Top Banner
seminar manajemen operasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tujuan umum perusahaan adalah memproduksi secara sukses, ekonomis, tepat waktu sesuai dengan janji yang diberikan, dan memperoleh keuntungan. Salah satu fungsi yang terpenting dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut adalah Perencanaan dan pengendalian produksi. Karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. Oleh karena itu perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara bekala dengan jalan melakukan pengendalian. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan usaha-usaha manajemen untuk merencanakan dasar-dasar dari proses produksi dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan pada waktunya dengan biaya yang minimal dan mengatur secara menganalisis mengenai pengorganisasian dan pengkoordinasian bahan-bahan, peralatan, tenaga manusia dan tindakan-tindakan lain yang dibutuhkan, pengendalian produksi dilakukan untuk memastikan proses produksi berjalan baik sesuai dengan rencana
24

seminar manajemen operasional

Feb 04, 2023

Download

Documents

Maya Indriyani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: seminar manajemen operasional

seminar manajemen operasional

BAB I PENDAHULUAN

A.       Latar belakang

Tujuan umum perusahaan adalah memproduksi secara sukses,

ekonomis, tepat waktu sesuai dengan janji yang diberikan, dan

memperoleh keuntungan. Salah satu fungsi yang terpenting dalam

usaha untuk mencapai tujuan tersebut adalah Perencanaan dan

pengendalian produksi. Karena perencanaan ini berkaitan dengan

masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan

yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan

beberapa asumsi. Oleh karena itu perencanaan tidak akan selalu

memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dalam rencana

tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus

dievaluasi secara bekala dengan jalan melakukan pengendalian.

Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan usaha-usaha

manajemen untuk merencanakan dasar-dasar dari proses produksi

dan aliran bahan, sehingga menghasilkan produk yang dibutuhkan

pada waktunya dengan biaya yang minimal dan mengatur secara

menganalisis mengenai pengorganisasian dan pengkoordinasian

bahan-bahan, peralatan, tenaga manusia dan tindakan-tindakan

lain yang dibutuhkan, pengendalian produksi dilakukan untuk

memastikan proses produksi berjalan baik sesuai dengan rencana

Page 2: seminar manajemen operasional

produksi yang telah dibuat sebelumnya. Jika dalam pelaksanaan

proses produksi terjadi penyimpangan yang cukup besar, maka

perlu diadakan tindakan-tindakan penyesuaian untuk membenahi

penyimpangan yang terjadi.

Perencanaan kapasitas adalah salah satu usaha perencanaan dan

pengendalian produksi untuk menentukan tingkat kapasitas yang

diperlukan untuk melaksanakan jadwal produksi, dibandingkan

terhadap kapasitas yang tersedia dan tindakan-tindakan

penyesuaian yang diperlukan terhadap tingkat kapasitas atau

jadwal produksi. Kapasitas mengukur kemampuan dari suatu

fasilitas produksi untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam

periodewaktu tertentu dan merupakan fungsi dari banyaknya

sumber-sumber daya yang tersedia, seperti : peralatan, mesin,

personil, ruang dan jadwal kerja.

Usaha kerupuk sebagai industry yang bergerak dibidang

produksi harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik

kepada konsumen. Dengan menyelesaikan produk tepat waktu sesuai

dengan pemesanan konsumen. Dengan sumber daya yang telah

dimiliki, maka usaha batu bata harus dapat memproduksi dan

meningkatkan serta mampu bersaing dari segi pelayanan agar

tidak mengecewakan konsumen, karena konsumen sebagai pengguna

terakhir suatu produk tidak menginginkan produk yang mereka

pesan tidak sampai sesuai dengan pesanan yang diinginkan.

Page 3: seminar manajemen operasional

Perencanaan kapasitas memberikan kontribusi bagi perusahaan

untuk menentukan tingkat kapasitas yang diperlukan dalam

melakukan jadwal produksi yang berguna bagi pencapaian target

produksi. Jika terjadi kekurangan kapasitas, hasilnya berupa

kekurangan pencapaian target produksi, pengiriman produk ke

konsumen terlambat dan kehilangan kepercayaan system manajemen

perusahaan. Sebaliknya, jika kapasitas berlebihan, operasi

pabrik tidak efisien, biaya tinggi dan berkurangnya keuntungan.

Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan bagi penulis untuk

menyusun tugas akhir yang berjudul “PENENTUAN PERENCANAAN

KAPASITAS UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN

KERUPUK YANG BERLOKASI DI TANJUNG SELOR”

B.        Perumusan Masalah

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam

manifaktur maupun jasa tentu menyadari bahwa kelangsungan hidup

perusahan lebih penting daripada sekedar laba yang besar.

Sekalipun untuk dapat terus bertahan perusahaan memerlukan

keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan

tersebut, produk yang dibutuhkan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan,

dsb.) salah satu ujung dari masalah ini adalah perencanaan

kapasitas yang harus baik, agar output yang dihasilkan baik

Page 4: seminar manajemen operasional

berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup

perusahaan.

Dalam hal ini perencanaan kapasitas merupakan suatu paktor

pokok yang dapat mempengaruhi proses produksi pada suatu

perusahaan agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik,

dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya

perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh

sehingga sebuah perusahaan memiliki deviasi produksi yang solid

dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup

perusahaan.

C.        Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak lepas dari tujuan, maka adapun

tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah “Untuk Mengetahui Perencanaan Kapasitas yang

dilaksanakan oleh Usaha Kerupuk yang berlokasi di Tanjung

Selor”

Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi penulis sendiri, bagi pihak perusahaan

yang diteliti, para pembaca, maupun pihak-pihak lain yang

berkepentingan.

1.      Manfaat Akademis

Penelitian ini erat kaitannya dengan mata kuliah Manajemen

Operasional, sehingga dengan melakukan penelitian ini

Page 5: seminar manajemen operasional

diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat

lebih mudah memahaminya.

2.      Manfaat Dalam Implementasi atau Praktik

Penelitian ini difokuskan pada Usaha Kerupuk di Tanjung Selor

sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada Usaha

Kerupuk di Tanjung Selor.

D.       Sistematika Penulisan

Gambaran tentang isi makalah ini dapat dilihat pada

sistematika penulisan dibawah ini :

Bab I

Bab

II

Bab

III

Bab IV

:

:

:

:

Pendahuluan merupakan bab yang

berisikan Latar Belakang, Perumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan

Penelitian, Serta Sitematika

Penulisan.

Tinjauan Pustaka yang berisikan Dasar

Teori.

Metode Penelitian merupakan Bab yang

berisikan Defenisi Perencanaan

Kapasitas, Waktu dan Tempat

Page 6: seminar manajemen operasional

Penelitian, Tekhnik Pengumpulan Data.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.       Dasar Teori

1.      Tinjauan Tentang Perencanaan Kapasitas

a.      Pengertian Kapasitas

Kapasitas merupakan kemampuan pembatas dari unit produksi

untuk berproduksi dalam waktu tertentu dan biasanya dinyatakan

dalam bentuk keluaran (output) persatuan waktu.

Beberapa definisi kapasitas secara umum adalah sebagai berikut:

         Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktupabrik yang dirancang

         Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yangmenunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuanmemproduksinya

         Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yangditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen,supervisi dan para operator mesin

Page 7: seminar manajemen operasional

         Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata persatuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat

         Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yangdapat dapat dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkindilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapuspenundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dll.

b.      Pengertian Perencanaan Kapasitas Produksi.

Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalahjumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktutertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekalijalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekaliproduksi Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti : a.   Kapasitas tenaga kerja b.   Kapasitas mesin c.    Kapasitas bahan baku d.   Kapasitas modal

I.                    Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek

Digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yangbersifat mendadak di masa yang akan datang. Umumnya perusahaantidak beroperasi secara penuh 24 jam dan 7 hari/minggu. Padaumumnya untuk usaha berskala kecil yang berproduksi berdasarkanpesanan, contoh : catering, penjahit dll. Menurut Krajewzki danRitzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang dapat digunakanperusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangkapendek :

1.         Meningkatkan jumlah sumber daya :

a. Penggunaan kerja lembur b. Penambahan regu kerja

c. Memberikan kesempatan kerja secara part-time d. Sub-kontrak e. Kontrak kerja

2. Memperbaiki penggunaan sumber daya :

Page 8: seminar manajemen operasional

a. Mengatur regu kerja b. Menetapkan skedul

3. Memodifikasi produk : a. Menentukan standar produk b. Melakukan pengawasan kualitas

4. Memperbaiki permintaan : a. Melakukan perubahan harga b. Melakukan perubahan promosi

5. Tidak memenuhi permintaan : tidak mensuplai semua permintaan.

II. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang

Dalam perencanaan kapasitas jangka panjang segalakemungkinan yang terjadi sudah dapat diperkirakan sebelumnyasecara matang. Ada 2 strategi yang dapat ditempuh perusahaan :

a. Strategi Melihat dan Menunggu (Wait and See Strategy)

Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy) adalahstrategi hati-hati karena kapasitas produksi akan dinaikkanapabila permintaan konsumen sudah naik.

b. Strategi Ekspansionis

Strategi ekspansionis adalah strategi melebihi produksi / diatas permintaan, sehingga diharapkan tidak terjadi kekuranganproduk di pasaran yang menyebabkan peluang masuknya pesainglain & menjamin pelayanan terbaik dengan tersedianya produk dipasaran.

2.      Metode Perencanaan Kapasitas Produksi

Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi terdiri dari :

1.      Metode Break Even Point (BEP)

Page 9: seminar manajemen operasional

BAB . III

METODE PENELITIAN

A.       Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis akan memberikan batasan secara

operasional mengenai masalah yang diteliti yaitu berhubungan

dengan perencanaan Kapasitas pada usaha Kerupuk di Tanjung

Selor.

Yang dimaksud dengan perencanaan Kapasitas Produksi dalam

proses produksi pada Usaha Kerupuk di Tanjung Selor pada

peneliatian ini adalah meliputi beberapa aspek perencanaan yang

Page 10: seminar manajemen operasional

mempengaruhi faktor-faktor besarnya jumlah produksi pada

perusahaan jasa. Dalam rangka memperbesar volume produksi maka

perusahaan berusaha untuk lebih meningkatkan kapasitas

produksinya kearah yang lebih baik dengan cara meningkatkan

produksinya. Dengan meningkatkan produksi serta penambahan

tenaga kerja maka akan meningkatkan minat konsumen terhadap

jasa yang kita tawarkan.

B.                 Waktu, Tempat dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian untuk

melakukan suatu penelitian adalah dilakukan pada Usaha Kerupuk

di Tanjung Selor. Usaha ini bergerak pada bidang produksi.

Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan

metode penelitian deskriftif. Pada umumnya penelitian

deskriftif merupakan penelitian non hipotesis, sehingga langkah

penelitiannya tidak merumuskan hipotesis.

C.                 Perincian Data yang Diperlukan

Page 11: seminar manajemen operasional

Berdasarkan judul dalam penelitian ini rincian data yang

penulis perlukan adalah sebagai berikut :

1.      Studi Pustaka adalah penelitian yang bersifat kepustakaan

dengan mempelajari teori-teori yang ada pada literatur sebagai

dasar teoritis.

2.      Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek

penelitian yang bersifat relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Data ini terdiri dari

Wawancara berupa penjelasan langsung dari pihak-pihak terkait

diperusahaan mengenai data yang diperlukan.

D.     Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan (Field Work Research) yaitu

pengumpulan data langsung yang menjadi objek penelitian dengan

cara melihat langsung terhadap aktivitas perusahaan dengan

menggunakan metode :

1.      Metode Wawancara (Interviuw). Dalam hal ini penulis

mengadakan wawancara dengan Pimpinan perusahaan batu bata untuk

memperoleh keterangan atau data yang diperlukan.

2.      Metode Pengamatan (Obserpasi). Yaitu pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian.

Page 12: seminar manajemen operasional

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A.       Sejarah Usaha pembuatan kerupuk Tanjung Selor

Usaha pembuatan kerupuk Tanjung Selor mulai beroperasi sejak

tahun 2009 yang awalnya hanya merupakan usaha keluarga di mana

pekerjanya hanya 2 orang,

Pada tahun 2010 usaha kerupuk menambah karyawan menjadi 4

orang yang dengan harapan untuk dapat mencapai produksi yang

berkualitas dan lebih banyak.

B.        Stuktur Organisasi Perusahaan

Uraian Tugas Pengurus, Manajer dan Karyawan usaha pembuatan

kerupuk :

Page 13: seminar manajemen operasional

1.      Ketua : Memimpin, mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan

tugas anggota lainnya.

2.      Anggota : bertanggungjawab dalam bidang Produksi kerupuk

BAB V

ANALISIS DAN PERUMUSAN MASALAH

A.       Hasil Analisis

Analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan adalah di dalam

penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar jumlah

penjualan batu bata yang dapat di capai dalam rangka

perencanaan kapasitas penjualan keuntungan maka perlu di adakan

perhitungan break even point (BEP).

Dibawah ini ds Dibawah ini data Industri kerupuk selama tahun

2010.

Tabel 1 . BahanTepung yang digunakan selama tahun 2010.

Bulan Bahan Baku

( Tepung )

( Rp. )Januari

Pebruari

540.000

540.000

Page 14: seminar manajemen operasional

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

580.000

550.000

580.000

540.000

580.000

580.000

550.000

580.000

580.000

580.000Total 6.780.000

Sumber : Industri Kerupuk Tahun 2010

Tabel 2. Produksi Kerupuk tahun 2010

Bulan Produksi Kerupuk

(Bungkus)Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

3.200

4.400

3.400

4.300

4.500

4.100

3.800

4.700

4.000

5.500

4.600

5.000Total 51.500

Sumber : Industri Kerupuk Tahun 2010

Page 15: seminar manajemen operasional

Tabel 3. Hasil Penjualan Kerupuk tahun 2010

Bulan Bahan Baku

( Tepung)

( Rp. )Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

5.020.000

6.760.000

5.020.000

7.600.000

5.020.000

7.600.000

6.020.000

5.020.000

5.600.000

6.020.000

5.600.000

7.020.000Total

72.300.000Sumber : Industri Kerupuk Tahun 2010

Tabel 3. Biaya listrik industry Kerupuk tahun 2010

Bulan ( Rp. )Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

500.000

760.000

650.000

600.000

700.000

600.000

820.000

Page 16: seminar manajemen operasional

Agustus

September

Oktober

November

Desember

900.000

1.000.000

1.050.000

1020.000

1.000.000Total

9.600.000Sumber : Industri Kerupuk Tahun 2010

Sebelum menghitung Break Even Point ( BEP ), kita harus

menentukan dulu biaya tetap dan biaya variabel.

Tabel 4. Daftar Biaya Tetap Industri Kerupuk tahun 2010

Bulan Bahan Baku

( Tepung )

( Rp. )Penyusutan

Kendaraan

Gaji

Biaya Air

Biaya

Administrasi

Biaya

Pemeliharaan

1.400.000

6.000.000

1.200.000

1.260.000

1.920.000

Total

11.780.000Sumber : Industri Kerupuk tahun 2010

Biaya variabel pada industri Kerupuk ini adalah biaya

bahan baku yaitu Tepung selama tahun 2009 sebesar Rp. 6.780.000

,-

Page 17: seminar manajemen operasional

Sedangkan biaya variabel perunit adalah Rp. 108,-

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung besarnya Break Even

Point, baik kuantitas maupun jumlah Rupiah.

BEP ( Q )= 

FC P-V

11.780.000 800 – 108

11.780.000 692

= 17.023,12 dibulatkan 17.023

= 17.023 bungkusJadi Break Even Point pada penjualan 17.023 kerupuk satu tahun 2010

BEP ( Rp ) = FC

1 -  VC

S

=  11. 780.000

1 - 

Page 18: seminar manajemen operasional

6.780.000 72.300.000

=  11.780.000

1 – 0,09

=  11.780.000

0,91

= 12.945.054 dibulatkan Rp. 12.945.054

Pembuktian Break Even Point

Pada Kerupuk untuk Tahun 2010

Penjualan :

17.0223 x 800

Biaya Variabel

17.023 x 108

=

=

13.618.4

00

-  1.838.400

Batas

Kontribusi

Biaya Tetap

=

=

11.780.0

00

-  11.780.000

Laba

Bersih

= 0,-

Pembulatan

Rp. 1.838.484- dibulatkan

Rp. 1.838.400

Sumber : Industri kerupuk Tahun 2010

Dibawah ini adalah data untuk mengetahui beberapa besarnya

laba pada tahun 2010

Page 19: seminar manajemen operasional

Laporan Laba Rugi

Pada Industri Kerupuk

Untuk Tahun 2010

Penjualan

Biaya Variabel

=

=

72.300.0

00

 6.780.000

Bata

s Kontribusi

Biaya Tetap

=

=

65.520.0

00

 11.780.000

Laba

Bersih

= 5374

0.000

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun

2010 Industri kerupuk memperoleh laba sebesar Rp. 53.740.000

Break Even Point ( BEP ) dalam Bentuk Grafik

Perencanaan Laba Usaha Perusahaan yang menghitung dengan

rumus Break Even Point maupun dapat disajikan dalam bentuk

Grafik Break Even Point agar lebih mudah di pahami.

Grafik Break Even Point dapat pula digambarkan secara

lebih terinci sesuai urutan penutupan biaya pada tingkat

penjualan yang akan dicapai, oleh karerna itu biaya dirinci

Page 20: seminar manajemen operasional

dalam biaya variabel dan biaya tetap. Gambar Grafik Break Even

Point digambarkan didasarkan pada jumlah keseluruhan baik

penjualan, biaya variabel dan biaya tetap.

Total Sales 

Rp. ( Biaya ) Gambar 3. BEP Bentuk Grafik

 

51.500 

17.023  Margin Of Safety

Margin Of Safety aatau batasa keamanan yang merupakan

Page 21: seminar manajemen operasional

suatu persentase yang menunjukkan batas sampai seberapa besar

penjualan yang di budjeekan oleh turun tetapi perusahaan tidak

memperoleh laba maupun menderita kerugian.

x 100 % 

MS = Penjualan yang direncanakan – penjualan pada Break Even Point

Penjualan

yang direncanakan

x 100 % 

=  51.500 – 17.023 51.500

x 100 % 

=  34.477

51.500

= 66,9%

Jadi apabila perusahaan mengalami penurunan penjualan

sebesar 66,9 % atau kurang yang dihitung dari penjualan yang

dianggarkan, perusahaan belum menderita kerugian.

B.                  Pembahasan Masalah

Page 22: seminar manajemen operasional

Selanjutnya berdasarkan analisa laporan keuangan diatas,

beberapa sebab dari permasalahan yang timbul pada perusahaan

kerupuk ini adalah :

1.      Kurangnya tenaga kerja yang produktif

2.      Sempitnya lahan yang di pergunakan dalam proses produksi

3.      Kegiatan produksi masih terkendala dengan musim yang tidak

menentu.

Hal-hal tersebut diatas dapat menimbulkan dampak bagi pengusaha

kerupuk, antara lain :

1.      Tidak terpenuhinya produksi sesuai permintaan konsumen

2.      Adanya keterlambatan produksi akibat dari cuaca yang tidak

menentu

BAB. VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan hasil penelitian, maka

penulis dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :

Page 23: seminar manajemen operasional

1.         Industri Kerupuk berada pada Break Even Point ( BEP ) yaitu

pada penjualan 51.500 bungkus kerupuk atau dalam rupiah

penjualan sebesar Rp. 72.300.000,-

2.         Dari perhitungan menggambarkan bahwa pada penjualan tahun

2010 sebesar Rp. 72.300.000,- dikurangi biaya variabel sebesar

Rp. 6.780.000 dan biaya tetap sebesar Rp. 11.780.000 ,-

sehingga laba atau keuntungan yang diperoleh pada tahun 2010

adalah sebesar Rp. 53.740.000 ,-

3.         Margin Of Safety atau batas keamanan secara totalitas

sebesar ( 100 % - 66,9% ) adalah 33,1 % dari total penjualan

yang direncanakan atau apabila perusahaan mengalami penurunan

penjualan sebesar 66,9 % atau kurang yang dihitung dari

penjualan yang dianggarkan, dalam hal ini perusahaan belum

menderita rugi.

B.       Saran

Ada beberapa saran yang disampaikan sebagai bahan

pertimbangan bagi pimpinan Indsutri kerupuk adalah sebagai

berikut :

1.         Untuk tahap berikutnya perusahaan dapat memperhitungkan

titik impas atau Break Even Point baik kuantitas maupun jumlah

penjualan minimal yang harus dilakukan sebagai pedoman

perencanaan laba perusahaan dimasa yang akan datang.

2.         Karena pada dasarnya konsumen lebih memilih produk yang

berkualitas baik, jadi agar produk kerupuk lebih diminati maka

Industri kerupuk harus meningkatkan kualitas produknya, karena

di Kabupaten Bulungan sendiri sudah banyak bermunculan

industri-industri pembuatan kerupuk.

3.         Untuk lebih meningkatkan penjualan maka yang perlu

dilakukan adalah dengan menambah jumlah produksi yang

Page 24: seminar manajemen operasional

dihasilkan dan juga harus diikuti dengan peluasan daerah

pemasarannya.