Page 1
SIMULASI BEER GAME UNTUK MENYELESAIKAN
PERMASALAHAN REPLENISHMENT
HUMANITARIAN LOGISTIC
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh:
Nama : Gregorios Yogas Sundara
NPM : 2015610009
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2019
Page 4
i
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana alam yang tinggi dengan rata-rata jumlah kejadian bencana alam sebanyak 1803 kejadian/tahun. Dengan tingkat bencana alam dan jumlah kepadatan penduduk yang tinggi, Indonesia memerlukan strategi yang baik dalam penanggulangan bencana alam. Permasalahan yang umumnya terjadi adalah ketidaksesuaian jumlah bantuan yang dibutuhkan dengan jumlah bantuan yang tersedia. Penelitian ini bertujuan menyelesaikan masalah ketidaksesuaian jumlah bantuan tersebut dengan menggunakan pemodelan simulasi sistem dinamis. Pembuatan model simulasi sistem dinamis digunakan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada fase tanggap darurat. Pendekatan pembuatan model menggunakan konsep beer distribution game. Pembuatan model simulasi dilakukan dengan menggunakan program Vensim PLE Plus. Validasi model dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak BPBD Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan simulasi model sistem sekarang, waktu yang dibutuhkan untuk pendistribusian paket makanan adalah 22 jam dan bantuan selimut adalah 17 jam. Total biaya untuk paket makanan adalah 66 juta rupiah dan bantuan selimut adalah 6 juta rupiah. Nilai bullwhip effect index (BEI) pendistribusian paket makanan adalah 1.11 dan nilai BEI pendistribusian selimut adalah 2.09. Usulan perbaikan mengadaptasi metode blockchain. Diusulkan penggunaan platform digital yang dapat menerapkan sistem sharing information antara pihak yang terlibat pada rantai pasok kemanusiaan. Usulan dirancang dalam model simulasi sistem usulan. Terjadi penghematan waktu pada pendistribusian paket makanan sebesar 11 jam dan bantuan selimut sebesar 14 jam. Sementara dari segi biaya terjadi penurunan total biaya sebesar 17 juta rupiah dan selimut sebesar 5 juta rupiah. Terjadi penurunan nilai bullwhip effect index (BEI) pendistribusian paket makanan menjadi 0.322 dan nilai BEI pendistribusian selimut menjadi 0.04.
Page 5
ii
ABSTRACT
Indonesia has the high level of natural disasters with 1803 disaster events happened per year. With this high frequency of natural disaster events and with the high number of population densities, Indonesia needs the good strategy at disaster relief. In some case, the problem is the incompatibility between the total needs of victims and the total stock of supply. This study aims to propose a solution for that problem by using the dynamic system modelling. Dynamic system modelling is built for knowing the condition that goes on the disaster relief process. The beer distribution game approach is used for building the model. The making of simulation model of the emergency response phase on disaster relief uses the Vensim PLE Plus program. Model validation is done by interviewing the expert from West Java Regional Disaster Management Agency (BPBD). Based on the simulation, it is known that the time needed for fulfilling the food package needs is 22 hours and 17 hours for blanket. Total cost for fulfilling the food package needs is 66 million rupiah and6 million rupiah for blanket. The bullwhip effect index (BEI) for fulfilling the food package needs is 1.11 and 2.09 for blanket. Suggestion for the betterment is adapted the blockchain method, which use the digital platform that can do the sharing information between parties. The suggestion model built to the simulation model. There are 11 hours savings on the time needed to meet the food package needs of victims and 14 hours savings on blanket. There are also 17 million rupiah savings on the total cost of food package distribution and 5 million rupiah for blanket. The bullwhip effect index on the proposed model is decrease. Bullwhip effect index of food package distribution becomes 0.322 and bullwhip effect index of blanket distribution becomes 0.04.
Page 6
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Simulasi Beer Game untuk Menyelesaikan Permasalahan Replenishment
Humanitarian Logistic” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana dalam bidang
ilmu Teknik Industri.
Penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dukungan
yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus rasa terima kasih tersebut penulis
haturkan kepada:
1. Ibu Paulina Kus Ariningsih, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan dan bantuannya selama proses
penyusunan skripsi sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
2. Orang tua dan segenap keluarga penulis yang selalu memberikan doa
dan dukungan untuk terus memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
3. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa
Barat yang memfasilitasi penulis dengan menyediakan data dan
memberikan informasi terkait penanggulangan bencana alam di Provinsi
Jawa Barat.
4. Vanessa Vicario yang selalu memberikan waktu, motivasi, dan bantuan
kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi.
5. SWAGY, Receh, dan Modus Wae yang banyak terlibat dalam kehidupan
perkuliahan penulis.
6. Tim Asisten PST 1 dan PST 2 2018/2019 yang sama-sama berjuang
untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu.
7. Seluruh rekan-rekan Teknik Industri Unpar, rekan-rekan kelas A Teknik
Industri Unpar angkatan 2015 yang senantiasa memberi semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Page 7
iv
8. Dosen-dosen Program Studi Teknik Industri UNPAR yang telah
memberikan ilmu yang berguna bagi penulis dalam menyelsaikan skripsi
ini.
9. Pihak-pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi juga bagi
penyelesaian skripsi ini yang terlewatkan oleh penulis karena tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Penulis memohon maaf apabila terdapat kata-kata yang
kurang berkenan bagi pembaca. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca, juga bagi perkembangan keilmuan Teknik Industri.
Bandung, 17 Juni 2019
Penulis
Page 8
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1
I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... I-1
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................... I-5
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ................................. I-11
I.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. I-11
I.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... I-12
I.6 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-12
I.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... I-16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... II-1
II.1 Logistik Kemanusiaan .................................................................. II-1
II.1.1 Definisi Logistik Kemanusiaan ............................................ II-1
II.1.2 Ruang Lingkup Logistik Kemanusiaan ............................... II-2
II.2 Pemodelan Sistem Dinamis ......................................................... II-3
II.2.1 Pengertian Pemodelan Sistem Dinamis ............................. II-3
II.2.2 Beer Distribution Game ....................................................... II-5
II.2.3 Influence Diagram ............................................................... II-6
II.2.4 Causal Loop Diagram ......................................................... II-7
II.2.5 Stock and Flow Diagram ..................................................... II-9
II.2.6 System Archetype ............................................................. II-10
II.3 Verifikasi dan Validasi Model ..................................................... II-15
II.4 Vensim PLE ................................................................................ II-16
II.5 Blockchain .................................................................................. II-18
Page 9
vi
BAB III MODEL SISTEM SEKARANG ............................................................. III-1
III.1 Deskripsi Sistem Penyaluran Bantuan Bencana......................... III-1
III.1.1 Deskripsi Sistem Penyaluran Bantuan Bencana
Secara Umum .................................................................... III-1
III.1.2 Deskripsi Sistem Penyaluran Bantuan Bencana Banjir .... III-4
III.1.3 Deskripsi Sistem Penyaluran Bantuan Bencana Gempa
Bumi ................................................................................... III-6
III.1.4 Sintesis Informasi .............................................................. III-8
III.2 Pemodelan Sistem Sekarang ...................................................... III-9
III.2.1 Influence Diagram Penyaluran Bantuan Bencana .......... III-10
III.2.2 Causal Loop Diagram ...................................................... III-14
III.3 Pembuatan Model Vensim Sistem Sekarang ............................ III-18
III.3.1 Pembuatan Model Stock and Flow Diagram Sistem
Sekarang .......................................................................... III-18
III.3.2 Verifikasi Model Sistem Sekarang ................................... III-21
III.3.3 Pengumpulan Data .......................................................... III-25
III.3.4 Pengambilan Data Model Sistem Sekarang ................... III-30
III.4 Simulasi Model Vensim Sistem Sekarang................................. III-38
III.5 Perhitungan Performansi Beer Game Sistem Sekarang .......... III-45
III.6 Validasi Hasil Simulasi ............................................................... III-48
BAB IV MODEL SISTEM USULAN .................................................................. IV-1
IV.1 Deskripsi Sistem Usulan ............................................................. IV-1
IV.2 Pembuatan Model Vensim Sistem Usulan ................................. IV-3
IV.3 Simulasi Model Vensim Sistem Usulan ...................................... IV-8
IV.4 Perhitungan Performansi Beer Game Sistem Usulan .............. IV-15
BAB V ANALISIS .............................................................................................. V-1
V.1 Analisis Pemodelan Sistem Dinamik ........................................... V-1
V.2 Analisis Penetapan Skenario Awal .............................................. V-3
V.3 Analisis Hasil Penelitian ............................................................... V-4
V.3.1 Analisis Sistem Sekarang .................................................. V-5
V.3.2 Analisis Sistem Usulan ....................................................... V-6
V.3.3 Analisis Pengukuran Performansi ...................................... V-7
V.4 Analisis Sensitivitas ..................................................................... V-8
V.5 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Pengguaan Platform
Page 10
vii
Digital .......................................................................................... V-17
V.6 Analisis Model Penelitian ........................................................... V-17
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... VI-1
VI.1 Kesimpulan .................................................................................. VI-1
VI.2 Saran ........................................................................................... VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Page 11
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Jumlah Kejadian Bencana Alam Per Tahun Dari 2007
Sampai 2017 ...................................................................................... I-2
Tabel I.2 Jumlah Kerugian Per Kejadian Bencana Alam ................................. I-4
Tabel II.1 Deskripsi Tampilan Program Vensim PLE ..................................... II-18
Tabel II.2 Deskripsi Tools pada Toolbars Vensim PLE .................................. II-19
Tabel III.1 Pengelompokkan Jenis Bantuan Bencana Alam ............................ III-2
Tabel III.2 Rangkuman Informasi dari Sumber Jurnal ...................................... III-8
Tabel III.3 Keterangan Variabel Influence Diagram Total Biaya Sumber
Daya ............................................................................................... III-11
Tabel III.4 Keterangan Variabel Inlfuence Diagram Waktu Pemenuhan
Permintaan Korban ........................................................................ III-13
Tabel III.5 Korelasi Variabel Stock and Flow Diagram ................................... III-24
Tabel III.6 Pembobotan Distribusi Bantuan Berdasarkan Setiap Kategori .... III-26
Tabel III.7 Hasil Random Kategori Penentuan Distribusi ............................... III-30
Tabel III.8 Hasil Perhitungan Pendistribusian Barang Bantuan ..................... III-31
Tabel III.9 Perbandingan Data Summary Pendistribusian Barang Bantuan .. III-32
Tabel III.10 Perhitungan Kapasitas Transportasi .............................................. III-34
Tabel III.11 Hasil Random Jarak dan Delay Sebanyak 30 Kali ....................... III-35
Tabel III.12 Hasil Random Jarak dan Delay ..................................................... III-36
Tabel III.13 Data Skenario Awal ........................................................................ III-36
Tabel III.14 Rekapitulasi Hasil Simulasi Sistem Sekarang ............................... III-45
Tabel III.15 Hasil Perhitungan BEI Sistem Sekarang ....................................... III-49
Tabel IV.1 Rekapitulasi Hasil Simulasi Sistem Usulan ................................... IV-15
Tabel IV.2 Hasil Perhitungan BEI Sistem Usulan ........................................... IV-18
Tabel V.1 Analisis Sensitivitas Jumlah Kebutuhan Korban .............................. V-8
Tabel V.2 Analisis Sensitivitas Total Stock Bantuan Awal .............................. V-11
Tabel V.3 Analisis Sensitivitas Jarak Menuju Lokasi Bencana....................... V-14
Page 12
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Frekuensi Terjadinya Bencana Terhadap Jenis Bencana
Dari Tahun 2007 Hingga 2017 ...................................................... I-2
Gambar I.2 Jumlah Korban Meninggal Dunia Terhadap Jenis Bencana
Dari Tahun 2007 Hingga 2017 ...................................................... I-3
Gambar I.3 Jumlah Rumah / Bangunan Rusak Berat Terhadap Jenis
Bencana Dari Tahun 2007 Hingga 2017....................................... I-4
Gambar I.4 Kerangka Konseptual Rantai Pasok Kemanusiaan ...................... I-7
Gambar I.5 Flowchart Metodologi Penelitian ................................................. I-13
Gambar II.1 Aliran Material dan Informasi dalam Beer Game ......................... II-5
Gambar II.2 Contoh Causal Loop Diagram ...................................................... II-8
Gambar II.3 Contoh Stock and Flow Diagram ................................................. II-9
Gambar II.4 Limits to Growth .......................................................................... II-10
Gambar II.5 Shifting The Burden .................................................................... II-11
Gambar II.6 Eroding Goals ............................................................................. II-11
Gambar II.7 Escalation ................................................................................... II-12
Gambar II.8 Success to Successful ............................................................... II-12
Gambar II.9 Tragedy of The Commons.......................................................... II-13
Gambar II.10 Fixed That Fail ............................................................................ II-13
Gambar II.11 Growth & Underinvestment ........................................................ II-14
Gambar II.12 Accidental Adversaries ............................................................... II-14
Gambar II.13 Attractiveness Principle .............................................................. II-15
Gambar II.14 Tampilan Awal Vensim PLE versi 7.3.5 ..................................... II-17
Gambar II.15 Toolbars Program Vensim PLE .................................................. II-18
Gambar II.16 Ilustrasi Sistem Blockchain......................................................... II-19
Gambar III.1 Sistem Penyaluran Bantuan Bencana Secara Umum ................ III-3
Gambar III.2 Sistem Penyaluran Bantuan Bencana Banjir .............................. III-5
Gambar III.3 Sistem Penyaluran Bantuan Bencana Gempa Bumi .................. III-7
Gambar III.4 Influence Diagram Total Biaya Sumber Daya........................... III-10
Gambar III.5 Influence Diagram Waktu Pemenuhan Permintaan Korban..... III-12
Gambar III.6 Causal Loop Diagram Hubungan Supplier dan BPBD
Page 13
xii
Provinsi....................................................................................... III-14
Gambar III.7 Causal Loop Diagram Hubungan BPBD Provinsi dan Kabupaten
/Kota ........................................................................................... III-15
Gambar III.8 Causal Loop Diagram Keseluruhan Sistem .............................. III-16
Gambar III.9 Stock and Flow Diagram Pendistribusian Bantuan ................... III-20
Gambar III.10 Stock and Flow Diagram Biaya ................................................. III-21
Gambar III.11 Stock and Flow Diagram Pendistribusian Bantuan Setelah
Verifikasi ..................................................................................... III-22
Gambar III.12 Stock and Flow Diagram Biaya Setelah Verifikasi .................... III-23
Gambar III.13 Truk Terbuka Besar CDD .......................................................... III-28
Gambar III.14 Pick-up L300 .............................................................................. III-28
Gambar III.15 Grafik Number of Victim Needs dan Unit to Victims untuk
Makanan..................................................................................... III-39
Gambar III.16 Grafik BPBD Posts, Unit fr. A, Unit fr. B, Unit fr. BPBD, Unit
Fr. Donor, dan Unit fr. X untuk Makanan ................................... III-40
Gambar III.17 Grafik Inventory of BPBD Provinsi dan Unit fr. Supplier untuk
Makanan..................................................................................... III-41
Gambar III.18 Grafik Change In Supply Cost ................................................... III-42
Gambar III.19 Grafik Change In Distribution Cost dan Transportation Fuel
Cost/Distance ............................................................................. III-42
Gambar III.20 Grafik Change In Inventory Cost dan Stock Inventory di
Masing-Masing Gudang ............................................................. III-43
Gambar III.21 Grafik Cumulative Cost .............................................................. III-44
Gambar III.22 Grafik Performansi Keseluruhan Sistem Sekarang .................. III-47
Gambar III.23 Grafik Performansi Posko BPBD Sistem Sekarang .................. III-48
Gambar III.24 Grafik Performansi BPBD Provinsi Sistem Sekarang ............... III-48
Gambar III.25 Demonstrasi Bullwhip Effect ...................................................... III-50
Gambar IV.1 Sistem Usulan ............................................................................. IV-3
Gambar IV.2 Stock and Flow Diagram Platform Digital Usulan ...................... IV-3
Gambar IV.3 Stock and Flow Diagram Pendistribusian Bantuan Usulan ....... IV-4
Gambar IV.4 Grafik Number of Victim Needs dan Unit to Victims untuk
Makanan Usulan ......................................................................... IV-9
Gambar IV.5 Grafik BPBD Posts, Unit fr. A, Unit fr. B, Unit fr. BPBD, Unit
fr. Donor, dan Unit fr. X untuk Makanan Usulan ...................... IV-10
Page 14
xiii
Gambar IV.6 Grafik Inventory of BPBD Provinsi dan Unit fr. Supplier untuk
Makanan Usulan ........................................................................ IV-11
Gambar IV.7 Grafik Cumulative Supply Cost dan Change In Supply Cost
Usulan ........................................................................................ IV-12
Gambar IV.8 Grafik Cumulative Distribution Cost dan Change In
Distribution Cost Usulan ............................................................ IV-13
Gambar IV.9 Grafik Cumulative Inventory Cost dan Change In
Inventory Cost Usulan ............................................................... IV-14
Gambar IV.10 Grafik Cumulative Cost Usulan ................................................. IV-14
Gambar IV.11 Grafik Performansi Keseluruhan Sistem Usulan ...................... IV-16
Gambar IV.12 Grafik Performansi Posko BPBD Sistem Usulan ...................... IV-17
Gambar IV.13 Grafik Performansi BPBD Provinsi Sistem Usulan ................... IV-17
Gambar V.1 Analisis Sensitivitas Jumlah Kebutuhan Korban terhadap
Total Biaya dan Waktu ............................................................... V-10
Gambar V.2 Analisis Sensitivitas Jumlah Kebutuhan Korban terhadap
Backlog dan BEI ......................................................................... V-10
Gambar V.3 Analisis Sensitivitas Total Stock Awal terhadap
Total Biaya dan Waktu ............................................................... V-13
Gambar V.4 Analisis Sensitivitas Total Stock Awal terhadap
Backlog dan BEI ......................................................................... V-13
Gambar V.5 Analisis Sensitivitas Jarak Menuju Lokasi Bencana terhadap
Total Biaya dan Waktu ............................................................... V-15
Gambar V.6 Analisis Sensitivitas Jarak Menuju Lokasi Bencana terhadap
Backlog dan BEI ......................................................................... V-16
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Jarak Antar Kabupaten/Kota di Jawa Barat ................................ A-1
LAMPIRAN B Rencana Distribusi Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat .............. B-1
LAMPIRAN C Hasil Simulasi Model Sistem Sekarang ....................................... C-1
LAMPIRAN D Hasil Simulasi Model Sistem Usulan ............................................ D-1
LAMPIRAN E Flowchart Mekanisme Penanggulangan Bencana ....................... E-1
Page 16
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan topik
permasalahan. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan identifikasi
masalah hingga didapatkan rumusan dari permasalahan yang terjadi. Dalam
penelitian ini pun terdapat beberapa batasan dan asumsi yang diperlukan untuk
menyederhanakan permasalahan yang bersifat kompleks. Selain itu, pada bab I
ini akan dijelaskan pula mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
metodologi penelitian.
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang
tinggi. Tercatat pada data kependudukan menurut BPS (Badan Pusat Statistik),
tingkat kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 134 jiwa / km2.
Dalam hal kepadatan penduduk, Indonesia menempati posisi ke-4 negara dengan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Penduduk Indonesia tersebar di
1,905 juta km2 luas wilayah Indonesia. Dengan jumlah ini, ditambah dengan
Negara Indonesia yang luas, pemerintah Indonesia perlu menyusun strategi yang
baik untuk mengelola negara dari berbagai macam hal yang mungkin terjadi.
Salah satu strategi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia
dalam mengelola negara adalah dari segi Humanitarian Logistic. Thomas (2003)
menjelaskan bahwa humanitarian logistic mengacu kepada proses dan sistem
yang terlibat dalam mobilisasi orang, sumber daya, keterampilan, dan
pengetahuan untuk membantu orang-orang yang rentan terhadap bencana alam
dan keadaan darurat yang sifatnya kompleks. Menurut Data Informasi Bencana
Nasional (DIBN) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) melalui situs resminya (https://bnpb.cloud/dibi/), selama 10 tahun terakhir
telah terjadi lebih dari 15 ribu kejadian bencana yang menimpa Indonesia. Berikut
merupakan data kejadian bencana alam selama 10 tahun terakhir.
Page 17
BAB I PENDAHULUAN
I-2
Tabel I.1 Jumlah Kejadian Bencana Alam Per Tahun Dari 2007 Sampai 2017 Sumber (http://bnpb.cloud)
Tahun Jumlah Kejadian
2008 928
2009 1246
2010 1948
2011 1623
2012 1782
2013 1667
2014 1965
2015 1694
2016 2308
2017 2869
Berdasarkan data tersebut telihat bahwa dalam satu tahun rata-rata kejadian
bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah 1803 kejadian. Dengan kata lain
dalam 1 hari dapat terjadi 4-5 kejadian bencana alam. Inilah alasan penting
diperlukannya strategi humanitarian logistic yang baik di Indonesia.
Apabila dipandang dari frekuensi bencana yang terjadi terhadap jenis
bencananya, bencana alam dengan frekuensi paling besar adalah banjir. Tercatat
dari tahun 2007 sampai 2017, telah terjadi 7169 kejadian banjir (38% dari total
kejadian bencana). Rekapitulasi data mengenai bencana yang paling sering terjadi
menurut Data Informasi Bencana Nasional dapat dilihat dalam bentuk diagram
batang pada Gambar I.1.
Gambar I.1 Frekuensi Terjadinya Bencana Terhadap Jenis Bencana dari Tahun 2007 Hingga 2017
(Sumber : http://bnpb.cloud)
Page 18
BAB I PENDAHULUAN
I-3
Apabila dipandang dari jumlah korban meninggal dunia akibat bencana
alam terhadap jenis bencana alam, diketahui bahwa jenis bencana alam yang
paling banyak memakan korban adalah banjir. Menurut situs resmi BNPB
(https://bnpb.cloud/dibi/), dari tahun 2007 hingga 2017, tercatat 2882 orang
meninggal dunia akibat terjadinya banjir. Data ini selanjutnya dihitung per kejadian
bencana sehingga dapat diketahui bencana yang memakan korban jiwa paling
banyak. Rekapitulasi data mengenai jumlah korban meninggal dunia terhadap
jenis bencana alam menurut Data Informasi Bencana Nasional dapat dilihat pada
Gambar I.2.
Gambar I.2 Jumlah Korban Meninggal Dunia Terhadap Jenis Bencana dari Tahun 2007 Hingga 2017
(Sumber : http://bnpb.cloud) Sementara itu, apabila dipandang dari jumlah kerusakan dengan status
rusak berat terhadap jenis bencana alam, diketahui bahwa jenis bencana alam
yang paling banyak mengakibatkan kerusakan dengan status rusak berat adalah
gempa bumi. Tercatat dari tahun 2007 hingga 2017, sebanyak 262.289 rumah atau
bangunan mengalami kerusakan dengan status rusak berat dan di posisi kedua
adalah banjir dengan jumlah 59.186 rumah atau bangunan rusak berat. Data ini
selanjutnya dihitung per kejadian bencana sehingga dapat diketahui bencana yang
mengakibatkan rumah atau bangunan rusak berat paling banyak. Rekapitulasi
data mengenai jumlah rumah/bangunan rusak berat terhadap jenis bencana dari
tahun 2007 hingga 2017 dapat dilihat pada Gambar I.3.
Page 19
BAB I PENDAHULUAN
I-4
Gambar I.3 Jumlah Rumah / Bangunan Rusak Berat Terhadap Jenis Bencana dari Tahun 2007 Hingga 2017 (Sumber : http://bnpb.cloud)
Berdasarkan data-data tersebut terlihat bahwa banjir merupakan kejadian
bencana alam yang memerlukan perhatian khusus untuk ditangani oleh
pemerintah karena frekuensi terjadinya yang tinggi. Maka diperlukan strategi yang
tepat dari segi humanitarian logistic untuk bencana alam banjir tersebut. Bencana
alam banjir sifatnya lebih mudah diprediksi, sementara di sisi lain terdapat bencana
yang sifatnya datang secara tiba-tiba dan tidak dapat dicegah. Gempa bumi,
tsunami, dan letusan gunung api merupakan contoh bencana dengan sifat
tersebut. Apabila dilihat dari jumlah kerugian per kejadian didapatkan data sebagai
berikut.
Tabel I.2 Jumlah Kerugian Per Kejadian Bencana Alam
Jenis Bencana
Jumlah Kejadian Dalam 10
Tahun Terakhir
Jumlah Kerugian Jumlah Kerugian Per
Kejadian
Meninggal
Rumah / Bangunan Rusak Berat
Meninggal (orang)
Rumah / Bangunan Rusak Berat (unit)
Banjir 7169 2882 59186 0,402 8,256
Tanah Longsor 4278 1868 13195 0,437 3,0843
Gelombang Pasang / Abrasi 253 81 3240 0,320 12,806
Puting Beliung 5253 367 34165 0,070 6,504
Kekeringan 1075 2 0 0,002 0
Kebakaran Hutan dan Lahan 566 31 115 0,054 0,203
Gempa Bumi 156 1626 262289 10,423 1681,340
Tsunami 5 515 534 103 106,8
Letusan Gunung Api 59 432 14887 7,322 252,322
Page 20
BAB I PENDAHULUAN
I-5
Terlihat dari jumlah kerugian meninggal dunia per kejadian paling tinggi
adalah bencana alam tsunami dengan jumlah meninggal dunia 103 orang per
kejadian, lalu gempa bumi dengan jumlah meninggal dunia 10,4 orang per
kejadian, lalu letusan gunung api dengan jumlah meninggal dunia 7,3 orang per
kejadian. Sementara dari jumlah kerugian rumah atau bangunan rusak berat per
kejadian paling tinggi adalah gempa bumi dengan jumlah kerusakan 1681,3 rumah
atau bangunan per kejadian, lalu letusan gunung api dengan jumlah kerusakan
252,3 rumah atau bangunan per kejadian, lalu tsunami dengan jumlah kerusakan
106,8 rumah atau bangunan per kejadian. Dengan data ini terbukti bahwa bencana
alam yang paling membutuhkan penanganan dan strategi yang baik dari segi
humanitarian logistic adalah bencana dengan frekuensi terjadi yang paling tinggi
yaitu banjir dan bencana yang sifatnya tidak terduga dan tidak dapat dicegah yaitu
gempa bumi dan tsunami.
Di Indonesia, proses penanganan darurat untuk korban bencana alam
dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dilansir dari
situs resmi (http://bnpb.co.id), pemerintah Indonesia mulai serius dalam
menangani masalah kebencanaan pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami
yang menerjang Aceh dan sekitarnya pada 2004. Menurut berita dari CNN
Indonesia (http://cnnindonesia.com), wakil presiden Indonesia kala itu, Jusuf Kalla,
mengatakan bahwa Indonesia sekarang sudah memiliki National Disaster
Management Plan 2014-2019 dan National Action Plan for Disaster Risk
Reduction yang berisikan strategi penanggulangan bencana di Indonesia.
Meskipun telah memiliki perencanaan tersebut, ternyata Indonesia masih
mengalami kesulitan dalam hal penanggulangan bencana alam. Dilansir dari
(http://kompas.com), pada tsunami yang terjadi di Lombok 5 Agustus 2018 yang
lalu, dikatakan bahwa warga korban bencana mengalami kekurangan air bersih
dan terpal. Berdasarkan berita di laman (http://jawapos.com) pun dikatakan bahwa
penyaluran bantuan bencana belum menjangkau seluruh wilayah yang terkena
dampak. Penyaluran bantuan logistik belum terdistribusi dengan baik. Bahkan
dikatakan pula oleh Komandan Posko Induk Penanganan Bencana Lombok
bahwa bantuan tidak pernah cukup bagi korban bencana. Ia menyatakan bahwa
bantuan yang dibawanya selalu habis seketika.
Dilansir dari (http://tirto.id), pada gempa dan tsunami di Kabupaten
Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tenggara 28 September yang lalu, minimarket
Page 21
BAB I PENDAHULUAN
I-6
dan gerai swalayan menjadi incaran para korban untuk memenuhi kebutuhan akan
logistik minimarket dan gerai swalayan menjadi incaran para korban untuk
memenuhi kebutuhan akan logistik. Dikatakan lebih lanjut bahwa pengiriman
bantuan logistik ke tempat bencana kerap menemui kesulitan dan bantuan yang
dikirim terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan para korban. Berdasarkan
keterangan BPBD Provinsi Jawa Barat, sejumlah bantuan kerap kali tidak sesuai
dari segi jenis maupun jumlah.
Dengan beberapa kasus tersebut, terlihat bahwa terdapat permasalahan
dalam proses penanganan dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Diperlukan identifikasi lebih lanjut untuk melihat sistem penanggulangan bencana
secara keseluruhan.
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Menurut Thomas dan Kopczak (2005), humanitarian supply chain dapat
diartikan sebagai manajemen dan perancangan mengenai pengiriman
pertolongan pertama barang-barang seperti makanan, air, sanitasi, dan tempat
pengungsian untuk area-area yang sulit dijangkau. Umumnya bantuan datang dari
pemerintah maupun lembaga-lembaga yang menangani penanggulangan
bencana. Humanitarian supply chain memiliki prinsip yang sama dengan supply
chain untuk komersial. Prinsip utamanya adalah untuk meminimasi cost yang
terjadi. Menurut Beamon dan Balcik (2008), perbedaan pada humanitarian supply
chain dan commercial supply chain terletak pada demand. Demand pada
humanitarian supply chain bersifat tidak pasti, tidak dapat diprediksi, dan
mendesak. Demand yang dibutuhkan pun menurut Blecken, Hellingrath,
Dangelmaier, dan Schulz (2009) sangat beragam. Demand yang paling
dibutuhkan adalah komoditas, serta relawan dan jasa dari para relawan tersebut.
Dalam jurnalnya, Ergun, Karakus, Kerkinocak, Swan, dan Vilarreal (2009)
juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara supply chain pada
umumnya dengan supply chain yang digunakan untuk humanitarian. Dari segi
supply, untuk humanitarian supply chain, dibutuhkan supply berupa barang
bantuan, sukarelawan, sumber daya transportasi dan konstruksi. Sedangkan
demand muncul dari customer yaitu mereka yang tertimpa bencana. Hal yang
sangat perlu diperhatikan dalam humanitarian supply chain adalah rantai yang
menghubungkan antara pemasok dengan customer akhir. Pihak pemerintah dan
Page 22
BAB I PENDAHULUAN
I-7
non-pemerintah dapat terlibat dalam sistem rantai pasok humanitarian. Hal
tersebut karena pemerintah memiliki kekuatan untuk mengendalikan aspek politik
dan aspek ekonomi dengan berbagai keputusan yang diambilnya. Pemerintah pun
memegang peran penting karena dapat menghubungkan pemasok dari luar negeri
yang mau membantu dalam penanggulangan bencana. Tidak lupa aspek non-
pemerintah seperti Palang Merah Indonesia atau gerakan-gerakan sosial lain yang
sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana.
Habib, Lee, dan Memon (2015) menggambarkan kerangka konseptual
dari sebuah sistem rantai pasok kemanusiaan. Rantai pasok tersebut digambarkan
secara sederhana dimana terdapat pihak supplier yang berasal dari domestic
maupun internasional, gudang central, gudang regional yang akan
mendistribusikan bantuan, serta daerah terkena bencana. Gambar ilustrasi
kerangka konseptual tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Gambar I.4 Kerangka Konseptual Rantai Pasok Kemanusiaan
(Sumber : Artikel Mathematical Models in Humanitarian Supply Chain Management: A Systematic Literature Review)
Menurut Besiou, Stapleton, dan Wassehove (2011), tujuan utama dari
operasi humanitarian adalah memberikan respon yang cepat dan tepat untuk
meminimasi dampak dari bencana. Selain itu, operasi humanitarian juga berusaha
untuk menjaga mereka yang selamat dari bencana agar tetap bertahan hidup (life
Page 23
BAB I PENDAHULUAN
I-8
saving) dan mencegah penderitaan yang lebih besar terjadi pada mereka. Menurut
Ergun et. all (2009), dalam rantai pasok humanitarian, kesuksesan sebuah rantai
pasok bukan dinilai dari profit yang dicapai, melainkan dari seberapa banyak
relawan dan donor yang bisa didapatkan. Sehingga terdapat trade-off antara
efisiensi biaya dan waktu pembuatan keputusan.
Beberapa kesulitan dan tantangan dalam melakukan penanganan
bencana adalah tidak dapat diprediksinya kebutuhan dari segi jumlah, jenis, waktu,
serta lokasi (Beamon et.all, 2008). Demand dapat muncul secara tiba-tiba dalam
jumlah yang besar, namun di sisi lain terdapat keterbatasan. Keterbatasan dari
segi waktu untuk menyelamatkan korban dan sumber daya seperti pasokan
barang yang dibutuhkan, orang, teknologi, transportasi, dan uang. Kesulitan lain
diungkapkan pula oleh Besiou et all (2011) yang menyatakan bahwa kondisi-
kondisi dinamis dapat terjadi saat penanggulangan bencana tersebut dilakukan.
Menurut Arminas (2005), memenuhi permintaan untuk penanggulangan bencana
seperti halnya mendapatkan client dari neraka karena tidak diketahui sebelumnya
apa yang diinginkan oleh client tersebut, kapan mereka membutuhkannya, berapa
banyak yang mereka butuhkan, serta dimana lokasi pengirimannya. Menurut
Thomas et all (2005), kebutuhan-kebutuhan tersebut harus disesuaikan dengan
tipe bencana, area geografis tempat bencana terjadi, akses menuju tempat
bencana terjadi, seberapa buruk kerusakan yang dialami.
Sistem penanggulangan bencana yang sangat kompleks serta dinamis
tersebut dapat dimodelkan dengan menggunakan permainan simulasi beer game
distribution. Menurut Sterman (2000), beer game pada perkembangannya menjadi
sarana pembelajaran untuk ilmu supply chain management. Menurut Anderson Jr
dan Morrice (2000), dalam permainan tersebut dapat tergambarkan sebuah sistem
supply chain yang dinamis dan memerlukan berbagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Prinsip ini sejalan dengan sistem penanggulangan
bencana yang memerlukan banyak pertimbangan dalam penyediaan logistik
sehingga sesuai dengan keperluan serta dengan jumlah dan waktu penyediaan
yang tepat. Beer game dapat menggambarkan hal tersebut secara sederhana dan
mudah dimengerti.
Dalam beer distribution game sederhana terdapat input berupa
pergerakan material mulai dari supplier, manufacturer, distributor, wholesaler,
retailer, hingga sampai ke konsumen. Sama halnya seperti variabel yang
Page 24
BAB I PENDAHULUAN
I-9
dipertimbangkan dalam beer distribution game, menurut Beamon et al. (2008)
dalam rantai pasok kemanusiaan pun dipertimbangkan jumlah inventory yang
dimiliki serta menggunakan ukuran performansi cost yang terjadi akibat adanya
proses perpindahan dan penyimpanan material. Terdapat juga kemungkinan
terjadinya backlog pada rantai pasok kemanusiaan yang tergambarkan pula dalam
beer distribution game.
Terdapat beberapa penelitian serupa mengenai humanitarian relief yang
sudah pernah dilakukan. Contohnya adalah penelitian oleh Krejci (2015),
digunakan metode agent-based untuk menyelesaikan permasalahan
penanggulangan bencana alam. Penggunaan agent-based berguna untuk
menggambarkan model keputusan manusia dan interaksinya dalam kondisi real.
Pada penelitiannya pun Krejci (2015), menggunakan discrete-event simulation
(DES) untuk menggambarkan pergerakan kendaraan, material, dan informasi
pada rantai pasok tersebut. Ukuran performansi yang dijadikan tolak ukur dalam
penelitian tersebut adalah total system cost, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
system recovery, dan rata-rata waktu sistem mengalami backorder.
Discrete-event simulation digunakan juga dalam riset Iakovou, Vlachos,
Keramydas, dan Partsch (2014) untuk mengevaluasi alternatif strategi emergency
sourcing (ES) berdasarkan total biaya yang dikeluarkan. Sementara pada riset
Schulz dan Blecken (2010), digunakan case study sebagai metode untuk
memahami permasalahan penanggulangan bencana. Metode economic order
quantity khususnya minimax decision rules pun dapat digunakan dalam
menganalisis perencanaan persediaan untuk emergency supplies (Lodree E. J.,
2011). Riset lainnya menggunakan dynamic programming model untuk
memodelkan order yang terjadi pada humanitarian logistic juga digunakan oleh
Das & Okumura (2006) untuk demand yang cenderung meningkat dan Ariningsih
et.al. (2018) untuk demand yang cenderung menurun.
Dalam penelitiannya, Lodree (2011) ingin dilihat seberapa cepat bantuan
dapat sampai kepada korban. Sementara Beamon dan Balcik (2008),
menyimpulkan terdapat beberapa ukuran performansi yang dapat digunakan untuk
humanitarian logistic, antara lain:
1. Resource performance metric
Page 25
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Dalam ukuran performansi ini dipertimbangkan biaya-biaya yang mungkin
muncul karena adanya kebutuhan sumber daya. Biaya tersebut antara
lain costs of supplies, distribution costs, dan inventory holding costs.
2. Output performance metric
Dalam ukuran performansi ini dipertimbangkan yaitu waktu yang
dibutuhkan dari munculnya order hingga pemenuhan order tersebut
(response time), seberapa banyak item yang bisa disediakan serta
didistribusikan.
3. Flexibility performance metric
Dalam ukuran performansi ini, dipertimbangkan fleksibilitas volume
barang yang dapat disediakan, fleksibilitas keberagaman jenis item yang
dapat disediakan, dan fleksibilitas waktu untuk merespon kebutuhan
bencana.
Berdasarkan riset-riset yang telah ada mengenai humanitarian logistics
tersebut, pemodelan sistem rantai pasok humanitarian dengan menggunakan beer
distribution game dirasa lebih cocok. Permasalahan humanitarian logistics dapat
digambarkan dengan DES (Discrete Event Simulation), namun variabel-variabel
yang disimulasikan dengan DES hanya memiliki hubungan korelasi. Sementara
beer distribution game menggambarkan sistem dinamis dengan
mempertimbangkan hubungan kausal antar variabel. Selain itu, model dalam beer
distribution game serupa dengan kerangka konseptual dari struktur humanitarian
logistic serta memiliki kesamaan pola permasalahan yang dapat terjadi. Pola
permasalah seperti kekurangan persediaan (backlog) dan terjadinya permintaan
yang beragam muncul juga pada kasus humanitarian logistic. Fokus utama pada
rantai pasok kemanusiaan pun dapat digambarkan melalui beer distribution game.
Dalam beer distribution game dapat tergambarkan hubungan dan kerjasama yang
dilakukan oleh setiap pihak yang terlibat. Hal ini selaras dengan fokus utama pada
rantai pasok kemanusiaan menurut Heaslip dan Kovacs (2016), yaitu kolaborasi
antara enterprise resource planning system dan joint facility location. Maka dalam
penelitian ini ingin diterapkan beer distribution game untuk memodelkan sistem
rantai pasok humanitarian.
Setelah melakukan identifikasi masalah, maka ditetapkan rumusan
masalah sebagai berikut
Page 26
BAB I PENDAHULUAN
I-11
1. Bagaimana performansi sistem rantai pasok kemanusiaan sekarang
dengan menggunakan parameter-parameter simulasi beer game?
2. Bagaimana usulan sistem yang dapat diberikan untuk menanggulangi
persediaan bencana?
3. Bagaimana performansi sistem rantai pasok kemanusiaan usulan dengan
menggunakan parameter-parameter simulasi beer game?
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, terdapat pembatasan masalah serta
asumsi yang digunakan agar penelitian dapat lebih terarah. Berikut merupakan
batasan masalah yang ditetapkan pada penelitian:
1. Bencana alam yang menjadi fokus penelitian adalah bencana alam yang
bersifat bencana daerah dan ditangani oleh BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Dearah) tanpa melibatkan BNPB (Badan
Nasional Penanagulangan Bencana), terutama banjir dan gempa bumi.
2. Penyediaan bantuan yang diteliti adalah bantuan berupa makanan dan
air yang bersifat satu kali konsumsi habis dengan frekuensi
pendistribusian yang tinggi dan bantuan berupa selimut yang dapat
dikonsumsi beberapa kali dengan frekuensi pendistribusian yang rendah.
3. Lokasi yang menjadi referensi penelitian adalah daerah Jawa Barat.
Berdasarkan data BNPB dari tahun 2007 hingga 2017, sebanyak 14,9%
total kejadian bencana di Indonesia, terjadi di Jawa Barat. Selain itu
pemilihan dareah Jawa Barat pun dikarenakan adanya keterbatasan dari
segi waktu dan biaya penelitian.
4. Ukuran performansi yang menjadi fokus penelitian adalah seberapa besar
kerugian yang dapat diminimalisir dari segi waktu, biaya terkait
penyediaan bantuan, backlog yang dialami oleh sistem, serta bullwhip
effect index sistem rantai pasok kemanusiaan.
Dalam melakukan penelitian ini pun, diperlukan asumsi untuk
menyederhanakan permasalahan yang bersifat kompleks. Berikut merupakan 2
asumsi yang ditetapkan pada penelitian ini:
1. Variabel-variabel yang digunakan untuk pembuatan model hanya variabel
yang berasal dari metode beer game.
Page 27
BAB I PENDAHULUAN
I-12
2. Variabel-variabel pada model disimulasikan dengan menggunakan data
hipotetikal. Dalam menggunakan data hipotetikal, dilakukan pendekatan
dengan kondisi nyata.
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang
hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui performansi sistem rantai pasok kemanusiaan sekarang
berdasarkan parameter-parameter simulasi beer game.
2. Memberikan usulan sistem yang dapat meningkatkan performansi sistem
rantai pasok kemanusiaan.
3. Mengetahui performansi sistem rantai pasok kemanusiaan usulan
berdasarkan parameter-parameter simulasi beer game.
I.5 Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini yang diharapkan dapat
berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam humanitarian logistic
penanggulangan bencana tsunami dan gempa bumi, diantaranya:
1. Mengetahui rumusan strategi penyediaan bantuan yang tepat dalam
menanggulangi bencana alam di tingkat daerah
2. Korban bencana alam mendapatkan bantuan persediaan dengan cepat
dan tepat.
3. Lembaga dan organisasi penanggulangan bencana dapat melakukan
penanggulangan bencana dan menyediakan bantuan secara cepat dan
tepat.
4. Secara jangka panjang, penelitian dapat dikembangkan untuk
mengetahui strategi penanggulangan bencana dengan
mempertimbangkan variabel maupun parameter lain.
I.6 Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memiliki prosedur yang telah
ditetapkan secara sistematis. Prosedur yang telah ditetapkan ini disebut dengan
metodologi. Metodologi penelitian dalam bentuk flowchart dapat dilihat pada
Page 28
BAB I PENDAHULUAN
I-13
Gambar I.5. Berikut merupakan penjelasan mengenai tahapan-tahapan dalam
metodologi penelitian.
1. Studi Pendahuluan Mengenai Permasalahan Bencana di Indonesia
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui latar belakang dari
permasalahan yang terjadi serta mendapatkan informasi awal mengenai
permasalahan bencana yang terjadi di Indonesia. Studi pendahuluan
dilakukan dalam bentuk pengumpulan data dari literatur serta sumber
online Badan Penanggulangan Bencana Nasional.
Gambar I.5 Flowchart Metodologi Penelitian
Page 29
BAB I PENDAHULUAN
I-14
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pada tahap kedua dilakukan identifikasi terhadap sistem penanggulangan
bencana secara umum dan sistem penanggulangan bencana di
Indonesia. Identifikasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari literatur
terkait. Hal yang diidentifikasi adalah humanitarian supply chain secara
umum, karakteristik humanitarian supply chain, tujuan yang ingin dicapai
dari sistem humanitarian supply chain, fakta-fakta mengenai
penanggulangan bencana di Indonesia, penelitian-penelitian mengenai
humanitarian supply chain beserta metode yang dapat digunakan untuk
meneliti humanitarian supply chain, serta research gap metode beer
distribution game dalam mengatasi permasalahan humanitarian supply
chain.
3. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan masalah dan asumsi penelitian dirumuskan sehingga penelitian
dapat lebih terarah. Dalam penelitian ini, bencana yang diteliti dibatasi
pada bencana alam banjir, gempa bumi, dan tsunami. Penyediaan
bantuan yang diteliti pun dibatasi pada obat-obatan serta selimut. Selain
pembatasan masalah tersebut, terdapat pula asumsi yang digunakan,
yakni variabel-variabel yang digunakan untuk membuat model simulasi
hanyalah variabel yang berasal dari metode beer game. Dari pembatasan
masalah dan asumsi tersebut ditetapkan ukuran performansi dalam
penelitian ini, yaitu biaya dan stock.
4. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan studi terhadap teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Teori tersebut adalah teori mengenai
humanitarian logistics serta teori mengenai beer distribution game. Studi
literatur terkait diperoleh dari buku referensi, jurnal, dan artikel-artikel
yang berhubungan dengan penelitian ini.
5. Pembuatan Model Rantai Pasok Kemanusiaan
Pembuatan model rantai pasok kemanusiaan dilakukan dengan
menggunakan model causal loop diagram serta stock and flow diagram.
Pembuatan kedua model tersebut berguna untuk melihat perilaku sistem
yang dinamis.
6. Pembuatan Skenario Awal Model
Page 30
BAB I PENDAHULUAN
I-15
Pembuatan skenario dilakukan untuk dapat melakukan simulasi terhadap
model yang telah dibangun. Skenario awal ditetapkan secara hipotetikal
dengan melakukan beberapa pendekatan terhadap kondisi nyata yang
dikemukakan oleh expert judgment.
7. Pembuatan Model Simulasi dengan Menerapkan Beer Distribution Game
Berdasarkan model rantai pasok kemanusiaan yang telah divalidasi,
dibuat model stock and flow diagram untuk disimulasikan dengan
menggunakan software. Software yang digunakan untuk membuat model
simulasi pada penelitian ini adalah Vensim PLE. Model simulasi pun akan
diverifikasi agar sesuai dengan model rantai pasok yang telah dibuat pada
tahap sebelumnya.
8. Validasi Model
Model rantai pasok kemanusiaan yang telah dibuat harus diuji
validitasnya. Apabila model valid, maka dapat dilanjutkan ke tahapan
selanjutnya. Sementara jika model tidak valid, maka harus dilakukan
revisi terhadap pembuatan model rantai pasok.
9. Running Model dengan Vensim PLE
Setelah model valid, maka dapat dilakukan running model sehingga
diperoleh data perilaku sistem berdasarkan ukuran performansi yang
telah ditentukan.
10. Validasi Model Simulasi
Model simulasi pun perlu dicek validitasnya. Uji validitas dilakukan
dengan melakukan perbandingan pola-pola hasil simulasi terhadap pola-
pola simulasi yang muncul dalam teori beer distribution game.
11. Perancangan Usulan Strategi Rantai Pasok Kemanusiaan
Dari hasil running model, pada tahap ini dilakukan perancangan usulan
dengan melihat ukuran performansi biaya dan stock. Usulan dirancang
berdasarkan parameter serta variabel yang terdapat pada sistem. Hasil
rancangan usulan dibentuk kembali menjadi sebuah model stock and flow
diagram dan disimulasikan kembali untuk melihat hasil rancangan usulan
pada model usulan.
12. Analisa Hasil Rancangan Usulan Strategi
Ukuran performansi hasil model usulan dibandingkan dengan model awal
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan dari usulan
Page 31
BAB I PENDAHULUAN
I-16
yang dirancang. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa strategi yang
diberikan memberikan dampak positif pada ukuran performansi.
13. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap terakhir dibuat kesimpulan berdasarkan rumusan masalah
yang telah ditetapkan dan hasil yang didapatkan dari penelitian. Diberikan
pula saran yang berguna bagi penyediaan bantuan bencana alam serta
untuk penelitian selanjutnya.
I.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian ini. Dijelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan,
penentuan batasan dan asumsi, manfaat dari penelitian ini, tujuan penelitian, serta
metodologi penelitian yang berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
melakukan penelitian, hingga sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari penelitian ini.
Mulai dari teori mengenai objek yang diteliti, permasalahan yang diteliti, metode
pemecahan masalah yang digunakan, serta verifikasi dan validasi yang digunakan
pada penelitian ini.
BAB III MODEL SISTEM SEKARANG
Pada bab ini diuraikan mengenai proses bisnis penanggulangan bencana
alam yang terjadi untuk menggambarkan rantai pasok kemanusiaan, pemodelan
sistem dinamik menggunakan influence diagram serta causal loop diagram,
pembuatan model pada software Vensim PLE yang membahas mulai dari
pembuatan model hingga penentuan data yang digunakan pada model. Dibahas
pula mengenai hasil simulasi model serta perhitunga performansi model dengan
mempertimbangkan parameter beer distribution game.
Page 32
BAB I PENDAHULUAN
I-17
BAB IV MODEL SISTEM USULAN
Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi sistem yang diusulkan,
pembuatan model sistem usulan tersebut pada software Vensim PLE, hasil
simulasi model sistem usulan, serta perhitungan performansi sistem usulan
berdasarkan parameter-parameter pada beer distribution game.
BAB V ANALISIS
Pada bab ini diuraikan analisis-analisis dari penelitian ini. Analisis
dilakukan terhadap pengolahan data pada bab III dan bab IV dengan didasari oleh
teori pada bab II. Analisis dilakukan terhadap pemodelan sistem dinamik,
penetapan skenario awal model sistem sekarang, hasil penelitian serta
pengukuran performansi beer game, dan analisis sensitivitas terhadap model
sistem usulan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Serta terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam model sistem rantai pasok kemanusiaan dan saran untuk penelitian
selanjutnya.