang dipegang baik
oleh bank-bank umum maupun masyarakat umum.Sedangkan faktor-faktor
yang memengaruhi uang inti antara lain:
1) pajak ekspor,
2) sertifikasi ekspor,
3) bea masuk/pajak impor,
4) pengeluaran pemerintah,5) bunga kredit bank,6) pengawasan
kuantitatif11.Sistem Standar Moneter
Suatu negara harus mempunyai dasar dalam mencetak uang. Nah,
dasar itulah yang disebut sebagai standar moneter. Untuk lebih
lanjutnya, kamu dapat menyimak pembahasan berikut ini.a. Pengertian
Standar MoneterStandar moneter adalah sistem moneter yang
didasarkan atas standar nilai uang, termasuk di dalamnya peraturan
tentang ciri- ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah
uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam
mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit
(simpanan yang setiap saat dapat diambil)
Standar uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai
berikut.1) Standar kertas, adalah sistem keuangan di mana uang
kertas berlaku sebagai alat tukar/alat pembayaran yang sah dan tak
terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada
bank sirkulasi.2) Standar logam (metalisme) yang dibedakan menjadi
dua, yaitu monometalisme dan bimetalisme.a) Monometalisme (standar
tunggal) merupakan sistem standar moneter yang menggunakan standar
uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun perak.
b) Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan
pada dua logam. Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau
bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham,
yang berbunyi Bad money always drives out good money from
circulation artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan
mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari
peredaran.Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai
berikut.(1)Negara menggunakan standar kembar.
(2)Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas
maupun perak.(3)Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa
ataupun melebur uang emas maupun perak.(4)Perbandingan emas dan
perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.b. Macam-Macam Standar
MoneterStandar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua
golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.1) Standar
barang (commodity standard)Standar barang adalah sistem moneter di
mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas
atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang
tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.Standar barang ini
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:a) standar emas (the gold
standard),b) standar perak (the silver standard),c) standar kembar
(emas dan perak).2) Standar kepercayaan (faith standard) atau
standar kertasUntuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak
penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan
keburukannya.a) Standar EmasStandar emas diartikan sebagai suatu
sistem moneter dimana suatu negara bebas memperjualbelikan emas
dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan
seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.b)
Standar PerakStandar perak adalah suatu sistem standar moneter di
mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang
pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor
perak tanpa batas.Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan
yang sama dengan standar emas.
c) Standar KembarStandar kembar artinya suatu negara menggunakan
dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan
perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.d)
Standar Kepercayaan/Standar KertasStandar kepercayaan merupakan
sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat
tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang
sebagai alat pembayaran yang sah.UJI KOMPETENSI
1. Identifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang
yang beredar di masyarakat!2. Terangkan inti dari teori kuantitas
dalam kaitannya dengan masalah inflasi!3. Diketahui cadangan kas
minimum yang ditetapkan oleh bank sentral sebesar 25% dan suatu
bank umum mempunyai alat likuid sebesar Rp400 milyar. Hitunglah
besarnya jumlah uang yang beredar dan besarnya kredit yang dapat
diberikan kepada masyarakat!4. Bank sentral memasok dana ke dalam
cadangan perbankan sebesar Rp10 trilyun Pada saat yang sama bank
sentral menetapkan rasio kebutuhan cadangan sebesar 2%. Dari proses
penciptaan uang, hitunglah jumlah uang yang beredar!
5. Diketahui transaksi televisi dengan harga sebesar
Rp1.500.000,00 barangbarang yang terjual sebanyak 20 unit,
kecepatan peredaran uang 15 kali. Jika produksi televisi meningkat
30%, hitunglah jumlah uang yang beredar dalam transaksi
tersebut!
12.Unsur Pengaman Uang Rupiah
Bagaimanakah agar uang yang kita gunakan sehari-hari kita
ketahui keasliannya? Berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 7 tahun 2011
tentang Mata Uang, disebutkan bahwa Desain Rupiah meliputi ciri,
tanda tertentu, ukuran, dan unsur pengaman. Yang dimaksud dengan
tanda tertentu mencakup warna, gambar, ukuran, besar, bahan rupiah,
dan tanda lainnya. Dan yang dimaksud dengan unsur pengaman termasuk
di dalamnya ciri atau tanda yang dapat dipergunakan oleh tunanetra.
Nah sekarang akan diuraikan hal yang berkaitan dengan unsur
pengaman uang ripuah.a. Keaslian uang Rupiah dapat dikenali melalui
berikut:1) bahan yang digunakan;
2) disain dan ukuran;
3) teknik cetak.
b. Unsur pengaman (Security Features) uang Rupiah dibuat pada
bahan uang dan teknik cetak uang. Dijelaskan sebagai berikut.1)
Bahan Uang
Bahan uang bisa dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut.a)
Warna uang terlihat terang dan jelas. b) Terdapat Benang Pengaman,
yang ditanam pada kertas uang dan tampak sebagai suatu garis
melintang atau berbentuk anyaman yang dapat berubah warna bila
dilihat dari sudut pandang tertentu.c) Pada uang pecahan Rp
100.000, Rp 50.000, Rp 20.000 dan Rp 10.000 (Desain Lama), di sudut
kanan bawah terdapat Optically Variable Ink (OVI), yaitu berupa
logo BI dalam bidang tertentu yang dicetak dengan tinta khusus yang
akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
d) Pada uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000 dan Rp
10.000 (Desain Baru) terdapat Cetak Pelangi (Rainbow Printing),
yaitu cetak pelangi dalam bidang tertentu yang akan berubah warna
apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.e) Pada setiap uang
terdapat Tanda Air (Watermark), yaitu suatu gambar tertentu yang
akan terlihat bila diterawangkan ke arah cahaya, umumnya berupa
Gambar Pahlawan.f) Pada setiap uang kertas terdapat Gambar Saling
Isi (RECTOVERSO), yaitu Logo BI yang akan terlihat secara utuh
apabila diterawangkan ke arah cahaya 2) Teknik Cetak UangTeknik
cetak uang ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.a) Tehnik Cetak
Khusus, yakti Pada angka nominal, huruf terbilang, gambar utama dan
Lambang Negara Burung Garuda pada bagian ini akan terasa kasar bila
diraba.b) Kode Tunanetra, yakni Kode tertentu untuk mengenal jenis
pecahan bagi tunanetra. Pada uang kertas Rp 100.000, Rp 50.000, Rp
20.000, Rp 10.000 dan Rp 2.000 terletak pada bagian muka uang di
atas tulisan Bank Indonesia. c. Tingkatan Security Features (Unsur
Pengaman)
Adapun unsur pengaman uang terdiri atas tiga level, yaitu
sebagai berikut.
1) Level 1 (Overt) yakni Diperuntukkan bagi orang awam dan dapat
diidentifikasi secara langsung dengan Panca Indera (Peraba dan
Pengelihatan)2) Level 2 (Overt dan Covert) yakni Diperuntukkan bagi
profesional dan dapat diidentifikasi secara langsung dengan bantuan
peralatan (loupe dan sinar ultra violet).3) Level 3 (Covert) yakni
Diperuntukkan bagi Bank Sentral dan hanya dapat diidentifikasi
dengan menggunakan peralatan khusus.d. Unsur Pengaman Lain Pada
Bagian Muka
Selain unsur pengaman uang berdasarkan tingkatan security juga
terdapat unsur pengaman lain pada bagian muka, yaitu sebagai
berikut.
1) Terasa kasar bila diraba (Lambang Negara Ri), yaitu Gambar
Burung Garuda, dicetak timbul dan terasa kasar apabila diraba. 2)
Gambar tersembunyi (latent image), yaitu tulisan BI dalam bingkai
persegi panjang berbentuk ornamen yang dapat dilihat dari sudut
pandang tertentu. 3) Miniteks, yaitu Tulisan Bank Indonesia yang
berbentuk garis melengkung dengan ukuran teks dan warna berbeda
yang dapat dibaca tanpa bantuan kaca pembesar. 4) Gambar Saling Isi
(Rectoverso), yaitu gambar logo BI yang akan terlihat utuh apabila
diterawangkan ke arah cahaya.5) Kode Tunanetra (Blind Code), yaitu
Kode tertentu untuk mengenal jenis pecahan bagi tunanetra berbentuk
dua lingkaran 6) Mikroteks, yaitu Tulisan BI berukuran sangat kecil
yang hanya dapat dibaca dengan bantuan kaca pembesar. 7) Tinta
Berubah WarnaOptical Variable Ink (OVI), yaitu tinta OVI Logo BI
akan berubah dari warna kuning keemasan menjadi hijau apabila
dilihat dari sudut pandang tertentu.8) Tanda Air (Watermark), yaitu
Tanda air gambar Pahlawan Nasional W.R. Supratman akan terlihat
dari kedua belah bagian uang apabila diterawangkan ke arah
cahaya.9) Pigmen Berubah Warna (Irisafe), yaitu Jenis pigmen
tertentu berbentuk dua garis tanpa celah akan berubah warna dari
merah tembaga menjadi hijau, dan warna biru berubah menjadi kuning
keemasan apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.10) Cetak
Pelangi (Rainbow Printing), yaitu bidang dengan bentuk tertentu
yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang
tertentu.e. Unsur Pengaman Lain Pada Bagian BelakangAdapun unsur
pengaman lain pada bagian belakang, yaitu sebagai berikut.
1) Nomor Seri(Serial Number), yaitu terdiri atas tiga huruf dan
enam angka berukuran tidak simetris yang akan memendar di bawah
sinar ultra-violet dari warna hitam menjadi warna hijau dan dari
warna merah menjadi warna oranye.2) Tinta Tampak (Visible Ink),
yaitu tinta gambar kepulauan Indonesia dan beberapa bagian di
sekitarnya akan memendar di bawah sinar ultra violet. 3) Miniteks,
yaitu tulisan berukuran kecil yang dapat dibaca dengan kasat mata
maupun menggunakan kaca pembesar. 4) Inta Tidak Tampak-Invisible
Ink, yaitu gambar siluet Gedung MPR/DPR yang akan memendar kemerah
merahan di bawah sinar ultra violet dan pada uang dengan Angka
nominal 100000 yang akan memendar Hijau Kekuningan di bawah sinar
ultra violet.
13.Pengelolaan Uang Rupiah oleh BI
Dalam kegiatan perekonomian yang berkaitan dengan penggunaan
uang rupiah, semuanya diatur oleh pemerintah melalui Bank
Indonesia. Uang Rupiah perlu dikelola dengan baik untuk menjaga
kelancaran sistem permbayaran dan dapat menjaga kestabilan nilai
rupiah. Tahukah kamu pengelolaan rupiah? Berdasarkan UU Nomor Nomor
7 tahun 2011 tentang Mata Uang Pasal 1 disebutkan bahwa Pengelolaan
Rupiah adalah suatu kegiatan yang mencakup Perencanaan, Pencetakan,
Pengeluaran,Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, serta Pemusnahan
Rupiah yang dilakukan secara efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel.
Dari definisi tersebut, maka dapat diuraikan kegiatan
pengelolaan uang rupiah sebagai berikut :
a. Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan menetapkan
besarnya jumlah dan jenis pecahan berdasarkan perkiraan kebutuhan
Rupiah dalam periode tertentu.
b. Pencetakan adalah suatu rangkaian kegiatan mencetak
Rupiah.
c. Pengeluaran adalah suatu rangkaian kegiatan menerbitkan
Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. Pengedaran adalah suatu rangkaian kegiatan mengedarkan atau
mendistribusikan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
e. Pencabutan dan Penarikan adalah rangkaian kegiatan yang
menetapkan Rupiah tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang
sah diWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
f. Pemusnahan adalah suatu rangkaian kegiatan meracik, melebur,
atau cara lain memusnahkan Rupiah sehingga tidak menyerupai
Rupiah.
Kriteria Rupiah yang dimusnahkan berupa:
1) Rupiah yang tidak layak edar;
2) Rupiah yang masih layak edar yang dengan pertimbangan
tertentu tidak lagi mempunyai manfaat ekonomis dan/atau kurang
diminati oleh masyarakat; dan/atau
3) Rupiah yang sudah tidak berlaku.
Berkaitan dengan pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia,
penggunaan uang rupiah dalam kegiatan perekonomian diatur pada
Pasal 21 UU Nomor 7 Tahun 2011, yaitu sebagai berikut.a. Rupiah
wajib digunakan dalam:
1) setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran;
2) penyelesaian kewajiban lainnya yang harus dipenuhi dengan
uang; dan/atau
3) transaksi keuangan lainnya yang dilakukan di Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kewajiban tersebut tidak berlaku bagi:
1) transaksi tertentu dalam rangka pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja negara;
2) penerimaan atau pemberian hibah dari atau ke luar negeri;
3) transaksi perdagangan internasional;
4) simpanan di bank dalam bentuk valuta asing; atau 5) transaksi
pembiayaan internasional.
Karena melihat peran uang yang sangat penting, uang harus
dikelola dan dibuat sedemikian rupa agar sulit ditiru atau
dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Di sinilah
peran otoritas yang profesional sangat diperlukan untuk menentukan
ciri, desain, dan bahan baku Rupiah.Kejahatan terhadap Mata Uang,
terutama pemalsuan uang, dewasa ini semakin merajalela dalam skala
yang besar dan sangat merisaukan, terutama dalam hal dampak yang
ditimbulkan oleh kejahatan pemalsuan uang yang dapat mengancam
kondisi moneter dan perekonomian nasional. Pemalsuan uang dewasa
ini ternyata juga menimbulkan kejahatan lainnya seperti terorisme,
kejahatan politik, pencucian uang (money laundring), pembalakan
kayu secara liar (illegal logging), dan perdagangan orang (human
trafficking), baik yang dilakukan secara perseorangan,
terorganisasi, maupun yang dilakukan lintas negara. Bahkan,
modusdan bentuk kejahata terhadap Mata Uang semakin berkembang.
Dengan mempertimbangkan dasar pemikiran tersebut, perlu diatur
macam dan harga Mata Uang, termasuk sanksi dalam suatu
undang-undang karena hal itu merupakan suatu kebutuhan yang
mendasar.Berdasarkan Pasal 23 sampai dengan 27 UU Nomor 7 Tahun
2011, diatur tentang larangan dalam mata uang rupiah, di antaranya
sebagai berikut.a. Setiap orang dilarang menolak untuk menerima
Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk
menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/atau
untuk transaksi keuangan lainnya di Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, kecuali karena terdapat keraguan atas keaslian
Rupi
b. Ketentuan tersebut dikecualikan untuk pembayaran atau untuk
penyelesaian kewajiban dalam valuta asing yang telah diperjanjikan
secara tertulis.
c. Setiap orang dilarang meniru Rupiah,kecuali untuk tujuan
pendidikan dan/atau promosi dengan memberi kata spesimen.
d. Setiap orang dilarang menyebarkan atau mengedarkan Rupiah
Tiruan.
e. Setiap orang dilarang memalsu Rupiah.
f. Setiap orang dilarang menyimpan secara fisik dengan cara apa
pun yang diketahuinya merupakan Rupiah Palsu.
g. Setiap orang dilarang mengedarkan dan/atau membelanjakan
Rupiah yang diketahuinya merupakan Rupiah Palsu.
h. Setiap orang dilarang membawa atau memasukkan Rupiah Palsu ke
dalam dan/atau ke luar Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
i. Setiap orang dilarang mengimpor atau mengekspor Rupiah
Palsu.
j. Setiap orang dilarang memproduksi, menjual, membeli,
mengimpor, mengekspor, menyimpan, dan/atau mendistribusikan mesin,
peralatan, alat cetak, pelat cetak, atau alat lain yang digunakan
atau dimaksudkan untuk membuat Rupiah Palsu.
k. Setiap orang dilarang memproduksi, menjual, membeli,
mengimpor, mengekspor, menyimpan, dan/atau mendistribusikan bahan
baku Rupiah yang digunakan atau dimaksudkan untuk membuat Rupiah
Palsu.
14.Beberapa Istilah Tentang Uang
Berikut istilah yang berkaitan dengan uang.a. Inflasi adalah
suatu keadaan dimana harga barang secara umum mengalami kenaikan
secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam
negeri.
b. Deflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat peristiwa
penurunan harga barang umum secara terus menerus atau terjadi
peningkatan nilai uang.
c. Devaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap
mata uang asing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah ekspor
ke luar negeri dan membatasi jumlah impor serta menambah devisa
negara.
d. Revaluasi adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan nilai mata uang di dalam negeri
terhadap mata uang asing.
e. Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang
dalam negeri yang disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.
f. Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang
dalam negeri yang disebabkan adanya mekanisme pedagangan.
g. Sanering adalah kebijaksanaan pemerintan untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan cara memotong uang
(nilai mata uang). Cara ini dilakukan bila berbagai cara untuk
menjaga kestabilan nilai mata iang tidak membawa hasil.TUGAS
KELOMPOK
Bagaimanakah pengelolalan uang rupiah oleh Bank Indonesia?
Buatlah artikel tentang hal tersebut. Kamu bisa mendiskusikannya
dengan teman dalam kelompok untuk mencapai hasil maksimal. Setelah
itu, susunlah artikel dengan bahasa yang menarik. Serahkan laporan
hasil kerja kepada guru untuk diapresiasi!
TUGAS MANDIRI
Carilah informasi secara detail mengenai sejarah uang baik
sejarah pertama kali muncul di dunia ataupun sejarah pertama kali
diberlakukan di negara kita. Untuk mendukung informasimu, kamu bisa
melakukan browsing internet. Kumpulkan hasilnya kepada guru mata
pelajaran.UJI KOMPETENSI
1. Dalam uang terdapat unsur pengaman diantaranya benang
pengaman, Optically Variable Ink (OVI), Cetak Pelangi (Rainbow
Printing) dan Tanda Air (Watermark). Jelaskan istilah tersebut!2.
Identifikasikan unsur pengaman pada uang kertas pada bagian
belakang!
3. Identifikasikan kesamaan unsur pengaman pada bagian muka dan
bagian belakang yang terdapat pada uang kertas!
4. Mengapa orang atau masyarakat Setiap orang dilarang meniru
Rupiah kecuali untuk tujuan pendidikan dan/atau promosi dengan
memberi kata spesimen, dilarang menyebarkan atau mengedarkan Rupiah
Tiruan dan dilarang memalsu Rupiah?
5. Jelaskan pengertian pengelolaan uang rupiah menurut UU Nomor
7 Tahun 2011 tentang mata uang!
6. Berikan contoh konkrit keadaan mata uang pada saat devaluasi,
revaluasi, apresiasi dan depresiasi!
7. Pada akhir-akhir ini terdapat pembicaraan mengenai mata yang
dikenal dengan istilah Redenominasi, Jelaskan istilah tersebut dan
berikan contohnya!
8. Pemusnahan uang rupiah adalah suatu rangkaian kegiatan
meracik, melebur, atau cara lain memusnahkan Rupiah sehingga tidak
menyerupai Rupiah. Identifikasikan faktor yang menyebabkan uang
rupiah dimusnahkan!
9. Dalam mengenali uang rupiah dikenal dengan istilah 3D.
Jelaskan istilah tersebut!
10. Coba anda cari contoh mata uang dari beberapa negara asing
melalui browsing, minimal 10 negara!
C. ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI
Perkembangan alat pembayaran saat ini dapat dikatakan telah
berkembang sangat pesat dan maju. Dalam alat pembayaran, selain
uang yang masih menjadi alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat, terdapat pula alat pembayaran nontunai. Contoh alat
pembayaran yang telah dikenal berbasis kertas seperti cek dan
bilyet giro atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), seperti
kartu kredit dan kartu ATM/debet. Adapun untuk sistem transfer,
telah dilakukan pengembangan sistem transfer dana secara
berkesinambungan oleh Bank Indonesia, sehingga saat ini telah
tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional. Sebagian
materi alat pembayaran nontunai telah dibahas di depan. Berikut
kita akan membahasnya terutama mengenali alat-alat yang digunakan
dalam sistem pembayaran nontunai agar kita bisa menggunakannya
sebagai kemudahan dalam bertransaksi.
1. Pengertian Alat Pembayaran Nontunai
Pembayaran nontunai adalah pembayaran yang dilakukan tanpa
menggunakan uang tunai yang beredar melainkan menggunakan cek atau
bilyet giro (BG) dan alat pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu
kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini terlihat pada ketersediaan
jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain
bank. Transaksi pebayaran nontunai dengan nilai besar
diselenggarakan Bank Indnesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time
Gross Settlement) dan sistem kliring.
Pembayaran menggunakan kartu sudah banyak yang menggunakan mulai
dari anak anak, remaja, dewasa, hingga tua. Dari pelajar,
mahasiswa, ibu rumah tangga, pelayan toko, pengusaha, karyawan
hingga pejabat sudah menggunakannya. Kartu ATM, kartu debit dan
kartu debit memang praktis, mudah dibawa tanpa memakan tempat di
dompet kita karena bentuknya kecil dan sangat tipis. Masyarakat
sudah mulai meninggalkan kebiasaan memegang uang tunai dan memilih
bertransaksi nontunai (melalui bank) seperti contoh pengambilan
gaji pegawai saat ini sudah melalui ATM, pembayaran uang kuliah,
pemberian uang jajan bulanan kepada anak, hingga untuk belanja
online.
2. Jenis-Jenis Alat Pembayaran NontunaiJenis alat pembayaran non
tunai terdiri atas sebagai berikut.a. Paper Based (Cek/BG) Adakah
yang mengenal paper based? Apakah paper based itu? Paper Based
(Cek/BG) adalah pembayaran dengan menggunakan surat perintah
kepadan bank untuk melakukan pembayaran atas transaksi keuangan.
Adapun cek dan BG didefinisikan sebagai berikut.1)Cek adalah surat
perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang
tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama"
maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat
diperdagangkan (negotiable paper).
2)Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening
yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan
namanya.
Cek dan Bilyet Giro diberikan kepada nasabah yang memiliki
simpanan di bank, khususnya simpanan dalam bentuk rekening giro.
Walaupun secara fisik Cek dan BG terlihat sama, namun pada dasarnya
terdapat beberapa perbedaan antara Cek dan BG, seperti pencairan
Cek dapat dilakukan secara tunai atau melalui pemindahbukuan
sementara BG hanya dapat dicairkan dengan pemindahbukuan. Selain
itu Cek, khususnya Cek atas unjuk dapat dipindahtangankan sementara
Bilyet Giro tidak dapat dipindahtangankan.
Berikut contoh cek dan bilyet giro.
Sumber: www.bi.go.id
Gambar 6. Contoh cek dan bilyet giro di suatu bank.
Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan alat pembayaran paling lama
yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cek telah diatur dalam
KUHD, sementara BG pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat
Edaran Bank Indonesia. Penggunaan Cek dan BG untuk pembayaran
umumnya dilakukan oleh pelaku usaha dalam mendukung kelancaran
transaksi bisnisnya. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan
nasabah individu menggunakan Cek dan BG dalam melakukan
pembayaran.
b. APMK (Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu) adalah alat pembayaran yang berupa
kartu kredit, kartu ATM, dan kartu debetBerikut contoh APMK.
Sumber: www.bi.go.idGambar 6.9 Contoh APMK tampak depan.Adapun
karakteristik Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), antara
lain, sebagai berikut.1) Kartu Kredit Kartu Kredit merupakan alat
pembayaran yang memiliki prinsip buy now pay later, dimana pada
saat transaksi kewajiban pemegang kartu ditalangi terlebih dahulu
oleh penerbit Kartu Kredit. Pemegang kartu dapat melunasi
pembayaran berdasarkan waktu yang disepakati antara pemegang kartu
dan penerbit. Saat ini fasilitas yang ditawarkan bagi pengguna
Kartu Kredit sangat beragam, mulai dari diskon di merchant, point
rewards yang dapat digunakan untuk berbelanja, sampai dengan
pembelian barang dengan bunga cicilan 0%.
Kartu Kredit adalah alat pembayaran menggunakan kartu yang dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul
dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan
dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana kewajiban
pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer
atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan
pembayaran pada waktu yang disepakati dengan pelunasan secara
sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara
angsuran.
Adapun karakteristik kartu kredit, yaitu sebagai berikut.a)
Kemudahan berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai b) Dapat
melakukan tarik tunai (cash advance). c) Dana transaksi berasal
dari fasilitas pinjaman (kredit) yang diberikan penerbit kartu d)
Dikenakan bunga jika membayar setelah jatuh tempo atau secara
angsuran. e) Persyaratan kepemilikan (antara lain minimum usia dan
pendapatan) mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia maupun
ketentuan APMK.2) Kartu ATM (Authomatic Teller Mechine) Sebagian
besar masyarakat Indonesia telah mengenal kartu pembayaran. Kartu
pembayaran yang saat ini paling diminati oleh masyarakat adalah
Kartu ATM/Debet. Kartu ATM adalah alat pembayaran menggunakan kartu
yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai dan/atau
pemindahan dana dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika
dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank
atau Lembaga Selain bank yang berwenang untuk menghimpun dana
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kartu ATM (Authomatic Teller Mechine) atau Anjungan Tunai
Mandiri, memiliki karakteristik berikut.a) Kemudahan bertransaksi
via ATM antara lain, tarik tunai, cek saldo, transfer antarrekening
atau antarbank (termasuk untuk pembayaran kepada biller).b) Dana
transaksi berasal dari rekening simpanan pemegang dan akan
berkurang secara otomatis c) Persyaratan kepemilikan harus memiliki
rekening simpanan di bank penerbit.
3) Kartu Debet Kartu Debet adalah pembayaran dengan menggunakan
kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
transaksi pembelanjaan, dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi
seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu
pada bank atau Lembaga Selain Bank yang berwenang untuk menghimpun
dana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kartu debet, memiliki karakteristik sebagai berikut.a) Kemudahan
berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai b) Dana untuk transaksi
berasal dari rekening simpanan dan akan berkurang secara otomatis
c) Persyaratan kepemilikan harus memilki rekening simpanan di bank
penerbit 4) Uang Elektronik Uang Elektronik (electronic money)
adalahuangyang digunakan dalam transaksi Internet dengan
caraelektronik.Biasanya, transaksi ini melibatkan
penggunaanjaringan komputer(seperti internetdan sistem penyimpanan
harga digital).Electronic Funds Transfer (EFT)adalah sebuah contoh
uang elektronik.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/1/PBI/2009 Tanggal 13
April 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money), Uang
Elektronik harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut, yaitu :
a)diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu
oleh pemegang kepada penerbit;
b)nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media
seperti server atau chip;
c)digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektonik tersebut;
d)dan nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan
dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Berikut beberapa contoh uang elektronik.
Penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran dapat
memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi
transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. Uang
elektronik sangat applicable untuk transaksi massal yang nilainya
kecil namun frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir,
tol,fast food, dan sebagainya.Perbedaan mendasar antara uang
elektronik dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah
uang elektronik bersifat prabayar (prepaid) sedangkan APMK bersifat
akses.Berbagai alat pembayaran nontunai sudah kamu pelajari. Nah,
tentu kamu sekarang sudah siap untuk membudayakan sistem pembayaran
nontunai. Kamu pun