BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan dianggap sebagai masa-masa stabilitas relatif yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dari tahap- tahap berdekatan (Mederer and Hill, 1983). Tentang konsep tahap-tahap siklus kehidupan tergantung pada asumsi bahwa dalam keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga : keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan anggota keluarga, atau setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap perkembangan. Misalnya, perubahan dalam peran, penyesuaian terhadap perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti perubahan dari satu tahap ke tahap lain (Mederer dan Bill, 1983). Keluarga mengambil satu jenis struktur ketika anak-anak masih berusia prasekolah ; struktur lain ketika orang tua mulai mengikuti puncak hidup dan anak-anak memasuki masa remaja ; dan akhirnya bentuk struktur yang lain adalah ketika anak-anak mulai dewasa, menikah dan mulai mandiri. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari
waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan
dianggap sebagai masa-masa stabilitas relatif yang secara kuantitatif dan
kualitatif berbeda dari tahap-tahap berdekatan (Mederer and Hill, 1983). Tentang
konsep tahap-tahap siklus kehidupan tergantung pada asumsi bahwa dalam
keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota keluarga :
keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau pengurangan
anggota keluarga, atau setiap kali anak sulung mengalami perubahan tahap
perkembangan. Misalnya, perubahan dalam peran, penyesuaian terhadap
perkawinan, mengasuh anak dan disiplin terbukti perubahan dari satu tahap ke
tahap lain (Mederer dan Bill, 1983). Keluarga mengambil satu jenis struktur
ketika anak-anak masih berusia prasekolah ; struktur lain ketika orang tua mulai
mengikuti puncak hidup dan anak-anak memasuki masa remaja ; dan akhirnya
bentuk struktur yang lain adalah ketika anak-anak mulai dewasa, menikah dan
mulai mandiri.
Teori stress keluarga dari Hill (1949) dan Mc Cubbindan petterson (1983)
dalam Sussman and Steinmetz (1988) mengemukakan bahwa stressor keluarga
yang dapat menjadi suatu krisis, berhubungan dengan adanya sumber koping
keluarga dan persepsi pada stresor tersebut. Sedangkan sumber koping dan
persepsi pada stressor dapat menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan
strategi koping keluarga untuk mengatasi krisis/masalah. Bila keluarga memiliki
sedikit sumber kopingnya baik secara individu maupun kolektif, maka proses
koping tidak akan pernah dimulai dan krisis dapat terjadi ketika terjadi stress.
Boss dalam Sussman and Steinmetz (1988) mengatakan bahwa sumber
koping keluarga merupakan kekuatan individual dan kekuatan bersama pada saat
menghadapi kejadian/stressor sebagai penyebab stress. Sujmber koping tersebuat
antara lain jaminan oekonomi, kesehatan, pengetahuan sikap (intelegensia),
1
kedekatan, semangat bekerjasama, hubungan degan yang lain serta dukungan
social.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan siklus perkembangan keluarga ?
2. Bagaimana variasi siklus kehidupan keluarga ?
3. Bagaimmana tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan dua
orangtua ?
4. Bagaimana siklus 8 keluarga menurut duval dan miller ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus perkembangan
keluarga.
2. Untuk mengetahui bagaimana variasi siklus kehidupan keluarga.
3. Untuk mengetahui bagaimmana tahap-tahap siklus kehidupan keluarga
inti dengan dua orangtua.
4. Untuk mengetahui bagaimana siklus 8 keluarga menurut duval dan miller.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Kehidupan Keluarga
Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat
diprediksi. seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut-turut, keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami
tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.
Tabel Delapan Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tahap I : Keluarga Pemula (juga menuju pasangan menikah atau tahap
pernikahan)
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai
umur 30 bulan)
Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2 hingga
6 tahun)
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga 13
tahun).
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 25
tahun).
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir) yang meninggalkan rumah.
Tahap VII : Orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan).
Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada
anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun) hingga
pasangan yang sudah mengenalinya.
Diadaptasi dari Dupal, 1977 dan Miller, 1985
3
B. Variasi Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga-keluarga selalu bervariasi, karena menjalani tahap-tahap siklus
kehidupan keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga mengikuti suatu pola
yang tidak kaku (Duvall, 1977). Sudah barang tentu bahwa banyak keluarga saat
ini tidak cocok dengan tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan orang
tua dari Duvall atau dari Charter dan McGoldrick. Variasi-variasi dalam siklus
kehidupan keluarga tradisional dapat dilihat pada keluarga-keluarga dimana
pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan sesama
homoseksual, orangtua tunggal dan keluarga dengan orangtua tiri.
Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orangtua terdapat
perubahan dalam penentuan tempo dari tahap-tahap siklus kehidupan keluarga.
Jumlah dewasa muda yang tinggal dengan tua, sendirian, atau dengan dewasa
muda lainnya semakin bertambah (“diantara tahap-tahap siklus kehidupan
keluarga” dari Charter dan McGoldrick). Banyak pasangan menunda menikah dan
memperpendek masa pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai
lebih sedikit anak. Dengan perubahan-perubahan ini dan umur harapan hidup
yang lebih lama, terdapat tahun-tahun yang cocok dalam dua tahap terakhir siklus
kehidupan keluarga – tahap usia pertengahan dan tahap pensiunan dan lansia.
C. Tahap-Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orangtua
Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga berikut ini telah diuraikan
oleh Duvall dan Miller (1985) dan Charter dan McGoldrick (1988).
Tahap-tahap tersebut terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga (Tabel
2). “Tahap antara” dari tipologi Charter dan McGoldrick ditambahkan
pada model siklus kehidupan delapan tahap dari Duvall dan Miller untuk
memberikan gambaran yang komprehensif tentang perubahan kehidupan
keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga ini menggambarkan
keluarga inti Amerika yang utuh, tapi terbatas pada aplikabilitas keluarga-
keluarga dengan orangtua tunggal, cerai dan tiri. Masalah-masalah
kesehatan juga dibicarakan dalam setiap tahap siklus perkembangan
keluarga
4
1. Tahap Transisi : Keluarga antara (Dewasa Muda yang Belum Kawin)
Tahap ini menunjuk ke masa dimana individu berumur 20 tahunan
yang telah mandiri secara finansial, dan secara fisik telah meninggalkan
keluarganya namun belum berkeluarga. Tahap-tahap keluarga antara tidak
dianggap tahap siklus kehidupan keluarga oleh Duvall dan sosiolog
lainnya. Namun, karena masa ini umumnya dialami seseorang (remaja
tidak keluar secara langsung dari keluarga asalnya dan membentuk
keluarga, seperti yang sering ditemukan pada masa lalu), dan karena masa
ini merupakan masa transisi yang sangat penting, tahap ini dimasukkan
dalam naskah ini. Tahap ini benar-benar diabaikan oleh para profesional
perawatan kesehatan keluarga dan para ahli terapi keluarga (Aylmerm
1988).
2. Tugas-Tugas Perkembangan.
Tahap ini adalah tahap “keluarga antara”, tugas-tugas
perkembangannya bersifat individual, bukan berorientasi pada keluarga.
Carter dan McGoldrick (1980) menjelaskan bahwa tugas perkembangan
utama dari dewasa muda yang belum kawin adalah “menerima keluarga
asalnya” (hal. 13). Tiga tugas perkembangan yang dicantumkan oleh
Carter dan McGoldrick (1988, hal. 15) :
Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.
Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.
Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan
dan finansial.
Tahap Transisi : Keluarga Antara dan Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga yang Bersamaan.
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Tahap Transisi :
Keluarga antara
1. Pisah dengan keluarga asal.
2. Menjalin hubungan intim dengan
teman sebaya.
5
3. Membentuk kemandirian dalam hal
pekerjaan dan finansial.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
3. Masalah-Masalah Kesehatan.
Selama masa transisi ini, masalah-masalah pribadi maupun
masalah keluarga. Penggunaan keluarga berencana dan pengendalian
kelahiran merupakan masalah dan kebutuhan utama. Penyakit-penyakit
yang ditularkan secara seksual (STD) lebih sering ditemukan dalam
kelompok ini (penyakit kelamin, AIDS, dll). Kecelakaan dan bunuh diri
merupakan penyebab utama moralitas. Masalah-masalah kesehatan mental
juga umum terjadi, dan seperti dijelaskan diatas, terutama menghadapi isu
pisah dengan cara fungsional dari keluarga asal sehingga hubungan
homoseksual yang intim dan sehat dapat dijalin.
D. Delapan siklus kehidupan keluarga
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru – keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tahap
perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih lmbat.
Misalnya, menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985, 75 persen pria
dan 57 persen wanita Amerika Serikat masih belum menikah pada usia 21
tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari 55 persen dan 36
persen masing-masing dalam tahun 1970.
a. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
1) Membangun Perkawinan Yang Saling Memuaskan
Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian
awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang
baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peran-peran
mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar
hidup bersama sambil memenuhi kebutuhan kepribadian yang
6
mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting.
Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal
kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus
mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi,
membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian,
mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan
bagi mereka berdua. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini,
terbentuk satu kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara
oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicu dan
memantau tingkah laku pasangannya
2) Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.
Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari
sebuah pasangan, karena mereka pindah dari rumah orangtua
mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan dengan itu,
mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi
anggota keluarga dari keluarga mereka sendiri yang baru saja
terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas
memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan
berbagai hubungan dengan orangtua mereka, sanak saudara dan
dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka harus
diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi
pasangat tersebut, hal ini menuntut pembentukan hubungan baru
dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu hubungan yang
tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama
lain, tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut
dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat merusak
bahtera perkawinan yang bahagia.
3) Keluarga Berencana.
Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu
untuk hamil merupakan suatu keputusan keluarga yang sangat