Sistem Kristal Isometrik
Sistem IsometrikSistem Isometrik adalah sistem kristal yang
paling simetri dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas
tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut
potong satu sama lain, sistem ini berbeda dengan sistem lain dari
berbagai sudut pandang. Sistem ini tidak berpolar seperti yang
lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal. Kata isometrik berarti
berukuran sama, terlihat pada struktur tiga dimensinya yang sama
simetri, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik.
Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a1 = a2 = a3,
yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan sumbu a2 dan sama dengan
sumbu a3. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini
berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak
lurus satu sama lain (90).Sistem Isometrik memiliki perbandingan
sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a1 ditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis dengan nilai 3,
dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2 = 90o,
sudut antara a2 dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o,
sedangan sudut antara a1 dengan a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a1 memiliki nilai 30 terhadap sumbu a2. Perhatikan
gambar sistem kristal Isometrik dibawah ini :
Tipe kristalini memeiliki tiga sumbu yang saling berpotongan
membentuk sudut siku siku, dan ketiganya memiliki panjang yang
sama. Pirit (Fe2S3, salah satu mineral besi) danKristal Halit
(NaCl, garam) merupakan contoh darikristalyang berbentukisometrik,
contoh lain dari sistem kristal isometrik adalah seperti; Gold,
Diamond, Sphalerite, Galena, Halite, Flourite, Cuprite, Magnetite,
Cromite, dan lain-lain.Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas,
yaitu :1. Kelas Tetartoidal Kelas : Ke-28, Simetri : 2 3 Elemen
Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar
dua. Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan dengan
a1, a2, dan a3 Sudut : Ketiga-tiganya 90o Bentuk Umum : Tetartoidal
yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal dodecahedron,
pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
Mineral yang Umum : Changcengit, Korderoit, Gersdorffit,
Langbeinit, Maghemit, Micherenit, Pharmacosiderit, Ullmanit, dan
lain-lain.2. Kelas Hexoctahedral Kelas : Ke-32, Simetri : 4/m 3bar
2/m Elemen Simetri : Merupakan kelas yang paling simetri untuk
bidang tiga dimensi dengan empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu
putar dua, dan sumbu putar dua, dengan sembilan bidang utama dan
satu pusat. Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3 Sudut : Ketiga-tiganya 90o Bentuk Umum :
Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan
kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
Mineral yang Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah,
Platina, Perak, Emas, Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit,
Piroklor, kelompok Garnet, sebagian besar kelompok Spinel, Uraninit
dan lain-lain.3. Kelas Hextetrahedral Kelas : Ke-31, Simetri : 4bar
3/m Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga
sumbu putar empat, dan enam bidang kaca. Sumbu Kristal : Tiga sumbu
sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3. Sudut : Ketiga-tiganya
90o Bentuk Umum : Empatsisi, tristetrahedron, deltoidal
dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik
dodecahedron dan tetraheksahedron. Mineral yang Umum : Sodalit,
Sphalerit, Domeykit, Hauyne, Lazurit, Rhodizit, dan lain-lain.4.
Kelas Diploidal Kelas : Ke-29, Simetri : 2/m 3bar Elemen Simetri :
Terdapat empat sumbu putar tiga, dan tiga sumbu putar dua, dan tiga
bidang kaca dan satu pusat. Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang
sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3 Sudut : Ketiga-tiganya 90o
Bentuk Umum : Diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron,
rhombik dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
Mineral yang Umum : Pyrite, Kobaltit, Kliffordit, Haurit, Penrosit,
Tychit, Laurit, dan lain-lain5. Kelas Giroid Kelas : Ke-30, Simetri
: 4 3 2 Elemen Simetri : Terdapat tiga sumbu putar empat, dan empat
sumbu putar tiga, dan enam sumbu putar dua Garis Sumbu Kristal :
Tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3 Sudut :
Ketiga-tiganya 90o Bentuk Umum : Kubik, octahedron, dodecahedron,
dan trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan
tetraheksahedron. Mineral yang Umum : Cuprit, Voltait, dan Sal
Amoniak.http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/sistem-kristal-isometrik.html
Kristalografi Sistem Kristal 1. Sistem IsometrikSistem ini juga
disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang
yang sama untuk masing-masing sumbunya.Pada kondisi sebenarnya,
sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a
= b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal
ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan )
tegak lurus satu sama lain (90).
Gambar 1 Sistem IsometrikPada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a
: b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan
nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c
juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu
b.Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas : Tetaoidal Gyroida
Diploida Hextetrahedral HexoctahedralBeberapa contoh mineral dengan
system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite,
Fluorite (Pellant, chris: 1992)2. Sistem TetragonalSama dengan
system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang
masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan
panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau
lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi
sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = =
90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya
( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).Gambar 2 Sistem
TetragonalPada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1
: 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis
dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut
antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.Sistem tetragonal dibagi menjadi
7 kelas: Piramid Bipiramid Bisfenoid Trapezohedral Ditetragonal
Piramid Skalenohedral Ditetragonal BipiramidBeberapa contoh mineral
dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite,
pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)3. Sistem
HexagonalSistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak
lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d
masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a,
b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat
lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).Pada
kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan
sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal
ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120 terhadap sumbu .Gambar 3 Sistem HexagonalPada
penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan
nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk
sudut 40 terhadap sumbu b+.Sistem ini dibagi menjadi 7: Hexagonal
Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal
Bipiramid Trigonal Bipiramid Ditrigonal Bipiramid Hexagonal
TrapezohedralBeberapa contoh mineral dengan sistem kristal
Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite,
apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)4. Sistem TrigonalJika kita
membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain
yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini
kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal
setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian
dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.Pada kondisi sebenarnya, Trigonal
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu
d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu
.Gambar 4 Sistem TrigonalPada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan
sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis
dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan
sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya
perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal
ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap
sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+.Sistem ini
dibagi menjadi 5 kelas: Trigonal piramid Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid Ditrigonal Skalenohedral RombohedralBeberapa
contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline
dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)5. Sistem OrthorhombikSistem
ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem
ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).Gambar 5 Sistem
OrthorhombikPada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b :
c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.Sistem ini dibagi menjadi 3
kelas: Bisfenoid Piramid BipiramidBeberapa contoh mineral denga
sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl,
aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)6. Sistem
MonoklinMonoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring
dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap
sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak
lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b
paling pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki
axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini
berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90),
sedangkan tidak tegak lurus (miring).Gambar 6 Sistem MonoklinPada
penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya
tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada
sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30.
Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45
terhadap sumbu b.Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas: Sfenoid
Doma PrismaBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin
ini adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot
(Pellant, chris. 1992) 7. Sistem TriklinSistem ini mempunyai 3
sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.Pada
kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system
ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.Gambar 7 Sistem TriklinPada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c
= sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b membentuk sudut
80 terhadap c+.Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas: Pedial
PinakoidalBeberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini
adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan
anortoclase (Pellant, chris. 1992)
http://kehidupangeologi.blogspot.com/2012/09/kristalografi-sistem-kristal.html
Sistem IsometrikSistem ini juga disebut sistem kristal regular,
atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah
sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a
sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki
sudut kristalografi = = = 90?. Hal ini berarti, pada sistem ini,
semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak l urus satu sama lain
(90?).Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3.
Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan
nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar
sumbunya a+^b? = 30?. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30? terhadap sumbu b?.Sistem isometrik dibagi
menjadi 5 Kelas :1. Kelas Tetartoidal1.1 Kelas : ke-28, Simetri : 2
31.2 Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu
putar dua.1.3 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama
disimbolkan dengan a1, a2, dan a31.4 Sudut : ketiga-tiganya 90o1.5
Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik,
deltoidal dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik
dodecahedron, dan tetrahedron.1.6 Mineral yang Umum : changcengit,
korderoit, gersdorffit, langbeinit, maghemit, micherenit,
pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.2. Kelas Hexoctahedral1.1
Kelas : ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m1.2 Elemen Simetri : merupakan
klas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi dengan 4 sumbu
putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan 9 bidang
utama dan 1 pusat.1.3 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama
disimbolkan dengan a1, a2, dan a31.4 Sudut : ketiga-tiganya 90o1.5
Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan
trapezium. Dan kadang-kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan
heksotahedron.1.6 Mineral yang Umum : flurit, galena, intan,
tembaga, besi, timah, platina, perak, emas, halit, bromargyrit,
kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet, sebagian besar
kelompok spinel ,uraninit dan lain-lain.3. Kelas Hextetrahedral1.1
Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m1.2 Elemen Simetri : ada 4 sumbu
putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang kaca.1.3 Sumbu Kristal
: tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.1.4 Sudut :
ketiga sudutnya = 90o 1.5 Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron,
deltoidal dodecahedron, dan hekstetrahedron serta yang jarang
kubik, rhombik dodecahedron dan tetraheksahedron.1.6 Mineral yang
Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit, dan
lain-lain.4. Kelas Diploidal1.1 Kelas : ke-29, Simetri : 2/m
3bar1.2 Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua,
3 bidang kaca dan satu pusat.1.3 Garis Sumbu Kristal : tiga garis
yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a31.4 Sudut :
ketiga-tiganya 90o1.5 Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan
juga kubik, octahedron, rhombik dodecahedron, trapezohedron dan
yang jarang trisoctahedron.1.6 Mineral yang Umum : pyrite,
kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit, dan
lain-lain5. Kelas Giroid1.1 Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 21.2
Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga,
dan 6 sumbu putar dua1.3 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama
disimbolkan dengan a1, a2, dan a31.4 Sudut : ketiga-tiganya 90o
1.5 Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan
trapezohedron, serta yang jarang trisoctahedron dan
tetraheksahedron. 1.6 Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal
amoniak.http://blog.unsri.ac.id/deboratresiasinaga/welcome/sistem-kristal-isometrik/mrdetail/125614
The Isometric Kristal Sistem
(Nama alternatif: Sistem Cubic, Sistem Tesseral, Sistem
Reguler)
kembali ke homepage
Pengantar Untuk pengenalan umum menjadi Kristal Sistem dan
Crystal Kelas, lihat Essay on The Morfologi Kristal , yang pembaca
harus terlebih dahulu berkonsultasi, jika dia tidak akrab dengan
Crystal Symmetry dan deskripsi. Sistem kristal isometrik mencirikan
dirinya dengan tiga sumbu kristalografi setara tegak lurus satu
sama lain. Ini berarti bahwa kristal terdistorsi tidak terlihat
memanjang atau diratakan. Mereka tampak seperti benda-benda yang
bisa muat di dalam bola. The isometrik Sistem terdiri dari enam
Kristal Kelas. The kosong blok bangunan, dari semua kristal milik
sistem ini, memiliki bentuk kubus, yang menyiratkan bahwa simetri
(titik simetri) dari kristal milik kelas yang paling simetris, dan
berarti Divisi Holohedric (dari Sistem Isometric ) identik dengan
simetri kubus. Konsep (dasar) Bentuk dan simbol (menurut WEISS,
menurut Naumann dan menurut MILLER - semua tiga metode yang setara)
digunakan untuk wajah dan Formulir diuraikan dalam Essay sebelumnya
yang umumnya memperlakukan dari The Morfologi Kristal . Untuk
infinity (digunakan sebagai indeks mungkin atau koefisien dalam
simbol-simbol) kita menggunakan ~ tanda dalam teks. Dalam Angka
kita menggunakan simbol konvensional untuk tak terhingga, yaitu
angka horisontal delapan.
Sebuah Tinjauan dari lima Kelas dari Isometric Kristal Sistem
The isometrik Sistem Divisi Kelas cermin pesawat sumbu cs
Holohedric Hexakisoctahedric 4 / m 3 * 2 / m 3 + 6 tiga [4]
empat [3] enam [2] +
Tetrahedric Hemihedric Hexakistetrahedric 4 * 3 m 6 tiga [2]
empat [3] p. -
Bersisi lima Hemihedric Duakisdodecahedric 2 / m 3 * 3 tiga [2]
empat [3] +
Plagihedric Hemihedric Pentagonikositetrahedric 4 3 2 - tiga [4]
empat [3] enam [2] -
Tetartohedric Tetrahedric pentagondodecahedric 2 3 - tiga [2]
empat [3] p. -
Kita sekarang akan mendapatkan ini Kelas Simetri lima (Crystal
Kelas) dari isometrik Kristal System, dimulai dengan simetris Kelas
tertinggi.
The Hexakisoctahedrical Kelas (= Divisi Holohedric) 4 / m 3 * 2
/ m Dalam berasal Kelas ini dan Formulir yang kita akan mengulang
beberapa hal yang sudah diuraikan dalam Essay sebelumnya pada
Morfologi Kristal , tapi ada itu dimaksudkan sebagai contoh khusus
melayani dalam konteks yang lebih umum. Mari kita mulai dengan
sistem sumbu kristalografi isometrik dan Formulir dasar tertinggi
Kelas simetris, Crystal Hexakisoctahedral Kelas:
Gambar 1. Dasar Formulir (reguler segi delapan) dari isometrik
Kristal Sistem, dan set sumbu isometrik kristalografi.
Dalam gambar ini kita telah ditarik Formulir dasar isometrik
Kristal Sistem, segi delapan biasa. Satu wajah berbayang, itu
adalah unit wajah untuk isometrik Kristal Sistem. Wajah ini
memotong bagian yang sama dari tiga sumbu kristalografi, dan
karenanya dapat dinyatakan oleh: a: a, di mana tiga yang 's
mengungkapkan fakta bahwa tiga sumbu yang setara. Kita sekarang
akan mendapatkan semua Formulir milik Kristal Hexakisoctahedral
Class. Ingat bahwa isi simetri kristal Kelas ini adalah: Tiga sumbu
rotasi 4 kali lipat, bertepatan dengan tiga sumbu kristalografi.
Empat sumbu rotasi 3 kali lipat, dalam arah diagonal. Enam sumbu
rotasi 2 kali lipat, membagi dua sudut antara sumbu kristalografi.
Tiga pesawat cermin primer (pesawat simetri), masing-masing sejajar
dengan dua sumbu kristalografi. Enam pesawat cermin sekunder
(pesawat simetri), membagi dua sudut antara dua pesawat cermin
primer sementara tegak lurus ketiga. Pusat simetri. Mari kita
menggambarkan beberapa elemen simetri Kelas ini (Gambar 2, 3 dan
4):
Gambar 2. Beberapa elemen simetri Kelas Hexakisoctahedral Cubic.
Digambarkan: Semua tiga sumbu rotasi 4 kali lipat (4), dan dua
(dari enam) sumbu rotasi 2 kali lipat (2).
Gambar 3. Beberapa elemen simetri Kelas Hexakisoctahedral Cubic.
Digambarkan: Dua (dari empat) sumbu rotatation 3 kali lipat
(3).
Gambar 4. Beberapa elemen simetri Kelas Hexakisoctahedral Cubic.
Digambarkan: satu (dari sembilan) cermin datar, dan pusat simetri
(diwakili oleh titik di tengah gambar).
Sekarang jika kita mempertimbangkan wajah diarsir pada Gambar 1
dalam isolasi, yaitu jika kita berpikir hanya memiliki wajah yang
satu ini, maka kita dapat menghasilkan Formulir lengkap (segi
delapan reguler Gambar 1) ketika kita tunduk wajah ini untuk semua
elemen simetri ( operasi simetri) milik Kelas Kristal kami, di sini
Cubic Hexakisoctahedral Kristal Kelas (mengakibatkan bentuk jadi
memiliki semua simetri Kelas itu): A 4 kali lipat sumbu rotasi
vertikal kemudian menghasilkan (mulai dari wajah seseorang
disebutkan) bagian atas segi delapan reguler (untuk tunduk wajah
kita ini empat kali lipat simetri rotasi akan menghasilkan generasi
ketiga lainnya). Horizontal cermin datar, bertepatan dengan pesawat
di mana sumbu X dan Y berbohong, akan menghasilkan (dari bagian
atas kita sekarang memiliki) bagian bawah segi delapan. Jadi kita
sekarang memiliki lengkap oktahedral kami. Semua simetri yang
tersisa sekarang sudah tersirat, yaitu ketika kita tunduk reguler
segi delapan untuk operasi-operasi simetri yang tersisa ada wajah
baru yang dihasilkan lagi. Yang dihasilkan reguler segi delapan
memiliki semua simetri dari Kelas Hexakisoctahedral Cubic. The
Weiss simbol untuk reguler segi delapan (Formulir dasar Cubic
Hexakisoctahedral Kristal Class) adalah: (A: a: a), simbol Nauman
adalah O., dan simbol Miller adalah {} 111.
Gambar 5. Pasar Reguler segi delapan. Bentuk dasar dari Kelas
Hexakisoctahedral. Bentuk dasar berikutnya Kelas ini adalah kubus.
Untuk mencapai turunannya kita membiarkan wajah berbayang Gambar 1
menjadi lebih dan lebih curam, yang berarti bahwa panjang cut-off
sepotong sumbu Z menjadi lebih besar dan lebih besar. Dalam batas
bagian ini menjadi panjang tak terhingga. Wajah kini telah
mengakuisisi posisi vertikal. Selanjutnya kita memalingkan wajah
vertikal ini sedemikian rupa sehingga menjadi sejajar dengan X dan
Z sumbu (sambil remaning vertikal). Dengan cara ini kita
mendapatkan wajah kubus (berorientasi dengan benar), yaitu wajah
kanan vertikal, dan wajah ini dapat ditandai dengan: a: ~ a: ~ a.
Jika sekarang kita tunduk wajah vertikal untuk elemen simetri Kelas
kami maka kubus akan dihasilkan: vertikal 4 kali lipat sumbu rotasi
akan menghasilkan empat wajah vertikal kubus, dan cermin datar
sekunder (dituntut untuk hadir di struktur selesai) peregangan
antara tepi horisontal diametris berlawanan sampai sekarang
dihasilkan struktur menghasilkan wajah atas dan bawah kubus. Angka
demikian kita telah menghasilkan tidak hanya sebuah kubus, tetapi
juga satu dengan orientasi nyaman: sumbu kristalografi masih
bertepatan (seperti dalam kasus di atas dihasilkan segi delapan,
Formulir dasar) dengan kapak 4 kali lipat. The Weiss simbol kubus
(= reguler pigur berenam segi) adalah: (A: ~ a: ~ a), simbol
Naumann adalah ~ O ~, dan simbol Miller adalah {} 100..
Gambar 6. The Cube (Regular pigur berenam segi). Bentuk dasar
berikutnya Kelas ini akan diturunkan adalah belah ketupat
dodecahedron. Untuk mencapai hal ini kita membiarkan wajah
berbayang Gambar 1 menjadi vertikal. Wajah ini dapat kemudian
sesuai dinotasikan dengan: a: ~ a. Ketika sekarang kita tunduk
wajah ini dengan unsur-unsur simetri Kelas Kristal kami mendapatkan
dodecahedron belah ketupat:
Gambar 5. Bentuk dasar lain dari Cubic Hexakisoctahedral Kristal
Class, Rhombic dodecahedron. The Weiss simbol untuk Formulir ini
sesuai: (a: a: ~ a), simbol Naumann adalah ~ O., dan simbol Miller
adalah {} 101. Bentuk lain dari kelas ini adalah ikositetrahedron.
Kita dapat memperoleh Formulir ini sebagai berikut: Mulai lagi
dengan wajah teduh dari segi delapan reguler Gambar 1, kita akan
membiarkannya gilirannya horizontal sedemikian rupa sehingga
panjang cut-off sepotong sumbu Y (yaitu panjang potongan terputus
dari sumbu Y dengan wajah yang) telah ditingkatkan, tanpa kenaikan
ini dilaksanakan sampai ekstrim (yang berarti bahwa panjang
potongan cut-off tidak menjadi tak terbatas). Banyak posisi seperti
wajah yang mungkin, misalnya kasus di mana cut-off sepotong sumbu Y
telah menjadi dua kali lebih lama sebagai salah satu X-sumbu. Di
sini kita akan mempertimbangkan kasus umum, dan mengatakan bahwa
cut-off sepotong sumbu Y telah menjadi m kali selama satu sumbu X.
Lambang wajah kemudian akan membaca: a: ma: a. Selanjutnya kita
akan tunduk lanjut wajah a: ma: untuk giliran sedemikian rupa
sehingga panjang cut-off bagian dari peningkatan sumbu Z dengan
cara yang persis sama seperti cut-off sepotong sumbu Y melakukan
sebelumnya. Wajah yang dihasilkan kemudian dapat digambarkan dengan
simbol: a: ma: ma. Jika sekarang kita tunduk wajah ini untuk semua
simetri dari kami Kelas Kristal, sebuah polyhedron akan dihasilkan
yang disebut ikositetrahedron:
Gambar 6. Yet another Bentuk dasar dari Cubic Hexakisoctahedral
Kristal Class, Ikositetrahedron. The Weiss simbol untuk Formulir
ini sesuai: (a: ma: ma), simbol Naumann adalah MoM, dan simbol
Miller adalah {} HKK.. Pada Gambar kita melihat ikositetahedron
untuk (kasus) m = 2. Bentuk berikutnya adalah Triakisoctahedron
atau piramida segi delapan:
Gambar 7. Bentuk dasar lain dari Cubic Hexakisoctahedral Kristal
Class, Triakisoctahedron. The triakisoctahedron dapat
divisualisasikan sebagai segi delapan biasa dengan piramida
tiga-sisi biasa ditempatkan di atas wajah segi delapan. Ketika kita
membiarkan wajah dasar Gambar 1 giliran sekitar tepi horisontal,
yaitu membiarkan hal itu menjadi lebih curam, tetapi tidak
membiarkannya menjadi vertikal, itu memotong bagian yang lebih
besar dari Z-sumbu, sedangkan cut-off potongan yang lain dua sumbu
tetap tidak berubah. Wajah seperti itu kemudian dapat symbolozed
sebagai a: a: ma. Ketika kita sekarang menuntut wajah ini adalah
bagian dari struktur yang patuh pada simetri kami Kelas Kristal,
maka kita akan mendapatkan triakisoctahedron. The Weiss simbol
menandakan Formulir ini akibatnya akan (a: a: ma), simbol Naumann
akan Mo, sedangkan simbol Miller membaca {HHK}.. Gambar 7
menggambarkan Triakisoctahedron untuk (kasus) m = 2. Bentuk
berikutnya adalah tetrakishexahedron, atau piramida kubus. Hal ini
dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus dengan piramida empat
sisi biasa ditempatkan di atas wajah nya. Kita dapat memperoleh
dengan membiarkan wajah dasar Gambar 1 giliran pada sumbu vetical
sedemikian rupa sehingga cut-off bagian dari peningkatan sumbu Y
(tapi tidak membiarkan mencapai batas) sementara cut-off bagian
dari X sumbu tetap tidak berubah. Kami kemudian mendapatkan wajah
yang dapat dilambangkan sebagai a: na: ~ a. Membiarkan wajah ini
berkembang biak sesuai dengan simetri Kelas kami mendapatkan
tetrakishexahedron. The Weiss simbol untuk Formulir ini sesuai (a:
na: ~ a), simbol Naumann adalah ~ Pada, dan simbol Miller adalah {}
hk0.. Pada gambar tersebut kita melihat tetrakishexahedron untuk
(kasus) n = 2.
Gambar 8. Bentuk dasar lain dari Cubic Hexakisoctahedral Kristal
Class, Tetrakishexahedron. Terakhir Bentuk dasar dari Cubic
Hexakisoctahedral Kristal Kelas adalah hexakisoctahedron, yang
merupakan Formulir paling umum, d yang memberi nama untuk Kelompok
ini.
Gambar 9. Bentuk yang paling umum dari Cubic Hexakisoctahedral
Kristal Class, Hexakisoctahedron. Hal ini memiliki 48 wajah. Untuk
memperoleh Formulir ini kita memiringkan wajah dasar Gambar 1
dengan cara yang paling umum, yang berarti bahwa kita mengubahnya
untuk efek bahwa potongan cut-off dari sumbu Y dan peningkatan
Z-sumbu, tapi sampai batas yang tidak merata , sementara cut-off
sepotong sumbu X tetap sama. Simbol untuk wajah yang dihasilkan
kemudian menjadi: na: ma. Ketika sekarang kita kalikan wajah ini
sesuai dengan simetri Kelas kami mendapatkan hexakisoctahedron. The
Weiss simbol untuk Formulir ini akibatnya (a: na: ma), simbol
Naumann Mon, sedangkan simbol Miller adalah {} hkt. Salah satu yang
digambarkan dalam Gambar 9 memiliki m = 3, dan n = 3/2.
Masing-masing Bentuk dijelaskan dapat terjadi sebagai kristal
(karena mereka ditutup), tetapi juga kombinasi dari mereka dapat
merupakan bentuk kristal. Hal ini karena mereka semua patuh pada
bundel simetri yang sama (Lihat Gambar 10).
Gambar 10. Beberapa Kombinasi sederhana Bentuk Kelas
Hexakisoctahedral Cubic. 1. O. ~ O ~. Sudut-sudut segi delapan yang
dipotong oleh kubus. 2. ~ O ~. O. Sudut-sudut kubus terpotong oleh
segi delapan. 3. Cuboctahedron. Pemerataan pembangunan kubus dan
segi delapan. 4. O. ~ O. Tepi segi delapan yang dipotong oleh belah
ketupat dodecahedron .. Kombinasi seringkali rumit ditemui terdiri
dari banyak wajah. Sebagai perwakilan nyata dari Kelas
Hexakisoctahedral Cubic kita bisa menyebutkan: mineral tembaga Cu,
Gold Au, Halite NaCl, dan Fluorite CaF 2. Untuk melihat (besar)
gambar (s) klik pada salah satu yang lebih kecil (s) Fluorit - Val
Sarentina (Italia). Kristal 5-15 mm. Ini menyimpulkan eksposisi
kita tentang Cubic Hexakisoctahedral Kristal Class.
The Hexakistetrahedral Kelas (= Tetrahedric Hemihedric Divisi) 4
* 3 m Semua rendah Kelas simetris dari isometrik Kristal Sistem
dapat diturunkan dari yang paling simetris, yaitu dari kelas
Hexakisoctahedral, atau, sama, Divisi Holohedric, dirawat di atas.
Kami dapat dan akan melakukan hal ini dengan cara konsep
holohedric, hemihedric, dll Lihat beberapa informasi umum mengenai
pendekatan ini bagian yang relevan dari Essay on The Morfologi
Kristal . Dalam rangka untuk memperoleh ini Kelas rendah kita drop
pesawat cermin tertentu, umumnya menghasilkan Bentuk baru yang
memiliki sejumlah kecil wajah dan simetri rendah sesuai. Karena
Divisi Holohedric dari Sistem isometrik memiliki beberapa jenis
pesawat cermin, beberapa jenis hemihedric yang mungkin. Untuk
mendapatkan Bentuk Kelas ini kami mengambil Formulir holohedric dan
drop, yaitu menekan, pesawat cermin utama mereka. Ada tiga pesawat
tersebut dalam kristal dari Divisi Holohedric, masing-masing berisi
dua dari tiga sumbu kristalografi. Penindasan pesawat hasil cermin
ini di Kelas Kristal (Kelas Hexakistetrahedral) memiliki bundel
simetri berikut: Enam pesawat cermin, sesuai dengan bidang cermin
sekunder dari Divisi Holohedric. Tujuh sumbu rotasi, yaitu tiga
sumbu rotasi dua kali lipat, bertepatan dengan sumbu kristalografi,
dan empat sumbu rotasi 3 kali lipat kutub yang tegak lurus ke wajah
segi delapan dari Divisi Holohedric. Tidak ada pusat simetri,
menyiratkan bahwa dalam Bentuk baru ini tidak setiap wajah memiliki
wajah kontra paralel. Dalam rangka untuk mendapatkan Bentuk Kelas
ini, berasal dari mereka yang holohedric (yaitu dari segi delapan,
kubus, belah ketupat dodecahedron, dll), kita mulai dengan
(holohedric) segi delapan: Ini segi delapan dibagi menjadi delapan
wajah dengan pesawat cermin utama. Ketika kita drop
pesawat-pesawat, setengah dari wajah-wajah akan hilang. Ketika kita
kemudian membiarkan wajah tersisa memperpanjang kita akan berakhir
dengan tetrahedron. Bahkan kita dapat memperoleh dua seperti
tetrahedra, tergantung pada set wajah oktahedral ditekan. Lihat
Gambar 11.
Gambar 11. Penurunan dua berkorelasi Formulir (tetrahedra) dari
holohedric segi delapan. 1. Segi delapan dengan wajah yang dibagi
(oleh pesawat cermin utama) dalam dua set, masing-masing 'tumbuh'
menjadi tetrahedron. 2. Perpanjangan wajah 'non-bergaris' dari segi
delapan (dan penindasan wajah 'bergaris'). 3. Tetrahedron
dikembangkan dari wajah 'non-bergaris' dari segi delapan. 4.
Tetrahedron dikembangkan dari wajah 'bergaris' dari segi delapan.
Kedua tetrahedra, masing-masing dibatasi oleh empat wajah, demikian
berkorelasi Formulir. Mereka adalah kongruen dan hanya dibedakan
oleh orientasi mereka sehubungan dengan sumbu kristalografi.
Perbedaan ini dapat ditandai dengan plus (+) atau minus (-) tanda.
Wajah para tetrahedron adalah segitiga sama sisi. Garis yang
menghubungkan dua sudut atas tegak lurus terhadap garis yang
menghubungkan dua sudut yang lebih rendah. Orientasi segala bentuk
hemiedric selalu sesuai (dalam gambar) dengan salah satu dari
Formulir holohedric dari mana mereka berasal. Jadi, dalam kasus
kami sumbu kristalografi melalui tengah tepi tetrahedron, yaitu
masing-masing sumbu menghubungkan dua sisi yang berlawanan dengan
pergi melalui mereka pertengahan poin. Kita bisa melambangkan
tetrahedron seperti 1/2 (a: a: a). Simbol Naumann berbunyi: dan
simbol Miller adalah K {} 111 dan K {11} * 1 (Bahkan K ditulis
sebagai surat Yunani, dan 1 * ditulis sebagai 1 dengan skor
horisontal di atasnya). Kubus, yang belah ketupat dodecahedron dan
tetrakishexahedron tidak berubah bentuk luar mereka, karena pesawat
cermin ditekan tegak lurus ke wajah ini polyhedra, yaitu
pesawat-pesawat, masing-masing untuk diri mereka sendiri tidak
terpisah dua (simetris) wajah (Lihat Gambar 12 dan 13). Jadi kita
bisa membayangkan bahwa bagian-bagian tertentu dari wajah dihapus
karena penindasan (utama) pesawat cermin, diikuti oleh perpanjangan
dari bagian yang tersisa, sehingga bagian ditekan sedang pulih
lagi, yang menyiratkan bahwa bentuk luar dari Formulir baru tetap
tidak berubah setelah semua. Namun simetri kristalografi diturunkan
yang berarti bahwa misalnya sudut kanan atas di depan sebuah kubus
hemihedric berperilaku dalam cara yang berbeda dari sudut kiri
sesuai tidak, saat kita menyelidiki mereka secara fisik.
Gambar 12. Cube (pigur berenam segi) dan Tetrakishexahedron.
Bentuk hemihedric mereka (orang-orang yang berasal oleh penindasan
dari pesawat cermin utama Bentuk-bentuk holohedric) mempertahankan
bentuk geometri yang sama dengan Formulir holohedric yang sesuai,
namun memiliki simetri yang lebih rendah daripada yang
terakhir.
Gambar 13. The hemihedric Formulir (yang berasal oleh penindasan
dari pesawat cermin utama dari Formulir holohedric) dari Rhombic
dodecahedron memiliki bentuk geometris yang sama dengan Form
holohedric yang sesuai namun memiliki simetri kristalografi
rendah.
The ikositetrahedron memberikan dua trigondodecahedra
(Singular:. Trigondodecahedron Untuk jamak kami juga bisa menulis:
trigondodecahedrons) Lihat Gambar 14. Kedua Bentuk kongruen dan
hanya dibedakan satu sama lain oleh orientasi mereka sehubungan
dengan sumbu kristalografi.
Gambar 14. Wajah-wajah unstriped dari Ikositetrahedron
bersama-sama membentuk sebuah Trigondodecadedron (juga disebut
Pyramid tetrahedron), Formulir lain dari Crystal Hexakistetrahedric
Kelas. Naumann simbol untuk ini Formulir baru, trigondodecahedron,
adalah .
The triakisoctahedron memberikan dua deltoiddodecahedra,
Formulir, yang dibatasi oleh dua belas deltoids, dan yang
menampilkan kebiasaan tetrahedral. Lihat Gambar 15.
Gambar 15. Wajah-wajah unstriped dari Triakisoctahedron
bersama-sama membentuk Deltoiddodecahedron, namun Form lain dari
Crystal Hexakistetrahedric Kelas.
Akhirnya hexakisoctahedron (48-Hedron) memberikan dua
hexakistetrahedra (24 Hedra). Formulir ini dibatasi oleh segitiga
unequilateral, dan memiliki kebiasaan tetrahedrical. Lihat Gambar
16.
Gambar 16. Wajah-wajah unstriped dari Hexakisoctahedron
bersama-sama membentuk Hexakistetrahedron, Formulir terakhir dari
Crystal Hexakistetrahedric Kelas.
Ini Formulir dapat terlibat dalam segala macam kombinasi dengan
satu sama lain. Hanya Formulir milik Kristal yang sama Class (Kelas
Symmetry).
Gambar 17. 1. Sebuah tetrahedron dengan sudut yang dipotong oleh
berkorelasi tetrahedron (dengan 'antitetrahedron'). Ketika kedua
Tetrahedra sama-sama dikembangkan Formulir akan berasal yang tampak
seperti segi delapan. Namun perbedaan kilau wajah menunjukkan,
dalam kristal di mana hal ini terjadi (Misalnya dalam mineral
sfalerit, ZnS), umumnya mudah mengkhianati fakta bahwa segi delapan
bukanlah Formulir sederhana namun kombinasi. 2. Tepi tetrahedron
dipotong oleh Cube. Keterangan: Simbol harus sebenarnya . Namun
dalam Formulir yang tidak berubah bentuk geometris mereka akan
lebih mudah untuk tidak menekankan karakter hemihedric mereka
ketika karakter ini sudah jelas karena kejadian mereka dalam
kombinasi dengan Formulir hemihedric lainnya, yang melakukan
mengubah bentuk mereka dan sesuai eksplisit dilambangkan sebagai
Bentuk hemihedric .
Gambar 18. Sudut alternatif Cube dipotong oleh tetrahedron.
Kelas Dyakisdodecahedric (= Divisi Hemihedric Pentagonal) 2 / m
3 * Bentuk-bentuk ini Kelas Symmetry hemihedric yang berasal dari
orang-orang dari Divisi Holohedric (Crystal Hexakisoctahedral
Kelas) dengan menekan enam pesawat cermin sekunder. Isi Simetri
dari Kelas baru (Dyakisdodecahedric Kelas) akibatnya adalah: Tiga
pesawat cermin, sejajar dengan wajah kubus, yaitu masing-masing
berisi dua sumbu kristalografi. Tujuh sumbu rotasi, yaitu tiga
sumbu rotasi 2 kali lipat, tegak lurus ke wajah kubus, yaitu
bertepatan dengan tiga sumbu kristalografi, dan empat sumbu rotasi
3 kali lipat, tegak lurus ke wajah segi delapan. Pusat simetri.
Segi delapan, pigur berenam segi (kubus), belah ketupat
dodecahedron, triakisoctahedron dan ikositetrahedron tidak berubah
bentuk geometris mereka, karena dalam semua kasus ini ada
setidaknya satu wajah yang tegak lurus terhadap salah satu pesawat
cermin sekunder, sehingga wajah ini geometris akan dilestarikan .
Tapi kemudian bentuk geometris seluruh akan dilestarikan karena
Formulir baru harus patuh terhadap isi simetri Kelas baru. Tapi
walaupun Formulir ini dilestarikan, itu hanya konservasi sehubungan
dengan bentuk luar mereka. The kristalografi simetri telah
diturunkan. Mari kita mengilustrasikan kasus Cube. Kita bisa mulai
dengan wajah kubus, mengatakan kita mulai dengan wajah atas. Wajah
ini kemudian harus menjadi wajah Formulir yang memiliki semua
simetri Kelas baru kami. Nah, karena kelas ini memiliki pusat
simetri ada juga harus wajah sejajar bawah ke wajah atas. Tetapi
karena Formulir ini juga memiliki, antara lain, rotasi 3 kali lipat
sumbu tegak lurus terhadap segi delapan kanan atas - ini ekspresi
terakhir hanya berfungsi untuk menentukan arah sumbu ini sehubungan
dengan sumbu kristalografi - wajah atas akan dikalikan,
menghasilkan dua wajah kubus lagi. Pusat simetri akan menghasilkan
sisa wajah kubus, sehingga kubus lengkap, tapi tentu saja memiliki
kristalografi simetri rendah dari kubus holohedric. Alasan yang
sama berlaku untuk derivasi Bentuk-bentuk lain yang memiliki bentuk
geometri yang sama seperti sepupu holohedric mereka. Bentuk baru
yang dihasilkan oleh tetrakishexahedron dan hexakisoctahedron. The
tetrakishexahedron memberikan dua pentagondodecahedra. Ini adalah
12-Hedra (yaitu polyhedra masing-masing terdiri dari dua belas
wajah). Setiap salah satu dari ini dibatasi oleh segilima simetris,
yaitu dari pentagons terdiri dari empat sama sisi dan satu memiliki
panjang menyimpang. Lihat Gambar 19.
Gambar 19. Wajah-wajah unstriped dari Tetrakishexahedron
bersama-sama akan merupakan Pentagondodecahedron, Formulir baru
dari Crystal Dyakisdodecahedric Kelas. The Miller simbol untuk
Formulir ini p {} h0k dan p {} K0H (di mana huruf p sebenarnya
(ditulis oleh) Yunani surat pi, menandakan jenis hemihedric).
Simbol Naumann diberikan pada Gambar tersebut. The
hexakisoctahedron memberikan dua 24-Hedra, dyakisdodecahedra, lihat
Gambar 20.
Gambar 20. Wajah-wajah unstriped dari hexakisoctahedron
bersama-sama akan merupakan Dyakisdodecahedron, Formulir terakhir
dari Crystal Dyakisdodecahedric Kelas. Tanda kurung besar simbol
Naumann untuk Dyakisdodecahedron dimaksudkan untuk membedakan
Formulir ini dari Hexakistetrahedron (Gambar 16). Juga Bentuk Kelas
ini dapat terlibat dalam kombinasi, lihat Gambar 21.
Gambar 21. 1. Sudut-sudut segi delapan masing-masing dipertajam
oleh dua wajah Pentagondodecahedron. 2. Bentuk yang sama, tetapi
dengan kedua konstituen Formulir sama dikembangkan. Ini adalah
20-Hedron (yaitu terdiri dari 20 wajah) dimana tiangles sama sisi
milik segi delapan, sementara segitiga sama kaki milik
Pentagondodecahedron. Namun kombinasi lain kita lihat pada gambar
berikutnya.
Gambar 22. Tepi Cube yang miring dipotong oleh
Pentagondodecahedron.
Kelas Pentagonikositetrahedric (= Plagihedric Hemihedric Divisi)
4 3 2 Ketika kita menekan, secara bersamaan, semua pesawat cermin
dari Divisi Holohedric, maka kita mendapatkan jenis ketiga
hemihedric, yang Plagihedric (atau Gyrohedric) Hemihedric. Isi
simetri dari Crystal korespondennya Kelas, Kelas
Pentagonikositetrahedric, adalah: Sumbu rotasi Tiga belas, yakni
tiga sumbu rotasi 4 kali lipat, tegak lurus ke wajah kubus
(bertepatan dengan sumbu kristalografi), empat sumbu rotasi 3 kali
lipat, tegak lurus ke wajah segi delapan, dan enam sumbu rotasi 2
kali lipat, tegak lurus dengan belah ketupat dodecahedron wajah.
Pesawat cermin dan pusat simetri yang absen. Hanya
hexakisoctahedron memberikan Formulir baru, sedangkan holohedric
Formulir tersisa tetap tidak berubah sehubungan dengan bentuk luar
mereka. 24-Hedra (= polyhedra yang terdiri dari 24 wajah) yang
berasal dari hexakisoctahedron disebut pentagonikositetrahedra,
atau gyrohedra. Lihat Gambar 23 dan 24.
Gambar 23. Wajah-wajah unstriped dari hexakisoctahedron
bersama-sama akan membentuk Pentagonikositetrahedron 1 dari Gambar
24, sedangkan wajah bergaris akan membentuk
Pentagonikositetrahedron 2 dari Gambar 24. Ini adalah Bentuk baru
dari Divisi Plagihedric Hemihedric. Mereka enantiomorphous.
Gambar 24. Kedua Bentuk enantiomorphous,
Pentagonikositetrahedra, berasal dari hexakisoctahedron. Kedua
berkorelasi Bentuk dari pentagonikositetrahedron, yang,
bertentangan dengan Formulir hemihedric diobati sejauh ini, tidak
sejalan, tapi (pesawat) simetris terhadap satu sama lain, yang
berarti bahwa mereka tidak dapat berubah menjadi satu sama lain
oleh operasi mekanis seperti rotasi . Mereka hanya dapat berubah
menjadi satu sama lain dengan refleksi dalam pesawat, seperti
tangan kanan dan kiri lakukan. Mereka disebut Formulir
enantiomorphous dan dimaknai sebagai tangan kanan dan tangan kiri
masing-masing. Naumann simbol mereka masing-masing dan , Dan simbol
Miller adalah g {} HLK dan g {hkl} (di mana g biasanya dilambangkan
dengan huruf Yunani gamma berdiri untuk gyros (melengkung), dan
berarti gyrohedric hemihedric (= plagihedric hemihedric)).
The Tetrahedric-pentagondodecahedric Kelas (= Divisi
Tetartohedric) 2 3 Ini adalah yang paling Kelas simetris dari
isometrik Kristal Sistem. Jika salah satu berlaku untuk (sudah)
hemihedric Formulir lagi hemihedric (sehingga menerapkan dua
derivasi hemihedric, satu langsung setelah yang lain) maka satu
memperoleh Formulir tetartohedric. Ditemukan bahwa hasil penerapan
dari dua hemihedrics yang berbeda (satu demi satu) selalu sama,
apapun jenis dari (dua) hemihedrics kami memilih untuk turut
menerapkan (untuk Formulir holohedric). Isi simetri Kelas ini
adalah: Tujuh sumbu rotasi, yaitu tiga sumbu rotasi 2 kali lipat,
tegak lurus ke wajah kubus, yaitu bertepatan dengan sumbu
kristalografi, dan empat 3 kali lipat sumbu rotasi kutub, tegak
lurus ke wajah segi delapan. Jika seseorang berasal dari
hexakisoctahedron, misalnya dengan cara menerapkan pentagonal
hemihedric, dua dyakisdodecahedra (Lihat Gambar 20), maka kita
dapat memperoleh pada gilirannya dari masing-masing, dengan
menerapkan tetrahedric hemihedric, dua 12-Hedra, disebut
tetrahedric pentagon-dodecahedra. Ini adalah Formulir
enantiomorphous memiliki kebiasaan tetrahedric. Lihat Gambar
25.
Gambar 25. Tetrahedric Pentagon-dodecahedron, berasal dari
Hexakisoctahedron dengan menerapkan pertama hemihedric pentagonal,
dan kemudian, dengan hasil, seorang tetrahedric hemihedric. Ketika
kita lanjutkan analog dengan Bentuk dasar yang tersisa dari Divisi
Holohedric, kita akan memperoleh Dua pentagondodecahedra (Gambar
19) dari tetrakishexahedron. Dua deltoiddodecahedra (Gbr. 15) dari
triakisoctahedron. Dua trigondodecahedra (Gbr. 14) dari
ikositetrahedron. Dua tetrahedra (Gbr. 11) dari segi delapan. Kubus
dan belah ketupat dodecahedron tetap morfologis sama, yaitu mereka
tidak mengubah bentuk luar mereka ketika mengalami operasi
tetartohedric (derivasi). Segala Bentuk ini, termasuk Formulir baru
(tetrahedric pentagondodecahedron), dapat terlibat dalam kombinasi.
Ini menyimpulkan eksposisi kita tentang isometrik Kristal Sistem.
Selanjutnya Sistem yang akan dibahas adalah tetragonal kristal
Sistem . Pengantar Untuk pengenalan umum menjadi Kristal Sistem dan
Crystal Kelas, lihat Essay on The Morfologi Kristal , yang pembaca
harus terlebih dahulu berkonsultasi, jika dia tidak akrab dengan
Crystal Symmetry dan deskripsi. Pembaca juga harus berkonsultasi
dengan Essay sebelumnya pada The isometrik Kristal Sistem untuk
sepenuhnya memahami isu dalam Essay ini. The tetragonal kristal
Sistem berbeda dari Sistem isometrik dalam kenyataan bahwa salah
satu dari tiga sumbu sistem aksial menonjol, dan dapat diartikan
sebagai poros utama. Ini berarti bahwa kristal (tumbuh di
lingkungan yang homogen) baik diratakan atau memanjang.
Konvensional satu tempat ini poros utama vertikal. Dua sumbu
lainnya, sumbu sekunder, tegak lurus terhadap sumbu utama, dan sama
panjang, dan saling tegak lurus. Sumbu utama adalah baik pendek
atau lebih panjang dari sumbu sekunder (bahkan ketika, dalam
beberapa kristal, hal itu terjadi untuk memiliki panjang sebenarnya
sama, masih tidak sama dengan baik sumbu sekunder. Juga dalam
sistem ini kita mengenali wajah satuan dan Formulir dasar, dari
mana kita dapat memperoleh segala bentuk lainnya. Di sini, seperti
pada semua Sistem kristal yang tersisa, kita menemukan, selain
Bentuk ditutup, Formulir juga terbuka, yaitu Bentuk yang tidak
benar-benar melampirkan volume ruang. Buka Formulir tidak dapat
eksis sebagai kristal nyata, mereka hanya dapat terjadi dalam
kombinasi yang melakukan melampirkan ruang. Ingat bahwa setiap
Formulir yang dihasilkan dari wajah, oleh persyaratan bahwa
Formulir yang dihasilkan harus memiliki kandungan simetri lengkap
dari Kelas Kristal yang relevan. Bentuk kristal yang sama Kelas
dapat menggabungkan, meningkatkan jumlah wajah. Ingat juga bahwa
untuk menghadapi hanya orientasi mereka sehubungan dengan sistem
yang dijelaskan di atas kristalografi sumbu penting. Jadi deskripsi
mereka hanya berisi orientatation mereka (kecenderungan). Wajah
paralel, dalam arti bahwa wajah kedua berasal oleh (paralel)
pergeseran wajah pertama, yang crystallographically setara. Juga di
sini kita akan mulai dengan Kelas simetris tertinggi System, Divisi
Holohedric, berasal Bentuk dan menjelaskan beberapa kombinasi.
Kemudian kita akan memperoleh lebih rendah Kelas simetris dengan
cara operasi merohedric, yaitu menerapkan konsep hemihedric,
tetartohedric, dll, dan lagi dengan cara menundukkan setiap wajah
dasar (kompatibel dengan Sistem kristal dalam pertimbangan) untuk
operasi simetri Kelas yang relevan.
The Ditetragonal-bipyramidal Kelas (= Holohedric Divisi) 4 / m 2
/ m 2 / m Dalam Gambar berikutnya kita menggambarkan sistem
tetragonal dari sumbu kristalografi ditambah protopyramid berasal
(lihat di bawah).
Gambar 1. Sistem tetragonal dari sumbu kristalografi, dan
Protopyramid diturunkan sebagai Formulir kemungkinan Class. Salah
satu wajah Formulir ini ditekankan oleh warna abu-abu. Simetri
konten (bundel) dari Crystal Ditetragonal-bipyramidal Kelas adalah:
Lima pesawat cermin, yaitu salah satu cermin datar utama, berbaring
di bidang sumbu sekunder, dan empat pesawat cermin sekunder (Gambar
2.) Yang tegak lurus terhadap bidang cermin utama dan berpotongan
pada sumbu vertikal crystallographical, sementara memiliki sudut 45
0 antara satu sama lain. Dua pesawat ini cermin adalah sama dan
pergi melalui sumbu kristalografi horisontal (yaitu masing-masing
dari mereka mengandung sumbu vertikal dan salah satu sumbu
horisontal), dua pesawat cermin setara lainnya ke kanan antara
bekas. Lima sumbu rotasi, yaitu satu 4 kali lipat sumbu rotasi
utama, bertepatan dengan sumbu kristalografi utama, dan tegak lurus
terhadap cermin datar utama, dan dua + dua sumbu rotasi 2 kali
lipat, dua di antaranya bertepatan dengan sumbu horisontal
crystallographical, dua lain berbaring di antara mereka. Pusat
simetri.
Gambar 2. The khatulistiwa pesawat dari protopyramid tetragonal,
dan jejak 2 + 2 pesawat cermin vertikal. Satu set dari mereka
(biru) berisi, selain vertikal, sumbu kristalografi horisontal,
himpunan lain membentuk sudut 45 0 dengan set pertama, dan hanya
berisi sumbu kristalografi vertikal. The Holohedric Divisi
tetragonal kristal Sistem memiliki tujuh Bentuk primer:
Protopyramid. Deuteropyramid. Piramida Ditetragonal. Protoprism.
Deuteroprism. Prisma Ditetragonal. Dasar Pinacoid. (Piramida dalam
bipyramids sebenarnya) Kita akan membahas mereka semua. Ada tujuh
tipe dasar wajah, dan ketika kita tunduk wajah masing-masing dengan
simetri dari Crystal kita sekarang Class (yang berarti bahwa kami
menuntut bahwa Bentuk yang dihasilkan dari wajah memiliki simetri
Kelas) kita menghasilkan Formulir di atas. Wajah-wajah adalah: (2):
a: c (3): ~ a: c (1) a: na: mc (5): a: ~ c (6) a: ~ a: ~ c (4): na:
~ c (7) ~ a: ~ a: c Angka (1), (2), dll sesuai dengan posisi nomor
wajah ini di proyeksi stereographic Gambar 2a. Selain Bentuk Kelas
ini, juga Bentuk semua Kelas lain dari tetragonal kristal Sistem
dapat diturunkan, dengan menundukkan wajah-wajah dengan simetri
dari Kelas relevan. Ini Saya kemudian akan memanggil pendekatan
wajah untuk menurunkan Formulir. Bentuk yang lebih rendah simetri
Kelas juga dapat diturunkan dengan cara konsep Holohedric,
Hemihedric, dll, yang akan saya sebut pendekatan merohedric. Tentu
saja untuk derivasi Holohedric Bentuk kita harus melanjutkan dengan
pendekatan wajah. Kita bisa memanfaatkan stereographic proyeksi
wajah (face kutub) dan elemen simetri (seperti sumbu rotasi dan
pesawat cermin). Lihat untuk pengenalan metode ini proyeksi DISINI
dalam (umum) Esai tentang Morfologi Kristal. Gambar 2a
menggambarkan stereogram (yaitu proyeksi stereographic) dari elemen
simetri Kelas Holohedric, dan tujuh wajah dasar yang kompatibel
dengan tetragonal kristal System (ditandai dengan nomor yang sesuai
dengan orang-orang di atas daftar wajah ini):
Gambar 2a proyeksi Stereographic dari elemen simetri dari
Crystal Ditetragonal-bipyramidal Kelas (= Holohedric Divisi), dan
dari tujuh wajah dasar yang kompatibel dengan tetragonal kristal
System.. Wajah-wajah yang ditunjukkan dikalikan dengan elemen
simetri dan sesuai muncul dalam stereogram. Namun dalam angka ini
hanya satu representasi dari wajah masing-masing ditampilkan. Dalam
stereogram Gambar 2a. kita melihat (vertikal) 4 kali lipat sumbu
rotasi, diwakili oleh kotak hitam. Sumbu ini, yang diwakili dalam
Gambar tersebut, tegak lurus ke layar (atau kertas). Tegak lurus
terhadap sumbu ini adalah cermin bidang ekuator, diwakili oleh
lingkaran yang solid pada bidang layar (kertas). Ini bertepatan
dengan lingkar bidang proyeksi. Selanjutnya kita lihat (jejak) dua
set pesawat cermin vertikal. Satu set yang berisi, selain sumbu
utama, sumbu kristalografi sekunder, yaitu satu anggota dari
himpunan ini berisi satu sumbu sekunder, anggota lain berisi
lainnya. Set kedua pesawat cermin vertikal membagi dua sudut
memperoleh antara pesawat dari set pertama. Semua pesawat ini
cermin vertikal diwakili oleh garis padat lurus. Akhirnya kita
melihat dua set sumbu rotasi 2 kali lipat. Satu set bertepatan
dengan sumbu crystallogaphic sekunder, himpunan lain membagi dua
sudut antara anggota set pertama. Mereka diwakili oleh elips padat
kecil. Jadi semua elemen simetri Kelas diwakili dalam stereogram.
Tujuh wajah dasar, kompatibel dengan tetragonal kristal Sistem juga
diwakili pada Gambar tersebut. Seperti yang telah dikatakan, angka
sesuai dengan orang-orang dari daftar di atas wajah dasar: 1 adalah
wajah yang paling umum,: na: mc. Hal ini cenderung dalam dua arah,
yang dinyatakan oleh fakta bahwa dalam stereographic proyeksi itu
terletak dalam bidang proyeksi. Hal ini dapat menjadi wajah dari
piramida ditetragonal. Hal ini diwakili oleh sebuah titik. Saya
juga telah menunjukkan rekan reflectional (dalam kebajikan cermin
bidang horizontal), yaitu sebagai lingkaran kecil. Proyeksi
bertepatan dengan yang reflectional rekan [Untuk wajah-wajah lain -
direpresentasikan sebagai titik - (2, 3, 4, 5, 6 dan 7) aku belum
menunjukkan rekan-rekan mereka mungkin (dalam arah vertikal), dan,
apalagi, wajah vertikal, yang muncul sebagai titik-titik pada
lingkar bidang proyeksi tidak memiliki rekan-rekan reflectional
dalam arah vertikal tetap]. 2 adalah wajah: a: c. Ini adalah unit
wajah tetragonal kristal System. Hal ini dapat menjadi wajah
protopyramid a. 3 adalah wajah a: ~ a: c. Hal ini dapat menjadi
wajah deuteropyramid a. 4 adalah wajah a: na: ~ c. Hal ini dapat
menjadi wajah prisma ditetragonal. 5 adalah wajah: a: ~ c. Hal ini
dapat menjadi wajah protoprism a. 6 adalah wajah a: ~ a: ~ c. Hal
ini dapat menjadi wajah deuteroprism a. 7 (di tengah gambar) adalah
wajah ~ a: ~ a: c. Hal ini dapat menjadi wajah dari pinacoid dasar.
Sekarang mudah untuk memperoleh Bentuk kristal sekarang Class (=
Divisi Holohedric dari Sistem tetragonal): The protopyramid primer,
bipyramid utama tipe I, berasal dari wajah bagian atas kanan depan
(unit wajah tetragonal kristal System) -: a: c, angka 2 Gambar 2a -
gambar dalam Gambar 3 ( bawah) - dianggap sebagai hanya hadir
sendiri, tanpa wajah lainnya, dan yang sebenarnya wajah mencolok
tertentu pada beberapa kristal tetragonal dipilih untuk melayani
sebagai wajah satuan. The protopyramid primer berasal dari wajah
ini dengan menuntut bahwa dihasilkan Formulir memiliki bundel
simetri lengkap Kelas ini: Wajah dikalikan dengan sumbu rotasi 4
kali lipat sehingga total empat wajah. Kemudian quadruplet ini akan
dua kali lipat dengan bidang cermin horisontal mengakibatkan
protopyramid tersebut.
Gambar 3. The Protopyramid tetragonal primer (= bipyramid
tetragonal tipe I). Setiap wajah Formulir ini memotong sepotong
terbatas setiap sumbu kristalografi, dan, mengingat sebagai Bentuk
dasar yang kita dapat menunjukkan dengan simbol Weiss (a: a: c), di
mana dua yang 's mengungkapkan kesetaraan dua sumbu kristalografi
horisontal, dan satu c mengungkapkan fakta bahwa sumbu
kristalografi vertikal tidak sama dengan salah satu horisontal.
Protopyramid adalah bipyramid dibatasi oleh delapan segitiga sama
kaki. Bidang ekuator yang memiliki bentuk persegi. Simbol Naumann
adalah P, dan simbol Miller adalah {} 111 (koefisien derivasi dari
simbol Weiss dan indeks simbol Miller ditetapkan sama dengan 1,
karena semua bentuk lain dianggap turunan dari satu Formulir ini).
The stereografik proyeksi (wajah, yaitu semua wajah, dari)
protopyramid tetragonal digambarkan pada Gambar 3a.
Gambar 3a Stereogram dari Protopyramid tetragonal.. Sebuah wajah
bagian atas (tiang) diwakili oleh titik merah. Wajah yang lebih
rendah (tiang) diwakili oleh lingkaran kecil. Dalam kasus ini
posisi mereka di bidang proyeksi bersamaan. Jadi kita melihat empat
set dua wajah masing-masing, bagian atas dan bagian yang lebih
rendah. Yang pertama berasal Formulir bipyramids seperti
protopyramid tetapi dengan berbeda a: c rasio bila dibandingkan
dengan protopyramid utama Gambar 3. Jenderal Weiss Simbol untuk
piramida tersebut akibatnya (a: a: mc), simbol Naumann adalah mP
(huruf sebelum P berkaitan dengan cut-off sepotong sumbu
kristalografi vertikal), simbol Miller adalah {} hhl. Pada gambar 1
kita sudah melihat seperti protopyramid diturunkan (asumsi m
memiliki ada beberapa nilai rasional), dan pada gambar di bawah ini
kita melihat dua contoh protopyramids diturunkan dengan m = 2 dan m
= 1/2 masing-masing (Jika kita akan mendirikan Stereogram dari
seperti protopyramid diturunkan kita akan mendapatkan gambaran yang
sama seperti Gambar 3a, tetapi dengan proyeksi dari wajah dekat ke
perifery bidang proyeksi atau lebih dekat ke pusat itu
masing-masing.
Gambar 4. Berasal Protopyramids tetragonal, dengan m = 2 (kiri)
dan m = 1/2 (kanan). Dalam Gambar berikutnya kita melihat dua
bentuk lagi, yaitu (1) deuteropyramid dan piramida
ditetragonal.
Gambar 5. 1. Deuteropyramid primer (= bipyramid tetragonal tipe
II), 2. Bipyramid Ditetragonal. Sementara protopyramid yang
dihasilkan dengan menundukkan wajah: a: mc untuk semua operasi
simetri dari Crystal hadir Kelas (bila m = 1 kita mendapatkan
protopyramid primer), deuteropyramid yang dihasilkan dengan
menundukkan wajah a: ~ a: mc untuk semua operasi simetri (bila m =
1-3 pada Gambar 2a - kita mendapatkan deuteropyramid primer).
Bentuk deuteropyramid (bipyramid tetragonal tipe II) tidak berbeda
dari protopyramid tersebut. Hal ini berbeda dalam orientasi
sehubungan dengan sumbu kristalografi. Setiap pemotongan wajah yang
potongan-potongan hanya dari sumbu utama dan dari salah satu
sekunder (yaitu horisontal) sumbu, dan sejajar dengan sumbu
sekunder lainnya. Jadi simbol Weiss adalah (a: ~ a: c), atau
umumnya, karena juga berasal piramida yang mungkin, (a: ~ a: mc),
dan simbol Naumann adalah mP ~ (tanda sebelum P berhubungan dengan
sumbu utama , tanda setelah P dengan sumbu sekunder) (Ingat bahwa
tanda ~ singkatan tak terhingga, Dalam Angka dilambangkan oleh 8
horizontal). Simbol Miller adalah {} h0l. The stereografik proyeksi
deuteropyramid yang digambarkan pada Gambar 5a.
Gambar 5a. Stereogram dari Deuteropyramid tetragonal. Ketika
kita tunduk wajah a: na: mc, yaitu wajah yang orientasi sehubungan
dengan sumbu kristalografi adalah yang paling umum, untuk semua
simetri dari Crystal sekarang Class, kita memperoleh bipyramid
ditetragonal, belum Form lain Divisi Holohedric. The ditetragonal
bipyramid memiliki 16 wajah, yang berorientasi sedemikian rupa
sehingga masing-masing memotong semua tiga sumbu pada jarak yang
berbeda. Khatulistiwa Pesawat adalah ditetragon, yaitu oktagon (=
angka dengan delapan sisi) memiliki semua sisi dengan panjang yang
sama tetapi dengan sudut yang sama bergantian (Lihat Gambar 6.)
Gambar 6. Sebuah Ditetragon, bidang ekuator dari bipyramid
Ditetragonal. Jenderal Weiss simbol (a: na: mc) (1 dalam Gambar
2a), simbol Naumann adalah MPN, dan simbol Miller adalah {} hkt.
Membatasi Formulir protopyramid, ketika n = 1, dan deuteropyramid,
ketika n = ~. The stereografik proyeksi bipyramid ditetragonal
digambarkan pada Gambar 5b.
Gambar 5b. Stereogram dari bipyramid Ditetragonal. Ketika untuk
piramida menggambarkan derivasi koefisien m meningkatkan piramida
menjadi lebih dan lebih tajam. Ketika koefisien akhirnya sama
dengan berpa sisi piramida telah menjadi vertikal (yaitu sejajar
dengan sumbu kristalografi utama) dan Formulir menjadi prisma. Ini
adalah Formulir terbuka yang dalam oriention konvensional mereka
tidak menyertakan ruang sepenuhnya. Atas dan bawah mereka terbuka.
Dari (primer) protopyramid kita memperoleh protoprism (= prisma
tetragonal tipe I), dengan membiarkan wajah unit, satu yang
terletak di depan, atas, dan ke kanan, menjadi lebih curam dan
curam sampai berorientasi vertikal, menyiratkan bahwa cut-off
sepotong (intercept) dari sumbu vertikal tak terbatas (panjang),
sementara cut-off dari dua sumbu lainnya tetap sama. Ini wajah baru
dapat dinyatakan oleh: a: ~ c (5 Gambar 2a). Ketika kita tunduk
wajah ini untuk semua simetri Kelas Kristal kami akan mendapatkan
protoprism sebagai Formulir baru. Its simbol Weiss adalah (a: a: ~
c), simbol Naumann adalah ~ P., dan simbol Miller adalah {}
110.
Gambar 7. Sebuah Protoprism, berasal dari (wajah) Protopyramid.
Formulir terbuka. Karena protoprism (dan juga semua prisma lainnya)
adalah Formulir OPEN, yang Gambar berikutnya tidak benar
menggambarkan hal itu, dengan alasan yang menunjukkan adanya wajah
atas dan bawah (sementara protoprism kekurangan wajah-wajah).
Bahkan Gambar menggambarkan kombinasi protoprism dan pinacoid dasar
(A pinacoid dasar adalah Formulir terbuka, yang terdiri dari dua
wajah paralel horizontal. Lihat di bawah).
Gambar 8. Sebuah kombinasi dari Protoprism dan Pinacoid Dasar,
membentuk wajah atas dan bawah (gabungan) Formulir. The
stereografik proyeksi protoprism yang digambarkan pada Gambar
7a.
Gambar 7a. Stereogram dari Protoprism tetragonal. Proyeksi wajah
masing-masing ditunjukkan pada gambar seolah-olah mereka mewakili
kebetulan tiang wajah bagian atas dan bawah. Namun pada
kenyataannya setiap wajah prisma menyebabkan hanya satu kutub
wajah. Saya menggambarkan mereka tetap seperti yang dilakukan pada
gambar agar simbol untuk sumbu rotasi 2 kali lipat tidak dikaburkan
oleh (proyeksi) kutub. Bentuk berikutnya adalah deuteroprism (=
prisma tetragonal tipe II). Ini berasal dari deuteropyramid dengan
cara yang sama bahwa protoprism itu berasal dari (a muka)
protopyramid, dan dibedakan dari protoprism hanya dengan orientasi
sehubungan dengan sumbu kristalografi. Jadi deuteroprism dihasilkan
dari wajah a: ~ a: ~ c (6 Gambar 2a).
Gambar 9. Deuteroprism, Formulir terbuka Divisi Holohedric.
Gambar berikut ini memberikan deuteroprism yang sama, tapi sekarang
ditutup oleh pinacoid dasar:
Gambar 10. Sebuah Deuteroprism, ditutup oleh dasar (yaitu
horisontal) Pinacoid. The Weiss simbol untuk deuteroprism adalah
(a: ~ a: ~ c), simbol Naumann adalah ~ P ~, dan simbol Miller
adalah {} 100.. The stereografik proyeksi deuteroprism yang
digambarkan pada Gambar 9a.
Gambar 9a. Proyeksi Stereographic dari Deuteroprism tetragonal.
Lihat komentar pada Gambar 7a mengenai representasi proyeksi kutub
wajah. Bentuk berikutnya adalah prisma ditetragonal. Hal ini dapat
berasal dari bipyramid ditetragonal (Lihat Gambar 5 (2), dengan
mengisolasi wajah dan membiarkannya menjadi vertikal Kami kemudian
memiliki wajah yang:. Na:. ~ C (4 Gambar 2a) Ketika kita tunduk
wajah ini semua simetri Kelas Crystall kita akan mendapatkan prisma
ditetragonal: Wajah terisolasi akan menjadi dua kali lipat oleh
pesawat mirror terdekat mengakibatkan dua wajah terkait simetris
memiliki sudut antara satu sama lain lebih kecil dari 180 0 ini
sepasang wajah kemudian akan. dikalikan empat kali oleh aksi sumbu
rotasi 4 kali lipat, sehingga prisma ditetragonal, yang terdiri
dari delapan wajah vertikal. garis horisontal Its (yaitu jika
dilihat dari atas, atau bawah) adalah sama dengan bidang ekuator
dari bipyamid ditetragonal yang sesuai (Lihat juga Gambar 6).
Simbol Weiss adalah (a: na: ~ c), simbol Naumann adalah ~ Pn, dan
simbol Miller adalah {} hk0.. Lihat Gambar 11. Di sini kita
menggambarkan prisma ditetragonal seolah-olah itu ditutup oleh
pinacoid dasar (wajah atas dan bawah) untuk alasan kejelasan.
Gambar 11. The Ditetragonal Prism. The stereografik proyeksi
prisma ditetragonal digambarkan pada Gambar 11a.
Gambar 11a. Stereogram dari Prism Ditetragonal. Akhirnya kami
memiliki pinacoid dasar. Kami sudah berbicara tentang hal itu
sebelumnya. Seperti prisma itu adalah Formulir terbuka. Ini terdiri
dari dua wajah paralel horizontal (karena wajah yang horisontal itu
disebut pinacoid dasar. Dalam Crystal Kelas lain ada juga pinacoids
yang tidak berorientasi horizontal). Pinacoid A juga dapat disebut
parallelohedron. Lihat gambar 12.
Gambar 12. Sebuah Pinacoid Dasar (Basic Parallelohedron),
Formulir terbuka lain dari Divisi Holohedric. Dasar pinacoid akan
dihasilkan ketika kita mengambil wajah berorientasi horizontal -
wajah seperti itu dapat dilambangkan dengan ~ a: ~ a: c (7 Gambar
2a) - dan tunduk kepada simetri Kelas ini. 4 kali lipat sumbu
rotasi dan pesawat cermin vertikal tidak akan berpengaruh, tetapi
cermin bidang horizontal akan menduplikasi wajah (sumbu rotasi 2
kali lipat akan memiliki efek yang sama), jadi kita akan berakhir
dengan Formulir yang terdiri dari dua wajah paralel horizontal,
pinacoid dasar, yang, seperti yang telah dikatakan, Formulir
terbuka dan hanya dapat terjadi dalam kombinasi tertentu, misalnya
dengan sebuah prisma. Simbol Weiss adalah (~ a: ~ a: c), simbol
Naumann adalah 0P, dan simbol Miller adalah {} 001.. The "0" di
Naumann simbol 0P berarti bahwa wajah cenderung oleh sejumlah nol,
yaitu posisi horizontal. Kita bisa menganggapnya sebagai wajah
depan kanan atas protopyramid, dengan kecuraman yang menurun
sepanjang jalan turun ke nol, yaitu koefisien untuk c telah menjadi
nol. Tapi tentu saja koefisien dapat memiliki nilai apa pun,
termasuk 1, karena berbagai hight nya di atas atau di bawah asal
sistem sumbu kristalografi tidak mengubah karakter kristalografi
dari wajah (pergeseran paralel wajah tidak mengubah karakter
kristal tersebut , tapi melihat bahwa wajah paralel tidak selalu
crystallographically setara. Dua wajah pinacoid yang setara, mereka
melibatkan aspek atom yang sama terhadap lingkungan, sehingga
menyiratkan perilaku fisik yang sama. Bahkan semua wajah merupakan
Form yang setara dalam hal ini. Seperti yang akan kita lihat di
bawah ada ada (di Kelas lain dari yang sekarang) Formulir yang
terdiri dari hanya satu wajah. Bentuk seperti ini disebut Pedion a.
Dan adalah mungkin bahwa, bersama-sama dengan Formulir lainnya, dua
pedions menggabungkan, membentuk sepasang wajah paralel. Tapi
wajah-wajah yang tidak setara karena mereka milik bentuk yang
berbeda, Pedion dan Pedion lain). The stereografik proyeksi
pinacoid dasar digambarkan pada Gambar 12a.
Gambar 12a. Stereogram dari Pinacoid Dasar.
Segala Bentuk ini dapat terlibat dalam kombinasi dengan satu
sama lain. Dalam Angka 13 dan 14 kita menunjukkan beberapa
contoh.
Gambar 13. 1. Protoprism + Protopyramid. 2. Deuteroprism +
Protopyramid.
Gambar 14. 1. Protopyramid + diturunkan Protopyramid. 2.
Protopyramid + Pinacoid Dasar (Sudut kutub piramida dipotong oleh
Pinacoid Dasar).
Sebagai perwakilan nyata dari Kelas Ditetragonal-bipyramidal
kita bisa menyebutkan: Mineral Cassiterite SnO 2, Zircon ZrSiO 4,
Rutile TiO2 (STRBEL, 1977, hal. 91). Untuk melihat (besar) gambar
(s) klik pada gambar kecil yang sesuai (s). Untuk kembali, klik
tombol BACK pada browser Anda. Rutile - Alpen, kembar, sekitar
10mm.
BENTUK DARI KELAS SIMETRIS RENDAH. Bentuk yang lebih rendah
Kelas simetris dapat diturunkan melalui dua metode setara: 1.
Pendekatan Merohedric. Dalam pendekatan ini (metode) kita mulai
dengan Formulir holohedric dan menekan pesawat cermin tertentu
(jenis) (tergantung pada merohedric kita berlaku). Karena penekanan
ini wajah tertentu dari Formulir holohedric dapat dissappear
kecuali ketika mereka sedang tegak lurus terhadap salah satu
pesawat cermin ditekan. Sisanya (dilestarikan) wajah kemudian
diizinkan untuk memperpanjang sendiri sampai mereka bertemu (dalam
kasus di mana mereka dapat bertemu sama sekali). The merohedric
Form kini dihasilkan. Beberapa Bentuk ini tampaknya Formulir
terbuka, sebagian lain ditutup Formulir. Dan kadang-kadang kita
mendapatkan Formulir baru, kadang-kadang kita mendapatkan Formulir
yang sudah hadir di Kelas Holohedric. 2. Pendekatan wajah. Dalam
pendekatan ini (metode) kita tunduk wajah khas (yaitu orientasi
wajah khas untuk, dan kompatibel dengan, sistem sumbu kristalografi
dari Sistem Kristal relevan) satu per satu untuk simetri dari Kelas
Kristal relevan dari tertentu Kristal Sistem , sehingga setiap kali
dalam Formulir. Untuk tunduk wajah dengan simetri dari Kelas
Kristal yang relevan berarti bahwa kita menuntut Formulir yang
dihasilkan harus memiliki semua simetri Kelompok. Kita akan
memperoleh justru Formulir sama seperti dengan metode pertama.
Untuk memvisualisasikan apa yang tepatnya terjadi ketika kita
tunduk wajah dengan operasi simetri Crystal Class, dan untuk
memprediksi apa yang Formulir akan dihasilkan, difasilitasi dengan
menggunakan proyeksi stereografi wajah khas dan elemen simetri
Kelompok. Lihat Bagian pada Proyeksi Stereographic dalam Essay on
(umum) Morfologi Kristal. Untuk setiap Formulir yang akan diperoleh
pertama-tama kita menerapkan Metode Merohedric, karena relatif
mudah untuk memvisualisasikan apa yang terjadi di dalam metode ini
derivasi. Kedua kita akan menggunakan Metode Facial, lagi
menurunkan mereka Formulir yang sama, untuk memahami lebih baik apa
yang sebenarnya sedang Formulir.
The Ditetragonal-piramidal Kelas (= Hemimorphy dari Holohedric)
4 mm Karena tetragonal kristal Sistem mengakui poros utama (yang)
harus dibedakan dari sumbu kristalografi lainnya, khusus jenis
hemihedric, yaitu hemimorphy mungkin dalam semua kasus di mana ada
awalnya adalah pesawat cermin tegak lurus terhadap sumbu utama.
Untuk menekan cermin ini pesawat adalah untuk menerapkan hemimorphy
a. Setiap bipyramid dan setiap meluruh pinacoid dasar menjadi
bagian atas dan bawah yang independen satu sama lain. Akibatnya
kita dapat menemukan, misalnya, kombinasi di mana wajah bagian atas
adalah wajah piramida hemimorphous, yang ditutup di bagian bawah
oleh hemimorphous (dasar) pinacoid, yang disebut Pedion a. Isi
simetri Kelas ini adalah: Empat (2 + 2) pesawat cermin vertikal.
Satu 4 kali lipat kutub sumbu rotasi. Derivasi dari Bentuk Kelas
Ditetragonal-piramidal PENDEKATAN MEROHEDRIC. Bentuk Kelas ini
dapat diturunkan dari Formulir holohedric dengan menekan cermin
bidang ekuator (bidang cermin utama). Mari kita mulai dengan
Formulir holohedric pertama, protopyramid tersebut. Dari Gambar
berikutnya terbukti bahwa kita dapat memperoleh dua empat-sisi
(mono) piramida, salah satu dari wajah berwarna dan salah satu dari
wajah putih:
Gambar 15. Menerapkan hemimorphy untuk Protopyramid yang
menghasilkan dua tipe I monopyramids. Pada Gambar 16 dan 17 kita
menggambarkan dua monopyramids dihasilkan.
Gambar 16. The tetragonal Piramida tipe I, berasal dari wajah
berwarna protopyramid tersebut (= bipyramid tipe I) dari Gambar 15.
Dalam simbol Naumann saya telah menambahkan h dalam rangka untuk
membedakan hemihedric ini (yaitu hemimorphy) dari hemihedrics
lainnya.
Gambar 17. Piramida tetragonal tipe I, berasal dari wajah putih
protopyramid tersebut (= bipyramid tipe I) dari Gambar 15. Ketika
kedua Formulir menggabungkan, bipyramid itu dipulihkan, namun
crystallographically cermin bidang horizontal masih absen, yang
akan menjadi jelas dengan perbedaan fisik. Bahkan angka 16 dan 17
masing-masing menggambarkan kombinasi (1) monopyramid dan (2) wajah
yang disebut Pedion (ini adalah wajah tunggal, yang menghasilkan
setelah menundukkan pinacoid untuk hemimorphy. Lihat di bawah).
Pedion menutup piramida. Tetapi meskipun Pedion ini sebenarnya
diambil di setiap Gambar, kita menafsirkan Angka ini, dan juga
semua tokoh-tokoh seperti lainnya, sebagai bentuk tunggal terbuka,
kecuali dinyatakan lain. Aku menggambar wajah-wajah penutupan
(bukan wajah patah-off, katakanlah, Gambar 7) karena alasan
kejelasan sehubungan dengan menafsirkan gambar. Ketika kita
menerapkan hemimorphy ke deuteropyramid (= bipyramid tipe II)
(Gambar 5, 1) kita lagi memperoleh dua tipe II monopyramids, salah
satunya digambarkan pada Gambar 18.
Gambar 18 Piramida tetragonal tipe II, berasal dari
Deuteropyramid (= bipyramid tipe II)).. The Dari bipyramid
ditetragonal (Gambar 5, 2) kita bisa memperoleh dua monopyramids
ditetragonal hemimorphous, salah satunya digambarkan pada Gambar
19.
Gambar 19. Sebuah Monopyramid Ditetragonal, berasal dari
bipyramid Ditetragonal holohedric dengan menerapkan hemimorphy a.
Seperti dapat dilihat pada Gambar 20, yang protoprism (= prisma
tetragonal tipe I) tidak akan berubah bentuk luarnya ketika
dikenakan hemimorphy. Jadi yang dihasilkan Form adalah (masih)
prisma tetragonal tipe I, tetapi telah kehilangan tetap bidang
horizontal yang simetri.
Gambar 20. Protoprism A tidak berubah bentuk luarnya ketika
mengalami hemimorphy, tetapi meskipun penampilan luar itu tidak
memiliki pesawat cermin utama lagi yang bisa menjadi jelas dengan
ciri-ciri fisik. Justru sama halnya untuk prisma lainnya: The
deuteroprism (= prisma tetragonal tipe II) menghasilkan lagi prisma
tetragonal tipe II (tapi simetri yang lebih rendah). The
ditetragonal prisma menghasilkan lagi prisma ditetragonal, tapi
simetri yang lebih rendah. Ketika hemimorphy diterapkan pada
Pinacoid Dasar (Gambar 12) kita memperoleh Pedion (= monohedron).
Ini adalah wajah tunggal, sehingga, seperti pinacoid dan prisma,
Formulir terbuka. Hal ini dapat menutup prisma (dua pedions
diperlukan untuk penutupan penuh) atau monopyramid dengan
menggabungkan dengan mereka (ingat bahwa hanya Formulir milik
Kristal yang sama Kelas dapat menggabungkan dengan satu sama lain,
dan mengingat juga bahwa Bentuk terbuka tidak bisa ada semua
sendiri tetapi hanya dalam kombinasi yang dihasilkan dalam struktur
tertutup). Tentu saja dua pedions akan dihasilkan dengan menerapkan
hemimorphy ke pinacoid dasar, sebuah Pedion atas dan Pedion rendah.
Namun mereka masing-masing untuk diri tunggal, yaitu masing-masing
dari mereka adalah Formulir independen, dan mereka dapat terlibat
dalam kombinasi, termasuk kombinasi antara mereka sendiri. Jadi,
ketika misalnya prisma hemimorphous ditutup oleh dua pedions (yaitu
dengan kombinasi Pedion atas dan bawah Pedion), pedions ini memang
memiliki orientasi kristalografi yang sama (hanya posisi mereka
berbeda), tetapi karena tidak adanya horisontal cermin datar bagian
atas yang sesuai dan wajah bagian bawah akan menunjukkan beberapa
perbedaan fisik. Selama dua pedions lihat Gambar 21. dan 22.
Gambar 21. Sebuah Pedion atau Monohedron, diperoleh hemimorphy
dari Pinacoid Dasar.
Gambar 22. Sebuah Pedion kedua, juga berasal dari Pinacoid Dasar
oleh hemimorphy. Ini menyimpulkan derivasi Bentuk-bentuk dari
Crystal Diteragonal-piramidal Kelas oleh pendekatan Merohedric.
PENDEKATAN FACIAL. Bentuk Kelas ini juga bisa berasal dari wajah
dasar (jenis wajah, relevan dan kompatibel dengan tetragonal
kristal System). Ini Wajah adalah: a: a: c a: ~ a: c a: na: mc a:
a: ~ c a: ~ a: ~ c a: na: ~ c ~ A: ~ a: c Kami akan tunduk ini
menghadapi satu per satu untuk simetri Kelompok. The stereografik
proyeksi elemen simetri Kelas ini akan membantu kita
memvisualisasikan penundukan wajah-wajah ke unsur-unsur
simetri:
Gambar 23 Stereogram dari elemen simetri Kelas
Ditetragonal-piramidal, dan (stereographic proyeksi dari) kutub
wajah Formulir berasal dari wajah dengan orientasi umum, yaitu
wajah a:. Na:. Mc The (putus-putus) lingkaran adalah bidang
proyeksi, dan gagah menunjukkan bahwa pesawat ini bukan pesawat
cermin. Garis lurus Solid pesawat cermin vertikal. Posisi semua
wajah dasar bersama dalam bidang proyeksi proyeksi stereografi
ditunjukkan pada Gambar 2a, dan terpisah di bawah ini. Unsur-unsur
simetri Kelas ini (seperti yang digambarkan dalam Gambar 23) akan
bertambah beberapa wajah, dan meninggalkan tidak berubah lain,
tergantung pada orientasi mereka. Wajah: a: c (ditunjukkan di Figur
24) akan, ketika mengalami elemen simetri Kelas ini, menghasilkan
tipe I tetragonal monopyramid dari Gambar 16, yang terdiri dari
empat wajah, dalam kebajikan dari (pengaruh) 4 kali lipat sumbu
rotasi
Gambar 24 Posisi wajah (tiang) yang: a.: C (titik merah) dalam
proyeksi stereografik dari (unsur) Kelas Ditetragonal-piramidal.
Perbanyakan wajah umum: na: mc (titik-titik hitam) juga ditunjukkan
dalam rangka untuk menunjukkan dengan jelas efek dari operasi
simetri. The stereografik proyeksi tipe I monopyramid tetragonal
digambarkan pada Gambar 24aI, yang menunjukkan perbanyakan wajah:
a: c oleh operasi simetri Kelas ini (Ditetragonal-piramidal
Class).
Gambar 24aI. Stereogram dari Tipe I tetragonal Monopyramid. Dari
wajah: a:-c (yang hanya varian negatif dari: a: c) kita dapat
memperoleh yang lain 'Setengah', yaitu juga piramida tetragonal,
tetapi dengan puncaknya diarahkan ke bawah. Formulir ini
digambarkan dalam Gambar 17. Ini adalah bagian bawah dari
protopyramid holohedric. Stereographic proyeksi yang digambarkan
pada Gambar 24aII.
Gambar 24aII. Stereogram dari Tipe lain saya tetragonal
Monopyramid. Tiang wajah digambarkan oleh (merah kecil) lingkaran
untuk menunjukkan bahwa wajah berada di bawah bidang ekuator dari
Formulir, yaitu di bawah bidang sumbu crystallographical sekunder.
Wajah a: ~ a: c (ditunjukkan di Figur 25) akan, ketika mengalami
elemen simetri Kelas ini, menghasilkan tipe II monopyramid
tetragonal, yaitu piramida sama dengan yang berasal dari: a: c,
tapi berbeda dalam orientasi (Gambar 18). Wajah a: ~ a:-c akan
memberikan piramida yang sama, tetapi dengan puncaknya ke
bawah.
Gambar 25 Posisi wajah (kutub) a:. ~ A: c (red dot) dalam
proyeksi stereografik (dari Kelas Ditetragonal-piramidal). Untuk
jelas menunjukkan cara kerja dari operasi simetri Class, efeknya
pada wajah umum: na: mc ditampilkan (titik hitam). The stereografik
proyeksi tipe II monopyramid tetragonal digambarkan pada Gambar
25a.
Gambar 25a. Stereogram dari Tipe II Monopyramid tetragonal (=
setengah bagian atas dari Deuteropyramid holohedric, yang itu
sendiri bipyramid a). Wajah a: na: mc (ditunjukkan di Figur 27)
akan menghasilkan monopyramid ditetragonal (Gambar 19, untuk n =
2). Wajah tidak sejajar dengan sumbu kristalografi apapun. Cermin
pesawat berikutnya ke wajah (lihat Gambar 27) akan menghasilkan
wajah kedua membuat sudut dengan wajah aslinya (Lihat juga 26).
Sepasang wajah kemudian dikalikan empat kali oleh sumbu rotasi 4
kali lipat, sehingga monopyramid disebutkan.
Gambar 26. Pesawat Equatorial dari sistem tetragonal dari sumbu
kristalografi. Digambarkan adalah dua sumbu kristalografi sekunder,
yang bertepatan dengan pesawat cermin vertikal. Wajah a: na: mc
tercermin pada bidang m cermin, dan refleksi ini menghasilkan wajah
tambahan a:-na: mc, yaitu kita sekarang memiliki dua wajah membuat
sudut satu sama lain.
Gambar 27 Posisi wajah (kutub) a:. Na: mc (titik merah) di
stereogram dari (unsur) Ditetragonal-piramidal Class. Wajah ini
akan tercermin dan hasil pasangan akan dikalikan empat kali oleh
sumbu rotasi 4 kali lipat. The stereografik proyeksi monopyramid
ditetragonal sudah digambarkan dalam Gambar 23, tetapi lagi
ditunjukkan pada Gambar 27a.
Gambar 27a. Stereogram dari Monopyramid Ditetragonal. Wajah a:
a: ~ c (ditunjukkan dalam Gambar 28) adalah vertikal. 4 kali lipat
sumbu rotasi akan menghasilkan empat wajah seperti itu, sehingga
tipe I prisma tetragonal (Gambar 7) yang dihasilkan. Meskipun
prisma ini memiliki bentuk eksternal yang sama seperti yang
digambarkan pada Gambar 7, tidak memiliki (kristalografi)
khatulistiwa cermin datar, dan simbol Naumann adalah akibatnya
tidak tapi , Di mana "2h" menunjukkan hemimorphy terlibat.
Gambar 28 Posisi wajah (tiang) yang: a.: ~ C dalam stereogram
dari Kelas Ditetragonal-piramidal. The stereografik proyeksi Tipe I
prisma tetragonal digambarkan pada Gambar 28a.
Gambar 28a. Stereogram dari Tipe I tetragonal (hemimorphous)
Prism. Wajah a: ~ a: ~ c (ditunjukkan dalam Gambar 29) adalah
berorientasi vertikal dan sejajar dengan sumbu kristalografi
timur-barat. Ini akan dikalikan empat kali oleh sumbu rotasi 4 kali
lipat menghasilkan tipe II prisma tetragonal (Gambar 9), tapi
sekali lagi itu tidak memiliki cermin bidang horizontal. Its simbol
Naumann Oleh karena itu .
Gambar 29 Posisi wajah (kutub) a:. ~ A: ~ c dalam stereogram
dari Kelas Ditetragonal-piramidal. The stereografik proyeksi tipe
II prisma tetragonal digambarkan pada Gambar 29a.
Gambar 29a. Stereogram dari Tipe II (hemimorphous) Prism
tetragonal. Wajah a: na: ~ c (ditunjukkan dalam Gambar 30) adalah
vertikal, ia memotong kedua sumbu sekunder, tetapi penyadapan
berbeda. Seperti kasus wajah: na: mc di dekatnya cermin datar
vertikal menghasilkan dua wajah membuat sudut satu sama lain, dan
pasangan ini sedang dikalikan empat kali oleh sumbu rotasi 4 kali
lipat sehingga prisma ditetragonal, yang terdiri dari delapan wajah
(Gambar 11), tapi sekali lagi itu tidak memiliki cermin bidang
ekuator. Its simbol Naumann Oleh karena itu .
Gambar 30 Posisi wajah (kutub) a:. Na: ~ c di stereographic
proyeksi dari Kelas Ditetragonal-piramidal. The stereografik
proyeksi prisma ditetragonal digambarkan pada Gambar 30a.
Gambar 30a The stereogram dari Ditetragonal (hemimorphous)
Prism.. Tapi tentu saja prisma ditetragonal sedikit berbeda adalah
mungkin (karena koefisien n wajah a: na: ~ c dapat bervariasi
sementara masih menghasilkan prisma ditetragonal). The stereografik
proyeksi seperti prisma ditetragonal sedikit berbeda ditunjukkan
pada Gambar 30aI.
Gambar 30aI Stereogram dari Ditetragonal (hemimorphous) Prism
sedikit berbeda.. Posisi wajah menghasilkan dalam stereogram dapat
bervariasi sepanjang busur antara dua pesawat cermin, sehingga
beberapa prisma ditetragonal mungkin. Akhirnya, wajah ~ a: ~ a: c
(ditunjukkan Gambar 31) adalah berorientasi horizontal. Hal ini
tidak terpengaruh oleh elemen simetri Kelas ini, sehingga tetap
wajah horisontal, sebuah Pedion (Gambar 21).
Gambar 31 Posisi wajah (kutub) ~ a:. ~ A: c (red dot) dalam
stereogram dari Kelas Ditetragonal-piramidal. Ini tidak akan
terpengaruh oleh operasi simetri Kelas ini (Lihat Gambar 31a).
Titik-titik hitam masih merupakan wajah umum: na: mc, dan
menunjukkan cara kerja elemen simetri. The stereografik proyeksi
Pedion (monohedron) digambarkan pada Gambar 31a.
Gambar 31a. Stereogram dari Pedion, salah satu bentuk dari
Crystal Ditetagonal-piramidal Kelas.
Ini menyimpulkan derivasi kita tentang Bentuk kristal
Ditetragonal-piramidal Kelas (dicapai dengan dua pendekatan).
http://metafysica.nl/tetragonal.html