Gambar 1. Titik Sampling Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015 Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan I.W.Restu, G.R.A.Kartika dan M.A.Pratiwi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Corresponding author: [email protected]P-PNL-282 Metode Penelitian Kesimpulan Kondisi ekosistem danau buyan saat ini berdasarkan indeks keanekaragaman fitoplankton dalam keadaan sedang dan tekanan ekologis sedang, hamper sama dengan yang terjadi di Danau Tamblingan. Untuk species ikan terjadi blooming jumlah spesies ikan zebra yang menyebabkan sulitnya ikan jenis lain untuk berkembang biak. Daftar Pustaka Masson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju Pertumbuhan Fitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Ucapan Terima Kasih Rektor Universitas Udayana Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang telah membiayai penelitian ini melalui PNBP 2015 Laboratorium Ilmu Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Kelompok Nelayan Danau Buyan dan Tamblingan Pendahuluan Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencana pengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat memerlukan data dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yang mempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memiliki data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagi pengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan dan Tamblingan. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan air hujan, dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akan bermuara ke danau tersebut (Manuaba, 2009). Hasil dan Pembahasan Status dan Potensi Danau Buyan dan Tamblingan Parameter Biologi Fitoplankton Tumbuhan air Spesies Ikan 1.8256 1.7720 1.5150 1.3761 1.8026 1.8090 1.4976 2.0486 1.7931 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Stasiun Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan (H') 1.7331 1.4915 0.9852 1.3993 1.3258 1.1698 1.4341 1.6886 1.5859 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Stasiun Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan(H') 0 100 200 300 400 500 600 700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELIMPAHAN IND/L STASIUN Kelimpahan Fitoplankton di Danau Tamblingan 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELIMPAHAN IND/L STASIUN Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan Grafik 1 dan 2. Kelimpahan Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan Grafik 3 dan 4. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan 0 50 100 150 200 250 Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas 48 218 7 42 17 1 Jumlah jenis (ekor) Jenis SD Ikan Spesies Ikan Di Danau Buyan Grafik 5. Jumlah dan Jenis Spesies Ikan Yang Berhasil Ditangkap Kesuburan perairan danau buyan dan tamblingan berdasrkan kelimpahan fitoplankton termasuk dalam perairan oligotrofik. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Kaswadji, 1993) yang menyatakan bahwa perairan oligotrofik memiliki kelimpahan fitoplankton antara 0-2.000 ind/l Nilai kenaekaragaman fitoplankton di Danau Buyan berkisar Antara 1,37- 2,04. Nilai 1≤ H’≤ 3 menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Mason, 1981). sedang Nilai keanekaragaman fitoplankton di Danau Tamblingan berkisar Antara 0,98 – 1,74. ini menunjukkan keanekargamanrendah menuju sedang.
49
Embed
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta ... fileSeminar Nasional Sains dan Teknologi ... Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Gambar 1. Titik Sampling
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015
Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas
Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan
Danau Buyan dan TamblinganI.W.Restu, G.R.A.Kartika dan M.A.Pratiwi
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas UdayanaCorresponding author: [email protected]
P-PNL-282
Metode Penelitian
KesimpulanKondisi ekosistem danau buyan saat ini berdasarkan indekskeanekaragaman fitoplankton dalam keadaan sedang dan tekanan ekologissedang, hamper sama dengan yang terjadi di Danau Tamblingan. Untukspecies ikan terjadi blooming jumlah spesies ikan zebra yangmenyebabkan sulitnya ikan jenis lain untuk berkembang biak.
Daftar PustakaMasson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York
Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju PertumbuhanFitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairandan Perikanan Indonesia
Ucapan Terima KasihRektor Universitas Udayana
Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Udayana,
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang telah membiayai penelitian ini
melalui PNBP 2015
Laboratorium Ilmu Perikanan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana
Kelompok Nelayan Danau Buyan dan Tamblingan
PendahuluanSebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan
Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belumterdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagipengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum
mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencanapengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat memerlukandata dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yangmempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memilikidata dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagipengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan danTamblingan. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan airhujan, dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akanbermuara ke danau tersebut (Manuaba, 2009).
Hasil dan Pembahasan
Status danPotensiDanau
Buyan danTamblingan
Parameter Biologi
FitoplanktonTumbuhanair
SpesiesIkan
1.8256 1.7720
1.51501.3761
1.8026 1.8090
1.4976
2.0486
1.7931
1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun
Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan (H')
1.7331
1.4915
0.9852
1.39931.3258
1.1698
1.4341
1.68861.5859
1 2 3 4 5 6 7 8 9Stasiun
Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan(H')
0
100
200
300
400
500
600
700
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KE
LIM
PA
HA
N I
ND
/L
STASIUN
Kelimpahan Fitoplankton di DanauTamblingan
050
100150200250300350400450500
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KE
LIM
PA
HA
N I
ND
/L
STASIUN
Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan
Grafik 1 dan 2. Kelimpahan Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan
Grafik 3 dan 4. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton di Danau Buyan dan Tamblingan
0
50
100
150
200
250
Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas
48
218
742
17 1
Jum
lah
jeni
s (e
kor)
Jenis SD Ikan
Spesies Ikan Di Danau Buyan
Grafik 5. Jumlah dan Jenis Spesies Ikan Yang Berhasil Ditangkap
Kesuburan perairan danau buyan dan tamblingan berdasrkan kelimpahanfitoplankton termasuk dalam perairan oligotrofik. Hal ini sesuai dengan pernyataan(Kaswadji, 1993) yang menyatakan bahwa perairan oligotrofik memiliki kelimpahanfitoplankton antara 0-2.000 ind/lNilai kenaekaragaman fitoplankton di Danau Buyan berkisar Antara 1,37- 2,04. Nilai1≤ H’≤ 3 menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisiekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang (Mason, 1981). sedang Nilaikeanekaragaman fitoplankton di Danau Tamblingan berkisar Antara 0,98 – 1,74. inimenunjukkan keanekargamanrendah menuju sedang.
RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS UDAYANA "'":
_T,~...-. -rn .~~ .GA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT \ Bukit Jimbaran, Bali Email : [email protected] Web : lppm.1mudac.id Telp I Fax : (0361) 703367
SER'rD'IKAT No : 1250/UN. 14.2/PNL03.00f20 15
Diberikau Kepada :
lr.l Wayan Restu, M.Si
SE8AliAI
PEMAI<ALAH SEMINAR NASIONAL SAINS dan TEKNOLOGIII
(SENASTEK II) 2~::l5
• lnovasi Humaniora, Sain(~it~)ef<tiologi untuk Pembangunan Berkelanjutan•
29 - 30 Oktober 20 IS di Patra Jasa Bali Resort and Villas Kuta, Badung, Bali
~
LAPORAN AKHIR
HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun
TIM PENELITI : 1. Ir. I Wayan Restu, M.Si (NIDN : 0025086402)
2. Gde Raka Angga Kartika, S.Pi., MP (NUPN : 9900981057)
3. Made Ayu Pratiwi, S.Pi., M.Si (NIDN : - )
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
ii
iii
RINGKASAN
Danau Buyan dan Tamblingan merupakan dua danau yang letaknya bersebelahan di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum terdata dan terinventarisasi secara memadai. Potensi sumberdaya hayati dan non hayati danau memberikan manfaat terhadap aktivitas manusia yang telah berlangsung dengan cukup intensif, antara lain penangkapan ikan, budidaya ikan, budidaya sayur-sayuran dan hortiklutura lainnya, pariwisata, rekreasi, dan transportasi. Aktivitas manusia ini dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan di Danau Buyan dan Tamblingan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang ” Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan”. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Danau Buyan dan Tamblingan selama 1 Tahun dari Bulan Juni 2015 sampai Juni 2016. Pengambilan contoh dilakukan pada enam titik pengamatan yaitu 3 di Danau Buyan dan 3 di Danau Tamblingan. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui kegiatan survey pengamatan langsung yang meliputi pengamatan, pengukuran lapangan, dan wawancara terstruktur terhadap responden, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan identifikasi dan analisis sampel di laboratorium. Data sekunder yang diperlukan berupa demografi dan demografi sosial, budidaya perairan, perikanan tangkap, tata guna lahan, infrastruktur dan data penunjang lainnya. Analisi data akan dilakukan terhadap parameter kualitas air, plankton, ikan dan tumbuhan air. Kata kunci : Danau Buyan dan Tamblingan, kualitas perairan, potensi sumberdaya hayati
iv
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan Penelitian yang berjudul
“Kajian Potensi Sumberdaya Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas
Lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan” dapat diselesaikan dengan baik.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini tentu tidak lepas dari
segala bentuk bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp. PD-KEMD, selaku Rektor Universitas
Udayana.
2. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana.
3. Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Kelautan dan
Perikanan Universitas Udayana
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas
Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
menyempurnakan laporan ini.
November, 2015
TIM PENELITI
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. i RINGKASAN …………………………………………………………………... ii PRAKATA …………………………………………………………………... iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 1 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 2 DAFTAR TABEL ................................................................................................. 3 DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. 4 BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 5 1. 1 Latar belakang ……………………………………………………............. 5 1. 2 Maksud dan Tujuan .……………………………………………................. 6 1. 3 Hasil Yang Diharapkan.……………………………………………….......... 7 1. 4 Sasaran...........................……………………………………………….......... 7 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….. 8 2. 1 Danau Buyan dan Danau Tamblingan...…………………………………… 8 2. 2 Plankton................................................……………………………………… 5 2. 3 Ikan........................................................……………………………………… 7 2. 4 Tumbuhan Air......................................……………………………………… 10 2. 5 Parameter Kualitas Air........................……………………………………… 11 BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN............................................ 15 3. 1 Tujuan............................................................................................................... 15 3. 2 Manfaat............................................................................................................. 15 BAB 4. METODE PENELITIAN ……………………………………………... 16 4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian.....……………………………………………. 16 4. 2 Peralatan......................................……………………………………………. 16 4. 3 Penentuan Stasiun.......................……………………………………………. 18 4. 4 Metode.........................................……………………………………………. 18 4. 5 Analisi Data..........................................……………………………………… 19 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI............................……………………………. 23 6. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 33 LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………............... 35
2
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Peta Lokasi Kegiatan............................................................... 16
2. Tabel 2. Parameter Kualitas Air Danau Buyan..................................... 23
3. Tabel 3. Parameter Kualitas Air Danau Tamblingan........................... 24
4. Tabel 4. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Buyan............................ 26
5. Tabel 5. Kelimpahan Zooplankton Di Danau Tamblingan.................. 26
6. Tabel 6. Jenis Tumbuhan Air di Danau Buyan dan Tamblingan........ 27
4
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 1. Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Buyan..............................25 2. Grafik 2. Kelimpahan Fitoplankton Di Danau Tmblingan......................25 3. Grafik 3. Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Buyan...................27 4. Grafik 4.Indeks Keragaman Fitoplankton di Danau Tamblingan......27
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Bali memiliki empat buah danau yaitu Danau Batur di Kabupaten
Bangli, Danau Beratan di Kabupaten Tabanan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan
di Kabupaten Buleleng. Danau Buyan dan Tamblingan yang terletak di Kecamatan
Sukasada Kabupaten Buleleng merupakan danau dataran tinggi di Bali yang menjadi
cadangan air penting bagi daerah Bali Utara.
Sebagai suatu sistem sumberdaya alam, perairan Danau Buyan dan
Tamblingan mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati yang belum
terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi
pengembangan multi-aktivitas dan konservasi perairan umum. Pengembangan
perikanan sebagai smemplah satu alternatif aktivitas masyarakat mempunyai arti yang
strategis dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar danau,
pengembangan pariwisata alam, dan pelestarian keanekaragaman hayati danau.
Selain sebagai cadangan sumberdaya air bagi Daerah Bali Utara, Danau Buyan
dan Tamblingan mempunyai arti strategis dan sangat vital bagi kehidupan masyarakat
di desa-desa sekitar kawasan danau. Berbagai aktivitas manusia berbasis sumberdaya
alam danau telah berlangsung dengan cukup intensif, antara lain penangkapan ikan,
budidaya ikan, budidaya sayur-sayuran dan hortiklutura lainnya, pariwisata dan
rekreasi, transportasi dan lain sebagainya.
Peranan perairan danau dalam menunjang pri-kehidupan masyarakat dalam arti
luas sangat ditentukan oleh tingkat produktivitas danau, baik produktivitas primer,
sekunder dan tersier. Produktivitas primer danau dapat dilihat dari kelimpahan dan
keanekaragaman phytoplankton dan tumbuhan air yang merupakan komponen dasar
dalam sistem rantai makanan di perairan. Tumbuhan air merupakan komponen penting
dalam sistem ekologi danau, namun di sisi lain kehadirannya dapat menimbulkan
masalah besar pada kelangsungan produktivitas danau sehingga perlu dikontrol, baik
secara alamiah maupun intervensi manusia. Produktivitas primer ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi kualitas air, baik secara fisik maupun kimiawi. Kualitas air
danau dalam menunjang produktivitas primer selain dipengaruhi oleh kondisi geologi
danau, juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sekitarnya.
6
Produktivitas primer akan mempengaruhi produktivitas sekunder, yaitu dapat
dianalisis dari kelimpahan zooplankton dan ikan-ikan herbivora (grazing), serta
produktivitas 3 tersier dapat dilihat dari kelimpahan dan keanekaragaman komunitas
ikan. Keseimbangan antara produktivitas primer, sekunder dan tersier merupakan
jaminan bagi mantapnya sistem ekologi danau, yang secara agregat menuju pada
kapasitas atau daya dukung yang tinggi. Daya dukung yang tinggi yang ditunjang oleh
produktivitas yang tinggi pula dengan tingkat kestabilan ekosistem yang mantap
merupakan modal dasar dalam pengembangan perikanan danau secara mandiri.
Untuk mengetahui potensi sumberdaya danau dalam menunjang rencana
pengembangan pembangunan dan rencana pemberdayaan masyarakat perlu adanya
data dasar (base data) potensi sumberdaya hayati maupun non hayati yang
mempengaruhi tingkat daya dukungnya. Semua danau-danau di Bali belum memiliki
data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya alamnya bagi
pengembangan perikanan, pariwisata dan lainnya termasuk Danau Buyan dan
Tamblingan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menghambat optimalnya
intervensi kebijakan dalam mengembangkan perikanan, pariwisata, dan alternatif
lainnya di danau secara lestari dan berkelanjutan sebagaimana prinsip-prinsip
pemanfaatan sumberdaya alam. Selain itu, berbagai isu-isu strategis dan permasalahan
lingkungan yang turut mempengaruhi daya dukung perairan danau bagi
pengembangan pembangunan ke depan yang lebih optimal juga perlu diketahui.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud pelaksanaan kegiatan “Melakukan penelitian potensi sumberdaya
hayati dan kualitas air sebagai indicator kualitas lingkungan Danau Buyan dan
Tamblingan” adalah menyediakan data dan informasi mengenai potensi sumberdaya
hayati dan kualitas air Danau Buyan dan Tamblingan” dan daya dukung danau bagi
pengembangan perikanan, pariwisata, dan konservasi. Tujuannya adalah untuk
mengkaji dan mengidentifikasi potensi sumberdaya hayati dan kualitas air sebagai
indikator kualitas lingkungan Danau Buyan dan Tamblingan” dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan perikanan, pariwisata, dan konservasi.
7
1.3 Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan “Kajian Potensi Sumberdaya
Hayati dan Kualitas Air Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Danau Buyan dan
Tamblingan” ini adalah :
1. Tersedianya data dan informasi yang memadai mengenai potensi sumberdaya
hayati, dan kualitas air Danau Buyan – Tamblingan.
2. Sebahan bahan publikasi pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi.
3. Menjadi acuan pengambil kebijakan untuk merumuskan kebijakannya dan bagi
stakeholder lainnya untuk menentukan pilihan-pilihan dalam pendayagunaan
potensi yang ada bagi pengembangan kegiatan perikanan.
4. Menjadi acuan penetapan kawasan Danau Buyan dan Tamblingan” sebagai
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Daerah Propinsi Bali
1.4 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah terwujudnya pembangunan perikanan,
pariwisata, dan konservasi danau yang optimal, lestari dan berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan perekonomian daerah.
Disamping itu untuk meningkatkan budaya untuk melakukan penelitian dan mutu
penelitian di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan
Perikanan, Universitas Udayana.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Danau Buyan dan Danau Tamblingan
Danau Buyan merupakan danau kaldera yang terbentuk dari hasil letusan
gunung api dan runtuhan Gunung Beratan dan Buyan Purba. Keadaan ini dapat terlihat
dari dinding sisi Utara danau yang curam dan membentuk tebing terjal (Dinas PU.,
2000 dalam Manuaba, 2009). Danau Buyan memiliki daerah tangkapan seluas 24,1
km2; dengan panjang 3,7 km dan lebar 1,25 km. Luas permukaan airnya adalah 3,67
km2; kedalaman ratarata 31,7 m; dan kedalaman maksimal 69 m. Volume air Danau
Buyan adalah 116,25 X 106 m3 (Bapedalda Regional II, 1999; Dinas PU., 2000). Air
Danau Buyan berasal dari air hujan, baik air hujan yang langsung jatuh pada danau
maupun air hujan yang jatuh di daerah tangkapan dan menjadi air limpasan, dan air
yang mengalir melalui 11 buah drainase di sisi sebelah timur dan selatan danau.
Sumber air lainnya adalah air yang berasal dari mata air Yeh Masem dengan debit 0,5
L/detik (Dinas PU., 2000). Air yang keluar danau utamanya dimanfaatkan untuk
pertanian, kebutuhan rumah tangga maupun untuk air minum yang dikelola secara
komersial oleh PDAM setempat. Di Danau Buyan juga terjadi penurunan volume air
akibat penguapan, mengalir melalui rengkahan menjadi mata air dan terserap di dasar
danau. Danau Buyan sebenarnya berfungsi sebagai reservoir penampungan air hujan,
dengan konsekuensi semua cemaran yang berasal dari sekitar danau akan bermuara ke
danau tersebut (Manuaba, 2009).
2.2 Plankton
Plankton adalah organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya
berukuran relatif kecil (mikro), hidup melayang-layang di air, tidak mempunyai daya
gerak/kalaupun ada daya gerak relatif lemah sehingga distribusinya sangat dipengaruhi
oleh daya gerak air, sepeti arus dan lainnya (Nybakken, 1992). Plankton terbagi dua
jenis yakni plankton tumbuhan (fitoplankton) dan plankton hewan (zooplankton)
(Newel & Newel, 1977). Plankton diaplikasikan untuk seluruh hewan dan tumbuhan
yang hidup secara bebas di air karena keterbatasan pergerakannya atau secara pasif
melawan arus perairan karena memiliki flagel (Heddy & Kurniati, 1996).
9
Plankton di perairan terdapat dalam jumlah komposisi jenis dan kelimpahan
yang sangat bervariasi tergantung dengan kondisi lingkungan perairan tersebut
(Reynolds et al., 1984). Perubahan ukuran, jenis dan jumlah populasi plankton di
perairan dapat menggambarkan keadaan struktur komunitas perairan. Struktur
komunitas plankton merupakan kumpulan populasi plankton yang terdiri dari
fitoplankton dan zooplankton pada suatu habitat tertentu yang saling berinteraksi di
dalam suatu stratifikasi tertentu (Odum,1998).
Plankton mempunyai sifat selalu bergerak dapat juga dijadikan indicator
pencemaran perairan. Plankton akan bergerak mencari tempat yang sesuai dengan
hidupnya apabila terjadi pencemaran yang mengubah kondisi tempat hidupnya.
Dengan demikian terjadi perubahan susunan komunitas organisme di suatu perairan di
mana hal ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya pencemaran di perairan. Dalam hal
ini terdapat jenis-jenis plankton yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
mengetahui hal tersebut sesuai dengan kondisi biologi perairan tersebut (Mulyono,
1992).
2.2.1 Fitoplankton
Fitoplankton merupakan tumbuhan renik mulai dari ganggang bersel satu
sampai dengan ganggang bersel banyak. Fitoplankton adalah kunci yang membuka
semua kehidupan dalam air, karena fitoplankton mempunyai klorofil untuk
berfotosintesis (Hasmaini dkk, 2012). Fitoplankton mempunyai pigmen warna dan
sebagian besar berwarna hijau, karena adanya semacam klorofil (a sampai d). Menurut
Thurman (1984) dalam perairan fitoplankton merupakan produsen primer (produsen
utama dan pertama), sehingga keberadaan fitoplankton dalam perairan mutlak adanya.
Fitoplankton dapat dibagi menjadi empat divisi, antara lain : Diatomae (Chrysophyta),
Ceratophyllum demersum L. Jumlah jenis tumbuhan air paling banyak ditemukan pada
stasiun pengamatan 1,2 dan 3, serta jumlah jenis tumbuhan air paling sedikit
ditemukan pada stasiun 7. Hal ini mungkin disebabkan oleh pada dtasiun 1,2, dan 3
berada dekat pada pemukiman pemduduk, sehingga tumbuhan mendapatkan masukan
zat hara yang cukup tinggi. Sedangkan pada stasiun 7 berada dekat dengan hutan,
sehingga masukan zat hara sedikit. Keberadaan zat hara bagi tumbuhan merupakan
salah satu factor penting dalam pertumbuhan tumbuhan air.
Jenis tumbuhan yang di teumkan di Danau Tamblingan yaitu, Paspalum
repens, Nymphoides indica, Myriophyllum brasiliense. Pada Danau Tamblingan
tumbuhan air yang ditemukan tidak begitu banyak dan rata-rata setiap stasiun
pengamatan terdapat tidak lebih dari 2 jenis tumbuhan air. Hal ini dapat disebabkan
oleh kondisi Danau Tamblingan yang masoh alami dan tidak banyak terdapat
masukanzat hara dari daratan.
29
4.4 Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan di Danau Buyan
Pengamatan yang dilakukan di Danau Buyan terhadap jenis-jenis ikan hasil
tangkapan didapatkan bahwa terdapat enam jenis ikan hasil tangkapan, yaitu Ikan
Nilem, Zebra, Nila, Udang, Mujair, dan Mas. Jumlah ikan hasil tangkapan yang
terbanyak yaitu pada jenis ikan zebra dan jenis ikan hasil tangkapan terendah yaitu
pada jenis ikan mas.
Gambar 1. Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Di Danau Buyan
Ikan Zebra ditemukan paling banyak tertangkap karena selain ikan tersebut
merupakan ikan hasil tangkapan sampingan dari jaring yang digunakan oleh nelayan,
ikan tersebut juga ditangkap dengan alat tangkap pancing oleh pengunjung.
Pengunjung Danau Buyan banyak melakukan wisata berupa wisata memancing yang
sebagian besar hasil tangkapan merupakan Ikan Zebra.
2.1 Hubungan Panjang Bobot
Pertumbuhan merupakan perubahan baik panjang, berat, maupun volume yang
terjadi dalam waktu tertentu. Studi tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan
penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi umur (Sparre dan Venema 1999). Berat
dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang berat
digambarkan dengan W = aLb, dimana a dan b adalah konstanta yang didapatkan dari
perhitungan regresi, sedangkan W adalah berat dan L adalah panjang. Hubungan
0
50
100
150
200
250
Nilem Zebra Nila Udang Mujair Mas
48
218
742
171
Jum
lah
jen
is (
eko
r)
Jenis SD Ikan
30
panjang bobot hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa bobot ikan sebagai pangkat
tiga dari panjangnya (Effendie 1997). Hubungan antara dua variabel tersebut dapat
diketahui dengan menggunakan analisis regresi. Hubungan panjang bobot Ikan Nilem
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan Panjang Bobot Ikan Nilem
Hasil Regresi didapatkan persamaan hubungan panjang dan bobot Ikan Nilem
yaitu W = 0.1006L2.3298. Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 934.68 dan nilai t tabel
sebesar 3.2028, sehingga thit>ttab, yang artinya adalah tolah H0. Nilai slope (b) yang
didapat sebesar 2.3298< 3, sehingga pola pertumbuhan Ikan Nilem adalah allometrik
negatif. Allometrik negative berarti bahwa pertambahan panjang lebih dominan dari
pada pertambahan bobot. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Ikan Nilem memiliki
tubuh yang langsing. Effendie (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi
faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu
jumlah makanan yang tersedia dan kualitas air (Pratiwi, 2013). Model ini memiliki
nilai R2 sebesar 54.78%, sehingga model ini dapat dikatakan telah mewakili keadaan
sebenarnya di alam sebesar 54.78%.
W = 0.1006L2.3298
R² = 0.5478
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
31
Gambar 2. Hubungan Panjang Bobot Ikan Zebra
Hasil Regresi didapatkan persamaan hubungan panjang dan bobot Ikan Nilem
yaitu W = 0.0525L2.4442. Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 26.35 dan nilai t tabel
sebesar 3.0593, sehingga thit>ttab, yang artinya adalah tolah H0. Nilai slope (b) yang
didapat sebesar 2.442< 3, sehingga pola pertumbuhan Ikan Zebra adalah allometrik
negatif. Allometrik negative berarti bahwa pertambahan panjang lebih dominan dari
pada pertambahan bobot. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Ikan Zebra memiliki
tubuh yang langsing. Model ini memiliki nilai R2 sebesar 53.89%, sehingga model ini
dapat dikatakan telah mewakili keadaan sebenarnya di alam sebesar 53.89%.
Pada ikan Nilem dan Ikan Zebra sama-sama memiliki nilai b yang lebih kecil daripada
3 dan pertumbuhan bersifat allometrik negatif. Jika nilai b lebih kecil dari 3
menunjukkan pertambahan berat lebih lambat dari pertambahan panjangnya (Effendie
2005). Hal ini mengindikasikan bahwa ikan tersebut tergolong kurus yang mungkin
disebabkan oleh persaingan makanan dan ruang di habitat mereka. Bagenal dan Tesch
in Kunto (2005) menambahkan bahwa nilai konstanta b juga dipengaruhi oleh letak
geografis, kondisi lingkungan seperti musim, tingkat kepenuhan lambung, penyakit
dan parasit yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan
W = 0.0525L2.4442
R² = 0.5389
0
5
10
15
20
25
5 6 7 8 9 10 11
32
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesuburan perairan Danau Buyan dan Tamblingan berdasarkan kelimpahan
fitoplankton termasuk kedalam perairan oligotrofik
Berdasarkan indeks keragaman fitoplankton, ekosistem Danau Buyan dan
Tamblingan menunjukkan bahwa Keanekaragaman sedang, produktivitas
cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang
Jenis-jenis ikan hasil tangkapan di Danau Buyan bahwa terdapat enam jenis
ikan hasil tangkapan, yaitu Ikan Nilem, Zebra, Nila, Udang, Mujair, dan Mas.
Saran
Perlu dilakukan poenelitian serupa dengan jangka waktu yang lebih lama,
shingg dat yang didapatkan dapat menggambarkan keadaan Danau Buyan dan
Tamblingan setiap musim.
33
DAFTAR PUSTAKA
Barus. 2004. Pengantar Limnologi, Studi tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA USU. Medan. Basmi, J. 1994. Planktonologi : Teknik Menghitung Plankton (Tidak Dipublikasikan). Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Boyd, C. E. 1968. Fresh water plants: a potential sources of protein. Econ. Bot., 22:359-368. Chambers, K. L. 1970. Biochemical coevolution. Twenty-ninth Biology Colloquium, Oregon state, University Press. Eugene Effendie, M.I. 2003. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. 162 h. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta. Frits, T, O. Kalesaran dan R. Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air Pada Areal Budidaya Ikan Di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan Mei 2013 Vol. 1 No. 2 : 8-19 Indrawati dan Muhsin. 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Air Pada Perairan Sungai Dan Rawa Di Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. WARTA - WIPTEK, Volume 16 Nomor : 02 Kaswadji. 1993. Produktivitas Primer dan Laju Pertumbuhan Fitopalnkton di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Kunto et al. 2005. Pertumbuhan, mortalitas, dan kebiasaan makan ikan tawes (Barbodes gonionotus) di Waduk Wonogiri. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 11(2):1-7 Masson, J.F.1981.Biology of Freshwater Pollution.Inc, New York Michael, P. 1994. Metoda Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan danLaboratorium. UI Press. Jakarta.
34
Nikijuluw, V. P. H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo. 254 h. Nurdin, S. 2009. Bahan Ajar Kuliah Tumbuhan Air. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru, Tidak diterbitkan Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta: 697 pp. Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company Odum, E.P., G. W. Barrett., 2005. Fundamentals of ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United State. 598 p. Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Wilayah Pesisir Selatan Bali. [Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Reynolds, C. S., J. G. Tundisi, and K. Hino. 1984. Observation on a metalimnetic phytoplankton population in a stably stratified tropical lake. Arch. Hydrobyol. 97: 7-17. Southwood, T.R.E. and P.A. Anderson. 2000. Ecological Methods. London: Blackwell Science Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Cetakan kedua. PT. Rineka Cipta. Jakarta Soedarti. T., J. Aristiana & A Soegianto. 2006, Diversitas Fitoplankton pada Ekosistem Perairan Waduk Sutami. Malang, Berkas Penelitian Hayati 11 : 97 – 103 Von Geldren, C. E, Jr. 1966. Warm Water Lake Management in A. Calhoun (Ed),\ Inland Fisheries Management. State of California, The Resources Agency, Department of Fish and Fish Game. 546 h.