TUGAS KELOMPOK TPK 2(SISTEM PELUMASAN)
OLEH :
1. Febriana Tri Ermadhani 42121000292. Aji Suryadi 42121000473.
Hangga Krisna Prasetya 42121000934. Dhiki Matulavela 4212100095
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUTS TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER2013/2014DAFTAR ISIDAFATAR
ISI.................................................................................................iI.
Pengertian sistem
pelumasan.........................................................1II.
Mekanisme
Pelumasan...................................................................1III.
Fungsi Sistem
Pelumasan................................................................2IV.
Sifat-Sifat Minyak
Pelumas..............................................................2
V. Komponen-komponen utama Sistem Pelumasana. Oil Pump
............................................................................4b.
Oil Cooler
...........................................................................5c.
Oil Filter
............................................................................7VI.
Kondisi yang Menyebabkan Oli Pelumas Menjadi
Kotor................8VII. Macam Sistem Pelumasana. Sistem
Pelumasan Campur (Mix).......................................8b.
Sistem Pelumasan Autolube
..............................................9c. Sistem Pelumasan
Percik...................................................10d.
Sistem Pelumasan
Tekan...................................................11VIII.
Sistem pelumasan berdasarkan tempat penampung minyak pelumasa.
Sistem pelumasan
kering...................................................12b.
Sistem Pelumasan
Basah...................................................13IX.
Persyaratan Sistem
Pelumasan......................................................13X.
Bagian-Bagian yang Dilumasia. Pelumasan pada Conecting Rod, Piston
dan Main
Bearing.............................................................................14b.
Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup...........14c.
Pelumasan Timming
Gear................................................15XI. Parameter
Utama Analisa
Pelumas..............................................16DAFTAR
PUSTAKA
i
SISTEM PELUMASAN
I. Pengertian Sistem PelumasMinyak lumas adalah zat cair atau
benda cair yang digunakan sebagai pelumasan dalam suatu mesin untuk
mengurangi keausan akibat gesekan dan sebagai pendingin serta
peredam suara.II. Mekanisme Pelumasandiesel generator bekerja pompa
oli turut berputar bersama poros bubungan yang dihubungkan dengan
ujung poros pompa. Bekerjanya pompa oli menyebabkan oli pelumas
yang berada di panci oli atau karter tersedot ke atas dengan
melalui saringan kasar terlebih dahulu. Setelah melewati pompa,
minyak pelumas (oli) mengalami penyaringan kedua pada saringan oli
(oil filter) yang lebih halus. Setelah disaring oli dialirkan ke
indicator minyak pelumas, kemudian mengalir ke komponen-komponen
yang membutuhkan pelumasan seperti ke kepala selinder (mekanisme
katup), ke bantalan-bantalan (poros engkol, pena torak, poros
bubungan dan sebagainya). Setelah melumasi komponen-komponen
tersebut oli pelumas kembali lagi turun ke panci oli atau karter
membawa kotoran-kotaran atau partikel logam hasil gesekan juga
panas komponen yang dilaluinya. Begitu seterusnya.
Untuk lebih memahami cara kerja sistem pelumasan motor diesel
generator perhatikan skema sirkuit pelumasan motor diesel generator
berikut ini :
Gambar 1 skema sirkuit pelumasan motor diesel 4 tak silinder
tunggalAliran minyak pelumas pada setiap komponen sistem pelumasan
tersebut di atas bila dibuat ke dalam diagram alir (flow chart)
adalah sebagai berikut :
Gambar 2 diagram alir sistem pelumasanIII. Fungsi dari Sistem
Pelumasan : Mengurangi keausan mesin agar minimum. Mengurangi
gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya. Memindahkan
panas. Mengurangi suara engine Sebagai perapat. Membersihkan
komponen-komponen mesin.
IV. Sifat-sifat minyak pelumasSifat-sifat minyak lumas :
Viskositas adalah sifat yang paling penting yang menunjukkan
kefluidaan relative dari minyak tertentu. Jadi merupakan ukuran
dari gesekan fluida, atau tahanannya, yang akan diberikan oleh
molekul atau partikel minyak satu sama lain kalau badan utama dari
minyak sedang bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin berat
atau makin malas gerakannya, berarti viskositas lebih tinggi. Titik
tuang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung
diuji diletakkan 45 derajat dari horizontal.Titik tuang yang
relative tinggi mempengaruhi kemampuan untuk memompa minyak melalui
sistem pelumasan mesin dengan sejumlah tabung dan orifis yang
berukuran kecil.
Angka viskositasSAERentantang Viskositas, Saybolt seconds
Pada suhu 1300FPada suhu 2100F
MinMaxMinMax
1090119
20120184
30185254
4025580
5080104
60105124
70125150
Residu karbon adalah jumlah karbon yang tertinggal setelah zat
yang dapat menguap telah diuapkan dan terbakar dengan pemanasan
minyak. Ini akan menunjukkan jumlah karbon yang dapat diendapkan
dalam mesin yang akan mengganggu operasi. Titik nyala adalah suhu
pada saat uap minyak diatas minyak akan menyala kalau dikenai api
kecil. Titik nyala dari minyak lumas di tentukan dengan metode yang
sama seperti yang digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala
dari berbagai minyak lumas diesel bervariasi dari 340 sampai 430 F.
Air endapan adalah minyak diuji dengan pemusingan dan harus bebas
dari air dan endapan. Tentu saja tidak boleh ada kotoran dalam
penyediaan minyak lumas. Sebagian besar dari wadah minyak terbuka
pada instalasi diesel yang ada, tetap dalam keadaan terbuka.
Kotoran akan terikat dan masuk ke dalam minyak kemudian tinggal
didalam saluran minyak. Keasaman adalah minyak lumas harus
menunjukkan reaksi netral kalau diuji dengan kertas litmus. Minyak
yang asam cenderung mengkorosi atau melubangi bagian mesin dan
membentuk emulsi dengan air serta membentuk lumpur dengan karbon.
Emulsi adalah campuran minyak dengan air yang tidak terpisah
menjadi komponennya, yaitu minyak dan air disebut disuatu emulsi.
Minyak lumas tidak boleh membentuk emulsi dengan air. Kalau dikocok
dengan air harus segera terpisah darinya. Kemampuan untuk memisah
ini terutama penting setelah minyak digunakan untuk beberapa waktu.
Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki kecenderungan yang kuat
untuk teroksidasi, karena oksidasi menyebabkan pembentukan lumpur.
Oksidasi dan pembentukan lumpur dalam carter atau dimana saja dalam
sistem pelumasan mesin diesel tidak dikehendaki, karena
kemungkinannya untuk mengganggu aliran minyak dan melemahkan
pelumasan dalam bagian yang penumpukan lumpur. Abu (ASH) dalam
minyak adalah ukuran benda yang dapat menyebabkan pengikisan atau
kemacetan dari bagian bergerak yang bersinggungan. Belerang adalah
belerang bebas atau campuran korosi dari belerang tidak
diperbolehkan dalam minyak lumas karena mereka mempunyai
kecenderungan untuk membentuk asam dengan uap air. Campuran bukan
korosi dari belerang diperbolehkan sampai batas tertentu.V.
Komponen-komponen Utama Sistem pelumasan1. Oil PumpOil pump
menghisap oli dari crankcase dan menyalurkan keseluruh komponen
mesin. Oil filter dipasangkan pada lubang masuk pompa oli (oil pump
inlet) untuk menyaring kotoran-kotoran. Pada Colt Diesel untuk
engine 4D31 dan 4D34 oil pump digerakkan oleh camshaft skew gear.
Sedangkan untuk engine 4D33 oil pump digerakkan oleh camshaft gear.
Oil pump yang digunakan adalah model roda gigi. Pada model ini,
terdapat dua buah roda gigi yang berkaitan. Bila salah satu roda
gigi berputar, maka roda gigi lain akan ikut berputar berlawanan
arah. Oleh karena itu, oli yang terdapat diantara celah-celah dua
buah roda gigi didesak dari lubang masuk kelubang buang.Oil pump
jenis ini sangat sederhana tetapi dapat bekerja dengan baik. Oil
pump digerakkan oleh putaran crankshaft melalui crankshaft gear
yang putarannya berlawanan arah dengan putaran oil pump gear.
Apabila tekanan oli meningkat menjadi lebih tinggi dari tekanan
standar, oli akan dikembalikan ke oil pump oleh kerja relief valve.
Hal ini dilakukan untuk mencegah kemacetan pada sistem pelumasan
oleh karena tekanan yang berlebihan. Relief valve dipasang pada oil
pump.
Gambar 3 Oil pump untuk engine 4D332. Oil CoolerOil cooler
adalah alat yang digunakan untuk merubah panas antara coolant dan
oli yang bertekanan. Oil cooler mempunyai sebuah bypass valve.
Bypass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat
oil cooler element tersumbat. Hal tersebut akan menyebabkan tahanan
aliran menjadi tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli
kembali secara langsung ke oil filter element tanpa melalui oil
cooler.
Gambar 4 oil cooler untuk engine 4D31 dan 4D34
Gambar 5 oil cooler untuk engine 4D33Bypass valve akan bekerja
apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil cooler element
tersumbat. Hal tersebut akan menyebabkan tahanan aliran menjadi
tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli kembali secara
langsung ke oil filter element tanpa melalui oil cooler.
Gambar 6 bypass valveRegulator valve akan bekerja bila tekanan
oli pada main oil gallery menjadi lebih tinggi dari nilai standar.
Regulator valve akan membuka agar oli kembali ke oil pan. Dengan
demikian tekanan oli akan kembali standar
Gambar 7 Regulator valve3. Oil FilterDalam jangka waktu
tertentu, oli akan kotor. Hal ini di sebabkan adanya
partikel-partikel logam, kotoran dari udara, karbon serta
bahan-bahan lain yang masuk ke dalam oli. Bagian-bagian berat akan
mengendap, sedangkan bagian-bagian yang ringan akan ikut terbawa
melumasi mesin yang akan memperbesar keausan dan kemungkinan panas
yang berlebihan (over heating)Pada oil pump cover terdapat sebuah
relief valve yang berfungsi mengembalikan oli ke oil pan apabila
tekanan melebihi nilai standar. Hal ini di lakukan untuk
menghindari overload pada sistem pelumasan.
Gambar 8 oil filterVI. Kondisi yang menyebabkan Oli pelumas
mesin menjadi kotor : Kotoran karbon dari pembakaran engine. Debu
dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan
bakar. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan
engine, menjadi bercampur dengan oli. Bahan bakar liar dan
pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam
ruang engkoll. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui
engine.
VII. Macam Sistem Pelumasana). Sistem Pelumasan Campur
(Mix)Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan
mesin dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli
campur/samping) dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak
pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.
Sifat-sifat sistem pelumasan campur : Tangki bahan bakar berada
diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar
dengan gaya gravitasi). Sistem pelumasan jenis oli yang paling
sederhana Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi
Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil. Menggunakan
oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin dengan
campuran 2% 4% oli samping.
Gambar 9 sistem pelumasan mix
Keterangan :1. Campuran bensin dan oli samping2. Kran bensin3.
Karburator4. Ruang engkolCara kerja :Pada saat kran bensin (2)
dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1) akan mengalir
menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara
bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang
engkol dan selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan
melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding
silinder.Contoh kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan
jenis ini adalah motor stasioner, vespa.b). Sistem Pelumasan
Autolube
Gambar 10 Sistem pelumasan autolube
Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam
ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli
samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem
pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang
masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran dan
pembukaan katup masuk (Reet Valve).Cara kerja:Saat mesin hidup
handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator, seiring
dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli
samping/campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol
melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli
samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya
masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang
bergerak.c). Sistem Pelumasan PercikSistem pelumasan percik adalah
sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang
bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil
memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.Sistem
pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping
(side valve) dan kapasitas kecil.
Gambar 11. Sistem pelumasan percik
Cara kerja :Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian
poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan
akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding
silinder.d). Sistem Pelumasan Tekan.Minyak pelumas di dalam karter
dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang dilumasi dengan
menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk
melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak
pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan
pompa oli diputarkan oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan
pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan pelumasan merata dan
teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian mesin
akan kembali ke karter kembali.
Gambar 12 Sistem pelumasan tekan
Cara kerja :Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh
pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang
dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas
yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke
karter.VIII. Sistem pelumasan berdasarkan tempat penampung minyak
pelumas : Sistem pelumasan kering.Penampung pelumas berada diluar
mesin (Sump Tank). Di kapal sistem pelumasan yang digunakan adalah
sistem pelumasan kering yaitu sistem pelumasan tekanan penuh yaitu
minyak berasal dari tempat penampungan (sump tank) yang
disirkulasikan dengan pompa dengan tekanan tertentu kebagian-bagian
mesin yang memerlukan pelumasan kemudian minyak kembali ke tangki
penampungan (sump tank). Pada sistem pelumasan yang digunakan di
kapal sebelum menghidupkan mesin maka diharuskan melakukan
pelumasan awal engkol, torak, mahkota torak, (piston crown),
bantalan utama connecting rod, silinder, komponen penggerak katup,
turbo charge. Sirkulasi minyak mulai diserap oleh pompa roda gigi
dari tangki penampungan (sump tank) kemudian disaring oleh saringan
minyak lumas (oil filter) kemudian minyak lumas itu didinginkan di
pendingin minyak (LO Cooler) kemudian minyak lumas tersebut
melumasi bagian-bagian yang memerlukan pelumasan itu minyak lumas
kembali ke tangki penampungan (sump tank).
Sistem pelumasan basah.Penampung pelumas berada didalam mesin
(Carter atau Crankcase). Sistem pelumasan ini pada mumumnya
dipergunakan pada mesin kapal yang berdaya rendah.Ini disebabkan
karena konstruksinya yang masih relatif sederhana.Pada sistem
pelumasan basah pompa minyak lumas memompa minyak lumas dari bak
minyak pelumas kedalam mangkok minyak pelumas pada setiap pangkat
batang engkol bergerak mencebur ke dalam mangkok tersebut dan
memercikkan minyak pelumas dari dalam mangkok membasahi
bagian-bagian yang harus dilumasi.
IX. Persyaratan sistem pelumasanPersyaratan pelumasan mesin yang
ideal antara lain : Memelihara film minyak lumas yang baik pada
dinding silinder hingga mencegah keausan berlebihan pada landasan
silinder, torak, dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak.
Merapatkan kompresi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan
karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang
buang, lubang bilas. Tidak melapiskan cat pada permukaan torak
suatu silinder. Mencegah keausan bantalan. Mencuci bagian dalam
mesin. Tidak membentuk Lumpur, penyumbatan saluran minyak, lapisan
dan saringan atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak (oil
cooler). Dapat di gunakan dengan sembarangan jenis saringan.
Penggunaannya hemat. Memungkinkan selang waktu lama antara
penggantian. Mempunyai sifat baik pada start dingin.X.
Bagian-Bagian yang DilumasiUmumnya bagian-bagian yang dilumasi pada
motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling bergesekan
misalnya :a. Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main
BearingPada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan
main oil gallery ke setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui
lubang oli yang terdapat pada crankshaft untuk melumasi connecting
rod bearing kemudian masuk melalui lubang yang terdapat pada
connecting rod untuk melumasi connecting rod small end bushing. Oli
disemprotkan dari oil jet yang terdapat pada connecting rod small
end untuk melumasi piston.
Gambar 13 pelumasan pada conecting road dan main bearing
Gambar 14 pelumasan pada pistonb. Pelumasan pada Camshaft dan
Mekanisme katupCamshaft bushing dilumasi oleh oli yang mengalir
melalui saluran main oil gallery ke setiap bushing. Pada bagian
ujung depan camshaft journal terdapat lubang oli yang menyalurkan
oli untuk melumasi camshaft gear dan mekanisme katup. Oli masuk ke
rocker shaft braket bagian depan, kemudian masuk ke rocker shaft
dan melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang sama, oli
memancar dari lubang yang terdapat pada bagian atas rocker arm
untuk melumasi permukaan atas dimana terdapat valve cam dan valve
stem. Oli masuk ke lubang push rod pada cyclinder head dan
crankshaft untuk melumasi cam sebelum kembali ke oil pan.
Gambar 15 pelumasan pada mekanisme katup
Gambar 16 pelumasan camshaftc. Pelumasan Timming GearOli yang
melewati main oil gallery mengalir melalui bagian dalam camshaft
dan idler shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar. Pada
bagian dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara
otomatis memberikan tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler
gear, shaft dilengkapi oil jet untuk pelumasan auto timmer.Oil jet
dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada setiap
silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli kearah
bagian dalam piston. Oil jet dipasang dengan check valve yang
membuka dan menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check
valve menutup pada putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah
meningkatnya tekanan volume oli pada komponen sistem pelumasan.
Gambar 17 pelumasan pada timing gearXI. Parameter Utama Analisa
Pelumas Total Nilai Basa Pengujian ini berhubungan erat dengan
aplikasi pelumas mesin diesel dan tidak relevan pada aplikasi
pelumas roda gigi, hidrolik dan turbin. Aditif basa pada pelumas
berfungsi menetralkan kondisi asam yang terjadi hasil proses
pembakaran (utamanya asam surfuric dan nitrit), asam organic dari
hasil oksidasi pelumas dalam proses penuaan (aging). Total nilai
basa (TBN) pelumas menunjukkan kemampuan pelumas dalam menetralkan
kondisi keasaman pada mesin.Pemilihan nilai basa pelumas untuk
suatu mesin di sesuaikan dengan pertimbangan jenis bahan bakar yang
di pakai, kandungan sulfur, dan design mesin itu sendiri. Penurunan
nilai basa pelumas bekaspakai (used oil) dari hasil analisa
pelumas, menunjukkan degradasi aditif basa terhadap polutan asam
serta indikasi kelayakan penggunaan kembali pelumas tersebut.
Nilai basa (TBN) pada mesin diesel jenis trunk (trunk piston
engines bukan crosshead), akan bertendensi turun akibat polutan
dari proses pembakaran. Tetapi nilai kesetabilan akan tercapai pada
suatu titik dan terjaga dengan penambahan pelumas baru secara
berkala (topup). TBN pada bagian sistim pelumasan bearing (system
oil) mesin 2 langkah crosshead (2 conrod tiap piston), dapat
meningkat sebagai akibat kebocoran pelumas dengan TBN tinggi
umumnya dari kebocoran pelumas ruang bakar pada stuffing box, atau
kesalahan dalam penambahan jenis pelumas (daily topup).Penurunan
TBN pelumas sekitar 50% dari nilai awal mengindikasikan masa pakai
pelumas mendekati periode penggantian. Indikasi lain yang juga
dapat di jadikan acuan; minimum nilai basa pelumas adalah tujuh
kali dari nilai sulfur bbm yang di pakai (TBN = 7 x Sulfur).Pada
kondisi pelumas seperti di atas, para produsen pelumas sering kali
menyarankan penggantian pelumas secara keseluruhan, atau sebagian
lalu di tambahkan pelumas baru agar niai basa pelumas dalam batas
yang aman. Rekomendasi ini juga sangat tergantung pada buku
petunjuk masingmasing produsen mesin/peralatan yang di lumasi.TBN =
7 x Kadar Sulfur BBMUntuk mudahnya, pedoman pemilihan TBN pelumas
adalah jenis bahan bakar yang di pakai dengan parameter utama
adalah kadar sulfur, parameter lain adalah laju konsumsi pelumas
dan kapasitas bak pelumas (sump tank). Turunnya TBN di sebabkan;
Konsumsi pelumas yang rendah, berkaitan dengan jumlah topup harian
yang rendah pula Kapasitas tampung bak pelumas mesin yang kecil
Penggunaan bbm dengan kadar sulfur yang tinggiTBN yang rendah pada
pelumas bekaspakai (used oil) menunjukkan minimnya proteksi dari
sisi pelumas terhadap resiko korosi pada bagian mesin; seputar
mahkota piston bagian atas, ring piston, dan bantalan (bearing).
Hal yang sama juga akan terjadi pada bagian mesin lainnya serta
sistim pendinginan piston dengan media pelumas.TBN pada mesin
berbahan bakar gas, sering kali menggunakan paket aditif dengan abu
yang rendah (low ash additive). Magnesium sering dipakai sebagai
aditif dalam aplikasi otomotif dengan kecendrungan menggunakan
garam kalsium (calcium salt). Pemilihan aditif jenis low ash juga
di dasari resiko penyalaan dini (preignition) dari bahan bakar gas
di dalam ruang bakar. TBN dalam aplikasi mesin BBG, dapat turun
dengan cepat akibat kondisi kerja yang tinggi, terutama pada
aplikasi landfill gas dimana bahan bakar menjadi polutan utama pada
pelumas.Nilai TBN Aplikasi
5 Pelumasan system oils, pada mesin 2 tak crosshead. Diesel
putaran tinggi dengan bahan bakar gas dan destilasi. Pengguna bahan
bakar dengan < 0.2% sulfur, aplikasi otomotif.
10 Aplikasi otomotif. Diesel putaran tinggi dengan bahan bakar
destilasi bersulfur < 0.5%, & diesel gas oil.
15 Diesel putaran tinggi dan menengah berbahan bakar minyak
diesel destilasi.
20 Diesel putaran tinggi dengan bahan bakar gas dan destilasi.
Pengguna bahan bakar dengan < 2% sulfur (DMC maksimum). Mesin
bantu dengan bahan bakar campur.
30 ~ 40 Diesel putaran menengah dengan bahan bakar residual
(minyak bakar / MFO/ HFO).
40 ~ 55 Pelumasan mesin diesel putaran menengah dengan kapasitas
bak dan konsumsi pelumas yang kecil (antipolishing ring)
>60 ~ 100 Pelumasan cylinder oils, pada mesin diesel 2 tak
crosshead.
Total Nilai Asam & Nilai Asam Kuat - (TAN & SAN)Pelumas
secara terus-menerus bereaksi dengan udara di atmosfir dengan
membentuk oksidan organik yang bersifat asam. Dalam suhu ruangan,
reaksi ini berjalan sangat lambat dan sedikit sekali berpengaruh
pada pelumas. Pada suhu kerja yang lebih tinggi seperti di dalam
mesin, laju reaksi berjalan sangat cepat. Pelumasan komponen mesin
yang bergesekan adalah contoh nyata kondisi diatas, dimana suhu
kerja (pelumas dan logam) sangat tinggi berbeda dengan bagian lain
yang tidak bergesekan. Kondisi ini akan lebih buruk bila pelumas
telah terkontaminasi dengan polutan padat, air, oksigen dan bahan
bakar.
Polutan hasil oksidasi - asam organik seperti varnish/resin,
tidak mudah bereaksi dengan aditif TBN. Varnish/resin meningkatkan
kekentalan pelumas, melapisi bagian mesin, dan harus di hilangkan
dengan teknologi penyaringan yang baik. Nilai asam kuat (strong
acid number SAN) adalah ukuran kekuatan asam di dalam pelumas.SAN
mengindikasikan nilai aditif alkalin pelumas mesin yang telah habis
selain menunjukkan tingkat korosi di dalam mesin. Mengukur SAN
dalam pelumas sangatlah mudah tetapi kurang lazim digunakan sebagai
acuan, lebih lazim mengamati tingkat perubahan TBN pada pelumas
dari waktu ke waktu.Total nilai asam (total acid number TAN) adalah
ukuran asam organik lemah dan kuat di dalam pelumas. TAN berlaku
pada aplikasi pelumas roda gigi, turbin gas, dan hidrolik. Total
nilai asam tidak berhubungan secara langsung dengan pelumasan mesin
bakar, kecuali bila pelumas sangat tercemar.Pengecualian khusus
pada aplikasi pelumasan mesin berbahan bakar gas. Suhu kerja yang
tinggi dapat menyebabkan TBN turun dengan cepat selain memproduksi
asam organic dalam jumlah besar. Meningkatnya TAN secara umum
berhubungan langsung dengan tingkat oksidasi pelumas akibat masa
kerja dan suhu kerja. Total nilai asam (TAN) tinggi mengakibatkan:
Pembentukan lapisan kental yang terdiri dari varnish/resin.
Meningkatkan kekentalan pelumas yang menurunkan efisisiensi
aliran/pompa. Resiko korosi mesin, terutama bila terdapat polutan
air.Suhu tinggi proses pembakaran mesin gas terutama stoichiometric
(1:1 air/fuel ratio) membuat TBN turun dengan cepat. Terlebih pada
penggunaan gas landfill, pelumas hanya mampu bertahan sekitar 500
jam kerja. Pada aplikasi ini tingginya nilai asam (TAN) dan
kekentalan adalah parameter penting pengindikasi masa kerja minyak
pelumas.TAN akan naik secara perlahan pada aplikasi pelumas
nonmesin bakar. Beberapa pelumas baru pada aplikasi nonmesin bakar,
sudah memiliki nilai aditif asam yang akan naik atau turun setelah
dipakai. Memonitor TAN sebaiknya secara tendensi perubahan nilai
dari waktu ke waktu.
1
DAFTAR PUSTAKAPanjaitan M Subaja, 2004, Engine Colt Diesel FE 3
dan 4 Series, Yogyakarta.
J. Trommel Mans. 1991. Mesin Diesel, Jakarta : PT Rosda
Jayaputra.Harington Roy L.1992. Marine Engineering,Jersey City: The
society of naval architects and marine engineer
http://teknikmotordiesel.blogspot.com/http://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/mechanical/426-teori-dasar-mesin-diesel.html