SIMULASI DIAGNOSIS KOMUNITAS TENTANG PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA KELUARGA BINAANRT/RW 01/02 DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN Disusunoleh : Aditya Arya Putra 1102008008 Irfan Nadiyansyah Putra 1102008123 Novita Anggun Permata Sari 1102008347 Ressy Octriana 1102008207 Pembimbing : dr. Citra Dewi, Mkes
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SIMULASI DIAGNOSIS KOMUNITAS TENTANG
PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA KELUARGA BINAANRT/RW 01/02 DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN
TELUK NAGA, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
Disusunoleh :
Aditya Arya Putra 1102008008Irfan Nadiyansyah Putra 1102008123
Novita Anggun Permata Sari 1102008347Ressy Octriana 1102008207
Pembimbing :dr. Citra Dewi, Mkes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2 DESEMBER 2013 – 7 FEBRUARI 2014BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit” atau kesehatan tersebut. Menurut
Hendrik L.Bloom ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku,
dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal,
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi
yang optimal pula. (Notoatmodjo, 2003)
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Menurut Becker (1987, Notoatmodjo 2007) Praktek buang air besar
adalah perilaku-perilaku seseorang yang berkaitan dengan kegiatan pembuangan
tinja meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengelolaan tinja yang memenuhi
syarat- syarat kesehatan dan bagaimana cara buang air besar yang sehat
sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktek Buang Air Besar adalah
Pengetahuan, Pendidikan, Sarana dan Dukungan keluarga.
1
1.2. Area Masalah1.2.1. Data Puskesmas
1. Diare
Berdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare didapatkan:
Jumlah perkiraan kasus:
Laki-laki : 1.000 orang dari 25.000 orang
Perempuan : 1.200 orang dari 26.000 orang
Total : 2.200 orang dari 51.000 orang
Jumlah kasus yang ditangani
Laki-laki : 400 orang (35 %)
Perempuan : 600 orang (50 %)
Total : 1000 orang (52 %)
Sumber : Program Diare Puskesmas TanjungPasir 2013
2. Sumber Air
Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan
menurut Kecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.000
Keluarga yang diperiksa : 600
Jenis sarana air bersih:
Sungai : 300 keluarga
Sumur : 150 keluarga
SPT : 100 keluarga
PAH : 50 keluarga
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tanjung
Pasir 2013
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut
Kecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.000
Keluarga yang diperiksa : 600
Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 250
Jumlah yang sesuai dengan perilaku buang air besar : 300
2
Sumber: Program Promosi Kesehatan Puskesmas Tanjung Pasir 2013
4.Kriteria Jamban Sehat
Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.000
Keluarga yang diperiksa : 600
Jumlah jamban yang sehat : 300
1.2.2. Data Keluarga Binaan
Keluarga 1 (Peneliti Aditya)
Tabel 1.Data Dasar Keluarga Tn.Aditya
Keluarga Tn. Arya bertempat tinggal di Desa Tanjung Pasir RT. 01
RW.02, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten.
Keluargatersebut terdiri dari Tn. Arya sebagai kepala keluarga dengan
seorang istri yang bernama Ny. Radiah dan tiga orang anak, anak pertama
bernama Irfan, anak kedua bernama Ressy, dan anak ketiga bernama
Anggun.
3
No NamaStatus
Keluarga
Jenis
KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
1 Tn. AryaKepala
KeluargaLaki-laki 37th Tamat SD Nelayan
Rp.1.200.000
/bulan
2 Ny. Radiah Istri Perempuan 25thTidak tamat
SD
Ibu rumah
tangga-
3 IrfanAnak
pertamaLaki-laki 7th SD - -
4 Ressy Anak kedua Perempuan 5thBelum
Sekolah- -
5 AnggunAnak
ketigaPerempuan 2th
Belum
sekolah- -
Tn. Arya berusia 37 tahun pendidikan terakhir SD dan bekerja sebagai
nelayan dengan penghasilan Rp 25.000 - Rp 50.000 perhari. Namun dalam
satu bulan biasanya keluarga Tn. Aditya menghabiskan ± Rp 1.200.000,00.
Uang tersebut digunakan untuk membeli sembilan bahan pokok dan untuk
membayar listrik rumah. Tn. Arya tidak pernah menabung.
Tn. Arya memiliki 3 orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.
Anak tertua bernama Irfan masih berusia 7 tahun dan masuk sekolah SD,
anak kedua Ressy berusia 5 tahun dan anak ketiga bernama Anggunberusia
2 tahun. Istri Tn. Arya yang bernama Ny. Radiah, yang saat ini berumur 25
tahun, dengan latar belakang pendidikan SD namun tidak tamat, hanya
seorang ibu rumah tangga.
Keluarga Tn. Arya tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah
seluas 5 x 10 m2 dan mempunyai pekarangan seluas 2x3 m2.Ventilasi ruang
tamu tersebut cukup baik, karena pintunya langsung mengarah keluar.
Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur yang masing-masing berukuran
2 m x 2 m, ruang tamu, ruang makan bergabung dengan dapur berukuran 4
m x 4 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang kurang, tidak memiliki
kamar mandi di dalam rumah. Di belakang rumah terdapat sungai kecil
yang digunakan untuk keperluan memasak air maupun makan serta untuk
keperluan mandi. Di bagian belakang rumah tersedia jamban WC buatan
yang kotorannya tertampung di bagian bawahnya, yang letaknya 2 meter
dari sungai. Jarak antara sungai dengan rumah 4 m. Rumah ini mempunyai
1 pintu depan, 1 pintu belakang, 2 jendela di ruang tamu (bagian depan
rumah) dengan ukuran 50 cm x 100 cm dengan jarak 80 cm dari tanah. Di
atas jendela terdapat ventilasi dengan ukuran 30 cm x 20 cm. Di dalam
kamar pertama yang terletak di depan terdapat 1 jendela berukuran 30 cm x
100 cm dengan ventilasi di atasnya berukuran 30 cm x 15 cm, pencahayaan
sangat kurang sehingga saat siang hari pun harus menyalakan lampu.
Demikian pula dapur hanya terdapat pintu belakang menuju bagian
belakang rumah, yakni sungai yang langsung mereka jadikan sebagai
tempat untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci baju, mencuci piring,
mandi, dan untuk keperluan memasak. Sebagian lantai rumah beralaskan
tanah dan sebagian lain terbuat dari semen. Atap rumah terbuat dari seng.
4
Rumah keluarga Tn. Arya berada di lingkungan perumahan padat,
dimana kanan, kiri dan depan terdapat rumah tetangga. Di lingkungan
rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga. Tidak
terdapat WC umum di lingkungan RT rumah Tn. Aditya sehingga mereka
BAB di sungai belakang rumah. Biasanya juga setelah BAB keluarga Tn.
Aditya jarang mencuci tangan dengan sabun dikarenakan tempat jamban
yang jauh dari rumah dan keluarga. Terdapat warung sembako di sebelah
rumah Tn. Aditya sehingga mudah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ny. Radiah memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ny. Radiah
memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah tahu, tempe, telor dan sayur terkadang juga memasak ikan
dan udang. Keluarga Tn. Aditya rutin makan sayur 3 kali dalam seminggu
dan sesekali mengkonsumsi buah-buahan. Keluarga Tn. Aditya juga
biasanya sebelum makan jarang mencuci tangan. Akibat dari tidak mencuci
tangan, anak Tn. Aditya menderita diare yang berulang.
Selama kehamilan Ny. Radiah mengaku rutin memeriksakan
kehamilannya ke bidan. Anak pertama Tn. Aditya lahir di bidan dengan
persalinan normal dengan berat badan 3200 g. Anak kedua lahir dengan
bantuan bidan dan dukun dengan persalinan normal namun ibu lupa berat
badannya. Anak ketiga lahir dengan bantuan bidan dengan persalinan
normal. Keluarga Tn. Aditya mengaku pernah melakukan imunisasi pada
anak pertama tapi hanya sekali saat usia 2 bulan yaitu BCG dan tidak
melengkapi imunisasi yang lain, mereka mempunyai alasan bahwa setelah
imunisasi akan terkena penyakit juga dan sehabis imunisasi anaknya akan
panas tinggi sehingga membuat anaknya rewel, karena itu mereka
menganggap bahwa imunisasi tidak penting. Mereka juga tidak pernah
membawa rutin anak-anaknya ke posyandu untuk dilakukan penimbangan
dan pemberian makanan tambahan.
Dalam segi kesehatan, jika keluarga Tn. Aditya sakit mereka cukup
membeli obat warung dan jika tidak kunjung membaik, maka mereka akan
langsung memeriksakan diri ke bidan dan jarang berobat ke dokter
puskesmas karena jarak yang jauh. Keluarga ini tidak memiliki asuransi
jaminan kesehatan atau Jamkesmas. Dalam segi kesehatan, keluarga Tn.
Aditya belum pernah mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan
5
yang sering dialami anggota keluarganya antara lain infeksi cacing, tifoid,
diare dan terkadang kulit gatal-gatal.
Pokok Permasalahan dari keluarga 1 :
1.3 Hipotesis Penelitian
Dalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan
metode Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat
keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari
para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode
Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaiannya. (Harold dkk, 1975 : 40-55)
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui
proses musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di
PUSKESMAS Tanjung pasir kami memutuskan untuk mengangkat
permasalahan “Perilaku Buang Air Besar Pada Keluarga Binaan RT/RW
01/02 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten”. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan yaitu:
a. Berdasarkan data di puskesmas tanjung pasir didapatkan peninggkatan
kasus diare dengan total 2.200 orang dari 51.000 orang.
b. Dari pengamatan secara langsung yang kami lakukan pada keluarga
binaan didapatkan terbatasnya pengetahuan tentang perilaku buang air
besar yang baik dan benar.
c. Fasilitas air bersih yang kurang memadai dan jumlahnya yang terbatas.
d. Kurangnya pengetahuan terhadap penyakit yang ditimbul akibat buang
air besar tidak pada tempat yang sesuai.
1.4 Tujuan Penelitian
Tanpa kita sadari perilaku Buang Air Besar
Khusus
6
1.5 Manfaat penelitian
Mahasiswa
Perguruan Tinggi
Masyarakat
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS
Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu
masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat (lapangan). Dengan demikian
diagnosis komunitas merupakan kegiatan survey. Dengan melakukan diagnosis
komunitas ini maka masalah kesehatan di komunitas akan dapat diidentifikasi dan
dibuat intervensi pemecahannya. Dengan adanya diagnosis komunitas diharapkan
dapat menerapkan prinsip kedokteran pencegahan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang, profil keluarga binaan, penentuan
area masalah dan hasil jawaban kuesioner maka kami mengangkat diagnosis
komunitas mengenai perilaku pencarian pengobatan pada keluarga binaan di desa
Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
2.2 TEORI PERILAKU
2.2.1.Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
7
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner
ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
2.2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3