Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Indra Penglihatan 2.1.1 Anatomi Organ Penglihatan Indera penglihatan terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus. A. Organ Okuli Assesoria Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari: Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam. Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang: Os frontalis, Os zigomatikum, Os sfenoidal, Os etmoidal, Os palatum, Os lakrimal. Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak,
45

Sistem Indra

Nov 29, 2015

Download

Documents

sipiangin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sistem Indra

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indra Penglihatan

2.1.1 Anatomi Organ Penglihatan

Indera penglihatan terletak pada mata (organ visus) yang

terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus

(bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus (urat saraf

kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam retina,

bergabung untuk membentuk saraf optikus.

A. Organ Okuli Assesoria

Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di

sekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata,

terdiri dari:

Kavum orbita, merupakan rongga mata yang bentuknya

seperti kerucut dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke

dalam. Dinding rongga mata di bentuk oleh tulang: Os frontalis, Os

zigomatikum, Os sfenoidal, Os etmoidal, Os palatum, Os lakrimal.

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan

rongga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga

etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan

lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan aparatus lakrimalis.

Supersilium (alis mata), merupakan batas orbita dan

potongan kulit tebal yang melengkung,di tumbuhi oleh bulu

pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan dan

sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik.

Palpebra (kelopak mata), merupakan dua buah lipatan

atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli. Kelopak

mata atas terdiri dari lebih lebar dari kelopak mata bawah.

Page 2: Sistem Indra

Kelopak mata terdiri dari dua bagian kelopak mata atas dan

kelopak mata bawah. Fungsinya adalah pelindung mata sewaktu-

waktu kalau ada gangguan dari mata (menutup dan membuka

mata). Kelopak mata atas lebih mudah di gerakkan yang terdiri

dari muskulus levator palpebra superior. Pada tepi kelopak mata

terdapat silia (bulu mata). Tarsus merupakan bagian dari kelopak

berlipat-lipat. Pada kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar:

kelenjar tarsalia, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Fungsi

kelopak mata sebagai pelindung bola mata terhadap gangguan

pada bola mata.

Aparatus lakrimalis (air mata), air mata di hasilkan

oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior. Melalui duktus

ekskretorius lakrimalis masuk ke dalam sakus konjungtiva. Melalui

bagian depan bola mata terus ke sudut tengah bola mata ke

dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasolakrimalis terus

ke meatus nasalis inferior.

Muskulus okuli (otot mata), merupakan otot ekstrinsik

mata, terdiri dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat

dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata ke

atas.

Muskulus levator palpebralis superior inferior,

fungsinya mengangkat kelopak mata.

Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.

fungsinya untuk menutup mata.

Muskulus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata),

fungsinya untuk menutup mata.

Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata),

fungsinya menggerakkan mata dalam (bola mata).

Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya

menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.

Page 3: Sistem Indra

Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar

mata ke atas, ke bawah dan ke luar.

Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus

komunis, yang merupakan sarung fibrosus yang menyelubungi

nervus optikus. Strabismus (juling) di sebabkan tidak seimbangnya

atau paralisis (kelumpuhan) fungsi dari salah satu otot mata.

Konjungtiva, permukaan dalam kelopak mata di sebut

konjugtiva palpebra merupakan lapisan mukosa. Bagian yang

membelok dan kemudian melekat pada bola mata di sebut

konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-

kelenjar limfe dan pembuluh darah. Peradangan konjungtiva di

sebut konjungtivitis.

Kadang-kadang terlihat granulasi kelenjar-kelenjar limfe

yang meradang menahun. Misalnya pada trakoma, kadang-kadang

telah membentuk jaringan parut.

B. Okulus

Okulus meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus

optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan

bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari

organ visus.

B.1 Tunika Okuli

Tunika okuli terdiri dari:

Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya,

melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.

Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan

Page 4: Sistem Indra

epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3 subtansi

propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea tidak

mengandung pembuluh darah, peralihan antar kornea ke sklera di

sebut sclero corneal junction.

Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang

merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian

putih mata. Bagian depan sklera tertutup oleh kantong

konjungtiva.

B.2 Tunika vaskulosa okuli

Tunika vaskuola okuli merupakan lapisan tengah dan

sangat peka oleh rangsangan pembuluh darah. Lapisan ini

menurut letaknya terbagi atas 3 bagian, yaitu:

Koroid, merupakan selaput yang tipis dan lembab

merupakan bagian belakang tunika vaskulosa. Fungsinya

memberikan nutrisi pada tunika.

Korpus siliaris, merupakan lapisan yang tebal,

terbentang mulai dari ora serata sampai ke iris. Bentuk

keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari orbikulus

siliaris, korona siliaris, dan muskulus siliaris. Bagian ini terdapat

diluar korpus siliaris antara sklera dan korona siliaris. Fungsinya

untuk terjadinya akomodasi. Pada proses melihat, muskulus siliaris

harus berkontraksi.

Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli,

berwarna karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti

piring dengan penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak

bagian berlubang yang di sebut pupil. Pupil berguna untuk

mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang dari

ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung tepinya

melanjut sampai ke korpus siliaris. Pada iris terdapat 2 buah otot:

muskulus sfingter pupila pada pinggir iris, dan muskulus

Page 5: Sistem Indra

dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak

megandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang,

bisa menjalar ke korpus siliaris. Jumlah cahaya yang memasuki

mata dapat berubah sekitar 30 X lipat sebagai akibat dari

perubahan diameter pupil. Fungsi utama iris adalah untuk

meningkatkan jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata pada

waktu gelap, dan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk

ke dalam mata pada waktu terang.

B.3 Tunika Nervosa

Tunika Nervosa merupakan lapisan terdalam bola mata,

dan disebut retina.

Retina merupakan bagian mata yang peka terhadap

cahaya, mengandung:

Sel-sel kerucut, yang berfungsi untuk penglihatan warna.

Sel-sel batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan

hitam dan putih dan penglihatan di dalam gelap. Bila sel

batang ataupun kerucut terangsang, sinyal akan di jalarkan

melalui lapisan sel saraf yang berurutan dalam retina itu sendiri

dan akhirnya ke dalam serabut nervus optikus dan korteks

serebri.

Lapisan Retina menunjukkan komponen fungsional retina

yang di susun dalam lapisan dari luar ke dalam sebagai berikut:

1. Lapisan pigmen.

2. Lapisan batang dan kerucut yang menonjol pada lapisan

pigmen.

3. Lapisan nucleus luar yang mengandung badan sel batang

dan kerucut.

4. Lapisan pleksiform luar.

5. Lapisan nucleus dalam.

Page 6: Sistem Indra

6. Lapisan pleksiform dalam.

7. Lapisan ganglion.

8. Lapisan serabut saraf optik.

9. Membran limitan dalam.

Sesudah melewati susunan lensa mata dan selanjutnya

melalui humor vitreus, cahaya memasuki retina dari sebelah

dalam. Jadi ,cahaya itu akan melewati sel-sel ganglion, lapisan

pleksiform, dan lapisan nucleus sebelum akhirnya sampai pada

lapisan batang dan kerucut yang terletak di sepanjang sisi luar

retina. Jarak yang di tempuh ini merupakan ketebalan yang

besarnya beberapa ratus micrometer, tajam penglihatan jelas

berkurang karena perjalanan melalui jaringan non homogen ini.

Daerah Fovea Retina dan Peranannya dalam Tajam

Penglihatan

Fovea merupakan suatu daerah yang sangat kecil di

bagian tengah retina, luasnya kurang dari 1 milimeter persegi

terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci. Fovea

sentralis, dengan diameter hanya 0,3 milimeter, hampir

seluruhnya terdiri dari sel-sel kerucut. Sel-sel kerucut ini

mempunyai sruktur khusus yang membantu mendeteksi bayangan

penglihatan secara lebih rinci. Sel – sel kerucut yang terletak di

fovea sentralis ini berbentuk panjang dan ramping, berbeda

dengan sel kerucut yang berbentuk lebih gemuk yang terletak

pada retina di bagian yang lebih perifer. Dalam bagian fovea,

pembuluh-pembuluh darah, sel-sel ganglion, lapisan sel-sel inti

Page 7: Sistem Indra

dalam, dan lapisan pleksiform terletak lebih tersebar di satu sisi

dan bukannya terletak tepat di puncak konus.

Keadaaan ini menyebabkan cahaya tiba di konus tanpa di

redam.

Retina di bagi atas 3 bagian yaitu:

Pars optika retina, di mulai dari kutub belakang bola

mata sampai ke depan khatulistiwa bola mata.

Pars siliaris, merupakan lapisan yang di lapisi bagian

dalam korpus siliar.

Pars iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

Pada daerah macula lutea, retina mengalami

penyederhanaan sesuai dengan fungsinya untuk melihat secara

jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian

belakang dari diskus optikus (papila). Diskus optic di sebut juga

titik buta oleh karena cahaya yang jatuh di daerah ini memberikan

kesan dapat melihat.

Bulbus okuli berisi tiga jenis cairan refracting media

dan masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berlainan.

Cairan akueus, cairan seperti limfe yang mengisi bagian

depan mata. Cairan ini di perkirakan di hasilkan oleh prosessus

siliaris kemudian masuk ke dalam kamera okuli posterior, melalui

celah Fontana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli anterior.

Setelah masuk melalui saluran schelm menghilang ke dalam

pembuluh vena siliaris anterior.

Lensa kristalina merupakan massa yang tembus cahaya

berbentuk bikonkaf, terletak antara iris dan korpus vitrous yang

sangat elastis. Kedua ujung lensa ini di ikat oleh ligamentum

suspensorium.

Page 8: Sistem Indra

Korpus vitrous merupakan cairan bening kental seperti

agar, terletak antara lensa dan retina. Isinya merupakan 4/5

bagian dari bulbus okuli, sehingga bola mata ini tidak kempes.

2.1.2 Fisiologi Penglihatan

Mata merupakan organ sensorik kompleks yang

mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk tranduksi

sinar. Apparatus optik mata membentuk dan mempertahankan

ketajaman fokus objek dalam retina. Prinsip optik: sinar dialihkan

berjalan dari satu medium ke medium lain dari kepadatan yang

berbeda, focus utama pada garis yang berjalan melalui pusat

kelengkungan lensa sumbu utama.

Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas

cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus,

menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak

untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan

bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan ini

akan menembus dan diubah oleh kornea lensa badan ekueus dan

vitrous. Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan

pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang

difokuskan.

1. Pembentukan Bayangan

Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari

bayangan objek di retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu

lebih kecil dan terbalik dari objek nyata. Bayangan yang jatuh

pada retina akan menghasilkan sinyal saraf dan mosaic reseptor,

selanjutnya mengirimkan bayangan dua dimensi ke otak untuk

direkonstruksi menjadi tiga dimensi.

Page 9: Sistem Indra

Pembentukan bayangan abnormal jika bola mata terlalu

panjang dan berbentuk elips, titik focus jatuh di depan retina

sehingga bayangan kabur. Untuk melihat lebih jelas harus

mendekatkan mata pada objek yang dilihat, dibantu dengan lensa

bikonkaf yang memberi cahaya divergen sebelum masuk mata.

Hiperpropia, titik focus jatuh dibelakang retina. Kelainan dikoreksi

dengan lensa bikonveks. Presbiopia, bentuk abnormal karena

lanjut usia yang kehilangan kekenyalan lensa.

2. Mekanisme Akomodasi

Relaksasi muskulus siliaris membuat ligamentum tegang,

lensa tertarik sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan

memperpanjang jarak focus. Bila benda dekat dengan mata maka

otot berkontraksi agar pipih supaya bayangan benda pada retina

menjadi tajam.

Akomodasi mengubah ukuran pupil, kontraksi iris

membuat pupil mengecil dan melebar.

Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar

sinar tidak seluruhnya masuk ke dalam mata. Dalam keadaan

gelap pupil melebar agar sinar banyak ditangkap.

Respons dalam melihat benda: jika mata melihat jauh

kemudian melihat dekat maka pupil berkontraksi agar terjadi

peningkatan ke dalam lapang penglihatan.

Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik

negatif secara otomatis.

3. Lintasan Penglihatan

Page 10: Sistem Indra

Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan

ke belakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus,

serabut menyilang ke sisi lain bersatu dengan serabut yang

berasal dari retina. Otak menggunakan visual sebagai informasi

untuk dikirim ke korteks serebri dan visual pada bagian korteks

visual ini membentuk gambar tiga dimensi.

2.2 Indra Pendengaran

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali

getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama

dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan

telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan

telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga

dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima

rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk

diolah.

1. Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar,

telinga tengah, dan telinga dalam.

Page 11: Sistem Indra

Gambar. Struktur telinga pada manusia

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan

membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia

mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang

mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran

suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya

adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan

membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang

dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut

halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar

lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang

telinga tidak kering.

b. Telinga tengah

Page 12: Sistem Indra

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk

menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat

saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan

faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar

melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan

bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar

yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang

tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga

dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil

(maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan

(inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga

mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah

tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval.

Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang

memungkinkan gerakan bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk

mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran

timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari

labirin tulang dan labirin membrane. Ada 5 bagian utama dari

labirin membran, yaitu sebagai berikut:

1. Tiga saluran setengah lingkaran

2. Ampula

3. Utrikulus

4. Sakulus

Page 13: Sistem Indra

5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran

sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan

sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya

terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran.

Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran

vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran

tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela

bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya

oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran

tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran

tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam

saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai

membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada

di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di

permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan

membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada

membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang

bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka

terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

2. Cara Kerja Indra Pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar

menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh

ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea

pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam

Page 14: Sistem Indra

saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan

membran Reissmer dan menggetarkan cairan

limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran

cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran

basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam

saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya

membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu

akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan

menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika

rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah

rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran

basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian

menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di

dalam otak melalui saraf pendengaran.

3. Innervasi / Saraf Pendengaran

Nervus Auditorius

Terdiri dari 2 bagian : Salah satu dari padanya

pengumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga

dalam, yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan.

Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis

yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla

oblongata terus bergerak menuju serebelum. Bagian kokhlearis

pada nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya.

Cedera pada saraf kokhlearis akan berakibat ketulian saraf,

sementara cedera pada saraf vestibularis akan berakibat

vertilago, ataxia dan nistagmus.

Serabut-serabut sarafnya mula-mula dipancarkan kepada

sebuah nucleus khusus yang berada tepat di belakang thalamus,

Page 15: Sistem Indra

lantas dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir

dalam kortex otak yang terletak pada bagian bawah lobus

temporalis.

Potensial aksi dalam serabut saraf pendengar. Frekuensi

potensial aksi dalam serabut saraf pendengar sebanding dengan

kekerasan bunyi. Pada intensitas bunyi yang rendah, tiap akson

melepaskan listriK terhadap bunyi hanya 1 frekuensi. Frekuensi ini

bervariasi dari akson ke akson, bergantung pada bagian koklea

tempat asal serabut.

Pusat Keseimbangan

Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis

semisirkuleris, menghantarkan impuls-impuls menuju otak.

Impuls-impuls itu dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena

adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran2

itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran

kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang sekonyong-

konyongnya didorong kearah satu sisi, maka kepala orang itu

cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan

yang didorong) guna mempertahankan kseimbangan, berat badan

diatur, posisi berdiri dipertahankan, dan jatuhnya badan dapat

dihindarkan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran

semisirkuler inilah yang merangsang impuls, yang segera dijawab

badan berupa gerak reflex, guna memindahkan berat badan serta

mempertahankan keseimbangan.

Pusat pendengaran

Pusat pendengaran di otak jarasnya sangat rumit. Neuron

auditorik primer mempunyai badan sel di ganglia spiral yang

Page 16: Sistem Indra

berlokasi di koklea. Setelah keluar dari koklea bergabung dengan

serabut dari organ vestibule untuk membentuk saraf VIII (n.

auditorius) masuk ke medulla berakhir di nuclei koklea. Di stasiun

ini terjadi beberapa koneksi dengan beberapa pusat saraf di otak:

Pusat auditorik medular, mencari sumber bunyi, reflex

pendengar mengatur otak telinga tengah.

Pusat midbrain, mengatur reflex pendengar yang berkaitan

dengan gerak kepala dan mata mencari sumber bunyi.

Korikular inferior, proyeksi bunyi dipancarkan ke nuklae

genikulata medial dari thalamus.

4. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan

berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan

organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di

dalam utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar

dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya

berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus

maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan

yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori

yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk

kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran

setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri

dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas

yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi

Page 17: Sistem Indra

kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang

menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

5. Kelainan pada Telinga dan Fungsi Pendengaran

a. Infeksi telinga atau radang telinga

- Disebabkan karena virus dan bakteri

- Menyerang bagian luar melalui kotoran yang masuk

ketika berenang

- Menyerang bagian dalam bakteri dan virus dari

rongga mulut melalui saluran eustachius

b. Otosklerosis atau tuli

Page 18: Sistem Indra

- Disebabkan karena tulang sanggurdi kaku dan tidak

dapat bergerak leluasa

- Akibatnya terjadi tuli konduksi yang menahun

c. Ketulian

Gangguan hantaran kerusakan sel rambut jaras saraf (tuli

saraf), sumbatan meatus akustikus, penebalan membrane

timpani dan infeksi telinga tengah.

Tuli saraf : akibat dari obat-obatan oleh streptomisin dan

gentamisin yang terkonsentrasi dalam endolimfe.

Kerusakan sel rambut luaar : ntibiotik pemakaian lama,

tumor kerusakan vaskulr dalam medulla oblongata.

Tuli hantaran : dapat dilakukan dengan uji sederhana

dengan garpu tala, uji Weber dan Schwabach untuk

mengetahui ambang pendengaran.

d. Tersumbatnya telinga oleh kotoran

Telinga bagian luar memiliki kelenjar yang menghasilkan

minyak. Minyak ini berguna untuk mencegah air dan

kotoran masuk ke dalam telinga. Biasanya, minyak

bersama kotoran mengggumpal dan akan mengering.

Selanjutnya, kotoran telinga ini akan keluar dengan

sendirinya. Namun, kadangkala kotoran telinga

mengumpul terlalu banyak dan menyumbat telinga. Jika

keadaan demikian, harus konsultasi dengan dokter.

Page 19: Sistem Indra

e. Hilangnya pendengaran akibat pencemaran suara

Suara yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan

telinga bagian dalam. Akibatnya, pendengaran dapat

terganggu dan bahkan pendengaran hilang. Rusaknya

telinga akibat suara yang terlalu keras dapat dicegah

dengan tidak mendengarkan dan menghindari sumber

pencemaran suara atau menggunakan alat penutup telinga

yang dapat mengurangi intensitas suara.

2.3 Indra Penciuman

Penciuman merupakan rasa yang paling tidak di pahami

dengan baik. Hal ini sebagian akibat dari letak membrana

olfaktoria yang tinggi dalam hidung, tempat akar di selidiki dan

sebagian dari knyataan bahwa penciuman merupakan suatu

fenomene subjektif yang tidak dapat dipelajari dengan mudah

pada binatang tingkat rendah. Masalah - masalah rumit lainnya

juga merupakan kenyataan bahwa pnciuman hamper rudimenter

pada manusia di bandingkan dengan penciuman pada binatang

tingkat rendah.

2.3.1 Membrane Olfaktoria

Membrane olfaktoria terletak pada bagian superior rongga

hidung. Di medial ia melipat kebawah pada permukaan septum,

dan di lateral ia melipat diatas konka superior dan malahan

sebagian kecil bagian atas konka media. Pada setiap rongga

hidung membrane olfaktoria mempunyai luas permukaan sekitar

2,4 cm2.

Sel sel olfaktoria adalah sel sel reseptor untuk penciuman

yang sebenarnya merupakan sel sel saraf bipolar yang

Page 20: Sistem Indra

sebenarnya berasal dari susunan sara sendiri. Terdapat sekitar

100 juta. Sel – sel ini pada epitel olfaktoria yang di selang seling

antara sel sustentakuler. Ujung – ujung mukosa sel – sel olfaktoria

membentuk pentolan yang dinamakan vesikel olfaktoria dari mana

sjumlah besar rambut olfaktoria atau silia yang bergaris tengah

0,3 mikron dengan panjang 50 sampai 150 mikron, menonjol

kedalam mucus yang meliputi permukaan dalam rongga hidung.

Rambut olfaktoria yang menonjol ini diduga bereaksi terhadap bau

– bau dalam udara dan kemudian merangsang sel – sel olfaktoria.

Ruang antara sel olfaktoria pada membrane olfaktoria terisi

banyak. Kelenjar bowman kecil yang mengskresi mucus ke

permukaan membrane olfaktoria.

2.3.2 Perangsangan Sel – Sel Olfaktorius

Rangsang yang tidak di prlukan dalam penciuman. Kita

tidak mengetahui apa yang berlangsung secara kimia untuk

merangsang sel – sel olfaktoria. Namun kita mengetahui sifat

fisikazat – zat yang merangsang penciuman sebagai berikut :

1. Zat harus mudah menguap sehinga ia dapat dihirup masauk

kedalam lubang hidung.

2. Zat harus sedikit larut dalam air sehingga ia dapat melalui

mucus untuk mencapai sel olfaktoria.

3. Ia juga harus larut dalam lipid, diduga karena rambu – rambut

olfakoria dan luar ujung sel – sel olfaktoria terutam terdiri dari zat

– zat lipid.

Dengan mengabaikan mekanisme dasar sel – sel olfaktoria

dirangsang, telah di ketahui bahwa sel olfaktoria akan terangsang

bila udara mengalir ke atas, masuk darah superior hidung. oleh

karena itu, penciuman terjadi dalam siklus inspirasi , yang

menunjukkan bahwa reseptor olfaktoria member respon dalam

Page 21: Sistem Indra

milidetik terhadap agen yang mudah menguap. Kareana intensitas

bau di tingkatkan oleh arus udara melalui bagian atas hidung,

seseorang dapat menambah kepekaan pembauannya dengan

tekhnik menghirup yang telah di kenal.

Penyelidikan sensasi primer penciuman. Sebagian besar

ahli pisikologi yakin bahwa banyak sensasi penciuman dipengaruhi

oleh beberrapa sesasi primer , bukan sensasi primer yang di

secret melalui jalan yang sama seperti rasa yang dipengaruhi oleh

sensasi asam, manis, pahit dan asin. Sejauh ini hanya sedikit yang

di capai dalam menggolongkan sensasi primer penciuman. Namun

berdasarkan tes pisikologi dan penetrasi potensial aksi dari

berbagai tempat pada lintasan N. olfaktorius, elah di kemukakan

bahwa terdapat 7 kelas perangsang penciuman primer yang lebih

merangsang sel olfaktoria tertentu. Kelas perangsang penciuman

tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Kamfer

2. Musky

3. Bau bunga

4. Permen

5. Eter

6. Bau pedas

7. Bau busuk

Akan tetapi tidak mungkin daftar ini menyatakan sensasi

primer sebenarnya dari penciuman , walaupun ia melukiskan dari

hasil salah satu. Dari banyak percobaan untuk

mengklasifikasikannya. Memang beberapa petunjuk pada tahun

tahun terakhir ini menunjukkan bahwa mungkin terdapat

sebanyak 50 sensasi penghidu primer atau lebih jelas berbeda

denagn disini yang hanya terdapat 3 snsasi primer warna yang

Page 22: Sistem Indra

dapat dibedakan oleh mata dan hanya 4 sensasi primer

pengecapan yang hanya dapat di diteksi oleh lidah. Misalnya telah

ditemukan seseorrang secara khusus buta bau untuk lebih dari 50

zat. Karena di duga baha buta bau untuk setiap zat

mengambarkan tidak adanya reseptor yang sesuai untuk zat

tersebut . diduga bahwa pnghidu mungkin di pengaruhi oleh 50

sensasi pnghidu primer atau lebih.

Dua teori dasar telah di kemukakan untuk menjelaskan

kemampuan sebagai reseptor untuk member respon secara

selektif terhadap berbagai jenis rangsang penciuman. Teori kimia

dan teori fisika.

1. Teori kimia berpendapat bahwa : reseptor kimia dalam

membrane rambut olfaktoria bereaksi secara spesifik berbagai

jenis perangsang penciuman. Jenis reseptor kimia menentukan

jenis perangsangan yang akan menimbulkan respon pada sel

olfaktoria. Reaksi antara perangsang dan perespon mungkin

meningkatkan permediabilitas memban rambut olfaktoria dan hal

ini selanjutnya akan menimbulkan impuls pada serabut N.

olfaktorius.

2. Teori fisika berpendapat bahwa : pada berbagai tempat

reseptor fisika pada membrane rambut olfaktoria dari sl olfaktoria

terpisah memungkinkan perangsang olfaktoria sepesifik

terabsorpsi pada membrane berbagai sel olfaktoria. Bukti yang

menyokong teori ini adalah bahwa banyak zat yang mempunyai

sifat kimia yang sangat berbeda. Tetapi bentuk molekul hampi

identik, mempunyai bau yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa

hal sifat fisika perangsang mungkin menentukan bau.

Ambang penciuman. Salah satu sifat penting dari penghidu adalah

sedikitnya konsentrasi agn perangsang di udara yang di buuhkan

Page 23: Sistem Indra

untuk mempengaruhi sensasi penghidu. Misalnya, metal

merkaptan dapat tercium hanya dalam jumlah 1/25.000.000.000

miligram dalam setiap milliliter udara. Karena ambangnya yang

rendah, zat ini dicampur dengan gas alam untuk memberikan bau

yang dapat dieteksi bila bocor dai pipa gas.

2.3.3 Penghantaran Sensasi Bau Ke Susunan Saraf Pusat

Fungsi susunan saraf pusa pada penciuman hamper

setidaknya jelasseperti reseptor perifer. Akan tetapi melukiskan

gambaran umum hantaran sensasi penghidu ke susunan saraf

pusat. Bahwa ini menunjukkan sejumlah sel olfaktoria terpisah

mengirimkan akson ke bulbus olfaktorius untuk berakhir pada

dendrite dendrite sel mitral dalam struktur yang dinamaknan

glomerulus . kira kira 25.000 akson dari sel olfaktoria masuk pada

setiap glomerulus dan bersinaps dengan sekitar 25 sel mitral yang

selanjutnya mengirimkan isyarat ke dalam otak. Terdapat sekitar

5.000 glomeruluspada gambaran hubungan system saraf

olfaktorius. Menggambarkan lintasan utama untuk penghantaran

isyarat penghidu dari sel mitral ke otak. Serabut dari sel mitral

berjalan melalui traktus olfaktorius dan berkhir utama atau melalui

neuron pemancar dalam 2 daerah utama dala otak yang masing

masing dinamakan :

1. Area olfaktoria media

2. Area olfaktoria lateral

Area olfaktoria media terdiri atas kelompokan inti yang terletak

pada bagian tengah otak superior dan anterior terhadap

thalamus. Kelompokan ini terdiri atas :

1. Septum pelisidum

2. Ginus subkalosus

Page 24: Sistem Indra

3. Area paaolfaktoria

4. Trigonum olfaktoria

5. Dan bagian substantia perforate anterior

Area olfakoria lateral terletak bilateral, terutama di bagian anterior

inferior lobus temporalis. Ia terdiri dari :

1. Area prepiriformis

2. Urkus

3. Bagian lateral substansia perforate anterior

4. Dan bagian nuclei amigdaloid.

Traktus olfaktoius sekunder berjalan dari nuclei pada area

olfaktoria lateral menuju ke :

1. Hipotalamus

2. Thalamus

3. Hipokampus

4. Dan nuclei batang otak

Daerah sekunder ini mngatur respon otomaik tubuh terhadap

rangsangan penciuman, termasuk aktivitas makan otomatis dan

juga respon emosi, sperti keakutan, keadaan terangsang

kenikmatan, dorongan seksual.

Pembuangan seluruh area olfaktoria lateral sangat mempengaruhi

repon primitive penghidu, seperti menjilat bibir, salvias, dan

respon makan lain yang disbabkan oleh bau makanan atau

berbagai emosi yang berhubungan dengan bau. Sebaliknya

pengbuangan tersebut menghilangkan reflex bersyarat yang lebih

kompleks yang tergantung pada rangsang penhidu. Oleh karena

itu, daerah ini di anggap sebagai korteks olfaktoria primer untuk

Page 25: Sistem Indra

penghidu. Pada manusia, tumor pada daerah ungkus dan

amigdala sering menyebabkan orang menerima bau abnormal.

2.3.4 Gangguan Penciuman

1. Anosmia

Kehilangan rasa bau atau hilangnya daya menghidu.

Penyakit ini disebabkan:

Penyumbatan rongga hidung missal tumor

Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi

virus/atrophi

Gangguan pada saraf ke I, bulbus, tractus

olfaktorius/cortex otak karena kepala atau tumor.

2. Hiposmia

Pengurangan sensifitas olfaktorius atau berkurangnya

kepekaan dalam menghidu.

3. Disosmia

Distori daya menghidu atau indera penciuman berubah.

Penyakit ini disebabkan oleh:

Infeksi didalam sinus

Kerusakan parsial pada saraf olfaktorius

Kebersihan mulut yang jelek sehingga terjadi infeksi mulut

yang berbau tidak enak yang tercium oleh hidung

2.4 Indra Pengecap / Perasa

Pada hakekatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat

erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri

Page 26: Sistem Indra

dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan semua

gerakan halus, sementara otot extrinsik mengaitkan lidah pada

bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan

kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.

Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit

dan gigi, dan akhirnya mendorong masuk ke farinx.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh

darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta

pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara

dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas

lidah. Bila lidah digulung kebelakang, maka tampaklah permukaan

bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen

halus yang mengaitkan bagian postrior lidah pada dasar mulut.

Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka

ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang didasar mulut,

maka ujung lidah berbentuk bulat.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan

pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya

seperti beludru dan ditutupi papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis.

Page 27: Sistem Indra

Papillae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah

dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae

sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-

masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini

tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.

Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan

sisi lidah, dan berbentuk jamur.

Papillae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar

pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan

adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat

dalam dinding papillae sirkumvalata dan fungiforum. Papillae

firiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, dari pada

rasa pengecap yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan

farinx juga bermuatan puting-puting pengecap.

Ada empat macam rasa kecapan : manis, pahit, asam dan

asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa,

tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan

ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua

Page 28: Sistem Indra

makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh

bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima

rangsangan yang berbeda-beda. Puting penegecap yang berbeda-

beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.

Lidah memiliki pelayanan persarafan yang majemuk. Otot-

otot lidah mendapat persyarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf

otak kedua belas). Daya perasaannya dibagi menjadi “perasaan

umum”, yang menyangkut taktil perasa seperti membedakan

ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan sebagainya, dan

rasa pengecap khusus.

Impuls perasaan umum bergerak mulai dari bagian

anterior lidah dalam serabut saraf lingual yang merupakan sebuah

cabang urat saraf kranial kelima, sementara impuls indera

pengecap bergerak dalam khorda timpani bersama saraf lingual,

lantas kemudian bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu

nervus saraf fasialis.

Pengecapan berkaitan erat dengan fungsi gastro intestinal

Serabut sensoris tunas pengecap ; 2/3 anterior berasal dari

nervus fasialis, 1/3 posterior nervus glossofaringeus, area yang

lain dari nervus vagus

Page 29: Sistem Indra

Pengecapan merupakan salah satu fungsi dari taste buds

di dalam mulut, tetapi indera pembau juga memiliki kontribusi

terhadap stimulus sensoris pada pengecapan. Sebagai contoh,

bentuk dari suatu makanan, yang terdeteksi oleh indera

pengecapan di mulut dan substansi di dalam makanan tersebut

menstimulasikan suatu rasa, seperti rasa manis, rasa pahit, rasa

asam, ataupun rasa asin. Pada kenyataannya indera pengecapan

juga berperan dalam proses pemilihan suatu makanan

Page 30: Sistem Indra

berdasarkan keinginan dan yang dibutuhkan dalam proses

metabolisme jaringan organ.

Taste Bud

Taste bud terletak pada tipe papilla lidah,yakni (1)

sebagian besar taste bud terletak di dinding saluran yang

mengelilingi papilla sirkumvalata, yang membentuk garis V di

permukaan lidah posterior. (2) Sejumlah taste bud terletak pada

papilla fungiformis di atas permukaan anterior lidah. (3) Sejumlah

lainnya terletak pada papilla foliate yang terdapat di lipatan-

lipatan sepanjang permukaan lateral lidah. Taste bud tambahan

terletak pada palatum, da beberapa diantaranya diemukan pada

pilar tonsilar,epiglottis dan di esophagus bagian proximal. Orang

dewasa mempunyai 3000 samoai 10.000 taste bud, sedangkan

anak-anak mempunyai lebih sedikit. Di atas usia 45 tahun,

sebagian besar taste bud mengalami degenerasi, yang

menyebabkan sensasi pengecapan menjadi semak semakin

kurang tajam pada usia tua.

Taste bud mempunyai diameter sekitar 1/30 mm dan

panjang sekitar 1/16 mm. Terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel

yang termodifikasi, beberapa di antaranya adalah sel penyokong

yang disebut sebagai sel sustentakuler, dan yang lainnya disebut

sebagai sel pengecap. Sel-sel pengecap terus menerus digantikan

melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya,

sehingga beberapa sel pengecap adalah sel muda. Sel pengecap

lainnya adalah sel matang yang terletak k arah bagian tengah

bud, yang akan terurai dan larut.

Ujung-ujung luar sel pengecap tersusun di sekitar pori-pori

pengecap yang sangat kecil. Dari ujung-ujung setiap sel

pengecap, mikrovili atau rambut pengecap, akan keluar menuju

Page 31: Sistem Indra

pori-pori pengecap, untuk mendekati rongga mulut. Mikrovili ini di

permukaan memberikan reseptor untuk pengecapan. Anyaman di

sekitar badan sel-sel pengecap merupakan rangkaian

percabangan terahir dari serabut-serabut saraf pengecap yang di

rangsang oleh sel-sel reseptor pengecap. Beberapa dari serabut-

serabut ini bernavigasi menjadi lipatan-lipatan membrane sel

pengecap. Beberapa vesikel membentuk membrane sel di dekat

serabut.

Mekanisme Perangsangan (Taste Bud Potensial Reseptor)

Membrane sel-sel pengecap seperti kebanyakan sel-sel

reseptor sensoris lainnya, mempunyai muatan negative di bagian

dalam yang berlawanan dengan bagian luar. Pemberian zat

pengecap pada rambut pengecap akan menyebabkan hilangnya

sebagian potensial negative, sehingga sel pengecap mengalami

depolarisasi. Perubahan potensial listrik pada sel pengecap ini

disebut potensial reseptor untuk pengecapan.

Mekanisme reaksi untuk memulai potensial reseptor di

sebagian besar zat yang terangsang dengan vili pengecap adalah

dengan pengikatan zat kimia kecap pada molekul reseptor protein

yang dekat atau menonjol melalui membrane vilus. Hal ini yang

kemudian akan membuka kanal ion, sehingga membuat ion

natrium yang memiliki muatan positif masuk dan mendepolarisasi

kenegatifan normal di dalam sel. Selanjutnya zat kimia kecap

secara bertahap dibersihkan dari vilus pengecap oleh saliva,

sehingga akan menghilangkan rangsangan.

Tipe protein reseptor di setiap vilus pengecap

menentukan tipe rasa yang akan diterima. Untuk ion natrium dan

Page 32: Sistem Indra

hydrogen yng secara berurutan melepaskan sensasi kecap rasa

asin dan asam, protein reseptor akan membuka kanal ion yang

spesifik pada membrane sel kecap di bagian apical, dengan cara

mengaktifkan reseptor. Namun demikian, untuk sensasi rasa

pahit, bagian molekul protein reseptor yang menonjol ke

membrane di bagian apical akan mengaktifkan substansisecond

messenger transmitter di dalam sel dan second messenger

transmitter ini akan menyebabkan perubahan kimia untuk

melepaskan sinyal pengecapan.

Sensasi Pengecapan Utama

Seseorang dapat mempersepsikan ratusan rasa yang

berbeda. Adapun rasa – rasa yang umum kita dapat rasakan ada 5

yakni, asam, asin, manis, pahit, dan umami.

Rasa Asam

Rasa asam di sebabkan oleh asam yang merupakan

konsentrasi ion hydrogen. Dan intensitas dari stimulus rasa ini kira

– kira sesuai dengan proporsi dari logaritma konsentrasi ion

hidrogen. Semakin banyak terdapat asam di dalam makanan

tersebut maka semakin asem pula rasa asem yang akan timbul.

Rasa Asin

Rasa asin di sebabkan oleh ion – ion garam seperti ion

yodium. Kualitas dari rasa tersebut bervariasi dari satu ion garam

ke lainnya, di sebabkan karena beberapa ion garam

mendatangkan rasa – rasa lain untuk menambah kadar

Page 33: Sistem Indra

keasinannya. Kation dari garam, khususnya kation pada sodium,

yang bertanggung jawab terhadap rasa asin.

Rasa Manis

Penyebab rasa manis yang paling utama adalah bahan

kimia organik seperti gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, ester,

dan beberapa asam amino, serta beberapa protein. Tetapi

perubahan yang sangat kecil pada struktur kimia, misalnya

penambahan radikal sederhana, seringkali dapat mengubah zat

dari rasa manis menjadi pahit.

Rasa Pahit

Rasa pahit, sama seperti rasa manis, disebabkan oleh

bahan kimia organik. Adapun 2 substansi yang biasanya

menyebabkan rasa pahit adalah :

Substansi organik rantai panjang yang mengandung

nitrogen,

Alkaloid,

Alkaloid biasanya di gunakan pada obat – obatan,

seperti caffeine, quinine, dan strychinine.

Pada beberapa subtansi yang pada awalnya terasa rasa

manis kemudian dapat terasa pahit yang merupakan pengaruh

dari saccharin. Rasa pahit yang berlebihan biasanya akan

menyebabkan seseorang akan menolak makanan / muntah.

Rasa Umami

Umami artinya adalah gurih atau renyah. Umami biasanya

dapat di rasakan pada makanan yang mengandung L-glutamate,

seperti daging ekstrak, dan keju.

Page 34: Sistem Indra

Mekanisme Saraf Sensoris pada Indera Pengecapan

Membran pada sel perasa yang merupakan reseptor

sensoris pada sel biasanya akan peka terhadap stimulus yang

berasal dari luar. Mekanisme oleh substansi stimulus memberikan

reaksi pada reseptor potensial.

Mekanisme di mulai dengan stimulus oleh suatu substansi

pada taste vili yang merangsang reseptor potensial untuk

mengikat rasa yang timbul ke reseptor protein molekul yang

terletak di luar permukaan dari reseptor sel perasa melalui

membran villus. Kemudian ion sodium ataupun ion hidrogen

masuk dan mengalami depolarisasi pada sel. Kemudian bahan

kimia tersebut secara perlahan hilang dari taste villus karena

pengaruh dari saliva. Tipe pada reseptor protein di taste villus

menentukan tipe rasa yang akan di persepsikan. Contoh : untuk

ion sodium dan ion hidrogen akan menghasilkan persepsi rasa

asem. Untuk reseptor rasa manis dan pahit, bagian dari reseptor

molekul protein yang menonjol melalui membran apical yang

mengaktivasikan second messenger transmitter substances di sel

perasa, dan second messengers menyebabkan perubahan kimia

intraselular yang menyebabkan signal rasa pada indera

pengecapan.

Impuls saraf diterima melewati lingual nerve, kemudian

melewati chorda tympani melalui facial nerve, dan pada akhirnya

sampai pada tractus solitarius di dalam otak. Sensasi rasa dari

circumvallate papillae di bawah lidah dan bagian posterior lainnya

di bagian rongga mulut di transmisikan melewati

glossopharyngeal nerve dan tractus solitarius dari dasar

permukaan pada lidah dan bagian lain pada bagian pharyngeal.

Page 35: Sistem Indra

Semua serabut sinaps pada bagian posterior pada otak di

dalam nuclei of the tractus solitaries mengirimkan second-order

neurons ke suatu area kecil pada ventral posterior medial nucleus

of the thalamus, yang terletak pada daerah medial ke thalamic

terminations pada bagian muka. Dari thalamus, third-order

neurons dikirimkan ke the lower tip of the postcentral gyrus in th

parietal cerebral cortex.

Dari tractus solitarius, banyak signal rasa di transmisikan

bersamaan dengan brain stem yang langsung menuju ke superior

dan inferior salivatory nuclei, dan ditransmisikan pada kelenjar

submandibular, sublingual, dan parotis yang mengontrol jumlah

kadar saliva yang di sekresikan di dalam rongga mulut.

Kelainan-kelainan pada Idera Pengecap

1. Glositis, atau peradangan lidah, bisa akut ataupun

kronis, dengan gejala-gejala berupa adanya ulkus dan lendir yang

menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul pada pasien yang

mengalami gangguan pencernaan ataupun infeksi pada gigi. Lidah

lembek dan pucat, dengan bekas-bekas gigitan pada

pinggirannya. Biasanya, glositis kronis menghilang, apabila

kesehatan badan membaik dan pemeliharaan higiene mulut yang

baik.

Page 36: Sistem Indra

2. Leukoplakia ditandai oleh adanya bercak-bercak putih

yang tebal pada permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi

dan gusi). Hal ini biasanya terlihat pada perokok.