Top Banner
Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 58 Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019 SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYT DALAM TAFSIR AL QUR'N Relly Suryani Dosen STIT Al-Qur‟an Al -Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan e-mail: [email protected] Abstrack What is the guideline for Muslims is the al-Qur'n and hadi. The problems faced by Muslims became more and more after the departure of His Majesty Muhammad. So that the scholars must work hard to find solutions to the problems that arise. With the existence of book experts who converted to Islam, it creates a dilemma over their role in explaining the Qur'an which they know before converting to Islam and can lead to contradictions, especially matters related to verses that contain elements of Isrᾱῑliyyt. The problems raised in this study were: 1) How is Isrᾱῑliyyt according to al Khazin's view, 2) How is al Khazin's attitude towards Isrᾱῑliyyt. This study aims 1) Knowing Isrᾱῑliyyt according to al Khazin's view, 2) Knowing how al Khazin's attitude towards Isrᾱῑliyyt. The type of research used is library research with qualitative methods through the maudhu'i (thematic) tafsir approach. The main data source of this research is al Qur'an al Karim, al Khazin's tafsir book. Data processing techniques used descriptive analysis methods. The steps are: 1) determining the theme or title. 2) Collecting a number of verses from the Qur'an which are used as the object of study, 3) Tracing various opinions of interpretive scholars in interpreting these verses, 3) describing opinions to obtain information regarding the identity and thinking patterns of the interpreters. Meanwhile, to draw conclusions using the deduction method. The findings of this study are: 1). According to al Khazin, Isr ᾱῑliyyt is a story that comes from the story of the Jews who converted to Islam. He emphasized again that these stories came from people who were not originally Muslim who were smuggled in tafsir and hadibooks with the aim of shaking faith and destroying the aqeedah of Muslims. 2). Al Khazin's attitude in interpreting the Isrᾱῑliyyt story is: a). Al Khazin was not selective in writing history. This can be seen from the pages in his book which discuss the stories of Isrᾱῑliyyt. b). Al Khazin narrated many of Isrᾱῑliyyt's narrations without any explanation that justifies or weakens them. c). Al Khazin's long history of Isr ᾱῑliyy Kht makes the reader impressed and drifts off like a fairy tale. Keywords: Isrᾱῑliyyt, tafsir, dan al Khazin.
23

SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Oct 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 58

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT

DALAM TAFSIR AL QUR'ᾹN

Relly Suryani

Dosen STIT Al-Qur‟an Al-Ittifaqiah Ogan Ilir Sumatera Selatan

e-mail: [email protected]

Abstrack

What is the guideline for Muslims is the al-Qur'ᾱn and hadiṡ. The problems faced by

Muslims became more and more after the departure of His Majesty Muhammad. So that the

scholars must work hard to find solutions to the problems that arise. With the existence of

book experts who converted to Islam, it creates a dilemma over their role in explaining the

Qur'an which they know before converting to Islam and can lead to contradictions, especially

matters related to verses that contain elements of Isrᾱῑliyyᾱt. The problems raised in this

study were: 1) How is Isrᾱῑliyyᾱt according to al Khazin's view, 2) How is al Khazin's attitude

towards Isrᾱῑliyyᾱt. This study aims 1) Knowing Isrᾱῑliyyᾱt according to al Khazin's view, 2)

Knowing how al Khazin's attitude towards Isrᾱῑliyyᾱt.

The type of research used is library research with qualitative methods through the

maudhu'i (thematic) tafsir approach. The main data source of this research is al Qur'an al

Karim, al Khazin's tafsir book. Data processing techniques used descriptive analysis methods.

The steps are: 1) determining the theme or title. 2) Collecting a number of verses from the

Qur'an which are used as the object of study, 3) Tracing various opinions of interpretive

scholars in interpreting these verses, 3) describing opinions to obtain information regarding

the identity and thinking patterns of the interpreters. Meanwhile, to draw conclusions using

the deduction method.

The findings of this study are: 1). According to al Khazin, Isrᾱῑliyyᾱt is a story that

comes from the story of the Jews who converted to Islam. He emphasized again that these

stories came from people who were not originally Muslim who were smuggled in tafsir and

hadiṡ books with the aim of shaking faith and destroying the aqeedah of Muslims. 2). Al

Khazin's attitude in interpreting the Isrᾱῑliyyᾱt story is: a). Al Khazin was not selective in

writing history. This can be seen from the pages in his book which discuss the stories of

Isrᾱῑliyyᾱt. b). Al Khazin narrated many of Isrᾱῑliyyᾱt's narrations without any explanation

that justifies or weakens them. c). Al Khazin's long history of Isrᾱῑliyy Kht makes the reader

impressed and drifts off like a fairy tale.

Keywords: Isrᾱῑliyyᾱt, tafsir, dan al Khazin.

Page 2: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 59

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Abstrak

Yang menjadi pegangan bagi umat Islam adalah al-Qur‟ᾱn dan hadiṡ. Permasalahan

yang dihadapi umat Islam semakin banyak setelah kepergian baginda Muhammad saw.

Sehingga para ulama harus sekuat tenaga mencari solusi dari permasalahan yang muncul.

Dengan adanya ahli kitab yang masuk Islam menimbulkan dilema atas peran mereka dalam

menjelaskan al Qur‟ᾱn yang mereka ketahui sebelum muallaf dan dapat menimbulkan kontra

terutama hal-hal yang terkait dengan ayat-ayat yang mengandung unsur Isrᾱῑliyyᾱt.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Isrᾱῑliyyᾱt menurut

pandangan al Khazin, 2) Bagaimana sikap al Khazin terhadap Isrᾱῑliyyᾱt. Penelitian ini

bertujuan 1) Mengetahui Isrᾱῑliyyᾱt menurut pandangan al Khazin, 2) Mengetahui bagaimana

sikap al Khazin terhadap Isrᾱῑliyyᾱt.

Jenis penelitian yang digunakan adalah library research dengan metode kualitatif

melalui pendekatan tafsir maudhu‟i (tematik). Sumber data utama penelitian ini yaitu al

Qur‟an al Karim, kitab tafsir al Khazin. Tehnik mengelolah data menggunakan metode

deskriptif analisis. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) menetukan tema atau judul. 2)

Menghimpun sejumlah ayat al Qur‟an yang dijadikan objek studi, 3) Melacak berbagai

pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut, 3) menjabarkan pendapat-

pendapat untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan identitas dan pola berfikir

mufassir. Sedangkan untuk menarik kesimpulan menggunakan metode deduksi.

Penemuan penelitian ini secara garis besar yaitu: 1). Menurut al Khazin, Isrᾱῑliyyᾱt

adalah suatu cerita yang berasal dari cerita orang-orang Yahudi yang masuk Islam. Ia

menegaskan lagi bahwa cerita-cerita ini berasal dari orang-orang yang bukan asli beragama

Islam yang diselundupkan dalam kitab-kitab tafsir dan hadiṡ dengan tujuan menggoyahkan

iman dan merusak aqidah umat Islam. 2). Sikap al Khazin dalam menafsirkan cerita

Isrᾱῑliyyᾱt adalah: a). Al Khazin bersikap tidak selektif dalam menukil riwayat. Hal ini dapat

dilihat dari halaman dalam kitabnya yang membahas tentang cerita-cerita Isrᾱῑliyyᾱt. b). Al

Khazin meriwayatkan banyak riwayat Isrᾱῑliyyᾱt tanpa penjelasan yang membenarkan atau

melemahkan riwayat tersebut. c). Riwayat Isrᾱῑliyyᾱt yang dikemukakan al Khazin sangat

panjang membuat pembaca terkesan dan terhanyut layaknya dongeng-dongeng.

Kata kunci : Isrᾱῑliyyᾱt, tafsir, dan al Khazin.

Page 3: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 60

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

PENDAHULUAN

Penafsiran ayat al Quran sudah terjadi di zaman Rasulullah saw, bahkan beliau sendiri

yang menjadi pembimbing bagi para sahabat dalam menafsirkan ayat al Quran, karena hal itu

sudah menjadi kewajiban Rasul saw. “Dan kami turunkan kepadamu az Zikr, agar kamu

menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkn kepada mereka supaya mereka

memikirkan”.1 Para sahabat merasa kehilangan seorang pembimbing dan pedoman setelah

Rasul saw meninggal dunia . Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dari kalangan sahabat

yang mengambil sumber-sumber tafsir dari ahli kitab yang masuk Islam. Mereka inilah yang

nantinya banyak berperan dalam meriwayatkan cerita-cerita Isrᾱῑliyyᾱt2

Ada beberapa cerita Isrᾱῑliyyᾱt yang kemudian menyebabkan kekeliruan dan

mengganggu ajaran Islam yang bertentangan dengan syara‟ dan akal sehat manusia. Seperti;

cerita Isrᾱῑliyyᾱt yang terkandung di dalamnya unsur-unsur penolakan terhadap sifat ma‟ṣūm

para Nabi dan Rasul, serta menggambarkan mereka dalam pikiran keji yang tidak layak bagi

manusia yang dimuliakan oleh Allah swt, seperti; cerita Nabi Nuh as yang membuat kapal

besar, cerita bumi yang berada di atas punggung ikan hiu, cerita ular menolong Iblis masuk

ke surga untuk menipu Nabi Adam as dan Hawa, cerita dua orang malaikat Harut dan Marut,

cerita Dzul Qarnain dan lain sebagainya.3

Suatu permasalahan yang erat kaitannya dengan tafsir bil ma‟ṡūr adalah Isrᾱῑliyyᾱt

karena ia berkembang melalui periwayatan. Keberadaannya dicelah-celah tafsir al Qur‟ᾱn

dapat menimbulkan bahaya yang tanpa disadari dapat merusak iman seseorang, dan bisa jadi

dapat menghalangi seseorang dalam memahami dan menghayati al Qur‟ᾱn. Oleh karena itu,

permasalahan Isrᾱῑliyyᾱt sangat perlu sekali untuk ditelusuri secara lebih dalam lagi.

Saat ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memahami dan

mengamalkan al Qur'ᾱn, keingingan untuk menyebarluaskan tafsir al Qur'ᾱn semakin

berkembang. Di antara kitab tafsir yang dijadikan acuan oleh masyarakat ketika ada

permasalahan yang timbul disekitar mereka atau hanya untuk belajar dan memahami isinya

adalah tafsir Ibnu Jarir, tafsir Ibnu Kaṡir, tafsir Qurtubi, tafsir al Kasysyaf, tafsir al Khazin,

tafsir Shafwatu at Tafᾱsir, tafsir Jalalain dan lain sebagainya. Dari bebarapa kitab tafsir

tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam isi kitab tafsir "Lubᾱb at Ta'wῑl fi

1 Tim al Azhar Islamic Research Academy, 2005, al Quran al Karim, Cairo: Dar al Manar, hal. 272.

2 Affaf Najjar, 2007, Al Wajiz fi Manᾱhijil Mufassirῑn. Cairo: Jami‟ah al-Azhar, hal. 48.

3 Muhammad Abu Syahbah, 1408, Al Isrᾱῑliyyᾱt wa al Maudhū‟iyyᾱt, Cairo: Maktabah Sunnah, hal.

159.

Page 4: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 61

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Ma'ᾱni at Tanzῑl" karya al Khazin dari sisi pemikiran terhadap kisah-kisah Isrᾱῑliyyᾱt

sekaligus ingin mengetahui sikap pengarang kitab tersebut terhadap Isrᾱῑliyyᾱt..

Dalam masalah ini penulis ingin mengetahui yang sebenarnya bagaimana sikap al

Khazin terhadap kisah-kisah Isrᾱῑliyyᾱt, apakah ia bersikap selektif atau acuh tak acuh

terhadap kisah-kisah tersebut.

PEMBAHASAN

Pengertian Isrᾱῑliyyᾱt.

Kata Israil berasal dari bahasa Ibrani yang terdiri dari dua kata yaitu; "Isra" yang berarti

hamba sedangkan "Il" yang berarti Allah. Jadi Israil adalah hamba Allah. Isrᾱῑliyyᾱt adalah

bentuk jama' dari kata Isrᾱῑliyᾱh yang berarti penisbatan kepada bani Israil. Maksud dari

Israil di sini adalah Nabi Ya'qub as.4 Ada juga yang mengatakan bahwa "Isra" berarti pilihan

sedangkan "Il" berarti Allah. Jadi Israil adalah pilihan Allah swt.5 Jika digabungkan dua

pengertian secara bahasa diatas, maka Israil adalah hamba pilihan Allah atau seorang hamba

yang dipilih oleh Allah swt. Israil adalah nama a'jami (asing) yang tidak bisa ditaṣrifkan.

Dalam al Qur'ᾱn kata Israil disebutkan sebanyak 43 kali di berbagai surah.6

Sumber-sumber utama Isrᾱῑliyyᾱt adalah kitab-kitab orang Yahudi seperti taurat,

perjanjian lama dan baru, Talmud, dongeng-dongeng serta hayalan yang mereka karang

sendiri. Walaupun dalam sebagian sumber-sumber mereka terdapat unsur kebenaran tapi

pada kenyataannya kebathilan lebih menguasai sumber-sumber tersebut, karena sudah

bercampur tangan manusia

Imam Aż Żahabi7 berpendapat bahwa Isrᾱῑliyyᾱt adalah semua unsur kebudayaan dan

wawasan yang bersumber dari orang Yahudi dan Nasrani, di sini ia menyebutkan juga bahwa

kebudayaan dan wawasan orang Yahudi lebih dominan dari pada orang Nasrani karena orang

Yahudi sangat kuat pergaulannya dengan orang Islam semenjak Islam berkembang.

Sedangkan menurut Quraisy Shihab8 bahwa ahli kitab adalah semua penganut agama

Yahudi dan Nasrani, kapan, dimanapun dan dari keturunan siapapun mereka. Ini berdasarkan

4 Lois 'Ajail, 1998, Munjid fi al A'lam. Cet 23, Beirut: Dar el-Machreq, hal. 44.

5 Mahja Ghalib Abdurrahman, 2009, Dirasat Maudhū'ῑyyah Wa Tathbῑqῑyyah fi ad Dakhῑl. Cairo:

Jamiah al-Azhar, hal. 14. 6 Muhammad Fuad Abdul Baqi, 2001, Al-Mu'jam al Mufahras. Cairo: Dar al-Hadiṡ, hal. 41.

7 Muhammad Husein Aż-Żahabi, 2005, At Tafsῑr wal Mufassirūn. Juz 1. Cairo: Dar al-Hadiṡ, hal.

147. 8 Muhammad Quraisy Shihab, 2007, Wawasan al Qur‟ᾱn. Bandung: PT Mizan Pustaka, hal. 485-486.

Page 5: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 62

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

penggunaan al Qur'ᾱn terhadap istilah tersebut9 yang hanya terbatas pada dua golongan yaitu

Yahudi dan Nasrani.

Penulis lebih cenderung dengan pendapat Aż Żahabi, karena yang disebut Isrᾱῑliyyᾱt

adalah sesuatu yang berasal dari Yahudi dan Nasrani, meskipun Yahudi lebih

mendominasinya. Sedangkan yang berasal dari selain dua kelompok tersebut bukan namanya

Isrᾱῑliyyᾱt tetapi Dakhῑl yaitu sesuatu yang merembes masuk ke dalam al Qur'ᾱn, terutama

sesuatu yang terjadi setelah Rasul Allah swt wafat.10

Bisa diartikan bahwa apa saja yang

masuk ke dalam al Qur'ᾱn dan berasal dari mana saja. Jadi, Dakhῑl lebih umum dari pada

Isrᾱῑliyyᾱt, karena Dakhil mencakup Isrᾱῑliyyᾱt dan lainnya yang terdapat dalam hadiṡ-hadiṡ

ḍa'if, palsu yang tidak ada asal-usulnya dan sebagainya.

Sejarah Isrᾱῑliyyᾱt dan Pembagiannya.

Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang membenci dan bahkan dapata dikatakan

sangat memusuhi Islam, dikarenakan bangsa Yahudi pernah mengalami kekalahan militer

dengan bangsa Islam di Madinah, Khaibar dan wilayah lainnya, mereka seakan-akan berusaha

terus menerus untuk memerangi Islam dengan senjata apapun, yang dapat menebus kekalahan

mereka dan berupaya membalas dendam atas kekalahan tersebut. Adapun menurut mereka;

senjata yang sangat ampuh yang dapat digunakan untuk menghancurkan bangsa Islam adalah

dengan "budaya", karena budaya menurut mereka mudah diterima oleh siapapun. Mereka

mulai menyelundupkan kisah-kisah zaman dahulu dengan campuran mitologi atau imajinasi

yang bebas dalam kelalaian manusia sehingga dalam kurun waktu yang singkat kisah-kisah

itu telah memenuhi kitab-kitab kaum muslimin.11

Dilihat dari kaca mata sejarahnya, ada dua hal yang menjadi latar belakang penyebab

masuknya Isrᾱῑliyyᾱt yaitu dari segi kultural dan struktural.12

Dari segi kultural adalah sebagai

berikut:

1. Secara garis besar kebudayaan bangsa Arab lebih rendah dari pada kebudayaan ahli kitab,

sehingga sangat logis kalau bangsa Arab berpatokan kepada kebudayaan ahli kitab.

2. Terdapat titik persamaan antara isi al Qur'ᾱn dengan kitab suci mereka, terutama yang

berberhubungan dengan dongeng-dongen masa lalu. Sebagaimana diketahui bahwa al

Qur'ᾱn hanya bersifat i'jaz sedangkan kitab suci mereka bersifat terperinci dan detail.

9 Academy, al Quran, hal. 149

10 Abdurrahman, Dirasat, hal. 13.

11 Yusuf al Qaradhawi, 1999, Berinteraksi Dengan al Qur‟ᾱn, Jakarta: Gema Insani Press, hal. 49.

12 Didin Saefudin Buchori, 2005, Pedoman Memahami Kandungan Al Qurán, Bandung: Granada

Sarana Pustaka, hal. 241.

Page 6: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 63

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

3. Terdapat beberapa hadiṡ yang bisa dipegang dalam masalah pengambilan riwayat dari

mereka.

Adapun latar belakang dari segi struktural adalah:

1. Struktur pemukiman penduduk Arab waktu itu, yang mana mereka berinteraksi dengan

penduduk asli Arab yang akhirnya membuahkan kontak fisik dan non-fisik, seperti

hubungan pernikahan, tukar pendapat, dll.

2. Adanya rute perjalanan bangsa Arab untuk berdagang ke daerah-daerah ahli kitab baik di

Utara maupun di Selatan.

3. Struktur sosial umat Islam sejak masa Rasul saw. Ahli kitab baik yang tetap pada

agamanya maupun yang telah masuk Islam mendapat posisi terhormat dalam area

masyarakat muslim.

para ulama sepakat mengkategorikan Isrᾱῑliyyᾱt ke dalam tiga kategori yaitu; pertama, kisah

Isrᾱῑliyyᾱt yang benar isinya dan sesuai dengan al Qur‟ᾱn dan hadiṡ, serta tidak bertentangan dengan

keduanya. Seperti penjelasan tentang sifat Rasul saw dalam kitab Taurat. Dalam sebuah hadiṡ riwayat

Bukhari dari Abdullah bin 'Amru bin al 'Ash ketika ia ditanya oleh seorang tabi'in yaitu 'Aṭa bin Yasar

tentang sifat Rasul saw dalam Taurat. 'Aṭa berkata: demi Allah swt, sesungguhnya dalam Taurat

disebutkan sifat-sifat Rasul saw sebagaimana disebutkan dalam al Qur'ᾱn. "Wahai Nabi sesungguhnya

Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, pelindung

ummat, kamu adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku...".13 Abdullah bin 'Amru bin al 'Ash menerima riwayat

ini, karena apa yang disampaikan oleh seorang tabi'in tersebut sesuai dengan firman Allah swt14

.

Maka kategori yang pertama ini boleh diterima dan meriwayatkannya. Dalam artian apabila

kisah Isrᾱῑliyyᾱt tersebut sesuai dengan syara' agama Islam maka boleh merujuk kepada ahli

kitab. Walaupun hanya sekedar penguat dan bukan sebagai landasan utama karena sudah

termuat dalam potongan hadiṡ Rasul saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah:

"بهغٌا عني ًنٌ آية ًحدثٌا عن بني اسزائيم ًلا حزج من كذب عهي متعمدا فهيتبٌأ مقعده من اننار "

Hadiṡ di atas menerangkan bahwa ceritakanlah dari bani Israil yang kalian ketahui

kebenarannya.15

dan ceritakanlah dari mereka itu tentang kisah-kisah saja bukan yang lain.

Maksudnya disini hanya diperbolehkan untuk bercerita dan tidak untuk berdakwah atau

perintah, karena jelas sekali kata " " dan "بهغٌا memiliki makna cerita. Jadi sangat jauh "حدثٌا

sekali perbedaan antara dakwah dengan bercerita.16

13

Muhammad Nashiruddin Al Albani, 2012, Ringkasan Shahih Bukhari, Jilid 3, Jakarta: Pustaka

Azzam, hal. 234. 14

Academy, al Quran, hal. 424 15

Ahmad Zaghlul Ṣadik, 2010, Manᾱhij al Mufassirūn. Juz 1, Cairo: Jami'ah al-Azhar, hal. 214. 16

Abdullah Abu as Su‟ud Badr, 2000, Tafsῑr aṣ Ṣahabah, Cairo: Dar Ibnu Hazm, hal. 75.

Page 7: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 64

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Kedua, kisah Isrᾱῑliyyᾱt yang bertentangan dengan al Qur‟ᾱn dan hadiṡ, kisah yang seperti

itu tidak boleh diriwayatkan kecuali ada penjelasan mengenai kedustaannya. dalam hal ini

sudah semestinya dihindari jauh-jauh, tidak boleh diterima apalagi meriwayatkannya kembali,

seperti yang mereka katakan dalam kitab Taurat bahwa yang disembelih ketika Allah swt

memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as adalah Nabi Ishak as bukan Nabi Ismail as.17

Allah

swt membolehkan merujuk kepada ahli kitab jika terdapat keraguan dalam hati,18

dan Rasul

saw membolehkan untuk diceritakan sebagai peringatan bahwa hal itu adalah bagian dari

Isrᾱῑliyyᾱt yang penuh dengan dusta dan pemalsuan semata.19

Ketiga, kisah Isrᾱῑliyyᾱt yang tidak diketahui benar tidaknya kisah tersebut. Dalam hal ini

sikap yang baik yang harus kita lakukan dalam menanggapi kategori ini cukup dengan diam

atau no coment.20

Hal ini sesuai dengan sabda Rasul saw dalam sebuah hadiṡ yang

diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah:

.... "لا تصدقٌا أىم انكتاب ًلا تكذبٌىم ًقٌنٌا أمنا بالله ًما أنزل إنينا"

“Janganlah engkau percaya atau dustakan Ahlul Kitab akan tetapi katakanlah “kami

beriman kepada Allah swt dan terhadap kitab-kitab yang telah diturunkan kepada kami…(al

Baqarah: 136)”.21

Biasanya bagian yang ketiga ini tidak mangandung faedah baik dalam urusan agama maupun

dunia, seperti; nama-nama aṣhᾱb al kahfi, dan warna anjing mereka, jenis tongkat Nabi Musa

as dan lain sebagainya.22

Masuk dan Berkembangnya Isrᾱῑliyyᾱt dalam Tafsir al Qur'an.

Isrᾱῑliyyᾱt masuk ke dalam tafsir dimulai pada masa sahabat yang telah menjadikan ahli

kitab sebagai salah satu sumber penafsiran, ini terjadi karena adanya persamaan sebagian

pokok bahasan antara al Qur'ᾱn dengan Taurat dan Injil terutama yang berhubungan dengan

kisah-kisah yang dijelaskan secara global dalam al Qur'ᾱn dan dijelaskan secara mendetail di

dalam Taurat dan Injil. Para sahabat yang menemukan kisah di dalam al Qur'ᾱn mempunyai

kecenderungan untuk bertanya kepada ahlul kitab yang telah masuk Islam, dan ahlul kitab

memberikan jawaban sebagaimana yang tertera dalam kitab suci mereka sebelumnya, hal

inilah yang menjadi penyebab transfer budaya Yahudi dan Nasrani serta masuknya ke dalam

17

Ibnu Kaṡir, 2012, Kisah Para Nabi. Terj. Dudi Rosyadi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, hal. 259. 18

"Maka jika engkau (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan

kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelummu…" (QS. Yunus [10]: 94.) 19

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 159. 20

Syuhbah, Al Isrᾱῑliyyᾱt, hal,103-104. 21

Al-Alban, Ringkasan. Jilid 3, hal. 380 22

Badr. Tafsῑr aṣ Ṣahabah, hal. 61.

Page 8: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 65

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

penafsiran al Qur'ᾱn.23

Walaupun demikian tidak semua jawaban dari mereka langsung para

sahabat terima melainkan mereka cermati terlebih dahulu bahkan para sahabat bersikap

tawaquf (diam) terhadap jawaban tersebut selama memiliki dua kemungkinan antara benar

atau dusta.

Pada perkembangannya, Isrᾱῑliyyᾱt tidak hanya bergantung pada sumber-sumber

Yahudi saja, akan tetapi pada budaya dan pengetahuan Nasrani yang bersumber dari Injil.

Walaupun demikian tetap saja namanya Isrᾱῑliyyᾱt karena sumber-sumber Nasrani sangat

sedikit sekali dijumpai dalam tafsir, dan jika pun ada, hal itu tidak memberikan dampak

negatif separah dampak yang bersumber dari Yahudi, sebab mayoritas pokok bahasannya

tentang akhlak dan nasehat.

Pada masa tabi'in, orang-orang lebih mudah terkontaminasi oleh budaya ahli kitab,

sehingga riwayat Isrᾱῑliyyᾱt bertebaran dalam tafsir, hal ini disebabkan karena banyaknya ahli

kitab yang masuk Islam dan ketertarikan masyarakat untuk mendengar kisah-kisah tentang

orang-orang Yahudi dan Nasrani secara mendetail setelah disinggung dalam al-Qur'ᾱn secara

global.24

Setelah masa tabi'in berlalu, lahirlah orang-orang yang sangat menggemari kisah-kisah

Isrᾱῑliyyᾱt dan menerimanya tanpa adanya upaya klarifikasi terlebih dahulu, bahkan mereka

menggunakan kisah-kisah tersebut sebagai panafsiran ayat walaupun nalar tidak bisa

menerima. Kegemaran terhadap kisah-kisah Isrᾱῑliyyᾱt itu berlanjut hingga masa penulisan

tafsir, sehingga tidak jarang kita temukan kisah-kisah yang bernuansa Isrᾱῑliyyᾱt dalam kitab-

kitab tafsir sekarang ini.25

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kisah-kisah Isrᾱῑliyyᾱt berkembang dalam

tafsir al-Qur'ᾱn dan hadiṡ yaitu:

1. Mengambil kisah dari ahli kitab.

2. Adanya kelompok zuhud dan ahli sufi

3. Penyembunyian sanad-sanad.

4. Adanya kelompok-kelompok ulama yang berbeda.

5. Para khatib yang bukan ahli dibidangnya.

6. Adanya Isrᾱῑliyyᾱt dan kisah-kisah khurᾱfᾱt dalam kitab tafsir.

23

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 169-170. 24

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 175. 25

Ibid., hal. 176.

Page 9: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 66

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Pengaruh Isrᾱῑliyyᾱt dalam Tafsir al-Qur'ᾱn.

Pertama, banyak kitab-kitab turaṡ yang dibuat oleh ahli tafsir salaf yang terkemuka

menghilang yang menimbulkan keraguan dan kehilangan rasa kepercayaan terhadap kitab

tafsir. Sehingga ragu untuk menerima setiap riwayat yang terdapat di dalamnya sesuatu yang

ḍa‟if walaupun pada esensinya sesuatu itu ṣahih.26

Kedua, riwayat yang ṣahih bercampur dengan yang tidak ṣahih. Sehingga sebagian

orang yang merujuk kepadanya – tidak mempunyai kemampuan untuk membedakan antara

yang ṣahih dan tidak ṣahih - menerima semua riwayat tersebut.27

Ketiga, Isrᾱῑliyyᾱt melukiskan Islam dengan lukisan agama dongeng-dongeng orang

terdahulu yang tidak mempunyai sanad yang ṣahih, yang pada akhirnya merusak citra Islam

itu sendiri. Seperti, Nabi Daud sujud kepada Allah selama 40 malam dan menangis terus

menerus sampai tumbuh rumput sebab air matanya yang mengalir. Kemudian dia melengking

dengan keras & dengan itu tumbuh pula tumbuh-tumbuhan.

Keempat, Isrᾱῑliyyᾱt merusak aqidah umat muslim, dimana kisah-kisah yang penuh

dengan ke-bᾱṭil-an mereka selipkan dalam sifat-sifat Allah swt, para Nabi dan malaikat.

Seperti ditafsirkan dalam firman Allah swt28

tentang penyembelihan yang dilakukan Ibrahim

kepada putranya.29

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang disembelih adalah Ismail as

putra Ibrahim as dari Siti Hajar, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa Ishaq as

putranya dari Siti Sarah yang disembelih. Ibnu Kaṡir dan mufassir lainnya mengatakan bahwa

pendapat kedua berasal dari Isrᾱῑliyyᾱt, karena sumber tafsiran tersebut berasal dari keinginan

mengangkat nenek moyang bangsa Yahudi yaitu Ishaq as.30

Biografi pengarang kitab tafsir “Lubab al Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil”

Nama lengkap al Khazin adalah 'Ala al Din Abu Hasan Ali Abu Muhammad bin

Ibrahim bin Umar bin Khalil al Syaikhi al Baghdadi al Syafi'i al Khazin. Beliau dilahirkan di

Baghdad pada tahun 678 H dan wafat tahun 741 H di kota Halb (Aleppo). Dilihat dari

namanya, al Khazin merupakan salah satu penganut mazhab syafi‟i dan termasuk golongan

sufi. Ia disebut dengan julukan al Khazin karena menjadi penjaga kitab-kitab yang berada di

percetakan atau di perpustakaan di kota Damaskus.31

26

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 159. 27

Ibid., hal. 159-160. 28

Academy, al Quran, hal. 449-450 29

Abu Syahbah, Al Isrᾱῑliyyᾱt, hal. 245-251. 30

Kaṡir, Tafsῑr, hal. 154. 31

Abu Syahbah, Al Isrᾱῑliyyᾱt , hal. 135

Page 10: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 67

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Karena bertugas menjaga perpustakaan dan mempunyai minat yang tinggi terhadap

tafsir, ia sering membaca kitab-kitab tafsir yang ada di perpustakaan. Ia juga mengagumi

beberapa kitab tafsir dan berusaha mentafsirkannya sendiri. Selain itu juga ia dikenal sebagai

tokoh sufi dan juru dakwah.32

Banyak ilmu yang telah al Khazin peroleh dari guru-gurunya. Ketika tinggal di

Baghdad ia berguru kepada Ibnu al Dawalibi. Ketika berada di Damaskus ia menimba ilmu

kepada seorang yang bernama al Qasim bin Mudaffir dan Wazirah binti Umar. Ditambah lagi

ia sangat sibuk dengan aktifitas-aktifitas ilmiah, sehingga tidak mengherankan kalau pada

akhir namanya diletakkan gelar “al Khazin”, bahkan ia lebih dikenal dengan nama tersebut di

kalangan tokoh mufassir. hal ini disebabkan oleh kapasitas keilmuannya yang mencakup

berbagai macam ilmu pengetahuan. Kenyataan ini dikuatkan oleh Ibnu Syahbah yang

mengatakan bahwa al Khazin sebagai ilmuan yang menguasai dalam banyak bidang di mana

integritas keilmuannya tampak nyata dalam karya-karyanya.33

Di antara karya-karyanya adalah Lubab al-Ta‟wil fi Ma‟ani al-Tanzil. Juga Syarh

„Umdah al-Ahkam dan Maqbul al-Manqul - sebuah kitab dalam bidang hadiṡ yang terdiri dari

sepuluh jilid – kitab ini merupakan kumpulan hadiṡ-hadiṡ yang terdapat dalam Musnad al-

Syafi‟i, Musnad Ahmad bin Hambal, Kutub al-Sittah34

, al-Muwatta‟, dan Sunan al-Dar al-

Quthni dengan disistematisasikan urutannya bab demi bab. Al Khazin juga mengarang kitab

dengan judul “Sirah Nabawiyah” yang dijelaskan secara panjang lebar. Dengan kata lain al

Khazin merupakan seorang ulama besar yang tidak hanya pandai dalam ilmu tafsir saja tetapi

dalam ilmu hadiṡ dan lainnya.35

Jika kita memegang karya al Khazin ini, maka kita akan menemukan judul besar pada

kitab ini yang berbunyi “تفسير الخازن” sehingga kita akan mengira bahwa nama itu adalah nama

resmi kitab tersebut. Setelah kita membuka pada sub judul barulah kita akan menemukan

bahwa kitab tafsir tersebut bernama لباب التأويل في معاني التنسيل (pilihan penakwilan tentang

makna-makna al Qur‟ᾱn). Kitab ini terdiri dari empat jilid dengan tebal halaman sekitar 2160-

2250. Sedangkan nama tafsir al-Khazin pada cover kitab itu mungkin untuk mengaitkan

dengan popularitas pengarangnya.36

Dalam kitab ini al Khazin mengawali tafsirannya dengan lima hal:

32

Ibid. 33

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 265 34

Kutub al Sittah adalah terdiri dari imam Bukhari, imam Muslim, imam Abu Daud, imam Turmudzi,

Imam Nasai dan imam Ibnu Majah. 35

Abu Syahbah, Al Isrᾱῑliyyᾱt, hal. 135 36

Aż-Żahabi, At-Tafsῑr, hal. 266

Page 11: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 68

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

1. Keutamaan al Qur‟ᾱn, membaca dan mempelajarinya

2. Ancaman bagi orang yang mengatakan sesuatu terhadap al Qur‟ᾱn dengan rasionalnya

tanpa dilandasi dengan ilmu, dan ancaman bagi orang yang dianugerahi hafal al Qur‟ᾱn

lalu lupa dan tidak bersungguh-sungguh mengulanginya

3. Pengumpulan al Qur‟ᾱn dan tertib turunnya

4. Al Qur‟ᾱn diturunkan dalam tujuh huruf dan pendapat-pendapat seputar masalah tersebut

5. Makna tafsir dan ta‟wil. Kemudian mulai menafsirkan al Qur‟ᾱn, dari Ta‟awwuz hingga

akhir Surat An Nas.37

ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR AL-KHAZIN

1. Penciptaan Adam as.38

Dalam tafsirnya, al Khazin menjelaskan penciptaan Nabi Adam as di atas dengan

menyebutkan sebuah riwayat dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: Allah swt berkeinginan

untuk menciptakan Adam as dan menyampaikan berita ini kepada bumi, "sesungguhnya Aku

akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini, diantara mereka ada yang taat kepada-

Ku dan diantara mereka juga ada yang mengingkari-Ku, barang siapa yang mentaati Aku

niscaya akan Aku masukkan ke dalam surga dan sebaliknya barang siapa yang mengingkari

Aku niscaya akan Aku masukkan ke dalam neraka". Bumi berkata: apakah Engkau akan

menciptakan dariku seorang makhluk yang akan masuk ke dalam api neraka? Allah swt

menjawab "ya" kemudian bumi menangis dan menyembur mata air hingga hari kiamat. Allah

swt mengutus Jibril ke bumi untuk mengambil segenggam tanah yang terdiri dari warna

merah dan hitam, baik dan buruk dari bumi, setalah Jibril sampai ke bumi untuk mengambil

tanah, bumi berkata kepada Jibril "aku berlindung kepada Allah swt janganlah kamu

mengambil sesuatu apapun dariku" kemudian Jibril kembali ke tempatnya dan berkata "wahai

Tuhanku dia berlindung kepada-Mu dariku" maka aku tidak senang mendatanginya...39

Al Khazin menceritakan kisah penciptaan Adam as yang berasal dari riwayat Wahab

bin Munabbih dengan panjang lebar, menurut penulis, riwayat yang disampaikan oleh Wahab

merupakan kisah Isrᾱῑliyyᾱt karena melihat dua sebab; pertama, alur cerita kisah yang

diriwayatkannya ini tak ubahnya seperti dongeng belaka. Kedua, dari substansi cerita yang

bertentangan dengan naṣ. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu;

37 Ibid., hal. 267

38 Academy, al Quran, hal. 6

39Al Khazin, Tafsir al Khāzin wa Bihāmisy al Baghāwi. Jilid 1, Mesir: matba‟ah al Taqaddum al

Ilmiyah, t.th, hal. 36-37

Page 12: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 69

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Pertama, Allah swt meminta izin kepada makhluknya saat akan menciptakan sesuatu,

bahwa Allah swt berkeinginan untuk menciptakan sesuatu kemudian memberitahukan

keinginan tersebut kepada makhluk-Nya, bukan berarti Allah swt meminta persetujuan atau

izin terlebih dahulu kepada makhluk-Nya. Jika itu benar terjadi, maka hal ini bertentangan

dengan asma Allah swt yang menyatakan bahwa Allah swt Maha Berkehendak dan kalimat-

kalimat Allah swt tak dapat diubah oleh makhluk apapun.

"Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, kami

hanya mengatakan kepadanya, 'jadilah!' maka jadilah sesuatu itu".40

Pada ayat lain, Allah swt menegaskan bahwa kalimat-Nya tidak akan berubah. Allah

swt befirman;

"Dan bacakanlah (Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab tuhanmu

(al-Qur'ᾱn). Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau tidak akan

dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya".41

Kedua, kekecewaan bumi terhadap keinginan Allah swt untuk menciptakan Nabi Adam

as sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga bumi menangis semapanjang zaman.

Ketiga, dari periwayatnya yaitu Wahab bin Munabbih yang merupakan tokoh sumber

Isrᾱῑliyyᾱt.

Menurut ulama salaf, kita wajib menerimanya seperti yang dikabarkan, sesuai dengan

aspek yang layak bagi Allah swt tanpa menyamakan, menyerupakan dan meniadakan-Nya.

Hal itu tidak berarti bentuk Allah swt seperti bentuk manusia, sebagaimana saat menetapkan

wajah, tangan, ridho, marah dan sebagainya dari sifat Allah swt, bukan berarti hal itu sama

dengan sifat-sifat manusia. Allah swt disifati sesuai dengan apa yang Allah swt kabarkan

tentang diri-Nya atau yang diberitakan oleh Rasul saw berdasarkan aspek yang layak bagi

diri-Nya tanpa ada kesamaan sedikitpun dengan makhluk-Nya.

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar

dan Melihat".42

Sesuai dengan kaidah yang digunakan oleh ahli sunnah wal jama'ah bahwa menetapkan

ayat dan hadiṡ yang menerangkan sifat-sifat Allah swt seperti ẓahirnya tanpa tahrῑf

(penyelewengan makna), tamṡῑl (penyerupaan), takyif (menanyakan bagaimana), dan ta'ṭil

40

Academy, al Quran, hal. 271 41

Academy, al Quran, hal. 296 42

Academy, al Quran, hal. 484

Page 13: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 70

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

(meniadakan).43

Jadi kita wajib menetapkannya seperti yang dimaksudkan Rasul saw tanpa

menanyakan bagaimana dan tamṡῑl (penyerupaan).

Dari uraian diatas jelas sekali al Khazin tampak lebih mudah menerima setiap informasi

tanpa seleksi meskipun sangat kental berbau Isrᾱῑliyyᾱt.

2. Kisah Nabi Nuh as Membangun Sebuah Bahtera.44

Dalam kitab tafsir ini al Khazin juga menyebutkan pendapat ahli kitab "Ka'ab al Ahbar"

yang mengatakan, Nuh as membuat kapal itu selama tiga puluh tahun yang terdiri dari tiga

tingkat. Tingkat pertama untuk berbagai binatang peliharaan dan hewan liar, tingkat kedua

untuk manusia, dan tingkat ketiga yaitu paling atas untuk jenis burung. Setelah kotoran

hewan-hewan itu semakin banyak Allah swt memberi ilham kepada Nuh as supaya

memegang buntut gajah, maka Nuh as pun memegangnya lalu keluarlah sepasang babi

"jantan dan betina", kemudian Nuh as menghilangkan babi jantan dan keluarlah tikus-tikus

yang menghampiri tumpukan kotoran hewan tersebut dan memakannya hingga tidak bersisa.

Setelah itu tikus-tikus merusak kapal dengan menggerogoti badan kapal serta tali-tali kapal,

Allah swt memerintahkan kepada Nuh as untuk memukul dibagian kedua mata singa, maka

Nuh as pun melaksanakan perintah tersebut. Setelah Nuh as memukulnya lalu keluarlah dari

lubang hidung singa itu sepasang kucing "jantan dan betina", mereka mendatangi tikus-tikus

itu dan memakannya.45

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan lainnya dari Hasan, panjang kapal Nuh as seribu dua

ratus hasta, lebar enam ratus hasta, Nuh as membuat pintu kapal itu ditengah kapal dan

menyelesaikan pembuatan kapalnya selama tiga puluh tahun. Ka'ab al Ahbar mengatakan,

empat puluh tahun. Pendapat lain mengatakan, enam puluh tahun bahkan ada juga yang

mengatakan seratus tahun.46

Masalah di mana Nuh as membuat kapalnya. Juga menjadi

kontroversi, ada yang mengatakan di Kuffah, India, negeri Jaziran dan Syam. Wallahu a‟lam

Siapa dan apa saja yang masuk ke dalam kapal Nuh as?. Dalam tafsir al Khozin

menjelaskan kapal Nuh as terdiri dari manusia, serangga yang merugikan dan burung.

Riwayat lain mengatakan, Nuh as membuat kapal tiga tingkat, tingkat pertama (paling

bawah) untuk binatang buas dan serangga, tingkat kedua untuk binatang peliharaan dan

tingkat atas untuk manusia dan bekal selama dalam kapal.47

43

Abdul Qadir bin Muhammad Sa'id as-Sunandaji, 2004, Taqrῑb al-Murᾱr. Cairo: Thaba'ah Jazirah,

hal. 63 44

Academy, al Quran, hal. 225-226 45

Ibid., hal. 387-388. 46

Ibid., hal. 249 47

Ibid., hal. 251.

Page 14: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 71

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Zaid bin Aslam dari ayahnya berkata: Rasul

saw pernah bersabda, "para penumpang kapal mengeluhkan adanya tikus, mereka berkata:

tikus-tikus ini telah merusak makanan dan barang bawaan kami. Lalu Allah swt

mengilhamkan kepada macan (yang sedang demam) untuk bersin, lalu ketika macan bersin

keluarlah kucing dari dirinya, setelah itu tikus-tikus pun bersembunyi darinya". 48

Mengenai jumlah orang yang ikut bersama Nuh as di atas kapalnya, ada beberapa

riwayat yang berbeda. Di antaranya riwayat Qatadah, al Hakam bin 'Uqbah, Ibnu Jureid dan

Muhammad bin Ka'ab mengatakan, orang yang ikut bersama Nuh as dalam kapal berjumlah

tujuh orang istrinya, tiga anak laki-lakinya bersama istri mereka.49

Setalah mengkaji kisah kapal Nabi Nuh as dalam kitab al Khazin, penulis menemukan

kisah kapal Nabi Nuh as dengan panjang lebar, mulai dari nama kayu yang digunakan Nuh as,

ukuran panjang, lebar dan tingginya, bahkan siapa saja yang akan naik kapal tersebut. Disini

al Khozin menggunakan riwayat seperti Qatadah, Hasan, dan Ibnu Abbas dan sebagainya.

Ada beberapa hal yang dapat penulis pahami bahwa;

Pertama, al Khazin mengutip pendapat ahli kitab yang telah masuk Islam "Ka'ab al

Ahbar" dengan panjang lebar.

Kedua, Al Khazin tidak selektif dalam menyikapi kisah kapal Nabi Nuh as, ia hanya

menjelaskan kisah ini dengan menyebutkan beberapa pendapat tanpa ada komentar darinya.

Ketiga, Ia hanya menyatakan kecenderungannya, itu pun hanya sedikit sekali, seperti

yang telah penulis ungkapkan di atas "al Khazin cenderung menyetujui pendapat Ibnu Abbas

bahwa panjang kapal tiga puluh hasta", dan komentar ulama lain terhadap riwayat yang ia

sebutkan dalam kitabnya seperti komentar imam ar Razi dan Ibnu Jarir. Ia tidak mengatakan

apakah kisah ini benar, palsu atau kebohongan belaka.

Hemat penulis dari sekian banyak pendapat yang dikemukakan, orang yang beriman

adalah orang yang mempercayai bahwa Nuh as membuat kapal sesuai dengan apa yang Allah

swt perintahkan kepadanya di dalam kitab suci. Adapun masalah ukuran panjang, lebar dan

tinggi, serta dari pohon apa kapal itu dibuat, berapa lama Nuh as membuat dan

menyelesaikannya dan lain sebagainya tidak dijelaskan dalam al-Qur'ᾱn dan hadiṡ Rasul saw,

dalam hal ini jangan terlalu berlebihan.

Begitu juga tentang muatan yang dibawa Nuh as ke dalam kapal, bahwa Allah swt tidak

menciptakan kucing betina dari macan walaupun bentuk badannya serupa, dan tidak

48

Ibid., hal. 252 49

Ibid., hal. 254.

Page 15: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 72

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

menciptakan babi dari gajah walaupun diantara keduanya ada kemiripan. Sekiranya gajah

diharuskan makan serangga pastilah gajah lebih suka makan babi, dan mereka lebih senang

lagi jika dalam kapal itu tidak ada makhluk lain selain mereka atau satu hewan saja yang

menciptakan (dengan cara bersin) hewan-hewan lain yang dikehendaki dan dibutuhkan dalam

kapal. Nabi Nuh as tidak diperintahkan untuk membawa sesuatu yang terbiasa melakukan

kerusakan terhadap bumi seperti tikus, serangga. Tetapi ia diperintahkan untuk membawa

sesuatu yang dibutuhkan apabila ia dan orang-orang yang bersamanya selamat dari musibah

ini, agar mereka tidak kesusahan dan kesulitan ketika air banjir telah mereda.

Secara logika cerita ini tidak dapat diterima oleh akal sehat. Bagaimana mungkin bisa

terjadi hanya dengan memegang buntut gajah akan keluar sepasang babi dan dengan memukul

disekitar mata singa akan keluar sepasang kucing dari lubang hidung singa, ini tidak lain

adalah kebohongan belaka yang dikarang oleh musuh-musuh Islam untuk merusak iman dan

aqidah generasi umat Islam. Dalam al-Qur'ᾱn, Allah swt menegaskan kepada Nuh as untuk

membawa ke dalam kapalnya masing-masing hewan sepasang (jantan dan betina) dan orang

yang beriman50

. Berarti Nuh as memasukkan hewan berpasang-pasangan ke dalam kapalnya

secara manusiawi bukan secara sulap seperti penjelasan Ka'ab al Ahbar, dan juga ia tidak

dibebani untuk membawa hewan-hewan perusak akan tetapi hewan yang beranak pinak demi

kelangsungan hidup yang paling layak. Sedangkan "orang yang beriman" adalah mereka yang

masuk kapal dengan keinginan mereka sendiri bukan paksaan dari siapapun terutama Nuh as.

Kisah ini diriwayatkan dari jalur Ali bin Zaid bin Jud'an. Dan ulama terkemuka seperti

Ahmad, Yahya dan lainnya mengatakan bahwa Ali merupakan seorang perawi yang ḍa‟if.

Ibnu 'Adi mengatakan, ketika kisah ini merembes dalam madzhab Syi'ah bersamaan itu Ali

menulis hadiṡ ini. Ibnu 'Adi mengatakan "cukuplah riwayat-riwayat ini bagi kita sebagai

hujjah baginya".51

Imam Suyuthi mengatakan, riwayat yang disampaikan oleh Qatadah,

Ikrimah, Mujahid, aḍ-Ḍahak, Ishak bin Basyar - dalam riwayat dikenal sebagai pendusta - dan

Zaid bin Aslam adalah aṡar52

yang gharῑb dan aneh.53

Jalur yang ṣahih dari Ibnu Abbas adalah dari jalur Qais dari 'Aṭa bin as Saib dari Sa'id

bin Jabir dari Ibnu Abbas. Jalur ini ṣahih menurut syeikhaini (Bukhari dan Muslim).

Sedangkan jalur yang ḍa‟if adalah jalur dari aḍ Ḍahak bin Muzahim dari Ibnu Abbas. Jalur ini

50

Academy, al Quran, hal. 226 51

Isa, Mausū‟ah, hal. 498. 52

Aṡar dalam Lisᾱn al-Arab adalah suatu peninggalan atau kesan. Sedangkan dalam hadiṡ, aṡar lebih

dikhususkan kepada perkataan sahabat dan tabi'in. Mausū‟ah „Ulūm al Hadiṡ asy Syarῑf, hal. 46. 53

As-Suyuthi, 2003, Ad Dur al Manṡūr fi at Tafsῑr bi al Ma'ṡūr . jilid 3, Cairo: Markas Hijr li al Bu'uṡ,

hal. 355-361

Page 16: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 73

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

dikatakan terputus karena aḍ Ḍahak tidak bertemu dangan Ibnu Abbas. Apabila jalur ini

bergabung dengan riwayat Basyar bin 'Imarah dari Abu Rauq dari Ibnu Abbas, maka

dianggap ḍa‟if karena Basyar seorang perawi yang ḍa‟if. Apabila dari riwayat Jubeir dari aḍ

ḍahak, maka dinyatakan sangat ḍa‟if karena Jubeir seorang perawi yang matrūk.54

Dan juga, hal ini tidak sesuai dengan naṣ al Qur'ᾱn yang menyatakan bahwa Allah swt

menciptakan semua jenis hewan dari air dan beraneka macam bentuk; ada yang berjalan di

atas perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian lain dengan empat kaki.55

Allah swt juga menciptakan bintang-binatang melata dan binatang-binatang ternak yang

bermacam-macam warnanya.56

Allah swt juga menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri

pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya

kamu berkembang biak dengan jalan itu.57

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa Allah

swt menciptakan binatang dengan aneka ragam bentuk dan warna. Dan sudah menjadi

sunnah alam jika satu spesies dikawinkan maka akan melahirkan spesies yang sama, dengan

tujuan menjaga kelestarian jenisnya agar tidak punah. Misalnya dari perkawinan kucing akan

dihasilkan keturunan kucing juga. Begitu juga dengan tikus, babi, manusia bahkan hewan

yang tergolong tingkat rendah pun akan menghasilkan keturunan seperti induknya.58

3. Tafsir awal surah Nun atau al-Qalam.59

Dalam kitab tafsir Lubᾱb, al Khazin mentafsirkan ayat tersebut dengan mengutip

riwayat Ibnu Abbas berkata, Nun adalah ikan paus yang di atas punggungnya terdapat bumi

dan dia juga mengatakan, yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt adalah qalam (pena)

yang akan terus berjalan hingga hari kiamat. Setelah itu, Allah menciptakan Nun yang

membentang luas bumi di atas punggungnya. Ketika Nun bergoyang-goyang maka bumi pun

akan bergoyang juga sehingga muncullah gunung-gunung. Mereka mengagungkan bumi

sambil membaca "Nun wa al-qalami wamᾱ yasṭurūn".60

Riwayat lain seperti Mujahid, Ibnu Abbas, Hasan, Qatadah dan aḍ Ḍahak mengatakan,

"Nun adalah nama tinta". Żamakhsyari mengingkari pendapat ini. Ia mengatakan,

mengartikan Nun dengan tinta dilihat dari segi bahasa dan penggunaan kalimat saja. Lain lagi

dengan pendapat Ibnu Aṭiyah, "kemungkinan dilihat dari segi bahasa untuk sebagian orang

54

Abu Syahbah, al Isrᾱiliyyᾱt, hal. 151-152. 55

Academy, al Quran, hal. 356 56

Academy, al Quran, hal. 437 57

Academy, al Quran, hal. 484 58

Henny Riandari, 2012, Biologi. Solo: Global, hal. 57 59

Academy, al Quran, hal. 564 60

Al-Khazin, Lubᾱb. Jilid 4, hal. 293

Page 17: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 74

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Arab atau lafaẓnya adalah Arab a'jamῑyah (asing). Imam al-Alusi dalam kitabnya yang

bernama “Ruh al Ma‟ani” cenderung memaknai Nun sebagai nama dari salah satu nama

huruf.61

Menurut penulis kisah yang disebutkan dalam kitab al Khozin ini dijelaskan sangat

detail tanpa ada bantahan dari al Khazin sedikit pun.

Kisah di atas adalah Isrᾱῑliyyᾱt yang dikarang oleh orang-orang Yahudi. Mereka ingin

memalingkan umat Islam dari kebenaran dengan menghadirkan kisah-kisah penuh dusta.

Penulis sependapat dengan pendapat al Alusi bahwa Nun adalah nama dari salah satu huruf

hijaiyyah, sebagai bukti bahwa al Qur'ᾱn merupakan mu'jizat. Seakan-akan Allah swt

berfirman: "al Qur'ᾱn ditulis dengan huruf-huruf hijaiyyah begitu juga dengan kalimat-

kalimatnya". Dengan al Qur'ᾱn, Muhammad saw menantang manusia dan jin tetapi mereka

tidak mampu menandinginya. Karena al Qur'ᾱn adalah kalam Allah swt dan bukan kalam

manusia.62

Dalam al-Qur'an surah al Qalam "Nun adalah pembuka surah". Mengenai maksud

dari huruf tersebut, Ibnu Abbas, Sufyan aṡ Ṡauri dan ulama lainnya meriwayatkan bahwa asy

Syu'ubi ditanya tentang fawᾱtih as suwar. Ia menjawab: "setiap kitab mempunyai rahasia, dan

rahasia al Qur'ᾱn adalah awal surahnya".63

Kalau kita perhatikan kedua riwayat di atas. Yang pertama mengatakan, Nun adalah

ikan paus yang di atas punggungnya…. Sedangkan yang kedua mengatakan, Nun merupakan

awal surah yang menjadi rahasia Allah swt. Kedua riwayat tersebut sangat bertentangan dari

segi matan, padahal sama-sama dari Ibnu Abbas, hal ini tidak lain hanya untuk membuat hati

umat Islam bingung dan ragu terhada al Qur'ᾱn. Sungguh tegah orang-orang yang

mengatasnamakan Ibnu Abbas seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasul saw dan

mendapat julukan dari Rasul saw sebagai tarjamu al Qur'ᾱn, hal ini dikarenakan barakah do‟a

Rasul saw kepadanya: 64

"انهيم فقيو في اندين ًعهمو انتأًيم"

Diriwayat itu juga disebutkan bahwa "bumi berada di atas punggung ikan paus dan

menahannya", jika hal itu benar ada, lantas bagaimana dengan firman Allah swt yang

menyatakan bahwa "Sungguh, Allah swt yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap;

61

Ibid. 62

Muhammad Ibrahim asy-Syafi'I, 2005, Baṣᾱirul Jinᾱn fi „Ulūm al-Qur'ᾱn, Cairo: Jami'ah al-Azhar,

hal. 177 63

Buku pelajaran Tafsῑr kuliah al Azhar Kairo, 2005-2006, Ᾱyatun Mukhtaratun min Tafsῑr al Qur'ᾱn

al Karῑm, hal. 37 64

Kauṡar Mahmud al-Muslimi, 2007, Min al Muhaddiṡin, Ṭabaqat, Manᾱhij, Marwiyat. Cairo: Jami'ah

al Azhar, hal. 59

Page 18: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 75

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

dan jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah

swt. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun".65

Menurut al Hubbi, awal surah yang berupa huruf merupakan bentuk peringatan khusus

kepada Muhammad saw, karena Allah swt mengetahui bagian-bagian waktu yang dimiliki

Muhammad saw. Sebagai seorang manusia yang terkadang sibuk oleh berbagai kegiatan. Atas

dasar itu, Jibril menyampaikan firman Allah swt seperti “ , أنم dan sebagainya dengan ” حم

suara Jibril yang khas agar Nabi dapat menerima dan memperhatikannya.66

4. Kisah Harut dan Marut.67

Dalam kitab tafsir al Khazin menyebutkan riwayat Ibnu Abbas dan lainnya: "ketika

manusia di muka bumi ini melakukan tindakan dosa dan kekufuran terhadap Allah swt, para

malaikat di langit berkata: "wahai tuhan, bukankah alam ini diciptakan untuk menyembah dan

taat kepada-Mu, sementara mereka malah kufur, membunuh, memakan barang haram, zina

dan minum-minuman, lalu malaikat berdo'a semoga mereka mendapatkan balasan atas

perbuatan mereka. Allah swt berfirman kepada malaikat: "Jika kalian berada diposisi mereka,

niscaya kalian akan melakukan seperti yang dilakukan manusia". Para malaikat menjawab:

"Maha suci Engkau ya rab, kami tidak layak melakukan hal-hal tersebut". Lalu Allah swt

memerintahkan kepada mereka agar memilih dua malaikat yang Allah swt jadikan pada posisi

mereka, mereka akan dibebani dengan perintah dan larangan, kemudian mereka memilih

Harut dan Marut.68

Mereka melaksanakan apa yang Allah swt perintahkan. Hingga suatu hari, ada seorang

wanita cantik bagaikan bintang kejora di antara bintang-bintang69

, mereka jatuh hati

kepadanya dan menyatakan perasaan mereka kepada si wanita tetapi dia menolak kecuali

dengan menyetujui syarat yang diajukan si wanita yaitu menyembah patung, membunuh dan

minum khamar. Keduanya menolak tegas dan bersabar hingga suatu hari Mereka datang

kembali dan memilih yang alternatif paling ringan menurut mereka yaitu minum khamar,

ketika mereka mabuk, terjadilah perzinaan antara mereka dengan si wanita. Pada saat itu

seseorang lewat dan melihat perbuatan mereka, karena takut rahasia mereka menyebar,

mereka pun membunuh orang tersebut. Ketika mereka sadar dari mabuknya mereka baru

menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan bermaksud untuk naik ke langit

namun tidak mampu, kemudian terbukalah hijab antara langit dan bumi para malaikat bisa

65

Academy, al Quran, hal. 439 66

Izzan, Ulumul, hal. 197 67

Academy, al Quran, hal. 16 68

Al-Khazin, Lubᾱb. Jilid 1, hal. 67 69

Dia adalah wanita tercantik di Persia. Ada juga yang mengatakan, dia adalah seorang ratu.

Page 19: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 76

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

melihat apa yang telah mereka perbuat.70

Kedua malaikat tadi dihadapkan pada dua pilihan

antara hukuman dunia atau hukuman di akhirat kelak. Mereka memilih hukuman di dunia,

karena hukuman di dunia ada batasnya. Mereka mendapatkan hukuman tergantung kaki di

langit dan lidah menjulur sekilan ke bawah di atas air laut di daerah Babil.71

Dalam riwayat lain disebutkan, mereka sempat mengajari wanita tersebut bacaan yang

bisa menembus langit, kemudian dia naik ke langit dan jadilah bintang kejora. Sebagian

pendapat mengatakan, wanita itu adalah venus tetapi dibantah oleh sebagian ulama. Mereka

mengatakan, venus adalah salah satu planet yang ada di alam semesta, wanita itu dikenal

dengan venus karena keindahan dan kecantikan rupanya.72

Menurut penulis kisah di atas merupakan cerita Isrᾱῑliyyᾱt, cerita yang penuh

kebohongan tanpa dasar baik dari segi logika, naṣ al Qur'ᾱn maupun syari‟at. Dahsyatnya lagi

cerita ini tidak hanya dinisbatkan kepada sahabat atau tabi'in saja tapi dengan penuh

kebencian mereka nisbatkan kisah ini langsung kepada Rasulullah saw.73

Jika ditelaah matan

hadiṡ di atas, penulis dapat menemukan kejanggalan pada kisah tersebut baik dari segi

logika maupun naṣ yaitu:

Pertama, malaikat merupakan hamba Allah swt yang paling taat dan tidak pernah

melakukan perbuatan dosa, lalu bagaimana mungkin malaikat bisa melakukan perbuatan dosa

besar seperti itu, Allah swt berfirman:

"wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,

keras, yang tidak mendurhakai Allah swt terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".74

Kalau para Nabi saja merupakan manusia yang terhindar dari perbuatan dosa,

bagaimana dengan para malaikat yang diciptakan dari cahaya hanya untuk menyembah Allah

swt dan selalu bertasbih malam dan siang tiada hentinya, dalam firman Allah swt:

"Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi tuhanmu

bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari, sedang mereka tidak pernah jemu".75

"Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-

Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang".76

70

Ibid., hal. 67 71

Ibid., hal. 68 72

Ibid. 73

Aż-Żahabi, At Tafsῑr, hal. 161. 74

Academy, al Quran, hal. 560 dan 324 75

QS. Fuṣṣilat: 38. Para malaikat bertasbih kepada Allah swt terdapat dalam QS. Ar-Ra'd: 13 dan aṣ-

Ṣaffat: 166. Mahmud asy-Syafrowi, 2012, Indeks Lengkap Ayat-ayat al-Qur‟ᾱn. Yogyakarta: Mutiara Media,

hal. 87.

Page 20: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 77

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Kedua, malaikat membantah firman Allah swt yang terdapat dalam kisah tersebut,

merupakan suatu hal yang dianggap mustahil karena membantah firman Allah swt

menyebabkan kekafiran.

Ketiga, wanita hina naik ke langit dan menjadi bintang kejora nan terang benderang

bahkan ada yang mengatakan wanita tersebut menjadi venus (planet). Bagaimana mungkin

hal itu bisa terjadi, ini bertentangan dengan pengagungan Allah swt terhadap kekuasaan-Nya

dengan bersumpah atas nama bintang-bintang yang beredar dan terbenam77

dan bagaimana

kita bisa mempertanggungjawabkan kebenaran cerita bohong ini dihadapan ahli antropologi78

jika kita meyakini kebenarannya.79

Keempat, cerita malaikat memilih antara siksaan di dunia atau di akhirat. Mereka pun

memilih siksaan di dunia, dikarenakan siksaan di dunia ada batasnya. Ini juga tidak

dibenarkan karena Allah swt tidak memberikan pilihan kepada orang yang kufur.

Ibnu Kaṡir menegaskan bahwa cerita ini adalah mauḍū'80

yang disandarkan kepada

Rasulullah saw. Kemungkinan yang paling dekat dengan kebenaran adalah cerita ini

diriwayatkan dari Ibnu Umar dari Ka'ab al Ahbar sebagaimana oleh Abdur Razzak dari aṡ

Ṡauri dari Musa bin Uqbah dari Salim bin Abdullah dari Ibnu Umar dari Ka'ab al Ahbar.

Penisbatan kisah terutama kepada Rasul saw oleh orang-orang zindiq81

adalah dosa dan

kebohongan.82

Imam Abu Farj bin al Jauzi menegaskan bahwa kisah ini mauḍu'. Syihab al 'Iraqi

mengatakan "barang siapa yang beranggapan bahwa Harut dan marut adalah dua malaikat

yang dihukum karena kesalahan mereka maka ia telah kafir kepada Allah swt".83

76

Academy, al Quran, hal. 323 77

Academy, al Quran, hal, 586 78

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul manusia, aneka warna bentuk

fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau. Departemen Pendidikan Nasional, 2012, Kamus

Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal. 77 79

Abu Syahbah, Al Isrᾱῑliyyᾱt , hal. 164. 80

Mauḍū' menurut bahasa ialah sesuatu yang rendah dan hina. Sedangkan menurut istilah ialah sengaja

membuat kebohongan kepda Rasu saw dengan memalsukan hadiṡ. Menyandarkan hadiṡ kepada Rasul saw

dengan sengaja adalah haram dan dosa besar. Mauḍu' merupakan hadiṡ ḍa‟if yang disebabkan cacat perawinya.

Kauṡar Mahmud al Muslimi, 2003, As Sa'yu al Haṡiṡ Ilaa Muṣṭalahi al Hadiṡ, Cairo: Jami'ah al-Azhar, hal. 89. 81

Mereka adalah pendusta agama, tujuan mereka untuk menghancurkan syari'at Islam. Mereka terdiri

dari sekularis, orientalis, dan para musuh-musuh Islam yang sengaja memalsukan hadiṡ. Mahmud Hamdi

Zaqzuq, 2003, Al-Mausū‟ah al-Islamiyah al-'Amah. Cairo: Majlis A'la li Asyuun al-Islamiyah, hal. 734-735. 82

Ibnu Kaṡir, Al Bidᾱyah wa an Nihᾱyah. Juz 1, Cairo: Dar Hijr, hal. 37. 83

Jalaluddin as Sayuti, Al Ali al Masnu'ah fi al Ahadiṡ al Mauḍū'ah. Juz 1, Cairo:Dar al-Hadiṡ, hal. 82

Page 21: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 78

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Penutup

1. Menurut al Khazin, Isrᾱῑliyyᾱt adalah suatu cerita yang berasal dari cerita orang-orang

Yahudi yang masuk Islam. Ia menegaskan lagi bahwa cerita-cerita ini berasal dari orang-

orang yang bukan asli beragama Islam yang diselundupkan dalam kitab-kitab tafsir dan

hadiṡ dengan tujuan menggoyahkan iman dan merusak aqidah umat Islam.

2. Sikap al Khazin dalam menafsirkan cerita Isrᾱῑliyyᾱt adalah:

1. Al Khazin bersikap tidak selektif dalam menukil riwayat. Hal ini dapat dilihat dari

halaman dalam kitabnya yang membahas tentang cerita-cerita Isrᾱῑliyyᾱt.

2. Al Khazin meriwayatkan banyak riwayat Isrᾱῑliyyᾱt tanpa penjelasan yang

membenarkan atau melemahkan riwayat tersebut.

3. Riwayat Isrᾱῑliyyᾱt yang dikemukakan al Khazin sangat panjang membuat pembaca

terkesan dan terhanyut layaknya dongeng-dongeng.

Page 22: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 79

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Baqi, Muhammad Fuad,2001, Al Mu'jam al Mufahras. Cairo: Dar al-Hadiṡ

Abdurrahman, Mahja Ghalib, 2009, Dirasat Mauḍū'iyyah Wa Taṭbῑqiyyah fi ad Dakhil. Cairo:

Jamiah

Al Albani, Muhammad Nashiruddin, 2012, Ringkasan Shahih Bukhari, Jilid 3, Jakarta:

Pustaka Azzam

Al Fil, Suheir Muhammad Ali, 2011, Al Yahūdi wa an Naṣrani fi Manẓari al Islᾱm. Kairo:

Jami‟ah al Azhar

„Ajail, Lois, 1998, Munjid fi al A'lam. Cet 23, Beirut: Dar el Machreq

Al Khazin, 1317 H, Lubᾱb at Ta'wῑl fi Ma'ᾱni at Tanzῑl. Beirut: Dar al Kitᾱb al 'Ilmiyah

Al Alusi. 2001 Rūh al Ma'ᾱni fi Tafsῑr al Qur‟ᾱn al „Aẓῑm wa as Sab‟i al Maṡᾱni. Beirut: Dar

al Kitab al 'Ilmiyah

Al Muslimi, Kauṡar Mahmud, 2003, As Sa'yu al Haṡiṡ Ilaa Muṣṭalahi al Hadiṡ, Cairo:

Jami'ah al Azhar

Al Qardhawi, Yusuf, 1999, Berinteraksi Dengan al Qur‟ᾱn, Jakarta: Gema Insani Press

As Sunandaji, Abdul Qadir bin Muhammad Sa'id, 2004, Taqrῑb al Murᾱr. Cairo: Thaba'ah

Jazirah

As Sayuthi, Jalaluddin., Al Ᾱli al Masnū'ah fi al Ahᾱdiṡ al Mauḍū'ah. Cairo: Dar al Hadiṡ

As Suyuthi, 2003, Ad Dur al Manṡūr fi at Tafsῑr bi al Ma'ṡūr .jilid 3, Cairo: Markas Hijr li al

Bu'uṡ

Asy Syafrowi, Mahmud., 2012, Indeks Lengkap Ayat-ayat al Qur'ᾱn. Yogyakarta: Mutiara

Media

Asy Syafi‟I, Muhammad Ibrahim, 2005, Baṣᾱirul Jinᾱn fi „Ulūm al Qur'ᾱn, Cairo: Jami'ah al

Azhar

Aż Żahabi, Muhammad Husein., t, 2005, At Tafsῑr wal Mufassirūn. Juz 1. Cairo: Dar al

Hadiṡ,

------------------------------------------., 1996, Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran

al Qur'an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Badr, Abdullah Abu as Su‟ud, 2000, Tafsῑr aṣ Ṣahabah, Cairo: Dar Ibnu Hazm

Buchori, Didin Saefudin., 2005, Pedoman Memahami Kandungan Al Qur‟ᾱn. Bandung:

Granada Sarana Pustaka

Diktat, materi tafsir, 2005-2006, Ᾱyatun Mukhtaratun min Tafsῑr al Qur'ᾱn al Karῑm. Cairo:

Jami‟ah al Azhar

Page 23: SIKAP AL KHOZIN TERHADAP ISRᾹῙLIYYᾹT DALAM TAFSIR Ᾱ

Jurnal At-Tahfizh: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 80

Vol. 1 No. 01 Juli-Desember 2019

Departemen Pendidikan Nasional, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Isa, Muhammad., Mausū‟ah Isrᾱῑliyyᾱt wa Mauḍū‟at fi Kutubi at Tafsῑr. Cairo: Dar al

hikmah.

Kaṡir, Ibnu., 1999, al Bidᾱyah wa an Nihᾱyah. Cairo: Dar Hijr

---------------., 2012, Kisah Para Nabi. Terj. Dudi Rosyadi. Jakarta: Pustaka al-Kautsar

----------------., 2004, Tafsῑr al Qur'ᾱn al 'Aẓim. Cairo: Maktabah aṣ Ṣafa

MA, Syarif., Berdampingan dengan Nasrani. Depok: Korpus, 2003.

Ma'arif, Majid., Sejarah Hadiṡ. Jakarta: Nur al Huda, 2012.

Mahfan. Kisah 25 Nabi dan Rasul. Jakarta: Sandro Jaya, 2005.

Munawwir, A.W., 1997, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya:

Pustaka Progressif

Najjar, Affaf, 2007, Al-Wajiz fi Manᾱhijil Mufassirῑn. Cairo: Jami‟ah al-Azhar

Riandari, Henny, 2012, Biologi. Solo: Global

Sadik, Ahmad Zaghlul, 2010, Manᾱhij al Mufassirūn. Juz 1, Cairo: Jami'ah al Azhar

Shihab, Muhammad Quraisy, 2007, Wawasan al Qur‟ᾱn. Bandung: PT Mizan Pustaka

Syahbah, Muhammad Abu, 1408, Al Isrᾱῑliyyᾱt wa al Maudhū‟iyyᾱt, Cairo: Maktabah

Sunnah

Zaqzuq, Mahmud Hamdi, 2003, Al Mausū‟ah al Islamiyah al 'Amah. Cairo: Majlis A'la li

Asyuun al Islamiyah