Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur hati yang normal, penyakit ini ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati diikuti oleh proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hepar, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hepar (Sutadi, 2003). Di negara maju sirosis hepar merupkan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke-tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini (Sutadi, 2003). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2000 sekitar 170 juta orang menderita sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3 % dari seluruh populasi manusia di dunia dan setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4 juta orang. Angka prevalensi penyakit sirosis hepatis di Indonesia secara pasti belum diketahui. Prevalensi penyakit sirosis hepatis pada tahun 2003 di Indonesia berkisar antara 1-2,4%. Dari rata-rata prevalensi 1,7%, diperkirakan lebih dari 7 juta penduduk Indonesia menderita sirosis hepatis (Gayatri, 2006). Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Periode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur
hati yang normal, penyakit ini ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun
pada hati diikuti oleh proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel
hepar, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hepar (Sutadi, 2003).
Di negara maju sirosis hepar merupkan penyebab kematian terbesar ketiga
pada pasien berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker).
Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke-tujuh penyebab kematian. Sekitar
25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini (Sutadi, 2003).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2000 sekitar 170 juta
orang menderita sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3 % dari seluruh populasi
manusia di dunia dan setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4 juta
orang. Angka prevalensi penyakit sirosis hepatis di Indonesia secara pasti belum
diketahui. Prevalensi penyakit sirosis hepatis pada tahun 2003 di Indonesia berkisar
antara 1-2,4%. Dari rata-rata prevalensi 1,7%, diperkirakan lebih dari 7 juta penduduk
Indonesia menderita sirosis hepatis (Gayatri, 2006).
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah asites, terlihat pada 39,1% pasien
sirosis dan ensefalopati hati 21,7%. Penelitian lain juga mencatat asites sebagai
komplikasi yang sering muncul dan sebagai tanda pengembangan pada orang dengan
koinfeksi. Tetapi kanker sel hati (Hepatocelluler Carsinoma/HCC) hanya terjadi pada
13% (Sutadi, 2003).
2.1 TUJUAN
a. Mengetahui dan memahami faktor-faktor resiko serta etiologi yang diduga
dapat menyebabkan sirosis hepatis, sehingga dapat dilakukan intervensi yang
sesuai.
b. Mengetahui dan memahami mekanisme dan patofisiologi terjadinya sirosis
hepatis dan ascites, sehingga pendekatan diagnostik yang tepat dapat dicapai.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 1
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
c. Mengetahui dan memahami anatomi hepar dan diagnosis banding dari sirosis
hepar.
d. Mengetahui pemeriksaan penunjang mana yang diperlukan untuk menunjang
diagnostik pada sirosis hepar dan ascites terutama secara radiologi.
e. Mengetahui penatalaksanaan dari sirosis hepar dan ascites.
3.1 MANFAAT
Dengan penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media
belajar bagi mahasiswa klinik sehingga dapat mendiagnosis terutama secara
radiologis dan mengelola pasien dengan permasalahan seperti pada pasien ini secara
komprehensif.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 2
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 ANATOMI HEPAR
Hepar (hati) merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar
terletak dibawah diafragma, diperut kanan atas, meluas ke kiri melewati garis tengah
perut. Seluruh hepar ditutup lapisan fiber jaringan ikat yang disebut kapsula Glission,
kecuali suatu area di posterosuperior hepar dimana hepar menempel pada difragma
dan anterior dari vena cava inferior, dikenal sebagai bare area.
Hepar terdiri dari tiga lobus, yaitu lobus kanan, lobus kiri dan lobus kaudatus.
Lobus kanan dan lobus kiri dipisahkan oleh vena hepatika medialis dan fissura lobaris
utama yang terbentang dari vena porta kanan dan leher kandung empedu.
Lobus kanan lobus terbesar terdiri segmen anterior dan posterior yang
dipisahkan oleh vena hepatika kanan. Suatu variasi normal berupa pembesaran lobus
kanan, sering dijumpai pada wanita, dapat mencapai krista iliaka, dikenal sebagai
lobus riedel.
Lobus kiri biasanya terletak di epigastrium dan hipokondriaka kiri, terdiri dari
segmen medialis (dahulu dikenal sebagai lobus kaudatus) dan segmen lateral. Kedua
segmen ini dipisahkan oleh vena hepatika kiri, ligamentum teres, ligamentum
falsiformis.
Lobus kaudatus merupakan lobus terkecil, terletak dipermukaan
posterosuperior dari lobus kanan dan diposteriornya dibatasi vena kava inferior.
Lobus kaudatus dipisahkan dari lobus kiri oleh ligamentum venosum. Area antara
hepar dan ginjal kanan dikenal sebagai Morison’s pouch (Sidharta, 2006).
Secara Mikroskopis
Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan
jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan
masuk ke dalam parenkim hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus
biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam
lempengan-lempengan/plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh
kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-
kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 3
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
terediri dari sel-sel fagosit yg disebut sel Kupfer. Sel Kupfer lebih permeable
yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain.
Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan
sinusoid.
Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli,
ditengah-tengah lobuli terdapat 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena
hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara
lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD
yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika,
ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya
langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari
canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut
membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke
dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar, air keluar dari saluran
empedu menuju kandung empedu.
Gambar 1. Anatomi Hepar (Anterior)
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 4
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
Gambar 2. Anatomi Hepar (Posterior)
Vaskularisasi Hepar
Vaskularisasi hepar berasal dari arter hepatica 20-30% dan vena porta 70-80%
darah, kedua pembuluh darah ini bersama dengan saluran empedu utama membentuk triad
portal dan di bungkus kapsula Glisson. Darah meninggalkan hepar melalui vena hepatika
kanan, medial dan kiri (Sidharta, 2006).
Gambar 3. Vaskularisasi Hepar
PERITONEUM
Adalah suatu membran tipis yang terdiri dari dua lapis :
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 5
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
– Lapisan parietal, melapisi rongga bdomen
– Lapisan visceral, melapisi organ-organ, kecuali bagian posterior hepar, tidak
dilapisi peritoneum dikenal sebagai bare area.
Rongga peritoneum adalah ruang antara kedua lapisan peritoneum yang
mengandung sedikit cairan serous untuk mencegah gesekan. Rongga peritoneum
dibagi menjadi kantong lebih besar (greater sac) atau kantong lebih kecil (lesser sac).
Rongga ini berpotensi sebagai tempat pengumpulan cairan seperti :
– Regio subehaptik (Morison’s Pouch)
– Area subfrenikus kanan dan kiri
– Cul de sac
– Paracolic gutter
– Lesser sac
Organ intraperitoneum adalah : hepar, kantung empedu, limpa, gaster, usus dan
ovarium.
Organ retroperitoneum : aorta, vena cava inferior, pankreas, kelenjar suprarenalis,
ginjal, kelenjar getah benih, dan uterus.
Gambar 4. Organ Intra dan Ektraperitoneal
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 6
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
2.2 FISIOLOGI HEPAR
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber
energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada
beberapa fungsi hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling
berkaitan satu sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus
halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun
di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa.
Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenolisis. Karena proses-
prosesini, hati merupakansumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengu
bah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuk lah pentosa.
Pembentukan pentose mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis
dari nukleotida, nucleicacid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon
(3C) yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak
Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan
katabolisisasam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol)
3. Pembentukan cholesterol
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresikolester
ol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid.
3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses
deaminasi,hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan prose
stransaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan bahan non nitrogen.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 7
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ -
globulin danorgan utama bagi produksi urea. Urea merupakan end product
metabolisme protein.∂ -globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa
dan sumsum tulang β– globulin hanya dibentuk di dalam hati.
Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM sekitar 66.000.
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembentukan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis proteinprotein yang berkaitan den
gan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX,
X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi,
bilaada hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin
harusisomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan
Vitamin K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, dan K
6. Fungsi hati sebagai detoksikasi
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses
oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan
seperti zatracun dan obat-obatan.
7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan
melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin
sebagai immune livers mechanism.
8. Fungsi Hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ±
1500 cc/menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica
± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati.
Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan
hormonal, aliran ini berubahcepat pada waktu berolahraga, terpapar terik matahari,
dan syok. Hepar merupakanorgan penting untuk mempertahankan aliran darah
2.3 SIROSIS HEPATIS
Definisi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 8
Pemeriksaan Ultrasonografi Abdomen pada Pasien dengan Sirosis Hepatis dan Ascites
Bagian Radiologi RSUD Kota Semarang
Istilah sirosis hepar diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal
dari kata Khirros yang berarti orange (orange yellow) karena perubahan warna
pada nodul-nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hepatis dapat dikatakan
sebagai berikut yaitu seuatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur
hati yang normal akibat nodul regenerasi yang dikelilingi jaringan fibrosis.
Insidens
Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika
dibandingkan dengan kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-rata
terbanyak antara golongan umur 30 – 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 –
49 tahun.
Etiologi dan faktor resiko
1. Alkohol
Adalah suatu penyebab yang paling umum dari cirrhosis, terutama di
duniabarat.Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan
dari konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi
dan kronis melukai sel-sel hati. Tiga puluh persen dari individu-individu
yang meminum setiap harinya paling sedikit 8 sampai 16 ounces minuman
keras (hard liquor ) atau yang sama dengan nya untuk 15 tahun atau lebih
akan mengembangkan sirosis.
Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati; dari hati
berlemak yang sederhana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak
yang lebih serius dengan peradangan ( steatohepatitis atau alcoholic
hepatitis), ke sirosis. Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merujuk
pada suatu spektrum yang lebar dari penyakit hati
yang, seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease), mencakup d
aristeatosis sederhana (simple steatosis), ke nonalcoholic Steatohepatitis
(NASH), kesirosis.
Semua tingkatan-tingkatan dari NAFLD mempunyai bersama-sama
akumulasi lemak dalam sel-sel hati. Istilah nonalkoholik digunakan karena
NAFLD terjadi pada individu-individu yang tidak mengkonsumsi jumlah-
jumlah alcohol yang berlebihan, namun, dalam banyak aspek-aspek,
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung SemarangPeriode 05 Agustus-31 Agustus 2013 Page 9