Proposal Penelitian Sistem Kata Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kec. Sungai Ambawang Kab. Kubu Raya FAKULTAS BAHASA DAN SENI OLEH : MAIKEL JIM YUNIOR NIM 511100109 INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014
28
Embed
Sistem Kata Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kec. Sungai Ambawang Kab. Kubu Raya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Proposal Penelitian
Sistem Kata Kerja pada Masyarakat Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kec. Sungai Ambawang
Kab. Kubu Raya
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
OLEH :
MAIKEL JIM YUNIOR
NIM 511100109
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya saya dapat menyusun proposal
penelitian, Sistem Kata Kerja pada Masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan kegiatan penyusunan proposal ini
adalah untuk memenuhi tugas individu pada salah satu mata kuliah.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan laporan ini sangat diharapkan.
Semoga segala bimbingan yang telah diberikan kepada saya bermanfaat
sebagaimana mestinya yang diharapkan. Akhirnya saya berharap semoga proposal
yang telah saya kerjakan dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan pada
pembaca.
Sungai Ambawang ,
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................
Daftar Isi ......................................................................................
Bagian I Rancangan Penelitian .....................................................
a. Latar Belakang ................................................................. 1
b. Rumusan Masalah ............................................................ 2
c. Tujuan .............................................................................. 3
d. Manfaat ............................................................................ 3
e. Metodologi Penelitian ...................................................... 4
f. Pendekatan Penelitian ....................................................... 4
g. Data dan Sumber Data ...................................................... 5
h. Teknik dan Alat Pengumpul Data ..................................... 6
i. Pengecekan Keabsahan Data ............................................ 8
Bagian II Sistem Kata Kerja (Verba) Bahasa Dayak Ahe Kanayatn
Desa Lingga Kec. Sui. Ambawang ..............................................
a. Pengertian Kata Kerja ( Verba ) ..................................................... 11
b. Fungsi Kata Kerja ( Verba ).............................................12
c. Kata Kerja ( Verba ) Aktif Transitif dan Intrasitif ......................16
d. Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe ) ......................................19
e. Kata Kerja ( Verba ) Pasif ............................................................ 20
Daftar Pustaka ..............................................................................................
BAB I
RANCANGAN PENELITIAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
Sebagai sebuah sistem, bahasa selaian bersifat sistematis dan juga bersifat
sistemis. Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu
pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan
sistemis, artinya, sistem bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem
tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem, yakni subsistem
fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem
leksikon. Sistem bahasa yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-
lambang dalam bentuk bunyi. Artinya lambang-lambang itu berbentuk
bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambang
bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus
kita sadari benar-benar. Terutama dalam keanekaragaman bahasa di
Indonesia yang begitu banyak. Keragaman bahasa inilah yang
menyebabkan situasi Sosiolinguistik di Indonesia menjadi bervariasi. Ini
terjadi karena Indonesia adalah salah satu Negara terkaya di seluruh
permukaan bumi.
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting
keberadannya bagi masyarakat. Bahasa digunakan masyarakat untuk
mengungkapkan ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain sehingga
akan terjalin interaksi antarmasyarakan, tanpa bahasa komunikasi tidak
akan terjalin dengan baik.
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman bahasa selain bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan bahasa nasional. Bahasa Dayak
Kanayatn Ahe merupakan satu di antara bahasa daerah yang terdapat di
wilayah Indonesia, tepatnya di daerah Kecamatan Sungai Ambawang,
Desa Lingga, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Sampai
sekarang, bahasa ini masih digunakan oleh Dayak Kanayatn Ahe.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi
memiliki ciri baik bentuk, bunyi, dan makna yang berbeda antara manusia
pada satu kelompok tertentu dengan kelompok manusia yang lain.
Perbedaan bahasa tersebut tampak pada penggunaan bahasa oleh dayak
kanayatn yang ada di Desa Lingga, kecamatan Sungai Ambawang. Bahasa
daerah di Indonesia digunakan oleh masyarakat yang harus dilestarikan
kerana memiliki peran dan kedudukan yang dalam berkomunikasi. Peran
dan kedudukan bahasa bagi Dayak Kanayatn Desa Lingga Kecamatan
Sungai Ambawang sangat komunikatif terutama dalam pergaulan sehari-
hari, upacara adat dan ketika menuturkan cerita rakyat. Dari penlitian ini
memfokuskan pada Kata Kerja Bahasa Dayak Kanayatn Sungai
Ambawang.
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
sistem kata kerja pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang ?” Masalah ini dirincikan lagi ke dalam
submasalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah sistem kata kerja aktif transitif dan intrasitif pada
bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang ?
b. Bagaimanakah sistem pembentukan kata kerja aktif transitif dan
intrasitif Dayak pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang ?
c. Bagaimanakah sistem kata kerja pasif pada bahasa Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang ?
C. Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem
kata kerja pada Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan sistem kata kerja aktif transitif dan intrasitif
pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan
Sungai Ambawang.
b. Mendeskripsikan sistem pembentukan kata kerja aktif transitif
dan intrasitif Dayak pada bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa
Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
c. Mendeskripsikan sistem kata kerja pasif pada bahasa Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun
praktis. Manfaat teoritis yang diharapkan adalah sebagai bahan
pembelajaran dan pengembangan dalam kajian kebahasaan, khususnya
yang berkaitan dengan sistem kata kerja. Manfaat praktisnya antara lain
sebagai berikut.
a. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
tentang bahasa, khusunya mengenai sistem kata kerja pada
bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang.
2. Bagi guru bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru
bahasa Indonesia sebagai salah satu alternasi bahan
pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran
kebahasaan yang berkaitan dengan sistem kata kerja.
3. Bagi penelitian lainnya
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
alternasi bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya
di bidang kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan sistem
kata kerja.
E. Metologi Penelitian
Penelitian ini mengkaji bentuk kata kerja pada bahasa Dayak Kanayatn
Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang. Untuk mencapai tujuan
tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif
diarahakn sebagai prosedur pemecahan masalah yang akan diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek yang
diteliti secara apa adanya sesuai dengan fakta pada saat penelitian
dilakukan.
Dengan metode deskriptif, penelitian dilakukan semata-mata
berdasarkan fakta atau fenomena yang memang hidup pada penuturnya.
Dalam hal ini, metode dekriptif memberikan gambaran yang objektif
tentang sistem kata kerja bahasa Dayak Kanayatn Ahe Sungai Ambawang
yang akan dianalisis sesuai dengan faktor pemakaian sebenarnya dari
bahasa Dayak Kanayatn Ahe Kecamatan Sungai Ambawang.
F. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kulaitatif merupakan
bentuk penelitian yang menggambarkan suatu keadaaan dengan uraian.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka
(Moleong, 2005:11). Oleh karena itu, data yang akan dikumpulkan tidak
menggunakan angka-angka atau perhitungan, melainkan mengacu pada
makna atau pemahaman terhadap interkasi terhadap konsep data yang
dianalisis. Dengan demikian data dianalisis dalam bentuk uraian dalam
bentuk kata-kata atau kalimat.
Pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri berlatar alamiah, bersifat
deskriptif, lebih mengutamakan proses daripada hasil, dan analisis data
bersifat induktif (Bogdan dan Biklen, 1982 dalam Djajasudarma,1994).
Berlatar alamiah, maksudnya data penelitian bersumber dari peristiwa-
peristiwa komunikasi dan situasi alamiah yang berlangsung di masyarakat
Dayak Kanayatn Ahe Kecamatan Suingai Ambawang. Bersifat deskriptif,
maksudnya data dikumpulkan berbentuk deskripsi wacana. Data
dilengkapi dengan konteks terjadinya interaksi. Pendeskripsian konteks
diupayakan hingga menyentuh hal-hal kecil, seperti waktu, tempat, dan
kedudukan partisipan. Hasil analisis data dilaporkan dalam bentuk
deskripsi fenomenologis, artinya hasil analisis dipaparkan sesuai dengan
temuan di lapangan tanpa dihubungkan dengan variabel-variabel tertentu.
Lebih mengutamakan proses daripada hasil, maksudnya dalam
pelaksanaan penelitian ini, khususnya kegiatan pengumpulan lebih
diorientasikan pada proses. Pengorientasian tersebut, misalnya
pengupayaan waktu pelaksanaan pengumpulan data yang bersifat
fleksibel. Karena itu, jadwal tidak dijadikan target. Demikian halnya
dengan perolehan data, baik jenis maupun jumlahnya tidak didasarkan
pada perencanaan atau target tertentu.
Analisis data bersifat induktif, maksudnya penelitian ini tidak
diarahkan untuk memperkuat atau menolak hipotesis tertentu. Karena itu,
paparan hasil analisis penelitian yang berkaitan dengan sistem kata kerja
pada masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang lebih didasarkan pada data alamiah yang terkumpul di
lapangan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang mengandung kata
kerja dan konteks penggunaannya pada Dayak Kanayatn Ahe Desa
Lingga Kecamatan Sungai Ambawang
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah bahasa yang dituturkan
oleh penutur asli bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang dan konteks tuturan yang diperoleh
melalui pengamatan dan pencatatan lapangan secara langsung.
Konteks ini dimasukkan dalam sumber data karena konteks tuturan
berpengaruh terhadap tujuan penggunaan kata kerja pada masyarakat
Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
Subjek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah
masyarakat asli penutur bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang. Namun, tidak semua masyarakat asli
penutur bahasa Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang mempunyai kedudukan yang sama sebagai informan
dalam penelitian, sebab terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebagai seorang informan, sebagai berikut: Data dianalisis selama dan
setelah pengumpulan data. Maksudnya, selama pengumpulan data,
data ditranskripsikan (dari pita rekaman ke data tulisan) dan
disesuaikan dengan catatan peneliti. Apabila terdapat penyimpangan,
pada observasi berikutnya dapat dilakukan perekaman atau pencatatan
data dengan lebih cermat untuk menghidari kesalahan.
H. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cakap
langsung, pencatatan lapangan, dan perekaman. Teknik cakap
langsung merupakan teknik penjaringan data melalui percakapan
antara peneliti dan informan. Pelaksanaan teknik ini dilakukan dengan
cara tanya jawab langsung dengan berpedoman pada instrumen
penelitian. Teknik cakap langsung digunakan untuk mengetahui secara
langsung sistem kata kerja pada masyarakat Dayak Kanayatn Ahe
Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
Teknik pencatatan lapangan digunakan untuk mencatat konteks
tuturan yang berguna untuk memaknai data yang diperoleh, sedangkan
teknik perekaman dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang sebenarnya, berupa sistem kata kerja pada
masyarakat Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai
Ambawang.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, para ahli mengemukakan pendapatnya
bahwa yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri,
atau dengan bantuan orang lain yang merupakan alat pengumpul data
utama (Guba dan Lincoln, 1981 dalam Moleong, 2005). Hal ini
dikarenakan peneliti dalam penelitian kualitatif dipandang sebagai
pencari tahu alami dalam pengumpulan data.
Peneliti sebagai instrumen, ada beberapa prasyarat yang harus
diperhatikan, yaitu: (1) peneliti ada jarak dengan objek terteliti, (2)
tetap objektif, (3) berorientasi pada tujuan penelitian, (4) tetap setia
pada data penelitian, dan (5) menyelesaikan sesuai dengan disiplin
ilmu serta paradigma. Selain peneliti sebagai instrumen utama,
penelitian ini menggunakan instrumen bantu, yaitu alat perekam (tape
recorder), kartu data atau catatan lapangan, daftar pertanyaan dan
kalimat yang mengandung kata kerja. Alat perekam (tape recorder)
digunakan untuk merekam tuturan informan, catatan lapangan
digunakan untuk mencatat konteks tuturan, dan daftar pertanyaan dan
kalimat digunakan sebagai pedoman percakapan.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini didasarkan pada teknik yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman (1992: 15-20). Teknik analisis yang
dimaksud meliputi: (a) reduksi data, (b) penyajian data, dan (c)
penyimpulan. Ketiga langkah tersebut merupakan satu siklus yang
saling terkait dan dilaksanakan secara serentak selama dan setelah
pengumpulan data. Ketiga langkah itu secara memadai dipaparkan di
bawah ini.
Reduksi data adalah kegiatan analisis yang meliputi (a)
identifikasi, (b) klasifikasi, dan (c) kodefikasi data. Identifikasi data
adalah kegiatan menyeleksi kelayakan data, misalnya dari segi
kejelasan dan ada tidaknya sistem sapaan pada masyarakat Dayak
Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
Klasifikasi data adalah kegiatan memilah dan mengelompokkan data
berdasarkan sistem kata kerja dan konteks tuturan. Kodefikasi data
adalah kegiatan memberi identitas data sesuai dengan sistem kerja dan
konteks tuturan.
Penyajian data adalah kegiatan mengelompokkan data yang telah
direduksi. Pengelompokan data dilakukan dengan menggunakan tabel,
Dengan penyajian data ini diharapkan penarikan kesimpulan menjadi
terarah.
Penarikan simpulan adalah kegiatan analisis yang lebih
dikhususkan pada penafsiran data yang telah disajikan. Penafsiran
dilakukan secara menyeluruh tetang hubungan kekerabtan,
nonkekerabatan, dan tujuan penggunaan kata kerja pada masyarakat
Dayak Kanayatn Ahe Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang.
I. Pengecekan Keabsahan Data
Konsekuensi bagi peneliti yang melakukan penelitian kualitatif adalah
sering dijumpai data kasus negatif dan data bervariasi. Dalam kegiatan
penelitian diperlukan kriteria tertentu yang dapat memenuhi nilai
kebenaran (keabsahan) terhadap data informasi yang dikumpulkan peneliti
dari lapangan, untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadi
kesalahan, kekurangan atau bias terhadap data yang dianalisis.
Kekhawatiran ini dapat dihindari dengan melakukan trianggulasi sebagai
salah satu teknik pemeriksaan data (Moleong, 2005).
Pengecekan keabsahan data menurut Moleong (2005:175) ada