Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
PEMBUATAN DATA BASE EVALUASI DOSIS RADIASI PERORANGAN
(EVADOS)
Disampaikan pada Seminar Keselamatan Nuklir BAPETEN
23 Agustus 2006
Oleh :
Mutiara Solichah, Wita Kustiana, Arifin M. Wibowo
ABSTRAKTelah dibuat database evaluasi dosis radiasi perorangan EVADOS yang terintegrasi dengan system B@LI’S Online, database ini memuat laboratorium pemroses monitor perorangan, instansi pengguna, pekerja radiasi dan dosis radiasi yang diterima. EVADOS bertujuan mempermudah dan mempercepat evaluasi dosis monitor perorangan, terintegrasinya Sistem Informasi Manajemen (SIM) evaluasi dosis pekerja radiasi dengan B@LI’S online serta komputerisasi laporan dosis laboratorium pemroses. EVADOS dapat juga digunakan untuk bahan persiapan inspeksi, proses perizinan dan bahan pengkajian.Kata Kunci: Evaluasi dosis, komputerisasi, SIM, B@LI’S Online.
ABSTRACTDatabase of personal radiation exposure EVADOS which integrated with B@LI’S Online has been made. The database is consisting of Provider Laboratory, facilities, radiation worker and dose exposure. The objectives of EVADOS are to evaluate dose report from the provider laboratory faster and easier, to integrate management information system (SIM) with B@LI’S and also to computerize dose report. EVADOS can be used for preparing inspection, licensing process and assessment. Keyword : Evaluate dose, computerize, SIM, B@LI’S Online.
666
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
I. PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya penggunaan tenaga nuklir baik di bidang industri, kesehatan
dan penelitian, maka menyerap banyak pekerja radiasi yang bekerja di bidang tersebut.
Sampai saat ini di Indonesia terdapat sekitar 13.000 pekerja radiasi.
Dalam Undangundang No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran1) disebut Badan
Pengawas yang dalam hal ini BAPETEN mempunyai tujuan yang salah satu adalah
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja anggota masyarakat serta perlindungan
terhadap lingkungan. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan seluruh pekerja
radiasi akibat paparan radiasi yang mereka terima selama bekerja, diperlukan suatu
perangkat yang secara komprehensif dapat mencapai tujuan tersebut. Salah satu
perangkat tersebut adalah Database Evaluasi Dosis radiasi perorangan yang selanjutnya
disebut EVADOS.
Adapun pembuatan EVADOS bertujuan: (1). untuk mempermudah dan mempercepat
evaluasi dosis monitor perorangan yang dilaporkan oleh laboratorium pemroses ke
BAPETEN pada periode tertentu, sehingga hasil evaluasi akurat dan dapat segera
ditindaklanjuti oleh BAPETEN dan instansi terkait dimana pekerja radiasi tersebut berada.
(2) Tersedianya Sistem Informasi Manajemen (SIM) evaluasi dosis pekerja radiasi yang
terintegrasi dengan B@LI’S online. (3) Komputerisasi laporan laboratorium pemroses
yang disampaikan ke BAPETEN, sehingga dimasa mendatang laporan dan data nilai
dosis tersebut dapat berbentuk data elektrik disamping dalam bentuk hard copy.
EVADOS dibuat dalam sistem WEB dan online. Secara umum EVADOS memuat
data laboratorium pemroses monitor perorangan, instansi, pekerja radiasi, dan dosis
pekerja radiasi. pekerja radiasi yang masuk dalam EVADOS diberi Nomor Pekerja
Radiasi (NPR) yang tunggal (unique) sebagai nomor identitas (Identity number) dan
melekat selamanya.
Evaluasi laporan dosis pekerja radiasi yang diterima BAPETEN dari tahun 2004
sampai Juni 2006 dengan menggunakan EVADOS didapat pekerja radiasi yang telah
melebihi batas dosis sebanyak 16 Kasus, ditemukan sebanyak 91 buah dengan nomor
monitor perorangan yang sama dan ada 6 buah instansi yang belum mengirim hasil
pembacaan dosis. Semua kasus tersebut ditindaklanjuti secara tertulis maupun dengan
inspeksi. EVADOS dapat juga digunakan untuk bahan persiapan inspeksi, proses
perizinan dan bahan pengkajian
II. TINJAUAN PUSTAKA
667
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
Berdasarkan Undangundang nomor 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran pasal
14, ayat 1 disebutkan bahwa Pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir
dilaksanakan oleh Badan Pengawas, dan dalam pasal 15 b, c dan d Pengawasan yang
dimaksud dalam pasal 14 ditujukan untuk :
• Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta
perlindungan terhadap lingkungan hidup;
• Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir;
• Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir;
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaat Radiasi Pengion2) Bab III Sistem Pembatasan Dosis
pasal 3 disebutkan: untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota
masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup pengusaha instalasi yang
melaksanakan setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang dapat mengakibatkan
penerimaan dosis radisi harus memenuhi prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan
sebagai berikut:
a. Setiap pemanfaat tenaga nuklir harus mempunyai manfaat lebih besar dibandingkan
dengan resiko yang ditimbulkan;
b. Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak melebihi nilai batas
dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas;
c. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus
dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi
ditekan serendahrendahnya.
Selanjutnya dalam pasal 10 disebutkan bahwa:
(1) Pengusaha instalasi harus mewajibkan setiap pekerja radiasi untuk memakai
peralatan pemantau dosis perorangan, sesuai dengan jenis instalasi dan sumber
radiasi yang digunakan;
(2) Peralatan pemantau dosis perorangan harus diolah dan dibaca oleh instansi atau
badan yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas.
Dalam pasal 11 menyebutkan :
(1) Hasil pengolahan dan pembacaan peralatan pemantau dosis perorangan harus
disampaikan kepada pengusaha instalasi dan Badan Pengawas;
(2) Pengusaha instalasi harus mengevaluasi hasil pemantau dosis perorangan;
(3) Apabila dari hasil evaluasi terdapat dosis berlebih, pengusaha instalasi harus
melaksanakan tindak lanjut;
(4) Badan Pengawas dapat melakukan pemeriksaan apabila dari hasil evaluasi terdapat
dosis berlebih.
668
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
Dalam Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 01/KaBAPETEN/V99 tentang
Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi3), evaluasi dosis dilakukan tehadap
Pekerja radiasi, penyinaran khusus dan anggota masyarakat. Adapun Nilai Batas Dosis
(NBD) pekerja radiasi ditetapkan sebagai berikut:
1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 50 mSv (50000 mrem) / tahun
2. Wanita usia subur < 13mSv /13 minggu
3. Wanita Hamil < 10 mSv atau atau kondisi kerja kategori B
4. Penyinaran lokal < 50 mSv /tahun; organ tubuh ratarata < 500 mSv / tahun,
Lensa Mata < 150 mSv /tahun, kulit < 500mSv /tahun per 100 cm2 dan tangan,
lengan, kaki, dan tungkai 500mSv /tahun
5. Siswa dan Magang usia > 18 tahun, NBD sesuai poin 14
6. Siswa 1618 tahun 0,3 dari NBD poin 14,
7. Siswa < 16 tahun NBD sesuai NBD anggota masyarakat, atau 0,01 dari NBD anggota
masyarakat sekali penyinaran, atau 0,1 dari NBD anggota masyarakat pertahun
Adapun Nilai Batas Dosis (NBD) Penyinaran Khusus ditetapkan sebagai berikut:
1. Untuk Pekerja kategori A,
2. < (2 x NBD Pekerja) setahun,
3. < (5 x NBD Pekerja) Seumur hidup.
Tidak berlaku bila dosis:
1. 1 tahun sebelumnya > NBD,
2. > 5 x NBD,
3. Wanita usia subur atau menolaknya.
Adapun Nilai Batas Dosis NBD masyarakat umum ditetapkan sebagai berikut :
• Penyinaran seluruh tubuh < 5 mSv /tahun,
• Penyinaran lokal < 5 mSv /tahun ; organ tubuh ratarata < 50 mSv / tahun,
– Lensa Mata < 15 mSv /tahun,
– Kulit < 50mSv /tahun per 100cm2,
– Tangan,lengan,kaki,dan tungkai 50mSv /tahun.
Menurut Basic Safety Standards No. 1154) evaluasi dosis dilakukan tehadap
Pekerja radiasi, paparan medis dan anggota masyarakat. Adapun Nilai Batas Dosis
(NBD) pekerja radiasi ditetapkan sebagai berikut:
1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 20 mSv /tahun selama 5 tahun berurutan,
2. Dosis efektif < 50 mSv /tahun dalam 1 tahun,
3. Lensa Mata < 150 mSv /tahun, kulit < 500mSv /tahun dan tangan, lengan, kaki, dan
tungkai 500mSv /tahun.
4. Siswa dan pegawai magang usia < 18 tahun,
669
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
• Penyinaran Seluruh Tubuh < 6 mSv /tahun
• Lensa Mata < 50 mSv /tahun dan kulit < 150 mSv / tahun
Adapun Nilai Batas Dosis NBD Masyarakat umum adalah sebagai berikut:
1. Penyinaran Seluruh Tubuh < 1 mSv /tahun,
2. Dosis efektif < 5 mSv /tahun dalam 1 tahun,
3. Lensa Mata < 15 mSv /tahun dan kulit < 50 mSv /tahun.
III. METODOLOGI PEMBUATAN EVADOS
Metodologi pembuatan database evaluasi adalah sebagai berikut, informasi
informasi, alur, kewenangan, serta parameterparameter yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung dalam proses pengevaluasian dosis dikumpulkan sebagai bahan
acuan dalam membuat database evaluasi dosis. Keseluruhan informasi tersebut
dituangkan dalam sistem informasi manajemen (SIM) database evaluasi dosis
(EVADOS).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) Database Evaluasi Dosis (EVADOS)
Database evaluasi dosis merupakan bagian dari sistem komputerisasi yang
diterapkan BAPETEN dalam proses pengawasan yaitu B@LI’S (BAPETEN Licensing
Inspection System). Sebagai salah satu bagian dari B@LI’S maka secara umum SIM
database evaluasi dosis juga memiliki kemiripan dengan induknya salah satunya adalah
database ini tidak hanya dapat diakses oleh evaluator secara jaringan juga dapat diakses
oleh user dan instansi secara online. Secara umun informasiinformasi yang dijadikan
acuan terdiri dari:
1. Alur Pengevaluasian Dosis Pekerja
Dalam proses pengevaluasian dosis pekerja, BAPETEN memeriksa lembaran
lembaran hasil evaluasi dosis pekerja yang telah dievaluasi oleh laboratorium pemroses.
Dari hasil evaluasi tersebut BAPETEN mengecek apakah terdapat dosis yang melebihi
NBD (SK 01/KaBapeten/V99). Apabila ditemukan dosis pekerja yang melebihi NBD
maka BAPETEN akan menegur pekerja melalui instansi tempat bekerja beserta hasil tes
kesehatan. Lembaranlembaran hasil evaluasi kemudian diarsip.
2. Ketentuan Umum
Ketentuanketentuan umum yang dijadikan acuan dalam proses pembuatan
database dosis yaitu:
670
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
• Seluruh pekerja radiasi mempunyai nomer identitas yang bersifat unik yang
melekat seumur hidup meskipun pekerja tersebut pindah jenis pekerjaan maupun
instansi. Nomer tersebut adalah Nomer Pekerja Radiasi (NPR);
• Nomor Monitor Perorangan (MP) diberikan oleh laboratorium pemroses dengan
penulisan MP (No.FB/TLD);
• Seorang pekerja radiasi boleh bekerja di instansi yang berbeda maksimal tiga
buah instansi;
• Dalam satu instansi seorang pekerja radiasi hanya boleh memiliki satu buah MP;
• Masingmasing MP digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dalam satu
instansi.
3. Alur Data Database Evaluasi Dosis dalam B@LI’S
Alur data database EVADOS dilingkungan BAPETEN terlaksana ketika lembaran
hasil evaluasi dari laboratorium pemroses telah dievaluasi oleh evaluator kemudian data
tersebut diinput dalam database EVADOS kemudian hasil input dosis dicek apakah
melebihi nilai batas dosis (NBD), jika melebihi NBD maka akan ditindaklanjuti. Pengguna
yang mengakses EVADOS ini terbagi menjadi user dan inspektur. User terdiri dari:
• Pengguna izin (Instansi dan pekerja radiasi),
• Administrasi izin (DPFRZR BAPETEN),
• Laboratorium pemroses,
• Administrasi EVADOS (DI2BN BAPETEN).
Masingmasing pengguna mempunyai hak akses yang telah ditentukan
berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab
4. Parameter EVADOS
Parameter keseluruhan isi dari database EVADOS terdiri dari :
• Level Akses Pengguna;
Sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab level akses terbagi
menjadi:
o Level 1 untuk administrasi izin, berhak mengakses database, menginput
data baru pemegang izin;
o Level 2 untuk Inspektur BAPETEN, hanya diperbolehkan melihat hasil
evaluasi dosis inspektur tersebut;
o Level 3 untuk Pemegang izin, hanya diperbolehkan melihat hasil evaluasi
dosis sesuai instansi dan pekerja masingmasing;
671
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
o Level 4 untuk Laboratorium pemroses, hanya diperbolehkan melihat hasil
evaluasi dosis berdasarkan laboratorium masingmasing;
o Level 5 untuk Administrasi EVADOS, mempunyai hak penuh dalam
mengkases database seperti menginput nama pekerja, instansi, dan
hasil evaluasi dosis.
• Data Pekerja Radiasi;
Pekerja radiasi akan memiliki sebuah nomer identitas unik yang akan
melekat seumur hidup yaitu NPR (Nomer Pekerja Radiasi). Dalam data
tersebut meliputi data diri pekerja seperti alamat tinggal, tempat tanggal lahir,
jenis kelamin, status aktif non aktif, dan sebagainya.
• Instansi Pengguna;
Instansi pengguna dibagi menjadi empat kategorisasi instansi, kategorisasi
tersebut antara lain:
o Industri (Kode: IND);
o Kesehatan (Kode: KES);
o Penelitian (Kode: LIT) terdiri dari:
Penelitian IBN,
Penelitian FR.
o Lainlain (Kode: LL) terdiri dari:
Inspektur,
Petugas Penanggulangan Kecelakaan,
Universitas dan Pusdiklat.
• Laboratorium Pemroses;
Laboratorium pemroses di Indonesia saat ini berjumlah enam laboratorium,
laboratorium tersebut antara lain:
o Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya;
o Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta dalam EVADOS dibagi
menjadi beberapa wilayah yaitu:
Wilayah DKI Jakarta;
Wilayah Jawa Barat;
Wilayah Jawa Tengah;
Wilayah Kalimantan Barat;
Wilayah Lampung;
672
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
Wilayah DI Yogyakarta;
Wilayah Sumatra Selatan.
o Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makasar;
o Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Medan dalam EVADOS dibagi
menjadi beberapa wilayah yaitu:
Wilayah NAD;
Wilayah Sumatra Utara;
Wilayah Sumatra Barat;
Wilayah Jambi;
Wilayah Riau;
Wilayah Bengkulu;
o PTKMR;
o PTLR.
o Lainlain (Laboratorium Pemroses Luar Negeri)
• Data Dosis;
Data dosis terdiri dari:
o Data dosis menampilkan data dosis per pekerja, per instansi, dan per
laboratorium pemroses;
o Perhitungan berdasarkan periode waktu, dan diakumulasikan per dua
belas bulan terakhir ;
o Jika pekerja memilik lebih dari satu MP maka akan dihitung akumulasi
total keseluruhan MP tersebut;
o Kategori dosis (dosis levelling) terdiri dari:
0 – 2000 mrem (Warna hijau, kondisi dibawah NBD);
2000 – 4000 mrem (Warna kuning, kondisi diperhatikan);
> 4000 mrem (warna merah, kondisi dimintakan penjelasan dan
ditindaklanjuti)
• Transfer File.
Database EVADOS mempunyai kemudahan dalam menginput serta
mempercepat evaluasi yaitu dengan menggunakan metode transfer file
langsung melalui email sesuai format file dan kolomkolom yang telah
ditentukan. Format file yang ditentukan yaitu format XLS (Microsoft Excel).
Diharapkan para laboratorium pemroses dapat mengirimkan file hasil
evaluasi tersebut kepada BAPETEN dalam mempercepat evaluasi dan tindak
lanjut.
673
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
IV. PEMBAHASAN
Dengan adanya data base evaluasi dosis (EVADOS), proses evaluasi dosis
pekerja radiasi menjadi lebih efektif dan efisien. Dari hasil evaluasi dengan menggunakan
database semenjak tahun 2004 hingga saat ini, diperoleh beberapa kasus sebagai
berikut :
1. Kasus over dosis: 16 orang yang berasal dari 8 instansi yang berbeda
2. Kasus penomoran Film Bagde sama: 91 buah
3. Kasus Instalasi yang belum mengirimkan hasil pembacaan dosis karena
laboratorium pemrosesnya berada di luar negeri: 6 instalasi
Untuk menindaklanjuti kasus – kasus tersebut, Direktorat Inspeksi Instalasi
Bahan Nuklir BAPETEN mempunyai wewenang untuk meminta kejelasan / kronologi
kejadian yang menyebabkan kasus tersebut terjadi melalui surat atau Nota Dinas yang
ditembuskan ke Direktorat Perijinan dan Direktorat Inspeksi. Tindak lanjut berikutnya
seperti verifikasi ke instansi terkait atau tindakan lain terkait dengan masalah perijinan
dilakukan oleh Direktorat Inspeksi dan Direktorat Perijinan.
Dari data pekerja radiasi yang terdapat dalam EVADOS ditemukan beberapa
penulisan nama pekerja radiasi yang identik atau hampir sama dan bekerja di beberapa
instansi. Karena penulisan namanya berbeda – beda di masing – masing instansi dan
ketidakyakinan bahwa pekerja radiasi tersebut adalah orang yang sama maka
diasumsikan setiap nama tersebut adalah orang yang berbeda. Dengan demikian
akumulasi dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tersebut adalah akumulasi
dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam satu instansi.
Untuk mengantisipasi terjadinya kasus over dosis, setiap pekerja radiasi perlu
diberikan Nomor Pekerja Radiasi (NPR) yang menjadi identitas pekerja radiasi tersebut.
NPR menggunakan penomoran 6 digit dan unique yang melekat di setiap pekerja radiasi
selamanya. Meskipun pekerja radiasi tersebut pindah kerja ke instansi lain namun NPR
nya tidak berubah. Sebelum NPR diberikan perlu adanya konfirmasi dari pekerja radiasi
yang bersangkutan ataupun dari instansi terkait sehingga satu orang pekerja radiasi
hanya mempunyai satu NPR saja. Dengan adanya NPR ini diharapkan kasus over dosis
yang menimpa pekerja radiasi yang bekerja dibeberapa instansi dapat terdeteksi.
Beberapa permasalahan yang ada atau masih belum teratasi dengan adanya
EVADOS antara lain:
• EVADOS hanya mengevaluasi penerimaan dosis radiasi eksterna saja, sedangkan
dosis radiasi internal yang diterima pekerja radiasi masih belum terevaluasi,
674
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
• Berdasarkan BSS 115, pengawasan seharusnya juga meliputi pengawasan paparan
khusus (paparan yang diterima seorang pasien pada saat terapi pengobatan) dan
paparan untuk masyarakat namun pengawasan ini masih belum dilakukan oleh
BAPETEN,
• Dari hasil sinkronisasi EVADOS dengan B@LI’S, diketahui adanya beberapa instansi
yang terdata di B@LI’S namun tidak terdata di EVADOS atau sebaliknya dan juga
terdapat pekerja radiasi yang terdata di B@LI’S namun tidak terdata di EVADOS
(belum ada data paparan radiasi yang diterima pekerja tersebut).
Mengingat permasalahan – permasalahan tersebut di atas dan jumlah pekerja
radiasi yang selalu bertambah dari tahun ke tahun sehingga input data pun semakin
bertambah serta untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada, maka EVADOS
perlu dikembangkan setiap tahun.
Selain itu, untuk mempercepat terdeteksinya suatu kasus, diharapkan di tahun
mendatang pihak laboratorium pemroses dapat mengirimkan hasil pembacaan dosis
pekerja radiasi secara elektrik (via internet atau email), namun demikian proses input
data masih tetap dilakukan oleh BAPETEN.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan halhal sebagai berikut:
1. EVADOS sangat berguna dalam mendukung penerapkan Electronic Government (e
gov)
2. EVADOS dapat mempermudah pengawasan terhadap pekerja radiasi dan
masyarakat
3. EVADOS dapat memberikan pelayanan lebih baik kepada user
4. EVADOS dapat digunakan jika BSS 115 diterapkan.
Selain itu perlu kami menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. EVADOS masih perlu dikembangkan mengingat saat ini hanya menyangkut dosis
radiasi ekternal pekerja radiasi
2. Kami menghimbau kepada laboratorium pemroses dapat mengirimkan laporan
evaluasi dosis ke BAPETEN selain dalam bentuk hardcopy juga dalam bentuk
softcopy
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Undangundang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran,
675
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
2. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Terhadap Pemanfaat Radiasi Pengion,
3. Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 01/KaBAPETEN/V99 tentang Ketentuan
Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi,
4. International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for
Safety of Radiation Sources, IAEA, Vienna 1996.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesarsebesarnya kepada
1. Direktur DIIBN yang telah mengijinkan kegiatan pembuatan database ini.
2. Sdr. Rizal Palapa, Abdul Qohar, Widi Laksmono dan Moh. Tahril Aziz yang telah
membantu dalam pembuatan database ini.
3. Sub. Bidang Database dan Informasi Biro Perencanaan BAPETEN yang telah
memberi bantuan dan dukungan dalam mengintegrasikan database ini ke dalam
B@LI’S.
4. Pihak – pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberi
masukan dalam pembuatan database.
676